RE: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-12 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Kang Abah yang baik,

Banyak lulusan ITB yang telah saya bimbing tugas akhir di geothermal tapi 
rupanya mereka terserap habis di kumpeni?

Salam,

YSY

 

From: Sukendar Asikin [mailto:asikin_suken...@yahoo.com] 
Sent: Monday, March 12, 2012 11:16 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 

Informasi unt abah :

Pada tahun 2000 sayat kebetulan menjabat dekan FTM di UPN Yogyakarta. Kami 
mendapat kepercayaan unt mendirikan pusat penelitian geologi panasbumi. Pusat 
penelitian itu menggabungkan 2 jurusan, geologi dan TM. Dengan kerjasama dengan 
Pertamina dan dibiayai oleh Pertamina kita membangun lab penelitian. Kita juga 
mendapat

superfisi dri Pertamina ( pk Yogi dan pernah juga pk Basukin Puspo ). Sebagai 
bahan studi/penelitian diambil Kamojang yang datanya sudah banyak dengan 
ultimate goal pengembangan lapangan. Jadi memang pure research dengan harapan 
UPN dapat mencetak geologists-2 yang mengkhususkan diri ke geothermal. Tetapi 
setelah saya selesai menjabat dan kembali ke induk. Rupanya tidak ada yg 
melanjutkan. Mungkin kesulitan mencari dana, atay Pertamina tidak memperpenjang 
kontrak kerjasamanya. 

Jadi kesimpulannya: wajar kalau Abah tidak menemukan geologists panasbumi. 
Pendidkan yg mengkhususkan panasbumi tidak/belum ada.

Tapi sekarang saya tidak tahu? Dulu yg dipake alasan adalah potensi panasbumi 
yg melimpah, no 2 setelah US.  Jadi gimana ya?

Sent from my iPad


On 12 Mar 2012, at 10:06, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 

 


  _  


Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

si Abah

 Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

 Dan saya setuju lagi Pak Franc!
 Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
 memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
 pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
 geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
 tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
 all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
 Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
 Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
 potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena
 rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
 daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
 geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
 rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
 oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
 alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
 malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
 batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
 sedikit.. hehe.. 


 Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
 londobali..  hehehe..

 Salam,
 WHY



 
 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

 dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
 paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

 dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
 masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
 efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.

 selamat ber akhir pekan,
 frank





 
 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Betul Pak Franc, 

 Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
 sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
 sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
 kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
 dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
 ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
 menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
 energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
 atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
 atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.

 Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
 juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
 diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
 dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
 bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
 bisa disaingi, masih jauh

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-12 Terurut Topik Sad Agus
Yth, Abah,

Apakah jumlah geologist (tenaga ahli) nya berhubungan langsung dengan besar 
potensi energy di suatu wilayah? Khususnya geothermal... saya cuman berpikir 
sekilas, kalau mungkin saja temen2 geologist geothermal pada lari ke 
hidrocarbon; jadi belum tentu kalau tenaga ahli kurang berarti potensi energy 
nya juga kecil toh?

Sad Agus

On Mar 12, 2012, at 10:06 AM, Yanto R. Sumantri wrote:

 
 
 Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
 Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
 Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?
 
 si Abah
 
  Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 
 
  Dan saya setuju lagi Pak Franc!
  Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
  memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
  pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
  geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
  tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
  all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
  Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
  Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
  potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena
  rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
  daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
  geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
  rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
  oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
  alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
  malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
  batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
  sedikit.. hehe.. 
 
 
  Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
  londobali..  hehehe..
 
  Salam,
  WHY
 
 
 
  
  From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..
 
  dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
  paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).
 
  dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
  masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
  efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
 
  selamat ber akhir pekan,
  frank
 
 
 
 
 
  
  From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Betul Pak Franc, 
 
  Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
  sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
  sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
  kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
  dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
  ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
  menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
  solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
  energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
  solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
  atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
  atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.
 
  Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
  barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
  juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
  diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
  dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
  bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
  bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
  cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
  banyak yang beralih. 
 
  Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
  mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
  secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
  langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin,
  siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus,
  dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang
  tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
  geothermal dan nuklir. 
  Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
  saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
  dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
  untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah
  supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
  terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum
  ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale.
  Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
  dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
  lainnya dalam

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Bandono Salim
Pltn, paling hemat. Kalao tidak kapal selam dan kapal induk ndak bakal pake itu 
energi.
Aman? Bagaimana kita merawat dan mendesain.
Bahan baku, banyak di ini negeri, sisa tailing timah, penuh dgn bahan nuklirnya.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Bandono Salim
Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau 
dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung 
digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan 
untuk elektrolysa.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
satu lagi tadi lupa.  yang disebutkan Pak Wayan (WHY),
energy potential  air,  ini salah satu bank energy yang baik.  dan 
penyimpanannya bisa bertahap.  Bedanya dengan hydrogen,  volume yang diperlukan 
jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen.  juga 
transportasi nya terbatas.

akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi 
potential air.

fbs




 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

benar Pak Avi.

hampir lupa energy nuclear.

fbs




 From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe selalu terlambat mas, kan nurut pbb, imf, word bank, israel, usa, dll. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Sun, 11 Mar 2012 06:04:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Kalau nuklir rencananya baru akan mulai setelah 2020, ya bahan bakunya didunia 
udah tinggal sisa2nya. Kan negara2 lain saat ini juga sdh mulai start dg nuklir 
ini dan butuh bahan baku juga. Akhirnya begitu dibangun reaktornya bahan 
bakunya sulit didapat. Terus gimana
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ismail lia...@indo.net.id
Date: Sun, 11 Mar 2012 02:50:22 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Memang Nuklir belum akan dibangun paling tidak sampai 10 thn kedepan. Ini 
sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga listrik 2010 ~2020 , meskipun kebutuhan 
pembangkit pembangkit baru rata rata 5500. MW pertahun  atau 55000 MW sampai 
2020 nanti maka Nuklir belum akan dibangun masih mengandalkan gas batubara 
Geothermal dan air, jadi kalau mau masuk di pembangkit masih terbuka lebar 
termasuk Geothermal berapapun akan terserap yg merupakan prioritas  sebagai 
pemasok beban dasar listrik. dan mengurangi pembangkit BBM

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: yanto...@yahoo.co.id
Date: Sun, 11 Mar 2012 02:10:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Ikut Nimbrung,

Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan 
mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. 

Geothermal merupakan alternative terbaik.

Yansto Salim 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Yanto R. Sumantri





Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

si Abah

 Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

 Dan saya setuju lagi Pak Franc!
 Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
 memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
 pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
 geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
 tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
 all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
 Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
 Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
 potensi juga sering terbentur dengan isu
 lingkungan karena
 rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
 daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
 geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
 rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
 oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
 alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
 malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
 batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
 sedikit.. hehe.. 


 Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
 londobali..  hehehe..

 Salam,
 WHY



 
 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

 dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
 paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

 dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
 masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
 efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.

 selamat ber akhir pekan,
 frank





 
 From:
 Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Betul Pak Franc, 

 Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
 sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
 sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
 kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
 dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
 ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb
 dapat
 menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
 energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
 atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
 atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.

 Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
 juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
 diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
 dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
 bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
 bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
 cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
 banyak yang
 beralih. 

 Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
 mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
 secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
 langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin,
 siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus,
 dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang
 tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
 geothermal dan nuklir. 
 Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
 saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
 dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
 untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah
 supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
 terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum
 ada yang memiliki
 kapasitas besar untuk power-grid scale.
 Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
 dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
 lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

 Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak
 dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk
 kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat
 off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa air
 kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali
 memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk
 menggerakan turbin air pada saat peak-hours.
  http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Ismail
Mungkin kalau  yg berpengalaman yg muda sdh bekerja semua , sedangkan  yg tua / 
pensiunan pada menikmati pensiunya saja dan jumlahnya sangat  terbatas 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Sun, 11 Mar 2012 20:06:54 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro






Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

si Abah

 Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

 Dan saya setuju lagi Pak Franc!
 Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
 memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
 pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
 geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
 tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
 all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
 Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
 Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
 potensi juga sering terbentur dengan isu
 lingkungan karena
 rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
 daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
 geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
 rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
 oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
 alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
 malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
 batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
 sedikit.. hehe.. 


 Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
 londobali..  hehehe..

 Salam,
 WHY



 
 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

 dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
 paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

 dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
 masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
 efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.

 selamat ber akhir pekan,
 frank





 
 From:
 Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Betul Pak Franc, 

 Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
 sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
 sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
 kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
 dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
 ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb
 dapat
 menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
 energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
 atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
 atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.

 Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
 juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
 diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
 dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
 bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
 bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
 cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
 banyak yang
 beralih. 

 Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
 mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
 secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
 langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin,
 siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus,
 dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang
 tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
 geothermal dan nuklir. 
 Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
 saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
 dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
 untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah
 supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
 terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum
 ada yang memiliki
 kapasitas besar untuk power-grid scale.
 Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
 dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
 lainnya dalam bentuk

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Bandono Salim
Ada Bah, di itb ada 2 Rina dan Ninik.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Sun, 11 Mar 2012 20:06:54 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro





Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

si Abah

 Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

 Dan saya setuju lagi Pak Franc!
 Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
 memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
 pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
 geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
 tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
 all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
 Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
 Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
 potensi juga sering terbentur dengan isu
 lingkungan karena
 rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
 daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
 geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
 rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
 oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
 alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
 malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
 batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
 sedikit.. hehe.. 


 Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
 londobali..  hehehe..

 Salam,
 WHY



 
 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

 dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
 paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

 dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
 masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
 efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.

 selamat ber akhir pekan,
 frank





 
 From:
 Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Betul Pak Franc, 

 Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
 sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
 sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
 kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
 dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
 ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb
 dapat
 menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
 energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
 atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
 atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.

 Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
 juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
 diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
 dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
 bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
 bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
 cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
 banyak yang
 beralih. 

 Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
 mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
 secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
 langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin,
 siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus,
 dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang
 tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
 geothermal dan nuklir. 
 Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
 saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
 dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
 untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah
 supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
 terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum
 ada yang memiliki
 kapasitas besar untuk power-grid scale.
 Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
 dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
 lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

 Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak
 dilakukan sebagai bentuk large-scale

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-11 Terurut Topik Sukendar Asikin
Informasi unt abah :
Pada tahun 2000 sayat kebetulan menjabat dekan FTM di UPN Yogyakarta. Kami 
mendapat kepercayaan unt mendirikan pusat penelitian geologi panasbumi. Pusat 
penelitian itu menggabungkan 2 jurusan, geologi dan TM. Dengan kerjasama dengan 
Pertamina dan dibiayai oleh Pertamina kita membangun lab penelitian. Kita juga 
mendapat
superfisi dri Pertamina ( pk Yogi dan pernah juga pk Basukin Puspo ). Sebagai 
bahan studi/penelitian diambil Kamojang yang datanya sudah banyak dengan 
ultimate goal pengembangan lapangan. Jadi memang pure research dengan harapan 
UPN dapat mencetak geologists-2 yang mengkhususkan diri ke geothermal. Tetapi 
setelah saya selesai menjabat dan kembali ke induk. Rupanya tidak ada yg 
melanjutkan. Mungkin kesulitan mencari dana, atay Pertamina tidak memperpenjang 
kontrak kerjasamanya. 
Jadi kesimpulannya: wajar kalau Abah tidak menemukan geologists panasbumi. 
Pendidkan yg mengkhususkan panasbumi tidak/belum ada.
Tapi sekarang saya tidak tahu? Dulu yg dipake alasan adalah potensi panasbumi 
yg melimpah, no 2 setelah US.  Jadi gimana ya?

Sent from my iPad

On 12 Mar 2012, at 10:06, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 
 
 Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
 Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh 
 Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?
 
 si Abah
 
  Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 
 
  Dan saya setuju lagi Pak Franc!
  Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
  memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
  pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
  geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
  tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
  all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
  Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
  Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
  potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena
  rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
  daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
  geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
  rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
  oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
  alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
  malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
  batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
  sedikit.. hehe.. 
 
 
  Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
  londobali..  hehehe..
 
  Salam,
  WHY
 
 
 
  
  From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..
 
  dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
  paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).
 
  dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
  masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
  efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
 
  selamat ber akhir pekan,
  frank
 
 
 
 
 
  
  From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
  To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
  Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
 
  Betul Pak Franc, 
 
  Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
  sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
  sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
  kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
  dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
  ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
  menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
  solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
  energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
  solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
  atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
  atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.
 
  Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
  barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
  juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
  diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
  dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
  bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
  bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
  cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
  banyak yang beralih. 
 
  Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
  mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
  secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
  langsung tapi masih turunan dari energi surya

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
benar Pak Avi.

hampir lupa energy nuclear.

fbs




 From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik Wayan Heru Young
Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

Dan saya setuju lagi Pak Franc!
Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang memiliki potensinya 
seperti Indonesia.
Untuk kapasitas pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan geothermal 
sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya maupun angin. 
Plus supply energi yang konstan, all day all night, gak peduli cuaca gak peduli 
musim.
Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada potensi juga 
sering terbentur dengan isu lingkungan karena rata-rata berlokasi di pegunungan 
yang cenderung menjadi daerah dilindungi. 
Jadi miris kalau melihat ada proyek geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg 
mengatasnamakan rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan oleh 
profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan alasan geothermal itu 
merusak lingkungannya. Dan sekarang malah mau mengkaji pilihan pembangkit 
berbahan bakar batubara untuk provinsi tersebut.
Maaf malah jadi curhat sedikit.. hehe.. 


Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya londobali..  hehehe..

Salam,
WHY




 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik liamsi
 Dalam pelaksanaannya  Ternyata  Energy Mix itu tdk gampang spt
 teorinya,  sebagai contoh  program Bauran Energi ( Energy mix)
 di Kampungnya  Pak Wayan ( Bali) ini,Bali saat ini membutuhkan listrik kira 
kira 650 MW , dan akan
meningkat cukup tinggi yaitu 10% lebih pertahun pertumbuhannya.
Dengan Energy Mix Bali Bali ini dipenuhi oleh berbagai sumber
energi baik yg ada maupun yg dibawa dari luar Bali , Dari Bali
sendiri ada Geothermal dg cadangan kira kira 200 MW dan bahkan
sudah ada kontrak kira kira 175 MW yg seharusnya sdh nyala 2010
sesuai dengan COD nya, tapi sampai saat ini masih belum bisa
berjalan. Kemudian juga dg Gas yaitu untuk PLTG sebanyak kira
kira 300 MW dari PLTG Pemaron , Gilimanuk dan Pesanggaran ,
Disamping itu ada Kiriman Listrik dari Jawa ( kabel bawah laut
) kira kira 200 MW , baru sisanya dg BBM (PLTD)Karena Energy Mix nya tidak 
jalan  spt  Geothermal tidak jalan
, Gas tidak datang , maka semua yg ada harus minum dg BBM
khususnya HSD. Akibatnya Pembangkit tersebut salah Minum
seharusnya minum Gas diberi minum BBM ( dual firing ) akibatnya
biaya produksinya meningkat tajam . Apabila Geothermal tsb bisa
jalan sesuai jadwal , maka akan dapat menggantikan  BBM , dan
kira kira akan menghemat 2 Triliun lebih pertahun dibandingkan
dg BBM /HSD ( dg harga HSD 8000 Rp /liter dan Geothermal 800
Rp/Kwh ) , Karena Energy Mix tsb tidak jalan sedangkan listrik
Bali tidak boleh Padam maka cara yg paling gampang dan cepat
minta tambahan kiriman listrik dari Jawa dg menambah kapasitas
kabel bawah lautnyajadi Bali ini rawan sekali tinggal
sekali Klik putus itu aliran listrik dari jawa ke Bali yg
mengakibatkan Bali Peteng Ndedet.( kembali Gelap gulita ).Di P. Nusa Penida 
dulu pernah ada pembangkit sistem Hibrid
yaitu kombinasi Solar , Angin dan Diesel yg akan beropearsi
secara otomatis , apabila hujan sinar matahari tidak ada ,
angin juga lagi masok angin ( tidak ada angin ) baru si Diesel
beroperasi secara otomatis untuk membackupnya.karena
pembangkit sistem ini cocok untuk daerah yg isolated dg
kebutuhan listrik sedikit

ISM




 Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

 Dan saya setuju lagi Pak Franc!
 Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
 memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
 pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
 geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
 tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
 all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
 Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
 Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
 potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena
 rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
 daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
 geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
 rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
 oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
 alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
 malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
 batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
 sedikit.. hehe.. 


 Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
 londobali..  hehehe..

 Salam,
 WHY



 
 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

 dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
 paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

 dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
 masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
 efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.

 selamat ber akhir pekan,
 frank





 
 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
 Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Betul Pak Franc, 

 Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
 sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
 sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
 kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
 dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
 ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
 menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
 energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
 atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
 atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.

 Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik Wayan Heru Young
Ya, salah satunya untuk mencoba merayu DPRD itu makanya menteri pariwisata 
tiba-tiba jadi menteri energi.. Mungkin dikira kalau sesama orang bali akan 
lebih gampang di negosiasi.. 
Gubernur gubernur juga yang awalnya masih setuju penuh dengan geothermal 
tiba-tiba jadi Say NO to geothermal, karena sudah dekat-dekat pilgub dan 
koran lokal cenderung memihak anti-geothermal. 
Pernah ada headline di koran lokal: Baru explorasi geothermal saja daerah 
Bedugul sudah tambah panas, apalagi kalau nanti jadi beroperasi.
Padahal itu si wartawan mengutip ucapan pemuda LSM di lingkungan Bedugul yang 
kurang paham juga, tapi karena ditulis sebagai Head-line halaman pertama, 
seolah-olah itu adalah pendapat umum masyarakat Bali.

Susahnya lagi para aktifis ini seperti ketagihan bilang TIDAK.. dijelaskan 
dari sisi manapun jawabannya TIDAK!.. malah mendiskreditkan penelitian2 dan 
contoh2 kasus dengan ngeles bahwa ini bukan masalah teknis dan 
hitung-hitungan, ini sudah masuk ke politik dan hukum mass-tourism.. dst..dst..
Lah.. jelas2 msalahnya teknis: feasible atau tidak dan merusak lingkungan 
(AMDAL) atau tidak, kok dibawa2 ke politik.. pantes saja masalahnya tidak 
selesai-selesai..
Bahkan seorang profesor di universitas setempat membuat hitung-hitungannya 
sendiri dan mengatakan bahwa kapasitas geothermal di Bedugul tidak memadai.
Padahal dia bukan ahli geothermal, dan lagi, logikanya kalaupun tidak memadai, 
seharusnya tidak usah ditolak pun pihak investor yang akan kabur duluan. 
Parahnya, laporan bapak profesor ini dipakai salah satu alasan oleh DPRD 
(yang lebih tidak mengerti geothermal) untuk menolak..

Mengenai pembangkit Hybrid di Pulau Nusa Penida itu sama seperti kebanyakan 
proyek energi alternatif di Indonesia (atau malah semua macam proyek di 
Indonesia ya?):
Dana pembangunan ada, tapi tidak menganggarkan dana perawatan, jadinya baru 
sebentar beroperasi sudah pincang.
Kalau tidak salah sekarang malah full pakai diesel saja disana, turbin dan 
panel suryanya hanya jadi pajangan. 
Yang lagi-lagi jadi bad-publicity bagi energi alternatif di koran lokal: 
tenaga surya dan angin tidak reliable, baru sebentar dipasang sudah rusak
Padahal karena tidak dianggarkan montirnya, sedangkan genset diesel tinggal 
bawa mekanik dari bengkel sebelah juga sudah bisa dirawat.



 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 8:32 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 
Dalam pelaksanaannya  Ternyata  Energy Mix itu tdk gampang spt
teorinya,  sebagai contoh  program Bauran Energi ( Energy mix)
di Kampungnya  Pak Wayan ( Bali) ini,Bali saat ini membutuhkan listrik kira 
kira 650 MW , dan akan
meningkat cukup tinggi yaitu 10% lebih pertahun pertumbuhannya.
Dengan Energy Mix Bali Bali ini dipenuhi oleh berbagai sumber
energi baik yg ada maupun yg dibawa dari luar Bali , Dari Bali
sendiri ada Geothermal dg cadangan kira kira 200 MW dan bahkan
sudah ada kontrak kira kira 175 MW yg seharusnya sdh nyala 2010
sesuai dengan COD nya, tapi sampai saat ini masih belum bisa
berjalan. Kemudian juga dg Gas yaitu untuk PLTG sebanyak kira
kira 300 MW dari PLTG Pemaron , Gilimanuk dan Pesanggaran ,
Disamping itu ada Kiriman Listrik dari Jawa ( kabel bawah laut
) kira kira 200 MW , baru sisanya dg BBM (PLTD)Karena Energy Mix nya tidak 
jalan  spt  Geothermal tidak jalan
, Gas tidak datang , maka semua yg ada harus minum dg BBM
khususnya HSD. Akibatnya Pembangkit tersebut salah Minum
seharusnya minum Gas diberi minum BBM ( dual firing ) akibatnya
biaya produksinya meningkat tajam . Apabila Geothermal tsb bisa
jalan sesuai jadwal , maka akan dapat menggantikan  BBM , dan
kira kira akan menghemat 2 Triliun lebih pertahun dibandingkan
dg BBM /HSD ( dg harga HSD 8000 Rp /liter dan Geothermal 800
Rp/Kwh ) , Karena Energy Mix tsb tidak jalan sedangkan listrik
Bali tidak boleh Padam maka cara yg paling gampang dan cepat
minta tambahan kiriman listrik dari Jawa dg menambah kapasitas
kabel bawah lautnyajadi Bali ini rawan sekali tinggal
sekali Klik putus itu aliran listrik dari jawa ke Bali yg
mengakibatkan Bali Peteng Ndedet.( kembali Gelap gulita ).Di P. Nusa Penida 
dulu pernah ada pembangkit sistem Hibrid
yaitu kombinasi Solar , Angin dan Diesel yg akan beropearsi
secara otomatis , apabila hujan sinar matahari tidak ada ,
angin juga lagi masok angin ( tidak ada angin ) baru si Diesel
beroperasi secara otomatis untuk membackupnya.karena
pembangkit sistem ini cocok untuk daerah yg isolated dg
kebutuhan listrik sedikit

ISM




 Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 

 Dan saya setuju lagi Pak Franc!
 Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
 memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
 pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
 geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
 tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik yantosal
Ikut Nimbrung,

Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan 
mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. 

Geothermal merupakan alternative terbaik.

Yansto Salim 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik ecep suryana
Ikut nimbrung jg.sy pikir diferensiasi energi baruterbarukan khususnya 
pemenuhan kebutuhan akan energi listrik kawasan pesisir maka alternatif energi 
arus laut memungkinkan konversi tenaga kinetik massa air laut menjadi tenaga 
listrik.malah salahsatu alumni 
ITB dr oseanografi telah mengembangkan turbin pembangkit yg bisa bekerja dgn 
arus 0.3m/s yg bs menghasilkan 5000w...lumayanlah

Wslkm
ES

Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit

From: yanto...@yahoo.co.id ; 
To: ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent: Sun, Mar 11, 2012 2:10:58 AM 

Ikut Nimbrung,

Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan 
mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. 

Geothermal merupakan alternative terbaik.

Yansto Salim 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: rakhmadi.avia...@gmail.com 

Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 +

To: 

ReplyTo: 

Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Franciscus B Sinartio 

Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: 

Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,

frank

From: Wayan Heru Young 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.

Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 

Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.

Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 

Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 

atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.

The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).

Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 

Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 

Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 

Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.

Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.

Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.

Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.

Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik Ismail
Memang Nuklir belum akan dibangun paling tidak sampai 10 thn kedepan. Ini 
sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga listrik 2010 ~2020 , meskipun kebutuhan 
pembangkit pembangkit baru rata rata 5500. MW pertahun  atau 55000 MW sampai 
2020 nanti maka Nuklir belum akan dibangun masih mengandalkan gas batubara 
Geothermal dan air, jadi kalau mau masuk di pembangkit masih terbuka lebar 
termasuk Geothermal berapapun akan terserap yg merupakan prioritas  sebagai 
pemasok beban dasar listrik. dan mengurangi pembangkit BBM

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: yanto...@yahoo.co.id
Date: Sun, 11 Mar 2012 02:10:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Ikut Nimbrung,

Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan 
mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. 

Geothermal merupakan alternative terbaik.

Yansto Salim 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik yantosal
Betul sekali, kita punya pantai terpanjang didunia, investasi ini kan paid off.

YS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: ecep suryana ec...@yahoo.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 18:46:40 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Ikut nimbrung jg.sy pikir diferensiasi energi baruterbarukan khususnya 
pemenuhan kebutuhan akan energi listrik kawasan pesisir maka alternatif energi 
arus laut memungkinkan konversi tenaga kinetik massa air laut menjadi tenaga 
listrik.malah salahsatu alumni 
ITB dr oseanografi telah mengembangkan turbin pembangkit yg bisa bekerja dgn 
arus 0.3m/s yg bs menghasilkan 5000w...lumayanlah

Wslkm
ES

Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit

From: yanto...@yahoo.co.id ; 
To: ; 
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent: Sun, Mar 11, 2012 2:10:58 AM 

Ikut Nimbrung,

Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan 
mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. 

Geothermal merupakan alternative terbaik.

Yansto Salim 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: rakhmadi.avia...@gmail.com 

Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 +

To: 

ReplyTo: 

Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Franciscus B Sinartio 

Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: 

Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,

frank

From: Wayan Heru Young 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.

Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 

Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.

Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 

Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 

atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.

The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).

Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 

Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 

Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 

Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.

Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.

Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.

Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-10 Terurut Topik Fatchur Zamil
Kalau nuklir rencananya baru akan mulai setelah 2020, ya bahan bakunya didunia 
udah tinggal sisa2nya. Kan negara2 lain saat ini juga sdh mulai start dg nuklir 
ini dan butuh bahan baku juga. Akhirnya begitu dibangun reaktornya bahan 
bakunya sulit didapat. Terus gimana
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ismail lia...@indo.net.id
Date: Sun, 11 Mar 2012 02:50:22 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Memang Nuklir belum akan dibangun paling tidak sampai 10 thn kedepan. Ini 
sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga listrik 2010 ~2020 , meskipun kebutuhan 
pembangkit pembangkit baru rata rata 5500. MW pertahun  atau 55000 MW sampai 
2020 nanti maka Nuklir belum akan dibangun masih mengandalkan gas batubara 
Geothermal dan air, jadi kalau mau masuk di pembangkit masih terbuka lebar 
termasuk Geothermal berapapun akan terserap yg merupakan prioritas  sebagai 
pemasok beban dasar listrik. dan mengurangi pembangkit BBM

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: yanto...@yahoo.co.id
Date: Sun, 11 Mar 2012 02:10:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Ikut Nimbrung,

Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan 
mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. 

Geothermal merupakan alternative terbaik.

Yansto Salim 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
terima kasih atas pencerahannya.
terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.  
mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari air 
sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang 
dihasilkan oleh hydrogennya.

justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah 
pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu saja.

fbs





 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 2:40 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm 

Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to complete the burning 
of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe is oxygen and 
water vapor, but the oxygen originally came from the atmosphere, not from the 
fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor contributes to the 
oxygen content of the air.

Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from the 
atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving the 
oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at 
all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to create 
hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but hydrogen fuel 
does not contribute oxygen to the atmosphere.

Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for running our vehicles. 
Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and oxygen, but it 
burns in the combustion engine so that, depending on the setup, it may actually 
release oxygen into the atmosphere. In that case, what comes out of the tail 
pipe is oxygen and water vapor, just as with fuel cells; but the oxygen comes 
from the water that's being used to create the Brown's gas fuel. So burning 
Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus increase the oxygen 
content of our atmosphere.

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik koesoema
Tidak demikian, yg terjadi adalah sesudah air dieletrolysis, maka didapatkan 2 
tangki, yaitu tangki O2 dan tangki H2. Tangki ini yg menjadi tempat bahan 
bakar, dan dalam hal fuel cell reaksi H2 dan O2 dalam fuel cell langsung 
menghasilkan listrik yg digunakan utk memutar mesin listrik mobil. Kelihatannya 
kalau dalam brown gas H2 ini dg oksigen dibakar dalam combustion engine seperti 
mesin mobil biasa.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 16:19:22 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Bayangan saya:

Combustion membakar sedikit oil,
hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air
menjadi H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang
energinya disalurkan ke mesin seperti biasa.

On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio
fbsinar...@yahoo.comwrote:

 terima kasih atas pencerahannya.
 terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

 kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.
  mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

 dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari
 air sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang
 dihasilkan oleh hydrogennya.

 justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah
 pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu
 saja.

 fbs



   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 2:40 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

 *Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
 burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
 is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
 atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
 away nor contributes to the oxygen content of the air.

 *Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
 the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
 the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
 nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
 to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
 hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

 *Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
 vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
 oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
 setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
 what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
 fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
 the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
 air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained



Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Eko Prasetyo
saya sebenarnya illegal alien di milis ini,

backgroundnya chem-eng, kerjanya pet-eng :),

jadi bisa agak ngomong kalo fisika ;)


On Fri, Mar 9, 2012 at 4:43 PM, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 Hem ahli kebumian diskusikan soal fisika , apa nyambung ya ?
 Akh don't mention it , ust a week end joke. hehehe

 si Abah

   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 3:19 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Bayangan saya:

 Combustion membakar sedikit oil,
 hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air
 menjadi H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang
 energinya disalurkan ke mesin seperti biasa.

 On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio 
 fbsinar...@yahoo.com wrote:

 terima kasih atas pencerahannya.
 terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

 kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.
  mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

 dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari
 air sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang
 dihasilkan oleh hydrogennya.

 justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah
 pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu
 saja.

 fbs



   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 2:40 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

 *Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
 burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
 is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
 atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
 away nor contributes to the oxygen content of the air.

 *Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
 the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
 the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
 nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
 to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
 hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

 *Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
 vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
 oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
 setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
 what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
 fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
 the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
 air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.





 --
 Visit http://www.strivearth.com and be entertained





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Hydrogen itu kan mudah dibakar sisa pembakaran jadi H2O. Ledakan pembakaran H 
itu menggerakkan piston, yang memutar mesin, sebagian putran mesin buat mutar 
dinamo, yaa kayak mesin mobil biasa.  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Fri, 9 Mar 2012 06:46:21 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Akhirnya hidrogen itu hanya untuk menyimpan energi saja, energy storage, supaya 
bisa dibawa-bawa, sama seperti batere, bukan sumber energi. Energi itu bisa 
disimpan secara kimiawi seperti baterai, hidrogen, dsb, tdak berarti 
menghasilkan energi. Minyak bumi batubara juga adalah bahan yg menyimpan secara 
kimiawi enegi yg berasal dari matahari yg dikumpulkan secara alami dan disimpan 
jutaan tahun. Penyimpanan alami ini dapat disebut sumber energi, yg akan 
hilang/habis juga tdk bisa diisi ulang. Penyimpanan buatan manusia seperti 
batere dapat diisi ulang atau hidrogen dapat dibuat ulang, tetapi harus dari 
sumber energi lain, jadi sebetulnya bukan sumber energi. Inilah renungan 
falsafah mengenai energi. Gitu!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Thu, 8 Mar 2012 22:29:43 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] 
Diskisi migas di Metro

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen yang 
dihasilkan.

terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya

energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  

hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.

selamat berakhir pekan.

fbs




 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya disubsidi 
pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, philipina, 
malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas kita 
tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik koesoema
Nyambung kalau kita ingin tahu the origin of oil, itu kimia fisika semua.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 00:43:13 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Hem ahli kebumian diskusikan soal fisika , apa nyambung ya ?
Akh don't mention it , ust a week end joke. hehehe


si Abah




 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 3:19 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Bayangan saya:

Combustion membakar sedikit oil,
hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air menjadi 
H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang energinya 
disalurkan ke mesin seperti biasa.


On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 
wrote:

terima kasih atas pencerahannya.
terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?


kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.  
mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.


dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari air 
sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang 
dihasilkan oleh hydrogennya.


justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah 
pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu 
saja.


fbs








 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 2:40 PM

Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm 


Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to complete the 
burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe is 
oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the atmosphere, 
not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor 
contributes to the oxygen content of the air.


Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from the 
atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving the 
oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at 
all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to create 
hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but hydrogen 
fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.


Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for running our vehicles. 
Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and oxygen, but it 
burns in the combustion engine so that, depending on the setup, it may 
actually release oxygen into the atmosphere. In that case, what comes out of 
the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with fuel cells; but the 
oxygen comes from the water that's being used to create the Brown's gas fuel. 
So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus increase the 
oxygen content of our atmosphere.




-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi avianto
Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

Avi
0666

2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

 memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan
 untuk electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh
 hydrogen yang dihasilkan.

 terus bagaimana supaya ekonomis?
 mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai
 energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau
 gelombang laut atau energy lainnya

 energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu
 saja potential energy nya kalau tidak dipakai.

 hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung
 energy.  dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara
 electrolisa yang lebih efisien.

 selamat berakhir pekan.

 fbs


   --
 *From:* bob yuris bopol...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
 bandon...@gmail.com
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 6:42 AM
 *Subject:* Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka
 milis ini pun bubar,
 mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak
 Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android

  --
 * From: * Bandono Salim bandon...@gmail.com;
 * To: * Iagi iagi-net@iagi.or.id;
 * Subject: * Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 * Sent: * Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM

   Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah
 dijual di jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
 hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
 Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
 Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com
 *Date: *Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak
 Kurtubi dalam sebuah wawancara
 Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara
 dengan harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
 Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga
 kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara
 dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
 Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas?
 kalo tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli
 dari mana?
 Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa
 dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini
 bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil
 (seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan
 harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua
 sanabbm 4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari
 penuh.
 Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya
 disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor,
 philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi
 itu buat siapa?
 Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita
 justru dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa
 pantas kita tetap mempertahankan kondisi ini?
 Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan
 bahwa proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential
 reserve kita berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita
 berkurang dari 9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013,
 2014, .dan seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan
 semakin membaik (jika tidak...?)

 Jadi ingat secuil kata orang bijak:
 Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada
 diri kita.

 Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah
 sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga
 menginginkan BBM itu bisa dibeli dengan harga (sangat) murah.

 Salam,
 Yoga
 Seseorang yang saat ini setiap hari membeli BBM ketengan dengan harga
 9000/lt

   *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *To:* Iagi iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Thursday, 8 March 2012 11:52 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

  Harga minyak sesuai dg pasar bebas adalah penghianatan thd uud.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 *From: *Sudibyo HT htsudi...@gmail.com
 *Date: *Thu, 8 Mar 2012 20:29:40 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 ...nggak menarik,...mending nonton Opera Van Java
 (hts)

 On Thu, Mar 8, 2012 at 7:26 PM, Ismail 

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
ha.. ha... ha.   Pak Avi.
tidak semua orang dianugerahi mata yang baik,  walaupun saya lebih muda 
daripada pak Avi, tetapi kalau tulisannya terlalu kecil susah melihatnya  
walaupun pakai kaca pembesar.
Kaca pembesar sudah merupakan salah satu tool dalam kegiatan sehari hari 
saya 

ini sudah saya klecilkan sedikit.

fbs




 From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 4:13 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

Avi
0666


2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.


memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen 
yang dihasilkan.


terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya


energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  


hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.


selamat berakhir pekan.


fbs






 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya 
disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, 
philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu 
buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas 
kita tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita 
berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 
9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .dan 
seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik 
(jika tidak...?)
  
Jadi ingat secuil kata orang bijak:
Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada 
diri kita.
 
Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah 
sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga 
menginginkan BBM itu bisa dibeli dengan harga (sangat) murah.
 
Salam,
Yoga
Seseorang yang saat ini setiap hari membeli BBM ketengan dengan harga 9000/lt
 
From: Bandono Salim bandon

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi avianto
Ya ampun Frans okelah kalo gitu

Avi 0666
nomor cantik

2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 ha.. ha... ha.   Pak Avi.
 tidak semua orang dianugerahi mata yang baik,  walaupun saya lebih muda
 daripada pak Avi, tetapi kalau tulisannya terlalu kecil susah melihatnya
  walaupun pakai kaca pembesar.
 Kaca pembesar sudah merupakan salah satu tool dalam kegiatan sehari hari
 saya

 ini sudah saya klecilkan sedikit.

 fbs


   --
 *From:* rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 4:13 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

 Avi
 0666

 2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

 Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

 memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan
 untuk electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh
 hydrogen yang dihasilkan.

 terus bagaimana supaya ekonomis?
 mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai
 energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau
 gelombang laut atau energy lainnya

 energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu
 saja potential energy nya kalau tidak dipakai.

 hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung
 energy.  dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara
 electrolisa yang lebih efisien.

 selamat berakhir pekan.

 fbs


   --
 *From:* bob yuris bopol...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
 bandon...@gmail.com
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 6:42 AM
 *Subject:* Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


 Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka
 milis ini pun bubar,
 mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak
 Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android

  --
 * From: * Bandono Salim bandon...@gmail.com;
 * To: * Iagi iagi-net@iagi.or.id;
 * Subject: * Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 * Sent: * Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM

   Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah
 dijual di jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
 hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
 Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
 Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com
 *Date: *Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak
 Kurtubi dalam sebuah wawancara
 Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara
 dengan harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
 Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga
 kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara
 dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
 Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas?
 kalo tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli
 dari mana?
 Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa
 dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini
 bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil
 (seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan
 harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua
 sanabbm 4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari
 penuh.
 Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya
 disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor,
 philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi
 itu buat siapa?
 Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita
 justru dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa
 pantas kita tetap mempertahankan kondisi ini?
 Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan
 bahwa proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential
 reserve kita berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita
 berkurang dari 9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013,
 2014, .dan seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan
 semakin membaik (jika tidak...?)

 Jadi ingat secuil kata orang bijak:
 Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada
 diri kita.

 Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah
 sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga
 menginginkan BBM itu

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Mas yanto, itu elektrolysa kan pelajaran waktu smp dan sma, jadi yaa ngertilah 
dikit,
Kalau kimia geologi lah itu baru pabaliut hehehe 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 16:45:39 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
saya sebenarnya illegal alien di milis ini,

backgroundnya chem-eng, kerjanya pet-eng :),

jadi bisa agak ngomong kalo fisika ;)


On Fri, Mar 9, 2012 at 4:43 PM, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:

 Hem ahli kebumian diskusikan soal fisika , apa nyambung ya ?
 Akh don't mention it , ust a week end joke. hehehe

 si Abah

   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 3:19 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 Bayangan saya:

 Combustion membakar sedikit oil,
 hasil pembakaran bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi akan merubah air
 menjadi H2 dan O2 dan secara instan menyebabkan internal combustion yang
 energinya disalurkan ke mesin seperti biasa.

 On Fri, Mar 9, 2012 at 4:10 PM, Franciscus B Sinartio 
 fbsinar...@yahoo.com wrote:

 terima kasih atas pencerahannya.
 terus brown gas dan hydrogennya itu dibuat dimana?  dan kapan?

 kalau dibuat di mobilnya waktu mobil itu jalan.  susah untuk mengertinya.
  mesti ingat lagi yang disebutkan Pak RPK  tentang hukum kekekalan energy.

 dari bacaan yang saya baca selama ini,  efisiense pembuatan hydrogen dari
 air sangat kecil dibawah 10 % dari energy  yang diperlukan dan energy yang
 dihasilkan oleh hydrogennya.

 justru itu salah satu alternatif sumber energy pembuatan hydrogen adalah
 pemakaian energy yang terbarukan dan yang sekarang mubazir terbuang begitu
 saja.

 fbs



   --
 *From:* Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, March 9, 2012 2:40 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

 http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

 *Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
 burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
 is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
 atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
 away nor contributes to the oxygen content of the air.

 *Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
 the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
 the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
 nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
 to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
 hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

 *Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
 vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
 oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
 setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
 what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
 fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
 the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
 air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.





 --
 Visit http://www.strivearth.com and be entertained





-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained



Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Hihihi aku yang dah pensiun aja masih bisa baca.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 01:27:44 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
ha.. ha... ha.   Pak Avi.
tidak semua orang dianugerahi mata yang baik,  walaupun saya lebih muda 
daripada pak Avi, tetapi kalau tulisannya terlalu kecil susah melihatnya  
walaupun pakai kaca pembesar.
Kaca pembesar sudah merupakan salah satu tool dalam kegiatan sehari hari 
saya 

ini sudah saya klecilkan sedikit.

fbs




 From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 4:13 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Tulisane gede2 amat ya apa hasil elek to lisa?

Avi
0666


2012/3/9 Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.


memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen 
yang dihasilkan.


terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya


energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  


hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.


selamat berakhir pekan.


fbs






 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya 
disubsidi pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, 
philipina, malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu 
buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas 
kita tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita 
berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 
9.61 ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .dan 
seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik 
(jika tidak...?)
  
Jadi ingat secuil kata orang bijak:
Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Wayan Heru Young


Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari (bukan dalam arti 
agama atau kepercayaan), mengenai fosil fuel yang dikatakan sama dengan 
ancient sunlight, yaitu energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), 
yang kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. 
Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut, dari begitu 
besarnya energi matahari yang sampai di Bumi, hanya sebagian kecil sekali yang 
dapat diolah dengan fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang 
tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang tertimbun itu juga sebagian 
kecil saja yang mendapatkan kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, 
dan seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi bahan bakar 
minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy storagenya.

Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan alangkah baiknya jika kita 
memotong jalur yang sangat rumit, panjang (ratusan juta tahun..) dan highly 
inefficient  itu dan langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang 
kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rata-rata solar cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas 10% 
dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan ancient sunlight yang tersimpan 
di fosil fuel.
Rata-rata fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya, belum lagi 
menghitung energy-losses selama prosesnya untuk menjadi fosil fuel.


Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang cukup mirip konsepnya:
http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html 


Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula (http://www.kajul.org/) 
membagi energi dari asal muasalnya:
 - Solar Radiation derived (solar, wind, hydro, bio, all fosil fuels) 
 - non solar radiation derived (nuclear  geothermal) 

Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru: burnivore.
Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul jenis baru: 
burnivore.
quote
Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the burnivore uses 10 up 
to 1 million times more energy than its own body is able to use. The Burnivore 
accesses an energy flow through a process of burning all kinds of Chemical 
Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and sometimes a tiny bit 
of Light. Heat is used to cook food to make it easier to digest; and to expand 
air or gas to create kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, 
airplane or rocket forward to transport either itself or goods which it thinks 
are needed to improve its quality of life. unquote


Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat tinggi dan addicted to 
burning things (dan juga investasi yang sudah ditanam di budaya membakar 
tersebut sudah sangat banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil 
fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan lain yang bisa 
dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang tidak mengurangi pembakaran malah 
justru menambah masalah dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan 
pangan.

=

Saatnya geologist oilgas cari perkerjaan baru? 
Sepertinya tidak! 
Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan masa transisi yang 
cukup lama (bayangkan untuk menunggu sekian banyaknya mobil bensin 
perlahan-lahan habis tergantikan dengan mobil listrik). 
Kemudian bahkan Setelah semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih 
akan tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar pada 
keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless) pada industri 
petrochemical untuk membuat berbagai macam senyawa penting seperti plastik, 
polycarbon, dst  yang sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti 
peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in google: Oil is too 
Valuable to Burn )

Salam,
WHY



 From: koeso...@melsa.net.id koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya tdk bisa membedakan 
sumber energi dan penyimpan energi (energy storage). Fuel cell disebut sebagai 
energy source, padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus 
dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi berupa listrik untuk 
electrolysis ini, jadi sumber energi listrik ini dari mana? Dari solar cell 
kah, dari hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg batubara 
sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi selalu kita harus bertanya: 
sumber energinya dari mana? RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Eko Prasetyo strivea...@gmail.com 
Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy itu intermittent, 
interruptible, dari mulai sinar matahari, angin, arus laut dsb, dan yang paling 
constant fluvial energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah 
dalam bentuk potential energy (bendungan dengan reservoir-nya) dan pada umumnya 
dalam bentuk chemical energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu 
bakar, biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam kerak bumi 
selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy itu dapat dibagi dalam 2 jenis: 
1. Transportable energy source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara 
terbatas) 
2. Transmittable (panas, listrik). Transportation seperti pesawat terbang, 
kapal laut dan kendaraan darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable 
energy source, dan secara terbatas juga transmittable energy source, seperti 
kereta api listrik).
Transportable energy source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, 
kecuali biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan biofuels ini 
adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya untuk dapat menggantikan 
pasokan minyakbumi yang sangat besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi 
lingkungan juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food supply).
Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel, biofuel mulai dapat bersaing 
harganya, ini akibatnya harga pangan naik.
Saya kira sebagai ultimate energy source selain matahari adalah bumi sendiri. 
Kalau matahari sumber energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah 
menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil tabrakan 
planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga adanya reaksi nuklir fission 
secara alami dalam kerak bumi kita ini.
Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya lebih pemuja bumi. Saya 
yakin geothermal adalah alternatif energy yang paling baik, terutama di 
Indonesia ini. Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable) juga  
uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang atau malam, hujan atau 
kemarau, sehingga tidak memerlukan storage. Secara teoritis sumber ini ada di 
mana hanya masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal gradient) itu 
tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi ini. Nah tentu di daerah heatflow 
tinggi atau geothermal gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan 
harga yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini heatflow atau 
gradient yang tinggi ini ada di daerah volkanik, sehingga pemboran yang 
diperlukan relatif dangkal, namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja 
menemukan sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi geothermal 
selama ini mengandalkan keberadaan reservoir air/uap, namun secara teoritis  
adanya perbedaan temperatur antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi 
untuk menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip thermo-couple. 
Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
Wassalam
RPK

- Original Message - 
  From: Franciscus B Sinartio 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


  Pak WHY,






  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari 
(kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan 
area yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih 
angka2 ini tetapi lupa lihat dimana).


  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
  jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.


  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.


  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
  ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.


  hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.


  jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang 
susah ditransportasikan.
  sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap 
kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya pertama 
membuat energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen 
nya lalu hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang akan memakai 
energy hydrogen ini).
  Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas 
apapun sumber energy nya.

  yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.



  ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
  mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang besar

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
: Bls: Re:
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 Pak WHY,


 Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari
(kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
 dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan
area yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih
angka2 ini tetapi lupa lihat dimana).
 jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu
solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu
dipakai terus.
 jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
permukaannya.
 dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki
belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.
 jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya
sendiri sudah posting berkali kali di milis kita ini.
 ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar
matahari, atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih
bergerak.
 hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di
transportasikan.
 jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang
susah ditransportasikan.
 sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap
kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya
pertama membuat energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk
membuat Hydrogen nya lalu hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke
tempat yang akan memakai energy hydrogen ini).
 Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan
diatas apapun sumber energy nya.
 yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.

 ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
 mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang
besar :
 1. Penyimpan energy (energy bank) belum efisien dan tidak bisa menyimpan
dalam jumlah besar.
 2. transportasi energy listrik masih dibatasi dengan diperlukan nya kabel
dengan loss yang cukup besar  (sampai sekarang masih banyak penelitian
mengenai ini)
 3. Sumber energy alternative itu umumnya intermittent.
 4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu equivalent dengan
jumlah yang besar sekali dari sumber energy lainnya (kecuali nuklir).
 nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat tetes2 hydrogen
disimpan disuatu tanki yang aman, dan bisa ditransportasikan ketempat lain
kalau jumlahnya sudah cukup untuk menghasilkan energy listrik yang
diperlukan.
 sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di milis
IAGI,tentang  riset menghasilkan energy di angkasa luar dan mengirimkannya
ke bumi, lewat alat komunikasi.

 fbs,
 catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy hydrogen
untuk mendorong  roket dan pesawat nya ke angkasa luar.

 
 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 __ NOD32 5559 (20101024) Information __

 This message was checked by NOD32 antivirus system.
 http://www.eset.com


-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Bandono Salim
Metode bercocok tanam sekarang, tidak memerlukan lahan yang sangat luas. 
Metode baru dlm bercocok tanam menggunakan kompos dan Mikro Organisme Lokal 
(MOL) yang dikembangkan itb, akan menjadi revolusi dlm pertanian. Beda dgn 
metode yang dikenal sekarang, dengan hasil berlipat ganda. 
Hehehe baru kemarin pagi aku dapat ilmunya. Dengan luasan yang sama hasilnya 
minimal lipat dua. Sudah dipraktekkan di jawa barat, kalimantan, sumatra dll.
 Keaneka ragaman hayati jauh lebih baik dari monokultur.
Monokultur membawa ke monopoli (konsep kapitalis).
Konsepnya kembali ke konsep alam ialah keaneka-ragaman hayati.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Date: Sun, 8 Apr 2012 05:54:20 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy itu intermittent, 
interruptible, dari mulai sinar matahari, angin, arus laut dsb, dan yang paling 
constant fluvial energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah 
dalam bentuk potential energy (bendungan dengan reservoir-nya) dan pada umumnya 
dalam bentuk chemical energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu 
bakar, biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam kerak bumi 
selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy itu dapat dibagi dalam 2 jenis: 
1. Transportable energy source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara 
terbatas) 
2. Transmittable (panas, listrik). Transportation seperti pesawat terbang, 
kapal laut dan kendaraan darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable 
energy source, dan secara terbatas juga transmittable energy source, seperti 
kereta api listrik).
Transportable energy source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, 
kecuali biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan biofuels ini 
adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya untuk dapat menggantikan 
pasokan minyakbumi yang sangat besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi 
lingkungan juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food supply).
Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel, biofuel mulai dapat bersaing 
harganya, ini akibatnya harga pangan naik.
Saya kira sebagai ultimate energy source selain matahari adalah bumi sendiri. 
Kalau matahari sumber energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah 
menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil tabrakan 
planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga adanya reaksi nuklir fission 
secara alami dalam kerak bumi kita ini.
Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya lebih pemuja bumi. Saya 
yakin geothermal adalah alternatif energy yang paling baik, terutama di 
Indonesia ini. Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable) juga  
uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang atau malam, hujan atau 
kemarau, sehingga tidak memerlukan storage. Secara teoritis sumber ini ada di 
mana hanya masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal gradient) itu 
tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi ini. Nah tentu di daerah heatflow 
tinggi atau geothermal gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan 
harga yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini heatflow atau 
gradient yang tinggi ini ada di daerah volkanik, sehingga pemboran yang 
diperlukan relatif dangkal, namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja 
menemukan sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi geothermal 
selama ini mengandalkan keberadaan reservoir air/uap, namun secara teoritis  
adanya perbedaan temperatur antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi 
untuk menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip thermo-couple. 
Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
Wassalam
RPK

- Original Message - 
  From: Franciscus B Sinartio 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


  Pak WHY,






  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari 
(kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan 
area yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih 
angka2 ini tetapi lupa lihat dimana).


  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
  jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.


  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.


  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
  ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik liamsi
Disamping ada berbagai jenis sumber energi yg masing masing
mempunyai kelebihan dan kekurangnnya , ada lagi masalah
keberadaannya/ketersediaanya  , ada daerah yang kaya sumber
energi tapi sedikit kebutuhan energinya , begitu sebaliknya
sehingga permasalahan energi ini menjadi komplek apalagi kalau
penangannya secara partial. suatu sumber energi itu akan
berkembang kalau dapat menguntungkan, untuk bisa
menguntungkan harus dijual sesuai dg keekonomiannya  hal ini
kontradiktif dg pemahaman saat ini kalau energi itu harus murah
karena kaya akan sumber energi. Apakah energi itu harus murah (
salah satunya dg diberi subsidi ) atau dibiarkan saja sesuai
mekanisme pasar agar semua sumber sumber energi bisa bersaing
dan mengurangi pemborosan (deversifikasi bisa berjalan ).
ISM



 Sebagaimana telah dibahas Frans: semua solar derived energy
 itu intermittent, interruptible, dari mulai sinar matahari,
 angin, arus laut dsb, dan yang paling constant fluvial
 energy (hydro-electric power) dan perlu penyimpanan, apakah
 dalam bentuk potential energy (bendungan dengan
 reservoir-nya) dan pada umumnya dalam bentuk chemical
 energy, yang dilakukan tetumbuhan dalam bentuk kayu bakar,
 biomass dsb (biofuel), bahkan secara alami disimpan dalam
 kerak bumi selama sampai ratusan juga tahun. Bentuk energy
 itu dapat dibagi dalam 2 jenis:  1. Transportable energy
 source (minyakbumi, biofuel, batubara dan nuklir secara
 terbatas)  2. Transmittable (panas, listrik). Transportation
 seperti pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan
 darat/mobil) hanya dapat menggunakan transportable energy
 source, dan secara terbatas juga transmittable energy
 source, seperti kereta api listrik). Transportable energy
 source ini yang makin lama makin habis, irrenewable, kecuali
 biofuels yang di tanam kembali. Yang jadi masalah dengan
 biofuels ini adalah memerlukan lahan yang luar biasa luasnya
 untuk dapat menggantikan pasokan minyakbumi yang sangat
 besar sekali, sehingga selain dapat mempengaruhi lingkungan
 juga akan bersaing ketat dengan pasolan pangan (food
 supply). Jika harga minyak sudah di atas USD 100/barrel,
 biofuel mulai dapat bersaing harganya, ini akibatnya harga
 pangan naik. Saya kira sebagai ultimate energy source selain
 matahari adalah bumi sendiri. Kalau matahari sumber
 energinya adalah reaksi nukliir fusion (hidrogen berubah
 menjadi helium) di bumi mungkin selain 'original heat' hasil
 tabrakan planetesimal pada waktu pembentukan bumi juga
 adanya reaksi nuklir fission secara alami dalam kerak bumi
 kita ini. Saya bukan pemuja matahari, sebagai geologist saya
 lebih pemuja bumi. Saya yakin geothermal adalah alternatif
 energy yang paling baik, terutama di Indonesia ini.
 Geothermal energy itu selain 'inexhaustible' (renewable)
 juga  uninterruptible (seperti UPS), tidak kenal siang
 atau malam, hujan atau kemarau, sehingga tidak memerlukan
 storage. Secara teoritis sumber ini ada di mana hanya
 masalah kedalaman saja, karena heatflow (geothermal
 gradient) itu tidak sama di semua tempat dalam kerakbumi
 ini. Nah tentu di daerah heatflow tinggi atau geothermal
 gradient tinggi energi ini dapat dimanfaatkan dengan harga
 yang kompetitif dengan sumber energi lainnya. Sementara ini
 heatflow atau gradient yang tinggi ini ada di daerah
 volkanik, sehingga pemboran yang diperlukan relatif dangkal,
 namun dapat saja kemajuan teknologi dapat saja menemukan
 sumber energi geothermal di luar daerah volkanik. Energi
 geothermal selama ini mengandalkan keberadaan reservoir
 air/uap, namun secara teoritis  adanya perbedaan temperatur
 antara botttomhole dengan permukaan cukup tinggi untuk
 menbangkitkan aliran listrik sesuai dengan prinsip
 thermo-couple. Perkembangan teknologi akan membuktikan ini.
 Wassalam
 RPK

 - Original Message -
  From: Franciscus B Sinartio
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, March 10, 2012 2:21 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


  Pak WHY,






  Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy
  sepanjang hari (kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
  dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel
  minyak diperlukan area yang cukup luas untuk solar cell nya
  (pernah lihat artikel yang kasih angka2 ini tetapi lupa
  lihat dimana).


  jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari
  saja perlu solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas
  dari Jakarta.  energy itu dipakai terus. jadi energy
  persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
  permukaannya.


  dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical
  kayak aki belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.


  jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana
  mana.  saya sendiri sudah posting berkali kali di milis
  kita ini. ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen
  waktu masih ada sinar matahari, atau waktu anginnya cukup
  kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.


  hydrogen ini

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Wayan Heru Young
Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.

dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.

jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.

hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.

jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang susah 
ditransportasikan.
sebenarnya ini yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap kebutuhan 
manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali, (soalnya pertama membuat 
energy listrik, lalu energy listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu 
hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang akan memakai energy 
hydrogen ini).
Siklus pembuatan energy hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas 
apapun sumber energy nya.

yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.


ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber energy yang besar :
1. Penyimpan energy (energy bank) belum efisien dan tidak bisa menyimpan dalam

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja perlu solar 
cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari Jakarta.  energy itu dipakai terus.
jadi energy persatuan waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali 
permukaannya.

dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical kayak aki belum 
efisien dan kapasitas nya masih kecil.

jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana mana.  saya sendiri 
sudah posting berkali kali di milis kita ini.
ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu masih ada sinar matahari, 
atau waktu anginnya cukup kencang,  atau waktu ombaknya masih bergerak.

hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih mudah di 
transportasikan.

jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga hydrothermal yang susah 
ditransportasikan.
sebenarnya ini yang mungkin bisa besar

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-09 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi 
ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 
250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk 
mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu 
memerlukan listrik yg banyak

Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis 
kita PLTN is the answer

Avi 0666
Nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..

dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang paling feasibel 
untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).

dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan 
riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya 
menjadi energy listrik.

selamat ber akhir pekan,
frank






 From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Betul Pak Franc, 

Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ.
Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi 
untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. 
Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi 
Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 
MJ/m2 per hari.
Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan 
jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. 
Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa 
setara dengan ~ 2,5 boe.

Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi 
perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk 
berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, 
penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas.
The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, 
masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic).
Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. 

Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy 
storage. 
Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara 
tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air 
(potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki 
kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. 
Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. 
Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi 
sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya.
Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga 
saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang 
sia-sia.
Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar 
untuk power-grid scale.
Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya 
dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.

Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai 
bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid.
Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan 
digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas 
kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk 
menggerakan turbin air pada saat peak-hours.  
http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, 
tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada 
charging dan discharging.

Salam,
WHY 
- masih geologist -



 From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Pak WHY,



Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy sepanjang hari (kecuali 
kalau dipasang di luar angkasa).
dan yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak diperlukan area 
yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah lihat artikel yang kasih angka2 
ini tetapi lupa lihat dimana).

jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari saja

[iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-08 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen yang 
dihasilkan.

terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya

energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  

hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.

selamat berakhir pekan.

fbs




 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya disubsidi 
pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, philipina, 
malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas kita 
tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita 
berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 9.61 
ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .dan 
seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik (jika 
tidak...?)
  
Jadi ingat secuil kata orang bijak:
Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada diri 
kita.
 
Jadi sesuatu yang tidak bijak buat kita, jika kita hari ini yang sudah 
sedemikian lama tidak lagi menjadi salah satu negara OPEC masih juga 
menginginkan BBM itu bisa dibeli dengan harga (sangat) murah.
 
Salam,
Yoga
Seseorang yang saat ini setiap hari membeli BBM ketengan dengan harga 9000/lt
 
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, 8 March 2012 11:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro


Harga minyak sesuai dg pasar bebas adalah penghianatan thd uud. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Sudibyo HT htsudi...@gmail.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 20:29:40 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

...nggak menarik,...mending nonton Opera Van Java
(hts)


On Thu, Mar 8, 2012 at 7:26 PM, Ismail lia...@indo.net.id wrote:

Saat ini ada diskusi migas di metroTV ada pak Wamen pak Men , Dir Pertamina , 
Dirjen migas serta kepala BG

Sent by Liamsi's Mobile Phone


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-08 Terurut Topik koesoema
Akhirnya hidrogen itu hanya untuk menyimpan energi saja, energy storage, supaya 
bisa dibawa-bawa, sama seperti batere, bukan sumber energi. Energi itu bisa 
disimpan secara kimiawi seperti baterai, hidrogen, dsb, tdak berarti 
menghasilkan energi. Minyak bumi batubara juga adalah bahan yg menyimpan secara 
kimiawi enegi yg berasal dari matahari yg dikumpulkan secara alami dan disimpan 
jutaan tahun. Penyimpanan alami ini dapat disebut sumber energi, yg akan 
hilang/habis juga tdk bisa diisi ulang. Penyimpanan buatan manusia seperti 
batere dapat diisi ulang atau hidrogen dapat dibuat ulang, tetapi harus dari 
sumber energi lain, jadi sebetulnya bukan sumber energi. Inilah renungan 
falsafah mengenai energi. Gitu!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Thu, 8 Mar 2012 22:29:43 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] 
Diskisi migas di Metro

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen yang 
dihasilkan.

terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya

energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  

hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.

selamat berakhir pekan.

fbs




 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya disubsidi 
pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, philipina, 
malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas kita 
tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan potential reserve kita 
berkurang dari 4.49 menjadi 3.70 dan total reserve oil kita berkurang dari 9.61 
ke 8.00, terus berapa ditahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, .dan 
seterusnya. Ah, semoga saja statistik itu semakin kedepan semakin membaik (jika 
tidak...?)
  
Jadi ingat secuil kata orang bijak:
Kita akan menghargai sesuatu, ketika sesuatu itu telah tidak lagi pada diri 
kita

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-08 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
benar sekali Pak,
daripada energi itu hilang begitu saja dengan berlalunya angin, mending 
ditabung.







 From: koeso...@melsa.net.id koeso...@melsa.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 9, 2012 1:46 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 

Akhirnya hidrogen itu hanya untuk menyimpan energi saja, energy storage, supaya 
bisa dibawa-bawa, sama seperti batere, bukan sumber energi. Energi itu bisa 
disimpan secara kimiawi seperti baterai, hidrogen, dsb, tdak berarti 
menghasilkan energi. Minyak bumi batubara juga adalah bahan yg menyimpan secara 
kimiawi enegi yg berasal dari matahari yg dikumpulkan secara alami dan disimpan 
jutaan tahun. Penyimpanan alami ini dapat disebut sumber energi, yg akan 
hilang/habis juga tdk bisa diisi ulang. Penyimpanan buatan manusia seperti 
batere dapat diisi ulang atau hidrogen dapat dibuat ulang, tetapi harus dari 
sumber energi lain, jadi sebetulnya bukan sumber energi. Inilah renungan 
falsafah mengenai energi. Gitu!
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 22:29:43 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy  Re: Bls: Re: [iagi-net-l] 
Diskisi migas di Metro

Air di elektrolisa jadi  Hydrogen,  barangkali pak.

memang Hydrogen bisa jadi sumber energy, tetapi energy yang diperlukan untuk 
electrolisa jauh lebih besar daripada energy yang dihasilkan oleh hydrogen yang 
dihasilkan.

terus bagaimana supaya ekonomis?
mungkin salah satu kemungkinan adalah dengan meng electrolisa nya memakai 
energy yang gratis dan terbarukan seperti energy matahari atau angin, atau 
gelombang laut atau energy lainnya

energy2 itu bukan hanya gratis dan terbarukan tetapi juga hilang begitu saja 
potential energy nya kalau tidak dipakai.  

hasilnya memang kecil,  tetapi ini salah satu langkah untuk menabung energy.  
dan bisa mentrigger riset electrolisa,  siapa tahu ada cara electrolisa yang 
lebih efisien.

selamat berakhir pekan.

fbs




 From: bob yuris bopol...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; bandon...@gmail.com 
bandon...@gmail.com 
Sent: Friday, March 9, 2012 6:42 AM
Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
 


Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis 
ini pun bubar, 
mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak

Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android 




 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com; 
To:  Iagi iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro 
Sent:  Thu, Mar 8, 2012 9:29:07 PM 
 

Sebagai pengganti bensin, sdh ada juga percobaan dan alatnyasudah dijual di 
jkt, dan anda bisa bikin sendiri.
hasil elektrolisa air. Lbh brsih bagi lingkungan.
Sangat terabaikan krn tidak memberi keuntungan?
Kita bisa pakai air dan jual minyak kan?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com 
Date: Thu, 8 Mar 2012 13:06:17 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

Jadi ingat yang pernah disampaikan seorang ahli minyak Indonesia pak Kurtubi 
dalam sebuah wawancara
Beliau menyatakan bahwa harga BBM di Indonesia selayaknya adalah setara dengan 
harga produksi dan bukan setara dengan harga pasar bebas.
Mungkin ada yang mau memberi sedikit pencerahan, apa dengan rencana harga 
kenaikan pemerintah yang sekarang lagi sibuk diperdebatkan itu sudah setara 
dengan harga produksi? Atau justru masih jauh dibawah harga itu?
Trus apa harga produksi itu tidak dipengaruhi harga minyak dipasar bebas? kalo 
tidak, memang minyak yang diolah selama ini dijual dan atau dibeli dari mana?
Jika masyarakat dengan kenaikan menjadi 6000 terus banyak yang merasa 
dikorbankan, sebenarnya masyarakat yang mana? Toh mereka yang hari ini 
bertempat tinggal jauh dari pusat kekuasaan, apalagi didaerah terpencil 
(seperti ditempat saya kerja sekarang), sudah membeli minyak eceran dengan 
harga 9000 ke atas, apalagi saudara2 kita yang nun jauh di papua sanabbm 
4500 hanya bisa didapat dengan cara mengantri setengah hari penuh.
Sedih ketika diberitakan bahwa sedemikian besar bbm kita yang katanya disubsidi 
pake uang negara, justru banyak diselundupkan ke negara timor, philipina, 
malaysia, singapura dan tetangga kita lainnya...lantas subsidi itu buat siapa?
Ketika seorang Hatta Rajasa berujar bahwa 70% minyak BBM subsidi kita justru 
dinikmati oleh mereka yang tidak pantas menerima subsidi ituapa pantas kita 
tetap mempertahankan kondisi ini?
Atau apakah benar data statistik dari tahun 2000 ke 2009 yang menyatakan bahwa 
proven oil reserves kita menyusut dari 5.12 ke 4.30 dan

Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-08 Terurut Topik Eko Prasetyo
http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

*Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
away nor contributes to the oxygen content of the air.

*Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

*Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.


Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

2012-03-08 Terurut Topik koesoema
Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya tdk bisa membedakan 
sumber energi dan penyimpan energi (energy storage). Fuel cell disebut sebagai 
energy source, padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus 
dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi berupa listrik untuk 
electrolysis ini, jadi sumber energi listrik ini dari mana? Dari solar cell 
kah, dari hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg batubara 
sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi selalu kita harus bertanya: 
sumber energinya dari mana? RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re:
 [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro

http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm

*Fuel Cells:* This method uses oxygen from the atmosphere to complete the
burning of the hydrogen in the fuel cell. What comes out of the tail pipe
is oxygen and water vapor, but the oxygen originally came from the
atmosphere, not from the fuel. And so the use of fuel cells neither takes
away nor contributes to the oxygen content of the air.

*Hydrogen: *This fuel is complete in itself. It does not need oxygen from
the atmosphere to burn, which is an improvement over fossil fuels in saving
the oxygen in our air supply. In fact, when hydrogen burns perfectly,
nothing at all comes out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used
to create hydrogen, then there will be residues of that in the exhaust, but
hydrogen fuel does not contribute oxygen to the atmosphere.

*Brown's gas:* This is the most perfect fuel of all for running our
vehicles. Like pure hydrogen, it is made from water, i.e., hydrogen and
oxygen, but it burns in the combustion engine so that, depending on the
setup, it may actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, just as with
fuel cells; but the oxygen comes from the water that's being used to create
the Brown's gas fuel. So burning Brown's gas as fuel can add oxygen to the
air and thus increase the oxygen content of our atmosphere.