RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-21 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Resend...(tanpa lampiran gambar).

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:14 PM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia'
Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: 
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)


Mantablah info Mas Awang.

Salamologi sudah prediksikan bahwa, maximum fooding surface siklus 7 Ka, 
adalah th 78 BC, 6922 AD. Muka laut menurun sejak th 78 BC, hingga minimum 3500 
th kemudian, lalu naik hingga maximum lagi pada th 6922 AD.

Di dalam siklus itu, terdapat siklus 700 a, dengan mfs th 78 BC, 622 AD, 1322 
AD, 2022 AD, 2722 AD, ...
Di dalam siklus itu ada siklus 70 a, dengan mfs diantaranya adalah : 1322 AD, 
1392, 1462, 1522, 1602, 1672, 1742, 1812, 1882, 1952, 2022, 2092, ...

Pusat-pusat kerajaan pantai, sejak 0 Masehi, terdengarlah sellau kini berada 
jauh dari pantai, atas muka laut yang menurun itu. Pusat kerajaan setelah 0 
Masehi itu, misalnya, Sunda, Mojopahit-Mojokerto, Demak, Banten, Batavia, 
Paris, London,...hayoo manalagiii   

Kota, tahun kasarnya, elevasi kini:

Roma,   500 BC-500 AD,  150 ft.
Sunda,  800-1000 (AD),  300 ft.
Mojopahit,  1200-1478 AD,70 ft.
Demak,  1400-1600 AD,20 ft.
Banten, mesjid, 1400-180020 ft.
Jkt, Museum Fatahilah, 1600-1945,   25 ft.
Paris,  1200-2000,  100 ft.
London, 1200-2000,   50 ft.

Hayooo, mana lagiii ?

Elevasi daerah jalur timur-barat di sekitar kota Demak-Pati-Kudus, dengan 
terendahnya kini kurang dar 20 ft. Dulu pernah sebagi selat. Artinya, dari 
tahun itu, muka laut menurun. 

Muka laut, data seratus tahun terakhir, th 1880-2000, tunjukkan muka laut naik, 
dengan 1.2 mm/th. Dugakan, muka laut maximum pada th 2022, lalu menurun, dan 
baru naik lagi, dengan elevasi sekarang, pada 5000 (lima ribu tahun lagi).

Data itu, dengan banyak properties alam yang telah di korelasikan.

Global temperatur, tunjukkan bahwa siklusnya naik turun, maxium-minimum, sesuai 
dengan grafik naik-turn  muka laut itu.

Jadi, teperatur kini, akan naik hingga th 2022, dan menurun dan lalu naik lagi, 
dengan akan sam dengan temperatur sekarang adalah 5000 th lagi. 

Data temperatur 1900-2000, tunjukkan kenaikan temperatur dengan 0.007 derajad 
celcious pertahun. Nah, isu global warming, katakan bahwa akan terjadi gradien 
kenaikan itu sepuluh kali lipat, yakni 0.07 deg C/th. Akibatkan akan naik 3.5 
derajd hingga 2050 AD nanti. Dan terus naik. Maryanto, tak percaya itu, dabn 
dugakan naik hingga hanya th 2022, lalu menurun, dan batru naik lagi, dan sama 
temeratur sekarang pada th 7000, ataw 5000 th lagi.

(Mas Awang, dataku sebut kota Demak hanya 10 km dari pantai, bukan30 km yang di 
sebutkan Mas Awang).

Komentar ?

Salam,
Maryanto.
 
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 21, 2007 11:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] 
Gagal Visa !!)

Abah,

Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas.

Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga 
pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan 
Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang 
(kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak 
akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan 
mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), 
Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara 
Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada 
Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. 

Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo 
telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang 
lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia 
masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah 
menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah 
menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (Ali, 
1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh 
gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah 
tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai 
seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah 
rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau 
lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. 
Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi 
Demak sampai sekarang.

Buku lain, Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh Ali, 
ahli sejarah ini menulis

RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-21 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Mas Maryanto,

Terima kasih atas analisis SALAM kepada kasus paleo  recent- sites pusat2 
peradaban.

Demak 10 km atau 30 km dari pantai dua2nya benar. Saat ini Demak sekitar 10 km 
dari pantai. Tulisan saya 30 km adalah jarak relatif 600 tahun yang lalu 
terhadap pantai selatan Pulau Muria, bukan terhadap pantai utara saat ini. 
Pantai selatan Pulau Muria ini kini ditempati kota2 kecil Bangsri dan Bae.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:17 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: 
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)

 
Resend...(tanpa lampiran gambar).

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:14 PM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia'
Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: 
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)


Mantablah info Mas Awang.

Salamologi sudah prediksikan bahwa, maximum fooding surface siklus 7 Ka, 
adalah th 78 BC, 6922 AD. Muka laut menurun sejak th 78 BC, hingga minimum 3500 
th kemudian, lalu naik hingga maximum lagi pada th 6922 AD.

Di dalam siklus itu, terdapat siklus 700 a, dengan mfs th 78 BC, 622 AD, 1322 
AD, 2022 AD, 2722 AD, ...
Di dalam siklus itu ada siklus 70 a, dengan mfs diantaranya adalah : 1322 AD, 
1392, 1462, 1522, 1602, 1672, 1742, 1812, 1882, 1952, 2022, 2092, ...

Pusat-pusat kerajaan pantai, sejak 0 Masehi, terdengarlah sellau kini berada 
jauh dari pantai, atas muka laut yang menurun itu. Pusat kerajaan setelah 0 
Masehi itu, misalnya, Sunda, Mojopahit-Mojokerto, Demak, Banten, Batavia, 
Paris, London,...hayoo manalagiii   

Kota, tahun kasarnya, elevasi kini:

Roma,   500 BC-500 AD,  150 ft.
Sunda,  800-1000 (AD),  300 ft.
Mojopahit,  1200-1478 AD,70 ft.
Demak,  1400-1600 AD,20 ft.
Banten, mesjid, 1400-180020 ft.
Jkt, Museum Fatahilah, 1600-1945,   25 ft.
Paris,  1200-2000,  100 ft.
London, 1200-2000,   50 ft.

Hayooo, mana lagiii ?

Elevasi daerah jalur timur-barat di sekitar kota Demak-Pati-Kudus, dengan 
terendahnya kini kurang dar 20 ft. Dulu pernah sebagi selat. Artinya, dari 
tahun itu, muka laut menurun. 

Muka laut, data seratus tahun terakhir, th 1880-2000, tunjukkan muka laut naik, 
dengan 1.2 mm/th. Dugakan, muka laut maximum pada th 2022, lalu menurun, dan 
baru naik lagi, dengan elevasi sekarang, pada 5000 (lima ribu tahun lagi).

Data itu, dengan banyak properties alam yang telah di korelasikan.

Global temperatur, tunjukkan bahwa siklusnya naik turun, maxium-minimum, sesuai 
dengan grafik naik-turn  muka laut itu.

Jadi, teperatur kini, akan naik hingga th 2022, dan menurun dan lalu naik lagi, 
dengan akan sam dengan temperatur sekarang adalah 5000 th lagi. 

Data temperatur 1900-2000, tunjukkan kenaikan temperatur dengan 0.007 derajad 
celcious pertahun. Nah, isu global warming, katakan bahwa akan terjadi gradien 
kenaikan itu sepuluh kali lipat, yakni 0.07 deg C/th. Akibatkan akan naik 3.5 
derajd hingga 2050 AD nanti. Dan terus naik. Maryanto, tak percaya itu, dabn 
dugakan naik hingga hanya th 2022, lalu menurun, dan batru naik lagi, dan sama 
temeratur sekarang pada th 7000, ataw 5000 th lagi.

(Mas Awang, dataku sebut kota Demak hanya 10 km dari pantai, bukan30 km yang di 
sebutkan Mas Awang).

Komentar ?

Salam,
Maryanto.
 
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 21, 2007 11:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] 
Gagal Visa !!)

Abah,

Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas.

Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga 
pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan 
Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang 
(kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak 
akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan 
mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), 
Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara 
Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada 
Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. 

Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo 
telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang 
lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia 
masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah 
menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah 
menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (Ali, 
1963) sebagai

RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-21 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

 Di kutip dari Mas Awang: Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, 
 perahu2 kecil dapat berlayar dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi 
 Kali Juwana. Pada tahun 1657 tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati 
 mengumumkan bahwa ia bermaksud memerintahkan menggali terusan yang 
 menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat 
 perniagaan kambali.

MYT:
Ya, nandanya cocok lah dengan analisaku. Kalender SALAM tunjukkan bahwa 
referensinya adalah tahun 2000. Artinya harga SALAM adalah nol, untuk tahun 
itu. Ini kira-kira adalah kondisi kini, bahwa muka laut nol untuk salam unit 
nol. Dan muka laut lebih tinggi bila harga su negatif. Elevasi di atas nol, 
bila harga su positif. 

Grafik itu (Gag bisa terlampir di iagi.net, ada di HAGI.net, dan ada juga di 
Resonansi ke 4 HAGI Agustus, dan juga kini Resonansi ke-5 November 2007), 
terlihat bahwa sejak th 1479, harga salam unit mulai positif, hingga th 1900.

Ini dugakan bahwa selama itu, Selat Demak-Kudus-Pati, sudah di atas muka laut 
elevasinya, dan hanya bisa di layari kalok ada sungai menghubungkan laut jawa 
bag barat Demak, dengan Laut Jawa di timur Pati. Influk sedimen, tentu 
berpengaruh juga. Namun nadanya, pengaruh perubahan muka laut global ini jauh 
lebih dominan di banding pengaruh pendangkalan, pemadatan sedimen pada kondisi 
kenaikan daratan.

Gag gitu ?

Apasih yang di jual pembawa isu global warming? Solar cell ? Menyetop 
penggunaan kayu hutan ? Ya biar saja berkonferensi di Bali bulan depan, di 
tempat kita-kita kumpul kemarin (The Westin hotel, Nusa Dua, Bali) soal global 
warming itu). Lalu, nanti grafikku akan semakin laris, mengkonter global 
warming, isu dunia.

Gimana hayooo... ?

Salam,
Maryanto.
 

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, November 22, 2007 7:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: 
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)

Mas Maryanto,

Terima kasih atas analisis SALAM kepada kasus paleo  recent- sites pusat2 
peradaban.

Demak 10 km atau 30 km dari pantai dua2nya benar. Saat ini Demak sekitar 10 km 
dari pantai. Tulisan saya 30 km adalah jarak relatif 600 tahun yang lalu 
terhadap pantai selatan Pulau Muria, bukan terhadap pantai utara saat ini. 
Pantai selatan Pulau Muria ini kini ditempati kota2 kecil Bangsri dan Bae.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:17 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: 
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)

 
Resend...(tanpa lampiran gambar).

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant)
Sent: Wednesday, November 21, 2007 4:14 PM
To: 'iagi-net@iagi.or.id'; 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia'
Subject: RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: 
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)


Mantablah info Mas Awang.

Salamologi sudah prediksikan bahwa, maximum fooding surface siklus 7 Ka, 
adalah th 78 BC, 6922 AD. Muka laut menurun sejak th 78 BC, hingga minimum 3500 
th kemudian, lalu naik hingga maximum lagi pada th 6922 AD.

Di dalam siklus itu, terdapat siklus 700 a, dengan mfs th 78 BC, 622 AD, 1322 
AD, 2022 AD, 2722 AD, ...
Di dalam siklus itu ada siklus 70 a, dengan mfs diantaranya adalah : 1322 AD, 
1392, 1462, 1522, 1602, 1672, 1742, 1812, 1882, 1952, 2022, 2092, ...

Pusat-pusat kerajaan pantai, sejak 0 Masehi, terdengarlah sellau kini berada 
jauh dari pantai, atas muka laut yang menurun itu. Pusat kerajaan setelah 0 
Masehi itu, misalnya, Sunda, Mojopahit-Mojokerto, Demak, Banten, Batavia, 
Paris, London,...hayoo manalagiii   

Kota, tahun kasarnya, elevasi kini:

Roma,   500 BC-500 AD,  150 ft.
Sunda,  800-1000 (AD),  300 ft.
Mojopahit,  1200-1478 AD,70 ft.
Demak,  1400-1600 AD,20 ft.
Banten, mesjid, 1400-180020 ft.
Jkt, Museum Fatahilah, 1600-1945,   25 ft.
Paris,  1200-2000,  100 ft.
London, 1200-2000,   50 ft.

Hayooo, mana lagiii ?

Elevasi daerah jalur timur-barat di sekitar kota Demak-Pati-Kudus, dengan 
terendahnya kini kurang dar 20 ft. Dulu pernah sebagi selat. Artinya, dari 
tahun itu, muka laut menurun. 

Muka laut, data seratus tahun terakhir, th 1880-2000, tunjukkan muka laut naik, 
dengan 1.2 mm/th. Dugakan, muka laut maximum pada th 2022, lalu menurun, dan 
baru naik lagi, dengan elevasi sekarang, pada 5000 (lima ribu tahun lagi).

Data itu, dengan banyak properties alam yang telah di korelasikan.

Global temperatur, tunjukkan bahwa siklusnya naik turun, maxium-minimum, sesuai 
dengan grafik naik-turn  muka laut itu.

Jadi, teperatur kini, akan naik hingga th 2022, dan menurun dan lalu naik lagi, 
dengan akan sam dengan temperatur sekarang adalah 5000 th lagi. 

Data temperatur 1900-2000, tunjukkan kenaikan temperatur dengan 0.007 derajad

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-20 Terurut Topik Eddy Subroto
Mas Awang,

Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak
Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya
problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam
sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu
makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat.

Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak
tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima
kasih kepada kami di booth 4 dan 5.

Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena.

Wasalam,
EAS

 Pak Zaim yth.,

 Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang
 tectonics  carbonates in eastern Indonesia and their roles to
 petroleum plays seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga
 ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para
 pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya.

 Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy
 Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang
 karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan
 dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi
 pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat
 sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK
 menitipkan poster tersebut.

 Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena
 sanksi no show AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat
 ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth
 poster saya tokh tidak kosong melompong.

 Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari
 sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia
 besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah,
 wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar Patiayam
 dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan
 paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas
 mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah
 ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi
 antara daratan utama Jawa dan pulau Muria.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!


 Pak Awang Yth.,
 Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral
 IAGI.Saya
 ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan
 sudah
 membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi
 pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...)

 Wassalam,

 Yahdi Zaim,
 KK Geologi dan Paleontologi
 FITB - ITB

 ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
 visa ke yunani sih.

 utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
 awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang
 tidak
 bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

 salam,
 syaiful


  Abah,
 
 Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


 
 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007

 
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To
 subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event shall IAGI be liable for any, including but not limited to
 direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Eddy dan Pak Dardji,
   
  Terima kasih banyak telah memasangkan poster saya bahkan menjagainya dan 
menjawab pertanyaan2 pengunjung dan session chair-nya, untung booth poster kita 
bersebelahan ya. Untung juga bahwa Pak Eddy dan Pak Dardji berangkat lebih awal 
 sehingga acara tidak terduga mesti menginap di Dubai tak mengganggu jadwal 
presentasi poster di Konferensi AAPG. Selamat menikmati acara2 di pertemuan 
AAPG Athena Pak, terutama berburu buku2  dan CD2 textbook terbitaan AAPG  yang 
pastinya semua harganya dipotong. Selamat menikmati Athena juga dan have a safe 
back.
   
  salam,
  awang 
   
  
Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas Awang,

Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak
Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya
problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam
sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu
makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat.

Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak
tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima
kasih kepada kami di booth 4 dan 5.

Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena.

Wasalam,
EAS




   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

[iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Info lengkap tentang JCB sudah di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas.

Soal Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman Erlangga 
pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat itu, Bengawan 
Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di Ujung Pangkah seperti sekarang 
(kalau saja masih seperti pada zaman Erlangga, maka teman2 Amerada Hess tak 
akan sebanyak sekarang mengeluarkan dana buat survey seismik transisi dan 
mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di Lapangan Ujung Pangkah), 
Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta (barat Mojokerto)dan muara 
Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah utara ada Pulau Muryo dan ada 
Selat Muryo tempat Kali Lusi dan Kali Tuntang bermuara. 

Kerajaan Demak abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat Muryo 
telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang yang membuang 
lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau Muryo. Ahli sejarah Indonesia 
masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks sejarahnya mungkin dipakai Abah saat sekolah 
menengah dulu - saya hanya mendapatkannya dari pedagang buku bekas) pernah 
menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (Ali, 
1963) sebagai berikut. Pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh 
gurunya yaitu Sunan Ngampel agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah 
tempat yang terlindung oleh gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai 
seorang bangsawan Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke daerah 
rawa di tepi selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar yang menutup laut atau 
lebih tepat selat yang terdapat di antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. 
Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah menjadi 
Demak sampai sekarang.

Buku lain, Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh Ali, 
ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan di Glagahwangi dan 
menjadikannya dukuh baru bernama Bintara, maka Raja Demak pertama ini suka 
disebut juga Sultan Bintara.

Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang letaknya dari Laut Jawa 
sekitar 30 km. Ini disokong oleh pendapat mahaguru sejarah Belanda De Graaf dan 
Pigeaud dalam bukunya De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java (Martinus 
Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan 
perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa Tengah dari Pulau 
Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari dengan leluasa, sehingga 
dari Semarang melalui Demak, perahu dapat berlayar sampai Rembang, baru sejak 
abad ke-17 Selat Muryo tak dapat dipakai lagi sepanjang tahun.

Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan, perahu2 kecil dapat berlayar 
dari Japara menuju Pati yang terletak di tepi Kali Juwana. Pada tahun 1657 
tercatat dalam sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa ia bermaksud 
memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak dengan Pati, sehingga 
Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali.

Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah melalui Kali 
Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara. Sampai akhir abad ke-18, 
Sungai Serang dapat dilayari dengan kapal-kapal kecil sampai ke suatu pedalaman 
bernama Godong. Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, ada juga yang di 
pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan ini terbentanglah 
bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan Pajang (sekitar Kartasura). 
Nah, wilayah sekitar Boyolali ini kemudian akan berperan dalam episode sejarah 
pasca Demak, zaman Jaka Tingkir, keturunan Majapahit juga.

Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan satelit; 
tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. 

Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria ini menjadi 
tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa kudanil, tapir, bahkan gajah. 
Tahun 60-an fosil2nya mulai ditemukan, bahkan minggu lalu pun masih terus 
ditemukan oleh para ahli paleontologi seperti Pak Zaim maupun para ahli 
arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara lain daerah penemuan 
di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah ditemukan Pak Zaim di sini.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 10:20 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!




Awang 

Pulau Muria ? Apa pula
gerangan 
Ngomong ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya
???
Masa yang tua duluan yang ngomong   

Si-Abah

___




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email

Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki


Awang

Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut
Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu
benar ?
Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ?

Si-Abah

__
 Abah, 
 
 Info lengkap tentang JCB sudah
di-posting Pak Maryanto, terima kasih Mas. 
 
 Soal
Pulau Muria. Geografi Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah zaman 

Erlangga pada abad ke-11 sedikit berbeda dengan kondisinya sekarang. Saat

 itu, Bengawan Solo masih bermuara di depan Madura, bukan di
Ujung Pangkah 
 seperti sekarang (kalau saja masih seperti pada
zaman Erlangga, maka 
 teman2 Amerada Hess tak akan sebanyak
sekarang mengeluarkan dana buat 
 survey seismik transisi dan
mendatangkan barge buat mengebor sumur2nya di 
 Lapangan Ujung
Pangkah), Tulungagung masih berupa rawa2, juga Wringinsapta 

(barat Mojokerto)dan muara Kali Brantas masih penuh rawa. Di Jawa Tengah

 utara ada Pulau Muryo dan ada Selat Muryo tempat Kali Lusi dan
Kali 
 Tuntang bermuara. 
 
 Kerajaan Demak
abad ke-16, setelah 500 tahun sejak zaman Erlangga. Selat 
 Muryo
telah banyak tertutup oleh sedimentasi dari Kali Lusi dan Tuntang 
 yang membuang lumpurnya di celah sempit laut di selatan Pulau
Muryo. Ahli 
 sejarah Indonesia masa lalu, Rd. Moh Ali (buku teks
sejarahnya mungkin 
 dipakai Abah saat sekolah menengah dulu -
saya hanya mendapatkannya dari 
 pedagang buku bekas) pernah
menulis dalam buku Peranan Bangsa Indonesia 
 dalam Sejarah
Asia Tenggara (Ali, 1963) sebagai berikut. Pada suatu 

peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya yaitu Sunan Ngampel agar

 merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung
oleh 
 gelagah wangi. Saat itu, Raden Patah masih sebagai seorang
bangsawan 
 Majapahit. Dalam perantauannya, Raden Patah sampai ke
daerah rawa di tepi 
 selatan Pulau Muryo, yaitu rawa-rawa besar
yang menutup laut atau lebih 
 tepat selat yang terdapat di
antara Pulau Muryo dan daratan Jawa Tengah. 
 Di situlah
ditemukan gelagah wangi dan rawa, kemudian nama itu berubah 

menjadi Demak sampai sekarang. 
 
 Buku lain,
Negara Krtagama (Slametmuljana, 1979) menguatkan tulisan Moh

 Ali, ahli sejarah ini menulis bahwa Raden Patah membuka hutan
di 
 Glagahwangi dan menjadikannya dukuh baru bernama Bintara,
maka Raja Demak 
 pertama ini suka disebut juga Sultan Bintara.

 
 Dulunya Demak terletak di tepi laut, tetapi sekarang
letaknya dari Laut 
 Jawa sekitar 30 km. Ini disokong oleh
pendapat mahaguru sejarah Belanda De 
 Graaf dan Pigeaud dalam
bukunya De Eerste Moslimse Vorstendommen op Java 

(Martinus Nijhoff, 1974) yang menulis : letak Demak cukup menguntungkan

 bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang
memisahkan Jawa 
 Tengah dari Pulau Muryo pada masa itu cukup
lebar dan dapat dilayari 
 dengan leluasa, sehingga dari Semarang
melalui Demak, perahu dapat 
 berlayar sampai Rembang, baru sejak
abad ke-17 Selat Muryo tak dapat 
 dipakai lagi sepanjang tahun.

 
 Dalam abad ke-17, khususnya pada musim penghujan,
perahu2 kecil dapat 
 berlayar dari Japara menuju Pati yang
terletak di tepi Kali Juwana. Pada 
 tahun 1657 tercatat dalam
sejarah bahwa Tumenggung Pati mengumumkan bahwa 
 ia bermaksud
memerintahkan menggali terusan yang menghubungkan Demak 
 dengan
Pati, sehingga Juwana dapat dijadikan pusat perniagaan kambali. 


 Perhubungan Demak dengan pedalaman Jawa Tengah sendiri adalah
melalui Kali 
 Serang, yang muaranya di antara Demak dan Jepara.
Sampai akhir abad ke-18, 
 Sungai Serang dapat dilayari dengan
kapal-kapal kecil sampai ke suatu 
 pedalaman bernama Godong.
Mata air Serang ada di lereng gunung Merbabu, 
 ada juga yang di
pegunungan Kendeng Tengah. Di sebelah selatan pegunungan 
 ini
terbentanglah bentang alam Pengging (sebelah timur Boyolali) dan 
 Pajang (sekitar Kartasura). Nah, wilayah sekitar Boyolali ini
kemudian 
 akan berperan dalam episode sejarah pasca Demak, zaman
Jaka Tingkir, 
 keturunan Majapahit juga. 
 

Sedimentasi Selat Muria (Muryo) mudah dilihat dari foto2 udara dan 
 satelit; tetapi catatan2 sejarah membuktikannya. 
 
 Zaman Plistosen, selat dan rawa2 di sekitar Pulau dan Selat Muria
ini 
 menjadi tempat berkubangnya hewan2 besar mamalia sebangsa
kudanil, tapir, 
 bahkan gajah. Tahun 60-an fosil2nya mulai
ditemukan, bahkan minggu lalu 
 pun masih terus ditemukan oleh
para ahli paleontologi seperti Pak Zaim 
 maupun para ahli
arkeologi dari balai2 arkeologi di Jawa. Patiayam antara 
 lain
daerah penemuan di wilayah ini, dan sisa hominids pun pernah 

ditemukan Pak Zaim di sini. 
 
 Salam, 
 awang

 
 -Original Message- 
 
From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Wednesday,
November 21, 2007 10:20 C++ 
 To: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !! 
 
 


 
 Awang  
 
 Pulau
Muria ? Apa pula 
 gerangan  
 Ngomong
ngomong JCB - 2007 , kok belum ada komentar ya 
 ??? 

Masa yang tua duluan yang ngomong   
 
 Si-Abah

RE: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Benar Abah, itu hanya masalah sedimentasi Kuarter pantai utara, sehingga
pantai makin berjalan ke utara. Tak ada patahan aktif di selatan
Semarang, di sebelah timurnya RMKS fault zone berhenti di bawah
Karimunjawa Arch yang stabil. Hanya di selatan Brebes sampai Semarang
ada slope curam masuk ke North Serayu Deep. Slope ekivalen di Jawa Barat
di utara Cekungan Bogor pernah jadi normal fault pada Paleogen (begitu
juga kelihatannya di selatan Brebes-Semarang), tetapi kemudian saat
Pliosen ia terinversikan jadi sesar naik (a.l. Baribis) - ini
kelihatannya tak terjadi buat slope di selatan Brebes-Semarang.
Inversinya terjadi lebih ke timur pada series Kendeng thrusts.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, November 21, 2007 1:51 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pulau dan Selat Muria ( Muryo) (was : RE:
[iagi-net-l] Gagal Visa !!)



Awang

Terima kasih , saya juga pernah dengar bahwa pantai Laut
Jawa di Semarang dulu terletak ditanjakan Gombel sekarang, apakah itu
benar ?
Apa memang ada patahan yang aktif di selatan semarang ?

Si-Abah

__



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-19 Terurut Topik mohammad syaiful
ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
visa ke yunani sih.

utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang
tidak bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

salam,
syaiful


  Abah,
 
Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Terima kasih Retno atas informasinya, mungkin itu penyebab lamanya
pengurusan visa Yunani walaupun semua surat yang diperlukan telah
dipenuhi. Kemungkinan lain lamanya pengurusan itu adalah begitu
banyaknya orang dari seluruh dunia yang tiba2 datang ke Yunani untuk
AAPG, bisa saja berkas2 aplikasi visa Yunani tiba2 menumpuk di
Kementerian LN Yunani. Kalau sistem sdministrasinya kurang baik, tentu
hal tersebut telah menyulitkan mereka. Yunani juga anggota persatuan
masyarakat Eropa Schengen yang visanya jadi satu untuk beberapa negara
Eropa, lamanya pengurusan visa bisa gara-gara itu, padahal saya mintanya
hanya Yunani tanpa negara2 Schengen lainnya.

Kedubes Yunani di Jakarta juga ternyata memproses permintaan visa Yunani
dari warga negara asing (paspor asing) yang tinggal di Indonesia. Ini
tentu menambah panjang antrian aplikasi visa Yunani di Jakarta. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Retno Widya [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 2:33 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

Pak Awang,
  setahu saya, visa Yunani lebih ketat prosedur surat suratnya, dan
sistem administrasi nya kurang teratur seperti negara negara eropa
lainnya .
   
  Retno

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  He..he..Pak Setiabudi aya-aya wae, sama Harun-nya, sama suka
menulisnya, tapi beda pandangannya tentang evolusi. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Setiabudi Djaelani [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 1:39 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun
Yahya ??? kan sama-sama rajin menulis !!

Setiabudi




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-19 Terurut Topik zaim

Pak Awang Yth.,
Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral IAGI.Saya
ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan sudah
membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi
pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...)

Wassalam,

Yahdi Zaim,
KK Geologi dan Paleontologi
FITB - ITB

 ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
 visa ke yunani sih.

 utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
 awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang tidak
 bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

 salam,
 syaiful


  Abah,
 
 Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]

 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
 loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list.
 -





JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-19 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Zaim yth.,

Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang
tectonics  carbonates in eastern Indonesia and their roles to
petroleum plays seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga
ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para
pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. 

Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy
Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang
karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan
dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi
pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat
sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK
menitipkan poster tersebut.

Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena
sanksi no show AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat
ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth
poster saya tokh tidak kosong melompong.

Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari
sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia
besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah,
wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar Patiayam
dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan
paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas
mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah
ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi
antara daratan utama Jawa dan pulau Muria.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!


Pak Awang Yth.,
Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral
IAGI.Saya
ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan
sudah
membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi
pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...)

Wassalam,

Yahdi Zaim,
KK Geologi dan Paleontologi
FITB - ITB

 ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
 visa ke yunani sih.

 utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
 awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang
tidak
 bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

 salam,
 syaiful


  Abah,
 
 Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]




 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007



 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event shall IAGI be liable for any, including but not limited to
direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
 loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list.
 -






JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-19 Terurut Topik zaim
Pak Awang Yth.,
Wah bagus sekali, meski gagal visa ternyata poster masih bisa tampil dan
saya yakin Pak Dardji bisa nyambi menjadi pemandu poster Pak Awang.
Tentang temuan fosil vertebrata di Patiayam, saya juga mengikuti berita di
TV Swasta tersebut. Saya bersyukur bahwa ternyata masih ada juga yang
melanjutkan penelitian di Patiayam. Saya sendiri sudah lama tidak ke
Patiayam lagi, meski bagi saya Patiayam masih belum tuntas baik dari
segi paleontologi, paleoenvironment dan paleoekologi (Kuarter) maupun
geologi (Kuarter)nya, karena belum ada data dating yang lengkap.Apa lagi
Muria menjadi semakin menarik dari sisi lain, yaitu untuk PLTN.
Terima kasih Pak Awang,

Wassalam,

Yahdi Zaim
KKGP
Prodi Teknik Geologi
FITB - ITB



 Pak Zaim yth.,

 Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang
 tectonics  carbonates in eastern Indonesia and their roles to
 petroleum plays seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga
 ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para
 pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya.

 Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy
 Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang
 karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan
 dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi
 pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat
 sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK
 menitipkan poster tersebut.

 Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena
 sanksi no show AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat
 ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth
 poster saya tokh tidak kosong melompong.

 Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari
 sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia
 besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah,
 wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar Patiayam
 dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan
 paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas
 mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah
 ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi
 antara daratan utama Jawa dan pulau Muria.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!


 Pak Awang Yth.,
 Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral
 IAGI.Saya
 ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan
 sudah
 membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi
 pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...)

 Wassalam,

 Yahdi Zaim,
 KK Geologi dan Paleontologi
 FITB - ITB

 ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
 visa ke yunani sih.

 utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
 awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang
 tidak
 bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

 salam,
 syaiful


  Abah,
 
 Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


 
 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007

 
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To
 subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event shall

Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-19 Terurut Topik noor syarifuddin
Pak Awang,
Salut untuk kegigihannya untuk tetap bisa hadir di AAPG. Juga salut untuk pak 
Eddy dan pak Darji yang rajin untuk selalu berusaha hadir di event AAPG. 
Teringat perjuangan beliau-beliau waktu hadir di AAPG Paris 2 tahun yl.


salam,


- Original Message 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 11:50:00 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

Pak Zaim yth.,

Terima kasih. Walaupun saya gagal ke Athena, poster2 saya tentang
tectonics  carbonates in eastern Indonesia and their roles to
petroleum plays seharian Senin kemarin dipasang di AAPG. Jadi, semoga
ide2 yang saya cantumkan di poster2 itu dapat sampai kepada para
pengunjung yang kebetulan melihatnya. Hanya, tak ada pemandunya. 

Itu bisa terjadi karena jasa baik rekan2 Pak Zaim, yaitu Pak Eddy
Subroto dan Pak Dardji, yang juga memasang poster mereka tentang
karbonat di Selat Makassar dan kebetulan booth posternya bersebelahan
dengan booth poster saya. Semoga Pak Dardji dapat sekaligus jadi
pemandunya he2.. Mengantisipasi visa Yunani yang tidak keluar, Jumat
sore minggu lalu saya menemui Pak Eddy dan Pak Dardji di bandara CGK
menitipkan poster tersebut.

Ya Pak Zaim, saya terima kegagalan berangkat ini, semoga saya tak kena
sanksi no show AAPG selama 3 tahun mendatang sebab kegagalan berangkat
ini bukan karena mangkir, tetapi karena visa tidak keluar, dan booth
poster saya tokh tidak kosong melompong.

Beberapa hari lalu saya secara tak sengaja menonton acara berita dari
sebuah stasiun TV tentang penemuan baru2 ini atas beberapa fosil mamalia
besar stegodon, tapir, dsb. di lereng selatan Muria, Jawa Tengah,
wilayah Patiayam, oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Mendengar Patiayam
dikatakan penyiar, saya langsung teringat Pak Zaim, ikon arkeologi dan
paleo-antropologi wilayah Patiayam. Penemuan2 baru tersebut jelas
mengkonfirmasi penemuan2 Pak Zaim belasan-puluhan tahun lalu di wilayah
ini. Menarik sekali Pak Zaim, juga mengkajinya dengan proses sedimentasi
antara daratan utama Jawa dan pulau Muria.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 7:40 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Gagal Visa !!


Pak Awang Yth.,
Selamat ya atas ke-vici-annya sebagai pemenang presentasi oral
IAGI.Saya
ikut prihatin Pak Awang gagal visa, tapi tidak sedih , karena Tuhan
sudah
membuat skenario seperti itu, agar Pak Awang lebih banyak memberi
pencerahan untuk kita..(sekedar menghibur diri saja kok...)

Wassalam,

Yahdi Zaim,
KK Geologi dan Paleontologi
FITB - ITB

 ikut prihatin dan sedih, kok orang sekelas pak awang nggak bisa dapat
 visa ke yunani sih.

 utk jcb2007, pak awang memang pegang moto: vini-vidi-vici. pak
 awanglah pemenang presentasi oral (iagi) utk acara jcb2007. sayang
tidak
 bisa menerima penghargaan langsung pada waktu penutupan jcb2007.

 salam,
 syaiful


  Abah,
 
 Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya
  hanya sehari
 di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat
 
 (seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
 nihil. Tahu
  mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
 Nusa Dua, tidak hanya
  datang-presentasi-pulang.
 
  Salam,
  awang


 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]




 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007



 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
 event shall IAGI be liable for any, including but not limited to
direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
 loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-18 Terurut Topik Awang Harun Satyana
He..he..Pak Setiabudi aya-aya wae, sama Harun-nya, sama suka menulisnya, tapi 
beda pandangannya tentang evolusi. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Setiabudi Djaelani [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 1:39 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun Yahya 
??? kan sama-sama rajin menulis !!

Setiabudi

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 12:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006)

Abah,

Orang2 Kedubes Yunani juga bingung (apalagi saya) sebab sampai Jumat siang 
minggu lalu aplikasi visa masih di Kementerian LN mereka di Athena. Sampai 
siang ini pun visa belum keluar. Ya sudah, sayang saja tiga paper dari BPMIGAS 
tentang Sumatera dan Indonesia Timur batal dipresentasikan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 12:20 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006)



Awang
Aneh juga ya , padahal Ente kan ndak mirip arab , tidakmirip
teroris koq dapat visa Yunani susah ??? Ada apa gerangan ?

Si-Abah.

_

 Abah, 
 
 Ya memang mahal, dijual di
Gramedia. Kalau Abah sempat ke pameran buku 
 IKAPI minggu lalu
di Balai Sidang Senayan ada discount 10 %. Atau, kalau 
 Abah
punya kartu keanggotaan National Geographic Indonesia, atau pemegang 
 kartu BNI, juga berhak atas discount 10 % membeli buku itu (tetap
mahal 
 sih Rp 180.000). Tetapi tak akan rugi 'Bah memilikinya,
isinya 
 komprehensif, cetakannya bagus, kualitas gambarnya tak
kalah dengan 
 gambar2 naturalists dunia barat, padahal para
pelukisnya adalah orang2 
 Sunda asli Bogor. 
 
 Visa saya ke Yunani untuk AAPG Conference tak keluar sampai Jumat
kemarin, 
 padahal saya sudah menggunakan paspor biru dengan
rekomendasi dari 
 Departemen LN dan Sekretaris Kabinet. Hari ini
pun kabarnya belum jelas. 
 Tiket pesawat terbang ke sana Sabtu
kemarin terpaksa dibatalkan. Hari Rabu 
 lusa pertemuannya akan
berakhir. Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya 
 hanya sehari
di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat 

(seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
nihil. Tahu 
 mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
Nusa Dua, tidak hanya 
 datang-presentasi-pulang. 
 
 Salam, 
 awang 
 
 -Original
Message- 
 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Monday, November 19, 2007
11:25 C++ 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re:
[iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) 


 
 
 Awang 
 
 Rp 200.000,-
? mahal ya , terutam buat pangsiunan, tapi 
 pengen sih punya ,
dimana dijual ?  Apa di Gramedia ? Mohon info-nya 
 .. (jadi
ke Greek ?) 
 
 Si-Abah 
 



 
 Buat rekan-rekan yang gemar mendaki
gunung-gunung di Jawa dan 
 suka 
 mengamati flora
pegunungan, buku klasik van Steenis ini 
 merupakan panduan 
 yang baik. Buku ini kini mudah didapatkan di 

toko-toko buku besar. Saya 
 melihatnya mulai dipajang
sekitar 
 dua bulan yang lalu. 
 
 Buku
ini diterbitkan pertama 
 kali dalam bahasa Inggris (The Mountain

 Flora of Java) oleh 
 E.J. Brill, Leiden, Belanda
35 tahun yang lalu 
 (1972). Sampai 
 diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku 
 ini 

tentu terbatas, kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi 
 dan botani saja. Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini

 sulit 
 ditemukan. Suatu hal yang cukup
menyedihkan, isi buku 
 membahas flora 
 pegunungan
Jawa, tetapi masyarakat yang tinggal 
 di Jawa sendiri susah 
 mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha 

menerjemahkan buku tersebut dan 
 menjualnya di took-toko
buku 
 umum patut diacungi jempol. 
 

Adalah Pusat Penelitian 
 Biologi LIPI yang berinisiatif
menerjemahkan dan 
 menerbitan 
 buku ini ke dalam
bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama 
 dengan 

World Bank, John D  CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit 
 EJ Brill Leiden, dan Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya

 setebal 
 259 halaman, lebar, kira-kira seukuran
kertas A4, 
 dicetak pada kertas 
 yang bagus,
memuat 57 halaman penuh warna 
 456 spesies tumbuhan berbunga 
 asli pegunungan Jawa. Karena 
 dicetak deluxe dan
banyak warnanya, maka 
 harganya jauh di atas 

rata-rata kebanyakan buku (rata2 harga buku 
 sekarang Rp
40.000, 
 buku van Steenis ini Rp 200.000), tetapi dijamin tak

 akan rugi 
 memilikinya buat penggemar flora
pegunungan Jawa. 
 
 
 Gambar-gambar
456 spesies tumbuhan di dalam buku ini dilukis oleh dua 

orang Indonesia : Amir Hamzah dan Moehamad Toha, dua pelukis botani 
 
 Herbarium Bogoriense Kebun Raya Bogor masa lalu.
Lukisannya 
 ldquo;breathtakingrdquo;, penuh dengan

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-18 Terurut Topik Retno Widya
Pak Awang,
  setahu saya, visa Yunani lebih ketat prosedur surat suratnya, dan sistem 
administrasi nya kurang teratur seperti negara negara eropa lainnya .
   
  Retno

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  He..he..Pak Setiabudi aya-aya wae, sama Harun-nya, sama suka menulisnya, 
tapi beda pandangannya tentang evolusi. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Setiabudi Djaelani [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 1:39 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

Barangkali nama Awang Harun dikira ada hubungan dengan Tokoh Islam Harun Yahya 
??? kan sama-sama rajin menulis !!

Setiabudi

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 12:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006)

Abah,

Orang2 Kedubes Yunani juga bingung (apalagi saya) sebab sampai Jumat siang 
minggu lalu aplikasi visa masih di Kementerian LN mereka di Athena. Sampai 
siang ini pun visa belum keluar. Ya sudah, sayang saja tiga paper dari BPMIGAS 
tentang Sumatera dan Indonesia Timur batal dipresentasikan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 19, 2007 12:20 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006)



Awang
Aneh juga ya , padahal Ente kan ndak mirip arab , tidakmirip
teroris koq dapat visa Yunani susah ??? Ada apa gerangan ?

Si-Abah.

_

 Abah, 
 
 Ya memang mahal, dijual di
Gramedia. Kalau Abah sempat ke pameran buku 
 IKAPI minggu lalu
di Balai Sidang Senayan ada discount 10 %. Atau, kalau 
 Abah
punya kartu keanggotaan National Geographic Indonesia, atau pemegang 
 kartu BNI, juga berhak atas discount 10 % membeli buku itu (tetap
mahal 
 sih Rp 180.000). Tetapi tak akan rugi 'Bah memilikinya,
isinya 
 komprehensif, cetakannya bagus, kualitas gambarnya tak
kalah dengan 
 gambar2 naturalists dunia barat, padahal para
pelukisnya adalah orang2 
 Sunda asli Bogor. 
 
 Visa saya ke Yunani untuk AAPG Conference tak keluar sampai Jumat
kemarin, 
 padahal saya sudah menggunakan paspor biru dengan
rekomendasi dari 
 Departemen LN dan Sekretaris Kabinet. Hari ini
pun kabarnya belum jelas. 
 Tiket pesawat terbang ke sana Sabtu
kemarin terpaksa dibatalkan. Hari Rabu 
 lusa pertemuannya akan
berakhir. Padahal, demi mengurus Visa Yunani, saya 
 hanya sehari
di acara2 di JCB 07 - datang terlambat, pulang cepat 

(seperti pejabat kata Abah), hasil mengurus visa ternyata :
nihil. Tahu 
 mau nihil, tentu saya santay dulu di Bali menikmati
Nusa Dua, tidak hanya 
 datang-presentasi-pulang. 
 
 Salam, 
 awang 
 
 -Original
Message- 
 
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Monday, November 19, 2007
11:25 C++ 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re:
[iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006) 


 
 
 Awang 
 
 Rp 200.000,-
? mahal ya , terutam buat pangsiunan, tapi 
 pengen sih punya ,
dimana dijual ?  Apa di Gramedia ? Mohon info-nya 
 .. (jadi
ke Greek ?) 
 
 Si-Abah 
 



 
 Buat rekan-rekan yang gemar mendaki
gunung-gunung di Jawa dan 
 suka 
 mengamati flora
pegunungan, buku klasik van Steenis ini 
 merupakan panduan 
 yang baik. Buku ini kini mudah didapatkan di 

toko-toko buku besar. Saya 
 melihatnya mulai dipajang
sekitar 
 dua bulan yang lalu. 
 
 Buku
ini diterbitkan pertama 
 kali dalam bahasa Inggris (The Mountain

 Flora of Java) oleh 
 E.J. Brill, Leiden, Belanda
35 tahun yang lalu 
 (1972). Sampai 
 diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku 
 ini 

tentu terbatas, kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi 
 dan botani saja. Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini

 sulit 
 ditemukan. Suatu hal yang cukup
menyedihkan, isi buku 
 membahas flora 
 pegunungan
Jawa, tetapi masyarakat yang tinggal 
 di Jawa sendiri susah 
 mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha 

menerjemahkan buku tersebut dan 
 menjualnya di took-toko
buku 
 umum patut diacungi jempol. 
 

Adalah Pusat Penelitian 
 Biologi LIPI yang berinisiatif
menerjemahkan dan 
 menerbitan 
 buku ini ke dalam
bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama 
 dengan 

World Bank, John D  CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit 
 EJ Brill Leiden, dan Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya

 setebal 
 259 halaman, lebar, kira-kira seukuran
kertas A4, 
 dicetak pada kertas 
 yang bagus,
memuat 57 halaman penuh warna 
 456 spesies tumbuhan berbunga 
 asli pegunungan Jawa. Karena 
 dicetak deluxe dan
banyak warnanya, maka 
 harganya jauh di atas 

rata-rata kebanyakan buku (rata2 harga buku 
 sekarang Rp
40.000, 
 buku van Steenis ini Rp 200.000), tetapi dijamin tak

 akan rugi 
 memilikinya buat penggemar flora
pegunungan Jawa. 
 
 
 Gambar-gambar
456 spesies