RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Awang: Terimakasih buat penjelasannya. Salam, Andi -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 03, 2007 11:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Andi, Sejarah subsidence South Makassar menarik kalau dianalisis menggunakan stretching model McKenzie (1978) : Some remarks on the development of sedimentary basins -Earth Planetary Science Letter 40, p. 25-32. Banyak publikasi menyebutkan pembentukan cekungan South Makassar atau Makassar Strait secara keseluruhan dimulai dari early-middle Eocene dan berlangsung sampai early Miocene. Katili (1977) mempublikasikan pembentukan itu semuanya berlangsung pada Kuarter. Data yang ada dari 1980an-sekarang lebih mendukung pembentukan Paleogen itu (mis Situmorang, 1982). Rifting Makassar (South) berakhir pada ujung early Miocene, setelah itu ia hanya tenggelam akibat sagging atau thermal subsidence karena upwelling thermal penyebab rifting telah kembali menjadi mantle downwelling. Sedimen dari sisi Kalimantan dan Sulawesi diterima secara pasif tanpa deformasi berarti, tetapi selama Neogen rate of sedimentation lebih kecil daripada rate of subsidence-nya, sehingga ada sedimentary starvation di bagian tengahnya, space of accommodation besar tetapi input sedimen kecil. Maka, rasanya tak mungkin bagian tengah cekungan yang justru paling tebal sedimennya. Juga, implikasi menggunakan model stretching McKenzie (1978) itu akan memprediksi bahwa kerak samudra akibat rifting akan muncul pada faktor stretching 2.9 atau ekivalen dengan kedalaman laut 3200 meter. Kita tahu bahwa kedalaman Selat Makassar tak sedalam itu, maka selat Makassar hanyalah didasari oleh attenuated continental basement. salam, awang "Salahuddin, Andi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Betul Pak Awang. Mudah-mudahan aja SR tersebut baru masuk ke oil window (hingga gas window bahkan %Ro~3) dan meng-generate HC at least pada saat sealnya sudah cukup tebal sehingga dengan demikian tidak banyak HC yang loss. Selain itu terlihat pula bahwa pusat cekungan S.Makassar terus mengalami subsidence sejak Eocene hingga ?present day dan secara konstan menerima sedimen supply baik dari Kalimantan maupun Sulawesi. Kalau tidak salah, sedimen di bagian tengah ini sangat tebal dan water depthnya >1km. Terimakasih buat penjelasannya. Wass, Andi -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 12:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Andi, Kelihatannya Pak Eddy Subroto hanya menulis kematangan saat ini dari sekuen Eosen dan Oligosen sudah mencapai 3 %Ro, dan tak menulis bagaimana kematangan Eocene SR tersebut pada waktu Oligosen. Itu yang ditulis Pak Eddy sebagai jenjang kematangan, nah silakan Pak Eddy bisa tambahkan infonya bagaimana kondisi kematangan SR Eosen pada saat Oligosen. Kalau di North Kutei Basin, walaupun dalam, SR Miosen tidak matang seperti di sebelah baratnya. Mengapa ? Karena overburden rocks-nya tipis, tak cukup tebal sedimen penimbunnya untuk mematangkan SR Miosen, bahkan terlalu tebal kolom airnya yang akan mengurangi konduktivitas termal. Tetapi, sedimen Eosen di North Makassar Basin diperkirakan sudah matang bahkan telah menggenerasikan hidrokarbon dan ditangkap oleh lapangan2 minyak di laut dalam seperti Ranggas. Age-diagnostic biomarker membuktikan kontribusi Eosen tersebut - menggunakan lupanoid ratio = [17alpha(H)-24,28 bisnorlupane + 17beta(H) - 24,28-bisnorlupane + 24-norlupane] / hopane. SR Eosen bila mengacu ke Barito basin punya sekuen serpih marin yang sangat tebal, itu sudah terkenal sebagai an exellent resilient seal. Bahkan sedangkal Tanjung Field (600-800 meter depth) pun dengan ketebalan Upper Tanjung yang terbatas punya kapasitas sealing yang baik sehingga bisa menyekat sampai 350-400 MMBO oils in place di Tanjung Field. Salam, Awang -Original Message- From: Salahuddin, Andi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 11:28 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Pak Edy, Pak Awang, dan rekan2 lain ysh: Jadi SR parameters yang digunakan pada pemodelan tsb diambil dari kombinasi data sumur Pelangi-1 (yang berada pada sisi timur Selat Makassar ) dan data sumur-sumur Martaban, Taka Talu, dll (yang berada pada sisi barat selat Makassar)? Karena kelihatannya sumur Pelangi-1 didominasi oleh volcanic materials yang provenance-nya berbeda dengan sumur-sumur yang di sisi barat. Sedikit menambahakan -maaf mungkin salah- bahwa salah satu risk dari segi trap-generation timing adalah seberapa tebal post Eocene seal minimum yang diperlukan untuk mampu menahan HC yang terbentuk dari Eocene SR. Karena kalau misalnya pada saat Oligocene saja SR-nya sudah mature, dan pada saat itu sealnya belum cukup tebal, HC yang telah
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Awang ysh., Terimakasih atas penjelasannya. Wassalam, Harry Kusna Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Harry, Dalam mengevaluasi dokumen tender yang diajukan calon kontraktor untuk suatu daerah, utamanya tim penilai memeriksa dan menguji : (1) kemampuan teknis calon kontraktor yang tercermin dalam evaluasi teknis daerah yang mereka minati, (2) kewajaran komitmen pekerjaan - apakah komitmen terlalu berlebihan, atau apakah komitmen terlalu minimal - tim punya standar komitmen yang wajar, (3) kemampuan finansial calon kontraktor yang tercermin dalam banyak dokumen, (4) legalitas calon kontraktor. Hal-hal lain yang menjadi bahan masukan adalah juga pengalaman calon kontraktor di bidang migas, kekuatan personil. Komitmen pekerjaan dinilai berdasarkan ketersediaan data dan jumlah struktur yang telah diidentifikasi dari data yang tersedia. Bila strukturnya banyak dan play-typenya berlainan masa hanya mengebor 1 sumur dalam 3 tahun pertama - itu akan dinilai komitmen yang tidak wajar. Mestinya yang wajar misalnya, 3 sumur di tiga tahun pertama untuk menguji semua variasi play itu. Bila satu blok diminati banyak calon kontraktor, tim akan menilai semua dokumen tender kontraktor2 tersebut berdasarkan pedoman di atas. Tim akan memanggil calon kontraktor dan meminta klarifikasi teknis atau finansial yang diperlukan. Esso di Mandar, menurut penilaian tim penilai punya komitmen yang layak berdasarkan potensi blok Mandar dan kualifikasi Esso. Kelak kalau mereka ternyata tidak bisa melakukan komitmen yang telah dijanjikannya di dalam 3 tahun pertama, dana 3 tahun pertamanya (sisa komitmen 3 tahun pertama) harus dibayarkan ke Pemerintah saat blok diterminasi. Saya pikir Pemerintah tak dirugikan dengan komitmen agresif dan bonus yang tinggi. Yang merugikan adalah perusahaan yang main-main saja dan tak bisa melakukan komitmennya sebab itu menunda eksplorasi-produksi di suatu daerah. Tetapi saya pikir Pemerintah telah cukup banyak belajar tahu mana perusahaan serius dan mana perusahaan "minyak-minyakan" Salam, awang -anggota tim penilai -Original Message- From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 05, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Terimakasih infonya Mas, Mungkin ada yang berkenan menjelaskan, mengapa Esso International begitu tinggi memberikan komitmen dan bonus untuk mendapatkan daerah yang diinginkannya. Ini hanya ingin tahu saja, dan bersyukur bahwa bagaimanapun masih banyak perusahaan yang berminat untuk meng-explorasi minyak/gas di kita.. ESSO EXPLORATION INTERNATIONAL Blok Mandar G & G Study : US$ 3,000.000 - 3D Seismic Survey : 1,750 Km2 - Exploratory Wells (New Field Wildcat) : 3 Wells - Signature Bonus : US$ 10,800,000 Wassalam, Harry Kusna Eddy Subroto wrote: Mas Ferry, Terima kasih infonya. Wasalam, EAS > Pak Eddy > > Blok Karama di award kepada konsorsium Pertamina - Statoil. > Komitmennya : 3 exploration wells, 1900 km2 3D seismic, USD 3 juta G&G > study > Signature bonusnya : USD 5 juta > Saya belum dpt info berapa komposisi equity Pertamina & Statoil, dan > siapa yang menjadi operator. Mungkin ada rekan yg tahu ? > Menarik mengamati Statoil, norwegia satu ini mulai aktif di Indonesia > dan kayaknya 'kesengsem' banget sama area ini. Sebelumnya mereka juga > barengan dg COPI di blok Kuma, persis di utaranya blok Karama. > > Salam, > > Ferry > > -Original Message- > From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, March 05, 2007 10:00 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > Jumat malam saya baca di newstickernya Metro TV; katanya yang menang > tender Karama adalah Pertamina. Adakah yang dapat memberikan penjelasan > lebih detail? Trims. > > Wasalam, > EAS > >> Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 >> >> Haryo > > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > Convention and Exhibition, > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Harry, Dalam mengevaluasi dokumen tender yang diajukan calon kontraktor untuk suatu daerah, utamanya tim penilai memeriksa dan menguji : (1) kemampuan teknis calon kontraktor yang tercermin dalam evaluasi teknis daerah yang mereka minati, (2) kewajaran komitmen pekerjaan - apakah komitmen terlalu berlebihan, atau apakah komitmen terlalu minimal - tim punya standar komitmen yang wajar, (3) kemampuan finansial calon kontraktor yang tercermin dalam banyak dokumen, (4) legalitas calon kontraktor. Hal-hal lain yang menjadi bahan masukan adalah juga pengalaman calon kontraktor di bidang migas, kekuatan personil. Komitmen pekerjaan dinilai berdasarkan ketersediaan data dan jumlah struktur yang telah diidentifikasi dari data yang tersedia. Bila strukturnya banyak dan play-typenya berlainan masa hanya mengebor 1 sumur dalam 3 tahun pertama - itu akan dinilai komitmen yang tidak wajar. Mestinya yang wajar misalnya, 3 sumur di tiga tahun pertama untuk menguji semua variasi play itu. Bila satu blok diminati banyak calon kontraktor, tim akan menilai semua dokumen tender kontraktor2 tersebut berdasarkan pedoman di atas. Tim akan memanggil calon kontraktor dan meminta klarifikasi teknis atau finansial yang diperlukan. Esso di Mandar, menurut penilaian tim penilai punya komitmen yang layak berdasarkan potensi blok Mandar dan kualifikasi Esso. Kelak kalau mereka ternyata tidak bisa melakukan komitmen yang telah dijanjikannya di dalam 3 tahun pertama, dana 3 tahun pertamanya (sisa komitmen 3 tahun pertama) harus dibayarkan ke Pemerintah saat blok diterminasi. Saya pikir Pemerintah tak dirugikan dengan komitmen agresif dan bonus yang tinggi. Yang merugikan adalah perusahaan yang main-main saja dan tak bisa melakukan komitmennya sebab itu menunda eksplorasi-produksi di suatu daerah. Tetapi saya pikir Pemerintah telah cukup banyak belajar tahu mana perusahaan serius dan mana perusahaan "minyak-minyakan" Salam, awang -anggota tim penilai -Original Message- From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 05, 2007 1:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Terimakasih infonya Mas, Mungkin ada yang berkenan menjelaskan, mengapa Esso International begitu tinggi memberikan komitmen dan bonus untuk mendapatkan daerah yang diinginkannya. Ini hanya ingin tahu saja, dan bersyukur bahwa bagaimanapun masih banyak perusahaan yang berminat untuk meng-explorasi minyak/gas di kita.. ESSO EXPLORATION INTERNATIONAL Blok Mandar G & G Study : US$ 3,000.000 - 3D Seismic Survey : 1,750 Km2 - Exploratory Wells (New Field Wildcat) : 3 Wells - Signature Bonus : US$ 10,800,000 Wassalam, Harry Kusna Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Ferry, Terima kasih infonya. Wasalam, EAS > Pak Eddy > > Blok Karama di award kepada konsorsium Pertamina - Statoil. > Komitmennya : 3 exploration wells, 1900 km2 3D seismic, USD 3 juta G&G > study > Signature bonusnya : USD 5 juta > Saya belum dpt info berapa komposisi equity Pertamina & Statoil, dan > siapa yang menjadi operator. Mungkin ada rekan yg tahu ? > Menarik mengamati Statoil, norwegia satu ini mulai aktif di Indonesia > dan kayaknya 'kesengsem' banget sama area ini. Sebelumnya mereka juga > barengan dg COPI di blok Kuma, persis di utaranya blok Karama. > > Salam, > > Ferry > > -Original Message- > From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, March 05, 2007 10:00 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > Jumat malam saya baca di newstickernya Metro TV; katanya yang menang > tender Karama adalah Pertamina. Adakah yang dapat memberikan penjelasan > lebih detail? Trims. > > Wasalam, > EAS > >> Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 >> >> Haryo > > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > Convention and Exhibition, > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yah
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Terimakasih infonya Mas, Mungkin ada yang berkenan menjelaskan, mengapa Esso International begitu tinggi memberikan komitmen dan bonus untuk mendapatkan daerah yang diinginkannya. Ini hanya ingin tahu saja, dan bersyukur bahwa bagaimanapun masih banyak perusahaan yang berminat untuk meng-explorasi minyak/gas di kita.. ESSO EXPLORATION INTERNATIONAL Blok Mandar G & G Study : US$ 3,000.000 - 3D Seismic Survey : 1,750 Km2 - Exploratory Wells (New Field Wildcat) : 3 Wells - Signature Bonus : US$ 10,800,000 Wassalam, Harry Kusna Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Ferry, Terima kasih infonya. Wasalam, EAS > Pak Eddy > > Blok Karama di award kepada konsorsium Pertamina - Statoil. > Komitmennya : 3 exploration wells, 1900 km2 3D seismic, USD 3 juta G&G > study > Signature bonusnya : USD 5 juta > Saya belum dpt info berapa komposisi equity Pertamina & Statoil, dan > siapa yang menjadi operator. Mungkin ada rekan yg tahu ? > Menarik mengamati Statoil, norwegia satu ini mulai aktif di Indonesia > dan kayaknya 'kesengsem' banget sama area ini. Sebelumnya mereka juga > barengan dg COPI di blok Kuma, persis di utaranya blok Karama. > > Salam, > > Ferry > > -Original Message- > From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, March 05, 2007 10:00 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > Jumat malam saya baca di newstickernya Metro TV; katanya yang menang > tender Karama adalah Pertamina. Adakah yang dapat memberikan penjelasan > lebih detail? Trims. > > Wasalam, > EAS > >> Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 >> >> Haryo > > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > Convention and Exhibition, > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Mas Ferry, Terima kasih infonya. Wasalam, EAS > Pak Eddy > > Blok Karama di award kepada konsorsium Pertamina - Statoil. > Komitmennya : 3 exploration wells, 1900 km2 3D seismic, USD 3 juta G&G > study > Signature bonusnya : USD 5 juta > Saya belum dpt info berapa komposisi equity Pertamina & Statoil, dan > siapa yang menjadi operator. Mungkin ada rekan yg tahu ? > Menarik mengamati Statoil, norwegia satu ini mulai aktif di Indonesia > dan kayaknya 'kesengsem' banget sama area ini. Sebelumnya mereka juga > barengan dg COPI di blok Kuma, persis di utaranya blok Karama. > > Salam, > > Ferry > > -Original Message- > From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, March 05, 2007 10:00 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > Jumat malam saya baca di newstickernya Metro TV; katanya yang menang > tender Karama adalah Pertamina. Adakah yang dapat memberikan penjelasan > lebih detail? Trims. > > Wasalam, > EAS > >> Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 >> >> Haryo > > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > Convention and Exhibition, > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Eddy Blok Karama di award kepada konsorsium Pertamina - Statoil. Komitmennya : 3 exploration wells, 1900 km2 3D seismic, USD 3 juta G&G study Signature bonusnya : USD 5 juta Saya belum dpt info berapa komposisi equity Pertamina & Statoil, dan siapa yang menjadi operator. Mungkin ada rekan yg tahu ? Menarik mengamati Statoil, norwegia satu ini mulai aktif di Indonesia dan kayaknya 'kesengsem' banget sama area ini. Sebelumnya mereka juga barengan dg COPI di blok Kuma, persis di utaranya blok Karama. Salam, Ferry -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 05, 2007 10:00 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Jumat malam saya baca di newstickernya Metro TV; katanya yang menang tender Karama adalah Pertamina. Adakah yang dapat memberikan penjelasan lebih detail? Trims. Wasalam, EAS > Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 > > Haryo Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Jumat malam saya baca di newstickernya Metro TV; katanya yang menang tender Karama adalah Pertamina. Adakah yang dapat memberikan penjelasan lebih detail? Trims. Wasalam, EAS > Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 > > Haryo Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Andi, Sejarah subsidence South Makassar menarik kalau dianalisis menggunakan stretching model McKenzie (1978) : Some remarks on the development of sedimentary basins -Earth Planetary Science Letter 40, p. 25-32. Banyak publikasi menyebutkan pembentukan cekungan South Makassar atau Makassar Strait secara keseluruhan dimulai dari early-middle Eocene dan berlangsung sampai early Miocene. Katili (1977) mempublikasikan pembentukan itu semuanya berlangsung pada Kuarter. Data yang ada dari 1980an-sekarang lebih mendukung pembentukan Paleogen itu (mis Situmorang, 1982). Rifting Makassar (South) berakhir pada ujung early Miocene, setelah itu ia hanya tenggelam akibat sagging atau thermal subsidence karena upwelling thermal penyebab rifting telah kembali menjadi mantle downwelling. Sedimen dari sisi Kalimantan dan Sulawesi diterima secara pasif tanpa deformasi berarti, tetapi selama Neogen rate of sedimentation lebih kecil daripada rate of subsidence-nya, sehingga ada sedimentary starvation di bagian tengahnya, space of accommodation besar tetapi input sedimen kecil. Maka, rasanya tak mungkin bagian tengah cekungan yang justru paling tebal sedimennya. Juga, implikasi menggunakan model stretching McKenzie (1978) itu akan memprediksi bahwa kerak samudra akibat rifting akan muncul pada faktor stretching 2.9 atau ekivalen dengan kedalaman laut 3200 meter. Kita tahu bahwa kedalaman Selat Makassar tak sedalam itu, maka selat Makassar hanyalah didasari oleh attenuated continental basement. salam, awang "Salahuddin, Andi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Betul Pak Awang. Mudah-mudahan aja SR tersebut baru masuk ke oil window (hingga gas window bahkan %Ro~3) dan meng-generate HC at least pada saat sealnya sudah cukup tebal sehingga dengan demikian tidak banyak HC yang loss. Selain itu terlihat pula bahwa pusat cekungan S.Makassar terus mengalami subsidence sejak Eocene hingga ?present day dan secara konstan menerima sedimen supply baik dari Kalimantan maupun Sulawesi. Kalau tidak salah, sedimen di bagian tengah ini sangat tebal dan water depthnya >1km. Terimakasih buat penjelasannya. Wass, Andi -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 12:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Andi, Kelihatannya Pak Eddy Subroto hanya menulis kematangan saat ini dari sekuen Eosen dan Oligosen sudah mencapai 3 %Ro, dan tak menulis bagaimana kematangan Eocene SR tersebut pada waktu Oligosen. Itu yang ditulis Pak Eddy sebagai jenjang kematangan, nah silakan Pak Eddy bisa tambahkan infonya bagaimana kondisi kematangan SR Eosen pada saat Oligosen. Kalau di North Kutei Basin, walaupun dalam, SR Miosen tidak matang seperti di sebelah baratnya. Mengapa ? Karena overburden rocks-nya tipis, tak cukup tebal sedimen penimbunnya untuk mematangkan SR Miosen, bahkan terlalu tebal kolom airnya yang akan mengurangi konduktivitas termal. Tetapi, sedimen Eosen di North Makassar Basin diperkirakan sudah matang bahkan telah menggenerasikan hidrokarbon dan ditangkap oleh lapangan2 minyak di laut dalam seperti Ranggas. Age-diagnostic biomarker membuktikan kontribusi Eosen tersebut - menggunakan lupanoid ratio = [17alpha(H)-24,28 bisnorlupane + 17beta(H) - 24,28-bisnorlupane + 24-norlupane] / hopane. SR Eosen bila mengacu ke Barito basin punya sekuen serpih marin yang sangat tebal, itu sudah terkenal sebagai an exellent resilient seal. Bahkan sedangkal Tanjung Field (600-800 meter depth) pun dengan ketebalan Upper Tanjung yang terbatas punya kapasitas sealing yang baik sehingga bisa menyekat sampai 350-400 MMBO oils in place di Tanjung Field. Salam, Awang -Original Message- From: Salahuddin, Andi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 11:28 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Pak Edy, Pak Awang, dan rekan2 lain ysh: Jadi SR parameters yang digunakan pada pemodelan tsb diambil dari kombinasi data sumur Pelangi-1 (yang berada pada sisi timur Selat Makassar ) dan data sumur-sumur Martaban, Taka Talu, dll (yang berada pada sisi barat selat Makassar)? Karena kelihatannya sumur Pelangi-1 didominasi oleh volcanic materials yang provenance-nya berbeda dengan sumur-sumur yang di sisi barat. Sedikit menambahakan -maaf mungkin salah- bahwa salah satu risk dari segi trap-generation timing adalah seberapa tebal post Eocene seal minimum yang diperlukan untuk mampu menahan HC yang terbentuk dari Eocene SR. Karena kalau misalnya pada saat Oligocene saja SR-nya sudah mature, dan pada saat itu sealnya belum cukup tebal, HC yang telah terbentuk akan loss. Terimakasih buat tambahan dan keterangannya. Interesting discussion..! Wassalam Andi Baiquni -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 10:22 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Betul Pak Awang. Mudah-mudahan aja SR tersebut baru masuk ke oil window (hingga gas window bahkan %Ro~3) dan meng-generate HC at least pada saat sealnya sudah cukup tebal sehingga dengan demikian tidak banyak HC yang loss. Selain itu terlihat pula bahwa pusat cekungan S.Makassar terus mengalami subsidence sejak Eocene hingga ?present day dan secara konstan menerima sedimen supply baik dari Kalimantan maupun Sulawesi. Kalau tidak salah, sedimen di bagian tengah ini sangat tebal dan water depthnya >1km. Terimakasih buat penjelasannya. Wass, Andi -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 12:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Andi, Kelihatannya Pak Eddy Subroto hanya menulis kematangan saat ini dari sekuen Eosen dan Oligosen sudah mencapai 3 %Ro, dan tak menulis bagaimana kematangan Eocene SR tersebut pada waktu Oligosen. Itu yang ditulis Pak Eddy sebagai jenjang kematangan, nah silakan Pak Eddy bisa tambahkan infonya bagaimana kondisi kematangan SR Eosen pada saat Oligosen. Kalau di North Kutei Basin, walaupun dalam, SR Miosen tidak matang seperti di sebelah baratnya. Mengapa ? Karena overburden rocks-nya tipis, tak cukup tebal sedimen penimbunnya untuk mematangkan SR Miosen, bahkan terlalu tebal kolom airnya yang akan mengurangi konduktivitas termal. Tetapi, sedimen Eosen di North Makassar Basin diperkirakan sudah matang bahkan telah menggenerasikan hidrokarbon dan ditangkap oleh lapangan2 minyak di laut dalam seperti Ranggas. Age-diagnostic biomarker membuktikan kontribusi Eosen tersebut - menggunakan lupanoid ratio = [17alpha(H)-24,28 bisnorlupane + 17beta(H) - 24,28-bisnorlupane + 24-norlupane] / hopane. SR Eosen bila mengacu ke Barito basin punya sekuen serpih marin yang sangat tebal, itu sudah terkenal sebagai an exellent resilient seal. Bahkan sedangkal Tanjung Field (600-800 meter depth) pun dengan ketebalan Upper Tanjung yang terbatas punya kapasitas sealing yang baik sehingga bisa menyekat sampai 350-400 MMBO oils in place di Tanjung Field. Salam, Awang -Original Message- From: Salahuddin, Andi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 11:28 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Pak Edy, Pak Awang, dan rekan2 lain ysh: Jadi SR parameters yang digunakan pada pemodelan tsb diambil dari kombinasi data sumur Pelangi-1 (yang berada pada sisi timur Selat Makassar ) dan data sumur-sumur Martaban, Taka Talu, dll (yang berada pada sisi barat selat Makassar)? Karena kelihatannya sumur Pelangi-1 didominasi oleh volcanic materials yang provenance-nya berbeda dengan sumur-sumur yang di sisi barat. Sedikit menambahakan -maaf mungkin salah- bahwa salah satu risk dari segi trap-generation timing adalah seberapa tebal post Eocene seal minimum yang diperlukan untuk mampu menahan HC yang terbentuk dari Eocene SR. Karena kalau misalnya pada saat Oligocene saja SR-nya sudah mature, dan pada saat itu sealnya belum cukup tebal, HC yang telah terbentuk akan loss. Terimakasih buat tambahan dan keterangannya. Interesting discussion..! Wassalam Andi Baiquni -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 10:22 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS > Pak Edison, > > Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi > ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar > menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan > hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pa
Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 Haryo - Original Message - From: "Ferry Bastaman Hakim" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, March 02, 2007 8:36 AM Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Membantu supaya lebih jelas, Area yg dimaksud oleh Pak Eddy sbg pusat cekungan tsb adalah persis berada di dalam Blok Sadang dan South Mandar yang ditawarkan dalam tender kemarin. Btw, kok belum ada woro2 dari migas pemenang tender kemarin ya ..? Ferry -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 2:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Mas Herry, Kalau Anda hafal posisi sumur Taka Talu 1 dan 2, Makassar Strait, dan Martaban yang saling berdekatan dan sumur Pelangi di sebelah timurnya. Maka, kalau Anda menarik garis lurus dari kelompok sumur di barat ke Pelangi, pusat cekungan itu ada di sebelah selatan pertengahan garis lurus tersebut. Wasalam, EAS Pak Eddy, "Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan" pusat cekungan yg dimaksud, ke arah utara atau timur sumur2 tsb? Sumur-sumur tersebut berada di sebelah timur Paternoster Platform, dekat rift kecil berarah E-W (Sebuku rift?). Saya pikir pemodelan cekungan nya bisa applicable untuk rift tsb, bukan ke semua cekungan Makassar Selatan, cmiiw. Ada satu sumur menembus sampai basal conglomerate Eocene Syn-rift sequence, walaupun bukan di graben, mungkin bisa digunakan sebagai data tambahan (Pangkat-1). Well terkini yg dibor disana mengindikasikan ada problem dengan kehadiran dan volume SR, Lombosang-1 di bagian Sulawesi juga menunjukkan problem yg sama.. Salam, Herry - Original Message From: Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, 1 March, 2007 11:22:19 AM Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS Pak Edison, Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot yang luar biasa. Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. Salam, awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi I
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Membantu supaya lebih jelas, Area yg dimaksud oleh Pak Eddy sbg pusat cekungan tsb adalah persis berada di dalam Blok Sadang dan South Mandar yang ditawarkan dalam tender kemarin. Btw, kok belum ada woro2 dari migas pemenang tender kemarin ya ..? Ferry -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 2:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Mas Herry, Kalau Anda hafal posisi sumur Taka Talu 1 dan 2, Makassar Strait, dan Martaban yang saling berdekatan dan sumur Pelangi di sebelah timurnya. Maka, kalau Anda menarik garis lurus dari kelompok sumur di barat ke Pelangi, pusat cekungan itu ada di sebelah selatan pertengahan garis lurus tersebut. Wasalam, EAS > Pak Eddy, > > "Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan" > pusat cekungan yg dimaksud, ke arah utara atau timur sumur2 tsb? > > Sumur-sumur tersebut berada di sebelah timur Paternoster Platform, dekat > rift kecil berarah E-W (Sebuku rift?). Saya pikir pemodelan cekungan nya > bisa applicable untuk rift tsb, bukan ke semua cekungan Makassar > Selatan, cmiiw. Ada satu sumur menembus sampai basal conglomerate Eocene > Syn-rift sequence, walaupun bukan di graben, mungkin bisa digunakan > sebagai data tambahan (Pangkat-1). > > Well terkini yg dibor disana mengindikasikan ada problem dengan > kehadiran dan volume SR, Lombosang-1 di bagian Sulawesi juga menunjukkan > problem yg sama.. > > Salam, > Herry > > > - Original Message > From: Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Thursday, 1 March, 2007 11:22:19 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > > Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang > studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir > selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa > sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu > dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari > model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen > sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. > Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk > mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut > pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan > terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari > lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. > > Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, > tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak > sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. > Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak > memiliki data biomarker. > > Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan > senang hati kami akan melakukan studinya. > > wasalam, > EAS > >> Pak Edison, >> >> Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West >> Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat >> Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang >> signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 >> (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal >> ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena >> tectonic >> thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan >> sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan >> brightspot yang luar biasa. >> >> Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan >> source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi >> matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source >> data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah >> tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, >> kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara >> keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang >> akurat. >> >> Salam, >> awang > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To sub
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Yth Pak Awang Yang membuat west sulawesi menarik adalah perbedaan seri pengendapannya dengan west arm sulawesi secara keseluruhan, ada rentang waktu yang cukup besar di daerah onshore (CMIIW), menurut peta geologi P3G nyasedimen yang paling tua adalah Formasi Latimojong berumur Cretaceous yang terdiri dari meta sst, sabak, filit serta meta lempung sebagai sisipan, kemudian paket sedimen yang diperbincangkan sebelumnya yaitu sedimen yang berumur miosen adalah Formasi Lariang...umurnya adalah Miosen Akhir - Pliosen, isi dari formasi ini adalah konglomerat, batupasir dan sisipan batulempung serta setempat ditemukan sisipan tufa, hampir semua oil seep didaerah ini, muncul di interval Formasi Lariang, sementara diatasnya ada Formasi Pasangkayu dan Pakuli yang berumur Plio-Plistosen yang tersusun oleh selang-seling batupasir dan lempung, dibeberapa tempat dijumpai konglomerat dan limestone Daerah west sulawesi, terpisahkan dengan daerah enrekang dan toraja yang berada dibagian timurnya oleh Latimojong Fold-belt complex, dimana di daerah ini, kita bisa menemukan endapan Formasi Toraja yang sebagian besar orang membaginya kedalam dua seri, yaitu Lower Toraja (eq. mallawa clastics) dan Upper Toraja (seri karbonat eq. tonasa) serta diatasnya ada Formasi Makale (eq. Formasi Taccipi ). di timur wilayah West Sulawesi oil seep rata-rata ditemukan di sediment paleogen Formasi Lower Toraja seperti di parandean (daerah sekitar cakke) dan daerah yang paling selatan ditemukan di desa jempulu kabupaten barru di Formasi Balangbaru yang berumur Cretaceous. Paket sediment "synrift" dipercaya merupakan potensial source rock didaerah ini Sementara mengenai tingkat maturity source rock yang menurut pak Edi Subroto Ro nya bisa mencapai nilai 3% mungkin saja bisa di trigger salah satunya oleh banyaknya volcanics event dan keberadaan batuan terobosan (diorite, granodiorit, andesit dan granit) di daerah ini. Sebagai referensi daerah ini bisa di baca di magoon 1988 (IPA ??) Salam JAP -Original Message- From: Awang Harun Satyana Sent: 01 Maret 2007 8:11 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Ulasan petroleum system West Sulawesi dari Ferry sudah benar saya pikir, ada beberapa catatan tambahan : Reservoir Reservoir umur Miosen ke atas mungkin kualitasnya tak akan sebagus kawan seumurnya di sisi Kalimantan. Ini berhubungan dengan provenance di West Sulawesi yang lebih volkanik (spt Camba Fm.) dan pendeknya jarak provenance-tempat deposisi dari West Sulawesi onshore ke offshore-nya yang akan mengakibatkan sedimen tak mature. Bandingkan dengan betapa mature-nya sedimen umur tersebut di Kutei offshore karena re-cycling berkali2. Source dan charging Beberapa studi geokimia pada oil seeps di West Sulawesi menunjukkan bahwa source minyak2 ini adalah batuan induk silisiklastik berumur Eosen (eq. Lower Tanjung SR). Apakah ada coally source Miosen seperti di sisi Kalimantan ? Masih tanda tanya sebab pada saat Miosen, sistem delta di West Sulawesi tak seberkembang (atau tak berkembang) seperti di East Kalimantan. Source-nya berupa synrift graben Eosen sebelum West Sulawesi terpisah dari sisi timur Kalimantan. Charging yang jelas baru dari graben2 Eosen di offshore ke reef eq. Berai (Oligo-Miosen) di horst-blocknya. Charging dari Eosen graben ke foldbelt Miosen di offshore lebih berisiko, tetapi di onshore hal ini sudah terjadi. Trap Gravity-driven toe-thrusting tetap terjadi di Miosen foldbelt offshore di kawasan paling barat, tetapi betul bahwa semakin ke timur mendekati onshore West Sulawesi foldbelt makin banyak pengaruh kompresi (seperti Kalosi foldbelt). Keberadaan thin-skinned tectonics mau tak mau menunjukkan bahwa toe thrusting bekerja juga di sini. Trap yang lain adalah reef eq. Berai-upper Tonasa yang berkembang di setiap horst block di offshore West Sulawesi. Terjadi diskusi yang lama dengan Exxon dan Marathon, apakah itu volcanic cone atau reef, tetapi kedua operator meyakini bahwa itu adalah reef, apalgi sekarang kita semua lebih yakin bahwa Makassar Strait hanyalah attenuated continental crust, jadi volkanisme basic mungkin memang tak terjadi. Seal Selain yang ditulis Ferry, ekivalen Tonasa limestone (Oligocene) yang tight bisa jadi seal juga buat objektif Eosen di synrift. Herry, Tonasa limestone telah lama menjadi target eksplorasi di South Sulawesi, sejak awal tahun 1970-an. Banyak sumur Gulf Oil telah dibor untuk melihat prospektivitas Tonasa. Tetapi, sampai sekarang belum terbukti prospektivitas itu. Secara umum, Tonasa limestone is very tight. Tetapi di seberang utara Walanae Fault, di blok turunnya, Tonasa di situ adalah re-deposited Tonasa carbonate, dan lumayan porous walaupun hanya bisa melepaskan gas seep. Rekan saya di BPMIGAS, Johnson, pasti punya catatan tambahan lagi, silakan. Salam, Awang -Original Message- From: Herry Maulana [mai
Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Mas Herry, Kalau Anda hafal posisi sumur Taka Talu 1 dan 2, Makassar Strait, dan Martaban yang saling berdekatan dan sumur Pelangi di sebelah timurnya. Maka, kalau Anda menarik garis lurus dari kelompok sumur di barat ke Pelangi, pusat cekungan itu ada di sebelah selatan pertengahan garis lurus tersebut. Wasalam, EAS > Pak Eddy, > > "Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan" > pusat cekungan yg dimaksud, ke arah utara atau timur sumur2 tsb? > > Sumur-sumur tersebut berada di sebelah timur Paternoster Platform, dekat > rift kecil berarah E-W (Sebuku rift?). Saya pikir pemodelan cekungan nya > bisa applicable untuk rift tsb, bukan ke semua cekungan Makassar > Selatan, cmiiw. Ada satu sumur menembus sampai basal conglomerate Eocene > Syn-rift sequence, walaupun bukan di graben, mungkin bisa digunakan > sebagai data tambahan (Pangkat-1). > > Well terkini yg dibor disana mengindikasikan ada problem dengan > kehadiran dan volume SR, Lombosang-1 di bagian Sulawesi juga menunjukkan > problem yg sama.. > > Salam, > Herry > > > - Original Message > From: Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Thursday, 1 March, 2007 11:22:19 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > > Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang > studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir > selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa > sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu > dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari > model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen > sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. > Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk > mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut > pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan > terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari > lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. > > Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, > tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak > sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. > Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak > memiliki data biomarker. > > Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan > senang hati kami akan melakukan studinya. > > wasalam, > EAS > >> Pak Edison, >> >> Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West >> Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat >> Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang >> signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 >> (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal >> ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena >> tectonic >> thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan >> sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan >> brightspot yang luar biasa. >> >> Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan >> source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi >> matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source >> data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah >> tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, >> kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara >> keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang >> akurat. >> >> Salam, >> awang > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Andi, Kelihatannya Pak Eddy Subroto hanya menulis kematangan saat ini dari sekuen Eosen dan Oligosen sudah mencapai 3 %Ro, dan tak menulis bagaimana kematangan Eocene SR tersebut pada waktu Oligosen. Itu yang ditulis Pak Eddy sebagai jenjang kematangan, nah silakan Pak Eddy bisa tambahkan infonya bagaimana kondisi kematangan SR Eosen pada saat Oligosen. Kalau di North Kutei Basin, walaupun dalam, SR Miosen tidak matang seperti di sebelah baratnya. Mengapa ? Karena overburden rocks-nya tipis, tak cukup tebal sedimen penimbunnya untuk mematangkan SR Miosen, bahkan terlalu tebal kolom airnya yang akan mengurangi konduktivitas termal. Tetapi, sedimen Eosen di North Makassar Basin diperkirakan sudah matang bahkan telah menggenerasikan hidrokarbon dan ditangkap oleh lapangan2 minyak di laut dalam seperti Ranggas. Age-diagnostic biomarker membuktikan kontribusi Eosen tersebut - menggunakan lupanoid ratio = [17alpha(H)-24,28 bisnorlupane + 17beta(H) - 24,28-bisnorlupane + 24-norlupane] / hopane. SR Eosen bila mengacu ke Barito basin punya sekuen serpih marin yang sangat tebal, itu sudah terkenal sebagai an exellent resilient seal. Bahkan sedangkal Tanjung Field (600-800 meter depth) pun dengan ketebalan Upper Tanjung yang terbatas punya kapasitas sealing yang baik sehingga bisa menyekat sampai 350-400 MMBO oils in place di Tanjung Field. Salam, Awang -Original Message- From: Salahuddin, Andi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 11:28 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Pak Edy, Pak Awang, dan rekan2 lain ysh: Jadi SR parameters yang digunakan pada pemodelan tsb diambil dari kombinasi data sumur Pelangi-1 (yang berada pada sisi timur Selat Makassar ) dan data sumur-sumur Martaban, Taka Talu, dll (yang berada pada sisi barat selat Makassar)? Karena kelihatannya sumur Pelangi-1 didominasi oleh volcanic materials yang provenance-nya berbeda dengan sumur-sumur yang di sisi barat. Sedikit menambahakan -maaf mungkin salah- bahwa salah satu risk dari segi trap-generation timing adalah seberapa tebal post Eocene seal minimum yang diperlukan untuk mampu menahan HC yang terbentuk dari Eocene SR. Karena kalau misalnya pada saat Oligocene saja SR-nya sudah mature, dan pada saat itu sealnya belum cukup tebal, HC yang telah terbentuk akan loss. Terimakasih buat tambahan dan keterangannya. Interesting discussion..! Wassalam Andi Baiquni -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 10:22 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS > Pak Edison, > > Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi > ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar > menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan > hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi > Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen > Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic > thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan > sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot > yang luar biasa. > > Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan > source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi > matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source > data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi > dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas > SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secar
Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Eddy, "Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan" pusat cekungan yg dimaksud, ke arah utara atau timur sumur2 tsb? Sumur-sumur tersebut berada di sebelah timur Paternoster Platform, dekat rift kecil berarah E-W (Sebuku rift?). Saya pikir pemodelan cekungan nya bisa applicable untuk rift tsb, bukan ke semua cekungan Makassar Selatan, cmiiw. Ada satu sumur menembus sampai basal conglomerate Eocene Syn-rift sequence, walaupun bukan di graben, mungkin bisa digunakan sebagai data tambahan (Pangkat-1). Well terkini yg dibor disana mengindikasikan ada problem dengan kehadiran dan volume SR, Lombosang-1 di bagian Sulawesi juga menunjukkan problem yg sama.. Salam, Herry - Original Message From: Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, 1 March, 2007 11:22:19 AM Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS > Pak Edison, > > Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi > ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar > menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan > hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi > Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen > Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic > thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan > sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot > yang luar biasa. > > Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan > source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi > matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source > data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi > dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas > SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau > ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. > > Salam, > awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - ___ New Yahoo! Mail is the ultimate force in competitive emailing. Find out more at the Yahoo! Mail Championships. Plus: play games and win prizes. http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://mail.yahoo.net/uk
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Edison, Kemenerusan sekuen Miosen dari East Kalimantan di selatan Selat Makassar hingga masuk ke sisi barat Sulawesi mungkin tak berhubungan dengan provenance dari Delta Mahakam, tetapi dari Paternoster High yang cenderung tetap tinggi dan masih mengkontribusi sedimen sampai Miosen. Paleo-shelf edge di selatan juga merupakan penciri batas utara Paternoster, sekarang dicirikan oleh Adang Fault, Sepinggan Fault, dan Balabagan barrier reefs. Lobe Delta Mahakam pun saya pikir akan terbatas luasnya untuk mengkonribusi sedimen sampai ke selatan Makassar Strait. Rotasi Kalimantan yang 50 deg anticlockwise juga tak mempengaruhi rotasi delta sebab Kalimantan telah terputar ke posisinya yang sekarang sebelum progradasi Delta Mahakam terjadi secara signifikan pada Mio-Pliosen. Salam, awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 8:58 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Teng qiu commentnya Pak Awang. Memang kalau dari regional seismic yang diutara (Mangkalihat ke Palu-Koro zone) terutama di daerah Papalang, dalam seismic menipis dan habis sebelum Palu-Koro. Tetapi dari regional seismic yang di selatan (Meratus ke West Sulawesi Fold belt), Miocene horizons dari Mahakam masih nampak menerus ke timur. Kemungkinan sediments ini masih meliwati deep edge dan bercampur dengan slope channels sediment dari Sulawesi. Mungkinkah terjadi perbedaan distribusi sediment yang besar dari Mahakam Delta pada masa rotasi deltanya? Sehingga mempengaruhi sediment Mahakam ke timur. Juga adanya beberapa paleo shelf edge di selatan yang membantu memperluas transportasi sediment tersebut. Wassalam, EGS -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 01 March, 2007 9:25 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Pak Edison, Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot yang luar biasa. Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. Salam, awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 8:13 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Yang juga menarik di West Sulawei ini adalah Fold belt complex yang terbentuk pada Miocene. Complex ini mencapai luas kira-kira 2500 sq km. Banyangin kalo folding ini membentuk trap-trap..yah katakan lebih dari 30 leads dengan maximum closure 50 sq km/lead aja. Kalo dia gas prone bisa dapet 3 TCF/lead. Wah..wah..ok punya tuh. Kalau menurut saya, Upper Miocene formations tetap menarik untuk dilihat, karena masih banyak sediment dari delta Mahakam yang mampir di komplek ini berupa mass transported sediment. Source rock kayaknya perlu di tinjau lagi deh, karena dari beberapa wells seperti Kelara-1 (Amoseas), Tanakeke-1, martaban? Menunjukkan immature oil-prone source rock. Yah mudah-mudahan study yang intensif segera dilakukan oleh pemenang-pemenang blocks tersebut dan hasil yang positif jelas akan membuka cakrawala baru eksplorasi migas di sana. EGS -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas l
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Mas Edo, Data kematangan lain yang ada adalah Tmax. Akan tetapi Anda jangan membayangkan bahwa datanya banyak dan mudah didapat lho. Wasalam, EAS > Pak Eddy, > Apakah ada data maturity lain selain Ro yang mengkonfirmasi analisis > tersebut?? > > Salam > edo > > -Original Message- > From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, March 01, 2007 10:22 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang > studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir > selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa > sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu > dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. > Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan > Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro > 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, > tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan > Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, > matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak > sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di > sekitar cekungan ini. > > Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, > tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak > sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. > Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak > memiliki data biomarker. > > Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan > senang hati kami akan melakukan studinya. > > wasalam, > EAS > >> Pak Edison, >> >> Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West >> Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat >> Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen >> yang > >> signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 >> (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal >> ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena >> tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. >> Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan >> brightspot yang luar biasa. >> >> Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan >> source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi >> matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source >> data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah >> tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. >> Maka, > >> kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara >> keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang > akurat. >> >> Salam, >> awang > > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To > subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI > Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank > Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara > Mulia No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To > subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Edy, Pak Awang, dan rekan2 lain ysh: Jadi SR parameters yang digunakan pada pemodelan tsb diambil dari kombinasi data sumur Pelangi-1 (yang berada pada sisi timur Selat Makassar ) dan data sumur-sumur Martaban, Taka Talu, dll (yang berada pada sisi barat selat Makassar)? Karena kelihatannya sumur Pelangi-1 didominasi oleh volcanic materials yang provenance-nya berbeda dengan sumur-sumur yang di sisi barat. Sedikit menambahakan -maaf mungkin salah- bahwa salah satu risk dari segi trap-generation timing adalah seberapa tebal post Eocene seal minimum yang diperlukan untuk mampu menahan HC yang terbentuk dari Eocene SR. Karena kalau misalnya pada saat Oligocene saja SR-nya sudah mature, dan pada saat itu sealnya belum cukup tebal, HC yang telah terbentuk akan loss. Terimakasih buat tambahan dan keterangannya. Interesting discussion..! Wassalam Andi Baiquni -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 10:22 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS > Pak Edison, > > Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi > ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar > menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan > hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi > Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen > Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic > thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan > sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot > yang luar biasa. > > Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan > source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi > matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source > data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi > dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas > SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau > ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. > > Salam, > awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id V
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Eddy, Apakah ada data maturity lain selain Ro yang mengkonfirmasi analisis tersebut?? Salam edo -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 10:22 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS > Pak Edison, > > Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West > Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat > Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang > signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 > (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal > ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena > tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. > Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan > brightspot yang luar biasa. > > Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan > source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi > matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source > data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah > tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, > kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara > keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. > > Salam, > awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS > Pak Edison, > > Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi > ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar > menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan > hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi > Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen > Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic > thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan > sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot > yang luar biasa. > > Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan > source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi > matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source > data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi > dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas > SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau > ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. > > Salam, > awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Teng qiu commentnya Pak Awang. Memang kalau dari regional seismic yang diutara (Mangkalihat ke Palu-Koro zone) terutama di daerah Papalang, dalam seismic menipis dan habis sebelum Palu-Koro. Tetapi dari regional seismic yang di selatan (Meratus ke West Sulawesi Fold belt), Miocene horizons dari Mahakam masih nampak menerus ke timur. Kemungkinan sediments ini masih meliwati deep edge dan bercampur dengan slope channels sediment dari Sulawesi. Mungkinkah terjadi perbedaan distribusi sediment yang besar dari Mahakam Delta pada masa rotasi deltanya? Sehingga mempengaruhi sediment Mahakam ke timur. Juga adanya beberapa paleo shelf edge di selatan yang membantu memperluas transportasi sediment tersebut. Wassalam, EGS -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 01 March, 2007 9:25 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Pak Edison, Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot yang luar biasa. Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. Salam, awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 8:13 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Yang juga menarik di West Sulawei ini adalah Fold belt complex yang terbentuk pada Miocene. Complex ini mencapai luas kira-kira 2500 sq km. Banyangin kalo folding ini membentuk trap-trap..yah katakan lebih dari 30 leads dengan maximum closure 50 sq km/lead aja. Kalo dia gas prone bisa dapet 3 TCF/lead. Wah..wah..ok punya tuh. Kalau menurut saya, Upper Miocene formations tetap menarik untuk dilihat, karena masih banyak sediment dari delta Mahakam yang mampir di komplek ini berupa mass transported sediment. Source rock kayaknya perlu di tinjau lagi deh, karena dari beberapa wells seperti Kelara-1 (Amoseas), Tanakeke-1, martaban? Menunjukkan immature oil-prone source rock. Yah mudah-mudahan study yang intensif segera dilakukan oleh pemenang-pemenang blocks tersebut dan hasil yang positif jelas akan membuka cakrawala baru eksplorasi migas di sana. EGS -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas lihat seismic sectionnya mirip dengan struktur2 Deppwater Kutei bagian Utara (Sadewa, Hiu Aman, dll). Hanya genesanya yg berbeda, krn terbentuk akibat compression tectonic dibanding gravity driven/toe-thrust yg di Kutei. Seal Sedimen tersier di West Sulawesi yang mud-dominated bakal jadi seal yang bagus untuk akumulasi HC. Resiko breaching mungkin ada, terutama akibat reaktivasi fault dari recent tektonik aktif. Jadi, cukup menjanjikan utk berharap bahwa sekian tahun kedepan West Sulawesi bakal jadi petroleum province baru di IndonesiaSemoga. Pak Awang mungkin bisa menambahkan. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Pak Awang, Resiko terbesar petroleum system nya apa pak? Analogi West Sulawesi mungkin dengan east Paternoster Platform.. Salam, Herry - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Pak Edison, Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot yang luar biasa. Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. Salam, awang -Original Message- From: H. Edison Sirodj (PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 8:13 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Yang juga menarik di West Sulawei ini adalah Fold belt complex yang terbentuk pada Miocene. Complex ini mencapai luas kira-kira 2500 sq km. Banyangin kalo folding ini membentuk trap-trap..yah katakan lebih dari 30 leads dengan maximum closure 50 sq km/lead aja. Kalo dia gas prone bisa dapet 3 TCF/lead. Wah..wah..ok punya tuh. Kalau menurut saya, Upper Miocene formations tetap menarik untuk dilihat, karena masih banyak sediment dari delta Mahakam yang mampir di komplek ini berupa mass transported sediment. Source rock kayaknya perlu di tinjau lagi deh, karena dari beberapa wells seperti Kelara-1 (Amoseas), Tanakeke-1, martaban? Menunjukkan immature oil-prone source rock. Yah mudah-mudahan study yang intensif segera dilakukan oleh pemenang-pemenang blocks tersebut dan hasil yang positif jelas akan membuka cakrawala baru eksplorasi migas di sana. EGS -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas lihat seismic sectionnya mirip dengan struktur2 Deppwater Kutei bagian Utara (Sadewa, Hiu Aman, dll). Hanya genesanya yg berbeda, krn terbentuk akibat compression tectonic dibanding gravity driven/toe-thrust yg di Kutei. Seal Sedimen tersier di West Sulawesi yang mud-dominated bakal jadi seal yang bagus untuk akumulasi HC. Resiko breaching mungkin ada, terutama akibat reaktivasi fault dari recent tektonik aktif. Jadi, cukup menjanjikan utk berharap bahwa sekian tahun kedepan West Sulawesi bakal jadi petroleum province baru di IndonesiaSemoga. Pak Awang mungkin bisa menambahkan. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Pak Awang, Resiko terbesar petroleum system nya apa pak? Analogi West Sulawesi mungkin dengan east Paternoster Platform.. Salam, Herry - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 5:04:35 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tender Winners Lapangan Karama atau Cekungan Lariang-Karama ? Setahu saya Cekungan Lariang-Karama ya. Cukup banyak seepages ditemukan di wilayah Lariang-Karama ini sejak zaman dahulu. Bahkan dari tahun 1898-1900 Doda Oil Company mengebor empat sumur di utara Karama (selatan Lariang), gagal semua. Tahun 1927 dikerjakan lagi oleh para ahli geologi BPM yang menyeberang dari Balikpapan. Tahun 1970 setelah ada sistem PSC, Lariang-Karama dieksplorasi lagi oleh Gulf Oil dan BP (?). Sampai saat ini setahu saya belum ada lapangan komersil di kedua wilayah di selatan Pegunungan Molengraaff ini. Tetapi, betul company2 besar sekarang ramai mengerjakan Lariang-Karama baik di onshore-nya maupun di offshore-nya, sejak dari offshore barat South Sulawesi sampai offshore barat West Sulawesi. Begitu pun onshore-nya dari Lariang, Karossa, Karama
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Ulasan petroleum system West Sulawesi dari Ferry sudah benar saya pikir, ada beberapa catatan tambahan : Reservoir Reservoir umur Miosen ke atas mungkin kualitasnya tak akan sebagus kawan seumurnya di sisi Kalimantan. Ini berhubungan dengan provenance di West Sulawesi yang lebih volkanik (spt Camba Fm.) dan pendeknya jarak provenance-tempat deposisi dari West Sulawesi onshore ke offshore-nya yang akan mengakibatkan sedimen tak mature. Bandingkan dengan betapa mature-nya sedimen umur tersebut di Kutei offshore karena re-cycling berkali2. Source dan charging Beberapa studi geokimia pada oil seeps di West Sulawesi menunjukkan bahwa source minyak2 ini adalah batuan induk silisiklastik berumur Eosen (eq. Lower Tanjung SR). Apakah ada coally source Miosen seperti di sisi Kalimantan ? Masih tanda tanya sebab pada saat Miosen, sistem delta di West Sulawesi tak seberkembang (atau tak berkembang) seperti di East Kalimantan. Source-nya berupa synrift graben Eosen sebelum West Sulawesi terpisah dari sisi timur Kalimantan. Charging yang jelas baru dari graben2 Eosen di offshore ke reef eq. Berai (Oligo-Miosen) di horst-blocknya. Charging dari Eosen graben ke foldbelt Miosen di offshore lebih berisiko, tetapi di onshore hal ini sudah terjadi. Trap Gravity-driven toe-thrusting tetap terjadi di Miosen foldbelt offshore di kawasan paling barat, tetapi betul bahwa semakin ke timur mendekati onshore West Sulawesi foldbelt makin banyak pengaruh kompresi (seperti Kalosi foldbelt). Keberadaan thin-skinned tectonics mau tak mau menunjukkan bahwa toe thrusting bekerja juga di sini. Trap yang lain adalah reef eq. Berai-upper Tonasa yang berkembang di setiap horst block di offshore West Sulawesi. Terjadi diskusi yang lama dengan Exxon dan Marathon, apakah itu volcanic cone atau reef, tetapi kedua operator meyakini bahwa itu adalah reef, apalgi sekarang kita semua lebih yakin bahwa Makassar Strait hanyalah attenuated continental crust, jadi volkanisme basic mungkin memang tak terjadi. Seal Selain yang ditulis Ferry, ekivalen Tonasa limestone (Oligocene) yang tight bisa jadi seal juga buat objektif Eosen di synrift. Herry, Tonasa limestone telah lama menjadi target eksplorasi di South Sulawesi, sejak awal tahun 1970-an. Banyak sumur Gulf Oil telah dibor untuk melihat prospektivitas Tonasa. Tetapi, sampai sekarang belum terbukti prospektivitas itu. Secara umum, Tonasa limestone is very tight. Tetapi di seberang utara Walanae Fault, di blok turunnya, Tonasa di situ adalah re-deposited Tonasa carbonate, dan lumayan porous walaupun hanya bisa melepaskan gas seep. Rekan saya di BPMIGAS, Johnson, pasti punya catatan tambahan lagi, silakan. Salam, Awang -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 6:36 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Wah kalau semua komponen tidak ada masalah, resiko nya kecil dong ya... :-) Untuk reservoir, apa Oligocene Limestone di sepanjang West Sulawesi (Tonasa??) bukan merupakan target eksplorasi? Salam, Herry - Original Message From: Ferry Bastaman Hakim <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:12:58 PM Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas lihat seismic sectionnya mirip dengan struktur2 Deppwater Kutei bagian Utara (Sadewa, Hiu Aman, dll). Hanya genesanya yg berbeda, krn terbentuk akibat compression tectonic dibanding gravity driven/toe-thrust yg di Kutei. Seal Sedimen tersier di West Sulawesi yang mud-dominated bakal jadi seal yang bagus untuk akumulasi HC. Resiko breaching mungkin ada, terutama akibat reaktivasi fault dari recent tektonik aktif. Jadi, cukup menjanjikan utk berharap bahwa sekian tahun kedepan West Sulawesi bakal jadi petroleum province baru di IndonesiaSemoga. Pak Awang mungkin bisa menambahkan. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Pak Awang, Resiko terbesar petroleum system nya apa pak? Analogi West Sulawesi mungkin dengan east Paternoster Platform.. Salam, Herry - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iag
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Yang juga menarik di West Sulawei ini adalah Fold belt complex yang terbentuk pada Miocene. Complex ini mencapai luas kira-kira 2500 sq km. Banyangin kalo folding ini membentuk trap-trap..yah katakan lebih dari 30 leads dengan maximum closure 50 sq km/lead aja. Kalo dia gas prone bisa dapet 3 TCF/lead. Wah..wah..ok punya tuh. Kalau menurut saya, Upper Miocene formations tetap menarik untuk dilihat, karena masih banyak sediment dari delta Mahakam yang mampir di komplek ini berupa mass transported sediment. Source rock kayaknya perlu di tinjau lagi deh, karena dari beberapa wells seperti Kelara-1 (Amoseas), Tanakeke-1, martaban? Menunjukkan immature oil-prone source rock. Yah mudah-mudahan study yang intensif segera dilakukan oleh pemenang-pemenang blocks tersebut dan hasil yang positif jelas akan membuka cakrawala baru eksplorasi migas di sana. EGS -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas lihat seismic sectionnya mirip dengan struktur2 Deppwater Kutei bagian Utara (Sadewa, Hiu Aman, dll). Hanya genesanya yg berbeda, krn terbentuk akibat compression tectonic dibanding gravity driven/toe-thrust yg di Kutei. Seal Sedimen tersier di West Sulawesi yang mud-dominated bakal jadi seal yang bagus untuk akumulasi HC. Resiko breaching mungkin ada, terutama akibat reaktivasi fault dari recent tektonik aktif. Jadi, cukup menjanjikan utk berharap bahwa sekian tahun kedepan West Sulawesi bakal jadi petroleum province baru di IndonesiaSemoga. Pak Awang mungkin bisa menambahkan. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Pak Awang, Resiko terbesar petroleum system nya apa pak? Analogi West Sulawesi mungkin dengan east Paternoster Platform.. Salam, Herry - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 5:04:35 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tender Winners Lapangan Karama atau Cekungan Lariang-Karama ? Setahu saya Cekungan Lariang-Karama ya. Cukup banyak seepages ditemukan di wilayah Lariang-Karama ini sejak zaman dahulu. Bahkan dari tahun 1898-1900 Doda Oil Company mengebor empat sumur di utara Karama (selatan Lariang), gagal semua. Tahun 1927 dikerjakan lagi oleh para ahli geologi BPM yang menyeberang dari Balikpapan. Tahun 1970 setelah ada sistem PSC, Lariang-Karama dieksplorasi lagi oleh Gulf Oil dan BP (?). Sampai saat ini setahu saya belum ada lapangan komersil di kedua wilayah di selatan Pegunungan Molengraaff ini. Tetapi, betul company2 besar sekarang ramai mengerjakan Lariang-Karama baik di onshore-nya maupun di offshore-nya, sejak dari offshore barat South Sulawesi sampai offshore barat West Sulawesi. Begitu pun onshore-nya dari Lariang, Karossa, Karama, Enrekang, Pare-Pare. Akhirnya, nanti blok2 di West-South Sulawesi onshore dan offshore akan seramai blok2 onshore dan offshore East Kalimantan. Semoga sesukses blok2 di sisi East Kalimantan, walaupun secara geologi West Sulawesi onshore dan offshore tentu tak sama dengan sisi barat Makassar Strait. Banyak kemiripan, tetapi signifikan pula perbedaannya. Selamat bereksplorasi ! Salam, awang (anggota tim penilai & tender wilayah kerja Ditjen Migas) (eksplorasi BPMIGAS) -Original Message- From: Johnson A. Paju Sent: Wednesday, February 28, 2007 10:38 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tender Winners NATAN Kalo menurut saya artinya ente punya chance jadi explorationist di kampung sendiri dong brur :)) -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 28 Februari 2007 10:01 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Sekedar sharing.. Di Selat Makasar ada Lapangan 'KARAMA' yang sangat diminati bidder. Kalau dalam bahasa Toraja, KARAMA itu artinya Keramat. Mudahan saja Keramat-nya dalam artian positif. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Makanya nggak heran Ry, uil2 kumpeni itu pada rame2 ngerubutin daerah situ sekarang. Pembentukan Tonasa carbonate hanya terbatas di South Sulawesi. Paling utara ada di sekitar depresi danau Tempe saat ini. Depresi NW-SE ini sekaligus jadi pembatas facies2 lengan Selatan Sulawesi dengan West Sulawesi area. Di Lariang - Karama region, Tonasa mungkin ekivalen dengan Malawa & Toraja clastic. Lagipula kayaknya Oligocene limestone ini dominan platform /non-reefal facies, jadi harus hati-hati dengan reservoir quality-nya. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 6:36 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Wah kalau semua komponen tidak ada masalah, resiko nya kecil dong ya... :-) Untuk reservoir, apa Oligocene Limestone di sepanjang West Sulawesi (Tonasa??) bukan merupakan target eksplorasi? Salam, Herry - Original Message From: Ferry Bastaman Hakim <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:12:58 PM Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas lihat seismic sectionnya mirip dengan struktur2 Deppwater Kutei bagian Utara (Sadewa, Hiu Aman, dll). Hanya genesanya yg berbeda, krn terbentuk akibat compression tectonic dibanding gravity driven/toe-thrust yg di Kutei. Seal Sedimen tersier di West Sulawesi yang mud-dominated bakal jadi seal yang bagus untuk akumulasi HC. Resiko breaching mungkin ada, terutama akibat reaktivasi fault dari recent tektonik aktif. Jadi, cukup menjanjikan utk berharap bahwa sekian tahun kedepan West Sulawesi bakal jadi petroleum province baru di IndonesiaSemoga. Pak Awang mungkin bisa menambahkan. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Pak Awang, Resiko terbesar petroleum system nya apa pak? Analogi West Sulawesi mungkin dengan east Paternoster Platform.. Salam, Herry - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 5:04:35 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tender Winners Lapangan Karama atau Cekungan Lariang-Karama ? Setahu saya Cekungan Lariang-Karama ya. Cukup banyak seepages ditemukan di wilayah Lariang-Karama ini sejak zaman dahulu. Bahkan dari tahun 1898-1900 Doda Oil Company mengebor empat sumur di utara Karama (selatan Lariang), gagal semua. Tahun 1927 dikerjakan lagi oleh para ahli geologi BPM yang menyeberang dari Balikpapan. Tahun 1970 setelah ada sistem PSC, Lariang-Karama dieksplorasi lagi oleh Gulf Oil dan BP (?). Sampai saat ini setahu saya belum ada lapangan komersil di kedua wilayah di selatan Pegunungan Molengraaff ini. Tetapi, betul company2 besar sekarang ramai mengerjakan Lariang-Karama baik di onshore-nya maupun di offshore-nya, sejak dari offshore barat South Sulawesi sampai offshore barat West Sulawesi. Begitu pun onshore-nya dari Lariang, Karossa, Karama, Enrekang, Pare-Pare. Akhirnya, nanti blok2 di West-South Sulawesi onshore dan offshore akan seramai blok2 onshore dan offshore East Kalimantan. Semoga sesukses blok2 di sisi East Kalimantan, walaupun secara geologi West Sulawesi onshore dan offshore tentu tak sama dengan sisi barat Makassar Strait. Banyak kemiripan, tetapi signifikan pula perbedaannya. Selamat bereksplorasi ! Salam, awang (anggota tim penilai & tender wilayah kerja Ditjen Migas) (eksplorasi BPMIGAS) ___ What kind of emailer are you? Find out today - get a free analysis of your email personality. Take the quiz at the Yahoo! Mail Championship. http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://mail.yahoo.net/uk Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Wah kalau semua komponen tidak ada masalah, resiko nya kecil dong ya... :-) Untuk reservoir, apa Oligocene Limestone di sepanjang West Sulawesi (Tonasa??) bukan merupakan target eksplorasi? Salam, Herry - Original Message From: Ferry Bastaman Hakim <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 6:12:58 PM Subject: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Herry, Yuk, coba kita liat satu2 komponen petroleum system di west Sulawesi : Reservoir Sepertinya tidak masalah, tetapi adanya influx volcanic material pada formasi Upper & Middle Miocene akan mempengaruhi kualitasnya. Yang menarik justru Eocene reservoir yang masih underexplored. Source rock dan charge juga tidak masalah. Dengan ada dan banyaknya oil/gas seeps di onshore-nya sudah cukup membuktikan adanya source rock yang mature. Mungkin tantangannya adalah memodelkan bahwa matured SR tsb cukup signifikan utk men-charge struktur2 yang ada. Trap Keberadaan West Sulawesi Foldbelt di offshore dan struktur2 penyertanya di onshore bakal jadi potensial trap untuk HC. Sekilas lihat seismic sectionnya mirip dengan struktur2 Deppwater Kutei bagian Utara (Sadewa, Hiu Aman, dll). Hanya genesanya yg berbeda, krn terbentuk akibat compression tectonic dibanding gravity driven/toe-thrust yg di Kutei. Seal Sedimen tersier di West Sulawesi yang mud-dominated bakal jadi seal yang bagus untuk akumulasi HC. Resiko breaching mungkin ada, terutama akibat reaktivasi fault dari recent tektonik aktif. Jadi, cukup menjanjikan utk berharap bahwa sekian tahun kedepan West Sulawesi bakal jadi petroleum province baru di IndonesiaSemoga. Pak Awang mungkin bisa menambahkan. Salam, Ferry -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:29 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Winners Pak Awang, Resiko terbesar petroleum system nya apa pak? Analogi West Sulawesi mungkin dengan east Paternoster Platform.. Salam, Herry - Original Message From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 28 February, 2007 5:04:35 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Tender Winners Lapangan Karama atau Cekungan Lariang-Karama ? Setahu saya Cekungan Lariang-Karama ya. Cukup banyak seepages ditemukan di wilayah Lariang-Karama ini sejak zaman dahulu. Bahkan dari tahun 1898-1900 Doda Oil Company mengebor empat sumur di utara Karama (selatan Lariang), gagal semua. Tahun 1927 dikerjakan lagi oleh para ahli geologi BPM yang menyeberang dari Balikpapan. Tahun 1970 setelah ada sistem PSC, Lariang-Karama dieksplorasi lagi oleh Gulf Oil dan BP (?). Sampai saat ini setahu saya belum ada lapangan komersil di kedua wilayah di selatan Pegunungan Molengraaff ini. Tetapi, betul company2 besar sekarang ramai mengerjakan Lariang-Karama baik di onshore-nya maupun di offshore-nya, sejak dari offshore barat South Sulawesi sampai offshore barat West Sulawesi. Begitu pun onshore-nya dari Lariang, Karossa, Karama, Enrekang, Pare-Pare. Akhirnya, nanti blok2 di West-South Sulawesi onshore dan offshore akan seramai blok2 onshore dan offshore East Kalimantan. Semoga sesukses blok2 di sisi East Kalimantan, walaupun secara geologi West Sulawesi onshore dan offshore tentu tak sama dengan sisi barat Makassar Strait. Banyak kemiripan, tetapi signifikan pula perbedaannya. Selamat bereksplorasi ! Salam, awang (anggota tim penilai & tender wilayah kerja Ditjen Migas) (eksplorasi BPMIGAS) ___ What kind of emailer are you? Find out today - get a free analysis of your email personality. Take the quiz at the Yahoo! Mail Championship. http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://mail.yahoo.net/uk