RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-07-03 Terurut Topik Ukat Sukanta at CPI
Sesudah diskusi IV kho jadi sepi sekali, mudah-mudahan tidak pada tererosi
jadi IVF? Apa semua pada Cuti?

us

-Original Message-
From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, February 18, 2003 6:11 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti lebih
rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
Wassalam

- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Usul yah Pak...
> Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
> isunya malah lebih cepat bergulir.
> Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
>
> min
> -Original Message-
> usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> sangat menantang
> atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
> (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
>
> silakan pak mBong
>
> adb
>
>
> ***  Private and Confidential   ***
> The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
> Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
> please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-20 Terurut Topik SYAFRI_SYAFAR


Kalau dibandingkan dengan yang dari India dan Philipina bagaimana Pak.
Banyak lho expertise mereka yang bersedia dibayar murah.

Salam
Syafri





"Z. Nurzaman" <[EMAIL PROTECTED]> on 02/21/2003 11:36:15 AM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   "'[EMAIL PROTECTED]'" <[EMAIL PROTECTED]>
cc:    (bcc: SYAFRI SYAFAR/MAX)
Subject:  RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



Pak Witan dll.

Jangan takut keserobot, soalnya standar gaji di Indonesia masih terlalu
rendah dibanding di luar, sang expat akan miris dengan gaji tersebut,
kecuali expatnya dari Myanmar :-)

Cheers
Zamzam


-Original Message-
From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, February 13, 2003 3:28 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


too late Parvita kalau bicara soal expat, RPTK atawa Indonesianisasi, kan
sebentar lagi AFTA berlaku dan setiap orang luar negeri konon bisa kerja
disini tanpa ada batasan, mendingan kita siapkan diri untuk lebih kompetitif
terhadap mereka

Witan

- Original Message -
From: "Siregar, Parvita" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 2:15 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Mas Desmon dan teman2 lain, dan mudah2an ada orang2 dari MIGAS yang baca
> biar sekalian tahu,
>
> Itulah susahnya jadi pegawai Indonesia di perusahaan asing.  Kadang2
> ngga jelas sebenernya kita kerja buat siapa, yang ngegaji kita itu
> siapa, tiap hari kita kerja as a professional di perusahaan dimana kita
> teken kontrak, tapi kalau udah soal2 begini pasti selalu dibilang orang2
> nasional lebih membela PSC ketimbang MPS.  Tidak jarang kita dengar
> "Tahu ngga, kalian digaji sama Pertamina (sekarang Migas) dari cost
> recovery".  Tapi kita reporting ke siapa.  Kalau kita dibilang ngga
> kooperatif sama PSC, terus kita dikucilin, atau di PHK,  emangnya ada
> yang mau bantuin.
>
> Kita sendiri di PSC suka bingung, kok ekspat2 ini bisa dapat posisi ya,
> atau kok ya lama banget di sini.  Atau ada ekspat yang sudah pulang dan
> posisinya digantiin sama orang Indonesia, terus balik lagi dan diterima
> pula, dengan jobdesc yang sama, padahal itu orang udah mau pensiun 1
> tahun lagi.  Malah ada yang saya ndak mengerti, apa betul uang
> retirement atau pesangon expat yang kebetulan retire di sini itu dibayar
> dengan uang cost recovery?  Terus ada yang tahu ndak kalau ada
> perusahaan yang tidak ada budget untuk training pegawainya yang di sini
> (baik ekspat maupun nasional) sementara jumlah expatnya nambah?  Lalu
> kalau soal RPTK, kayaknya baiknya MIGAS punya kontrol yang lebih baik
> dari sekarang, soalnya bukan rahasia umum lagi kalau posisi2 di RPTK
> beda dengan kenyataannya.  Saya setuju dengan Mas Taufik bahwa MIGAS
> perlu lebih strict mengenai SDM.  Mungkin MIGAS musti banyak belajar
> dari Petronas soal disiplin menerima tenaga asing di Indonesia.
>
> phs
>
> -Original Message-
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-








-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([

RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-20 Terurut Topik Z. Nurzaman
Pak Witan dll.

Jangan takut keserobot, soalnya standar gaji di Indonesia masih terlalu
rendah dibanding di luar, sang expat akan miris dengan gaji tersebut,
kecuali expatnya dari Myanmar :-)

Cheers
Zamzam


-Original Message-
From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, February 13, 2003 3:28 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


too late Parvita kalau bicara soal expat, RPTK atawa Indonesianisasi, kan
sebentar lagi AFTA berlaku dan setiap orang luar negeri konon bisa kerja
disini tanpa ada batasan, mendingan kita siapkan diri untuk lebih kompetitif
terhadap mereka

Witan

- Original Message -
From: "Siregar, Parvita" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 2:15 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Mas Desmon dan teman2 lain, dan mudah2an ada orang2 dari MIGAS yang baca
> biar sekalian tahu,
>
> Itulah susahnya jadi pegawai Indonesia di perusahaan asing.  Kadang2
> ngga jelas sebenernya kita kerja buat siapa, yang ngegaji kita itu
> siapa, tiap hari kita kerja as a professional di perusahaan dimana kita
> teken kontrak, tapi kalau udah soal2 begini pasti selalu dibilang orang2
> nasional lebih membela PSC ketimbang MPS.  Tidak jarang kita dengar
> "Tahu ngga, kalian digaji sama Pertamina (sekarang Migas) dari cost
> recovery".  Tapi kita reporting ke siapa.  Kalau kita dibilang ngga
> kooperatif sama PSC, terus kita dikucilin, atau di PHK,  emangnya ada
> yang mau bantuin.
>
> Kita sendiri di PSC suka bingung, kok ekspat2 ini bisa dapat posisi ya,
> atau kok ya lama banget di sini.  Atau ada ekspat yang sudah pulang dan
> posisinya digantiin sama orang Indonesia, terus balik lagi dan diterima
> pula, dengan jobdesc yang sama, padahal itu orang udah mau pensiun 1
> tahun lagi.  Malah ada yang saya ndak mengerti, apa betul uang
> retirement atau pesangon expat yang kebetulan retire di sini itu dibayar
> dengan uang cost recovery?  Terus ada yang tahu ndak kalau ada
> perusahaan yang tidak ada budget untuk training pegawainya yang di sini
> (baik ekspat maupun nasional) sementara jumlah expatnya nambah?  Lalu
> kalau soal RPTK, kayaknya baiknya MIGAS punya kontrol yang lebih baik
> dari sekarang, soalnya bukan rahasia umum lagi kalau posisi2 di RPTK
> beda dengan kenyataannya.  Saya setuju dengan Mas Taufik bahwa MIGAS
> perlu lebih strict mengenai SDM.  Mungkin MIGAS musti banyak belajar
> dari Petronas soal disiplin menerima tenaga asing di Indonesia.
>
> phs
>
> -Original Message-
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-17 Terurut Topik Istadi, Bambang P
Wah, Kang Witan buka-buka kartu, membeberkan isi dapur orang,... atau hal2 demikian 
memang sudah wajar dan menjadi praktek umum hampir seluruh PSC di Indonesia ?

Tadinya saya termaksuk orang yang positif bahwa kondisi akan menjadi lebih baik dengan 
dibentuknya BP Migas, seperti proses yang sudah dijelaskan oleh Uda Redesmon mengenai 
rambu2 bagi maksuk dan terlibatnya expat dalam operasi migas di Indonesia.  Meskipun 
ada negatif list, tapi kalau kita lihat kenyataan-nya expat tertentu menjadi "kutu 
loncat" alias posisinya berubah setiap beberapa tahun, sehingga terhindar dari 
ketentuan dari Depnaker tsb.  Posisi yang seharusnya bisa di-isi oleh orang Indonesia 
tidak terjadi, malah sebaliknya, terjadi bulenisasi posisi2 yang sudah dipegang oleh 
orang Indonesia.  

Yang paling menyedihkan, penurunan produksi dengan sengaja untuk mengidari DMO dan 
terjadi MAT- Mutually Agreed Termination, terhadap rekan2 kita yang tidak lagi Mutual, 
tapi setengah pemaksaan ditengah2 sulitnya mencari pekerjaan dan situasi ekonomi yang 
tidak menentu. Yang minta MAT tidak dikasih, tapi yang tidak minta malah dipaksa untuk 
menerima. Kalaulah ini terjadi karena aktifitas perusahaan menurun demi "cost cutting" 
mungkin dapat dimengerti, tapi kalau disisi lain, jumlah expat semakin banyak, sudah 
mulai bekerja di Indonesia meskipun tidak punya izin/ belum keluar, malah uang 
pesangon pensiun beberapa expat yang hanya bekerja di Indonesia beberapa tahun saja 
dari seluruh karirnya, juga dapat di cost recovery,.. ini agak sulit untuk dicerna.  

Tapi rupanya praktek ini sudah umum dilakukan oleh berbagai PSC di Indonesia.  Kalau 
sudah begini, saya kembali bertanya-tanya,.. jangan2 sinyalmen Pak Ruslan ada 
benarnya,... "kita dijajah Belanda karena bodoh". Bagaimana dengan statement Minarwan, 
masalah mental atau sistim PSC itu sendiri ? Pertanyaan saya: Mustikah kita mendewakan 
investor ? sehingga apapun yang mereka minta pasti dikabulkan dan kecurangan 
dibiarkan. Mungkin sudah saatnya kita bercermin diri, dan mungkin kita perlu belajar 
dari Cina, bagaimana cara mereka menarik investor, termaksud bagaimana mereka 
membangun industri Migas mereka,...
wass. 

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
+1-281-293-3763


-Original Message-
From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:34 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data kita
dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg ke
Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg pindah
ke negara mereka.
Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme cost
recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
bisa diselamatkan.
Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah expat
yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya dari
Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist IV,Geologists
III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan tsb
jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat manager
geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.

wass
Witan
- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
> itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap 

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Mungkin juga menguntungkan 3 belah pihak; Pemerintah, Investor dan Koruptor

- Original Message -
From: "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 12:28 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Bedah PSC di Indonesia, kelihatannya memang menarik untuk dilakukan,
> status terkahir kalo tdk salah kita menggunakan PSC generasi ke - 3 dengan
> status terakhir dengan incentive package agustus 1992. Lha sekarang ini di
> Indonesia ada 3 hal penting yang masih cukup membikin binggung investor
(Law
> Enforcement, Politics dan Economic sendiri), disisi lain kok banyak juga
> investor yg bercokol disini (apa memang PSC-nya menarik ?.
> Saya denger dalam acara konsolidasi sektor Energi Nasional di Bali (akhir
> Januari 2003), kok untuk sektor bisnis migas adem-ayem saja ?
> Barangkali lho . memang PSC Indonesia mengguntungkan kedua belah pihak
> (Gov dan atau Investor)
>
> salam
>
> mBong
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, February 18, 2003 6:11 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI
>
>
> Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti
lebih
> rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
> langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
> Wassalam
>
> - Original Message -
> From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso"
<[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI
>
>
> > Usul yah Pak...
> > Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> > Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin
nanti
> > isunya malah lebih cepat bergulir.
> > Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
> >
> > min
> > -Original Message-
> > usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> > sangat menantang
> > atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
> nDaru
> > (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
> >
> > silakan pak mBong
> >
> > adb
> >
> >
> > ***  Private and Confidential   ***
> > The information in this email is confidential and is intended only for
the
> person(s) named.
> > Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
> not the intended recipient,
> > please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
> 20 7730 
> >
> >
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Bambang Manumayoso
Bedah PSC di Indonesia, kelihatannya memang menarik untuk dilakukan,
status terkahir kalo tdk salah kita menggunakan PSC generasi ke - 3 dengan
status terakhir dengan incentive package agustus 1992. Lha sekarang ini di
Indonesia ada 3 hal penting yang masih cukup membikin binggung investor (Law
Enforcement, Politics dan Economic sendiri), disisi lain kok banyak juga
investor yg bercokol disini (apa memang PSC-nya menarik ?.
Saya denger dalam acara konsolidasi sektor Energi Nasional di Bali (akhir
Januari 2003), kok untuk sektor bisnis migas adem-ayem saja ?
Barangkali lho . memang PSC Indonesia mengguntungkan kedua belah pihak
(Gov dan atau Investor)

salam

mBong
 
-Original Message-
From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Tuesday, February 18, 2003 6:11 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti lebih
rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
Wassalam

- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Usul yah Pak...
> Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
> isunya malah lebih cepat bergulir.
> Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
>
> min
> -Original Message-
> usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> sangat menantang
> atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
> (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
>
> silakan pak mBong
>
> adb
>
>
> ***  Private and Confidential   ***
> The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
> Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
> please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti lebih
rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
Wassalam

- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Usul yah Pak...
> Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
> isunya malah lebih cepat bergulir.
> Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
>
> min
> -Original Message-
> usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> sangat menantang
> atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
> (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
>
> silakan pak mBong
>
> adb
>
>
> ***  Private and Confidential   ***
> The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
> Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
> please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-16 Terurut Topik Sanggam Hutabarat
mbak Inul siapa sih??? Pak Syaiful maksudnya?

sgm
--

At 03:03 AM 2/17/2003 +, you wrote:

Usul yah Pak...
Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin
nanti
isunya malah lebih cepat bergulir.
Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.

min
-Original Message-
usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
sangat menantang
atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
(ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan

silakan pak mBong

adb


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for
the person(s) named.
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-16 Terurut Topik ZULHELMI UMARSYAH ISKA
Pak Minarwan,
Memang salah satu media yang ampuh memang TV.
Banyak pemirsa dan tahu wajah siapa yang ngomong.

Helmi
- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 10:03 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


| Usul yah Pak...
| Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
| Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
| isunya malah lebih cepat bergulir.
| Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
|
| min
| -Original Message-
| usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
| sangat menantang
| atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak nDaru
| (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
|
| silakan pak mBong
|
| adb
|
|
| ***  Private and Confidential   ***
| The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
| Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not
the intended recipient,
| please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20
7730 
|
|




 Ikuti polling TELKOM Memo 166 di www.plasa.com dan menangkan hadiah masing-masing Rp 
250.000 tunai
 

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-16 Terurut Topik ZULHELMI UMARSYAH ISKA
Dear Pak Koesoema..
Itu namanya para guru atau para pembimbing dari Indonesia sangat berjaya. Murid
mereka berhasil dan dapat melebihi gurunya.
Menakjubkan..

Helmi
- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, February 15, 2003 8:56 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


| Bukan saja Petronas, juga Universitas Kebangsaan Malaysia dulu pada awal th
| 70-an dibina oleh ITB, sekarang mereka sudah jauh melesat kedepan.
|
| - Original Message -
| From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
| To: <[EMAIL PROTECTED]>
| Sent: Thursday, February 13, 2003 9:34 PM
| Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
|
|
| > Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.
| >
| > "Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
| > "Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga
| bilang
| > begitu" Katanya
| > "Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
| > sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
| > "Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
| > itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
| > persis kita inginkan".
| > "Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
| > "Aku kan jadi 'expat' disini ..."
| >
| > rdp
| > "rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"
| >
| > - Original Message -
| > From: <[EMAIL PROTECTED]>
| >
| >
| > >
| > > wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
| > > thanks atas infonya
| > > jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
| > > seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
| kusuma
| > > kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
| > > maju drpd petronas...
| > > Best Regards
| > > Ujay
| >
| >
| >
| > -
| > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
| > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
| > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
| > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
| >
| > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
| Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
| > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
| > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
| > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
| > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
| [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
| > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
| > -
| >
|
|
|
| -
| To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
| Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
| IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
| IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
|
| Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
| Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
| Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
| Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
| Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
| Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
| -
|




 Ikuti polling TELKOM Memo 166 di www.plasa.com dan menangkan hadiah masing-masing Rp 
250.000 tunai
 

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-16 Terurut Topik Minarwan
Usul yah Pak...
Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
isunya malah lebih cepat bergulir. 
Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.

min
-Original Message-
usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
sangat menantang
atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak nDaru
(ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan

silakan pak mBong

adb


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-16 Terurut Topik ZULHELMI UMARSYAH ISKA
Di Indonesia yang namanya pencuri akan digebukin dan dimasukan ke bui. Buktinya
maling ayam, ranmor, tertangkap tanggan langsung digebuki massa, tapi kalau
koruptor orang rame-rame melindungi dengan azas praduga tak bersalah. Tapi yang
banyak di Indonesia adalah peminta komisi / jatah.

Helmi


- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, February 15, 2003 9:03 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


| Suatu system yang baik  tidak  memberi peluang pada pencuri.
|
| - Original Message -
| From: "Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]>
| To: <[EMAIL PROTECTED]>
| Sent: Friday, February 14, 2003 12:00 AM
| Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
|
|
| > Not too fast. Is it the system or the people? Or is it both?
| >
| > >
|
|
|
| -
| To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
| Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
| IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
| IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
|
| Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
| Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
| Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
| Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
| Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
| Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
| -
|




 Ikuti polling TELKOM Memo 166 di www.plasa.com dan menangkan hadiah masing-masing Rp 
250.000 tunai
 

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-16 Terurut Topik Bambang Murti
Rasanya system-nya sih baik-baik aja, demikian juga dengan mentalnya. Kalau
mau dilihat "salah"-nya sang "guru" ini adalah inkonsistensi-nya dan, hmmm,
mungkin juga intervensi.

-Original Message-
From: Minarwan [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 14 Februari 2003 13:33
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


Hmmm...kalo pernah demikian, aku jadi bertanya yang keliru di sistem atau
mental kita ???

min
-Original Message-
Petronas langsung dibawah Prime Minister; itu kan niru Pertamina zaman Ibu
Sutowo, Pertamina langsung di bawah presiden/sekneg, tetapi kan muncul
masalah "the billion dollar bubble" dengan tanker2nya. Jadi dimasukkan di
bawahn Menteri Pertambangan dan Energi


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not
the intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20
7730 


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-16 Terurut Topik Andang Bachtiar
terimakasih atas lemparan bolanya, pak desmon,..

dalam pernyataan-pernyataan keluar,
kami dari PP-IAGI selalu mencoba berpijak pada aspirasi anggota,
salah satunya lewat monitoring lalulintas "warung kopi" iaginet ini

usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
sangat menantang
atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak nDaru
(ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan

silakan pak mBong

adb


- Original Message -
From: "redesmon munir" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 8:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Pak Koesuma,
> Sayangnya diskusi ini tidak ada yang meng-collect buah
> pikiran yang keluar dari diskusi ini, yang sebenarnya
> bisa menjadi usulan IAGI kepada Menteri ESDM. Bapak
> udah usulkan agar IAGI mempelopori untuk melakukan
> itu.
>
> Kalau tidak wacana yang sudah berkembang ini hanya
> tinggal sebagai sebuah perbincangan waroeng yang silih
> berganti akan berganti topik, apalagi diskusi dengan
> topik ini sudah semakin melebar. Barangkali dapat
> dimulai dengan  IAGI mengadakan Luncheon Talk dengan
> topik ini. Kumaha ' kang Andang ? wallahu'alam.
>
>
> --- Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini
> > adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan
> > menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan
> > berusaha membebankan segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang
> > tidak secara langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery,
> > walaupun ada kontrol dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke
> > luar negeri). termasuk
>
>
> __
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Shopping - Send Flowers for Valentine's Day
> http://shopping.yahoo.com
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-16 Terurut Topik redesmon munir
Pak Koesuma,
Sayangnya diskusi ini tidak ada yang meng-collect buah
pikiran yang keluar dari diskusi ini, yang sebenarnya 
bisa menjadi usulan IAGI kepada Menteri ESDM. Bapak
udah usulkan agar IAGI mempelopori untuk melakukan
itu.

Kalau tidak wacana yang sudah berkembang ini hanya
tinggal sebagai sebuah perbincangan waroeng yang silih
berganti akan berganti topik, apalagi diskusi dengan
topik ini sudah semakin melebar. Barangkali dapat
dimulai dengan  IAGI mengadakan Luncheon Talk dengan
topik ini. Kumaha ' kang Andang ? wallahu'alam.

 
--- Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini
> adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan
> menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan
> berusaha membebankan segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang
> tidak secara langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery,
> walaupun ada kontrol dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke
> luar negeri). termasuk


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Shopping - Send Flowers for Valentine's Day
http://shopping.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-16 Terurut Topik sunjayasaputra

dimalaysia
ada yanga namanya psc contractor index untuk mementukan besarnya cost
recovery
salah satu contohnya yang bisa saya tuliskan...
kalo ps index 0 s/d 1 maka cost recovery max 70%, pembagian keuntungan
70:30
kalo ps index 1 s/d 2 maka cost recoverynya max 50%, pembagiannya 70:30
kalo ps index lebih besar dr 2 maka cost recoverynya 50%, pembagiannya
80:20

kalo training expat dimalay termasuk ke dalam nonrecoverable expendicture,
termasuk utk meningkatkan image perusahaan psc.. dan masih banyak lagi

Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] Antwort: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-16 Terurut Topik Herman . Darman
Kalau sudah qualified bisa saja kerja jadi expat di negeri sendiri. Banyak
sekali. Oom RDP mungkin bisa komentar lebih banyak. 
Untuk orang Indonesia terbuka juga kesempatan untuk jadi tenaga lebih murah
dari local staff negara asing. Contohnya buruh Indonesia di Brunei. Ini
namanya win-win situation, orang Indonesia-nya senang gaji buruh di sini
bisa sama dengan gaji S1 di Jakarta. Orang Brunei seneng juga karena lebih
murah dari tenaga mereka sendiri.

Herman

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 14 February 2003 22:36
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Antwort: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



ada juga kerja bukan di negara lain tapi tetep saja bukan expat
hehehe... di Wintershall semua orang dianggap bukan expat.
tapi nggak juga ding... kalau kerja di luar jerman ya dianggap expat
juga sayang nggak ada cabang wintershall di Indonesia. Kalau ada kan
siapa tau bisa jadi expat di negara sendiri. Ini baru seru! ;P

Arum Triantini Suryanti
Wintershall Aktiengesellschaft
SPEAD 5 Programme
Friedrich-Ebert-Straße 160
D- 34119 Kassel
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Tel.  ++49 -(0)- 561/301-2592
 Fax: ++49 -(0)- 561/301-1889



 

  mohammad.syaiful@

  lasmo.co.id  An:
<[EMAIL PROTECTED]>

   Kopie:

  14.02.03 10:07   Thema:    Re: [iagi-net-l]
sistem psc di indonesia  
  Bitte antworten

  an iagi-net

 

 






Expat memang selalu di negara lain. Kalau di negeri sendiri, namanya ya
bukan expat.
Kalau bule Inggris kerja di London, ya doi bukan expat dong.




"Taufik Manan"


llips.com>cc:

      Subject:     Re:
[iagi-net-l] sistem psc di indonesia
02/14/03 02:00 PM

Please respond to

iagi-net








Wah, kalau prinsip rumput tetangga lebih hijau 
Itu artinya setelah puas di Brunei melirik ke Kaltim (TotalFinaElf) yang
ternyata lebih hijau lagi.

Tapi wajar saja karena setiap individu ingin maju dan berkembang secara
profesional.
Saya pun berharap suatu saat dapat menjadi ekspat di negara lain.

Apalagi di era AFTA dan globalisasi ini, sudah saatnya berani bersaing di
negeri orang.
Jangan hanya para ekspat bule yang dapat "merumput" di ladang kita.
Selamat menikmati rumput baru yang lebih hijau.

TAM
=



"Rovicky Dwi

Putrohari"   To: <[EMAIL PROTECTED]>

                       Subject: Re: [iagi-net-l]
sistem psc di indonesia

02/14/2003

12:34 PM

Please respond

to iagi-net







Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.

"Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
"Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga bilang
begitu" Katanya
"Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
"Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
persis kita inginkan".
"Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
"Aku kan jadi 'expat' disini ..."

rdp
"rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>


>
> wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> thanks atas infonya
> jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
kusuma
> kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> maju drpd petronas...
> Best Regards
> Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

[iagi-net-l] Antwort: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Arum . Suryanti

ada juga kerja bukan di negara lain tapi tetep saja bukan expat
hehehe... di Wintershall semua orang dianggap bukan expat.
tapi nggak juga ding... kalau kerja di luar jerman ya dianggap expat
juga sayang nggak ada cabang wintershall di Indonesia. Kalau ada kan
siapa tau bisa jadi expat di negara sendiri. Ini baru seru! ;P

Arum Triantini Suryanti
Wintershall Aktiengesellschaft
SPEAD 5 Programme
Friedrich-Ebert-Straße 160
D- 34119 Kassel
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Tel.  ++49 -(0)- 561/301-2592
 Fax: ++49 -(0)- 561/301-1889



   

  mohammad.syaiful@

  lasmo.co.id  An:   <[EMAIL PROTECTED]> 

   Kopie:  

  14.02.03 10:07   Thema:    Re: [iagi-net-l] sistem psc 
di indonesia  
  Bitte antworten  

  an iagi-net  

   

   






Expat memang selalu di negara lain. Kalau di negeri sendiri, namanya ya
bukan expat.
Kalau bule Inggris kerja di London, ya doi bukan expat dong.




"Taufik Manan"


llips.com>cc:

      Subject:     Re:
[iagi-net-l] sistem psc di indonesia
02/14/03 02:00 PM

Please respond to

iagi-net








Wah, kalau prinsip rumput tetangga lebih hijau 
Itu artinya setelah puas di Brunei melirik ke Kaltim (TotalFinaElf) yang
ternyata lebih hijau lagi.

Tapi wajar saja karena setiap individu ingin maju dan berkembang secara
profesional.
Saya pun berharap suatu saat dapat menjadi ekspat di negara lain.

Apalagi di era AFTA dan globalisasi ini, sudah saatnya berani bersaing di
negeri orang.
Jangan hanya para ekspat bule yang dapat "merumput" di ladang kita.
Selamat menikmati rumput baru yang lebih hijau.

TAM
=



"Rovicky Dwi

Putrohari"   To: <[EMAIL PROTECTED]>

                       Subject: Re: [iagi-net-l]
sistem psc di indonesia

02/14/2003

12:34 PM

Please respond

to iagi-net







Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.

"Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
"Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga bilang
begitu" Katanya
"Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
"Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
persis kita inginkan".
"Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
"Aku kan jadi 'expat' disini ..."

rdp
"rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>


>
> wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> thanks atas infonya
> jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
kusuma
> kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> maju drpd petronas...
> Best Regards
> Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA 

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Di Brunei PSC-nya tidak dikenai cost recovery. Split dihitung berdasarkan
produksinya saja. Tapi splitnya kalau ngga salah 50-50 ... nah kalau angka
ini masuk ke DPR dibandingkan 85:15 (dengan cost recovery), tentunya orang
akan dengan mudah melihat mendingan 85:15 utk Indonesia. Tapi banyak orang
yang ngga ngerti bahwa ada yg tersembunyi di CR ini. Setahu saya beberapa
negara lain yang menggunakan PSC dengan CR ada di Nigeria, Mongolia (maks CR
40%). Vietnam maks 50%. dst.

Sebagai pegawai sebenernya lebih enak kalau non CR. Karena tidak akan mendua
dalam memutuskan. Maksudku antara membela perusahaan dengan membela negara
... (he he gue sok nasionalis :).

Bagi yg tertarik flow cost di PSC Malay - Indonesia silahkan lihat di :
http://www.ccop.or.th/epf/indonesia/indonesia_terms.html utk Indonesia
silahkan dibandingkan dengan Malaysia :
http://www.ccop.or.th/epf/malaysia/malay_terms.html

rdp

- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>

> Gaij temen Herman yang USD 1000/day itu di"cost-recovery"kan tidak?
>
> - Original Message -
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, February 13, 2003 7:57 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita
>
>
> > Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day
> (billing
> > charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan gajinya
> > looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi
500
> > USD/day, apakah ketinggian ?
> >
> > Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg bergaji
> > tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
> > Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya Herman)
> > mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...
> >
> > rdp
> >
> > - Original Message -----
> > From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Friday, February 14, 2003 12:18 PM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita
> >
> >
> > > Pak Koesoema Yth,
> > > Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll
saya
> > > terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil
Co.
> > saya
> > > prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya operasi,
> > > istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
> > > Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan'
oleh
> > > para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana caranya
> > > merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan
penghematan
> > > (tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka akan
> > > mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
> > > berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka split
> > bagus
> > > (mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil
(karena
> > cost
> > > tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di
sana
> > akan
> > > berusaha se-efisien mungkin.
> > > Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu
diberi
> > > titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang
> aduhai
> > > (hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling fluid
> > > engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
> > > (kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol dan
> > > lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya).
> > Advisor
> > > ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari
di
> > > kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun,
> > berapa
> > > ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai mereka.
> > > Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya
> > Republik
> > > lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut
karena
> > > mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA
(waktu
> > > itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
> > > berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
> > > Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh,
> sepanjang
> > > Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim,

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Kalau memang dari dulu sudah ada cost recovery; ya idee sistem PSC tanpa
adanya cost recovery itu ya murni datang dari saya sendiri. Tapi entah,
split yang akan cukup menguntungkan bagi PSC contractor jadinya  berapa.
Dalam hal ini masalahnya mungkin tidak sederhana  serta lebih rumit dan
dalam hal ini saya tidak merasa mempunyai kompetensi
Terima kasih
R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995

- Original Message -
From: "Edison Sirodj" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 12:42 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Rekan-rekan seingat saya cost recovery yang diterapkan dari dulu adalah
sbb:
> mohon dikoreksi kalau salah.
>
> 1. PSC 1st Generation (1965-1975)
>  Cost recovery cap = 40%
> 2. PSC 2nd Generation (1976-1987)
> No cost recovery cap
> 3. PSC 3rd Generation (1988-now)
> Cost recovery applied.
>
> Berikut perkiraan penghasilan pemerintah dari oil/gas pada tahun 1997/98.
>
> Gross Rev. -->  US$ 13,570,000,000.00
> Cost Recoverable --> US$   3,600,000,000.00  (untuk puluhan ribu orang)
> Contractor share -->  US$   1,900,000,000.00 (untuk puluhan ribu orang)
> Gov. income   ---> US$   8,070,000,000.00 (untuk 210 juta orang +
bayar
> utang)
>
> edison
>




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Suatu system yang baik  tidak  memberi peluang pada pencuri.

- Original Message - 
From: "Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 12:00 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Not too fast. Is it the system or the people? Or is it both?
> 
> > 



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Terima kasih atas info-nya.

- Original Message -
From: "Kailani, Ruslan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 10:59 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Saya ingin mengomentari tulisan Prof. Koesoemadinata pada kalimat: "Saya
> kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
> Ibnu Sutowo,"; setahu saya sejak PSC pertama ditanda tangani oleh
> IIAPCO th. 1966, cost recovery sudah diterapkan, dan terus berlaku
> sampai sekarang (tidak pernah dihapus). Mengenai ketentuan cost recocery
> pada awal PSC ini, misalnya bisa dibaca Ooi Jin Bee (1982): The
> Petroleum Resources of Indonesia, p25.
>
> Salam,
> Ruslan Kailani
>
> -Original Message-
> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 14 February 2003 13:29
> To: Kailani, Ruslan
> Subject: Fw: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> Pak, ini tulisan Prof.Koesoemadinata ITB. Kalau ingin mengomentari
> sesuai
> dengan pengalaman sehari-hari di lingkungan KPS ya silahkan. Ini jaman
> reformasi bebas merdeka mengeluarkan pendapat. Bandingkan dengan tulisan
> saya Kebun Mangga di majalah TEMPO, mungkin ada kemiripan.
> Salam,
> sh
> - Original Message -
> From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
> segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara
> langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri).
> termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
> sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
> untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
> yang
> > dapat nama menyumbang.
> > Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> > recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
> lokal
> > dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan
> adanya
> > cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
> dibebankan
> > pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan
> bisa
> > diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> > recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
> segala
> > sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik
> menyewa
>
> > daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> > Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu
> zaman
> > Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi
> semua
> cost
> > ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
> split
> > ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> > mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga
> minyak
> > naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
> > Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
> > Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya
> kenaikan
> > minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan
> windfall
> > profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
> > terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah
> split
> > menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak
> secara
> > sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery
> ini
> > yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery
> ini
> > dimanfaatkan betul oleh PSC, sehingga adakalanya cost recovery ini
> begitu
> > besar menggerogoti bagian pemerintah yang 60%, bahkan pemeritah tidak
> dapat
> > apa-apa. Makanya kemudian diakali dengan adanya FTP (First Trench
> > Petroleum), sehingga pemerintah tidak kosong sama sekali.
> > Say

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Bukan saja Petronas, juga Universitas Kebangsaan Malaysia dulu pada awal th
70-an dibina oleh ITB, sekarang mereka sudah jauh melesat kedepan.

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 9:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.
>
> "Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
> "Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga
bilang
> begitu" Katanya
> "Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
> sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
> "Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
> itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
> persis kita inginkan".
> "Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
> "Aku kan jadi 'expat' disini ..."
>
> rdp
> "rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"
>
> - Original Message -
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
>
>
> >
> > wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> > thanks atas infonya
> > jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> > seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
kusuma
> > kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> > maju drpd petronas...
> > Best Regards
> > Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Gaij temen Herman yang USD 1000/day itu di"cost-recovery"kan tidak?

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita


> Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day
(billing
> charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan gajinya
> looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi 500
> USD/day, apakah ketinggian ?
>
> Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg bergaji
> tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
> Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya Herman)
> mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...
>
> rdp
>
> - Original Message -
> From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 12:18 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita
>
>
> > Pak Koesoema Yth,
> > Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll saya
> > terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil Co.
> saya
> > prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya operasi,
> > istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
> > Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan' oleh
> > para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana caranya
> > merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan penghematan
> > (tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka akan
> > mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
> > berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka split
> bagus
> > (mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil (karena
> cost
> > tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di sana
> akan
> > berusaha se-efisien mungkin.
> > Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu diberi
> > titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang
aduhai
> > (hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling fluid
> > engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
> > (kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol dan
> > lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya).
> Advisor
> > ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari di
> > kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun,
> berapa
> > ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai mereka.
> > Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya
> Republik
> > lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut karena
> > mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA (waktu
> > itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
> > berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
> > Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh,
sepanjang
> > Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim, Irja-Salawati,
> > Natuna dll tentunya kita (segenap Rakyat Indonesia) bisa hidup
sejahtera,
> > tetapi kenyataannya sangat berbeda. Adakah yang salah dalam pengelolaan
> > migas kita?
> > Kalau lapangan migas kita ibaratkan kebun mangga yang dikelola oleh Oil
> co.
> > pada akhir panen mangga dibagi sesuai dengan perjanjian: Kita mendapat
> satu
> > keranjang buah mangga (85%), pemanen/penebas (Oil co.) hanya mendapat
satu
> > bakul (15%), tetapi di atas truk pemanen ada tiga keranjang buah mangga,
> > pengganti biaya memanen (cost recovery). Tulisan "bagi hasil
pertambangan"
> > di TEMPO 7 Desember 1998 terlampir. Tulisan ini mendapat beberapa
> tanggapan.
> > Wassalam,
> > S.H.
> >
> > - Original Message -
> > From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
> >
> >
> > > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
> seg

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik mohammad . syaiful

Expat memang selalu di negara lain. Kalau di negeri sendiri, namanya ya
bukan expat.
Kalau bule Inggris kerja di London, ya doi bukan expat dong.



   
 
"Taufik Manan" 
 

 
llips.com>cc:  
 
  Subject:     Re: [iagi-net-l] sistem 
psc di indonesia 
02/14/03 02:00 PM  
 
Please respond to  
 
iagi-net   
 
   
 
   
 





Wah, kalau prinsip rumput tetangga lebih hijau 
Itu artinya setelah puas di Brunei melirik ke Kaltim (TotalFinaElf) yang
ternyata lebih hijau lagi.

Tapi wajar saja karena setiap individu ingin maju dan berkembang secara
profesional.
Saya pun berharap suatu saat dapat menjadi ekspat di negara lain.

Apalagi di era AFTA dan globalisasi ini, sudah saatnya berani bersaing di
negeri orang.
Jangan hanya para ekspat bule yang dapat "merumput" di ladang kita.
Selamat menikmati rumput baru yang lebih hijau.

TAM
=



"Rovicky Dwi

Putrohari"   To: <[EMAIL PROTECTED]>

                   Subject: Re: [iagi-net-l]
sistem psc di indonesia

02/14/2003

12:34 PM

Please respond

to iagi-net







Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.

"Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
"Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga bilang
begitu" Katanya
"Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
"Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
persis kita inginkan".
"Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
"Aku kan jadi 'expat' disini ..."

rdp
"rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>


>
> wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> thanks atas infonya
> jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
kusuma
> kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> maju drpd petronas...
> Best Regards
> Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Edison Sirodj
Rekan-rekan seingat saya cost recovery yang diterapkan dari dulu adalah sbb:
mohon dikoreksi kalau salah.

1. PSC 1st Generation (1965-1975)
Cost recovery cap = 40%
2. PSC 2nd Generation (1976-1987)
   No cost recovery cap
3. PSC 3rd Generation (1988-now)
   Cost recovery applied.

Berikut perkiraan penghasilan pemerintah dari oil/gas pada tahun 1997/98.

Gross Rev. -->  US$ 13,570,000,000.00
Cost Recoverable --> US$   3,600,000,000.00  (untuk puluhan ribu orang)
Contractor share -->  US$   1,900,000,000.00 (untuk puluhan ribu orang)
Gov. income   ---> US$   8,070,000,000.00 (untuk 210 juta orang + bayar 
utang)

edison

At 01:33 PM 2/14/2003 -0800, you wrote:
Makanya hilangkan saja apa yang namanya cost recovery itu!, biar splitnya
naik.
Usul saja IAGI ke Pemerintah supaya cost recovery di hapuskan, kalau perlu
dengan demo

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Pak Witan,
>
> Kalau... geram... terus kita diam-diam saja khan?
> Mau lapor ke Pertamina / Migas ngak ada gunanya khan?
> Di atas langit ada langit juga khan, meskipun langit dari antara kita
> sendiri?
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 14 February 2003 09:34
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
> Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
> Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data
kita
> dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg
ke
> Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
> mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg
pindah
> ke negara mereka.
> Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
> masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
> dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme
cost
> recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
> bisa diselamatkan.
> Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
> sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah
expat
> yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya
dari
> Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist
IV,Geologists
> III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan
tsb
> jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
> atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat
manager
> geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
> exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
> Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
> teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
> kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.
>
> wass
> Witan
> - Original Message -----
> From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
yang
> > dapat nama menyumbang.
> > Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> > recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
lokal
> > dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> > cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
> dibebankan
> > pada cost recovery, walaupun soal

RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-14 Terurut Topik Minarwan
Ini menarik ini Pak.
Jangan-jangan saya sendiri gak sadar kalo saya itu bodoh dan selama ini
merasa pintar. Nah sekarang begini saja, supaya tidak dibodohi caranya
gimana Pak? Terapinya itu loh Pak.

Min
Met week end
-Original Message-
Saya khawatir
(sedikit suudzon - meniru Prof.) kita cendrung menyalahkan orang lain,
padahal kita sendiri yg bodoh -maaf. 


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-14 Terurut Topik Kailani, Ruslan
Menurut saya "teori" keranjang buah dari Pak Sugeng Hartono, maupun
"teori" cost recovery dari Pak Koesoemadinata, keduanya baru pada level
diagnosa. Padahal -mohon maaf- diagnosa ini memang sudah banyak yg tahu,
terutama oleh mereka yg bekerja di perminyakan. Yang penting bagaimana
terapinya, agar kita bisa sehat, sembuh dari penyakit kemiskinan di atas
tumpukan kekayaan sumber minyak/gas kita. Kalau tidak salah, dalam
Production Sharing Contract selalu disebutkan bahwa 'management berada
di tangan Pertamina', berarti berada di tangan kita sendiri, orang
Indonesia. Lalu, mengapa manajemen kita tidak efektif? Saya khawatir
(sedikit suudzon - meniru Prof.) kita cendrung menyalahkan orang lain,
padahal kita sendiri yg bodoh -maaf. Seperti misalnya, Prof. Sutan
Takdir Alisyahbana pernah mengeritik orang yg mengatakan: "kita bodoh
karena dijajah Belanda 350 tahun"; "Ini terbalik" kata Prof. Takdir,
"kita dijajah Belanda karena bodoh."

-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent: 14 February 2003 13:30
To: Kailani, Ruslan
Subject: Fw: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita



- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 10:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita


> Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day
(billing
> charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan
gajinya
> looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi
500
> USD/day, apakah ketinggian ?
>
> Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg
bergaji
> tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
> Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya
Herman)
> mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...
>
> rdp
>
> - Original Message -
> From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 12:18 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita
>
>
> > Pak Koesoema Yth,
> > Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll
saya
> > terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil
Co.
> saya
> > prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya
operasi,
> > istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
> > Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan'
oleh
> > para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana
caranya
> > merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan
penghematan
> > (tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka
akan
> > mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
> > berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka
split
> bagus
> > (mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil
(karena
> cost
> > tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di
sana
> akan
> > berusaha se-efisien mungkin.
> > Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu
diberi
> > titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang
aduhai
> > (hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling
fluid
> > engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
> > (kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol
dan
> > lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya).
> Advisor
> > ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari
di
> > kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun,
> berapa
> > ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai
mereka.
> > Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya
> Republik
> > lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut
karena
> > mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA
(waktu
> > itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
> > berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
> > Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh,
sepanjang
> > Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim,
Irja-Salawati,
> > Natuna dll tentunya kita (segenap Rakyat Indonesia) bisa hidup
sejahtera,
> > tetapi kenyataannya sangat berbeda. Adakah yang salah dalam
pengelolaan
> > migas kita?
> > Kalau l

RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Jossy C. Inaray
Not too fast. Is it the system or the people? Or is it both?

-Original Message-
From:   Koesoema [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, February 15, 2003 5:33 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

Makanya hilangkan saja apa yang namanya cost recovery itu!, biar splitnya
naik.
Usul saja IAGI ke Pemerintah supaya cost recovery di hapuskan, kalau perlu
dengan demo

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Pak Witan,
>
> Kalau... geram... terus kita diam-diam saja khan?
> Mau lapor ke Pertamina / Migas ngak ada gunanya khan?
> Di atas langit ada langit juga khan, meskipun langit dari antara kita
> sendiri?
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 14 February 2003 09:34
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
> Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
> Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data
kita
> dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg
ke
> Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
> mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg
pindah
> ke negara mereka.
> Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
> masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
> dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme
cost
> recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
> bisa diselamatkan.
> Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
> sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah
expat
> yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya
dari
> Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist
IV,Geologists
> III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan
tsb
> jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
> atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat
manager
> geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
> exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
> Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
> teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
> kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.
>
> wass
> Witan
> - Original Message -----
> From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
yang
> > dapat nama menyumbang.
> > Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> > recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
lokal
> > dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> > cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
> dibebankan
> > pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan
bisa
> > diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> > recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
> segala
> > sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik
menyewa
> > daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> > Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu
zaman
> > I

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Reza_Prasetyo


rumput tetangga selalu lebih hijau...bener2 mottonya mas rovicky
deh...hehehehehehe...:))




"Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> on 02/14/2003 12:34:50 PM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]; Please respond to "Rovicky Dwi Putrohari"
  <[EMAIL PROTECTED]>

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:(bcc: Reza Prasetyo/MAX)
Subject:  Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.

"Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
"Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga bilang
begitu" Katanya
"Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
"Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
persis kita inginkan".
"Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
"Aku kan jadi 'expat' disini ..."

rdp
"rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>


>
> wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> thanks atas infonya
> jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak kusuma
> kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> maju drpd petronas...
> Best Regards
> Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-








-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Kailani, Ruslan
Saya ingin mengomentari tulisan Prof. Koesoemadinata pada kalimat: "Saya
kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
Ibnu Sutowo,"; setahu saya sejak PSC pertama ditanda tangani oleh
IIAPCO th. 1966, cost recovery sudah diterapkan, dan terus berlaku
sampai sekarang (tidak pernah dihapus). Mengenai ketentuan cost recocery
pada awal PSC ini, misalnya bisa dibaca Ooi Jin Bee (1982): The
Petroleum Resources of Indonesia, p25.

Salam,
Ruslan Kailani

-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent: 14 February 2003 13:29
To: Kailani, Ruslan
Subject: Fw: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


Pak, ini tulisan Prof.Koesoemadinata ITB. Kalau ingin mengomentari
sesuai
dengan pengalaman sehari-hari di lingkungan KPS ya silahkan. Ini jaman
reformasi bebas merdeka mengeluarkan pendapat. Bandingkan dengan tulisan
saya Kebun Mangga di majalah TEMPO, mungkin ada kemiripan.
Salam,
sh
- Original Message -
From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara
langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri).
termasuk
> sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
sumbangan
> itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
untuk
> aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> disetujui
> seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
yang
> dapat nama menyumbang.
> Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
lokal
> dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan
adanya
> cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
dibebankan
> pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan
bisa
> diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
segala
> sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik
menyewa

> daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu
zaman
> Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi
semua
cost
> ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
split
> ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga
minyak
> naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
> Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
> Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya
kenaikan
> minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan
windfall
> profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
> terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah
split
> menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak
secara
> sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery
ini
> yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery
ini
> dimanfaatkan betul oleh PSC, sehingga adakalanya cost recovery ini
begitu
> besar menggerogoti bagian pemerintah yang 60%, bahkan pemeritah tidak
dapat
> apa-apa. Makanya kemudian diakali dengan adanya FTP (First Trench
> Petroleum), sehingga pemerintah tidak kosong sama sekali.
> Saya kira split 15-85 ini sangat menyesatkan untuk orang di luar
industri
> perminyakan. Misalnya Amien Rais pernah membandingkan split 15-85
sistim
PSC
> dengan royalty yang diterima pemerintah dari Kontrak Karya dibidang
> pertambangan yang saya kira hanya sekitar 5%, tanpa menyadari adanya
cost
> recovery yang selain bisa besar sekali juga  menjadi sumber KKN.
> Saya kira sistim PSC itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan adanya
cost
> recovery, dan split-nya disesuaikan dengan harga minyak di pasaran.
> Akibatnya tentu BP Migas tidak akan terlalu memerlukan terlalu banyak
> kontrol.
> Tolong pendapat saya ini dikritik, karena kebanyakan pendapat ini
bersifat
> suudzon saja, wallahu alam kebenarannya bagaimana.
> Wassalam
> RPK
> - Original

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Taufik Manan

Wah, kalau prinsip rumput tetangga lebih hijau 
Itu artinya setelah puas di Brunei melirik ke Kaltim (TotalFinaElf) yang
ternyata lebih hijau lagi.

Tapi wajar saja karena setiap individu ingin maju dan berkembang secara
profesional.
Saya pun berharap suatu saat dapat menjadi ekspat di negara lain.

Apalagi di era AFTA dan globalisasi ini, sudah saatnya berani bersaing di
negeri orang.
Jangan hanya para ekspat bule yang dapat "merumput" di ladang kita.
Selamat menikmati rumput baru yang lebih hijau.

TAM
=


   

"Rovicky Dwi   

Putrohari"   To: <[EMAIL PROTECTED]> 

           Subject:     Re: [iagi-net-l] sistem psc di 
indonesia 
   

02/14/2003 

12:34 PM   

Please respond 

to iagi-net

   

   





Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.

"Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
"Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga bilang
begitu" Katanya
"Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
"Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
persis kita inginkan".
"Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
"Aku kan jadi 'expat' disini ..."

rdp
"rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>


>
> wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> thanks atas infonya
> jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
kusuma
> kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> maju drpd petronas...
> Best Regards
> Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik sunjayasaputra

agree mas...
:)
dulu keliatannya ok setelah tau.. yah sama saja... :)
Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-13 Terurut Topik sugeng.hartono
Tentu saja tidak salah kalau seorang engineer bergaji tinggi. Mungkin yang
salah adalah: kenapa sudah ada engineer kok masih ditaruh engineer lagi
(yang jam terbangnya juga lebih rendah dari engineer asli) dengan
embel-embel advisor. Kesannya ada nuansa NKK (nulung kanca-kanca), toh ini
masuk cost recovery. Tidak ada advisor pun pemboran berjalan lancar. Untung
sekarang sudah tidak ada advisor.
Wassalam,
sh

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 10:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita


> Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day
(billing
> charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan gajinya
> looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi 500
> USD/day, apakah ketinggian ?
>
> Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg bergaji
> tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
> Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya Herman)
> mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...
>
> rdp
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.

"Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
"Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga bilang
begitu" Katanya
"Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
"Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
persis kita inginkan".
"Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
"Aku kan jadi 'expat' disini ..."

rdp
"rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>


>
> wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> thanks atas infonya
> jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak kusuma
> kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> maju drpd petronas...
> Best Regards
> Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Minarwan
Hmmm...kalo pernah demikian, aku jadi bertanya yang keliru di sistem atau
mental kita ???

min
-Original Message-
Petronas langsung dibawah Prime Minister; itu kan niru Pertamina zaman Ibu
Sutowo, Pertamina langsung di bawah presiden/sekneg, tetapi kan muncul
masalah "the billion dollar bubble" dengan tanker2nya. Jadi dimasukkan di
bawahn Menteri Pertambangan dan Energi


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik sunjayasaputra

wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
thanks atas infonya
jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak kusuma
kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
maju drpd petronas...
Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Makanya hilangkan saja apa yang namanya cost recovery itu!, biar splitnya
naik.
Usul saja IAGI ke Pemerintah supaya cost recovery di hapuskan, kalau perlu
dengan demo

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Pak Witan,
>
> Kalau... geram... terus kita diam-diam saja khan?
> Mau lapor ke Pertamina / Migas ngak ada gunanya khan?
> Di atas langit ada langit juga khan, meskipun langit dari antara kita
> sendiri?
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 14 February 2003 09:34
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
> Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
> Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data
kita
> dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg
ke
> Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
> mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg
pindah
> ke negara mereka.
> Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
> masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
> dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme
cost
> recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
> bisa diselamatkan.
> Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
> sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah
expat
> yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya
dari
> Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist
IV,Geologists
> III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan
tsb
> jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
> atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat
manager
> geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
> exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
> Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
> teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
> kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.
>
> wass
> Witan
> - Original Message -----
> From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
yang
> > dapat nama menyumbang.
> > Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> > recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
lokal
> > dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> > cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
> dibebankan
> > pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan
bisa
> > diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> > recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
> segala
> > sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik
menyewa
> > daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> > Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu
zaman
> > Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua
> cost
> > ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
> split
> > ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> 

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Petronas langsung dibawah Prime Minister; itu kan niru Pertamina zaman Ibu
Sutowo, Pertamina langsung di bawah presiden/sekneg, tetapi kan muncul
masalah "the billion dollar bubble" dengan tanker2nya. Jadi dimasukkan di
bawahn Menteri Pertambangan dan Energi

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 4:23 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
> pak ...
> sebelum masuk petronas saya tuh penasaran kenapa kok petronas yang belajar
> dr pertamina bisa tampil lebih kuat dan progressive di bidang migas
> dibanding sang gurunya sendiri yaitu pertamina..
> sistem kerja, struktur, psc termnya hampir sama dengna pertamina (dulu)...
> petronas punya PRSS (research) pertamina ada lemigas, semua kegiatan
> reserach dan test lab dilakukan oleh PRSS
> petronas ada downstreamnya pertamina pun ada... semuanya hampir sama hanya
> di petronas semuanya lebih dikembangkan dan diperbaiki oleh petronas
> sistem data, sistem karirnya sudah fix dan bersifat progressive, seorang
> staff kalau merasa dirinya sudah sanggup masuk level manager maka dia bisa
> apply langsung ke hrm petronas utk duduk dlm posisi itu yang kemudian
> dinilai oleh team panel (hal yang belum saya tau ada di indonesia)
jadi
> para karyawannya terpacu utk bekerja dan membuktikan dirinya mampu...
> salah satu kekuatan petronas adalah kemudahan mereka utk memberika data
> kepada pers minyak dan gas... artinya asal utk kemajuan oil & gas malaysia
> petronas akan dengan senang hati memberikan raw data yang dibutuhkan...
> hampir setiap hari saya selalu melihat pertukaran posisi level manager di
> petronas... setiap hari hrm posting posisi2 yang avaliable di intranetnya
> petronas...
>
> ada satu catatan lagi yang saya liat... dimalaysia tidak ada menteri sde
> dan pertambangan, fungsi ini langsung dibawah petronas, dan petronas
> berhubungan langsung dgn prime ministernya, birokarsi pun jadi terpotong
> sehingga gerak petronas lebih gesit
>
>
> Best Regards
> Ujay
> "sedang mencoba mencari tau kekuatan petronas"
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-13 Terurut Topik SYAFRI_SYAFAR


Huuuk, suatu pembelaan yang sempurna di era AFTA ini.
Efficient tidak berarti standar gaji rendah, bukan?
Jangan sampai terjadi semut diseberang lautan kelihatan, tapi gajah di pelupuk
mata nggak kelihatan.
Kita harus memilah antara efisiensi versus komponen gaji yang dampaknya hanya
kecil terhadap efisiensi tersebut.

Bravo,
Syafri





"Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> on 02/14/2003 10:57:03 AM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]; Please respond to "Rovicky Dwi Putrohari"
  <[EMAIL PROTECTED]>

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:(bcc: SYAFRI SYAFAR/MAX)
Subject:  Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita



Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day (billing
charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan gajinya
looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi 500
USD/day, apakah ketinggian ?

Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg bergaji
tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya Herman)
mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...

rdp

- Original Message -
From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 12:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita


> Pak Koesoema Yth,
> Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll saya
> terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil Co.
saya
> prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya operasi,
> istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
> Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan' oleh
> para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana caranya
> merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan penghematan
> (tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka akan
> mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
> berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka split
bagus
> (mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil (karena
cost
> tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di sana
akan
> berusaha se-efisien mungkin.
> Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu diberi
> titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang aduhai
> (hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling fluid
> engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
> (kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol dan
> lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya).
Advisor
> ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari di
> kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun,
berapa
> ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai mereka.
> Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya
Republik
> lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut karena
> mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA (waktu
> itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
> berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
> Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh, sepanjang
> Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim, Irja-Salawati,
> Natuna dll tentunya kita (segenap Rakyat Indonesia) bisa hidup sejahtera,
> tetapi kenyataannya sangat berbeda. Adakah yang salah dalam pengelolaan
> migas kita?
> Kalau lapangan migas kita ibaratkan kebun mangga yang dikelola oleh Oil
co.
> pada akhir panen mangga dibagi sesuai dengan perjanjian: Kita mendapat
satu
> keranjang buah mangga (85%), pemanen/penebas (Oil co.) hanya mendapat satu
> bakul (15%), tetapi di atas truk pemanen ada tiga keranjang buah mangga,
> pengganti biaya memanen (cost recovery). Tulisan "bagi hasil pertambangan"
> di TEMPO 7 Desember 1998 terlampir. Tulisan ini mendapat beberapa
tanggapan.
> Wassalam,
> S.H.
>
> - Original Message -
> From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pega

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-13 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day (billing
charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan gajinya
looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi 500
USD/day, apakah ketinggian ?

Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg bergaji
tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya Herman)
mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...

rdp

- Original Message -
From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 12:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita


> Pak Koesoema Yth,
> Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll saya
> terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil Co.
saya
> prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya operasi,
> istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
> Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan' oleh
> para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana caranya
> merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan penghematan
> (tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka akan
> mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
> berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka split
bagus
> (mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil (karena
cost
> tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di sana
akan
> berusaha se-efisien mungkin.
> Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu diberi
> titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang aduhai
> (hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling fluid
> engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
> (kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol dan
> lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya).
Advisor
> ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari di
> kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun,
berapa
> ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai mereka.
> Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya
Republik
> lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut karena
> mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA (waktu
> itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
> berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
> Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh, sepanjang
> Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim, Irja-Salawati,
> Natuna dll tentunya kita (segenap Rakyat Indonesia) bisa hidup sejahtera,
> tetapi kenyataannya sangat berbeda. Adakah yang salah dalam pengelolaan
> migas kita?
> Kalau lapangan migas kita ibaratkan kebun mangga yang dikelola oleh Oil
co.
> pada akhir panen mangga dibagi sesuai dengan perjanjian: Kita mendapat
satu
> keranjang buah mangga (85%), pemanen/penebas (Oil co.) hanya mendapat satu
> bakul (15%), tetapi di atas truk pemanen ada tiga keranjang buah mangga,
> pengganti biaya memanen (cost recovery). Tulisan "bagi hasil pertambangan"
> di TEMPO 7 Desember 1998 terlampir. Tulisan ini mendapat beberapa
tanggapan.
> Wassalam,
> S.H.
>
> - Original Message -
> From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-13 Terurut Topik sugeng.hartono
Pak Koesoema Yth,
Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll saya
terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil Co. saya
prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya operasi,
istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan' oleh
para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana caranya
merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan penghematan
(tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka akan
mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka split bagus
(mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil (karena cost
tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di sana akan
berusaha se-efisien mungkin.
Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu diberi
titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang aduhai
(hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling fluid
engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
(kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol dan
lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya). Advisor
ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari di
kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun, berapa
ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai mereka.
Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya Republik
lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut karena
mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA (waktu
itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh, sepanjang
Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim, Irja-Salawati,
Natuna dll tentunya kita (segenap Rakyat Indonesia) bisa hidup sejahtera,
tetapi kenyataannya sangat berbeda. Adakah yang salah dalam pengelolaan
migas kita?
Kalau lapangan migas kita ibaratkan kebun mangga yang dikelola oleh Oil co.
pada akhir panen mangga dibagi sesuai dengan perjanjian: Kita mendapat satu
keranjang buah mangga (85%), pemanen/penebas (Oil co.) hanya mendapat satu
bakul (15%), tetapi di atas truk pemanen ada tiga keranjang buah mangga,
pengganti biaya memanen (cost recovery). Tulisan "bagi hasil pertambangan"
di TEMPO 7 Desember 1998 terlampir. Tulisan ini mendapat beberapa tanggapan.
Wassalam,
S.H.

- Original Message -
From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
> itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan untuk
> aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> disetujui
> seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu yang
> dapat nama menyumbang.
> Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist lokal
> dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
dibebankan
> pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan bisa
> diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
segala
> sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik menyewa
> daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
> Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua
cost
> ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
split
> ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka

RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Minarwan
Pak Witan, 
Kok rasa-rasanya cerita ini sangat tidak asing bagi saya yah?
Hmmm...sepertinyaah gak jadi ah... :D

min
-Original Message-
From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]

Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme cost
recovery tadi. 


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Herman . Darman
Pak Witan,

Kalau... geram... terus kita diam-diam saja khan? 
Mau lapor ke Pertamina / Migas ngak ada gunanya khan?
Di atas langit ada langit juga khan, meskipun langit dari antara kita
sendiri?

Herman

-Original Message-
From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 14 February 2003 09:34
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data kita
dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg ke
Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg pindah
ke negara mereka.
Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme cost
recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
bisa diselamatkan.
Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah expat
yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya dari
Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist IV,Geologists
III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan tsb
jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat manager
geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.

wass
Witan
- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
> itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan untuk
> aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> disetujui
> seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu yang
> dapat nama menyumbang.
> Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist lokal
> dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
dibebankan
> pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan bisa
> diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
segala
> sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik menyewa
> daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
> Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua
cost
> ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
split
> ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga
minyak
> naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
> Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
> Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya kenaikan
> minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan windfall
> profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
> terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah split
> menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak secara
> sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery ini
> yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery ini
> diman

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Witan OA
Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data kita
dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg ke
Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg pindah
ke negara mereka.
Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme cost
recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
bisa diselamatkan.
Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah expat
yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya dari
Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist IV,Geologists
III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan tsb
jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat manager
geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.

wass
Witan
- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
> itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan untuk
> aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> disetujui
> seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu yang
> dapat nama menyumbang.
> Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist lokal
> dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
dibebankan
> pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan bisa
> diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
segala
> sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik menyewa
> daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
> Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua
cost
> ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
split
> ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga
minyak
> naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
> Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
> Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya kenaikan
> minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan windfall
> profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
> terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah split
> menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak secara
> sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery ini
> yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery ini
> dimanfaatkan betul oleh PSC, sehingga adakalanya cost recovery ini begitu
> besar menggerogoti bagian pemerintah yang 60%, bahkan pemeritah tidak
dapat
> apa-apa. Makanya kemudian diakali dengan adanya FTP (First Trench
> Petroleum), sehingga pemerintah tidak kosong sama sekali.
> Saya kira split 15-85 ini sangat menyesatkan untuk orang di luar industri
> perminyakan

RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Siregar, Parvita
Hus, jangan buka rahasia perusahaan :-)

>-Original Message-
>From: Allo, Paulus T 
>Sent: Friday, February 14, 2003 7:51 AM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
>jadi ceritanya ada manager dibawah manager
>atau dgn kata lain,manager yg report ke manager?
>wahh...kayaknya pernah liat, tapi dimana yah? ;-)
>
>
>--
>paulus
>
>> Yah kira-kira begitu Pak, bisa juga misalnya dilabeli manager 
>> tapi posisinya
>> selevel seorang 'chief geoscientist' dan secara struktural 
>> masih dibawah
>> manager laen. 
>> 
>> min
>
>-
>
>To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
>
>
>Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
>Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>
>Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
>[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>
>Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
>-
>
>

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] Jenjang-kepangkatan-gaji --> was Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Di dunia perbankan .. Hendra pernah cerita  manager adalah sebuah
profesi bukan jenjang. Jadi ketika fresh graduate di-'hire' dan setelah
ditraining akan masuk sebagai "asisten manager", kemudian dapat menjadi
"manager" sesuai dengan kemampuan, minat serta bakat dan kebutuhan posisi.
Hingga ada jenjang sebagai senior manager dan general manager. Jadi jangan
dirancukan antara manger ini dengan manager geology atau manager di oil
kumpeni. Kalau di perusahaan minyak atau tambang barangkali jenjangnya
adalah geologist, geophysicist, dan engineer. Mulai dari yunior hingga
senior serta chief.

Namun kadangkala kita juga ikutan "membayar" pangkat yang kita sandang. Dari
beberapa kumpeni yang saya lihat jenjangnya, ada beberapa yang mempunyai
grade sangat sedikit (Yunior geologist, Geologist, Senior Geologist dan
Chielf geologist), sedangkan yang lain jenjajng kepangkatannya sangat banyak
(Geologist 1,2,3, kemudian senior 1-2-3, Staff Geologist, Chief, dst).
Kecenderungannya adalah yang mempunyai jenjang kepangkatan sangat banyak
biasanya bergaji rendah, sedangkan yang sederhana bergaji lebih tinggi. Dan
ini sangatlah wajar karena kalau banyak jenjang berarti akan sering
dipromosi, yang tentunya prosesnya sendiri memakan biaya ("man hour"-nya HR
dan manajernya). Sedangkan yang berjenjang sederhana akan lamaaa utk bisa
promosi. dan tentunya menghemat "administration cost".

rdp
- Original Message -
From: "Allo, Paulus T" <[EMAIL PROTECTED]>


> jadi ceritanya ada manager dibawah manager
> atau dgn kata lain,manager yg report ke manager?
> wahh...kayaknya pernah liat, tapi dimana yah? ;-)
>
>
> --
> paulus



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Atmadinata, Teddy T
Kalau Saya boleh comment kemungkinan besar bukanya manager report ke manager,tetapi 
Manager report ke General Manager an GM-GM tersebut bisa saja Ke CEO ataupun President 
Direktur, B

TA

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 14 Februari 2003 7:51
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


jadi ceritanya ada manager dibawah manager
atau dgn kata lain,manager yg report ke manager?
wahh...kayaknya pernah liat, tapi dimana yah? ;-)


--
paulus

> Yah kira-kira begitu Pak, bisa juga misalnya dilabeli manager 
> tapi posisinya
> selevel seorang 'chief geoscientist' dan secara struktural 
> masih dibawah
> manager laen. 
> 
> min

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-

EOM 

NOTICE - This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended 
recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for 
delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received 
this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or 
attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein.  If 
you have received this message in error please notify the sender immediately and 
delete the message.



Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik sunjayasaputra

saya sih berharap banyak banget dgn sistem kp, ta di company, bahkan magang
lebih digiatkan oleh pers2 dibidang enregi dan migas indonesia utk ade2 dan
temen2
saya salah satunya yang merasakan manfaat program itu dulu...
thank you  pak witan atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan sama
saya
Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Allo, Paulus T
jadi ceritanya ada manager dibawah manager
atau dgn kata lain,manager yg report ke manager?
wahh...kayaknya pernah liat, tapi dimana yah? ;-)


--
paulus

> Yah kira-kira begitu Pak, bisa juga misalnya dilabeli manager 
> tapi posisinya
> selevel seorang 'chief geoscientist' dan secara struktural 
> masih dibawah
> manager laen. 
> 
> min

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Minarwan
Yah kira-kira begitu Pak, bisa juga misalnya dilabeli manager tapi posisinya
selevel seorang 'chief geoscientist' dan secara struktural masih dibawah
manager laen. 

min
-Original Message-
katanya ada juga yang dikasih posisi struktural tetapi
tidak melakukan fungsi sebagai decision maker seperti
yang di tuliskan dalam tugasnya, nah nanti "penasehat"
nya yang menjalankan tugas tersebut. dia tinggal tanda
tangan.  apa betul  ya   ada berapa persen yang
begini kalau memang ada ???

fbs


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Herman . Darman
Sharing mengenai system di Brunei,...
Permanent staff ada dua macam
- local staff (Bruneian dan orang asing yang digaji sama dengan local staff)
- international staff (Orang asing dari Shell yang kerja di Brunei)

Contract staff ada tiga macam
- regional short term contract staff (experienced professional staff, 2
tahun contract term, biasanya dari negara ASEAN, Hongkong, India, fasilitas
hampir sama dengan international staff, tapi karir dan training sangat
terbatas)
- international short term contract staff (experienced professional staff, 2
tahun contract term, gajinya disamakan dengan international staff, karir dan
training juga terbatas.
- third party (melalui contractor misalnya Landmark Graphics, Geco-Prakla,
Schlumberger, etc., yang ini biasanya mahal karena ada overhead, dan
orangnya memang benar-benar yang professional / jarang didapat).

Herman


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 14 February 2003 08:12
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



di malaysia ada dua sistem pak..
satu sistem expert yaitu oake sistem kontrak base dan satu lagi pake sistem
permanen base..
yang sistem permanen base itu gaji dan fasilitas disamakan mau dia orang
as, eropa, indonesia, malaysia dan jejnajng karir pun sama saja...
yang kontrak base itu dihired dgn jangak waktu tertentu dengan standard
gaji yang berbeda ... perbandingannya kurang lebih 5 kali lipat dengan yang
permanent staff hanya saja mereka tidak memeliki fasilitas dan kesempatan
yang sama dgn yang permanent based biasanya yang dikontrak base minimal
pengalaman di oil industry tuh sekitar 5 tahun pak...
kebetulan saya lolos uji kesehatannya jadi "dgn terpaksa" saya harus
menjadi permanent based disini


Best Regards
Ujay



-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik sunjayasaputra

pak ...
sebelum masuk petronas saya tuh penasaran kenapa kok petronas yang belajar
dr pertamina bisa tampil lebih kuat dan progressive di bidang migas
dibanding sang gurunya sendiri yaitu pertamina..
sistem kerja, struktur, psc termnya hampir sama dengna pertamina (dulu)...
petronas punya PRSS (research) pertamina ada lemigas, semua kegiatan
reserach dan test lab dilakukan oleh PRSS
petronas ada downstreamnya pertamina pun ada... semuanya hampir sama hanya
di petronas semuanya lebih dikembangkan dan diperbaiki oleh petronas
sistem data, sistem karirnya sudah fix dan bersifat progressive, seorang
staff kalau merasa dirinya sudah sanggup masuk level manager maka dia bisa
apply langsung ke hrm petronas utk duduk dlm posisi itu yang kemudian
dinilai oleh team panel (hal yang belum saya tau ada di indonesia) jadi
para karyawannya terpacu utk bekerja dan membuktikan dirinya mampu...
salah satu kekuatan petronas adalah kemudahan mereka utk memberika data
kepada pers minyak dan gas... artinya asal utk kemajuan oil & gas malaysia
petronas akan dengan senang hati memberikan raw data yang dibutuhkan...
hampir setiap hari saya selalu melihat pertukaran posisi level manager di
petronas... setiap hari hrm posting posisi2 yang avaliable di intranetnya
petronas...

ada satu catatan lagi yang saya liat... dimalaysia tidak ada menteri sde
dan pertambangan, fungsi ini langsung dibawah petronas, dan petronas
berhubungan langsung dgn prime ministernya, birokarsi pun jadi terpotong
sehingga gerak petronas lebih gesit


Best Regards
Ujay
"sedang mencoba mencari tau kekuatan petronas"



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik sunjayasaputra

di malaysia ada dua sistem pak..
satu sistem expert yaitu oake sistem kontrak base dan satu lagi pake sistem
permanen base..
yang sistem permanen base itu gaji dan fasilitas disamakan mau dia orang
as, eropa, indonesia, malaysia dan jejnajng karir pun sama saja...
yang kontrak base itu dihired dgn jangak waktu tertentu dengan standard
gaji yang berbeda ... perbandingannya kurang lebih 5 kali lipat dengan yang
permanent staff hanya saja mereka tidak memeliki fasilitas dan kesempatan
yang sama dgn yang permanent based biasanya yang dikontrak base minimal
pengalaman di oil industry tuh sekitar 5 tahun pak...
kebetulan saya lolos uji kesehatannya jadi "dgn terpaksa" saya harus
menjadi permanent based disini


Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
katanya ada juga yang dikasih posisi struktural tetapi
tidak melakukan fungsi sebagai decision maker seperti
yang di tuliskan dalam tugasnya, nah nanti "penasehat"
nya yang menjalankan tugas tersebut. dia tinggal tanda
tangan.  apa betul  ya   ada berapa persen yang
begini kalau memang ada ???

fbs

--- SYARIFUDDIN Noor
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Yang saya tahu sih lebih sering kong-kalingkong saja
> tuh dalam utak-atik 
> RPTK supaya bisa banyak masukin expat...bisa
> dianggap sebagai expert 
> dalam bidang tertentu atau ya dengan cara hire
> fresh-graduate untuk tetap 
> memenuhi rasio expat-nasional
> 
> salam,
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> "Taufik Manan" <[EMAIL PROTECTED]>
> 13/02/2003 12:50 PM
> Please respond to iagi-net
> 
>  
>     To:     <[EMAIL PROTECTED]>
> cc: 
> Subject:Re: [iagi-net-l] sistem psc
> di indonesia
> 
> 
> 
> Pak Andang,
> 
> Memang aturan tsb tidak ada dalam peraturan ataupun
> PSC Agreement.
> 
> Hanya realita sering dijumpai seperti itu dimana
> banyak ekspat yang masuk
> baik sebagai permanent employee atau konsultan.
> Tentang alasan hak inventasi memasukkan mereka lebih
> banyak itu salah satu
> kemungkinan menurut saya.
> Sebaiknya memang kontrol oleh BP MIGAS atau lembaga
> pemerintah lebih
> selektif untuk masalah ini.
> Tentang batasan prosentasi jumlah mereka ataupun
> dalam penyusunan RPTK 
> bagi
> mereka.
> Ini supaya SDM kita lebih banyak berkembang karena
> saya yakin banyak yang
> lebih berkemampuan dibandingkan ekspat.
> 
> Khusus untuk yang ingin program sederhana excel
> untuk pembagian keuntungan
> PSC dan Pemerintah.
> Harap bersabar karena buku panduannya ada di rumah
> dan insya Allah
> secepatnya dapat saya kirimkan.
> Minimal kita dapat melakukan kontrol secara
> sederhana terhadap pembagian
> sistem ini.
> Sebenarnya di setiap KPS ada yang berwenang mengurus
> masalah ini.
> 
> Sementara ini dulu sedikit pencerahan dari saya.
> 
> Taufik Manan
> ====
> 
> 
> 
>   
> "Andang  
> Bachtiar"To:
> <[EMAIL PROTECTED]> 
>  
>  .net.id> Subject:   
>  Re: [iagi-net-l] 
> sistem psc di indonesia 
>   
> 02/13/2003  
> 11:35 AM  
> Please respond  
> to iagi-net  
>   
>   
> 
> 
> 
> 
> Pak Taufik,.
> saya koq tidak pernah dengar istilah "hak investasi"
> yang dikaitkan dengan
> "hak memasukkan ekspat lebih banyak" ya.?
> 
> Apakah memang ada aturan itu? Apakah ada di PSC
> Agreement atau dimana?
> 
> Mohon pencerahan, pak.
> 
> 
> ADB
> 
> 
> - Original Message -
> From: "Taufik Manan"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, February 13, 2003 11:21 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
> 
> 
> ===deleted
> > Khusus untuk ekspat (WNA) memang peraturannya
> seperti itu.
> > Namun KPS kelihatannya punya hak memasukkan ekspat
> lebih banyak lagi
> karena
> > mereka punya hak investasi.
> >
> > Taufik Manan
> > 
> > Mahasiswa S2 Geofisika Reservoar - UI
> >
> 
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])
> -http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau 
> [EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
-
> 
> 
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
> Sidi([EMAIL PROTECT

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Bagaimana di Malaysia/Petronas ada perbedaan gaji antara expat dan local
staf.
Apakah orang Indonesia dianggap expat?

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 12:42 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
>
> Pak witan...
>  kalo bgitu siap2 geologist2 fresh graduated kita banyak yang nganggur
donk
> pak.. soalnya banyak geologist2 dr negara2 seperti india, turkemenistan
and
> others yang punya standard gaji lebih rendah dari indonesia..
> bukankah power dan kekuasaan masih ada ditangan pemerintah indonesia, yang
> punya minyak kan bangsa indonesia.. tentunya bisa lah dibuat sistem yang
> melindungi para fresh graduated kita..
> kalo yang sudah kerja sih.. kemungkinan utk survivenya besar tapi
bagaimana
> dgn kelangsungan teman2 atau ade2 kita yang baru lulus atau bahkan yang
> sedang membangun mimpi2nya di jurusan geologi di indonesia... apa harus
> banting setir ...?
> sekarang saja tiap satu angkatan yang lulus kemungkinan bekerja di oil and
> gas industry (termasuk services dan konsultan) masih dibawah 40%..
> contohnya angkatan saya di geologi ugm yang berjumlah 61 org.. yang
bekerja
> di oil and gas kurang dari 20org saja...
> so apa yang musti dilakukan utk melindungi atau membuat komptetitif teman2
> dan ade2 kita smua?
>
> Best Regards
> Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Minarwan
Oppssttt...wah ini kudu hati-hati nih Mas.
Bisa dianggap menuduh loh. Nanti akan dicecar dengan pertanyaan buktinya
mana? Benar atau tidak hal ini terjadi, tanpa bukti kan kita gak bisa bicara
terlalu jauh.
Mending ke website SundayLeague deh Mas Ferdi, ayo ke
http://www.sundayleague.com
Hehehe..

min
-Original Message-
Belum lagi masalah profesionalisme dan mental..kalau bargaining 
sulitdiajak aja jalan - jalan ke luar negeri aja pasti nurut dah


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik RUSDIANTO Djoko
Saya jadi tergelitik untuk meluruskan( supaya nggak terlanjur salah 
persepsi) bahwa untuk expat penilaian kebutuhan tidak langsung 
dilakukan oleh Depnaker seperti yang disebut pak Ujay, tetapi Depnaker 
mendapat rekomendasi dari DitJen MIGAS setelah berkonsultasi dengan BP 
MIGAS. Jadi untuk ijin expat flow-chartnya  selalu: PSC > BP MIGAS 
-> MIGAS >DEPNAKER.
Salam,

D. Rusdianto




[EMAIL PROTECTED]
13/02/2003 12:36 PM
Please respond to iagi-net

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:        Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



kira2 kalau dilihat sistem yang ada sekarang..
sebetulnya sistem psc kita itu lsudah baik atau masih kurang baik? (both
side loh)
utk expat.. penilaian kebutuhan akan mereka itu dilakukan oleh depnaker...
apakah depnaker yang menilai tersebut tau tentang batasan2 bahwa pekerjaan
itu tidak dapat dilakukan oleh orang indonesia?...

Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus
masalahnya petronas itu kan profesional dan negaranya juga kuatnah 
kalau badan pengawas kita apakah punya bargaining yang kuat juga, boro - 
boro mau mbatasi expat nah kalau diancam bakal ditarik investasinya 
kumaha? 
Belum lagi masalah profesionalisme dan mental..kalau bargaining 
sulitdiajak aja jalan - jalan ke luar negeri aja pasti nurut dah
Kalau mbandingkan negara kita kayaknya lebih dekat ke africa ...kayak 
nigeria... di mana pembuat kebijakan masih bisa diatur pake duit.

wah sori nih keburu pesimis





[EMAIL PROTECTED]
13/02/2003 02:13 PM
Please respond to iagi-net

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
Subject:        Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



di malaysia.. hak kontrol expat ada di petronas.. digabungkan dengan 
divisi
HRMnya namanya malaysianisasi (malaysianation).. mereka melihat 
kepentingan
dan keahlian dari expat itu, kalau jobnya masih bisa dikerjakan oleh org
malaysia maka tidak akan diberikan ijin...

Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik SYARIFUDDIN Noor
Yang saya tahu sih lebih sering kong-kalingkong saja tuh dalam utak-atik 
RPTK supaya bisa banyak masukin expat...bisa dianggap sebagai expert 
dalam bidang tertentu atau ya dengan cara hire fresh-graduate untuk tetap 
memenuhi rasio expat-nasional

salam,






"Taufik Manan" <[EMAIL PROTECTED]>
13/02/2003 12:50 PM
Please respond to iagi-net

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
        Subject:    Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia



Pak Andang,

Memang aturan tsb tidak ada dalam peraturan ataupun PSC Agreement.

Hanya realita sering dijumpai seperti itu dimana banyak ekspat yang masuk
baik sebagai permanent employee atau konsultan.
Tentang alasan hak inventasi memasukkan mereka lebih banyak itu salah satu
kemungkinan menurut saya.
Sebaiknya memang kontrol oleh BP MIGAS atau lembaga pemerintah lebih
selektif untuk masalah ini.
Tentang batasan prosentasi jumlah mereka ataupun dalam penyusunan RPTK 
bagi
mereka.
Ini supaya SDM kita lebih banyak berkembang karena saya yakin banyak yang
lebih berkemampuan dibandingkan ekspat.

Khusus untuk yang ingin program sederhana excel untuk pembagian keuntungan
PSC dan Pemerintah.
Harap bersabar karena buku panduannya ada di rumah dan insya Allah
secepatnya dapat saya kirimkan.
Minimal kita dapat melakukan kontrol secara sederhana terhadap pembagian
sistem ini.
Sebenarnya di setiap KPS ada yang berwenang mengurus masalah ini.

Sementara ini dulu sedikit pencerahan dari saya.

Taufik Manan




  
"Andang  
Bachtiar"To: <[EMAIL PROTECTED]> 
 
                 Subject: Re: [iagi-net-l] 
sistem psc di indonesia 
  
02/13/2003  
11:35 AM  
Please respond  
to iagi-net  
  
  




Pak Taufik,.
saya koq tidak pernah dengar istilah "hak investasi" yang dikaitkan dengan
"hak memasukkan ekspat lebih banyak" ya.?

Apakah memang ada aturan itu? Apakah ada di PSC Agreement atau dimana?

Mohon pencerahan, pak.


ADB


- Original Message -
From: "Taufik Manan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 11:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


===deleted
> Khusus untuk ekspat (WNA) memang peraturannya seperti itu.
> Namun KPS kelihatannya punya hak memasukkan ekspat lebih banyak lagi
karena
> mereka punya hak investasi.
>
> Taufik Manan
> 
> Mahasiswa S2 Geofisika Reservoar - UI
>




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Witan OA
Jangan khawatir Ujay, selama mutu lulusan kita bagus pasti secara obyektif
akan bisa diterima, nah buktinya anda sendiri sudah bisa dijadikan conto yg
bisa kita banggakan. Lagipula kalaupun orang2 asing itu mau digajih lebih
rendah kan itu bukan satu2nya kriteria penilaian, bobot profesionalismenya
yg paling penting.
Dan kerjaan kan tidak harus di oil company, banting setir tidak diharamkan
asal ditempat halal. Yakin deh Ujay teman2 anda yg 40an itu cukup bahagia
dibidangnya masing2 sekarang.
Persiapan supaya kompetitif, mutu pengajaran ditingkatkan, kerjasama
industri dan akademi ditingkatkan misalnya kesempatan riset,kerja praktek,
tugas akhir, magang diperbanyak supaya fresh graduate lebih siap. pokoknya
seperti yg anda dulu alami ditempat lama.

Wass
Witan

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 3:42 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
>
> Pak witan...
>  kalo bgitu siap2 geologist2 fresh graduated kita banyak yang nganggur
donk
> pak.. soalnya banyak geologist2 dr negara2 seperti india, turkemenistan
and
> others yang punya standard gaji lebih rendah dari indonesia..
> bukankah power dan kekuasaan masih ada ditangan pemerintah indonesia, yang
> punya minyak kan bangsa indonesia.. tentunya bisa lah dibuat sistem yang
> melindungi para fresh graduated kita..
> kalo yang sudah kerja sih.. kemungkinan utk survivenya besar tapi
bagaimana
> dgn kelangsungan teman2 atau ade2 kita yang baru lulus atau bahkan yang
> sedang membangun mimpi2nya di jurusan geologi di indonesia... apa harus
> banting setir ...?
> sekarang saja tiap satu angkatan yang lulus kemungkinan bekerja di oil and
> gas industry (termasuk services dan konsultan) masih dibawah 40%..
> contohnya angkatan saya di geologi ugm yang berjumlah 61 org.. yang
bekerja
> di oil and gas kurang dari 20org saja...
> so apa yang musti dilakukan utk melindungi atau membuat komptetitif teman2
> dan ade2 kita smua?
>
> Best Regards
> Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>
>
>
>
> ---
> This email is certified Virus Free, Processed in 2.289977 secs
> Protected by Qmail anti-virus system PowerSecure Version 1.0
> http://www.indosolution.com/?powerid=produklist
>
>
>
>
> ---
> This email is certified Virus Free, Processed in 0.161585 secs
> Protected by Qmail anti-virus system PowerSecure Version 1.0
> http://www.indosolution.com/?powerid=produklist



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol dari
Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan untuk
aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
disetujui
seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu yang
dapat nama menyumbang.
Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist lokal
dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan dibebankan
pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan bisa
diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi, segala
sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik menyewa
daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua cost
ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya split
ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga minyak
naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya kenaikan
minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan windfall
profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah split
menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak secara
sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery ini
yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery ini
dimanfaatkan betul oleh PSC, sehingga adakalanya cost recovery ini begitu
besar menggerogoti bagian pemerintah yang 60%, bahkan pemeritah tidak dapat
apa-apa. Makanya kemudian diakali dengan adanya FTP (First Trench
Petroleum), sehingga pemerintah tidak kosong sama sekali.
Saya kira split 15-85 ini sangat menyesatkan untuk orang di luar industri
perminyakan. Misalnya Amien Rais pernah membandingkan split 15-85 sistim PSC
dengan royalty yang diterima pemerintah dari Kontrak Karya dibidang
pertambangan yang saya kira hanya sekitar 5%, tanpa menyadari adanya cost
recovery yang selain bisa besar sekali juga  menjadi sumber KKN.
Saya kira sistim PSC itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan adanya cost
recovery, dan split-nya disesuaikan dengan harga minyak di pasaran.
Akibatnya tentu BP Migas tidak akan terlalu memerlukan terlalu banyak
kontrol.
Tolong pendapat saya ini dikritik, karena kebanyakan pendapat ini bersifat
suudzon saja, wallahu alam kebenarannya bagaimana.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, February 12, 2003 9:36 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
> kira2 kalau dilihat sistem yang ada sekarang..
> sebetulnya sistem psc kita itu lsudah baik atau masih kurang baik? (both
> side loh)
> utk expat.. penilaian kebutuhan akan mereka itu dilakukan oleh depnaker...
> apakah depnaker yang menilai tersebut tau tentang batasan2 bahwa pekerjaan
> itu tidak dapat dilakukan oleh orang indonesia?...
>
> Best Regards
> Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik sunjayasaputra


Pak witan...
 kalo bgitu siap2 geologist2 fresh graduated kita banyak yang nganggur donk
pak.. soalnya banyak geologist2 dr negara2 seperti india, turkemenistan and
others yang punya standard gaji lebih rendah dari indonesia..
bukankah power dan kekuasaan masih ada ditangan pemerintah indonesia, yang
punya minyak kan bangsa indonesia.. tentunya bisa lah dibuat sistem yang
melindungi para fresh graduated kita..
kalo yang sudah kerja sih.. kemungkinan utk survivenya besar tapi bagaimana
dgn kelangsungan teman2 atau ade2 kita yang baru lulus atau bahkan yang
sedang membangun mimpi2nya di jurusan geologi di indonesia... apa harus
banting setir ...?
sekarang saja tiap satu angkatan yang lulus kemungkinan bekerja di oil and
gas industry (termasuk services dan konsultan) masih dibawah 40%..
contohnya angkatan saya di geologi ugm yang berjumlah 61 org.. yang bekerja
di oil and gas kurang dari 20org saja...
so apa yang musti dilakukan utk melindungi atau membuat komptetitif teman2
dan ade2 kita smua?

Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Andang Bachtiar
Sebenarnya masih belum terlalu terlambat, pak Witan..
Karena saat ini DESDM bersama asosiasi-asosiasi profesi&perusahaan dibidang
energi sedang mencoba menggunakan previllege negara berkembang untuk
mengusulkan penundaan pemberlakuan agreement tersebut ke WTO, terutama
dibidang "JASA ENERGI".

adb

- Original Message -
From: " Witan OA" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 3:27 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> too late Parvita kalau bicara soal expat, RPTK atawa Indonesianisasi, kan
> sebentar lagi AFTA berlaku dan setiap orang luar negeri konon bisa kerja
> disini tanpa ada batasan, mendingan kita siapkan diri untuk lebih
kompetitif
> terhadap mereka
>
> Witan
>
> - Original Message -
> From: "Siregar, Parvita" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, February 13, 2003 2:15 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Mas Desmon dan teman2 lain, dan mudah2an ada orang2 dari MIGAS yang baca
> > biar sekalian tahu,
> >
> > Itulah susahnya jadi pegawai Indonesia di perusahaan asing.  Kadang2
> > ngga jelas sebenernya kita kerja buat siapa, yang ngegaji kita itu
> > siapa, tiap hari kita kerja as a professional di perusahaan dimana kita
> > teken kontrak, tapi kalau udah soal2 begini pasti selalu dibilang orang2
> > nasional lebih membela PSC ketimbang MPS.  Tidak jarang kita dengar
> > "Tahu ngga, kalian digaji sama Pertamina (sekarang Migas) dari cost
> > recovery".  Tapi kita reporting ke siapa.  Kalau kita dibilang ngga
> > kooperatif sama PSC, terus kita dikucilin, atau di PHK,  emangnya ada
> > yang mau bantuin.
> >
> > Kita sendiri di PSC suka bingung, kok ekspat2 ini bisa dapat posisi ya,
> > atau kok ya lama banget di sini.  Atau ada ekspat yang sudah pulang dan
> > posisinya digantiin sama orang Indonesia, terus balik lagi dan diterima
> > pula, dengan jobdesc yang sama, padahal itu orang udah mau pensiun 1
> > tahun lagi.  Malah ada yang saya ndak mengerti, apa betul uang
> > retirement atau pesangon expat yang kebetulan retire di sini itu dibayar
> > dengan uang cost recovery?  Terus ada yang tahu ndak kalau ada
> > perusahaan yang tidak ada budget untuk training pegawainya yang di sini
> > (baik ekspat maupun nasional) sementara jumlah expatnya nambah?  Lalu
> > kalau soal RPTK, kayaknya baiknya MIGAS punya kontrol yang lebih baik
> > dari sekarang, soalnya bukan rahasia umum lagi kalau posisi2 di RPTK
> > beda dengan kenyataannya.  Saya setuju dengan Mas Taufik bahwa MIGAS
> > perlu lebih strict mengenai SDM.  Mungkin MIGAS musti banyak belajar
> > dari Petronas soal disiplin menerima tenaga asing di Indonesia.
> >
> > phs
> >
> > -Original Message-
> >
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Witan OA
too late Parvita kalau bicara soal expat, RPTK atawa Indonesianisasi, kan
sebentar lagi AFTA berlaku dan setiap orang luar negeri konon bisa kerja
disini tanpa ada batasan, mendingan kita siapkan diri untuk lebih kompetitif
terhadap mereka

Witan

- Original Message -
From: "Siregar, Parvita" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 2:15 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Mas Desmon dan teman2 lain, dan mudah2an ada orang2 dari MIGAS yang baca
> biar sekalian tahu,
>
> Itulah susahnya jadi pegawai Indonesia di perusahaan asing.  Kadang2
> ngga jelas sebenernya kita kerja buat siapa, yang ngegaji kita itu
> siapa, tiap hari kita kerja as a professional di perusahaan dimana kita
> teken kontrak, tapi kalau udah soal2 begini pasti selalu dibilang orang2
> nasional lebih membela PSC ketimbang MPS.  Tidak jarang kita dengar
> "Tahu ngga, kalian digaji sama Pertamina (sekarang Migas) dari cost
> recovery".  Tapi kita reporting ke siapa.  Kalau kita dibilang ngga
> kooperatif sama PSC, terus kita dikucilin, atau di PHK,  emangnya ada
> yang mau bantuin.
>
> Kita sendiri di PSC suka bingung, kok ekspat2 ini bisa dapat posisi ya,
> atau kok ya lama banget di sini.  Atau ada ekspat yang sudah pulang dan
> posisinya digantiin sama orang Indonesia, terus balik lagi dan diterima
> pula, dengan jobdesc yang sama, padahal itu orang udah mau pensiun 1
> tahun lagi.  Malah ada yang saya ndak mengerti, apa betul uang
> retirement atau pesangon expat yang kebetulan retire di sini itu dibayar
> dengan uang cost recovery?  Terus ada yang tahu ndak kalau ada
> perusahaan yang tidak ada budget untuk training pegawainya yang di sini
> (baik ekspat maupun nasional) sementara jumlah expatnya nambah?  Lalu
> kalau soal RPTK, kayaknya baiknya MIGAS punya kontrol yang lebih baik
> dari sekarang, soalnya bukan rahasia umum lagi kalau posisi2 di RPTK
> beda dengan kenyataannya.  Saya setuju dengan Mas Taufik bahwa MIGAS
> perlu lebih strict mengenai SDM.  Mungkin MIGAS musti banyak belajar
> dari Petronas soal disiplin menerima tenaga asing di Indonesia.
>
> phs
>
> -Original Message-
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik Siregar, Parvita
Mas Desmon dan teman2 lain, dan mudah2an ada orang2 dari MIGAS yang baca
biar sekalian tahu, 

Itulah susahnya jadi pegawai Indonesia di perusahaan asing.  Kadang2
ngga jelas sebenernya kita kerja buat siapa, yang ngegaji kita itu
siapa, tiap hari kita kerja as a professional di perusahaan dimana kita
teken kontrak, tapi kalau udah soal2 begini pasti selalu dibilang orang2
nasional lebih membela PSC ketimbang MPS.  Tidak jarang kita dengar
"Tahu ngga, kalian digaji sama Pertamina (sekarang Migas) dari cost
recovery".  Tapi kita reporting ke siapa.  Kalau kita dibilang ngga
kooperatif sama PSC, terus kita dikucilin, atau di PHK,  emangnya ada
yang mau bantuin. 

Kita sendiri di PSC suka bingung, kok ekspat2 ini bisa dapat posisi ya,
atau kok ya lama banget di sini.  Atau ada ekspat yang sudah pulang dan
posisinya digantiin sama orang Indonesia, terus balik lagi dan diterima
pula, dengan jobdesc yang sama, padahal itu orang udah mau pensiun 1
tahun lagi.  Malah ada yang saya ndak mengerti, apa betul uang
retirement atau pesangon expat yang kebetulan retire di sini itu dibayar
dengan uang cost recovery?  Terus ada yang tahu ndak kalau ada
perusahaan yang tidak ada budget untuk training pegawainya yang di sini
(baik ekspat maupun nasional) sementara jumlah expatnya nambah?  Lalu
kalau soal RPTK, kayaknya baiknya MIGAS punya kontrol yang lebih baik
dari sekarang, soalnya bukan rahasia umum lagi kalau posisi2 di RPTK
beda dengan kenyataannya.  Saya setuju dengan Mas Taufik bahwa MIGAS
perlu lebih strict mengenai SDM.  Mungkin MIGAS musti banyak belajar
dari Petronas soal disiplin menerima tenaga asing di Indonesia.  

phs

-Original Message-
From: redesmon munir [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, February 13, 2003 1:27 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


Pak Taufik,

Yang saya tahu, sebenarnya sejak BPPKA or MPS telah
membuat "negatif list" para ekspat tidak boleh
bercokol pada satu posisi. Kalau tidak salah negatif
list ini diberikan ke Depnaker dan Ditjen Migas,
sehingga ada filter untuk para ekspat masuk dalam
RPTK. Tapi ya itu tadi apabila tidak bisa masuk
melalui PSC ya masuk konsultan tadi itu. Ndak bisa
lolos di MPS nyoba cari peluang di kedua departemen
tadi.

Dari teman yang ngurus RPTK kadang-kadang kesulitan
ditemui juga ketika bagian HRD PSC lebih cenderung
membela kepentingan PSC dibanding membela pribumi.
Tapi mungkin juga ada kesalahan di MPS. wallahu'alam.

rds
 
--- Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> 
> Pak Andang,
> 
> Memang aturan tsb tidak ada dalam peraturan ataupun
> PSC Agreement.
> 
> Hanya realita sering dijumpai seperti itu dimana
> banyak ekspat yang masuk
> baik sebagai permanent employee atau konsultan.
> Tentang alasan hak inventasi memasukkan mereka lebih
> banyak itu salah satu
> kemungkinan menurut saya.
> Sebaiknya memang kontrol oleh BP MIGAS atau lembaga
> pemerintah lebih
> selektif untuk masalah ini.
> Tentang batasan prosentasi jumlah mereka ataupun
> dalam penyusunan RPTK bagi
> mereka.
> Ini supaya SDM kita lebih banyak berkembang karena
> saya yakin banyak yang
> lebih berkemampuan dibandingkan ekspat.
> 
> Khusus untuk yang ingin program sederhana excel
> untuk pembagian keuntungan
> PSC dan Pemerintah.
> Harap bersabar karena buku panduannya ada di rumah
> dan insya Allah
> secepatnya dapat saya kirimkan.
> Minimal kita dapat melakukan kontrol secara
> sederhana terhadap pembagian
> sistem ini.
> Sebenarnya di setiap KPS ada yang berwenang mengurus
> masalah ini.
> 
> Sementara ini dulu sedikit pencerahan dari saya.
> 
> Taufik Manan
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> "Andang 
> 
>  
> Bachtiar"To:
> <[EMAIL PROTECTED]>                       
>  
>  
>  
> .net.id> Subject:   
>  Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia   
>  
> 
> 
>  
> 02/13/2003  
> 
>  
> 11:35 AM   

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik redesmon munir
Pak Taufik,

Yang saya tahu, sebenarnya sejak BPPKA or MPS telah
membuat "negatif list" para ekspat tidak boleh
bercokol pada satu posisi. Kalau tidak salah negatif
list ini diberikan ke Depnaker dan Ditjen Migas,
sehingga ada filter untuk para ekspat masuk dalam
RPTK. Tapi ya itu tadi apabila tidak bisa masuk
melalui PSC ya masuk konsultan tadi itu. Ndak bisa
lolos di MPS nyoba cari peluang di kedua departemen
tadi.

Dari teman yang ngurus RPTK kadang-kadang kesulitan
ditemui juga ketika bagian HRD PSC lebih cenderung
membela kepentingan PSC dibanding membela pribumi.
Tapi mungkin juga ada kesalahan di MPS. wallahu'alam.

rds
 
--- Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> 
> Pak Andang,
> 
> Memang aturan tsb tidak ada dalam peraturan ataupun
> PSC Agreement.
> 
> Hanya realita sering dijumpai seperti itu dimana
> banyak ekspat yang masuk
> baik sebagai permanent employee atau konsultan.
> Tentang alasan hak inventasi memasukkan mereka lebih
> banyak itu salah satu
> kemungkinan menurut saya.
> Sebaiknya memang kontrol oleh BP MIGAS atau lembaga
> pemerintah lebih
> selektif untuk masalah ini.
> Tentang batasan prosentasi jumlah mereka ataupun
> dalam penyusunan RPTK bagi
> mereka.
> Ini supaya SDM kita lebih banyak berkembang karena
> saya yakin banyak yang
> lebih berkemampuan dibandingkan ekspat.
> 
> Khusus untuk yang ingin program sederhana excel
> untuk pembagian keuntungan
> PSC dan Pemerintah.
> Harap bersabar karena buku panduannya ada di rumah
> dan insya Allah
> secepatnya dapat saya kirimkan.
> Minimal kita dapat melakukan kontrol secara
> sederhana terhadap pembagian
> sistem ini.
> Sebenarnya di setiap KPS ada yang berwenang mengurus
> masalah ini.
> 
> Sementara ini dulu sedikit pencerahan dari saya.
> 
> Taufik Manan
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> "Andang 
> 
>  
> Bachtiar"To:
> <[EMAIL PROTECTED]>               
>      
>  
>  
> .net.id> Subject:   
>  Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia   
>  
> 
> 
>  
> 02/13/2003  
> 
>  
> 11:35 AM
> 
>  
> Please respond  
> 
>  
> to iagi-net 
> 
>  
> 
> 
>  
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> Pak Taufik,.
> saya koq tidak pernah dengar istilah "hak investasi"
> yang dikaitkan dengan
> "hak memasukkan ekspat lebih banyak" ya.....?
> 
> Apakah memang ada aturan itu? Apakah ada di PSC
> Agreement atau dimana?
> 
> Mohon pencerahan, pak.
> 
> 
> ADB
> 
> 
> - Original Message -
> From: "Taufik Manan"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, February 13, 2003 11:21 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
> 
> 
> ===deleted
> > Khusus untuk ekspat (WNA) memang peraturannya
> seperti itu.
> > Namun KPS kelihatannya punya hak memasukkan ekspat
> lebih banyak lagi
> karena
> > mereka punya hak investasi.
> >
> > Taufik Manan
> > 
> > Mahasiswa S2 Geofisika Reservoar - UI
> >
> 
> 
> 
> 
>
-
> To unsubscribe, e-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])
> -http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTE

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik sunjayasaputra

di malaysia.. hak kontrol expat ada di petronas.. digabungkan dengan divisi
HRMnya namanya malaysianisasi (malaysianation).. mereka melihat kepentingan
dan keahlian dari expat itu, kalau jobnya masih bisa dikerjakan oleh org
malaysia maka tidak akan diberikan ijin...

Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik Taufik Manan

Pak Andang,

Memang aturan tsb tidak ada dalam peraturan ataupun PSC Agreement.

Hanya realita sering dijumpai seperti itu dimana banyak ekspat yang masuk
baik sebagai permanent employee atau konsultan.
Tentang alasan hak inventasi memasukkan mereka lebih banyak itu salah satu
kemungkinan menurut saya.
Sebaiknya memang kontrol oleh BP MIGAS atau lembaga pemerintah lebih
selektif untuk masalah ini.
Tentang batasan prosentasi jumlah mereka ataupun dalam penyusunan RPTK bagi
mereka.
Ini supaya SDM kita lebih banyak berkembang karena saya yakin banyak yang
lebih berkemampuan dibandingkan ekspat.

Khusus untuk yang ingin program sederhana excel untuk pembagian keuntungan
PSC dan Pemerintah.
Harap bersabar karena buku panduannya ada di rumah dan insya Allah
secepatnya dapat saya kirimkan.
Minimal kita dapat melakukan kontrol secara sederhana terhadap pembagian
sistem ini.
Sebenarnya di setiap KPS ada yang berwenang mengurus masalah ini.

Sementara ini dulu sedikit pencerahan dari saya.

Taufik Manan




   

"Andang

Bachtiar"To: <[EMAIL PROTECTED]> 

     Subject:     Re: [iagi-net-l] sistem psc di 
indonesia 
   

02/13/2003 

11:35 AM   

Please respond 

to iagi-net

   

   





Pak Taufik,.
saya koq tidak pernah dengar istilah "hak investasi" yang dikaitkan dengan
"hak memasukkan ekspat lebih banyak" ya.?

Apakah memang ada aturan itu? Apakah ada di PSC Agreement atau dimana?

Mohon pencerahan, pak.


ADB


- Original Message -
From: "Taufik Manan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 11:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


===deleted
> Khusus untuk ekspat (WNA) memang peraturannya seperti itu.
> Namun KPS kelihatannya punya hak memasukkan ekspat lebih banyak lagi
karena
> mereka punya hak investasi.
>
> Taufik Manan
> 
> Mahasiswa S2 Geofisika Reservoar - UI
>




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik sunjayasaputra

kira2 kalau dilihat sistem yang ada sekarang..
sebetulnya sistem psc kita itu lsudah baik atau masih kurang baik? (both
side loh)
utk expat.. penilaian kebutuhan akan mereka itu dilakukan oleh depnaker...
apakah depnaker yang menilai tersebut tau tentang batasan2 bahwa pekerjaan
itu tidak dapat dilakukan oleh orang indonesia?...

Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Bagaimna dengan Indonesia Partisipation ? Share yg akan diambil "Indonesia"
biasanya ketika perpanjangan PSC ... siapa "Indonesia" dalam hal ini apakah
pertamina, migas, atau siapa saja asalkan orang Indonesia (WNI ?)

rdp


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik Andang Bachtiar
Pak Taufik,.
saya koq tidak pernah dengar istilah "hak investasi" yang dikaitkan dengan
"hak memasukkan ekspat lebih banyak" ya.?

Apakah memang ada aturan itu? Apakah ada di PSC Agreement atau dimana?

Mohon pencerahan, pak.


ADB


- Original Message -
From: "Taufik Manan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 11:21 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


===deleted
> Khusus untuk ekspat (WNA) memang peraturannya seperti itu.
> Namun KPS kelihatannya punya hak memasukkan ekspat lebih banyak lagi
karena
> mereka punya hak investasi.
>
> Taufik Manan
> 
> Mahasiswa S2 Geofisika Reservoar - UI
>




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik Taufik Manan

Sebenarnya sederhana saja bila mau menghitung pembagian keuntungan bagi PSC
atau pemerintah.
Yang penting bila sudah mencapai FTP dimana revenue, harga minyak dan
kapital sudah dihitung.
Tinggal dibagi sesuai ketentuan (split) yang berlaku namun perlu
dipertimbangkan pula bila ada paket insentif tertentu.
Misalnya untuk lepas pantai laut dalam, lapangan yang mature, gas, dst.

Kami mahasiswa S2 Geofisika Reservoir UI pernah membuat program excel
sederhana itu pembagian keuntungan PSC ini.
Kuliah ini masuk dalam kurikulum kami dan diajarkan oleh Dr. Wahyu
Djatmiko, dari Lemigas.
Tentunya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai inputnya.
Bila ada yang minat dapat kami kirimkan untuk contoh sederhananya. Mohon
kirimkan via japri.

Khusus untuk ekspat (WNA) memang peraturannya seperti itu.
Namun KPS kelihatannya punya hak memasukkan ekspat lebih banyak lagi karena
mereka punya hak investasi.

Taufik Manan

Mahasiswa S2 Geofisika Reservoar - UI



   

"Andang

Bachtiar"To: <[EMAIL PROTECTED]> 

     Subject:     Re: [iagi-net-l] sistem psc di 
indonesia 
   

02/13/2003 

09:16 AM   

Please respond 

to iagi-net

   

   





bung ujay,

1. Setahu saya dalam perjanjian PSC (atau TAC), "oil-price" tidak
ditentukan
terlebih dulu untuk dijadikan patokan split. Perhitungan yang didasarkan
pada "oil-price" yang ditentukan terlebih dulu adalah perhitungan
ke-ekonomian suatu prospek atau suatu blok. RAPBN juga dihitung berdasakan
"oil-price" yang ditentukan terlebih dulu.

2. Sejak 1998, dimana semua kontrak PSC mengadopsi skema FTP (First Tranche
Petroleum), sebagian (20%) dari revenue sudah harus dibagi berdasarkan
split
yang disetujui dalam PSC agreement sebelum dipotong segala macam biaya.
Sisanya (yang 80%) musti dikurangi biaya-biaya eksplorasi&produksi dan
pajak
sebelum displit.

3. WNA yang bekerja di Indonesia dikontrol oleh Depnaker dan Migas.


adb


- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:16 AM
Subject: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Dear netters
> saya mau tanya tentang sistem pembagian keuntungan psc atau tac di
> indonesia
> apakah benar.. bahwa harga oil pricenya sudah ditentukan dahulu. sehigga
> fluktuasi harga minyak dunia tidak berepengaruh terhadap pembagian
> keuntungan?
> ex.. didlm agreement disebutkan harga minyaknya 20USD, splitnya 60:40,
maka
> kalo harganya 25USD yang 5 dollar itu kemana? trus 60:40 itu berdasarkan
> harga langsung atau gimana?
>
> apakah pembagian keuntungan itu setelah dipotong biaya produksi, pajak,
> biaya eksplorasi? bagaimana sistemnya
> apakah ada sistem nasionalisasi yang mengontrol pers2 asing itu dalam
> memeperkerjakan wna? trus bagaimana sistem monitoringnya?
>
> Best Regards
> Ujay




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-a

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik SYARIFUDDIN Noor
Andang:
3. WNA yang bekerja di Indonesia (SECARA TEORITIS) dikontrol oleh Depnaker dan Migas.

-:)






"Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>
13/02/2003 09:16 AM
Please respond to iagi-net

 
To: <[EMAIL PROTECTED]>
cc: 
        Subject:    Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


bung ujay,

1. Setahu saya dalam perjanjian PSC (atau TAC), "oil-price" tidak 
ditentukan
terlebih dulu untuk dijadikan patokan split. Perhitungan yang didasarkan
pada "oil-price" yang ditentukan terlebih dulu adalah perhitungan
ke-ekonomian suatu prospek atau suatu blok. RAPBN juga dihitung berdasakan
"oil-price" yang ditentukan terlebih dulu.

2. Sejak 1998, dimana semua kontrak PSC mengadopsi skema FTP (First 
Tranche
Petroleum), sebagian (20%) dari revenue sudah harus dibagi berdasarkan 
split
yang disetujui dalam PSC agreement sebelum dipotong segala macam biaya.
Sisanya (yang 80%) musti dikurangi biaya-biaya eksplorasi&produksi dan 
pajak
sebelum displit.




adb


- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:16 AM
Subject: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Dear netters
> saya mau tanya tentang sistem pembagian keuntungan psc atau tac di
> indonesia
> apakah benar.. bahwa harga oil pricenya sudah ditentukan dahulu. sehigga
> fluktuasi harga minyak dunia tidak berepengaruh terhadap pembagian
> keuntungan?
> ex.. didlm agreement disebutkan harga minyaknya 20USD, splitnya 60:40,
maka
> kalo harganya 25USD yang 5 dollar itu kemana? trus 60:40 itu berdasarkan
> harga langsung atau gimana?
>
> apakah pembagian keuntungan itu setelah dipotong biaya produksi, pajak,
> biaya eksplorasi? bagaimana sistemnya
> apakah ada sistem nasionalisasi yang mengontrol pers2 asing itu dalam
> memeperkerjakan wna? trus bagaimana sistem monitoringnya?
>
> Best Regards
> Ujay




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-12 Terurut Topik Andang Bachtiar
bung ujay,

1. Setahu saya dalam perjanjian PSC (atau TAC), "oil-price" tidak ditentukan
terlebih dulu untuk dijadikan patokan split. Perhitungan yang didasarkan
pada "oil-price" yang ditentukan terlebih dulu adalah perhitungan
ke-ekonomian suatu prospek atau suatu blok. RAPBN juga dihitung berdasakan
"oil-price" yang ditentukan terlebih dulu.

2. Sejak 1998, dimana semua kontrak PSC mengadopsi skema FTP (First Tranche
Petroleum), sebagian (20%) dari revenue sudah harus dibagi berdasarkan split
yang disetujui dalam PSC agreement sebelum dipotong segala macam biaya.
Sisanya (yang 80%) musti dikurangi biaya-biaya eksplorasi&produksi dan pajak
sebelum displit.

3. WNA yang bekerja di Indonesia dikontrol oleh Depnaker dan Migas.


adb


- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:16 AM
Subject: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Dear netters
> saya mau tanya tentang sistem pembagian keuntungan psc atau tac di
> indonesia
> apakah benar.. bahwa harga oil pricenya sudah ditentukan dahulu. sehigga
> fluktuasi harga minyak dunia tidak berepengaruh terhadap pembagian
> keuntungan?
> ex.. didlm agreement disebutkan harga minyaknya 20USD, splitnya 60:40,
maka
> kalo harganya 25USD yang 5 dollar itu kemana? trus 60:40 itu berdasarkan
> harga langsung atau gimana?
>
> apakah pembagian keuntungan itu setelah dipotong biaya produksi, pajak,
> biaya eksplorasi? bagaimana sistemnya
> apakah ada sistem nasionalisasi yang mengontrol pers2 asing itu dalam
> memeperkerjakan wna? trus bagaimana sistem monitoringnya?
>
> Best Regards
> Ujay




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-