Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-15 Terurut Topik untung
Bener pak Awang di dataran Demk dan Semarang kedalaman bor air tanah
maksimu 100 meteran, dan kalau sekitar Muria akan berbeda lagi saya
setuju. Kalau terbukti Cekungan air tanah dan Semarang berbeda maka akan
besar pengaruhnya kepada pengelolaannya. Maklum mjenyangkur wewenang pak.
Saya coba akan pelajari hal tersebut (Untung)

 Pak Untung,

 Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari
 sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman Selat
 Muria yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila
 menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya
 yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara
 Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila melihat
 litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang menemukan
 bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di
 wilayah Demak.

 salam,
 Awang

 --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 wrote:

 From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM
 Pak Awang saya sedang mencoba
 memisahkan antara dataran Semarang dan
 dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk
 dataran Semarang
 berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu
 pula dengan
 basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut
 belum
 ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam
 sejarah bor air
 Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250
 meter.
 (Untung)
 
  Pak Taufik,
 
  Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni
 (1992) Geografi
  Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung.
 Pembuktiannya juga melalui
  tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat,
 naskah, dll.). Bukan hal
  yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab
 Raden Patah sendiri
  dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
 srategi penaklukan
  wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
 putra sulung Raden
  Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
 sampai ke Malaka. Ia
  dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
 menyeberang ke utara.
 
  Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului
 'dAlbuquerque. Ini
  tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang
 (nah ini bukti juga
  bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak),
 ia menyiapkan 90
  kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
 meriam. Iringan
  kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
 muncul di Malaka
  menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
 Pertempuran tahun
  1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
 gagal menegakkan
  supremasinya di Malaka.
 
  salam,
  Awang
 
  --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 wrote:
 
  From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan
 Geologi Selat Muria
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
  Pak awang,
 
  Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya
 sampai
  sumatra, bisa di
  jelaskan
 
  Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya
 termasuk
  Jambi, Palembang,
  Bangka,
 
 
 
 
 
 
 
 
  PP-IAGI 2008-2011:
  ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
  sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
  * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 
  ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
  yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
  13-14 Oktober 2009
 
 -
  To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 
 -
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
 to information
  posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
 others. In no event
  shall IAGI and its members be liable for any,
 including but not limited to
  direct or indirect damages, or damages of any kind
 whatsoever, resulting
  from loss of use, data or profits, arising out of or
 in connection with
  the use of any information posted on IAGI mailing
 list

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-15 Terurut Topik Rizqi syawal
 tapi kalau mahasiswa gimana pak, sepertinya seru tuh pak, tapi harga tetap
harga mahasiswa ya pak. Soalnya sangat menarik sekali untuk mengetahui
geologi sejarah khususnya dibagian pantai utaraSalam


Syawal


2009/7/15 unt...@dgtl.esdm.go.id

 Bener pak Awang di dataran Demk dan Semarang kedalaman bor air tanah
 maksimu 100 meteran, dan kalau sekitar Muria akan berbeda lagi saya
 setuju. Kalau terbukti Cekungan air tanah dan Semarang berbeda maka akan
 besar pengaruhnya kepada pengelolaannya. Maklum mjenyangkur wewenang pak.
 Saya coba akan pelajari hal tersebut (Untung)
 
  Pak Untung,
 
  Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari
  sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman Selat
  Muria yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila
  menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya
  yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara
  Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila
 melihat
  litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang
 menemukan
  bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di
  wilayah Demak.
 
  salam,
  Awang
 
  --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
  wrote:
 
  From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM
  Pak Awang saya sedang mencoba
  memisahkan antara dataran Semarang dan
  dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk
  dataran Semarang
  berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu
  pula dengan
  basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut
  belum
  ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam
  sejarah bor air
  Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250
  meter.
  (Untung)
  
   Pak Taufik,
  
   Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni
  (1992) Geografi
   Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung.
  Pembuktiannya juga melalui
   tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat,
  naskah, dll.). Bukan hal
   yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab
  Raden Patah sendiri
   dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
  srategi penaklukan
   wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
  putra sulung Raden
   Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
  sampai ke Malaka. Ia
   dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
  menyeberang ke utara.
  
   Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului
  'dAlbuquerque. Ini
   tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang
  (nah ini bukti juga
   bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak),
  ia menyiapkan 90
   kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
  meriam. Iringan
   kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
  muncul di Malaka
   menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
  Pertempuran tahun
   1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
  gagal menegakkan
   supremasinya di Malaka.
  
   salam,
   Awang
  
   --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com
  wrote:
  
   From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
   Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan
  Geologi Selat Muria
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
   Pak awang,
  
   Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya
  sampai
   sumatra, bisa di
   jelaskan
  
   Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya
  termasuk
   Jambi, Palembang,
   Bangka,
  
  
  
  
  
  
  
 
 
   PP-IAGI 2008-2011:
   ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
   sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
   * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
  biro...
  
 
 
   ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
   yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
   13-14 Oktober 2009
  
 
 -
   To unsubscribe, send email to:
  iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
   To subscribe, send email to:
  iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
   Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
   Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
   Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
   No. Rek: 123 0085005314
   Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
   Bank BCA KCP. Manara Mulia
   No. Rekening: 255-1088580
   A/n: Shinta Damayanti
   IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
   IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
  
  -
   DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
  to information
   posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
  others. In no event
   shall IAGI and its members

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Awang Satyana
 digantikan
 oleh Jepara dibawah pemerintahan Kalinyamat. Bahkan pada
 saat dibawah kekuasaan Mataram pun, pelabuhan Demak masih
 sangat penting dalam perekonomian maritim untuk menopang
 pertumbuhan ekonomi kerajaan Mataram. 
 
 Kebetulan saja, saya sedang mempelajari buku : Menelusuri
 Jiwa Bahari Bangsa Indonesia dalam Proses Integrasi Bangsa :
 sejak jaman Prasejarah hingga Abad XVII. Buku ini
 diterbitkan oleh Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya
 Non-hayati, BRKP-DKP kerjasama dengan Pusat Kajian Sejarah
 dan Budaya Maritim Asia Tenggara - Lemlit Undip, tahun 2006.
 Editor : Agus Supangat, Ira Dillenia, Nia Naelul Hasanah,
 240 p. ISBN : 979-3768-07-X.
 
 Nah..pelayaran dagang dari Pelabuhan Laut Demak ke Rembang
 yang sering mengambil jalan pintas melalui tepian selatan
 antara Pegunungan Muria dan Jawa. Kalau memang demikian
 pernah ada selat atau semacam terusan yang melintasi Demak -
 Selatan Kudus (dataran banjir sungai Juana, sekarang) -
 mengikuti sungai Juana yang memang masih lebar sekarang ini
 - muara sungai juana dan rembang. Bahkan kemarin ditemukan
 situs kapal layar yang tertimbun endapan fluvial di
 kec.Punjulharjo, kecamatan Kota Rembang, Kab.Rembang.
 Sehingga kemunduruan pelabuhan maritim di Demak,
 sesungguhnya tidak saja karena perpindahan kekuasaan setelah
 meninggalknya Sultan Trenggana yang kemudian diikuti
 ontran-ontran adik dan putran trenggana (Prawoto vs Aryo
 Penangsang0, kemudian peranan politiknya pindah ke Mataram,
 tapi dinamika sedimentasi yang luar biasa pada semua sistem
 DAS baik yang berhulu di peg.Kendeng Barat maupun di
 G.Muria, sehingga pelabuhan maritim Demak tsb mengalami
  pedangkalan, muara sungai penuh sedimen, tertutup mulut
 sungai, dan flooding yang luar biasa di selat Muria
 menjadikan yang dianggap selat menjadi ciut dan sisanya
 sekarang nampak berupa rawa-rawa yang selalu berair
 sepanjang musim. Fluktuasi dan sebaran genangan rawa terjadi
 pada hampir semua sawah di kampung saya itu, dan pada
 kondisi ekstrem air rawa itu sampai depan rumah saya dan
 akhirnya dijaring dapat ikan bethik, ikan gabus. dan ikan
 air rawa tsb itu ternyata sangat uuueenak-enak 
 
 Barangkali yang dianggap sisa dari selat Muria saat ini
 adalah berupa rawa besar di sebelah utara aliran Sungai
 Juana yang berada di desa saya (tenggara desa Sidomulyo atau
 bagian tenggara dari wil.kab.Kudus perbatasan dengan pati
 dan purwodadi). Orang-orang dahulu di kampung saya, sering
 mengalami bahkan masa SD saya; ada banjir besar di kampung
 yang selalu dikaitkan dengan air rawanya naik. Pada awal
 musim kemarau pada tahun 1980-1985 (masih SD-SMP) saya
 sering membantu ortu untuk memanen padi di sawah dekat rawa
 besar muntahan sungai juana tsb, dan saya manfaatkan untuk
 bermain gethek-an dari 3-4 pohon pisang / rakit di
 rawa-rawa tsb. Rakit itulah menjadi sarana transportasi
 utama untuk mengangkut hasil panen padi dari tepian rawa ke
 tanggul besar (tanggul alam dari sungai Juana) kemudian
 dinaikkan colt ke kampung Sidomulyo (selatan bukit Patiayam
 itu). Sedimentasi dari Air rawanya naik ini yang
 menjadikan sedimen di kampung saya dan dataran
  rendah Demak - selatan-tenggara Kudus, dan sebagian Pati
 bagian tengah, banyak lempungnya, abu-abu agak kehitaman.
 Pada sumur dangkal, tiap hujan, cepat sekali sumur-sumur itu
 keruk. 
 
 Kapan-kapan pak Awang kita trip ke sana. Atau jika trip
 dalam rangka PIT IAGI di Semarang nanti, maka pilihan jalur
 yang bisa dipertimbangkan adalah :
 1. Hotel Gumaya Semarang - Demak - Kadilangu - Api Mrapen -
 Bledug Kuwu - Perbukitan Kars Kayen (Bukit Prawoto) -
 Dataran rendah Pati - Muara Sungai Juana - Perbukitan
 Patiayam (situs vertebrata) - Demak - Hotel Gumaya Semarang.
 Untuk ini, harus menginap di Pati atau Purwodadi (jadi 2
 hari).
 Kalau ternyata 2 hari, kurang ada peminatnya, nanti jika
 trip mhs geologi ugm, pak Awang bisa gabung dengan kami. 
 
 Kang Iful, kalau memang diagendakan trip pada pit IAGI pada
 jalur tsb, beberapa stop site, yang saya rilis ini, saya ada
 data dan tidak lama lagi saya balik kampung bisa nambah data
 dan informasi. Masalahe, saya bukan panitia Trip di pit IAGI
 Semarang, tapi panitia Kursus. Njuk Kursus apa saja?
 Beberapa sudah ada agendanya.
 
 salam, agus hend
 
 
 
 
 
 
 
 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, July 10, 2009 10:27:38 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat
 Muria
 
 terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus
 dari ugm,
 adalah panitianya.
 
 salam,
 syaiful
 
 2009/7/10 Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id:
  Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan
 teman-teman yang dari
  Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama
 Sdr. Agus H yang kebetulan
  dekat dengan kampung halamannya.
 
  Salam,
  Nana
 
  - Original Message - From: mohammad syaiful
  mohammadsyai...@gmail.com
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Friday, July 10, 2009 9

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Ismail Zaini
Pak dataran Demak memang sulit
untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran
Semarang(Untung)
==
Saking sulitnya air , didaerah ini ada ungkapan  Nek ketigo ora iso Cewok ,
Nek Rendeng ora iso Ndodok  ( Musim kemarau tidak ada air tapi pada musim
hujan kelebihan  air / Banjir ) , 

ISM




-Original Message-
From: unt...@dgtl.esdm.go.id [mailto:unt...@dgtl.esdm.go.id] 

. Pak dataran Demak memang sulit
untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran
Semarang(Untung)

 Pak Untung,

 Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi
 wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru
 mengebor sumur dalam di wilayah Demak...

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 wrote:

 From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
 Pak Awang secara kelirumologi
 tukang-tukang bor air selalu mengatakan
 kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
 di wilayah
 Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
 kalau nasib baik
 pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
 tidak pernah dapat
 asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
 bor air lho
 (Salam Untung Sudarsono)








 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...



 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009


-
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of any information posted on IAGI mailing list.
 -







PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...


ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Djuharlan
Wah menarik juga nikh, aku jadi rewind lagi pengalaman dulu waktu ikut 
anak2 Geo-Unpad angk. 73 pemetaan ke Muria, aku masuk dari daerah Bangsri, naik 
terus sampai ke Rahtawu dan keluar2 di Pati Ayam, kalau nggak salah daerahnya 
di dominasi leucite. Kemudian aku masuk lagi dari daerah Dukuhseti (oopss... 
sekarang jadi rame katanya) dan ada novelnya. Waktu luang jalan2 sama 
keluarganya Pak Lurah (kalau di lapangan kan biasanya nginep di Pak Lurah 
toch..) sekarang istilahnya GeoWisata kali, ke pantai Utara, daerah Beteng, 
katanya sih bekas benteng Portugis disana ada peninggalannya, sampai denger 
cerita mitos tentang banyak kijang (bukan Kijang mobil) nyebrang dari Pulau 
Mondoliko ke daratan disaat bulan purnama, ada cerita klasik peperangan Pandawa 
- Kurawa, katanya Batara Kresna naik kereta perang di daerah Muria itu... ha... 
ha... ha...
Cuman sayangnya aku nggak sempat ke tempat pertapan Putri Kalinyamat.
Wah... kalau aku bisa ikutan PIT IAGI di Semarang rasanya pengen kembali ikutan 
ekskursi.
Kalau Geologi Unpad meng-compile semua peta geologinya pasti sudah lengkap dan 
bisa dijadikan referensi dimana daerah2 yang menarik geologinya.

Regards/Salam,
M. Johaness Djuharlan, Tembagapura
Powered by Telkomsel BlueBerry(r)

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Monday, July 13, 2009 3:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari 
pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa dalam 
ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan ekskursi 
yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal direspon 
saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya hanya melempar 
issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program 
ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan 
lapangan yang baik.

Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang 
diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika 
sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus back-arc 
volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra Kesultanan Demak 
dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa fenomena geologi 
terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka ekskursi ini bisa juga 
meramu antara geologi dan sejarah.

Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi 
mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com wrote:

 From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
 Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM
 Wah koq langsung nunyuk saya...;
 Welah-welah...
 Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop
 site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi
 pembelajaran geologi, a.l :
 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
 Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
 sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria
 (benteng Portugis)
 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs
 Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam -
 Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan -
 Bledug Kuwu - Randublatung
 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai
 Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem).
 Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi
 geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur
 pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan
 tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan
 pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit
 kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana
 (dinamika sedimentasi). 
 


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Ismail Zaini
Daerah Pantai Utara ( Jepara ) ini mulai di Beteng ( Portugis) yang masuk 
kecamatan Keling sampai daerah Balong dan Bondo yang ada di kecamatan 
Bangsri , akan menjadi Pusat Energi Jawa kususnya Jawa tengah. Berdasarkan 
kajian dari berbagai aspek termasuk geosains  ( studi Tapak ) yang dilakukan 
pada tahun 90 / 92 an terpilih menjadai tempat yang paling layak untuk PLTN 
( meskipun menimbulkan berbagai protes akhir akhir ini , yang bukan 
permasalahn teknisnya / studi tapaknya ) . Disamping itu saat ini telah ada 
PLTU batubara ( Tanjung jati ) yang telah beroperasi  dan segera akan 
ditingkatkan kapasitasnya.( pembangunan tahap berikutnya ) Adanya gempa 
Jogya lalu sempat menimbulkan kekawatiran kekawatiran dg rencana pembangunan 
didaerah tsb.
Mengingat begitu strategisnya daerah tsb dikemudian hari , adanya kajian / 
reevaluasi daerah tsb dari segi kondisi geosainnya akan menjadi isu penting 
dengan data data yg lebih baru ( mungkin ) . syukur syukur bisa di ekpose di 
Pit semarang nanti apalagi menyangkut permasalahan yang sangat strategis ( 
menyangkut permasalahan  energy security  kedepan )
Lokasi tersebut dapat ditempuh dari Semarang kurang lebih 1.5 jam dg kondisi 
jalan yang cukup bagus ( Smg - Demak - Welahan- Jepara- Bangsri/Keling ) , 
seperti diketahui Jepara merupakan Kota Ukir yng berkembang dg pesat dg 
berbagai toko furniture di pinggir jalan  dg berbagai produk furniturenya 
baik klasik maupun temporer, juga Jepara  terkenal dg Duriannya ( Durian 
Petruk ) , bahkan ada pasar khusus Durian yaitu di Ngabul .


ISM


- Original Message - 
From: Djuharlan djuhar...@fmi.com

Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Wah menarik juga nikh, aku jadi rewind lagi pengalaman dulu waktu ikut 
anak2 Geo-Unpad angk. 73 pemetaan ke Muria, aku masuk dari daerah Bangsri, 
naik terus sampai ke Rahtawu dan keluar2 di Pati Ayam, kalau nggak salah 
daerahnya di dominasi leucite. Kemudian aku masuk lagi dari daerah Dukuhseti 
(oopss... sekarang jadi rame katanya) dan ada novelnya. Waktu luang jalan2 
sama keluarganya Pak Lurah (kalau di lapangan kan biasanya nginep di Pak 
Lurah toch..) sekarang istilahnya GeoWisata kali, ke pantai Utara, 
daerah Beteng, katanya sih bekas benteng Portugis disana ada peninggalannya, 
sampai denger cerita mitos tentang banyak kijang (bukan Kijang mobil) 
nyebrang dari Pulau Mondoliko ke daratan disaat bulan purnama, ada cerita 
klasik peperangan Pandawa - Kurawa, katanya Batara Kresna naik kereta perang 
di daerah Muria itu... ha... ha... ha...

Cuman sayangnya aku nggak sempat ke tempat pertapan Putri Kalinyamat.
Wah... kalau aku bisa ikutan PIT IAGI di Semarang rasanya pengen kembali 
ikutan ekskursi.
Kalau Geologi Unpad meng-compile semua peta geologinya pasti sudah lengkap 
dan bisa dijadikan referensi dimana daerah2 yang menarik geologinya.


Regards/Salam,
M. Johaness Djuharlan, Tembagapura
Powered by Telkomsel BlueBerry(r)

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Monday, July 13, 2009 3:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari 
pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa 
dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan 
ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal 
direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya 
hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk 
dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas 
Agus punya pengetahuan lapangan yang baik.


Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang 
diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika 
sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus 
back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra 
Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa 
fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka 
ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah.


Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi 
mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.


salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com wrote:


From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM
Wah koq langsung nunyuk saya...;
Welah-welah...
Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop
site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi
pembelajaran geologi, a.l :
1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik yanto R.Sumantri
 Sultan
 Trenggana tahun 1546 dan
sejak terjadi krisis Demak saat
 itu, maka pelabuhan laut
Demak menjadi kurang berarti dan
 peranan Demak sebagai pusat
perdagangan maritim digantikan
 oleh Jepara dibawah
pemerintahan Kalinyamat. Bahkan pada
 saat dibawah kekuasaan
Mataram pun, pelabuhan Demak masih
 sangat penting dalam
perekonomian maritim untuk menopang
 pertumbuhan ekonomi
kerajaan Mataram.

 Kebetulan saja, saya sedang
mempelajari buku : Menelusuri
 Jiwa Bahari Bangsa Indonesia
dalam Proses Integrasi Bangsa :
 sejak jaman Prasejarah
hingga Abad XVII. Buku ini
 diterbitkan oleh Pusat Riset
Wilayah Laut dan Sumberdaya
 Non-hayati, BRKP-DKP kerjasama
dengan Pusat Kajian Sejarah
 dan Budaya Maritim Asia Tenggara
- Lemlit Undip, tahun 2006.
 Editor : Agus Supangat, Ira
Dillenia, Nia Naelul Hasanah,
 240 p. ISBN :
979-3768-07-X.

 Nah..pelayaran dagang
dari Pelabuhan Laut Demak ke Rembang
 yang sering mengambil
jalan pintas melalui tepian selatan
 antara Pegunungan Muria
dan Jawa. Kalau memang demikian
 pernah ada selat atau
semacam terusan yang melintasi Demak -
 Selatan Kudus
(dataran banjir sungai Juana, sekarang) -
 mengikuti sungai
Juana yang memang masih lebar sekarang ini
 - muara sungai
juana dan rembang. Bahkan kemarin ditemukan
 situs kapal
layar yang tertimbun endapan fluvial di
 kec.Punjulharjo,
kecamatan Kota Rembang, Kab.Rembang.
 Sehingga kemunduruan
pelabuhan maritim di Demak,
 sesungguhnya tidak saja karena
perpindahan kekuasaan setelah
 meninggalknya Sultan Trenggana
yang kemudian diikuti
 ontran-ontran adik dan putran
trenggana (Prawoto vs Aryo
 Penangsang0, kemudian peranan
politiknya pindah ke Mataram,
 tapi dinamika sedimentasi yang
luar biasa pada semua sistem
 DAS baik yang berhulu di
peg.Kendeng Barat maupun di
 G.Muria, sehingga pelabuhan
maritim Demak tsb mengalami
  pedangkalan, muara sungai penuh
sedimen, tertutup mulut
 sungai, dan flooding yang luar biasa
di selat Muria
 menjadikan yang dianggap selat
menjadi ciut dan sisanya
 sekarang nampak berupa rawa-rawa
yang selalu berair
 sepanjang musim. Fluktuasi dan sebaran
genangan rawa terjadi
 pada hampir semua sawah di kampung
saya itu, dan pada
 kondisi ekstrem air rawa itu sampai depan
rumah saya dan
 akhirnya dijaring dapat ikan bethik, ikan
gabus. dan ikan
 air rawa tsb itu ternyata sangat
uuueenak-enak

 Barangkali yang dianggap
sisa dari selat Muria saat ini
 adalah berupa
rawa besar di sebelah utara aliran Sungai
 Juana yang berada
di desa saya (tenggara desa Sidomulyo atau
 bagian tenggara
dari wil.kab.Kudus perbatasan dengan pati
 dan purwodadi).
Orang-orang dahulu di kampung saya, sering
 mengalami bahkan
masa SD saya; ada banjir besar di kampung
 yang selalu
dikaitkan dengan air rawanya naik. Pada awal

musim kemarau pada tahun 1980-1985 (masih SD-SMP) saya

sering membantu ortu untuk memanen padi di sawah dekat rawa
 besar muntahan sungai juana tsb, dan saya manfaatkan
untuk
 bermain gethek-an dari 3-4 pohon pisang /
rakit di
 rawa-rawa tsb. Rakit itulah menjadi sarana
transportasi
 utama untuk mengangkut hasil panen padi dari
tepian rawa ke
 tanggul besar (tanggul alam dari sungai
Juana) kemudian
 dinaikkan colt ke kampung Sidomulyo (selatan
bukit Patiayam
 itu). Sedimentasi dari Air rawanya
naik ini yang
 menjadikan sedimen di kampung saya dan
dataran
  rendah Demak - selatan-tenggara Kudus, dan sebagian
Pati
 bagian tengah, banyak lempungnya, abu-abu agak
kehitaman.
 Pada sumur dangkal, tiap hujan, cepat sekali
sumur-sumur itu
 keruk.


Kapan-kapan pak Awang kita trip ke sana. Atau jika trip

dalam rangka PIT IAGI di Semarang nanti, maka pilihan jalur

yang bisa dipertimbangkan adalah :
 1. Hotel Gumaya Semarang
- Demak - Kadilangu - Api Mrapen -
 Bledug Kuwu - Perbukitan
Kars Kayen (Bukit Prawoto) -
 Dataran rendah Pati - Muara
Sungai Juana - Perbukitan
 Patiayam (situs vertebrata) -
Demak - Hotel Gumaya Semarang.
 Untuk ini, harus menginap di
Pati atau Purwodadi (jadi 2
 hari).
 Kalau
ternyata 2 hari, kurang ada peminatnya, nanti jika
 trip mhs
geologi ugm, pak Awang bisa gabung dengan kami.

 Kang Iful, kalau memang diagendakan trip pada pit IAGI pada
 jalur tsb, beberapa stop site, yang saya rilis ini, saya ada
 data dan tidak lama lagi saya balik kampung bisa nambah data
 dan informasi. Masalahe, saya bukan panitia Trip di pit IAGI
 Semarang, tapi panitia Kursus. Njuk Kursus apa saja?
 Beberapa sudah ada agendanya.


salam, agus hend









From: mohammad syaiful
mohammadsyai...@gmail.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, July 10, 2009 10:27:38 AM
 Subject:
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat
 Muria

 terimakasih masukannya, pak nana. mereka,
termasuk pak agus
 dari ugm,
 adalah
panitianya.

 salam,
 syaiful

 2009/7/10 Nana Djumhana
n.djumh...@petrochina.co.id:
  Sebagai masukkan
saja, mungkin bisa kerjasama dengan
 teman-teman yang dari
  Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama
 Sdr. Agus H yang kebetulan
  dekat dengan
kampung halamannya

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Harry Kusna
Kalau dlm ekskursi PIT IAGI seperti ini, yang bertema Geo-Sejarah, partcipant 
non Geologist boleh ikut nggak ya?
Misalnya para arkeolog?  Kalau misalnya boleh, mungkin woro-woro2nya sudah 
harus memberitahukan tentang ini dari awal,
sehingga para pengikut akan banyak, dan mungkin biaya bisa ditekan. 
(berdasarkan konsep skala ekonomi)

Wassalam,
Harry Kusna



From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 14, 2009 12:39:59 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria



Wah COCOK , PIT IAGI , ekskursinya GEO -Sejarah , idee yang sangat PAS,
tapi ongkosnya jangan mahal mahal ya .
Supaya para pensiunan bisa
ikutan .
heheheh

Si Abah


 

Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari
 pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing
mahasiswa
 dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya,
tentu akan
 menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas
Agus atas informasi
 detailnya. Tinggal direspon saja oleh
Panitia PIT IAGI 2009 bila para
 peminatnya cukup. Saya hanya
melempar issue tentang Selat Muria, Pak
 Syaiful menangkapnya
untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT
 IAGI 2009 di
Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik.
 
 Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini
rute2
 yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara
gununglumpur, dinamika
 sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan
vulkanologi Muria sebagai kasus
 back-arc volcanism. Kemudian
karena wilayah ini pun merupakan sentra
 Kesultanan Demak dan
tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata
 beberapa fenomena
geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak;
 maka
ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah.
 
 Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan
ekskursi
 mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.
 

salam,
 Awang
 
 --- On Mon, 7/13/09, Hendratno
Agus agushendra...@yahoo.com wrote:
 

From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com

Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Monday, July 13, 2009, 1:26
PM
 Wah koq langsung nunyuk saya...;

Welah-welah...
 Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan,
beberapa titik stop
 site pada jalur di bawah ini sangat
menarik menjadi
 pembelajaran geologi, a.l :
 1.
Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai

Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :

sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria

(benteng Portugis)
 2. Formasi Kancilan di Perbukitan
Patiayam (tempat situs
 Sangiran, referensi pak Zaim
tentunya) - lintasan Patiayam -
 Pati - terus ke bukit Kars
Prawoto di Kayen - Grobogan -
 Bledug Kuwu - Randublatung
 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai
 Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem).
 Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi
 geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur
 pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan
 tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan
 pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit
 kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana
 (dinamika sedimentasi).

 Khusus pada
muara dan dataran banjir sungai serang dan
 sungai juana,
kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana
 sedimentasi yang
membentuk dataran aluvial / fluvial dataran
 rendah demak -
kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem
 pelayaran dan
perdagangan pada masa lalu juga pada masa
 sekarang, sebagai
kampung nelayan).
 Jalur-jalur tsb sangat baik untuk
pembelajaran geologi,
 budaya masa lalu, geologi teknik,
vulkanologi (jalur Muria -
 Lasem yang berada di luar sistem
java volcanic arc).

 Secara geologi teknik dan
hidrogeologi, sedimen-sedimen
 yang dianggap bekas Selat
Muria (meliputi demak - kudus -
 dan sebagian Pati - Juana),
sering menimbulkan masalah.
 Kebanyakan lempung, maka jalan
pantura Semarang - Demak -
 Kudus, sering mengalami tambal
sulam karena pecah, amblas,
 rusak disana-sini, sehingga
dalam 3 th ini harus dibongkar
 dan dilandasi dengan
geotekstil dan sebagian dibonkar lalu
 di cor dengan beton
sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan
 masa kecil saya di
selatan dataran rendah (selatannya
 Perbukitan Patiayam),
sering menikmati banjir dari sungai di
 belakang rumah dan
halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun.
 Dan setiap 3 th,
sungai-sungai kecil yang mengalir di
 dataran rendah kudus,
digali / dikeruk oleh PU. Air pada
 sumur-sumur dangkal juga
sering keruh tiap ada hujan.

 Ke selatan dari
kampung saya, adalah wilayah perbukitan
 kapur Kendeng bagian
Barat. Pada jalur Kayen tsb memang ada
 makam Sunan Prawoto
(putrane Sultan Trenggana, raja Demak
 yang terakhir) di atas
bukit Kars yang ada di selatan Kayen.
 Masyarakat lokal,
menyebutnya bukit Prawoto, karena dari
 situlah siar agama
dan kepedulian sosial Sunan Prawoto
 mengendalikan semua tata
kelola siar dan sosialnya

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Sugeng Hartono
Pak Awang,
Wah, ulasannya sangat bagus, seperti tulisan sejarawan LIPI saja. Kelebihan 
ulasan pak Awang adalah adanya penjelasan kondisi geologi di masa lalu yang 
tentunya tidak pernah disentuh para sejarawan biasa. 
Tentu masyarakat awam tidak menduga bahwa 500 tahun yll kota Demak merupakan 
pelabuhan yang ramai. Bagi masyarakat Jawa Tengah, Demak akan selalu menarik 
untuk dibicarakan, selain merupakan kerajaan Islam pertama setelah surutnya 
Majapahit, juga tokoh utamanya, Raden Patah adalah keturunan China. Ternyata 
pengaruh budaya China sudah ada sejak jaman dahulu. 
Prof Slamet Mulayana banyak mengulas Raden Patah teramasuk Wali Songo melalui 
bbrp sumber, misalnya: Serat Kanda, Babad Tanh Jawi, dan naskaah-2 dari 
kelenteng Sam Po Kong di Bergota, Semarang. 
Karena menariknya kisah Raden Patah, sampai-2 Residen Poortman tahun 1928 
ditugasi pemerintah kolonial Belanda untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu 
keturunan Tionghoa. Dalam Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah bergelar 
Panembahan Jimbun. Kata Jin bun dalam dialek China artinya orang kuat. Maka 
sang residen itu menggeledah kelenteng Sam Po Kong  dan mengangkut naskah 
Tionghoa yang ada di sana - ada yang usianya 400 th - sebanyak tiga cikar 
(pedati yang ditarik lembu).
Prof Slamet menyimpulkan bahwa Bong Swi Hoo (datang di tanah Jawa 1445) sama 
dengan Sunan Ampel. Dia menikah dengan Ni Gede Manila, putri Gan Eng Cu 
(Kapitan China di Manila yang dipindahkan ke Tuban sejak 1423). Dari 
pernikahannya lahirlah Bonang (Bon Ang?) yang nantinya menjadi Sunan Bonang. 
Makamnya di kota Tuban selalu ramai dikunjungi peziarah. Ketika  bertugas 
sebagai wsg di lapangan Mudi, saya dan bbrp kawan mudlogger sempat berkunjung 
kemari. Saudara Bonang yang lain adalah Gan Si Cang yang menjadi kapitan China 
di Semarang . Tahun 1481 Gan Si Cang  memimpin pembangunan Masjid Demak dengan 
tukang-2 kayu dari galangan kapal di Semarang(buku Prof. Slamet Mulayana: 
Runtuhnya kerajaan Hindu- Jawa dan timbulnya negara-2 Islam di Nusantara sempat 
dilarang , 1968; buku ini mengungkap bahwa sebagian Wali Songo berasal dari 
China).
Kalau Pak Awang dan kawan-2 sedang dalam perjalanan dari Boyolali menuju Solo, 
sebelum masuk Kartasura terdapat desa Pengging. Sempatkan mampir ke desa yang 
luar biasa subur, teduh dan tenang dengan aliran selokan yang bening. Ada 
petilasan Ki Ageng Pengging: Sebuah makam kecil, sendang (kolam renang 
sederhana), pohon beringin dan rumah petirahan kerabat Kasunan Solo. Di sini 
kita dapat menikmai nasi pecel dengan belut dan lele goreng serta tahu-tempe 
bacem...
Salam hangat dari Jambi,
sugeng
 
nb. Pak Awang, tolong yha, kapan-2 sempatkan mengulas menara masjid Kudus yang 
arsitekturnya sangat unik. Pasti menarik.



From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Fri 7/10/2009 12:03 AM
To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria




Sebuah buku baru, Ensiklopedi Kelirumologi (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul Demak di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
 temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik untung
Mereka tidak keliru hanya minta ongkos lebih tinggi daripada ngebor di
delta Kali Garang, Pinterlah temen2 ini. Pak dataran Demak memang sulit
untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran
Semarang(Untung)

 Pak Untung,

 Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi
 wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru
 mengebor sumur dalam di wilayah Demak...

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 wrote:

 From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
 Pak Awang secara kelirumologi
 tukang-tukang bor air selalu mengatakan
 kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
 di wilayah
 Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
 kalau nasib baik
 pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
 tidak pernah dapat
 asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
 bor air lho
 (Salam Untung Sudarsono)





 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of any information posted on IAGI mailing list.
 -






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik untung
Pak Awang saya sedang mencoba memisahkan antara dataran Semarang dan
dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk dataran Semarang
berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu pula dengan
basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut belum
ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam sejarah bor air
Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250 meter.
(Untung)

 Pak Taufik,

 Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi
 Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui
 tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal
 yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri
 dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan
 wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden
 Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia
 dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara.

 Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini
 tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga
 bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90
 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan
 kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka
 menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun
 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan
 supremasinya di Malaka.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,

 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
 sumatra, bisa di
 jelaskan

 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
 Jambi, Palembang,
 Bangka,






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of any information posted on IAGI mailing list.
 -






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Untung,

Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari sejarah 
Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman Selat Muria yang 
pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila menghubungkannya dengan 
kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya yang tidak melebihi 200 
meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara Demak dengan wilayah Muria juga 
berbeda, paling tidak begitu, bila melihat litologi Kuarter-nya dan beberapa 
cerita rekan di milis ini yang menemukan bahwa pemboran air tanah di sekitar 
Muria umumnya berbeda dengan yang di wilayah Demak.

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id wrote:

 From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM
 Pak Awang saya sedang mencoba
 memisahkan antara dataran Semarang dan
 dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk
 dataran Semarang
 berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu
 pula dengan
 basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut
 belum
 ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam
 sejarah bor air
 Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250
 meter.
 (Untung)
 
  Pak Taufik,
 
  Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni
 (1992) Geografi
  Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung.
 Pembuktiannya juga melalui
  tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat,
 naskah, dll.). Bukan hal
  yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab
 Raden Patah sendiri
  dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
 srategi penaklukan
  wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
 putra sulung Raden
  Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
 sampai ke Malaka. Ia
  dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
 menyeberang ke utara.
 
  Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului
 'dAlbuquerque. Ini
  tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang
 (nah ini bukti juga
  bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak),
 ia menyiapkan 90
  kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
 meriam. Iringan
  kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
 muncul di Malaka
  menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
 Pertempuran tahun
  1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
 gagal menegakkan
  supremasinya di Malaka.
 
  salam,
  Awang
 
  --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 wrote:
 
  From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan
 Geologi Selat Muria
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
  Pak awang,
 
  Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya
 sampai
  sumatra, bisa di
  jelaskan
 
  Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya
 termasuk
  Jambi, Palembang,
  Bangka,
 
 
 
 
 
 
 
 
  PP-IAGI 2008-2011:
  ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
  sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
  * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 
  ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
  yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
  13-14 Oktober 2009
 
 -
  To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 
 -
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
 to information
  posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
 others. In no event
  shall IAGI and its members be liable for any,
 including but not limited to
  direct or indirect damages, or damages of any kind
 whatsoever, resulting
  from loss of use, data or profits, arising out of or
 in connection with
  the use of any information posted on IAGI mailing
 list.
 
 -
 
 
 
 
 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Sugeng,

Terima kasih atas apresiasinya. Kebetulan saya punya seorang kawan junior 
(geologist juga) di Dinas Kepurbakalaan Jawa Tengah yang kerap bertanya tentang 
kondisi geologi situs-situs bersejarah di Jawa Tengah; jadi saya punya ide 
untuk menuliskannya buat kita semua.

Tulisan-tulisan Prof. Slamet Muljana (alm.) tahun-tahun belakangan ini muncul 
kembali berkat usaha re-publikasi buku-bukunya oleh sebuah penerbit di 
Yogyakarta (LKiS) dengan diberi kata pengantar oleh ahli sejarah masa kini. 
Mengagumkan, itu kesan saya saat membaca buku-bukunya, yang sebagian besar 
didasarkan kepada naskah-naskah kuno. Pendapat Pak Slamet Muljana  cenderung 
kontroversial, maka kadang-kadang suka sulit diterima penguasa pada zaman 
buku-bukunya terbit pada pertama kalinya. Buku-bukunya tak jarang dinilai 
berbahaya secara politik. Sebab, sejarah suka dipakai kendaraan politik. 
Padahal, Pak Slamet Muljana menuliskannya apa adanya sesuai yang tertuang di 
naskah2 kuno yang menjadi sumbernya. Sebagai seorang ahli epigrafi, tentu Pak 
Slamet Muljana sangat membatasi diri dengan interpretasi - ia letterlijk..

Pernah dibilang, hidup dan matinya Prof. Slamet Muljana adalah untuk Majapahit. 
Ia menuliskan secara sangat detail semua kronik sejarah bangkit dan tumbangnya 
Majapahit, termasuk catatan2 detail Negara Krtagama.

Soal Pengging di sebelah timur Boyolali itu, sebenarnya kawan saya yang di 
Dinas Kepurbakalaan itu pernah mengajak saya untuk melakukan sedikit penelitian 
geologi di sekitarnya karena ada rencana situs Pengging itu akan dipugar 
-tetapi sampai sekarang saya tak punya waktu luang memenuhi ajakannya. 
Kapan-kapan saya sempat ke sana, saya akan mengingat saran Pak Sugeng ini : 
menikmati nasi pecel di Desa Pengging, berteman lauk belut dan lele goreng 
serta tahu-tempe bacem... Boyolali-Kartasura-Surakarta : 
Boyolali-Pengging-Pajang

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id wrote:

 From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id, IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad 
 geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi 
 BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Monday, July 13, 2009, 4:01 AM
 Pak Awang,
 Wah, ulasannya sangat bagus, seperti tulisan sejarawan LIPI
 saja. Kelebihan ulasan pak Awang adalah adanya penjelasan
 kondisi geologi di masa lalu yang tentunya tidak pernah
 disentuh para sejarawan biasa. 
 Tentu masyarakat awam tidak menduga bahwa 500 tahun yll
 kota Demak merupakan pelabuhan yang ramai. Bagi masyarakat
 Jawa Tengah, Demak akan selalu menarik untuk dibicarakan,
 selain merupakan kerajaan Islam pertama setelah surutnya
 Majapahit, juga tokoh utamanya, Raden Patah adalah keturunan
 China. Ternyata pengaruh budaya China sudah ada sejak jaman
 dahulu. 
 Prof Slamet Mulayana banyak mengulas Raden Patah teramasuk
 Wali Songo melalui bbrp sumber, misalnya: Serat Kanda, Babad
 Tanh Jawi, dan naskaah-2 dari kelenteng Sam Po Kong di
 Bergota, Semarang. 
 Karena menariknya kisah Raden Patah, sampai-2 Residen
 Poortman tahun 1928 ditugasi pemerintah kolonial Belanda
 untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu keturunan Tionghoa.
 Dalam Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah bergelar
 Panembahan Jimbun. Kata Jin bun dalam dialek China artinya
 orang kuat. Maka sang residen itu menggeledah kelenteng
 Sam Po Kong  dan mengangkut naskah Tionghoa yang ada di
 sana - ada yang usianya 400 th - sebanyak tiga cikar (pedati
 yang ditarik lembu).
 Prof Slamet menyimpulkan bahwa Bong Swi Hoo (datang di
 tanah Jawa 1445) sama dengan Sunan Ampel. Dia menikah dengan
 Ni Gede Manila, putri Gan Eng Cu (Kapitan China di Manila
 yang dipindahkan ke Tuban sejak 1423). Dari pernikahannya
 lahirlah Bonang (Bon Ang?) yang nantinya menjadi Sunan
 Bonang. Makamnya di kota Tuban selalu ramai dikunjungi
 peziarah. Ketika  bertugas sebagai wsg di lapangan
 Mudi, saya dan bbrp kawan mudlogger sempat berkunjung
 kemari. Saudara Bonang yang lain adalah Gan Si Cang yang
 menjadi kapitan China di Semarang . Tahun 1481 Gan Si
 Cang  memimpin pembangunan Masjid Demak dengan tukang-2
 kayu dari galangan kapal di Semarang(buku Prof. Slamet
 Mulayana: Runtuhnya kerajaan Hindu- Jawa dan timbulnya
 negara-2 Islam di Nusantara sempat dilarang , 1968; buku ini
 mengungkap bahwa sebagian Wali Songo berasal dari China).
 Kalau Pak Awang dan kawan-2 sedang dalam perjalanan dari
 Boyolali menuju Solo, sebelum masuk Kartasura terdapat desa
 Pengging. Sempatkan mampir ke desa yang luar biasa subur,
 teduh dan tenang dengan aliran selokan yang bening. Ada
 petilasan Ki Ageng Pengging: Sebuah makam kecil, sendang
 (kolam renang sederhana), pohon beringin dan rumah petirahan
 kerabat Kasunan Solo. Di sini kita dapat menikmai nasi pecel
 dengan belut dan lele goreng serta tahu-tempe bacem...
 Salam hangat dari Jambi,
 sugeng
  
 nb. Pak Awang, tolong yha, kapan-2 sempatkan

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
 Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton 
 Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli 
 mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan 
 selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan 
 selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah 
 nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain 
 menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak 
 ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
 Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut 
 kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu 
 Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
 ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
 kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
 merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
 ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
 ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. 
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara 
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya 
 Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – 
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak 
 sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya 
 termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di 
 Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
 merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. 
 Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
 yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
 makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
 sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
 Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
 Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
 suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
 Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
 terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
 hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
 “Demak”.

 Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” 
 – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian 
 baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal 
 sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa 
 Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja 
 Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) 
 memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di 
 kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai 
 pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun 
 menjadi ulama sesuai 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik rumlan dwiyatno

Salut pak Awang ...
Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling berhubungan. Peradaban 
sebagian besar ditentukan oleh keadaan alam, disamping manusianya sendiri 
tentunya. Keadaan alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, 
geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. 

Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology menjadi sangatlah luas, 
mungkin nanti perllu dibuat cabang geologi yang berhubungan dengan peradaban 
dan sejarah.

Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca kondisi geologi saat 
itu, bahwa mengingat posisi topography nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk 
berdirinya sebuah kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa 
mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang membuat pada 
akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti sekarang ini.

Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, Nama Bukit Prawoto 
itu berasal dari mana? Apakah bukitnya dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin 
yang sering berkunjung ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto 
sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan Bukit Prawoto ?

Salam

--- On Thu, 7/9/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Thursday, July 9, 2009, 12:03 PM
 
 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
 Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
 memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
 dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
 Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi
 keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan
 alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di
 kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
 Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya
 berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain
 menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat
 Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa 
 rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah
 mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut
 kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar
 Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
 didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah
 satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa
 juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak
 dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
 
 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab
 keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi
 bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses
 sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada
 pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara
 Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah
 pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama
 sejarah.
 
 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi
 untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah
 kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan
 Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja
 Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan
 Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah
 tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku
 Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
 dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546,
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi,
 Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di
 Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti
 ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di
 Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak
 tak berbeda dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat
 menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari
 dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan
 akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari
 sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
 dan persatuan.
 
 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad
 Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia
 Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam
 menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis
 bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh
 gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat
 dan bermukim di sebuah tempat yang 

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National 
Geography dengan foto2 Geosejarah nya.
 

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah 
perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang 
sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg 
akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Sebuah buku baru, Ensiklopedi Kelirumologi (Jaya Suprana, 2009 - 
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul 
 Demak di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang 
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara 
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton 
 tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak 
 sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat 
 suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya 
 berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
 pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, 
 kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
 Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, 
 menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar 
 Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
 ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
 kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
 merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
 ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk 
 sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam 
 pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja 
 Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang 
 pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada 
 kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku 
 Slamet Muljana (1968, 2005) Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan 
 Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara - Bhratara - LKiS. Pada 
 tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
 Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk 
 Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa 
 Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
 merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta 
 sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya 
 atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
 yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
 makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
 sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), Peranan 
 Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara -Bhratara, menarik untuk diacu. 
 Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
 suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
 Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
 terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
 hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
 Demak.

 Menurut Slamet Muljana (1983), Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit 
 - Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian 
 baru rnama Bintara. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal 
 sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa 
 Raden Patah (nama Tionghoanya Jin

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,

IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu pasti yang mana 
yang benar.
Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah Jawi, dll), Kerajaan 
Demak didirikan oleh Raden Patah (yang kemudian bergelar Senapati Jimbun  
Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga 
sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M. 
Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut kekuasaan dengan 
menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu 
Brawijaya kemudian kalah dan lari. 
Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah menyebar sampai ke 
Cirebon (seperti yang Pak Awang sebutkan). 
Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu 'runtuh' karena intrik 
kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari 
Jipang) yang di dukung oleh Sunan Kudus.
Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada tahun 1568 M, di 
Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 
1868 M, Pajang runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh 
Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram Islam pun lahir.

Salam,
/hendri


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM
To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, 
salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya 
keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas  Majapahit. Peristiwa gugurnya 
tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan 
rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya 
runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam 
akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik zaim
Pak Awang dan Rekans,
Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - Bandung sekitar
sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah mengirimkan fotokopi
artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya sudah lupa
judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data geologi dalam
penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) untuk
mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas data temuan
arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks lingkungannya,
termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan
geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain Daerah Demak yang
masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur juga karena
pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan
melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada lemahnya
perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan Tosara di Teluk
Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat Makasar tidak perlu
memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau Tempe (yang
saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya endapan pasir pantai
resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga karena
pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi Danau Tempe,
yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi karena harus
memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya perdagangan,
keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut diperlukan oleh rekan2
ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan suatu wilayah,
bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata.

Wasslam,

Yahdi Zaim
Dosen Geoarkeologi
Prodi Teknik Geologi
FITB



 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 –
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul
 “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut
 paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan
 menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat
 bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi
 dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut
 sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih
 berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan
 kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat
 Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan
 Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
 Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
 dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
 Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
 dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
 dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005)
 “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
 Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak
 sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten,
 Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan
 penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan
 di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda
 dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
 membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
 Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan
 kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
 “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara,
 menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali
 menulis 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi 
ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman 
Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di 
Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan 
Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18...

Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan 
Mataram (Panembahan Senopati) -- semakin ke selatan, apakah juga ada 
kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak 
salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan 
(Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur...

Mohon pencerahan nya pak...


Terimakasih

Best Regards
Sigit




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum 
HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di 
tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang 
menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan 
daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian 
tempat tersebut dinamai 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik OK Taufik
Pak awang,

Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di
jelaskan

Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang,
Bangka,





2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com


 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex
 Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di
 halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
 Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli.
 Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling
 mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap
 ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
 Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton.
 Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad
 XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa
 liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ.
 Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di
 wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
 didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
 Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
 dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
 Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
 dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
 dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya
 Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak
 sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas
 wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan
 Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke
 Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan
 Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan
 penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
 membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah
 pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
 dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
 “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik
 untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis
 bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan
 Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat
 yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun
 tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai
 “Demak”.

 Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
 Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan
 tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden
 Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga
 menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah
 anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut
 Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur
 Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk
 menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di
 Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia
 mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat
 sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana
.
 
Demikian, sekedar menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, geomorfologi berperan 
penting dalam peta politik kerajaan-kerajaan di Indonesia.
 
Salam,
awang


--- On Fri, 7/10/09, Hendri Harsian hendri.hars...@vico.co.id wrote:

 From: Hendri Harsian hendri.hars...@vico.co.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 7:44 AM
 Pak Awang,
 
 IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu
 pasti yang mana yang benar.
 Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah
 Jawi, dll), Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (yang
 kemudian bergelar Senapati Jimbun  Ngabdur Rahman
 Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga
 sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M.
 
 Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut
 kekuasaan dengan menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga
 mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu Brawijaya kemudian
 kalah dan lari. 
 Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah
 menyebar sampai ke Cirebon (seperti yang Pak Awang
 sebutkan). 
 Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu
 'runtuh' karena intrik kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko
 Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari Jipang) yang di
 dukung oleh Sunan Kudus.
 Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada
 tahun 1568 M, di Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan
 Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 1868 M, Pajang
 runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh
 Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram
 Islam pun lahir.
 
 Salam,
 /hendri
 
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
 
 Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM
 To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
 Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat
 Muria
 
 
 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
 Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
 memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
 dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
 Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi
 keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan
 alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di
 kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
 Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya
 berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain
 menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat
 Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa 
 rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah
 mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut
 kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar
 Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
 didukung oleh  temuan benda-benda arkeologi. Menurut
 Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin
 keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian
 ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
 
 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab
 keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi
 bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses
 sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada
 pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara
 Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah
 pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama
 sejarah.
 
 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi
 untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah
 kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan
 Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja
 Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan
 Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah
 tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku
 Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
 dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546,
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi,
 Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di
 Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti
 ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di
 Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak
 tak berbeda dengan penaklukannya atas  Majapahit.
 Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam
 Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya
 runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah
 –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan
 persatuan.
 
 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Dwi,

Sebuah toponimi (asal muasal nama geografi) yang pernah dikemukakan oleh De 
Graaf dan Pigeaud (1974) tentang Prawata atau Prawoto adalah bukit 
gamping/napal itu semula bernama batara atau betoro. Dalam zaman pra-Demak 
atau masih dalam hegemoni Majapahit yang Hindu, bukit itu merupakan tempat yang 
disucikan tempat orang menaikkan doa-doa. Kemudian, dalam zaman Demak, bukit 
itu sering menjadi tempat beristirahatnya Pangeran Mukmin, putera sulung Sultan 
Trenggana. Hasrat Pangeran Mukmin kepada agama Islam kuat, dan menjadikan bukit 
bernama asal batara itu sebagai pesanggrahan untuk menunaikan kewajiban2nya 
dalam agama Islam. Karena lebih sering berada di bukit itu, maka kemudian ia 
lebih terkenal sebagai Sunan Prawata. Maka, Prawata/Prawoto punya toponim dari 
batara /betoro. Begitu ditulis De Graaf dan Pigeaud (1974) dalam “De 
Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” –Martinus Nijhoff.

salam,
Awang 

--- On Fri, 7/10/09, rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com wrote:

 From: rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:52 AM
 
 Salut pak Awang ...
 Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling
 berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh
 keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan
 alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya,
 geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah
 peradaban manusia. 
 
 Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology
 menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang
 geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah.
 
 Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca
 kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography
 nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah
 kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa
 mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang
 membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti
 sekarang ini.
 
 Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak,
 Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya
 dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung
 ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto
 sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan
 Bukit Prawoto ?
 
 Salam
 






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Zaim,

Iya, pengetahuan tentang kondisi geologi dan geomorfologi (Geologi Kuarter 
khususnya) suatu wilayah bisa berperan dalam membantu kawan-kawan ahli sejarah 
dalam mengungkap suatu problema dalam sejarah.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 3:35 PM
 Pak Awang dan Rekans,
 Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat -
 Bandung sekitar
 sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah
 mengirimkan fotokopi
 artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya
 sudah lupa
 judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data
 geologi dalam
 penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi)
 untuk
 mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas
 data temuan
 arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks
 lingkungannya,
 termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan
 geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain
 Daerah Demak yang
 masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur
 juga karena
 pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud
 yang mengakibatkan
 melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada
 lemahnya
 perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan
 Tosara di Teluk
 Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat
 Makasar tidak perlu
 memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau
 Tempe (yang
 saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya
 endapan pasir pantai
 resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga
 karena
 pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi
 Danau Tempe,
 yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi
 karena harus
 memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya
 perdagangan,
 keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut
 diperlukan oleh rekan2
 ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan
 suatu wilayah,
 bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata.
 
 Wasslam,
 
 Yahdi Zaim
 Dosen Geoarkeologi
 Prodi Teknik Geologi
 FITB



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu 
tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop 
sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah 
banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip 
ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, 
Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, 
 Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
 pak awang,
 
 sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
 dikemas menjadi
 sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
 dan
 kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
 bisa
 dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
 13-14 oktober
 2009 nanti?
 
 salam,
 syaiful
 



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana
 pelabuhan di muara Bengawan Solo (Gresik) yang 
menjadi ajang perniagaan lautan yang kelak menjadi rebutan dunia internasional 
(Portugis dan Belanda di Maluku).
Sayap kiri dari urat nadi Bengawan Solo akan berupa daerah pesisir dengan 
deretan pelabuhan yang akan penting untuk perdagangan dari barat ke timur : 
Demak,Jepara, Juwana, Rembang, Lasem, Tuban.
Sayap kanannya berupa lembah Brantas dengan daerah-daerah penting Kediri, 
Kertosono, dan Wirosobo (Jombang-Mojokerto sekarang).
 
Semua kerajaan di Jawa berambisi menguasai sepanjang aliran sungai. Barang 
siapa yang dapat menguasai aliran sungai terpanjang di Jawa (Bengawan Solo) 
maka ia akan mendapatkan banyak hegemoni. 
 
Dalam masa jayanya, Pajang memegang hegemoni atas sepuluh daerah lain yang 
tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur : wilayah Pajang sendiri 
(Boyolali-Surakarta-Klaten-Sukoharjo), Surabaya, Tuban, Pati, Pemalang, Tegal, 
Madiun, Kediri, Banyumas, Kedu, Mataram dan Demak. Dua yang terakhir berambisi 
melawan Pajang untuk menguasai Jawa.
 
Sunan Kudus di Demak tidak pernah menyukai Pajang sebagian besar karena alasan 
pribadi yaitu sebab dari dulu Pajang dibantu Syeh Siti Jenar. Sunan Kudus 
menganggap Syeh Siti Jenar menodai ajaran Islam. Sementara Mataram berambisi 
besar ingin menguasai wilayah Jawa, cara pertamanya dengan memberontak dan 
mengalahkan Pajang.
 
Mataram mula-mula bagian Pajang. Tahun 1575 Sutawijaya diangkat jadi adipati 
Mataram bergelar Panembahan Senapati. Ini terjadi karena Senapati membantu 
Adiwijaya membunuh Arya Penangsang. Betapa saktinya Arya Penangsang maka ia 
perlu ditaklukkan oleh empat orang termasuk Senapati. Karena ingin berkuasa 
lebih, tahun 1582 Sutawijaya memberontak kepada Sultan Pajang Adiwijaya (Jaka 
Tingkir). Karena Jaka Tingkir sudah sepuh, ia terbunuh oleh Panembahan 
Senapati. Tahun 1586 kebesaran Kerajaan Pajang lenyap, dipindahkan ke Mataram 
di sekitar Yogyakarta sekarang. Sampai tahun 1601, Senapati berperang terus 
dengan semua kerajaan bawahan Pajang termasuk yang di pesisir. Ambisinya 
menguasai Jawa ia jalankan dengan menguasi dari hulu ke hilir Bengawan Solo. 
 
Riwayat Mataram adalah riwayat perang menguasai aliran Bengawan Solo dan 
wilayah Jawa Tengah-Jawa Timur di sebelah kanan-kirinya. Raja-raja Mataram 
sejak Senapati, Mas Jolang, dan Sultan Agung semuanya berperang untuk menguasai 
Jawa. Kerajaan-kerajaan kecil memberontak dan bersekutu menyerang Mataram. 
Kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Timur bersekutu di bawah pimpinan Surabaya 
berjalan ke hulu Bengawan Solo hendak menyerang Mataram. Apa daya, 
kerajaan-kerajaan pesisir ini tak pernah punya pengalaman berperang di 
pedalaman. Di Pajang tentara sekutu kerajaan-kerajaan pesisir ini dicegat 
tentara Mataram di Pajang dan dibinasakan di situ pada tahun 1615.
 
Di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), hegemoni Mataram bertambah 
luas. Walaupun wilayah kekuasaannya masih jauh di bawah Majapahit, sejarah 
Indonesia mencatat bahwa Mataram punya hegemoni terluas pada abad ke-17 itu. 
Wilayahnya meliputi seluruh Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, Cirebon, 
Priangan, dan Kalimantan Selatan. Tetapi ada dua wilayah di Jawa yang tak 
pernah bisa dikuasasinya : Banten dan Batavia.
 
Demikian, sekedar menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, geomorfologi berperan 
penting dalam peta politik kerajaan-kerajaan di Indonesia.
 
Salam,
awang


--- On Fri, 7/10/09, sigit prabowo sigit_p...@yahoo.com wrote:

 From: sigit prabowo sigit_p...@yahoo.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:21 AM
 Pak Awang YTH.,
 
 Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan
 dengan geologi ini,, seperti dijelaskan sebelum nya
 bahwa hubungan Demak dengan pedalaman Jawa dengan memakai
 kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di
 Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging
 (diantara Pajang dan Boyolali)...s/d hampir akhir abad
 ke-18...
 
 Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan
 Hadiwijaya), dan Mataram (Panembahan Senopati) --
 semakin ke selatan, apakah juga ada kemungkinan sebab2
 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak
 salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan
 pusat pemerintahan (Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke
 wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur...
 
 Mohon pencerahan nya pak...
 
 
 Terimakasih
 
 Best Regards
 Sigit
 
 
 
 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: IAGI iagi-net@iagi.or.id;
 Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com;
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id;
 Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM
 Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat
 Muria
 
 
 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
 Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
 memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
 dalam entri itu diceritakan bahwa tentang

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
 sumatra, bisa di
 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
 Jambi, Palembang,
 Bangka,
 



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik benyamin sembiring
salam,

Pak Awang, sekedar usul
Mungkin lebih baik jika fieldtripnya jg melibatkan ARKEOLOG sebagai nara
sumber


bz

Pada 10 Juli 2009 09:06, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis:


 Pak Syaiful,

 Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
 dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
 dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
 saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

 Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
 fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area
 Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

  From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI 
 fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
  Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
  pak awang,
 
  sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
  dikemas menjadi
  sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
  dan
  kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
  bisa
  dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
  13-14 oktober
  2009 nanti?
 
  salam,
  syaiful
 






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net 
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,
Correct, memang Sultan Trenggana bukan Raden Patah, dia adalah salah satu anak 
dari Raden Patah. Saya salah tulis soal itu baru sadar setelah 'send' ke pencet 
(sempat me-recall email saya itu juga).

Masalah tahun (waktu) memang sering jadi perbedaan karena tidak ada sumber yang 
benar2 pasti yang bisa dipakai, kadang si penulis sejarah menginterpretasikan 
secara logika berdasarkan 'event time frame'. 

Misalnya lagi soal akhir Majapahit, sumber2 yang saya baca (lagi2 dari berbagai 
sumber di internet dan BTJ), menyebut tahun 1520 M sebagai akhir Majapahit.
Tapi...disinilah salah satu yang menarik dari sejarah bagi saya.
Salam,
Hendri


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 8:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo 
Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.
 
Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).
 
Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.
 
De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.
 
Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.
 
Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik untung
Pak Awang secara kelirumologi tukang-tukang bor air selalu mengatakan
kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor di wilayah
Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan kalau nasib baik
pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang tidak pernah dapat
asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang bor air lho
(Salam Untung Sudarsono)

 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 –
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul
 “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut
 paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan
 menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat
 bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi
 dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut
 sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih
 berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan
 kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat
 Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan
 Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
 Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
 dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
 Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
 dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
 dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005)
 “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
 Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak
 sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten,
 Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan
 penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan
 di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda
 dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
 membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
 Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan
 kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
 “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara,
 menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali
 menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya,
 Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah
 tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang
 rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu,
 Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria),
 yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat
 sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di
 situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai
 Raden Patah sebagai “Demak”.

 Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
 Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan
 dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru
 itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana
 (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun –
 Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang
 istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan
 berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat
 subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun
 berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Junrial Hairul Huzaen

Ulasan yang sangat menarik. 

Dulu saya pernah baca buku sejarah, dimana disebutkan Sultan Agung mengalahkan 
Raden/Pangeran Perak dari Surabaya di dekat Surabaya. Disitu digambarkan Sultan 
Agung naik Gajah. Sekarang pak Awang bilang kekalahan Surabaya di dekat Pajang. 
kayaknya memang masih banyak versi sejarah yang berbeda. 

Apakah Pak Awang juga bisa mengulas tentang Ken Arok? saya kira itu juga cerita 
yang menarik, bagaimana Ken Arok menyiapkan daerah pegunungan Batu untuk 
menghancurkan tentara Kediri. 


Terima kasih banyak Pak.


- Original Message 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 9:38:08 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo
Awang Satyana
Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.

Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).

Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.

De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.

Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.

Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya 
meliputi

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Pak Syaiful,

 Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu 
 tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop 
 sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir 
 telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

 Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
 fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
 Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI 
 fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
 pak awang,

 sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
 dikemas menjadi
 sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
 dan
 kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
 bisa
 dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
 13-14 oktober
 2009 nanti?

 salam,
 syaiful






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
 information posted on IAGI mailing list.
 -





-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria (Pati Unus)

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,

Menarik lagi nih..
Diemail dibawah disebutkan  'Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus,
terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka'.
Tapi, ada juga yang menyebutkan bahwa Pati Unus itu sebanarnya adalah
menantunya bukan putranya Raden Patah.
Disebutkan bahwa nama aslinya adalah Raden Abdul Qadir putra dari Raden
Muhammad Yunus (seorang mubaligh Persia) dari Jepara. Raden Muhammad
Yunus ini adalah saudara tiri dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). 

Diketahui bahwa dari istri pertama Raden Patah (putri Sunan Ampel)
beliau punya dua putra: Raden Surya dan Raden Trenggana. 
Apakah Raden Surya ini adalah Pati Unus yang juga dikenal sebagi
Pangeran Sabrang Lor?
Dan, semua refrensi setuju bahwa Pati Unus adalah raja kedua di Demak.

Mohon di share sekiranya Pak Awang punya penjelasan lebih jauh.
Terimakasih dan maaf kalau jadi keterusan memabahas sejarah bukan
geologinya. :)

salam,
/hendri
 


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi
Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga
melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.).
Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden
Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque.
Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti
juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia
menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di

 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
 Palembang, Bangka,
 



  



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...


ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Nana Djumhana
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari 
Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan 
dekat dengan kampung halamannya.


Salam,
Nana

- Original Message - 
From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:


Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek 
dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa 
dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun 
terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.


Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.


salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:


From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI 
fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com

Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful








PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






--
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso 
D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang 
kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, 
juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap 
kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah 
Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa 
dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan 
daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya 
peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan 
Tumanggal...?


Best Regards
Sigit





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
 sumatra, bisa di
 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
 Jambi, Palembang,
 Bangka,
 



      


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm,
adalah panitianya.

salam,
syaiful

2009/7/10 Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id:
 Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari
 Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan
 dekat dengan kampung halamannya.

 Salam,
 Nana

 - Original Message - From: mohammad syaiful
 mohammadsyai...@gmail.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


 baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
 he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
 dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
 utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

 dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
 fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
 satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
 ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
 bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
 memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

 atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
 kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
 panitia akan membantu sebaik mungkin.

 salam,
 syaiful

 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Pak Syaiful,

 Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
 dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
 dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
 saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

 Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
 fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area
 Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI
 fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
 pak awang,

 sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
 dikemas menjadi
 sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
 dan
 kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
 bisa
 dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
 13-14 oktober
 2009 nanti?

 salam,
 syaiful







 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list.
 -





 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
 Mobile: 62-812-9372808
 Emails:
 msyai...@etti.co.id (business)
 mohammadsyai...@gmail.com

 Technical Manager of
 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik OK Taufik
://id.wikipedia.org/wiki/Johor,
Jambi http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi dan
Siakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Siakjuga takluk. Dengan demikian
Melaka mengendalikan sepenuhnya kedua pesisir
yang mengapit Selat Malaka.

Mansur Syah berkuasa sampai mangkatnya pada 1477. Dia digantikan oleh
putranya Alauddin Riayat Syah. Sultan memerintah selama 11 tahun, saat dia
meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah.
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka#cite_note-2

Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat ibu kota kerajaan
tersebut diserang pasukan Portugis
http://id.wikipedia.org/wiki/Portugaldi bawah pimpinan Alfonso
de Albuquerque http://id.wikipedia.org/wiki/Alfonso_de_Albuquerque.
Serangan dimulai pada 10 Agustus http://id.wikipedia.org/wiki/10_Agustus
1511 http://id.wikipedia.org/wiki/1511 dan berhasil direbut pada 24
Agustus http://id.wikipedia.org/wiki/24_Agustus
1511http://id.wikipedia.org/wiki/1511.
Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke
Bintanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bintandan mendirikan
ibukota baru di sana. Pada tahun
1526 http://id.wikipedia.org/wiki/1526 Portugis membumihanguskan Bintan,
dan Sultan kemudian melarikan diri ke
Kamparhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kampar,
tempat dia wafat dua tahun kemudian. Putranya Muzaffar Syah kemudian menjadi
sultan Perak http://id.wikipedia.org/wiki/Perak,_Malaysia, sedangkan
putranya yang lain Alauddin Riayat Syah II mendirikan kerajaan baru yaitu
Johor http://id.wikipedia.org/wiki/Johor.

[suntinghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesultanan_Malakaaction=editsection=2
] Daftar raja-raja Malaka

   1. Parameswara http://id.wikipedia.org/wiki/Parameswara (1402-1414)
   2. Megat Iskandar Syah
http://id.wikipedia.org/wiki/Megat_Iskandar_Syah(1414-1424)
   3. Sultan Muhammad
Syahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Syah_dari_Malaka(1424-1444)
   4. Seri Parameswara Dewa
Syahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Seri_Parameswara_Dewa_Syah
   (1444-1445)
   5. Sultan Mudzaffar
Syahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mudzaffar_Syah_dari_Malaka(1445-1459)
   6. Sultan Mansur
Syahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mansur_Syah_dari_Malaka(1459-1477)
   7. Sultan Alauddin Riayat
Syahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alauddin_Riayat_Syah_dari_Malaka(1477-1488)
   8. Sultan Mahmud
Syahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mahmud_Syah_dari_Malaka(1488-1528)



2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com


 Pak Taufik,

 Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi
 Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui
 tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal
 yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri
 dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan
 wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah,
 Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki
 Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara.

 Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini
 tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa
 Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal
 dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal
 berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang
 angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu
 betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

  From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
  Pak awang,
 
  Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
  sumatra, bisa di
  jelaskan
 
  Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
  Jambi, Palembang,
  Bangka,
 






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net 
 http://www.mail-archive.com/iagi-net

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Untung,

Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi 
wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru 
mengebor sumur dalam di wilayah Demak...

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id wrote:

 From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
 Pak Awang secara kelirumologi
 tukang-tukang bor air selalu mengatakan
 kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
 di wilayah
 Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
 kalau nasib baik
 pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
 tidak pernah dapat
 asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
 bor air lho
 (Salam Untung Sudarsono)



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-