JNM <*> EMPAT METERAI PERTAMA
From: Donny Adi Wiguna EMPAT METERAI PERTAMA: Penelusuran Kitab Wahyu (Donny A. Wiguna) Menulis renungan adalah satu hal yang unik. Di satu sisi, ada keterbatasan manusia, sehingga tidak mungkin orang dapat menyelami Firman Tuhan tanpa pertolongan Roh Kudus. Di sisi lain, Tuhan memberi hikmat dan pengertian serta akal budi kepada manusia untuk membaca dan mengerti apa yang disampaikan oleh Tuhan. Kedua hal ini berjalan bersama-sama beriringan. Namun, ketika pembahasan tertuju pada nubuat dan wahyu, apalagi tentang akhir jaman, kesulitan menjadi lebih tinggi. Di dalamnya ada intensitas yang tinggi, baik dari Firman maupun dari akal budi. Pikiran manusia terlatih untuk melihat dan menganalisa alam di sekitarnya, tetapi siapa yang bisa melihat masa depan? Sebaliknya, Firman diberikan dalam bentuk simbol-simbol yang penuh arti, dan betapa sukar untuk menemukan artinya! Ada yang mengatakan, bahwa simbol-simbol dalam Wahyu hanya dapat benar-benar dipahami oleh orang yang hidup pada masa itu saja, masa Rasul Yohanes menulis di pulau Patmos. Jadi, tidak bisa dipahami oleh kita sekarang ini, yang hidup ribuan tahun sesudahnya. Tetapi jika memang tidak bisa dipahami, lalu untuk apa dituliskan? Kenyataan bahwa Tuhan memerintahkan Yohanes untuk menulis dan menyampaikan, serta kenyataan bahwa tulisannya itu tetap terpelihara hingga saat ini menunjukkan, bahwa pesan Yohanes berlaku bagi kita juga. Simbol-simbol Yohanes berlaku untuk kita juga, orang yang hidup ribuan tahun sesudahnya. Dan artinya, ada satu cara bagi kita untuk memahami arti simbol-simbol yang diberikannya. Satu ciri khas dari kitab Wahyu adalah kedekatannya dengan bagian-bagian dari Perjanjian Lama. Simbol-simbol yang digunakan tidak asing, beberapa seperti mengambil begitu saja dari tulisan para nabi. Perhatikan: kitab Wahyu dituliskan hampir lima ratus tahun setelah kitab terakhir dari Perjanjian Lama -- kitab Maleakhi. Artinya, simbol yang digunakan Yohanes tidak unik pada jamannya, karena ia memakai simbol yang sudah muncul ratusan tahun sebelumnya. Artinya pula, simbol-simbol itu tetap, tidak berubah oleh waktu, sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini pun berlaku bagi kita. Dan masalahnya sekarang: apa artinya? Baik, kita perlu membatasi masalahnya. Saat ini, mari kita perhatikan kitab Wahyu. Bagaimana kitab ini dituliskan? Jika kita membaca Wahyu 1:1-3, kita menemukan penegasan tentang penulis kitab Wahyu dan arti spesifik dari kitab ini, yaitu menyampaikan nubuat. Tidak ada bagian lain dari Perjanjian Baru yang secara spesifik mengatakan bahwa inilah nubuat yang waktunya sudah dekat, seperti ktia baca di ayat ketiga: "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." Bagian berikutnya sepanjang 3 pasal adalah tujuh surat kepada tujuh jemaat. Isinya jelas ditujukan secara spesifik untuk memberi petunjuk pada jemaat-jemaat di Asia Kecil di masa itu, bahkan spesifik pada permasalahannya. Ada banyak sekali pembahasan dan penggalian dari ketujuh surat, yang memberikan karunia pengertian rohani yang mendalam bagi kita. Tetapi kali ini mari kita lewatkan pengertiannya, dan masuk dalam fakta bahwa ketujuh surat itu adalah nubuat dalam waktu pendek, yang benar-benar segera terjadi. Tiga pasal pertama kitab Wahyu berlangsung dalam masa Yohanes hidup, dua millenium lalu. Mulai di pasal ke empat, penglihatan Yohanes beralih ke Surga, ia melihat pintu Surga terbuka. Perhatikanlah, mulai dari pasal 4, apa yang dilihat Yohanes merupakan gambaran surgawi. Dalam satu pengertian, kita tahu bahwa manusia yang hidup di bumi yang fana tidak bisa mengerti gambaran tentang Surga menurut apa adanya. Kita tidak mempunyai pengetahuan apa pun tentang itu, juga bahasa manusia tidak bisa menjelaskan Surga seperti apa adanya. Maka, Yohanes menunjukkan segala sesuatunya dalam metafora, memakai kiasan yang maknanya serupa dengan apa yang ada di bumi, supaya kita bisa paham. Jadi, bila dikatakan ada pintu terbuka di Surga, tentu bukan pintu seperti yang kita kenal, pintu dari kayu atau besi di bumi. Tetapi memang ada sesuatu yang terbuka, dari tadinya tertutup dan tidak bisa dilalui, menjadi bisa dilewati. Yohanes dipanggil untuk naik, agar bisa menyaksikan apa yang HARUS terjadi sesudah ini (4:1). Mulai dari titik ini, Yohanes melihat rangkaian peristiwa berlalu dengan cepat dihadapannya. Sampai di sini, kita juga menyadari bahwa manusia sebenarnya tidak mampu mengenali SELURUH rangkaian peristiwa sampai ke detil-detilnya. Jika orang berusaha meneliti detil, ia malah kehilangan pandangan pada keseluruhan. Tetapi, bagaimana pula orang mampu memahami seluruh peristiwa, apalagi diseluruh penjuru dunia? Maka kembali Tuhan menggambarkan peristiwa yang terjadi dengan simbol-simbol yang bisa dipahami, metafora dari makna keseluruhan peristiwa yang terjadi. Pasal 4 pada intinya adalah penyembahan kepada Allah yan
JNM <*> Sebuah renungan & LIDAH SEORANG MURID
From: Yollie Wauran Sebuah renungan Refleksi Surat Pdt Eka Darmaputera Rekan-rekan sepelayanan, kawan-kawan seperjuangan, dan saudara-saudaraku seiman, yang saya kasihi dengan segenap hati TERPUJILAH Tuhan yang telah berkenan mengantarkan saya melalui perjalanan panjang, kurang lebih 21 tahun lamanya. Selama 21 tahun itu, saya akui, saya tidaklah seperkasa singa, sekuat gajah, atau setegar baja. Saya adalah "darah" dan "daging"; manusia "biasa-biasa" saja, yang sekadar berusaha untuk setia kepada Tuhannya. Tidak jarang, 21 tahun itu saya lalui dengan amarah, cemas, dan rasa terluka di jiwa. Namun demikian, pada saat yang sama, tahun-tahun tersebut juga adalah tahun-tahun yang "kaya" dan limpah dengan rahmat dan berkat. Saya disadarkan, betapa Tuhan yang saya ikuti itu tak selalu menyenangkan, tapi tak pernah Ia mengecewakan. Mata rohani saya pun dicelikkan, untuk melihat betapa saya adalah orang yang sangat diberkati. Tuhan mengaruniai saya dengan kekayaan yang luar biasa, berupa istri, anak dan menantu, yang maknanya tak tergantikan oleh apa pun juga. Dan saya ditakjubkan, serta amat diteguhkan oleh ribuan sahabat yang begitu peduli, memperhatikan dan menyayangi saya. Mereka terdiri atas segala bangsa, tinggal di pelbagai belahan dunia, penganut beraneka rupa agama, dan berasal dari beragam usia serta kedudukan sosial: dari seorang Presiden Republik Jerman sampai seorang tukang parkir jalanan. Kesimpulannya: apa lagi yang masih kurang? Apa lagi yang pantas saya tuntut? * SAUDARA-SAUDARA sekalian, kini saya telah hampir tiba di penghujung jalan, berada di etape-etape akhir perjalanan hidup saya. Para dokter telah menyatakan, tak ada lagi tindakan medis yang signifikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan saya, kecuali mungkin -transplantasi hati. Dalam situasi seperti itu, ketika tangan dan upaya manusia tak lagi mampu melakukan apa-apa yang bermakna, kita bersyukur karena bagi orang beriman selalu ada yang amat berarti yang dapat dilakukan. Dan itulah yang kita lakukan malam ini: berdoa. Kita menyatakan penyerahan diri kita, seraya mempersilakan tangan-Nya bertindak dan kehendak-Nya berlaku dengan leluasa. Dalam hubungan ini, perkenankanlah saya menceritakan sebuah kesaksian. Pada suatu ketika, sewaktu lunch-break, anak saya - Arya - yang berdiam dan bekerja di Sydney (Australia, Red), diajak ngobrol oleh salah seorang rekan sekantornya, yang dikenal punya "indera keenam". Tanpa "ba" atau "bu", teman tersebut tiba-tiba bertanya, apakah ayah Arya adalah seorang pejabat atau seorang tokoh masyarakat. "O, tidak. Ayah saya seorang pendeta," jawab Arya. "Apakah ayah Anda sedang sakit?" tanyanya pula. "Ya, sudah 20 tahun," kata Arya. Kemudian terjadilah sesuatu yang mengejutkan, yang mendorong saya menceritakan kejadian ini. Orang itu - ia bukan "orang Kristen" -berkata, "Ayah Anda itu seharusnya sudah lama 'pergi'. Tapi ia masih bisa bertahan sampai sekarang, karena ada ribuan orang di seluruh dunia yang selalu berdoa baginya!" Melalui kisah itu saya ingin mengatakan, betapa berartinya yang kita lakukan malam ini! Sebab itu, tolong, jangan pernah Anda katakan, "Saya 'cuma' bisa berdoa!" Doa itu bukan "cuma"! * TERIMA kasih dari lubuk hati terdalam saya, Evang, Arya, dan Vera, kepada para rekan yang telah memprakarsai dan memfasilitasi acara petang ini. Pekerjaan sederhana ini, saya yakin, tidak sia-sia. Namun demikian, ada permintaan saya. Bila Anda berdoa untuk saya - baik disini maupun di mana saja -, saya mohon janganlah terutama memohon agar Tuhan memberi saya kesembuhan, atau mengaruniai saya usia panjang, atau mendatangkan mukjizat dahsyat dari langit! Jangan! Biarlah tiga perkara tersebut menjadi wewenang dan "urusan" Tuhan sepenuhnya! Saya cuma mohon didoakan, agar sekiranya benar ini adalah tahap pelayaran saya yang terakhir, biarlah Tuhan berkenan memberikan saya dan keluarga keteguhan iman, kedamaian, dan keikhlasan dalam jiwa. Semoga Tuhan berkenan menganugerahi saya pelayaran yang tenang, kalau boleh tanpa kesakitan, dan tidak mahal biayanya, sampai saya tiba di pelabuhan tujuan. Dan kemudian, biarlah tangan Tuhan dengan setia terus tanpa putus menggandeng - bila perlu menggendong - Evang, Arya, Vera, serta (mudah-mudahan) cucu-cucu saya melanjutkan perjalanan mereka. SAUDARA-SAUDARA sekalian, Paulus pernah menulis, "Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia, bagiku itu berarti bekerja memberi buah, jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu" (Filipi 1: 21). Itulah kerinduan saya. Segera bersama-sama dengan Kristus. Namun bila Ia masih menghendaki saya di dunia ini - entah lama, entah sebentar - doakanlah saya, agar itu dapat saya manfaatkan untuk "bekerja memberi buah". Tidak berlama-lama di pembaringan dan dalam kesakitan. Demikianlah, Saudara-saudara, isi hati saya. Saya mengikuti persekutuan Saudara-saudara malam ini dengan
JNM <*> Memahami seorang wanita & Berjuang dengan Maut diatas mobil.
From: damarina [EMAIL PROTECTED] : MEMAHAMI SEORANG WANITA Para suami hrs "hidup bijaksana dgn isterinya" Kata Yunani utk pengetahuan adalah "gnosis". Gnosis adalah pengetahuan yg diperoleh dgn belajar, usaha atau pengalaman. Dibutuhkan waktu , usaha dan pengalaman utk memiliki pengetahuan dan kepekaan seperti ini. Laki laki dan wanita sangat berbeda. Setiap mereka harus saling mempelajari dan memahami pasangannya. Laki laki dan wanita memiliki cara yg berbeda dlm berpikir dan menanggapi situasi situasi kehidupan. Seorg laki laki tdk dpt mengharapkan agar isterinya bereaksi dpt seorg laki laki, demikian pula seorg wanita tdk dpt berharap agar suaminya bereaksi dpt dirinya. Laki laki dan wanita hrs tinggal bersama dgn memahami tentang perbedaan perbedaan ini, dan mempraktekannya Kalau tdk, akan ada banyak kesalahpahaman dan kepahitan yg akan menghalangi pertumbuhan rohani dan doa doa mereka. MENGENALI KEBUTUHAN KEBUTUHANNYA - MEMBANTUNYA Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." Wanita disebut "pasangan yg lebih lemah" Bagaimana juga ini tdk menyiratkan bahwa wanita itu lebih rendah daripada pria. Itu berarti bahwa ia lbh halus, secara fisik dan emosi. Ia lbh sensitif dan mudah terluka atau terpengaruh oleh sedikit perkataan dan tindakan. Krn itu ia lbh banyak bergumul dgn perasaan yg terluka dan kekecewaan Seorg wanita juga lbh banyak menderita rasa bersalah Seorg laki laki hrs lbh memahami dan bersimpati thd kebutuhan2 di dlm diri isterinya dan tdk menjadi pahit hati thdnya ( kol3;19) Kebanyakan isteri memiliki banyak ketakutan dan membutuhkan seorang laki laki yg sabar dan penuh kasih yg dpt mencari hikmat Allah utk menolong memperoleh kemenangan atas segala ketakutannya dan dgn penuh kasih membawanya kpd penundukan diri. Rasa takut, kecemasan dan histeria hrs ditaklukan karena semua itu membuat wanita kasar dan penuh kritik thd suaminya dan Allah. Bertumbuh di dlm iman, damai sejahtera, sukacita dan kasih Allah akan menyingkirkan semua ketakutan . Itu juga akan menjadi kunci bagi kesehatan mental dan emosional yg baik. Rasul Yohanes memberitahu kita, "Di dlm kasih tdk ada ketakutan; kasih yg sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tdk sempurna di dlm kasih (1 Yoh 4;18) Tatkala seorang suami mengasihi isterinya dan tatkala seorg isteri bertumbuh di dlm hubungan kasih dgn Allah, semua ketakutannya akan hilang perlahan lahan. Buku di teguhkan di kuatkan dikokohkan Ole Paul G Caram == From: "Daniel Alamsjah" <[EMAIL PROTECTED]> Berjuang dengan Maut diatas mobil. Kejadian pada tanggal : 4 April 2005 Malam itu hujan deras luar biasa membasahi dusun Wates, waktu telah menunjukan jam 7,30 , jemaat baru sebagian yang hadir untuk kebaktian malam, hati ku bertanya-tanya, kenapa masih banyak keluarga yg belum hadir, apakah hujan yang menghalangi mereka? Ataukah terlalu cape mereka, karena siang harinya warga dusun Wates baru saja merayakan Saparan, dimana seluruh warga dusun tsb. merayakan bulan Sapar seperti lebaran, tiap keluarga memasak paling tidak memotong seekor ayam dan membuat jenang, pokoknya hari itu aku kenyang sekali, tiap warga mengundangku untuk mencicipi masakan keluarga mereka, kita tidak etis kalau diundang warga tidak makan, walau aku sudah katakan, "kulo nembih mawon "(aku baru saja makan), tidak sopan kalau tuan rumah sudah menyediakan makanan kita tidak makan, biarpun sedikit kita harus makan. Malam itu kebaktian agak terlambat dimulai, banyak yg tidak hadir..usai kebaktian hujan masih turun, sampai jam 10 lewat masih belum berhenti, hawa dingin dilereng gunung Merbabu membuat tidurku malam itu tak bisa lelap seperti aku tidur di rumah, sekitar jam 3 pagi aku dikejutkan Tuan rumah Bp Hadi mengetok-ngetok pintu kamarku, rupanya ada warga yang sakit ingin melahirkan untuk meminta tolong aku menghantarkan ke rumah sakit, aku meloncat dari tempat tidur langsung kemobil untuk menghidupkan mobil, dengan susah payah karena jalan yang licin karena hujan semalam achirnya tiba juga didepan rumah Pak Selamet, kulihat orang2 desa sudah pada kumpul, isteri dan anak2 Pak Selamat lagi menangiskan kakanya yang akan melahirkan sejak jam 6 sore belum juga keluar bayinya, aku melihat ani ibu yg akan melahirkan digotong badannya sudah lemas kemobil, untung hari itu aku membawa mobil kijang yg bangku tengahnya bisa dilipat sehingga ibu ani bisa direbahkan didalam mobil, perjalanan dari dusun Wates kekota yang terdekat di Magelang memakan waktu 1,5 jam perjalanan, aku hanya berdoa Tuhan berikan kekuatan pada ibu ani, hatiku dak dik duk dijalan Keluar desa yang berbatuan dan menanjak mesin mobil berhenti tidak kuat menanjak, aku berteriak dalam hati "Tuhan tolong" aku serba salah kalau tancap gas, bagaimana nantinya ibu ani yg akan melahirkan pasti kesakitan karena jalannya bergelombang
JNM <*> Untuk apakah aku di dunia ini? & Gempa Nias dan Simeulue
From: "Spra Saud" <[EMAIL PROTECTED]> Untuk apakah aku di dunia ini? (What in the world Am I here?) (Mazmur 8 : 4 - 10) Sering kali kita merasakan hidup ini begitu kosong? Bayangkan saja teman yang dekat tidak mau mengerti kita. Orang tua jauh dari kita, teman-teman gereja pada sibuk semua, Paper setumpuk belum diselesaikan belum lagi ditambah ujian yang segera menyusul. Kita merasa begitu sibuk, sekaligus sepi dan bosan. Bagi mereka yang bekerja mempunyai kesibukan dan stress tersendiri. Pada saat seperti itu, kita mulai bertanya kepada Tuhan, untuk apa aku ditempatkan di dunia ini? Apakah Tuhan itu hanya iseng dan sedang menyengsarakan aku? Atau ada maksud lain yang terkandung di dalamnya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita perlu kembali kepada "aku" nya, yakni Manusia? Sebenarnya apa maksud Allah sesungguhnya menciptakan kita? Apakah hanya sekadar mengisi dunia yang kosong ini? Atau ada hal yang lebih khusus yang harus kita kerjakan? I . Aku Mempunyai Mandat Melalui Mazmur 8 yang kita baca, muncul sebuah pertanyaan? SIapakah Manusia itu sebenarnya? Mazmur ini menceritakan bahwa manusia itu mempunyai kesadaran, akal dan pikiran, dia sedang melihat keadaan sekitarnya, melintasi diri dan menuju pada alam semesta. Pada akhirnya manusia itu akan melampaui alam semesta itu dan berbicara kepada Tuhan. Ketika matanya menoleh ke atas. Ia melihat adanya bintang dan bulan yang Tuhan tempatkan, ia berpikir tentang siapakah sebenarnya manusia itu? Apa artinya ia ditempatkan oleh Tuhan di dunia ini? Kalau diobandingkan dengan dunia secara keseluruhan, manusia itu begitu kecil , ibarat debu di depan mata Tuhan, tidak artinya, namun mengapa IA masih mengingatnya? Pada saat itulah, kembali Manusia itu disadarkan, bahwa Tuhan menciptakannya dan menempatkan ke dunia ini merupakan suatu kehormatan dan kemuliaan. Tuhan mempunyai maksud tertentu memilih manusia. Karena Tuhan memberikan Mandat kepada manusia untuk memelihara dan mengusasai segala ciptaannya yang lain. Diberikan hak untuk menguasai yang lain bukan berarti manusia boleh berbuat seenaknya. Ingat, di sini dikatakan bahwa manusia bukan menjadi Tuan, namun ia hanya sebagai Mandataris Tuhan, yang dipercayakan untuk mengelola ciptaan lainnya. Ketika Pemazmur katakan "JIka aku melihat lagit-MU", maka pada saat itu sebenarnya ia sedang menengadah ke atas. Namun walaupun semua itu berada di atas, ternyata semua itu di bawah kekuasaan manusia. Itulah sebabnya, maka perlu di ingat, bahwa Tuhan memberikan manusia mandat untuk menguasai ciptaan yang lain, tidak termasuk menguasai sesama manusia. Dan apabila itu terjadi, maka telah melanggar kodrat Tuhan. Jika manusia diciptakan di bawah Allah dan di atas alam, maka tidak ada manusia yang berada di atas atau di bawah manusia lain? Tidak peduli kaya miskin, kulit putih maupun hitam, berpengalaman atau tidak. Berpengetahuan atau tidak, DIhadapan Tuhan semua manusia bernilai sama. Itulah sebabnya kita tidak boleh merasa rendah diri. KaLau anda tidak bisa main piano, tidak masalah karena memang anda tidak pernah belajar piano. Kalau anda tidak menjadi dokter tidak masalah, karena anda bukan dokter tetap mungkin anda ada kelebihan di bagian yang lain. Jadilah anda sendiri, jangan berusaha menjadi orang lain. Masllahnya adalah , kadang kita tidak menghargai diri kita, tatkala kita diberi kesempatan untuk belajar, kita tidak mau belajar; dan kita ketinggalan dari orang lain. Pada waktu itulah kita merasa diri kita di bawah orang lain. Pada waktu itu kita mulai rendah diri, merasa tidak berguna, padahal Tuhan tidak pernah membuat kita menjadi orang yang tidak berguna. II. Aku Mempunyai Nilai/Harga (Valuable) Di dalam hidup ini ada dua hal yang menjadi dorongan untuk kita hidup dengan bergairah; tujuan dan Arah hidup kita dan Nilai hidup kita. Ketika kita mengejar sesuatu yang begitu bernilai, kita akan memiliki kegairahan hidup. Hidup kita ini sangat bernilai, Pemazmur mengatakan kita diciptakan hampir sama dengan Allah. Suatu penghormatan yang sdngat tinggi diberikan kepada manusia. Tuhan tidak membedakan antara kita satu dengan yang lain. Di dalam Filipi 3:7-14 rasul Paulus menyatakan bahwa Paulus dulu berpikir bila ia dapat mencapai pola pikir yang terbaik, ia berhasil. Paulus telah menjadi Farisi ketika baru berumur 30-an. Tetapi begitu ia mengenal Tuhan, ia mendapatkan value system yang jauh lebih mulia. Sebelum ia mengenal Kristus, ia tidak mengerti akan nilai yang tertinggi ini. Banyak diantara kita barang kali pernah mendengar kesaksian tentang betapa boboroknya seseorang sebelum bertobat, namun setelah bertobat ia menemukan bahwa dirinya berharga, bernilai, maka ia berusaha menegerjakan hidupnya dengan hal-haa yang yang berkenan kepada Tuhan. Dalam salah satu kotbah Sutjipto Subeno hamba Tuhan GRII Surabaya, beliau membauat contoh yang cukup menarik. Ketika b
JNM <*> Hubungan suami istri; 3 Tingkat kasih karunia & Istri harus.....
From: damarina <[EMAIL PROTECTED]> : HUBUNGAN ANTARA ISTERI DENGAN SUAMI 3;1 "Demikian juga bahwa kamu, hai isteri isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yg tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya." Tatkala Petrus berkata "juga" ia sedang melanjutkan temanya tentang penundukan diri kepada pemegang otoritas. 2;13: kita dinasihati utk "Tunduklah.., kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yg tertinggi 2;13: Tunduk kepada raja atau kaisar 2;14: Tunduk kepada pemerintah (hakim, pejabat hukum) 2;17: Menghormati semua manusia. Ramah dan penuh respek kepada semua, bahkan kepada orang yg tidak percaya 2;17: Menghormati raja (kaisar yg memerintah pada saat itu adalah seorang homoseksual dan gila) 2;18: para hamba harus tunduk kepada tuan mereka bahkan kepada tuan yg kejam dan suka memaksa. 2;21-24: Bahkan kristus pun taat sampai kepada kayu salib kepada pemimpin agama yg kejam dan kepada para prajurit Romawi 3;1 : Demikian juga kamu, hai isteri isteri tunduklah kepada suamimu (suamimu sendiri) 5;3-4 : Para gembala tunduk kepada gembala agung dan tidak menjadi tuan atas kawanan domba mereka. 5;5 : Orang muda tunduk kepada yg lebih tua. 5;5-6 : Kita semua hrs saling menundukkan diri dan rendah hati. Sementara kita berada dlm subyek pernikahan, tulisan berikut ini perlu di dahului dgn fakta bahwa Petrus sendiri menikah dan demikian pula rasul rasul lainnya (markus 1;30; 1 kor 9;5 ) Banyak di antara mereka yg disertai dgn isteri mereka tatkala mereka mengadakan perjalanan, dan ini membutuhkan banyak konsentrasi. "Tunduklah kepada suamimu (suamimu sendiri) ada alasannya mengapa petrus mengatakan "suamimu sendiri". Kadang kadang tampaknya lebih mudah bagi seorang wanita utk menundukkan diri kepada seorang lain. Ini disebabkan karena khayalan kuno yg mengatakan bahwa orang lain lebih baik, lebih penuh pertimbangan dan penuh pengertian drpd suaminya sendiri. Tentu saja hal ini adalah pandangan yg menyesatkan dan menjerat banyak orang , khususnya generasi yg tidak setia ini. Fantasi tentang "lebih bahagia bersama seseorang lain" hanyalah karena mereka tdk hidup bersama setiap hari dan melihat kemanusiaan mereka dari dekat. Bila benar benar dipertimbangkan, sesungguhnya seseorang yg Allah berikan adalah seseorang yg terbaik bagi kita. Buku diteguhkan dikuatkan di kokohkan Oleh Paul G Caram GBU = From: damarina [EMAIL PROTECTED]: 3 TINGKAT KASIH KARUNIA Kuasa utk menerima atau menolak kasih karunia itu ada di tangan kita. Tatkala hati kita terluka, kita segera diperhadapkan dgn suatu keputusan. Kita bisa mengeraskan hati dan menolak kasih karunia, atau berseru kpd Allah minta kasih karuniaNYA utk memelihara kita dimasa susah.Ingatlah kasih karuniaNYA cukup banyak tersedia ( 2 kor 12;9 ), ttp bila kita mengeraskan hati, aliran kasih karunia berhenti dan kita menjadi pahit hati (ibr 12;15 ). Hal itu sama dgn menaruh sebuah tutup ke atas bejana kita, menghalangi masuknya kasih karunia yg dicurahkan. Krn itu, kita patut menjaga agar bejana kita tetap terbuka selalu utk menerima kekayaan kekayaan kasih karunia Allah yg indah. Satu satunya saat dimana kita patut menutup bejana kita adalah ketika ada suatu wabah atau maut di udara ( misalnya gosip, doktrin palsu. Lihat Bil 29;14-15 ) Paulus menjaga bejananya tetap terbuka dan setelah bertahun tahun ia mengumpulkan kasih karunia yg luar biasa banyak ( 1 Tim 1;13-14) Tatkala kasih karunia terus menerus di curahkan ke dlm hidup kita dari hari ke hari, kita menghimpun apa yg Paulus lukiskan sbg "kelimpahan kasih karunia" Roma 5;17. Kasih karunia yg berlimpah dibutuhkan utk dpt memerintah dlm kehidupan ini dan di zaman yg akan datang. Alkitab menyebutkan adanya tiga tingkat kasih karunia : 1.Kasih karunia yg secukupnya : cukup utk menolong melewati problem kita ( 2 kor 12; 9) 2.Kasih karunia yg berlimpah : utk memerintah dlm kehidupan (roma 5;17 ) 3. Kasih karunia yg sangat berlimpah : utk mengubah kita sepenuhnya dan menjadikan kita lebih daripada pemenang ( 1 Tim 1;13-14) "Nuh mendpt kasih karunia di mata Allah" (kej 6;8). Banyak orang yg tdk mendptkannya Namun Allah tdk memiliki bulu. Kalau begitu mengapa beberapa orang menerima kasih karunia dan orang orang lainnya tidak? Itu tergantung kpd sikap mereka. Allah memberikan kasih karunia kpd orang yg rendah hati, ttp Ia menolak orang yg tinggi hati. Jadi sikap kita menentkan berapa buku kasih karunia yg kita terima (yes 57;15) Situasi dimana kasih karunia di berikan ·Berbagai kesulitan, pencobaan, penderitaandan tekanan (ibr 4;16; 2 kor 12;7-9) Sikap yg dibutuhkan utk menerima kasih karunia ·Rendah hati dan tulus hati. Kasih karunia diberi
JNM <*> Pertanyaan mengenai Kehidupan ?
> > "Apakah pengertian saya ini benar apabila Sorga dan Neraka suatu saat akan > berada atau terjadi di atas bumi yang kita injak ini?" > > "Apabila ada 'Kehidupan Kekal', kenapa tidak ada 'Penghakiman atau Kematian > Kekal'?, terus terang saya belum sepenuhnya yakin mengenai pengertian > 'kekal' diatas tapi konsep menghilangkan dosa dan antek2nya dapat saya > terima dan saya jadikan dasar menjawab pelajaran diatas" > > "Apakah orang yang sudah lahir baru dengan menerima Yesus setelah itu > berbuat dosa sampai ajal menjemputnya dapat masuk Sorga atau sebaliknya?" > > "Apakah pengertian 'binasa' untuk orang2 yang berdosa diatas adalah hilang > lenyap tak berbekas setelah itu?" > > "Berada dimanakah orang percaya setelah mereka meninggal sebelum kedatangan > Yesus kali yang kedua?" > > "Dapatkah orang yang telah mati dengan cara tertentu diajak berkomunikasi > kembali?" > > Hal-hal di atas adalah berbagai pertanyaan yang kadang muncul dalam > kehidupan kita dan pertanyaan di atas adalah pertanyaan salah satu pelajar > pendalaman Alkitab "Temukanlah". Bila anda mau belajar lebih mendalam dan > ingin menemukan jawaban berbagai pertanyaan dalam hidup anda, maka anda > kami ajak untuk mengikuti pendalaman Alkitab yang dikelola oleh Dian > Ministry dengan mendaftar melalui email [EMAIL PROTECTED] > Pendalaman Alkitab ini gratis tidak dipungut bayaran dan anda akan > mendapatkan seorang pembimbing yang akan membantu anda. > Kirimkan email ini ke saudara seiman yang lain dan biarkan mereka juga > menerima berkat melalui pendalaman Alkitab "Temukanlah". > > > Syallom, > > > Dian Ministry > [EMAIL PROTECTED] > -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM - Daftar : [EMAIL PROTECTED] Keluar : [EMAIL PROTECTED] Posting: jesus-net@yahoogroups.com Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
JNM <*> Pesan Tuhan untuk Gereja dan UmatNya & Betapa Berharganya Anda?
From: "Daniel Alamsjah" <[EMAIL PROTECTED]> Pesan Tuhan untuk Gereja dan UmatNya di Indonesia. Pada tgl.2 April 2005 yl. Sekitar jam 8.oo malam Tuhan melalui Roh Kudus berbicara melalui hambaNya yang sedang berdoa untuk disampaikan pada gerejaNya di Indonesia, sampai 3x aku bertanya pada Tuhan apakah ini suaraMu Tuhan, Tuhan ber- kali2 menjawab, inilah AKU Tuhan yang kau sembah dan sampaikan pesan2Ku kepada umatKu, aku katakan pada Tuhan, aku ini orang bodoh, bicaralah pelan2 agar aku dapat mengerti dengan jelas, sampai aku bertanya 3 x dengan jawaban Tuhan yang sama sbb.: 1. Sampaikan kepada umatKu yang mengaku sebagai hambaKu, baik dia seorang gembala sidang atau bukan, berikanlah perpuluhanmu kepada korban bencana di Nias atau tulah akan menimpamu. 2. Sampaikan bagi mereka yang membangun rumahKu mengatas namakan AKU, walaupun AKU tidak menyuruhnya untuk membangun, mereka hanya membangun istananya untuk kepentingan kelompoknya, baiklah dia menghentikan pekerjaannya, ia akan membangun dengan sia-2, reruntuhan akan menimpa mereka, baiklah berkat yang ada pada mereka untuk pelayanan kaum dufa. 3. Sampaikan pada mereka yang mengaku sebagai hambaKu dalam pelayanannya, tetapi telah menyimpang dari ajaran2KU, hendaklah ia bertobat, sebelum ia menemui ajalnya dan menghadap dipengadilanKU kelak. 4. Sampaikanlah kepada umatKU, hendaklah engkau tetap berdoa untuk bangsa ini, agar bencana tidak menimpa mu dan keluargamu, karena bencana2 akan Ku izinkan terjadi dinegeri ini. AKU-lah Tuhan yang Hidup, yang telah kau rayakan pada minggu y.l. untuk hari kebangkitan KU dari antara orang mati. Kemudian aku disuruh membaca firman Tuhan yang terdapat di Yehezkiel 5 : 6 - 9.yang bunyinya demikian : " Ia sudah memberontak terhadap peraturan-peraturan-Ku, lebih jahat dari pada bangsa-bangsa dan terhadap ketetapan-ketetapanKu, lebih jahat dari negeri-negeri yang disekitarnya, karena mereka menolak peraturan-peraturanKu dan kelakuan mereka tidak selaras dengan ketetapan-ketetapanKu. Sebab itu beginilah firman Tuhan Allah : oleh karena engkau lebih jahat dari pada bangsa-bangsa yang disekitarmu dan kelakuanmu tidak selaras dengan ketetapan-ketetapanKu dan engkau tidak melakukan peraturan-peraturanKu, bahkan engkau melakukan peraturan-peraturan bangsa-bangsa yang disekitarmu, sebab itu beginilah firman Tuhan Allah: Lihat, Aku, ya Aku sendiri akan menjadi lawanmu dan Aku akan menjatuhkan hukuman kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Oleh karena segala perbuatanmu yang belum pernah Kuperbuat dan yang tidak pernah lagi akan Kuperbuat" Itulah pesan Tuhan yang kuterima sampai 3 x untuk disampaikan pada gereja-2 di Indonesia. Daniel alamsjah di Menara doa segala bangsa "Bukit Rhema"-Borobudur. Dalam nama Tuhan, aku mohon pesan ini disebar-luaskan kepada para pemimpin umat di Indonesia. Tuhan memberkati kita! == From: M D Panjaitan [EMAIL PROTECTED] Betapa Berharganya Anda? Dear all of U. Lebih dari lima puluh tahun, saya mencoba untuk menolong orang-orang dengan berbagai masalah di dalam hidup mereka. Dan saya tiba pada suatu kesimpulan bahwa : masalah kita yang paling mendasar sebagai manusia adalah kita tidak pernah menyadari betapa berharganya kita ini. Sebagai akibatnya, kita melakukan banyak kesalahan yang fatal. Kita seperti halnya seorang yang sangat beruntung, namun menjual seluruh harta warisan kita untuk membeli hal-hal yang tidak berguna seperti kepuasan seksual semalam, sebatang mariyuana, pesta alkohol yang memabukkan, ataupun berfoya-foya dengan uang yang kita miliki. Atau kita mungkin menghargai diri kita sedikit lebih tinggi, yaitu dengan mengejar posisi yang bergengsi di bidang politik, atau di panggung hiburan dunia, bahkan mungkin mengejar posisi terhormat di kantor-kantor gereja. Betapapun bergengsinya semua itu namun tidak dapat dibandingkan dengan nilai dari harta warisan yang telah kita peroleh. Jika kita ingin mengetahui seberapa berharganya diri kita sebagai manusia, kita harus mengingat bagaimana Adam, nenek moyang kita diciptakan dengan cara yang begitu unik dan sangat menakjubkan. Mukjizat dari penciptaan Adam Di dalam Injil Yohanes 1:1-3, kita menemukan bahwa pribadi yang sesungguhnya, menciptakan apa yang telah ada bukanlah Allah Bapa, tetapi Firman Tuhan, yang selalu bersama-sama dengan Allah di dalam kekekalan - Pribadi yang kemudian dinyatakan di dalam sejarah umat manusia sebagai Yesus dari Nazareth : "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia (Firman Tuhan), dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan "Penciptaan, secara keseluruhan, terjadi dengan memperkatakan firman Tuhan : "Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat" (Ibrani 11:3).Sebab Dia berfirman dan semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada"(Mazm
JNM <*> Lima Jabatan dari Allah: Gembala & Fenomena Sex Bebas..
From: Yogi T Lima Jabatan dari Allah: Gembala "Dan Ialah (Yesus Kristus) yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, ..." (Efesus 4:11-13) "Christ chose some of us to be apostles, prophets, missionaries, pastors, and teachers, so that his people would learn to serve and his body would grow strong. This will continue until we are united by our faith and by our understanding of the Son of God. Then we will be mature, just as Christ is, and we will be complitely like him." (Ephesians 4:11-13; CEV) Shalom, Saudara dan saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Buat kita-kita yang pernah merasakan tinggal di pedalaman, pasti tahu yang namanya gembala. bahasa kerennya: tukang ngangon wedus. Sayangnya, disini jarang ada peternakan domba, jadi kita cuma bisa pelajari dari saudara sepupunya, kambing. tapi kali ini, kita belajar tentang gembalanya dulu. Bicara soal gembala, kita ingat bahwa Yesus pernah berbicara tentang hal ini di dalam Yoh 10:1-21. Tuhan Yesus memberi perumpamaan dan kemudian mengatakan bahwa diriNya adalah pintu. dan hanya domba yang masuk melaluiNya yang akan menemukan padang rumput. Keselamatan masuk sorga hanya lewat Yesus. tidak ada jalan lain. Kemudian Yesus mengatakan diriNya sebagai gembala yang baik. Jadi, ada 2 macam gembala, yaitu yang baik dan yang tidak baik. "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu." (Yoh 10:11-12) Dalam gereja manapun, pasti ada jabatan gembala/pastor. Jabatan ini bukan hanya sekedar panggilan, tetapi juga ada tanggungjawab yang harus dipikul dan Allah sendiri yang menuntutnya. Yesus adalah Gembala Agung (I Pet 5:4) dan pemimpin gereja adalah gembala-gembala kecilNya. Gembala yang baik adalah seorang gembala yang rela menyerahkan nyawanya buat melindungi domba-dombanya. Amien? Kalau ada serigala trus gembalanya kabur, itu namanya bukan gembala yang baik. Nah, buat kita-kita, para dombaNya, selidiki benar-benar, apakah gembala gereja kita baik atau tidak. Selain itu, kita juga kudu kenal suara gembala kita (ay 14). maksudnya, apa yang ia ajarkan tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Kita kan dombanya Allah, kalau kita saja nggak kenal suara Yesus lewat firmanNya, gimana kita bisa bedain suara gembala yang baik dan yang jahat? iya nggak? Kemudian gembala tsb juga akan mengumpulkan domba-domba lain untuk membawanya ke kandangnya (ay 16). artinya, gerejanya makin lama makin banyak jemaatnya. Nah, sekarang kita bicara mengenai karakter seorang gembala. rasul petrus adalah contoh yang baik. Tuhan Yesus bertanya kepadanya tiga kali dan diakhiri dengan statemen: Gembalakanlah domba-dombaKu. Petrus mengajarkan dalam kitabnya, I Petrus 5:2-3, yaitu: Jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela. Jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Jangan bisanya cuma nyuruh ama prentah aja, tapi juga harus jadi teladan. Begitulah pesan dari petrus. Penting bagi kita sebagai domba-dombaNya untuk memiliki seorang gembala yang baik di dalam dunia ini. Mengapa demikian? karena kita sebagai domba tentu butuh makan rumput yang enak dan minum dari air yang tenang (iman semakin bertumbuh, pengharapan semakin besar, dan kasih semakin nyata) . Kita butuh perlindungan dari gembala kita dari serangan jahat. selain itu, apa yang gembala kita miliki, bisa ikut transfer ke kita-kita juga. Misalnya, kalau gembalanya takut sama setan, maka domba-dombanya pun begitu. kalau gembalanya kena sakit kanker, dombanya pun bisa ikut-ikutan kena kanker. Percaya atau tidak, demikianlah kenyataannya. Makanya petrus bilang kepada para gembala: jadilah teladan. Tuhan Yesus memberkati. From: "Julie Rorimpandey" <[EMAIL PROTECTED]> Fenomena Sex Bebas dan Pornografi DOAKANLAH 1 Petrus 1:14-15 "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jagan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu". Terjadi pergeseran moral yang lebih menojol belakangan ini dan dikupas secara terbuka. Meskipun gak sedikit yang tidak terbongkar.ini masih belum lagi soal PIL dan WIL dalam rumah tangga loch yang ujung-ujungnya juga seks. Sedihnya fenomena ini justru marak terjadi pada anak-anak remaja yang dikenal dengan istilah ABG, atau muda-mudi,
JNM <*> daily devotional
From: [EMAIL PROTECTED] Spurgeon's Morning & Evening Devotions Morning, April 5 "I know that my Redeemer liveth." - Job 19:25 The marrow of Job's comfort lies in that little word "My"-"My Redeemer," and in the fact that the Redeemer lives. Oh! to get hold of a living Christ. We must get a property in him before we can enjoy him. What is gold in the mine to me? Men are beggars in Peru, and beg their bread in California. It is gold in my purse which will satisfy my necessities, by purchasing the bread I need. So a Redeemer who does not redeem me, an avenger who will never stand up for my blood, of what avail were such? Rest not content until by faith you can say "Yes, I cast myself upon my living Lord; and he is mine." It may be you hold him with a feeble hand; you half think it presumption to say, "He lives as my Redeemer;" yet, remember if you have but faith as a grain of mustard seed, that little faith entitles you to say it. But there is also another word here, expressive of Job's strong confidence, "I know." To say, "I hope so, I trust so" is comfortable; and there are thousands in the fold of Jesus who hardly ever get much further. But to reach the essence of consolation you must say, "I know." Ifs, buts, and perhapses, are sure murderers of peace and comfort. Doubts are dreary things in times of sorrow. Like wasps they sting the soul! If I have any suspicion that Christ is not mine, then there is vinegar mingled with the gall of death; but if I know that Jesus lives for me, then darkness is not dark: even the night is light about me. Surely if Job, in those ages before the coming and advent of Christ, could say, "I know," we should not speak less positively. God forbid that our positiveness should be presumption. Let us see that our evidences are right, lest we build upon an ungrounded hope; and then let us not be satisfied with the mere foundation, for it is from the upper rooms that we get the widest prospect. A living Redeemer, truly mine, is joy unspeakable. Evening, April 5 "Who is even at the right hand of God." - Romans 8:34 He who was once despised and rejected of men, now occupies the honourable position of a beloved and honoured Son. The right hand of God is the place of majesty and favour. Our Lord Jesus is his people's representative. When he died for them they had rest; he rose again for them, they had liberty; when he sat down at his Father's right hand, they had favour, and honour, and dignity. The raising and elevation of Christ is the elevation, the acceptance, and enshrinement, the glorifying of all his people, for he is their head and representative. This sitting at the right hand of God, then, is to be viewed as the acceptance of the person of the Surety, the reception of the Representative, and therefore, the acceptance of our souls. O saint, see in this thy sure freedom from condemnation. "Who is he that condemneth?" Who shall condemn the men who are in Jesus at the right hand of God? The right hand is the place of power. Christ at the right hand of God hath all power in heaven and in earth. Who shall fight against the people who have such power vested in their Captain? O my soul, what can destroy thee if Omnipotence be thy helper? If the aegis of the Almighty cover thee, what sword can smite thee? Rest thou secure. If Jesus is thine all-prevailing King, and hath trodden thine enemies beneath his feet; if sin, death, and hell are all vanquished by him, and thou art represented in him, by no possibility canst thou be destroyed. "Jesus' tremendous name Puts all our foes to flight: Jesus, the meek, the angry Lamb, A Lion is in fight. "By all hell's host withstood; We all hell's host o'erthrow; And conquering them, through Jesus' blood We still to conquer go." === Spurgeon's Morning & Evening Devotions Morning, April 4 "That through death he might destroy him that had the power of death." - Hebrews 2:14 O child of God, death hath lost its sting, because the devil's power over it is destroyed. Then cease to fear dying. Ask grace from God the Holy Ghost, that by an intimate knowledge and a firmbelief of thy Redeemer's death, thou mayst be strengthened for that dread hour. Living near the cross of Calvary thou mayst think of death with pleasure, and welcome it when it comes with intense delight. It is sweet to die in the Lord: it is a covenant-blessing to sleep in Jesus. Death is no longer banishment, it is a return from exile, a going home to the many mansions where the loved ones already dwell. The distance between glorified spirits in heaven and militant saints on earth seems great; but it is not so. We are not far from home-a moment will bring us there. The sail is spread; the soul is launched upon the deep. How long will be its voyage? How many wearying winds must beat upon the sail ere it shall be reefed in the port of peace? How long shall that soul be tossed upon the
JNM <*> Called to be...; Fellow citizens....; Forget not .... & Stand still....
From: Suzianty Herawati "Called to be saints." --Romans 1:7 We are very apt to regard the apostolic saints as if they were "saints" in a more especial manner than the other children of God. All are "saints" whom God has called by His grace, and sanctified by His Spirit; but we are apt to look upon the apostles as extraordinary beings, scarcely subject to the same weaknesses and temptations as ourselves. Yet in so doing we are forgetful of this truth, that the nearer a man lives to God the more intensely has he to mourn over his own evil heart; and the more his Master honours him in His service, the more also doth the evil of the flesh vex and tease him day by day. The fact is, if we had seen the apostle Paul, we should have thought him remarkably like the rest of the chosen family: and if we had talked with him, we should have said, "We find that his experience and ours are much the same. He is more faithful, more holy, and more deeply taught than we are, but he has the selfsame trials to endure. Nay, in some respects he is more sorely tried than ourselves." Do not, then, look upon the ancient saints as being exempt either from infirmities or sins; and do not regard them with that mystic reverence which will almost make us idolators. Their holiness is attainable even by us. We are "called to be saints" by that same voice which constrained them to their high vocation. It is a Christian's duty to force his way into the inner circle of saintship; and if these saints were superior to us in their attainments, as they certainly were, let us follow them; let us emulate their ardour and holiness. We have the same light that they had, the same grace is accessible to us, and why should we rest satisfied until we have equalled them in heavenly character? They lived with Jesus, they lived for Jesus, therefore they grew like Jesus. Let us live by the same Spirit as they did, "looking unto Jesus," and our saintship will soon be apparent. by CH Spurgeon === From: Suzianty Herawati "Fellow citizens with the saints." --Ephesians 2:19 What is meant by our being citizens in heaven? It means that we are under heaven's government. Christ the king of heaven reigns in our hearts; our daily prayer is, "Thy will be done on earth as it is in heaven." The proclamations issued from the throne of glory are freely received by us: the decrees of the Great King we cheerfully obey. Then as citizens of the New Jerusalem, we share heaven's honours. The glory which belongs to beatified saints belongs to us, for we are already sons of God, already princes of the blood imperial; already we wear the spotless robe of Jesu's righteousness; already we have angels for our servitors, saints for our companions, Christ for our Brother, God for our Father, and a crown of immortality for our reward. We share the honours of citizenship, for we have come to the general assembly and Church of the first-born whose names are written in heaven. As citizens, we have common rights to all the property of heaven. Ours are its gates of pearl and walls of chrysolite; ours the azure light of the city that needs no candle nor light of the sun; ours the river of the water of life, and the twelve manner of fruits which grow on the trees planted on the banks thereof; there is nought in heaven that belongeth not to us. "Things present, or things to come," all are ours. Also as citizens of heaven we enjoy its delights. Do they there rejoice over sinners that repent--prodigals that have returned? So do we. Do they chant the glories of triumphant grace? We do the same. Do they cast their crowns at Jesu's feet? Such honours as we have we cast there too. Are they charmed with His smile? It is not less sweet to us who dwell below. Do they look forward, waiting for His second advent? We also look and long for His appearing. If, then, we are thus citizens of heaven, let our walk and actions be consistent with our high dignity. by CH Spurgeon === From: Suzianty Herawati "Forget not all His benefits." --Psalm 103:2 It is a delightful and profitable occupation to mark the hand of God in the lives of ancient saints, and to observe His goodness in delivering them, His mercy in pardoning them, and His faithfulness in keeping His covenant with them. But would it not be even more interesting and profitable for us to remark the hand of God in our own lives? Ought we not to look upon our own history as being at least as full of God, as full of His goodness and of His truth, as much a proof of His faithfulness and veracity, as the lives of any of the saints who have gone before? We do our Lord an injustice when we suppose that He wrought all His mighty acts, and showed Himself strong for those in the early time, but doth not perform wonders or lay bare His arm for the saints who are now upon the earth. Let us revie
JNM <*> Pasmina Impian (tayang ulang)
From: Mundhi Sabda Lesminingtyas Pasmina Impian (Oleh : Lesminingtyas) -- Sinar Harapan, 11 September 2004-- Sudah beberapa bulan yang lalu saya memimpikan untuk bisa memiliki Pasmina, selembar kain untuk pemanis tampilan diri. Saya selalu membayangkan betapa menariknya saya kalau mengenakan kain yang memang lagi ngetrend di kalangan perempuan berkelas. Setelah sekian lama mengumpulkan sisa-sisa uang belanja, saya mempunyai selembar uang yang saya hitung-hitung pas untuk membeli Pasmina yang dipajang di toko kain di sebelah gereja. Pasmina yang manis itu memang sudah lama saya incar. Setiap pulang dari gereja, saya mampir ke toko itu sekedar untuk merasakan lembutnya kain impian saya atau sekedar memandangi Pasmina yang begitu ingin saya miliki sambil membayangkan betapa indahnya kelak jika melilit di punggung saya. Seperti biasa, setiap hari Minggu saya pergi ke gereja untuk mengikuti kebaktian yang pertama. Dari rumah saya sudah merencanakan untuk membeli Pasmina sepulang dari gereja nanti. Dengan hati yang berbunga-bunga, saya pergi ke gereja mengenakan baju terbagus yang saya punya dengan sepatu terbaru yang sudah saya semir mengkilat sejak semalam. Tak lupa parfum kelas menengah saya semprotan ke tubuh saya untuk menambah kesempurnaan performa. Seperti biasa, saya naik angkot jurusan Cibinong - Pasar Anyar, Bogor. Selama di angkot saya duduk sangat berhati-hati supaya baju yang telah saya setrika lengkap dengan cairan pewangi itu tidak kusut. Pokoknya minggu pagi itu saya ingin tampil habis-habisan, supaya tampak cantik dan mempesona. Dalam perjalanan itu saya membayangkan teman-teman di gereja nanti pasti akan terkagum-kagum melihat saya yang tampil beda. Tetapi tiba-tiba, "bleg" seseorang telah meletakkan bungkusan besar ke dalam angkot. Sedetik kemudian sepasang kaki beralas sandal jepit usang dan penuh lumpur mendekati kaki saya dan bahkan salah satunya berada tepat di atas sepatu saya. "Aduh..yach" keluh saya spontan sambil menahan amarah. Tapi kejengkelan saya segera berakhir setelah saya mendengar suara penyesalan "Punteun Neng, Umi nggak sengaja. Maap ya Neng, Umi memang sudah lamur" (Umi adalah panggilan untuk ibu yang biasa dipakai di Arab dan juga di daerah Pasundan, Jawa Barat). Suara parau dan gemetar itu membuat saya merinding dan memaksa saya mengalihkan pandangan kearah suara itu. "Ya, ampun Tuhan, saya telah menyakitinya" kata saya dalam hati sambil memandang haru perempuan yang sudah mulai rapuh termakan usia itu. Kulit yang berlipat-lipat dan kotor itu membungkus tulang-tulang tubuhnya yang menonjol. Nafasnya yang tersengal-sengal membuat dadanya yang dibungkus kain kumal itu bergerak lebih cepat dari pada orang-orang biasanya, seakan lengkap mengisahkan cerita kemiskinan yang dijalaninya. Saya baru sadar bahwa suara saya telah membuatnya merasa bersalah. Sayapun segera menenangkannya "Nggak apa-apa kok mi, saya sudah biasa" Tapi biarpun saya sudah menunjukkan sikap yang memaafkan, perempuan tua itu belum habis juga rasa bersalahnya. Ia berusaha menarik ujung selendangnya, membungkuk dan meraih ujung sepatu saya. Dengan selendang miliknya, perempuan itu berusaha membersihkan lumpur tebal yang menempel di ujung sepatu saya. Secara reflek sayapun menarik kaki saya, berusaha menjauh. Saya risih dengan perlakuan dan sikap Umi yang merendahkan dirinya. Tangan sayapun menggapai dan menarik tangan Umi ke atas sehingga ujung sepatu saya benar-benar tak tersentuh lagi oleh tangannya yang kurus, pucat dan dingin itu. Untuk menunjukkan ketulusan saya yang telah melupakan dan memaafkan kejadian tadi, saya berusaha mengajaknya bicara. "Umi mau kemana ?" tanya saya lembut. "Biasa neng, mau jual opak ke pasar" jawab perempuan tua itu sambil membetulkan bungkusannya yang begitu besar. "Ini terbuat dari apa, mi" tanya saya berbasa-basi, sambil menunjuk lempengan-lempengan tipis berwarna krem yang ada di bungkusan milik Umi. Dalam logat Sunda yang kental, perempuan itupun menjawab "Namina oge opak, dijieunna tina sampeu, atuh neng !". Saya hampir tak mengerti kata-kata Umi, saya hanya menangkap bagian depannya saja yang kira-kira artinya "namanya opak", tapi selebihnya saya benar-benar tidak mengerti. Supaya nggak diajak bicara Bahasa Sunda yang lebih panjang lagi, saya jawab saja "O..." sambil pura-pura tahu. Tapi tampaknya mata perempuan itu tidak bisa dibohongi. "Ieu teh opak neng. Dijienna tina sampeu. Sanggeus diparut laju diaseupan, terus didedetkeun" Umi berusaha menjelaskan. "Ieu sarebu tilu, dua rebu genep" tambahnya. Saya makin tidak mengerti tetapi saya tidak tahan untuk terus berpura-pura, dan sayapun bertanya "Apa mi ?" Umi tampak kecewa dengan pertanyaan saya tetapi tetap berusaha berbicara pada saya "Lamun neng hayang meser lobaan, sarebu opat oge dipasihan. Sok diborongan atuh neng, biar Umi gancang baralik. Ieu aya delapan puluh, lamun borongan, neng ngabayaran ku Umi dua puluh rebu wae. Kumaha neng, daek nyak ?" Merasa did
JNM <*> Gods Work Ministry E-Mail
From: "Dwayne Savaya" <[EMAIL PROTECTED]> Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail Dear Friend, It is important in life that we continually stand strong and show our confidence in God's ability to strengthen us, meet our needs and deliver us from the obstacles that come our way. The Lord declares in Psalm 46:10 "Be still, and know that I am God." The Lord is able to do exceeding abundantly above all that we ask or think and are to remember to be still and know that God's Spirit is right by our side. Isaiah 59:1 says, "Behold, the Lord's hand is not shortened, that it cannot save; neither His ear heavy, that it cannot hear." God is the faithful Father who promised to never leave you, but will hear your prayer and save you with His mighty hand. We should never allow worry or anxiety to enter into our hearts and keep us from reaching the heights of victory that God wishes for us to reach and stand upon. The Lord is our strength and refuge as we read in Psalm 46:1 "God is our refuge and strength, a very present help in trouble." Be encouraged to continue on and know that God is with you and will meet your every need because of your faith, confidence and trust in Him. (Psalm 37:3-9) I hope you are encouraged by this story to rest in God's ability and trust that He will save and deliver you from the trials that come your way. STOP STRUGGLING A story is told of a man taking a trip on an old wooden sailing ship. He was out of the deck one day and saw one of the crew-members climbing the ropes, going up to the crow's nest. When he was about half way up, the ship pitched to one side and he was thrown overboard. When he hit the water, he began to scream for help, and flail his arms wildly, as he struggled to survive. The traveler watched as a sailor walked over to the rail of the ship, and calmly observed the man in the water. After a short while the man in the water tired, and began to sink. Immediately the sailor standing by the rail jumped overboard, and rescued the drowning victim. After both men were safely on board, the traveler went over to the rescuer and asked, "why did you wait so long to jump in the water and rescue this man?" He calmly replied, "I have found that as long as a man is struggling in the water, there is a greater chance that he will get us both killed if I jump in too quickly, and try to save him." I have learned that it is better to let them struggle awhile, and when they come to the end of their own strength, I can then jump in and rescue them. My friend, are you like the drowning man in the story? Have you fallen from your place of comfort and safety, and you are now struggling just to survive? Have you cried out to God to come and rescue you immediately? It is possible the Lord is waiting until you have come to the end of yourself, and stop struggling in a vain attempt to save yourself, through any means. When you finally admit you can't save yourself, God will jump into the water and save you! Author Unknown Read and meditate on these scriptures: 2 Corinthians 1:3-4 "Blessed be God, even the Father of our Lord Jesus Christ, the Father of mercies, and the God of all comfort; Who comforteth us in all our tribulation, that we may be able to comfort them which are in any trouble, by the comfort wherewith we ourselves are comforted of God." 2 Corinthians 12:8-10 "For this thing I besought the Lord thrice, that it might depart from me. And He said unto me, My grace is sufficient for thee: for my strength is made perfect in weakness. Most gladly therefore will I rather glory in my infirmities, that the power of Christ may rest upon me. Therefore I take pleasure in infirmities, in reproaches, in necessities, in persecutions, in distresses for Christ's sake: for when I am weak, then am I strong." Jeremiah 32:17-18 "Ah Lord GOD! behold, Thou hast made the heaven and the earth by Thy great power and stretched out arm, and there is nothing too hard for Thee: Thou shewest lovingkindness unto thousands, and recompensest the iniquity of the fathers into the bosom of their children after them: the Great, the Mighty God, the LORD of hosts, is His Name." Psalm 37:3-6 "Trust in the LORD, and do good; so shalt thou dwell in the land, and verily thou shalt be fed. Delight thyself also in the LORD; and He shall give thee the desires of thine heart. Commit thy way unto the LORD; trust also in Him; and He shall bring it to pass. And He shall bring forth thy righteousness as the light, and thy judgment as the noonday." All of these scriptures can be found in the King James Version Bible. Today's Selected Poem: GOD KNOWS Click here to read --- http://www.Godswork.org/enpoem15.htm Today's Selected Testimony: GOD KNOWS ME Click here to read --- http://www.Godswork.org/testimony128.htm In Christ's Service, Dwayne Savaya Gods Work Ministry Please feel free to visit the Website to read more Encouraging and Inspirational stories,