RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA

2005-11-17 Terurut Topik Bernardus Bayuardi



Ada info sedikit nih pak, Telkomsel biaya operasionalnya sudah ketutup hanya dengan pemasukan dari SMS; dan pemasukan dari fitur2 yang lain sudah menangguk untung dan yang lebih dahsyat lagi setahun bisa untung 600%, makanya "dipaksa" untuk bangun banyak2 BTS sampai kecamatan jadi kalo sudah semuanya kepasang keuntungannya "tinggal" 70%,   any comment  rgds  bayuWardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Seorang petinggi motorola mengatakan di Kompas bahwa pasar potensial bisnis seluler nasional adalah mereka yang berpenghasilan di atas 4 juta per bulan, dan jumlahnya sekitar 21 juta orang. Bila kita mengambil angka 28 juta sebagai pelanggan seluler, kemudian di break lagi menjadi pelanggan tetap/paska bayar dan prabayar, maka jumlah
 pelanggan paska hanya (28jt x 17%) atau = 4,76jt, sementara lebih dari 23jt adalah pelanggan bergerak/berpindah.Nah bila yg dibidik adalah bagaimana pelanggan bergerak agar menjadi pelanggan tetap maka akan ada pasar potensial sebesar 21jt dikurang 4,76jt.  Barangkali pasar CDMA akhirnya juga pasar GSM, dan hal ini sudah terjadi dimana seseorang memegang GSM sekaligus CDMA. Untuk panggilan keluar cukup dg CDMA (jabotabek), sedangkan bila harus keluar kota baru pakai GSM-nya.  Ada fenomena menarik di sini barangkali, bagaimana suatu perusahaan mengalami kelebihan uang ! Kira2 menjadi suatu masalah tidak? Telkomsel, operatos GSM terbesar dg pelanggan diatas 10 jt, bila kita anggap saja semuanya [pelanggan paska bayar dg ARPU/average revenue per user misal 100rb perak saja, maka tiap bulan revenuenya mencapai 1 trilyun rupiah !! Makanya mereka bisa bangun BTS sampai tiap kecamatan. 
 Rgds -- From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED] on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED] Reply To:   mm-ugm@yahoogroups.com Sent:   15 Nopember 2005 9:21 To:     mm-ugm@yahoogroups.com Subject:    RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA   heheheheh lengkap banget informasinya
 Om.   pemain sepertinya akan bertambah lagi nih dengan masuknya keluarga sampoerna di frekuensi 450? meskipun bermasalah dengan ketersediaan handset   anyway, ada beberapa hal yang menurut saya menarik: 1. Pengguna GSM sebenarnya tidak sampai 30 juta, saya menghitung maksimum itu cuma sekitar 28 juta aja dan benar kata Om Wardoyo emang sebagian besar itu flying customers sehingga banyak sekali kartu yang beredar itu menjadi calling card alias habis ya dibuang. Tapi saya kira dalam waktu dekat kita bisa mendapatkan data yang lebih valid seiring dengan regulasi yang mengharuskan pengguna prabayar tuk mendaftarkan nomornya terakhir bulan April 2006. Di situ akan terlihat konfigurasi yang menarik dan menurut saya market leader justru akan terkena dampak karena kemungkinan besar flying customers dan juga pembeli calling card pasti
 secara proporsi akan banyak dari sang market leader di GSM, bukan?  btw, apakah regulasinya juga menyentuh sampai CDMA dimana pengguna prabayar juga harus mendaftar?   2. Saya sih sampai sekarang masih berpikir aja apakah gebrakan CDMA ini tidak salah target market. Yup, kita semua sepakat tingkat penetrasi fixed line di jaman Telkom masih kecil sekali, hal tersebut yang coba diakomodir oleh Ratelindo, tetapi kenapa CDMA masih nekat dan ngotot masuk ke pasar nya GSM, bukankah itu memperebutkan kue yang sama? hal seperti ini yang coba dilakukan Flexi. makanya saya memberikan acungan jempol sepuluh (jempol dari mana ya hehehe) saat Esia saya lihat paling kreatif dengan berani menyasar target market yang tepat misalnya bekerjasama dengan induk koperasi pedagang (Inkopas ya Pak) yang menurut saya segmen seperti inilah yang seharusnya digarap seiring dengan belum memadainya coverage dari CDMA tuk compete dengan GSM.
Karena kalau sudah compete dengan GSM, expectation pelanggan pasti menggunakan produk yang murah tetapi kualitasnya seperti GSM, hal tersebut yang dulunya sempat membuat masalah bagi FLEXI (ini terbukti dari beberapa survey yang kita lakukan)   Nah, sekarang dengan adanya kerjasama antar operator sehingga memungkinkan national coverage (meskipun saya tidak tahu apakah akan tetap jadi limited mobile wireless atau akan jadi unlimited mobile wireless seperti GSM, regulasinya gimana Pak?) tentu saja peta persaingan akan berubah total   Perang harga yang akhirnya menciptakan ekuilibrium baru dan juga edukasi dari Esia tentang Talk Time yang dipuji oleh banyak orang memang menciptakan nuansa baru perang pemasaran seluler baik itu GSM maupun CDMA. menarik tuk disimak meskipun
 berdarah-darah   any other comments?   salam marketer   sumarketer     
		 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.

 

 





Sudahkah Anda mengunjungi http://www.kagama-mm.com/ hari ini?
*** THE TRADITION OF QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) ***





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "mm-ugm" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA

2005-11-15 Terurut Topik Wardoyo
Title: RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA









Seorang petinggi motorola mengatakan di Kompas bahwa pasar potensial bisnis seluler nasional adalah mereka yang berpenghasilan di atas 4 juta per bulan, dan jumlahnya sekitar 21 juta orang. Bila kita mengambil angka 28 juta sebagai pelanggan seluler, kemudian di break lagi menjadi pelanggan tetap/paska bayar dan prabayar, maka jumlah pelanggan paska hanya (28jt x 17%) atau = 4,76jt, sementara lebih dari 23jt adalah pelanggan bergerak/berpindah.Nah bila yg dibidik adalah bagaimana pelanggan bergerak agar menjadi pelanggan tetap maka akan ada pasar potensial sebesar 21jt dikurang 4,76jt.

Barangkali pasar CDMA akhirnya juga pasar GSM, dan hal ini sudah terjadi dimana seseorang memegang GSM sekaligus CDMA. Untuk panggilan keluar cukup dg CDMA (jabotabek), sedangkan bila harus keluar kota baru pakai GSM-nya.

Ada fenomena menarik di sini barangkali, bagaimana suatu perusahaan mengalami kelebihan uang ! Kira2 menjadi suatu masalah tidak? Telkomsel, operatos GSM terbesar dg pelanggan diatas 10 jt, bila kita anggap saja semuanya [pelanggan paska bayar dg ARPU/average revenue per user misal 100rb perak saja, maka tiap bulan revenuenya mencapai 1 trilyun rupiah !! Makanya mereka bisa bangun BTS sampai tiap kecamatan.

Rgds


--

From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED] on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED]

Reply To:   mm-ugm@yahoogroups.com

Sent:   15 Nopember 2005 9:21

To:     mm-ugm@yahoogroups.com

Subject:    RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA


heheheheh lengkap banget informasinya Om.

 

pemain sepertinya akan bertambah lagi nih dengan masuknya keluarga sampoerna di frekuensi 450? meskipun bermasalah dengan ketersediaan handset

 

anyway, ada beberapa hal yang menurut saya menarik:

1. Pengguna GSM sebenarnya tidak sampai 30 juta, saya menghitung maksimum itu cuma sekitar 28 juta aja dan benar kata Om Wardoyo emang sebagian besar itu flying customers sehingga banyak sekali kartu yang beredar itu menjadi calling card alias habis ya dibuang. Tapi saya kira dalam waktu dekat kita bisa mendapatkan data yang lebih valid seiring dengan regulasi yang mengharuskan pengguna prabayar tuk mendaftarkan nomornya terakhir bulan April 2006. Di situ akan terlihat konfigurasi yang menarik dan menurut saya market leader justru akan terkena dampak karena kemungkinan besar flying customers dan juga pembeli calling card pasti secara proporsi akan banyak dari sang market leader di GSM, bukan?  btw, apakah regulasinya juga menyentuh sampai CDMA dimana pengguna prabayar juga harus mendaftar?

 

2. Saya sih sampai sekarang masih berpikir aja apakah gebrakan CDMA ini tidak salah target market. Yup, kita semua sepakat tingkat penetrasi fixed line di jaman Telkom masih kecil sekali, hal tersebut yang coba diakomodir oleh Ratelindo, tetapi kenapa CDMA masih nekat dan ngotot masuk ke pasar nya GSM, bukankah itu memperebutkan kue yang sama? hal seperti ini yang coba dilakukan Flexi. makanya saya memberikan acungan jempol sepuluh (jempol dari mana ya hehehe) saat Esia saya lihat paling kreatif dengan berani menyasar target market yang tepat misalnya bekerjasama dengan induk koperasi pedagang (Inkopas ya Pak) yang menurut saya segmen seperti inilah yang seharusnya digarap seiring dengan belum memadainya coverage dari CDMA tuk compete dengan GSM. 

 

Karena kalau sudah compete dengan GSM, expectation pelanggan pasti menggunakan produk yang murah tetapi kualitasnya seperti GSM, hal tersebut yang dulunya sempat membuat masalah bagi FLEXI (ini terbukti dari beberapa survey yang kita lakukan)

 

Nah, sekarang dengan adanya kerjasama antar operator sehingga memungkinkan national coverage (meskipun saya tidak tahu apakah akan tetap jadi limited mobile wireless atau akan jadi unlimited mobile wireless seperti GSM, regulasinya gimana Pak?) tentu saja peta persaingan akan berubah total

 

Perang harga yang akhirnya menciptakan ekuilibrium baru dan juga edukasi dari Esia tentang Talk Time yang dipuji oleh banyak orang memang menciptakan nuansa baru perang pemasaran seluler baik itu GSM maupun CDMA. menarik tuk disimak meskipun berdarah-darah

 

any other comments?

 

salam marketer

 

sumarketer

 








Sudahkah Anda mengunjungi http://www.kagama-mm.com/ hari ini?
*** THE TRADITION OF QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) ***





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "mm-ugm" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA

2005-11-14 Terurut Topik Sumardy Ma
 skala ekonomi ini, apa benar bisa dg % atau dg minimal market share).  Dalam seluler akrab dikenal yg namanya CHURN (flying buyers), dimana pergeseran bisnis telah memaksa suatu telepon bukan aset namun kini menjadi komoditas layaknya kita beli pizza, pembeli tinggal beli makan dan selesai. Kembali ke klaims pemain GSM yg mengatakan
 pelanggan mereka 30jt, ini masih terbagi lagi antara pelanggan tetap (paska bayar) dan pelanggan pra bayar/ yg berganti2 nomor (flying buyers tadi). Porsi dari churn tadi celakanyan sangatlah tinggi, kira2 sebesar 83%. Jadi pelanggan tetap sebenarnya hanyalah 17% saja dari jumlah 30jt ini.  Secara global memang GSM sdh lebih dulu hadir dan market share global mereka lebih dari 1 milyar, sementara CDMA baru 200jt. Umumnya GSM dipakai di negara2 Eropa, Amerika dan juga Asia. Sedangkan CDMA juga dari Amerika/Canada, dan Asia.  Esia dg CDMA harus bertarung dg Flexi, Starone dan Mobil-8 (CDMA mobile) pada satu sisi dan secara terbuka harus menghadapi pemain GSM yg jumlah pelaqnggannya cenderung mulai jenuh. 3 tahun terakhir pertumbuhan pasar seluler berada pd angka 30%, namun diperkirakan 3 tahun kedepan akan menurun menjadi 17 atau 15% saja.  Flexi
 mengklaims bahwa pelanggan mereka menuju 2 juta, Starone dan Esia relatif seimbang dg sekitar 500rb pelanggan sementara mobil-8 berada sedikit diatas Esia. Utk hari ini, menyusul regulasi frekuensi keempat pemain sdh masuk ke national coverage (sebagaimana GSM). Nah sampai tahun 2005 Esia baru memasarkan jakarta dan jabar, namun awal 2006 besok sudah bisa nasional dg menggunakan jaraingan Starone (sementara di jakarta.jabar starone boleh menggunakan frekuensi Esia).  Utk jakarta/jabar kenapa sinyal Esia lebih kuat dari Flexi, karena beda frekuensi dimana Esia di 800 sedang flexi di 1900. Namun diluar area tadi Flexi sdh menggunakan 800. Beda frekuensi ini juga berdampak beda biaya investasi dimana utk 1 BTS 800 setara dg 4 BTS 1900, sehingga kenapa Esia bisa menawarkan tarif lebih murah. Perbedaan lain adalah penglaman Esia lebih lama dalam seluler ketimbang Flexi. Namun bisa saja keunggulan tadi ditutup Flexi dg modal besar mereka maupun
 jaringan yg lbh luas.  Kira2 seperti ini posisi Esia dalam persaingan seluler menghadapi raksasa macam Telkom dan Indosat. Bisa dikatakan kita hanyalah yg terkecil diantara semua pemain, gitu kang Sumardy. Dampak dari promosi gencar kita ttg talktime membuahkan hasil di jakarta/jabar dimana penjualan kita naik tajam/revenue juga tentunya naik. Namun apakah ini sdh membuat Esia diatas angin- belum juga, ingat investasi kita dalam dollar dalam jumlah yg besar sekali.  Salam, -- From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED] on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED] Reply To:   mm-ugm@yahoogroups.com Sent:   27 Oktober 2005 16:48 To:     mm-ugm@yahoogroups.com Subject:        RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300   heheheh mumpung ada juragan dari esia, boleh nanya dong om   kira2 setelah keluarnya marketing activities yang meng-edukasi pelanggan dengan talk time, efeknya seperti apa?   mulai dari pertambahan jumlah pelanggan dibandingkan pertambahan biasanya yang belum menggalakkan talk time   thanks   sumarketer   Wardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   "Control Your Destiny or Some One Else Will"
		 Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.

 

 





Sudahkah Anda mengunjungi http://www.kagama-mm.com/ hari ini?
*** THE TRADITION OF QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) ***








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Undergraduate business schools
  
  
Business school essay
  
  
Business school and education
  
  


Top business schools
  
  
Best business schools
  
  
Business school minnesota
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "mm-ugm" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA

2005-11-14 Terurut Topik Wardoyo
Title: RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 + ESIA








Kang Sumardy, mumpung ada perhatian dari pakar marketing ini sekalian saja share mengenai sedikit kondisi perusahaan kecil kita. Awalnya Esia bernama Ratelindo dan berdiri tahun 1993 sebagai realisasi pemerintah mencabut hak monopoli telkom atas penyedia sambungan telpon. Sampai hari ini kalau tidak salah telkom telah berhasil memasang sambungan telpon rumah (PSTN) sebanyak 9 jt line, jumlah yg masih sangat rendah unutk penduduk nasional 230jt. Ratelindo masuk dg memberikan kemudahan sambungan telpon tetap rumah tanpa kabel, namun dg menggunakan frekuensi radio. Jumlah line yg berhasil dipasang tdklah menggembirakan, hanya sekitar 200rb line utk jabotabek. Ada satu kesalahan besar dalam bisnis ratelindo dimana utk memasang 1 line saja, perusahaan harus menaruh suatu peralatan disebut SSU/single subscriber unit senila $550, dan ini pelanggan sama sekali tdk membayar. Yg dibayar pelanggan hanyalah handset dan pasang baru yg besarnya sama dg pasang baru telkom (kira2 satu juta perak). Periode 1993 sampai 1997 (awal krisis) ternyata banyak perangkat senilai $550 tadi yg hilang, karena pindahnya pelanggan atau pelanggan kontrak (dan ini kesalahan melayani pelanggan hanya dg syarat KTP saja). Diperkirakan sekitar 50rb unit perangkat hilang.

Krisis 1997 menghempaskan perusahaan dan nyaris ambruk bila saja holding tdk cukup kuat. Tahun 2000 mulai dijajagi ganti teknologi dari ETDMA (ratelindo) ganti ke CDMA (Esia). Namun justru telkom melalui Flexi lebih dulu meluncur dan Esia akhirnya merilis CDMA akhir 2003. Utk hidup perusahaan, pelanggan 200rb yg susut menjadi 150rb tadi tetap dimaintain sementara memasarkan CDMA (jadi mengoperasikan 2 teknologi). Awal pemasaran CDMA tdklah mudah karena dipasar telah ada pemain GSM yaitu Telkomsel, Satelindo dan ProXL yang klaims pelanggan mereka terakhir saja jumlahnya lebih dari 30jt.

Bisnis seluler adalah bisnis volume, maksudnya operator dg pelanggan sedikit bakal sulit bersaing, jadi mau tdk mau harus terus mengejar pelanggan agar tercapai skala ekonomi. Ada yg bilang skala ekonomi besarannya 10% dimana bila jumlah market share 30 juta minimal perolehan pelanggan adalah 3 juta pelanggan, jadi operator dg pelanggan dibawah 3 jt akan sulit mengembangkan bsinisnya (tolong dikoreksi mengenai skala ekonomi ini, apa benar bisa dg % atau dg minimal market share).

Dalam seluler akrab dikenal yg namanya CHURN (flying buyers), dimana pergeseran bisnis telah memaksa suatu telepon bukan aset namun kini menjadi komoditas layaknya kita beli pizza, pembeli tinggal beli makan dan selesai. Kembali ke klaims pemain GSM yg mengatakan pelanggan mereka 30jt, ini masih terbagi lagi antara pelanggan tetap (paska bayar) dan pelanggan pra bayar/ yg berganti2 nomor (flying buyers tadi). Porsi dari churn tadi celakanyan sangatlah tinggi, kira2 sebesar 83%. Jadi pelanggan tetap sebenarnya hanyalah 17% saja dari jumlah 30jt ini.

Secara global memang GSM sdh lebih dulu hadir dan market share global mereka lebih dari 1 milyar, sementara CDMA baru 200jt. Umumnya GSM dipakai di negara2 Eropa, Amerika dan juga Asia. Sedangkan CDMA juga dari Amerika/Canada, dan Asia.

Esia dg CDMA harus bertarung dg Flexi, Starone dan Mobil-8 (CDMA mobile) pada satu sisi dan secara terbuka harus menghadapi pemain GSM yg jumlah pelaqnggannya cenderung mulai jenuh. 3 tahun terakhir pertumbuhan pasar seluler berada pd angka 30%, namun diperkirakan 3 tahun kedepan akan menurun menjadi 17 atau 15% saja.

Flexi mengklaims bahwa pelanggan mereka menuju 2 juta, Starone dan Esia relatif seimbang dg sekitar 500rb pelanggan sementara mobil-8 berada sedikit diatas Esia. Utk hari ini, menyusul regulasi frekuensi keempat pemain sdh masuk ke national coverage (sebagaimana GSM). Nah sampai tahun 2005 Esia baru memasarkan jakarta dan jabar, namun awal 2006 besok sudah bisa nasional dg menggunakan jaraingan Starone (sementara di jakarta.jabar starone boleh menggunakan frekuensi Esia).

Utk jakarta/jabar kenapa sinyal Esia lebih kuat dari Flexi, karena beda frekuensi dimana Esia di 800 sedang flexi di 1900. Namun diluar area tadi Flexi sdh menggunakan 800. Beda frekuensi ini juga berdampak beda biaya investasi dimana utk 1 BTS 800 setara dg 4 BTS 1900, sehingga kenapa Esia bisa menawarkan tarif lebih murah. Perbedaan lain adalah penglaman Esia lebih lama dalam seluler ketimbang Flexi. Namun bisa saja keunggulan tadi ditutup Flexi dg modal besar mereka maupun jaringan yg lbh luas.

Kira2 seperti ini posisi Esia dalam persaingan seluler menghadapi raksasa macam Telkom dan Indosat. Bisa dikatakan kita hanyalah yg terkecil diantara semua pemain, gitu kang Sumardy. Dampak dari promosi gencar kita ttg talktime membuahkan hasil di jakarta/jabar dimana penjualan kita naik tajam/revenue juga tentunya naik. Namun apakah ini sdh membuat Esia diatas angin- belum juga, ingat investasi kita dalam dollar dalam jumlah yg besar sekali.

Salam,


--

From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL

RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300

2005-10-27 Terurut Topik Aditya adit
FYI;
Selamat bung Mardy

Saya Dapat informasi artikel-nya menang di lomba
penulisan yang diadakan oleh Pro-XL.

Memang anda layak dapat bintang, artikel nya bagus
sekali.

Thanks;
Kind Regards;
=Adit=

--- Sumardy Ma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> heheheh mumpung ada juragan dari esia, boleh nanya
> dong om
>  
> kira2 setelah keluarnya marketing activities yang
> meng-edukasi pelanggan dengan talk time, efeknya
> seperti apa?
>  
> mulai dari pertambahan jumlah pelanggan dibandingkan
> pertambahan biasanya yang belum menggalakkan talk
> time
>  
> thanks
>  
> sumarketer
> 
> Wardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Kalu kita, provider seluler berbasis CDMA, sekarang
> sedang menggalakkan konsep Talktime (instead of
> 'pulsa'), dimana sesama pengguna Esia cukup dicharge
> 3000 rupiah unutk pembicaraan selama 60 menit (atau
> 50 perak per-menit).
> 
> Salam, 
> 
> -- 
> From:  
> [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED]
> on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED] 
> Reply To:   mm-ugm@yahoogroups.com 
> Sent:   27 Oktober 2005 16:22 
> To: mm-ugm@yahoogroups.com 
> Subject:[mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 
> 
> 
> Jauh - Dekat Rp. 300 
> 
> Salam Marketer 
> 
> Berikut saya kirimkan artikel yang dimuat di
> www.swa.co.id  yang menjadi
> Pemenang Favorit XL Award - Writing Contest 2005
> 
> 
> Jauh - Dekat Rp. 300 
> "Tuhan" Saja Pakai SMS 
> 
> 
> "MY GOD I JUST WANT 2 ASK UR FORGIVENESS & BLES MY
> FAMILY." 
> 
> "God gives help to those hu believe. Ecc 2:25-27:
> "For God gives wisdom and knowledge and joy to a man
> who is good in His sight." - Love, God"
> 
> Jangan terheran-heran dulu. Kalimat pertama diatas
> yang semuanya menggunakan huruf besar tentu memiliki
> makna tersendiri. Saat sebuah tulisan dalam bentuk
> huruf besar semua, maka dapat dibayangkan perasaan
> yang sedang dialami si penulis.
> 
> Itulah kalimat SMS (short message service) alias
> pesan pendek yang dikirimkan oleh salah satu
> pengguna seluler di Filipina kepada "Tuhan." Ah,
> yang bener aja?! Masak Tuhan punya telepon genggam?"
> Mungkin itulah pertanyaan yang muncul di benak Anda.
> 
> Kalau tidak percaya, baca aja kalimat lanjutan di
> atas. Bukankah "Tuhan" memberikan "jawabannya" lewat
> SMS. Percaya tidak percaya, bukan sulap bukan sihir.
> Itulah jawaban dari "Tuhan" kepada si pengirim yang
> berniat mendekatkan diri kepada Tuhan untuk
> memperoleh pengampunan dan berkah dari Yang Maha
> Kuasa.
> 
> Berkah dan pengampunan itu dapat diperoleh hanya
> dengan satu kali SMS yang kalau di Indonesia
> harganya berkisar antara Rp. 250 - 350. Semua ini
> bisa terjadi dengan diluncurkannya program "Talk to
> God" oleh satu satu provider di Filipina. Program
> ini mendorong seseorang mengirimkan SMS yang
> seakan-akan ditujukan kepada "Tuhan" dan akan
> dibalas langsung oleh "Tuhan". Program yang luar
> biasa ini menghasilkan 2 juta SMS hanya dalam waktu
> 6 bulan.
> 
> Orang yang selama ini merasa Tuhan itu jauh mungkin
> dapat mendekatkan dirinya lebih sering dengan
> memanfaatkan jasa SMS yang murah meriah. Tidak salah
> kalau dikatakan "Jauh Dekat Rp. 300" Semuanya
> menjadi terselesaikan dengan satu buah SMS dari
> manapun, ke siapapun dan kemanapun di belahan dunia
> ini maupun "dunia lain" seperti program Talk to God
> tersebut.
> 
> SMS adalah layanan yang dilaksanakan dengan cara
> mengirim atau menerima pesan-pesan pendek dengan
> menggunakan telepon genggam. Sebuah SMS maksimal
> terdiri dari 140 bytes, atau dapat memuat 140
> karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit, 70 karakter
> 16-bit untuk bahasa Jepang, China dan Korea yang
> memakai aksara Kanji.
> 
> SMS saat ini memang dianggap sebagai salah satu
> killer application yang merubah cara seorang manusia
> menghabiskan waktunya dan kehidupan sehari-harinya.
> Mulai dari kehidupan seorang manusia biasa sampai
> kehidupan seorang selebritis dan public figure.
> 
> Masih ingat bagaimana di bulan Januari 2001, seorang
> presiden dari Filipina bernama Joseph Estrada
> dipaksa turun dari kursi kepresidenannya dengan
> gerakan people power yang dikoordinasi lewat SMS.
> Seorang presiden yang dulunya terpilih karena
> memiliki dukungan publik yang begitu besar akhirnya
> harus jatuh karena publik berhasil menyatukan diri
> untuk menurunkan sang presiden.
> 
> Sebelum adanya SMS, publik yang terdiri dari jutaan,
> ratusan juta dan bahkan milyaran orang merupakan
> sebuah entitas besar yang sulit dijangkau dengan
> media apapun dalam sekejap. Akan tetapi kehadiran
> SMS telah merubah segalanya. Publik yang sedemikian
> luas terlihat menjadi tiada artinya. Publik yang
> sedemikian banyak orangnya dan sulit "disatukan"
> menjadi sebuah elemen kecil yang dengan mudah bisa
> dijangkau hanya dalam waktu hitungan detik
> memanfaatkan killer application bernama SMS.
> 
> Seperti cerita Talk to God di atas, kejatuhan
> Estrada juga menggambarkan bagaimana SMS merubah
> sebuah tatanan publik menjadi sesuatu yang mudah
> dijangkau. :Publiknya te

RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300

2005-10-27 Terurut Topik Sumardy Ma



heheheh mumpung ada juragan dari esia, boleh nanya dong om
 
kira2 setelah keluarnya marketing activities yang meng-edukasi pelanggan dengan talk time, efeknya seperti apa?
 
mulai dari pertambahan jumlah pelanggan dibandingkan pertambahan biasanya yang belum menggalakkan talk time
 
thanks
 
sumarketerWardoyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kalu kita, provider seluler berbasis CDMA, sekarang sedang menggalakkan konsep Talktime (instead of 'pulsa'), dimana sesama pengguna Esia cukup dicharge 3000 rupiah unutk pembicaraan selama 60 menit (atau 50 perak per-menit).
Salam, 

-- From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED] on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED] Reply To:   mm-ugm@yahoogroups.com Sent:   27 Oktober 2005 16:22 To:     mm-ugm@yahoogroups.com Subject:    [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300 
Jauh - Dekat Rp. 300 
Salam Marketer 
Berikut saya kirimkan artikel yang dimuat di www.swa.co.id  yang menjadi Pemenang Favorit XL Award - Writing Contest 2005
Jauh - Dekat Rp. 300 "Tuhan" Saja Pakai SMS 
"MY GOD I JUST WANT 2 ASK UR FORGIVENESS & BLES MY FAMILY." 
"God gives help to those hu believe. Ecc 2:25-27: "For God gives wisdom and knowledge and joy to a man who is good in His sight." - Love, God"
Jangan terheran-heran dulu. Kalimat pertama diatas yang semuanya menggunakan huruf besar tentu memiliki makna tersendiri. Saat sebuah tulisan dalam bentuk huruf besar semua, maka dapat dibayangkan perasaan yang sedang dialami si penulis.
Itulah kalimat SMS (short message service) alias pesan pendek yang dikirimkan oleh salah satu pengguna seluler di Filipina kepada "Tuhan." Ah, yang bener aja?! Masak Tuhan punya telepon genggam?" Mungkin itulah pertanyaan yang muncul di benak Anda.
Kalau tidak percaya, baca aja kalimat lanjutan di atas. Bukankah "Tuhan" memberikan "jawabannya" lewat SMS. Percaya tidak percaya, bukan sulap bukan sihir. Itulah jawaban dari "Tuhan" kepada si pengirim yang berniat mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memperoleh pengampunan dan berkah dari Yang Maha Kuasa.
Berkah dan pengampunan itu dapat diperoleh hanya dengan satu kali SMS yang kalau di Indonesia harganya berkisar antara Rp. 250 - 350. Semua ini bisa terjadi dengan diluncurkannya program "Talk to God" oleh satu satu provider di Filipina. Program ini mendorong seseorang mengirimkan SMS yang seakan-akan ditujukan kepada "Tuhan" dan akan dibalas langsung oleh "Tuhan". Program yang luar biasa ini menghasilkan 2 juta SMS hanya dalam waktu 6 bulan.
Orang yang selama ini merasa Tuhan itu jauh mungkin dapat mendekatkan dirinya lebih sering dengan memanfaatkan jasa SMS yang murah meriah. Tidak salah kalau dikatakan "Jauh Dekat Rp. 300" Semuanya menjadi terselesaikan dengan satu buah SMS dari manapun, ke siapapun dan kemanapun di belahan dunia ini maupun "dunia lain" seperti program Talk to God tersebut.
SMS adalah layanan yang dilaksanakan dengan cara mengirim atau menerima pesan-pesan pendek dengan menggunakan telepon genggam. Sebuah SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, atau dapat memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit, 70 karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, China dan Korea yang memakai aksara Kanji.
SMS saat ini memang dianggap sebagai salah satu killer application yang merubah cara seorang manusia menghabiskan waktunya dan kehidupan sehari-harinya. Mulai dari kehidupan seorang manusia biasa sampai kehidupan seorang selebritis dan public figure.
Masih ingat bagaimana di bulan Januari 2001, seorang presiden dari Filipina bernama Joseph Estrada dipaksa turun dari kursi kepresidenannya dengan gerakan people power yang dikoordinasi lewat SMS. Seorang presiden yang dulunya terpilih karena memiliki dukungan publik yang begitu besar akhirnya harus jatuh karena publik berhasil menyatukan diri untuk menurunkan sang presiden.
Sebelum adanya SMS, publik yang terdiri dari jutaan, ratusan juta dan bahkan milyaran orang merupakan sebuah entitas besar yang sulit dijangkau dengan media apapun dalam sekejap. Akan tetapi kehadiran SMS telah merubah segalanya. Publik yang sedemikian luas terlihat menjadi tiada artinya. Publik yang sedemikian banyak orangnya dan sulit "disatukan" menjadi sebuah elemen kecil yang dengan mudah bisa dijangkau hanya dalam waktu hitungan detik memanfaatkan killer application bernama SMS.
Seperti cerita Talk to God di atas, kejatuhan Estrada juga menggambarkan bagaimana SMS merubah sebuah tatanan publik menjadi sesuatu yang mudah dijangkau. :Publiknya tetap ada tetapi menjadi publik yang gampang dijangkau dalam hitungan detik. Publik yang dianggap jauh dan menyulitkan dalam hal komunikasi dengan gampang dapat digerakkan, dipengaruhi, diyakini dan sebagainya hanya dengan SMS
Bahkan gara-gara SMS, pemerintah Malaysia di bulan Juli 2001 mengeluarkan keputusan bahwa dalam menjatuhkan talak tiga (dalam perceraian menurut agama Islam) tidak boleh memakai SMS. Talak tersebut perlu di daftarkan di mahkamah atau kantor kadi sebelum disahkan
Lihat saja bagaimana Departemen Komunikasi dan Infor

RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300

2005-10-27 Terurut Topik Wardoyo
Title: RE: [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300








Kalu kita, provider seluler berbasis CDMA, sekarang sedang menggalakkan konsep Talktime (instead of 'pulsa'), dimana sesama pengguna Esia cukup dicharge 3000 rupiah unutk pembicaraan selama 60 menit (atau 50 perak per-menit).

Salam,


--

From:   [EMAIL PROTECTED]:[EMAIL PROTECTED] on behalf of Sumardy Ma[SMTP:[EMAIL PROTECTED]

Reply To:   mm-ugm@yahoogroups.com

Sent:   27 Oktober 2005 16:22

To:     mm-ugm@yahoogroups.com

Subject:    [mm-ugm] Jauh - Dekat Rp. 300



Jauh - Dekat Rp. 300 


Salam Marketer


Berikut saya kirimkan artikel yang dimuat di www.swa.co.id <http://www.swa.co.id/> yang menjadi Pemenang Favorit XL Award - Writing Contest 2005


Jauh - Dekat Rp. 300

"Tuhan" Saja Pakai SMS



"MY GOD I JUST WANT 2 ASK UR FORGIVENESS & BLES MY FAMILY."


"God gives help to those hu believe. Ecc 2:25-27: "For God gives wisdom and knowledge and joy to a man who is good in His sight." - Love, God"

Jangan terheran-heran dulu. Kalimat pertama diatas yang semuanya menggunakan huruf besar tentu memiliki makna tersendiri. Saat sebuah tulisan dalam bentuk huruf besar semua, maka dapat dibayangkan perasaan yang sedang dialami si penulis.

Itulah kalimat SMS (short message service) alias pesan pendek yang dikirimkan oleh salah satu pengguna seluler di Filipina kepada "Tuhan." Ah, yang bener aja?! Masak Tuhan punya telepon genggam?" Mungkin itulah pertanyaan yang muncul di benak Anda.

Kalau tidak percaya, baca aja kalimat lanjutan di atas. Bukankah "Tuhan" memberikan "jawabannya" lewat SMS. Percaya tidak percaya, bukan sulap bukan sihir. Itulah jawaban dari "Tuhan" kepada si pengirim yang berniat mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memperoleh pengampunan dan berkah dari Yang Maha Kuasa.

Berkah dan pengampunan itu dapat diperoleh hanya dengan satu kali SMS yang kalau di Indonesia harganya berkisar antara Rp. 250 - 350. Semua ini bisa terjadi dengan diluncurkannya program "Talk to God" oleh satu satu provider di Filipina. Program ini mendorong seseorang mengirimkan SMS yang seakan-akan ditujukan kepada "Tuhan" dan akan dibalas langsung oleh "Tuhan". Program yang luar biasa ini menghasilkan 2 juta SMS hanya dalam waktu 6 bulan.

Orang yang selama ini merasa Tuhan itu jauh mungkin dapat mendekatkan dirinya lebih sering dengan memanfaatkan jasa SMS yang murah meriah. Tidak salah kalau dikatakan "Jauh Dekat Rp. 300" Semuanya menjadi terselesaikan dengan satu buah SMS dari manapun, ke siapapun dan kemanapun di belahan dunia ini maupun "dunia lain" seperti program Talk to God tersebut.

SMS adalah layanan yang dilaksanakan dengan cara mengirim atau menerima pesan-pesan pendek dengan menggunakan telepon genggam. Sebuah SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, atau dapat memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit, 70 karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, China dan Korea yang memakai aksara Kanji.

SMS saat ini memang dianggap sebagai salah satu killer application yang merubah cara seorang manusia menghabiskan waktunya dan kehidupan sehari-harinya. Mulai dari kehidupan seorang manusia biasa sampai kehidupan seorang selebritis dan public figure.

Masih ingat bagaimana di bulan Januari 2001, seorang presiden dari Filipina bernama Joseph Estrada dipaksa turun dari kursi kepresidenannya dengan gerakan people power yang dikoordinasi lewat SMS. Seorang presiden yang dulunya terpilih karena memiliki dukungan publik yang begitu besar akhirnya harus jatuh karena publik berhasil menyatukan diri untuk menurunkan sang presiden.

Sebelum adanya SMS, publik yang terdiri dari jutaan, ratusan juta dan bahkan milyaran orang merupakan sebuah entitas besar yang sulit dijangkau dengan media apapun dalam sekejap. Akan tetapi kehadiran SMS telah merubah segalanya. Publik yang sedemikian luas terlihat menjadi tiada artinya. Publik yang sedemikian banyak orangnya dan sulit "disatukan" menjadi sebuah elemen kecil yang dengan mudah bisa dijangkau hanya dalam waktu hitungan detik memanfaatkan killer application bernama SMS.

Seperti cerita Talk to God di atas, kejatuhan Estrada juga menggambarkan bagaimana SMS merubah sebuah tatanan publik menjadi sesuatu yang mudah dijangkau. :Publiknya tetap ada tetapi menjadi publik yang gampang dijangkau dalam hitungan detik. Publik yang dianggap jauh dan menyulitkan dalam hal komunikasi dengan gampang dapat digerakkan, dipengaruhi, diyakini dan sebagainya hanya dengan SMS

Bahkan gara-gara SMS, pemerintah Malaysia di bulan Juli 2001 mengeluarkan keputusan bahwa dalam menjatuhkan talak tiga (dalam perceraian menurut agama Islam) tidak boleh memakai SMS. Talak tersebut perlu di daftarkan di mahkamah atau kantor kadi sebelum disahkan

Lihat saja bagaimana Departemen Komunikasi dan Informasi Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan SMS berbunyi "BBM terpaksa dinaikkan, agar sub