Re: [R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat ( hujjah ) ( hadist hasan )

2004-11-24 Terurut Topik Ahmad Ridha
Rahima wrote:
Dik Ridha,..Uni senang dengan semangat dik Ridha ini
dalam menuntut ilmu agama,
Mohon do'a Uni supaya saya diberikan kemampuan dimudahkan untuk menuntut 
ilmu dan lebih penting lagi untuk mengamalkannya.

Sanad-sanad yang dik Ridha sampaikan di bawah benar.
Cuman uni agak heran, karena kalau uni ngak salah
kemaren itu ada dik Ridha katakan bahwa Al Albani
mengatakan karena adanya lafaz :  maka menuntut ilmu
itu wajib atas muslim , maka, mungkin derajat hadist
ini naik menjadi hadist hasan.
Dalam Silsilat adh-Dha'ifah (Hadits No. 416) disebutkan:
Adapun bagian keduanya (yakni: fa inna thalabal ilmi faridhatun 'ala 
kulli muslimin. RD), mungkin dapat dinaikkan derajatnya kepada hadits 
hasan, seperti yang diutarakan oleh al-Mazi sebab sanadnya banyak yang 
bersumber pada Anas radhiallahu 'anhu. Dalam hal ini dari hasil 
penyelidikan yang saya lakukan, saya telah menemukan delapan sanad yang 
dapat diandalkan yang kesemuanya bersumber kepada sahabat Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya adalah Anas, Ibnu Abbas, 
Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, Ali, Abu Said, dan sebagainya. Hingga kini pun 
saya masih menelitinya hingga saya benar-benar yakin dalam memvonis 
shahih, hasan, ataupun dha'ifnya sanad-sanad tersebut. Wallahu a'lam.

Yang saya pahami adalah yang dikatakan mungkin dapat naik di sini 
hanyalah bagian 'Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim' saja karena 
bagian tersebut memiliki jalur-jalur lain namun al-Albani rahimahullah 
belum yakin akan statusnya.

Akan tetapi pada kitab beliau yang lain yakni Takhrij Ahaadits, 
Musykilat al-Faqr wa Kaifa 'Alajah al-Islam (diterjemahkan menjadi Islam 
Mengentaskan Kemiskinan, Pustaka Azzam, 2002) pada hadits no. 86 beliau 
men-shahih-kan bagian hadits tersebut (thalabul 'ilmi faridhatun 'ala 
kulli muslimin) dan memberikan jalur-jalur periwayatan yang beliau 
dapati (kira-kira 27 jalur) untuk bagian tersebut. Mayoritas jalur 
tersebut dha'if namun setidaknya ada satu jalur yang beliau nilai hasan 
sehingga secara keseluruhan dapat naik menjadi shahih li ghairih. 
Sedangkan bagian 'walau bishin' dengan jalur-jalur yang ada tetap pada 
status sangat lemah bahkan palsu.

Dengan begitu untuk motivasi menuntut ilmu cukup dengan hadits tersebut 
(tanpa bagian 'walau bishin'). Terlebih sangat banyak dalil-dalil 
mengenai keutamaan menuntut ilmu (yang saya pahami di sini adalah ilmu 
syar'i) dari al-Qur'an dan hadits yang shahih ataupun hasan. Sebuah 
kitab yang saya jumpai e-booknya di Internet (terj. Bahasa Inggris) 
adalah Kitaabul 'Ilm susunan Abu Khaitsama an-Nasa'i yang di-tahqiq 
al-Albani. Saya hanya khawatir jika kita menggunakan hadits yang lemah 
apalagi palsu, kita terkena ancaman Rasulullah.

Sekian dari saya, semoga ada manfaatnya. Segala kebaikan hanya dari 
Allah dan segala keburukan datang dari diri saya sendiri.

Allahu a'lam.
Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
--
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat ( hujjah ) ( hadist hasan )

2004-11-23 Terurut Topik Rahima
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh.

Maaf sekali jalan saja dulu jawab , karena buru2.


Hmmmsudah berapa hari menghilang dari milist,
karena malam jam 12 baru nyampai di Kairo saya dan si
kecil.

Tidak begitu banyak mail di Jalum, tapi masyaAllah di
japri kali ini luar biasa banyaknya. Dan hampir rata2
minta izin pada saya dalam rangka  kenalan dan ingin
tukar pikiran . Okay..untuk sekian banyak mail ini
saat ini saya jawab aja dulu. Terimakasih  karena mau
kenalan dengan saya yang lemah, ngak cantik dan bodoh
ini. 


Perkenalan pada umumnya saya terima, dan kalau ada
waktu saya  silahkan tukar pikiran pada saya, saya
akan jawab, asal jangan banyak-banyak, saya suka
bingung kalau dalam satu email pertanyaan yang
ditanyakan pada saya banyak sekali.

Saya sering beremail dengan sanak Nofrijon, ( yang
skrg sdh unsubscribe dr RN ) ,semua dalam rangka
saling tukar pendapat dan pikiran, tapi topiknya
satu-satu dulu baru selesai, sambung lagi topik yang
lain.

Mak darul, sampai saat ini saya masih mikir jawaban
teka teki mamak, boleh ngak di kasih tahu aja
mak,.saya lagi kepikiran dengan jalan2 kemaren, masih
melayang2 di Luxor otak saya. ( hehehe..beneran saya
masih mikir, tapi kalau dikasih tahu lumayan
mengurangi isi kepala ).

Dari sekian mail yang masuk, yang ingin saya tanggapi
dulu mail dari Dik Ridha ini. ( ntar yang di japri
saya ansur membalasnya, sabar yah...).


Dik Ridha,..Uni senang dengan semangat dik Ridha ini
dalam menuntut ilmu agama, dan keadaan dik Ridha ini
persis kala uni pertama sekali belajar agama ( uni
mulainya juga tammat SMP, karena cita2 uni mulanya
bukan jadi agamawan, tapi dokter, berhubung ortu
inginkan uni masuk agama, yah..uni harus patuh juga,
karena semua ini demi untuk kebaikan uni juga uni
pikir, dan tapi lama kelamaan agama ini  serius
setelah kuliyah ).

Sanad-sanad yang dik Ridha sampaikan di bawah benar.
Cuman uni agak heran, karena kalau uni ngak salah
kemaren itu ada dik Ridha katakan bahwa Al Albani
mengatakan karena adanya lafaz :  maka menuntut ilmu
itu wajib atas muslim , maka, mungkin derajat hadist
ini naik menjadi hadist hasan.

Kemaren itu uni ingin tanya,..kenapa sampai naik
derajatnya ?
Setahu uni hadist ini memang lemah, dan tidak bisa
dijadikan hukum. Namun sekali lagi uni sampaikan masih
bisa dijadikan pendorong ( bukan hujjah ), untuk
menuntut ilmu, karena dalam menuntut ilmu itu sendiri
memang wajib kapan saja dan dimana saja, asalkan
dengan nama Allah.

Ini uni copykan keterangan dari dik Ridha yang lalu. 

Nah, jalan ini perlu dilihat apakah selamat dari
kelemahan atau sedikit
lemahnya. Juga apakah di dalamnya terdapat ungkapan
'walaw bish shin'.
Sedangkan menurut al-Albani bagian tambahannya (fa
inna thalabal ilmi
faridlatun 'ala kulli muslimin) mungkin dapat
dinaikkan derajatnya 
kepada
hadits hasan.

Setahu uni dik,.kalau hadist sudah naik derajatnya
kepada hasan, maka hadist hasan tetap dijadikan hujjah
( hukum ). kemaren ingin uni jelaskan, bahwa hadist
ini tidak ada dalam kalangan ulama naik derajatnya
menjadi hasan, tapi hadist ini tetap lemah, namun
masih bisa dipakai untuk mendorong menuntut ilmu 


( sayang uni sudah lupa dimana uni membaca keterangan
yang uni sebutkan ini, habis sudah membaur di benak
kepala uni, tapi dik Ridha juga boleh lihat di buku2
pak Quraish Shihab, entah di mana, maaf uni lupa,
saking banyaknya yang dibaca, sampai lupa beliau ini
juga memakai hadist ini, sebagai pendorong bahwa
belajar itu dimana saja, karena jelas Al Quran tidak
membatassinya, selain dengan dengan nama Allha saja,
itu aja syaratnya dalam menuntut ilmu setahu uni,
wallhua'lam kalau dik Ridha punya penafsirna lain,
yang mengatakan kita ngak boleh belajar di negeri
kafir ).

Dan setahu uni lagi hadist ini lafaznya memang lengkap
semacam ini :  Tuntutlah ilmu itu walau kenegeri
China sekalipun, maka menuntut ilmu adalah kewajiban
tiap muslim .

hanya saja seringnya ulama memotong hadist tersebut
sampai kenegeri China. Termasuk uni sendiri, sering
sampai disana, pada hakikatnya hadist tersebut sampai
wajib atas tiap muslim 

Oh yah,.uni masih ingat sekali , kala itu uni memakai
buku Al Albani dalam bukunya :  Silsilah hadist
shahih dan lemah , dalam hal ini profesor uni tidak
membolehkan uni memakai bku ini sebagai bahan maraji'
untuk desertasi uni. kenapa,..? Sayang sekali uni juga
sudah lupa sebabnya. Ntar, kalau ketemu profesor uni
akan uni tanyakan lagi dimana kelemahan Al Albani ini
sehingga tidak boleh uni memakai hadist2 dari
beliau.Tapi uni agak heran, kenapa sering di Indo buku
silsilah karangan Al Bani ini dipakai jadi sumber.

Mungkin bulan februari nantik, akan uni beli buku yang
lengkap dari karangan beliau  Silsilah ini , dan
akan uni pelajari lagi lebih mendalam, karena uni agak
heran kenapa uni tidak di perbolehkan mengambil sumber
keterangan hadist dari buku silsilah ini. 

Baru ini membaca keterangan dari dik Ridha, yang
mengatakan Al Albani mengatakan :  Mungkin derajat
ini naik menjadi hadist hasan .

Kepikir oleh uni, 

Re: [R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat ( hujjah )

2004-11-21 Terurut Topik Ahmad Ridha
Rahima wrote:
Ibnu Abdul Birri di Kitabnya  Kitab Ilmu , hal 7-8 ,
ada juga menyebutkannya. dari sufyan bin uyayyinah,
dari Zuhri dari Anas bin Malikdst...hadist
disebutkan sebagaimana hadist diatas.( tetap ada
tambahan Walau bishini ) 

Jadi memang ada dua jalan, satu dari Atikah, satunya
lagi dari Sufyan bin Uyayyinah dan Zuhri, tetap
akhirnya tiba di sahabat Anas Bin Malik.
Mohon maaf jika diskusi ini terlalu detail namun untuk menjaga nilai 
ilmiah pembahasan maka berikut ini penjelasan dari seorang kenalan saya 
mengenai jalur yang disebutkan oleh Ibnu 'Abdil-barr.


[Ana katakan] Kitab Al-'Ilm oleh Ibnu 'Abdil-barr, lebih dikenal dengan 
Jami' Bayanil-'Ilmi Wa Fadhlihi, halamannya kurang lebih tepat, berada 
di Juz Pertama.

Susunan sanadnya sbb :
Ibnu Abdil-barr berkata - mengabarkan kepada kami Ahmad, katanya, 
mengabarkan kepada kami Maslamah, katanya, mengabarkan kepada kami 
Yaqub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim Al-Asqalaniy, katanya, mengabarkan 
kepada kami Ubaid ibnu Muhammad Al-Firyabiy, di Baitul-Maqdis, katanya, 
mengabarkan kepada kami Sufyan ibnu Uyainah, dari Az-Zuhriy, dari Anas 
ibnu Malik, katanya, Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa 
sallam,
Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut 
ilmu wajib atas setiap Muslim.

Hadits ini diisyaratkan Maudhu [palsu]. Karena terdapat seorang perawi 
pendusta bernama, Yaqub ibnu Ishaq ibnu Yazid ibnu Hajar Al-Asqalaniy.
Awal salin :
Ibnu Hajar Al-Asqalaniy berkata [ketika menerangkan biografi Yaqub 
ibnu Ishaq Al-Asqalaniy], dia adalah seorang pendusta. Dan telah 
meriwayatkan Ibnu Abdil-barr, dalam Kitabil-ilm, menceritakan kepada 
kami Ahmad ibnu Abdillah, menceritakan kepada kami Muslim ibnu Qasim, 
darinya [Yaqub ibnu Ishaq], dan diriwayatkan dari selainnya [kepada 
Ya'qub], dari Ubaidillah ibnu Muhammad Al-Firyabiy, dari Sufyan, dari 
Az-Zuhriy, dari Anas radhiyallahu anhu, marfu,
Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut 
ilmu wajib atas setiap Muslim.
[Lisanul-Mizan no.1090 (6/304), oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy]


Dengan demikian derajat hadits 'Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina' 
tidak dapat terangkat ke hasan apalagi shahih. Dan dengan sendirinya 
kerusakan sanad tersebut menjadikan matannya tidak dapat dipercaya. 
Namun mungkin Uni mengetahui adanya jalur periwayatan yang lain dan 
mohon disampaikan.

Allahu a'lam.
Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
---
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



[R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat

2004-11-11 Terurut Topik Ahmad Ridha
Rahima writes:
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakatuh,
Sebelumnya mohon maaf pada Uni Rahima jika saya yang masih sangat pemula
dalam thalibul 'ilm ini seperti sok tahu. Berikut informasi yang saya
peroleh dari terj. Silsilatul Ahaadits adh-Dhaaifah wal Maudhu'ah (I/No.
416) (a) serta buku Hadits-hadits Dla'if dan Maudlu' susunan Abdul Hakim bin
Amir Abdat (I/No. 103) (b).
Dalam hadist   Tuntutlah Ilmu walau kenegeri China
sekalipun . Hadist ini di riwayatkan oleh Anas bin
malik dari rasulullah SAW.
Ibnu Hibban mengatakan :  Hadist ini bathil, tidak
mempunyai asal sama sekali. Hasan bin Atiah Dhaif .
Imam As Syhuyuti membantah perkataan ini dalam
kitabnya  :  Allaai almasnuuah fil Ahaadist Al
Maudhuuah . Bab 1 hal 175.
Hasan yang dikatakan dhaif oleh ibnu Hibban itu,
Bukhari mengambil riwayat darinya di dalam kitab
Bukhari  Attarikh  ( sejarah ).
Dalam (a) disebutkan:
--
Riwayat ini batil. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Adi II/207, Abu Naim dalam
Akhbar Ashbahan II/106, al-Khatib dalam at-Tarikh IX/364 dan sebagainya,
yang kesemuanya dengan sanan dari al-Hasan bin Athiyah, dari ABU ATIKAH
THARIF BIN SALMAN, dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu. Kemudian semuanya
menambahkan lafadz fa inna thalabal ilmi faridlatun 'ala kulli muslimin.
...
Kelemahan riwayat ini terletak pada Abu Atikah yang telah disepakati
muhadditsin sebagai perawi sanad yang sangat dha'if. Bahkan oleh Imam
Bukhari dinyatakan munkar riwayatnya. Begitu pula jawaban Imam Ahmad bin
Hanbal ketika ditanya tentang Abu Atikah ini.
---
Tentunya Uni Rahima telah mengenal gaya masing-masing ahli hadits dalam jarh
atau ta'dil. Imam al-Bukhari yang dikenal sebagai Amirul Mukminin dalam ilmu
hadits termasuk yang paling berhati-hati dalam memberi komentar. Ungkapan
'Munkarul hadits' bagi beliau menunjukkan posisi yang sangat lemah. Mohon
koreksinya apakah benar hadits yang memiliki tambahan 'walaw bish shin'
hanya melalui jalur Abu Atikah ini.
Dalam (b) disebutkan:

Berkata al-Imam Ibnul Jauzi di kitabnya al-Maudhu'aat (12/16), Hadits ini
tidak sah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ... adapun Abu
Atikah, telah berkata Bukhari: Munkarul Hadits. dan telah berkata Ibnu
Hibban: hadits ini batil tidak ada asalnya.

Kemudian beliau menambahkan  :  Hadist ini juga di
riwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitabnya :  Syabul
Imaan , Cabang-cabang Iman . Dalam bab  Ilmu .
Dalam (b) disebutkan:

Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya
Syu'abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), Hadits ini matannya masyhur
sedangkan isnadnya dla'if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan
(sanad) yang semuanya dla'if.

Juga hadist ini mempunyai jalan yang lain, selain dari
yang tersebut yaitu dari Sufyan bin uyayyinah.
Nah, jalan ini perlu dilihat apakah selamat dari kelemahan atau sedikit
lemahnya. Juga apakah di dalamnya terdapat ungkapan 'walaw bish shin'.
Sedangkan menurut al-Albani bagian tambahannya (fa inna thalabal ilmi
faridlatun 'ala kulli muslimin) mungkin dapat dinaikkan derajatnya kepada
hadits hasan.
Okay,.kita ngak usah mempermasalahkan hadist ini.
Karena sebahagian ulama ada yang membolehkan memakai
hadist lemah dengan beberapa syarat, antara lain, jika
memang tidak ada lagi hadist lain kedua lemahnya tidak
keterlaluan, jika ada hadist lain yang mendukung
persoalan tersebut, maka hadist lemah bisa di angkat
derajatnya dari jalan yang lain itu,  ada yang tidak
membolehkan sama sekali
Namun tentunya Uni setuju bahwa hadits yang sangat lemah tidak dapat
digunakan sebagai hujjah. Bahkan yang mengizinkan penggunaan hadits lemah
pun hanya membolehkannya dalam masalah amalan yang berlandaskan dalil yang
sah (al-Qur'an, hadits shahih/hasan) sehingga tidak dapat digunakan untuk
masalah hukum.
Betapa banyak amalan atau pandangan populer di masyarakat yang berlandaskan
hadits-hadits yang lemah bahkan palsu seperti shalat nishfu sya'ban,
ungkapan 'perbedaan umatku adalah rahmat', dan lain-lain. Bahkan beredar
kisah-kisah yang mendiskreditkan orang-orang utama seperti kisah Tsa'labah
radhiallahu 'anhu dan kisah Alqamah. Saya khawatir merebaknya amalan yang
tidak disunnahkan menjadikan kita meninggalkan yang disunnahkan.
Allahu a'lam.
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



[R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat

2004-11-11 Terurut Topik Ahmad Ridha
Rahima writes: 

Ilmu nujum ( ilmu perbintangan ) Antropologi , ini
boleh di pelajari.  
Maaf, Ni. Yang saya maksudkan dengan ilmu nujum adalah astrologi (menentukan 
nasib berdasarkan posisi bintang/planet) bukan astronomi (sepertinya ini 
yang Uni maksudkan). Astronomi tentu boleh dipelajari sebagaimana dalam ayat 
yang Uni nukilkan. Sedangkan antropologi adalah ilmu yang mempelajari 
tentang asal, perilaku, dan perkembangan manusia. 

Mohon maaf atas kekurangjelasan saya. 

Allahu a'lam. 

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H) 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



Re: [R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat ( hujjah )

2004-11-11 Terurut Topik Rahima

--- Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Rahima writes:
 
  Assalamualaikum.Wr.Wb.
 
 Wa 'alaikumus salaam warahmatullahi wabarakatuh,
 
 Sebelumnya mohon maaf pada Uni Rahima jika saya yang
 masih sangat pemula
 dalam thalibul 'ilm ini seperti sok tahu. Berikut
 informasi yang saya
 peroleh dari terj. Silsilatul Ahaadits adh-Dhaaifah
 wal Maudhu'ah (I/No.
 416) (a) serta buku Hadits-hadits Dla'if dan Maudlu'
 susunan Abdul Hakim bin
 Amir Abdat (I/No. 103) (b).

Ngak..ngak papa dik Ridha,..silahkan saja.


 
  Dalam hadist «  Tuntutlah Ilmu walau kenegeri
 China
  sekalipun “. Hadist ini di riwayatkan oleh Anas
 bin
  malik dari rasulullah SAW.
 
  Ibnu Hibban mengatakan : “ Hadist ini bathil,
 tidak
  mempunyai asal sama sekali. Hasan bin ‘Atiah
 Dha’if “.
 
  Imam As Syhuyuti membantah perkataan ini dalam
  kitabnya  : “ Allaai almasnuu’ah fil Ahaadist Al
  Maudhuu’ah “. Bab 1 hal 175.
 
  Hasan yang dikatakan dha’if oleh ibnu Hibban itu,
  Bukhari mengambil riwayat darinya di dalam kitab
  Bukhari “ Attarikh “ ( sejarah ).
 
 Dalam (a) disebutkan:
  --
 Riwayat ini batil. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Adi
 II/207, Abu Naim dalam
 Akhbar Ashbahan II/106, al-Khatib dalam at-Tarikh
 IX/364 dan sebagainya,
 yang kesemuanya dengan sanan dari al-Hasan bin
 Athiyah, dari ABU ATIKAH
 THARIF BIN SALMAN, dari Anas bin Malik radhiallahu
 'anhu. Kemudian semuanya
 menambahkan lafadz fa inna thalabal ilmi faridlatun
 'ala kulli muslimin.
 
 ...
 
 Kelemahan riwayat ini terletak pada Abu Atikah yang
 telah disepakati
 muhadditsin sebagai perawi sanad yang sangat dha'if.
 Bahkan oleh Imam
 Bukhari dinyatakan munkar riwayatnya.

Iyah benar, kelemahan hadist ini terletak pada Abu
Atikah. 

Dalam Ilmu jarah wal ta'dil. Disini kita akan banyak
menemukan berbagai macam pendapat ulama. dalam satu
perawi saja.

Ibnu Hibban terkenal dalam kemudahannya
Ibnu Hatim, Al Hakim terkenal dengan ketegasannya (
sangat keras dalam menilai perawi ).

Sementara Ibnu Hajar, ini pendapatnya netral. dan
biasanya ulama lebih mengambil pendapat Ibnu Hajar ini
dalam masalah perawi. Bisa dilihat hasil akhir pada
umumnya di kitab :  tahdzibuttahdzib  .



Oleh sebab itu 
 Begitu pula
 jawaban Imam Ahmad bin
 Hanbal ketika ditanya tentang Abu Atikah ini.
  ---
 
 Tentunya Uni Rahima telah mengenal gaya
 masing-masing ahli hadits dalam jarh
 atau ta'dil. Imam al-Bukhari yang dikenal sebagai
 Amirul Mukminin dalam ilmu
 hadits termasuk yang paling berhati-hati dalam
 memberi komentar. 

Benar, namun sampai saat ini masih ada para ulama yang
mengkritik. salah satu contoh dalam riwayat  Tidak
akan menang suatu kaum yang mengambil pemimpinnya
wanita .

Dalam riwayat tersebut ada Abu Bukrah yang oleh
sebahagiaan ulama meragukan kesahannya perawi ini. 


Ungkapan
 'Munkarul hadits' bagi beliau menunjukkan posisi
 yang sangat lemah. Mohon
 koreksinya apakah benar hadits yang memiliki
 tambahan 'walaw bish shin'
 hanya melalui jalur Abu Atikah ini.

Ibnu Abdul Birri di Kitabnya  Kitab Ilmu , hal 7-8 ,
ada juga menyebutkannya. dari sufyan bin uyayyinah,
dari Zuhri dari Anas bin Malikdst...hadist
disebutkan sebagaimana hadist diatas.( tetap ada
tambahan Walau bishini ) 

Jadi memang ada dua jalan, satu dari Atikah, satunya
lagi dari Sufyan bin Uyayyinah dan Zuhri, tetap
akhirnya tiba di sahabat Anas Bin Malik.


 
 Dalam (b) disebutkan:
 
  
 Berkata al-Imam Ibnul Jauzi di kitabnya
 al-Maudhu'aat (12/16), Hadits ini
 tidak sah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
 sallam, ... adapun Abu
 Atikah, telah berkata Bukhari: Munkarul Hadits. dan
 telah berkata Ibnu
 Hibban: hadits ini batil tidak ada asalnya.
  
 
  Kemudian beliau menambahkan  : “ Hadist ini juga
 di
  riwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitabnya : “
 Sya’bul
  Imaan “, Cabang-cabang Iman “. Dalam bab “ Ilmu “.
 
 Dalam (b) disebutkan:
 
  
 
 Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal
 (hal. 242) dan di kitabnya
 Syu'abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), Hadits ini
 matannya masyhur
 sedangkan isnadnya dla'if. Dan telah diriwayatkan
 dari beberapa jalan
 (sanad) yang semuanya dla'if.

nah..ini dianya.

hadist itu ada kelemahan disegi matan( lafaz ), ada
disegi sanad ( perawi ).

Dan hadist yang sedang kita bicarakan ini lemah disegi
sanad ( perawi ), sedangkan matannya tidak. Ia sangat
mashur ( terkenal )

hadist yang benar-benar lemah dan tidak boleh dipakai,
baik untuk ibadah sekalipun adalah hadist yang matan
nya itu tadi lemah.

Namun bila dari segi sanadnya, maka oleh ulama masih
bisa di tolerir, bila ada jalan lain lagi yang
mendukung. Atau tidak ada yang lain, atau juga sekedar
ibadah pendukung. namun tetap tidak boleh dijadikan
hujjah.

 
  
 
  Juga hadist ini mempunyai jalan yang lain, selain
 dari
  yang tersebut yaitu dari Sufyan bin uyayyinah.
 
 Nah, jalan ini perlu dilihat apakah selamat dari
 kelemahan atau sedikit
 lemahnya. Juga apakah di dalamnya terdapat ungkapan
 'walaw bish shin'.

Sudah uni sebutkan 

Re: [R@ntau-Net] Re: Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat ( ilmu nujum )

2004-11-11 Terurut Topik Rahima
Iyah dik Ridha, uni juga tahu koq maksud dik Ridha
itu. Cuman karena bagi uni nujum itu artinya dalam
bahasa Arab, bintang-bintang, jadi ilmu nujum adalah
ilmu perbintangan.. 

Makanya uni sebutkan ilmu nujum ini ada dua. yang
sering salah kaprah adalah itu dianya, menentukan
nasib pakai bintang itu dianya. Ngak papa koq. Uni
ngerti.

Kayak bintang Pisces, Aries, cancer, taurus,  dan
sebagainya itu.Itu bisa syirik kalau kita percayai
itu, walaupun banyak benarnya.



Wassalam. Rahima.


--- Ahmad Ridha [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Rahima writes: 
 
  Ilmu nujum ( ilmu perbintangan ) Antropologi , ini
  boleh di pelajari.  
 
 Maaf, Ni. Yang saya maksudkan dengan ilmu nujum
 adalah astrologi (menentukan 
 nasib berdasarkan posisi bintang/planet) bukan
 astronomi (sepertinya ini 
 yang Uni maksudkan). Astronomi tentu boleh
 dipelajari sebagaimana dalam ayat 
 yang Uni nukilkan. Sedangkan antropologi adalah ilmu
 yang mempelajari 
 tentang asal, perilaku, dan perkembangan manusia. 
 
 Mohon maaf atas kekurangjelasan saya. 
 
 Allahu a'lam. 
 
 Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 
 
 Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
 (l. 1980 M/1400 H) 
 
 
 
 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda,
 silahkan ke: 
 http://rantaunet.org/palanta-setting


 Tata Tertib Palanta RantauNet:
 http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
 
 




__ 
Do you Yahoo!? 
Check out the new Yahoo! Front Page. 
www.yahoo.com 
 




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib