[R@ntau-Net] Hamid Jabbar, penyair dari kotogadang
Dunsanak sadonyo, ado tulisan menarik ttg almarhum Hamid Jabar , penyair kelahiran kotogadang , yg meninggal beberapa saat yg lalu , ditulis oleh penyair awak lain nyo , Taufik Ismail. hm --- Memahami Jarak dan Aroma Ajal HAMID Jabbar, 55 tahun, wafat ketika sedang baca puisi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN), Ciputat, Sabtu malam, 23.00, 29 Mei 2004, di depan mahasiswa, dosen, dan tamu yang memadati aula dalam acara dies natalis perguruan tinggi itu. Dua larik puisi terbarunya itu dibaca dari layar Communicator 9210i, berbunyi: Walaupun Indonesia menangis/ mari kita tetap menyanyi// Besoknya, Abdurrahman Faiz menulis puisi berjudul Berpuisi Sampai Mati, mengenang kejadian itu. Faiz, berumur 8 tahun, murid kelas II baru naik ke kelas III SD. Sebaya cucu Hamid, Faiz (mungkin) penyair termuda di Indonesia, yang sudah menerbitkan buku puisinya, Untuk Bunda dan Dunia (Januari 2004), dan buku keduanya akan terbit pula akhir tahun ini. // Malam itu / di atas sebuah panggung / dengan ratusan penonton di hadapan/ kau bacakan puisi terakhir/ lalu kau tiba-tiba rebah/ sambil tersenyum/ orang ramai/ bertepuk tangan menyoraki/ tapi kau tak bangun lagi/ tak akan pernah bangun kembali / Seperti tak ada / yang memahami jarak dan aroma ajal/ sedekat engkau// Malam itu Jamal D. Rahman, Ketua Redaksi Horison, bersama Prof. Franz Magnis Suseno orasi, Hamid orasi dan baca puisi, Jamal baca puisi, Putu Wijaya baca cerpen, dan Franky Sahilatua menyanyi di UIN. Pada pukul 23.15 Jamal menelepon Ati, istri saya, menangis memberitahu bahwa Bang Hamid sudah tidak ada. Kami berdua segera berangkat ke Ciputat. Pekarangan poliklinik UIN di seberang kampus penuh dengan mahasiswa, suasana malam hening, semuanya tepekur dan diam. Hamid dibaringkan di atas tempat tidur beroda, diselimuti, rahang dibebat dan mata terpicing. Pada saat tersebut, Hamid sangat paham jarak dan aroma ajal itu. Dengan ajal dia sudah tak berjarak lagi dan bagaimana aromanya, sudah penuh dihirupnya. Saya belum. Kami, seperti semua orang di klinik UIN Ciputat, saat itu masih terguncang keras oleh kepergian Hamid yang sangat tiba-tiba. Padahal sebelumnya isyarat sudah sampai, yang tentulah tidak seluruhnya terbaca. Dalam perjalanannya ke Kalimantan Tengah dan Timur, untuk acara dan survei Sastrawan Bicara, Siswa Bertanya tahun kelima ini, tanda-tanda sebenarnya sudah membayang. Bercerita tentang perjalanan surveinya ke Kalimantan Timur, 17-28 Mei, ke kota Balikpapan, Tanjung Redeb, Tarakan, Nunukan, Bontang dan Samarinda, ketika menyebut Balikpapan dia selalu kepleset, keliru, tertukar dengan Pontianak. Balikpapan kan artinya kuburan, kata Hamid. Aktor Iman Soleh bercerita, ketika 13-14 April di Palangkaraya, bersama Rendra di sebuah rumah makan di tepi sungai, Hamid sakit, napasnya tersengal-sengal dan dia bilang, Ini bukan serangan jantung. Ini diabetes. Jangan khawatirkan kesehatanku. Kemudian katanya, Cita-citaku, kalau tidak mati di depan Ka'bah di Makkah, ya mati di atas panggung, sambil ketawa-ketawa. Selanjutnya Hamid bilang: Ini penting! Iman Soleh tak paham apa yang dimaksud Hamid penting itu. Allah Yang Maha Pemurah mengabulkan cita-cita penting penyair ini, cepat sekali, cuma 45 hari kemudian. Sesudah salat subuh, nomor HP Hamid di HP Iman Soleh terhapus. Dalam SMS Iman yang diteruskan kepada saya mengenai misteri nomor telepon raib itu, dia menyebut, Wah, ada jiwa di balik nomor HP-nya. Di kamar hotel Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, 21 April, penyair Cecep Samsul Hari ketika mengobrol berdua, Hamid berulang-ulang membicarakan maut. Sesudah capek bicara dua jam, Kami turun ke kafe hotel dan bernyanyi dan menari disaksikan penyair Jamal T. Suryanata dan Elki. *** Hamid Jabbar periang, ekspresif, lincah bagai bola bekel, tegur- sapanya sejati, mudah bergaul dengan semua orang. Dia tidak suka dan tak pernah saya dengar bergunjing, tidak hobi memperkatakan kejelekan orang lain. Hamid tidak pemarah, dan cepat meminta maaf. Bila mendengar musik, badannya tidak akan tahan diam, senantiasa bergoyang, kedua tangannya naik melambai-lambai seperti hutan tangan kerumunan anak muda dalam konser musik pop dan kepalanya akan bergerak ke kiri dan ke kanan. Hamid sangat musikal. Entah mana yang lebih dulu: puisinya yang musikal dengan permainan bunyi kata yang khas Hamid, atau memang sejak kecilnya dia sudah senantiasa bersenandung-berdendang dalam bahasa Minang di kampung kelahiran Koto Gadang. Saya rasa yang kedua ini yang jadi mata air bagi puisi Hamid. Dia pembaca puisi papan atas Indonesia, sangat komunikatif dan belakangan sering memakai musik sebagai latar belakang, baik pop maupun jazz. Sejak 1972, dia sudah mulai menulis puisi di berbagai media, dan hingga wafatnya sudah berjumlah ratusan. Dalam rentang seperempat abad, 143 sajak pilihannya dikumpulkannya dalam Super Hilang, terbitan Balai Pustaka (1998). Dia mengatakan bahwa dia berguru kepada Sutardji Calzoum Bachri di
[R@ntau-Net] In Memoriam Hamid Djabbar (1949-2004)
"In Memoriam" Hamid Djabbar (1949-2004) Oleh H Rosihan Anwar PENYAIR Hamid Djabbar meninggal dunia Sabtu (29/5) malam pukul 23.15 saat deklamasi puisi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Meninggalnya Hamid yang berusia 54 tahun mirip dengan yang terjadi pada Dr Soedjatmoko (1922-1989) saat diskusi berlangsung di Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK) di Yogyakarta yang dipimpin Dr Amien Rais. Peristiwa ini mengingatkan saat Romo Mangunwijaya (1929-1999) yang sedang berceramah menjadi limbung, terus tiada lagi bernyawa. HAMID tengah berdiri di mimbar membaca puisi, diiringi musik Franky Sahilatua. Sekonyong-konyong dia tersungkur dan rebah di lantai. Audiens yang terdiri dari banyak mahasiswa UIN tidak ngeh betapa seriusnya keadaan. Mereka kira adegan tersungkur itu adalah bagian gaya teatrikal Hamid dalam mendeklamasikan puisi, dengan gerak-gerik fisik serta mimik ekspresi yang khas merupakan cirinya. Ternyata Hamid kena serangan jantung. Sebagaimana presiden penyair Sutardji Calzoum Bachri punya trade mark minum bir di pentas, WS Rendra Si Burung Merak punya suara halilintar yang menyihir penonton, Emha Ainun Nadjib dengan nyanyian ngaji-ngaji menimbulkan suasana azmat, demikian pula Hamid Djabbar yang ringkih badannya, uwer-uweran rambutnya, punya pelafalan kata yang cepat berentet seperti bunyi mitraliur membuat pendengar bergayut di bibirnya. Hamid Djabbar diakui sebagai salah seorang penyair terbaik di negeri ini, juga karena penampilannya membaca sajak di depan publik. Terakhir saya saksikan Hamid in action pada Minggu petang, 2 Mei 2004, di kantor redaksi majalah sastra Horison dalam suatu pertemuan sastrawan-budayawan. Setelah pemain teater Iman Saleh dari Jawa Barat membawakan naskah Para Pencari Air oleh Philip Beldini, maka atas permintaan teman-teman, Hamid mendeklamasikan sajak yang digubahnya tahun 1978 saat naik bus di Kelok Sembilan antara Pekanbaru dan Padang. Sajak itu berjudul Indonesiaku. Dimulai dengan intro "Jalan berliku-liku/tanah airku/ penuh rambu-rambu/Indonesiaku"; pada penutup dipaparkannya rambu-rambu itu, "Seribu tanda-seru memendam berjuta tanda tanya / Seribu tanda-panah mencucuk luka Indonesiaku / Seribu tanda-sekolah memperbodoh kearifan nenek moyangku / Seribu tanda-jembatan menganga ngarai wawasan si Badai si Badu / Seribu tanda-sendok-garpu adalah lapar dan lapar yang senyum-senyum di luar menu". Lalu diakhiri dengan, "Jalan berliku- liku / tanah airku / penuh rambu-rambu / lukamu lukaku". TAHUN 1994, di kantor Ir Suhud, mantan Menteri Perindustrian, saya berceramah "Bersiap Menghadapi Abad ke-21". Saya bicara tentang suku Minangkabau bertalian dengan buku Joel Kotkin Tribes (1993) yang menyebutkan lima global tribe di dunia, yakni Yahudi, Anglo-Saxon, Jepang, China, dan India. Mereka memiliki ciri bersama, yaitu diaspora (merantau), keterikatan pada kampung halaman, setia kawan, mengejar ilmu pengetahuan, dan mengusahakan pendidikan. Saya pertanyakan, mungkinkah suku Minang dibilang global tribe? Hamid hadir pada ceramah itu. Dua tahun kemudian Hamid menulis esai "Revisi Paradigma Hidup Kita" (Horison Esai Indonesia, Kitab 2, 2004). Hamid menanyakan peta masa depan kita, "urang sabana Minangkabau" baik nan di kampung maupun nan di rantau di abad ke-21, abad globalisasi teknologi pasar bebas? Kontribusi apa yang mungkin diberikan Sumatera Barat dalam abad ke-21? Dijawabnya, mungkin kontribusi utama ialah bagaimana kita ikut ambil bagian dalam proses revisi segala paradigma manusia tentang hidup. LAHIR di Kotagadang, Bukittinggi, 27 Juli 1949, Hamid pernah jadi wartawan Indonesia Express, harian Singgalang, redaktur Balai Pustaka, mandor perkebunan teh di Sukabumi selatan, kepala gudang PN Panca Niaga cabang Padang. Ia menulis ratusan sajak. Para pengamat menyebut sajak-sajaknya menampakkan penyatuan kecenderungan keterlibatan sosial dan religius- sufistik. Belakangan dia menjadi redaktur senior majalah Horison bersama Taufik Ismail Sajaknya yang paling terkenal dan paling banyak dideklamasikan adalah PROKLAMASI 2. Kami bangsa Indonesia/ dengan ini menyatakan/kemerdekaan Indonesia/untuk kedua kalinya! Hal-hal yang mengenai/hak asasi manusia/utang-piutang/ dan lain-lain/yang tak habis- habisnya/INSYA ALLAH/akan habis/diselenggarakan/dengan cara saksama/dan dalam tempo/yang sesingkat-singkatnya/ Jakarta, 25 Maret 1992/Atas nama bangsa
[R@ntau-Net] Fwd: Mesjid
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Niniak Mamak, Alim Ulam, Cadiak Pandai, Rang Mudo sarato Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadag, sarapek-papeknolah kapado Sidang RN. Dek duduak surang basampik-sampik, duduak basamo lai balapang-lapang. mangko supayo lenggang nak sa pai, rantak nak sadaram, kok ringan samo kito jinjiang, nan barek samo kito pikua, ambo baokkan pulo ulak jo alai dari dunsanak kito nan tibono kahadok diri ambo, kapado Sidang RN. Adopun ulak jo alai ko dari Dunsanak kito Abdul Gafar Chan adolahsarupo jo nan tatulih dibawahko, baliau ko adolah urang awak nan lah lamo di Medan, ambo bakatahuan jo baliau malalui Cimbuakcom. Kini. ! ba a kajawek no diawak, iyo basarahkan ka nan basamo. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. SBL sangajo indak bakuduang, supayo jaleh caritono. ba a Mak Parpatiah, kadibukak pulo puro tu baliak ?Abdul Gafar [EMAIL PROTECTED] wrote: From: "Abdul Gafar" <[EMAIL PROTECTED]>Subject: MesjidTo: [EMAIL PROTECTED]Date: Tue, 01 Jun 2004 14:13:29 +0700As.W.Wb,- Terima kasih , pak atas bantuannya , CD tersebut mudah2an dapat dimanfaatkan ,bagi anak kita yang pada umum kelahiran di rantau,.- Begini pak saya saat ini dipercayai sebagai sekretaris pembangunan mesjiddi komplek Bumi Serdang Damai di mana saya tinggal , pembangunan mesjid sedang dilanjutkan karena sdeh dua tahun oleh Panitia terdahulutdk aktif melaksankan pembangunan mesjid tersebut hingga terbengkaliselama 2 (dua) tahun, untuk hal itu saya mencoba melayangkan proposal ini kepada Bapak, kemungkinan ada yang mau berinfak atau saudaraseiman atau seperantauan mau berInfak, untuk informasi lanjut dapat menghubungisaya di: 061-4568460 Fax 061-4568459 HP - 081533143405terima kasih wassalamAbdul Gaffar ChaniagoProposal :1. Sehubungan belum selesainya bangunan Mesjid Asysyakirin di Dusun V Desa Sigaragara Kec.Patumbak Kab. Deli Serdang Sumut, kami Panitia Pembangunan Telah memulai kembali pelaksanaan pembangunannya dengan rencanan pekerjaanSebagai berikut :a. Pembangunan teras mesjid letter U Rp. 96.866.408,-b. Pembuatan Atap dan Kubah mesjid Rp. 88.666.129,-c. Pemasangan lantai dan dinding dari marmar Rp. 114.581.515 ,-d. Pemasangan Plapond dan listrik Rp. 16.700.000,-c. Pengecetan Rp. 32.998.700,-Jumlah Rp. 349.812.752,-2. Keadaan keuangan Panitia atau jumlah dana/material yang baru terhimpun dari Masyarakat sampai saat ini, teridiri dari :a. Infaq masyarakat berupa uang kontan Rp. 44.273.750,-b. Infak Bapak Jenderal Tni (Purn) Faisal Tanjung Rp. 60.000.000,- c. Infaq masyarakat berbentuk bahan/material Yang diproyeksikan ke uang Rp. 11.713.000,-Jumlah Rp. 115.986.750,-3. Pada saat ini pekerjaan pembuatan teras mesjid sedang dilaksanakan(telah dimulai pada tanggal 12 Januari 2004 yang lalu), dengan menghutang sebahagian bahan/material dari Panglong dibagadalam 3 (tiga) tahap, dan elah menghabiskan dana dengan perincian sebagai berikut :a. Pembelian bahan bangunan dan pembayarancicilan hutang bahan di Panglong Rp. 37.000.000,-b. Infaq masyarakat bahan/maetrial Rp. 11.713.000,-c. Upah tukang untuk 7 (tujuh ) minggu Rp. 14.000.000,-Jumlah Rp. 63.183.750,-4. Sehubungan hal tersebut diatas, dengan ini kami harapkan bantuan kepada Bapak sudilah kiranyaMemberikan dana atau bantuan kepada kami demi kelanjutan pembanguan fisik Mesjid yang sa mpai saat ini masih dalam tahap penyelesaian.Untuk itu kami sampaikan bahwa bantuan dapat disampaikan melalui- BNI No.Rek. 006.005995941.901 A.Harmian a/n Panitia Pembangunan M.Asysykirin- Bank Sumut No. Rek. 311.02.04.006246-4 A.Hidayat a/nPPm Asysyakirin5. Demikiian kami sampaikan , atas perhatian dan bantuannya diucapkan terim kasih , semoga BapakSekeluarga dalamlindungan dan ridho dar Allah SWT.Panitia Pembangunan Mesjid AsysyakirinDusun V desa Sigaragara Kecamatan PatumabakKabuoaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utrara Ketua Umum Sekretaris umum Dto Ir. Mukhlisuddin Abdul Gaffar Chaniago==="Gabung INSTANIA, dapatkan XENIA. Daftar di www.telkomnetinstan.com, langsung dapat akses Internet Gratis..Dan ..ikuti "Instan Smile" berhadiah Xenia,Tour S'pore, Komputer,dll, info hub : TELKOM Jatim 0-800-1-467826 "=== Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Keadilan, Warna Utama Islam: Dari Kisah Baju Besi Ali ke Indonesia tercinta
Assalamualaikum Wr Wb. Alangkah indahnya islam. Tapi alangkah indahnya orang-orang yang memeluknya,menjalankannya dengan baik.Seperti Ali yang tunduk pada hukum, atau Syuraihyang tegas untuk dan demi hukum. Lalu alangkah bahagianya orang Yahudi itu,melihat keindahan Islam, keadilan Islam, melihat pula orang-orang mulia yangmenjalankan Islam sepenuh hidupnya, lalu ia tertarik dan akhirnyamendapatkan hidayah dan masuk Islam. Membaca beberapa tulisan kisah keadilan dan budaya Islami yang telah dibangun oleh Rasullah dan sahabatnya, begitusangat jauh dengan kondisi kita di tanah air. Sehingga sudah seharusnya kita yang mengaku sebagai sebuah bangsa terbesar beragama Islam merasa malu dan bertanya-tanya mengapa ajaran Islam tidak membekas dalam budaya kita? Bagaimana bisa kita ini menjadi negara paling korup? dan tidak bisa memperbaiki korupsi karena tidak tahu memulainya dari mana? Korup bukan saja korupsi dalam menilep uang rakyat secara langsung, tetapi korupsi yang dilakukan karena orang bekerja tidak lagi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Korupsi tidak hanya dilevel pimpinan yang mempunyai kekuasaan, tetapi di level menegah dan bawah. Korupsi yang dimulai dengan mempersulit masalah agar bisa ada obyekan, agar ada sedikit pemasukan, dengan pembenaran karena gaji kecil. Korupsi yang dilakukan oleh staff kantoran dengan pura-pura merem, tidak meneruskan memproses surat masuk - terutama surat yang berkaitan dengan proyek atau tagihan. Karena dengan hal itu maka yang berkepentingan akan meminta agar suratnya diproses, kemudian kita mengharapkan imbalan. Banyak lagi contoh yang terjadi tidak hanya di kalangan pegawai negeri tetapi disemua sektor, sehingga sudah selayaknya hal ini disebut sudah membudaya. Bagi pihak swasta terpaksaperlu juga terlibat dan melakukannya karena tanpa itu tidak bisa hidup. Di level bawah, ini dilakukan dengan alasanyang dikaitkan dengan keharusan untuk bisa hidup. Dilevel menengah juga dilakukan karena perlu untuk bisa menyesuaikan dengan lingkungan agar bisa berkembang bersama-sama dengan organisasi yang memang seperti itu. Di level atas dilakukan karena perlu untuk menggerakan perjuangan demi tujuan kekuasaan kelompok. Haruskah kita putus asa? Wassalam, Ridwan Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Kodak dilapangan tenis pernikahan Iraf
Yulharmaen yth, Tarimo kasih banyak atas kiriman photo perkawinan "Iraf Dawan yang cukuik rancak dan tampan, " Selamat buat Pengantin " Dan baitu juo gambar-gambar Warga RN nan di lapangan Tenis, sayang saribu kali sayang, dek indak ado katangan gambar nantun, sandainyo ado katarangannyo tantu akan labiah [dapek mangatahui sia-sia nan ado dalam gambar ] salam arshad [47] KL "M. Yulharmaen" [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr. WbUntuak warga RN ka kamancaliak kegiatan dilapangan tenis pernikahanIraf bisa maliek di:http://sg.f2.pg.photos.yahoo.com/ph/tenis_rangmudo/my_photosMauh agak talambek ma-upload.salam,~yul~Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Do you Yahoo!?Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Antara Harapan Dan Kenyataan
ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN EPISODE 1 : Saat Fulanah masih seorang gadis, yang ada di benaknya dan yang kemudian menjadi tekadnya adalah keinginan menjadi isteri shalihat yang taat dan selalu tersenyum manis. Pendeknya, ingin memberikan yang terbaik bagi suaminya kelak sebagai jalan pintas menuju surga. Tekad itu diperolehnya setelah mengikuti berbagai 'tabligh', ceramah, dan seminar keputerian serta membaca sendiri berbagai risalah. Bahkan banyak pula ayat Al-Qur'an dan Hadits yang berkaitan dengan hal itu telah dihafalnya, seperti "Ar Rijalu qowwamuna alan nisaa'...","Faso lihatu qonitatu hafizhotu lilghoibi bima hafizhallah..." (QS. An-Nisa ayat 34). Juga Hadits :"Ad dunya mata', wa khoiru mata'iha al mar'atus sholihat." (dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri sholihat). Atau, hadits "Wanita sholihat adalah yang menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh dan menjaga apa-apa yang diamanahkan padanya. Begitu pula hadits "Jika seorang isteri sholat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatan dirinya serta suaminya dalam keadaan ridha padanya saat ia mati, maka ia boleh masuk surga lewat pintu yang mana saja. (HR Ahmad dan Thabrani). Hadits yang berat dan seram pun dihafalnya, "Jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku perintahkan isteri menyembah suaminya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi,Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban) Figur isteri yang sholihat, taat, dan setia serta qona'ah seperti Khadijah r.a. benar-benar terpatri kuat di benak Fulanah dan jelas ingin ditirunya. Maka, tatkala Allah SWT telah menakdirkan ia mendapat jodoh seorang Muslim yang sholih, 'alim dan berkomitmen penuh pada Islam,Fulanah pun melangkah ke gerbang pernikahan dengan mantap. Begitu khidmat dan khusyu karena kesadaran penuh untuk beribadah dan menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan hidup berumah tangga. EPISODE 2 Tatkala Fulan masih menjadi seorang jejaka, ia sering membatin, berangan-angan, dan bercita-cita membentuk rumah tangga Islami dengan seorang Muslimah sholihat yang menyejukkan hati dan mata. Alangkah bahagianya menjadi seorang suami dan seorang "qowwam" yang "qooimin bi nafsihi wa muuqimun lil ghoirihi" (tegak atas dirinya dan mampu menegakkan orang lain, terutama isteri dan anak-anaknya). Juga menjadi 'imam yang adil' yang akan memimpin dan mengarahkan isteri dan anak-anaknya. Alangkah menenangkannya mempunyai seorang isteri yang akan dijaganya lahir dan batin, dilindungi dan disayanginya karena ia adalah amanah Allah SWT yang telah dihalalkan baginya dengan dua kalimat Allah SWT. Ia bertekad untuk mempergauli isterinya dengan ma'ruf (QS An-Nisa:19) dan memperhatikan hadits Rasulullah SAW tentang kewajiban-kewajiban seorang suami. "Hanya laki-laki mulialah yang memuliakan wanita." "Yang paling baik di antara kamu, wahai mu'min, adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya. Dan akulah (Muhammad SAW) yang paling baik perlakuannya terhadap isteri-isteriku." "Wanita seperti tulang rusuk manakala dibiarkan ia akan tetap bengkok, dan manakala diluruskan secara paksa ia akan patah." (HR. Bukhari dan Muslim) Fulan pun bertekad meneladani Rasulullah SAW yang begitu sayang dan lembut pada isterinya. Tidak merasa rendah dengan ikut meringankan beban pekerjaan isteri seperti membantu menyapu, menisik baju dan sekali-sekali turun ke dapur seperti ucapan Rasulullah kepada Bilal : "Hai Bilal, mari bersenang-senang dengan menolong wanita di dapur." Karena Rasulullah suka bergurau dan bermain-main dengan isteri seperti berlomba lari dengan Aisyah r.a. (HR Ahmad), maka ia pun berkeinginan meniru hal itu serta menyapa isteri dengan panggilan lembut 'Dik' atau 'Yang'. EPISODE-EPISODE SELANJUTNYA Fulan dan Fulanah pun ditakdirkan Allah SWT untuk menikah. Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam. Waktu pun terus berjalan. Dan walaupun tekad dan cita-cita terus membara, kin banyak hal-hal realistis yang harus dihadapi. Sifat, karakter, pembawaan, selera, dan kegemaran serta perbedaan latar belakang keluarga yang semula mudah terjembatani oleh kesatuan iman, cita-cita, dan komitmen ternyata lambat laun menjadi bahan-bahan perselisihan. Pertengkaran memang bumbunya perkawinan,tetapi manakala bumbu yang dibubuhkan terlalu banyak, tentu rasanya menjadi tajam dan tak enak lagi. Ternyata, segala sesuatunya tak seindah bayangan semula. Antara harapan dan kenyataan ada terbentang satu jarak. Taman bunga yang dilalui ternyata pendek dan singkat saja. Cukup banyak onak dan duri siap menghadang. Sehabis meneguk madu, ternyata 'brotowali' yang pahitpun harus diteguk. Berbagai masalah kehidupan dalam perkawinan harus dihadapi secara realistis oleh pasangan mujahid dan mujahidah sekalipun. Allah tak akan begitu saja menurunkan malaikat-malaikat untuk menyelesai- kan setiap konflik yang dihadapi. "Innallaha laa yughoyyiru ma biqoumi hatta yughoyyiru maa bi anfusihim" (QS Ar-Raad : 6).
[R@ntau-Net] Catatan Anak Negeri
Assalamu'alaikum Semakin banyak saja anak-anak yang kehilangan masa depannya karena tidaklagi mendapatkan pendidikan yang wajar. Anak-anak itu hidup dikolong-kolong jembatan sambil menatap negerinya diacak-acak oleh proseskepemimpinan yang tidak amanah. Anak-anak itu dipeluk ibunya yang merasabersalah karena tidak lagi mampu memberikan hak anaknya sebagaimana anakmapan sebayanya. Ibu-ibu itu menatap sejauh batas tak terhingga, sayu,menembus lorong sejarah bangsanya yang kian gelap mencekam.Beralih dari pemimpin satu ke pemimpin satunya, harapan kepadakesejahteraan tak kunjung datang. Yang terjadi masih saja kesalahanmanajemen yang disengaja. Kesengajaan itu berwujud perilaku yang tidaklagi memiliki kesadaran sebagai manusia yang mengenal Tuhan. Manusialupa dan saling memperebutkan periuk dunia meski harus dengan carasaling menghancurkan dan memusnahkan nilai-nilai kemanusiaan.Sebuah negeri yang subur makmur, tapi kehidupan sosial masyarakatnyapenuh ketimpangan, kesenjangan, dan keringnya jiwa. Jiwa-jiwa lusuh dandimabuk kepayahan mengejar kefanaan. Di jalanan bercecer nafsu generasimuda bangsa yang ditumpahkan secara membabi buta, seolah-olah telahberada di surga yang bebas melepaskan hajat kenikmatan. Padahal disudut-sudut sana masih berjejer kesusahan orang-orang yang belingsatanuntuk sekedar mencari sesuap nasi. Begitu jauh jarak antara di miskindan si kaya.Begitu jauh jiwa-jiwa itu berpisah sehingga urusan ekonomi tak lagimemiliki korelasi dengan kasih sayang, kelembutan hati, kepeduliansosial, dan semangat untuk saling menyejahterakan gerak hidup sesama.Ketika melihat kondisi bangsa yang sudah memasuki fase darurat ini,miris rasanya hati ini, semakin menguatkan pesimisme dan keputus-asaan. Rasanyaharapan untuk menjadi bangsa yang besar dan mulia sebatas utopia danmimpi di siang bolong. Derita demi derita silih berganti. Kegagalan demikegagalan mengisi halaman demi halaman catatan agenda perjalanan bangsabernama Indonesia ini. wassalam adr Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Humor Sufi
Title: Relatif Kisah Sufi Raja yang Buruk Muka dan Menteri yang Bijak Pada zaman dahulu kala, ada seorang raja yang tidak memiliki anak, tetapi sangat kaya dan wilayahnya sangat luas. Tentu saja ia selalu dirundung pikiran mengenai siapa yang bakal menggantikan kedudukannya kelak. Pada suatu hari, ia mengumpulkan semua juru sihir dari seluruh negeri dan orang-orang itu dimintanya agar berdoa untuknya. Beberapa di antara juru sihir itu malah menuliskan beberapa jimat untuk sang raja. Tak lama setelah peristiwa itu, permaisuri mengandung. Ia melahirkan seorang anak laki-laki. Namun ternyata putra mahkota itu wajahnya sangat buruk. Sang raja sangat berbahagia mempunyai seorang putra, meski sebetulnya ia agak sedih mengingat wajah putranya yang buruk itu. Peristiwa kelahiran itu ia rayakan besar-besaran di seluruh negeri. Menteri utama negeri itu adalah seorang tua yang sangat bijaksana. Untuk melindungi putra mahkota itu pun, ia menyingkirkan semua cermin dari istana. Maksudnya adalah agar putra mahkota tidak pernah bisa melihat wajahnya sendiri yang mahaburuk itu. Ketika raja meninggal karena suatu penyakit, putra mahkota itu pun diangkat sebagai raja. Sebagai raja kaya, ia mengawini banyak wanita cantik. Dan tentu saja, semua wanita cantik itu mempunyai cermin. Pada suatu hari, ketika raja itu berada di ruang baca, secara kebetulan ia menemukan sepotong kaca yang terselip di antara buku-buku. Ketika melihat ke kaca itu, tampak wajahnya sendiri yang sangat buruk, dan ia pun menjadi ngeri. Ia menjerit, lalu menangis panjang. menteri diberi tahu hal itu dan langsung menghambur ke ruang baca. ''Mengapa Yang Mulia menangis? Apa yang merisaukan Paduka?'' ''Aku baru melihat wajahku sendiri. Selama ini aku tidak menyadari betapa buruknya wajahku selama ini,'' jawab raja muda itu. ''Apa pula gerangan dosaku sehingga begini buruk rupaku?'' Mendengar jawaban itu, Menteri itu pun langsung ikut menangis. Raja itu bertanya kepadanya,''Aku menangis karena aku menyadari betapa buruknya wajahku. Kau menangis karena apa, Menteri?'' ''Ya, Yang Mulia,'' kata sang menteri, ''Paduka baru sekali melihat wajah Paduka, dan paduka menangis pilu karena itu. tetapi kami ini, rakyat Paduka, melihat wajah Paduka selama hidup kami. Itulah sebabnya hamba menangis, Paduka.'' ... Kirim ke milis : [EMAIL PROTECTED] Bergabung ke milis : [EMAIL PROTECTED] Keluar dari milis : [EMAIL PROTECTED] kirim email ke Owner : [EMAIL PROTECTED] NEW!! Plasagroups experience ... Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Rangkiang
Sanak Nofenri, Mantap bana kiriman mail sanak..., tarimokasih banyak... wass, Elthaf -Original Message- From: RaNK MaRoLa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 04, 2004 1:57 PM To: KaRaNTau Subject: [EMAIL PROTECTED] Rangkiang http://ranah-minang.info/content.php?article.13 Rangkiang oleh Gufron pada Wednesday 11 February 2004 Rangkiang adalah bangunan untuk menyimpan padi. Nama lainnya adalah Lumbuang atau Kapuak. Nama rangkiang bermacam-macam, sesuai dengan kegunaan dari padi yang disimpan di dalam rangkiang tersebut. Beberapa rangkiang yang dikenal: Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] batanyo
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Dek lamo lupo kok tibo, di nan banyak ragu nan datang, mako pado kini ko ambo ka batanyo, apokoh Tuan Arshad Sidik nan di Kolang atau Tuan Junaidi nan di Kandang Singo nan barasa dari Maninjau, karano ado nan ka ambo sampaikan sacaro baliak ketek. Pintak yo mintak di bari Tuan. kok kandak iyo bapalakukan, tolong di Tuan manjawekno.sabalunno ambo sampaikan tarimokasi Wassalamu'alaikum Wr.Wb. SBL Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] batanyo
Waalaikumsalam Wr Wb. Mak SBL, yth Iyo, dek lamo lupo, dek banyak ghagu, satantangan patanyoan Mamak, .. Ambo indak barasa dari Maninjau, Tatapi dari "Sei Geringging Piaman", namun baitu nan ambo tahu yang barasa dari Maninjau, adolah sanak kito nan baru mancogok baliak ka RN ko iolah Ghani Usop [Syaukani -44 th] nan tingga di Kajang [KL] Sakitu dulu dari Ambo, mohon maaf sabalunnyo. Arshad Sidik [47] KL Bandaro Labiah [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr.Wb. Dek lamo lupo kok tibo, di nan banyak ragu nan datang, mako pado kini ko ambo ka batanyo, apokoh Tuan Arshad Sidik nan di Kolang atau Tuan Junaidi nan di Kandang Singo nan barasa dari Maninjau, karano ado nan ka ambo sampaikan sacaro baliak ketek. Pintak yo mintak di bari Tuan. kok kandak iyo bapalakukan, tolong di Tuan manjawekno.sabalunno ambo sampaikan tarimokasi Wassalamu'alaikum Wr.Wb. SBL Do you Yahoo!?Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Basobok di Bali
Assalamu'alaikum Wr.Wb. Talalai ambo mambaleh Pak Zul Amri ! maklumlah , namono manggaleh babelok, ampia sarupo jo limau anyuk, dima tasakek sinan bamalam. Tarimokasi banyak, alah batarimo ambo di Dangau, sasudah itu lah babaok pulo ambo ka Rumah Makan "Adinda". Iyo lapeh taragak awak jadino, apolai wakatu maota jo "etek" sarato jo Yusril. lah kalua kato-kato "usali" nan salamoko alah banyak nan indak mamakai. Kapado Sidang RN, paralu pulo ambo sampaikan, ambo dibaok makan Pak Zul Amri di RM Adinda, nan punyo Pak Zul Amri. disiko ambo makan jo samba spesial (indak balatakkan di Paluang doh) tapi samba nan babuek khusus untuak urang dapua, yaitu Randang Buruang Marpati, onnd sabana sero, apo lai ditambah jo Lado Mudo Maco Bada sarato Taruang Uok Tarung, indak dapek nan kadisabuk, tunjuak manunjuakkan rasono, nan jano Randang, randang nan lamak, nan jano Lado, lado nan santiang, nan Taruang indak pulo amuah kalah, kecekno, taruang nan sero. Mulo-mulo ambo usak-i nasi nan diambiakkan dek anak Pak Zul Amri, tapi kasudahanno manyasa ambo mausak-i, dek karano taraso bana "garamno", Daripado manjadi panyasalan, tapaso ambo ambiak baliak nasi patambuahan, bialah sagan saketek jo Pak Zul Amri sarato jo Etek. ha ha ha. (tabukak pacokian ambo yo Pak Zul Amri ? Kalau ado Sidang RN nan ka mancubo, raso bisa dipasan ka RM Adinda, (kan lai buliah yo Pak Zul Amri ?) Tarimokasi banyak Pak Zul Amri ateh panarimoan ambo di Bali, salam sajo untuak Etek sarato kaluarga. Insyallah wakatu nan katibo diulang baliak. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. SBLzul amri [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb: Alhamdulillah , ambo lah basobok ( kopi darat ) jo sanak kito Zulhendrif Sutan Bandaro Labiah kapatangko sawakatu baliau ko manggaleh babelok ka Bali . Iyo sabana lapeh taragak ambo dek batamu jo baliau ko , karano lah lamo bana kasampatan ko ambo tunggu tunggu . Tarimo kasih banyak ambo ucapkan kasanak SBL , dalam kasibukan baliau mauruih 1400 orang tamu masih sempat bakunjuang katampek ambo . Wassalam : zul amri piliang . Do you Yahoo!?Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! MessengerBerhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] batanyo
Assalamu'alikum Wr.Wb. Dari Payokumbuah ka Bukiktinggi lalu ka Ampek Angkek joBiaro indak tarago marusuah ambo mananti tanyo nan capek dapek jawekno satantangan jawek nan dari Tuan Arshad Sidik, pintak buliah, kandak balaku, rasono, kok kurang siang lah basiangkan, kok kurang tarang alah batarangkan, alah samparono kasadono, Limbak nan dari pado itu, karano tanyo alah bajawek, gayuang nan alah basambuk, iyo tarimokasi banyak nan basampaikan. Kapado Tuan Ghani Usop (Syaukani), lai buliah ambo batanyo jo babarito ka Tuan malalui Japri ? Sakitu dari ambo, salah jo jangga mintak dimaafkan pulo. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. SBL arshad sidik [EMAIL PROTECTED] wrote: Waalaikumsalam Wr Wb. Mak SBL, yth Iyo, dek lamo lupo, dek banyak ghagu, satantangan patanyoan Mamak, .. Ambo indak barasa dari Maninjau, Tatapi dari "Sei Geringging Piaman", namun baitu nan ambo tahu yang barasa dari Maninjau, adolah sanak kito nan baru mancogok baliak ka RN ko iolah Ghani Usop [Syaukani -44 th] nan tingga di Kajang [KL] Sakitu dulu dari Ambo, mohon maaf sabalunnyo. Arshad Sidik [47] KL Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] batanyo
Wa'alaikum salam wr. wb. Mak Bandaro Labiah nan dianjuang tinggi diamba gadang. Anau kaciak gadang palapah tolonglah runduak runduak-an awak kaciak mudo matah kok salah tolong tunjuak-an Tipak dibadan diri ambo, kok dibukak sitambo lamo dipiliah atah ciek ciek, diliek dari garih mandeh iyo barasa dari Magek Tilatang Kamang, tapi mandeh ambo lahia dan gadang di Kurai Limo Jorong karano inyiak ambo urang Kurai sadangkan dari tipak bapak ambo babako ka Talang Tangah Batusangka. sairing balam jo barabah balam lalu barabah mandi sairing salam jo sambah salam lau sambah kumbali wassalam Junaidi (37), kandang singoBandaro Labiah [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr.Wb. Dek lamo lupo kok tibo, di nan banyak ragu nan datang, mako pado kini ko ambo ka batanyo, apokoh Tuan Arshad Sidik nan di Kolang atau Tuan Junaidi nan di Kandang Singo nan barasa dari Maninjau, karano ado nan ka ambo sampaikan sacaro baliak ketek. Pintak yo mintak di bari Tuan. kok kandak iyo bapalakukan, tolong di Tuan manjawekno.sabalunno ambo sampaikan tarimokasi Wassalamu'alaikum Wr.Wb. SBL Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger NowBerhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Do you Yahoo!?Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Perkenalan anggota baru.
Title: RE: [EMAIL PROTECTED] Perkenalan anggota baru. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenankan ambo memperkenalkan diri salaku anggota baru di milis RN. Namo ambo Mukhlis Hasbi Sutan Sinaro Alam, barasa dari Pasa Matua Kab. Agam. Kini bakuli di PT BOC Gases Indonesia di bagian marketing alias jua manjua. Ambo tingga di Bumi Mutiara, Desa Bojongkulur Gunung Putri. Barangkali ado kawan-kawan nan tingga dakek dakek situ buliah sakalian kito copy darek. Sakitu dulu dari ambo, mudah-mudahan ambo bisa aktif di milis ko. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hasbi -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] Nismah [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 08, 2004 11:16 AM To: 'Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)' Subject: [EMAIL PROTECTED] Testing Testing bundo melalui address yang baru _ This e-mail has been scanned for viruses by MCI's Internet Managed Scanning Services - powered by MessageLabs. For further information visit http://www.mci.com File: ATT30050.txt *** This email is confidential and intended solely for the use of the individual to whom it is addressed. Any views or opinions presented are solely those of the author and do not necessarily represent those of the BOC Group plc or any of its affiliates. If you are not the intended recipient, be advised that you have received this email in error and that any use, dissemination, forwarding, printing, or copying of this email is strictly prohibited. If you have received this email in error please return the message to the sender by replying to it and then delete the message from your computer. This footnote also confirms that this email message has been checked by anti-virus software for the presence of computer viruses. However, the BOC Group plc or any of its affiliates accepts no responsibility for any virus or defect that might arise from opening this e-mail or attachments. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Fw: Bapak Bangsa, dwifungsi bisnis, dll. - Fwd: Re: Fulbrighter Mochtar Naim is ...
- Original Message - From: nfn Ikranagara To: Dear Friends Dear Friends; Di bawah ini saya FW-kan pemaparan singkat tentang kiprah, pengabdian dan pencapaian di bidang politik yang dijalani salah seorang penerima grant Fulbright yang tidak asing lagi namanya: Mochtar Naim. Sungguh menarik, dan patut dijadikan suri tauladan, yang secara diam-diam dia telah menjelma sebagai salah seorang Bapak Bangsa lewat karya dan perbuatannya, bukan dengan khotbah yang muluk-muluk. Dari paparan yang dikutip dari Kompas, Kamis, 6 Mei 2004, menjadi jelas bahwa sebenarnya bentuk negara kita sekarang ini sudah mendekati (atau justeru sudah tiba pada?) bentuk federal (serikat) tanpa harus pasang merek. Alhamdulillah! Dan kekhawatiran bahwa kita belum siap untuk memberikan hak otonomi yang diperluas terbukti tidak benar, dan salah satu contohnya adalah ketokohan Mochtar Naim, seorang yang berhasil memenangkan kursi Senator dari Sumatera Barat. Bahwa manusia Indonesia yang berhasil itu adalah hanya mereka yang berhasil menjadi orang Jakarta, sehingga diberi nilai tinggi, disanjung oleh media, ucapannya dikutip dari waktu ke waktu, ternyata rumusan ini sebuah mitos yang tidak berdasar. Ketokohan Mochtar Naim ini bukan saja punya derajat nasional, melainkan dengan karya sepuluh jilid bukunya itu telah mengindikasikan derajatnya meningkat ke internasional. Saya percaya, banyak tokoh-tokoh lain derajatnya setinggi dia, bertebaran di berbagai wilayah propensi kita, mereka yang bekerja dengan tekun, sepi dari pamrih yang mokal--mokal, yang patut diekspos ke permukaan oleh media kita sehingga berlian-berlian itu merefleksikan cahaya universalnya bagi kita sekalian. Sehubungan dengan masalah dwifungsi ABRI dalam tulisan di bawah ini, yang dikatakan itu semua telah dipangkas habis dari balairung (baca:legislatif), sehingga tentara kita sekarang telah kembali menjadi hulubalang (baca: tentara professional), saya masih punya catatan. Apa yang kita kenal sebagai dwi fungsi di zaman Suharto berjaya, pada hakikatnya adalah sebuah multi-fungsi. Yang menyolok sekarang adalah fungsi ABRI yang belum dipangkas sama sekali adalah di bidang bisnis dan ekonomi. Masalahnya memang tidak semudah membalikkan tangan, saya faham itu. Tapi bagaimana pun ini adalah salah satu masalah. Malah bisa-bisa membahayakan, karena masalah ini telah melahirkan adanya faksi-faksi atas dasar bisnis/ekonomi di kalangan tentara kita (ke dalamnya termasuk yang sudah pensiun, atau yang non-tentara tapi diperlukan untuk menjalankan fungsi kebisnisan in). Timbullah pertanyaan di benak saya: Apakah persaingan antara Wiranto, SBY dan Prabowo, atau ditambah entah siapa lagi, yang sekarang tampak di depan mata kita di panggung pemilihan presiden 2004 ini, bukan merupakan kelanjutan tangan dari faksi-faksi bisnis/ekonomi yang saling bertarung di dalam tubuh militer kita? Sudah waktunya kefungsian bisnis/ekonomi di kalangan tentara ini diungkai untuk diketahui dengan pasti apa masalahnya, apa penyakit yang ada di dalamnya, apa bahaya yang mungkin meledak dari dalamnya, dan dengan demikian kita bisa mengantisipasi sejak dini kemungkinan-kemungkinan buruk yang muncul dari sana dengan diagnose yang jitu. Sehingga, dwi-fungsi tentara di bidang bisnis/ekonomi ini segera bisa diakhiri. Mari kita fikirkan bersama! Nah, silahkan membaca paparan yang saya FW-kan di bawah ini sebagai awal dialog kita. Silahkan Anda ungkapkan apa saja masalah yang masih terkait yang perlu kita bahas bersama. Terimakasih saya ucapkan kepada Bung Piet Hendrardjo yang menjaga warung MFI, dan dari sana saya mendapatkan paparan tentang Mochtar Naim ini, paparan yang sungguh berharga untuk disimak. Salam, Ikra === Piet Hendrardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: To: From: Piet Hendrardjo Subject: [mfi] Re: Fulbrighter Mochtar Naim is elected as Senator from West Sumatra province Note from AMINEF: From the 128 newly elected Senators of the newly promulgated House of Regional Representatives (Dewan Perwakilan Daerah), one of them is Dr. Mochtar Naim, a Fulbright program alumnus who just completed his five months research at the University of Michigan, Ann Arbor (2003-2004). He is one of the four Senators representing the province of West Sumatera. The project he was working on between October 2003 and February 2004 at Ann Arbor was to classify the verses of the Qur'an in a topical manner following more or less the usual classification of scientific themes (Physics and Geography, Biology and Medicine, Botany and Zoology, Economics, Law, History, Social Ethics, Theology, Eschatology, and a collection of the verses of Prayers. The first five volumes have already been published. Congratulations Pak Mochtar! Kompas, Kamis, 6 Mei 2004 Mochtar Naim, Hulubalang Tua yang Terus Berjuang MESKI usianya terus bertambah, sosiolog Dr Mochtar Naim (72) tetap tak berubah. Pada Selasa (27/4) itu penampilannya masih seperti dulu: sederhana dan santun, kaya dengan pemikiran jernih, tajam, kritis, analitis, dan
[R@ntau-Net] Capres Cawapres
Assalamualaikum Wr. Wb., Ambo sangajo mangirim judul ko ka RN, biasonyo akan barasiah dikubak dan dipoles, bahkan ditambah dengan bumbu yang kurang, sorry kalau ado idola sanak2 yang disingguang, tapi tujuannyo hanyo untuak 5 tahun kedepan bagi RI yang tercinta ini. Komentar kawan2 tentang, salah seorang Capres/Cawapres mengiklankan diri dengan ikut bernyanyi di tv. Rekan tadi bertanya; apakah Capres/Cawapres kita ini sedang ikutan kontes Capres/Cawapres untuk menjadi R-1 atau ikutan kontes sekelas AFI atau Indonesian Idol? Sebenarnya dari beberapa kali melihat debat publik baik di tv maupun di kampus, seharusnya kita telah dapat memetakan kapasitas si kandidat capres/cawapres tersebut. Jadi sebenarnya kita tidak usah pedulikan bila ada iklan capres/cawapres yang tidak mengedapankan logika berpikir yang rasional. Sebagai contoh ada yang mengiklankan bahwa pilihlah capres/cawapres yang paling cantik, ganteng, yang bisa nyanyi, dll. Bahkan ada kegiatan pendukung salah satu kandidat pres/wapres yang masih mengulangi horor tahun 1999 yl -- dimana rame-rame menggalang kekuatan dengan show force of bleeds. Komentar kawan yang lain, bukan hanya HR (Human Resources) yang perlu dikelola oleh orang-orang yang tidak saja punya hati, tetapi juga mampu berpikir dengan baik, tetapi the whole corporate juga perlu dilandasi dengan Mind-set yang benar. Inilah antara lain target sekaligus dampak dari penerapan Good Corporate Governance (GCG). Dan ini menjadi semacam keniscayaan di masa yang akan datang akibat dari perkembangan pesat teknologi informatika yang memaksa terjadinya dan / atau diberlakukannya transparansi. Para ahli mengatakan, selain kesadaran akan realitas atau kemampuan melihat fakta yang ada, juga penting (bahkan lebih penting) melihat kecenderungan yang terjadi seperti demokratisasi, transparansi, akuntabilitas, interdependency, dll. Di Bali ada bank yang telah berkembang cukup lama pada skala nasional namun ambruk lantaran moral etika dari owner dan jajaran manajemen-nya diragukan (menurut Anwar Nasution, dimuat koran Bali Post). Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi dapat dikelabui dengan janji-janji atau pernyataan kosong. Ini juga menujukkan bahwa tuntutan ke arah GCG bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Dapatkah dibayangkan besarnya peluang pada kiprah HR, Pelatihan, dan berbagai upaya mengubah Mind-set agar selaras dengan kecenderungan yang terjadi? Wass. Syahril Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net