Re: [RantauNet] Malang-Payakumbuh
Hehehe...Fishes are a highly adaptable species, found in nearly all habitats. And fishes hold their territories too, the size of which depends on habitat. Ondeh ko lah kaji lamo ko. Zaman kiniko nan balaku Lain padang tapi bilalangnyo eta kene wae. JD RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Malang-Payakumbuh
Malang-Payakumbuh oleh: HERU WIDHI HANDAYANI DEALISME dan praktis. Dua hal yang senantiasa tarik-menarik dalam bisnis radio. Lantaran menggunakan ranah publik sudah sewajarnya radio jadi medium yang menyuarakan kepentingan publik. Saat ribut-ribut otonomi daerah, radio punya tugas mencorongkan kenyataan di lapangan. Setahun sudah, 1 Januari 2001, konsep otonomi daerah diresmikan. Apa konsep itu sudah diterima masyarakat? Isu itu menggelitik Freidrich Naumann Stiftung, organisasi nirlaba dari Jerman, yang punya kantor di Jakarta. Mereka menggelar kompetisi Radio Awards 2001 dengan tema "otonomi daerah" untuk tiga kategori: mini feature, reportase, dan wawancara. Ada 44 radio yang mengirimkan 104 karyanya, dan keluar pemenang pertama kategori mini feature radio Arief FM 105,8 MHz, kategori reportase radio MAS FM 1007,2 MHz, dan kategori wawancara kantor berita radio 68H. Tengok judul program masing-masing pemenang ini: "Otonomi Daerah di Tengah Konflik," "Aksi Demo Wartawan: Menteri Sama Dengan Kambing," dan "Pengambilalihan Jasa Pelabuhan oleh Pemerintah Kota Cilegon." Kenyataan ini memperlihatkan radio mulai menyuarakan kepentingan publik ketimbang bisnis semata. Awak radio sendiri bagaimana? Menurut Bambang Pramono, reporter MAS FM, sebelum jadi radio yang bergerak dalam bidang informasi, satu-satunya di Malang, awal mulanya ia radio hiburan. "Pool dangdutnya Malang," komentar Bambang. Sejak gabung dengan radio ini Desember 2000 lalu, dia dan dua orang reporter lain jadi ujung tombak dalam penyampaian berita. Sehari masing-masing harus menyetor tiga macam wawancara. "Yang penting program informasi terlaksana." Setelah iklan banyak masuk akhirnya perusahaan tak menutup mata untuk meningkatkan kesejahteraan. "Lumayan lah di atas upah minimum regional (Malang)," jawabnya. Bahkan dari motor pinjaman kini dia bisa mengendarai motor sendiri, beli baru lagi. Keikutsertaan dalam lomba itu, menurut penuturannya, bukan lantaran hadiah. Malahan naskahnya "Aksi Demo Wartawan: Menteri Sama Dengan Kambing" baru dikirim saat-saat terakhir. Siapa sangka dia juara. "Lucunya pada saat laporan, saking banyaknya wartawan (yang demonstrasi) sempat saya kelabakan," kenangnya, tawa terdengar dari ujung telepon. Lain halnya dengan Taufik Bambang dari Arief FM. Dia menyatakan keinginannya mengikuti lomba radio itu didasarkan atas upaya mengungkap kejadian di Payakumbuh. Selain itu dia juga ingin mengetahui seberapa besar kemampuan jurnalismenya. Apakah kemenangannya itu membuktikan dirinya memang mumpuni? "Saya merasa masih kurang baik mutu, penulisan maupun penyampaian," jawab Taufik. "Masalahnya penyampaian di radio dibatasi oleh waktu," tambahnya. Keinginan untuk terus mengungkapkan masalah sosial Payakumbuh memang telah jadi makanan Taufik. Gara-gara itu pulalah dia didepak dari radio SIPP FM 106.85 MHz, di Padang, tempat kerjanya dulu. Pengalaman itu mengantarkan dia ke Arief FM. Bukan berarti dia tak pernah mengalami perseteruan di sini. Pernah seorang pejabat Payakumbuh mengutus orang, menuntut agar Taufik tak lagi memberitakan persoalan Payakumbuh. Ancamannya adalah tuntutan hukum. Taufik bersikukuh dengan keyakinannya. Tapi Taufik juga mengadakan pendekatan persuasif dan menjalin hubungan baik dengan perusahaan maupun pemerintahan. *** Copyright © 2001-2002, PANTAU 07_ilus.gif Description: GIF image i.gif Description: GIF image
Re: [RantauNet] Malang-Payakumbuh
- Original Message - From: Indra Piliang To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 22, 2002 6:38 PMSubject: [RantauNet] Malang-PayakumbuhMalang-Payakumbuholeh: HERU WIDHI HANDAYANIDEALISME dan praktis. Dua hal yang senantiasa tarik-menarik dalam bisnis radio. Keinginan untuk terus mengungkapkan masalah sosial Payakumbuh memang telah jadi makanan Taufik. Gara-gara itu pulalah dia didepak dari radio SIPP FM 106.85 MHz, di Padang, tempat kerjanya dulu. Di tengah gegernya warga RN seputar pemutusan hak Panggugek untuk bersuara di RN, senang juga membaca berita ttg Taufik ini. Seperti buka puasa dengan segelas minuman manis yang dingin, dunia tampak lebih warna-warni bahkan lebih luas dari hanya sekedar bola bumi. Akhirnya, setiap orang harus percaya bahwa pikiran yang di topang oleh sebuah kepercayaan tidak akan pernah kalah. Seperti Taufik, jika Pang tak menemukan battlefield-nya di RN, dia akan menemukannya di tempat lain. Ada pelajaran penting dari berita Malang-Payakumbuh ini, never establishing defeat in our minds! Kalau hal ini dibiarkan terjadi kita tidak ubahnya seperti seekor gajah di sebuah sirkus yang baru beberapa hari lalu saya dongengkan kepada anak2 saya. Agar tidak lariseekor anak gajah dirantai kakinya oleh seutas rantai besi. Awalnya gajah keciltidak terima diperlalukan begitu. Dia akan tarik dan tarik lagi rantai tersebut sampai pada suatu titikdia sadar bahwa rantai itu terlalu kuat untuk membebaskan kakinya. Akhirnya dia menyerah. Ketika gajah ini tumbuhdewasa, dia cuma butuh tali kecil agar tidak lari. Padahal gajah dewasa punya semua kekuatan untuk memutus tali atau rantai yang mengikatnya tapi karena dia sudah begitu lama dikondisikanbahwa percuma saja segala usaha untuk membebaskan diri akhirnya dia menyerah sebelum mencoba. Senang sekali ternyata Taufik tidak seperti gajah dalam kelompok sirkus tersebut. Evi
Re: [RantauNet] Malang-Payakumbuh
Ada pelajaran penting dari berita Malang-Payakumbuh ini, never establishing defeat in our minds! A real fighter can be destroyed but never be beaten. Tapi anti lo lah PYK dijadikan battlefield, urang Pyk tu bih elok laku. Aie janiah ikannyo jinak. JD RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
Re: [RantauNet] Malang-Payakumbuh
- Original Message - From: J.Dachtar [EMAIL PROTECTED] Ada pelajaran penting dari berita Malang-Payakumbuh ini, never establishing defeat in our minds! A real fighter can be destroyed but never be beaten. Tapi anti lo lah PYK dijadikan battlefield, urang Pyk tu bih elok laku. Aie janiah ikannyo jinak. Hehehe...Fishes are a highly adaptable species, found in nearly all habitats. And fishes hold their territories too, the size of which depends on habitat. Evi RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===