[RantauNet] System Pendidikan di Indonesia
Ass.ww Pendapat dibawah ini baik direnungkan bagi kita semua, terutama para penentu dunia pendidikan kita. Wass.ww - Original Message - From: "Nugroho" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: 26 January, 2001 12:07 Subject:[manajemen] Re: [gedeprama] System Pendidikan di Indonesia PENDIDIKAN MISMATCH DENGAN REAL LIFE, KRITIK DARI PENGALAMAN. Sistem pendidikan di dunia (apalagi Indonesia) memang payah. Berikut ini beberapa pengalaman pribadi : - Lulus SMA, saya tidak bisa kerja apa-apa, membuka usaha sendiripun tidak pernah diajari caranya. - Pelajaran seperti Matematika itu (teori himpunan, persamaan aljabar, sinus cosinus trigonometri) 90% tidak ada gunanya dalam kehidupan riil saya sekarang. Padahal saya belajar susah payah di SD dan SMP dalam waktu 9 tahun. Kalau saya mau dan memang diperlukan, saya bisa belajar semua itu dengan mudah di Universitas dalam waktu 1-2 tahun saja, termasuk sampai Matematika lanjutan (Kalkulus Lanjutan, Statistika Lanjutan). Saya telah belajar itu di S-1. Itupun dalam pekerjaan jarang dipakai, kecuali bidang-bidang tertentu. - Sebagian besar pelajaran adalah hafalan dan tidak ada gunanya untuk mendukung perjuangan hidup. Coba seandainya kurikulum untuk kerja kebih diprioritaskan antara lain Bertani, Berdagang, Membuka Usaha, Bengkel dsb - Penilaian tidak ada kaitannya dengan keberhasilan hidup. Wiraswasta yang bloon di sekolah bisa jauh lebih sukses dari orang pintar di sekolah. Saya lihat sendiri banyak contohnya. - Tidak jelas pelajaran untuk pengembangan DIRI (self development), padahal ini adalah sebagian besar dari faktor pembentuk kepribadian manusia. Orang sukses jadi wirausaha atau manajer bukan karena karena nilai sekolah tinggi, tetapi karena sifat ulet, kreatif, interpersonal skill baik, teknik berbicara efektif, dll, yang tidak pernah diajarkan. - Sedikit sekali learning by doing, padahal itu yang paling mendidik. yang ada adalah hitungan dan hapalan mati. Tidak heran jika anak-anak kita bisanya tawuran. Tidak heran begitu banyak pengangguran pasca SMA. Tidak heran sarjana tidak bisa kerja. Tidak heran kita begitu terkebelakang. Kesimpulan, sudah pasti ada mismatch antara real life dengan sistem pendidikan kita. Idealnya? Idealnya, lulus SMA harus bisa MANDIRI, bisa kerja kantoran level rendah atau wirausaha. Ini memang susah dicapai, karena sekolah harus menyediakan banyak lab dan praktek usaha dan real-life, tetapi jauh lebih baik daripada rumus-rumus kimia yang 90% sudah saya lupakan itu. Penekanannya adalah pada BASIC CHARACTER, PRACTICAL SKILL dan LIFE SURVIVAL. Ini mungkin dicapai dalam waktu 12 tahun. Setelah itu, bila MAU mendalami suatu bidang ilmu tertentu, barulah dipelajari di Universitas. Pengalaman saya, pelajaran yang susah-payah kita pelajari di SD dan SMP dengan mudah kita akan pahami dalam waktu singkat setelah pikiran kita mulai matang, setelah kita mengetahui frame of thinking ilmu. Ekstrimnya, kita akan sibuk menyentuh buku hanya setelah umur 18 tahun ke atas. Penekanannya pada TEORI dan SCIENCE DEVELOPMENT. Catatan : saat ini saya sudah menyandang gelar S-1 Teknik, S-2 Manajemen, dan S-2 Teologi, dan saya masih sangat kecewa melihat bahwa 80% yang saya pelajari di Universitas S-1 tidak ada gunanya. Barulah di S-2 saya melihat lebih dari 50% ilmunya terpakai. S-2 itu adalah hasil pilihan minat pribadi. Saya belajar disiplin ilmu baru sampai level S-2 hanya dalam waktu 2-3 tahun saja. Ini saya alami pada waktu belajar Ekonomi-Manajemen dan Filsafat-Teologi. Hanya dalam beberapa tahun pendidikan, itu sudah terpahami dengan baik dan mampu untuk menghasilkan uang secara riil dan mencapai cita-cita untuk kepuasan diri. Kita perlu para pakar pendidikan yang bisa meletakkan dasar pendidikan yang lebih baik. Demi anak-anak kita semua di masa depan. Saya membuang lebih dari 15 tahun pendidikan saya dengan sia-sia! Nugroho - Original Message - From: Ismet Hasibuan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 25, 2001 7:49 AM Subject: [gedeprama] System Pendidikan di Indonesia Pak Gede yth, Saya sangat concerns sekali dan cemas dengan system pendidikan yang diterapkan pada anak didik kita sekarang ini mulai dari SD s/d PT. Bayangkan dari SD sampai PT anak-anak kita hanya dijejali dengan hapalan demi hapalan dan espoused theory dan sangat jarang diberikan theory in used, mestinya kayak pendidikan dulu yang banyak menggunakan nalar, analysis dan praktek langsung, lebih effective dalam menciptakan manusia Indoonesia yang creative dan bernalar. Ditambah lagi dengan anak-anak kita yang dijejali dengan
RE: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia
Assalamu'alaikum wr, wb! Maaf saya tergelitik untuk mengomentari, ini merupakan pendapat saya saja. Sistem pendidikan memang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Indonesia belum merupakan negara yang memperhatikan hal ini disebabkan masih disibukkan oleh hal-hal ekonomis dan politis. Di masa keadaan politis lebih stabil saja hal ini hanya merupakan suatu wacana saja tidak pernah ter- implementasikan apalagi saat sekarang. Para siswa sekarang (mungkin bahkan guru) tidak mengerti apalagi memahami filosofi dari ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah. Kontribusi ilmu-ilmu matematika, fisika, kimia dsb sangat banyak manfaatnya. Seperti fisika, matematika dan atau aljabar sebenarnya sarat dengan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari bahkan kehidupan sosial kemasyarakatan. Teori Himpunan misalnya, berisikan bagaimana benda atau semesta dalam suatu cartesian itu berhimpun dan antar himpunan ada suatu relasi yang jenisnya beraneka ragam ada satu-satu, satu-banyak, banyak-satu dsb. Kemudian bagaimana suatu himpunan dengan himpunan yang lain dapat didefinisikan dengan adanya suatu fungsi f(x). Jika hakekat ilmu himpunan ini saja benar-benar difahami maka akan mendapatkan suatu hal yang luar biasa. Jika di "semesta" ini terdiri dari berbagai "himpunan" yang di"peta"kan oleh suatu "fungsi" yang dapat merubah suatu "member" "domain" menjadi "member1" do "co-domain" yang lain. Ini hanyalah salah satu contoh kecil manfaat dari ilmu aljabar yang dapat diterapkan di kehidupan sosial kita. Apalagi jika dikaji ilmu integral dan differensial. Itu lain dengan adanya ilmu binari dan metode numeric alangkah ringannya, pekerjaan kita sekarang dengan adanya automatisasi, komputer, dan jangan sekali-kali hal ini anda ragukan di depan seorang proggrammer komputer yang sangat berterima kasih kepada guru SMP atau SMP yang mengajarkan metode bilangan ini. Sistem pendidikan bukanlah sekedar pengajaran tetapi benar-benar mendidik, merubah suatu pola yang kurang baik menjadi lebih baik. Teknik penyampaian meteri mungkin bisa dibuat sedemikian rupa sehingga menarik dapat memberikan inspirasi bagaimana hal- tsb dapat bermanfaat sebagai bekal kelak Contohnya matematika mungkin dapat dibantu dengan metoda simulasi. Wassalam, Yudian -Original Message- From: Darul Makmur [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, January 29, 2001 9:02 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia Ass.ww Pendapat dibawah ini baik direnungkan bagi kita semua, terutama para penentu dunia pendidikan kita. Wass.ww - Original Message - From: "Nugroho" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: 26 January, 2001 12:07 Subject:[manajemen] Re: [gedeprama] System Pendidikan di Indonesia PENDIDIKAN MISMATCH DENGAN REAL LIFE, KRITIK DARI PENGALAMAN. Sistem pendidikan di dunia (apalagi Indonesia) memang payah. Berikut ini beberapa pengalaman pribadi : - Lulus SMA, saya tidak bisa kerja apa-apa, membuka usaha sendiripun tidak pernah diajari caranya. - Pelajaran seperti Matematika itu (teori himpunan, persamaan aljabar, sinus cosinus trigonometri) 90% tidak ada gunanya dalam kehidupan riil saya sekarang. Padahal saya belajar susah payah di SD dan SMP dalam waktu 9 tahun. Kalau saya mau dan memang diperlukan, saya bisa belajar semua itu dengan mudah di Universitas dalam waktu 1-2 tahun saja, termasuk sampai Matematika lanjutan (Kalkulus Lanjutan, Statistika Lanjutan). Saya telah belajar itu di S-1. Itupun dalam pekerjaan jarang dipakai, kecuali bidang-bidang tertentu. - Sebagian besar pelajaran adalah hafalan dan tidak ada gunanya untuk mendukung perjuangan hidup. Coba seandainya kurikulum untuk kerja kebih diprioritaskan antara lain Bertani, Berdagang, Membuka Usaha, Bengkel dsb - Penilaian tidak ada kaitannya dengan keberhasilan hidup. Wiraswasta yang bloon di sekolah bisa jauh lebih sukses dari orang pintar di sekolah. Saya lihat sendiri banyak contohnya. - Tidak jelas pelajaran untuk pengembangan DIRI (self development), padahal ini adalah sebagian besar dari faktor pembentuk kepribadian manusia. Orang sukses jadi wirausaha atau manajer bukan karena karena nilai sekolah tinggi, tetapi karena sifat ulet, kreatif, interpersonal skill baik, teknik berbicara efektif, dll, yang tidak pernah diajarkan. - Sedikit sekali learning by doing, padahal itu yang paling mendidik. yang ada adalah hitungan dan hapalan mati. Tidak heran jika anak-anak kita bisanya tawuran. Tidak heran begitu banyak pengangguran pasca SMA. Tidak heran sarjana tidak bisa kerja. Tidak heran kita begitu terkebelakang. Kesimpulan, sudah pasti ada mismatch antara real life dengan sistem pendidikan kita. Idealnya?
Re: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia
Assalamu'alaikum WW Mambaco posting Mamak , tantang Guru, ambo takana wakatu baru masuak perguruan tinggi..kabatulan ambo di MIPA pas liburan semester pertamo ambo basuo jo kawan ambo nan kuliah di IKIP jurusan Fisika, dek kawan dakek ambo batanyo ka kawan itu , apo buku nan dipakai ? Di jawab dek kawan ambo coiko "Buku nan dipakai iyo buku untuak anak SMA sajo nyo samo diktat dari dosen, kan kami hanyo untuak maaja anak SMA" , tantu ambo takajuik.. jadi baitu caro pikiran calon guru... ataukah itu caro pendidikan calon guru... jadi wakatu itu kawam ambo itu indak tau jo buku Dasar Fisika karangan Halliday Resnick, Seark Zermansky dll ... nan labiah banyak isinyo tantang filosofi fisika sebagai dasar untuak maajakan ka anak muriknyo... padohal kalau diliek asa alah mangarati jo filosofi dari hukum fisika itu mancari etongan dengan rumus-rumus nan banyak itu tantu labiah mudah dan juo contoh buku diateh adolah buku-buku nan umum dipakai di PT bukan hanyo untuak anak MIPA sajo.. Dengan ilustrasi diateh tantu indak ka heran awak kalau guru itu banyak nan hanyo mendikte alias pendikte.. Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak From: "Darul Makmur" [EMAIL PROTECTED] Belum lagi jika ditinjau dengan kwalitas guru yang mentransfer ilmu, yang mayoritas adalah pendikte, dimana mau tak mau harus ditelan oleh anak didik. Guru tersebut juga mempunyai ilmu 1/2 dari yang seharusnya dan yang dapat diserap anak didik mungkin 1/2 atau sepertiga dari guru. Jadi nilai "transfer of knowledge" seberapa. Wass.ww St.P _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com RantauNet http://www.rantaunet.com = Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke / To: [EMAIL PROTECTED] Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama: - mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda] - berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda] Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung = WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA =