[R@ntau-Net] Bls: Manaruihkan Surat Terbuka, mudah2an bermanfaat.

2016-01-09 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet
Wuah Indonesia Hebat dan Minangkabau akan hebat apabila kejadian dan keluhan 
surat terbuka yang ada tersebut ada solusinya. Semoga LKAAM, Tungku Tigo 
Sajarangan, Parik Paga dan stake holder  Minangkabau Hebat dengan ABS SBK dapat 
melakukan upaya2 preventif dan lainnya. Mungkin ada kesalahan dalam menulis 
Mental seyogyanya REVOLUSI METAL yaitu group band tsb.Haasma.
 

Pada Sabtu, 9 Januari 2016 17:32, Mizardi  menulis:
 

  Renungan:Surat terbuka dari guru di Pariaman kpd Walikota-nya
Selasa, 05 Januari 2016
Tertibkan Orgen Tunggal, Selamatkan Moral Kemenakan!
       Aku hanya seorang gadis kecil yang coba menulis sesuatu padamu yang 
pantasnya ku panggil Mamak, bukan, Pak. Surat ini bukan suatu bentuk 
pembangkangan, kagadang-gadangan atau sok mengajari pandeka basilek. Sepuluh 
jari kemenakan susun beserta kepala, memohon maaf apabila ada kata-kata 
kemanakan yang patut dibimbing ini yang tidak enak Mamak baca.
        Mamak, disini aku ingin berbicara tentang orgen tunggal di Pariaman. 
Kemenakan kecilmu ini kini telah beranjak dewasa, hingga ketika aku menyaksikan 
orgen tunggal yang menampilkan biduannya berpakaian minim, seolah-olah aku yang 
sedang ditelanjangi, ditonton dan dijadikan objek tertawa licik para lelaki 
yang puas menatapnya. Aku malu!
       Hingga sebelum acara itu usai aku sudah lebih dulu pergi karena 
terbayang apa yang akan aku saksikan selanjutnya. Ya, seperti yang sudah-sudah, 
seperti yang sama-sama diketahui, seperti yang sudah mulai dimaklumi, para 
biduan wanita itu akan melecuti beberapa bagian pakaiannya lebih minim lagi, 
lebih terbuka lagi, lebih memancing hawa nafsu lagi, lalu mereka bersama 
pemuda-pemuda bahkan mamak-mamak yang tengah mabuk akan berpesta pora. 
Bergoyang seolah lupa siapa mereka. Apa kedudukan mereka. Seorang mamak akan 
lupa memberi contoh yang baik pada kemenakannya. Pemuda yang masih sekolah lupa 
akan apa tanggungjawabnya esok pagi. Dan itu berlangsung hingga pukul empat 
pagi. Hampir mendekati subuh. Dan hal tersebut digelar diruang terbuka.
            Maka akan sangat miris lagi ketika pagi-pagi beberapa bocah usia 
sekolah dasar menceritakan perihal apa yang dilihatnya dari gelaran orgen 
tunggal semalam yang ditontonnya itu pada teman sebayanya. Menceritakan 
bagaimana terbukanya pakaian biduan-biduan wanitanya. Menyebutkan nama-nama 
orang kampungnya yang mabuk berat malam itu, dan menceritakan siapa-siapa saja 
yang memeluk biduan wanita seraya memberi beberapa lembar uang saweran. Miris! 
Bocah sekecil itu menurutku hanya boleh bercerita tentang bagaimana ia 
menyelesaikan PR Matematikanya semalam. Bukan bercerita tentang tontonan tak 
pantas yang disuguhkan kakaknya, ayahnya, mamak-mamaknya dan 
tetangga-tetangganya.
            Lebih miris lagi ku saksikan di kota ini, nasionalisme pemudanya 
hanya sebatas gelaran orgen tunggal. Mereka menanti datangnya hari peringatan 
kemerdekaan demi berpesta dengan orgen tunggal  dengan goyangan eotis lengkap 
dengan minuman keras, lalu acara itu dikemas dengan tajuk ALEK PEMUDA. Apa 
dengan  begitu mereka akan tahu bagaimana perjuangan para pahlawan 
memperjuangkan kemerdekaan. Bahkan mungkin lagu wajib Indonesia raya saja 
mereka tak tahu. Mereka lebih hafal judul lagu dangdut koplo yang membuat 
goyangan mereka semakin asyik dan malam mereka semakin panas. Toh kemerdekaan 
bagi mereka adalah sebatas bebas bermabuk-mabukan dan bebas menikmati aurat 
yang dipertontonkan.
            Aku bukan ahli agama, Mamak. Tapi yang aku tahu mengumbar aurat itu 
berdosa. Meliuk-liukan badan dengan pakaian super pendek itu berdosa. Melelang 
harga diri dengan beberapa lembar rupiah yang diserukan dengan pengeras suara 
itu amat berdosa. Minuman keras itu berdosa. Bukankah oranng Minang terkenal 
dengan adat istiadat dan agamanya? Lalu kenapa Pariaman kini seolah menjadi 
Pantura jilid dua?
            Aku teringat himbauan “Maghrib mengaji” yang Mamak serukan dulu. 
Lalu kenapa tak bisa mamak buat himbauan “Pariaman bebas orgen tunggal”? 
Jikapun rumah orang baralek dan alek pemuda harus dihibur orgen tunngal, kenapa 
tak tegas tegakkan aturan orgen tunggal hanya boleh hingga pukul dua belas 
malam saja dengan menjunjung tinggi adat kesopanan dan nilai agama?
            Aku yang bodoh ini menangkap adanya pergeseran nilai di ranah yang 
begitu ku sanjung ini, Mamak. Jika dulu kemenakan segan bertemu mamak di lapau, 
kini kemanakan dan mamak duduk bersama bermain domino. Bahkan menonton orgen 
dilokasi yang sama dengan kelakuan yang sama. Begitu sedih aku mendapati hal 
tersebut. Seolah-olah Minang kabau kini tak lagi bisa dijadikan panutan. 
Seolah-olah nilai-nilai kesopanan dipertaruhkan demi tameng “hiburan”.
            Lakukanlah sesuatu, Mamak! Anggaplah biduan wanita itu, 
pemuda-pemuda itu dan anak-anak kecil yang gemar menonton orgen tunggal itu 
adalah kemenakan-kemanakanmu juga yang pantas Mamak ajari hal-hal baik dan 
Mamak lindungi dari segala yang tercela. Tak ku 

[R@ntau-Net] Uztadzah Rahima dima nyo kini?

2016-01-09 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Saisuak di Lapau ko ado ado Uztadzah Rahima nan agak cacau kajinyo. Heran awak 
kama dan dimanyo kini. Lah lamo bana indak tadanga. 

Rasonyo dahulu inyo mangaji untuak Program Dotor di Universitas Al Azhar, 
Cairo. Khawatir awak suasana Cairo. 

~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Muazzin dari Makkah Darat

2016-01-09 Terurut Topik Maturidi Donsan
Saya juga belum baca.



Mengenai buya SM ini, pemikiran  positifnya ada, sayangnya setelah beliau
mengucapkan :

Tak suka syariat islam masuk aturan negara, sebagian umat islam mungkin
mulai menjauhi beliau, menjauh dari omongan, mejauh dari tulisan maupun
pemikiran.



Ide beliau tak suka syariat Islam jadi aturan dinegara ini, merangsang
orang berpikir, apakah Buya SM ini bagian dari salah satu kelompok yang
tidak suka Syariat Islam dinegeri ini.



Namun pemikiran beliau ini sekarang memang disambut baik /diagungkan /
didengung-dengungkan oleh kelompok yang tak suka Syariat Islam.



Sebagai orang Minang, untuk sebagian orang  minang mungkin pemikiran beliau
sudah berat diterima, yang akan menerima mungkin kampus untuk bahan
skripsi/desertasi.



 Sekarang dengan buku Muazin Mekah Darat apakah masih akan dilihat  sebagian
umat islam?.



Kita doakan mudah-mudahan buya dipenghujung hayatnya bisa meralat ucapannya
yang tidak suka syariat islam itu,  dengan demikian tulisan dan pemikiran
beliau menjadi hal yang menarik kembali, semoga.



Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Muazzin dari Makkah Darat

2016-01-09 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Assalamu'alaikum wR wB

Tugas utama seorang muazzin adalah mengucapkan azan dengan suara nyaring
dan merdu pada setiap awal waktu shalat fardhu. Jadi, mengingatkan masuknya
waktu shalat dan mengajak untuk shalat berjamaah di masjid/mushalla tempat
azan tersebut dilaksanakan.

Isi azan adalah:
* mengagungkan Allah SWT
* membaca kalimat syahadat
* mengajak untuk melaksanakan shalat (berjamaah)
* mengajak untuk mencapai kemenangan
* kembali mengagungkan Allah SWT dan menegaskan bahwa tiada Tuhan selain
Allah

Jelas sekali bahwa azan itu ditujukan kepada ummat Islam, khususnya laki2
Muslim utk shalat berjamaah dan berjuang mencapai kemenangan.

Kalau p Ahmad Syafii Maarif dijuluki sebagai 'Muazin Bangsa dari Makkah
Darat' seharusnya beliau telah dengan konsisten menunaikan tugas muazin di
atas. Saya belum membaca buku itu dan berharap begitulah isinya.

Terus terang saya kecewa sekali membaca pembahasan buku tersebut baik dari
pihak kristen apalagi dari pihak Muslim yang justru memfokuskan pada figur
seorang Ahmad Syafii Maarif sebagai tokoh "Lintas Agama".
Apakah itu?
Tidakkah itu di luar tugas seorang muazzin?

Salam
Fashridjal M Noor Sidin/67/Bdg
On Jan 9, 2016 3:19 PM, "Sjamsir Sjarif"  wrote:

> Maa Rang Lapau nan Basamo,
>
> Alah ado adidunsana nan baco buku ko?
>
>
> http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-4662-detail-muazin-bangsa-dari-makkah-darat-biografi-intelektual-ahmad-syafii-maarif.html
>
> Salam,
> -- Makngah
> Sjamsir Sjarif
>
> ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Muazzin dari Makkah Darat

2016-01-09 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Terkesan p Ahmad Syafii Maarif mengikuti jejak alm p Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) yang sukses menjadi tokoh lintas agama.
Semasa hidupnya beliau akrab dg kalangan katolik, protestan, hindu, dan
budha, mengakui agama orang tionghoa, dan berteman dg tokoh2 pemerintah
israel/yahudi.

Tak heran ketika beliau dimakamkan orang2 dari semua agama resmi di
Indonesia (mungkin jg yg tidak resmi spt syiah, ahmadiyah dll) pada datang.
Upacara pemakamannya diberitakan di halaman depan koran Kompas dan media
lain.

Kalau memang begitu terjadilah estafet tokoh lintas bangsa.

Tapi setiap Muslim perlu ingat bhw yg penting adalah kesejahteraan di alam
kubur dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Semeriah apapun pujian ratusan manusia selama hidup dan ketika dimakamkan
tidak akan ada kontribusinya terhadap apa yg akan dihadapi setelah seorang
diri di dalam kubur

Saya ikut mengaminkan do'a p Maturidi

Aamiin yaa Rabbal'aalamiin

Salam
Fashridjal M Noor Sidin
On Jan 10, 2016 7:32 AM, "Maturidi Donsan"  wrote:

>
>
>
>
> Saya juga belum baca.
>
>
>
> Mengenai buya SM ini, pemikiran  positifnya ada, sayangnya setelah beliau
> mengucapkan :
>
> Tak suka syariat islam masuk aturan negara, sebagian umat islam mungkin
> mulai menjauhi beliau, menjauh dari omongan, mejauh dari tulisan maupun
> pemikiran.
>
>
>
> Ide beliau tak suka syariat Islam jadi aturan dinegara ini, merangsang
> orang berpikir, apakah Buya SM ini bagian dari salah satu kelompok yang
> tidak suka Syariat Islam dinegeri ini.
>
>
>
> Namun pemikiran beliau ini sekarang memang disambut baik /diagungkan /
> didengung-dengungkan oleh kelompok yang tak suka Syariat Islam.
>
>
>
> Sebagai orang Minang, untuk sebagian orang  minang mungkin pemikiran
> beliau sudah berat diterima, yang akan menerima mungkin kampus untuk bahan
> skripsi/desertasi.
>
>
>
>  Sekarang dengan buku Muazin Mekah Darat apakah masih akan dilihat  sebagian
> umat islam?.
>
>
>
> Kita doakan mudah-mudahan buya dipenghujung hayatnya bisa meralat
> ucapannya yang tidak suka syariat islam itu,  dengan demikian tulisan dan
> pemikiran beliau menjadi hal yang menarik kembali, semoga.
>
>
>
> Maturidi
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Bls: Manaruihkan Surat Terbuka, mudah2an bermanfaat.

2016-01-09 Terurut Topik Maturidi Donsan
*ORGEN TUNGGAL*



Sanak Haasma, *ORGEN TUNGGAL* dan sejenisnya yang kasat mata didemokan  dimuka
umum kemungkinan besar  bisa diatasi, yang sulit adalah pesan-pesan sex
bebas di dunia maya kepada semua orang termasuk anak muda sampai ke anak
didik TK sekalipun.



Sekarang dengan sangat berani pesan sex bebas ini sudah ada yang  live  di
facebook dan itu akan terlihat oleh semua orang. Bagi anak-anak usia puber
sangat merusak. Bagi yang sadar cepat memberitahu amin, tapi ada juga yang
cuek saja.



Saya sudah perhatikan, begitu lama terpampang dilaman FB tak dihapus-hapus.
Saya berusaha mengkopi tapi tak bisa dikopi.

Waktu dilapor ke admin di FB, adminya minta buktinya. Untuk itu harus
dikopi setidaknya letak pesan tersebut.



Saya dapat nasihat dari seorang kawan yang juga punya akun di FB, tak usah
di kopi, bila terkopi nanti kita dianggap  yang mengirim ke FB. Ini masalah
untuk pembuktian.



Pernah di FB  saya dapatka di akun Daerah Istimewa Minangkabau adegan live
sex bebas, saya beranikan mengkopi, bisa terkopi, saya teruskan ke admin
agar adegan itu didelet.



Perusakan moral melaluii maya ini yang mungkin  sulit dihadapi kecuali ada
kemauan kuat  pemerintah.



Tayangan   sex bebas dunia maya  ini atau dalam bahasa agama islam
perzinaan akan mendera seluruh Indonesia  termasuk diminang sendiri apalagi
seperti yang disingggung pak MN dalam Revolusi Mental Joko Wi:  Dalam RM,
sebagai contoh, laki-laki dan perempuan yang berduaan dalam…



Memang tohok-an  kepada islam sekarang sangat menggebu-gebu.



Minangkabau kalau tidak segera diberikan payung hukum DIM akan mengalami
hal yang sama dengan daerah lainnya.



Mudah-mudahan menjadi renungan kita bersama



Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Beasiswa Cargill

2016-01-09 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Ngga bisa dibuka linknya tuh pak
On Jan 10, 2016 9:10 AM, "muhammad syahreza" 
wrote:

> Assalamu'alaikum wr.wb.
>
>
> Ma tahu ado yang baminat...
> Beasiswa Cargill
> www.cargillglobalscholars.com
>
> Salam
>
>
> Reza
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Muazzin dari Makkah Darat

2016-01-09 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Maa Rang Lapau nan Basamo,

Alah ado adidunsana nan baco buku ko?

http://www.muhammadiyah.or.id/id/news-4662-detail-muazin-bangsa-dari-makkah-darat-biografi-intelektual-ahmad-syafii-maarif.html

Salam, 
-- Makngah
Sjamsir Sjarif

~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Muazzin dari Makkah Darat

2016-01-09 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Karano indak masuak dalam rujukan website tadi, cubo copas tanpa izin kompas 
utk dibaco Rang Lapau.

Harian Kompas
OPINI > DUDUK PERKARA > 80 TAHUN AHMAD SYAFII MAARIF: BUYA DI MATA SAYA
DUDUK PERKARA
80 Tahun Ahmad Syafii Maarif: Buya di Mata Saya
ILHAM KHOIRI
Siang | 7 Juli 2015 14:48 WIB Ikon jumlah hit 3798 dibaca   Ikon komentar 0 
komentar
Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, baru saja 
berulang tahun ke-80. Buya, demikian sapaan akrabnya, kian matang sebagai guru 
bangsa. Dan, bangsa Indonesia patut bersyukur memiliki guru seperti dirinya.

Mantan  Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif memberikan buku Muazin 
Bangsa dari Makkah Darat kepada sejumlah tokoh yang hadir pada peluncuran buku 
itu di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (3/7). Buku itu merupakan biografi 
intelektual Ahmad Syafii Maarif dari sejumlah penulis.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif memberikan buku Muazin 
Bangsa dari Makkah Darat kepada sejumlah tokoh yang hadir pada peluncuran buku 
itu di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (3/7). Buku itu merupakan biografi 
intelektual Ahmad Syafii Maarif dari sejumlah penulis.
Sosoknya sebagai guru bangsa cukup tecermin dalam perayaan ulang tahunnya yang 
ditandai dengan peluncuran buku Muazin Bangsa dari Makkah Darat (Penerbit 
Serambi, 2015) di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (3/7). Acara itu bersahaja. 
Karena kebetulan berlangsung saat Ramadhan, maka disediakan takjil dan menu 
makanan untuk berbuka pada akhir acara.

Sejumlah tokoh nasional hadir. Sebut saja, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja 
Purnama, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua sementara merangkap anggota sementara 
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiequrachman Ruki, sejarawan Anhar 
Gonggong, Guru Besar Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz 
Magnis-Suseno, Dewan Penyantun Centre for Strategic and International Studies 
Harry Tjan Silalahi, dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo.

Ada juga diskusi dengan pembicara Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif 
Hidayatullah Komaruddin Hidayat, Guru Besar Etika Komunikasi Politik 
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Alois A Nugroho, dan Wakil Ketua 
Muhammadiyah Disaster Management Center Rahmawati Husein.

Para tokoh itu berasal dari beragam latar belakang. Ada pemimpin parlemen, 
politisi, pemimpin KPK, agamawan, akademisi, peneliti, aktivis perempuan, 
pemimpin organisasi keagamaan, penerbit, dan pemimpin media. Keberagaman mereka 
mewakili spektrum pengakuan yang luas kepada Buya.

Hal itu ditunjukkan ketika sebagian tokoh itu memberikan testimoni. Begitu juga 
saat pembahasan buku itu dalam diskusi. Meski disampaikan dalam bermacam 
komentar, semuanya sama-sama menahbiskan Buya sebagai guru bangsa yang tak 
lelah menyerukan pentingnya mengacu pada moral publik.

Sebagai guru, Buya tak segan membagi ilmu kepada publik, baik lewat ceramah, 
tulisan-tulisan di buku, opini, atau komentarnya di media cetak. Lebih dari 
itu, dia juga tampil memberikan teladan yang mengamalkan ilmu yang 
dibicarakannya itu dalam kehidupan sehari-hari. Guru dalam pengertian sosok 
yang patut digugu (didengar) dan ditiru (dicontoh) sungguh lekat secara otentik 
pada figurnya.

Dan, keguruannya itu dia abdikan untuk bangsa Indonesia. Bangsa dalam arti 
luas, yaitu seluruh tumpah darah negeri ini. Bukan untuk satu golongan, 
kelompok, suku, atau agama tertentu. Sosoknya mewakili seorang 
ulama-intelektual yang sekaligus juga bangsawan, dalam pengertian figur yang 
sungguh-sungguh memikirkan dan bekerja untuk bangsa.

Persentuhan dengan Buya

Sebagai pewarta harian Kompas, saya mulai mewawancarai Buya sebagai narasumber 
sejak tahun 2004 saat saya mengawali bekerja di harian ini. Persentuhan itu 
berlangsung secara sporadis hingga sekarang. Semoga catatan sekilas ini bisa 
lebih mengenalkan sosoknya.

Wawancara pertama saya dengan Buya berlangsung di Bandara Adisutjipto, 
Yogyakarta, tahun 2004, pukul 06.00. Kebetulan Buya hendak bepergian ke luar 
kota pagi itu sehingga meminta bertemu di ruang tunggu bandara pada pagi itu, 
beberapa saat sebelum terbang. Tak mau kehilangan momen, sehabis subuh, saya 
serta-merta menderu dengan motor ke situ.

Di bandara, Buya sudah siap. Saya masih ingat, beliau mengenakan batik warna 
coklat dengan motif biru yang bersahaja. Senyumnya mengembang saat melihat saya 
datang. Saya langsung bertanya soal budaya di Yogyakarta, topik yang sejak awal 
saya sodorkan.

Buya menekankan pentingnya menjaga Yogyakarta sebagai kota "industri pemikiran" 
yang memberikan sumbangan gagasan bagi kemajuan bangsa. Pemikiran dilahirkan 
para akademisi, budayawan, seniman, dan negarawan yang ditopang banyak 
perguruan tinggi, kantong seni budaya, lembaga keagamaan, dan kelompok 
masyarakat.

Kota Yogyakarta kian menarik karena sejarah keberpihakan almarhum Sri Sultan 
Hamengku Buwono IX kepada Republik Indonesia. Itu artinya, sejak awal 
Yogyakarta memang memihak "keindonesiaan".


Re: [R@ntau-Net] Muazzin dari Makkah Darat

2016-01-09 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Dalam menyambut 80 tahun Buya Syafe'i Ma'arif, kita baca artikel agak mendetail 
di Kompas.

-- MakNgah
Sjamsir Sjarif

http://kiosk.kompas.com/kioskV20/Account/KompasIDLogin?src=http://print.kompas.com/baca/2015/07/07/80-Tahun-Ahmad-Syafii-Maarif-Buya-di-Mata-Saya

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.