[R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
Sumatera Barat.
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
ongkos kirim.
Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
peminat.
Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
Yogyakarta.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Andri Satria Masri
Mantap pak Saaf. Selamat atas diterbitkannyo disertasi pak Saaf jadi buku. 
Semoga bermanfaat utk kemajuan anak nagari di Minangkabau.

Maaf pak Saaf kalau Andri salah tangkap, apokah yg dimaksud pak Saaf dg 
strategi memajukan atau melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang itu yg pak Saaf 
usulkan dalam disertasi apak tu?

Kalau memang itu, apokah sinergi ranah dan rantau yg pernah Andri usulkan dlm 
postingan terdahulu bisa merupakan salah satu jalan kaluanyo?

Secara sederhana, sinergi ranah dan rantau adolah bagaimana tokoh-tokoh 
Minang/asal Sumbar yg alah berkiprah di tingkek nasional jangan ditarik baliak 
ka kampuang. Sacaro basamo-samo mereka diperjuangkan untuak taruih menjadi 
tokoh yg menguasai pentas nasional. Kemudian sacaro perlahan-lahan menarik 
kawan-kawan sekitarnyo yg alah pulo mulai menapakai pentas nasional utk 
mengikuti jejak mereka. Samantaro yg di ranah didukung dg bantuan informasi 
dari pusat.

Seperti itu yg Andri pikirkan strategi melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang ke 
pentas nasional.

Saat iko, awak alah punyo tokoh Minang di pentas nasional yaitu Ketua DPD RI, 
pak Irman Gusman. Bahkan pak Irman sudah 2 kali jadi Ketua DPD. Utk periode 
selanjutnyo harus awak perjuangkan beliau menjadi RI 1. Bukan tidak mungkin 
bukan?

Itu kalau awak lai namuah bersinergi melahirkan tokoh nasional dari Minang. Jan 
sampai nan taralah, iri dengki maliek prestasi pak Irman Gusman.

 
Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto Kab. 
Padang Pariaman

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Andri, penyusunan strategi mengandung tiga unsur: 1) rumusan sasaran jangka
panjang yg jelas; 2) pemahanan ttg situasi masa kini secara menyeluruh; dan
3) keputusan cara bertindak terbaik thd berbagai alternatif yg terbuka utk
mencapai sasaran jangka panjang. Ketiga unsur ini belum dirumuskan.
Ttg hubungan antara tokoh Ranah dan Rantau, saya melihat ada masalah
kultural yg mendasar, yaitu mereka sudah hidup dalam dua subkultur yg
berbeda, antara subkultur rural dgn subkultur urban. Mungkin itu yg
menyebabkan nengapa banyak tokoh Rantau enggan utk pulang menetap di Ranah.
Kasus Harun Zain dan Azwar Anas merupakan kasus yg sangat khusus, beliau
berdua punya latar belakang militer, dan datang ke Sumatera Barat dlm era
sejarah yg sama khususnya, yaitu pasca PRRI.
Secara umum,  saya setuju bhw biar masing-masing tokoh - Ranah dan Rantau -
berkiprah dlm habitatnya sendiri. Yg perlu dibangun adalah sistem nilai dan
struktur sosial yg saling harga menghargai antara Ranah dan Rantau, yg
sekarang kelihatannya belum ada. Suatu contoh kecil: tradisi  mamakuak
para perantau yg pulang kampung, dan resistensi otomatis thd prakarsa
perantau dlm pembangunan di Ranah. Kelihatannya cinta Perantau thd Ranah
bagaikan  bertepuk sebelah tangan. Pandangan saya ini mungkin salah, dan
perlu dikaji lagi lebih lanjut.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 06:39, Andri Satria Masri andri.ma...@gmail.com
menulis:

 Mantap pak Saaf. Selamat atas diterbitkannyo disertasi pak Saaf jadi buku.
 Semoga bermanfaat utk kemajuan anak nagari di Minangkabau.

 Maaf pak Saaf kalau Andri salah tangkap, apokah yg dimaksud pak Saaf dg
 strategi memajukan atau melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang itu yg pak
 Saaf usulkan dalam disertasi apak tu?

 Kalau memang itu, apokah sinergi ranah dan rantau yg pernah Andri usulkan
 dlm postingan terdahulu bisa merupakan salah satu jalan kaluanyo?

 Secara sederhana, sinergi ranah dan rantau adolah bagaimana tokoh-tokoh
 Minang/asal Sumbar yg alah berkiprah di tingkek nasional jangan ditarik
 baliak ka kampuang. Sacaro basamo-samo mereka diperjuangkan untuak taruih
 menjadi tokoh yg menguasai pentas nasional. Kemudian sacaro
 perlahan-lahan menarik kawan-kawan sekitarnyo yg alah pulo mulai menapakai
 pentas nasional utk mengikuti jejak mereka. Samantaro yg di ranah didukung
 dg bantuan informasi dari pusat.

 Seperti itu yg Andri pikirkan strategi melahirkan kembali tokoh-tokoh
 Minang ke pentas nasional.

 Saat iko, awak alah punyo tokoh Minang di pentas nasional yaitu Ketua DPD
 RI, pak Irman Gusman. Bahkan pak Irman sudah 2 kali jadi Ketua DPD. Utk
 periode selanjutnyo harus awak perjuangkan beliau menjadi RI 1. Bukan tidak
 mungkin bukan?

 Itu kalau awak lai namuah bersinergi melahirkan tokoh nasional dari
 Minang. Jan sampai nan taralah, iri dengki maliek prestasi pak Irman Gusman.


 Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto
 Kab. Padang Pariaman

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
   1. Email besar dari 200KB;
   2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
   3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari
 Google Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 

Re: BLS: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Silakan pak Donard. Tarimo kasih.
Salam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 06:27, dessy kurniasari donardga...@gmail.com
menulis:

 Menarik, Pak Saaf.

 Bia ambo baco dan bisa baraja dulu dari buku Pak Saaf. Terutama ttg
 taputuihnya kepemimpinan mode Harun Zain dan Azwar Anas.

 Segera ambo hubungi Anggun.

 Salam
 Donard
 --
 Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
 Terkirim: ‎25/‎08/‎2015 6:18
 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
 Subjek: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

 Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya
 pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa
 menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya
 tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari
 literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi
 sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama
 16 tahun, 1960 - 1976.
 Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah
 kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah
 secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara
 menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar
 saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan
 berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat.
 Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di
 tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir,
 Yamin, Tan  Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg
 punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga
 sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa
 diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan
 semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka.
 Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan  etnik
 Minangkabau antara th 1958-1961,  dengan konsekuensi yg amat fatal,  yg
 akibat psikologisnya terasa sampai sekarang.
 Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966
 sampai 1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan
 Azwar Anas,  namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan
 dengan semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah.
 Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan
 perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu
 kesatuan yg bermakna.
 Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik,
 yaitu  kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum
 internasional; 2)  pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite,
 integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari
 ilmu politik.
 Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan
 pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa
 kini,  utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik
 Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara
 merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar
 etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di
 tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah.
 SB.
 Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
 menulis:

 Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf.
 Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf
 untuk bangsa dan ranah,
 dan mendapat ridha Allah Swt.

 Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.

 Wassalam,

 ANB


 Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
 saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM
 ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk
 Sumatera dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi
 IX Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman
 utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di
 Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm
 perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat
 Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera
 Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus
 kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;
 Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka
 Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat;
 G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan
 Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak
 Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo
 peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini

Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya
pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa
menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya
tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari
literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi
sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama
16 tahun, 1960 - 1976.
Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah
kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah
secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara
menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar
saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat.
Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di
tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir,
Yamin, Tan  Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg
punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga
sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa
diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan
semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka.
Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan  etnik
Minangkabau antara th 1958-1961,  dengan konsekuensi yg amat fatal,  yg
akibat psikologisnya terasa sampai sekarang.
Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai
1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar
Anas,  namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan
semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah.
Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan
perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu
kesatuan yg bermakna.
Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik,
yaitu  kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum
internasional; 2)  pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite,
integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari
ilmu politik.
Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan
pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa
kini,  utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik
Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara
merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar
etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di
tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah.
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
menulis:

 Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf.
 Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf
 untuk bangsa dan ranah,
 dan mendapat ridha Allah Swt.

 Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.

 Wassalam,

 ANB


 Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
 saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM
 ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk
 Sumatera dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi
 IX Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman
 utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di
 Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm
 perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat
 Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera
 Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus
 kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;
 Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka
 Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat;
 G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan
 Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak
 Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo
 peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg
 kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat.
 Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
 Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
 PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
 ongkos kirim.
 Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
 urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
 peminat.
 Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
 Yogyakarta.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
 lain 

BLS: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik dessy kurniasari
Menarik, Pak Saaf.

Bia ambo baco dan bisa baraja dulu dari buku Pak Saaf. Terutama ttg taputuihnya 
kepemimpinan mode Harun Zain dan Azwar Anas.

Segera ambo hubungi Anggun.

Salam
Donard

-Pesan Asli-
Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
Terkirim: ‎25/‎08/‎2015 6:18
Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
Subjek: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya 
pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa 
menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya 
tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari 
literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi sejarah, 
maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama 16 tahun, 1960 
- 1976.
Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah kegelisahan 
saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah secara 
sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara menyeluruh. 
Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar saja, namun bisa 
berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat.
Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di tingkat 
nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir, Yamin, Tan  
Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg punya kemampuan 
konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga sering berkonflik 
sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa diabaikan besarnya peran 
Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan semesta yg ampuh berdasar 
Strategi Gerpolek Tan Malaka. 
Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan  etnik 
Minangkabau antara th 1958-1961,  dengan konsekuensi yg amat fatal,  yg akibat 
psikologisnya terasa sampai sekarang.
Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai 
1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar Anas,  
namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan semakin 
langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah.
Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan 
perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu 
kesatuan yg bermakna. 
Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik, yaitu 
 kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum internasional; 2)  
pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite,  integrasi nasional, dan 
hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari ilmu politik. 
Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan 
pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa 
kini,  utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik 
Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara 
merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar etnik 
Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di tingkat 
nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah. 
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org 
menulis:

Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf. 
Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf untuk 
bangsa dan ranah,
dan mendapat ridha Allah Swt.



Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.


Wassalam,


ANB





Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg 
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp 
Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX Banteng ;  
Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi 
Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam 
di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah 
sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali 
operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin 
Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera 
Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; 
Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  
PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; 
BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm 
membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg 
manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg 
kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. 
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, 
ambo cetak buku tu

Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf.
Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf
untuk bangsa dan ranah,
dan mendapat ridha Allah Swt.

Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.

Wassalam,

ANB


Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
 Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
 dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
 Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
 mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
 dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
 di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
 peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
 Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
 Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
 Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
 PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
 penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
 peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
 duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
 dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
 Sumatera Barat.
 Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
 Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
 PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
 ongkos kirim.
 Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
 urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
 peminat.
 Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
 Yogyakarta.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.