[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: hello folks, spt yang kita semua tahu pasti diantara anda dapat forward email tentang keberhasilan team olympiade fisika kita yang gaungnya sampe ke europe, teman saya bilang wow in 10 year from know your country will have Einstein atau paling ngga banyak ilmuan kelas dunia. entah temen tadi berusah bercanda atau emang dia serius, karena di Perancis sendiri yang terkenal canggih dengan ilmu dasar dan fisika belum pernah jadi juara olympiade fisikia dunia, bahkan israel yang terkenal dengan kemampuan dalam teknologi dan ilmu fisika dan kimia failed unutk jadi juara. Well, kalau yang di Prancis (bibit-bibit terbaiknya) ikut bergabung dengan padepokan Yohanes Surya dan dididik bersama-sama dengan tim indonesia, apakah tim Indonesia masih bisa namber wan? :-) Saya saat SMA pernah 2x ikut kompetisi bidang kimia kelas ecek-ecek (sekedar level jawa-bali). Saat ikut yang pertama kali, dengan bimbingan ala kadarnya (disuruh jawab2 soal sendiri oleh guru), hasilnya hancur lebur. Saat yang ikut yang keduakalinya, dibimbing juga oleh beberapa mhs dari UGM, hasilnya cukup berbeda (meskipun masih gak bisa menang juga..he3x). Yang di Prancis bimbingannya seperti apa? --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [tanya] bagaimana cara mentraking email spam...
ISP-ISP di Indonesia ini mestinya memikirkan bagaimana membuat whitelist yang bisa diakses publik, untuk meminimalkan support .. Whitelist dari apa? Mail server atau user? Kalau nantinya list tersebut digunakan untuk spoofing, bagaimana? -- D. --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/2006 at 7:51 AM Adjie wrote: atau hanya cuma ada pada segilintir orang saja ? kalau jawabannya iya, lagi-lagi kita ngga belajar untuk maju, karena ngga generate standard pendidikan bagus dan bikin banyak orang pinter dengan system pendidikan yang baik, ada dilema disini, karena kalau standar pendidikan bagus, bagaimana dengan yang memang kurang mampu ? ini yang sempat kejadian di beberapa tempat - begitu standar dinaikkan, langsung jumlah yang tidak lulus juga naik :) tapi selalu mengerucut untuk menghasilkan ekslusifitas dan extra ordinaire people yang cuman segilintir. Kalau ini masih terjadi rasanya impian Carlos mau flood engineer ke Valey masih butuh 100 tahun lagi. Memang kita ngga bisa maksa semua orang jadi pinter selalu akan ada kristalisasi, selalu mengerucut, tapi lagi-lagi pertanyaan saya apakah GAP antara yang yang bodoh biasa-biasa aja pinterjenius perbedaannya cukup jauh atau boleh dibilang system pendidikan kita memang sudah bisa membuat banyak orang jadi pinter. Karena yang saya baca soal2 yang di keluarkan oleh team pelatih adalah soal2 fisika untuk Master/S2. solusinya mungkin : 1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar. 4. deploy ke seluruh indonesia Salam, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
juga oleh beberapa mhs dari UGM, hasilnya cukup berbeda (meskipunmasih gak bisa menang juga..he3x). Yang di Prancis bimbingannya seperti apa?Bas, Saya kurang tahu persis standard pendidikan dasar disini, yang saya tahu pelajar disini ngga ada tuch namanya Pekerjaan Rumah, dan sekolah disini dibuat menjadi sangat mengasikan, banyak bermainnya dan pelajaran di terapkan di dalam permainan. jadi untuk standard pendidikan rasanya disini di samaratakan baik yang pinter atau kurang pîntar, nah bagi yang pintar di kasih kesempatan masuk ke level yang lebih tinggi lagi yang disebut Grand ECOLE, biasanya ini isinya orang jago2 semua, karena sebelum masuk sini ada kelas persiapan selama dua tahun yang belajar ilmu dasar aja. setelah lulus sekolah persiapan ini baru bisa masuk ke grand ecole tadi dan setelah masuk bukan berarti aman tetap aja bisa di eliminasi kalau gagal mencapai tahap tertentu. cuman bedanya ngga dengan UN di indo, demi meningkatkan peringkat sekolah dan kelulusan, pelajarnya di kasih bocoran sama guru nya. wah kalau disini ngga gitu, kayaknya lebih jujur, jadi ngga ada kasihan atau kolusi, kalau emang ngga bisa yaa ngga bisa titik. rgdsAdjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
ini yang sempat kejadian di beberapa tempat - begitu standar dinaikkan, langsung jumlah yang tidak lulus juga naik:) Berarti ada yang salah dalam system pendidikan, seharusnya kalau systemnya baik, begitu dinaikan bbrp persen persyaratan kelulusan pasti ngga ada masalah donk. kalau pun ngga lulus nilainya masih bisa di tolerir. solusinya mungkin :1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar.4. deploy ke seluruh indonesia Ide yang bagus, terutama point no 4, karena kelihatannya yang bagus masih di pulau Jawa aja yang lainnya masih ketinggalan.rgdsAdjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: juga oleh beberapa mhs dari UGM, hasilnya cukup berbeda (meskipun masih gak bisa menang juga..he3x). Yang di Prancis bimbingannya seperti apa? Bas, Saya kurang tahu persis standard pendidikan dasar disini, yang saya tahu pelajar disini ngga ada tuch namanya Pekerjaan Rumah, dan sekolah disini dibuat menjadi sangat mengasikan, banyak bermainnya dan pelajaran di terapkan di dalam permainan. Maksud saya bimbingan untuk mengikuti olimpiade. Apakah Prancis belum bisa bersaing karena tidak di-training mati2an dulu ala di Indonesia? :-) --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [tanya] bagaimana cara mentraking email spam...
On Fri, Jul 21, 2006 at 01:31:54PM +0700, Dini P. Karyani wrote: Whitelist dari apa? Mail server atau user? Kalau nantinya list tersebut digunakan untuk spoofing, bagaimana? whitelist IP. mau spoof IP ? :-) whitelist tsb. dikelola untuk secara otomatis menyelesaikan masalah-masalah secara internal, karena diasumsikan koordinasi antara ISP di Indonesia jauh lebih mudah dibanding dengan misalnya ISP-nya Wong Fei Hung. kalau blacklist sudah banyak. nampaknya tidak perlu lagi memikirkan ini. kalau bayar bisa urunan, kalau gratis bisa dimirror. Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On Fri, Jul 21, 2006 at 05:52:42PM +0700, Harry Sufehmi wrote: solusinya mungkin : 1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar. 4. deploy ke seluruh indonesia seperti akses ke pelayanan kesehatan :-) digembar-gemborkan teknologi kesehatan sudah semakin maju, tapi masih banyak yang belum bisa beli 14 * 3 biji amoksilin yang harganya ndak sampai 10 ribu. memang susah kalau 'berhadapan' dengan orang yang mikirnya terlalu cepet. yang dibutuhkan secara primer adalah 'akses' (entry point) tapi yang dipikirkan sudah kualitas. kualitas pendidikan atau pelayanan kesehatan itu sekunder. yang jauh lebih penting adalah meningkatkan coverage dr. layanan-layanan itu. yang ada kan cuman cecunguk-cecunguk yang berkoar-koar bahwa pendidikan memang mahal, pelayanan kesehatan memang mahal. tapi begitu ditanya gimana caranya meningkatan coverage, semua bilang: itu bukan urusan gue! kapan majunya?!! caranya sebenarnya simpel. jangan pernah memasukkan anak-anak kita ke sekolah- sekolah yang dibilang bermutu (secara kolektif). biar mereka gigit jari. tapi, apa ada yang mau? :-) baru saja, anak saya yang belum lulus TK saja, ortunya sudah tergopoh-gopoh harus bayar uang sumbangan, beli formulir u/ masuk SD. Nanti belum lulus SD, sudah harus tergopoh2 buang duit untuk beli formulir dan bayar separuh sumbangan masuk SMP, nanti belum lulus SMP pun sudah harus bingung beli formulir pendaftaran dan bayar separuh sumbangan pendidikan untuk masuk SMU, nanti belum lulus SMU pun, harus tergopoh-gopoh beli formulir dan bayar sumbangan untuk masuk PT (hi..hi.. ndak ya. SPP PT itu masih 'murah' lho. yang itu dirapikan dulu deh ... Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [tanya] bagaimana cara mentraking email spam...
On 7/21/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Fri, Jul 21, 2006 at 01:31:54PM +0700, Dini P. Karyani wrote: Whitelist dari apa? Mail server atau user? Kalau nantinya list tersebut digunakan untuk spoofing, bagaimana? whitelist IP. mau spoof IP ? :-) whitelist tsb. dikelola untuk secara otomatis menyelesaikan masalah-masalah secara internal, karena diasumsikan koordinasi antara ISP di Indonesia jauh lebih mudah dibanding dengan misalnya ISP-nya Wong Fei Hung. kalau blacklist sudah banyak. nampaknya tidak perlu lagi memikirkan ini. kalau bayar bisa urunan, kalau gratis bisa dimirror. Om, kalau blacklist IP terus di-black hole pake BGP itu udah gak gratis ya ? MAPS RBL itu ? Aku buka website nya, udah masuk ke TrendMicro. Apa gak ada lagi yg sediain ginian ? -affan --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: bisa gak sih 1 parabola untuk 2 siaran berbeda?
Hasta Purnama wrote: kira* konfigurasi alat yg dipakai pada pusat/sumber siaran bagaimana ya? banyak parabola? mungkinkah satu parabola dipasang lebih dari satu lnb? Kebetulan jaman tahun 1980-an akhir, di kawasan dosen UGM Sekip Bulaksumur, ada dosen Teknik Elektro yang kreatif membuat jaringan TV Kabel seperti ini. Karena satu parabola (duh lupa jenis parabola apa sih yang symmetrix ini) hanya bisa punya satu titik focus, otomatis LNB juga cuman bisa satu. Oleh karena itu saya bilang, satu parabola hanya bisa support satu satellite dengan satu polarisasi. Syukur syukur kalo ada beberapa transponder yang sama tapi cuman beda frequency, bisa menghemat satu parabola, Ada jenis parabola yg possible untuk punya multiple focus point, tapi jarang dan susah carinya. Waktu itu ya di halaman rumah beliau bertumpukan parabola menghadap ke berbagai satellitte atau satellite yg sama tapi multi channel. Keluaran dari tiap receiver kan A/V signal, masuk ke array TV modulator yg diset ke berbagai UHF channel berbeda. Kemudian banyak modulator di downmix ke salam satu stream untuk diperkuat dgn main booster sebelum ditransmisikan lewat kabel ke rumah rumah. Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
adi wrote: On Fri, Jul 21, 2006 at 05:52:42PM +0700, Harry Sufehmi wrote: solusinya mungkin : 1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar. 4. deploy ke seluruh indonesia seperti akses ke pelayanan kesehatan :-) digembar-gemborkan teknologi kesehatan sudah semakin maju, tapi masih banyak yang belum bisa beli 14 * 3 biji amoksilin yang harganya ndak sampai 10 ribu. memang susah kalau 'berhadapan' dengan orang yang mikirnya terlalu cepet. yang dibutuhkan secara primer adalah 'akses' (entry point) tapi yang dipikirkan sudah kualitas. kualitas pendidikan atau pelayanan kesehatan itu sekunder. yang jauh lebih penting adalah meningkatkan coverage dr. layanan-layanan itu. yang ada kan cuman cecunguk-cecunguk yang berkoar-koar bahwa pendidikan memang mahal, pelayanan kesehatan memang mahal. tapi begitu ditanya gimana caranya meningkatan coverage, semua bilang: itu bukan urusan gue! kapan majunya?!! caranya sebenarnya simpel. jangan pernah memasukkan anak-anak kita ke sekolah- sekolah yang dibilang bermutu (secara kolektif). biar mereka gigit jari. tapi, apa ada yang mau? :-) betul. kalau soal coverage dan murah, sebenarnya keluarga besar saya sudah lama sekali mendirikan dan memanage sekolah dan pesantren islam (dari tk sampai sma) yang sering kali memberikan keringanan dan pendidikan gratis kepada murid2nya. Termasuk juga ada Rumah Sakit Islam , juga sering kali memberikan keringanan buat yang tidak mampu. Lokasinya tentunya berada di luar Jawa Bali , alias Sumut :) Yang jadi plan jangka panjang pribadi saya, murid2/mahasiswanya ditraining linux,programming dan networking, setelah 3 tahun bisa di singapur-kan atau di-siliconvalleykan , jadi mereka gak usah pergi ke Jawa :)) -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: ini yang sempat kejadian di beberapa tempat - begitu standar dinaikkan, langsung jumlah yang tidak lulus juga naik :) Berarti ada yang salah dalam system pendidikan, seharusnya kalau systemnya baik, begitu dinaikan bbrp persen persyaratan kelulusan pasti ngga ada masalah donk. kalau pun ngga lulus nilainya masih bisa di tolerir. mungkin bukan pendidikan tapi sektor riil masalah utamanya (meskipun bukan berarti gak ada soal di sektor pendidikan). sebenarnya kalau dilihat dari fenomena berikut : - Inventor of the world tahun 2006 adalah org Indonesia (Pak Sehat Sutardja yg kantornya sebelah kantor saya dulu) - Google Programming Championship 2006 (Mas Sindu -- sory gak sempet ketemu kemaren) - team Indonesia pemenang lomba internasional fisika 2006 ( j, surya cs). tetapi di sisi lain kondisi ekonomi makro indonesia yg gak terlalu bagus padahal kalau dilihat dari pertandingan antar individu (seperti diatas) org indonesia bisa jadi winner. Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [tanya] bagaimana cara mentraking email spam...
On Fri, Jul 21, 2006 at 11:58:23PM +0700, Affan Basalamah wrote: kalau blacklist IP terus di-black hole pake BGP itu udah gak gratis ya ? MAPS RBL itu ? Aku buka website nya, udah masuk ke TrendMicro. Apa gak ada lagi yg sediain ginian ? yang gratis, setahu saya, tidak ada lagi. 'maps rbl' itu dulunya gratis. tapi karena effortnya gedhe, jadinya ndak gratis lagi :-) tapi menurut saya mereject di level network itu kurang bijak. karena begitu diblacklist, semua jadi 'silent'. idealnya direject di layer aplikasi. dalam hal ini, di level SMTP, jadi bisa ditunda, sampai fase RCPT TO. minimal, kita bisa munculkan semua di log, yang sangat memudahkan melacak sesuatu bila terjadi masalah/dispute dlsb. tujuannya, supaya orang masih bisa komplen ke postmaster kalau ip-nya dimasukkan blacklist (jadi ada kesempatan memasukkan ke whitelist juga per domain atau bahkan per email address). tapi namanya juga ideal. saya hanya pernah setup yang seperti itu bisa dihitung dengan jari. biasanya, orang/perusahaan yang peduli atau bahkan bergantung dengan email, sangat memperhatikan soal ini. kalau kita reject di router. yo wis, tidak ada jalan untuk bisa kooperatif sama yang kasih duit (hi..hi..). Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On Fri, Jul 21, 2006 at 11:13:43AM -0700, muhamad cpsmb tarigan wrote: Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. pada prinsipnya ini soal pilihan atau policy saja. mau pakai standar yang absolut (supaya mencapai standar yang tinggi) atau pakai standar yang relatif, berdasar rata-rata. kalau dari sudut pandang pendidikan sendiri saya abstain. hati kecil sih milih yang standar penilaian absolut. tapi hati kecil yang lain, rasanya kok gak tega kalau harus ada banyak orang yang tersingkir. mau tidak mau, status pendidikan di Indonesia menentukan tingkat kesuksesan orang di lapangan kerja. kalau sudah divonis 'tidak lulus' itu sebenarnya bukan soal harus mengulang saja, tapi banyak cost lain yang jadi terbuang ... dulu saya pernah mengeluarkan uneg-uneg karena ada rekan yang sangat berpotensi, tapi dapat gaji yang rendah (saya dapat bocoran hi..hi..). alasan atasan adalah dia belum S1 (tidak selesai kuliah, red). waktu itu saya bilang: lho, saya kerja di sini sebenarnya mulai ijasah tk sampai pt sebenarnya ndak laku. masa karena saya sarjana saja (sesuai atau ndak dengan kerjaannya. saya s.ked, kerjaan sysadmin) kok lantas gaji bisa beda? jawabannya: mau nggak gaji loe gue turunin? :-) ya begitulah adanya di Indonesia. ada juga bbrp perusahaan yang lebih mementingkan prestasi dibanding status pendidikan. tapi jauh lebih banyak yang menghargai (memberi gaji pada) seseorang berdasarkan tingkat pendidikan. kalau orang menutup mata soal ini, kayaknya gimana gitu .. bahkan ada pakar IT kontroversif yang lulusan sepikologi, ambil master dibidang kesehatan masyarakat, terus jadi pakar telematika hi..hi.. (bukan pakar telematika, sengaja saya tulis gitu, biar tidak bikin heboh, wong maksudnya bukan menyindir siapa-siapa kok). ambil master supaya bisa jadi dosen. di salah satu negara di eropa sana juga ada yang menawarkan program master 'ngglundung' 10 bln. doktor ngglundung 1 thn. tapi begitu pulang kan yang penting ada ijasahnya. bidangnya apa, ngajarnya apa sudah ndak penting. itu di lingkungan pendidikan. apalagi di luar pendidikan. begitulah adanya. Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
ya begitulah adanya di Indonesia. ada juga bbrp perusahaan yang lebihmementingkan prestasi dibanding status pendidikan. tapi jauh lebih banyak yang menghargai (memberi gaji pada) seseorang berdasarkan tingkat pendidikan.kalau orang menutup mata soal ini, kayaknya gimana gitu ..ya ini lah fenomena yang terjadi, bahwa Ijasah bisa menentukan segalanya, salah seorang temen yang kerja di HR, kalau buka open position selalu preference lulusan Universitas ANU, Institut A, B, C atau lulusan Luar negri ( yang ini kadang ijasahnya ngga jelas di akui atau ngga sama depdikbud), dan fenomena ini masih terjadi terutama kalau masih fresh graduate, kalau yang udah punya experience mungkin ngga, kali yaa, jadi kembali ke persoalan yang saya bilang di awal bahwa pendidikan di indonesia terlalu meng-ekslusifkan nama lembaga, lulusan etc, pendidikan bukan untuk semua tapi untuk yang kaya atau yang pinter aja, kalau saja system pendidikan di terapkan untuk semua, mungkin aja yang tadinya biasa-biasa aja karena punya kesempatan yang sama bisa jadi pinter dan punya peluang sayang sama yang emang dari awalnya udah pinter. bahkan ada pakar IT kontroversif yang lulusan sepikologi, ambil master dibidang kesehatan masyarakat, terus jadi pakar telematika hi..hi..(bukan pakar telematika, sengaja saya tulis gitu, biar tidak bikin heboh,wong maksudnya bukan menyindir siapa-siapa kok). ambil master supayabisa jadi dosen. sebenarnya kalau cross education ngga masalah cuman yaa kalau yang di cari ijasah doang yang nanti bukan jadi pakar telematika lagi, mungkin pakar psikologi teknologia, or what so ever hehehe di salah satu negara di eropa sana juga ada yang menawarkan programmaster 'ngglundung' 10 bln. doktor ngglundung 1 thn. tapi begitu pulang kan yang penting ada ijasahnya. bidangnya apa, ngajarnya apasudah ndak penting. itu di lingkungan pendidikan. apalagi di luarpendidikan.yang ini jelas pasti bukan reputable universitas eropa Om, ngga jauh beda dengan banyak master di Indo yang ngga tahu kapan sekolahnya pas ketemu orangnya udah kasih gelar DR, atau Phd, hehehhe Om, saya ngerti deh kalau jadi orang tua di Indo pusing soal sekolah karena baru musim tahun ajaran baru dan isinya bentar-bentar duit ini, sumbangan itu, cuman lagi kepikir kapan yaa kayak di sini sekolah gratis mau sampe kemana juga asal mau dan otaknya mampu bisa sekolah gratis tis rgdsadjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
sebenarnya kalau dilihat dari fenomena berikut :- Inventor of the world tahun 2006 adalah org Indonesia (Pak Sehat Sutardja yg kantornya sebelah kantor saya dulu)Carlos, benefitnya buat indonesia apa, dengan investnya pak sehat di valley, oh paling indonesia jadi lebih di kenal, atau emang pak sehat berusaha import engineer dari indo, buat persiapan pulang membangun bangsa ;) - Google Programming Championship 2006 (Mas Sindu -- sory gak sempetketemu kemaren) - team Indonesia pemenang lomba internasional fisika 2006( j, suryacs).tetapi di sisi lain kondisi ekonomi makro indonesia yg gak terlalubagus padahal kalau dilihat dari pertandingan antar individu (seperti diatas) org indonesia bisa jadi winner.Kalau adu apple to apple atau duren sumatra to duren bangkok, orang indo menang, boleh di bilang lumayan superior extra ordinaire, tapi secara global mana kagak terlalu ke expose tuh. Jadi jelas ada yang salah, entah dalam system pendidikan atau dalam hal lain diluar pendidikan dasar, kenapa dalam pendidikan, kebanyakan orang yang berhasil dan sukses adalah orang yang punya semangat belajar lebih di luar system pendidikan dasar yang di dapat di sekolah, Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coveragependidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. setuju, dan lucunya semakin mahal biaya sekolah di jakarta, atau kota besar lainnya, semakin banyak orang menilai bahwa punya konsep pendidikan yang bagus, padahal belum tentu.Adjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Lokasinya tentunya berada di luar Jawa Bali , alias Sumut :)Yang jadi plan jangka panjang pribadi saya, murid2/mahasiswanya ditraining linux,programming dan networking, setelah 3 tahun bisa disingapur-kan atau di-siliconvalleykan , jadi mereka gak usah pergi keJawa :))hmm, bisa donk kalau minta sama Pak Sehat untuk invest dan rekruit orang dari sini ke valley? terus terang kebutuhan orang yang punya kemampuan IP/networking, terutama di telco sangat extremly BIG, karena so far IP is the future, IPv6 kali yeee, *sambil ngelirik om Made*rgdsAdjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: sebenarnya kalau dilihat dari fenomena berikut : - Inventor of the world tahun 2006 adalah org Indonesia (Pak Sehat Sutardja yg kantornya sebelah kantor saya dulu) Carlos, benefitnya buat indonesia apa, dengan investnya pak sehat di valley, oh paling indonesia jadi lebih di kenal, atau emang pak sehat berusaha import engineer dari indo, buat persiapan pulang membangun bangsa ;) yang terakhir plus pengembangan RD. (pertanyaan ini sebenarnya sama dengan: apa manfaatnya punya infosys buat india) :) - Google Programming Championship 2006 (Mas Sindu -- sory gak sempet ketemu kemaren) - team Indonesia pemenang lomba internasional fisika 2006 ( j, surya cs). tetapi di sisi lain kondisi ekonomi makro indonesia yg gak terlalu bagus padahal kalau dilihat dari pertandingan antar individu (seperti diatas) org indonesia bisa jadi winner. Kalau adu apple to apple atau duren sumatra to duren bangkok, orang indo menang, boleh di bilang lumayan superior extra ordinaire, tapi secara global mana kagak terlalu ke expose tuh. Jadi jelas ada yang salah, entah dalam system pendidikan atau dalam hal lain diluar pendidikan dasar, maksud expose ini apakah maksudnya expose dari sisi media Adjie ? kalau expose media ini soal lain sih. kenapa dalam pendidikan, kebanyakan orang yang berhasil dan sukses adalah orang yang punya semangat belajar lebih di luar system pendidikan dasar yang di dapat di sekolah, Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. setuju, dan lucunya semakin mahal biaya sekolah di jakarta, atau kota besar lainnya, semakin banyak orang menilai bahwa punya konsep pendidikan yang bagus, padahal belum tentu. setuju juga. sebenarnya kalo dilihat2 (ini pendapat pribadi yg mungkin salah) waktu sekolah di smu 8 (sekolah unggulan sampai sekarang) , sebenernya memang karena murid-muridnya aja yang memang sudah pinter dari dulunya , tapi secara sistem ada yang salah/tidak saya gak tahu, pak budi dan pak made yg bidangnya ini yang lebih tahu. cuman yang jelas mesti ada industri yg bisa meng-utilisasi potensi anak2 muda berbakat ( ini yg saya sebut sektor riil). -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: Lokasinya tentunya berada di luar Jawa Bali , alias Sumut :) Yang jadi plan jangka panjang pribadi saya, murid2/mahasiswanya ditraining linux,programming dan networking, setelah 3 tahun bisa di singapur-kan atau di-siliconvalleykan , jadi mereka gak usah pergi ke Jawa :)) hmm, bisa donk kalau minta sama Pak Sehat untuk invest dan rekruit orang dari sini ke valley? gak perlu minta bantuan ceo marvell alias via saya doang juga bisa koq :)) -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
yang terakhir plus pengembangan RD.(pertanyaan ini sebenarnya sama dengan: apa manfaatnya punya infosys buat india) :)buat india jelas ada donk, banyak orang india yang di hire infosys, bener ngga ? maksud expose ini apakah maksudnya expose dari sisi media Adjie ?wah media mana mau expose yang kayak ginian, ngga ada duitnya. lha wong wartawannya masih wartawan bodrex. Lebih asik expose masalah Celeb. setuju juga.sebenarnya kalo dilihat2 (ini pendapat pribadi yg mungkin salah) waktu sekolah di smu 8 (sekolah unggulan sampai sekarang) , sebenernya memangkarena murid-muridnya aja yang memang sudah pinter dari dulunya , tapisecara sistem ada yang salah/tidak saya gak tahu, pak budi dan pak made yg bidangnya ini yang lebih tahu.mungkin yang salah adalah, cara sukses di SMA 8 ngga bisa di terapkan di SMA lain, walaupun ngga bisa di conteks abis concept SMA 8 tadi, tapi barang kali dengan customisasi bisa di ambil yang baik dan cocok dan dibuang yang kurang pas etc. adjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: yang terakhir plus pengembangan RD. (pertanyaan ini sebenarnya sama dengan: apa manfaatnya punya infosys buat india) :) buat india jelas ada donk, banyak orang india yang di hire infosys, bener ngga ? berarti tinggal anak muda indonya (atau institusi pendidikan) -kalau memang ada niat dan motivasi- yg kudu bergerak kan :) sebenarnya kalo dilihat2 (ini pendapat pribadi yg mungkin salah) waktu sekolah di smu 8 (sekolah unggulan sampai sekarang) , sebenernya memang karena murid-muridnya aja yang memang sudah pinter dari dulunya , tapi secara sistem ada yang salah/tidak saya gak tahu, pak budi dan pak made yg bidangnya ini yang lebih tahu. mungkin yang salah adalah, cara sukses di SMA 8 ngga bisa di terapkan di SMA lain, walaupun ngga bisa di conteks abis concept SMA 8 tadi, tapi barang kali dengan customisasi bisa di ambil yang baik dan cocok dan dibuang yang kurang pas etc. masih belum jelas salahnya apa nich. btw kalo di smu 8, sekolah hari biasa pulang jam 3 sore, terus minggu ada be-te-aa (bimbel untuk tembus umptn), alias boleh dibilang gak ada hari libur. kalo di lab school dulu sabtu libur, jadi enak seminggu cuman 5x sekolah. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Ada beberapa point yang ingin saya jawab satu persatu. 1. apakah pendidikan indonesia bagus? kalau dari apa yang saya lihat (di bandung maksudnya), maka bisa saya katakan: umumnya bagus. tapi saya tidak bisa komentar soal di luar kota bandung. metoda yang saya lakukan adalah membandingkan sekolah di sini dengan north america (juga yang saya tahu saja). kalau ITB, misalnya, teksbook sama dengan di luar negeri. jadi yang ini kita pisahkan (mungkin anomali). tapi kalau saya lihat beberapa sekolah memang kurikulumnya masih sekenanya. hasilnya tentu saja sekenanya. itu yang umum ya. ps: di amerika pun saat ini ada masalah besar dengan pendidikan mereka sehingga time magazine(?) membuat sebuah issue dengan judul dropout nation. oprah membuat acara khusus dengan (bill) gates foundation. demikian seriusnya masalah pendidikan di amerika. 2. siswa indonesia lebih bagus. ternyata sistem pendidikan yang buruk pun masih bisa menghasilkan orang2 bagus. mungkin yang ini karena bahan bakarnya (alias siswanya) bagus. saya ambil contoh anak saya yang sulung. luar biasa pinternya, dan bukan karena belajar! karena saya melihat sendiri di rumah dia nggak pernah belajar, tapi nilai matematiknya 10. (sekarang dia di singapura karena mendapat beasiswa ke sana - ini cerita lain mengenai hebatnya komitmen singapura - dan kemarin nilai matematik di rapornya juga 9.9) yang ini saya simpulkan karena bahannya sudah baik. jadi sistem pendidikan burukpun masih bagus juga keluarnya. (seperti sistem di ITB ... biar dosennya bego, lulusannya juga bagus. ini disebabkan karena murid-muridnya yang bagus. he he he. jadi proses rekrutmen sangat penting. itu sebabnya singapura melakukan rekrutmen yang serius!) mungkin ini karena penduduk kita banyak, jadi untuk mencari 10 orang juara math/fisika/kimia/biologi/komputer tentu saja lebih mudah :) kecuali kalau berdasarkan persentase. 10% orang indonesia apa lebih pandai dari 10% singapura? saya tidak berani ... 3. kualitas vs coverage memang ada dua pendapat; yang penting cakupan pendidikan dulu baru nanti kita bicara kualitas atau kualitas juga penting? saya sendiri mengatakan dua-duanya penting, akan tetapi dengan sedikit twist yaitu harus ada orang dari kedua kubu yang tetap serius mendalaminya. ini bukan sebuah hal yang benar atau salah. memang ini merupakan filosofi/prinsip yang mendasar. pendulum akan bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya. nah, saya sendiri lebih fokus untuk memikirkan kualitas! jadi jangan saya digondeli untuk pemerataan pendidikan. harus ada kawan-kawan yang berjuang terus untuk meratakan akses ke pendidikan di Indonesia. (jangan salah, saya pun juga melakukan upaya untuk pemerataan pendidikan akan tetapi upaya saya itu tidak/belum maksimal.) jadi kita harus tetap berjuang dengan filosofi-nya masing2. 4. soal ijasah pentingnya ijasah itu biasanya kental di pemerintahan atau BUMN. kalau di perusahaan swasta banyak yang tidak mementingkan soal ijasah ini. ambil contoh perusahaan saya dan beberapa partner kami. beberapa waktu yang lalu kami bidding di perusahaan BUMN. ternyata harus memasukkan CV dan ijasah. setelah kami kumpulkan ... he he he. repot ternyata karena tim kami banyak yang tidak memiliki ijasah S1 !!! ada banyak anggota kami yang dropout perguruan tinggi (dengan berbagai alasan). kalaupun ada ijasah S1, jurusannya juga aneh; geologi, pertanian, ... ha ha ha. kalau dari sisi skill, saya tidak khawatir. diadu dengan perusahaan asingpun saya berani. tapi kalau diadu ijasah ... terus terang, kami kalah! jadi pentingkah ijasah? saya jawab: YA! jadi saya selalu encourage karyawan/staf/kawan untuk tetap mengambil ijasah. paling sedikit, S1. jurusan tidak penting! (hah! inilah ... kenyataan) tentu saja di tempat kami akhirnya pada ngambil S1 di jurusan IT, MIS, atau yang berhubungan dengan IT karena itu yang mereka suka. saya katakan ke mereka bahwa kalian sudah mendapat pekerjaan. jadi satu kekhawatiran sudah hilang. nah, sekarang kepentingan untuk belajar di perguruan tinggi adalah (1) untuk ijasah, (2) untuk ilmunya. he he he. jadi sekolah boleh agak santai sedikit. nah problemnya adalah sebagian besar perguruan tinggi di indonesia memberikan batas waktu kuliah sehingga merepotkan bagi mereka yang sudah bekerja ini. mestinya ada upaya untuk membuat continuing education (seperti di luar negeri). sehingga mereka pun bisa mendapatkan ijasah S1 meskipun dalam waktu yang cukup lama. begitu opini saya. -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---