[teknologia] Re: *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur

2006-01-21 Terurut Topik Affan Basalamah

On 1/21/06, muhamad carlos patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 muhamad carlos patriawan wrote:
  Ronny Haryanto wrote:
   On Friday 20 January 2006 17:27, muhamad carlos patriawan wrote:
Saya masukin satu lagi satu tipe bisnis model yang mirip dengan
outsourcing,sebenarnya lebih tepat renting sich, cuman lagi2 di
Indonesia belum ada tapi dari bisnis model ini terlihat gimana persh
bisa lebih efisien.
  
   Taunya di Indonesia belum ada gimana ya? Apa sekedar spekulasi aja yg 
   mirip dg
   infamous 68% itu? Hehehe.
  
   Saya kenal satu org yg perusahaannya punya bisnis model begitu di Jakarta.
 
  harusnya lebih definitip lagi ya Ron , itu dulu :-)   thanks atas
  koreksinya anyway kalo sekrg dah ada.
 
  Tapi pointnya disini, semua dial up lines dan banwidth dimiliki PTT. PT
  X cuman renting dial up portsnya saja.
 
  Carlos

 Ralatnya kudu diralat nich..

 setelah diskusi offline ini (mungkin) belum ada di indonesia.

 cara kerjanya gini: Network access server dan bandwidth dimiliki
 PTT,sementara radius dan server2 lainnya dimiliki isp A dan B.

 waktu user dial up, begitu masuk ke NAS, akan distart l2tp client
 darisitu (sebagai LAC) dan akan diterminate di router nethop sebagai
 LNS.Nah ISP A dan ISP B di-differentiate entarh dari usernamenya atau
 dari dialin numbernya (via radius attribute)
 jadi [EMAIL PROTECTED] masuk ke radius isp a dan [EMAIL PROTECTED] masuk ke 
 [EMAIL PROTECTED] b.

 Soalnya kalau sudah bisa begini,semua ISP di Indonesia tidak perlu lagi
 punya NOC,cukup leasing atau outsource ke telkom, jadi boleh dibilang
 seluruh perusahaan punya infrastruktur sama seperti telkom dari sabang
 merauke karena yang dipinjem dial up ports dan bandwidthnya.

 sekali lagi ACW.

 carlos



Kalau saya simpulkan,
bener nggak sih kalau cara ini mirip dgn cara yang dipakai oleh
Mobile-8 utk jualan Internet  ke home user ? Jadi Mobile-8 cuma sedia
last-mile ke customer via CDMA network, dan dia mengundang ISP-ISP
untuk pasang radius di Mobile8, lengkap dgn bandwidth ke masing2 ISP.
Jadi si customer M8 cukup login ke M8, lalu login VPN ke radius
masing2 ISP yang dia langgani.

Kalau speedy di jakarta mungkin juga kayak gini kali ya ? Belum pernah
pake speedy sih.

Model kayak gini sebenarnya bagus. Biasanya kan telco gak
berpengalaman mengurus Internet connection, dan ISP gak punya tenaga
buat bikin last mile yang besar. Kalau kerjasama kayak gini insyaALLAH
menguntungkan buat semuanya.

CMIIW,
ampun maaf,

-affan


[teknologia] Re: *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur

2006-01-21 Terurut Topik muhamad carlos patriawan

  cara kerjanya gini: Network access server dan bandwidth dimiliki
  PTT,sementara radius dan server2 lainnya dimiliki isp A dan B.
 
  waktu user dial up, begitu masuk ke NAS, akan distart l2tp client
  darisitu (sebagai LAC) dan akan diterminate di router nethop sebagai
  LNS.Nah ISP A dan ISP B di-differentiate entarh dari usernamenya atau
  dari dialin numbernya (via radius attribute)
  jadi [EMAIL PROTECTED] masuk ke radius isp a dan [EMAIL PROTECTED] masuk ke 
  [EMAIL PROTECTED] b.
 
  Soalnya kalau sudah bisa begini,semua ISP di Indonesia tidak perlu lagi
  punya NOC,cukup leasing atau outsource ke telkom, jadi boleh dibilang
  seluruh perusahaan punya infrastruktur sama seperti telkom dari sabang
  merauke karena yang dipinjem dial up ports dan bandwidthnya.
 
  sekali lagi ACW.
 
  carlos
 
 

 Kalau saya simpulkan,
 bener nggak sih kalau cara ini mirip dgn cara yang dipakai oleh
 Mobile-8 utk jualan Internet  ke home user ? Jadi Mobile-8 cuma sedia
 last-mile ke customer via CDMA network, dan dia mengundang ISP-ISP
 untuk pasang radius di Mobile8, lengkap dgn bandwidth ke masing2 ISP.
 Jadi si customer M8 cukup login ke M8, lalu login VPN ke radius
 masing2 ISP yang dia langgani.

kurang lebih, fungsi radiusnya memang untuk membedakan otorisasi user
dan darimana user tersebut berasal.

nanti begitu klient dial/dsl , dari NAS nya mobile8 start l2tp tunnel
dan terminate tunnelnya di router mobile 8 sebagai LNS dan (bisa) juga
berfungsi sebagai mpls PE (provider edge) router, dari PE router
sini,si isp bisa punya VPN (vrf istilah teknisnya) sehingga network
infrastrukturnya bisa diset di kotamana saja yang dia mau,diset
bandwidthnya berapa (via qos rate-limiting,etc).

Btw, ini juga cara yang dipakai di ISP Dial dan DSL di US.

 Kalau speedy di jakarta mungkin juga kayak gini kali ya ? Belum pernah
 pake speedy sih.

Yang ini saya nggak tahu gimana sekarang, tapi dulu 1998-1999 waktu
speedy telkomnya baru mulai para isp protes lah lha kalau ptt
seperti telkom jualan dial yang dibundling dengan infrastruktur mereka
ya jelas yang lain gak mampu bersaing :-)

 Model kayak gini sebenarnya bagus. Biasanya kan telco gak
 berpengalaman mengurus Internet connection, dan ISP gak punya tenaga
 buat bikin last mile yang besar. Kalau kerjasama kayak gini insyaALLAH
 menguntungkan buat semuanya.

Betul sekali.

Operator Telekomunikasi dapat Bisnis karena jualan wholesale
infrastruktur (Dial/DSL/Cable Ports + Bandwidth)

ISP Besar dan kecil dapat Bisnis dari jualan retail dial up/DSL/Cable.

Content provider  seperti detik.com bisa memberikan akses dial up/DSL
kepada customernya.

Bahkan,persh2 besar yang punya cabang dimana2 pun jadi efisien,misalnya
bca, mereka bisa punya notelp yangmereka gunakan sendiri (if needed).

Semuanya kebagian untung, nah kalau sekarang dari NAP sampai dial-upnya
disediakan satu provider saja yaitu [siapa ayoo] ... udah gitu mau
dipajekin lagi bandwidthnya .

ACW, CMIIW, ampun maaf, tobat

 
 -affan

carlos



[teknologia] Re: *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur

2006-01-21 Terurut Topik Adjie
Betul sekali.Operator Telekomunikasi dapat Bisnis karena jualan wholesale
infrastruktur (Dial/DSL/Cable Ports + Bandwidth)ISP Besar dan kecil dapat Bisnis dari jualan retail dial up/DSL/Cable.Content providerseperti detik.com bisa memberikan akses dial up/DSL
kepada customernya.Bahkan,persh2 besar yang punya cabang dimana2 pun jadi efisien,misalnyabca, mereka bisa punya notelp yangmereka gunakan sendiri (if needed).Semuanya kebagian untung, nah kalau sekarang dari NAP sampai dial-upnya
disediakan satu provider saja yaitu [siapa ayoo] ... udah gitu maudipajekin lagi bandwidthnya .ACW, CMIIW, ampun maaf, tobat -affan
Concept ini suda di terapkan di Europe dan Scandinavia, kalau di
Mobile operator disebut MVNO atau mobile virtual network operator, jadi
untuk menjadi operator ngga usah harus punya infrastruktur yang end to
end, cukup punya customer dan biliing system, salah satu yang udah
jalan di europe tele2 kemudian di belanda juga udah jalan namanya
sympac 


selain bisa menjadi MVNO perusahaan yang sudah punya branding juga bisa
menjadi MVNE (mobile virtual network enabler) misalnya yang fanatic
sama groupnya SLANK, slank bisa aja menjadi network enabler dimana
nanti SLank bisa menjual pre-paid system card dan nama operator
networknya bisa jadi SLANK-TEL, buat segmented market spt ini kan
bagus, bisa membuka banyak peluang pekerjaan dan operator yang asli
juga ngga perlu repot dengan marketing, karena bisa di jual ke Enabler
dan enabler yang manage market mereka sendiri.
concept yang bagus, cuman di indonesia masih agak sulit, ngga usah tanya kenapa yaa anda tahu sendiri lah.


ps. kebetulan ikut terlibat dalam project MVNO/E di sini jadi tahu seberapa besar potential marketnya yang bisa di garap.

adjie



[teknologia] Re: *ralat* Re: Outsoutcing/Renting Network Infrastruktur

2006-01-21 Terurut Topik muhamad carlos patriawan

 selain bisa menjadi MVNO perusahaan yang sudah punya branding juga bisa
 menjadi MVNE (mobile virtual network enabler) misalnya yang fanatic sama
 groupnya SLANK, slank bisa aja menjadi network enabler dimana nanti SLank
 bisa menjual pre-paid system card dan nama operator networknya bisa jadi
 SLANK-TEL,

betul sekali pak, kalau soal otorisasi macam system card itu tinggal
billing (BOSS istilahnya) dan radius untuk otorisasi. Kalau masalah
network bandwidth dan SLA bisa pakai QoS dan untuk konektivitas vpn
antar kotanya untuk membedakan SLANK-TEL dan BRITNEYSPEARS-TEL
menggunakan mpls vpn (entah 2547 atau vpls) atau bahkan gre tunnels
(meskipun kurang 'managable').

buat segmented market spt ini kan bagus, bisa membuka banyak
 peluang pekerjaan dan operator yang asli juga ngga perlu repot dengan
 marketing, karena bisa di jual ke Enabler dan enabler yang manage market
 mereka sendiri.

Betul, jadi  ini efisiensi dan fokus. Masing2 menggarap dan fokus pada
'niche'nya saja.

 concept yang bagus, cuman di indonesia masih agak sulit, ngga usah tanya
 kenapa yaa anda tahu sendiri lah.


 ps. kebetulan ikut terlibat dalam project MVNO/E di sini jadi tahu seberapa
 besar potential marketnya yang bisa di garap.

Betul: big market... big time :-)

nah kalau saya dulu tahun 2000 terlibat project dev.  dan integrasi
software2nya on top of mpls vpns.

sebenarnya ide wholesale provider ini datangnya dari ISP dan PTT juga
koq yang diteruskan ke vendor.

Carlos

 
 adjie