[teknologia] Re: Fair trade - was Re: [teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-31 Terurut Topik atrinia
On 12/31/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 12/26/05, Harry Sufehmi 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
On 12/26/2005 at 12:05 PM rofiq wrote:Long tail? saya yakin petani kopi banyak sekali di Indonesia, kalaupemerintah bisa mengatur trading mereka dengan importir luar, tentunyaderajat hidup mereka bisa jauh lebih baik.
Saya sempat berusaha untuk memperbaiki nasib para petani kopi di daerah Lampung. Masalah mereka ada beberapa, yaitu:1. Menjual ke tengkulak, mereka mendapat harga yang tidak layak2.
Kemampuan me-manage uang; uang yang diterima di foya-foyakan beberapa
hari, kemudian sampai panen berikutnya mereka hidup miskin kembaliTapi, ternyata dari mereka sendiri tidak mau merubah kebiasaannya ini.Ya, susah juga jadinya... :-)

sorry OOT, lucu tentang kopi luwak.
http://blog.lifebeyondcode.com/blog/_archives/2005/12/30/1554924.html


Malah masuk ke Reuters News juga ternyata :-)

Pricey coffee good to the last dropping
http://feeds.feedburner.com/reuters/oddlyEnoughNews?m=769

Atrinia


[teknologia] Re: Fair trade - was Re: [teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-30 Terurut Topik Pakcik
On 12/26/05, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 12/26/2005 at 12:05 PM rofiq wrote:Long tail? saya yakin petani kopi banyak sekali di Indonesia, kalaupemerintah bisa mengatur trading mereka dengan importir luar, tentunyaderajat hidup mereka bisa jauh lebih baik.
Saya sempat berusaha untuk memperbaiki nasib para petani kopi di daerah Lampung. Masalah mereka ada beberapa, yaitu:1. Menjual ke tengkulak, mereka mendapat harga yang tidak layak2.
Kemampuan me-manage uang; uang yang diterima di foya-foyakan beberapa
hari, kemudian sampai panen berikutnya mereka hidup miskin kembaliTapi, ternyata dari mereka sendiri tidak mau merubah kebiasaannya ini.Ya, susah juga jadinya... :-)

sorry OOT, lucu tentang kopi luwak.
http://blog.lifebeyondcode.com/blog/_archives/2005/12/30/1554924.html

-- PakcikUnder Construction


[teknologia] Re: Fair trade - was Re: [teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-27 Terurut Topik Harry Sufehmi

On 12/26/2005 at 7:25 PM Muhamad Carlos Patriawan wrote:
negeri kecil),bedanya, orang tua mereka dulu selalu menanamkan prinsip
berikut ke anak2nya Pendidikan nomor satu,sekolah yang bener,kalu mau
hidup enak dan lepas dari kemiskinan harus belajar,belajar ilmu science
dan matematika diutamakan

Wah, saya saja kalah sama para petani itu ternyata ya..


Makanya,kalau mau membantu petani,lebih baik pendekatanya melalui
beasiswa pendidikan ke anak-anak petani/nelayan tadi. Ini jangka
panjangnya.

Ide bagus.

Saya sudah bicara dengan teman yang kira2 sepaham untul soal ini, dan dia juga 
sudah setuju. Mudah-mudahan kita bisa segera follow-up.

Thanks for the idea.


Anyway hal ini sebenarnya sudah kami (ehem) lakukan 3 dekade dan
impactnya sudah terlihat.Saya yakin banyak kawan lain yang juga sudah
melakukan hal yang sama.

Siapa tuh kami ?  :)


Salam,
Harry



[teknologia] Re: Fair trade - was Re: [teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-27 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Harry Sufehmi wrote:
 On 12/26/2005 at 7:25 PM Muhamad Carlos Patriawan wrote:
 negeri kecil),bedanya, orang tua mereka dulu selalu menanamkan prinsip
 berikut ke anak2nya Pendidikan nomor satu,sekolah yang bener,kalu mau
 hidup enak dan lepas dari kemiskinan harus belajar,belajar ilmu science
 dan matematika diutamakan

 Wah, saya saja kalah sama para petani itu ternyata ya..

Sama,saya juga kalah...makanya nich jadi malu kalau kalah bersaing lagi
dengan orang India :)

 Makanya,kalau mau membantu petani,lebih baik pendekatanya melalui
 beasiswa pendidikan ke anak-anak petani/nelayan tadi. Ini jangka
 panjangnya.
 Ide bagus.
 Saya sudah bicara dengan teman yang kira2 sepaham untul soal ini, dan dia 
 juga sudah setuju. Mudah-mudahan kita bisa segera follow-up.
 Thanks for the idea.

Bang Harry,sebenarnya ada tidak sich organisasi yang bisa memberi
langsung donasi untuk kasus irrational seperti busung lapar dst ??
saya koq malu ya karena gak bisa ngapa-ngapain langsung, yang penting
organisasi sosial tersebut bisa diberi amanat dan tidak melewati jalur
birokrat.Kalau ada mohon infonya japri saja.

 Anyway hal ini sebenarnya sudah kami (ehem) lakukan 3 dekade dan
 impactnya sudah terlihat.Saya yakin banyak kawan lain yang juga sudah
 melakukan hal yang sama.

 Siapa tuh kami ?  :)

Wah gak enak ngomongnya di milis,entar deh kalau Om nelpon lagi kemari
:))

Carlos



[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik ahutapea




 nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan
 Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite.
 excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita berusaha
 untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys, wipro,
 microsoft research centre. semua itu big hit. multi billion dollar business.
 sementara kita lupa bahwa kita punya long tail. kita gak focus untuk
 monetize long tail.


PakCik,
kenapa infosys dan wipro tidak dikategorikan sebagai monetize long
tail?


 Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya
 pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta
 rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe 100
 ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia, gak
 tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain
 (maksudnya pulau dewata??).


garment indonesia udah kelaut sekarang, udah kegiles sama china. Dulu
komplein indonesia cuman jadi tukat jahit aja, tapi sekarang dapet
order tukang jahit aja udah susah banget.

Udang? Sudah banyak penyakitnya dan dapet tuntutan dumping dari luar.
Kopi dan Teh? Itu hasil eksporan dari PTP semua. btw, imho java coffe
is overratted, starbucks enak kopinya karena fresh roasted, grinding
and WATER,
btw, starbucks is also overratted ;p



 TAPI, gak harus juga. selain mikirkan gimana nambah devisa, kita juga bisa
 mikirkan gimana mengurangi devisa yang keluar. misalnya, office di ganti
 sama openoffice. atau apalah. artinya memenuhi kebutuhan dalam negri,
 daripada kasih duit ke microsoft, oracle, sap, dan lain2.


Bukannya ngak mau mengurangi devisa tapi Microsoft, Oracle SAP punya
pasarnya sendiri2. Dan pasarnya mereka itu ngak masalah sama duit tapi
lebih concern sama Business Continuity and Sustainable.

Kalau kita datang ke mereka terus ngasih tau, dengan make produk X
bapak akan hemat 1 Mill USD tapi reputasi dan security job bapak juga
terancam. Mereka mau main aman semua dan ngikutin best-practice yang
ada.


 tentang mimpi bikin rocket, kalau caraku sih gini. kalau mau bikin rocket,
 suruh orang2 itu bikin layangan dulu. simpan mimpi bikin rocket itu jadi
 hidden agenda. bikin mereka compete bikin layangan yang bagus. oneday, they
 will create rocket for you.


Gini Pak Cik, yang berusaha dikasih tau sama om carlos adalah buat
rocket itu kaga susah2 banget dan kita sebetulnya bisa kok tinggal
usaha kita dan termasuk juga keberuntungan ;)


 Jadi pemerintah itu harusnya seperti ebay dan google. harus bikin yang
 kecil2 itu gampang berbisnis. bisa dengan bikin telpon jadi komoditi, jadi
 nol harganya. atau bikin internet jadi nol harganya. atau bikin alat
 pembayaran yang aman. atau apalah.


Kenapa coba harus pemerintah? semakin dikit pemerintah intervensi,
semakin bagus market terbentuk ;)

Back on topic again, Stem Cell Researchnya Om James Riyadi saya
sebetulnya ngak ada masalah. Apakah bakalan berhasil dengan duit
segepoknya dan orang seperti Yohanes Surya yg mimpin? Terus terang saya
pesimis tapi yang perlu diperhatikan adalah Trickle-down Effectnya.
Seperti Pak BR kasih contoh dengan Lockhead dan IPTN.

Tapi kalau duit pemerintah yang dipakai seperti negara singapore dan
malaysia sisihkan dari APBN tiap tahunnya, saya baru tidak setuju.
Busung lapar aja masih dimana2 :)

--alex



[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

ahutapea wrote:
 
  nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan
  Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite.
  excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita berusaha
  untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys, wipro,
  microsoft research centre. semua itu big hit. multi billion dollar business.
  sementara kita lupa bahwa kita punya long tail. kita gak focus untuk
  monetize long tail.
 

 PakCik,
 kenapa infosys dan wipro tidak dikategorikan sebagai monetize long
 tail?


Sip,orang HCL angkat bicara. Gitu dong,kita punya pengalaman
dimana2,tinggal bagaimana saling membantu untuk satu tujuan.

Masalah infosys mending baca dulu lah riwayat hidupnya Infosys dan
Wipro,saya tadi ngakak  waktu denger infosys cs ini 'mega projek'.
Bisnis outsourcing ini  bisnis hampir pasti untung Bro (walau
bagaimanapun,beda dengan bisnis *tech yang extra-spekulatif seperti
Biotech dan NanoTech), margin profitnya tinggi karena ***gak perlu
bikin produk dari awal***; keyword yg mereka pakai
BPO,customization,integrasi dan  SDM yang OK(bukan expert).Kalau yang
mau lowtech,bisa kembangkan call center,modalnya hanya VoIP dan SDM
yang oke dalam berbahasa inggris.

Masalah kenapa persh macam Infosys gak berkembang di Indonesia: 1.
kontak
2. kontak 3. kontak ... Pak Hutapea sudah ungkapkan beberapa kali.





  Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya
  pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta
  rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe 100
  ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia, gak
  tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain
  (maksudnya pulau dewata??).
 

 garment indonesia udah kelaut sekarang, udah kegiles sama china. Dulu
 komplein indonesia cuman jadi tukat jahit aja, tapi sekarang dapet
 order tukang jahit aja udah susah banget.

 Udang? Sudah banyak penyakitnya dan dapet tuntutan dumping dari luar.
 Kopi dan Teh? Itu hasil eksporan dari PTP semua. btw, imho java coffe
 is overratted, starbucks enak kopinya karena fresh roasted, grinding
 and WATER,
 btw, starbucks is also overratted ;p

Begini saja deh kawan2:

1. Apakah anda masih membayangkan Indonesia tahun 2005 adalah sama
dengan Indonesia tahun 1985 dimana SDA termasuk minyak gak bakal
abis-abis ?

Wake up,Indonesia yang bisa hidup 100% dari mengandalkan SDA dan
manufakturing
sektor is OVER.

Sudah dari tahun 2004 kita net oil importir.Atau mau nunggu ada proyek
proyek tipuan yg bisa menjajikan harapan semu seperti Busang-BreX lagi
??

Apakah ada jalan selain mengandalkan SDA ? YA ADA, yaitu melalui
pendayagunaan SDM Indonesia **yang pintar-pintar** seperti Pakcik dan
Pak Hutapea.


2. Apakah anda membayangkan dunia tahun 2005 sama seperti dunia tahun
1990 dimana cuman Amerika Serikat saja yang maju dan bisa berkembang
dalam hal teknologi (yg nantinya memberi efek besar di bidang ekonomi ?

Wake up,masa dominasi tunggal AS di bidang teknologi is almost over.AS
resmi jadi net-technologi-importir sejak 2003.Kemaren baru muncul bill
sebagai jawaban masalah ini yang intinya merekomendasikan pembentukan
Silicon silicon valle  baru di luar california. Ternyata permasalahan
orang AS non california sama dengan permasalahan di negara lain :))

Balik lagi,Negara yang tadinya kurang diperhatikan(developing country)
bahkan oleh pemth Indonesia sekarang sudah unjuk gigi,diam diam mereka
berhasil melakukan transfer teknologi dari AS ke negaranya (melalui
expatnya) dan kemudian berhasil memajukan negaranya (yang bisa diukur
dari GDP,kestabilan mata uang,trade surplus) melalui sektor hitek.

Masalahnya sekarang,karena kemajuan negara2 lain tersebut (new
equilabrium) ini menyebabkan menaiknya kelas menengah dan kelas kaya di
negara mereka yang mengakibatkan DEMAND negara negara tersebut
meningkat secara double. Efeknya ? Tingginya minyak dunia,natural gas,
dan macam2 yang secara langsung dan tidak langsung harus dibayar mahal
oleh orang Indonesia yang sudah jadi pengimport.

Ini bukan trend sesaat lho tapi bakal terus2an begini.





  tentang mimpi bikin rocket, kalau caraku sih gini. kalau mau bikin rocket,
  suruh orang2 itu bikin layangan dulu. simpan mimpi bikin rocket itu jadi
  hidden agenda. bikin mereka compete bikin layangan yang bagus. oneday, they
  will create rocket for you.
 

 Gini Pak Cik, yang berusaha dikasih tau sama om carlos adalah buat
 rocket itu kaga susah2 banget dan kita sebetulnya bisa kok tinggal
 usaha kita dan termasuk juga keberuntungan ;)

 
  Jadi pemerintah itu harusnya seperti ebay dan google. harus bikin yang
  kecil2 itu gampang berbisnis. bisa dengan bikin telpon jadi komoditi, jadi
  nol harganya. atau bikin internet jadi nol harganya. atau bikin alat
  pembayaran yang aman. atau apalah.
 

 Kenapa coba harus pemerintah? semakin dikit pemerintah intervensi,
 semakin bagus market terbentuk ;)


[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Pakcik
On 12/26/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sip,orang HCL angkat bicara. Gitu dong,kita punya pengalamandimana2,tinggal bagaimana saling membantu untuk satu tujuan.Masalah infosys mending baca dulu lah riwayat hidupnya Infosys danWipro,saya tadi ngakakwaktu denger infosys cs ini 'mega projek'.
Bisnis outsourcing inibisnis hampir pasti untung Bro (walaubagaimanapun,beda dengan bisnis *tech yang extra-spekulatif sepertiBiotech dan NanoTech), margin profitnya tinggi karena ***gak perlubikin produk dari awal***; keyword yg mereka pakai
BPO,customization,integrasi danSDM yang OK(bukan expert).Kalau yangmau lowtech,bisa kembangkan call center,modalnya hanya VoIP dan SDMyang oke dalam berbahasa inggris.Masalah kenapa persh macam Infosys gak berkembang di Indonesia: 1.
kontak2. kontak 3. kontak ... Pak Hutapea sudah ungkapkan beberapa kali.hehehe ok. saya dukunglah . tinggal eksekusi nih. seperti kata pak Budi, kerja, kerja, kerja .. :) saya ini protes mulu. 
-- PakcikUnder Construction


[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Pakcik
On 12/26/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
ps: lockheed (pembuat pesawat terbang) dulu menjadi salah satucikal bakal teknologi di California (silicon valley).banyak anak-anak startup yang kalau dirunut berasal darikeluarga yang kerja di lockheed. lockheed menjadi buffer dari SDM.
IPTN = lockheed??? what a coincidence.(ataukah tanpa sadar kita mengikuti jejak SV?)pak Budi punya analisa kenapa IPTN gak menghasilkan startup seperti kasus lockhead?
-- PakcikUnder Construction


[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Pakcik wrote:
 On 12/26/05, ahutapea [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
 
  
   nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan
   Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti
  excite.
   excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita
  berusaha
   untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys, wipro,
   microsoft research centre. semua itu big hit. multi billion dollar
  business.
   sementara kita lupa bahwa kita punya long tail. kita gak focus untuk
   monetize long tail.
  
 
  PakCik,
  kenapa infosys dan wipro tidak dikategorikan sebagai monetize long
  tail?


 oh, gak tau juga. karna saya takut kali sama hitung2an di thread lain,
 sekian sekian billon dollar. :) tapi bisa aja bikin infosys versi long tail.

Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan: kenapa koq perushaan India yang
bajaynya aja gak punya pintu tapi punya industri IT seharga 40 billion
dan jauh melebihi persh yang bikin produk ?

Emangnya sekejab infosys itu bikin duit 40 bilion  ?? Itu dong yang
dipelajari.

Saya yakin kalau bapak bapak melihat bagaimana situasi ekonomi waktu
yang bikin infosys atau org2 India yang top itu masih  dalam tahap
'belajar'/sekolah,akan merasa malu,karena hidupnya serba kekurangan
(gua bisa bilang karena sempat lihat sendiri),Indonesia jauh lebih
makmur (pada saat org2 itu masih muda,sekitar 1970an).





  Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya
   pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta
   rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe
  100
   ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia,
  gak
   tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain
   (maksudnya pulau dewata??).
  
 
  garment indonesia udah kelaut sekarang, udah kegiles sama china. Dulu
  komplein indonesia cuman jadi tukat jahit aja, tapi sekarang dapet
  order tukang jahit aja udah susah banget.
 
  Udang? Sudah banyak penyakitnya dan dapet tuntutan dumping dari luar.
  Kopi dan Teh? Itu hasil eksporan dari PTP semua. btw, imho java coffe
  is overratted, starbucks enak kopinya karena fresh roasted, grinding
  and WATER,
  btw, starbucks is also overratted ;p


 so? mau disuruh migrasi ke IT semua? kemarin2 di kompas, pengangguran di
 Indonesia 40 juta. trus petani berapa. trus tukang jahit berapa? trus
 kemarin2 di detik. jumlah developer di Indonesia 60 ribu orang. dan untuk
 memenuhi kebutuhan indonesia aja mungkin belum cukup. bandingkan dengan
 india. mereka punya 1 juta orang developer. itu angka2nya.

Memang ini kesalahan 10 dekade yang harus dirubah.

Ada cara jangka panjang dan jangka pendek untuk merubah dan
***akselarasi situasi tersebut.

Silahkan baca buku Flight Capital,disitu digambarkan prgram2 pemth
China,India,Irlandia,Singapore sejak 10-20 tahun yang lalu untuk
mengejar ketertinggalan mereka.



Carlos



[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Budi Rahardjo wrote:
 On 12/26/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:

  pak Budi punya analisa kenapa IPTN gak menghasilkan startup seperti kasus
  lockhead?

 Ok. Disclaimer: ini analisa dari seorang analis amatiran :)

 Kenapa IPTN kurang berhasil? Mismanagement!
 - SDM yang masuk ke IPTN kurang selektif
 - Etos kerja (sisi soft skill) tidak muncul (dan tidak dikembangkan?)
   Walhasil, orang yang rajin dan yang hanya baca koran gajinya sama.
 ...


Maaf Pak Budi,tapi itu dari sisi internal saja dan 'mismanagement' itu
masih satu hal kecil saja.

Walau bagaimanapun industri 'aircraft maker' setahu saya very-high
risk,modalnya sangat tinggi dengan return probabilitasnya untungnya
masih sangat gambling (karena terlalu banyak faktor non-teknis untuk
konfirmasi penjualan).

Artinya cukup spekulatif.Boeing sendiri saya dengern layoff mulu dan
mulai kalah bersaing dengan Airbus.Skrg industri pesawat terbang di
sebagian negara besar sedang jatuh karena harga minyak dan persh
kurangi bisnis travel karena sudah ada teknologi IT untuk
menggantikannya. (hehehe hidup IT :) )


Yang saya pikir Indonesia kudu bikin adalah industri bisnis hitek yang
low-mid risk,modalnya biasa saja,bisa menyerap SDM IT Indonesia yg
pinter2 sehingga brain drain ke LN bisa distop dan tentu saja: harus
pasti untung (meskpun apa sih yang pasti ? tapi kan ada probabilitas).

Pak Budi dulu sudah sempat menyinggung 'software customization' ,nah
sudah ketemu tuh salah satu jawabanya apa.Selanjutnya, industriawan
besar seperti M Riady dkk itu adalah mencarikan kontak dengan calon
investor atau calon buyer dari luar untuk pengusaha lokal IT,jadi ada
sinergi sehat antara pengusaha UKM  dan pengusaha kelas kakap.

Kembali ke hal Indonesia RD,bagusnya industri ini muncul dengan
mengikuti pola yang ada di Malaysia yaitu **tidak menciptakan produk
langsung**, tapi ikut dalam manufaktur/contract manufactur/small scale
RD seperti di Malaysia dan integrasi /customization/outsourcing produk
seperti di India.


Carlos



[teknologia] Re: Fair trade - was Re: [teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Harry Sufehmi wrote:
 On 12/26/2005 at 12:05 PM rofiq wrote:
 Long tail? saya yakin petani kopi banyak sekali di Indonesia, kalau
 pemerintah bisa mengatur trading mereka dengan importir luar, tentunya
 derajat hidup mereka bisa jauh lebih baik.

 Saya sempat berusaha untuk memperbaiki nasib para petani kopi di daerah 
 Lampung. Masalah mereka ada beberapa, yaitu:

 1. Menjual ke tengkulak, mereka mendapat harga yang tidak layak
 2. Kemampuan me-manage uang; uang yang diterima di foya-foyakan beberapa 
 hari, kemudian sampai panen berikutnya mereka hidup miskin kembali

 Tapi, ternyata dari mereka sendiri tidak mau merubah kebiasaannya ini.

 Ya, susah juga jadinya...   :-)

karena yang mau dirubah karakter, ada sih yang bisa berubah
karakternya,tapi mungkin itu 1 dari 100 dan kemungkinan besar sudah
tidak jadi petani lagi sekarang ;-)

Dari pengalaman saya membaca riwayat hidup orang2 India yang sekarang
top (dan kadang2 China),ternyata kebanyakan mereka berasal dari
keluarga yang hidup susah dulunya (petani,nelayan,buruh atau pegawai
negeri kecil),bedanya, orang tua mereka dulu selalu menanamkan prinsip
berikut ke anak2nya Pendidikan nomor satu,sekolah yang bener,kalu mau
hidup enak dan lepas dari kemiskinan harus belajar,belajar ilmu science
dan matematika diutamakan

Makanya,kalau mau membantu petani,lebih baik pendekatanya melalui
beasiswa pendidikan ke anak-anak petani/nelayan tadi. Ini jangka
panjangnya.

Anyway hal ini sebenarnya sudah kami (ehem) lakukan 3 dekade dan
impactnya sudah terlihat.Saya yakin banyak kawan lain yang juga sudah
melakukan hal yang sama.

Carlos



[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 12/27/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Maaf Pak Budi,tapi itu dari sisi internal saja dan 'mismanagement' itu
 masih satu hal kecil saja.

Tentu saja banyak masalah lain, seperti halnya di bisnis apa pun.

 Walau bagaimanapun industri 'aircraft maker' setahu saya very-high
 risk,modalnya sangat tinggi dengan return probabilitasnya untungnya
 masih sangat gambling (karena terlalu banyak faktor non-teknis untuk
 konfirmasi penjualan).

Gampangannya, Indonesia ini kan negara kepulauan dan tersebar secara
melebar. Jadi dia membutuhkan:
- alat transportasi (kapal dan pesawat terbang)
- alat komunikasi (telepon, Internet, dsb.)

Kedua hal tersebut, mau tidak mau akan dibutuhkan oleh kita sendiri.
Mengenai apa buat sendiri atau beli saja, itu terserah kita.
Kalau memang kita mau beli, ya jangan marah-marah kalau impor ya.
(Sekarang contohnya kita impor handphone dalam jumlah yang
fantastis: jutaan!)

Lantas ini semua dibayar pakai apa ya?
(Think: devisa?)


 Pak Budi dulu sudah sempat menyinggung 'software customization' ,nah
 sudah ketemu tuh salah satu jawabanya apa.

he he he. Software customization itu kurang keren sehingga dipandang
sebelah mata. Sama dengan pabrik alat-alat elektronika (seperti setrikaan,
atau toner) yang kata orang industri tukang jahit, hanya merakit, dsb.
Banyak yang tidak sadar bahwa industri inilah yang menghasilkan
devisa bagi Indonesia, yang membuat kita masih bisa hidup.
Kalau kata mentor saya, IT? Buktikan dulu bahwa memang IT itu
bisa menghasilkan devisa. Pekerjaan assembling lebih berjasa daripada
IT.


 Kembali ke hal Indonesia RD,bagusnya industri ini muncul dengan
 mengikuti pola yang ada di Malaysia yaitu **tidak menciptakan produk
 langsung**, tapi ikut dalam manufaktur/contract manufactur/small scale
 RD seperti di Malaysia dan integrasi /customization/outsourcing produk
 seperti di India.

Tapi ... Malaysia punya Proton :)

-- budi


[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-26 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Budi Rahardjo wrote:
 On 12/27/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Maaf Pak Budi,tapi itu dari sisi internal saja dan 'mismanagement' itu
  masih satu hal kecil saja.

 Tentu saja banyak masalah lain, seperti halnya di bisnis apa pun.

Hmmm,ini soal sektoral-kan,untuk ini kita mesti bener2 hati.

Kalau dalam konteks 'aircraft maker' itu kan gak main-main.Pesawat
jatuh sekali mungkin orang jadi enggan beli lagi (kecuali monopoli
tentunya), beda kalau software,kalaupun ada bugsnya masih bisa ditunda
bertahun-tahun :))


   Walau bagaimanapun industri 'aircraft maker' setahu saya very-high
  risk,modalnya sangat tinggi dengan return probabilitasnya untungnya
  masih sangat gambling (karena terlalu banyak faktor non-teknis untuk
  konfirmasi penjualan).

 Gampangannya, Indonesia ini kan negara kepulauan dan tersebar secara
 melebar. Jadi dia membutuhkan:
 - alat transportasi (kapal dan pesawat terbang)
 - alat komunikasi (telepon, Internet, dsb.)

Kalau telepon kan sudah diproduksi lokal. CMIIW :)

 Kedua hal tersebut, mau tidak mau akan dibutuhkan oleh kita sendiri.
 Mengenai apa buat sendiri atau beli saja, itu terserah kita.
 Kalau memang kita mau beli, ya jangan marah-marah kalau impor ya.
 (Sekarang contohnya kita impor handphone dalam jumlah yang
 fantastis: jutaan!)

Apakah ada manufakturing plant handphone2 tersebut yang berada di
Indonesia Pak ?

Kalau tidak kenapa ini tidak dikejar ?? Nah ini termasuk mid-low-risk
bisnis di level Indonesia dibanding bikin pesawat terbang.


 Lantas ini semua dibayar pakai apa ya?
 (Think: devisa?)


  Pak Budi dulu sudah sempat menyinggung 'software customization' ,nah
  sudah ketemu tuh salah satu jawabanya apa.

 he he he. Software customization itu kurang keren sehingga dipandang
 sebelah mata. Sama dengan pabrik alat-alat elektronika (seperti setrikaan,
 atau toner) yang kata orang industri tukang jahit, hanya merakit, dsb.

Software customization ini kan luas sekali,mulai dari ASP dan bisa
merambah ke oursourcing,consuling,CRM dan ERP. Itu kemaren Pak Samuel
Franklyn berani klaim kalau 'barang' bikinanya sudah bisa seperti
salesforce.com :))

Sayang banget kalau hal ini dilihat sebelah mata.



  Kembali ke hal Indonesia RD,bagusnya industri ini muncul dengan
  mengikuti pola yang ada di Malaysia yaitu **tidak menciptakan produk
  langsung**, tapi ikut dalam manufaktur/contract manufactur/small scale
  RD seperti di Malaysia dan integrasi /customization/outsourcing produk
  seperti di India.

 Tapi ... Malaysia punya Proton :)


Oooo setuju Pak, yang penting value proposition dan risk factornya
benar-benar dihitung.

Istilahnya, biarin lah kita mengerjakan *tech (yang gak se-cool
nanotech atau biotech,) yang penting risk factornya kecil dan
menghasilkan devisa  :-))

Carlos



[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-25 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 12/26/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
  nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan
 Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite.
...

saya setuju dengan adanya pendekatan untuk terus kejar long tail.
namun perlu diingat kalau gak mulai, maka long tail apa yang
akan dikejar. hi hi hi.

soal IPTN, sebetulnya saya suka dengan adanya IPTN.
(karena banyak anggota keluarga saya yang dulu sempat kerja di sana.)
kalau menurut saya kegagalan IPTN adalah dalam management, bukan
dalam teknologi.

oh ya, sekarang orang2 IPTN dicomotin oleh Malaysia untuk ...
perusahaan onderdil pesawat terbang! (Malaysia  long tail?)

kita terlalu banyak berdebat tentang IPTN sih, kerja kagak :(
terlalu banyak yang protes ke IPTN.
oh ya, kabarnya pak Habibie mau ambil alih IPTN lagi.
kalau iya ... saya dukung! (sekedar moral support saja sih.)

ps: lockheed (pembuat pesawat terbang) dulu menjadi salah satu
cikal bakal teknologi di California (silicon valley).
banyak anak-anak startup yang kalau dirunut berasal dari
keluarga yang kerja di lockheed. lockheed menjadi buffer dari SDM.
IPTN = lockheed??? what a coincidence.
(ataukah tanpa sadar kita mengikuti jejak SV?)


-- budi


[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua

2005-12-25 Terurut Topik rofiq

On 12/26/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:



  Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya
 pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta
 rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe 100
 ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia, gak
 tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain
 (maksudnya pulau dewata??).

Saya hanya ingin komentari soal kopi ini. Kopi Indonesia sangat
terkenal rasanya dan tiap pulau punya cita rasa sendiri antara lain
sumatra, jawa (java), bali, sulawesi dan irian (saya belum pernah nemu
yg dari kalimantan). Kopi di starbuck atau toko kopi sejenis, bisa
dipastikan sumber mereka memang sesuai labelnya. Kalo merek dari
korporat seperti Nestle, dll, mereka punya riset yg mengubah kopi
kelas 3 (karena kondisi tanahnya mis. vietnam) menjadi penghasil kopi
untuk produk2 mereka untuk menekan ongkos produksi.

Ada yg bilang kopi adalah bensinnya manusia, contoh gampangnya
googlers mengkonsumsi 9 gallon kopi setiap paginya
(http://googleblog.blogspot.com/2005/11/breakfast-business.html).
Walaupun cita rasa kopi Indonesia diakui secara internasional tapi
importir maunya kopi fresh (green beans) karena memang mereka lebih
ahli dalam mengolah kopinya, faktor lain importir katanya langsung
mengontak petani dan banyak dari mereka yg membeli dibawah harga
standar (http://www.fairtradefederation.org/memcof.html)

Long tail? saya yakin petani kopi banyak sekali di Indonesia, kalau
pemerintah bisa mengatur trading mereka dengan importir luar, tentunya
derajat hidup mereka bisa jauh lebih baik.