[wanita-muslimah] Hidup Damai

2009-05-11 Terurut Topik muhamad agus syafii
Hidup Damai

By: agussyafii

Didalam kehidupan sehari-hari saya seringkali diberikan nasehat oleh ibu. ibu 
buat saya bagaikan rembulan yang setiap sinarnya merupakan tutur selalu 
menyejukkan hati. Pernah saya teringat nasehatnya bahwa jika ingin hidup kita 
damai, tidaklah berebut benar tapi akuilah kesalahan maka kehidupan rumah 
tangga, pekerjaan dan kebaradaan kita dilingkungan sekitar terasa hidup dalam 
kedamaian.

Resep ibu begitu luar biasa manjurnya, pernah saya dan istri bertengkar. 
Mengakui bahwa saya memang salah membutuhkan kekuatan didalam diri namun begitu 
mengakui kesalahan membuat suasana ketegangan didalam keluarga kami menjadi 
mencair.

Di dalam kehidupan sehari hari adakalanya pertengkaran muncul tidak kita duga. 
Pertengkaran terkadang disulut hal-hal yang sepele mesti tidak perlu 
diributkan. Kita menjadi mudah dengan mengkambinghitamkan orang lain setiap 
kali kita melakukan kesalahan. Padahal dengan mengkambinghitamkan orang lain 
justru membuat hidup kita menjadi resah dan gelisah. 


Menelusuri dalam kejernihan batin dan pikiran melihat masalah hidup yang memang 
harus dihadapi maka terlihat celah bahwa kita terkadang berbuat salah. 
Kesalahan diri sendiri tertutupi sikap kekecewaan diri kita  yang begitu besar 
sehingga kita tidak sanggup melihat kesalahan diri sendiri. 

Hidup ini sungguh indah dan memberikan kedamaian yang hakiki bila melepaskan 
belenggu menganggap diri yang paling benar dan orang lain pasti salah. Saya 
teringat nasehat Imam Syafii, 'Diri kita selalu beranggapan bahwa diri kita 
paling benar, bisa jadi kita salah. Orang lain yang kita anggap salah, bisa 
jadi benar. Maka kita bisa hidup damai.'

---
'Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan hati yang 
ikhlas dan diridhai' (Qs Al Fajr 27-28 ).

Wassalam,
agussyafii


--
jangan lupa program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di 
Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, 
Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 
'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja 
sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila 
dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya 
menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada 
program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau 
sms 087 8777 12431
 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik istiaji sutopo
Assalamu'alaikum wr. wb.



Mas Wikan, 



Murtad itu karena aqidah seseorang melenceng dari garis2 Islam. Dan itu
bisa dinyatakan oleh Kelompok Ulama Isam Negeri, seorang Imam Negeri
atau Khalifah kepada seseorang yang membahayakan Islam. Jadi murtad
bukan berarti dia keluar dari Islam masuk agama Kristen misalnya,
meskipun itu juga namanya murtadt.



Maaf mungkin terburu2 menulis menyebut Majelis Ulama, tetapi semacam
Mahkamah Agama Mesir, jelas mereka berkuasa memurtadkan Mukmin yang
merusak aqidah Islam, kecuali mau bertaubat. Karena melenceng dari Al
Qur'an dan As Sunnah, agar masyarakat Muslim berhati2 kepada yang
bersangkutan. 



Naser Abu Zayd itu seorang ulama cerdas, saking cerdasnya, dia
terpengaruh  
( dimanfaatkan )  Syaitan. ( Sama kan dengan Indonesia banyak
orang2 cerdas kebablasan seperti Nasr Abu Zayd ). Dan tulisan2nya
banyak meresahkan umat Islam, sehingga ketika dia ingin
dinobatkan  sebagai Guru Besar, disitulah Ulama bertindak. Dan
Universitas Al Azhar menolak pengangkatan beliau. Pada waktu kedatangan
beliau mengadakan Seminar di Riau dan Malang ( kalau tidak salah ) pun
- ditolak mentah2 masyarakat Islam karena membahayakan aqidah Islam.



salam, Ismail

--- On Sat, 9/5/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote:
From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di  
IAIN Menurun
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Saturday, 9 May, 2009, 10:24 PM
















  
  wa'alaikumussalam wr wb

membaca tulisan mas istiaji ini saya jadi bertanya2, Majelis Ulama

Mesir agamanya apa ya? Kok bisa memurtadkan Abu Zayd. Padahal biasanya

yang memurtadkan (mengeluarkan dari agama Islam) itu orang2 yang

beragama non Islam. Misal Pastur/pendeta ini memurtadkan seorang

muslim, dsb-nya. Kalau benar Majelis Ulama Mesir memurtadkan seorang

muslim, bahaya juga tuh. Lembaga yang harusnya menjaga keimanan

seseorang kok malah memurtadkan muslim.



wassalam,

--

wikan



2009/5/9 istiaji sutopo issut...@yahoo. com:





 Assalamu'alaikum wr. wb.



 Jelas IAIN yang dulunya murni Islam Fundamentalis. Berubah total menjadi

 liberal, ketika sejumlah Rektor / Dosen ( Kalau tidak salah IAIN Jakarta dan

 Semarang ) - mereka diundang ke Belanda ke Universitas Leiden, dimana Naser

 Abu Zayd seorang Mesir Murtad ( dimurtadkan sesat oleh Majelis Ulama Mesir,

 justru ketika dia ingin diangkat Guru Besar Univ. Al Ahzar ) - yang menyebut

 Al Qur'an adalah hasil budaya Arab semata ( teori Hermeunitika ) dan

 mengembangkan Islam Linberalis. Eh malah diangkat jadi Guru Besar Al Qur'an.

 Sekarang penasehat Gus Dur dan Idolanya Jaringan Islam Liberal - Utan Kayu

 itu... Memang Yahudi rusak itu, dimana2 licik dan selalu cari kesempatan

 menghancurkan kita 


 

  




 

















  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik istiaji sutopo
Assalamu'alaikum wr. wb.



Pemurtadtan oleh Ulama itu dapat diartikan  betuk Fatwa,
Sebagaimana MUI menerbitkan fatwa. Yaitu sebagai peringatan pada umat
agar berhati2 karena Nazr Abu Zayd itu sudah melampaui batas dan
berbahaya, namun para generasi Islam yang rendah ilmunya sempat tergiur
lugu ..duniawi ... 



Sehingga pemurtadan yang mutlak ada di tangan Yang Maha Kuasa, Nabi
saja diperintah untuk memberikan peringatan dan kabar gembira,
sebagaimana isi Al Qur'an semuanya itu.



Memang tidak ada paksaan dalam Islam ( ada ayat Al Qur'an mengenai itu
), sehingga sebagai contoh Fatwa2 MUI yang diributkan itu sebenarnya
sia2, semua tergantung keimanan seseorang. Semua fatwa itu nasihat dari
Ulama2 yang sudah terpilih memberikan nasihat, apabila satu dua kasus
perlu ditegaskan dalam garis2 syari'ahnya. Karena tidak ada sanksinya
kan. MUI tidak punya otoritas memberikan sanksi. Yang akan memberi
sanksi hanya Allah swt. Yang menciptakan kita, yang memelihara kita,
yang mematikan kita dan yang wajib diikuti hukum2 / aturan2-Nya. ( Al
Qur'an dan Al Hikmah )



Agar maklum



salam, Ismail

--- On Mon, 11/5/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote:
From: achmad chodjim chod...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN 
Menurun
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 11 May, 2009, 12:15 PM
















  
  Itu namanya ulama bi syu'. Kaidah-kaidah semacam itu jelas tidak berdasar.



Kalau sudah menjadi ulama syu' alias ulama cari isinya perut, ya gampang sekali 
mengkafirkan orang..



Suwun,

chodjim



- Original Message - 

  From: Dwi Soegardi 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Sunday, May 10, 2009 4:21 AM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di 
IAIN Menurun



Makasih klarifikasinya pak Chodjim. :)



Ada satu ketentuan, entah kaidah, doktrin atau ancaman, yaitu:

  Orang yang tidak mengafirkan orang yang telah dikafirkan oleh para

  ulama, maka orang itu jatuhnya kafir pula.



Lha ini kok musyrik ngajak-ajak?



On 5/10/09, achmad chodjim chod...@gmail. com wrote:

   Bukan memusyrikkan ulama, Mas. Cuma bertanya-tanya saja koq BANYAK ulama

   yang musyrik karena telah merasa menjadi tuhan. Jadi, yang tetap merasa

   sebagai ulama dan hamba, ya gak musyrik Mas Dwi.

  

   Ulama-ulama yang tersebar di desa-desa di Nusantara ini malah banyak yang

   benar-benar menjadi penerang kehidupan.

  

   Wassalam,

   chodjim

  

   - Original Message -

   From: Dwi Soegardi

   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

   Sent: Saturday, May 09, 2009 7:26 PM

   Subject: Re: [wanita-muslimah] Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di

   IAIN Menurun

  

  

  

  

  

   Tuh kan pak chodjim pun memusyrikkan ulama :)

  

   On 5/10/09, achmad chodjim chod...@gmail. com wrote:

Saya juga sering bertanya, koq banyak ya... sekarang ulama yang musryrik

karena dirinya telah menjadi Tuhan dalam masyarakat Islam. Padahal,

   dalam

Alquran telah ditegaskan bahwa yang mengetahui seseorang itu sesat atau

   iman

hanyalah Allah swt. Ikut berdoa semoga Mas Istiajid segera beristighfar,

mohon ampunan Allah.

   

Marilah kita mentadzabur kembali Q. 49:10,11,12. Semoga Allah membuka

   pintu

hati kita semua, sehingga cahaya-Nya merasuk ke dalam relung hati.

   

Wassalam,

chodjim

   

   

   

- Original Message -

From: Wikan Danar Sunindyo

To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Sent: Saturday, May 09, 2009 8:24 AM

Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi

   Islam

di IAIN Menurun

   

   

   

   

   

wa'alaikumussalam wr wb

membaca tulisan mas istiaji ini saya jadi bertanya2, Majelis Ulama

Mesir agamanya apa ya? Kok bisa memurtadkan Abu Zayd. Padahal biasanya

yang memurtadkan (mengeluarkan dari agama Islam) itu orang2 yang

beragama non Islam. Misal Pastur/pendeta ini memurtadkan seorang

muslim, dsb-nya. Kalau benar Majelis Ulama Mesir memurtadkan seorang

muslim, bahaya juga tuh. Lembaga yang harusnya menjaga keimanan

seseorang kok malah memurtadkan muslim.

   

wassalam,

--

wikan

   

2009/5/9 istiaji sutopo issut...@yahoo. com:





 Assalamu'alaikum wr. wb.



 Jelas IAIN yang dulunya murni Islam Fundamentalis. Berubah total

   menjadi

 liberal, ketika sejumlah Rektor / Dosen ( Kalau tidak salah IAIN

   Jakarta

dan

 Semarang ) - mereka diundang ke Belanda ke Universitas Leiden, dimana

Naser

 Abu Zayd seorang Mesir Murtad ( dimurtadkan sesat oleh Majelis Ulama

Mesir,

 justru ketika dia ingin diangkat Guru Besar Univ. Al Ahzar ) - yang

menyebut

 Al Qur'an adalah hasil budaya Arab semata ( teori Hermeunitika ) dan

 mengembangkan Islam Linberalis. Eh malah diangkat jadi Guru Besar Al

Qur'an.

 Sekarang 

Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
kalau golongan orientalis itu ya termasuk kategori pelajar (scholar)
mereka kan mempelajari tentang hal2 dari timur (orient)
maka disebut sebagai orientalis
dan timur di sini bukanlah melulu islam
justru sebaliknya, islam itu dianggap sebagai agama dari barat
(daerah timur tengah dan sekitarnya, tempat lahirnya agama2 ibrahimian
seperti yahudi, nasrani, dan islam dianggap sebagai barat, dan
agama2 ibrahimian adalah agama barat)
sedangkan agama timur itu meliputi buddha, hindu, konghucu, taoisme dsb
lawan dari orientalis adalah oksidentalis
mereka mempelajari hal2 dari barat

salam,
--
wikan

2009/5/10 jano ko ko_j...@yahoo.com:



 Mas Wikan :


 Kalau benar Majelis Ulama Mesir memurtadkan seorang
 muslim, bahaya juga tuh. Lembaga yang harusnya menjaga keimanan
 seseorang kok malah memurtadkan muslim.
 --

 ko_jano :

 Bertanya ac.., mas wikan, kalau golongan orientalis itu termasuk
 kategori apa ya ?


Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik jano ko
MasWikan :
kalau golongan orientalis itu ya termasuk kategori pelajar (scholar)

mereka kan mempelajari tentang hal2 dari timur (orient)

maka disebut sebagai orientalis

---

ko_jano :

Kalau yang jenis itu sich engga termasuk dalam pembahasan kita, yang saya 
tanyakan adalah orientalis yang dibayar untuk ngobok-obok Islam, gitu mas.

Sore

-o0o-



--- On Mon, 11/5/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote:

From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di  
IAIN Menurun
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 11 May, 2009, 6:45 PM
















  
  kalau golongan orientalis itu ya termasuk kategori pelajar (scholar)

mereka kan mempelajari tentang hal2 dari timur (orient)

maka disebut sebagai orientalis

dan timur di sini bukanlah melulu islam

justru sebaliknya, islam itu dianggap sebagai agama dari barat

(daerah timur tengah dan sekitarnya, tempat lahirnya agama2 ibrahimian

seperti yahudi, nasrani, dan islam dianggap sebagai barat, dan

agama2 ibrahimian adalah agama barat)

sedangkan agama timur itu meliputi buddha, hindu, konghucu, taoisme dsb

lawan dari orientalis adalah oksidentalis

mereka mempelajari hal2 dari barat



salam,

--

wikan



2009/5/10 jano ko ko_j...@yahoo. com:







 Mas Wikan :





 Kalau benar Majelis Ulama Mesir memurtadkan seorang

 muslim, bahaya juga tuh. Lembaga yang harusnya menjaga keimanan

 seseorang kok malah memurtadkan muslim.

 --



 ko_jano :



 Bertanya ac.., mas wikan, kalau golongan orientalis itu termasuk

 kategori apa ya ?


 

  




 

















  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
wah saya malah nggak tahu ada orientalis kayak gitu
yang jelas tiap pekerjaan ada duitnya
termasuk para pelajar/scholar
makanya ada yang disebut sebagai scholarship yang kemudian
diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai beasiswa
jadi para pelajar tersebut dibayar untuk melakukan pekerjaan penelitian
apakah kemudian hasil penelitian itu digunakan untuk mengobok2 atau
menjatuhkan pihak tertentu, itu hal yang lain
yang jelas dalam dunia ilmiah/kescholaran berlaku metode ilmiah
di mana orang harus mampu menyajikan data dengan benar sesuai
pendekatan yang ada
jadi bukan hanya ngarang dan mereka-reka saja
karena thesis mereka dipertanggungjawabkan di depan khalayak ilmiah
dan khalayak umum

salam,
--
wikan

2009/5/11 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 MasWikan :

 kalau golongan orientalis itu ya termasuk kategori pelajar (scholar)

 mereka kan mempelajari tentang hal2 dari timur (orient)

 maka disebut sebagai orientalis

 ---

 ko_jano :

 Kalau yang jenis itu sich engga termasuk dalam pembahasan kita, yang saya
 tanyakan adalah orientalis yang dibayar untuk ngobok-obok Islam, gitu
 mas.


[wanita-muslimah] Frances Perkins: Menteri Tenaga Kerja AS yang pro-Buruh

2009-05-11 Terurut Topik Dwi Soegardi
Sepenggal kisah Frances Perkins, perempuan pertama yang diangkat
menjadi Menteri Tenaga Kerja Amerika Serikat di tahun 1933,
di masa pemerintahan Franklin D. Roosevelt.
Gebrakannya meliputi:
- 40 jam kerja seminggu, upah minimum, tunjangan pekerja, tunjangan
PHK, pelarangan mempekerjakan anak, asuransi kesehatan, dll.


http://www.womensenews.org/article.cfm/dyn/aid/4007

New Deal Began With Her, That Chilly Night in 1933

By Kirstin Downey - WeNews correspondent

(WOMENSENEWS)--On a chilly February night in 1933, a middle-aged woman
waited expectantly to meet with her employer at his residence on East
65th Street in New York City. She clutched a scrap of paper with
hastily written notes. Finally ushered into his study, the woman
brushed aside her nervousness and spoke confidently. They bantered
casually for a while, as was their style, then she turned serious, her
dark, luminous eyes holding his gaze.

He wanted her to take an assignment but she had decided she wouldn't
accept it unless he allowed her to do it her own way. She held up the
piece of paper in her hand, and he motioned for her to continue.

She ticked off the items: a 40-hour work week, a minimum wage,
worker's compensation, unemployment compensation, a federal law
banning child labor, direct federal aid for unemployment relief,
Social Security, a revitalized public employment service and health
insurance. She watched his eyes to make sure he was paying attention
and understood the implications of each demand. She braced for his
response, knowing that he often chose political expediency over
idealism and was capable of callousness, even cruelty.

The scope of her list was breathtaking. She was proposing a
fundamental and radical restructuring of American society, with
enactment of historic social welfare and labor laws. To succeed, she
would have to overcome opposition from the courts, business, labor
unions, conservatives.

'Nothing Like This Before'

Nothing like this has ever been done in the United States before,
she said. You know that, don't you?

The man sat across from her in his wheelchair amid the clutter of
boxes and rumpled rugs. Soon, he would head to Washington, D.C., to be
sworn in as the 32nd president of the United States. He would inherit
the worst economic crisis in the nation's history. An era of rampant
speculation had come to an end. The stock market had collapsed,
rendering investments valueless. Banks were shutting down, stripping
people of their lifetime savings. About a third of workers were
unemployed; wages were falling; tens of thousands were homeless. Real
estate prices had plummeted and millions of homeowners faced
foreclosure.

His choice of labor secretary would be one of his most important early
decisions. His nominee must understand economic and employment issues,
but be equally effective as a coalition builder.

He was a handsome man, with aquiline features, and he studied the
plain, matronly woman sitting before him. No one was more qualified
for the job. She knew as much about labor law and administration as
anyone in the country. He'd known her for more than 20 years, the last
four in Albany, where she had worked at his side. He trusted her and
knew she would never betray him.

But placing a woman in the labor secretary's job would expose him to
criticism and ridicule. Her list of proposals would stir heated
opposition, even among his loyal supporters. The eight-hour day was a
standard plank of the Socialist Party; unemployment insurance seemed
laughably improbable; direct aid to the unemployed would threaten his
campaign pledge of a balanced budget.

He said he would back her.

Life-Long Preparation

It was a job she had prepared for all her life. She had changed her
name, her appearance, even her stated age to make herself a more
effective labor advocate. She had studied how men think so she could
better succeed in a man's world. She had spent decades building
crucial alliances.

Still, she told the president-elect that she needed time to make her
decision. The next day she visited her husband, a patient in a
sanitarium. He was having a good day and he understood when she told
him about the job offer. His first impulse was to fret for himself,
asking her how this new job might affect him. When she assured him
that he could remain where he was and that her weekend visits would
continue, he gave his permission.

That night in bed, the woman cried in deep, wailing sobs that
frightened her teenage daughter. She knew the job would change her
life forever. She would open herself to constant media scrutiny, harsh
judgment from her peers and public criticism for doing a job a woman
had never done before. Yet she knew she must accept the offer. As her
grandmother had told her, whenever a door opened to you, you had no
choice but to walk through it.

The next day she called Franklin Roosevelt and accepted the offer.

Frances Perkins would become the nation's first female secretary of labor.

Kirstin Downey is 

[wanita-muslimah] Pemutaran Film dan Diskusi Musik bersama EFEK RUMAH KACA: 12 Mei 2009

2009-05-11 Terurut Topik sofie


In-Docs mengundang anda menghadiri  

Pemutaran Film Dokumenter  dan  Diskusi
Tentang Musik 

screenDocs! Regular 2009 

   

  

screenDocs! Regular adalah pemutaran film
dokumenter dan diskusi 2 bulanan yang diadakan oleh In-Docs dan Goethe
Institute. 

Melalui screenDocs!, In-Docs dan Goethe-Institut
berupaya mengembangkan wawasan masyarakat dalam mengapresiasi film dokumenter,
serta menjadikan film sebagai alat untuk membahas isu-isu yang sedang dihadapi
masyarakat. 

  

Film: 

1. Musisi Mencari Status (Ary Agung
Wibowo, M. Leo Zainy Indonesia 
. 2008. 21 menit, English subtitle) 

2. Plattln in Umtata 
(Peter
Heller, Germany 
, 2007, 93 min, Indonesian subtitle) 

  

Hari/Tanggal : Selasa, 12 Mei 2009 

Jam : 18.30  

Tempat: Goethe Institute, Jl. Sam Ratulangi 9-15, Jakarta 10350 

  

Sinopsis Film 

MUSISI MENCARI STATUS 

  

Profesi musisi masih dinilai orang sebagai pilihan
yang tidak mapan, apalagi bagi orangtua atau calon mertua yang hanya terpaku
pada kekurangannya. Meskipun menjabat anggota tetap band Tani Maju, Leo
akhirnya melakoni ‘kerja sambilan’ sebagai guru, justru setelah perjalanan
asmaranya kandas. 

  

PLATTLN IN UMTATA  

  

Film ini menampilkan gambar
dan suara hasil pertemuan musisi Bavaria dengan dunia bunyi beraneka ragam
Afrika Selatan: sebuah perjalanan melalui keributan townships kota besar dimana
manusia dari berbagai budaya dan dengan berbagai latar belakang musik saling
berhubungan. Tarian dan persentuhan timbal balik. Tapi juga pelarian ke Afrika
dibangun atas klise dan ruang-ruang kerinduan kita: melalui taman nasional
dengan binatang liar besar, ke padang rumput luas dan padang pasir sepi dengan
soundscapes yang mengagumkan. Menemukan pemandangan yang indah.  

  

Diskusi  

Tema: MUSIK 

Pembicara: 1. Grup Musik: EFEK RUMAH KACA  


2. Sosiolog: PAULUS WIROTOMO  

Moderator: Chandra Tanzil (Sutradara dan produser
film dokumenter) 

  

Info lebih lengkap hubungi: 

Sofie: 0813  3292/021 31925115/021 31925113 

   
so...@in-docs.com 

www.in-docs.com 

Acara ini gratis



   Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger.
 Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru. 


  Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail 
ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Angka-angka yang Dibungkam

2009-05-11 Terurut Topik Rumi




  Angka-angka yang Dibungkam
18%
  Produksi ternak bertanggung jawab terhadap emisi GHG global dari 
  seluruh akitivitas manusia. (Laporan 
  FAO 2006: Livestock Long Shadow)
  
  70% 
  tanah dari pembukaan hutan di Amerika Selatan digunakan untuk produksi 
  ternak (http://afp.google.com/article/ALeqM5i3amXGwXSFd3n2DiXVX62yZa0MRw)
  
  20% Energi 
  dari makanan yang diolah tubuh kita untuk bekerja, sisanya, 80%, 
dijadikan 
  panas tubuh yang dibuang ke lingkungan. Efisiensi 
  energi tubuh manusia antara 17% (orang tua) hingga 23% (olahragawan kelas 
  dunia). (Dean 
  Heerwagen, “Passive and Active Environmental Controls”, McGraw-Hill 
  Professional, 2003, h.36.)

36,5 kg 
CO2 Sumbangan gas rumah 
kaca penyebab pemanasan global oleh 1 kg daging, setara dengan mobil eropa 
yang berjalan sejauh 250 km, atau energi fosil untuk menyalakan lampu 100 
watt selama 20 hari. (Animal 
Science Journal, DOI: 10./1740-929.2007.00457.x.) 

7
meter Kenaikan air 
laut bila es di kutub dan gletser di pegunungan mencair akibat pemanasan 
global.

100 juta ton Tangkapan ikan global 
pertahun yang terbuang sia-sia (tak dikonsumsi, terjaring percuma). 
(laporan 
khusus, “Lautan Nan Senyap – Krisis Perikanan Global”, National Geographic 
Indonesia, April, 2007)



40 juta 
ekor Ikan hiu 
yang dibunuh pertahun hanya untuk diambil sirip-nya. 
(laporan 
khusus, “Lautan Nan Senyap – Krisis Perikanan Global”, National Geographic 
Indonesia, April, 2007)


 

90% Spesies laut 
yang hilang sejak tahun 1900 akibat eksploitasi. 
(laporan 
khusus, “Lautan Nan Senyap – Krisis Perikanan Global”, National Geographic 
Indonesia, April, 2007)

1000
gigaton Karbon 
yang tertahan lapisan beku (permafrost), lebih banyak dari di 
atmosfir (700 Gt) dan seluruh tumbuhan (650 Gt). Umat manusia melepas 6,5 
Gt/tahun. Lapisan beku telah mulai mencair dan mulai melepas karbon dalam 
bentuk CO2 dan NH4 ke atmosfir. (Joel K. Bourne, 
“Change is Here”, National 
Geographic, June 22, 2008) 

77%
Kematian 
di negara maju oleh penyakit kardiovaskular dan kanker yang berhubungan 
erat 
dengan pola makan (14% oleh penyakit menular, 9% oleh kecelakaan). 
(Pangan 
dan Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi 
khusus: Detak Bumi, h.29) 

55% Kematian di 
negara berkembang oleh penyakit menular seperti HIV/AIDS, diare dan 
pernapasan (37% oleh penyakit noninfeksi, 8% oleh kecelakaan). 
(Pangan 
dan Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi 
khusus: Detak Bumi, h.29)

15 juta 
km2 Lahan pertanian untuk 
pangan di dunia. (Pangan 
dan Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi 
khusus: Detak Bumi, h.38)

30
juta 
km2 Lahan penggembalaan 
ternak. (Pangan 
dan Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi 
khusus: Detak Bumi, h.38)

30 miliar 
dollar AS
Subsidi setiap tahun untuk industri perikanan. 
(Pangan 
dan Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi 
khusus: Detak Bumi, h.40) 

16.000
liter Air yang 
digunakan untuk memproduksi 1 kg daging (1 kg nasi perlu 3.400 liter, 1 kg 
daging ayam 3.900 liter, 1 kg daging babi 4.800 liter, 1 buah hamburger 
2.400 li-ter). (Pangan 
dan Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi 
khusus: Detak Bumi, h.48); dari sumber Hoekstra/Champagain, 2008.  
www.waterfootprint.org) 

77 juta 
ton Protein 
nabati yang dapat dimakan manusia tetapi diberikan ke ternak. Sebaliknya, 
ternak hanya memberi 58 juta ton protein untuk manusia. 
(Henning 
Steinfield, dkk., h.294) 
60 
miliar hewan yang digunakan untuk memproduksi daging serta produk-produk 
susu setiap tahunnya. Sedangkan populasi manusia saat ini sekitar 6,7 
miliar.


465 juta 
ton Kebutuhan 
daging dunia tahun 2050, dua kali lipat dari kebutuhan tahun 1990, 229 juta 
ton. 

1.043
juta ton
Kebutuhan susu dunia tahun 2050, bandingkan dengan 580 juta ton di tahun 
1999. (Pangan dan 
Uang demi Kesehatan Bangsa”, National Geographic Indonesia, edisi khusus: 
Detak Bumi, h.48) 

2,4 triliun ton per tahun CO2  yang ditambahkan 
ke udara akibat perubahan tanah yang berhubungan dengan peternakan.

987
juta orang Jumlah kaum miskin yang 
berhubungan dengan kegiatan peternakan.

1,3
miliar orang
Jumlah manusia yang berhubungan dengan produksi peternakan (20% populasi 
dunia).

4,6%
Air bersih di 
dunia yang digunakan untuk ternak. (Lester 
R. Brown, ”Plan B.30 – Mobilizing to 

[wanita-muslimah] Re: [syiar-islam] Bls: [JMP] Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik Kopi Jawa
2009/5/11 A Nizami nizam...@yahoo.com:
 Namun AS via lembaga seperti Asia Foundation dengan mendanai 10% / kurang
 saja bisa menguasai pimpinan rektorat beberapa IAIN di seluruh Indonesia.
 Tak heran akhirnya para mahasiswanya bukannya menjadi juru dakwah kepada
 ajaran Islam yang benar justru jadi menyesatkan.

antum sebagai ketua umum MIFTA bisa menggerakan pakar-pakar komputer
mifta buat membantu IAIN sehingga memberi warna di sana ... wajib ada
tindakan nyata dan membumi yang dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa,
dosen IAIN.

ingat, Alloh swt mengingatkan : kebencian Alloh swt sangat besar jika
kita berkata, tetapi tidak berbuat.

coba bandingkan Asia Foundation dan MIFTA ... mana yg lebih wajib
membantu IAIN ?


[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen

2009-05-11 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
5 thn ke depan sepertinya krusial. DPR isinya yg punya modal atau dinasti.. 
potensi besar utk korupsi. Bayar biaya pemilu kemarin dan buat 2014. Berhitung 
sajalah. Belum lagi, ada partai2 ttt yg punya semangat kembali ke UUD 1945. 
Bukan tidak mungkin kekacauan demokrasi sekarang akan dijadikan alasan.

Soal caleg perempuan, gak cuma angkanya saja, tapi mereka2 yg selama ini jadi 
kontak gerakan perempuan di DPR banyak juga yg tidak kembali terpilih. Padahal, 
selama ini kelompok perempuan sbg kelompok penekan di DPR terbukti cukup 
efektif. Soal 'fraksi balkon', panja terbuka, dll.

Masalah caleg perempuan bukan cuma masalah keputusan MK sih, tapi soal dukungan 
juga. Suka atau tidak, isu ini masih sekedar wacana. Untuk soal milih aja, 
banyak juga kok mereka2 yg mendukung gagasan caleg perempuan tapi pas hari H 
golput. Bukan karena tidak terdaftar, tapi ya golput. Selain itu, menjadi caleg 
dan memperoleh kursi kan tidak gampang. Ini juga kurang kita dukung.

Kemarin saya diskusi dng salah satu caleg perempuan yg gagal, meski perolehan 
suaranya bagus. Yg saya kagumi, semangatnya masih menyala. Bahkan, belajar dari 
pengalaman pemilu lalu menyusuri desa-desa dapilnya, mengenali kondisi 
konstituennya, dan kemudian menyusun rencana2. Pengalamannya kemarin turun ke 
desa2 justru menggerakan hatinya utk memberdayakan konsituennya, minimal mampu 
memperjuangkan hak-haknya, meski 'hanya' sekedar urusan perbaikan jalan, 
pengadaan pupuk, dll. 

Lima tahun (untuk tahun 2014 maksudnya), bukan waktu yg lama atau singkat... 
tapi cukup utk mulai berkampanye. Bukan utk perolehan suara, tapi mengurusi 
'calon konstituennya'. Dan menurut saya, ini langkah yg sangat baik banget. 
Inilah wujud dari fungsi representasi yg sesungguhnya! Dan semoga, caleg2 
perempuan yg meski tahun ini kalah, juga masih punya semangat yg sama. 

Apa ya, yg WM bisa bantu? Nyebarin kisahnya kali ya? hehehe...
Atau ada ide lain?

Mas Ambon, hayuh nyumbang ide.. jangan cuma posting berita ajah :)


salam,
herni


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote:

 http://www.sinarharapan.co.id/berita/0905/07/sh05.html
 
 Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen 
 
 Oleh
 Stevani Elisabeth
 
 
 
 Jakarta - Perhimpunan Demokrasi untuk Pemilu (Perdemlu) memprediksi perempuan 
 yang duduk di parlemen, berdasarkan hasil Pemilu 2009, jumlahnya kurang dari 
 8%. 
 
 Penurunan jumlah ini dikarenakan adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 
 Nomor 22-24/PUU-VI/2008 tanggal 23 Desember 2008, yang menyebutkan bahwa 
 calon anggota legislatif (caleg) terpilih ditetapkan berdasarkan suara 
 terbanyak. 
 Dengan putusan MK tersebut, banyak caleg perempuan yang potensial tidak 
 terpilih. Kita sudah betul melaksanakan pencalonan sistem zig-zag. Kalau kita 
 ingin mencapai affirmative action, maka harus pakai sistem tertutup, tegas 
 Ketua Perdemlu, Didi Supriyanto, pada pembekalan bagi caleg perempuan 
 pasca-Pemilu Legislatif 2009, di Jakarta, Rabu (6/5).
 
 
 Dia menambahkan, keterwakilan perempuan di parlemen memang cukup ironi. Pada 
 tahun 1987, perempuan di parlemen ada 65 orang (13%) dari 500 anggota 
 parlemen. Tahun 1992, ada 62 perempuan (12,50%), tahun 1997 ada 54 perempuan 
 (10,80%), tahun 1999 ada 45 perempuan (9%), tahun 2004 ada 61 perempuan 
 (11,09%) dan tahun 2009 diperkirakan kurang dari 40 orang (kurang dari 8%).
 
 
 Didi menilai affirmative action yang selama ini diperjuangkan oleh aktivis 
 perempuan hanya terfokus pada variabel pencalonan. Selain itu, Komisi 
 Pemilihan Umum (KPU) tidak pro perempuan, dan seorang pemilih harus melihat 
 800-1.500 nama caleg. Ini tentunya sangat sulit bagi masyarakat untuk 
 memilih. Oleh sebab itu, salah satu caranya adalah memperkecil kursi di 
 seluruh daerah pemilihan. Ke depan, kebijakan affirmative action tidak 
 terfokus pada pencalonan, lanjut Didi.
 Senior Advisor Kemitraan Ramlan Surbakti menilai keputusan MK itu seperti 
 mahasiswa S1 yang sedang membuat skripsi karena mencari data yang mendukung 
 hipotesisnya. 
 
 
 Putusan MK ini justru menjadi bahan tertawaan orang, khususnya oleh 
 ahli-ahli sistem pemilu, tegasnya. Caleg perempuan harus bertarung karena 
 menghadapi realitas politik di Indonesia, yakni politik uang. Sekarang 
 tergantung caleg perempuan, mau ikut arus money politic atau tidak. Kalau 
 ikut arus politik uang, itu tidak ada gunanya untuk peningkatan keterwakilan 
 perempuan di parlemen, lanjut Ramlan. Ia berharap anggota DPRD maupun DPR 
 perempuan harus lebih sensitif menyikapi masalah ini.
 
 
 Sementara itu, anggota DPR Lena Maryana mengatakan keberadaan perempuan di 
 parlemen seperti lilin yang mau padam. Di satu sisi mereka mendorong agar 
 keterwakilan perempuan di parlemen mencapai 30 persen, namun di sisi lain 
 mereka tidak mau partai mereka di daerah pemilihan tidak bisa running karena 
 tidak bisa memenuhi kuota 30 persen.
 
 
 Sementara itu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta sangat 
 menyayangkan adanya perubahan sistem 

[wanita-muslimah] Yemen, make or break

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://weekly.ahram.org.eg/2009/946/re6.htm

7 - 13 May 2009
Issue No. 946
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

Yemen, make or break
State corruption and unheard grievances have Yemen on the edge of a 
secessionist civil war, writes Nasser Arrabyee 



South Yemen has been engulfed in violence since last April. Restive groups want 
to secede from the north on the grounds that they are politically 
marginalised by the central government that united with the south in 1990.

On 27 April, southern groups celebrated the declaring [of] the war against the 
south, pointing to a speech by President Ali Abdullah Saleh of 27 April 1994, 
after which civil war broke out. Two days before the groups' celebrations, 
which turned to violence and riots in at least four provinces in which dozens 
of people were killed and injured, President Saleh warned of a new civil war if 
calls for separation continue.

Yemen, Allah forbid, will not divide into two partitions, south and north, but 
into villages and small states, and people will be fighting with each other 
from door to door and from window to window, Saleh said in a large rally held 
in Sanaa 27 April 2009 and that brought together state officials and military 
and security commanders, notably from the south.

The marginalisation felt by southern groups is mainly expressed, since early 
2006, in two major issues: the retirement or exclusion of thousands of 
military, security, and civil officials from their employment after the war of 
1994; and the issue of lands in the south that were plundered by corrupted, 
influential officials after the war.

President Saleh and other officials admit to some mistakes, especially on these 
two issues, but say all wrongs must be corrected in the framework of unity. 
Saleh said his government treated the issue of retirees with 52 billion Yemeni 
Rials ($125 million). In 2007, Saleh formed special committees to fact find on 
the two major issues. The committees finally recommended that Saleh get rid of 
15 senior officials who were responsible. However, not one of the 15 officials 
named was held accountable until now.

Tareq Al-Fadhli, a prominent southern tribal sheikh in Abyan, joined the groups 
of south movement only last month after he served as adviser to President Saleh 
since 1994. Al-Fadhli sponsored in his hometown of Zunjubar, 27 April, a large 
rally in which he called for unity in the south to Drive away the northern 
occupation and have southern independence. The state-run media responded by 
saying that Al-Fadhli, a former Jihadist in Afghanistan, was the biggest 
plunderer of the lands in the south.

Mohammed Al-Dhahri, politics professor at Sanaa University, says that what's 
going on in Yemen now is a crisis of partnership -- a national integration 
crisis, and economic and legislation crisis. Shy official recognition of this 
crisis is not enough, he said.

Separation calls also receive political and media support from outside Yemen, 
mainly from socialist leaders who have been living in Arab Gulf countries since 
the civil war of 1994.

The government said it requested that the governments of Saudi Arabia and Oman 
hand over leaders who are politically supporting the southern movement. The 
most important three are Ali Saleh Al-Baidh, former president of the south, in 
Oman, Ali Nasser Mohammed, former president, in Syria, and Haidar Abu Bakar 
Al-Attas, former prime minister, in Saudi Arabia. President Saleh accuses them 
of trying to push Yemen into new wars and of being agents of the British.

Yemeni Foreign Minister Abu Bakr Al-Querbi said in a meeting with Arab 
ambassadors in Sanaa last Sunday that calls for separation pose a threat not 
only to Yemen but the whole region. Any action or speech that touches Yemen's 
unity is a red line, he said.

It appears that President Saleh's regime, faced also with the three challenges 
of armed rebellion in the north, growing Al-Qaeda activity, and the fall of oil 
prices that cover more than 75 per cent of the state's budget, depends much on 
regional and international support. 

The United States said it supports Yemen's unity and stability, calling on 
Yemenis to solve their problems through dialogue not violence.

A press release issued by the US Embassy in Sanaa on Sunday read: The United 
States was one of the first countries to recognise the newly unified Yemen in 
1990. During the 1994 Civil War, the United States was a strong supporter of 
Yemen's unity and called for a ceasefire and negotiations between the opposing 
sides.

The United States believes that Yemen's unity depends on its ability to 
guarantee every citizen equal treatment under the law, and the opportunity to 
participate fully in the political and economic life of the nation, the release 
added.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Taliban refuse to lay down arms in Pakistan

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.ft.com/cms/s/0/8b16abf4-3805-11de-9211-00144feabdc0.html?nclick_check=1

Taliban refuse to lay down arms in Pakistan
By Farhan Bokhari in Islamabad



Published: May 3 2009 19:32 | Last updated: May 3 2009 19:32

Taliban militants in Pakistan's northern Swat valley were refusing to lay down 
their arms on Sunday as part of an agreement with authorities in the country's 
North-West Frontier Province, prompting fears of fresh fighting between the two 
sides.

As the regional government said it was fulfilling its side of the controversial 
deal, by setting up an Islamic sharia appellate court for the area, a senior 
government official argued the Taliban's refusal to disarm had put the patience 
of authorities at great stress. 

He added we can't bend over backwards endlessly in an apparent reference to 
growing criticism in the west that Pakistan has appeased the Taliban.
The Pakistan government's stance towards the militants, who have been making 
creeping incursions into the country, is set to dominate talks in Washington 
this week when Asif Ali Zardari, Pakistan's president, meets Barack Obama, his 
US counterpart.

On Saturday, the NWFP provincial government announced the creation of an 
Islamic court in line with a demand by Taliban militants in the Swat valley, 
amid growing resistance from Pakistani liberals. 

After the announcement that the government would act on the controversial deal 
in Swat in spite of fighting between militants and the army in nearby Buner, 
Mian Iftikhar Hussain, a minister in the provincial government, said the 
Taliban should lay down their arms. 

  'Now there is no justification to take up arms'
  Mian Iftikhar Hussain, NWFP minister, after the regional government set up an 
Islamic appeal court


The Islamic appeal court was the main demand, he said. Now there is no 
justification to take up arms. Many Pakistanis remain unconvinced that the 
militants will lay down their arms and there are growing demonstrations against 
the Taliban.

We want to stop the Talibanisation of Pakistan, shouted one activist at a 
street gathering in Islamabad, while another yelled: Is the government 
sleeping as Pakistan burns? This country must ensure freedom for all. 

Liberals, who represent a range of people from social activists to 
professionals such as lawyers and professors, are increasingly mobilising to 
protest against the possibility that the Islamists will succeed in fanning out 
from Swat to take over the rest of Pakistan. 

The liberal voices have grown louder following the success of protest movements 
over the past two years agitating for the restoration of Iftikhar Chaudhary, 
chief justice of the supreme court of Pakistan, who was ousted by former 
president Pervez Musharraf. 

Mr Zardari was forced to restore Mr Chaudhary rather than face a threatened 
rally by thousands of protesters. 

So far, public protests against the Taliban have been relatively small, but 
some think they have already helped to change the government's approach. 

Sami Jan, a schoolteacher who attended one of the recent protests, believes 
that foreign governments stepped up pressure on Pakistan to harden its stance 
following the emergence of a video of a woman being publicly flogged by Taliban 
militants in the Swat region. 

The video, which sent shockwaves across the country when it emerged last month, 
was made using a mobile phone and smuggled out of Swat by civil society 
activists. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Muslim world recognises Israel in new US peace plan - Jordan

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.gulfnews.com/region/Middle_East/10312723.html


  Muslim world recognises Israel in new US peace plan - Jordan 
  Reuters


  Published: May 11, 2009, 23:14
 

  London: The US is promoting a peace plan for the Middle East involving a 
'57-state solution' in which the entire Muslim world would recognise Israel, 
Monday's Times of London quoted Jordan's King Abdullah as saying.

  We are offering a third of the world to meet them with open arms, the 
king said. The future is not the Jordan River or the Golan Heights or the 
Sinai, the future is Morocco in the Atlantic and Indonesia in the Pacific. That 
is the prize.

  But he warned: If we delay our peace negotiations, then there is going 
to be another conflict between Arabs or Muslims and Israel in the next 12-18 
months. 



  The newspaper said the king had hatched the plan with President Barack 
Obama in Washington in April. Details are likely to be thrashed out in a series 
of diplomatic moves this month, including Obama's meeting with Israeli Prime 
Minister Benjamin Netanyahu in Washington. 
  What we are talking about is not Israelis and Palestinians sitting at 
the table, but Israelis sitting with Palestinians, Israelis sitting with 
Syrians, Israelis sitting with Lebanese, said the king.

  While Palestinians seek a state in their long-running conflict with 
Israel, Syria wants the return of the Golan Heights, seized by Israel in a 1967 
war. 

  I think we're going to have to do a lot of shuttle diplomacy, get people 
to a table in the next couple of months to get a solution, Abdullah said.

  The Times said that, after Obama's meeting with Netanyahu, the peace 
initiative could form the centrepiece of his major address to the Muslim world 
in Egypt on June 4.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] CIA and ISI together created Taliban, says Zardari

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.hindustantimes.com/StoryPage/StoryPage.aspx?sectionName=HomePageid=77b8066a-2a61-40cf-8547-5a1b36661a18ParentID=c07c7f54-8d7c-46c7-b1bd-83fa1c606765Headline=CIA+and+ISI+together+created+Taliban%2c+says+Zardari


CIA and ISI together created Taliban, says Zardari 


Lalit K Jha , Press Trust Of India
Washington, May 11, 2009
First Published: 09:41 IST(11/5/2009)
Last Updated: 10:53 IST(11/5/2009)
In a new revelation, Pakistan President Asif Ali Zardari has said that the CIA 
of the United States and his country's ISI together created the Taliban.

I think it was part of your past and our past, and the ISI and CIA created 
them together, Zardari told the NBC news channel in an interview.

In the interview, which was given to the NBC on May 7, Zardari also accused the 
US of supporting the military rule of Pervez Musharraf who was alleged to be 
taking sides of the Taliban.

He disagreed with the popular belief in the US that the Pakistan military and 
intelligent services still have sympathies for the Taliban.

I think General Musharraf may have had a mindset to run head and hand with the 
hound but certainly not on our watch. We don't have a tough process at all, 
Zardari said.

Asked about the influential role of the Pakistan Army, Zardari said he is in 
control of everything in the country, including the military.

The Parliament has final say. It's the Parliament form of government, and I am 
a product of the Parliament, he said.

Earlier, Zardari in an another interview had said that India was not a threat 
to his country and that Pakistan had moved some of its forces from its Indian 
border to western frontier to eliminate Taliban in its tribal belt.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] May 1998 Families Hit Out at Generals

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.thejakartaglobe.com/home/article/19452.html


May 12, 2009 

Nurfika Osman, Heru Andriyanto  Markus Junianto Sihaloho



May 1998 Families Hit Out at Generals

The families of victims of the May 1998 riots have lashed out on the 
anniversary, expressing anger that the full story has not been told - and that 
two of the key military figures from that era are now involved in presidential 
politics.

The former chief of the Army's Special Forces [Kopassus], Prabowo Subianto, 
and military chief Wiranto have never been charged, said Ruyati Darwin, the 
mother of Eten Karyana, a University of Indonesia student who was killed in the 
Yogya department store fire in East Jakarta. Now they are running in the 
presidential election. This country has failed to uphold the law.

Prabowo, although better known as head of Kopassus, was heading the Army 
Strategic Reserve (Kostrad) in May 1998.

The two retired generals have never been formally accused of involvement in the 
riots but critics have long called for them to be held accountable.

On May 12, 1998, four Trisakti University students were shot while rallying in 
front of their campus in West Jakarta. Two days later, hundreds died when the 
Yogya department store caught fire as mobs of angry rioters looted stores.

We will never forget this tragedy as it is a gross violation of human rights, 
Ruyati said at the Commission for Missing Persons and Victims of Violence 
(Kontras) to mark the 1998 tragedy. They can never bring back our children but 
they have to be fully responsible for what they have done.

Ruyati's son was among some 400 people caught in the burning department store. 
Eten, she said, had tried to save a girl who was choking on the thick smoke. He 
was identified by police who found his wallet and identify card.

Tuti Koto, the mother of Yani Afri, an activist believed to have been abducted 
by the military in May 1998, warned citizens to be careful in choosing their 
leaders in the election.

Please do not vote for Prabowo and Wiranto. They are the killers of our sons, 
Tuti said, adding that her son's fate remained unknown. We are still 
struggling now as we do not want this kind of violence to recur.

In a report on Monday to House of Representatives Commission III, which 
oversees law and politics, Attorney General Hendarman Supandji reiterated that 
his office could not bring the Trisakti killings to a rights tribunal because 
the case had been taken over by a military court and settled long ago.

Suspected officers in the shooting had been tried by the military court and 
their convictions are final, Hendarman said, adding that they had been 
dismissed from the military and have served jail terms.

The Attorney General's Office has several times rejected documents from the 
National Commission on Human Rights (Komnas HAM) demanding a tribunal, most 
recently on March 28, 2008.

As for the alleged abductions of 13 activists by the military in 1997-98, 
Hendarman insisted that a rights tribunal must be established by presidential 
decree via a legislative recommendation, not by the AGO.

Hendarman's report to the commission said the military court had dismissed and 
imprisoned a number of officers from the so-called Tim Mawar (Rose Team) inside 
Kopassus for kidnapping 10 other activists more than a decade ago.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Remembering the Tragedy of May 1998

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.thejakartaglobe.com/opinion/article/19413.html

May 11, 2009 
Editorial

Remembering the Tragedy of May 1998 
It has been 11 years since the mayhem and tragedy of the May 1998 rioting in 
Jakarta. Following the killing of students by security forces in the capital, 
the city erupted into a spasm of violence that led to the destruction of whole 
neighborhoods targeted in a wave of anti-Chinese sentiment. Untold numbers of 
women were reportedly raped and the rioting sent the country's reputation into 
a tailspin. 

At the time, and since, much of the violence was blamed on the military. But 
though the unrest led to the end of President Suharto's rule and the beginning 
of the reform era, the victims of 1998 have still not seen the masterminds of 
the violence brought to justice. There has yet to be a full accounting for some 
of the worst violence in Indonesian history. 

The mother of Eten Karyana, a University of Indonesia student killed in the 
fire that destroyed the Yogya department store in May 1998, said on Monday that 
she has lived with uncertainty and sadness ever since. She blames the men then 
at the head of Kopassus and the military for the incidents, and laments the 
fact that they have never been investigated or tried. 

We will never forget this tragedy, she said. We have not seen any justice 
here. 

It is important that we commemorate the tragedy of May 1998, a time when our 
belief in the supposed forces of public order was shaken to the very core. But 
the lack of accountability is, ultimately, even more tragic than the events 
themselves. 

There needs to be a full and thorough explanation for what happened, with those 
at the root of the violence held to account in a manner that is transparent and 
open. 

There are many things to celebrate about the reform era - direct elections, 
press freedom, economic reform, some gains in the battle against corruption - 
but the fact that our society has largely ignored facing up to May 1998 leaves 
the victims embittered and the rest of us uncertain. 

The rule of law is the single greatest resource any nation has to guide its 
thinking in times of peril and to provide a framework for prosperity. It is a 
fundamental principle that no one should be immune to the law and that criminal 
acts should be uncovered without fear or favor. 

That is obviously a tall order when dealing with May 1998. Whoever was 
ultimately responsible, the sad consensus has been that they are beyond the 
reach of the justice system. They are too powerful, too well connected, perhaps 
too dangerous to be unmasked. 

But is that still true? This is no longer a dictatorship and we have made great 
strides toward bringing more responsibility to our system. We can and should 
investigate May 1998. To not do so is unfair to everyone. Those accused of 
involvement in the tragedy suffer because they cannot clear their names in a 
court of law, the victims of the tragedy suffer from a lack of closure and 
society suffers because May 1998 remains an open wound. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Persecuted Christians?

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1239710889374pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull


Persecuted Christians?

May. 7, 2009
Larry Derfner , THE JERUSALEM POST 
A picture of Jesus in a small oval frame sits on the desk of Hanna Siniora, the 
elder statesman of Palestinian peace activists, in Jerusalem. His office is in 
the Vatican's Tantur Institute for Ecumenical Studies, a hillside paradise at 
the southern edge of the city with old stone buildings, fragrant pine trees and 
chirping birds. It's the day after Easter, Pope Benedict XVI is coming to the 
Holy Land - due in Amman today, in Jerusalem on Tuesday - and I'm asking 
Siniora if Palestinian Christians, a primary audience for the pope, have come 
under the heel of militant Islamists like so many Israelis and Westerners 
believe. 

I am a Christian Palestinian, Siniora replies, and I don't feel under 
pressure, or under threat of terror, or that I've been put down politically. I 
live in [the Jerusalem Arab neighborhood] Beit Hanina, which has a large Muslim 
majority, and I don't feel any difference there between Muslims and Christians. 
I have as many Muslim friends as I do Jewish friends. 

Siniora, 72, co-chairman (with Jerusalem Post columnist Gershon Baskin) of the 
Israel/Palestine Center for Research and Information, is not a Palestinian 
who's afraid to speak his mind. He was calling for the two-state solution when 
this was considered treason by many Palestinians, and even for an end to the 
local Palestinian boycott of Jerusalem municipal politics. In our interview, he 
doesn't seem to be hiding anything. 

In Jerusalem, he says, Palestinian Christians have nothing to fear from 
Muslims. In Gaza and the West Bank, There are instances of harassment, but 
it's not by Hamas, it's not by Fatah and it doesn't represent the attitude of 
the general Palestinian public. It's by little groups of violent Muslim 
fanatics, hoodlums, and we're talking about isolated incidents. 

This is a sentiment I heard not only from Palestinian Christians, but also from 
two well-informed, well-connected, nominally Muslim Jerusalemites whose 
opinions are moderate enough for them to hold responsible positions at 
pro-Israel political affairs agencies. I asked them separately if they thought 
the consensus wisdom here and in much of the West was true - that Palestinian 
Christians are systematically persecuted by Palestinian Muslims. 

Nope, said one. It's complete bullsh*t, said the other. 

Leading a press tour of the Old City's Christian Quarter, Daniel Rossing, the 
Ministry of Religious Affairs' chief liaison to Christian communities in the 
1970s and 1980s, is less sanguine. He says the situation for Christians in 
Gaza, who number 3,000 out of an otherwise Muslim population of 1.5 million, 
has definitely gotten worse since Hamas's rise to power - if not as a matter 
of official policy, then informally. As for Christians in and around Bethlehem 
and Ramallah, and, to a lesser extent, in Jerusalem, he says they live a 
precarious existence in relation to the Muslim majority, and sensibly keep 
their complaints to themselves. 

However, even Rossing, a modern Orthodox Jew who heads the Jerusalem Center for 
Jewish-Christian Relations, says the popular image of Palestinian Christians 
being ground down by Muslim power is greatly exaggerated. The Palestinian 
Authority, which is floated financially by the West, has a strong interest in 
treating Christian residents fairly, he says. Shaking hands with one priest 
after another in the Old City, he says that while he is not in contact with 
Christians in Gaza, he is with a countless number in Jerusalem and the West 
Bank, adding, I haven't heard from them that their situation has 
deteriorated. 

And to put it in a wider perspective, he says, Christians living in the State 
of Israel aren't entirely safe, either. In recent years, there have been two 
full-scale mob attacks by Druse against Christian communities in Galilee. 
Christians in Jerusalem's Old City have been harassed and spat upon by haredi 
yeshiva boys. Christian graves on the Mount of Olives have been vandalized, 
with the evidence showing plainly that it was the work of Jews, Rossing says. 

He adds: If Christians in Bethlehem and Ramallah had to name the worst thing 
that's happened to them lately, they wouldn't say the rise of Hamas, they'd say 
the [security] wall. No question. 

PALESTINIAN CHRISTIANS have lots of problems, but Muslim religious antagonism 
is far from being at the top of the list. They suffer more as Palestinians 
living under Israeli rule; more as middle-class, highly educated people living 
in generally impoverished, Third World lands; and more as a tiny community in 
crime-ridden, gang-ridden, largely unpoliced territories where the hamula - the 
extended Arab family - is the source of power and protection. 

The shrinking of the Palestinian Christian community in the Holy Land came as a 
direct result of its 

[wanita-muslimah] Lenin's body may find new home in Minsk

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://english.pravda.ru/russia/history/11-05-2009/107533-lenin_body-0

11.05.2009

Lenin's body may find new home in Minsk

Lenin's mummy may be transported from the Mausoleum on the Red Square to Minsk, 
the capital of Belarus, in the near future. The government of Belarus supposes 
that Lenin still remains a symbol of their nation. Officials say that they 
would be ready to accept his body in Minsk honorably if Moscow begins to 
implement the plan to finally bury the deceased leader of the world's working 
class. A special monument resembling Lenin's Tomb is likely to be built for him 
in the Belarusian capital. 

Sources from the team of Belarusian President Alexander Lukashenko maintain 
that this issue has been repeatedly discussed at the highest level. Lukashenko 
believes that burying Lenin is a crime. The head of state is sure that Lenin's 
presence in Minsk will unite the Belarusian nation before outside enemies. All 
sociological surveys confirm that there is strong nostalgia for the Soviet past 
in Belarus. 

The debate about burying Lenin's body flared up again on the eve of his birth 
anniversary this year. Several political parties and movements including the 
Orthodox Church and the Liberal Democratic Party of Russia with its head 
Vladimir Zhirinovsky demanded Lenin be carried away from the Red Square and 
transported to Ulyanovsk - his home town. 

The Russian Minister for Culture Alexander Avdeev stated that Lenin's body was 
not a cultural value for Russia, but its burying was a political question. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Saudis' behavior toward pilgrims interpreted as 'anti-Iran ' move: MP

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.tehrantimes.com/index_View.asp?code=194280

Saudis' behavior toward pilgrims interpreted as 'anti-Iran' move: MP
Tehran Times Political Desk 



TEHRAN - A top lawmaker said on Sunday that the misbehavior toward Iranian 
pilgrims by Saudi police is interpreted as anti-Iran move. 


In views of the committee such treatments are interpreted as anti-Iran 
(movements), Kazem Jalili, the Majlis Foreign policy and National Security 
Committee spokesman told reporters. We hope that Saudi officials will 
immediately rectify their behaviors and compensate for what has happened so 
far. 

Hundreds of thousands of Iranians visit holy sites in Mecca and Medina. 

Meanwhile cleric MP Jalal Yahyazadeh has criticized the remarks by the Mecca 
Friday prayer who had called Shias pagans. 

Yahyazadeh told the Mehr News Agency that even Sunni ulema have reacted angrily 
to statements by the Mecca Friday prayer leader. 

He said the Majlis cleric lawmakers are going to issue a statement during the 
next few days in response to these remarks 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] PDI-P di Ambang Perpecahan

2009-05-11 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009051106585011

  Senin, 11 Mei 2009 
 

 
 
 
 

PDI-P di Ambang Perpecahan 


  JAKARTA (Lampost): PDI Perjuangan (PDI-P) bernasib sama dengan Partai 
Golkar ketika menggagas tawaran koalisi dengan Partai Demokrat. Elite Golkar 
terbelah, ada yang ingin merapat ke SBY, ada juga yang ngotot mengajukan 
capres. Persoalan itu juga sedang melanda PDI-P.

  Sebagian elite partai berlambang banteng moncong putih ingin merapat ke 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), calon presiden Partai Demokrat. Padahal 
Megawati Soekarnoputri dalam pleno terakhir DPP PDI-P tetap berkukuh menjadi 
calon presiden (capres).

  Adalah Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufik Kiemas yang turut 
memelopori koalisi PDI-P dengan Demokrat. Taufik yang juga suami Megawati 
mengaku senang dengan Demokrat yang menyerahkan kepada PDI-P memilih posisi di 
kabinet.

  Akan tetapi, menurut seorang tokoh senior PDI-P yang menjadi penghubung 
dengan Demokrat, koalisi PDI-P-Demokrat sesungguhnya untuk kepentingan bangsa 
yang lebih besar, yaitu tetap terjaminnya negara kebangsaan yang mengedepankan 
kemajemukan.

  Negara kebangsaan itulah titik temunya. PDI-P ingin memastikan SBY dan 
Demokrat tetap berada dalam jalur kebangsaan, tidak tersandera dalam dukungan 
partai-partai kanan, kata dia di Jakarta, Minggu (10-5).

  Harapan tokoh senior PDI-P itu sejalan dengan keinginan Demokrat. PDI-P 
kan selama ini menjadi partner yang bersikap kritis terhadap kabinet, tapi 
bukan tidak mungkin ke depan bisa jadi partner yang mengawal kabinet, kata 
Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie.

  Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo menambahkan Demokrat terus 
melakukan pendekatan ke PDI-P untuk membentuk koalisi yang kuat di pemerintahan 
dan parlemen. Pendekatan, lobi, maupun silaturahim tidak semudah yang 
dibayangkan. Penjajakan itu masih panjang, kata dia dalam jumpa pers 
kemenangan Demokrat di Jakarta, kemarin.

  SBY Akui

  Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga 
mengakui adanya komunikasi dua partai yang kini masih berjalan. Untuk 
kepentingan bangsa, kata SBY, segalanya bisa terjadi.

  Kepastian koalisi dua partai nasionalis itu ditentukan dalam satu dua 
hari ini. Para pengambil keputusan di PDI-P kemarin bertemu di dua tempat 
terpisah. Ada pertemuan Dewan Pertimbangan Pusat yang membahas koalisi dengan 
Demokrat. Mereka terus mematangkan koalisi dan tinggal menunggu restu dari 
Megawati. Satunya lagi pertemuan tim kecil yang dipimpin Megawati. Pertemuan 
ini mematangkan pencapresan Megawati.

  Sementara itu, ada tidaknya restu Megawati itulah yang bakal mengantarkan 
PDI-P ke persimpangan jalan. Megawati kini menghadapi dilema, yaitu tetap 
menjunjung martabat partai dengan berkukuh menjadi capres atau membiarkan 
negara kebangsaan terkungkung partai-partai kanan yang lebih dulu menyatakan 
diri bergabung dengan Demokrat.

  Sebagian elite, PDI-P pun sepakat mengusung Puan Maharani, putri 
Megawati-Taufik, untuk berpasangan dengan SBY. Sejumlah opsi itulah yang 
kemarin dibahas tim kecil PDI-P dengan Megawati.

  Tim kecil tadi rapat dengan Ibu (Mega) untuk mengambil langkah-langkah 
yang akan kami lakukan dari Senin besok sampai dengan tanggal 15 nanti, tutur 
Tjahjo Kumolo, salah seorang anggota tim kecil. Tenggat 15 Mei itulah batas 
akhir PDI-P menentukan sikap karena saat itulah SBY mendeklarasikan 
pencalonannya sebagai presiden di Bandung.

  PDI-P memang makin sulit mencari teman koalisi karena partai yang meraih 
16,61% kursi di DPR masih membutuhkan 3,39% kursi di DPR untuk bisa memenuhi 
syarat mengajukan pasangan capres, yaitu 20% perolehan kursi di DPR. Padahal, 
tinggal Gerindra yang meraih 5,36% kursi di DPR yang belum menentukan koalisi.

  Persoalannya, PDI-P dan Gerindra sama-sama ngotot menjadi capres. 
Sebaliknya Golkar sudah berkoalisi dengan Hanura. Empat partai lain, yaitu PKS, 
PAN, PPP, dan PKB sudah lebih dulu merapatkan barisan dengan Demokrat.

  Opsinya kan tinggal kami maju atau tidak. Kalau maju, akan ada 
penambahan parpolnya, kata Tjahjo. Untuk bisa mengajukan capres berbasis 
perolehan suara sah nasional 25%, PDI-P masih membutuhkan 10,97% suara. Karena 
itulah, kata dia, PDI-P yang meraih 14,03% suara mulai melirik partai kecil 
untuk menambal lubang tersebut. Lirikan yang sudah terlambat. n MI/R-1
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik Ari Condro
kalau jeruk oriental bukannya jeuk mandarin 



2009/5/11 Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com:


 wah saya malah nggak tahu ada orientalis kayak gitu
 yang jelas tiap pekerjaan ada duitnya
 termasuk para pelajar/scholar
 makanya ada yang disebut sebagai scholarship yang kemudian
 diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai beasiswa
 jadi para pelajar tersebut dibayar untuk melakukan pekerjaan penelitian
 apakah kemudian hasil penelitian itu digunakan untuk mengobok2 atau
 menjatuhkan pihak tertentu, itu hal yang lain
 yang jelas dalam dunia ilmiah/kescholaran berlaku metode ilmiah
 di mana orang harus mampu menyajikan data dengan benar sesuai
 pendekatan yang ada
 jadi bukan hanya ngarang dan mereka-reka saja
 karena thesis mereka dipertanggungjawabkan di depan khalayak ilmiah
 dan khalayak umum

 salam,
 --
 wikan

 2009/5/11 jano ko ko_j...@yahoo.com:



 MasWikan :

 kalau golongan orientalis itu ya termasuk kategori pelajar (scholar)

 mereka kan mempelajari tentang hal2 dari timur (orient)

 maka disebut sebagai orientalis

 ---

 ko_jano :

 Kalau yang jenis itu sich engga termasuk dalam pembahasan kita, yang
 saya
 tanyakan adalah orientalis yang dibayar untuk ngobok-obok Islam, gitu
 mas.

 



-- 
salam,
Ari


[wanita-muslimah] Re: Andai Antasari berpoligami

2009-05-11 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
Jawab mas wikan, kenapa tidak? :)
Wong poliandri memang sudah ada dan dipraktekan kok.

Manusia gak beda ma kue, bisa dibagi.
Sekarang tinggal pemotong kuenya kaya apa.
Jangan2 kaya obelix yg selalu memotong kue menjadi tiga.
Sepotong buat asterix, sepotong buat panoramix.
Potongan yg ketiga (sisanya), buat dia hehehe..
Tiga potong juga kan? Masalah tidak sama besar, itu urusan lain :)
Perut obelix kan tidak sama dng asterix apalagi panoramix :)



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, donnie damana donnie.dam...@... wrote:

Untuk bisa menghadirkan opsi berpoliandri perlu perubahan relasi  
gender yang lebih radikal dibandingkan yang sekarang ini..
 
Mau??
 
D

On May 10, 2009, at 1:44 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
 
 
 
  andai rani juliani boleh berpoliandri (memiliki suami lebih dari satu)
  tentu ceritanya gak seperti ini.
  Nasrudin dan Antasari gak usah rebutan Rani.
 
  salam,
  --
  wikan




Re: [wanita-muslimah] Re: Andai Antasari berpoligami - Hero

2009-05-11 Terurut Topik jano ko
Manusia gak beda ma kue, bisa dibagi.
Sekarang tinggal pemotong kuenya kaya apa.

---
 
ko_jano :
 
Pahlawan dan orang - orang yang besar sejak jaman Majapahit sampai sekarang 
tidak pernah ada yang terlahir karena mempunyai pemikiran soal bagi membagi.
Orang yang masih memikirkan bagi membagi kue tidak akan pernah menjadi orang 
yang besar dan mencerahkan lingkungannya.
 
Kacian dech ko_jano.
Dimana jiwa humanismu wahai ko_jano ?, wahai ko_jano janganlah dikau menjadi 
manusia yang kerdil.
 
Siang
 
-o0o-
--- On Tue, 12/5/09, Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com wrote:


From: Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Andai Antasari berpoligami
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 12 May, 2009, 9:28 AM








Jawab mas wikan, kenapa tidak? :)
Wong poliandri memang sudah ada dan dipraktekan kok.

Manusia gak beda ma kue, bisa dibagi.
Sekarang tinggal pemotong kuenya kaya apa.
Jangan2 kaya obelix yg selalu memotong kue menjadi tiga.
Sepotong buat asterix, sepotong buat panoramix.
Potongan yg ketiga (sisanya), buat dia hehehe..
Tiga potong juga kan? Masalah tidak sama besar, itu urusan lain :)
Perut obelix kan tidak sama dng asterix apalagi panoramix :)

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, donnie damana donnie.damana@ ... 
wrote:

Untuk bisa menghadirkan opsi berpoliandri perlu perubahan relasi 
gender yang lebih radikal dibandingkan yang sekarang ini..

Mau??

D

On May 10, 2009, at 1:44 PM, Wikan Danar Sunindyo wrote:
 
 
 
  andai rani juliani boleh berpoliandri (memiliki suami lebih dari satu)
  tentu ceritanya gak seperti ini.
  Nasrudin dan Antasari gak usah rebutan Rani.
 
  salam,
  --
  wikan

















  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] PDI-P di Ambang Perpecahan - HAM - Demokrasi

2009-05-11 Terurut Topik jano ko
Info dari bung Sunny :

http://www.lampungp ost.com/cetak/ berita.php? id=2009051106585 011


Negara kebangsaan itulah titik temunya. PDI-P ingin memastikan SBY dan 
Demokrat tetap berada dalam jalur kebangsaan, tidak tersandera dalam dukungan 
partai-partai kanan, kata dia di Jakarta, Minggu (10-5).
 
 
---
 
ko_jano :
 
Piye bung sunny, apa maksudnya tidak tersandera dalam dukungan partai - partai 
kanan ?
 
Ko_jano heran dengan pernyataan insan-insan politik Indonesia. Kang Obama dari 
negeri super demokrasi saja malah mengumandangkan, melaporkan dan mengumumkan 
bahwa beliau itu merangkul Islam, lha koq insan - insan politik Indonesia ini 
pendapatnya koq kayak begitu ?, Partai - partai Islam itu kan sah menurut 
hukum, undang - undang, demokrasi dan Hak Asasi Manusia.
Herannya lagi kaum orientalis pada diem 1.000.000 bahasa.
 
siang aja
 
-o0o- 
 


--- On Tue, 12/5/09, sunny am...@tele2.se wrote:


From: sunny am...@tele2.se
Subject: [wanita-muslimah] PDI-P di Ambang Perpecahan
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Date: Tuesday, 12 May, 2009, 5:20 AM








http://www.lampungp ost.com/cetak/ berita.php? id=2009051106585 011

Senin, 11 Mei 2009 


PDI-P di Ambang Perpecahan 

JAKARTA (Lampost): PDI Perjuangan (PDI-P) bernasib sama dengan Partai Golkar 
ketika menggagas tawaran koalisi dengan Partai Demokrat. Elite Golkar terbelah, 
ada yang ingin merapat ke SBY, ada juga yang ngotot mengajukan capres. 
Persoalan itu juga sedang melanda PDI-P.

Sebagian elite partai berlambang banteng moncong putih ingin merapat ke Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY), calon presiden Partai Demokrat. Padahal Megawati 
Soekarnoputri dalam pleno terakhir DPP PDI-P tetap berkukuh menjadi calon 
presiden (capres).

Adalah Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufik Kiemas yang turut memelopori 
koalisi PDI-P dengan Demokrat. Taufik yang juga suami Megawati mengaku senang 
dengan Demokrat yang menyerahkan kepada PDI-P memilih posisi di kabinet.

Akan tetapi, menurut seorang tokoh senior PDI-P yang menjadi penghubung dengan 
Demokrat, koalisi PDI-P-Demokrat sesungguhnya untuk kepentingan bangsa yang 
lebih besar, yaitu tetap terjaminnya negara kebangsaan yang mengedepankan 
kemajemukan.

Negara kebangsaan itulah titik temunya. PDI-P ingin memastikan SBY dan 
Demokrat tetap berada dalam jalur kebangsaan, tidak tersandera dalam dukungan 
partai-partai kanan, kata dia di Jakarta, Minggu (10-5).

Harapan tokoh senior PDI-P itu sejalan dengan keinginan Demokrat. PDI-P kan 
selama ini menjadi partner yang bersikap kritis terhadap kabinet, tapi bukan 
tidak mungkin ke depan bisa jadi partner yang mengawal kabinet, kata Sekjen 
Partai Demokrat Marzuki Alie.

Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo menambahkan Demokrat terus melakukan 
pendekatan ke PDI-P untuk membentuk koalisi yang kuat di pemerintahan dan 
parlemen. Pendekatan, lobi, maupun silaturahim tidak semudah yang dibayangkan. 
Penjajakan itu masih panjang, kata dia dalam jumpa pers kemenangan Demokrat di 
Jakarta, kemarin.

SBY Akui

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga mengakui 
adanya komunikasi dua partai yang kini masih berjalan. Untuk kepentingan 
bangsa, kata SBY, segalanya bisa terjadi.

Kepastian koalisi dua partai nasionalis itu ditentukan dalam satu dua hari ini. 
Para pengambil keputusan di PDI-P kemarin bertemu di dua tempat terpisah. Ada 
pertemuan Dewan Pertimbangan Pusat yang membahas koalisi dengan Demokrat. 
Mereka terus mematangkan koalisi dan tinggal menunggu restu dari Megawati. 
Satunya lagi pertemuan tim kecil yang dipimpin Megawati. Pertemuan ini 
mematangkan pencapresan Megawati.

Sementara itu, ada tidaknya restu Megawati itulah yang bakal mengantarkan PDI-P 
ke persimpangan jalan. Megawati kini menghadapi dilema, yaitu tetap menjunjung 
martabat partai dengan berkukuh menjadi capres atau membiarkan negara 
kebangsaan terkungkung partai-partai kanan yang lebih dulu menyatakan diri 
bergabung dengan Demokrat.

Sebagian elite, PDI-P pun sepakat mengusung Puan Maharani, putri 
Megawati-Taufik, untuk berpasangan dengan SBY. Sejumlah opsi itulah yang 
kemarin dibahas tim kecil PDI-P dengan Megawati.

Tim kecil tadi rapat dengan Ibu (Mega) untuk mengambil langkah-langkah yang 
akan kami lakukan dari Senin besok sampai dengan tanggal 15 nanti, tutur 
Tjahjo Kumolo, salah seorang anggota tim kecil. Tenggat 15 Mei itulah batas 
akhir PDI-P menentukan sikap karena saat itulah SBY mendeklarasikan 
pencalonannya sebagai presiden di Bandung.

PDI-P memang makin sulit mencari teman koalisi karena partai yang meraih 16,61% 
kursi di DPR masih membutuhkan 3,39% kursi di DPR untuk bisa memenuhi syarat 
mengajukan pasangan capres, yaitu 20% perolehan kursi di DPR. Padahal, tinggal 
Gerindra yang meraih 5,36% kursi di DPR yang belum menentukan koalisi.

Persoalannya, PDI-P dan Gerindra sama-sama ngotot menjadi capres. Sebaliknya 
Golkar sudah berkoalisi dengan Hanura. Empat partai lain, yaitu PKS, PAN, PPP, 
dan PKB sudah lebih dulu merapatkan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen - KPI

2009-05-11 Terurut Topik jano ko
Mas Ambon, hayuh nyumbang ide.. jangan cuma posting berita ajah :)

---
 
ko_jano :
 
Berdasarkan nama baik Demokrasi maka ko_jano mau mendirikan Koalisi Pria 
Indonesia, siapa yang mau ikutan silahkan kirim email ke ko_jano.
Salah satu tugas daripada Koalisi Pria Indonesia adalah MASAK, MENCUCI POPOK 
ANAK-ANAK, MELANTAI ALIAS NGEPEL LANTAI.
Siapa yang mau itttutt ?
 
Salam
 
-o0o-

--- On Tue, 12/5/09, Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com wrote:


From: Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 12 May, 2009, 12:22 AM








5 thn ke depan sepertinya krusial. DPR isinya yg punya modal atau dinasti.. 
potensi besar utk korupsi. Bayar biaya pemilu kemarin dan buat 2014. Berhitung 
sajalah. Belum lagi, ada partai2 ttt yg punya semangat kembali ke UUD 1945. 
Bukan tidak mungkin kekacauan demokrasi sekarang akan dijadikan alasan.

Soal caleg perempuan, gak cuma angkanya saja, tapi mereka2 yg selama ini jadi 
kontak gerakan perempuan di DPR banyak juga yg tidak kembali terpilih. Padahal, 
selama ini kelompok perempuan sbg kelompok penekan di DPR terbukti cukup 
efektif. Soal 'fraksi balkon', panja terbuka, dll.

Masalah caleg perempuan bukan cuma masalah keputusan MK sih, tapi soal dukungan 
juga. Suka atau tidak, isu ini masih sekedar wacana. Untuk soal milih aja, 
banyak juga kok mereka2 yg mendukung gagasan caleg perempuan tapi pas hari H 
golput. Bukan karena tidak terdaftar, tapi ya golput. Selain itu, menjadi caleg 
dan memperoleh kursi kan tidak gampang. Ini juga kurang kita dukung.

Kemarin saya diskusi dng salah satu caleg perempuan yg gagal, meski perolehan 
suaranya bagus. Yg saya kagumi, semangatnya masih menyala. Bahkan, belajar dari 
pengalaman pemilu lalu menyusuri desa-desa dapilnya, mengenali kondisi 
konstituennya, dan kemudian menyusun rencana2. Pengalamannya kemarin turun ke 
desa2 justru menggerakan hatinya utk memberdayakan konsituennya, minimal mampu 
memperjuangkan hak-haknya, meski 'hanya' sekedar urusan perbaikan jalan, 
pengadaan pupuk, dll. 

Lima tahun (untuk tahun 2014 maksudnya), bukan waktu yg lama atau singkat... 
tapi cukup utk mulai berkampanye . Bukan utk perolehan suara, tapi mengurusi 
'calon konstituennya' . Dan menurut saya, ini langkah yg sangat baik banget. 
Inilah wujud dari fungsi representasi yg sesungguhnya! Dan semoga, caleg2 
perempuan yg meski tahun ini kalah, juga masih punya semangat yg sama. 

Apa ya, yg WM bisa bantu? Nyebarin kisahnya kali ya? hehehe...
Atau ada ide lain?

Mas Ambon, hayuh nyumbang ide.. jangan cuma posting berita ajah :)

salam,
herni

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, sunny am...@... wrote:

 http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0905/ 07/sh05.html
 
 Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen 
 
 Oleh
 Stevani Elisabeth
 
 
 
 Jakarta - Perhimpunan Demokrasi untuk Pemilu (Perdemlu) memprediksi perempuan 
 yang duduk di parlemen, berdasarkan hasil Pemilu 2009, jumlahnya kurang dari 
 8%. 
 
 Penurunan jumlah ini dikarenakan adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 
 Nomor 22-24/PUU-VI/ 2008 tanggal 23 Desember 2008, yang menyebutkan bahwa 
 calon anggota legislatif (caleg) terpilih ditetapkan berdasarkan suara 
 terbanyak. 
 Dengan putusan MK tersebut, banyak caleg perempuan yang potensial tidak 
 terpilih. Kita sudah betul melaksanakan pencalonan sistem zig-zag. Kalau kita 
 ingin mencapai affirmative action, maka harus pakai sistem tertutup, tegas 
 Ketua Perdemlu, Didi Supriyanto, pada pembekalan bagi caleg perempuan 
 pasca-Pemilu Legislatif 2009, di Jakarta, Rabu (6/5).
 
 
 Dia menambahkan, keterwakilan perempuan di parlemen memang cukup ironi. Pada 
 tahun 1987, perempuan di parlemen ada 65 orang (13%) dari 500 anggota 
 parlemen. Tahun 1992, ada 62 perempuan (12,50%), tahun 1997 ada 54 perempuan 
 (10,80%), tahun 1999 ada 45 perempuan (9%), tahun 2004 ada 61 perempuan 
 (11,09%) dan tahun 2009 diperkirakan kurang dari 40 orang (kurang dari 8%).
 
 
 Didi menilai affirmative action yang selama ini diperjuangkan oleh aktivis 
 perempuan hanya terfokus pada variabel pencalonan. Selain itu, Komisi 
 Pemilihan Umum (KPU) tidak pro perempuan, dan seorang pemilih harus melihat 
 800-1.500 nama caleg. Ini tentunya sangat sulit bagi masyarakat untuk 
 memilih. Oleh sebab itu, salah satu caranya adalah memperkecil kursi di 
 seluruh daerah pemilihan. Ke depan, kebijakan affirmative action tidak 
 terfokus pada pencalonan, lanjut Didi.
 Senior Advisor Kemitraan Ramlan Surbakti menilai keputusan MK itu seperti 
 mahasiswa S1 yang sedang membuat skripsi karena mencari data yang mendukung 
 hipotesisnya. 
 
 
 Putusan MK ini justru menjadi bahan tertawaan orang, khususnya oleh 
 ahli-ahli sistem pemilu, tegasnya. Caleg perempuan harus bertarung karena 
 menghadapi realitas politik di Indonesia, yakni politik uang. Sekarang 
 tergantung caleg perempuan, mau ikut arus money politic atau tidak. Kalau 
 ikut 

Re: [wanita-muslimah] Frances Perkins: Menteri - Andre Carson

2009-05-11 Terurut Topik jano ko
Bung Dwi :
 
Sepenggal kisah Frances Perkins, perempuan pertama yang diangkat
menjadi Menteri Tenaga Kerja Amerika Serikat di tahun 1933,

---
 
ko_jano :
 
Engga apa - apalah bicara masa lalu, karena bangsa yang besar adalah bangsa 
yang menghargai pahlawannya.
Tapi kita juga tidak boleh melupakan masa sekarang.
Sekarang adalah abad Islam, Amerika merupakan gudangnya tokoh - tokoh Islam 
yang Rahmatan Lil Alamin.
 
Nah, sekarang bung Dwi saya perkenalkan dengan Andre Carson.
 
http://mana-net.org/pages.php?ID=activismNUM=200
 
Carson, whose grandmother raised him in a Baptist church, converted to Islam 
more than a decade ago and will join Representative Keith Ellison, D-Minnesota, 
as the only Muslims in Congress. His religious identity has drawn little 
attention during the campaign, and Carson says he doesn't believe it hurts him 
politically.
 
Andre Carson wins special election

WTHR-TV-updated 6:15 p.m. ET, Wed., March. 12, 2008
 
Indianapolis - Andre Carson has won the 7th Congressional District special 
election.
With 100 percent of the vote counted, Carson won the election with 54% of the 
vote compared to Republican Jon Elrod's 43%. Libertarian candidate Sean Shepard 
collected 2,419 votes (3%). Only about 18% of registered voters turned out for 
the election.
This is not about me, it's about you. I'm not going to Congress, we're going 
to Congress! Carson said in his acceptance speech. The voters have spoken, 
they want unity. We will make each other proud. It is not about me, it is about 
us.
 
Carson will fill the seat in the U.S. House of Representatives left by his 
grandmother Julia Carson, who passed away on December 15. Once the election is 
certified, Carson will be sworn in to represent the 7th District, which covers 
most of Marion County, for the rest of the year. He will, however, face a 
challenge in the May primary to select a candidate to run for the seat 
permanently in the November election.
Unfortunately, within two months, he is, as an incumbent congressman, going to 
face a primary challenge from three other Democrats, two other 
African-Americans and David Orentlicher, who is a state representative, said 
Eyewitness News political analyst Peter Rusthoven. It is going to be very, 
very difficult for him to survive that primary, particularly with three 
different African-American candidates splitting the African-American vote to 
some degree.
Democrats across the state and nation offered congratulations to Carson 
following his victory.
Andre ran a great campaign that focused on reaching out to every neighborhood 
and sharing his message of change, Indiana Democratic Party Chair Dan Parker 
said in a statement. He'll make a great Congressman because his ideas and 
vision align with the values of 7th District voters.
Democratic presidential candidate Senator Barack Obama also congratulated 
Carson in a released statement.
I congratulate Andre Carson on winning a hard-fought race. I know Andre, like 
his grandmother, the late Congresswoman Julia Carson, will be a tireless 
fighter for Indiana's working men and women, Senator Obama said.
Carson told the Associated Press that Senator Hillary Clinton, who is also 
running for the Democratic presidential nomination, called him to congratulate 
him on his win. She issued a statement Wednesday:
I congratulate Andre Carson on a hard-fought victory. He won yesterday on the 
strength of a positive agenda for the working families of Indianapolis and the 
nation. I know he will continue the important work of his grandmother Julia, 
who was such a powerful advocate in Congress for the voiceless in our society.
Elrod will run again for the seat in the May Republican primary.
Carson, whose grandmother raised him in a Baptist church, converted to Islam 
more than a decade ago and will join Representative Keith Ellison, D-Minnesota, 
as the only Muslims in Congress. His religious identity has drawn little 
attention during the campaign, and Carson says he doesn't believe it hurts him 
politically.
The 7th District is predominantly Democratic and Carson had a large fundraising 
advantage over Elrod, along with more than $150,000 in spending by the 
Democratic Congressional Campaign Committee on Carson's behalf. Carson said 
early on he believed his campaign's television advertising, mailings and 
get-out-the-vote efforts would be effective.
Carson has been a member of Indianapolis City-County Council since August. 
Elrod is a first-term state representative, winning election in 2006 by eight 
votes over a five-term Democratic incumbent. 
(The Associated Press contributed to this report.)
 
 
-o0o-


--- On Mon, 11/5/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com wrote:


From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Subject: [wanita-muslimah] Frances Perkins: Menteri Tenaga Kerja AS yang 
pro-Buruh
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 11 May, 2009, 9:14 PM








Sepenggal kisah Frances Perkins, perempuan pertama yang diangkat
menjadi Menteri 

[wanita-muslimah] Fitrah Persahabatan

2009-05-11 Terurut Topik muhamad agus syafii
Fitrah Persahabatan

By: agussyafii

Semalam seorang teman datang ke rumah. Anak-anak Amalia sedang sibuk 
mempersiapkan untuk kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi). 'Sudah lama saya tidak 
berdiskusi dengan mas agus syafii.' kata Mas Imam, begitu kebiasaan saya 
memanggilnya. Kami berteman sejak dari tahun '90. Persahabatan kami dimulai 
dari sama-sama aktifis di remaja masjid. Persahabatan kami begitu indah. Sampai 
saya menikah dan mas imam juga sudah berkeluarga, kami saling bertandang dan 
bersilaturahmi.

Manusia adalah makhluk sosial dimana ia akan menjadi apa dan siapa tergantung 
dengan apa dan siapa ia bergaul. Secara fitri manusia membutuhkan orang lain, 
sebagai teman, sebagai partner, sebagai pesaing dan bahkan sebagai lawan. 

Sahabat sejati adalah orang yang selalu berfikir dan berkehendak baik terhadap 
sahabatnya. Ia akan memberi dukungan jika ia merasa bahwa dukungannya itu akan 
membawa kebaikan sahabatnya. Sebaliknya jika sahabatnya keliru jalan, ia akan 
berkata tidak! meski pahit diucapkan dan pahit di dengar. 

Sahabat yang materialistis biasanya rajin apel dalam keadaan suka, tetapi ia 
segera menjauh jika sahabatnya dalam kesulitan, ia sahabat hanya dalam suka, 
tidak dalam duka. Sahabat yang sekerabat biasanya angin-anginan, terkadang 
mesra, tetapi suatu ketika bisa menjadi musuh, bahkan musuh yang sukar 
didamaikan. 

Sahabat sekerabat adalah sahabat sehidup, tetapi belum tentu semati. Hanya 
sahabat sejati yang biasanya jarang hadir dalam keadaan suka, tetapi justru 
hadir membela ketika dalam duka. Sahabat sejati adalah sahabat yang terikat 
oleh nilai-nilai kebajikan, ikhlas dan ibadah. Ketika kita sudah matipun 
sahabat sejati tetap menjaga nama baik kita, mendoakan kita. Dialah sahabat 
sehidup semati, sahabat di dunia dan sahabat di akhirat. Itulah fitrah 
persahabatan.

'Ya Alloh, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai sahabat-sahabat kami 
hanya karena mengharap keridhaan-Mu. '(Ibnu Umar)


Wassalam,
agussyafii

--
jangan lupa program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di 
Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, 
Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 
'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja 
sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila 
dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya 
menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada 
program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com, 
http://www.facebook.com/Agussyafii-Muhamad  atau sms 087 8777 12431
 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen - KPI

2009-05-11 Terurut Topik Ari Condro
sarpokenoko ini kasar sekali budi bahasanya.

pekerjaan domestik semacam bersih bersih rumah, nyuci, ngemong anak,
buang sampah, masak, harusnya kan bagian dari keseharian.  bagian dari
diri kita.  malah saya bertanya tanya, kalau hal ini bukan keseharian,
bagaimana kehidupan sehari harinya ? masih pantaskah dia menyebut
dirinya ber-Islam ketika bekerja sama dengan partner hidupnya pun dia
tak mau.

sarpokenoko, mengapa kamu benci pada kaum lelaki dan perempuan di
milis ini, yang punya pandangan mau dan rela berbagi dengan pasangan
hidupnya.  mengapa kamu benci sekali pada orang yang bangga ketika
perempuan (baik perempuan hidupnya maupun perempuan lain di seluruh
dunia), lebih punya waktu, sumber daya dan kesempatan untuk menjadi
dirinya sendiri, memahami dan menjalani pilihan kehidupannya.

kalaupun sarpokenoko sudah merasa nyaman dengan menjadi juragan di
rumahnya sendiri, yah seharusnya malu dengan anak anak muda yang lebih
mahir berbagi dengan pasangan hidupnya.

bukannya malah menuduh yang enggak enggak.  seolah saling berbagi itu
bertentangan dengan takdir Islam dan kehidupan.







2009/5/12 jano ko ko_j...@yahoo.com:


 Mas Ambon, hayuh nyumbang ide.. jangan cuma posting berita ajah :)

 ---

 ko_jano :

 Berdasarkan nama baik Demokrasi maka ko_jano mau mendirikan Koalisi Pria
 Indonesia, siapa yang mau ikutan silahkan kirim email ke ko_jano.
 Salah satu tugas daripada Koalisi Pria Indonesia adalah MASAK, MENCUCI
 POPOK ANAK-ANAK, MELANTAI ALIAS NGEPEL LANTAI.
 Siapa yang mau itttutt ?

 Salam

 -o0o-

 --- On Tue, 12/5/09, Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com wrote:

 From: Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@gmail.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, 12 May, 2009, 12:22 AM

 5 thn ke depan sepertinya krusial. DPR isinya yg punya modal atau dinasti..
 potensi besar utk korupsi. Bayar biaya pemilu kemarin dan buat 2014.
 Berhitung sajalah. Belum lagi, ada partai2 ttt yg punya semangat kembali ke
 UUD 1945. Bukan tidak mungkin kekacauan demokrasi sekarang akan dijadikan
 alasan.

 Soal caleg perempuan, gak cuma angkanya saja, tapi mereka2 yg selama ini
 jadi kontak gerakan perempuan di DPR banyak juga yg tidak kembali terpilih.
 Padahal, selama ini kelompok perempuan sbg kelompok penekan di DPR terbukti
 cukup efektif. Soal 'fraksi balkon', panja terbuka, dll.

 Masalah caleg perempuan bukan cuma masalah keputusan MK sih, tapi soal
 dukungan juga. Suka atau tidak, isu ini masih sekedar wacana. Untuk soal
 milih aja, banyak juga kok mereka2 yg mendukung gagasan caleg perempuan tapi
 pas hari H golput. Bukan karena tidak terdaftar, tapi ya golput. Selain itu,
 menjadi caleg dan memperoleh kursi kan tidak gampang. Ini juga kurang kita
 dukung.

 Kemarin saya diskusi dng salah satu caleg perempuan yg gagal, meski
 perolehan suaranya bagus. Yg saya kagumi, semangatnya masih menyala. Bahkan,
 belajar dari pengalaman pemilu lalu menyusuri desa-desa dapilnya, mengenali
 kondisi konstituennya, dan kemudian menyusun rencana2. Pengalamannya kemarin
 turun ke desa2 justru menggerakan hatinya utk memberdayakan konsituennya,
 minimal mampu memperjuangkan hak-haknya, meski 'hanya' sekedar urusan
 perbaikan jalan, pengadaan pupuk, dll.

 Lima tahun (untuk tahun 2014 maksudnya), bukan waktu yg lama atau singkat...
 tapi cukup utk mulai berkampanye . Bukan utk perolehan suara, tapi
 mengurusi 'calon konstituennya' . Dan menurut saya, ini langkah yg sangat
 baik banget. Inilah wujud dari fungsi representasi yg sesungguhnya! Dan
 semoga, caleg2 perempuan yg meski tahun ini kalah, juga masih punya semangat
 yg sama.

 Apa ya, yg WM bisa bantu? Nyebarin kisahnya kali ya? hehehe...
 Atau ada ide lain?

 Mas Ambon, hayuh nyumbang ide.. jangan cuma posting berita ajah :)

 salam,
 herni

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, sunny am...@... wrote:

 http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0905/ 07/sh05.html

 Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen

 Oleh
 Stevani Elisabeth



 Jakarta - Perhimpunan Demokrasi untuk Pemilu (Perdemlu) memprediksi
 perempuan yang duduk di parlemen, berdasarkan hasil Pemilu 2009, jumlahnya
 kurang dari 8%.

 Penurunan jumlah ini dikarenakan adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)
 Nomor 22-24/PUU-VI/ 2008 tanggal 23 Desember 2008, yang menyebutkan bahwa
 calon anggota legislatif (caleg) terpilih ditetapkan berdasarkan suara
 terbanyak.
 Dengan putusan MK tersebut, banyak caleg perempuan yang potensial tidak
 terpilih. Kita sudah betul melaksanakan pencalonan sistem zig-zag. Kalau
 kita ingin mencapai affirmative action, maka harus pakai sistem tertutup,
 tegas Ketua Perdemlu, Didi Supriyanto, pada pembekalan bagi caleg perempuan
 pasca-Pemilu Legislatif 2009, di Jakarta, Rabu (6/5).


 Dia menambahkan, keterwakilan perempuan di parlemen memang cukup ironi.
 Pada tahun 1987, perempuan di parlemen ada 65 orang (13%) dari 500 anggota
 parlemen. Tahun 1992, ada 62 perempuan (12,50%), tahun 

[wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik Lina Dahlan
1)Kalo memang ada saling pengaruh dan mempengaruhi pemahaman liberal terhadap 
fundamentalis di dalam tubuh IAIN sekarang ini, memang membuat binun yang awam. 
Kenapa ya yang liberal tidak buat universitas sendiri untuk menyebarkan faham 
libaralnya sehingga gak perlu menyusup-nyusup Universitas Fundamentalis. Jadi 
ada Univ Liberal dan Univ Fundamentalis. Biar kita bisa lihat siapa yang banyak 
peminatnya dan siapa yang lebih bertahan hidup.

2) Bahas aja sekarang disini inti masalahnya, yaitu pendapat bhw AlQur'an hanya 
merupakan hasil budaya Arab (sejauh mana makna kalimat tsb?). Ato tampilkan yg 
pro and yang kontra. Ato please inform me aja deh dimana rujukan2 pro n 
kontranya.

3) Kayaknya sekrang ini kita harus membiasakan diri dan menerima pengkafiran 
sesama muslim...:-) karena toh pada satu titik orang muslimpun bisa menjadi 
kufur, biar gak mudah di adu domba. Karena kumungkinan kitapun sbg muslim bisa 
menjadi kufur pada satu titik, makanya kita harus banyak istighfar. Mari 
banyak2 istighfar biar bisa mengaca diri.

wassalam,



[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Parlemen Kurang dari 8 Persen

2009-05-11 Terurut Topik Lina Dahlan
Kalo saya sih nyaranin, karena sudah gagal nyaleg yak udah semangatnya 
dialihkan untuk menjalankan rencana2 utk kemajuan desa aja tanpa harus duduk di 
legislatif? Bisa gak ya kira2?.

Saya pikir kan kalo dia berhasil, dan masih mo nyalonin diri lagi di next 
pemilihan 5thn mendatang, dia gak usah kampanye lagi. Hasil kerjanya selama 5 
tahun itulah kampanyenya. Kalopun gak mo nyaleg lagi, ya udah, apa ya tlh 
dikerjakannya itu tidaklah sia-sia. amien.

Gagal aja gak sia-sia, apalagi berhasil.

wassalam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti nurbaya...@... 
wrote:
 Kemarin saya diskusi dng salah satu caleg perempuan yg gagal, meski 
 perolehan suaranya bagus. Yg saya kagumi, semangatnya masih menyala. Bahkan, 
 belajar dari pengalaman pemilu lalu menyusuri desa-desa dapilnya, mengenali 
 kondisi konstituennya, dan kemudian menyusun rencana2. Pengalamannya kemarin 
 turun ke desa2 justru menggerakan hatinya utk memberdayakan konsituennya, 
 minimal mampu memperjuangkan hak-haknya, meski 'hanya' sekedar urusan 
 perbaikan jalan, pengadaan pupuk, dll. 





Re: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di IAIN Menurun

2009-05-11 Terurut Topik Ari Condro
jaman dulu universitas al azhar itu mazhabnya syiah lho.  kan yang
mendirikan dinasti fatimiyah.  sekarang pun di sana ada banyak madzab.
 untuk jadi mufti di mesir malah minimal harus menguasai lebih dari
pemikiran 5 madzab, 4 madzhab sunni plus syiah djakfariyah.

di harvard yg cenderung pemikirannya rada sosialis (what, yg bener aja
!!!), malah ada permintaan dari kalangan akademiknya sendiri untuk
rekrut pengajar lebih banyak lagi yg bergaris mainstream (chicago
school of thought).  supaya ada diversifikasi pemikiran yg pada
akhirnya memperkaya khazanah akademik di sana.



2009/5/12 Lina Dahlan linadah...@yahoo.com:


 1)Kalo memang ada saling pengaruh dan mempengaruhi pemahaman liberal
 terhadap fundamentalis di dalam tubuh IAIN sekarang ini, memang membuat
 binun yang awam. Kenapa ya yang liberal tidak buat universitas sendiri untuk
 menyebarkan faham libaralnya sehingga gak perlu menyusup-nyusup Universitas
 Fundamentalis. Jadi ada Univ Liberal dan Univ Fundamentalis. Biar kita bisa
 lihat siapa yang banyak peminatnya dan siapa yang lebih bertahan hidup.

 2) Bahas aja sekarang disini inti masalahnya, yaitu pendapat bhw AlQur'an
 hanya merupakan hasil budaya Arab (sejauh mana makna kalimat tsb?). Ato
 tampilkan yg pro and yang kontra. Ato please inform me aja deh dimana
 rujukan2 pro n kontranya.

 3) Kayaknya sekrang ini kita harus membiasakan diri dan menerima pengkafiran
 sesama muslim...:-) karena toh pada satu titik orang muslimpun bisa menjadi
 kufur, biar gak mudah di adu domba. Karena kumungkinan kitapun sbg muslim
 bisa menjadi kufur pada satu titik, makanya kita harus banyak istighfar.
 Mari banyak2 istighfar biar bisa mengaca diri.

 wassalam,

 



-- 
salam,
Ari


[wanita-muslimah] Nilai Spiritual (part 1)

2009-05-11 Terurut Topik Hartati Nurwijaya
Senin pagi kemarin saya melakukan perjalanan ke Athena dan sekitarnya. Naik KA 
cepat penuh sesak dengan turis dari berbagai negara.  Bisa jadi turis suka ke 
Yunani sebab negara ini sejak zaman beheula hingga masuk abad 20 tetap saja 
tampilan kuno dan bersahaja. Walaupun harga makanan dan minuman melambung - 
turis ke Yunani tetap ramai. Kemarin di teve heboh soal harga Greek salad yang 
dijual ke turis seharga 12 euro, padahal harga normal hanya 5 euro.  Hmm 
begitulah setiap tahun pasti ada kabar tentang turis yang complain.
 
Bekal perjalanan selalu sebuah buku untuk bacaan dalam Metro. Mau bawa bekal 
makanan dan minuman tidak mungkin.  Karena di semua stasiun kereta api dilarang 
makan dan minum, apalagi merokok. Tidak heran jika kondisi tempat umum di 
Yunani bersih dan tidak ada satu sampahpun terlihat. Melihat pemandangan 
melalui kaca kereta api cepat sudah ratusan kali dan panorama yang tampak masih 
belum berubah. Saya memilih buku yang kecil agar muat dimasukkan dalam tas bahu 
yang mungil. Entah sudah berapa kali saya baca The Power of Spritual  
Intellligence; Tony Buzan.
 
Yang menarik dalam buku tersebut adalah bagian yang menulis tentang value atau 
nilai. Ingatan saya kembali ke dua puluh  tiga tahun silam ketika diberi mata 
kuliah pengantar sosiologi – termasuk topik bahasan tentang nilai. 
 
Jika berbicara tentang nilai spiritual tentu saja yang muncul adalah kejujuran, 
kebenaran, keberanian, kesederhanaan, kasih sayang, kerjasama, kebebasan, 
damai, cinta, pengertian,  sedekah, tanggungjawab, toleransi, integritas, 
kemurnian, kesatuan, bersyukur, humor, persisten, sabar, adil, kesetaraan dan 
harmoni.
 
Nilai sebagai standar moral dan perilaku individu dimana pun dia berada.  
Individu sebagai manusia yang terbentuk dari susunan 200 tulang-belulang. Yang 
punya jantung berdetak memompa darah sebanyak 36 juta kali setiap tahunnya 
selama dia hidup.  Mahluk  unik yang memiliki milyun sel otak yang setara 
dengan 167 kali dari jumlah populasi bumi.
 
Dengan keunikannya tersebut manusia punya kemampuan yang tak terbatas untuk 
mengeksplorasi bumi. Bumi sebagai planet yang juga paling unik dan indah. Bumi 
dianggap sebagian besar otak manusia sebagai surga. Hingga muncullah individu 
yang atheis dan jauh dari konsep spiritual.  Spiritus berasal dari bahasa Latin 
yang artinya nafas.  Bisa dihubungkan juga dengan spirtus jenis alkohol untuk 
menyalakan lampu petromak (he he he).
 
Sepuluh tahun lalu saat saya masih bekerja di Jakarta terlibat percakapan 
dengan seorang pejabat di kantor imigrasi Jakarta Selatan.  Ngalor-ngidul 
mempersoalkan masalah izin tinggal anak asing yang menetap di Jakarta, 
percakapan kami sampai pada masalah universal.
 
Pejabat tersebut sempat membuat saya kaget dengan pernyataannya “Saya sering 
berpikir, bahwa sebenarnya yang dimaksud surga itu adalah dunia ini. Ya di 
dunia inilah sebenarnya surga.  Coba anda pikirkan di dunia tersedia berbagai 
macam jenis makanan lezat, minuman lezat dan keindahan serta kenyamanan. Tidak 
ada planet lain yang punya isi seperti bumi. Jika disebut ada surga di akhirat 
nanti, maka saya tidak bisa membayangkannya. dst….”
 
Saya tidak menjawab pernyataan, saya tidak mendebatnya dan tidak memberi 
komentar apapun. Saya cukup sebagai pendengar saja.  Hingga saya memutuskan 
untuk tidak meneruskan mengurus izin tinggal anak saya.  Saya hanya berpikir 
bahwa begitu mudahnya Allah SWT membuat seseorang disesatkan dan mudah juga 
bagi-Nya memberi petunjuk bagi yang dikehendaki-Nya.
 
 
Kembali berbicara masalah nilai yang berhubungan dengan moral. Astronot wanita 
pertama yang menjelajah angkasa asal Rusia; DR Valentina Tereshkova yang 
melakukan 48 kali orbit keliling bumi pada 16 Juni 1963. Sepulangnya dari 
jelajah angkasa dia berkata “Masalah besar manusia adalah polusi, lingkungan, 
melindungi bumi dari kerusakan.  Juga kesehatan spiritual anak-anak kita. 
Bagaimana orangtua membimbing anak agar punya moral iba dan rasa belas kasih.”
 
Bersambung..  
 
 
 

Hartati Nurwijaya in Megara - Greece


http://resep-mediterania.blogspot.com/


  

[Non-text portions of this message have been removed]