[wanita-muslimah] Re: [mediacare] ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman
Sesama Islam, dan sesama Arab kenapa berperang? Facebook: Radityo Djadjoeri - Original Message - From: ali reza To: mediac...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 05, 2010 11:55 PM Subject: [mediacare] ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman Kantor Berita Antara kemarin (Selasa, 05/1) menurunkan laporan tentang perang Yaman dan menyebut Arab Saudi telah melakukan serangkaian serangan udara mematikan di perbatasannya dengan Yaman. Antara mengutip dari pihak syiah Yaman, akibat serangan tersebut 16 warga sipil tewas dan melukai 19 orang yang lain. Disebutkan pula, dalam satu dari 25 serangan yang dilancarkan Senin, enam warga sipil tewas dan enam warga yang lain terluka, beberapa wanita dan anak termasuk di antara mereka, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh pemberontak, yang Riyadh perangi sejak awal November. Sepuluh warga sipil yang lain tewas di sebuah pasar yang dihantam oleh salah satu serangan udara yang dilakukan pada hari Ahad, kata pemberontak itu dalam pernyataan terpisah yang disiarkan di situs Internet mereka. Masih seperti biasanya, Antara tanpa melihat akar masalah yang sebenarnya lalu mencap gerakan Al-Houthi sebagai pemberontak Syiah Zaidi. Sementara selama ini belum ada satu laporanpun yang diturunkan Antara yang mengulas alasan kebangkitan gerakan Al-Houthi. Itu berarti Antara tidak menyajikan berita secara berimbang dan adil soal esensi perang Yaman. Antara juga tidak mengekspos bagaimana militer Arab Saudi sebuah Negara Islam melakukan perang di bulan Dzulhijjah, termasuk bulan-bulan yang diharamkan Allah berperang di dalamnya. Tidak cukup itu saja, Arab Saudi hanya dengan alasan terbunuhnya seorang penjaga perbatasan harus menggunakan senjata non-konvensional seperti fosfor putih? Mengapa Antara tidak memuat surat terbuka gerakan Al-Houthi yang yang dikirimkan kepada Amr Moussa, Sekjen Liga Arab? Surat terbuka itu menyebut campur tangan Arab Saudi dalam konflik internal Yaman bukan kejadian yang baru. Karena sejak konflik pertama di tahun 2004, Arab Saudi telah mengintervensi urusan dalam negeri Yaman dan menyerang kelompok Al-Houthi. Dalam surat terbuka itu disebutkan bagaimana mereka menemukan senjata-senjata milik Arab Saudi di pos-pos militer Yaman. Bertentangan dengan klaim Arab Saudi yang dikutip Antara bahwa gerakan Al-Houthi membunuh seorang penjaga perbatasan dan menduduki dua dewa Arab Saudi, gerakan Al-Houthi dalam surat terbukanya mengatakan, Pada mulanya kami berhasil memukul mundur pasukan militer Yaman dari gunung Jebel Al-Dukhan dan menyerahkan daerah ini kepada pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi. Namun pada tanggal 1 November 2009, pasukan Yaman kembali memasuki daerah strategis ini. Sekalipun kami telah menyampaikan protes terhadap pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi, tapi mereka tidak memberikan reaksi apa-apa. Sekilas Tentang Gerakan Al-Houthi Gerakan Al-Houthi dibentuk oleh Husein Badruddin Thaba'thaba'i Al-Houthi. Husein Al-Houthi adalah anak Allamah Sheikh Badruddin Al-Houthi, tokoh Syiah Zaidiah Yaman. Husein Al-Hauthi memulai pendidikan dasarnya di tempat tinggalnya di Provinsi Saada, utara Yaman. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di sekolah Wahhabi yang berafiliasi ke Gerakan Ikhwanul Muslimin Yaman. Pada tahun 1991, Partai Sosialis berkuasa di Yaman berusaha untuk mencegah meluasnya pemikiran ekstrim Partai Asosiasi Reformasi Yaman dan untuk itu mereka membentuk Partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan Islam. Husein Al-Hauthi termasuk pendiri partai ini. Pada tahun 1993 Husein Al-Hauthi mengikuti pemilu legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen. Pada tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan dalam tubuh pemerintah Yaman. Hal itu diakibatkan kembalinya warga Yaman bermazhab Wahhabi dari Afganistan. Demi mencegah tersebarnya pemikiran ekstrim dan keras ini, pemerintah meminta bantuan Husein Al-Hauthi. Pada tahun 1997 Husein Al-Hauthi keluar dari Partai Al-Haq dan membentuk Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Pemuda Mukmin). Di masa itu pemerintah masih memberikan bantuan kepada gerakan ini dan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas melawan pemikiran Wahhabi. Pemerintah Amerika waktu itu juga menekan pemerintah Yaman untuk memberantas AlQaeda. Namun segalanya berubah total pada tahun 2003. Sekitar 650 anggota Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara akibat menyerukan slogan mampus Amerika dan mampus Israel. Upaya keras Husein Al-Hauthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat itu friksi antara Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin dengan pemerintah semakin lebar. Awalnya pemerintah menekan gerakan ini lewat politik, namun lambat laun tekanan ini mulai memasuki tahapan militer dan hal itu terus berlangsung hingga saat ini. Kini konstelasi politik Yaman telah berubah seratus delapan puluh derajat. Bila
[wanita-muslimah] Re: [mediacare] ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman
alatif--respond. Pertanyaan yang menyentuh hatikenapa sesama arab,sesama saudara saling bunuh membunuhini bterjadi semenjak Rasul wafat... Mereka saling berebut kekuasaan tanpa merujuk lagi kpd Al Quran... Dalam Al Quran di jelaskan; 1. Orang2 beriman itu bersaudara...QS.49:10 2. Orang2 bersaudara itu tidak boleh berprasangka.Qs 49:11 Benar bukan? sayangnya mereka, wahabi-salafy tdk mentaati perintah2 ALLAH diatas itu...itulah kesalahan mereka,,, Akar konlik antara umat Islam adalah; 1.Tidak menghormati perbedaan2 dlm menafsirkan ayat2 ALLAH, Gol wahabi-salafy meresa berhak dialah yang benarmorang lain sesat(syiah) harus di tumpas dan darahnya adalah HALAL.. 2.Ulama2 wahabi-salafy suka mengharamkan keyakinan orang lain,Inilah akar konflik di umat Islam. Umat nasrani, pastor2nya haram menjudge keyakinan saudara2nya...oleh karena itu umat Nasrani dapat hidup DAMAI-SEJAHTERA-HARMONY DAN BAHAGIA. Benar bukan? Mari bersama sama kita perbaiki aqidah saudara2 kita dari Islam fundamentalis Wahabi-salafi fanatik AKAR KONFLIK DALAM ISLAM http://latifabdul.multiply.com/journal/item/81 Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, mediacare mediac...@... wrote: Sesama Islam, dan sesama Arab kenapa berperang? Facebook: Radityo Djadjoeri - Original Message - From: ali reza To: mediac...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 05, 2010 11:55 PM Subject: [mediacare] ANTARA Ngawur Anggap Al-Houthi Pemberontak Syiah Yaman
[wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: ### HMNA: RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman untuk menyusun kekuatan menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, berkeliling menghubungi orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz bin Jabal menghubungi Ad-Dailimi dan Dazwah dengan memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua Emir itu sangat gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz . Nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad berperan sebagai nabi palsu berkuasa di Yaman selama kurang lebih empat bulan lamanya. Sementara itu di Madinah RasuluLlah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam nabi palsu itu dipenggal oleh Fairuz. Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga yang diberkati. kata Rasulullah. Siapa itu wahai Rasululllah? tanya sahabat. Fairuz Fairuz. jawab Rasulullah SAW. Jadi tidak benar pernyataan MAS yang mengatakan Tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang akhi Ismail Sutopo sebut itu sama sekali bukan kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama, melainkan itu adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW yang mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman ntuk menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi pada tahun 11 H/632M.
[wanita-muslimah] Isa ibn Maryam adalah Nabi
Nabi Muhammad SAW menyatakan datangnya Isa sebagai nabi yang akan melawan Dajjal, namum HMNA mengatakannya bukan sebagai nabi. Dari Nawwas bin Sam'an r.a. berkata: Pada suatu pagi Rasulullah menceritakan tentang Dajjal,...Nabi Allah Isa dan pengikut-pengikutnya terkepung Nabi Allah Isa dan sahabatnya berdoa kepada Allah...Nabi Allah Isa dan sahabat-sahabatnya datang di bumi itu Nabi Allah Isa dan sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah... (Shahih Muslim Syarah Nawawi 18/63, Sunan Abu Dawud 4/117, Sunan Tirmidzi 9/92, Sunan Ibnu Majah 2/356, Musnad Ahmad 4/181, Mustadrak Hakim 4/492) Dari Anas ibn Malik dari Nabi s.a.w., bahwasanya beliau bersabda: Tidak seorang pun (sebagai) al-Mahdi, kecuali Isa ibn Maryam. (H. R. Baihaqi dan al-Hakim) Hampir dekat masanya, orang yang hidup di antara kalian akan berjumpa dengan Isa ibn Maryam sebagai Imam Mahdi. (H. R. Ahmad dalam Musnad-nya, juz. II, hlm. 411) Jadi, ajaran yang benar adalah yang berasal dari Nabi SAW, bukan yang berasal dari tipikal kyai/mullah/ulama. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: MAS: Ada. Menurut beliau SAW dapat datang nabi. Beliau SAW menyebutnya sebagai Isa ibn Maryam. # HMNA: Yang akan datang Isa bnu Maryam bukan sebagai nabi lagi ##
[wanita-muslimah] HMNA dan soal Maulana Muhammad Ali
Maulana Muhammad Ali adalah pengikut Mirza Ghulam Ahmad, yang semasa hidup Mirza ghulam Ahmad telah menerima dan mengakuinya sebagai nabi/rasul/utusan Allah. Banyak tulisan-tulisannya dalam literatur Ahmadiyah yang membuktikan keimanannya kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. Setelah Mirza Ghulam Ahmad wafat, Maulana Muhammad Ali kemudian berbai'at kepada Khalifatul Masih I (Maulana Hakim Nuruddin) - bai'at ini membuktikan bahwa Maulana Ali mengakui bahwa khalifah adalah penerus/pengganti nabi. Namun setelah Hadhrat Khalifatul Masih I wafat, yang terpilih sebagai Khalifatul Masih II adalah Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad yang berumur 25 tahun masih sangat muda. Maulana Muhammad Ali tidak senang dan tidak mau berbai'at kepadanya sebab dirinya merasa lebih senior, berpengalaman dan berilmu, sehingga mulailah terjadi penentangan kepada Khalifah al-Masih II dan kemudian Muhammad Ali memisahkan diri dan membentuk kelompok yang disebutnya sebagai Ahmadiyah Lahore, dan demi untuk meredam tekanan dan pertentangan yang keras yang datang dari kalangan Muslim lainnya pada masa itu di India, maka kemudian Muhammad Ali dan golongan Lahorenya mulai mengubah 'strateginya agar tetap eksis' yaitu dengan mengubah pendiriannya tidak lagi mengakui dan menerima Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul, tetapi tetap mengakui dan menerimanya sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud. Begitulah fakta dalam sejarah Ahmadiyah mengenai Muhammad Ali. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: HMNA: Di samping Ahmadiyah Qadiyan, ada pula Ahmadiyah Lahore (Anjuman). Saya punya Kitab Tafsir dari Ahmadiyah Lahore, tafsir Mawlana Muhammad Ali. Adalah SANGAT berbeda dengan keyakinan Ahmadiyah Qadiyan. Saya kutip terjemahan ayat (33:40): -- Moehammad is de vader van niemand uwer menschen, maar hij is de Apostel God en de laatste der profeten en God is met elk ding bekend. Para pembaca dapat membaca kata-kata de laatste der profeten yang dalam bahasa Indonesianya berarti: Nabi yang paling akhir. Menurut Ahmadiyah Lahore, Ghulam Ahmad tidak pernah menyatakan dirinya Nabi, melainkan hanya sebagai Mujaddid (pembaharu) saja seperti misalnya Imam Al-Ghazali dan Imam Syafi'i, demikian keyakinan Ahmadiyah Lahore.
[wanita-muslimah] HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 1
Kajian Khaataman Nabiyyiin - 1 Kata khaatam (kh-alif-t-m) menurut bahasa Arab adalah kata benda tunggal, yang arti harfiahnya menurut kamus adalah cincin. Bentuk kata 'khaatam' sebagai ism tunggal yang direndeng dengan ism jamak yaitu 'nabiyyiin' dalam al-Qur'an HANYA dapat ditemukan dalam Surah al-Ahzab:40. Menurut aturan dan kaidah bahasa Arab, bentuk tersebut memiliki arti derajat/status/ranking tertentu, sehingga makna sejatinya dari khaataman nabiyyiin (cincin para nabi) adalah: menunjukkan suatu rank/derajat/martabat/status/maqam. Dengan kata lain beliau s.a.w. adalah nabi yang tersempurna/terunggul/termulia dari para nabi. Contoh sederhana bentuk kata benda direndeng dengan kata benda juga bisa Anda temukan dalam bahasa Indonesia, misalnya kata bintang lapangan atau bintang panggung mengandung arti martabat/status/rank tertentu, yaitu orang yang memiliki pamor dan kualitas yang prima di lapangan atau panggung. Adapun kata khatama (kh-t-m) (Allah telah mengunci/menutup hati pendengaran...) yang terdapat dalam al-Baqarah :7 adalah merupakan kata kerja. Kata khatama dalam Surah al-An'am :46 (Allah menutup hati) merupakan kata kerja. Kata khatama dalam Surah al-Jaatsiah : 23 (Allah... meletakkan tutupan atas pengelihatannya) adalah kata kerja. Kata dalam bentuk nakhtimu dalam Surah Yasin : 65 (Kami tutup mulut mereka) adalah kata kerja. Kata dalam bentuk yakhtimu dalam Surah as-Syura : 24 (Dia mengunci mati hatimu...) adalah kata kerja. Jadi, tentu saja berbeda artinya antara yang melakukan pekerjaan tertentu dan yang diberikan status/martabat/rank tertentu. Nabi Muhammad s.a.w. dalam Surah al-Ahzab:40 TIDAK melakukan pekerjaan 'menutup', namun beliau diberikan status oleh Allah Ta'ala sebagai cincin para nabi yaitu sebagai perhiasan para nabi. Deretan para nabi yang diutus oleh Tuhan bagaikan deretan jari-jari, di mana ada satu jari yang memakai cincin (bermahkota cincin), oleh sebab itu sejatinya Nabi Muhammad s.a.w. adalah nabi yang termulia, terunggul, tersempurna, terindah dari para nabi. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: *** Pengertian Khatamunnabiyyin Bahasa Al Quran adalah bahasa Arab yang dipakai dalam Al Quran. Bahasa Al Quran adalah bahasa baku, sehingga kalau mau mengerti betul makna Al Quran, jadikanlah Al Quran sebagai kamus, yaitu prinsip ayat menjelaskan ayat. Maka marilah kita telusuri/lacak kata-kata yang dibentuk oleh akar kata KHa, Ta dan Mim dalam Al Quran, yaitu KHA-Ta-Ma == 1. KHatama Lla-hu 'ala- Quluwbihim wa 'ala- Sam'ihim (s.Al Baqarah, 2:7), artinya: Allah MENUTUP qalbu dan pendengaran mereka. == 2. Qul Ara.aytum in Akhadza Lla-hu Sam'akum wa Abshaarakum wa KHatama Quluwbikum (s. Al An'aam, 6:46), artinya: Katakanlah (hai Muhammad) kabarkanlah kepadaku, jika Allah melenyapkan pendengaran dan penglihatanmu dan MENUTUP qalbumu. == 3. Afara.ayta mani tTakhadza Ila-hahu- Hawa-hu wa Adhallahu Lla-hu 'ala-'Ilmin wwa KHatama 'ala- sam'ihi- wa Qalbihi- (s. Al Jaatsiyah, 45:23), artinya: Adakah engkau lihat orang yang mengambil hawa-nafsunya menjadi tuhannya dan Allah menyesatkannya atas ilmu dan MENUTUP pendengaran dan qalbunya. == 4. Alyawma Nakhtimu 'ala- Afwaahihim (s. Ya-sin, 36:65), artinya: Pada hari (Pengadilan) Kami TUTUP mulut mereka. == 5. Fain Yasyai Lla-hu Yakhtimu (s.AsySyuwra-, 42:24), artinya: Jika Allah menghendaki diTUTUP-Nya qalbumu. == 6. Maa Kaana Muhammadun Abaa Ahadin mmin rRija-likum wa La-kin rRasuwla Lla-hi wa KHaatama nNabiyyi-na (s. Al Ahzab, 33:40), artinya: Muhammad itu bukanlah bapak salah seorang di antara laki-laki kamu, tetapi di Rasul Allah dan PENUTUP Nabi-Nabi. == 7. Yusqawna min rahiyqin Makhtuwm (s. Al Muthaffifin, 83:25), artinya: Mereka diberi minuman (dalam botol) yang DITUTUP. == 8. Khita-muhu- Miskun (s. Al Muthaffifin, 83:26), artinya: PENUTUPNYA (BERBAU) kesturi. Jadi arti bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata KHa, Ta, Mim, KHATAMA artinya TUTUP. Seperti kita lihat di atas, ada 8 ayat yang mengandung kata yang berakar dengan KHa, Ta, Mim 1. KHatama 2. KHatama 3. KHatama 4. Nakhtimu 5. Yakhtimu 6. KHaatama 7. Makhtuwm 8. Khita-mu ***
[wanita-muslimah] Re: Seri 772 Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19
Nabi Muhammad SAW dan Jemaat Islam di masa awal (orang terdahulu) BUKAN kesulitan dengan sistem kontrol 19, melainkan mereka TIDAK PERNAH KENAL dengan sistem kontrol 19 seperti yang Anda klaim dan maksud. Itu satu soal. Soal berikutnya adalah bahwa sistem kontrol 19 yang anda klaim sebagai sistem kontrol sebagai mekanisme yang mengontrol keotentikan tulisan (Al-Kitab) Mushhaf 'Utsmani - adalah sangat bias dan jauh dari pembuktian yang sehat, sebab Allah Ta'ala yang menyatakan Dia sendiri yang memelihara dan menjaga al-Qur'an dan Dia tidak perlu mekanisme sistem kontrol untuk memelihara/menjaga keotentikan al-Qur'an. Allah Ta'ala dengan sangat mudah dapat menurunkan kembali ayat-ayat al-Qur'an kepada hamba-hamba pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Ta'ala adalah Maha Hidup dan Maha Berkata-kata. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: BSIMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 772 Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19 Dalam Seri 771 ybl termaktub: Sebuah pertanyaan yang agak lama dipending menjawabnya, yaitu melalui jalur pribadi (Japri) saya terima e-mail yang menanyakan: Fungsi angka 19 dalam S. Al-Muddatstsir, ayat 30 sebagai sistem kontrol yang merupakan mekanisme untuk mengontrol keotentikan Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, mengapakah Nabi SAW, yang merupakan keniscayaan tahu sistem kontrol itu, beliau tidak menjelaskannya dalam Hadits? Adapun ayat itu tergolong dalam ayat yang pendek: -- ALYHA TS'AT 'ASyR (S. ALMDTsR, 74:30), dibaca: -- 'alaiha- tis'ata 'asyara, artnya: -- padanya 19 Pertanyaan ini gampang-gampang susah. Gampangnya ialah, harus diingat bahwa salah satu perbedaan antara Hadits dengan Al-Quran, yaitu seluruh ayat yang diucapkan RasuluLlah termaktub dalam Mushhaf 'Utsmani, artinya tidak ada ayat yang kurang, dan tidak ada selain ayat yang termaktub dalam Musshaf 'Utsmani, artinya tidak ada yang berlebih. (Bahasa Bugis/Makassarnya, the whole ayat, and nothing but the ayat). Sedangkan mengenai Hadits ada yang berlebih yaitu hadits palsu, dan tidak semua Hadits sempat dicatat. Maka tentang Sistem Kontrol angka 19 sebagai mekanisme untuk mengontrol keotentikan Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, termasuklah yang tidak sempat dicatat. Itu gampangnya. Yang susah dijawab ialah, apabila memang RasuluLlah SAW tidak menjelaskannya kepada para sahabat, mengapa beliau membiarkan hal tersebut, yaitu biarlah nanti ummat Islam di belakang hari mengungkapkan fungsi angka 19 itu?! Firman Allah: -- ANA NhN NZLNA ALDzKR WANA LH LhFZHWN (S. ALhJR, 15:9), dibaca: -- inna- nahnu nazalnadz dzikra wainna- lahu- laha-fizhu-n, (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya: -- Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran, Al-Kitab) dan sesungguhnya Kami memeliharanya. Allah SWT memelihara Al-Dzikr melalui dua cara: Pertama, dari segi bacaan (Al-Quran) Allah SWT memberi kemampuan kepada tidak sedikit ummat Islam sampai kepada anak-anak yang mampu menghafal Al-Quran. Kedua, Allah menciptakan Sistem Kontrol sebagai mekanisme yang mengontrol keotentikan tuisan (Al-Kitab) Mushhaf 'Utsmani. Ternyata ayat-ayat dalam Al-Quran bukan hanya sekadar untuk mengistinbath (menggali) hukum-hukum dalam Ilmu Fiqh, tetapi juga mengistinbath qaidah (regel, rule), antara lain mengenai potongan-potongan huruf yang disebut Al-Muqaththa'aat (dari akar kata yang dibentuk oleh Qaf-Tha-'Ain, qatha'a = potong), yaitu seperti Alif-Lam-Mim, dll. Pada tahun 1972 Rashad Khalifa berhasil mengistinbath qaidah mengenai Al-Muqaththa'aat ini bahwa itu adalah kode matematis. Sayangnya angka 19 ini disakralkan oleh agama Bahai, sehingga Rashad Khalifa dituduh beragama Bahai, padahal dia sama sekali tidak mensakralkan angka 19 tersebut. Bahkan atasnya dilakukan pula pembunuhan karakter (character assassination) yaitu dia juga dituduh ingkar sunnah. Padahal dia ikut shalat berjamaah, mana bisa dia ingkar sunnah kalau shalatnya sama dengan shalat kita, sebab bukankah cara shalat itu landasannya Hadits? Memang sudah tepat waktunya hal itu terungkap sekarang, karena dewasa ini para orientalis yang membenci Islam dan ummat Muslimin, sedang sengit-sengitnya menyerang Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, bahwa itu tidak otentik. Bukan para orientalis tersebut saja yang menyerang keotentikan Mushhaf 'Utsmani, namun para pseude Muslim, para benggolan yang menamakan diri Islam Liberal turut pula dalam aktivitas itu, setelah menimba dari sumur (well) para orientalis yang membenci Islam dan ummat Muslimin tersebut. Cukup di sini saya sebutkan dua orang di antaranya, yaitu: Luthfi Asysyaukani, dosen Sejarah Pemikiran Islam di Universitas Paramadina, Jakarta, yang Editor Jaringan Islam Liberal (JIL) menulis al: Alquran kemudian mengalami berbagai proses 'copy-editing' oleh para sahabat, tabi'in. Taufik Adnan Amal,
Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas. Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan persatuan umat muslim terganggu. Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap bermusuhan. Di situ ada beberapa indikasi: - Wakil Rasulullah di Yaman diusir - Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya. Demikian pendapat saya. Wallahua'lamu bi showab Ary - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: ### HMNA: RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman untuk menyusun kekuatan menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, berkeliling menghubungi orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz bin Jabal menghubungi Ad-Dailimi dan Dazwah dengan memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua Emir itu sangat gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz . Nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad berperan sebagai nabi palsu berkuasa di Yaman selama kurang lebih empat bulan lamanya. Sementara itu di Madinah RasuluLlah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam nabi palsu itu dipenggal oleh Fairuz. Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga yang diberkati. kata Rasulullah. Siapa itu wahai Rasululllah? tanya sahabat.
[wanita-muslimah] HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 2
Yang tertulis dalam Surah Al-Ahzab:40 adalah (kh-alif-t-m) yaitu khaatam. Khaataman-nabiyyiin berarti cincin para nabi atau meterai para nabi atau seal of the prophets, dan khaataman-nabiyyiin bukanlah berarti: Tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah Nabi Muhammad s.a.w. Sebab, dalam Al-Qur'an Karim banyak terdapat penjelasan dapat datangnya nabi/rasul setelah Nabi Muhammad s.a.w., beberapa di antaranya sebagai berikut: 44:5-6 - Allah Ta'ala bersifat Mursil (yang mengutus Rasul-Rasul-Nya). Sifat Allah Ta'ala ini akan selalu dan terus bekerja selama-lamanya. Sifat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Jadi, adanya kenabian setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah tidak mustahil dengan mempertimbangkan salah satu sifat Allah Ta'ala ini. 22:75 - Allah senantiasa memilih rasul-rasul-Nya dari antara malaikat-malaikat dan dari antara manusia. Perkataan yashthafii (memilih) dalam ayat ini, menurut peraturan bahasa Arab adalah fi'il mudhari, yaitu menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Jadi, Allah S.w.t. sedang atau akan memilih Rasul-Rasul-Nya menurut keadaan zaman atau menurut keperluannya. Dengan kata lain ayat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. 3:179 - Dalam ayat tersebut terdapat perkataan: yadzara, yamiidza, yuthli'a, yajtabii. Bentuk perkataan tersebut adalah fi'il mudhari yang dipakai untuk zaman kini dan zaman yang akan datang. Jadi maksud ayat ini adalah Allah S.w.t. akan (terus) mengirimkan utusan-utusan-Nya untuk memisahkan yang baik dari yang buruk dan untuk memberitahukan tentang kabar-kabar ghaib. 7:35 - Dalam ayat ini: Wahai anak cucu Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari antaramu Yang dimaksudkan anak cucu Adam adalah umat manusia. Baik umat manusia terdahulu sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan umat manusia setelah Nabi Muhammad s.a.w. tetap akan didatangi oleh Rasul-Rasul Allah dari antara anak cucu Adam (umat manusia). Dengan kata lain ayat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Jadi, jelasnya kalau Anda mengartikan ayat khaataman nabiyyiin sebagai nabi penutup/terakhir yaitu tidak adanya nabi apa pun juga setelah Nabi Muhammad s.a.w. - maka akan bertentangan/bertabrakan dengan ayat-ayat tersebut di atas yang menjelaskan dapat datangnya nabi/rasul setelah Nabi Muhammad s.a.w. Padahal Allah Ta'ala telah menetapkan: Tidak ada pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya (4:82). Asas ini (tidak ada pertentangan di antara ayat-ayat Qur'an) adalah asas yang mutlak harus terpenuhi ketika Anda ingin menafsirkan Al-Qur'an. Jadi, arti harfiah/letterlijk khaataman-nabiyyiin adalah: meterai para nabi atau cincin para nabi. Arti maknawi/hakiki khaataman-nabiyyiin adalah: menunjukkan suatu rank/derajat/martabat/status/maqam. Dengan kata lain adalah: nabi yang tersempurna/terunggul/termulia dari para nabi. Sebab: kata khaataman-nabiyyiin adalah ism tunggal (yaitu khaatam) yang direndeng dengan ism jamak (yaitunabiyyiin) - maka mengandung arti martabat/maqam/derajat/rank. Jadi, arti dan hakikat sesungguhnya khaataman-nabiyyiin adalah: yang termulia/tersempurna/terunggul di antara para nabi atau meterai para nabi atau cincin (perhiasan) para nabi, dan seterusnya. Sekarang kita lihat penjelasan Hadits berikut ini: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan beliaulah yang paling mengetahui arti serta makna dari wahyu yang diterimanya dan beliau s.a.w. tidak mengungkapkan pengertian khaatam sebagai penutup atau terakhir, yaitu tidak boleh ada nabi apa pun juga setelah beliau s.a.w. - seperti yang biasa dkemukakan oleh kebanyakan orang Islam. Demikian pula dengan ummul mukminin, Hadhrat Aisyah r.a. yang terkenal karena kecerdasan dan ketinggian ilmunya menyatakan agar orang Islam jangan mengatakan tidak ada nabi setelahnya, namun katakanlah bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah khaatamul-anbiya', lengkapnya sebagai berikut: Katakanlah, sesungguhnya ia
[wanita-muslimah] Rasul dan Gus Dur sama2 Membela Kaum Tertindas, Justice for all.--vs--Amerika
Assalamu'alaikum wrwb. Semoga para pembaca tidak kaget membaca penemuan2 saya ini, bukan di buat2, tapi kenyataan 100% sama antara perjuangan Rasul,Gus DUR dan Undang2 anti diskriminasi Amerika, dalam melindungi Hak2 kaum minoritas tanpa melihat; ---agama---keyakinan agama---gender---suku-bangsa---race---umur. Kita lihat perjuanan GusDur selama ini yaitu melindungi dan memperjuangan hak2 golongan minoritas CHINA,ISLAM-AHMADIYAH,Gol.Kristen yang tertindas di daerah2 dll. Beliau mati mati2an memperjuangkan tanpa mengenal lelah sampai saat2 terakir..walaupun beliau sedang sakit berat. Mari kita lihat perjuangan Rasulullah saw yang dibimbing oleh ALLAH dlm menegakan keadilan dan memperjuangakan hak2 minoritas agama yahudi, Nasrani dll UNDANG2 ANTI DISKRIMINASI DARI ALLAH SWT;WAJIB BERLAKU ADIL. 1.Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah( Taurat,Injil, Al quran ) dan aku diperintahkan supaya berlaku ADIL di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita)QS 42:15, QS.5:8. Rasulullah wajib berlaku adil dan memberikan kemerdekaan beragama dan berkeyakinan kpd golongan2 selain Islam.Berlaku adil artinya sama sama mendapat hak yang sama dgn umat Islam. UNDANG2 EQUALITY ATAU KEBERSAMAAN ANTARA WARGA NEGARA YG PLURAL. 1.Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.QS.60:7-8 Setiap waraga negara wajib mendapat perlakuan yg sama tanpa melihat agama,keyakinan agama, suku,warna kulit dan gender. Kecuali orang2 yang membrontak kpd pemerintah. Kita yakin dalam pemerintahan Rasulullah saw semua warga negara mendapat hak perlindungan dari pemerintah dlm menjalankan ibadah agama, keyakinan agama,masalah gaji, dan hak2 lain2nya. MASARAKAT RAHMATAN LIL'ALAMIN. Kedatangan rasulullah saw atau agama Islam adalah membawa kedamaian dan kesejahteraan serta kebahagian ,bukan untuk satu golongan saja, tapi untuk semua golongan2 dlm masarakat walaupun mereka ANTI TUHAN DAN ANTI RASULULLAH SAW (asalkan mereka tidak membrontak dgn senjata) Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS.21:107-108) UNDANG2 ANTI DISKRIMINASI AMERIKA. Setelah saya pelajari undang2 Anti diskriminasi Amerika, ternyata sama dan tidak ada perbedaan sama sekali. Subhanallah. Coba anda perhatikan dan bandingkan dgn ayat2 ALLAH diatas itu; [Anti-discrimination law refers to the law on people's right to be treated equally. Most developed countries[mandate that in employment, in consumer transactions and in political participation people may be dealt with on an equal basis regardless of sex, race, ethnicity, nationality, sexuality and sometimes religion and political views.] Tidak salah lah kalau seorang Insinyur keturunan Pakistan yg datang bercakap2 dgn kami di Messdjid berkata; Amerika adalah sebuah negara Rahmatan Lil'alamin, tidak ada diskriminasi karena agama,suku dan gender. Saya bertanya kenapa Bpk berpikir demikian? Saya pensiuanan perusaaahn minyak Saudi di Jedah dan sudah pensiun, datang ke Amerika mengunjungi anak2 yg tinggal di Amerika. Dia melanjutkanpembicaraanya; Di Saudi saya diperlakukan diskriminasi dalam masalah gaji dan keyakinan agama saya. Gaji saya lebih rendah dari orang2 Saudi dan Orang2 Barat dgn posisi yang sama. Inilah yang menjengkelkan saya. Kedua keyakinan agama saya tdk sama dgn Wahabi-salafy, saya diperlakukan sebagai musuh mereka.ini juga sangat menjengkel kan hati saya. dll. Sedangkan di Amerika, anak2 saya mendapat gaji yang sama dgn orang2 Amerika. Kedua, waktu hari jumaat, anak saya diberi izin untuk melakukan shalat jummat. Ketika Istri anak saya yg berpakai jilbab juga mendapat perlakuan yang adil, tanpa ada diskriminasi di kantor. Keempat,ternyata Obama dari minoritas sukses menjadi president Amerika yg pertama. 50 tahun yang lalu, orang2 kulit Hitam diperlakukan diskriminasi. Sama dengan Saudi sekarang ini, dimana 2 juta umat Islam Syiah diperlakukan dengan tidak adil dan di bahkan di zolimi. dll Demikianlah kenyataan di Amerika sekarang ini. Saya mengajak anda semua marilah kita lanjutkan perjuangan GUS DUR untuk membela golongan minoritas serta menagakan keadilan untuk semua warga negara tanpa melihat agama, suku dan gender. Melanjutkan perjuangan GuS DUR yang belum sukses itu artinya kita sesungguhnya melanjutkan perjuangan Rasulullah saw.BENAR BUKAN? Kalau kita betul2 golongan; AHLU SUNNAH WAL-JAMAAH SEJATI Wassalam Pengalaman Pribadi saya tinggal di Amerika. BERBAHAYANYA
[wanita-muslimah] HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3
Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Benar. Ini buktinya: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan beliaulah yang paling mengetahui arti serta makna dari wahyu yang diterimanya dan beliau s.a.w. tidak mengungkapkan pengertian khaatam sebagai penutup atau terakhir, yaitu tidak boleh ada nabi apa pun juga setelah beliau s.a.w. - seperti yang biasa dkemukakan oleh kebanyakan orang Islam. -- Rasulullah SAW bersabda: Bani Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para khalifah yang akan menjadi penerusku. (HR Bukhari) Hadits ini benar dan tidak bertentangan dengan Al-Qur'an Karim maupun Hadits lainnya. Tidak akan datang nabi yang membawa Syari'at baru setelah Rasulullah s.a.w. dan sesudah wafatnya beliau s.a.w. diteruskan oleh para khalifah rasulullah. Lihat kata sayakunu khulafa (akan ada khalifah-khalifah) menunjukkan maksud di belakang atau kemudian aku itu adalah masa yang dekat, karena huruf SA dalam perkataan SAYAKUNU menunjukkan kepada masa yang dekat. Jadi, setelah beliau s.a.w. wafat, dalam waktu dekat tidak akan ada nabi. Tapi ingat, ditempat lain Nabi s.a.w. bersabda: Akan terjadi nubuat (kenabian) sampai waktu yang disukai Allah S.w.t., kemudian akan terjadi khilafat seperti dalam nubuat sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian terjadi khilafat dalam nubuat. Kemudian beliau berdiam diri.(Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal.461). Juga dalam Shahih Bukhari kita temukan sabda Rasulullah s.a.w. sebagai berikut: kaifa antum idza nazala ibn maryama fikum wa imamukum minkum - Bagaimana keadaan kamu [umat Islam] jika turun ibn maryam dari antara kamu dan menjadi imam bagi kamu? [Bukhari, kitabul-anbiya, bab nuzul isa bin maryam] Dari Hadits ini dapat kita temukan indikasi bahwa Isa ibn Maryam yang akan datang adalah seorang pengikut Rasulullah s.a.w. dan berasal dari umat Islam bukan berasal dari umat non-Islam. Khusus mengenai Tidak ada nabi sesudahku lihat penjelasan ini: ummul mukminin, Hz. Aisyah r.a. yang terkenal karena kecerdasan dan ketinggian ilmunya menyatakan agar orang Islam jangan mengatakan tidak ada nabi setelahnya, namun katakanlah bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah khaatamul-anbiya', lengkapnya sebagai berikut: Katakanlah, sesungguhnya ia [Muhammad] adalah khaatamul-anbiya', tetapi jangan sekali-kali kamu mengatakan laa nabiyya ba'dahu (tidak ada Nabi sesudahnya) (Durrun Mantsur, jld. V, hlm. 204; Takmilah Majmaul Bihar, hlm. 5) Lagi, dipertegas dan dibenarkan oleh ulama-ulama Salaf sebagai berikut: Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi r.h. dalam kitabnya Futuuhatul Makiyyah menulis: Inilah arti dari sabda Rasulullah s.a.w., Sesungguhnya risalah dan nubuwat sudah terputus, maka tidak ada Rasul dan Nabi yang datang sesudahku yang bertentangan dengan Syari'atku. Apabila ia datang, ia akan ada di bawah Syari'atku. (Futuuhatul Makiyyah, Ibnu Arabi, Darul Kutubil Arabiyyah Alkubra, Mesir, jld II, hlm. 3) Ima m Abdul Wahab Asy-Syarani r.h. berkata: Dan sabda Nabi s.a.w.: tidak ada Nabi dan Rasul sesudah aku, adalah maksudnya: tidak ada lagi Nabi sesudah aku yang membawa Syari'at. (Al-Yawaqit wal Jawahir, jld. II, hlm. 42) Imam Thahir Al Gujrati berkata: Ini tidaklah bertentangan dengan Hadits tidak ada Nabi sesudahku, karena yang dimaksudkan ialah tidak akan ada lagi Nabi yang akan membatalkan Syari'at beliau. (Takmilah Majmaul Bihar, hlm. 85) Sayyid Waliyullah Muhaddits Ad-Dahlawi berkata: Dan khaatam-lah Nabi-Nabi dengan kedatangan beliau, artinya tidak akan ada lagi orang yang akan diutus Allah membawa
[wanita-muslimah] Re: Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Pas banget. Summary dr pendapat sampeyan dan pendapat Mr. Haekal jika digabung jadi sangat pas. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@... wrote: Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas. Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan persatuan umat muslim terganggu. Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap bermusuhan. Di situ ada beberapa indikasi: - Wakil Rasulullah di Yaman diusir - Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya. Demikian pendapat saya. Wallahua'lamu bi showab Ary - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: ### HMNA: RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman untuk menyusun kekuatan menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, berkeliling menghubungi orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz bin Jabal menghubungi Ad-Dailimi dan Dazwah dengan memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua Emir itu sangat gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz . Nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad berperan sebagai nabi palsu berkuasa di Yaman selama kurang lebih empat bulan lamanya. Sementara itu
[wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 2
alatif respond; MARI KITA HORMATI KEYAKINAN AHMADIYAH AGAR BANGSA INDONESIA IN DI BERKAHI OLEH ALLAH SWT. KALAU KITA SESAMA MUSLIM MASIH BERLAKU ZOLIM KPD GOLONGAN ISLAM MINORITAS, ALLAH AKAN MEMBERIKAN AZAAB YANG PEDIH SEPERTI AFGANISTAN,PAKISTAN DAN IRAQ DLL. AHMADIYAH ADALAH 100% ISLAM. DEFINISI ISLAM MENURUT ALLAH; Siapa2 yang bershahadat; Tiada Tuhan kecuali ALLAH, dan rasulullah saw adalah pesuruh ALLAH, dan al quran adalah kitabnya,maka mereka adalah Islam dan 100% golongan Muslim. Prof.DR Quraish Shihab,ahli tafsir Al Quran, berkata bahwa perlunya pemuda2 Islam tersu menerus mengali ilmu2 yang terkandung dlm al Quran. Kita tidak boleh berhenti dan takut untuk menafsirkan al quran, yang berbeda dgn ulama2 terdahulu itu yaitu status quo ALLAH sendiri meribah peratiuran2nya sesuai dengan kemajuan ilmu manusia sejalan dgn bertambahnya masalah2 dlm masarakat. Bukan kita berarti menukar peratuiran2 ALLAH tapi cara menafsirkan ayat2 ALLAH yang perlu kita sesuaikan dgn kemajuan2 ilmu.Misalnya saja; 1.Quraish shihab menafsirkan ayat berpakaian wanita(jilbab) adalah anjuran, bukan wajib bagi wanita2 utk berjilbab... Kalau kita perhatikan tanah Arab yang padang pasir yg panas itu, maka seyokyanyalah wanita2 bahkan laki2 menutup kepala dan mukanya,agar pasir2 panas jangan masuk kerambut dan mata. Benar bukan? 2.4 orang saksi untuk membuktikan perbuatan zina, sudah ketingalan zaman...boleh kita tukar dgn membuktikan perbuatan zina itu dgn alat2 modern yaitu DNA dan alat2 kemia,mencari jejak2 pelaku zina.Cara ini akan lebih akurat dan efesen.Benar bukan. Kesimpulan; Saya sangat setuju sekali kalau terjadi perbedaan2 dlm menafsirkan ayat2 ALLAH dan Hadits2,menambah wawasan ilmu kita. Marilah kita semua,ulama2 dan usztad2 untuk menghormati tafsiran2 yang berbeda2 dgn golongan Statusquo yaitu go Islam Fundamentalis Wahabi-Salafy yg Fanatik. Biarlah ALLAH saja nanti yang berhak mejudge dfan menghukum siapa diantara kita yang benar dan salah. sebagaimana ALLAH memperingatakan Rasul,kalau ada orang2 yg mengaku menjadi nabi, emmecah agama Islam yg kamu bawa, itu bukanlah tugas Kamu(rasul) tapi adalah tanggung jawab ALLAH semata. MARILAH KITA TAATI PERATURAN ALLAH INI; Sesungguhnya orang orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadapat mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanya lah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.QS.6:159. As for those who divide their religion and break up into sects, thou hast no part in them in the least: their affair is with Allah: He will in the end tell them the truth of all that they did. Semoga bangsa Indonesia ini yang pendudknya 250 juta umat islam dapat hidup; DAMAI-SEJAHTRA-HARMONY-DAN BAHAGIA.. WAHYU ALLAH KPD NABI ISA AS; Do not judge your brother's faith, you will be not judged. For with what judgment you judge, with the same measure, it will be measured back to you. Why do you judge your brother's faith? Who do you think you are to judge other, We all stand before God's judgment hereafter. God made laws, and only God can judge people's faith. Oleh karena itulah umat Kristen dan yahudi yg terdiri dari ratusan sekte2 kristen dapat hidup ; DAMAI-SEJAHTERA-HARMONY DAN BAHAGIA Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Yang tertulis dalam Surah Al-Ahzab:40 adalah (kh-alif-t-m) yaitu khaatam. Khaataman-nabiyyiin berarti cincin para nabi atau meterai para nabi atau seal of the prophets, dan khaataman-nabiyyiin bukanlah berarti: Tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah Nabi Muhammad s.a.w. Sebab, dalam Al-Qur'an Karim banyak terdapat penjelasan dapat datangnya nabi/rasul setelah Nabi Muhammad s.a.w., beberapa di antaranya sebagai berikut: 44:5-6 - Allah Ta'ala bersifat Mursil (yang mengutus Rasul-Rasul-Nya). Sifat Allah Ta'ala ini akan selalu dan terus bekerja selama-lamanya. Sifat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Jadi, adanya kenabian setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah tidak mustahil dengan mempertimbangkan salah satu sifat Allah Ta'ala ini. 22:75 - Allah senantiasa memilih rasul-rasul-Nya dari antara malaikat-malaikat dan dari antara manusia. Perkataan yashthafii (memilih) dalam ayat ini, menurut peraturan bahasa Arab adalah fi'il mudhari, yaitu menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Jadi, Allah S.w.t. sedang atau akan memilih Rasul-Rasul-Nya menurut keadaan zaman atau menurut keperluannya. Dengan kata lain ayat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. 3:179 - Dalam ayat tersebut terdapat perkataan: yadzara, yamiidza, yuthli'a, yajtabii. Bentuk perkataan tersebut adalah fi'il mudhari yang dipakai untuk zaman kini dan zaman yang akan datang. Jadi maksud ayat ini adalah Allah S.w.t. akan (terus) mengirimkan utusan-utusan-Nya untuk memisahkan yang baik dari yang buruk
[wanita-muslimah] Kebijakan sby makin sulit dimengerti
Saya mendengar bahwa sby mengangkat wakil Mentri ! Ini kebijaksanaan kiranya untuk memperkuat diri ? Suapaya makin tak ada oposisi ? Tapi kita tahu Gaji mentri itu besar ! Tambah lagi sekarang ada Wakil Mentri ?! Berapa BESAR uang negara akan terhambur ? Belum lagi mobil mewah untuk sang Mentri ? Ini kebijakan buat menguras Negara ? Supaya hutang makin besar ? Apa supaya Indonesia tambah bangkrut ? Coba yang mengerti dan tahu akan hal ini; uraikan disini kenapa ada kebijaksanaan yang tak bijaksana seperti itu ? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Saya angkat dari bawah: MAS mencibir para kyai/mullah/ulama: Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. ## HMNA: Tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi, itu tipikal propaganda misionaris agama Ahmadiyah Qadiyan. Karena MAS mencibir para kyai/mullah/ulama, maka saya bayar dengan adil cibir lawan cibir dengan cibiran: tipikal propaganda misionaris agama Ahmadiyah Qadiyan. Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: The case is closed, and no more monkey busness from MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 23:29 Subject: Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas. Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan persatuan umat muslim terganggu. Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap bermusuhan. Di situ ada beberapa indikasi: - Wakil Rasulullah di Yaman diusir - Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya. Demikian pendapat saya. Wallahua'lamu bi showab Ary - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama.
Re: [wanita-muslimah] Re: Seri 772 Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19
HMNA: Tidak perlu melayani emosi misionaris agama ahamadiyah qadiyan yang cemburu dan dengki karena sistem kontrol 19 itu tidak didapatkan oleh benggolah agama ahmadiyah qadiyan. Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: The case is closed, and no more monkey busness from MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. - Original Message - From: ma_suryawan ma_surya...@yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 23:21 Subject: [wanita-muslimah] Re: Seri 772 Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19 Nabi Muhammad SAW dan Jemaat Islam di masa awal (orang terdahulu) BUKAN kesulitan dengan sistem kontrol 19, melainkan mereka TIDAK PERNAH KENAL dengan sistem kontrol 19 seperti yang Anda klaim dan maksud. Itu satu soal. Soal berikutnya adalah bahwa sistem kontrol 19 yang anda klaim sebagai sistem kontrol sebagai mekanisme yang mengontrol keotentikan tulisan (Al-Kitab) Mushhaf 'Utsmani - adalah sangat bias dan jauh dari pembuktian yang sehat, sebab Allah Ta'ala yang menyatakan Dia sendiri yang memelihara dan menjaga al-Qur'an dan Dia tidak perlu mekanisme sistem kontrol untuk memelihara/menjaga keotentikan al-Qur'an. Allah Ta'ala dengan sangat mudah dapat menurunkan kembali ayat-ayat al-Qur'an kepada hamba-hamba pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Ta'ala adalah Maha Hidup dan Maha Berkata-kata. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: BSIMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 772 Kesulitan Orang Terdahulu dengan Sistem Kontrol Sistem 19 Dalam Seri 771 ybl termaktub: Sebuah pertanyaan yang agak lama dipending menjawabnya, yaitu melalui jalur pribadi (Japri) saya terima e-mail yang menanyakan: Fungsi angka 19 dalam S. Al-Muddatstsir, ayat 30 sebagai sistem kontrol yang merupakan mekanisme untuk mengontrol keotentikan Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, mengapakah Nabi SAW, yang merupakan keniscayaan tahu sistem kontrol itu, beliau tidak menjelaskannya dalam Hadits? Adapun ayat itu tergolong dalam ayat yang pendek: -- ALYHA TS'AT 'ASyR (S. ALMDTsR, 74:30), dibaca: -- 'alaiha- tis'ata 'asyara, artnya: -- padanya 19 Pertanyaan ini gampang-gampang susah. Gampangnya ialah, harus diingat bahwa salah satu perbedaan antara Hadits dengan Al-Quran, yaitu seluruh ayat yang diucapkan RasuluLlah termaktub dalam Mushhaf 'Utsmani, artinya tidak ada ayat yang kurang, dan tidak ada selain ayat yang termaktub dalam Musshaf 'Utsmani, artinya tidak ada yang berlebih. (Bahasa Bugis/Makassarnya, the whole ayat, and nothing but the ayat). Sedangkan mengenai Hadits ada yang berlebih yaitu hadits palsu, dan tidak semua Hadits sempat dicatat. Maka tentang Sistem Kontrol angka 19 sebagai mekanisme untuk mengontrol keotentikan Al-Quran Mushhaf 'Utsmani, termasuklah yang tidak sempat dicatat. Itu gampangnya. Yang susah dijawab ialah, apabila memang RasuluLlah SAW tidak menjelaskannya kepada para sahabat, mengapa beliau membiarkan hal tersebut, yaitu biarlah nanti ummat Islam di belakang hari mengungkapkan fungsi angka 19 itu?! Firman Allah: -- ANA NhN NZLNA ALDzKR WANA LH LhFZHWN (S. ALhJR, 15:9), dibaca: -- inna- nahnu nazalnadz dzikra wainna- lahu- laha-fizhu-n, (tanda - dipanjangkan membacanya), artinya: -- Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Dzikr (Al-Quran, Al-Kitab) dan sesungguhnya Kami memeliharanya. Allah SWT memelihara Al-Dzikr melalui dua cara: Pertama, dari segi bacaan (Al-Quran) Allah SWT memberi kemampuan kepada tidak sedikit ummat Islam sampai kepada anak-anak yang mampu menghafal Al-Quran. Kedua, Allah menciptakan Sistem Kontrol sebagai mekanisme yang mengontrol keotentikan tuisan (Al-Kitab) Mushhaf 'Utsmani. Ternyata ayat-ayat dalam Al-Quran bukan hanya sekadar untuk mengistinbath (menggali) hukum-hukum dalam Ilmu Fiqh, tetapi juga mengistinbath qaidah (regel, rule), antara lain mengenai potongan-potongan huruf yang disebut Al-Muqaththa'aat (dari akar kata yang dibentuk oleh Qaf-Tha-'Ain, qatha'a = potong), yaitu seperti Alif-Lam-Mim, dll. Pada tahun 1972 Rashad Khalifa berhasil mengistinbath qaidah mengenai Al-Muqaththa'aat ini bahwa itu adalah kode matematis. Sayangnya angka 19 ini disakralkan oleh agama Bahai, sehingga Rashad Khalifa dituduh beragama Bahai, padahal dia sama sekali tidak mensakralkan angka 19 tersebut. Bahkan atasnya dilakukan pula pembunuhan karakter (character assassination) yaitu dia juga dituduh ingkar sunnah. Padahal dia ikut shalat berjamaah, mana bisa dia ingkar sunnah kalau shalatnya sama dengan shalat kita, sebab bukankah
Re: [wanita-muslimah] HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin
Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: The case is closed, and no more monkey busness from MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. - Original Message - From: ma_suryawan ma_surya...@yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 23:57 Subject: [wanita-muslimah] HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3 Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Maklumat dari HMNA
Maklumat dari HMNA: Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: tidak menggubris monkey busness from missionaris agama ahmadiyah qadiyan = MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Maklumat dari HMNA
Maklumat dari HMNA: Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: tidak menggubris monkey busness from missionaris agama ahmadiyah qadiyan = MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maklumat dari HMNA
alatif respond Proverb nabi Daud; Hanya orang2 bodoh dan panakut saja yang tidak mau berdiskusi dan bedebat terbuka. Itulah golongan2 Islam fundamentalis pemaham Islam taliban Ketahuilah bahwa tempat ini adalah tempat berdiskusi,berbagi ilmu dgn niat mencari kebanaran; Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: Maklumat dari HMNA: Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: tidak menggubris monkey busness from missionaris agama ahmadiyah qadiyan = MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mas Suryawan apa khabar ?
Lama sekali kita tak saling berjumpa; eee jebul anda ada di milis ini; selamat bertemu kembali; mari kita berdiskusi lagi; lanjutan dari milis proletar. Kawan2 yang lain kemana saja ? Seperti Pak Nadir itu ? Apakah anda tahu ? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maklumat dari HMNA
alatif respond Proverb nabi Daud; Hanya orang2 bodoh dan panakut saja yang tidak mau berdiskusi dan bedebat terbuka. Itulah golongan2 Islam fundamentalis pemaham Islam taliban Ketahuilah bahwa tempat ini adalah tempat berdiskusi,berbagi ilmu dgn niat mencari kebanaran; Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: Maklumat dari HMNA: Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: tidak menggubris monkey busness from missionaris agama ahmadiyah qadiyan = MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Maklumat dari HMNA
alatif respond Proverb nabi Daud; Hanya orang2 bodoh dan panakut saja yang tidak mau berdiskusi dan bedebat terbuka. Itulah golongan2 Islam fundamentalis pemaham Islam taliban Ketahuilah bahwa tempat ini adalah tempat berdiskusi,berbagi ilmu dgn niat mencari kebanaran; Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: Maklumat dari HMNA: Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: tidak menggubris monkey busness from missionaris agama ahmadiyah qadiyan = MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3
sudah terlalu sering dan berulang-ulang diskusi khaatamun nabiyyin ini, dan topik Nabi Muhammad apakah nabi terakhir dalam arti tidak ada nabi lagi sesudah Nabi Muhammad juga tidak ada titik temu antara pandangan islam sunni dengan akhmadiyah. yang menggelitik pertanyaan saya adalah kalau sama-sama mengaku islam, baik kalangan sunni maupun akhmadiyah mengapa kalau shalat berjamaah tidak pernah mau dalam satu barisan ?? siapa yang eksklusif ?? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Benar. Ini buktinya: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan beliaulah yang paling mengetahui arti serta makna dari wahyu yang diterimanya dan beliau s.a.w. tidak mengungkapkan pengertian khaatam sebagai penutup atau terakhir, yaitu tidak boleh ada nabi apa pun juga setelah beliau s.a.w. - seperti yang biasa dkemukakan oleh kebanyakan orang Islam. -- Rasulullah SAW bersabda: Bani Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para khalifah yang akan menjadi penerusku. (HR Bukhari) Hadits ini benar dan tidak bertentangan dengan Al-Qur'an Karim maupun Hadits lainnya. Tidak akan datang nabi yang membawa Syari'at baru setelah Rasulullah s.a.w. dan sesudah wafatnya beliau s.a.w. diteruskan oleh para khalifah rasulullah. Lihat kata sayakunu khulafa (akan ada khalifah-khalifah) menunjukkan maksud di belakang atau kemudian aku itu adalah masa yang dekat, karena huruf SA dalam perkataan SAYAKUNU menunjukkan kepada masa yang dekat. Jadi, setelah beliau s.a.w. wafat, dalam waktu dekat tidak akan ada nabi. Tapi ingat, ditempat lain Nabi s.a.w. bersabda: Akan terjadi nubuat (kenabian) sampai waktu yang disukai Allah S.w.t., kemudian akan terjadi khilafat seperti dalam nubuat sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian terjadi khilafat dalam nubuat. Kemudian beliau berdiam diri.(Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal.461). Juga dalam Shahih Bukhari kita temukan sabda Rasulullah s.a.w. sebagai berikut: kaifa antum idza nazala ibn maryama fikum wa imamukum minkum - Bagaimana keadaan kamu [umat Islam] jika turun ibn maryam dari antara kamu dan menjadi imam bagi kamu? [Bukhari, kitabul-anbiya, bab nuzul isa bin maryam] Dari Hadits ini dapat kita temukan indikasi bahwa Isa ibn Maryam yang akan datang adalah seorang pengikut Rasulullah s.a.w. dan berasal dari umat Islam bukan berasal dari umat non-Islam. Khusus mengenai Tidak ada nabi sesudahku lihat penjelasan ini: ummul mukminin, Hz. Aisyah r.a. yang terkenal karena kecerdasan dan ketinggian ilmunya menyatakan agar orang Islam jangan mengatakan tidak ada nabi setelahnya, namun katakanlah bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah khaatamul-anbiya', lengkapnya sebagai berikut: Katakanlah, sesungguhnya ia [Muhammad] adalah khaatamul-anbiya', tetapi jangan sekali-kali kamu mengatakan laa nabiyya ba'dahu (tidak ada Nabi sesudahnya) (Durrun Mantsur, jld. V, hlm. 204; Takmilah Majmaul Bihar, hlm. 5) Lagi, dipertegas dan dibenarkan oleh ulama-ulama Salaf sebagai berikut: Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi r.h. dalam kitabnya Futuuhatul Makiyyah menulis: Inilah arti dari sabda Rasulullah s.a.w., Sesungguhnya risalah dan nubuwat sudah terputus, maka tidak ada Rasul dan Nabi yang datang sesudahku yang bertentangan dengan Syari'atku. Apabila ia datang, ia akan ada di bawah Syari'atku. (Futuuhatul Makiyyah, Ibnu Arabi, Darul Kutubil Arabiyyah Alkubra, Mesir, jld II, hlm. 3)
Re: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3
Very good point Ustadz Muiz... Hayooo siapa yang bilang yang lain gak pantas jadi imam? :-D - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 07, 2010 8:05 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3 sudah terlalu sering dan berulang-ulang diskusi khaatamun nabiyyin ini, dan topik Nabi Muhammad apakah nabi terakhir dalam arti tidak ada nabi lagi sesudah Nabi Muhammad juga tidak ada titik temu antara pandangan islam sunni dengan akhmadiyah. yang menggelitik pertanyaan saya adalah kalau sama-sama mengaku islam, baik kalangan sunni maupun akhmadiyah mengapa kalau shalat berjamaah tidak pernah mau dalam satu barisan ?? siapa yang eksklusif ?? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Benar. Ini buktinya: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan beliaulah yang paling mengetahui arti serta makna dari wahyu yang diterimanya dan beliau s.a.w. tidak mengungkapkan pengertian khaatam sebagai penutup atau terakhir, yaitu tidak boleh ada nabi apa pun juga setelah beliau s.a.w. - seperti yang biasa dkemukakan oleh kebanyakan orang Islam. -- Rasulullah SAW bersabda: Bani Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para khalifah yang akan menjadi penerusku. (HR Bukhari) Hadits ini benar dan tidak bertentangan dengan Al-Qur'an Karim maupun Hadits lainnya. Tidak akan datang nabi yang membawa Syari'at baru setelah Rasulullah s.a.w. dan sesudah wafatnya beliau s.a.w. diteruskan oleh para khalifah rasulullah. Lihat kata sayakunu khulafa (akan ada khalifah-khalifah) menunjukkan maksud di belakang atau kemudian aku itu adalah masa yang dekat, karena huruf SA dalam perkataan SAYAKUNU menunjukkan kepada masa yang dekat. Jadi, setelah beliau s.a.w. wafat, dalam waktu dekat tidak akan ada nabi. Tapi ingat, ditempat lain Nabi s.a.w. bersabda: Akan terjadi nubuat (kenabian) sampai waktu yang disukai Allah S.w.t., kemudian akan terjadi khilafat seperti dalam nubuat sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian terjadi khilafat dalam nubuat. Kemudian beliau berdiam diri.(Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal.461). Juga dalam Shahih Bukhari kita temukan sabda Rasulullah s.a.w. sebagai berikut: kaifa antum idza nazala ibn maryama fikum wa imamukum minkum - Bagaimana keadaan kamu [umat Islam] jika turun ibn maryam dari antara kamu dan menjadi imam bagi kamu? [Bukhari, kitabul-anbiya, bab nuzul isa bin maryam] - Dari Hadits ini dapat kita temukan indikasi bahwa Isa ibn Maryam yang akan datang adalah seorang pengikut Rasulullah s.a.w. dan berasal dari umat Islam - bukan berasal dari umat non-Islam. Khusus mengenai Tidak ada nabi sesudahku lihat penjelasan ini: ummul mukminin, Hz. Aisyah r.a. yang terkenal karena kecerdasan dan ketinggian ilmunya menyatakan agar orang Islam jangan mengatakan tidak ada nabi setelahnya, namun katakanlah bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah khaatamul-anbiya', lengkapnya sebagai berikut: Katakanlah, sesungguhnya ia [Muhammad] adalah khaatamul-anbiya', tetapi jangan sekali-kali kamu mengatakan laa nabiyya ba'dahu (tidak ada Nabi sesudahnya) (Durrun Mantsur, jld. V, hlm. 204; Takmilah Majmaul Bihar, hlm. 5) Lagi, dipertegas dan dibenarkan oleh ulama-ulama Salaf sebagai berikut: Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi r.h. dalam kitabnya Futuuhatul Makiyyah menulis:
[wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3
saya yakin untuk tahap awal kalau ustadz Ary Setijadi Prihatmanto jadi imam shalat berjamaah makmumnya pak HMNA, pak MAS Suryawan, pak Abdul Latif dll member millist WM sekalian temu muka dan kenalan di darat pasti ok deh, terus dilanjut diskusi tatap muka/wajah pasti lebih seru. Tempat dan waktunya tinggal diumumkan oleh Ustadz Ary atau moderator. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@... wrote: Very good point Ustadz Muiz... Hayooo siapa yang bilang yang lain gak pantas jadi imam? :-D - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 07, 2010 8:05 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3 sudah terlalu sering dan berulang-ulang diskusi khaatamun nabiyyin ini, dan topik Nabi Muhammad apakah nabi terakhir dalam arti tidak ada nabi lagi sesudah Nabi Muhammad juga tidak ada titik temu antara pandangan islam sunni dengan akhmadiyah. yang menggelitik pertanyaan saya adalah kalau sama-sama mengaku islam, baik kalangan sunni maupun akhmadiyah mengapa kalau shalat berjamaah tidak pernah mau dalam satu barisan ?? siapa yang eksklusif ?? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Benar. Ini buktinya: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan beliaulah yang paling mengetahui arti serta makna dari wahyu yang diterimanya dan beliau s.a.w. tidak mengungkapkan pengertian khaatam sebagai penutup atau terakhir, yaitu tidak boleh ada nabi apa pun juga setelah beliau s.a.w. - seperti yang biasa dkemukakan oleh kebanyakan orang Islam. -- Rasulullah SAW bersabda: Bani Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para khalifah yang akan menjadi penerusku. (HR Bukhari) Hadits ini benar dan tidak bertentangan dengan Al-Qur'an Karim maupun Hadits lainnya. Tidak akan datang nabi yang membawa Syari'at baru setelah Rasulullah s.a.w. dan sesudah wafatnya beliau s.a.w. diteruskan oleh para khalifah rasulullah. Lihat kata sayakunu khulafa (akan ada khalifah-khalifah) menunjukkan maksud di belakang atau kemudian aku itu adalah masa yang dekat, karena huruf SA dalam perkataan SAYAKUNU menunjukkan kepada masa yang dekat. Jadi, setelah beliau s.a.w. wafat, dalam waktu dekat tidak akan ada nabi. Tapi ingat, ditempat lain Nabi s.a.w. bersabda: Akan terjadi nubuat (kenabian) sampai waktu yang disukai Allah S.w.t., kemudian akan terjadi khilafat seperti dalam nubuat sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah S.w.t., kemudian terjadi khilafat dalam nubuat. Kemudian beliau berdiam diri.(Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal.461). Juga dalam Shahih Bukhari kita temukan sabda Rasulullah s.a.w. sebagai berikut: kaifa antum idza nazala ibn maryama fikum wa imamukum minkum - Bagaimana keadaan kamu [umat Islam] jika turun ibn maryam dari antara kamu dan menjadi imam bagi kamu? [Bukhari, kitabul-anbiya, bab nuzul isa bin maryam] - Dari Hadits ini dapat kita temukan indikasi bahwa Isa ibn Maryam yang akan datang adalah seorang pengikut Rasulullah s.a.w. dan berasal dari umat Islam - bukan berasal dari umat non-Islam. Khusus mengenai Tidak ada nabi sesudahku lihat penjelasan ini: ummul mukminin, Hz. Aisyah r.a. yang terkenal karena kecerdasan dan ketinggian ilmunya
[wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3
alatif respond; Saudara2ku seiman yang brebahagia. Umat Islam yg terdiri dari bermacam penafsiran Al quran,sebagai masarakat yg dewasa dan sudah merdeka lebihkurang 65 tahun dr penjajah,sudah seyokyanya glongan2 yg berbeda2 berdebat dan berdiskusi,sebagaimana di lakukan di masarakat amerika untuk mencari kebenaran dan menambah ilmu. Dan akan lebih bijak lagi, jika penafsiran terhadap sumber-sumber itu saling berlawanan, solusinya mudah sekali, yaitu diadakan dialog yang serius dan jujur antara para pihak yang bersangkutan. Sikap menuduh dengan menggunakan kata-kata sesat, agen zionis, agen Barat bukanlah cara kaum yang beradab. Mari kita sama lepaskan prasangka lebih dulu, lalu kita adu argumen dengan menjadikan al-Qur'an sebagai rujukan utama dan pertama. Lalu kita gunakan sumber-sumber lain, baik yang ditulis oleh ulama klasik maupun yang kontemporer sebagai pelengkap rujukan. Kita lihat Obama dan John Mc Cain berdebat selama 1 bulan, tetap menjaga perhabatan.Serahkan kpd rakyat siapa ilmunya yang terbaik utk mensejahterakan rakyat,itulah yg di pilih. Bagus bukan? Sayangnya golongan2 islam fundamentalis kita di Indonesia tidak bersedia berdebat...karena mereka kurang ilmu selainn ilmu agama yg kolot,traditional tdk di dukung dgn ilmu2 social lain2nya.. itulah yang membuat mereka lebih suka melakukan kekerasan dan melarang golongan2 lain. Mari kita kembangkan di masarakat kita diskusi2 dan debat2 baik agama maupun ilmu2 lain2nya. Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz mui...@... wrote: saya yakin untuk tahap awal kalau ustadz Ary Setijadi Prihatmanto jadi imam shalat berjamaah makmumnya pak HMNA, pak MAS Suryawan, pak Abdul Latif dll member millist WM sekalian temu muka dan kenalan di darat pasti ok deh, terus dilanjut diskusi tatap muka/wajah pasti lebih seru. Tempat dan waktunya tinggal diumumkan oleh Ustadz Ary atau moderator. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setijadi@ wrote: Very good point Ustadz Muiz... Hayooo siapa yang bilang yang lain gak pantas jadi imam? :-D - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 07, 2010 8:05 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3 sudah terlalu sering dan berulang-ulang diskusi khaatamun nabiyyin ini, dan topik Nabi Muhammad apakah nabi terakhir dalam arti tidak ada nabi lagi sesudah Nabi Muhammad juga tidak ada titik temu antara pandangan islam sunni dengan akhmadiyah. yang menggelitik pertanyaan saya adalah kalau sama-sama mengaku islam, baik kalangan sunni maupun akhmadiyah mengapa kalau shalat berjamaah tidak pernah mau dalam satu barisan ?? siapa yang eksklusif ?? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Benar. Ini buktinya: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan beliaulah yang paling mengetahui arti serta makna dari wahyu yang diterimanya dan beliau s.a.w. tidak mengungkapkan pengertian khaatam sebagai penutup atau terakhir, yaitu tidak boleh ada nabi apa pun juga setelah beliau s.a.w. - seperti yang biasa dkemukakan oleh kebanyakan orang Islam. -- Rasulullah SAW bersabda: Bani Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para khalifah yang akan menjadi penerusku. (HR Bukhari)
Re: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3
assalamualaikum terlebih saya mohon maaf, apa makna ...karena mereka kurang ilmu selainn ilmu agama yg kolot,traditional tdk di dukung dgn ilmu2 social lain2nya.. terlalu banyak hal yang bisa diperdebatkan dalam kehidupan majemuk ini, jujur saya ingin berdiskusi dengaan kedamaian atn bijak au dengan canda tawa. insya allah akan lebih nikmat dan enjoy. - Original Message - From: alatif25 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 07, 2010 11:03 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3 alatif respond; Saudara2ku seiman yang brebahagia. Umat Islam yg terdiri dari bermacam penafsiran Al quran,sebagai masarakat yg dewasa dan sudah merdeka lebihkurang 65 tahun dr penjajah,sudah seyokyanya glongan2 yg berbeda2 berdebat dan berdiskusi,sebagaimana di lakukan di masarakat amerika untuk mencari kebenaran dan menambah ilmu. Dan akan lebih bijak lagi, jika penafsiran terhadap sumber-sumber itu saling berlawanan, solusinya mudah sekali, yaitu diadakan dialog yang serius dan jujur antara para pihak yang bersangkutan. Sikap menuduh dengan menggunakan kata-kata sesat, agen zionis, agen Barat bukanlah cara kaum yang beradab. Mari kita sama lepaskan prasangka lebih dulu, lalu kita adu argumen dengan menjadikan al-Qur'an sebagai rujukan utama dan pertama. Lalu kita gunakan sumber-sumber lain, baik yang ditulis oleh ulama klasik maupun yang kontemporer sebagai pelengkap rujukan. Kita lihat Obama dan John Mc Cain berdebat selama 1 bulan, tetap menjaga perhabatan.Serahkan kpd rakyat siapa ilmunya yang terbaik utk mensejahterakan rakyat,itulah yg di pilih. Bagus bukan? Sayangnya golongan2 islam fundamentalis kita di Indonesia tidak bersedia berdebat...karena mereka kurang ilmu selainn ilmu agama yg kolot,traditional tdk di dukung dgn ilmu2 social lain2nya.. itulah yang membuat mereka lebih suka melakukan kekerasan dan melarang golongan2 lain. Mari kita kembangkan di masarakat kita diskusi2 dan debat2 baik agama maupun ilmu2 lain2nya. Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz mui...@... wrote: saya yakin untuk tahap awal kalau ustadz Ary Setijadi Prihatmanto jadi imam shalat berjamaah makmumnya pak HMNA, pak MAS Suryawan, pak Abdul Latif dll member millist WM sekalian temu muka dan kenalan di darat pasti ok deh, terus dilanjut diskusi tatap muka/wajah pasti lebih seru. Tempat dan waktunya tinggal diumumkan oleh Ustadz Ary atau moderator. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setijadi@ wrote: Very good point Ustadz Muiz... Hayooo siapa yang bilang yang lain gak pantas jadi imam? :-D - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 07, 2010 8:05 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: HMNA dan kajian Khaataman Nabiyyiin 3 sudah terlalu sering dan berulang-ulang diskusi khaatamun nabiyyin ini, dan topik Nabi Muhammad apakah nabi terakhir dalam arti tidak ada nabi lagi sesudah Nabi Muhammad juga tidak ada titik temu antara pandangan islam sunni dengan akhmadiyah. yang menggelitik pertanyaan saya adalah kalau sama-sama mengaku islam, baik kalangan sunni maupun akhmadiyah mengapa kalau shalat berjamaah tidak pernah mau dalam satu barisan ?? siapa yang eksklusif ?? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Lihat di bawah kajiannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: *** Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Benar. Ini buktinya: Peristiwa wafatnya Ibrahim (putera Rasulullah dari Maria Qibtiyah r.a.) tercatat sebagai berikut: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, berkatalah ia: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah s.a.w. wafat, beliau (s.a.w.) menshalatkan jenazahnya dan berkata, Sesungguhnya di sorga ada yang menyusukannya, dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi nabi yang benar. (Sunan Ibnu Majah, Abu Abdillah Alqazwaini, Darul Fikr, jld. II, hlm. 484, Hadits no. 1511). Peristiwa wafatnya Ibrahim terjadi pada tahun 9 H, sedangkan ayat khaataman-nabiyyiin diturunkan pada tahun 5 H. Jadi, ucapan beliau s.a.w. mengenai Ibrahim sebagaimana ditemukan dalam Hadits itu adalah 4 tahun kemudian setelah beliau s.a.w. menerima ayat khaataman-nabiyyiin. Jika seandainya ayat khaataman-nabiyyiin kemudian diartikan sebagai penutup/kesudahan/penghabisan/akhir nabi-nabi yaitu tidak boleh ada nabi lagi apa pun juga setelah beliau s.a.w., maka seharusnya beliau mengatakan jikalau usianya panjang, tentu ia tidak akan pernah menjadi nabi karena akulah penutup nabi-nabi. Jadi, amat jelas bahwa Nabi s.a.w. yang menerima wahyu, dan
[wanita-muslimah] Al-Azhar senior scholar, Sheikh Ashour; Syiah dan Ahmadiyah adalah 100% Islam;
Al-Azhar senior scholar, Sheikh Ashour,berfatwa bahwa definisi Islam terdapat dalam Al Quran; there is no God but Allah and prophet Muhammad (pbuh) is the messenger of God Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya [kitab-kitab-Nya] dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. QS 7:(158) Jadi siapa2 saja yang telah mengakui; tiada Tuhan kecuali ALLAH Yang maha Esa, dan Muhammad, adalah pesuruh ALLAH,maka dia adalah Islam dan Muslim 100% Sedangkan perbedaan2 yang terjadi antara ulama2, biarlah ALLAH yang menghakimi siapa yang benar dan siapa yang sesat. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. QS 6:(117) Saya ajak anda semua di WW ini untuk mengakui bahwa saudara2 kita islam syiah dan ahmadiyah adalah 100% saudara2 seiman dan muslim. Mari kita berlomba lomba utk berbuat kebajikan untuk agama dan bangsa Mari kita jauhi tindakan2 keji atau kekerasan terhadapt saudara2 kita seiman,semoga ALLAH memberkahi bangsa Indonesia ini Amien Wassalam SILAKAN BACA FATWA ULAMA SENIOR AL AZHAR MESIR; Al-Azhar senior scholar refused to describe Shia as Infidel Al-Azhar senior scholar, Sheikh Ashour, rejected the claim of Sheikh Yaqub based on Shias are infidel and stressed that Shias are not infidel and they are not going out of Islam. Al-Azhar senior scholar, Sheikh Ashour, rejected the claim of Sheikh Yaqub based on Shias are infidel and stressed that Shias are not infidel and they are not going out of Islam. According to Ahl ul-Bayt News Agency (ABNA.ir), In a TV program Cairo Today, quarrel was erupted between Mahmoud Ashour, and Sheikh Abdul Rahman Al-Yacub, senior scholars of Al-Azhar, about Shia doctrine and their expansion in Egypt. Yacub called Shia as Muslims who are out of Islam because they are allegedly insulting the Sahaba and believe that Ali ibn Abi Talib (a.s) is the first succession of Prophet Muhammad (pbuh). He said: there are fundamental differences between Shia sand Sunnis. By Observing the Shia TV program we can easily understand the deep differences between Shia and Sunni. On the other hand, Sheikh Ashour said that Shias were not going out of Islam, because after reciting the word there is no God but Allah all of them are Muslim and belong to Islam. He pointed out that the Shias differ from Sunnis in the jurisprudence, but they are agree in the word there is no God but Allah and prophet Muhammad (pbuh) is the messenger of God, as well as the holy Quran is the book of God and the miracle of the Messenger of Allah and Kaaba is our Qiblah, so they are not infidels even if they imprecate Sahaba. He pointed out that the Shias may have some differences between themselves, as well as Sunnis, but we should not imprecate each other, because this is a big plot against Muslims which planned by enemies and unbelievers. He added: Egyptians fond the household of Prophet (pbut), but they are not Shia. There is no horror because of converting some people to Shiite religion and it doesn't mean in future we would encounter the wave of Shia thoughts.