[wanita-muslimah] Mufti Saudi Menyatakan, KDRT Seburuk-buruk Kejahatan
Mufti Saudi Menyatakan, KDRT Seburuk-buruk Kejahatan Sunday, 21 June 2009 07:24 Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah kejahatan dan dosa besar, ujar Syeikh Abdul Aziz Al Syeikh Hidayatullah.com-Seperti dikutip harian Al-Madinah Jumat (196) Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah Al Syeikh mengatakan, Islam mengajarkan membangun keluarga dengan sikap mawaddah wa rahmah. Keluarga adalah batu bata pertama dalam membangun keluarga dan masyarakat. Di situlah kehidupan mengalir dan dirancang sesuai dengan kehendak Allah. Islam mengajarkan dalam berkeluarga dengan membangun sikap mawaddah, rahmah, dan mahabbah, kata ulama besar Arab Saudi itu sambil menyitir Al-Quran surah Arrum ayat 21. KDRT hanya akan dilakukan mereka yang kuat kepada yang lemah dalam rumah tangga. Keluarga adalah amanat Allah yang harus dipelihara. Karena itu KDRT adalah kekejian terbesar dan dosa terbesar karena akan menimbulkan kesengsaraan dan bencana rumah tangga. Syeikh juga meminta agar KDRT tak dijadikan dalih agama. KDRT adalah perbuatan aniaya kepada hamba Allah dan menginjak hak-hak serta kemuliaan mereka, ujarnya. Karena itu Al Syeikh mengharap pelaku KDRT untuk segera bertobat dan meninggalkan kebiasaan buruknya. [ihj/www.hidayatullah.com] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita
Oleh karena itu, di Islam tidak ada yang namanya isteri simpanan/ rahasia. Karena adanya persyaratan bahwa pernikahan harus diumumkan/ diadakan walimah. Makanya tidak gampang poligami itu. BTW, mas Mbel, sampeyan tak kasih tahu ya . yang namanya modin itu si juru azan di mesjid/ mushola (muadzin). Ngapain juga ngurusin upacara akad nikah, walimah. Nggak nyambung banget. Itu bukan tugasnya pengurus mesjid. Walimah itu urusannya pengantin dan keluarganya. Ya maklumlah, anda ini bukan muslim. Jadi, ya selamat belajar lagi ya . Salam, Flora --- Re: Nikah Siri dan Kontrak Merugikan Wanita Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Tue May 26, 2009 12:20 am (PDT) Kalau diumumkan ya ndak rahasia lagi dong simpanannya. Istri siri/simpanan itu hrs tetap dirahasiakan untuk meminimalisasi dampak resistensi dari istri tua dan istri-istri lainnya. Coba deh seandainya yang menjadi modin perempuan, mungkin tidak akan semudah itu perahasiaannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariel ariela4e...@... wrote: bukankah tujuan pernikahan harus dirayakan dan diumumkan ke publik agar tidak terjadi fitnah?. fitnah yang akan merugikan salah satu atau ke dua pasangan. dengan mencatatkan pernikahan tsb, kemungkinan terjadi fitnah dapat dihindari karena ada bukti tertulis. kenapa hal ini tidak difatwakan ya? salam, -ariel- --- On Mon, 25/5/09, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Rasulullah SAW mengajarkan dan mencontohkan agar pernikahan itu diumumkan dan dirayakan dengan cara Islami (tidak riya/pamer). Jadi, ikutilah ajaran sejati Rasulullah SAW niscaya akan penuh berkah, dan jangan ikuti ajaran tipikal para kyai/mullah/ ulama yg menganjurkan dan membolehkan nikah secara rahasia/diam- diam/sembunyi- sembunyi. Salam, MAS [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: MUI Jatim: Vaksin Haji Berenzim Babi itu Darurat
Tenang saja Eyang, nggak usah risau dg pengharaman babi, karena memang bukan untuk sampeyan kok. Larangan makan daging babi yang disebutkan di Al Qur'an hanya untuk orang Islam saja. Jadi sampeyan tak usah ambil pusing dg segala tetex bengex justifikasi pengharaman babi. BTW, tentu saja sampeyan nggak tahu, bahwa di Islam, ikan adalah perkecualian, yang tidak perlu disembelih dulu. Mendingan sampeyan makan rempeyex saja, enak kriyuk-kriyuk. Salam, Flora -- Re: MUI Jatim: Vaksin Haji Berenzim Babi itu Darurat Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Wed May 6, 2009 8:34 pm (PDT) Lemak, asam urat, dan unsur-unsur lain-lainnya bisa disiasati. Penyembelihan babi juga bisa didahului dengan 'bismillah'. Babi tidak punya leher? Ikan, yang juga tidak punya leher itu, bisa halal dengan cara dibedel perutnya. Jadi singkat kata, pengharaman ini tidak berkenaan dengan 'nalar ilmiah', tapi lebih pada ketaatan pada 'iman, takwa, keyakinan'. Alasan-alasan apapun yang digunakan untuk menjustifikasinya tidak akan pernah cukup ilmiah. Omong-omong, siapa yang menciptakan konsep haram itu? Yahudi dan diikuti oleh agama-agama selanjutnya! [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Pertanggungjawaban perbuatan
QS. AL Baqarah ayat 120: 120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Yahudi Madinah dan kaum Nashara Najran mengharap agar Nabi SAW shalat menghadap qiblat mereka. Ketika Allah SWT membelokkan qiblat itu ke Ka'bah, mereka merasa keberatan. Mereka berkomplot dan berusaha agar supaya Nabi SAW menyetujui qiblat sesuai dengan agama mereka. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 120) yang menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashara tidak akan senang kepada Nabi Muhammad SAW walaupun keinginannya dikabulkan). (Diriwayatkan oleh Tsa'labi yang bersumber dari Ibnu Abbas.) IMHO, dalam konteks kekinian, bisa juga komentar yang mbelgedes di bawah ini relevan dengan S. Al Baqarah ayat 120. Biasalah lagu lama. Silakan di-check ke SENGKUNI atau Werkuwer . eh.. Werkudoro :-) Allah maha Pengasih dan Penyayang, yang juga Maha ADIL. Qualities yang dimiliki Allah itu harus diketahui manusia, supaya manusia tahu yang benar dan salah, yang baik dan yang jahat. Tentu ada hasil dari pilihan2 itu. Salam, Flora -- Re: 90501 Pertanggungjawaban perbuatan Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Thu Apr 30, 2009 7:15 pm (PDT) Pasti Gusti Allah ini sangat puas di saat menyaksikan bahwa manusia ciptaannya yang ngeyel-ngeyel itu dihukum selama-lamanya di neraka karena mereka menolak percaya pada ajaran-ajaran yang disampaikan melalui para nabi itu. Dikelilingi oleh orang-orang yang saleh dan santun (sambil melirik ke Sarpokenoko) Gusti Allah yang berada di arasy itu menikmati cahaya dan kemuliaannya. (Sarpokenoko menjulurkan lidahnya, mengejek Eyang sambil berkata, weee, kecian deh lu Eyang cuma menjeb, mlengos, sambil menyeringai kesakitan, sempat-sempatnya menyalakan rokok klembak-menyannya dengan api neraka...hehehe...) Re: 90501 Pertanggungjawaban perbuatan Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Thu Apr 30, 2009 6:24 pm (PDT) Gusti Allah yang Maha Pendendam ini kontradiksi dengan Gusti Allah yang Maha Rahim. Sebuah teror yang mengerikan... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rasyid M Tauhid-al-Amien tau...@... wrote: 90501 Pertanggungjawaban perbuatan. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Tidak sedikit orang yang tidak takut akan ancaman siksa neraka, karena mereka itu tidak percaya akan adanya hari akhirat maupun hari kiamat yang lanjutannya adalah hari pembalasan. Mereka ini nanti akan menjumpai kenyataan yang mereka tak dapat ingkar lagi sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT: INILAH JAHANNAM YANG DAHULU KAMU DIANCAM (DENGANNYA). MASUKLAH KE DALAMNYA PADA HARI INI, YANG KAMU DAHULU KAMU MENGINGKARINYA. (Surah Ya Sin [36] ayat 63, 64) Di samping itu Allah juga mengingatkan agar diri kita selalu terjaga dari berbuat yang salah, dengan ataupun tanpa adanya orang yang tahu, tak ada polisi yang mengamati. Di saat di pengadilan hari kiyamat itu nanti bagian-bagian tubuh kita sedirilah yang akan memberi persaksian atas apa yang kita lakukan. Beruntung kita jika yang dilaporkan perbuatan baik kita. Bagaimana jika yang dilaporkan itu perbuatan buruk kita? PADA HARI INI KAMI TUTUP MULUT MEREKA; DAN BERKATALAH TANGAN MEREKA KEPADA KAMI, DAN KAKI MEREKA MEMBERI KESAKSIAN TERHADAP APA YANG DAHULU MEREKA USAHAKAN. (Surah Ya Sin [36] ayat 65) Untuk menghapus kesalahan-kesalahan kita yang telah lalu itu yang dapat kita lakukan hanya dengan tindakan lanjut yang benar secepatnya, yaitu bertaubat; jangan sampai terlambat! Batas keterlambatan itu adalah saat kematian yang kita tak tahu kapan menjemput kita. Untuk menghapus kesalahan itu adalah dengan bertaubat yang benar, dengan bersungguh-sungguh. Semoga Allah menguatkan hati kita untuk dapat bertaubat sebelum ajal tiba. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Feminist reforms in Turkey reflect the progressive fac e of Ä°
Lagi metani inbox .. eh nemu yang ini ih di baris terakhir Gubrakk . Ee lha dalah !! . Jebul kok sampeyan to? Lucu aja sih Tapi saya ya nggak heran juga sih Maklum saja deh . Salam epyex dan rebyex sambil ngemil rempeyex Flora - Re: Feminist reforms in Turkey reflect the progressive face of Ä° Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Mon Apr 27, 2009 7:03 pm (PDT) Mereka adalah orang-orang yang sudah tercerahkan mengenai hak untuk mengekspresikan cinta mereka kepada orang-orang yang dicintai. Fenomena ini juga berlaku di Beijing di mana sebelumnya perilaku kasih sayang juga dianggap sebagai sesuatu yang 'dekaden' dan tidak sesuai dengan adat dan peradaban bangsa Cina. Omong-omong apakah ini juga berlaku di Magelang dan Tobago, Mbak Flora? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Indonesia Menjadi Obyek Wisata Seks Terpopuler Bagi Turis Arab
Indonesia Menjadi Obyek Wisata Seks Terpopuler Bagi Turis Arab http://www.eramuslim.com/berita/dunia/indonesia-menjadi-obyek-wisata-seks-te rpopuler-bagi-turis-arab.htm Minggu, 19/04/2009 17:06 WIB Cetak | Kirim Riyadh, Naif. Ketika Indonesia menjadi obyek dakwah dan ladang persemaian gerakan-gerakan Islam yang berasal dari negara-negara Arab, di sisi yang lain Indonesia juga menjadi obyek wisata seks yang sangat populer bagi turis-turis Arab. Dan lebih naifnya lagi, praktik ini dilegalkan oleh salah satu fatwa ulama mereka. Salah satu ulama yang melegalkan praktik demikian adalah Syaikh Abdullah bin Baz, ulama yang menjadi rujukan penting kalangan salafi-wahhabi. Baru-baru ini, Kepala Bidang Pembimbingan Masyarakat (Qism ar-Ra'aya) Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta mendesak Badan Pembesar Ulama (Hay'ah Kubbar al-Ulama) kerajaan petro dollar tersebut untuk mengeluarkan fatwa yang menyikapi maraknya fenomena pernikahan para lelaki Saudi dengan perempuan Indonesia yang diniatkan adanya talak (cerai) setelahnya (nikah bi niyyat at-thalaq). Khalid al-Arrak, Kepbid Bimas Kedutaan Saudi di Jakarta menyatakan, pihaknya khawatir jika fenomena yang marak di kalangan lelaki negaranya itu kian hari kian merebak dan tak dapat dikontrol. Harian Saudi Arabia al-Wathan (16/4) melansir, fenomena nikah dengan niat talak di belakangnya yang dilakukan oleh para lelaki Saudi dengan perempuan Indonesia itu sangat populer. Al-Arrak menyatakan, para lelaki Saudi yang melakukan praktik ini tidak lagi memperhatikan undang-undang yang berlaku terkait pernikahan, karena mereka justru menyandarkan perbuatan mereka terhadap salah satu fatwa ulama yang melegalkannya. Mereka melakukan pernikahan ini dengan bersandar pada fatwa ulama yang membolehkan nikah dengan niat bercerai (nikah bi niyyat at-thalaq), ungkap al-Arrak. Sayangnya, dari pihak perempuan Indonesia sendiri menjadikan praktik ini sebagai ladang pekerjaan. Lagi-lagi kemiskinan dan susahnya hidup yang melilit mereka adalah dendang usang kaset lawas yang dijadikan dalih. Perempuan Indonesia beranggapan jika menikah dengan lelaki Saudi, sekalipun kelak akan diceraikan, dipandang sebagai solusi sesaat untuk mendulang uang dan jalan pintas untuk dapat keluar dari jerat kemiskinan, tambah al-Arrak. Yang lebih disayangkan lagi, di Indonesia sendiri banyak tersebar kantor-kantor siluman yang memfasilitasi praktik pernikahan edan ini, lengkap dengan modin, saksi, dan wali palsu dari calon pengantin perempuan. Kedutaan Saudi di Jakarta sendiri telah mencatat setiaknya 82 pengaduan pada tahun lalu, ditambah 18 pengaduan tahun ini yang diajukan oleh para mantan istri perkawinan ini, yang ternyata menghasilkan anak. Meski tidak tercatat secara resmi di Kedutaan, namun pihaknya siap untuk memfasilitasi anak-anak yang diadukan itu untuk dapat pergi ke Saudi, negara bapak mereka berasal, dengan memberikan tiket dan visa masuk gratis. Tetapi, dalam banyak kasus, para bapak mereka (pria Saudi) tidak akan mengakui kalau anak-anak tersebut adalah darah daging mereka, karena tidak adanya bukti-bukti legal dan lengkap dari pihak keluarga perempuan di Indonesia. Salah seorang korban dari paktik ini, Isah Nur (24), mengaku pernah dinikahi pria Saudi saat ia berusia 16 tahun. Sekarang ia telah menjanda, dan meneruskan profesi lamanya sebagai istri yang dinikahi sesaat untuk kemudian diceraikan dengan menjalani kehidupan malam. Lebih naif lagi, Isah mengaku senang saat dulu dinikahi pria Saudi tersebut, karena orang-orang Saudi dipercaya memiliki dan membawa berkah. Umat Islam di Indonesia menganggap orang Mekkah dan Madinah memiliki dan membawa berkah, katanya. Isah juga menambahkan, mayoritas pria Saudi yang melakukan praktik pernikahan ini menyetorkan mahar sekitar Rp. 3 hingga 6 juta, atau setara dengan RS. 2300, jumlah yang sangat kecil sekali bagi ukuran pendapatan orang-orang Saudi, sebanding dengan uang saku anak sekolah. Namun, bagi penduduk Indonesia, jumlah tersebut sangat besar. Pada mulanya, Isah dan keluarganya mengaku sama sekali tidak mengetahui jika pria Saudi yang menikahinya itu hanya akan menikmati tubuhnya saja, dengan berpedoman pada fatwa bolehnya menikah dengan niat bercerai. Pernikahan antara mereka sendiri hanya berlangsung beberapa saat waktu saja, untuk kemudian sang pria Saudi itu meninggalkan Isah bersama seorang anak kecil hasil hubungan mereka. Saat meninggalkan kami, pria itu hanya memberikan uang Rp. 3 juta, tutur Isah. Kedubes Saudi juga menjelaskan, jika kasus pernikahan model demikian hanya terjadi pada 20% populasi pernikahan pria Saudi dengan wanita Indonesia. Selebihnya resmi dan legal, tutur al-Arrak. Praktik pernikahan dengan niat bercerai sesudahnya ini benar-benar naif, dan lebih naif lagi dilegalkan oleh fatwa ulama. Indonesia adalah tempat terpopuler untuk obyek praktik ini bagi orang-orang Arab, karena dipandang paling murah dan paling mudah. Praktik
[wanita-muslimah] Quran Compatible With American Values, Filmmaker Says
Quran Compatible With American Values, Filmmaker Says Trevor Williams Atlanta - 03.06.09 http://www.globalatlanta.com/articlevid/17201/267/ Mr. Masudi is optimistic that 9/11's scars are largely in the past, and that the perceived conflict between Islam and the West will shrink if as long as we are sincere in our efforts to foster understanding. Video Links: Indian Filmmaker Discusses New Quran Movie In Global Economy, Terrorism Affects All 'Quran: Contemporary Connections' Trailer Despite a perceived cultural clash between the West and Islam, many of the values upheld by Americans are also enshrined in the religion's holy book, the Quran, an Indian filmmaker said in Atlanta. The Quran is already there, it's being played out every day, day in and day out in American life, said Faruq Masudi, who is promoting his newest movie in Georgia. To say that American lifestyle or society is at loggerheads with the concept of the Quran is very, very wrong. Mr. Masudi, who hails from northern India, has produced soap operas and other TV shows in multiple languages for distribution in India, Pakistan and around the Middle East. He had already produced two feature films in Hindi and Arabic, but his latest project was filmed entirely in the U.S., in English, with a cast of American scholars. Titled Quran: Contemporary Connections, the film blends genres but mostly resembles a documentary, which Mr. Masudi hopes will correct much of what he calls misinformation about Islam in America. I felt, like most of the Muslims, that we are not being perceived in the way we should be, Mr. Masudi said. In his view, it's partly the responsibility of Muslims to remedy that problem. Aside from being a business venture, the film is Mr. Masudi's effort to increase awareness about his faith and build intercultural understanding that leads to peace. Although he maintains good relationships with non-Muslim colleagues and acquaintances, Mr. Masudi decided to make the film when he noticed that many people still don't understand how Islam - a 1,400-year-old faith - fits into a modern context. As the fountainhead for all Islamic belief, the Quran is the perfect place to begin showing how Islam is compatible with Western values, Mr. Masudi said. For instance, the role of women in Muslim countries often comes under fire from human rights activists in America, but Mr. Masudi said his film shows that the Quran actually grants women equality in wealth, social status, religion and marital contracts. If you ask me, there are more rights than men, contrary to what many people think, Mr. Masudi said. He allows that some countries acting under Islam's banner deprive women of their rights, but said they are not acting in good belief. The fault is with those people, not with the Quran, he said. In fact, the U.S. does a better job at enacting some Quranic precepts than many supposedly Muslim countries do, he said. He cited the government's Social Security program and efforts to help the poor and destitute. Using urban settings as the film's backdrop, the film shows how programs like these illustrate that some Quranic principles are at work. When you see those images, those American images in my film, you really will wonder, . 'Where is the clash, where is the difference?' Mr. Masudi said in a filmed interview with GlobalAtlanta. The media shoulders some of the blame for allowing stereotypes to take root. In the aftermath of the 9/11 terrorist attacks, Americans became obsessed with the hunt for one man - Osama bin Laden - and hasn't been able to see the millions of Muslims around them who are contributing to their communities, he said. As far as news is concerned, Being good is no good, you know? Being bad is good because bad sells, he added. One Osama bin Laden sells all across the world, but there are millions of non-Osama bin Ladens who are doing absolutely wonderful work not only for Muslims but for non-Muslims as well. The film tackles the Islamic views of war and jihad, sex, polygamy and other issues that have become controversial and sensationalized. Mr. Masudi hopes to find a distributor for his film in the U.S. For more information on the film, watch the trailer above or go to www.quranconnections.com. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Alasan Homeschooling
Tambahan informasi: Di Kuba, pendidikan dari TK sampai kuliah di Universitas, bahkan sampai S3 juga gratis bagi penduduk lokal. Untuk ke Universitas, harus lulus ujian masuk. Mahasiswa asing (berasal dari manca negara) bisa kuliah gratis di jenjang S1 saja. Empat tahun yang lalu, seorang teman dari Timur Tengah melanjutkan kuliah S2 jurusan arsitektur membayar US$ 2000,- sampai lulus. Kalau untuk program S3 entah berapa bayarnya, saya kurang tahu. Ada 3 orang mahasiswa Indonesia yang kuliah S1 di Universitas Internasional Pendidikan Guru Olah Raga. 2 orang sudah lulus, satunya lagi belum lulus karena cuti melahirkan. Berhubung semua mahasiswa tinggal di asrama, maka anaknya ditiitp di mertuanya, di negara asal suaminya. Dia sedang berpikir untuk melanjutkan ke S2, maka dia harus menyiapkan US$ 2000,-. Ribuan mahasiwa penerima bea siswa S1 untuk calon guru2 olah raga berasal dari negara2 di Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, Asia. Semuanya gratis: kuliah, asrama, makan, fasilitas kesehatan, pasta gigi, sabun, shampoo, deterjen, hingga karet KB. Dengan semakin bertambahnya mahasiswa dari negara2 muslim, maka pengelola ruang makan di kampus itu mulai menyediakan pula makanan non babi. Sebelum ini, mahasiswa Indonesia harus merogoh kantong sendiri untuk beli makanan yang tidak mengandung babi. Ada juga Universitas Internasional Ilmu Kedokteran dengan ribuan mahasiswa dari manca negara yang belajar dengan gratis. Teman sekelas anak saya, anak duta besar Mozambique, begitu menginjak SMA, dia pindah dari British International School ke sekolah lokal. Maksudnya agar nanti setelah lulus SMA bisa kuliah gratis di Universitas Ilmu Kedokteran tsb. Kelak juga tinggal di asrama dengan segala fasilitasnya. Saya pernah ikut rombongan mengunjungi Universidad de las Ciencias Informaticas (UCI) atau Universitas Ilmu Teknologi Informasi. Kompleks universitas ini luas sekali dan sangat modern. Terdapat 6030 mahasiswa mahasiswi yang diseleksi dari 169 kecamatan di seluruh Kuba. Pembangunan kampus masih berlanjut, targetnya adalah utk menampung 10.000 mahasiswa. Terdapat 804 orang staff pengajar karyawan, 90 orang diantaranya adalah para dosen. Semua mahasiswa dan 70% dari staff tinggal di lingkungan kampus. Belajar dari Senin - Sabtu. Fasilitas di kampus ada 5000 PC, 70.000 network connections, telepon dg 2500 nomor2 extension, saluran2 TV, 4 megabyte bandwidth connections, studio TV, design virtual reality Lab, 136 ruang kelas, 119 laboratorium komputer, 1216 apartemen untuk mahasiswa staff pengajar, 10 sekolah. Setiap apartemen ber A/C, menampung 4 mahasiswa, dengan 1 ruang belajar + komputer, kamar mandi, ruang pantry kecil, lemari es. Fasilitas kesehatan dan olah raga, seperti mini hospital, lapangan tennis, kolam renang dan fasilitas komunikasi: telpon, fax, internet. Juga fasilitas layanan perbankan. Fasilitas kegiatan extra kurikuler yg diberikan setiap hari setelah jam 18.00, spt melukis, seni patung, fotografi, musik tari. Seluruh kompleks universitas itu dihiasi dengan 300 hasil karya master piece sumbangan dari 30 seniman Kuba. Pernah juga kami berkunjung ke kompleks Sekolah Tinggi Kesenian. Fasilitasnya juga bagus, meski sudah agak tua, tapi masih terawat dengan baik. Menurut saya, Kuba ini mengagumkan dalam komitmennya memfasilitasi kebutuhan pendidikan dan kesehatan gratis bagi warganya, meski dalam keterbatasan anggaran negara. Baru2 ini perdana menteri Trinidad and Tobago, Patrrick Manning menjalani operasi pengangkatan tumor ganas di ginjalnya. Ternyata pemerintah Kuba tidak menarik sepeserpun atas biaya operasi perawatan. Gratis .. Seandainya saja Kuba tidak sedang diembargo selama lebih dari 40 tahun oleh Amerika, pasti akan lebih baik lagi kondisi rakyatnya. Pemerintah akan bisa memberi gaji yang lebih baik bagi pegawai2 negara. Saya turut berharap perubahan yang lebih baik dari Presiden Obama atas kebijakan AS terhadap Kuba. Salam, Flora --- Re: Alasan Homeschooling Posted by: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com asetijadi2004 Tue Mar 10, 2009 6:29 pm (PDT) Memang yang biasanya dilupakan oleh banyak orang, apapun bentuk, somebody has to pay tinggal siapa yang bayar...;-) Pilihan apapun, ada syaratnya supaya bisa jalan. Kalau syaratnya nggak dipenuhi ya pasti nggak jalan... komunis diehard, tapi: - negara nggak nganggep penting pendidikan, atau - rakyat nggak mau bayar pajak / nggak mau kontribusi besar ke negara lewat pertanian2 kolektif ;-)), menggelapkan pajak, beli barang di pasar gelap -- anggaran terlalu kecil -- kualitas rendah -- negara rusak kapitalis diehard, tapi negara nggak bisa buat semua orang mampu -- sedikit orang bersekolah bermutu -- negara rusak lha kuba komunis, anggaran tunjangan sosial dan pendidikan merupakan dua anggaran terbesar di APBN kuba. Kuba merupakan negara dengan fasilitas pendidikan
[wanita-muslimah] Re: Testimoni Mantan .... (Arabisme?)
Saat saya cuti ke Indonesia, lalu pulang kampung, ikut ke kelompok pengajian mendiang Ibu saya. Para da'i maupun da'iyahnya selalu berbahasa Jawa dalam berdakwah. Setiap ada penggunaan bahasa Arab, baik saat mengutip ayat2 Al Qur'an maupun hadith, ataupun memanjatkan doa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Kalau untuk bacaan sholat dengan membaca (recite) surat2 dalam Al Qur'an, selain untuk menjaga otentisitas Al Qur'an, kan juga tujuannya untuk mempersatukan muslim dari berbagai bangsa di seluruh penjuru dunia saat melakukan sholat berjama'ah. Imam sholat baca surat apa, jamaahnya akan tahu, bahkan banyak juga yang sama2 hapal dalam bahasa yang sama, yaitu Arab. Kalau seandainya, umpamanya lho, semua kitab suci yang ada di bumi ini diceburin ke laut. Maka bisa dipastikan dalam waktu singkat, hanya kitab suci Al Qur'an yang bisa di-recover. Karena jutaan barisan hafidz (penghafal Al Qur'an) bisa dengan mudah menyusun kembali menuliskan Al Qur'an dari halaman ke halaman. Waktu saya menikah, juga petugas KUA yg merangkap sebagai Pak Penghulu memimpin proses akad nikah dengan berbahasa Jawa. Malah pakai acara saya sungkem ke ayahanda, sebagai wali, ucapan saya dibimbing oleh pak Penghulu dalam bahasa Jawa yang puitis sekali. Bagaimana saya nggak nangis sesenggukan, pamit pada orang tua, mohon doa restu dalam bahasa Jawa yg begitu menyentuh. (Terbayang saya sudah nggak bisa lagi tiap sebulan sekali, pulang kantor dari Jakarta langsung ke Jawa untuk kangen2-an dengan orang tua saya. Tidur setempat tidur dengan ayah, ibu, adik, penuh canda dan tawa sebelum kami terlelap tidur.) Waktu ijab-qobul, kalimat dalam bahasa Arab ditirukan oleh suami saya dengan lancar. Juga saat diterjemahkan dalam bahasa Jawa. Hadir di situ pula tante dari suami saya yang memang tidak paham dengan bahasa Jawa, kebingungan melihat saya dan bapak saya sama2 menangis. Lho, Flora ini kenapa? Kok nangis-nangis? Apakah tidak suka menikah dengan keponakan saya?? He.. he.. lucu deh. Setelah akad nikah selesai, perias manten jadi sibuk merapikan make-up di wajah saya yang basah oleh air mata. Jadi apa sih sebetulnya yang diributkan dengan bahasa Arab, bahasa Aceh, bahasa Jawa (ini tambahan dari saya berhubung saya orang Jawa). Apalagi kosa kata dalam bahasa Indonesia banyak sekali menyerap dari bahasa Arab. Juga bahasa Spanyol dan Inggris, banyak kata2 yang diadopsi dari bahasa Arab. Banyak dari kita sudah tahu akan hal itu. Di Kuba saya pernah belajar bahasa Arab, sebentar saja, karena kami harus pindah ke negara lain. Guru mengajar bahasa Arab dengan bahasa pengantar bahasa Spanyol. Ternyata lebih mudah bagi kami untuk menghapal kata2 bahasa Arab, karena arti maupun pronunciation-nya di bahasa Spanyol juga (hampir) sama. Sebab memang bahasa Spanyol banyak sekali menyerap kata2 bahasa Arab. Jadi apa sih yang salah dengan bahasa Arab? Kok bahasa Arab dikuyo-kuyo banget gitu lho kesannya, gething .. Ora mudheng aku . Almarhumah bibi jauh saya, dulu adalah salah satu penasihat spiritual Ibu Tien Soeharto. Saat beliau mengisi acara Mimbar Kepercayaan (aliran Kejawen) di TVRI, dalam ceramahnya yang banyak menekankan falsafah eling, eling, beliau juga sering sekali menyebut kata2 taqwa, iman, khusuk, dsb. Bukankah kata2 itu berasal dari bahasa Arab? Arab lagi, Arab lagi . :-D Salam, Flora Re: Testimoni Mantan Kader PKS tentang Hidden Agenda PKS menghancur Posted by: izzuddin al qassam wanitaacehtang...@yahoo.com wanitaacehtangguh Sun Mar 8, 2009 9:20 pm (PDT) kalo g pake bahasa aceh mana mungkin islam menjadi agama yang paling fanatik di hati Rakyat desa disini eyang coba deh eyang panggil salah satu anak muda Aceh yang eyang lihat enggak pernah shalat trus bilang kafir pasti ntar malam eyang udah g ada so... islam tidak hanya dengan kekerasan kan eyang... tp Rasulullah mengajarkan dengan hati...dengan ketulusan (halah kaya put yang paling tau) put kan taunya dr Sirah Nabawiyah ^_^ tergantung situasi eyang, kalo put lihat adat istiadat aceh masih banyak yang mubadzir padahal kan innal mubadziruuna kanu ikhwaana syayathiin...put belum mampu merubah tp insyaAllah kalo kita rame-rame kita bisa kok :putri --- On Sun, 3/8/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Testimoni Mantan Kader PKS tentang Hidden Agenda PKS menghancurkan NKRI To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Sunday, March 8, 2009, 10:03 AM Semoga di saat berdakwah menggunakan bahasa Acheh, bahasa Cut Nyak Dien, bahasa yang sangat indah dan dimengerti oleh orang-orang setempat. Semoga di saat berdakwah juga menerapkan kultur Acheh yang bermartabat, mengenakan pakaian dan tatakrama Acheh yang tidak mau tunduk kepada Belanda ataupun kepada alam pikir Arabia. Semoga kekukuhan prinsipnya bukan berasal dari produk cuci otak yang telah mendarahdaging sehingga
[wanita-muslimah] Re: nasgor-Ternyata .....
OK, siip dah! Arcon jangan khawatir, moga2 makan2-nya nggak kapiran/ terlantar kok. Memang kami ada rencana ke Yogya sebentar, setelah ziarah ke makam ortu di Magelang. Salam, Flora - Re: nasgor-Ternyata . Posted by: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Wed Mar 4, 2009 12:40 am (PST) Dulu nasgor kambing kebonsirih enak, sekarang dah biasa saja. [menurut saya] Mungkin dagingnya dikurangin atau selera saya yg sudah berubah, :-) Lha kalo gitu ketemuan sama Flora dan Wahyu di Jogja saja. Mungkin kalo sempat mudik ke Indonesia, Flora kan ke Jogja juga :-) salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: Milis wm Sent: Wednesday, March 04, 2009 8:54 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ternyata . Yeah, Banyak diwakilinnya nih wehehhe Cuma juni juli kayaknya gak ada acara ke jkt, yg sudah agak pasti malah acaranya di jogja. - ke jogja, ku kan kembali - Semoga nggak terlantar :)) salam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ternyata Yahudi Lebih islami...:-)
Yth. Mas Werkuwer, eh maaf, maksud saya Eyang_mbelgedes, (perasaan saya, kok dua orang ini sepertinya sama ya??) Ketahuilah, muslim juga bisa berbuat jahat. Itu disebut UGLY MUSLIM, dan oknum ini banyak juga. Tak bisa dipungkiri itu. Mereka itu pengkhianat terhadap ajaran Islam dan kemanusiaan. Saya bukan bermaksud menggunjing saudara sendiri. Tapi memang ada kenyataan perbuatan jahat dari muslim juga. Yang mana kita harus bangkit mengutuknya. Sebagai bagian dari : menyeru kepada perbuatan baik dan melarang melakukan kejahatan. Amar ma'ruf nahi munkar. Salam, Flora -- Re: Ternyata Yahudi Lebih islami...:-) Posted by: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com eyang_mbelgedes Tue Mar 3, 2009 1:02 am (PST) Masak sih ada Muslim yang berbuat jahat? Masak sih ada orang berjilbab yang praktek aborsi dan mau bunuh diri? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamu...@... wrote: Kalo orang islam ya wajib bilang tak ada kebaikan yg setara dengan hal yg islami. :-) Masalahnya dalam tindakannya itu yg dibilang islami padahal sama sekali tidak islami. Gimana gitu supaya teori-ajaran- keyakinan bisa seimbang dengan prakteknya. Kebanyakan kan kita ini modelnya oportunis, mendua. Mau sok modern: sudah jelas institusi bank itu bukan berasal dari ajaran Islam kemudian dimodel2 diberi sentuhan Islam, diberi aroma syari lah Capedeee.. Bebrapa hari ini saya lihat tayangan mantan pembersih RSCM yg bernama indah Janatun, berjilbab. Tapi dia bikin usaha aborsi, ketangkap deh setelah selama 10 tahun beroperasi. Dah kaya raya, lantas malunya nggak ketulungan dia mau bunuh diri di sel polisi. Malu2-in orang Islam berjilbab saja :-) Di milis2 Islam gak ada berita ini, padahal di di hadith dah diterangkan katakan yg benar walaupun menyakitkan. salam, l.meilany [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ternyata .....
Thread-nya udah nggak nyambung lagi nih . Eniweiii. Juli nanti Insya Allah mau pindah ke Madrid. Jika bisa sempat kabur sebentar ke Indonesia, bolehlah kita makan2, sama mbak Meilany juga. Tapi kalo nggak bisa pulang, kami diwakilin mbak Meilany aja ya. Gimana mbak Mei, setuju? Salam, Flora - Re: Ternyata Yahudi Lebih islami...:-) Posted by: Ari Condro masar...@gmail.com masarcon Tue Mar 3, 2009 1:32 pm (PST) Sama ? Mungkin karena pakai blekberi, jadi bisa dual id, huahahhaha :p Cuman narsis banget, secara werkuwer suka komen di postingan mbah mbelgedes, dan pakai sok berbeda pendapat pulak. Ah, tapi anggap saja itu roleplay, atau paling baik sangkaan, yah dua orang yg berbeda. @ flora : Kapan undangan makan makannya ? Untuk merayakan kemafhuman flora kalau umat islam ada yg baik dan yg buruk, dan seringkali agama dipandang perbawanya dari kelakuan penganutnya. *request nasi goreng kambing kebon sirih, boleh ?* salam, -Original Message- From: Flora Pamungkas \GMail\ florapamung...@gmail.com Date: Tue, 3 Mar 2009 17:18:54 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Ternyata Yahudi Lebih islami...:-) --- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Friday Khutbah (20 Feb. 2009): Domestic Violence in the Muslim Community
Friday Khutbah (20 February 2009): Domestic Violence in the Muslim Community February 23, 2009 The following Friday khutbah (sermon) delivered by Hesham Hassaballa, as part of a nationwide effort to focus on domestic violence by muslim Americans today. We praise God, the Almighty, the Precious Beloved. All praise is due to Him. We seek refuge in the Lord from the evil tendencies of our selves and from the evil of our actions. We bear witness that there is nothing worthy of worship except God alone, and we bear witness that Muhammad (pbuh) is God's Messenger and Servant. Whomever God guides can never be misguided. Yet, whosoever God leaves to stray can never be guided aright except by His leave. We ask the Precious Beloved to send down His Mercy, His Prayers, and His blessings upon Prophet Muhammad (pbuh), upon his family, his companions, and the Muslims everywhere. Amen. By now, everyone has heard of the truly outrageous and barbaric murder of Sister Aasiya Zubair, the estranged wife of the CEO of Bridges TV, who was found brutally beheaded in the offices of that TV station. Allegedly, her husband has confessed to her murder, and the incident has sent shockwaves all throughout the Muslim community in America. Of course, the haters of Islam and Muslims are all over this, claiming that this is expected from Islam and Muslims. That contention is completely false. Domestic violence is a problem that transcends race, culture, color, and religion. It is a scourge that contaminates every society and socioeconomic status. It is a stain on the human condition, and to blame Islam for it is totally unfair. Nevertheless, it is irrefutable that there is a big problem with domestic violence in the Muslim community. Refusing to say so in the interest of not saying anything bad about Muslims will not make it go away. It is, in fact, treason to the Muslim community, as one of the first things one must do in order to cure a disease is to recognize that the ailment exists in the first place. Denial is deadly. The brutal and barbaric murder of sister Aasiya is a wake up call to our community that something must be done about domestic violence, and it must be done now. And it is a horrific state of affairs that such a brutal event had to take place in order to jolt the Muslim community into action. Let us reflect over what marriage is supposed to be about. True, it is the vehicle through which sexual desire is legally satisfied. But that is a very small part of marriage. To get married is to enter into a contract with another human being to form the unit through which society is strengthened and the next generation is nurtured. The family unit is sacrosanct in Islam, and this sanctity begins with marriage. And in the Qur'an, the images of marriage are ones of peace, harmony, love, and tranquility. In chapter 30, verse 21, it says: And among His signs is this: that He created for you mates from among yourselves, that you may dwell in tranquility with them, and He has put love and mercy between your [hearts]: verily in that are signs for those who reflect. God describes it as a sign, or miracle, that He gave us mates from among ourselves. The Arabic word of the verse is taskunu: meaning a place where someone feels at home, as the word for home, sakan, comes from the same root word. In another verse, the Qur'an describes spouses thus: They are your garments, and you are their garments. (2:187) What does a garment do? It protects one from the elements of heat and cold; it hides the faults that are hidden below the garment; it covers what should not be seen by others; and it also adorns and makes the wearer beautiful. That is the perfect description of what spouses do for one another. Domestic violence and spousal abuse completely destroys that Qur'anic standard of love, mercy, tranquility, and protection. It betrays everything for which Islam calls in a marriage. It is blatant disobedience to God Almighty. What does one try to accomplish by abusing his or her spouse? Achieving power? Achieving domination over another human being? Are they trying to enslave another human being? Why abuse one's spouse? What logical explanation can there be? There is no logical explanation. Spousal abuse - whether mental or physical - is totally and wholly unacceptable. Period. End of discussion. Power lies only with the All-Powerful: All power belongs to God, and to His Messenger, and to those who believe. (63:8) True power does not come from dominating your spouse. No! True power comes from believing in God, being from among the believers, and following His commands and those of His Messenger (pbuh). To those who abuse their spouses: Are you better than the Messenger of God (pbuh)? Do you think the advice of the Beloved Prophet (pbuh) was not worthy enough? Was his example not shining enough? The Prophet (pbuh) said in a hadith: Could any of you beat his wife as he would
[wanita-muslimah] Mantan Gay: Islam Membimbingku ke Jalan Lurus
Mantan Gay: Islam Membimbingku ke Jalan Lurus Cetak | Kirim | RSS Selasa, 24/02/2009 17:14 WIB Ia menyebut namanya Ayub, seorang laki-laki Amerika yang memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis alias homoseks. Namun Ayub berhasil melepaskan kecenderungannya itu setelah ia memeluk Islam. Di jaman modern ini, banyak negara yang menerima hubungan semacam itu bahkan melindungi kaum gay dan lesbian dengan alasan hak asasi manusia. Masyarakat dunia, bahkan di komunitas Muslim, boleh dibilang makin permisif dengan hubungan sesama jenis. Mereka mengaku tidak bisa menolak kelompok ini dan meyakini bahwa Tuhan juga yang telah menciptakan manusia dalam kondisi seperti itu. Tapi keyakinan itu dibantah Ayub. Saya menemukan jalan yang berbeda, dengan rahmat Allah, saya berhasil melepaskan diri dari kecenderungan menyukai sesama jenis dan berhasil meninggalkan gaya hidup kaum homo. Saya bisa melakukannya setelah saya memeluk Islam, ujarnya. Saya ingin berbagi pengalaman, bukan untuk memicu perdebatan tapi karena saya meyakini bahwa pengalaman saya ini bisa membantu siapa saja yang menyukai sesama jenis. Saya juga berdoa agar perkataan-perkataan saya bisa memberikan bimbingan bagi para keluarga yang juga sedang berjuang melepaskan salah satu anggota keluarganya dari kecenderungan itu, jelas Ayub. Ayub mengaku sudah menyukai sesama jenis sejak ia masih remaja. Kecenderungannya itu makin kuat ketika ia di bangku kuliah dan akhirnya malah terjerumus dalam gaya hidup kaum homoseks. Ia secara terbuka menjalani kehidupan sebagai seorang gay selama lima tahun. Saya menjalaninya karena ketika itu saya berpikir bahwa saya memang diciptakan begini. Kecenderungan menyukai sesama jenis itu muncul begitu saja tanpa saya mampu mengontrolnya. Saya sendiri bingung bagaimana kecenderungan itu bisa menghinggapi diri saya, tutur Ayub. Setelah lima tahun menjalani kehidupan nista itu, Ayub mulai berpikir dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengapa dia bisa sampai hidup sebagai gay, pasti ada cara lain untuk memandang sisi kehidupan ini. Mengenal Islam Ayub yang mengaku dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Kristen, tidak pernah puas dengan ajaran Kristen. Saat dan setelah saya lulus dari akademi, saya mengeksplorasi tentang ajaran agama Budha, Hindu dan keyakinan-keyakinan lainnya untuk sekedar meditasi. Tak satu pun dari keyakinan dan agama itu memuaskan dan mampu mendorong saya untuk melepaskan diri dari kehidupan sebagai gay, keluh Ayub. Sampai akhirnya Ayub mengenal agama Islam dan mempelajarinya secara mendalam. Pada usia 25 tahun, setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, hidup Ayub berubah total. Ketika itu Ayub merasa menemukan kejelasan bahwa apa yang selama ini ia punya nama; Allah, yang telah menciptakan saya dan umat manusia beserta dunia dan seisinya. Allah, yang berbicara pada manusia melalui rasulnya Muhammad Saw dan para nabi lainnya, yang telah menyampaikan pesanNya pada umat manusia sejak awal penciptaan dunia, tukas Ayub. Jelas sudah buat saya, jika saya ingin mengikuti jalan menuju Allah, saya harus meninggalkan gaya hidup gay saya. Islam menunjukkan pada saya, lewat pengalaman baik internal maupun eksternal bahwa homoseksualitas itu salah dan jika saya tetap melakukannya, akan menghalangi saya untuk mencapai kemajuan spiritualitas, sambung Ayub. Ayub mengaku tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata mengapa ia begitu yakin dengan Islam. Ia juga mengakui melalui tahun-tahun yang berat untuk menghilangkan kebiasaannya sebagai gay, tapi makin jauh mempelajari Islam, Ayub memiliki tekad yang makin kuat untuk melepaskan diri dari kehidupan yang penuh dosa itu. Dengan bantuan dari Allah, saya berhasil memutus hubungan dengan masa lalu saya. Saya juga belajar, sedikit demi sedikit bagaimana mengontrol keinginan yang bisa membawa saya ke perbuatan haram, ujar Ayub. Sekarang pun saya masih dalam kondisi rawan, terutama saat saya merasa lemah. Tapi saya berpikir tentang kehidupan ini, apapun yang terjadi jika saya bisa bebas dari 'kegilaan' ini dan membantu orang-orang yang bernasib sama dengan saya, saya akan sukses. Inilah jihad saya dalam hidup, tegas Ayub. Ayub menyatakan tidak peduli ada orang lain yang menolak pendekatan yang dilakukannya. Untuk mereka yang juga sedang berjuang melepaskan diri dari kecenderungan menyukai sesama jenis, Ayub selalu berkata berdasarkan pengalaman hidupnya bahwa Anda tidak perlu menjalani kehidupan yang bertentangan dengan apa yang telah Allah gariskan untuk kita. Anda tidak perlu menerima definisi siapa Anda jika itu bertentangan dengan apa yang telah Allah tahbiskan buat Anda sebagai seorang Muslim. Ayub juga mengingatkan orang-orang yang pernah seperti dirinya untuk tidak perlu malu dengan penolakan dari keluarga, teman atau sahabat karena ada cara lain untuk menolong diri kita sendiri. Ada saudara-saudara kita yang bisa membantu, seperti mereka dulu juga dibantu orang lain, pesan Ayub.
[wanita-muslimah] Re: Muslimah Feminists: 'Islam must not be used to discriminate agai
Saya ulang lagi yang pernah saya bilang di sini tahun2 lalu. Di Islam, tidak ada kewajiban bagi isteri untuk melakukan masak, bersih2 rumah, nyuci2, dsb. Kalau isteri melakukan hal2 itu, Allah akan memberikan reward atas perbuatan baiknya. Si suami justru berhutang budi kepada isteri yang mau mengerjakan hal2 domestik. Tugas isteri hanya mengurus anak (-anak). Laki2 Indonesia pada tinggi resistensinya terhadap ajaran Islam spt yg saya katakan di atas. Budaya kita mengajarkan bahwa pekerjaan domestik adalah urusan perempuan. Kilas balik ... Seumur hidup saya tak pernah melihat Bapak memegang sapu. Untuk itu dari sejak kecil, saya dipersiapkan untuk jadi upik abu. Nyuci piring, nyapu, ngepel, beli minyak tanah ke warung pake jerigen yang beratnya minta ampun. Sementara my male siblings pada asyik ngelayap maen ketapel, maen gundu sampai maghrib. Coba kalau saya punya saudara perempuan, bisa gotong royong berdua ngerjakan urusan rumah. Ibu sudah capek memasak dan bekerja sebagai guru. Dulu waktu anak saya masih kecil, sekolahnya siang jam 13.00 sampai jam 18.00. Jadi pagi2 setelah siapkan sarapan baju suami, saya masih sempat nyemir sepatu suami membersihkan kaca matanya. Teman saya, sambil mesam-mesem kasih komentar: Kok mau-maunya sih, mbak? Saya bingung juga mendengarnya, bukankah ini tugas isteri? Meski suami tidak meminta. Toh saya sudah berhenti bekerja sejak mengikuti suami ke luar negeri. Ngapain lagi kalau bukan ngerjakan yang beginian? Malah saya merasa beruntung karena sudah terlatih dari sejak kecil. Umur 8 tahun sudah masuk dapur, wajah kebledhosan minyak goreng waktu menggoreng krupuk. Jari tangan mengelupas kena uap panas waktu mengangkat kukusan saat memasak nasi. Setelah anak saya sudah gede, sekolahnya pagi. Saya siapkan sarapan dan bekal makan siang utk mereka. Tak sempat lagi nyemir sepatu, paling2 bersihkan kaca mata. Sebab sayapun juga harus bersiap diri ngantar anak ke sekolah. Apalagi suami berangkat pagi sekali, untuk menghindari macet yg bisa bikin telat sampai kantor. Telat tiba di kantor is a huge shame. Dari pengalaman berpindah-pindah negara, ternyata nggak jauh beda yang dialami kaum wanita. Saya dengar keluhan para karyawati di kantor suami. Capek pulang dari bekerja, eh .. di rumah masih harus menyapu, memasak, dsb. Sedang suami mereka enak2 nonton TV menunggu hidangan makan malam siap. Malah ada yang sering dipukulin suami, sampai wajahnya bengeb2. Dia kabur ke rumah ibunya, tapi toh lusanya sudah balik lagi ke suaminya. Saya sampai gemas juga dg wanita itu, kok masih saja bertahan dengan suami macam itu. Dua tahun lalu, anak saya ada Easter break, 2 minggu, maka saya berlibur dan bertemu kembali dg mereka. Ngobrol ngalor ngidul, termasuk urusan domestik rumah. Mereka ternganga-nganga, saat saya bilang bahwa suami saya yang membersihkan 4 kamar mandi dan mem-vacuum carpet.T Tak menyangka si mantan boss mereka kok mau ngerjakan hal2 itu di rumah. Teman saya yang orang Kanada, pernah ngiri pada saya, karena suaminya tak mau tahu dengan urusan rumah. OK, akhir kata, saya tidak setuju pendapat mas Werkuwer di bawah ini. Suami saya juga mengerjakan domestic chores sebagaimana diajarkan dalam Islam, dan yg dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kalau rumah tangga saya dicap tidak Islami, saya protes :-D Salam, Flora -- Re: Muslimah Feminists: 'Islam must not be used to discriminate agai Posted by: werkuwer mnug2...@yahoo.com werkuwer Mon Feb 16, 2009 9:34 pm (PST) ini jelas keluarga yg ndak islami. mana ada laki-laki mengerjakan tugas-tugas domestik dalam ayat? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: Kenapa sih bukan suaminya yg tugas cuci piring ? Ane yg bagian cuci piring tuh di rumah. Ini warisan dari kebiasaan bokap. Ebes malah lebih ekstrim lagi, yg ngepel, cuci pakaian dan bikin minum, yg ngerjain ebes sendiri. Padahal ebes ini tentara lho. Yg identik dengan maskulin. Ane aja malu sama tingkat kerajinan bokap. salam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Jangan Sia-siakan Muslim Rohingya, Mereka Butuh Bantuan
Jangan Sia-siakan Muslim Rohingya, Mereka Butuh Bantuan Rabu, 18/02/2009 08:51 WIB Cetak | Kirim | RSS Negara-negara ASEAN diharapkan tidak mengusir orang Rohingya yang berasal dari Myanmar dan mengembalikannya ke negara asal mereka, sebab apabila mereka kembali ke Myanmar, orang-orang ini akan kembali mendapat perlakuan yang kejam dari rezim pemerintah militer Myanmar. Kami berharap negara-negara ASEAN memperlakukan etnik Muslim Rohingya dengan baik. Negara-negara ASEAN termasuk Indonesia didesak untuk memperlakukan Muslim Rohingya dengan baik atas dasar rasa kemanusiaan dan ukhuwah Islamiyah, kata Wakil Sekjen World Islamic People Leadership (WIPL) Din Syamsuddin, dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (17/2). WIPL akan menampung orang-orang Rohingya itu bila tak ada negara ASEAN yang mau menampung mereka. Meski demikian, menurutnya, pemerintah negara ASEAN termasuk Indonesia tak lepas tangan atas tanggung jawab kemanusiaan mereka. Saat ini, sekitar 300 orang Rohingya yang terdampar di Indonesia dan mereka ditampung di Aceh memerlukan sejumlah bantuan seperti obat-obatan, makanan, dan pakaian. Mereka membutuhkan uluran bantuan, karena itu, Din berharap Indonesia akan memberikan bantuan dan perlindungan kepada warga Rohingya itu. Pemerintah Indonesia diharapkan tak membiarkan mereka terkatung-katung nasibnya apalagi Indonesia pernah berhasil dalam menangani pengungsi Vietnam, ujarnya. Ia mendesak komunitas dan organisasi internasional yang selama ini membela HAM memberikan perhatian pada nasib orang-orang Rohingya. Karena selama ini, organisasi internasional yang kerap membela dengan gigih korban pelanggaran HAM dan berbuat hal yang sama terhadap muslim Rohingya. Kami memprotes keras langkah pemerintah Myanmar yang membuat orang-orang Rohingya itu keluar dari negara mereka. Mereka pergi karena tak diperlakukan secara adil. Pemerintah Myanmar telah melakukan pelanggaran HAM berat, tegasnya. Untuk itu, WIPL juga akan berupaya menggalang tokoh agama ASEAN untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah Myanmar agar memperlakukan Rohingya dengan baik. Termasuk juga Thailand yang diyakini pernah melakukan penyiksaan terhadap mereka. Kalau memungkinkan kami juga akan menyampaikan hal ini dalam ASEAN Summit di Thailand bulan ini, pungkasnya. Sementara itu, Diretur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizaton (CDCC) Abdul Mu'ti menyatakan, dalam kasus Rohingya ini Indonesia harus dapat memperlihatkan kepeduliannya, termasuk tokoh-tokoh Islam harus bisa memberikan perhatian penuh terhadap muslim Rohingya. Kalau di Palestina yang jauh umat muslim Indonesia memberikan perhatian tapi kenapa untuk kasus Rohingya, hampir tidak ada respon dari tokoh sesama muslim, tandasnya.(novel) http://www.eramuslim.com/berita/nasional/jangan-sia-siakan-muslim-rohingya-m ereka-butuh-bantuan.htm [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza
Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang diposting oleh pak Ambon. Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan. Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut di-plengosi jama'ah WM :-) Hiks . Salam, Flora -- PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel, Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza. Kalian membunuhi orang-orang. seru Erdogan keras kepada Perez. Apa yang kalian lakukan tidak manusiawi! Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, Apakah Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda? repetnya. Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja. Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan. Setelah itu, Erdogan pun berkata, Bagi saya pertemuan Davos sudah selesai. Saya tidak diizinkan untuk bicara di sini. Perdana Menteri kalian, Ohud Olmert, mengatakan sangat senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan roket, dan membunuh warganya. ujarnya dengan nada tegas kepada Perez, yang langsung disambut dengan tepuk-tangan para hadirin. Setelah itu, Erdogan pun meninggalkan forum dan dengan cuek melewati Perez yang tampak tertekan. Erdogan mengatakan tak akan menghadiri lagi forum itu. Perkataan Erdogan di atas langsung membuat Shimon Perez mengkerut. Ia terlihat tidak pede dalam pertemuan itu. Perdana Menteri Kjell Magne Bondevik dari Norwegia berkata, Saya tidak pernah melihat Perez seperti itu. Ia mungkin sadar bahwa seluruh dunia sekarang sedang memusuhinya. Saya sedih Erdogan meninggalkan forum. Dukungan untuk Erdogan datang dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri Mesir, Moussa, yang selama debat hanya diam saja, berkomentar, Sikap Erdogan bisa dipahami. Israel memang tidak pernah mendengarkan siapapun. Hubungan Turki dengan Israel memang menjadi buruk ketika Israel melancarkan Operasi Cast Lead ke Gaza. Recep Tayyip Erdogan adalah satu dari sedikit pemimpin negara yang secara terang-terangan mengecam Israel. (sa/wb/jp) http://www.eramuslim.com/berita/dunia/pm-turki-sumpah-serapi-presiden-israel .htm Pulang ke Turki, Erdogan Disambut Bak Pahlawan Jumat, 30/01/2009 14:26 WIB Cetak | Kirim Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pulang mendapat sambut bak seorang pahlawan saat tiba di negerinya sepulangnya dari pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Sekitar 5.000 orang bersorak sorai sambil melambaikan bendera Turki dan bendera Palestina, ketika pesawat yang membawa Erdogan menyentuh landasan bandara Turki hari Jumat pagi waktu setempat. Rakyat Turki memuji ketegasan sikap Erdogan saat berdebat dengan Presiden Israel Shimon Peres tentang agresi brutal Israel di Gaza dalam Forum Davos. Seperti diberitakan, Erdogan melakukan aksi walk out saat debat dengan Peres, karena moderator debat David Ignatius-kolomnis harian Washington Post-tidak memberi kesempatan pada Erdogan untuk menjawab argumen Peres tentang perang Israel di Gaza. Ignatius hanya memberikan waktu satu menit pada Erdogan untuk merespon pemaparan Peres yang memberikan justifikasi terhadap serangan brutal Israel ke Gaza. Kesal dengan sikap Ignatius yang juga beberapa kali memotong pernyataannya, Erdogan langsung meninggalkan kursinya sambil berkata pada Peres Anda pembunuh. (ln/aljz) -- Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza Posted by: Sunny am...@tele2.se Thu Jan 29, 2009 2:29 pm (PST) http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1233050211059pagename=JPost%2FJP Article%2FShowFull Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza Erdogan walks past Peres and Ban Jan. 29, 2009 HERB KEINON and AP , THE JERUSALEM POST Israeli-Turkish relations took a dramatic turn for the worse in Davos Thursday night when Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan stormed red-faced off the stage at the World Economic Forum after sparring with President Shimon Peres over the fighting in Gaza. Erdogan was angry over being cut off by a panel moderator after listening to an impassioned monologue by Peres defending Operation Cast Lead. Peres's defense was prompted by harsh criticism leveled at Israel not only by Erdogan, but also by the two other panelists, Arab League head Amr Moussa and UN Secretary-General Ban Ki-moon. You are killing people,
[wanita-muslimah] Re: Ternyata GOLPUT TIDAK HARAM, Menurut MUI.
Duluu, waktu saya pernah 5 tahun tinggal di Argentina, golput itu dikategorikan sebagai un delito, melanggar hukum. Jadi orang pada takut golput, karena ancamannya masuk penjara. Hari H untuk nyoblos ditetapkan pada hari Minggu. Jadi tak ada alasan untuk mangkir. Salam, Re: Ternyata GOLPUT TIDAK HARAM, Menurut MUI. Posted by: Ari Condro masar...@gmail.com masarcon Thu Jan 29, 2009 12:47 am (PST) Aku lom pernah nyoblos nih. Enaknya pilih yang mana ya ? Ayo ayo, yg mau dicoblos silakan mempromosikan profil masing masing. Japri aja tapinya, soale di milis wm dilarang kampanye ... Hehe salam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ternyata GOLPUT TIDAK HARAM, Menurut MUI.
Betul, dulu kami tinggal di Argentina 5 tahun, lalu di Kuba 4 tahun. Mereka nyoblosnya kan diatur dg jadwal masing2, jadi nggak sampai boros waktu yang dihabiskan utk ngantri. Jadwal Misa di gereja juga beragam, jadi masih tetap bisa menghadiri Misa, kalau mau. Tapi. seingat saya, yang saya lihat gereja kok sepi2 aja, nggak banyak jamaah. Kayaknya mereka baru datang ke gereja kalau ada pernikahan atau kesripahan (kematian), atau komunion. Yang di Kuba sih, nyoblos bisa dipastikan 100% untuk Fidel Castro. Rela nggak rela . Gereja di Kuba dijadikan museum. Ibu2 expatriat tiap Rabu pada jalan2 mengunjungi berbagai gereja, istana tempat singgah Christopher Columbus, Museo de Bellas Artes, pabrik cerutu, pabrik parfum, rhum, dsb. Kuba itu ibarat mobile museum, di mana2 selalu ada tempat2 peninggalan sejarah. Begitu . Salam, Flora -- Re: Ternyata GOLPUT TIDAK HARAM, Menurut MUI. Posted by: Ari Condro masar...@gmail.com masarcon Thu Jan 29, 2009 7:08 am (PST) Flora dan wahyu dulu bukannya di Kuba ? Kalo kuba sih emang rata rata atheis, secara dia komunis gitu lho . :p salam, -Original Message- From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com Date: Thu, 29 Jan 2009 15:52:23 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ternyata GOLPUT TIDAK HARAM, Menurut MUI. ah mosok sih? hari minggu kan hari ke gereja terus orang argentina kan religius jadi kalau nyoblos hari minggu kan malah bolos ke gereja tar MGA (Majelis Gereja Argentina) mengeluarkan fatwa haram nyoblos :)) salam, -- wikan [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kenapa Ulil, Lutfi dan Carter Beda
Kenapa Ulil, Lutfi dan Carter Beda Oleh : Redaksi 22 Jan 2009 - 6:00 am Oleh: Amran Nasution * Seluruh dunia mengutuk Israel. Tapi tokoh Jaringan Islam Liberal mengampanyekannya. Jimmy Carter saja menuding Israel memelaratkan orang Palestina. Sejak perang di Gaza memasuki pekan kedua, kian jelas Israel akan mengulang apa yang dialaminya dengan Hizbullah di Lebanon pada 2006: kegagalan. Pendapat seperti itu, antara lain, bisa dibaca dari tulisan Jackson Diehl, wartawan The Washington Post. Dalam sebuah artikel berjudul Hard Lesson for Israel (Pelajaran pahit bagi Israel) di korannya 9 Januari lalu, Diehl menulis bahwa tujuan serangan Israel adalah mengurangi kemampuan militer Hamas secara substansial, dan kemudian memaksa Hamas menyetujui gencatan senjata dengan berbagai keuntungan buat Israel. Ternyata Hamas bisa bertahan. Walau kecil, korban di pihak Israel sudah jatuh. Lebih dari itu Israel dikecam dunia karena serangannya mengakibatkan jatuhnya banyak korban sipil - seperti wanita dan anak-anak -- yang tersiar ke seluruh dunia melalui layar televisi. Citra negeri Yahudi itu hancur-hancuran. Maka akhirnya Israel harus mengumumkan gencatan senjata sepihak dalam kondisi yang tak memuaskannya. Dan ini terjadi 18 Januari lalu, hanya beberapa hari sebelum Amerika dipimpin pemerintah baru Barack Obama yang lebih cerdas, lebih menyukai perdamaian. Serangan Israel sejak 27 Desember lalu, memang dilakukan seperti mengejar setoran, mumpung George Bush masih Presiden Amerika Serikat. Serangan mengakibatkan puluhan masjid porak-poranda - Israel sengaja mengebom masjid dengan dalih tempat suci itu dijadikan Hamas ajang penyimpanan senjata dan amunisi - sejumlah sekolah, termasuk sekolah internasional Amerika (American International School) dan sekolah PBB (United Nations School), kantor pers, rumah sakit, berbagai fasilitas umum, rumah-rumah pribadi. Sekitar 1245 orang Palestina tewas, lebih separuhnya adalah orang sipil, terutama wanita dan anak-anak. Lebih 5300 orang cedera. Belakangan tank Israel malah menembaki markas PBB. Juga dihancurkan fasilitas air minum dan listrik. Tampaknya Israel ingin menjadkan Gaza yang sekarang pun sudah amat miskin dan menderita, kembali hidup seperti di zaman batu. Tanpa fasilitas apa pun. Jon Alterman, Ketua Program Timur Tengah di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washington, berpendapat serangan dipaksakan Israel karena mereka tak yakin pada reaksi Barack Obama bila serangan dilakukan setelah Obama dilantik menjadi presiden. Penasehat politik Obama, David Axelrod, dalam sebuah acara di jaringan televisi CBS, mengatakan Obama akan bekerjasama erat dengan Israel. Negeri itu adalah sekutu terdekat Amerika di kawasan. ''Tapi Obana akan melakukannya dengan mempromosikan perdamaian, bekerja sama dengan Israel dan Palestina untuk mencapai tujuan itu,'' katanya. Agaknya Obama harus realistis pada kondisi negerinya. Ekonominya morat-marit dilanda krisis. Utangnya 11,3 triliun dollar, merupakan yang terbesar di dunia. Belakangan ada tanda-tanda China mulai enggan membeli obligasi Amerika Serikat. Selama ini China merupakan negara pembeli obligasi atau surat utang dari Amerika terbesar - selain negara di Timur Tengah dan Jepang. Entah kemana lagi Amerika Serikat menambah utang bila China dan Timur Tengah telah menghindar. Padahal program Obama untuk melawan krisis membutuhkan dana ratusan milyar dollar, antara lain, untuk pembangunan proyek-proyek infra-struktur. Dalam kondisi seperti ini tentu tak realistis Obama memperluas peperangan di Timur Tengah demi mendukung nafsu Israel, misalnya, dengan menyerang Iran dan Suriah, dua negara yang konsisten mendukung perjuangan Hamas. Obama malah akan menarik tentaranya dari Iraq, sekaligus menciptakan perdamaian di Timur Tengah, salah satu program yang dijajakannya waktu kampanye. Artinya, masa-masa Israel merajalela selama 8 tahun kepemimpinan George Bush agaknya sudah berakhir. Kelompok Neokon Israel memang perkasa secara militer. Dia satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Tapi ia adalah sebuah negeri kecil dengan 7 jutaan penduduk yang terkepung oleh negara-negara Arab. Tanpa Amerika Serikat, Israel bukanlah apa-apa. Tanpa Amerika, Israel sudah kalah dalam perang Oktober 1973. Dan tanpa bantuan Amerika, Israel tak akan semaju sekarang. Buku The Israel Lobby and U.S. Foreign Policy (Farrar, Straus Giroux, 2007) yang ditulis dua akedemisi ternama, Profesor John Mearsheimer (University of Chicago) dan Profesor Stephen Walt (Kennedy School of Government, Harvard University) membuat sinyalemen seperti itu. Sejak Perang Oktober 1973, Washington sudah memberi bantuan kepada Israel sebesar 140 milyar dollar. Tak satu pun negara di dunia yang pernah diberi bantuan sebesar itu oleh Amerika. Tidak juga negera-negara Eropa yang menjadi sekutu Amerika Serikat di dalam NATO. Sejak 1976 sampai sekarang, setiap tahun Amerika memberikan bantuan
[wanita-muslimah] War and Natural Gas: The Israeli Invasion and Gaza's Offshore Gas Fields
http://www.globalresearch.ca/index.php?context=va http://www.globalresearch.ca/index.php?context=vaaid=11680 aid=11680 War and Natural Gas: The Israeli Invasion and Gaza's Offshore Gas Fields by Michel Chossudovsky Global Research, January 8, 2009 Email this article to a friend Print this article The military invasion of the Gaza Strip by Israeli Forces bears a direct relation to the control and ownership of strategic offshore gas reserves. This is a war of conquest. Discovered in 2000, there are extensive gas reserves off the Gaza coastline. British Gas (BG Group) and its partner, the Athens based Consolidated Contractors International Company (CCC) owned by Lebanon's Sabbagh and Koury families, were granted oil and gas exploration rights in a 25 year agreement signed in November 1999 with the Palestinian Authority. The rights to the offshore gas field are respectively British Gas (60 percent); Consolidated Contractors (CCC) (30 percent); and the Investment Fund of the Palestinian Authority (10 percent). (Haaretz, October 21, 2007). The PA-BG-CCC agreement includes field development and the construction of a gas pipeline.(Middle East Economic Digest, Jan 5, 2001). The BG licence covers the entire Gazan offshore marine area, which is contiguous to several Israeli offshore gas facilities. (See Map below). It should be noted that 60 percent of the gas reserves along the Gaza-Israel coastline belong to Palestine. The BG Group drilled two wells in 2000: Gaza Marine-1 and Gaza Marine-2. Reserves are estimated by British Gas to be of the order of 1.4 trillion cubic feet, valued at approximately 4 billion dollars. These are the figures made public by British Gas. The size of Palestine's gas reserves could be much larger. Map 1 Map 2 Who Owns the Gas Fields The issue of sovereignty over Gaza's gas fields is crucial. From a legal standpoint, the gas reserves belong to Palestine. The death of Yasser Arafat, the election of the Hamas government and the ruin of the Palestinian Authority have enabled Israel to establish de facto control over Gaza's offshore gas reserves. British Gas (BG Group) has been dealing with the Tel Aviv government. In turn, the Hamas government has been bypassed in regards to exploration and development rights over the gas fields. The election of Prime Minister Ariel Sharon in 2001 was a major turning point. Palestine's sovereignty over the offshore gas fields was challenged in the Israeli Supreme Court. Sharon stated unequivocally that Israel would never buy gas from Palestine intimating that Gaza's offshore gas reserves belong to Israel. In 2003, Ariel Sharon, vetoed an initial deal, which would allow British Gas to supply Israel with natural gas from Gaza's offshore wells. (The Independent, August 19, 2003) The election victory of Hamas in 2006 was conducive to the demise of the Palestinian Authority, which became confined to the West Bank, under the proxy regime of Mahmoud Abbas. In 2006, British Gas was close to signing a deal to pump the gas to Egypt. (Times, May, 23, 2007). According to reports, British Prime Minister Tony Blair intervened on behalf of Israel with a view to shunting the agreement with Egypt. The following year, in May 2007, the Israeli Cabinet approved a proposal by Prime Minister Ehud Olmert to buy gas from the Palestinian Authority. The proposed contract was for $4 billion, with profits of the order of $2 billion of which one billion was to go the Palestinians. Tel Aviv, however, had no intention on sharing the revenues with Palestine. An Israeli team of negotiators was set up by the Israeli Cabinet to thrash out a deal with the BG Group, bypassing both the Hamas government and the Palestinian Authority: Israeli defence authorities want the Palestinians to be paid in goods and services and insist that no money go to the Hamas-controlled Government. (Ibid, emphasis added) The objective was essentially to nullify the contract signed in 1999 between the BG Group and the Palestinian Authority under Yasser Arafat. Under the proposed 2007 agreement with BG, Palestinian gas from Gaza's offshore wells was to be channeled by an undersea pipeline to the Israeli seaport of Ashkelon, thereby transferring control over the sale of the natural gas to Israel. The deal fell through. The negotiations were suspended: Mossad Chief Meir Dagan opposed the transaction on security grounds, that the proceeds would fund terror. (Member of Knesset Gilad Erdan, Address to the Knesset on The Intention of Deputy Prime Minister Ehud Olmert to Purchase Gas from the Palestinians When Payment Will Serve Hamas, March 1, 2006, quoted in Lt. Gen. (ret.) Moshe Yaalon, Does the Prospective Purchase of British Gas from Gaza's Coastal Waters Threaten Israel's National Security? Jerusalem Center for Public Affairs, October 2007)
[wanita-muslimah] Yes George, you served your master well
Yes George, you served your master well 14.01.2009 Source: Pravda.Ru http://english.pravda.ru/world/americas/106942-0/ Now George it is over. Your Faustian deal gave you eight years of illegal and undeserved power. And did you make the most of it! You stole elections without hesitation, you lied without compunction, you started illegal wars without any consideration for international law, you shredded the Constitution without any respect for the check-and-balance system, you opened up concentration camps without any concern for the rule of law, and you maimed, tortured, and murdered without any regard for fundamental human rights. You fiddled while New Orleans floundered, while your cronies in the oil industry drove prices through the roof, while war profiteers ruthlessly plundered Iraq, and while the economy suffered its worst decline in decades. Yes George, you served your master well. And he served you. The suffering you inflicted upon others never touched you-aside from a pair of poorly aimed shoes. You were never impeached, prosecuted or even censured as a war criminal. And the fact that you intend-as you stated in your final press briefing-to spend your days lounging on the beach, when you should be spending them in a prison cell, adds just another name to the historical list of evildoers who have been rewarded for their crimes. Many critics claim that your arrogance, your ineptitude, and your self-serving distortions of the Christian faith are to blame for the eight-year nightmare you thrust upon the world. They say that history will recognize this, and perhaps not judge you so harshly. If that be so then history will be a lie, because it will fail to recognize what millions of Americans also failed to recognize before you stole your first election: that you and your cronies are pure and simply evil. One can vilify Hugo Chavez and the Mayan Indians all they want for openly recognizing this evil. The truth is that those Americans who refused to recognize your evil only confirmed that classic line from the movie THE USUAL SUSPECTS: The greatest trick the devil ever pulled was convincing the world he didn't exist. Many Americans shared your arrogance, and it blinded them to your hypocrisy. America, they claimed, was better than those petty dictatorships in third-world countries that loathe democracy, freedom and human rights. And thus they allowed you to turn America into the very beast they claimed to abhor. You condemned the tyranny of Saddam Hussein. Yes, he was an evil man. Yes, he placed people in illegal detention, used torture, rigged elections, and killed for political reasons. Yet, at the end of the day, his legacy is not much different from yours. So can it truly be called justice when he paid for his crimes with his life, while you pay for yours lounging about in a beachside mansion? During your illegal occupancy of the White House, you also exposed the corporate-controlled media for what they really are, profit-driven machines dealing in sensationalism and superficiality so they don't have to cover actual news. Today these media unabashedly refer to the conflict in Iraq as an unpopular war. But just a few years ago they were the primary cheerleaders fueling this war, silencing anti-war voices, and even firing reporters who questioned your motives for invading Iraq. Your seventy-five percent disapproval rating today masks the fact that just a few years ago your approval rating stood at eighty-six percent, and at pro-war rallies throughout America participants were speaking of you and your fellow war criminals as if you were deities. What a different world it would now be if this eighty-six percent had recognized the depths of your evil before the coup of 2000, instead of when it was too late. I wish there was a silver lining to the clouds that shrouded America for the past eight years. One could argue that beginning the new millennium in the grip of your evil means there is no place to go for the next nine hundred and ninety-two years but up. But this obscures the fact that those who fail to acknowledge evil at its inception are forever destined to be manipulated by mendacious, venal, megalomaniacal people who, to paraphrase Jesus, are willing to lose their souls to gain the world. But for you George it is over. Satan has fulfilled his end of the bargain. One day you and your cronies will be obligated to fulfill yours. Now all that is left to ask is this: Was the prospect of making reservations in history worth making reservations in hell? So good riddance to George W. Bush, Dick Cheney, Donald Rumsfeld, John Ashcroft, Alberto Gonzales, Paul Wolfowitz, Condoleezza Rice, John Yoo, Karl Rove and the other architects of evil too numerous to mention. May all the pain, suffering, torture and injustice you and your cronies inflicted upon others ultimately be visited upon you-for all eternity.
[wanita-muslimah] Israel Tarik Pasukan, Hamas Umumkan Gencatan Senjata
Senin, 19/01/2009 04:50 WIB Israel Tarik Pasukan, Hamas Umumkan Gencatan Senjata Indra Subagja - detikNews Jakarta - Akhirnya gencatan senjata tercapai di Gaza, Palestina. Ini setelah Israel menarik mundur tentaranya. Tidak lama, pihak Hamas pun mengumumkan gencatan senjata. Seperti dikutip Reuters, Senin (19/1/2009), dalam waktu 1 minggu, Israel akan melakukan penarikan pasukan. Dan tidak lama setelah terjadi gencatan senjata, tembakan ke udara terdengar dari masing-masing pihak. Kami tidak ingin tinggal di Gaza, dan kami ingin pergi secepatnya, kata PM Israel Ehud Olmert setelah berbicara dengan pemimpin Eropa di Jerusalem. Tentara dan kendaraan lapis baja terlihat mulai mundur perlahan dari perbatasan Gaza sejak Senin dini hari. Ini mengakhiri peperangan selama 22 hari yang telah menewaskan 1.300 warga Palestina, dan 10 tentara Israel, serta 3 penduduk sipil. Warga Gaza juga tampak mulai memasuki pusat kota, setelah bersembunyi di tempat aman. Berdasarkan data dari Biro Statistik Palestina, 4 ribu gedung hancur akibat peperangan ini, dan dibutuhkan dana sekitar US$ 1,6 miliar untuk memperbaiki infrastruktur.(ndr/gah) --- Re: Israel declares unilateral Gaza cease-fire Posted by: Dwi Soegardi soega...@gmail.com soegardi Sun Jan 18, 2009 10:00 am (PST) semua pada gemblung emang :-) Israel bilang Hamas sudah dilumpuhkan. Terus baiknya Hamas diem manis aja? Hamas masih menembakkan roket mainannya ke Israel. Pesawat tempur Israel langsung membalas. (hmm so much for cease fire) Masing-masing masih ingin menunjukkan siapa yang menang. Mboh, tapi yang kalah jelas. Ribuan tewas dan luka-luka, dan kelaparan. trus di sini juga masih ngomongin. emang gemblung On Sun, Jan 18, 2009 at 1:45 AM, Ari Condro masar...@gmail.com wrote: kalau baca jawa pos pagi ini sih, malah hamas yang menolak gencatan senjata. gemblung opo piye, iki :( [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ada gempa di irian. Umat muslim kemana ?
Mbak Mei, Israel mengincar lalu membantai Hamas itu kan cuma alasan pembenaran saja. Sejatinya Israel ingin menghabisi SELURUH orang Palestina, Terlebih anak2 Palestina, supaya tak ada lagi generasi penerus Palestina, Wanita2 Palestina harus habis, supaya tak ada lagi makhluk yang akan melahirkan generasi Palestina Hamas exist atau tidak, pokoknya orang Palestina harus dihabisi . Supaya aneksasi tanah jalan terus, expand ..expand . caplok.caplok Itu agenda sejatinya Israel. Dengan menghalalkan segala cara. Dianggepe wong sak donya bodo kabeh. Malah ada yang menyayangkan tuh .. kok serangan Israel nggak seefektif tsunami Aceh sih? Tetangga TimTeng sekitarnya memang pada ngawet sama polisi dunia juga sih, Biarpun kaya hasil alam minyaknya, tapi operatornya siapa, kalau bukan polisi dunia yg juga berbisnis di minyak. Salam, Flora -- Re: Ada gempa di irian. Umat muslim kemana ? Posted by: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Fri Jan 16, 2009 12:40 am (PST) Pak Ariel itu gimana sih Yg dilawan Israel itu gerilyawan Hamas bukan Palestina secara keseluruhan. Lha wong tetangga Palestina saja tenang2, gak bantu2; Liga Arab juga diam2 saja. Ketuanya malah jalan2 ke Jakarta, ngapain gitu? Artinya kan ada 'sesuatu' yg terjadi yg bukan seperti anggapan umum. Di sini [ milis2 tetangga] malahan salah kaprah, Yahudi yg diserang. Lha kan di Palestina juga ada orang yahudi. salam, l.meilany - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, January 12, 2009 8:25 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Ada gempa di irian. Umat muslim kemana ? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: Sesuai subyek. Banjir di mana mana, di irian juga baru gempa hebat. Tapi demonya melulu palestina. Pada ke mana nih umat muslim ? Pekarangan sendiri belum diberesin. Sodara setanah air menderita di lupakan. Masa yg ngurus banjir hanya tongtongsot ? Lha papua bagaimana ? Apa kudu panggil pailul dulu ? Jangan bilang, karena papua banyak yang kresten, lantas mereka bukan sodara lho, yah. salam, ya beda dong. krisis di palestina masalah bersama umat, makanya dituntut kepedulian ekstra tinggi per individu. sedang masalah bencana alam itu tanggung jawab pemerintah, merekalah yang harusnya bertindak, tapi masalah palestina jangan sampai dilupakan oleh pemerintah juga. salam, -ariel- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan Busana Kaum Perempuan Penjaja Seks
Hi.. hi.. mbak Mei ini lugu banget deh .. Arcon itu kan sedang meledek Nabi Muhammad, yang hidup di jaman belum ada kertas tissue WC, sarana MCK juga masih primitif, sumber air juga embuh ada ato nggak pepohonan, dedaunan, mbuh-mbuhan .. ada ato nggak, adanya cuman pasir dan batu2 kecil Maka, kalo nggak ada air, ya bersihkan saja dirimu dengan batu2 itu. Itu lho yang sedang di- ijtihad oleh Arcon terhadap wejangan Nabi ttg bgmn bersih2 diri. Salam, Flora Re: Jilbab dan Busana Kaum Perempuan Penjaja Seks Posted by: L.Meilany wpamu...@centrin.net.id Fri Jan 16, 2009 12:40 am (PST) Batu untuk apa Untuk ngusir setankah? Dulu waktu kecil kalo pergi2 saya dianjurkan bawa batu oleh alm ibu saya. Katanya kalo kebelet BAK/BAB dijalan genggam tuh batu kuat2, insya Allah perasaan kebelet itu akan hilang sampai ketemu WC umum. Dan itu manjur. Setelah besar saya menduga bahwa batu itu untuk media konsentrasi, mengalihkan perhatian Wallahualam, Salam, l.meilany - Original Message - From: Ari Condro To: Milis wm Sent: Thursday, January 15, 2009 1:29 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan Busana Kaum Perempuan Penjaja Seks Hidup perburuan cicak Hidup poligami Mari menikah beramai ramai di usia 12 tahun Yg laki laki mari pipis sambil berjongkok Jangan lupa bawa 3 buah batu kemanapun anda pergi salam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ada gempa di irian. Umat muslim kemana ?
Nggak usah pake logika, genocide oleh Israel terhadap Palestina itu sudah keporo nyoto dari sejak jaman dulu, bahkan sebelum Hamas dibentuk. It has been way too obvious! Tidak perlu harus cerdas dulu untuk mengetahui apa sesungguhnya agenda Israel. Mau ditutupi, mau berkelit, ngeles, mungkir, atau apapun, tidak akan bisa mengelabuhi siapapun. Bahkan terhadap orang2 yang nge-fans terhadap Israel. Mereka tak bisa menipu diri terhadap kenyataan ketidakadilan, kedholiman yang dilakukan Israel. Ya ndak? Ya ndak? -- Re: Ada gempa di irian. Umat muslim kemana ? Posted by: werkuwer mnug2...@yahoo.com werkuwer Fri Jan 16, 2009 4:41 am (PST) logikanya kan gini: hamas ada di palestina. jadi ini perangnya palestina. hamas adalah orang-orang arab. jadi ini perangnya bangsa arab. hamas beragama islam. jadi ini perangnya orang islam. hehehe... kecian ndak logika ini? - --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas \GMail\ florapamung...@... wrote: Mbak Mei, Israel mengincar lalu membantai Hamas itu kan cuma alasan pembenaran saja. Sejatinya Israel ingin menghabisi SELURUH orang Palestina, Terlebih anak2 Palestina, supaya tak ada lagi generasi penerus Palestina, Wanita2 Palestina harus habis, supaya tak ada lagi makhluk yang akan melahirkan generasi Palestina Hamas exist atau tidak, pokoknya orang Palestina harus dihabisi . Supaya aneksasi tanah jalan terus, expand ..expand . caplok.caplok Itu agenda sejatinya Israel. Dengan menghalalkan segala cara. Dianggepe wong sak donya bodo kabeh. Malah ada yang menyayangkan tuh .. kok serangan Israel nggak seefektif tsunami Aceh sih? Tetangga TimTeng sekitarnya memang pada ngawet sama polisi dunia juga sih, Biarpun kaya hasil alam minyaknya, tapi operatornya siapa, kalau bukan polisi dunia yg juga berbisnis di minyak. Salam, Flora [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] WHY ORTHODOX JEWS ARE OPPOSED TO A ZIONIST STATE (Re: Peta Palestina .......)
WHY ORTHODOX JEWS ARE OPPOSED TO A ZIONIST STATE First some introductions: 1) What is The People of Israel ? The People of Israel have existed for thousands of years. They have their own particular, essential nature. The Torah is the source of their essential nature. Without Torah and Faith there is no People of Israel. Whoever denies the Torah and the Faith is no longer part of the People of Israel. The purpose of the People of Israel in this world is Divine Service. Their salvation is occupation in Divine Service. 2) What is Zionism? Zionism is a relatively new thing. It has only existed for a century. Zionism redefines the true essential nature of the People of Israel, and substitutes for it a completely contradictory and opposite character - a materialistic worldly nation. Their misfortune is lack of what other nations possess, i.e. a state and army. Their salvation is possession of a state and army etc. This is clearly spelled out in the circles of Zionist thought, and among the leaders of the Zionist State, that through changing the nature and character of the People of Israel and by changing their way of thinking they can set before the People of Israel their salvation -- a state and an army. The People of Israel oppose the so-called State of Israel for four reasons: FIRST -- The so-called State of Israel is diametrically opposed and completely contradictory to the true essence and foundation of the People of Israel, as is explained above. The only time that the People of Israel were permitted to have a state was two thousand years ago when the glory of the creator was upon us, and likewise in the future when the glory of the creator will once more be revealed, and the whole world will serve Him, then He Himself (without any human effort or force of arms) will grant us a kingdom founded on Divine Service. However, a worldly state, like those possessed by other peoples, is contradictory to the true essence of the People of Israel. Whoever calls this the salvation of Israel shows that he denies the essence of the People of Israel, and substitutes another nature, a worldly materialistic nature, and therefore sets before them, a worldly materialistic salvation, and the means of achieving this salvation is also worldly and materialistic i.e. to organize a land and army. However, the true salvation of the People of Israel is to draw close to the Creator. This is not done by organization and force of arms. Rather it is done by occupation to Torah and good deeds. SECOND -- Because of all of this and other reasons the Torah forbids us to end the exile and establish a state and army until the Holy One, blessed He, in His Glory and Essence will redeem us. This is forbidden even if the state is conducted according to the law of the Torah because arising from the exile itself is forbidden, and we are required to remain under the rule of the nations of the world, as is explained in the book VAYOEL MOSHE. If we transgress this injunction, He will bring upon us (may we be spared) terrible punishment. THIRD -- Aside from arising from exile, all the deeds of the Zionists are diametrically opposed to the Faith and the Torah. Because the foundation of the Faith and Torah of Israel is that the Torah was revealed from heaven, and there is reward for those who obey it and punishment for those who transgress it. The entire People of Israel is required to obey the Torah, and whoever doesn't want to, ceases to be part of the congregation of Israel. FOURTH -- Aside from the fact that they themselves do not obey the Torah they do everything they can to prevent anyone they get under their power from fulfilling the commands of the Torah, the claims to freedom of religion are lies. They fight with all of their strength to destroy the Faith of Israel. The Zionists claim that they are the saviors of Israel, but this is refuted by twelve things: FIRST -- If one contemplates the two thousand years of our exile, take any hundred years even the hardest, one will not find as much suffering, bloodshed, and catastrophes for the People of Israel in the period of the Zionists, and it is known that most of the suffering of this century was caused by the Zionists, as our Rabbis warned us would be the case. SECOND -- It is openly stated in books written by the founders of Zionism that the means by which they planned to establish a state was by instigating anti-Semitism, and undermining the security of the Jews in all the lands of the world, until they would be forced to flee to their state. And thus they did - They intentionally infuriated the German people and fanned the flames of Nazi hatred, and they helped the Nazis, with trickery and deceit, to take whole Jewish communities off to the concentration camps, and the Zionists themselves admit this. (See the books Perfidy, Min Hameitzor, etc.). The Zionists continue to practice this strategy today. They incite
[wanita-muslimah] Speech by Anti Zionist Orthodox Jews in protest to stop the Masacre in Gaza
The following speech was delivered by Anti Zionist Orthodox Jews at the Emergency Protest to Stop the Massacre in Gaza rally, Rockefeller Center, New York City, December 27, 2008, 2.00 PM and again at a Protest in London on December 28, 2008 (This speech was originally delivered in Durban, South Africa by Rabbi Y D Weiss) May our words be pleasing to the Creator and cause His Great Name to be sanctified. Assalaam Aleikhum: The world stands aghast as the atrocities being committed by the Zionist regime in Gaza, becomes known in ever greater and shocking detail. Mere words are insufficient to express the pain that all mankind feels at the plight of the Gaza and Palestinian people. For over one hundred years, they have been subject to a carefully conceived plan, to drive them from their homes and their land. Throughout their history, the Zionists have resorted to intimidation, war, ethnic cleansing and state-sponsored terrorism to achieve their goals. This is, has been and continues to be, the criminal agenda of the Zionist movement. But among this movement's greatest crimes, is that it has claimed to carry out these nefarious actions in the name of holiness, in the name of the Almighty, in the name of Judaism and the Jewish people !! This is a wicked and monstrous lie !! It is a desecration of our religion !! Judaism forbids and rejects Zionism and the existence of the State of Israel. We have been expressly commanded by the Almighty that we are forbidden to have our own sovereignty in this heavenly decreed exile, we are also forbidden to rebel against any nation. Torah believing Jews, under the leadership of the most esteemed rabbis of the 20th century have always opposed and fought against Zionism and ultimately the State of Israel. Unfortunately in recent years the Zionists have succeed in seducing and co-opting members of the religious community and some rabbis into support of not allowing the return of the rightful owners, the Palestinian people, to their land, by fear mongering, by appealing to their worst fears, that there is a religious conflict and that the Arabs always have had an ingrained hate for the Jews. Especially, they claim, that because of the many years of the existence of the State of Israel, if the Palestinians where to return to their land, they would massacre the Jews, may the Almighty protect us. Anyone familiar with the ploys and techniques of the Zionist State is aware of this fact. Before the advent of Zionism, Muslims and Christian, Arabs and Jews, lived peacefully together in the Holy Land, as in all the Muslim lands, - Ask your grandparents! - They remember those peaceful days! And in fact it is here the opportune time to thank all the Muslim countries for their extraordinary friendship, hospitality and safe haven that they have provided to the Jewish people throughout the ages! The Zionists rely on the Bible, the Torah, for their imaginary right to ethnically cleanse the Palestinian people and to subjugate them. This is a pathetic joke! The Zionists have always been heretics and rejected all the fundamental tenets of our faith, and yet they have the nerve, the arrogance, the audacity, the chutzpa, to pretend to base their behavior on our holy Torah. We know what our holy writings and our great rabbis have taught us - that we are forbidden to subjugate or oppress anyone or to desecrate the holiness of the Holy Land with paths of violence, ethnic cleansing, discrimination and military power. Our religion teaches justice. It teaches peace. It teaches compassion. In fact, the greatest and ultimate hope and prayer of the Jewish people is, that when the Messiah comes that then Nation shall no longer lift up sword against nation, and they will make war no more. All nations will serve God together in peace. To the governments of the world, it is not through your support of the Zionist regime - the State of Israel, that the Jewish people are being helped! On the contrary, this tragic historical mistake has led to the killing of Arabs and Jews alike. The governments of the great powers, by supporting the State of Israel are not only harming the Palestinian people but they are also unwittingly contributing to the growth of hostility towards Jews worldwide! To our Jewish brethren, we beg! Do not be intimidated by ruthless Zionist bullying and violence!! - Proclaim loudly and clearly your outrage, pain and sympathy for the people of Gaza and that those who show contempt for the Torah, the teachings of our rabbis, and disregard the ethical and moral basics of our faith, have no right to speak on behalf of the Jewish People or Judaism! We must tell the world that self rule, sovereignty and ALL the rights of the Palestinian people, must be restored throughout historic Palestine! This is a requirement of Jewish ethics and values! Jewish justice demands the return of the Palestinian refugees to their homes,
[wanita-muslimah] OOT - Fw: Kantin Kejujuran Tulungagung Bangkrut
TULUNGAGUNG - Kantin kejujuran SMUN 01 Boyolangu Kabupaten Tulungagung yang di-launching 20 hari lalu bangkrut. Pasalnya, modal awal yang disediakan panitia dan diharapakan bisa mencegah prilaku korupsi sejak dini tak kembali. Realita ini membuat pihak sekolah memutuskan menutup sementara kantin kejujuran. NY salah satu siswa kelas III IPA menuturkan, tidak sedikit dari teman-temanya yang sengaja mengambil untung dalam proyek yang disponsori Kejaksaan itu. Siswa yang tidak jujur dengan leluasa mengambil makanan dan minuman (mamin) tanpa harus membayar. Kalaupun membayar, biasanya oknum siswa ini mengambil kembalian uang yang tidak sesuai. Dalam evaluasi, modal awal sebesar Rp1.500.000, hanya kembali sebesar Rp90.000. Ini yang menjadikan kantin kejujuran ini harus ditutup untuk sementara, ujarnya dengan mewanti agar namanya tidak dikorankan Senin (29/12/2008) . Sekedar diketahui, kantin kejujuran SMUN 01 Boyolangu ini dilaunching pada 9 Desember 2008. Pembukaan ini bertepatan dengan peringatan Hari Antikorupsi sedunia. Selain Kejaksaan dan muspida setenpat, Bupati Tulungagung Heru Tjahjono beserta seluruh jajaranya menyempatkan hadir dalam acara ini. Sebab SMUN 01 Boyolangu rencananya menjadi pilot projek kantin kejujuran sekolah se-Tulungagung. Alasan lainya, SMUN 01 Boyolangu merupakan sekolah tingkat menengah favorit di Kota Marmer, dimana putri Bupati Tulungagung juga menjadi anak didik di sana. Masih menurut NY, tanda-tanda bakal bangkrutnya kantin kejujuran sudah terlihat sejak awal. Dua hari pasca launching, modal Rp 1,5 juta yang berwujud makanan dan minuman ini hanya kembali Rp 900.000. Ini disampaikan kepala sekolah dalam upacara hari Senin dengan nada marah. Pak kepala sekolah mengimbau agar kejujuran siswa ditingkatkan, terangnya. Namun imbauan itu tidak membuat jera para siswa yang nakal. Uang Rp 900.000 tidak juga bertambah. Yang terkahir uang yang tersisa di kotak kasir kantin hanya Rp90.000. Dengan keadaan yang semakin buruk itu, dalam evaluasi pihak sekolah memutuskan untuk menutup sementara kantin kejujuran ini. Kepala Sekolah SMUN 01 Boyolangu Sawari Hadi Siswanto belum bisa dikonfirmasi. Guru Bahasa Inggris sekaligus panitia perlengkapan launching kantin kejujuran yang bernama Arif ketika dihubungi lewat via phone membenarkan jika pelaksanaan kantin kejujuran di sekolahnya belum sesuai harapan.(Solichan Arif/Sindo/ram) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Johann Hari: The true story behind this war is not the one Israel is telling
Johann Hari: The true story behind this war is not the one Israel is telling http://www.independent.co.uk/opinion/commentators/johann-hari/johann-hari-th e-true-story-behind-this-war-is-not-the-one-israel-is-telling-1214981.html Monday, 29 December 2008 Independent.co.uk Web The world isn't just watching the Israeli government commit a crime in Gaza; we are watching it self-harm. This morning, and tomorrow morning, and every morning until this punishment beating ends, the young people of the Gaza Strip are going to be more filled with hate, and more determined to fight back, with stones or suicide vests or rockets. Israeli leaders have convinced themselves that the harder you beat the Palestinians, the softer they will become. But when this is over, the rage against Israelis will have hardened, and the same old compromises will still be waiting by the roadside of history, untended and unmade. To understand how frightening it is to be a Gazan this morning, you need to have stood in that small slab of concrete by the Mediterranean and smelled the claustrophobia. The Gaza Strip is smaller than the Isle of Wight but it is crammed with 1.5 million people who can never leave. They live out their lives on top of each other, jobless and hungry, in vast, sagging tower blocks. From the top floor, you can often see the borders of their world: the Mediterranean, and Israeli barbed wire. When bombs begin to fall - as they are doing now with more deadly force than at any time since 1967 - there is nowhere to hide. There will now be a war over the story of this war. The Israeli government says, We withdrew from Gaza in 2005 and in return we got Hamas and Qassam rockets being rained on our cities. Sixteen civilians have been murdered. How many more are we supposed to sacrifice? It is a plausible narrative, and there are shards of truth in it, but it is also filled with holes. If we want to understand the reality and really stop the rockets, we need to rewind a few years and view the run-up to this war dispassionately. The Israeli government did indeed withdraw from the Gaza Strip in 2005 - in order to be able to intensify control of the West Bank. Ariel Sharon's senior adviser, Dov Weisglass, was unequivocal about this, explaining: The disengagement [from Gaza] is actually formaldehyde. It supplies the amount of formaldehyde that is necessary so that there will not be a political process with the Palestinians... this whole package that is called the Palestinian state has been removed from our agenda indefinitely. Ordinary Palestinians were horrified by this, and by the fetid corruption of their own Fatah leaders, so they voted for Hamas. It certainly wouldn't have been my choice - an Islamist party is antithetical to all my convictions - but we have to be honest. It was a free and democratic election, and it was not a rejection of a two-state solution. The most detailed polling of Palestinians, by the University of Maryland, found that 72 per cent want a two-state solution on the 1967 borders, while fewer than 20 per cent want to reclaim the whole of historic Palestine. So, partly in response to this pressure, Hamas offered Israel a long, long ceasefire and a de facto acceptance of two states, if only Israel would return to its legal borders. Rather than seize this opportunity and test Hamas's sincerity, the Israeli government reacted by punishing the entire civilian population. It announced that it was blockading the Gaza Strip in order to pressure its people to reverse the democratic process. The Israelis surrounded the Strip and refused to let anyone or anything out. They let in a small trickle of food, fuel and medicine - but not enough for survival. Weisglass quipped that the Gazans were being put on a diet. According to Oxfam, only 137 trucks of food were allowed into Gaza last month to feed 1.5 million people. The United Nations says poverty has reached an unprecedented level. When I was last in besieged Gaza, I saw hospitals turning away the sick because their machinery and medicine was running out. I met hungry children stumbling around the streets, scavenging for food. It was in this context - under a collective punishment designed to topple a democracy - that some forces within Gaza did something immoral: they fired Qassam rockets indiscriminately at Israeli cities. These rockets have killed 16 Israeli citizens. This is abhorrent: targeting civilians is always murder. But it is hypocritical for the Israeli government to claim now to speak out for the safety of civilians when it has been terrorising civilians as a matter of state policy. The American and European governments are responding with a lop-sidedness that ignores these realities. They say that Israel cannot be expected to negotiate while under rocket fire, but they demand that the Palestinians do so under siege in Gaza and violent military occupation in the West Bank. Before it falls down
[wanita-muslimah] Perjodohan Anak dan Perang Pemikiran
Perjodohan Anak dan Perang Pemikiran Kolom Benteng Terakhir oleh Siti Aisyah Nurmi Senin, 22/12/2008 07:44 WIB Perang Pemikiran (ghazwul fikry) amat gencar dilakukan para musuh Islam dalam bidang pendidikan anak yang termasuk dalam bidang pembahasan keluarga. Apalagi jika dalam budaya setempat ternyata ada celah-celah jahiliyah yang memang masih tersisa dari budaya lama, maka itulah sasaran empuk untuk memerangi syari'at Islam secara keseluruhan. Belum lama ini ada berita, seorang wanita muda keturunan Bangladesh berhasil dibebaskan dari tahanan orangtuanya di Bangladesh dan kini kembali ke Inggris, negeri yang ia (wanita tersebut) menyebutnya sebagai home. Humayra Abedin, seorang dokter yang sedang belajar di Inggris, ditahan orangtuanya di rumah dan rumahsakit jiwa karena akan dipaksa menikah di Bangladesh. Orangtuanya memanggilnya pulang dari Inggris dengan dalih ibunya sakit keras, padahal maksud sebenarnya adalah tidak setuju dengan hubungan Humayra dengan seorang Hindu. Dan orangtuanya ingin menikahkan sang dokter (dengan paksa) di Bangladesh. Tindakan pembebasan ini dimungkinkan oleh sebuah undang-undang Forced Marriage Act yang baru saja bulan lalu diberlakukan di Inggris untuk mencegah pernikahan paksa bagi penduduk Inggris Raya. Meskipun dokter Humayra bukan warga negara Inggris, ternyata Pengadilan Inggris mampu mempengaruhi pengadilan Bangladesh untuk memaksa orangtua dokter Humayra membawanya ke pengadilan dan kemudian menjemputnya dengan paksa dari tangan kedua orangtuanya di negerinya sendiri untuk dibawa ke Inggris. Sungguh hebat makar dunia Barat saat ini atas dunia Islam sampai-sampai sebuah negara harus rela menyerahkan warga negaranya dari negerinya sendiri untuk dibawa ke negara Barat dengan alasan untuk dilindungi. Alangkah malangnya Bangladesh yang membiarkan kedaulatannya dilecehkan dan mengalahkan kepentingan warga negaranya yang lain (yaitu kedua orangtua Humayra) untuk memuaskan syahwat negara Barat, padahal kedua orangtua Humayra bermaksud menegakkan syari'at Islam dengan tidak mengizinkan anaknya terus menjalin hubungan dengan boyfriend-nya yang Hindu. Pers Barat merilis masalah ini dari sisi kebebasan untuk menentukan pilihan bagi seorang anak. Pers Barat mengecam tindakan orangtua Humayra yang mengekang kebebasannya dan berencana menikahkan wanita ini dengan orang lain di Bangladesh. Kasus yang menarik, dengan tidak bermaksud mencampuri urusan dokter Humayra Abedin tersebut, cobalah kita lihat dari sisi lain. Beberapa waktu yang lalu juga ada berita di media elektronik Barat tentang keberhasilan seorang anak perempuan di bawah umur untuk mendapatkan Khulu atau gugat cerai dari suaminya karena ia sebenarnya tidak setuju dinikahkan dengan orang yang dipilihkan orangtuanya alias ia sebenarnya menikah karena dipaksa oleh orangtuanya. Kejadian ini terjadi di Yaman dan konon ada LSM asing yang terlibat membantu gugat cerai si anak dan sempat menarik perhatian mantan firstlady Amerika yaitu Hillary Clinton. Di tanah air seorang Ustadz Puji sempat menjadi berita karena menikahi anak di bawah umur. Sisi yang penting diamati di sini adalah: Apakah orangtua memang bersalah jika mengatur perjodohan anaknya? Apakah orangtua bersalah jika tidak setuju anaknya menikah dengan bukan muslim dan lebih memilih mencarikan jodoh lain bagi anaknya? Betapapun sang anak sudah dewasa dan sudah berpendidikan tinggi? Apakah orangtua bersalah jika menikahkan anaknya sejak masih di bawah umur? Jika saja dalam kacamata syari'at Islam semua hal di atas dinilai salah, maka jelaslah syariat Islam akan mengharamkan hal tersebut dan dokter Humayra boleh-boleh saja ber-e-mail dengan kawan-kawannya di Inggris untuk minta tolong dibebaskan dan kemudian Pengadilan Inggris berhak menuntut pembebasan dokter ini dari orangtuanya. Dipaksa menikah memang tidak sesuai dengan syariat Islam. Seorang anak gadis berhak menerima atau menolak calon yang diajukan orangtuanya, namun anak-pun tidak boleh memaksakan kehendak dan kemudian memilih jodoh yang bahkan bukan muslim. Bukankah seorang anak gadis dinikahkan oleh walinya yaitu orangtua? Berita-berita atau peristiwa-peristiwa di atas selalu dikaitkan dengan satu isyu yang sering membuat geram umat Islam: Human Rights/ Hak Asasi Manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) seolah sebuah undang-undang yang dapat menyebabkan orangtua boleh kehilangan hak asuh terhadap anaknya, boleh kehilangan hak untuk mengatur perjodohan anak dan sebagainya. Bahkan membolehkan seseorang menikah dengan jodoh pilihannya sendiri, meskipun beda agama. Dengan kata lain, HAM dianggap lebih tinggi dari hukum Islam meskipun terhadap ummat Islam sendiri. Begitulah realita dunia kita saat ini, khususnya dunia pemberitaan. Dominasi media Barat yang dikendalikan oleh jaringan musuh-musuh Islam, selalu saja mengangkat berita dan peristiwa yang sengaja untuk memenangkan Perang Pemikiran (Ghazwul Fikry) yang mereka lakukan. Tujuan mereka