[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama

2009-08-26 Terurut Topik muizof
ada pak :
1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman 
(QS 2:221),
2)  ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami 
mereka) yang kafir... (Qs 60:10)

Salam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote:

 Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki 
 agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. 
 Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat 
 ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang 
 berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran 
 karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. 
 aaahh, hihihi
 
 Wassalam,
 
 chodjim
 
 
 - Original Message - 
 From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@...
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
 
 
 Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg 
 menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic 
 agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan 
 pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya 
 kurang taat dalam beribadah.
 
 Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh 
 menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur 
 pernikahannya.
 
 Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg 
 seringkali turun naik.
 
 
 
 Regards,
 
 ... Maya Purnami ...
 
 
 
  Happiness is not having what you want. It is wanting what you have 
 
 
 
 Sent from my BoldBlackBerry®
 powered by INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: Ari Condro masar...@...
 
 Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
 
 
 kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga.
 
 cowok muslim married sama cewek kristen.  awalnya si cewek mau ikutan
 agama misoa, convert jadi muslim.  ndilalah, pas udah punya anak dua,
 jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen.  si cowok rada
 mendelu juga sih, tapi gimana lagi.  huahahaha ... :))
 
 
 
 2009/8/24 ritajkt rita...@...:
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@
  wrote:
 
  Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau
  mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita
  non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan
  kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk
  meninggalkan agamanya.
 
  Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti
  itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah
  dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh 
  pihak
  laki.
 
  Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa
  kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan?
 
 
  saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis,
  walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi 
  wanta
  ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami
  menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan
  otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang,
  perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, 
  menurut
  pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya 
  (dan
  sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?)
 
  Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya 
  juga
  terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non 
  Muslim?
  Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya 
  sebagaimana
  ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan
  perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang 
  dong
  yah?
 
  eng ing enggg :))
 
 
 
 
 
 -- 
 salam,
 Ari
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
 
 Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links





[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama

2009-08-26 Terurut Topik muizof

Istri nabi yang bernama mariyah el qibtiyah semula memang kristen koptic yang 
merupakan hadiah budak dari raja mesir. Namun setelah dinikahi Nabi, mariyah 
menjadi muslimah, buktinya ketika makamnya dipindakan ke pemakaman baru (baqi') 
pada masa Khalifah Umar Bin Khattab dilakukan shalat jenazah ghaib diimami oleh 
khalifah Umar ra.
Sedangkan istri nabi yang bernama shafiyah semula adalah yahudi namun setelah 
dinikahi nabi shafiyah memilih menjadi muslimah.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote:

 istri nabi juga ada yang kristen,
 ada juga yang yahudi.
 
 
 2009/8/26 sunny am...@...:
 
 
  Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen.
 
  - Original Message -
  From: firman wiwaha
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
 
  Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan?
 
  From: Ari Condro masar...@...
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM
  lho awalnya agamanya sama. kan
  istrinya jadi mualaf, udah seiman dong.
  cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya
  pindah agama.
 
 
 
  2009/8/25 Abdul Muiz mui...@...:
  
  
   1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman.
   2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan
  menikah beda agama, maka
   tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan
  negatifnya. Termasuk
   dampak emosi dan spiritualnya.
   3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih
  terus kalau dipertahankan
   sementara kalau berpisah masih cinta dan berat
  berpisah. Sebaiknya menempuh
   jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang
  dihasilkan mantab.
  
   Salam
   Abdul Mu'iz
  
   --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@...
  menulis:
  
   Dari: Ari Condro masar...@...
   Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda
  Agama
   Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM
  
  
  
   kalau udah terlanjur, gimana ?
  
   cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :))
  
   2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com:
  
  
  
  
  
   Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan
  beda agama, berikut ada
  
   tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan
  :
  
  
  
   Salam
  
   Abdul Mu'iz
  
  
  
   Pernikahan Beda Agama
  
   Ditulis oleh Komaruddin Hidayat
  
   Jumat, 01 Mei 2009 14:46
  
  
  
   TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan
  teologis, apakah pernikahan
  
   beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan
  sekadar menyajikan
   catatan
  
   psikologis problem yang muncul dari pasangan
  suami-istri yang berbeda
   agama.
  
  
  
   Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar
  berkonsultasi mengenai
  
   kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi
  problem akibat perbedaan
  
   keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada
  anak-anak mereka. Ada juga
  
   yang datang dengan status masih berpacaran dan
  bersiap memasuki jenjang
  
   pernikahan.
  
  
  
   Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga
  yang telah dibina
   belasan
  
   tahun, namun semakin hari serasa semakin kering,
  akibat perbedaan agama.
  
   Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran,
  
   perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh
  cinta. Tetapi
   lama-kelamaan
  
   ternyata jarak itu tetap saja menganga.
  
  
  
   Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang
  beragama Islam) pergi umrah
   atau
  
   haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan
  anak-anaknya bisa ikut
  
   bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri
  dan
  
   anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah
  satu kebahagiaan seorang
  
   ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah
  bersama anak istri.
  
  
  
   Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah
  puasa menjadi perekat
   batin
  
   kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit
  terpenuhi ketika
   pasangannya
  
   berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan
  beragama Kristen misalnya,
  
   pasti akan merasakan hal yang sama, betapa
  indahnya melakukan kebaktikan
   di
  
   gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya
  keinginan belaka.
  
  
  
   Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena
  anak-anaknya ikut agama
   ibunya.
  
   Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika
  ingin berbagi
   pengetahuan
  
   dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin
  plural ini pernikahan beda
  
   agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas
  dari persoalan teologis dan
  
   keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan
  berumah tangga itu untuk
   meraih
  
   kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling
  pengertian sangat penting
  
   terpelihara dan tumbuh.
  
  
  
   Bahwa karakter suami dan istri masing-masing
  berbeda, itu suatu
   keniscayaan.
  
   Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan

[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama

2009-08-24 Terurut Topik muizof
Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan 
menarik semoga bisa menjadi bahan renungan :

Salam
Abdul Mu'iz

Pernikahan Beda Agama
Ditulis oleh Komaruddin Hidayat
Jumat, 01 Mei 2009 14:46


TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda 
agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan 
psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama.

Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai 
kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan 
keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang 
datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan.

Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan 
tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada 
mulanya, terutama sewaktu masih pacaran,
perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan 
ternyata jarak itu tetap saja menganga.

Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau 
haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut 
bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan
anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah 
muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri.

Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin 
kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya 
berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, 
pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di 
gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka.

Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. 
Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan 
dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama 
kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan 
agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. 
Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh.

Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. 
Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, 
semuanya itu hal yang wajar selama keduanya
saling menerima dan saling melengkapi.

Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial 
karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan 
juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu 
mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah 
pasangan beda agama telah memiliki anak.

Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang 
diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau 
ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi 
perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber 
perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. 
Mengapa agama menjadi persoalan?

Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan 
tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk 
dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang 
idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. 
Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual 
berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak 
oleh
seluruh keluarga.

Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu 
menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai hidup. 
Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika pasangan 
hidupnya berbeda agama. Kenikmatan berkeluarga ada yang hilang. Jadi, sepanjang 
pengamatan saya, secara psikologis pernikahan beda agama menyimpan masalah yang 
bisa menggerogoti kebahagiaan. Ini tidak berarti pernikahan satu agama akan 
terbebas dari masalah.

Namun perbedaan agama bagi kehidupan rumah tangga di Indonesia selalu dipandang 
serius. Ada suatu kompetisi antara ayah dan ibu untuk memengaruhi anak-anak 
sehingga anak jadi bingung. Namun ada juga yang malah menjadi lebih dewasa dan 
kritis.

Pasangan yang berbeda agama masing-masing akan berharap dan yakin suatu saat 
pasangannya akan berpindah agama. Seorang teman bercerita, ada seorang suami 
yang rajin salat, puasa, dan senantiasa berdoa agar istrinya yang beragama 
Katolik mendapat hidayah sehingga menjadi muslimah.

Dengan segala kesabarannya sampai dikaruniai dua anak, istrinya masih tetap 
kokoh dengan keyakinan agamanya. Tapi harapannya belum juga terwujud dan bahkan 
perselisihan demi perselisihan muncul. Akhirnya 

Bls: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Muizof
itu sudah masuk referensi kajian fiqh mbak Lina, sepertinya mayoritas sepakata 
mengenai batas yang boleh kelihatan dalam shalat bagi wanita yaitu muka dan 
telapak tangan.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Kam, 16/7/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo.com menulis:

Dari: Lina Dahlan linadah...@yahoo.com
Judul: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 2:47 PM






 





  Assalamu'alaikum pak Muiz,



Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini 
rujukannya apa dan dimana ya, pak.



Terimakasih.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@...  wrote:



. (QS. 

  3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah  
  karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan 
   boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan 
  saja.  Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ??

 Wallahu a'lam bis shawab

 

 Wassalam

 Abdul Mu'iz

 

 At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:

 






 

  




 

















  Apakah demonstrasi  turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan 
jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-16 Terurut Topik Muizof
kalau jilbabnya sudah seperti itu ya gak perlu pakai mukenah atau rukuh lagi 
kan mas ?? :)

Salam
Abdul Mu'iz

--- Pada Kam, 16/7/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis:

Dari: Ari Condro masar...@gmail.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 3:13 PM






 





  jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi 
punggung tangan

juga tertutup kok.  gimana seh pak ustad hehehe



On 7/16/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo. com wrote:

 Assalamu'alaikum pak Muiz,



 Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini

 rujukannya apa dan dimana ya, pak.



 Terimakasih.

 wassalam,

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@...  wrote:



 . (QS.

  3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah

   karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang

  diperkenankan  boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan

  telapak tangan saja.  Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih

  kelihatan kan ??

 Wallahu a'lam bis shawab



 Wassalam

 Abdul Mu'iz



 At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote:











-- 

salam,

Ari


 

  




 

















  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [wanita-muslimah] Re: obrolan kilas balik

2009-04-10 Terurut Topik Muizof
kayaknya mbelgedes bakal kecewa deh

--- Pada Sab, 11/4/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com menulis:


Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Topik: [wanita-muslimah] Re: obrolan kilas balik
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 11 April, 2009, 10:45 AM








Ada juga yang membayangkan bahwa, sejak kemarin, SBY mulai membiarkan 
jenggotnya tumbuh supaya pantas berdampingan dengan PKS. Khayalan itu, jika 
terwujud, akan membawa malapetaka. Semoga koalisinya nanti bukan dari partai 
agama. 

















  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami vs Selingkuh

2009-04-07 Terurut Topik Muizof
ojo ngono ker, kapan-kapan ngebakso di Malang ya ?? atau Denpasar ??

Salam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sel, 7/4/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis:

Dari: Ari Condro masar...@gmail.com
Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami vs  
Selingkuh 
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 7 April, 2009, 2:59 PM












kang muiz marah marah karena dituduh tidak modern.  wehehehe ...

*gelar tikar dulu, nonton sambil nyeruput kopi*



2009/4/7 Abdul Mu'iz qual...@posindonesi a.co.id



   Mbak Put,

 Eyang kayaknya jangan dikasih anestesi, bagusnya diterapi untuk orang yang

 berkepribadian ganda, kayaknya jiwanya terbelah jadi dua. Tepatnya

 fisiknya tua tetapi jiwanya kanak-kanak. Kalau bahasanya lasykar pelangi,

 Orang tua yang terjebak pada jiwa anak-anak, atau anak-anak yang terjebak

 pada raga/jasad orang tua. Mbelgedes (bahasa jawa) itu sama dengan hoax.

 :)



 Wassalam

 Abdul Mu'iz





 

  Kalau suami/pacarmu seperti itu Eyang sarankan untuk ditinggal saja.

  Multi-brengsek itu. Bapakmu nggak seperti itu kan?

 

  ^_^...Alhamdulillah ...disekeliling put nggak ada yang ngomongnya kaya

  preman

  apa eyang mo kenalan sama papa?

  ntar dikasih anastesi lho^_^

 

  :putri

 

  --- On Mon, 4/6/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ 
  yahoo.comeyang_mbelgedes% 40yahoo.com 

 wrote:

 

  From: eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ yahoo.comeyang_mbelgedes% 
  40yahoo.com

 

  Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami

  vs Selingkuh 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com

  Date: Monday, April 6, 2009, 6:02 PM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  Kalau suami/pacarmu seperti itu Eyang sarankan untuk ditinggal

  saja. Multi-brengsek itu. Bapakmu nggak seperti itu kan?

 

 

 

  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, izzuddin al qassam

  wanitaacehtangguh@ ... wrote:

 

 

 

  banyak juga kok eyang para suami yang hanya ongkang-ongkang kaki dirumah

 

  keluyuran nggak jelas...

 

  mabuk.

 

  bisanya minta duit sama istri

 

  padahal sudah punya tiga anak dan istrinya repot...udah ngurus anak yang

  kecil disuruh ngurus suami yang brengsek .

 

  udah pengangguran selingkuh pula...

 

 

 

  :putri

 

 

 

  --- On Mon, 4/6/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... wrote:

 

 

 

  From: eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ...

 

  Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari

  Poligami vs Selingkuh 

 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 

  Date: Monday, April 6, 2009, 1:45 AM

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  Banyak kok suami yang senang mengurung istri di rumah saja,

  dijadikan boneka pajangan, disolek secantik-cantiknya dan

  dijadikan mesin tetas. Bakat dan keahlian istri tidak boleh

  dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak. Istri biasanya

  tidak boleh mencari nafkah sendiri supaya secara finansial

  tegantung kepada suami dan karenanya di bawah kendali suami.

 

 

 

 

 

 

 

  Banyak juga suami yang menyuruh istrinya dibrongsong, sedemikian rupa

  supaya kecantikannya tidak bisa dilirik orang lain. Seolah-olah istri

  ini adalah salah satu dari harta bendanya. Dinominakan, diturunkan

  derajatnya dari 'manusia' menjadi 'benda' yang bisa dikoleksi (sebagai

  istri pertama, kedua, ketiga, keempat, dst).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  [Non-text portions of this message have been removed]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  [Non-text portions of this message have been removed]

 

 



  





-- 

salam,

Ari



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-29 Terurut Topik Muizof
Kalau eyang berharap ada nabi cewek, pastilah eyang kecewa. Karena tidak ada 
nabi dari kalangan bani israil dan bani ismail berjenis kelamin cewek.

Allah itu memang Maha Ndagel alias Lucu, eyang. Kalau Eyang menafsirkan Islam 
adalah untuk kaum laki-laki ya keliru. Mosok hanya karena harapan eyang 
terhadap nabi cewek gak kesampaian lantas agama islam ditafsirkan cewek sebagai 
obyek penderita. Lha kaum cewek saja gak ada yang protes karena gak dijadikan 
nabi, kok Eyang sedih banget ??? ya untuk sementara Eyang semoga terhibur 
dengan adanya mbak nabila.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Ming, 29/3/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com menulis:

Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Topik: Bls: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 29 Maret, 2009, 10:56 AM












Jadi arti 'nabi' itu adalah 'laki-laki'? Kalau cewek 'nabila' ya? 
Gusti Allah ini memang suka ndagel dan sukanya cuma sama cowok aja. 



Jangan-jangan agama juga cuma berlaku untuk cowok saja sehingga bunyinya 
begini: 'agama adalah oleh, dari dan untuk cowok' saja? Sementara itu, cewek 
hanyalah obyek penderita agama... hahaha...



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Muizof mui...@... wrote:



 Nabi dan atau Rasul itu kan khas istilah bangsa schmith, ke semua nabi/rasul 
 itu ya keturunan Bani Israil dan Bani Ismail. Kalau merujuk pada qur'an, 
 injil, zabur dan taurot, maka gak ada nabi cewek. Di qur'an misalnya meskipun 
 dikisahkan wanita mulia dan hebat seperti : Ratu Sabah (istri Nabi Sulaiman), 
 Asiah (istri Firaun zaman Nabi Musa), Masyithoh wanita beriman yang digodog 
 fir'aun, Maryam (ibunda nabi Isa) mereka tidak ada yang digelari nabi.

 

 Wassalam

 Abdul Mu'iz

 

 --- Pada Jum, 27/3/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... menulis:

 

 

 Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ...

 Topik: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita 
 Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

 Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 Tanggal: Jumat, 27 Maret, 2009, 3:33 PM

 

 

 

 

 

 

 Seandainya Joan (yang hobi denger suara Tuhan dalam kepala dan merasa dipilih 
 Tuhan ini) berhasil mengalahkan musuh kira-kira apakah dia berhak menambah 
 jumlah nabi yang sudah dipatok mati Gusti Allah itu, supaya ada nabi 
 ceweknya? 

 

 1. Nabi Adam A.S 

 2. Nabi Idris A.S 

 3. Nabi Nuh A.S 

 4. Nabi Hud A.S 

 5. Nabi Shaleh A.S 

 6. Nabi Ibrahim A.S 

 7. Nabi Ismail A.S 

 8. Nabi Ishaq A.S 

 9. Nabi Luth A.S 

 10. Nabi Ya'qub A.S

 11. Nabi Yusuf A.S 

 12. Nabi Zulkifli A.S

 13. Nabi Syu'aib A.S

 14. Nabi Musa A.S 

 15. Nabi Harun A.S 

 16. Nabi Daud A.S 

 17. Nabi Sulaiman A.S

 18. Nabi Ilyas A.S

 19. Nabi Ilyasa A.S

 20. Nabi Ayyub A.S

 21. Nabi Yunus A.S

 22. Nabi Zakariya A.S

 23. Nabi Yahya A.S

 24. Nabi Isa A.S

 25. Nabi Muhammad S.A.W

 

 

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz quality@  wrote:

 

  Kalau nabi atau orang yang mengaku nabi di penghujung hidupnya berakhir

  dengan eksekusi hukuman mati itu karena ada pihak yang menggunakan

  kekuasaan untuk menghakiminya. Itulah fenomena organized religion.

  

  Kalau Tuhan aneh ya memang asma'ul husna itu banyak sekali menyimpan

  misteri. Contohnya Tuhan Maha berhitung (hasib dan muhshy), Perhitungan

  Tuhan tidak selamanya sejalan dengan klakulasi model manusia apakah itu

  model matematis atau model probabilitas. Manusia kan ilmunya setetes air,

  sementara ilmu Tuhan seluas samudra.

  

  salam

  Abdul Mu'iz

  

   Dulu kala ada perempuan Perancis bernama Joan/Jeanne de Arc yang merasa

   bahwa dia disuruh Tuhan untuk memimpin tentaranya melawan penjajah Inggris

   dan Burgundi. Namun sayang akhirnya ditangkap/ dibakar hidup-hidup.

   Seandainya dia memang menang, mungkin, saat itu dia diangkat menjadi nabi

   (?) oleh kerajaan Perancis karena seringkali di kepalanya dia sering

   mendengar suara 'Tuhan' yang memberikannya tuntunan dan perintah.

   (mestinya dulu tuntunan dan perintah Tuhan didokumentasikan supaya bisa

   dijadikan kitab suci bagi generasi penerusnya).

  

   Di pihak lain, (Inggris dan Burgundi) merasa bahwa Tuhan berada di

   pihaknya (entah ini Tuhan yang sama atau berbeda, tapi doa mereka

   menggunakan bahasa yang berbeda: Perancis dan Inggris). Mereka berhasil

   menangkap cewek Prancis ini dan membakarnya hidup-hidup juga atas nama

   Tuhan (yang berbahasa Inggris) dan mengutuk cewek Prancis ini dengan

   tuduhan telah melakukan penistaan agama...

  

   Siapapun yang menang/mayoritas dapat melakukan hal yang sama sejak jaman

   dulu kala... hahaha...

  

   Tuhan memang aneh, suka juga Tihan milih-milih utusan yang nyentrik

   seperti cewek Prancis ini. :)

  

   http://id.wikipedia .org/wiki/ Jeanne_d'Arc

  

  

   --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz quality@ wrote:

  

   mbak Ifadah

Bls: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?

2009-03-28 Terurut Topik Muizof
Nabi dan atau Rasul itu kan khas istilah bangsa schmith, ke semua nabi/rasul 
itu ya keturunan Bani Israil dan Bani Ismail. Kalau merujuk pada qur'an, injil, 
zabur dan taurot, maka gak ada nabi cewek. Di qur'an misalnya meskipun 
dikisahkan wanita mulia dan hebat seperti : Ratu Sabah (istri Nabi Sulaiman), 
Asiah (istri Firaun zaman Nabi Musa), Masyithoh wanita beriman yang digodog 
fir'aun, Maryam (ibunda nabi Isa) mereka tidak ada yang digelari nabi.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Jum, 27/3/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com menulis:


Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Topik: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh 
pada Pemimpin yang Zalim?
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 27 Maret, 2009, 3:33 PM






Seandainya Joan (yang hobi denger suara Tuhan dalam kepala dan merasa dipilih 
Tuhan ini) berhasil mengalahkan musuh kira-kira apakah dia berhak menambah 
jumlah nabi yang sudah dipatok mati Gusti Allah itu, supaya ada nabi ceweknya? 

1. Nabi Adam A.S 
2. Nabi Idris A.S 
3. Nabi Nuh A.S 
4. Nabi Hud A.S 
5. Nabi Shaleh A.S 
6. Nabi Ibrahim A.S 
7. Nabi Ismail A.S 
8. Nabi Ishaq A.S 
9. Nabi Luth A.S 
10. Nabi Ya'qub A.S
11. Nabi Yusuf A.S 
12. Nabi Zulkifli A.S
13. Nabi Syu'aib A.S
14. Nabi Musa A.S 
15. Nabi Harun A.S 
16. Nabi Daud A.S 
17. Nabi Sulaiman A.S
18. Nabi Ilyas A.S
19. Nabi Ilyasa A.S
20. Nabi Ayyub A.S
21. Nabi Yunus A.S
22. Nabi Zakariya A.S
23. Nabi Yahya A.S
24. Nabi Isa A.S
25. Nabi Muhammad S.A.W


--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@...  wrote:

 Kalau nabi atau orang yang mengaku nabi di penghujung hidupnya berakhir
 dengan eksekusi hukuman mati itu karena ada pihak yang menggunakan
 kekuasaan untuk menghakiminya. Itulah fenomena organized religion.
 
 Kalau Tuhan aneh ya memang asma'ul husna itu banyak sekali menyimpan
 misteri. Contohnya Tuhan Maha berhitung (hasib dan muhshy), Perhitungan
 Tuhan tidak selamanya sejalan dengan klakulasi model manusia apakah itu
 model matematis atau model probabilitas. Manusia kan ilmunya setetes air,
 sementara ilmu Tuhan seluas samudra.
 
 salam
 Abdul Mu'iz
 
  Dulu kala ada perempuan Perancis bernama Joan/Jeanne de Arc yang merasa
  bahwa dia disuruh Tuhan untuk memimpin tentaranya melawan penjajah Inggris
  dan Burgundi. Namun sayang akhirnya ditangkap/ dibakar hidup-hidup.
  Seandainya dia memang menang, mungkin, saat itu dia diangkat menjadi nabi
  (?) oleh kerajaan Perancis karena seringkali di kepalanya dia sering
  mendengar suara 'Tuhan' yang memberikannya tuntunan dan perintah.
  (mestinya dulu tuntunan dan perintah Tuhan didokumentasikan supaya bisa
  dijadikan kitab suci bagi generasi penerusnya).
 
  Di pihak lain, (Inggris dan Burgundi) merasa bahwa Tuhan berada di
  pihaknya (entah ini Tuhan yang sama atau berbeda, tapi doa mereka
  menggunakan bahasa yang berbeda: Perancis dan Inggris). Mereka berhasil
  menangkap cewek Prancis ini dan membakarnya hidup-hidup juga atas nama
  Tuhan (yang berbahasa Inggris) dan mengutuk cewek Prancis ini dengan
  tuduhan telah melakukan penistaan agama...
 
  Siapapun yang menang/mayoritas dapat melakukan hal yang sama sejak jaman
  dulu kala... hahaha...
 
  Tuhan memang aneh, suka juga Tihan milih-milih utusan yang nyentrik
  seperti cewek Prancis ini. :)
 
  http://id.wikipedia .org/wiki/ Jeanne_d'Arc
 
 
  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz quality@ wrote:
 
  mbak Ifadah,
  1) Nabi atau rasul itu istilah khas qur'an, injil, zabur dan taurad atau
  khas bangsa smith, ya tentu saja yang memilih itu adalah Allah, karena
  memang manusia dan jin itu diciptakan oleh Allah untuk mengabdi
  kepada-Nya. Nah bagaimana cara mengabdi kepada Allah, butuh guidence.
  Nah
  yang ditunjuk memberikan guidence itu ya Nabi dan Rasul-Nya.
  2) Sistem politik ya dibuat sendiri oleh umat manusia, karena Agama
  tidak
  memberikan model sistem politik yang tegas yang sifatnya given. Kalau
  model dan cara ibadah ritual itu ada aturan tegas dan rinci.
  3) Kalau merujuk hadits (maaf saya lupa matan dan sanadnya, silakan baca
  fatwa kontemporenya yusuf qardhawy)) Pemimpin itu harus mencintai
  umatnya
  (yang dipimpin), dan umatnya juga mencintai sang pemimpinnya. Pemimpin
  itu
  harus mendoakan kebaikan bagi umatnya (yang dipimpin) dan umatnya juga
  mendoakan kebaikan bagi pemimpinnya. Dan Pemimpin itu tidak boleh
  melaknat
  umatnya (yang dipimpin) dan umatnya juga tidak boleh melaknat
  pemimpinnya
  (al hadits). Nah kalau merujuk hadits ini, dengan sendirinya pemimpin
  itu
  tidak muncul tiba-tiba tetapi melalui proses interaksi antara yang yang
  dimpimpin dengan calon pemimpin yang akan menjadi penguasa.
  4) Kalau ijtihad politik disamaratakan dengan ijtihad bidang fiqh, maka
  yang boleh jadi mujtahid tentunya hanyalah mufti saja. Padahal persoalan
  politik apalagi menyangkut masyarakat majemuk, maka terminologi ijtihad
  itu mau yang bagaimana ??
  5) Memilih atau tidak 

[wanita-muslimah] Re: Seri 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA Berpoligami?

2006-12-24 Terurut Topik muizof
mas Wikan,
1. Abu Jahal itu sebutan atau julukan.
2. Ali tahu tidak boleh menikahi wanita musyrik, tetapi juwairiyah 
binti abu jahal yang dinikahi itu itu masuk islam tetapi diragukan 
keislamannya, dan rasulullah mengetahui tabiat musuhnya itu akan 
menyusupkan wanita ke keluarga muslim, makanya beliau melarang Ali 
mempoligami putrinya Fatimah dengan Juwairiyah. Kalau juwairiyah 
serius islamnya pastilah rasulullah mengizinkan, karena Rasulullah 
itu juga pernah menikahi putrinya musuh islam yaitu Abu Sufyan (yang 
pada akhirnya memang masuk islam, tetapi saat menikahi juwairiyah 
binti abu sufyan, sang mertuanya itu masih musuh islam kelas kakap). 
Jadi ada dua alasan rasulullah melarang ali berpoligami : pertama 
karena fatimah tidak mau dimadu, kedua karena tidak rela keluarga 
dekatnya disusupi orang musyrik.
3. Juwairiyah putri abu jahal itu masuk islam tetapi diragukan 
keseriusannya, sehingga dikhawatirkan akan merusak islam melalui 
pernikahan. Ali boleh jadi berbaik sangka atas keislama Juwairiyah 
makanya mau berpoligami, tetapi Rasulullah melarangnya.
4. Pada zaman rasulullah memang banyak menghadapi persoalan in 
stabilitas, jadi sah-sah saja ada unsur politiknya.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 tanya nih Pak HMNA ...
 1. apakah Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang ataukah hanya
 sebutan/julukan untuk seseorang yang kafir dan tidak mau mengikuti 
agama
 Islam?
 2. jika Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang, apakah Ali bin Abi 
Thalib
 tidak tahu bahwa Abu Jahal itu kafir? kecuali jika Abu Jahal itu 
julukan
 kepada orang yang jahil, mungkin saja Ali bin Abi Thalib tidak 
tahu, ini
 semisal Nabi Muhammad SAW yang tahu orang2 munafik di sekitarnya 
(karena
 dikasih tahu Allah SWT), tapi beliau tidak memberitahukan ke para 
shahabat.
 3. apakah anak Abu Jahal itu muslim atau kafir? Jika kafir, masak 
sih Ali
 bin Abu Thalib yang shahabat Rasul, anak lelaki pertama yang masuk 
Islam,
 menerima langsung ilmu Islam dari Rasulullah (karena tinggal 
serumah
 bertahun2), sampai tidak tahu larangan menikahi orang kafir? Jika 
anak Abu
 Jahal muslim, lalu mengapa dilarang? Kan syarat pernikahan dalam 
Islam
 adalah sama2 muslim, atau wanita boleh dari ahli kitab. Tidak 
peduli
 bapaknya penyembah berhala, kan tidak ada dosa turunan? Banyak 
cerita di
 mana dalam satu keluarga ada yang muslim ada yang bukan. Istri 
Firaun
 dikatakan termasuk ahli surga, walaupun Firaunnya ingkar Allah dan 
masuk
 neraka. Anak Nabi Nuh, termasuk orang2 yang ingkar Allah dan masuk 
neraka,
 padahal bapaknya Nabi. Orang tua Nabi Ibrahim juga pembuat berhala 
dan
 ingkar Allah, sementara Ibrahimnya sendiri Nabi.
 4. Saya kok melihat ada tendensi politis di balik hadits tersebut. 
Saya
 kutip di sini
 
 Dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka datang 
di Madinah
 dari Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin Ali RA 
(Asyura 61H)
 maka Miswar bin Makhramah menjumpainya (Ali bin Husain).
 
 Waktu itu hadits disampaikan saat Husain bin Ali bin Abi Thalib 
gugur di
 padang Karbala di tangan pasukan Yazid bin Muawiyah yang menjadi 
Khalifah di
 masa itu. Yang saya tahu setelah Ali, Hasan, dan Husain wafat, 
pemerintahan
 Muawiyyah gencar menjelek-jelekkan Ali dan keturunannya, termasuk 
pada saat
 khotbah Jumat. Sampai pada khalifah Umar bin Abdul Aziz kebiasaan 
tersebut
 dihapuskan.
 
 Mohon pencerahannya.
 
 wassalam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 12/16/06, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
  WAHYU DAN AKAL- IMAN DAN ILMU
  [Kolom Tetap Harian Fajar]
  758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA 
Berpoligami?
 
  Firman Allah:
  -- WAN KhFTM ALA TQSThWA FY ALYTMY FANKhWA MA ThAB LKM MN ALNSAa 
MTsNY
  WTsLTs WRB'A FAN KhFTM ALA T'ADLWA FWAhDt AW MA MLKT AYMANKUM 
DzLK ADNY ALA
  T'AWLWA (s. ALNSAa, 4:3), dibaca (tanda - dipanjangkan 
menyebutnya):
  -- wain khiftum alla- tuqsithu- filyata-ma- fankhu- ma- tha-ba 
lakum minan
  nisa-i mtsna- watsula-tsa, waruba-'a fainkhiftum alla- ta'dilu- 
fawa-hidatan
  aw ma- malakat aymanukum dza-lika adna- alla- ta'u-lu-, artinya:
  -- Kalau kamu takut bahwa kamu tidak akan berlaku adil dalam hal 
anak-anak
  yatim, maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik 
bagimu, berdua,
  bertiga, berempat, namun jika kamu takut tidak akan berlaku 
adil, maka
  (nikahilah) seorang saja, atau (nikahilah) hamba sahaya, yang 
demikian itu
  lebih dekat kepada tidak aniaya.
 
  Sebab turunnya ayat (4:3): Bukhari, Abu Daud, Nasa'i dan Tirmizi 
dari
  Urwah bin Zubair, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, istri Nabi 
Saw tentang
  ayat tersebut lalu jawabnya: Wahai anak saudara perempuanku, 
yatim disini
  maksudnya adalah anak
  perempuan yatim yang ada dibawah asuhan walinya punya harta 
kekayaan
  bercampur dengan harta kekayaannya, dan hartanya serta 
kecantikannya membuat
  pengasuh anak yatim ini senang padanya lalu ia 

[wanita-muslimah] Re: Seri 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA Berpoligami?

2006-12-24 Terurut Topik muizof
Maaf ralat, salah ketik : putri abu sufyan itu bukan juwairiyah 
tetapi ummu habibah.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:

 mas Wikan,
 1. Abu Jahal itu sebutan atau julukan.
 2. Ali tahu tidak boleh menikahi wanita musyrik, tetapi juwairiyah 
 binti abu jahal yang dinikahi itu itu masuk islam tetapi diragukan 
 keislamannya, dan rasulullah mengetahui tabiat musuhnya itu akan 
 menyusupkan wanita ke keluarga muslim, makanya beliau melarang Ali 
 mempoligami putrinya Fatimah dengan Juwairiyah. Kalau juwairiyah 
 serius islamnya pastilah rasulullah mengizinkan, karena Rasulullah 
 itu juga pernah menikahi putrinya musuh islam yaitu Abu Sufyan 
(yang 
 pada akhirnya memang masuk islam, tetapi saat menikahi juwairiyah 
 binti abu sufyan, sang mertuanya itu masih musuh islam kelas 
kakap). 
 Jadi ada dua alasan rasulullah melarang ali berpoligami : pertama 
 karena fatimah tidak mau dimadu, kedua karena tidak rela keluarga 
 dekatnya disusupi orang musyrik.
 3. Juwairiyah putri abu jahal itu masuk islam tetapi diragukan 
 keseriusannya, sehingga dikhawatirkan akan merusak islam melalui 
 pernikahan. Ali boleh jadi berbaik sangka atas keislama Juwairiyah 
 makanya mau berpoligami, tetapi Rasulullah melarangnya.
 4. Pada zaman rasulullah memang banyak menghadapi persoalan in 
 stabilitas, jadi sah-sah saja ada unsur politiknya.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
 wikan.danar@ wrote:
 
  tanya nih Pak HMNA ...
  1. apakah Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang ataukah hanya
  sebutan/julukan untuk seseorang yang kafir dan tidak mau 
mengikuti 
 agama
  Islam?
  2. jika Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang, apakah Ali bin 
Abi 
 Thalib
  tidak tahu bahwa Abu Jahal itu kafir? kecuali jika Abu Jahal itu 
 julukan
  kepada orang yang jahil, mungkin saja Ali bin Abi Thalib tidak 
 tahu, ini
  semisal Nabi Muhammad SAW yang tahu orang2 munafik di sekitarnya 
 (karena
  dikasih tahu Allah SWT), tapi beliau tidak memberitahukan ke 
para 
 shahabat.
  3. apakah anak Abu Jahal itu muslim atau kafir? Jika kafir, 
masak 
 sih Ali
  bin Abu Thalib yang shahabat Rasul, anak lelaki pertama yang 
masuk 
 Islam,
  menerima langsung ilmu Islam dari Rasulullah (karena tinggal 
 serumah
  bertahun2), sampai tidak tahu larangan menikahi orang kafir? 
Jika 
 anak Abu
  Jahal muslim, lalu mengapa dilarang? Kan syarat pernikahan dalam 
 Islam
  adalah sama2 muslim, atau wanita boleh dari ahli kitab. Tidak 
 peduli
  bapaknya penyembah berhala, kan tidak ada dosa turunan? Banyak 
 cerita di
  mana dalam satu keluarga ada yang muslim ada yang bukan. Istri 
 Firaun
  dikatakan termasuk ahli surga, walaupun Firaunnya ingkar Allah 
dan 
 masuk
  neraka. Anak Nabi Nuh, termasuk orang2 yang ingkar Allah dan 
masuk 
 neraka,
  padahal bapaknya Nabi. Orang tua Nabi Ibrahim juga pembuat 
berhala 
 dan
  ingkar Allah, sementara Ibrahimnya sendiri Nabi.
  4. Saya kok melihat ada tendensi politis di balik hadits 
tersebut. 
 Saya
  kutip di sini
  
  Dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka datang 
 di Madinah
  dari Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin Ali RA 
 (Asyura 61H)
  maka Miswar bin Makhramah menjumpainya (Ali bin Husain).
  
  Waktu itu hadits disampaikan saat Husain bin Ali bin Abi Thalib 
 gugur di
  padang Karbala di tangan pasukan Yazid bin Muawiyah yang menjadi 
 Khalifah di
  masa itu. Yang saya tahu setelah Ali, Hasan, dan Husain wafat, 
 pemerintahan
  Muawiyyah gencar menjelek-jelekkan Ali dan keturunannya, 
termasuk 
 pada saat
  khotbah Jumat. Sampai pada khalifah Umar bin Abdul Aziz 
kebiasaan 
 tersebut
  dihapuskan.
  
  Mohon pencerahannya.
  
  wassalam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
  
  On 12/16/06, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote:
  
 BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM
  
   WAHYU DAN AKAL- IMAN DAN ILMU
   [Kolom Tetap Harian Fajar]
   758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA 
 Berpoligami?
  
   Firman Allah:
   -- WAN KhFTM ALA TQSThWA FY ALYTMY FANKhWA MA ThAB LKM MN 
ALNSAa 
 MTsNY
   WTsLTs WRB'A FAN KhFTM ALA T'ADLWA FWAhDt AW MA MLKT AYMANKUM 
 DzLK ADNY ALA
   T'AWLWA (s. ALNSAa, 4:3), dibaca (tanda - dipanjangkan 
 menyebutnya):
   -- wain khiftum alla- tuqsithu- filyata-ma- fankhu- ma- tha-ba 
 lakum minan
   nisa-i mtsna- watsula-tsa, waruba-'a fainkhiftum alla- ta'dilu-
 
 fawa-hidatan
   aw ma- malakat aymanukum dza-lika adna- alla- ta'u-lu-, 
artinya:
   -- Kalau kamu takut bahwa kamu tidak akan berlaku adil dalam 
hal 
 anak-anak
   yatim, maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik 
 bagimu, berdua,
   bertiga, berempat, namun jika kamu takut tidak akan berlaku 
 adil, maka
   (nikahilah) seorang saja, atau (nikahilah) hamba sahaya, yang 
 demikian itu
   lebih dekat kepada tidak aniaya.
  
   Sebab turunnya ayat (4:3): Bukhari, Abu Daud, Nasa'i dan 
Tirmizi 
 dari
   Urwah bin Zubair, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, istri Nabi 
 Saw tentang

[wanita-muslimah] Re: Salazar

2005-11-30 Terurut Topik muizof
perubahan pemikiran dalam dunia islam pasti tidak dapat dihindari, 
namanya saja hidup di dunia. Sepeninggal Rasulullah, bila kita simak 
tarikh islam ada perbedaan corak kepemimpinan :

1) era Khulafaur Rasyidin :
- Abubakar, dipilih secara aklamasi, atas inisiatif Umar bin khattab, 
(mirip demokrasi via musyawarah), sebenarnya dari kalangan madinah 
ada tokoh alternatif muncul, namun umat islam sepakat bulat pada 
abubakar (dari quresh makkah),
- Umar bin Khattab, ditunjuk Abubakar sebelum wafat, (mirip monarkhi, 
ada semacam putra mahkota meskipun bukan anak kandung)
- Utsman Bin Affan, dipilih melalui formatur atas nama umat/rakyat, 
(mirip demokrasi via voting melalui perwakilan elit),
- Ali bin Abi Thalib, dipilih melalui semacam referendum, seleksi 
hasil kemelut genting saat istana dikuasai pemberontak yang memaksa 
menunjuk khalifah baru.

2) era bani umayyah (etnis arab keturunan umayyah), kekuasaan 
diperoleh dengan memproklamasikan diri sendiri (muawiyah bin abi 
sufyan) memanfaatkan timing terbunuhnya ali bin abi thalib oleh kaum 
khawarij yang juga sebenarnya membidik muawiyah dan panglimanya amr 
bin ash untuk dibunuh namun gagal;
3) era bani abbasiyah (etnis arab keturunan abbas), kekuasaan 
diperoleh dengan memproklamasikan diri sendiri setelah kudeta 
berdarah;
4) era andalusia (pelarian bani umayyah ke eropa);
5) era utsmani di turqi (etnis non arab);
praktek pemilihan penguasa no 2) sampai dengan 5) mengadopsi sistem 
monarkhi absolut, kekuasaan diwariskan turun temurun kepada anak dan 
famili dekat.

Sebenarnya tidak hanya di bidang kekuasaan saja, khazanah peradaban 
islam mengalami perubahan (evolusi), di bidang fiqh juga ada 
dinamika. Imam Syafi'i misalnya ketika bermukim di irak dan mesir 
memberikan fatwa yang berbeda karena mengakomodasi perbedaan kultur 
sehingga ada fatwa qadim ada fatwa jadid. Pada zaman Rasulullah juga 
ada sikap beliau yang berbeda perlakuan di mekah dan madinah. Wanita 
mekah saat itu lebih menurut pada para suami sebagai konsekuensi dari 
kultur patriarchat, tidak demikian halnya dengan wanita madinah yang 
lebih progressive lebih berani menghadapi pria, sehingga rasulullah 
pernah beropini (hadits), neraka lebih banyak dihuni kaum wanita 
atau opini (hadits) lain meriwayatkan, akal wanita lebih pendek 
daripada pria. Ada yang menafsirkan kedua hadits tsb adalah dalam 
rangka mengerem progresivitas kaum wanita Madinah yang dikhawatirkan 
akan mengarah merusak keseimbangan dinamika sosial, namun ada yang 
menafsirkan secara letterlijk sehingga sah-sah saja mempressure kaum 
wanita untuk kepentingan kaum pria.

Salam
Abdul Mu'iz


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apakah gonta ganti pemerintahan dalam sejarah Arab tentu hanya 
gonta 
 ganti penguasa yg menjalankan sistem yg pada dasarnya sama, atau 
 memang gonta ganti pemerintahan ini karena evolusi pemikiran dari 
 sistem kepemerintahan yg berkembang bersama waktu?
 
 Kalau itu merupakan evolusi pemikiran, maka adakah yg bisa 
 menjabarkan dg ringkas evolusi pemikiran yg terjadi pasca 
Rasullullah 
 SAW sampai dg Kesultanan Turki yg terakhir?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro 
[EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  intinya jaman khulafaur rashidin sampai umar bin abdul azis saja 
ada
  adjustment dan gonta ganti sistem pemerintahan, ya otomatis, gak 
 aneh di
  indonesia adjustment berulang kali pada sistem juga terjadi.  ini 
 sesuatu yg
  wajar.  khilafah atau sistem lainnya, sama sama bukan benda yg 
beku 
 dan
  kaku.
  
  salam,
  Ari Condro
  
  - Original Message -
  From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
  
  Sedikit mencerahkan masarcon, tks. Meski saya tak mengikuti 
diskusi
  ini di milis2. Intinya adalah khilafah itu cuma budaya arab, yang
  hanya cocok dgn sikonnya Arab pada saat itu. Khilafah itu bukan
  Islam. Gitu kan ya? Jangan pake bhs sulit2 sama orang yg lagi
  bingung.
  
  wassalam,
  tengkyu
 








 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Fair play? Video games influencing politics. Click and talk back!
http://us.click.yahoo.com/u8TY5A/tzNLAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Re: Salazar

2005-11-30 Terurut Topik muizof
Terima kasih pak Chodjim atas koreksinya yang banyak.

Memang, tidak dapat disangkal bahwa ada semacam rivalitas antara kubu 
mekah dan madinah pasca Rasulullah wafat, padahal rasulullah sudah 
sukses mempersaudarakan dua kubu ini secara humanis dengan sebutan 
muhajirin artinya orang yang berhijrah bagi pendatang makkah dan 
anshar artinya orang-orang yang memberikan pertolongan bagi penduduk 
madinah (yatsrib). Suatu pendekatan yang universal dengan mengabaikan 
faktor primordialism rasulullah tidak pernah menyebut orang quresy 
dan orang yatsrib karena lebih ta'assubiyah (kesukuan alias 
primordialism).

Boleh saja pak Chodjim tidak setuju penyebutan terpilihnya abubakar 
secara aklamasi. Namun fakta yang tidak dapat dibantah, abubakar 
adalah orang pertama masuk islam, kealiman, senioritas, dan 
integritas, serta tidak ambisius (zuhud) amat dikenal luas berbagai 
kalangan. figur semacam Abubakar amat diterima banyak kalangan, malah 
abubakar semula mencalonkan umar bin khattab justru dibalik umar 
berganti menunjuk abubakar dan menyodorkan kepada khalayak. Pada saat 
ini memang muncul tokoh sahabat dari madinah yang akan diusung untuk 
jadi khalifah yaitu saad bin ubadah. Dapatlah difahami bila dua tokoh 
ini bersaing pastilah Abubakar paling besar peluangnya untuk menang.

Adapun selain bilal semua posisi elit banyak dipegang orang mekkah, 
tidak sepenuhnya benar, karena panglima semacam Khalid bin Walid dari 
suku quresy mekkah yang paling berjasa dan kharismatis justru dicopot 
semasa Umar bin Khattab digantikan oleh Abu ubaidah bin jarrah, ini 
orang aseli anshar Madinah, dan posisi lain dari orang madinah juga 
ada. Begitu pula tim penulisan Al qur'an juga tidak dikuasai 
sepenuhnya orang quresy mekkah.

Sedangkan jenazah Rasulullah terlambat dikuburkan hingga 3 hari, itu 
karena Umar bin Khattab salah mempersepsikan/menafsirkan wafatnya 
Rasulullah bahwa Nabi Muhammad di mata umar tidak wafat hanya pergi 
seperti halnya kepergian nabi Musa ke bukit Thursina mencari wahyu 
(10 firman Allah), lalu Umar menghunus pedang ke sana kemari dan akan 
membinasakan siapa saja yang meyakini bahwa rasulullah benar-benar 
wafat. Seluruh sahabat bungkam campur bingung (kalau tidak salah ini 
berlangsung lebih sehari), sehingga abubakar menyampaikan ayat qur'an 
yang belum pernah didengar umar, bahwa Muhammad hanyalah manusia 
biasa yang akan meninggal, apakah bila Muhammad wafat apakah kamu 
akan kembali (murtad) .. Umarpun menyadari kekhilafannya dan 
akhirnya keyakinannya berubah dan mengakui rasulullah wafat. Hal lain 
yang turut memicu terlantarnya jenazah Rasulullah adalah umat islam 
saat itu bingung karena Rasulullah tidak berwasiat apapun tentang 
kepemimpinan apakah harus ditunjuk atau dipilih ??. Maka setelah 
mereka menyadari bahwa umat harus ada pemimpin pengganti dan figur 
yang dikehendaki sudah terpilih barulah terpikir untuk memakamkan 
Rasulullah.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada koreksi sedikit, Mas Muiz. Banyak juga nggak apa-apa, ya... :)
 
 Pada era pemilihan Abu Bakar, bukan aklamasi yang terjadi tapi 
penyingkiran kader-kader Madinah. Makanya, pada kepemimpinan 
Abubakar, orang-orang asli penduduk Madinah (anshar) tidak diberi 
tempat sama sekali. Sehingga lenyaplah peluang menjadi pemimpin dari 
Khulafa al-rasyidun hingga Turki Utsmani bagi orang Madinah.
 
 Peluncuran Hadis pemimpin itu dari Quraisy sebenarnya melibas 
kesempatan kaum anshar untuk menjadi pemimpin di dunia Islam. 
Padahal, kita tahu Bilal pun masih bisa menjadi gubernur. Namun, 
tidak demikian dengan nasibnya tokoh-tokoh anshar dari Madinah. Tak 
ada tempat bagi mereka.
 
 Sudah menjadi budaya Arab bahwa suatu suku yang dipandang 
bermartabat tinggi harus menjadi elitnya negara. Makanya, dulu Ka'bah 
diperebutkan. Siapa yang bisa menguasai Ka'bah ya merekalah yang 
menjadi adidayanya. Nah, nyatanya yang menguasai wilayah Ka'bah itu 
suku Quraisy, ya Quraisylah yang menjadi pemimpinnya... :)
 
 Nabi Muhammad yang nJawani itu, yang mengatakan tak ada kelebihan 
bangsa Arab atas bangsa asing --dalam hal ini-- tidak digubris ketika 
Nabi wafat. Jenazah Nabi ditelantarkan dan tidak dikuburkan hingga 3 
hari, karena adanya perebutan kekuasaan.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of muizof
 Sent: Thursday, December 01, 2005 9:38 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Salazar
 
 
 perubahan pemikiran dalam dunia islam pasti tidak dapat dihindari, 
 namanya saja hidup di dunia. Sepeninggal Rasulullah, bila kita 
simak 
 tarikh islam ada perbedaan corak kepemimpinan :
 
 1) era Khulafaur Rasyidin :
 - Abubakar, dipilih secara aklamasi, atas inisiatif Umar bin 
khattab, 
 (mirip demokrasi via musyawarah), sebenarnya dari kalangan madinah 
 ada tokoh alternatif muncul, namun umat islam sepakat bulat pada 
 abubakar (dari quresh makkah

[wanita-muslimah] Re: Salazar

2005-11-29 Terurut Topik muizof
lho sejak kapan pak Chojim jadi Penatar P4 (pedoman penghayatan dan 
pengamalan pancasila) ???

Salam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa 'alaykum assalaam wr. wb., Mbak Lina.
 
 Budaya Indonesia tentunya bersumber dari budaya suku masing-masing. 
Dari budaya yang ada yang pernah diangkat ke tataran nasional adalah 
budaya GR (gotong royong). GR ini bisa terjadi bila kita 
memahami tepa slira, bisa memahami keadaan orang lain. Jadi, dalam 
hal ini tepa slira mencakup rasa toleransi dan apresiasi terhadap 
pandangan atau cara hidup orang lain.
 
 GR juga harus ditopang oleh sikap hidup mulat sarira angrasa 
wani, senantiasa melakukan introspeksi terhadap diri sendiri, dan 
adanya keberanian untuk memberikan keteladanan dalam hidup ini.
 
 Maka, jangan heran bila pada mulanya GR itu dikembangkan menjadi 5 
sila daripada sila-sila Pancasila yang sudah diangkat sebagai dasar 
negara kesatuan RI, dan sampai hari ini tidak pernah dicabut atau 
dihapus dari UUD 1945.
 
 Kelima sila itu sudah pasti ada di dalam budaya suku-suku yang ada 
di Indonesia. Kalau saya, yang berbudaya Jawa, kelimanya bisa 
diterjemahkan lagi dalam berbagai sikap hidup seperti:
 
 (1) Aja dumeh, yang artinya jangan merebdahkan orang lain.
 
 (2) Aja gumunan, artinya jangan mudah heran terhadap sesuatu yang 
baru.
 
 (3) Aja melik, artinya jangan punya perasaan ingin memiliki apa 
yang sudah dimiliki orang lain.
 
 (4) Aja iri, artinya jangan membenci orang yang dianugerahi Tuhan 
rezeki yang lebih daripada yang kita punya.
 
 (5) Aja sirik, artinya jangan sakit hati dan menyakiti orang lain 
yang mendapatkan anugerah Tuhan.
 
 (6) Aja sombong, artinya jangan merasa dan berperilaku lebih tinggi 
dari orang lain.
 
 (7) Aja loba, artinya jangan terus-menerus menambah pemilikan, 
akhirnya punya orang pun disikat.
 
 (8) Aja dendam, jangan melakukan balas dendam.
 
 dan masih banyak lagi pelarangan. Lalu, ada perintah positif 
seperti:
 
 1. Sing sugih pangapura, artinya pandai memaafkan.
 2. Ing ngarsa sung tuladha, artinya kita kalau lagi dijadikan 
atasan harus bisa memberikan keteladanan bagi anak buah.
 3. Ing madya mangun karsa, artinya dalam kehidupan bersama kita 
harus bisa turut serta alias berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
 4. Tut wuri handayani, artinya ketika kita sebagai orang dewasa, 
maka kita harus rela memberikan tempat yang muda, dan dari belakang 
kita mendorong mereka maju.
 5. Menang tanpa ngasorake, artinya kita harus bisa menunjukkan 
keunggulan atau kejayaan tanpa mempermalukan pihak lain.
 6. Sekti tanpa aji, artinya dalam hidup ini kita harus bisa unggul 
tanpa harus menunjukkan kekuatan yang membuat orang lain ketakutan.
 7. Nglurug tanpa bala, artinya dalam menyelesaikan persoalan di 
antara sesama kita tidak perlu membawa bala bantuan yang pada 
akhirnya memicu keributan.
 8. Melu andarbeni, artinya semua hak milik masyarakat harus dijaga 
baik-baik seolah-olah itu kepunyaan kita sendiri.
 Dan, masih banyak lagi yang jika diuraikan bisa memerlukan satu 
kitab suci tersendiri... :)
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Lina Dahlan
 Sent: Wednesday, November 30, 2005 11:42 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Salazar
 
 
 Assalamu'alaikum pak Chodjim,
 Mohon pencerahan seperti apa sih budaya Indonesia itu?
 
 Saya berharap dengan membaca uraian Bapak, semangat saya utk hidup 
 bernegara hidup kembali...:-)). Soalnya sekarang ini saya gak 
peduli 
 budaya/bangsa ini mau lenyap atau gak. Ganti dengan budaya baru, 
oke-
 oke saja...kan semua budaya awalnya pasti baik, tapi gak mau ganti 
 agama meski agama jg baik awalnya.
 
 Wassalam,
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mas Donnie,
  
  Budaya itu harus terus-menerus diperbaharui bila sudah mengarah 
ke 
 hal-hal yang merugikan warga. Kita tahu, menurut ilmu antropologi 
 budaya sebenarnya merupakan produk brilian bagi keselamatan manusia 
 yang hidup dalam suatu masyarakat. Dari titik awalnya, semua budaya 
 pasti baik, seperti agama. Namun, dalam perkembangannya, terjadilah 
 sentuhan antar budaya. Jika terjadi demikian, akan terjadi 
 kemungkinan sebagai berikut:
  
  a. Budaya pendatang hilang karena kalah dengan budaya setempat.
  
  b. Budaya pendatang sama kuatnya dengan budaya setempat sehingga 
 terjadi akulturasi. Hal ini banyak terjadi di Indonesia seperti 
 budaya selamatan untuk orang yang sudah meninggal. Selamatan 
 adalah budaya asli Jawa, tapi di Indonesia diadopsi oleh agama 
 Hindu, Buddha, Islam, Kristen dan Katholik. Selamatannya tetap, 
tapi 
 isinya [spt doa, tata ritual dsb] yang diganti.
  
  c. Budaya pendatang kuat, tapi oleh budaya setempat disaring, 
 diambil yang bermanfaat saja bagi budaya setempat sehingga 
 timbul asimilasi. Di sini unsur-unsur asalnya sudah lebur dan 
 timbul kreasi baru, seperti sekaten di Solo. 

[wanita-muslimah] Re: Cara ISLAM Mengobati Keterpurukan Bangsa

2005-10-24 Terurut Topik muizof
Pak Dana Pamilih,

pertanyaan mana model masyarakat islam yang dapat dijadikan teladan 
masa kini baik secara struktural maupun kultural ??, Sebenarnya 
jawaban itu tidak perlu dicari jauh-jauh, karena jawabannya ada di 
masing-masing individu (saya, anda dan siapa saja yang muslim) serta 
masyarakat (umat) islam sendiri.

Coba simak, semua perintah ilahi baik ibadah pokok maupun bukan pokok 
tidak hanya berdimensi privat (hablun minallaah) tetapi juga 
berdimensi publik/sosial (hablun minannaas), ini kayaknya sudah 
pernah saya posting, semoga tidak bosan.

Contoh :

1) perintah Shalat adalah dimaksudkan tanha anil fakhsyaa'i wal 
mungkar mencegah berbuat keji dan mungkar, tetapi kan kebanyakan 
negri-negri muslim seperti Indonesia yang menurut survey adalah 
negara korup no atas menjadikan shalat sebagai sholeh ritual, tetapi 
sholeh sosialnya mana ??? shalat terus maksiat (korupsi, nyolong, 
cabul dll) jalan kan ?? lantas kondisi demikian itu siapa yang 
salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan 
gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ???

2) perintah shaum (puasa) adalah dimaksudkan mengasah jiwa, sehingga 
dengan berlapar-lapar itu umat islam yang kaya dapat solider sama 
saudaranya yang miskin hidup susah, cari makan sulit, kadang bisa 
makan kadang enggak, lapar bukan karena puasa tetapi karena tidak ada 
yang dimakan. Ini kan jelas tradisi puasa itu menyimpan hikmat supaya 
tidak hanya sholeh ritual (lillahi ta'aala) tetapi sholeh sosial 
itulah yang perlu dibidik. lantas kondisi demikian itu siapa yang 
salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan 
gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ???

3) perintah zakat adalah dimaksudkan supaya umat islam tidak bakhil 
alias pelit. Kultur atau tradisi zakat adalah memupuk umat islam 
supaya back to nature ibarat struktur tubuh manusia yang tidak semua 
makanan yang dikonsumsi itu diserap oleh tubuh, maka ada yang harus 
dibuang jadi filtrat berupa tinja dan urine atau keringat. Begitu 
juga dengan zakat bahwa semua kekayaan yang berhasil diraih tidak 
semua 100 % menjadi miliknya, maka diperintahkanlah zakat itu untuk 
diberikan kepada 8 golongan yang dinyatakan berhak atas sebagian 
kecil harta si kaya. seharusnya kan negri-negri muslim bila sukses 
menangkap pesan ilahi dari zakat, tentulah dana zakat, infaq, 
shadaqah dsb adalah yang paling berpotensi mengatasi kemiskinan. 
Tetapi kenyataannya mengapa justru negri-negri muslim adalah yang 
paling miskin dan jadi pengemis ke negara-negara barat yang notabene 
non muslim ??? lantas kondisi demikian itu siapa yang salah ??? 
pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan gak mau 
skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ???

4) perintah haji adalah tidak semata perintah yang bersifat private, 
tetapi justru sayarat dengan muatan sosial. Tuhan menciptakan manusia 
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal, 
kenyataannya kan justru jamaah haji dan penyelenggara terjebak 
persoalan teknis di lapangan sehingga semangat internasionalism dari 
semangat haji menjadi sirna karena terjebak pada barisan eksklusive 
karena faktor teknis tsb, padahal forum haji adalah ajang konferensi 
antar umat islam dari berbagai bangsa yang beragam ras, bahasa dan 
kultur. Coba simak siapa yang meraih keuntungan dari penyelenggaraan 
ibadah haji ?? sarana transportasi udara seperti pesawat terbang 
(boeing, air bus, dll), sarana transportasi darat (mercy, toyota dll) 
yang punya kan negara non muslim, suplay buah dan sayur-mayur, konon 
arab saudi mengekspor dari venezuela dan negara afrika yang notabene 
negara non muslim, penginapan seperti hotel justru banyak dikuasai 
negara non muslim, souvenir (oleh-oleh bagi jamaah yang dibawa pulang 
untuk dibag-bagikan ke tetangga serta sanak famili) juga kebanyakan 
made in japan, taiwan dan china. lantas kondisi demikian itu siapa 
yang salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda 
kan gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ???

Ini kan pertanyaan dan kondisi real, tidak mengada-ada kan ??

Salam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maaf, secara gamblang tanpa tedeng aling2, saya belum di masa kini
 melihat bahwa ada masyarakat Islam atau yg mengaku Islam yg benar2
 dapat dijadikan teladan secara global, baik secara struktural maupun
 kultural.
 
 Oleh karena itu seperti Anda saya juga masih skeptis mengenai
 keunggulan konsep2 negara Islam spt yag diperjuangkan oleh beberapa
 rekan2 di milis ini.  Skeptisisme saya adalah pada kualitas dan
 kedalaman pemahaman thd 'Islam' itu sendiri oleh para 'pejuang' 
ini. 
 Skeptisisme saya bukan pada Allah SWT, Muhammad SAW, Al-Qur'an 
nulkarim.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
  Daripada memperdebatkan formalisasi islam, yang jadi pertanyaan 
bagi 
  umat islam adalah, sejauhmana al qur'an dan hadits nabi dipahami

[wanita-muslimah] Re: Cara ISLAM Mengobati Keterpurukan Bangsa

2005-10-23 Terurut Topik muizof
Daripada memperdebatkan formalisasi islam, yang jadi pertanyaan bagi 
umat islam adalah, sejauhmana al qur'an dan hadits nabi dipahami, 
dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam 
kehidupan bernegara ??

Lha kitab undang-undang hukum pidana dan perdata yang nyata-nyata 
warisan kolonial yang usang dan tidak pernah di-up date saja ketika 
dicoba disubstitusi dengan nilai-nilai islam saja tidak pernah clear 
kan ???

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 negara Islam itu tidak ada. kalaupun ada itu malah tidak sesuai 
dengan
 sunnah Rosul. sebab nabi Muhammad saw tidak pernah mendirikan negara
 Islam melainkan negara Madinah yg terdiri dari segenap komponen 
bangsa
 yg bukan hanya unsur pengikut Muhammad saja di dalamnya, melainkan 
ada
 Nasrani, Yahudi, dll. mereka semua diakomodasi kepentingannya,
 keamanannya, hak-haknya, untuk mencapai tujuan bersama yg disepakati
 dalam sebuah piagam.
 sedangkan negara Islam yg dimaksud sekarang adalah negara otoriter
 dengan mengatasnamakan Tuhan. ya jelas laen dong!
 Indonesia ini sudah sangat Islami, jadi tidak perlu disusupi ide
 Ikwanul muslimin, HTI, salafy ato apalah. Biarkan Indonesia 
berkembang
 apa adanya. Bukankah salah satu peletak dasar pondasi Indonesia 
adalah
 Ki Bagus Hadikusumo seorang yg sangat paham tentang Islam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Pesan moral Anda mengena tetapi mekanisme dan mekanisme apa yg 
  diperlukan agar tujuan keadilan dan kemakmuran yg didambaikan itu 
  dapat tercapai?
  
  Boleh saya bertanya, negara Islam mana yg berhasil meraih 
keadilan 
  dan kemakmuran dng metoda yg digariskan menurut pemahaman Islam 
masa 
  kini?  
  
  Tolong berikan bukti keberhasilannya dulu sebelum masyarakat bisa 
  menerima usulan ini.
 







 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Menelaah Al-Quran Merayakan Pluralisme

2005-10-23 Terurut Topik muizof
Kalau merujuk pada Emosional Spiritual Quotionnya pak Ary Ginjar 
Agustian, maka sebenarnya fitrah manusia (senantiasa menyuarakan 
kebajikan dan kebenaran) dapat dibelenggu oleh 7 faktor, salah satu 
di antaranya adalah belenggu sudut pandang, maka pluralisme menjadi 
pro dan kontra.

Boleh jadi yang kontra pada pluralisme karena terlalu melihat sudut 
pandang negatifnya, maka muncul fatwa haram. Sementara yang pro pada 
pluralism karena melihat berdasarkan sudut pandang positifnya, maka 
justru berfatwa halal.

Memang pluralism sebagai kajian akademis dan teori muncul belakangan, 
di zaman nabi Muhammad tidak ada kajian formal mengenai pluralism 
seperti sekarang ini, kendati praktek pluralitas juga bisa ditemukan. 
Boleh jadi topik pluralism adalah masuk kategori mutasyabihat (kajian 
yang potensi menimbulkan multi penafsiran) makanya muncul pro dan 
kontra.

Ary Ginanjar Agustian menawarkan supaya fitrah manusia tidak 
terbelenggu oleh sudut pandangnya masing-masing, ditawarkan pola 
pendekatan asma'ul husna, yakni berpikir multi sudut pandang, semua 
sifat-sifat ilahiyah dijadikan rujukan.

wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sumber:
 http://groups.yahoo.com/group/islamliberal/message/9606
 
 Salam...
 Sekedar renungan, saat-saat Nuzulul Quran; dan tadarus al-Quran;
 Sebenarnya saya ingin mengutip ayat-ayat Al-Quran yang merayakan
 pluralisme tanpa harus ada penjelasan lebih lanjut. Karena bagi 
saya,
 ayat itu sudah terang-benderang. Tidak butuh penafsiran
 
 -GuN-
 ===
 Menelaah Al-Quran Merayakan Pluralisme
 
 Judul tulisan di atas bagi pihak yang mengharamkan pluralisme akan
 dianggap aneh, bahkan bertentangan. Bagaimana mungkin Al-Quran bisa
 merayakan pluralisme; jika pluralisme diharamkan? Sebenarnya
 jawabannya sangat mudah, masalah sesungguhnya terletak pada 
pemahaman
 kelompok yang mengaramkan pluralisme tersebut, bukan pada Al-Quran 
itu
 sendiri. Mengutip pendapat mereka, Islam hanya menghalalkan 
pluralitas
 (keragaman), tapi mengaramkan pluralisme. Menurut hemat saya, 
pendapat
 mereka aneh bin ajaib. Jika pluralitas diakui, mengapa ajaran dan
 sikap untuk merawat pluralitas itu yang dipahami sebagai pluralisme
 justeru diharamkan? Ketika sekularisme diharamkan, apakah mereka
 berani menghalalkan sekularitas?
 
 Padahal kita tidak cukup hanya mengakui keragaman (pluralitas) tanpa
 memiliki sikap dan pandangan yang positif terhadap keragaman 
tersebut.
 Keragaman tanpa aturan akan saling berbenturan dan mencabik-cabik
 keragaman itu. Keragaman tanpa ritme dan komposisi, akan menjadi 
nada
 sumbang dan tidak enak didengar. Oleh karena itu, pluralismelah yang
 menyusun keragaman itu menjadi mozaik, menjadi alunan nada yang 
merdu,
 nikmat didengar. Pluralitas adalah tangga-tangga nada, sedangkan
 pluralisme adalah komposisinya.
 
 Keragaman juga perlu diletakkan pada prinsip sama rata; ringan sama
 dijinjing, berat sama dipikul, duduk sama rendah, berdiri sama 
tinggi.
 Sikap dan pandangan superioritas satu ragam terhadap keragaman yang
 lain, tidak akan bisa membingkai keragaman itu menjadi sususan 
gambar
 yang apik. Oleh karena itu, pluralitas memerlukan kesetaraan dan
 persamaan. Dalam hal ini, toleransi tidaklah cukup menjadi modal 
untuk
 merawat keragaman tersebut. Apalagi jika toleransi diartikan secara
 pasif; tenggang rasa si kuat pada si lemah; kelompok mayoritas pada
 kelompok minoritas; yang benar pada yang salah; yang tinggi pada 
yang
 rendah dan seterusnya. Untuk itu, kata dialog lebih mumpuni; agar
 kutub-kutub beragam itu saling mengenal, belajar, dan menghargai
 perbedaan. Syukur-syukur bisa menafikan perbedaan dan mempekuat
 persamaan.
 
 Dalam konteks ini, pluralisme agama jika dimaknai sebagai pengakuan
 hak kesetaraan semua agama, adalah benar adanya. Enyahkan dulu vonis
 benar dan salah; kuat dan lemah; mayoritas dan minoritas. Pluralitas
 agama, perlu ditempatkan secara setara; agar bebas berdialog, tanpa
 satu pihak merasa disepelekan, dan direndahkan. Tujuannya; seperti
 istilah yang digunakan oleh Al-Quran: li ta'ârafû (saling mengenal,
 saling belajar), bukan untuk li takhâshamû (saling bermusuhan), li
 takâfarû (saling mengkafirkan), litahâjamû (saling menyerang) atau 
li
 taqâtalû (saling membunuh)!
 
 Lantas, bagaimana cara Al-Quran merayakan pluralisme? Pertama,
 Al-Quran memandang keragaman (pluraliats) sebagai given: kehendak
 Allah (masyî'atullah), tradisi Allah (sunnatullâh) dan tanda Allah
 (Âyatullâh). Allah mengakui keragaman jenis kelamin, bangsa dan puak
 (sya'b wa qabîlah) (Al-Hujarat [49]: 13) untuk saling mengenal dan
 belajar (li ta'ârafû). Allah menyebut keragaman lain seperti 
keragaman
 bahasa-bahasa (al-sinah) dan ras (al-alwân) yang disamakan seperti
 penciptaan langit dan bumi (Al-Rum [30]: 22). Allah tidak ingin
 manusia hanya memahami kergaman itu sebagai given saja, manusia
 dituntut berperan aktif memahami dan merawat keragaman tersebut.
 

[wanita-muslimah] Re: Definisi Tuhan

2005-10-20 Terurut Topik muizof
Mbak Lina Dahlan,

definisi adalah batasan, jadi kalau tuhan didefinisikan maka berarti 
tuhan itu mempunyai keterbatasan ini tentu saja rancu, bila semua 
sepakat bahwa tuhan (dengan huruf kecil) atau Tuhan (dengan huruf 
besar) itu serba maha. Berbeda dengan pengertian definisi jelas 
memberikan pembatasan.

Yusuf Qrdhawy dalam menjelaskan tuhan menurut hemat saya, tidaklah 
mendefinisikan tetapi memberikan pengertian atau ta'rif tentang Tuhan 
atau ilahi.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Definisi Tuhan
 Demi untuk memudahkan kaji, sebaiknya kita mulai
 dengan memberikan definisi tuhan, supaya pengertian
 kita sama. Tentu definisi yang paling tepat ialah yang
 diambil dari pemahaman akan pengertian tuhan menurut
 yang dijabarkan di dalam al-Qur'an. Untuk itu, perlu
 kita sadari dua kenyataan terpenting, yang pasti akan
 kita peroleh apabila kita kaji dengan sungguh-sungguh
 kandungan al-Qur'an.
 
 Kenyataan pertama ialah, di dalam al-Qur'an kita tidak
 pernah menemukan suatu ayat pun yang membicarakan
 atheist atau atheisme. Suatu hal yang kiranya sangat
 penting kita fikirkan mengingat kenyataan di zaman
 modern ini jutaan manusia telah menyatakan diri mereka
 sebagai atheist atau orang yang tidak bertuhan.
 Setiap orang yang berideologi komunis mengaku, bahwa
 mereka tidak bertuhan (atheist). Mendiang Chou Eng
 Lai, perdana menteri RRC, pernah berpidato di
 alun-alun Bandung, ketika ia berkunjung ke sana semasa
 konperensi Asia-Afrika dahulu (1955) dengan bangga
 mengatakan, bahwa mereka sebagai komunis dengan
 sendirinya tidak bertuhan. Kalau kita jumlahkan rakyat
 RRC dengan Rusia ditambah dengan semua negara
 satelit-satelitnya yang menganut faham komunis, maka
 kira-kira sepertiga penduduk dunia sekarang ini adalah
 atheist, jika yang dikatakan bekas perdana menteri
 Cina itu benar.
 
 Sungguh suatu tanda tanya besar bagi setiap Muslim,
 yang yakin akan kesempurnaan kitab sucinya. Mungkinkah
 Allah telah lupa menyebutkan kenyataan ini, sehingga
 al-Qur'an tidak menyebut sama sekali akan atheist dan
 atheisme ini. Akibatnya, ialah kamus bahasa 'Arab sama
 sekali tidak mengenal istilah atheist itu. Memang,
 orang-orang 'Arab modern sekarang ini mempergunakan
 perkataan mulhid untuk atheist, dan ilhad untuk
 atheisme, namun kalau kita selidiki di dalam al-Qur'an
 perkataan mulhid dan ilhad artinya sangat jauh dari
 atheist dan atheisme. Perkataan ilhad berasal dari
 kata lahada yang artinya menggali lobang atau
 terjerumus ke dalam lobang galian. Ingat, dalam
 bahasa Indonesia pun kita mengenal liang lahad, yang
 berasal dari kata Arab lahada ini. Mulhid dalam
 al-Qur'an artinya kira-kira orang yang terjerumus di
 dalam kesesatan, jadi tidak ada hubungannya dengan
 arti harfiah dari atheist.
 
 Kenyataan kedua ialah, perkataan ilah, yang selalu
 diterjemahkan tuhan. Di dalam al-Qur'an dipakai
 untuk menyatakan berbagai objek, yang dibesarkan atau
 dipentingkan manusia. Misalnya, di dalam ayat Q. 45:23
 dan Q.25:43.
 
 Tidakkah kamu perhatikan betapa manusia meng-ilahkan
 keinginan-keinginan pribadi mereka .?
 Dalam ayat Q. 28:38, perkataan ilah dipakai olch
 Fir'aun untuk dirinya sendiri:
 
 Dan Fir'aun berkata: 'Wahai para pembesar, aku tidak
 menyangka, bahwa kalian masih punya ilah selain
 diriku'.
 Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, ternyata
 perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda,
 baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun
 benda nyata (Fir'aun atau raja, atau penguasa yang
 dipatuhi dan dipuja). Dari dua kenyataan di atas
 dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: Tidak
 adanya perkataan atheist dan atheisme di dalam
 al-Qur'an membuktikan, bahwa tidak mungkin manusia itu
 tidak bertuhan.
 
 Faham atheisme adalah omong kosong, tidak logis, dan
 tidak masuk 'akal. Menurut logika al-Qur'an: setiap
 orang mesti bertuhan. Alternatip yang mungkin ialah
 bertuhan satu (monotheist) atau bertuhan banyak
 (polytheist = bcrluhan lebih dari satu). Oleh karena
 itu, perkataan ilah di dalam al-Qur'an juga dipakai
 dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda
 (muthanna: ilaahaini), dan banyak (jama': aalihatun).
 Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat
 mengerti dengan tuntas akan masalah ini dapatlah kita
 buat definisi tuhan atau ilah yang tepat,
 berdasarkan logika al-Qur'an sebagai berikut:
 
 Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap
 penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
 manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya
 (sesuatu itu).
 
 Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara
 luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,
 diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
 kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula
 sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
 kerugian. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan
 definisi al ilah sebagai berikut:
 
 Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan
 hati; tunduk kepadanya, merendahkan 

[wanita-muslimah] Re: PRAGMATIS

2005-09-16 Terurut Topik muizof
islam konsep langit apa bukan ???

kalau merujuk qur'an : inna nazzalnaz zikra wa innahu lahafidzun 
(al-ayat, sorry saya lupa qs dan ayat berapa) = sesungguhnya kami 
menurunkan zikra (qur'an) dan sekaligus memeliharanya jelas sekali 
bahwa islam melalui qur'an diturunkan oleh Allah, kata 
KAMI turunkan bermakna dari atas ke bawah, lalu apa yang di 
maksud atas tentu langit. Bila kita bertanya di mana Allah 
bersemayam bersemayam di arasy tidak lain adalah langit, akan makin 
jelas koherensinya.

Islam konsep pragmatis apa bukan ??

bila pragmatis yang dimaksud mbak mia adalah fitrah-manusiawi ya 
benar-benar jos, karena hidayah adalah untuk manusia, bukan untuk 
makhluq lain. Maka bila konsep islam tidak bisa diimplementasikan 
manusia, pastilah qur'an akan ditinggalkan para penganutnya, atau 
tepatnya akan menjadi penghuni museum belaka.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bang Yos yang nge-jos. Ganti saja kata 'agama pragmatis' 
 dengan 'agama fitrah-manusiawi'. Konteks keseluruhannya mendukung.  
 Happy?
 
 No problem dengan keyakinan anda dengan perintah jilbab yang sudah 
 tuntas dst..dst... Kita hormati itu. Yang jelas ada tafsiran 
 beragam, dan ada reaksi bila jilbab diwajibkan (dipaksakan) pada 
 perempuan.
 
 Pak Muiz, betul, the lesson learned dari tuturan jilbab di Quran 
 adalah menjaga pandangan dan kehormatan - decency yang prudent dan 
 rasional. Inilah nilai universal abadi.
 
 Salam
 Mia
  
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO 
WIJANARKO 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wah kali ini saya harus ngritik mbak mia nich,
   
  Katanya Mbak Mia : Islam tuh Pragmatis bukan konsep langit, 
  wah..wah...wahmaaf mbakMbak Mia sadar engga saat Mbak Mia 
 mengatakan bawa Islam tuh Pragmatis?mohon penjelasan 
 dongilmunya dari mana itu mbak?coba mbak sebutkan dasar-
 dasar yuridis Qur'an-nya dan Hadist-nya...saya engga yakin dech 
 kalau mbak mengutarakan hal tersebut dengan sadar.
   
  Jangan tersinggung ya mbakkalau mbak meyakini Islam itu 
 Pragmatism Religion  berarti mbak orang yang pragmatis jadinya mbak 
 sebagai wanita islam yang kasihan dong...karena apa?mbak tahu 
 kan kata pragmatis.artinya mbak dalam beramal baik horisontal 
 dan fertikal selalu memikirkan keuntungan , timbal balik dan 
 kepentingan, tidak ada ikhlas, tidak ada tempat mencari pahala 
dalam 
 konsep penafsiran mbak ( islam is pragmatism religion )..lha kepiye 
 nanti mbak?...maka saya ingin tahu dulu apakah betul yang dimaksud 
 islam itu pragmatis seperti yang saya tafsirkan diatas ?...
  Terimakasih.
   
  Masalah tuntas tidak tuntas itulah kehidupan, engga perlu takut 
 dengan ketidak tuntasan, biarlah Allah memberikan jalan bagi orang-
 orang yang hatinya bersih untuk mengajak kebaikan kepada sesama 
 hanya karena ridha-nya. 
  Sedangkan jilbab didepan Allah sudah tuntas ( Islam adalah Agama 
 yang sempurna ),  yang tidak tuntas adalah manusia-nya, jadi yang 
 perlu diperbaiki bukan Al Qur'an-nya tapi orang/manusia yang harus 
 mau memperbaiki dirinya sampai saat sebelum dia masuk liang lahat ( 
 belajarlah dari ayunan sampai...)
   
   
   
  salam.
  
  muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mbak Mia,
  
  saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. 
Yang 
  jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena 
qur'an 
  turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
  maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, 
  maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah 
 gaun 
  (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan 
nyambung 
  pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, 
 ayat 
  jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) 
itu 
  merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi 
 simbol, 
  sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
  islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya 
Kami 
  telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian 
indah 
  untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang 
demikian 
  itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
 mudahan 
  mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
  
  Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian 
itu 
  apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
  -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, 
 angin,
  (QS. 16:81)
  -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi 
(QS. 
  7:31)
  -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik 
 dan 
  sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
  
  Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
  pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
 70:29)
  
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   So jadi gimana jilbab itu sebagai

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
Mbak Mia,

saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang 
jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an 
turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, 
maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun 
(kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung 
pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat 
jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu 
merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, 
sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami 
telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah 
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian 
itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan 
mereka selalu ingat. (QS. 7:26).

Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu 
apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
-protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin,
(QS. 16:81)
-estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 
7:31)
-etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan 
sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 

Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29)

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik 
 yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir 
 dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
 
 Kita runut lagi:
 Perempuan di otak laki-laki --- okelah
 Laki-laki di otak perempuan --- okelah
 
 Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
 curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
 
 Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat kayak 
 gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru 
 karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
 
 Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya 
 wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
 
 So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
 
 Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak 
 berjilbab punya ruang yang sama.
 
 Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah 
 pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
 
 Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling 
 dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan jubah 
 dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah 
 menjabarkannya panjang lebar.  Tolong dong di-repost lagi mbak.
 
 Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu 
 berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa?
 
 Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah pribadi?
 - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena 
alasan 
 agama, budaya dan moralitas,  kita wajib menentangnya karena ini 
 adalah pemaksaan.
 - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi yang 
 tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang 
nggak 
 pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu 
berjilbab.  
 Cari penyakit apa? 
 
 Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. Pribadi 
 yang prudent dan rational.  Apa aku nggak berjilbab di Afghan 
 misalnya? Cari gara-gara deh.  Tapi jalan-jalan di Banda Aceh bebas 
 tuh nggak berjilbab..:-). Bukannya aku cari gara-gara, tapi emang 
 nggak ada orang protes - thank God! I lve Aceh...
 
 Makanya sebelum loncat ke hukum, kultur budaya, moralitas, aturan 
 agama - omongin dulu wilayah pribadi. Axiomanya: KODRAT MANUSIA ITU 
 UNIK. Do you understand this?
 
 Trus tolong jangan dibenturin wilayah pribadi dengan konsep 
keluarga 
 deh. Siapa bilang sih konsep keluarga itu nggak penting?  Pribadi 
 juga hidup di keluarga. Ada anggota keluarga yang pake jilbab, ada 
 yang nggak. So what gitu loh.
 
 KONSEP KELUARGA ITU TETEP PENTING, DIHARGAI DAN UNIVERSAL DALAM 
 KEHIDUPAN MANUSIA. Bahkan sejauh ini rata-rata ilmuwan percaya 
bahwa 
 asal manusia itu pair-bonding, seperti kepercayaan agama-agama dan 
 tradisi. Cuma saja, seperti konstruk kehidupan sosial lainnya 
bentuk 
 keluarga emang bergesar, beragam dan dinamis. Sepanjang sejarah 
 manusia emang gitu kok ceritanya.  Keluarga pair-bonding di jaman 
 prasejarah. Keluarga suku tribalistik. Keluarga besar. Keluarga 
 nuklir. Keluarga jomblo, keluarga homosexual, keluarga ortu 
tunggal -
 welcome to the exciting plural world.
 
 BTW, Imam GAzali pernah kawin dan punya anak nggak sih?
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
  memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
mas oracle,

jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian 
tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah 
berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini 
bunyi text qur'an.

Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single 
parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk 
makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan 
pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi 
suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas 
dan peran, baik secara kodrati dan sosial.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Betul.. setuju..
 Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
 Cowo juga..
 Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
 cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh..
 ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
 mirip iklan L-Men itu deh..
 Trus si cewe..waaaww.. katanya..
 Naah..kan apakah juga perlu 
 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
 Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu..
 apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
 
 Eh, tp bahasan jd melebar.
 Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
 Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
 bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
 Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
 Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
 tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'..
 Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas
 jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
 itu sebetulnya musuh dlm selimut..
 Dimana juga urusannya para cowo..
 Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe?
 Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang..
 Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
 Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
 Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
 
 Wassalam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  Mbak Mia,
  
  saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. 
Yang 
  jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena 
qur'an 
  turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
  maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, 
  maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah 
 gaun 
  (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan 
nyambung 
  pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, 
 ayat 
  jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) 
itu 
  merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi 
simbol, 
  sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
  islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya 
Kami 
  telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian 
indah 
  untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang 
demikian 
  itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
 mudahan 
  mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
  
  Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian 
itu 
  apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
  -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, 
angin,
  (QS. 16:81)
  -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi 
(QS. 
  7:31)
  -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik 
 dan 
  sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
  
  Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
  pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
 70:29)
  
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah 
 topik 
   yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya 
terakhir 
   dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
   
   Kita runut lagi:
   Perempuan di otak laki-laki --- okelah
   Laki-laki di otak perempuan --- okelah
   
   Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
   curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
   
   Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat 
 kayak 
   gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, 
justru 
   karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
   
   Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. 
 Misalnya 
   wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
   
   So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
   
   Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang 
nggak 
   berjilbab punya ruang yang sama.
   
   Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka 
wilayah 
   pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
   
   Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling 
   dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan 
jubah 
   dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
ya, pemahaman saklek itu karena, merasa umat islam itu di luar 
peradaban, bukan bagian dari peradaban yang perlu diwarnai oleh dasar 
pijakan yaitu qur'an.

Seringkali karena generasi rasulullah adalah yang terbaik, maka 
peradaban diminta mandeq back to zaman rasulullah, jadinya roh qur'an 
menjadi mati. 

wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, A Yasmina 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Betoool mas Alfri,
 sholat aja yang tiang agama, nyegah perbuatan buruk, yang ditanya 
duluan
 saat mat2, dll - itu tidak saklek harus berdiri, sesuai dengan 
kemampuan
 saza.  Nenek saya kakinya pernah patah, sholatnya selalu duduk 
karena tidak
 bisa berdiri dan ruku.  Ayah saya sebelum meninggal, berbaring 
dengan
 berbagai selang, sholatnya sambil berbaring.  Tgt sikon begitchuuu.
 
 salam
 Aisha
 --
 From: oracle_9000 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
 
 Itu juga kan artinya tidak berlaku mutlak. Tergantung sikon.
 Kalo suami ga kerja? misal secara kondisi tidak memungkinkan
 seperti lumpuh? kan ayat tidak berlaku saklek.
 
 Begitu juga ibu yg air susunya tercemar entah apalah secara 
kedokteran
 misalnya sederhananya air susunya tidak keluar, sedikit, atau
 ibunya pengidap narkoba.. pada akhirnya yg menyusui orang lain..
 Artinya lagi.. sesuaikan kondisi.
 Bukan secara saklek sami'na wa atho'na.
 Islam memberi berbagai kemudahan.
 wajib tapi tidak memaksa. Semampunya saja.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  mas oracle,
 
  jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada
 pembagian
  tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para
 ayah
  berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini
  bunyi text qur'an.
 
  Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi
 single
  parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk
  makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan
  pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja 
menafkahi
  suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian
 tugas
  dan peran, baik secara kodrati dan sosial.
 
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
 
 Send instant messages to your online friends 
http://asia.messenger.yahoo.com





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
ya, betul mbak herni :

shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali 
membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang 
memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada 
pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena 
tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak 
merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek.

Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga 
adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah 
mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, 
sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh 
sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang 
istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan 
tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena 
kalah penghasilan.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Mu'iz,
 
 Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg 
 mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan 
 menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 
 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan 
 kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. 
Karena 
 si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara 
 harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi 
si 
 ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) 
 
 Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada 
 PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat 
 menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 
domestik 
 yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si 
suami 
 maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-)
 
 Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, 
ayah  
 diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami 
sbg 
 seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng-
 aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya 
 selamanya :-)  Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan 
bekerja 
 dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh 
 laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam 
 bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. 
Contohnya 
 Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti 
 Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan?
 
 Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. 
 Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan 
 sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita 
utk 
 aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat 
kuli. 
 Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer 
(kebutuhan 
 dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri 
 dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn 
 masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, 
 kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita 
miliki. 
 (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...)
 
 Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja 
 domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung 
jawab 
 domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan 
 thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. 
 Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya 
 perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh 
 keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd 
 perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya.
 
 Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang 
 gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg 
 memikul beban ganda tersebut, perempuan2 kepala keluarga yg bukan 
 karena si suami lagi di PHK tapi karena ulah suami2 yg tidak 
 bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Yg belum terjawab dari 
dulu 
 adalah, bagaimana kaum ulama atau agamis menyelesaikan persoalan 
ini?
 
 
 wassalam,
 herni
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  mas oracle,
  
  jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada 
 pembagian  tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui 
 sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan 
 pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an.
  
  Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi 
 single  parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi 
 termasuk  makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang 
 bersuamikan  pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah 
 saja menafkahi  suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an 
 berbicara pembagian tugas  dan peran, baik secara kodrati dan 
sosial

[wanita-muslimah] Re: Keperawanan laki-laki

2005-09-14 Terurut Topik muizof
Mbak Herni,

supaya nggak ciloko 12 ya silakan dibantu para dokter untuk menemukan 
metode pembuktian kejejakaan kaum pria. :) siapa tahu teknologi 
kedokteran mutahir dapat mengupdate mesin kebohongan yang valid.

Kalau hanya melihat tanda-tanda psikis dan fisik, pasti sampeyan akan 
mudah ditipu para don yuan atau playboy tingkat advance, mbak.

Yup saya setuju kalau lelaki penganut freesex menuntut istri perawan 
adalah orang munafiq. Tapi jangan salah pria menang memilih, wanita 
menang menolak, kan boleh juga tuh wanita yang berinisiatif memilih 
pasangan, gak ada yang melarang kan ??

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Muiz,
 
 Bener2 ciloko twelve dong kalo gitu, gak bisa membuktikan secara 
medis. 
 Hanya bergantung pada kejujuran laki2 ya. Tapi katanya ada tanda2 
lain 
 yg bisa dilihat secara halus, utk menilai laki2 itu sudah pernah 
atau 
 belum. Mungkin wajah, pandangan mata atau mungkin isi kepala (kali2 
aja 
 bisa terbaca, hehehe) atau entah apanya lah antara laki2 yg pernah 
dan 
 belum, bisa terlihat ya? Satu pengetahuan yg umumnya diwariskan 
secara 
 turun temurun.
 
 Yg suka bikin sebel tuh kalau ada laki2 yg menganut 'free sex' tapi 
 pengen istri yg masih perawan. Atau yg keliatannya alim, 
tapi 'otak'nya 
 naudzubillah :-) maksudnya cara dia melihat dan memposisikan 
makhluk yg 
 namanya perempuan. 
 
 Laki2 (atau perempuan) yg terangsang melihat lawan jenisnya, itu 
 sesuatu yg normal. Dan kalau laki2 udah ngomong soal perempuan dan 
 seks, emang kadang2 ampun dah. Tapi sebenarnya dari 'ungkapan2 
normal 
 kelaki2an' yg dikeluarkan bisa ditelusuri lebih jauh lagi mengenai 
 bagaimana si laki2 tadi memposisikan perempuan. Maksud saya, bukan 
 sekedar bahwa bikini tank top, dll bertebaran dimana2, tapi 
perempuan 
 dalam otak laki2 perlu dilihat dalam konteks yg lebih dalam lagi. 
Bukan 
 sekedar bagaimana laki2 'melihat' perempuan, tapi bagaimana laki2 
 memposisikan perempuan. Kaya membedah bawang gitu lho, ada 
lapisan2nya.
 
 Maaf kalau asbun dan melantur...:-)
 
 wassalam,
 herni
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
  mbak Herni, ini bukan pencerahan :
  
  secara anatomi kan ada perbedaan bagi wanita dan pria setelah 
coitus. 
  Pada wanita bisa dilihat dari robek tidaknya selaput daranya 
  (meskipun bisa juga disiasati bila robek bisa dioperasi), tetapi 
bagi 
  pria, gak bisa tuh.
  
  yang jelas perintah menahan pandangan dan memelihara kemaluan itu 
  berlaku baik bagi pria maupun wanita sudah diamanatkan dalam 
qur'an 
  surat annur 24 : 30-31.
  
  Salam
  Abdul Mu'iz




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] laki-laki dan perempuan, haruskah berbeda? was Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-12 Terurut Topik muizof
qs 33 : 59 tidak berbicara ketertarikan lelaki pada fisik perempuan, 
melainkan sebagai upaya deferensiasi bagi wanita mukminat yang 
merdeka, karena ada penyebutan supaya dikenal dan tidak diganggu.

Ayat qur'an yang secara khusus membicarakan ketertarikan pria kepada 
wanita dapat ditemukan di qs annur,Katakanlah kepada laki-laki yang 
beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara 
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, 
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. 
24:30)

Sebenarnya perintah menahan pandangan dan memelihara kemaluan tidak 
hanya ditujukan pada pria, tetapi juga pada wanit sebagaimana bunyi 
ayat berikutnya, Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah 
mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan 
mereka,.(QS. 24:31)

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Jehan
 
 Beribu-ribu tahun yang lalu sudah ada deklarasi pembebasan manusia
 oleh Nabi Ibrahim pada peristiwa pencarian Tuhan yang diabadikan di
 dalam Qs.6:76-80. Menarik untuk di cermati kisah Nabi Ibrahim ketika
 Beliau mencari Tuhan yang sesungguhnya dan bagaimana konsep 
ketauhidan
 membebaskan manusia dari penguasaan Alam, kodrat, naluri dan nafsu.
 Dan terbebasanya manusia dari Tuhan jadi-jadian yang selama ini 
selalu
 menjelma melalui alam, kodrat, naluri dan nafsu.
 
 Kemudian di catat pula di dalam Qur'an Qs.35:39 bahwa manusia
 dijadikan khalifah, dimana sebagai khalifah manusia diberikan
 kemampuan untuk menguasai Alam, kodrat, naluri dan nafsu. Kemudian 
di
 tegaskan dalam ayat tsb tentang potensi manusia untuk tetap kafir
 (berada dalam kekuasaan alam, kodrat, naluri dan nafsu) sehingga 
tetap
 menjadi hamba dari Tuhan jadi-jadian.
 
 Makanya sedikit heran dengan pemikiran bahwa rangsangan atau impuls
 seksual melalui mata menjadi kodrat lelaki atau nature laki-laki
 berkaitan dalam wacana Jilbab.
 
 Perlu disadari bahwa potensi laki-laki dan perempuan itu sama, 
kalau
 memang laki-laki secara visual bisa terangsang melihat fisik 
perempuan
 begitu juga perempuan bisa turn on kalau liat fisik laki-laki.
 Jelas-jelas di dalam Qur'an pun di catat bagaimana terangsangnya 
para
 istri2 pembesar sewaktu melihat Nabi Yusuf bahkan siti dzulaiha
 sampe-sampe mau memperkosa Nabi Yusuf...tulkan?
 
 Ini seharunya menjadi pertanyaan seandainya printah Jilbab di dalam
 Qur'an Qs.33:59 dikaitkan dengan ketertarikan laki-laki terhadap 
fisik
 perempuan lalu kenapa laki-laki tidak juga di jilbabin? toh
 kenyataanya fisik laki-laki juga sexy euy, tanya aja sama mpo 
hindun:)
 
 Masalahnya dalam konstruk sosial, laki-laki di perbolehkan aktif 
untuk
 mengaktualisasikan ketertarikan seksualnya sedangkan perempuan
 dilarang untuk aktif dan diharuskan bersifat pasif dalam hal
 ketertarikan seksual, makanya muncul paradigma bahwa ketertarikan
 seksual secara fisik cuman milik laki-laki doang so perempuan doang
 lah yang musti di kurungin macam ninja turtle. Makanya tadi saya
 dilempar tissu karena memberi tahu secara jujur kalau saya sebagai
 perempuan bisa juga terangsang secara seksual melihat fisik laki-
laki
 he..he..he...he..mantan pacar kaget kali yach? karena ternyata 
dikamus
  laki-laki enggak ada yang namanya perempuan menjadi subject selalu
 menjadi object kalau urusan seks.
 
 Seandainya nature laki-laki-laki ini dijadikan bagian dari wacana
 Jilbab bisa jadi kita ini ternyata belum merdeka dan masih dalam
 penjajahan kodrat, sehingga kita dibawah kendali kodrat. Kita
 menjadikan kodrat sebagai Tuhan yang harus diperturutkan, di 
muliakan,
 dinormor satukan dll. Segala sesuatu menjadi legal, benar dan
 dibenarkan atas nama kodrat walaupun dalam hal itu ada ketidak 
adilan,
 kedzaliman, pemaksaan, dan penganiayaan terhadap pihak lain.
 
 Chae
 
  
  
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi 
Prihatmanto 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir 
anda 
  ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa 
  kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan 
rencanakan ;) ), 
  bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik 
  yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa 
  keadilannya ?
   
   Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene 
kebanyakan
   perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan 
publik 
  yang Anda inginkan)?
   
   Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan 
publik 
  minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran 
bagi 
  semua pihak (yang berniat baik tentunya).
  
  Jehan:
  Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan 
  sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public  
  decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap 
  daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda.
  
  Tapi Mas Ary, 

[wanita-muslimah] Re: Keperawanan laki-laki

2005-09-12 Terurut Topik muizof
mbak Herni, ini bukan pencerahan :

secara anatomi kan ada perbedaan bagi wanita dan pria setelah coitus. 
Pada wanita bisa dilihat dari robek tidaknya selaput daranya 
(meskipun bisa juga disiasati bila robek bisa dioperasi), tetapi bagi 
pria, gak bisa tuh.

yang jelas perintah menahan pandangan dan memelihara kemaluan itu 
berlaku baik bagi pria maupun wanita sudah diamanatkan dalam qur'an 
surat annur 24 : 30-31.

Salam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sekali-kali ngomongin laki-laki ah :-)
 Pak muizof, pak ton, pak untung, atau mbak mia (hehehe), dan yg 
 lainnya. Emang gimana caranya membuktikan keperawanan laki2 ? Apa 
 iya, cuma berpegangan pada 'kejujuran hatinya' saja kah? Walah, 
 ciloko tiga belas itu mah. Lha, janji aja katanya ada yg 
 namanya 'janji laki2', apalagi omongan... ada yg namanya omongan 
 laki2, rayuan gombal, bla bla :-)
 
 Mohon pencerahannya, hihihi.
 
 wassalam,
 herni
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
 Memang betul, nabi muhammad kan juga pernah menyampaikan pesan, 
 carilah yang pasangan yang sekufu (sepadan) : jejaka dengan 
perawan, 
 maka pezina selayaknya dinikahkan dengan pezina pula.
  
 Jadi kalau wanita dituntut menjaga keperawanan, maka tuntutan ini 
 berlaku pula bagi kalangan pria.
  
 Salam
 Abdul Mu'iz
  
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kartono Mohamad 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Mengapa yang dituntut untuk mempertahankan keperawanan hanya 
 perempuan? Mengapa laki-laki tidak dituntut untuk membuktikan bahwa 
 dia juga masih perawan sewaktu menikah.
 KM




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Gerakan Menolak Seks Pranikah

2005-09-11 Terurut Topik muizof
Memang betul, nabi muhammad kan juga pernah menyampaikan pesan, 
carilah yang pasangan yang sekufu (sepadan) : jejaka dengan perawan, 
maka pezina selayaknya dinikahkan dengan pezina pula.

Jadi kalau wanita dituntut menjaga keperawanan, maka tuntutan ini 
berlaku pula bagi kalangan pria.

Salam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kartono Mohamad 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mengapa yang dituntut untuk mempertahankan keperawanan hanya 
perempuan?
 Mengapa laki-laki tidak dituntut untuk membuktikan bahwa dia juga 
masih 
 perawan sewaktu menikah.
 KM 
  
 ---Original Message---
  
 From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Date: 09/11/05 00:53:38
 To: wanita-muslimah; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; M3B
 Subject: [keluarga-sejahtera] Gerakan Menolak Seks Pranikah
  
 http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?id=2005091021214415
 
 TAMU KITA  Minggu, 11 September 2005
 Gerakan Menolak Seks Pranikah
 
 
 Berita tentang pembuangan bayi membuat geram artis dan presenter 
Asty 
 Ananta. Dia tergerak mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan di 
 kalangan remaja. Kepada wartawan Media Luhung Sapto Nugroho, 
pemilik 
 rambut indah ini bicara banyak. Mulai dari keprihatinan hingga 
upaya 
 membentuk gerakan menolak hubungan seks pranikah.
 
 PAGI itu, suara Asty terdengar parau saat membicarakan berbagai 
kejadian 
 yang berkaitan dengan penyia-nyiaan dan pembuangan bayi di tong 
sampah. 
 Air mata mengembang di kedua matanya yang jernih. ''Sekarang ini 
banyak 
 yang berani melakukan hubungan intim, tapi tidak berani bertanggung 
 jawab. Bukan hanya pada diri sendiri, tapi juga dampak dari 
perbuatan 
 itu, kelahiran bayi yang tak berdosa,'' tuturnya dengan bibir 
tergetar 
 menahan sedih dan kegeraman.
 
 Cerita seperti itu bukan hanya dilihat dan didengar dari media 
cetak 
 serta elektronik, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa 
kali 
 Asty menyaksikan temannya mengadopsi bayi dari perempuan muda yang 
 mengaku tidak sanggup mengurus anaknya karena hamil di luar nikah. 
 ''Sungguh ironis. Banyak orang yang sudah menikah tapi sulit punya 
anak, 
 sedangkan yang sudah punya anak disia-siakan,'' tutur Asty dengan 
emosi 
 yang kian teraduk.
 
 Air mata yang sedari tadi mengembang, akhirnya menetes. Hal seperti 
itu 
 menurut perempuan bernama lengkap Annastya Yuntya Eka Wardhani, 
tidak 
 seharusnya terjadi. Apalagi dilakukan oleh perempuan dan lelaki 
yang 
 sudah dewasa.
 
 Hati gadis kelahiran Semarang 19 Juni 1984 itu pun kian tergerak 
untuk 
 melakukan sesuatu yang bisa mencegah seks pranikah dan 
menyelamatkan 
 kehidupan bayi-bayi korban perilaku miring orang tuanya. Beruntung 
dia 
 mendapat dukungan keluarga dan sejumlah teman. Dari kalangan 
selebritis 
 antara lain ada ustaz Jeffry Al Buchori, Lula Kamal, dan komedian, 
Iwel.
 
 Kini, Asty tengah mematangkan gerakan menolak hubungan seks 
pranikah. 
 Diilhami gerakan serupa dengan nama Silver Ring Thing atau cincin 
perak 
 yang dimulai di Pittsburgh, Amerika Serikat.
 
 Di Negeri Paman Sam, gerakan cincin perak digagas seorang pastor 
bernama 
 Denny Pattyn pada 1995. Tujuannya menarik perhatian kaum muda dan 
 melindungi mereka dari pengaruh buruk kebiasaan seks pranikah. 
 Selebritis yang pernah mendukung, antara lain penyanyi Jessica 
Simpson 
 dan Britney Spears.
 
 ''Untuk diterapkan di Indonesia, saya belum tahu simbol seperti apa 
yang 
 bisa digunakan. Bisa cincin ataupun seperti gelang solidaritas. 
Intinya, 
 ini murni gerakan dari hati dan ditujukan kepada orang-orang yang 
 memiliki kesamaan visi, khususnya kaum muda. Kami berharap, simbol 
yang 
 akan digunakan bisa mengingatkan kaum muda untuk lebih berhati-
hati,'' 
 tukas penggemar olahraga panjat tebing ini.
 
 Sebagai sebuah gerakan, Asty tidak mau hanya terpaku pada penolakan 
seks 
 pranikah. Karena itu, dia juga berupaya memberi pengertian berupa 
 penyuluhan ke sekolah-sekolah. Setelah semuanya siap, dia akan 
membentuk 
 yayasan. ''Selama ini kami bergerak menggunakan dana seadanya dari 
 kantong sendiri. Nantinya akan lebih dimatangkan.''
 
 Lalu, apa sebenarnya arti keperawanan bagi Asty? ''Sangat penting. 
 Selayaknya hanya dipersembahkan kepada suami di malam pertama. 
Semua 
 kecantikan, kekayaan, kepandaian tidak berarti tanpa keperawanan. 
Saya 
 hanya ingin memberikan sesuatu yang utuh pada suami saya nanti,'' 
tandasnya.
 
 Pada akhir perjumpaan, perempuan buah cinta Ananta dan 
Yuntianingrum ini 
 berharap, gerakan yang tengah dirintis bersama teman-temannya bisa 
 mengurangi penyia-nyiaan dan pembuangan bayi. Asty berpendapat, 
bayi 
 merupakan titipan Tuhan yang seharusnya dijaga baik-baik dan 
dibesarkan 
 dengan penuh cinta. (M-2)




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis 

[wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk

2005-07-26 Terurut Topik muizof
Oalah mbak Mia, sampeyan dituduh impulsif sama orang tua saja kok 
sedihnya bukan main. Berbeda pendapat itu biasa, kalau terlalu 
berharap dipuji orang lain termasuk orang tua seperti Abah HMNA, ya 
pasti akan ngenes sendiri. 

Kalau di mata saya sampeyan itu nggak impulsif mbak, masih obyektif 
kok. Secara historis MUI itu pada awal mulanya bisa menerima 
kehadiran Ahmadiyah, kalaupun kemudian berubah 180 derajat memusuhi 
ahmadiyah itu persoalan the man behind the gun. Ada apa dengan 
MUI ??? bukankah Ahmadiyah jaman dulu (saat diterima MUI) tidak 
mengalami perubahan hingga era sekarang ??? Pertanyaan ini lumrah 
diajukan, tidak haram kok bila bertanya demikian, lagian umat berhak 
tahu mengapa ada perubahan sikap pada lembaga MUI ??

Kalau Allah tidak langsung membinasakan iblis yang nyata-nyata sesat 
dan ingkar pada perintah-Nya supaya bersujud pada Adam ??? malah 
negosiasi sang iblis supaya ditangguhkan masuk ke neraka sampai hari 
kiamat dikabulkan Allah kan ???

Kalau Nabi Nuh dan Luth tidak membinasakan anak dan istrinya yang 
nyata-nyata menolak beriman kepada Allah kan ??? Nabi Ibrahim tidak 
membinasakan sang Bapaknya sendiri yang nyata-nyata jadi produsen 
berhala kan ??? Nabi Muhammad tidak membinasakan pamanda Abu Thalib 
yang emoh mengucapkan syahadat hingga akhir hayatnya kan ?? malah 
kematian sang pamanda diperingati sebagai Aamul Huzni = tahun 
kesusuahan.

Lantas mengapa umat islam indonesia yang mayoritas sunni tidak 
meneladani sikap Allah dan para nabi dan rasul-Nya ??? 

Memang ada ayat suci al qur'an berbunyi, assyiddaa'u 'alal kuffar = 
bersikap keras pada orang kafir, yang jadi pertanyaan apakah 
sembarang orang kafir harus disikapi keras ???, bukankah hanya kafir 
harby saja yang boleh diperangi ??? lha kalau sembarang orang kafir 
diperangi wah, tetangga kita orang non muslim pastilah tidak aman 
dari kita, apa ya begitu cara implementasi dari ayat suci tsb ??? lha 
buktinya Nabi Muhammad bisa hidup berdampingan dengan damai bersama 
kaum yahudi dan nasrani serta atheist di madinah, begitu mereka 
memusuhi ya lain lagi kan ceritanya ??

Wassalam
Abdul Mu'iz


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya pribadi merasa kecewa dengan Abah HMNA.  Bahwa Abah telah 
 menilai saya dan mbak Anita begitu impulsif menghakimi fatwa MUI.  
 Atas dasar apa?
 
 Mungkin saya nggak akan terlalu kecewa kalau saja Abah sebelumnya 
 juga menilai bahwa FPI dkk itulah yang impulsif dan menghakimi, 
 bahkan melakukan tindakan kriminal merangsek kampung orang.
 
 Kenapa sekarang saya yang dituduh impulsif menghakimi fatwa MUI? 
 Padahal postingan-postingan saya seputar Ahmadiyah cuma mendukung 
 yang dikatakan mbak Anita, dan memberi masukan kepada MUI untuk 
 mengeluarkan fatwa yang obyektif seadanya sesuai kiprah nyata 
 organisasi itu. Tanpa label 'sesat' dan semacam itu.  Apalagi MUI 
 Bogor mengendorsenya lagi sesudah kejadian FPI itu.  Perhatikan, 
 semua ini saya kaitkan dengan peristiwa merangsek, mengusir dan 
 mengultimatum kelompok Ahmadiyah tsb. BUKAN perbedaan pandangan 
kita 
 terhadap Ahmadiyah. Saya nggak terlalu paham Ahmadiyah, walaupun 
 sesekali baca tentang mereka. Soalnya merasa nggak punya 
 temen/kenalan orang Ahmadiyah.  Yang jelas, Ahmadiyah itu bukannya 
 kelompok cult bunuh diri seperti Wacko yang dirangsek oleh operasi 
 tentara Amerika itu. 
 
 So yang terpenting bagi saya dalam diskusi WM ini, apakah kita 
semua 
 bersepakat bahwa tindakan FPI dkk itu kriminal dan harus 
dituntut??? 
 Kita bukanlah mereka, dan kita membuat garis tegas disini. 
 
 Soal diskusi ttg Ahmadiyah ini-itu sih lain lagi. Karena itu saya 
 jadi sedih sendiri, kenapa sekarang saya yang malah dituduh 
impulsif 
 dan menghakimi MUI?.:-((
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Ass. wr.wb.
  Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah 
 Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan 
 pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. 
  Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya 
 katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa 
 perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya 
 beri input:
  Wassalam
  HMNA
 




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]


[wanita-muslimah] Re: Beragama Yes! Korupsi Yes! = Sistem Buatan Manusia Merusak Manusia

2005-06-22 Terurut Topik muizof
Apa maksud abah HMNA, sistem yang tidak mengindahkan spirit ilahi 
akan merusak manusia ???

Sistem untuk manusia ya tentunya manusia sendiri yang mengcreat, 
berinovasi dan berkreasi. Allah cuma menyuguhkan sunnatullah 
dan qudratullah, selebihnya sebagai khalifah ya bebas berkreasi 
dengan segala resikonya.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sistem Buatan Manusia Merusak Manusia
 
 Yang perlu kita renungkan bersama yaitu sistem buatan manusia dapat 
merusak manusia baik secara perorangan, maupun kelompok. Yang selama 
ini dianggap bersih, karena memang ia bersih, setelah ia masuk ke 
dalam sistem ia menjadi rusak terlibat dalam penyogokan. Bahkan 
secara kelompok sistem yang bernama Departemen Agama merusak kelompok 
manusia yang beragama itu sendiri. Mengapa? Karena Departemen Agama, 
walalupun mengurus yang berhubungan dengan agama, namun Departemen 
Agama merupakan sub-sistem dari sistem buatan manusia, yaitu sistem 
sejenis negara sekuler. Walahu a'lamu bisshawab. 
 
 Wassalam
 HMNA
 
   - Original Message - 
   From: Ambon 
   To: Wanita Muslimah 
   Sent: Thursday, June 23, 2005 04:19
   Subject: [wanita-muslimah] Beragama Yes! Korupsi Yes!
 
 
   MEDIA INDONESIA
   Kamis, 23 Juni 2005
 
 
   Beragama Yes! Korupsi Yes!
   Abd Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Ketua PP 
Pemuda 
   Muhammadiyah
 
 
   DALAM Islam, ada doktrin yang menegaskan, jangan campur adukkan 
kebenaran 
   dengan kebatilan; bila kebenaran sudah datang, kebatilan akan 
hilang alias 
   tunggang-langgang.
 
   Di manakah letaknya kebenaran, di manakah bercokolnya kebatilan? 
Dan, apakah 
   sekarang ini belum ada kebenaran sama sekali sehingga kebatilan 
korupsi 
   semakin menjadi-jadi?
 
   Korupsi yang bersarang di lembaga-lembaga agama, terutama di 
tubuh 
   Departemen Agama, telah menjungkirbalikkan logika formal kita. 
Menurut 
   logika, dalam institusi tempat bersemainya doktrin kebenaran 
agama, 
   seharusnya tak akan muncul kebatilan, atau minimal kebatilan akan 
tereduksi. 
   Tetapi, ketika di ruang-ruang tempat kebenaran agama bergema itu 
justru 
   bersemai kejahatan, lantas logika apa lagi yang bisa kita pakai 
memahami 
   negeri ini.
 
   Tentu bukan logikanya yang salah, yang salah ialah cara kita 
memandang 
   kebenaran. Kebenaran lebih sering dilihat hanya secara legal-
formal, bukan 
   secara substansial. Cara pandang seperti ini bahkan menemukan 
momentumnya 
   sejalan dengan berseminya euforia demokrasi. Inilah salah satu 
kelemahan 
   demokrasi, yakni terbukanya ruang bagi kemungkinan pemaksaan 
kehendak 
   mayoritas terhadap minoritas. Formalisme beragama di negeri ini 
dianut oleh 
   sebagian besar rakyat. Sementara substansialisasi nilai-nilai 
keberagamaan 
   hanya diinginkan sebagian kecil saja--terutama dari kalangan 
cerdik pandai 
   yang berwawasan luas. Survei yang beberapa waktu lalu dilakukan 
Pusat 
   Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah 
Jakarta, 
   membuktikan bahwa formalisasi agama menjadi tuntutan sebagian 
besar warga 
   masyarakat, meskipun formalisasi itu belum mengarah pada 
pembentukan negara 
   Islam.
 
   Cara memandang kebenaran agama yang cenderung formalistik, telah 
memberikan 
   wewenang kepada lembaga-lembaga formal keagamaan untuk mengelola 
   kegiatan-kegiatan spiritual yang diharapkan mampu memperluas 
ruang batin 
   kita dalam menerima kebenaran hakiki, yang kemudian 
diaktualisasikan dalam 
   amalan-amalan kebajikan yang menyejukkan.
 
   Kegiatan spiritual seyogianya tak harus diberikan kewenangannya 
pada 
   lembaga-lembaga formal keagamaan, karena hakikat kebenaran pada 
dasarnya 
   bukan terletak pada balutan formal institusional. Dalam Islam, 
bukankah kita 
   diajarkan untuk tidak mengukur derajat ketakwaan seseorang dari 
tampilannya, 
   tapi dari amal kebajikannya. Kebenaran harus diambil, dari mana 
pun 
   datangnya. Artinya, kebenaran agama yang hakiki bukan terletak 
pada balutan 
   formalnya, melainkan pada kualitas substansinya.
 
   Agama menjadi suaka
   Maraknya korupsi di lembaga-lembaga keagamaan, terutama Depag, 
memang belum 
   tentu disebabkan karena cara pandang kita yang keliru mengenai 
kebenaran 
   agama. Tetapi, kalau kita cermati, cara pandang yang keliru itu, 
sangat 
   potensial melahirkan gejala disfungsi agama.
 
   Karena kebenaran agama dianggap mutlak keberadaannya di lembaga-
lembaga 
   formal keagamaan, tidak jarang lembaga ini dijadikan suaka bagi 
mereka yang 
   pandai melanggar dan memanipulasi kebenaran agama. Lembaga 
keagamaan 
   dijadikan tameng untuk melindungi dirinya dari sorotan 
masyarakat. Supaya 
   lebih meyakinkan, penampilan para pencari suaka kebenaran itu pun 
diatur, 
   disesuaikan dengan semangat Islam misalnya dengan memakai 
kopiah, sorban, 
   memelihara jenggot, dan tidak lupa menenteng tasbih. Di muka 
umum, 
   jari-jemarinya cekatan menggeser biji 

[wanita-muslimah] Re: Pancasila

2005-06-21 Terurut Topik muizof
Kayaknya pak Chodjim dan pak Dadang ini gemar saling bercanda nih. Ya 
yang namanya ideologi entah itu duniawiah ataupun ukhrowiyah ketika 
hadir di hadapan kita berupa text sudah barang tentu butuh tafsir.

Kalau qur'an ada dan butuh tafsirnya, why not dengan pancasila ??? 
mosok pancasila gak butuh tafsir ??? hanya langsung dilaksanakan 
saja. Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan begitu 
menurut pak Chodjim.

Ya memang Pancasila tidak selayaknya disandingkan atau disejajarkan 
dengan qur'an, tetapi mengapa ada semacam ambiguitas dalam mensikapi 
keduanya ??? kalau qur'an sah-sah saja ditafsirkan, namun pancasila 
gak perlu ditafsirkan langsung saja dilaksanakan. Penerapan pancasila 
langsung diterapkan ya jadinya model orde baru itu yang 
menyengsarakan rakyatnya sendiri. Korupsi no satu dan lain-lain gelar 
buruk disandang bangsa kita.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Wah, Kang dadang ini canda. Sampeyan tidak menanggapi, tapi 
bertanya atau minta tanggapan saya terhadap multi tafsir 
Pancasila.. :-)
 
 Sebagaimana yang saya paparkan dalam menanggapi Mbak Ning, 
Pancasila jangan ditafsir-tafsir lagi. Pancasila itu sila-sila yang 
jelas-jelas ada di Pembukaan UUD 45. Jadi, kalau kita ingin hidup 
bernegara sebagaimana dalam tujuan yang dikandung dalam UUD '45, maka 
Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan. Kalau masih 
ditafsirkan itu belum jelas.
 
 Maka, yang namanya berdasarkan Ketuhanan YME, ya kita harus sama-
sama mengimplementasikan agama kita masing-masing. Perikemanusiaan 
yang adil dan beradab ya harus diwujudkan dalam pembentukan isi UUD, 
UU atau peraturan yang memenuhi rasa keadilan dan keadaban. Jadi, 
bukan tafsiran yang diperlukan, tapi pelaksanaan atau penerapannya. 
Begitu pula yang lain-lainnya.
 
 Kalau ditafsirkan akan menjadi Trisila atau 36 butir atau yang 
lainnya lagi. Kalau masih ditafsirkan ia tidak perlu ditempatkan 
sebagai pembukaan UUD. Dan, inilah yang terjadi di Indonesia, dan 
jangan diulang kembali. Ditempatkan dalam pembukaan itu artinya semua 
isi UUD, UU atau Peraturan di Indonesia harus dijiwai dan dilandasi 
filosofi PANCASILA. Jadi, bukan Pansilanya yang ditafsirkan tapi 
apakah perumusan UUD/UU/Peraturan itu sudah sejiwa dengan Pancasila.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Dadang Fahmi 
(QA)
 Sent: Thursday, June 16, 2005 2:16 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Pancasila
 
 
 Saya hanya menanggapi satu masalah saja, untuk ditanggapi oleh sdr. 
Achmad
 bagaimana dengan Pancasila itu sendiri yang multitafsir termasuk UU 
dan UUD
 yang tternyata juga tidak tunggal pemahamannya?
 
 Terima kasih.
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
 [EMAIL PROTECTED]
 Sent: 16 Juni 2005 13:25
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: RE: [wanita-muslimah] Interaksi sesama Umat Islam
 
 Mbak Ning, 
 
 Saya coba menanggapi tulisan sampeyan dengan senarai berikut.
 
 1) Menegakkan Syariah
 Di sini harus dibedakan antara penegakan syariah agama sebagai 
individu atau
 umat dan penegakan syariah dalam kerangka politik-kekuasaan. 
Sebenarnya yang
 tidak didukung atau menurut Mbak Ning dijegal, itu pada tataran
 politik-kekuasaan. Dalam hal ini, mengusung penegakan syariat itu 
untuk
 kepentingan golongan bukan sebagaimana yang disyariatkan oleh Allah.
 
 Beberapa tahun yang lalu pernah dibahas di milis ini. Ketika kita 
mengusung
 penegakan syariat dalam kancah politik-kekuasaan, akan timbul 
persoalan
 yaitu syariat menurut pandangan siapa. Karena, syariat sendiri 
tidak
 tunggal pemahamannya! Ambil saja satu contoh, poligami. Nanti akan 
lahir
 keputusan syariat yang melarang atau membolehkan poligami secara 
ketat atau
 membolehkan secara longgar. Misalnya, ada yang menafsirkan wa itu 
atau,
 sehingga dalam poligami maksimum empat perempuan. Ada yang 
menafsirkan wa
 itu dan, sehingga maksimum 9 istri, dan ada yang menafsirkan wa 
sebagai
 kelipatan sehingga maksimum 24 istri. Dan, yang lebih parah, boleh 
poligami
 berapa saja karena wa di situ bukan pembatasan. Kacau kan 
hasilnya?
 
 Saya pribadi termasuk orang yang tidak setuju terhadap pengusungan 
syariat
 sebagai UU, UUD. Saya selalu tekankan bahwa kita harus bisa 
menempatkan
 nilai-nilai Islam dalam UU maupun UUD tanpa label syariat 
Islam. Ini
 tentu saja merupakan konsekuensi logis dari pilihan saya terhadap 
Pancasila
 sebagai landasan hidup bernegara.
 
 2) Saya setuju terhadap pandangan sampeyan tentang ikatan emosi 
antara
 in-group dan out-group. Hanya saja, tidak perlu menampakkan garis 
pemisah
 dalam interaksi sesama warga muslim dan warga Indonesia. Inilah 
sikap hidup
 toleransi dan solidaritas dalam berbangsa.
 
 3) Ya, bahkan di Jawa ada ungkapan bahwa setiap saat kita itu 
harus eling
 lan waspada. :-)
 
 4) Akal memang tool 

[wanita-muslimah] Re: Pancasila

2005-06-21 Terurut Topik muizof
Pak Chodjim,

Saya sepakat, bahwa pancasila bukan petunjuk seperti qur'an, dan saya 
sepakat bahwa suatu perjanjian yang melibatkan para pihak (seperti KKB 
atau CLA, termasuk perjanjian hudaibiyah) tidak perlu tafsir. Karena 
seluruh para pihak dianggap mengerti dan memahami isi perjanjian. 
Karena itu sebisa mungkin suatu perjanjian akan menghindari klausul-
klausul yang tidak jelas agar dalam implementasi tidak muncul multi 
interpretasi, sehinggal timbul sengketa (konflik).

Namun suatu tafsir menjadi tetap diperlukan manakala ada klausul yang 
tercantum di perjanjian tersebut bersifat umum. Dan penafsiran yang 
muncul menjadi seyogyanya disepakati bersama dalam kerangka konsensus 
nasional. Contohnya sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan yang 
mahaesa. Kan boleh saja yang muslim punya interpretasi alias tafsir 
sendiri dengan menafsirkannya sebagai tauhid, yang kristen, hindu, 
budha dll juga berhak kan menafsirkannnya menurut iman dan keyakinannya 
sendiri-sendiri asalkan semua penganut agama sepakat masih dalam 
komitmen wadah negara RI hidup berdampingan secara damai sebagai 
konsekuensi Pancasila adalah kesepakatan bersama.

Wassalam
Abdul Mu'iz
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mas Mu'iz, sebagaimana yang saya paparkan bahwa pancasila itu 
perjanjian/kesepakatan untuk mewujudkan negara yang namanya Negara 
Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat yang berdasarkan. 
(titik-titik) yang disebut Pancasila itu.
 
 Pancasila bukan buku petunjuk seperti Alquran tapi sekadar 
perjanjian/kesepakatan. Ini seperti Perjanjian Hudaybiah atau Piagam 
Madinah. Kalau sebuah perjanjian/piagam masih ditafsir-tafsirkan maka 
akan timbul pengkhianatan/pelanggaran tapi orang yang 
mengkhianati/melanggar itu mengatakan tidak mengkhianati/melanggar 
berdasarkan tafsirannya.
 
 Makanya, ketika Umar marah kepada Rasul terhadap isi perjanjian 
Hudaybiah, Nabi Muhammad menegaskan lagi bahwa dirinya seorang Rasul 
Allah. Artinya, Muhammad tak akan menyetujui suatu perjanjian kalau itu 
bukan atas bimbingan Allah. Dan, Nabi menyadari sepenuhnya bahwa bukan 
Muhammad dan pengikutnya yang akan melanggar tapi kaum musyrik Quraisy 
yang akan melanggar isi perjanjian itu. Orang Quraisy pun berusaha 
menafsirkan perjanjian Hudaybiah itu, tapi ditolak Nabi Muhammad. 
Mengapa? Karena, kalau masih ditafsirkan itu artinya BELUM SEPAKAT 
terhadap isi perjanjian. Cobalah, Mas Mu'iz mempelajari Kesepakatan 
Kerja Bersama (KKB) atau CLA (Collective Labor Agreement). Apa ya pihak 
buruh atau manajemen menafsir-nafsirkan lagi? Kalau masih ditafsir-
tafsirkan lagi ya akan berantakan. Makanya ada aturan main bahwa 
perbaikan atau pembaruan perjanjian bisa dilakukan, misalnya, 2 tahun 
setelah kesepakatan ini ditandatangani.
 
 Wassalam,
 chodjim
  
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of muizof
 Sent: Tuesday, June 21, 2005 4:07 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Pancasila
 
 
 Kayaknya pak Chodjim dan pak Dadang ini gemar saling bercanda nih. Ya 
 yang namanya ideologi entah itu duniawiah ataupun ukhrowiyah ketika 
 hadir di hadapan kita berupa text sudah barang tentu butuh tafsir.
 
 Kalau qur'an ada dan butuh tafsirnya, why not dengan pancasila ??? 
 mosok pancasila gak butuh tafsir ??? hanya langsung dilaksanakan 
 saja. Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan begitu 
 menurut pak Chodjim.
 
 Ya memang Pancasila tidak selayaknya disandingkan atau disejajarkan 
 dengan qur'an, tetapi mengapa ada semacam ambiguitas dalam mensikapi 
 keduanya ??? kalau qur'an sah-sah saja ditafsirkan, namun pancasila 
 gak perlu ditafsirkan langsung saja dilaksanakan. Penerapan pancasila 
 langsung diterapkan ya jadinya model orde baru itu yang 
 menyengsarakan rakyatnya sendiri. Korupsi no satu dan lain-lain gelar 
 buruk disandang bangsa kita.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wah, Kang dadang ini canda. Sampeyan tidak menanggapi, tapi 
 bertanya atau minta tanggapan saya terhadap multi tafsir 
 Pancasila.. :-)
  
  Sebagaimana yang saya paparkan dalam menanggapi Mbak Ning, 
 Pancasila jangan ditafsir-tafsir lagi. Pancasila itu sila-sila yang 
 jelas-jelas ada di Pembukaan UUD 45. Jadi, kalau kita ingin hidup 
 bernegara sebagaimana dalam tujuan yang dikandung dalam UUD '45, maka 
 Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan. Kalau masih 
 ditafsirkan itu belum jelas.
  
  Maka, yang namanya berdasarkan Ketuhanan YME, ya kita harus sama-
 sama mengimplementasikan agama kita masing-masing. Perikemanusiaan 
 yang adil dan beradab ya harus diwujudkan dalam pembentukan isi UUD, 
 UU atau peraturan yang memenuhi rasa keadilan dan keadaban. Jadi, 
 bukan tafsiran yang diperlukan, tapi pelaksanaan atau penerapannya. 
 Begitu pula yang lain-lainnya.
  
  Kalau ditafsirkan akan menjadi Trisila atau 36 butir atau yang 
 lainnya lagi

[wanita-muslimah] pro pak Aman Fatha cs : makna jin menurut qur'an Re: Interaksi sesama Umat Islam

2005-06-15 Terurut Topik muizof
Ok. Pak Chodjim,

mumpung kontak dengan narasumbernya (penulis tafsir qs annas), saya 
coba ganti thread berkaitan akal dan wahyu yang disinggung sampeyan. 
Mengapa pak Chodjim menawarkan tafsiran mengenai jin dalam surat 
annas sambil dikaitkan dengan qs al ahqaf, berbeda dengan penafsiran 
referensi tafsir klasik yang semuanya menafsirkan bahwa jin adalah 
makhluq halus semata, bunyi textual rasulullah berdakwah kepada 
golongan jin ditafsirkan oleh pak Chodjim tidak selalu golongan 
makhluq halus, tetapi golongan yahudi non arab, jadi golongan manusia 
juga adanya. Hal yang sama juga demikian penafsiran pak Chodjim 
tentang jin ifrit yang disebutkan dalam surat Anaml (dialog Nabi/raja 
sulaiman dengan peserta tender istana) ditafsirkankan kaum manusia 
yang memiliki keahlian arsitektur.

Apa benar sih tradisi atau kultur arab selalu menyebut orang asing 
itu dengan jin ??? mungkin pak Aman Fatha atau teman-teman di tim 
teng dapat nimbrung nih.

wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mas Mu'iz,
 
 Saya cuma menulis di bawah ini akal di atas wahyu. Lebah yang 
menempatkan akalnya di bawah wahyu... karena lebah tidak berakal.. :-)
 
 Salam,
 chodjim
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of muizof
 Sent: Thursday, June 16, 2005 11:43 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Interaksi sesama Umat Islam
 
 
 Pak Chodjim,
 
 wah lagi bahas wahyu dan akal, gak boleh merendahkan akal di bawah 
 wahyu dan gak boleh meninggikan akal di atas wahyu. Kalau baca 
tafsir 
 sampeyan tentang qs annas yang mengartikan jin tidak selalu makhluq 
 halus itu termasuk menempatkan posisi akal di mana pak Chodjim ???
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mbak Ning,
  
  Jauh-jauh agama Islam sudah mengingatkan bahwa kita tak boleh 
 taashub, kita tak boleh berbangga diri terhadap golongan. Surat 
 Alhujurat merupakan surat pendek yang isinya mengingatkan kita agar 
 kita tidak berbangga terhadap golongan. Dalam ayat itu ditegaskan 
 bahwa sesama orang mukmin (sesama orang Islam) itu bersaudara. Kita 
 dilarang merendahkan golongan lain, kita dilarang menggunjing 
 orang/golongan lain. Makanya, saya justru bersedih ketika muncul 
 golongan-golongan dalam Islam dan memberikan stigma umat yang 
 selamat bagi golongannya sendiri saja. 
  
  Islam menegaskan sebarkan salam. Islam mememerintahkan untuk 
 menjauhi prasangka. Inilah yang sekarang malah dihidup-hidupkan 
 melalui girah partai. Betul-betul dengan girah partai itu, Alquran 
 ditinggalkan. Wajar jika Rasul mengeluh kepada Tuhan sebagaimana QS 
 25:30 bahwa kaumnya telah meninggalkan Alquran.
  
  Sudah waktunya kita merasa bersaudara, meski berbeda pandangan. 
 Sesama muslim kita ini hanya berbeda pandangan dalam mengkaji 
Alquran 
 dan Hadis. Mengapa bisa berbeda pandangan? Karena kita 
 semua menggunakan akal dalam menganalisis kandungan Alquran dan 
 Hadis. Tak seorang pun di dunia ini yang tidak menggunakan akalnya 
 dalam memahami Alquran. Jadi, semua orang --sekali lagi semua orang-
- 
 telah menempatkan akalnya di atas wahyu. Tak seorang pun yang 
 menempatkan akalnya di bawah wahyu. Memang banyak orang yang bilang 
 bahwa dirinya tidak mau menempatkan akalnya di atas wahyu. Tapi, 
itu 
 hanya omongan, bukan realita. 
  
  Kalau ada manusia yang menempatkan akalnya di bawah wahyu, maka 
itu 
 sebenarnya hanya dimiliki oleh anak balita yang akalnya belum 
 bekerja. Cobalah balita diajari membaca terjemahan Alquran, lalu 
 disuruh membaca. Lalu, tanya apa artinya. Tentu, ia akan geleng 
 kepala dan bilang bahwa ia belum mengerti arti ayat yang dibacanya. 
 Ini wajar, karena anak tersebut belum menggunakan akalnya atau 
 akalnya belum nyampe atau masih di bawah wahyu.
  
  Lha, kalau ada orang yang berpaham literal atau harfiah, maka 
 sebenarnya ia telah menempatkan akalnya di atas wahyu. Hanya 
saja..., 
 kualitas akalnya ya segitu... hanya pada level harfiah. Lha, kalau 
 tidak menggunakan akalnya sama sekali yang binatang, dan binatang 
 semacam lebah disebut menerima wahyu. Makanya lebah bisa membuat 
 rumahnya yang poligon dan sebangun itu tanpa belajar arsitektur. 
Ya, 
 karena lebah menempatkan akalnya di bawah wahyu sehingga rumahnya 
 dibangun tanpa belajar matematika dan teori bangunan.
  
  Karena umumnya kita ini tidak menerima wahyu, maka kita harus 
 memberdayakan setinggi mungkin akal kita sehingga kita bisa 
memahami 
 kandungan dari wahyu. Jadi, akal di atas wahyu, bukan akal di bawah 
 wahyu. Kalau tak berakal = binatang. Baca Alquran, mengapa orang-
 orang kafir itu disamakan dengan binatang ternak atau lebih rendah. 
 Karena mereka tidak menggunakan akalnya. Dan, orang yang tidak 
 mempergunakan akalnya akan ditimpa kemurkaan Tuhan (QS 10:100). 
Nah, 
 dengan mempergunakan akal kita, kita bisa tersenyum kepada saudara-
 saudara kita sesama agama