[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
ada pak : 1) ...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman (QS 2:221), 2) ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir... (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chod...@... wrote: Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: ... Maya Purnomo ... hayu.arta...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro masar...@... Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt rita...@...: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, monyongsexy monyongsexy@ wrote: Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk meninggalkan agamanya. Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak laki. Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong yah? eng ing enggg :)) -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Istri nabi yang bernama mariyah el qibtiyah semula memang kristen koptic yang merupakan hadiah budak dari raja mesir. Namun setelah dinikahi Nabi, mariyah menjadi muslimah, buktinya ketika makamnya dipindakan ke pemakaman baru (baqi') pada masa Khalifah Umar Bin Khattab dilakukan shalat jenazah ghaib diimami oleh khalifah Umar ra. Sedangkan istri nabi yang bernama shafiyah semula adalah yahudi namun setelah dinikahi nabi shafiyah memilih menjadi muslimah. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro masar...@... wrote: istri nabi juga ada yang kristen, ada juga yang yahudi. 2009/8/26 sunny am...@...: Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen. - Original Message - From: firman wiwaha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? From: Ari Condro masar...@... Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz mui...@...: 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro masar...@... menulis: Dari: Ari Condro masar...@... Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof mui...@yahoo. com: Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan
[wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : Salam Abdul Mu'iz Pernikahan Beda Agama Ditulis oleh Komaruddin Hidayat Jumat, 01 Mei 2009 14:46 TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang pernikahan. Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan ternyata jarak itu tetap saja menganga. Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting terpelihara dan tumbuh. Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, semuanya itu hal yang wajar selama keduanya saling menerima dan saling melengkapi. Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. Mengapa agama menjadi persoalan? Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh seluruh keluarga. Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai hidup. Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika pasangan hidupnya berbeda agama. Kenikmatan berkeluarga ada yang hilang. Jadi, sepanjang pengamatan saya, secara psikologis pernikahan beda agama menyimpan masalah yang bisa menggerogoti kebahagiaan. Ini tidak berarti pernikahan satu agama akan terbebas dari masalah. Namun perbedaan agama bagi kehidupan rumah tangga di Indonesia selalu dipandang serius. Ada suatu kompetisi antara ayah dan ibu untuk memengaruhi anak-anak sehingga anak jadi bingung. Namun ada juga yang malah menjadi lebih dewasa dan kritis. Pasangan yang berbeda agama masing-masing akan berharap dan yakin suatu saat pasangannya akan berpindah agama. Seorang teman bercerita, ada seorang suami yang rajin salat, puasa, dan senantiasa berdoa agar istrinya yang beragama Katolik mendapat hidayah sehingga menjadi muslimah. Dengan segala kesabarannya sampai dikaruniai dua anak, istrinya masih tetap kokoh dengan keyakinan agamanya. Tapi harapannya belum juga terwujud dan bahkan perselisihan demi perselisihan muncul. Akhirnya
Bls: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
itu sudah masuk referensi kajian fiqh mbak Lina, sepertinya mayoritas sepakata mengenai batas yang boleh kelihatan dalam shalat bagi wanita yaitu muka dan telapak tangan. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 16/7/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo.com menulis: Dari: Lina Dahlan linadah...@yahoo.com Judul: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 2:47 PM Assalamu'alaikum pak Muiz, Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini rujukannya apa dan dimana ya, pak. Terimakasih. wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote: . (QS. 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ?? Wallahu a'lam bis shawab Wassalam Abdul Mu'iz At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote: Apakah demonstrasi turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
kalau jilbabnya sudah seperti itu ya gak perlu pakai mukenah atau rukuh lagi kan mas ?? :) Salam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 16/7/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 3:13 PM jilbab ala indonesia ada cantolannya di jari pak, jadi punggung tangan juga tertutup kok. gimana seh pak ustad hehehe On 7/16/09, Lina Dahlan linadah...@yahoo. com wrote: Assalamu'alaikum pak Muiz, Dalam sholat yang diperkenankan terbuka hanya muka dan telapak tangan. Ini rujukannya apa dan dimana ya, pak. Terimakasih. wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote: . (QS. 3) terkait wanita berjilbab kalau shalat tetap mengenakan mukenah adalah karena mengikuti prinsip kehati-hatian saja, kenyataanya yang diperkenankan boleh terbuka dalam shalat kaum wanita adalah muka dan telapak tangan saja. Jilbab ala indonesia kan punggung tangan masih kelihatan kan ?? Wallahu a'lam bis shawab Wassalam Abdul Mu'iz At 10:07 AM 7/14/2009 +0200, you wrote: -- salam, Ari Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [wanita-muslimah] Re: obrolan kilas balik
kayaknya mbelgedes bakal kecewa deh --- Pada Sab, 11/4/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com menulis: Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Topik: [wanita-muslimah] Re: obrolan kilas balik Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 11 April, 2009, 10:45 AM Ada juga yang membayangkan bahwa, sejak kemarin, SBY mulai membiarkan jenggotnya tumbuh supaya pantas berdampingan dengan PKS. Khayalan itu, jika terwujud, akan membawa malapetaka. Semoga koalisinya nanti bukan dari partai agama. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami vs Selingkuh
ojo ngono ker, kapan-kapan ngebakso di Malang ya ?? atau Denpasar ?? Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 7/4/09, Ari Condro masar...@gmail.com menulis: Dari: Ari Condro masar...@gmail.com Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami vs Selingkuh Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 7 April, 2009, 2:59 PM kang muiz marah marah karena dituduh tidak modern. wehehehe ... *gelar tikar dulu, nonton sambil nyeruput kopi* 2009/4/7 Abdul Mu'iz qual...@posindonesi a.co.id Mbak Put, Eyang kayaknya jangan dikasih anestesi, bagusnya diterapi untuk orang yang berkepribadian ganda, kayaknya jiwanya terbelah jadi dua. Tepatnya fisiknya tua tetapi jiwanya kanak-kanak. Kalau bahasanya lasykar pelangi, Orang tua yang terjebak pada jiwa anak-anak, atau anak-anak yang terjebak pada raga/jasad orang tua. Mbelgedes (bahasa jawa) itu sama dengan hoax. :) Wassalam Abdul Mu'iz Kalau suami/pacarmu seperti itu Eyang sarankan untuk ditinggal saja. Multi-brengsek itu. Bapakmu nggak seperti itu kan? ^_^...Alhamdulillah ...disekeliling put nggak ada yang ngomongnya kaya preman apa eyang mo kenalan sama papa? ntar dikasih anastesi lho^_^ :putri --- On Mon, 4/6/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ yahoo.comeyang_mbelgedes% 40yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ yahoo.comeyang_mbelgedes% 40yahoo.com Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami vs Selingkuh To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com Date: Monday, April 6, 2009, 6:02 PM Kalau suami/pacarmu seperti itu Eyang sarankan untuk ditinggal saja. Multi-brengsek itu. Bapakmu nggak seperti itu kan? --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, izzuddin al qassam wanitaacehtangguh@ ... wrote: banyak juga kok eyang para suami yang hanya ongkang-ongkang kaki dirumah keluyuran nggak jelas... mabuk. bisanya minta duit sama istri padahal sudah punya tiga anak dan istrinya repot...udah ngurus anak yang kecil disuruh ngurus suami yang brengsek . udah pengangguran selingkuh pula... :putri --- On Mon, 4/6/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Selingkuh Lebih Jahat dari Poligami vs Selingkuh To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Monday, April 6, 2009, 1:45 AM Banyak kok suami yang senang mengurung istri di rumah saja, dijadikan boneka pajangan, disolek secantik-cantiknya dan dijadikan mesin tetas. Bakat dan keahlian istri tidak boleh dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak. Istri biasanya tidak boleh mencari nafkah sendiri supaya secara finansial tegantung kepada suami dan karenanya di bawah kendali suami. Banyak juga suami yang menyuruh istrinya dibrongsong, sedemikian rupa supaya kecantikannya tidak bisa dilirik orang lain. Seolah-olah istri ini adalah salah satu dari harta bendanya. Dinominakan, diturunkan derajatnya dari 'manusia' menjadi 'benda' yang bisa dikoleksi (sebagai istri pertama, kedua, ketiga, keempat, dst). [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
Kalau eyang berharap ada nabi cewek, pastilah eyang kecewa. Karena tidak ada nabi dari kalangan bani israil dan bani ismail berjenis kelamin cewek. Allah itu memang Maha Ndagel alias Lucu, eyang. Kalau Eyang menafsirkan Islam adalah untuk kaum laki-laki ya keliru. Mosok hanya karena harapan eyang terhadap nabi cewek gak kesampaian lantas agama islam ditafsirkan cewek sebagai obyek penderita. Lha kaum cewek saja gak ada yang protes karena gak dijadikan nabi, kok Eyang sedih banget ??? ya untuk sementara Eyang semoga terhibur dengan adanya mbak nabila. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Ming, 29/3/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com menulis: Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Topik: Bls: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim? Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 29 Maret, 2009, 10:56 AM Jadi arti 'nabi' itu adalah 'laki-laki'? Kalau cewek 'nabila' ya? Gusti Allah ini memang suka ndagel dan sukanya cuma sama cowok aja. Jangan-jangan agama juga cuma berlaku untuk cowok saja sehingga bunyinya begini: 'agama adalah oleh, dari dan untuk cowok' saja? Sementara itu, cewek hanyalah obyek penderita agama... hahaha... --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Muizof mui...@... wrote: Nabi dan atau Rasul itu kan khas istilah bangsa schmith, ke semua nabi/rasul itu ya keturunan Bani Israil dan Bani Ismail. Kalau merujuk pada qur'an, injil, zabur dan taurot, maka gak ada nabi cewek. Di qur'an misalnya meskipun dikisahkan wanita mulia dan hebat seperti : Ratu Sabah (istri Nabi Sulaiman), Asiah (istri Firaun zaman Nabi Musa), Masyithoh wanita beriman yang digodog fir'aun, Maryam (ibunda nabi Isa) mereka tidak ada yang digelari nabi. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 27/3/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... menulis: Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ ... Topik: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim? Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 27 Maret, 2009, 3:33 PM Seandainya Joan (yang hobi denger suara Tuhan dalam kepala dan merasa dipilih Tuhan ini) berhasil mengalahkan musuh kira-kira apakah dia berhak menambah jumlah nabi yang sudah dipatok mati Gusti Allah itu, supaya ada nabi ceweknya? 1. Nabi Adam A.S 2. Nabi Idris A.S 3. Nabi Nuh A.S 4. Nabi Hud A.S 5. Nabi Shaleh A.S 6. Nabi Ibrahim A.S 7. Nabi Ismail A.S 8. Nabi Ishaq A.S 9. Nabi Luth A.S 10. Nabi Ya'qub A.S 11. Nabi Yusuf A.S 12. Nabi Zulkifli A.S 13. Nabi Syu'aib A.S 14. Nabi Musa A.S 15. Nabi Harun A.S 16. Nabi Daud A.S 17. Nabi Sulaiman A.S 18. Nabi Ilyas A.S 19. Nabi Ilyasa A.S 20. Nabi Ayyub A.S 21. Nabi Yunus A.S 22. Nabi Zakariya A.S 23. Nabi Yahya A.S 24. Nabi Isa A.S 25. Nabi Muhammad S.A.W --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz quality@ wrote: Kalau nabi atau orang yang mengaku nabi di penghujung hidupnya berakhir dengan eksekusi hukuman mati itu karena ada pihak yang menggunakan kekuasaan untuk menghakiminya. Itulah fenomena organized religion. Kalau Tuhan aneh ya memang asma'ul husna itu banyak sekali menyimpan misteri. Contohnya Tuhan Maha berhitung (hasib dan muhshy), Perhitungan Tuhan tidak selamanya sejalan dengan klakulasi model manusia apakah itu model matematis atau model probabilitas. Manusia kan ilmunya setetes air, sementara ilmu Tuhan seluas samudra. salam Abdul Mu'iz Dulu kala ada perempuan Perancis bernama Joan/Jeanne de Arc yang merasa bahwa dia disuruh Tuhan untuk memimpin tentaranya melawan penjajah Inggris dan Burgundi. Namun sayang akhirnya ditangkap/ dibakar hidup-hidup. Seandainya dia memang menang, mungkin, saat itu dia diangkat menjadi nabi (?) oleh kerajaan Perancis karena seringkali di kepalanya dia sering mendengar suara 'Tuhan' yang memberikannya tuntunan dan perintah. (mestinya dulu tuntunan dan perintah Tuhan didokumentasikan supaya bisa dijadikan kitab suci bagi generasi penerusnya). Di pihak lain, (Inggris dan Burgundi) merasa bahwa Tuhan berada di pihaknya (entah ini Tuhan yang sama atau berbeda, tapi doa mereka menggunakan bahasa yang berbeda: Perancis dan Inggris). Mereka berhasil menangkap cewek Prancis ini dan membakarnya hidup-hidup juga atas nama Tuhan (yang berbahasa Inggris) dan mengutuk cewek Prancis ini dengan tuduhan telah melakukan penistaan agama... Siapapun yang menang/mayoritas dapat melakukan hal yang sama sejak jaman dulu kala... hahaha... Tuhan memang aneh, suka juga Tihan milih-milih utusan yang nyentrik seperti cewek Prancis ini. :) http://id.wikipedia .org/wiki/ Jeanne_d'Arc --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz quality@ wrote: mbak Ifadah
Bls: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim?
Nabi dan atau Rasul itu kan khas istilah bangsa schmith, ke semua nabi/rasul itu ya keturunan Bani Israil dan Bani Ismail. Kalau merujuk pada qur'an, injil, zabur dan taurot, maka gak ada nabi cewek. Di qur'an misalnya meskipun dikisahkan wanita mulia dan hebat seperti : Ratu Sabah (istri Nabi Sulaiman), Asiah (istri Firaun zaman Nabi Musa), Masyithoh wanita beriman yang digodog fir'aun, Maryam (ibunda nabi Isa) mereka tidak ada yang digelari nabi. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 27/3/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com menulis: Dari: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Topik: [wanita-muslimah] Re: Diskusi hangat: Bagaimana kalau Pilihan kita Jatuh pada Pemimpin yang Zalim? Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 27 Maret, 2009, 3:33 PM Seandainya Joan (yang hobi denger suara Tuhan dalam kepala dan merasa dipilih Tuhan ini) berhasil mengalahkan musuh kira-kira apakah dia berhak menambah jumlah nabi yang sudah dipatok mati Gusti Allah itu, supaya ada nabi ceweknya? 1. Nabi Adam A.S 2. Nabi Idris A.S 3. Nabi Nuh A.S 4. Nabi Hud A.S 5. Nabi Shaleh A.S 6. Nabi Ibrahim A.S 7. Nabi Ismail A.S 8. Nabi Ishaq A.S 9. Nabi Luth A.S 10. Nabi Ya'qub A.S 11. Nabi Yusuf A.S 12. Nabi Zulkifli A.S 13. Nabi Syu'aib A.S 14. Nabi Musa A.S 15. Nabi Harun A.S 16. Nabi Daud A.S 17. Nabi Sulaiman A.S 18. Nabi Ilyas A.S 19. Nabi Ilyasa A.S 20. Nabi Ayyub A.S 21. Nabi Yunus A.S 22. Nabi Zakariya A.S 23. Nabi Yahya A.S 24. Nabi Isa A.S 25. Nabi Muhammad S.A.W --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote: Kalau nabi atau orang yang mengaku nabi di penghujung hidupnya berakhir dengan eksekusi hukuman mati itu karena ada pihak yang menggunakan kekuasaan untuk menghakiminya. Itulah fenomena organized religion. Kalau Tuhan aneh ya memang asma'ul husna itu banyak sekali menyimpan misteri. Contohnya Tuhan Maha berhitung (hasib dan muhshy), Perhitungan Tuhan tidak selamanya sejalan dengan klakulasi model manusia apakah itu model matematis atau model probabilitas. Manusia kan ilmunya setetes air, sementara ilmu Tuhan seluas samudra. salam Abdul Mu'iz Dulu kala ada perempuan Perancis bernama Joan/Jeanne de Arc yang merasa bahwa dia disuruh Tuhan untuk memimpin tentaranya melawan penjajah Inggris dan Burgundi. Namun sayang akhirnya ditangkap/ dibakar hidup-hidup. Seandainya dia memang menang, mungkin, saat itu dia diangkat menjadi nabi (?) oleh kerajaan Perancis karena seringkali di kepalanya dia sering mendengar suara 'Tuhan' yang memberikannya tuntunan dan perintah. (mestinya dulu tuntunan dan perintah Tuhan didokumentasikan supaya bisa dijadikan kitab suci bagi generasi penerusnya). Di pihak lain, (Inggris dan Burgundi) merasa bahwa Tuhan berada di pihaknya (entah ini Tuhan yang sama atau berbeda, tapi doa mereka menggunakan bahasa yang berbeda: Perancis dan Inggris). Mereka berhasil menangkap cewek Prancis ini dan membakarnya hidup-hidup juga atas nama Tuhan (yang berbahasa Inggris) dan mengutuk cewek Prancis ini dengan tuduhan telah melakukan penistaan agama... Siapapun yang menang/mayoritas dapat melakukan hal yang sama sejak jaman dulu kala... hahaha... Tuhan memang aneh, suka juga Tihan milih-milih utusan yang nyentrik seperti cewek Prancis ini. :) http://id.wikipedia .org/wiki/ Jeanne_d'Arc --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Mu'iz quality@ wrote: mbak Ifadah, 1) Nabi atau rasul itu istilah khas qur'an, injil, zabur dan taurad atau khas bangsa smith, ya tentu saja yang memilih itu adalah Allah, karena memang manusia dan jin itu diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Nah bagaimana cara mengabdi kepada Allah, butuh guidence. Nah yang ditunjuk memberikan guidence itu ya Nabi dan Rasul-Nya. 2) Sistem politik ya dibuat sendiri oleh umat manusia, karena Agama tidak memberikan model sistem politik yang tegas yang sifatnya given. Kalau model dan cara ibadah ritual itu ada aturan tegas dan rinci. 3) Kalau merujuk hadits (maaf saya lupa matan dan sanadnya, silakan baca fatwa kontemporenya yusuf qardhawy)) Pemimpin itu harus mencintai umatnya (yang dipimpin), dan umatnya juga mencintai sang pemimpinnya. Pemimpin itu harus mendoakan kebaikan bagi umatnya (yang dipimpin) dan umatnya juga mendoakan kebaikan bagi pemimpinnya. Dan Pemimpin itu tidak boleh melaknat umatnya (yang dipimpin) dan umatnya juga tidak boleh melaknat pemimpinnya (al hadits). Nah kalau merujuk hadits ini, dengan sendirinya pemimpin itu tidak muncul tiba-tiba tetapi melalui proses interaksi antara yang yang dimpimpin dengan calon pemimpin yang akan menjadi penguasa. 4) Kalau ijtihad politik disamaratakan dengan ijtihad bidang fiqh, maka yang boleh jadi mujtahid tentunya hanyalah mufti saja. Padahal persoalan politik apalagi menyangkut masyarakat majemuk, maka terminologi ijtihad itu mau yang bagaimana ?? 5) Memilih atau tidak
[wanita-muslimah] Re: Seri 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA Berpoligami?
mas Wikan, 1. Abu Jahal itu sebutan atau julukan. 2. Ali tahu tidak boleh menikahi wanita musyrik, tetapi juwairiyah binti abu jahal yang dinikahi itu itu masuk islam tetapi diragukan keislamannya, dan rasulullah mengetahui tabiat musuhnya itu akan menyusupkan wanita ke keluarga muslim, makanya beliau melarang Ali mempoligami putrinya Fatimah dengan Juwairiyah. Kalau juwairiyah serius islamnya pastilah rasulullah mengizinkan, karena Rasulullah itu juga pernah menikahi putrinya musuh islam yaitu Abu Sufyan (yang pada akhirnya memang masuk islam, tetapi saat menikahi juwairiyah binti abu sufyan, sang mertuanya itu masih musuh islam kelas kakap). Jadi ada dua alasan rasulullah melarang ali berpoligami : pertama karena fatimah tidak mau dimadu, kedua karena tidak rela keluarga dekatnya disusupi orang musyrik. 3. Juwairiyah putri abu jahal itu masuk islam tetapi diragukan keseriusannya, sehingga dikhawatirkan akan merusak islam melalui pernikahan. Ali boleh jadi berbaik sangka atas keislama Juwairiyah makanya mau berpoligami, tetapi Rasulullah melarangnya. 4. Pada zaman rasulullah memang banyak menghadapi persoalan in stabilitas, jadi sah-sah saja ada unsur politiknya. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: tanya nih Pak HMNA ... 1. apakah Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang ataukah hanya sebutan/julukan untuk seseorang yang kafir dan tidak mau mengikuti agama Islam? 2. jika Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang, apakah Ali bin Abi Thalib tidak tahu bahwa Abu Jahal itu kafir? kecuali jika Abu Jahal itu julukan kepada orang yang jahil, mungkin saja Ali bin Abi Thalib tidak tahu, ini semisal Nabi Muhammad SAW yang tahu orang2 munafik di sekitarnya (karena dikasih tahu Allah SWT), tapi beliau tidak memberitahukan ke para shahabat. 3. apakah anak Abu Jahal itu muslim atau kafir? Jika kafir, masak sih Ali bin Abu Thalib yang shahabat Rasul, anak lelaki pertama yang masuk Islam, menerima langsung ilmu Islam dari Rasulullah (karena tinggal serumah bertahun2), sampai tidak tahu larangan menikahi orang kafir? Jika anak Abu Jahal muslim, lalu mengapa dilarang? Kan syarat pernikahan dalam Islam adalah sama2 muslim, atau wanita boleh dari ahli kitab. Tidak peduli bapaknya penyembah berhala, kan tidak ada dosa turunan? Banyak cerita di mana dalam satu keluarga ada yang muslim ada yang bukan. Istri Firaun dikatakan termasuk ahli surga, walaupun Firaunnya ingkar Allah dan masuk neraka. Anak Nabi Nuh, termasuk orang2 yang ingkar Allah dan masuk neraka, padahal bapaknya Nabi. Orang tua Nabi Ibrahim juga pembuat berhala dan ingkar Allah, sementara Ibrahimnya sendiri Nabi. 4. Saya kok melihat ada tendensi politis di balik hadits tersebut. Saya kutip di sini Dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka datang di Madinah dari Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin Ali RA (Asyura 61H) maka Miswar bin Makhramah menjumpainya (Ali bin Husain). Waktu itu hadits disampaikan saat Husain bin Ali bin Abi Thalib gugur di padang Karbala di tangan pasukan Yazid bin Muawiyah yang menjadi Khalifah di masa itu. Yang saya tahu setelah Ali, Hasan, dan Husain wafat, pemerintahan Muawiyyah gencar menjelek-jelekkan Ali dan keturunannya, termasuk pada saat khotbah Jumat. Sampai pada khalifah Umar bin Abdul Aziz kebiasaan tersebut dihapuskan. Mohon pencerahannya. wassalam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 12/16/06, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL- IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA Berpoligami? Firman Allah: -- WAN KhFTM ALA TQSThWA FY ALYTMY FANKhWA MA ThAB LKM MN ALNSAa MTsNY WTsLTs WRB'A FAN KhFTM ALA T'ADLWA FWAhDt AW MA MLKT AYMANKUM DzLK ADNY ALA T'AWLWA (s. ALNSAa, 4:3), dibaca (tanda - dipanjangkan menyebutnya): -- wain khiftum alla- tuqsithu- filyata-ma- fankhu- ma- tha-ba lakum minan nisa-i mtsna- watsula-tsa, waruba-'a fainkhiftum alla- ta'dilu- fawa-hidatan aw ma- malakat aymanukum dza-lika adna- alla- ta'u-lu-, artinya: -- Kalau kamu takut bahwa kamu tidak akan berlaku adil dalam hal anak-anak yatim, maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik bagimu, berdua, bertiga, berempat, namun jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau (nikahilah) hamba sahaya, yang demikian itu lebih dekat kepada tidak aniaya. Sebab turunnya ayat (4:3): Bukhari, Abu Daud, Nasa'i dan Tirmizi dari Urwah bin Zubair, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, istri Nabi Saw tentang ayat tersebut lalu jawabnya: Wahai anak saudara perempuanku, yatim disini maksudnya adalah anak perempuan yatim yang ada dibawah asuhan walinya punya harta kekayaan bercampur dengan harta kekayaannya, dan hartanya serta kecantikannya membuat pengasuh anak yatim ini senang padanya lalu ia
[wanita-muslimah] Re: Seri 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA Berpoligami?
Maaf ralat, salah ketik : putri abu sufyan itu bukan juwairiyah tetapi ummu habibah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas Wikan, 1. Abu Jahal itu sebutan atau julukan. 2. Ali tahu tidak boleh menikahi wanita musyrik, tetapi juwairiyah binti abu jahal yang dinikahi itu itu masuk islam tetapi diragukan keislamannya, dan rasulullah mengetahui tabiat musuhnya itu akan menyusupkan wanita ke keluarga muslim, makanya beliau melarang Ali mempoligami putrinya Fatimah dengan Juwairiyah. Kalau juwairiyah serius islamnya pastilah rasulullah mengizinkan, karena Rasulullah itu juga pernah menikahi putrinya musuh islam yaitu Abu Sufyan (yang pada akhirnya memang masuk islam, tetapi saat menikahi juwairiyah binti abu sufyan, sang mertuanya itu masih musuh islam kelas kakap). Jadi ada dua alasan rasulullah melarang ali berpoligami : pertama karena fatimah tidak mau dimadu, kedua karena tidak rela keluarga dekatnya disusupi orang musyrik. 3. Juwairiyah putri abu jahal itu masuk islam tetapi diragukan keseriusannya, sehingga dikhawatirkan akan merusak islam melalui pernikahan. Ali boleh jadi berbaik sangka atas keislama Juwairiyah makanya mau berpoligami, tetapi Rasulullah melarangnya. 4. Pada zaman rasulullah memang banyak menghadapi persoalan in stabilitas, jadi sah-sah saja ada unsur politiknya. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: tanya nih Pak HMNA ... 1. apakah Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang ataukah hanya sebutan/julukan untuk seseorang yang kafir dan tidak mau mengikuti agama Islam? 2. jika Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang, apakah Ali bin Abi Thalib tidak tahu bahwa Abu Jahal itu kafir? kecuali jika Abu Jahal itu julukan kepada orang yang jahil, mungkin saja Ali bin Abi Thalib tidak tahu, ini semisal Nabi Muhammad SAW yang tahu orang2 munafik di sekitarnya (karena dikasih tahu Allah SWT), tapi beliau tidak memberitahukan ke para shahabat. 3. apakah anak Abu Jahal itu muslim atau kafir? Jika kafir, masak sih Ali bin Abu Thalib yang shahabat Rasul, anak lelaki pertama yang masuk Islam, menerima langsung ilmu Islam dari Rasulullah (karena tinggal serumah bertahun2), sampai tidak tahu larangan menikahi orang kafir? Jika anak Abu Jahal muslim, lalu mengapa dilarang? Kan syarat pernikahan dalam Islam adalah sama2 muslim, atau wanita boleh dari ahli kitab. Tidak peduli bapaknya penyembah berhala, kan tidak ada dosa turunan? Banyak cerita di mana dalam satu keluarga ada yang muslim ada yang bukan. Istri Firaun dikatakan termasuk ahli surga, walaupun Firaunnya ingkar Allah dan masuk neraka. Anak Nabi Nuh, termasuk orang2 yang ingkar Allah dan masuk neraka, padahal bapaknya Nabi. Orang tua Nabi Ibrahim juga pembuat berhala dan ingkar Allah, sementara Ibrahimnya sendiri Nabi. 4. Saya kok melihat ada tendensi politis di balik hadits tersebut. Saya kutip di sini Dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka datang di Madinah dari Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin Ali RA (Asyura 61H) maka Miswar bin Makhramah menjumpainya (Ali bin Husain). Waktu itu hadits disampaikan saat Husain bin Ali bin Abi Thalib gugur di padang Karbala di tangan pasukan Yazid bin Muawiyah yang menjadi Khalifah di masa itu. Yang saya tahu setelah Ali, Hasan, dan Husain wafat, pemerintahan Muawiyyah gencar menjelek-jelekkan Ali dan keturunannya, termasuk pada saat khotbah Jumat. Sampai pada khalifah Umar bin Abdul Aziz kebiasaan tersebut dihapuskan. Mohon pencerahannya. wassalam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 12/16/06, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL- IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA Berpoligami? Firman Allah: -- WAN KhFTM ALA TQSThWA FY ALYTMY FANKhWA MA ThAB LKM MN ALNSAa MTsNY WTsLTs WRB'A FAN KhFTM ALA T'ADLWA FWAhDt AW MA MLKT AYMANKUM DzLK ADNY ALA T'AWLWA (s. ALNSAa, 4:3), dibaca (tanda - dipanjangkan menyebutnya): -- wain khiftum alla- tuqsithu- filyata-ma- fankhu- ma- tha-ba lakum minan nisa-i mtsna- watsula-tsa, waruba-'a fainkhiftum alla- ta'dilu- fawa-hidatan aw ma- malakat aymanukum dza-lika adna- alla- ta'u-lu-, artinya: -- Kalau kamu takut bahwa kamu tidak akan berlaku adil dalam hal anak-anak yatim, maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik bagimu, berdua, bertiga, berempat, namun jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau (nikahilah) hamba sahaya, yang demikian itu lebih dekat kepada tidak aniaya. Sebab turunnya ayat (4:3): Bukhari, Abu Daud, Nasa'i dan Tirmizi dari Urwah bin Zubair, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, istri Nabi Saw tentang
[wanita-muslimah] Re: Salazar
perubahan pemikiran dalam dunia islam pasti tidak dapat dihindari, namanya saja hidup di dunia. Sepeninggal Rasulullah, bila kita simak tarikh islam ada perbedaan corak kepemimpinan : 1) era Khulafaur Rasyidin : - Abubakar, dipilih secara aklamasi, atas inisiatif Umar bin khattab, (mirip demokrasi via musyawarah), sebenarnya dari kalangan madinah ada tokoh alternatif muncul, namun umat islam sepakat bulat pada abubakar (dari quresh makkah), - Umar bin Khattab, ditunjuk Abubakar sebelum wafat, (mirip monarkhi, ada semacam putra mahkota meskipun bukan anak kandung) - Utsman Bin Affan, dipilih melalui formatur atas nama umat/rakyat, (mirip demokrasi via voting melalui perwakilan elit), - Ali bin Abi Thalib, dipilih melalui semacam referendum, seleksi hasil kemelut genting saat istana dikuasai pemberontak yang memaksa menunjuk khalifah baru. 2) era bani umayyah (etnis arab keturunan umayyah), kekuasaan diperoleh dengan memproklamasikan diri sendiri (muawiyah bin abi sufyan) memanfaatkan timing terbunuhnya ali bin abi thalib oleh kaum khawarij yang juga sebenarnya membidik muawiyah dan panglimanya amr bin ash untuk dibunuh namun gagal; 3) era bani abbasiyah (etnis arab keturunan abbas), kekuasaan diperoleh dengan memproklamasikan diri sendiri setelah kudeta berdarah; 4) era andalusia (pelarian bani umayyah ke eropa); 5) era utsmani di turqi (etnis non arab); praktek pemilihan penguasa no 2) sampai dengan 5) mengadopsi sistem monarkhi absolut, kekuasaan diwariskan turun temurun kepada anak dan famili dekat. Sebenarnya tidak hanya di bidang kekuasaan saja, khazanah peradaban islam mengalami perubahan (evolusi), di bidang fiqh juga ada dinamika. Imam Syafi'i misalnya ketika bermukim di irak dan mesir memberikan fatwa yang berbeda karena mengakomodasi perbedaan kultur sehingga ada fatwa qadim ada fatwa jadid. Pada zaman Rasulullah juga ada sikap beliau yang berbeda perlakuan di mekah dan madinah. Wanita mekah saat itu lebih menurut pada para suami sebagai konsekuensi dari kultur patriarchat, tidak demikian halnya dengan wanita madinah yang lebih progressive lebih berani menghadapi pria, sehingga rasulullah pernah beropini (hadits), neraka lebih banyak dihuni kaum wanita atau opini (hadits) lain meriwayatkan, akal wanita lebih pendek daripada pria. Ada yang menafsirkan kedua hadits tsb adalah dalam rangka mengerem progresivitas kaum wanita Madinah yang dikhawatirkan akan mengarah merusak keseimbangan dinamika sosial, namun ada yang menafsirkan secara letterlijk sehingga sah-sah saja mempressure kaum wanita untuk kepentingan kaum pria. Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah gonta ganti pemerintahan dalam sejarah Arab tentu hanya gonta ganti penguasa yg menjalankan sistem yg pada dasarnya sama, atau memang gonta ganti pemerintahan ini karena evolusi pemikiran dari sistem kepemerintahan yg berkembang bersama waktu? Kalau itu merupakan evolusi pemikiran, maka adakah yg bisa menjabarkan dg ringkas evolusi pemikiran yg terjadi pasca Rasullullah SAW sampai dg Kesultanan Turki yg terakhir? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: intinya jaman khulafaur rashidin sampai umar bin abdul azis saja ada adjustment dan gonta ganti sistem pemerintahan, ya otomatis, gak aneh di indonesia adjustment berulang kali pada sistem juga terjadi. ini sesuatu yg wajar. khilafah atau sistem lainnya, sama sama bukan benda yg beku dan kaku. salam, Ari Condro - Original Message - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Sedikit mencerahkan masarcon, tks. Meski saya tak mengikuti diskusi ini di milis2. Intinya adalah khilafah itu cuma budaya arab, yang hanya cocok dgn sikonnya Arab pada saat itu. Khilafah itu bukan Islam. Gitu kan ya? Jangan pake bhs sulit2 sama orang yg lagi bingung. wassalam, tengkyu Yahoo! Groups Sponsor ~-- Fair play? Video games influencing politics. Click and talk back! http://us.click.yahoo.com/u8TY5A/tzNLAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Salazar
Terima kasih pak Chodjim atas koreksinya yang banyak. Memang, tidak dapat disangkal bahwa ada semacam rivalitas antara kubu mekah dan madinah pasca Rasulullah wafat, padahal rasulullah sudah sukses mempersaudarakan dua kubu ini secara humanis dengan sebutan muhajirin artinya orang yang berhijrah bagi pendatang makkah dan anshar artinya orang-orang yang memberikan pertolongan bagi penduduk madinah (yatsrib). Suatu pendekatan yang universal dengan mengabaikan faktor primordialism rasulullah tidak pernah menyebut orang quresy dan orang yatsrib karena lebih ta'assubiyah (kesukuan alias primordialism). Boleh saja pak Chodjim tidak setuju penyebutan terpilihnya abubakar secara aklamasi. Namun fakta yang tidak dapat dibantah, abubakar adalah orang pertama masuk islam, kealiman, senioritas, dan integritas, serta tidak ambisius (zuhud) amat dikenal luas berbagai kalangan. figur semacam Abubakar amat diterima banyak kalangan, malah abubakar semula mencalonkan umar bin khattab justru dibalik umar berganti menunjuk abubakar dan menyodorkan kepada khalayak. Pada saat ini memang muncul tokoh sahabat dari madinah yang akan diusung untuk jadi khalifah yaitu saad bin ubadah. Dapatlah difahami bila dua tokoh ini bersaing pastilah Abubakar paling besar peluangnya untuk menang. Adapun selain bilal semua posisi elit banyak dipegang orang mekkah, tidak sepenuhnya benar, karena panglima semacam Khalid bin Walid dari suku quresy mekkah yang paling berjasa dan kharismatis justru dicopot semasa Umar bin Khattab digantikan oleh Abu ubaidah bin jarrah, ini orang aseli anshar Madinah, dan posisi lain dari orang madinah juga ada. Begitu pula tim penulisan Al qur'an juga tidak dikuasai sepenuhnya orang quresy mekkah. Sedangkan jenazah Rasulullah terlambat dikuburkan hingga 3 hari, itu karena Umar bin Khattab salah mempersepsikan/menafsirkan wafatnya Rasulullah bahwa Nabi Muhammad di mata umar tidak wafat hanya pergi seperti halnya kepergian nabi Musa ke bukit Thursina mencari wahyu (10 firman Allah), lalu Umar menghunus pedang ke sana kemari dan akan membinasakan siapa saja yang meyakini bahwa rasulullah benar-benar wafat. Seluruh sahabat bungkam campur bingung (kalau tidak salah ini berlangsung lebih sehari), sehingga abubakar menyampaikan ayat qur'an yang belum pernah didengar umar, bahwa Muhammad hanyalah manusia biasa yang akan meninggal, apakah bila Muhammad wafat apakah kamu akan kembali (murtad) .. Umarpun menyadari kekhilafannya dan akhirnya keyakinannya berubah dan mengakui rasulullah wafat. Hal lain yang turut memicu terlantarnya jenazah Rasulullah adalah umat islam saat itu bingung karena Rasulullah tidak berwasiat apapun tentang kepemimpinan apakah harus ditunjuk atau dipilih ??. Maka setelah mereka menyadari bahwa umat harus ada pemimpin pengganti dan figur yang dikehendaki sudah terpilih barulah terpikir untuk memakamkan Rasulullah. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada koreksi sedikit, Mas Muiz. Banyak juga nggak apa-apa, ya... :) Pada era pemilihan Abu Bakar, bukan aklamasi yang terjadi tapi penyingkiran kader-kader Madinah. Makanya, pada kepemimpinan Abubakar, orang-orang asli penduduk Madinah (anshar) tidak diberi tempat sama sekali. Sehingga lenyaplah peluang menjadi pemimpin dari Khulafa al-rasyidun hingga Turki Utsmani bagi orang Madinah. Peluncuran Hadis pemimpin itu dari Quraisy sebenarnya melibas kesempatan kaum anshar untuk menjadi pemimpin di dunia Islam. Padahal, kita tahu Bilal pun masih bisa menjadi gubernur. Namun, tidak demikian dengan nasibnya tokoh-tokoh anshar dari Madinah. Tak ada tempat bagi mereka. Sudah menjadi budaya Arab bahwa suatu suku yang dipandang bermartabat tinggi harus menjadi elitnya negara. Makanya, dulu Ka'bah diperebutkan. Siapa yang bisa menguasai Ka'bah ya merekalah yang menjadi adidayanya. Nah, nyatanya yang menguasai wilayah Ka'bah itu suku Quraisy, ya Quraisylah yang menjadi pemimpinnya... :) Nabi Muhammad yang nJawani itu, yang mengatakan tak ada kelebihan bangsa Arab atas bangsa asing --dalam hal ini-- tidak digubris ketika Nabi wafat. Jenazah Nabi ditelantarkan dan tidak dikuburkan hingga 3 hari, karena adanya perebutan kekuasaan. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of muizof Sent: Thursday, December 01, 2005 9:38 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Salazar perubahan pemikiran dalam dunia islam pasti tidak dapat dihindari, namanya saja hidup di dunia. Sepeninggal Rasulullah, bila kita simak tarikh islam ada perbedaan corak kepemimpinan : 1) era Khulafaur Rasyidin : - Abubakar, dipilih secara aklamasi, atas inisiatif Umar bin khattab, (mirip demokrasi via musyawarah), sebenarnya dari kalangan madinah ada tokoh alternatif muncul, namun umat islam sepakat bulat pada abubakar (dari quresh makkah
[wanita-muslimah] Re: Salazar
lho sejak kapan pak Chojim jadi Penatar P4 (pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila) ??? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa 'alaykum assalaam wr. wb., Mbak Lina. Budaya Indonesia tentunya bersumber dari budaya suku masing-masing. Dari budaya yang ada yang pernah diangkat ke tataran nasional adalah budaya GR (gotong royong). GR ini bisa terjadi bila kita memahami tepa slira, bisa memahami keadaan orang lain. Jadi, dalam hal ini tepa slira mencakup rasa toleransi dan apresiasi terhadap pandangan atau cara hidup orang lain. GR juga harus ditopang oleh sikap hidup mulat sarira angrasa wani, senantiasa melakukan introspeksi terhadap diri sendiri, dan adanya keberanian untuk memberikan keteladanan dalam hidup ini. Maka, jangan heran bila pada mulanya GR itu dikembangkan menjadi 5 sila daripada sila-sila Pancasila yang sudah diangkat sebagai dasar negara kesatuan RI, dan sampai hari ini tidak pernah dicabut atau dihapus dari UUD 1945. Kelima sila itu sudah pasti ada di dalam budaya suku-suku yang ada di Indonesia. Kalau saya, yang berbudaya Jawa, kelimanya bisa diterjemahkan lagi dalam berbagai sikap hidup seperti: (1) Aja dumeh, yang artinya jangan merebdahkan orang lain. (2) Aja gumunan, artinya jangan mudah heran terhadap sesuatu yang baru. (3) Aja melik, artinya jangan punya perasaan ingin memiliki apa yang sudah dimiliki orang lain. (4) Aja iri, artinya jangan membenci orang yang dianugerahi Tuhan rezeki yang lebih daripada yang kita punya. (5) Aja sirik, artinya jangan sakit hati dan menyakiti orang lain yang mendapatkan anugerah Tuhan. (6) Aja sombong, artinya jangan merasa dan berperilaku lebih tinggi dari orang lain. (7) Aja loba, artinya jangan terus-menerus menambah pemilikan, akhirnya punya orang pun disikat. (8) Aja dendam, jangan melakukan balas dendam. dan masih banyak lagi pelarangan. Lalu, ada perintah positif seperti: 1. Sing sugih pangapura, artinya pandai memaafkan. 2. Ing ngarsa sung tuladha, artinya kita kalau lagi dijadikan atasan harus bisa memberikan keteladanan bagi anak buah. 3. Ing madya mangun karsa, artinya dalam kehidupan bersama kita harus bisa turut serta alias berpartisipasi dalam kehidupan sosial. 4. Tut wuri handayani, artinya ketika kita sebagai orang dewasa, maka kita harus rela memberikan tempat yang muda, dan dari belakang kita mendorong mereka maju. 5. Menang tanpa ngasorake, artinya kita harus bisa menunjukkan keunggulan atau kejayaan tanpa mempermalukan pihak lain. 6. Sekti tanpa aji, artinya dalam hidup ini kita harus bisa unggul tanpa harus menunjukkan kekuatan yang membuat orang lain ketakutan. 7. Nglurug tanpa bala, artinya dalam menyelesaikan persoalan di antara sesama kita tidak perlu membawa bala bantuan yang pada akhirnya memicu keributan. 8. Melu andarbeni, artinya semua hak milik masyarakat harus dijaga baik-baik seolah-olah itu kepunyaan kita sendiri. Dan, masih banyak lagi yang jika diuraikan bisa memerlukan satu kitab suci tersendiri... :) Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Lina Dahlan Sent: Wednesday, November 30, 2005 11:42 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Salazar Assalamu'alaikum pak Chodjim, Mohon pencerahan seperti apa sih budaya Indonesia itu? Saya berharap dengan membaca uraian Bapak, semangat saya utk hidup bernegara hidup kembali...:-)). Soalnya sekarang ini saya gak peduli budaya/bangsa ini mau lenyap atau gak. Ganti dengan budaya baru, oke- oke saja...kan semua budaya awalnya pasti baik, tapi gak mau ganti agama meski agama jg baik awalnya. Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Donnie, Budaya itu harus terus-menerus diperbaharui bila sudah mengarah ke hal-hal yang merugikan warga. Kita tahu, menurut ilmu antropologi budaya sebenarnya merupakan produk brilian bagi keselamatan manusia yang hidup dalam suatu masyarakat. Dari titik awalnya, semua budaya pasti baik, seperti agama. Namun, dalam perkembangannya, terjadilah sentuhan antar budaya. Jika terjadi demikian, akan terjadi kemungkinan sebagai berikut: a. Budaya pendatang hilang karena kalah dengan budaya setempat. b. Budaya pendatang sama kuatnya dengan budaya setempat sehingga terjadi akulturasi. Hal ini banyak terjadi di Indonesia seperti budaya selamatan untuk orang yang sudah meninggal. Selamatan adalah budaya asli Jawa, tapi di Indonesia diadopsi oleh agama Hindu, Buddha, Islam, Kristen dan Katholik. Selamatannya tetap, tapi isinya [spt doa, tata ritual dsb] yang diganti. c. Budaya pendatang kuat, tapi oleh budaya setempat disaring, diambil yang bermanfaat saja bagi budaya setempat sehingga timbul asimilasi. Di sini unsur-unsur asalnya sudah lebur dan timbul kreasi baru, seperti sekaten di Solo.
[wanita-muslimah] Re: Cara ISLAM Mengobati Keterpurukan Bangsa
Pak Dana Pamilih, pertanyaan mana model masyarakat islam yang dapat dijadikan teladan masa kini baik secara struktural maupun kultural ??, Sebenarnya jawaban itu tidak perlu dicari jauh-jauh, karena jawabannya ada di masing-masing individu (saya, anda dan siapa saja yang muslim) serta masyarakat (umat) islam sendiri. Coba simak, semua perintah ilahi baik ibadah pokok maupun bukan pokok tidak hanya berdimensi privat (hablun minallaah) tetapi juga berdimensi publik/sosial (hablun minannaas), ini kayaknya sudah pernah saya posting, semoga tidak bosan. Contoh : 1) perintah Shalat adalah dimaksudkan tanha anil fakhsyaa'i wal mungkar mencegah berbuat keji dan mungkar, tetapi kan kebanyakan negri-negri muslim seperti Indonesia yang menurut survey adalah negara korup no atas menjadikan shalat sebagai sholeh ritual, tetapi sholeh sosialnya mana ??? shalat terus maksiat (korupsi, nyolong, cabul dll) jalan kan ?? lantas kondisi demikian itu siapa yang salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ??? 2) perintah shaum (puasa) adalah dimaksudkan mengasah jiwa, sehingga dengan berlapar-lapar itu umat islam yang kaya dapat solider sama saudaranya yang miskin hidup susah, cari makan sulit, kadang bisa makan kadang enggak, lapar bukan karena puasa tetapi karena tidak ada yang dimakan. Ini kan jelas tradisi puasa itu menyimpan hikmat supaya tidak hanya sholeh ritual (lillahi ta'aala) tetapi sholeh sosial itulah yang perlu dibidik. lantas kondisi demikian itu siapa yang salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ??? 3) perintah zakat adalah dimaksudkan supaya umat islam tidak bakhil alias pelit. Kultur atau tradisi zakat adalah memupuk umat islam supaya back to nature ibarat struktur tubuh manusia yang tidak semua makanan yang dikonsumsi itu diserap oleh tubuh, maka ada yang harus dibuang jadi filtrat berupa tinja dan urine atau keringat. Begitu juga dengan zakat bahwa semua kekayaan yang berhasil diraih tidak semua 100 % menjadi miliknya, maka diperintahkanlah zakat itu untuk diberikan kepada 8 golongan yang dinyatakan berhak atas sebagian kecil harta si kaya. seharusnya kan negri-negri muslim bila sukses menangkap pesan ilahi dari zakat, tentulah dana zakat, infaq, shadaqah dsb adalah yang paling berpotensi mengatasi kemiskinan. Tetapi kenyataannya mengapa justru negri-negri muslim adalah yang paling miskin dan jadi pengemis ke negara-negara barat yang notabene non muslim ??? lantas kondisi demikian itu siapa yang salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ??? 4) perintah haji adalah tidak semata perintah yang bersifat private, tetapi justru sayarat dengan muatan sosial. Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal, kenyataannya kan justru jamaah haji dan penyelenggara terjebak persoalan teknis di lapangan sehingga semangat internasionalism dari semangat haji menjadi sirna karena terjebak pada barisan eksklusive karena faktor teknis tsb, padahal forum haji adalah ajang konferensi antar umat islam dari berbagai bangsa yang beragam ras, bahasa dan kultur. Coba simak siapa yang meraih keuntungan dari penyelenggaraan ibadah haji ?? sarana transportasi udara seperti pesawat terbang (boeing, air bus, dll), sarana transportasi darat (mercy, toyota dll) yang punya kan negara non muslim, suplay buah dan sayur-mayur, konon arab saudi mengekspor dari venezuela dan negara afrika yang notabene negara non muslim, penginapan seperti hotel justru banyak dikuasai negara non muslim, souvenir (oleh-oleh bagi jamaah yang dibawa pulang untuk dibag-bagikan ke tetangga serta sanak famili) juga kebanyakan made in japan, taiwan dan china. lantas kondisi demikian itu siapa yang salah ??? pertanyaannya kapan kita introspeksi ??? lha kata Anda kan gak mau skeptis sama Allah, muhammad dan qur'an ??? Ini kan pertanyaan dan kondisi real, tidak mengada-ada kan ?? Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, secara gamblang tanpa tedeng aling2, saya belum di masa kini melihat bahwa ada masyarakat Islam atau yg mengaku Islam yg benar2 dapat dijadikan teladan secara global, baik secara struktural maupun kultural. Oleh karena itu seperti Anda saya juga masih skeptis mengenai keunggulan konsep2 negara Islam spt yag diperjuangkan oleh beberapa rekan2 di milis ini. Skeptisisme saya adalah pada kualitas dan kedalaman pemahaman thd 'Islam' itu sendiri oleh para 'pejuang' ini. Skeptisisme saya bukan pada Allah SWT, Muhammad SAW, Al-Qur'an nulkarim. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Daripada memperdebatkan formalisasi islam, yang jadi pertanyaan bagi umat islam adalah, sejauhmana al qur'an dan hadits nabi dipahami
[wanita-muslimah] Re: Cara ISLAM Mengobati Keterpurukan Bangsa
Daripada memperdebatkan formalisasi islam, yang jadi pertanyaan bagi umat islam adalah, sejauhmana al qur'an dan hadits nabi dipahami, dihayati, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kehidupan bernegara ?? Lha kitab undang-undang hukum pidana dan perdata yang nyata-nyata warisan kolonial yang usang dan tidak pernah di-up date saja ketika dicoba disubstitusi dengan nilai-nilai islam saja tidak pernah clear kan ??? Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia [EMAIL PROTECTED] wrote: negara Islam itu tidak ada. kalaupun ada itu malah tidak sesuai dengan sunnah Rosul. sebab nabi Muhammad saw tidak pernah mendirikan negara Islam melainkan negara Madinah yg terdiri dari segenap komponen bangsa yg bukan hanya unsur pengikut Muhammad saja di dalamnya, melainkan ada Nasrani, Yahudi, dll. mereka semua diakomodasi kepentingannya, keamanannya, hak-haknya, untuk mencapai tujuan bersama yg disepakati dalam sebuah piagam. sedangkan negara Islam yg dimaksud sekarang adalah negara otoriter dengan mengatasnamakan Tuhan. ya jelas laen dong! Indonesia ini sudah sangat Islami, jadi tidak perlu disusupi ide Ikwanul muslimin, HTI, salafy ato apalah. Biarkan Indonesia berkembang apa adanya. Bukankah salah satu peletak dasar pondasi Indonesia adalah Ki Bagus Hadikusumo seorang yg sangat paham tentang Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Pesan moral Anda mengena tetapi mekanisme dan mekanisme apa yg diperlukan agar tujuan keadilan dan kemakmuran yg didambaikan itu dapat tercapai? Boleh saya bertanya, negara Islam mana yg berhasil meraih keadilan dan kemakmuran dng metoda yg digariskan menurut pemahaman Islam masa kini? Tolong berikan bukti keberhasilannya dulu sebelum masyarakat bisa menerima usulan ini. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Menelaah Al-Quran Merayakan Pluralisme
Kalau merujuk pada Emosional Spiritual Quotionnya pak Ary Ginjar Agustian, maka sebenarnya fitrah manusia (senantiasa menyuarakan kebajikan dan kebenaran) dapat dibelenggu oleh 7 faktor, salah satu di antaranya adalah belenggu sudut pandang, maka pluralisme menjadi pro dan kontra. Boleh jadi yang kontra pada pluralisme karena terlalu melihat sudut pandang negatifnya, maka muncul fatwa haram. Sementara yang pro pada pluralism karena melihat berdasarkan sudut pandang positifnya, maka justru berfatwa halal. Memang pluralism sebagai kajian akademis dan teori muncul belakangan, di zaman nabi Muhammad tidak ada kajian formal mengenai pluralism seperti sekarang ini, kendati praktek pluralitas juga bisa ditemukan. Boleh jadi topik pluralism adalah masuk kategori mutasyabihat (kajian yang potensi menimbulkan multi penafsiran) makanya muncul pro dan kontra. Ary Ginanjar Agustian menawarkan supaya fitrah manusia tidak terbelenggu oleh sudut pandangnya masing-masing, ditawarkan pola pendekatan asma'ul husna, yakni berpikir multi sudut pandang, semua sifat-sifat ilahiyah dijadikan rujukan. wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff [EMAIL PROTECTED] wrote: Sumber: http://groups.yahoo.com/group/islamliberal/message/9606 Salam... Sekedar renungan, saat-saat Nuzulul Quran; dan tadarus al-Quran; Sebenarnya saya ingin mengutip ayat-ayat Al-Quran yang merayakan pluralisme tanpa harus ada penjelasan lebih lanjut. Karena bagi saya, ayat itu sudah terang-benderang. Tidak butuh penafsiran -GuN- === Menelaah Al-Quran Merayakan Pluralisme Judul tulisan di atas bagi pihak yang mengharamkan pluralisme akan dianggap aneh, bahkan bertentangan. Bagaimana mungkin Al-Quran bisa merayakan pluralisme; jika pluralisme diharamkan? Sebenarnya jawabannya sangat mudah, masalah sesungguhnya terletak pada pemahaman kelompok yang mengaramkan pluralisme tersebut, bukan pada Al-Quran itu sendiri. Mengutip pendapat mereka, Islam hanya menghalalkan pluralitas (keragaman), tapi mengaramkan pluralisme. Menurut hemat saya, pendapat mereka aneh bin ajaib. Jika pluralitas diakui, mengapa ajaran dan sikap untuk merawat pluralitas itu yang dipahami sebagai pluralisme justeru diharamkan? Ketika sekularisme diharamkan, apakah mereka berani menghalalkan sekularitas? Padahal kita tidak cukup hanya mengakui keragaman (pluralitas) tanpa memiliki sikap dan pandangan yang positif terhadap keragaman tersebut. Keragaman tanpa aturan akan saling berbenturan dan mencabik-cabik keragaman itu. Keragaman tanpa ritme dan komposisi, akan menjadi nada sumbang dan tidak enak didengar. Oleh karena itu, pluralismelah yang menyusun keragaman itu menjadi mozaik, menjadi alunan nada yang merdu, nikmat didengar. Pluralitas adalah tangga-tangga nada, sedangkan pluralisme adalah komposisinya. Keragaman juga perlu diletakkan pada prinsip sama rata; ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Sikap dan pandangan superioritas satu ragam terhadap keragaman yang lain, tidak akan bisa membingkai keragaman itu menjadi sususan gambar yang apik. Oleh karena itu, pluralitas memerlukan kesetaraan dan persamaan. Dalam hal ini, toleransi tidaklah cukup menjadi modal untuk merawat keragaman tersebut. Apalagi jika toleransi diartikan secara pasif; tenggang rasa si kuat pada si lemah; kelompok mayoritas pada kelompok minoritas; yang benar pada yang salah; yang tinggi pada yang rendah dan seterusnya. Untuk itu, kata dialog lebih mumpuni; agar kutub-kutub beragam itu saling mengenal, belajar, dan menghargai perbedaan. Syukur-syukur bisa menafikan perbedaan dan mempekuat persamaan. Dalam konteks ini, pluralisme agama jika dimaknai sebagai pengakuan hak kesetaraan semua agama, adalah benar adanya. Enyahkan dulu vonis benar dan salah; kuat dan lemah; mayoritas dan minoritas. Pluralitas agama, perlu ditempatkan secara setara; agar bebas berdialog, tanpa satu pihak merasa disepelekan, dan direndahkan. Tujuannya; seperti istilah yang digunakan oleh Al-Quran: li ta'ârafû (saling mengenal, saling belajar), bukan untuk li takhâshamû (saling bermusuhan), li takâfarû (saling mengkafirkan), litahâjamû (saling menyerang) atau li taqâtalû (saling membunuh)! Lantas, bagaimana cara Al-Quran merayakan pluralisme? Pertama, Al-Quran memandang keragaman (pluraliats) sebagai given: kehendak Allah (masyî'atullah), tradisi Allah (sunnatullâh) dan tanda Allah (Âyatullâh). Allah mengakui keragaman jenis kelamin, bangsa dan puak (sya'b wa qabîlah) (Al-Hujarat [49]: 13) untuk saling mengenal dan belajar (li ta'ârafû). Allah menyebut keragaman lain seperti keragaman bahasa-bahasa (al-sinah) dan ras (al-alwân) yang disamakan seperti penciptaan langit dan bumi (Al-Rum [30]: 22). Allah tidak ingin manusia hanya memahami kergaman itu sebagai given saja, manusia dituntut berperan aktif memahami dan merawat keragaman tersebut.
[wanita-muslimah] Re: Definisi Tuhan
Mbak Lina Dahlan, definisi adalah batasan, jadi kalau tuhan didefinisikan maka berarti tuhan itu mempunyai keterbatasan ini tentu saja rancu, bila semua sepakat bahwa tuhan (dengan huruf kecil) atau Tuhan (dengan huruf besar) itu serba maha. Berbeda dengan pengertian definisi jelas memberikan pembatasan. Yusuf Qrdhawy dalam menjelaskan tuhan menurut hemat saya, tidaklah mendefinisikan tetapi memberikan pengertian atau ta'rif tentang Tuhan atau ilahi. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Definisi Tuhan Demi untuk memudahkan kaji, sebaiknya kita mulai dengan memberikan definisi tuhan, supaya pengertian kita sama. Tentu definisi yang paling tepat ialah yang diambil dari pemahaman akan pengertian tuhan menurut yang dijabarkan di dalam al-Qur'an. Untuk itu, perlu kita sadari dua kenyataan terpenting, yang pasti akan kita peroleh apabila kita kaji dengan sungguh-sungguh kandungan al-Qur'an. Kenyataan pertama ialah, di dalam al-Qur'an kita tidak pernah menemukan suatu ayat pun yang membicarakan atheist atau atheisme. Suatu hal yang kiranya sangat penting kita fikirkan mengingat kenyataan di zaman modern ini jutaan manusia telah menyatakan diri mereka sebagai atheist atau orang yang tidak bertuhan. Setiap orang yang berideologi komunis mengaku, bahwa mereka tidak bertuhan (atheist). Mendiang Chou Eng Lai, perdana menteri RRC, pernah berpidato di alun-alun Bandung, ketika ia berkunjung ke sana semasa konperensi Asia-Afrika dahulu (1955) dengan bangga mengatakan, bahwa mereka sebagai komunis dengan sendirinya tidak bertuhan. Kalau kita jumlahkan rakyat RRC dengan Rusia ditambah dengan semua negara satelit-satelitnya yang menganut faham komunis, maka kira-kira sepertiga penduduk dunia sekarang ini adalah atheist, jika yang dikatakan bekas perdana menteri Cina itu benar. Sungguh suatu tanda tanya besar bagi setiap Muslim, yang yakin akan kesempurnaan kitab sucinya. Mungkinkah Allah telah lupa menyebutkan kenyataan ini, sehingga al-Qur'an tidak menyebut sama sekali akan atheist dan atheisme ini. Akibatnya, ialah kamus bahasa 'Arab sama sekali tidak mengenal istilah atheist itu. Memang, orang-orang 'Arab modern sekarang ini mempergunakan perkataan mulhid untuk atheist, dan ilhad untuk atheisme, namun kalau kita selidiki di dalam al-Qur'an perkataan mulhid dan ilhad artinya sangat jauh dari atheist dan atheisme. Perkataan ilhad berasal dari kata lahada yang artinya menggali lobang atau terjerumus ke dalam lobang galian. Ingat, dalam bahasa Indonesia pun kita mengenal liang lahad, yang berasal dari kata Arab lahada ini. Mulhid dalam al-Qur'an artinya kira-kira orang yang terjerumus di dalam kesesatan, jadi tidak ada hubungannya dengan arti harfiah dari atheist. Kenyataan kedua ialah, perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan tuhan. Di dalam al-Qur'an dipakai untuk menyatakan berbagai objek, yang dibesarkan atau dipentingkan manusia. Misalnya, di dalam ayat Q. 45:23 dan Q.25:43. Tidakkah kamu perhatikan betapa manusia meng-ilahkan keinginan-keinginan pribadi mereka .? Dalam ayat Q. 28:38, perkataan ilah dipakai olch Fir'aun untuk dirinya sendiri: Dan Fir'aun berkata: 'Wahai para pembesar, aku tidak menyangka, bahwa kalian masih punya ilah selain diriku'. Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, ternyata perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir'aun atau raja, atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Dari dua kenyataan di atas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: Tidak adanya perkataan atheist dan atheisme di dalam al-Qur'an membuktikan, bahwa tidak mungkin manusia itu tidak bertuhan. Faham atheisme adalah omong kosong, tidak logis, dan tidak masuk 'akal. Menurut logika al-Qur'an: setiap orang mesti bertuhan. Alternatip yang mungkin ialah bertuhan satu (monotheist) atau bertuhan banyak (polytheist = bcrluhan lebih dari satu). Oleh karena itu, perkataan ilah di dalam al-Qur'an juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (muthanna: ilaahaini), dan banyak (jama': aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan tuntas akan masalah ini dapatlah kita buat definisi tuhan atau ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur'an sebagai berikut: Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya (sesuatu itu). Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan definisi al ilah sebagai berikut: Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati; tunduk kepadanya, merendahkan
[wanita-muslimah] Re: PRAGMATIS
islam konsep langit apa bukan ??? kalau merujuk qur'an : inna nazzalnaz zikra wa innahu lahafidzun (al-ayat, sorry saya lupa qs dan ayat berapa) = sesungguhnya kami menurunkan zikra (qur'an) dan sekaligus memeliharanya jelas sekali bahwa islam melalui qur'an diturunkan oleh Allah, kata KAMI turunkan bermakna dari atas ke bawah, lalu apa yang di maksud atas tentu langit. Bila kita bertanya di mana Allah bersemayam bersemayam di arasy tidak lain adalah langit, akan makin jelas koherensinya. Islam konsep pragmatis apa bukan ?? bila pragmatis yang dimaksud mbak mia adalah fitrah-manusiawi ya benar-benar jos, karena hidayah adalah untuk manusia, bukan untuk makhluq lain. Maka bila konsep islam tidak bisa diimplementasikan manusia, pastilah qur'an akan ditinggalkan para penganutnya, atau tepatnya akan menjadi penghuni museum belaka. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Bang Yos yang nge-jos. Ganti saja kata 'agama pragmatis' dengan 'agama fitrah-manusiawi'. Konteks keseluruhannya mendukung. Happy? No problem dengan keyakinan anda dengan perintah jilbab yang sudah tuntas dst..dst... Kita hormati itu. Yang jelas ada tafsiran beragam, dan ada reaksi bila jilbab diwajibkan (dipaksakan) pada perempuan. Pak Muiz, betul, the lesson learned dari tuturan jilbab di Quran adalah menjaga pandangan dan kehormatan - decency yang prudent dan rasional. Inilah nilai universal abadi. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah kali ini saya harus ngritik mbak mia nich, Katanya Mbak Mia : Islam tuh Pragmatis bukan konsep langit, wah..wah...wahmaaf mbakMbak Mia sadar engga saat Mbak Mia mengatakan bawa Islam tuh Pragmatis?mohon penjelasan dongilmunya dari mana itu mbak?coba mbak sebutkan dasar- dasar yuridis Qur'an-nya dan Hadist-nya...saya engga yakin dech kalau mbak mengutarakan hal tersebut dengan sadar. Jangan tersinggung ya mbakkalau mbak meyakini Islam itu Pragmatism Religion berarti mbak orang yang pragmatis jadinya mbak sebagai wanita islam yang kasihan dong...karena apa?mbak tahu kan kata pragmatis.artinya mbak dalam beramal baik horisontal dan fertikal selalu memikirkan keuntungan , timbal balik dan kepentingan, tidak ada ikhlas, tidak ada tempat mencari pahala dalam konsep penafsiran mbak ( islam is pragmatism religion )..lha kepiye nanti mbak?...maka saya ingin tahu dulu apakah betul yang dimaksud islam itu pragmatis seperti yang saya tafsirkan diatas ?... Terimakasih. Masalah tuntas tidak tuntas itulah kehidupan, engga perlu takut dengan ketidak tuntasan, biarlah Allah memberikan jalan bagi orang- orang yang hatinya bersih untuk mengajak kebaikan kepada sesama hanya karena ridha-nya. Sedangkan jilbab didepan Allah sudah tuntas ( Islam adalah Agama yang sempurna ), yang tidak tuntas adalah manusia-nya, jadi yang perlu diperbaiki bukan Al Qur'an-nya tapi orang/manusia yang harus mau memperbaiki dirinya sampai saat sebelum dia masuk liang lahat ( belajarlah dari ayunan sampai...) salam. muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik. Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua. So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan? Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab punya ruang yang sama. Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah pribadi nggak nggak relevan lagi di sini. Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling dasar adalah wilayah pribadi. Adapun perintah menjulurkan jubah dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah menjabarkannya panjang lebar. Tolong dong di-repost lagi mbak. Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa? Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah pribadi? - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena alasan agama, budaya dan moralitas, kita wajib menentangnya karena ini adalah pemaksaan. - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi yang tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang nggak pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu berjilbab. Cari penyakit apa? Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. Pribadi yang prudent dan rational. Apa aku nggak berjilbab di Afghan misalnya? Cari gara-gara deh. Tapi jalan-jalan di Banda Aceh bebas tuh nggak berjilbab..:-). Bukannya aku cari gara-gara, tapi emang nggak ada orang protes - thank God! I lve Aceh... Makanya sebelum loncat ke hukum, kultur budaya, moralitas, aturan agama - omongin dulu wilayah pribadi. Axiomanya: KODRAT MANUSIA ITU UNIK. Do you understand this? Trus tolong jangan dibenturin wilayah pribadi dengan konsep keluarga deh. Siapa bilang sih konsep keluarga itu nggak penting? Pribadi juga hidup di keluarga. Ada anggota keluarga yang pake jilbab, ada yang nggak. So what gitu loh. KONSEP KELUARGA ITU TETEP PENTING, DIHARGAI DAN UNIVERSAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA. Bahkan sejauh ini rata-rata ilmuwan percaya bahwa asal manusia itu pair-bonding, seperti kepercayaan agama-agama dan tradisi. Cuma saja, seperti konstruk kehidupan sosial lainnya bentuk keluarga emang bergesar, beragam dan dinamis. Sepanjang sejarah manusia emang gitu kok ceritanya. Keluarga pair-bonding di jaman prasejarah. Keluarga suku tribalistik. Keluarga besar. Keluarga nuklir. Keluarga jomblo, keluarga homosexual, keluarga ortu tunggal - welcome to the exciting plural world. BTW, Imam GAzali pernah kawin dan punya anak nggak sih? Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik. Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua. So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan? Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab punya ruang yang sama. Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah pribadi nggak nggak relevan lagi di sini. Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling dasar adalah wilayah pribadi. Adapun perintah menjulurkan jubah dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
ya, pemahaman saklek itu karena, merasa umat islam itu di luar peradaban, bukan bagian dari peradaban yang perlu diwarnai oleh dasar pijakan yaitu qur'an. Seringkali karena generasi rasulullah adalah yang terbaik, maka peradaban diminta mandeq back to zaman rasulullah, jadinya roh qur'an menjadi mati. wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, A Yasmina [EMAIL PROTECTED] wrote: Betoool mas Alfri, sholat aja yang tiang agama, nyegah perbuatan buruk, yang ditanya duluan saat mat2, dll - itu tidak saklek harus berdiri, sesuai dengan kemampuan saza. Nenek saya kakinya pernah patah, sholatnya selalu duduk karena tidak bisa berdiri dan ruku. Ayah saya sebelum meninggal, berbaring dengan berbagai selang, sholatnya sambil berbaring. Tgt sikon begitchuuu. salam Aisha -- From: oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Itu juga kan artinya tidak berlaku mutlak. Tergantung sikon. Kalo suami ga kerja? misal secara kondisi tidak memungkinkan seperti lumpuh? kan ayat tidak berlaku saklek. Begitu juga ibu yg air susunya tercemar entah apalah secara kedokteran misalnya sederhananya air susunya tidak keluar, sedikit, atau ibunya pengidap narkoba.. pada akhirnya yg menyusui orang lain.. Artinya lagi.. sesuaikan kondisi. Bukan secara saklek sami'na wa atho'na. Islam memberi berbagai kemudahan. wajib tapi tidak memaksa. Semampunya saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
ya, betul mbak herni : shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek. Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena kalah penghasilan. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mu'iz, Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-) Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng- aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya selamanya :-) Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan? Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...) Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung jawab domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya. Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg memikul beban ganda tersebut, perempuan2 kepala keluarga yg bukan karena si suami lagi di PHK tapi karena ulah suami2 yg tidak bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Yg belum terjawab dari dulu adalah, bagaimana kaum ulama atau agamis menyelesaikan persoalan ini? wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial
[wanita-muslimah] Re: Keperawanan laki-laki
Mbak Herni, supaya nggak ciloko 12 ya silakan dibantu para dokter untuk menemukan metode pembuktian kejejakaan kaum pria. :) siapa tahu teknologi kedokteran mutahir dapat mengupdate mesin kebohongan yang valid. Kalau hanya melihat tanda-tanda psikis dan fisik, pasti sampeyan akan mudah ditipu para don yuan atau playboy tingkat advance, mbak. Yup saya setuju kalau lelaki penganut freesex menuntut istri perawan adalah orang munafiq. Tapi jangan salah pria menang memilih, wanita menang menolak, kan boleh juga tuh wanita yang berinisiatif memilih pasangan, gak ada yang melarang kan ?? Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Muiz, Bener2 ciloko twelve dong kalo gitu, gak bisa membuktikan secara medis. Hanya bergantung pada kejujuran laki2 ya. Tapi katanya ada tanda2 lain yg bisa dilihat secara halus, utk menilai laki2 itu sudah pernah atau belum. Mungkin wajah, pandangan mata atau mungkin isi kepala (kali2 aja bisa terbaca, hehehe) atau entah apanya lah antara laki2 yg pernah dan belum, bisa terlihat ya? Satu pengetahuan yg umumnya diwariskan secara turun temurun. Yg suka bikin sebel tuh kalau ada laki2 yg menganut 'free sex' tapi pengen istri yg masih perawan. Atau yg keliatannya alim, tapi 'otak'nya naudzubillah :-) maksudnya cara dia melihat dan memposisikan makhluk yg namanya perempuan. Laki2 (atau perempuan) yg terangsang melihat lawan jenisnya, itu sesuatu yg normal. Dan kalau laki2 udah ngomong soal perempuan dan seks, emang kadang2 ampun dah. Tapi sebenarnya dari 'ungkapan2 normal kelaki2an' yg dikeluarkan bisa ditelusuri lebih jauh lagi mengenai bagaimana si laki2 tadi memposisikan perempuan. Maksud saya, bukan sekedar bahwa bikini tank top, dll bertebaran dimana2, tapi perempuan dalam otak laki2 perlu dilihat dalam konteks yg lebih dalam lagi. Bukan sekedar bagaimana laki2 'melihat' perempuan, tapi bagaimana laki2 memposisikan perempuan. Kaya membedah bawang gitu lho, ada lapisan2nya. Maaf kalau asbun dan melantur...:-) wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Herni, ini bukan pencerahan : secara anatomi kan ada perbedaan bagi wanita dan pria setelah coitus. Pada wanita bisa dilihat dari robek tidaknya selaput daranya (meskipun bisa juga disiasati bila robek bisa dioperasi), tetapi bagi pria, gak bisa tuh. yang jelas perintah menahan pandangan dan memelihara kemaluan itu berlaku baik bagi pria maupun wanita sudah diamanatkan dalam qur'an surat annur 24 : 30-31. Salam Abdul Mu'iz Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] laki-laki dan perempuan, haruskah berbeda? was Re: Perempuan di Otak Lelaki
qs 33 : 59 tidak berbicara ketertarikan lelaki pada fisik perempuan, melainkan sebagai upaya deferensiasi bagi wanita mukminat yang merdeka, karena ada penyebutan supaya dikenal dan tidak diganggu. Ayat qur'an yang secara khusus membicarakan ketertarikan pria kepada wanita dapat ditemukan di qs annur,Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. 24:30) Sebenarnya perintah menahan pandangan dan memelihara kemaluan tidak hanya ditujukan pada pria, tetapi juga pada wanit sebagaimana bunyi ayat berikutnya, Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka,.(QS. 24:31) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Jehan Beribu-ribu tahun yang lalu sudah ada deklarasi pembebasan manusia oleh Nabi Ibrahim pada peristiwa pencarian Tuhan yang diabadikan di dalam Qs.6:76-80. Menarik untuk di cermati kisah Nabi Ibrahim ketika Beliau mencari Tuhan yang sesungguhnya dan bagaimana konsep ketauhidan membebaskan manusia dari penguasaan Alam, kodrat, naluri dan nafsu. Dan terbebasanya manusia dari Tuhan jadi-jadian yang selama ini selalu menjelma melalui alam, kodrat, naluri dan nafsu. Kemudian di catat pula di dalam Qur'an Qs.35:39 bahwa manusia dijadikan khalifah, dimana sebagai khalifah manusia diberikan kemampuan untuk menguasai Alam, kodrat, naluri dan nafsu. Kemudian di tegaskan dalam ayat tsb tentang potensi manusia untuk tetap kafir (berada dalam kekuasaan alam, kodrat, naluri dan nafsu) sehingga tetap menjadi hamba dari Tuhan jadi-jadian. Makanya sedikit heran dengan pemikiran bahwa rangsangan atau impuls seksual melalui mata menjadi kodrat lelaki atau nature laki-laki berkaitan dalam wacana Jilbab. Perlu disadari bahwa potensi laki-laki dan perempuan itu sama, kalau memang laki-laki secara visual bisa terangsang melihat fisik perempuan begitu juga perempuan bisa turn on kalau liat fisik laki-laki. Jelas-jelas di dalam Qur'an pun di catat bagaimana terangsangnya para istri2 pembesar sewaktu melihat Nabi Yusuf bahkan siti dzulaiha sampe-sampe mau memperkosa Nabi Yusuf...tulkan? Ini seharunya menjadi pertanyaan seandainya printah Jilbab di dalam Qur'an Qs.33:59 dikaitkan dengan ketertarikan laki-laki terhadap fisik perempuan lalu kenapa laki-laki tidak juga di jilbabin? toh kenyataanya fisik laki-laki juga sexy euy, tanya aja sama mpo hindun:) Masalahnya dalam konstruk sosial, laki-laki di perbolehkan aktif untuk mengaktualisasikan ketertarikan seksualnya sedangkan perempuan dilarang untuk aktif dan diharuskan bersifat pasif dalam hal ketertarikan seksual, makanya muncul paradigma bahwa ketertarikan seksual secara fisik cuman milik laki-laki doang so perempuan doang lah yang musti di kurungin macam ninja turtle. Makanya tadi saya dilempar tissu karena memberi tahu secara jujur kalau saya sebagai perempuan bisa juga terangsang secara seksual melihat fisik laki- laki he..he..he...he..mantan pacar kaget kali yach? karena ternyata dikamus laki-laki enggak ada yang namanya perempuan menjadi subject selalu menjadi object kalau urusan seks. Seandainya nature laki-laki-laki ini dijadikan bagian dari wacana Jilbab bisa jadi kita ini ternyata belum merdeka dan masih dalam penjajahan kodrat, sehingga kita dibawah kendali kodrat. Kita menjadikan kodrat sebagai Tuhan yang harus diperturutkan, di muliakan, dinormor satukan dll. Segala sesuatu menjadi legal, benar dan dibenarkan atas nama kodrat walaupun dalam hal itu ada ketidak adilan, kedzaliman, pemaksaan, dan penganiayaan terhadap pihak lain. Chae --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa keadilannya ? Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda inginkan)? Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak (yang berniat baik tentunya). Jehan: Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda. Tapi Mas Ary,
[wanita-muslimah] Re: Keperawanan laki-laki
mbak Herni, ini bukan pencerahan : secara anatomi kan ada perbedaan bagi wanita dan pria setelah coitus. Pada wanita bisa dilihat dari robek tidaknya selaput daranya (meskipun bisa juga disiasati bila robek bisa dioperasi), tetapi bagi pria, gak bisa tuh. yang jelas perintah menahan pandangan dan memelihara kemaluan itu berlaku baik bagi pria maupun wanita sudah diamanatkan dalam qur'an surat annur 24 : 30-31. Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekali-kali ngomongin laki-laki ah :-) Pak muizof, pak ton, pak untung, atau mbak mia (hehehe), dan yg lainnya. Emang gimana caranya membuktikan keperawanan laki2 ? Apa iya, cuma berpegangan pada 'kejujuran hatinya' saja kah? Walah, ciloko tiga belas itu mah. Lha, janji aja katanya ada yg namanya 'janji laki2', apalagi omongan... ada yg namanya omongan laki2, rayuan gombal, bla bla :-) Mohon pencerahannya, hihihi. wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang betul, nabi muhammad kan juga pernah menyampaikan pesan, carilah yang pasangan yang sekufu (sepadan) : jejaka dengan perawan, maka pezina selayaknya dinikahkan dengan pezina pula. Jadi kalau wanita dituntut menjaga keperawanan, maka tuntutan ini berlaku pula bagi kalangan pria. Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa yang dituntut untuk mempertahankan keperawanan hanya perempuan? Mengapa laki-laki tidak dituntut untuk membuktikan bahwa dia juga masih perawan sewaktu menikah. KM Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Gerakan Menolak Seks Pranikah
Memang betul, nabi muhammad kan juga pernah menyampaikan pesan, carilah yang pasangan yang sekufu (sepadan) : jejaka dengan perawan, maka pezina selayaknya dinikahkan dengan pezina pula. Jadi kalau wanita dituntut menjaga keperawanan, maka tuntutan ini berlaku pula bagi kalangan pria. Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa yang dituntut untuk mempertahankan keperawanan hanya perempuan? Mengapa laki-laki tidak dituntut untuk membuktikan bahwa dia juga masih perawan sewaktu menikah. KM ---Original Message--- From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Date: 09/11/05 00:53:38 To: wanita-muslimah; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; M3B Subject: [keluarga-sejahtera] Gerakan Menolak Seks Pranikah http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?id=2005091021214415 TAMU KITA Minggu, 11 September 2005 Gerakan Menolak Seks Pranikah Berita tentang pembuangan bayi membuat geram artis dan presenter Asty Ananta. Dia tergerak mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja. Kepada wartawan Media Luhung Sapto Nugroho, pemilik rambut indah ini bicara banyak. Mulai dari keprihatinan hingga upaya membentuk gerakan menolak hubungan seks pranikah. PAGI itu, suara Asty terdengar parau saat membicarakan berbagai kejadian yang berkaitan dengan penyia-nyiaan dan pembuangan bayi di tong sampah. Air mata mengembang di kedua matanya yang jernih. ''Sekarang ini banyak yang berani melakukan hubungan intim, tapi tidak berani bertanggung jawab. Bukan hanya pada diri sendiri, tapi juga dampak dari perbuatan itu, kelahiran bayi yang tak berdosa,'' tuturnya dengan bibir tergetar menahan sedih dan kegeraman. Cerita seperti itu bukan hanya dilihat dan didengar dari media cetak serta elektronik, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kali Asty menyaksikan temannya mengadopsi bayi dari perempuan muda yang mengaku tidak sanggup mengurus anaknya karena hamil di luar nikah. ''Sungguh ironis. Banyak orang yang sudah menikah tapi sulit punya anak, sedangkan yang sudah punya anak disia-siakan,'' tutur Asty dengan emosi yang kian teraduk. Air mata yang sedari tadi mengembang, akhirnya menetes. Hal seperti itu menurut perempuan bernama lengkap Annastya Yuntya Eka Wardhani, tidak seharusnya terjadi. Apalagi dilakukan oleh perempuan dan lelaki yang sudah dewasa. Hati gadis kelahiran Semarang 19 Juni 1984 itu pun kian tergerak untuk melakukan sesuatu yang bisa mencegah seks pranikah dan menyelamatkan kehidupan bayi-bayi korban perilaku miring orang tuanya. Beruntung dia mendapat dukungan keluarga dan sejumlah teman. Dari kalangan selebritis antara lain ada ustaz Jeffry Al Buchori, Lula Kamal, dan komedian, Iwel. Kini, Asty tengah mematangkan gerakan menolak hubungan seks pranikah. Diilhami gerakan serupa dengan nama Silver Ring Thing atau cincin perak yang dimulai di Pittsburgh, Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam, gerakan cincin perak digagas seorang pastor bernama Denny Pattyn pada 1995. Tujuannya menarik perhatian kaum muda dan melindungi mereka dari pengaruh buruk kebiasaan seks pranikah. Selebritis yang pernah mendukung, antara lain penyanyi Jessica Simpson dan Britney Spears. ''Untuk diterapkan di Indonesia, saya belum tahu simbol seperti apa yang bisa digunakan. Bisa cincin ataupun seperti gelang solidaritas. Intinya, ini murni gerakan dari hati dan ditujukan kepada orang-orang yang memiliki kesamaan visi, khususnya kaum muda. Kami berharap, simbol yang akan digunakan bisa mengingatkan kaum muda untuk lebih berhati- hati,'' tukas penggemar olahraga panjat tebing ini. Sebagai sebuah gerakan, Asty tidak mau hanya terpaku pada penolakan seks pranikah. Karena itu, dia juga berupaya memberi pengertian berupa penyuluhan ke sekolah-sekolah. Setelah semuanya siap, dia akan membentuk yayasan. ''Selama ini kami bergerak menggunakan dana seadanya dari kantong sendiri. Nantinya akan lebih dimatangkan.'' Lalu, apa sebenarnya arti keperawanan bagi Asty? ''Sangat penting. Selayaknya hanya dipersembahkan kepada suami di malam pertama. Semua kecantikan, kekayaan, kepandaian tidak berarti tanpa keperawanan. Saya hanya ingin memberikan sesuatu yang utuh pada suami saya nanti,'' tandasnya. Pada akhir perjumpaan, perempuan buah cinta Ananta dan Yuntianingrum ini berharap, gerakan yang tengah dirintis bersama teman-temannya bisa mengurangi penyia-nyiaan dan pembuangan bayi. Asty berpendapat, bayi merupakan titipan Tuhan yang seharusnya dijaga baik-baik dan dibesarkan dengan penuh cinta. (M-2) Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis
[wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk
Oalah mbak Mia, sampeyan dituduh impulsif sama orang tua saja kok sedihnya bukan main. Berbeda pendapat itu biasa, kalau terlalu berharap dipuji orang lain termasuk orang tua seperti Abah HMNA, ya pasti akan ngenes sendiri. Kalau di mata saya sampeyan itu nggak impulsif mbak, masih obyektif kok. Secara historis MUI itu pada awal mulanya bisa menerima kehadiran Ahmadiyah, kalaupun kemudian berubah 180 derajat memusuhi ahmadiyah itu persoalan the man behind the gun. Ada apa dengan MUI ??? bukankah Ahmadiyah jaman dulu (saat diterima MUI) tidak mengalami perubahan hingga era sekarang ??? Pertanyaan ini lumrah diajukan, tidak haram kok bila bertanya demikian, lagian umat berhak tahu mengapa ada perubahan sikap pada lembaga MUI ?? Kalau Allah tidak langsung membinasakan iblis yang nyata-nyata sesat dan ingkar pada perintah-Nya supaya bersujud pada Adam ??? malah negosiasi sang iblis supaya ditangguhkan masuk ke neraka sampai hari kiamat dikabulkan Allah kan ??? Kalau Nabi Nuh dan Luth tidak membinasakan anak dan istrinya yang nyata-nyata menolak beriman kepada Allah kan ??? Nabi Ibrahim tidak membinasakan sang Bapaknya sendiri yang nyata-nyata jadi produsen berhala kan ??? Nabi Muhammad tidak membinasakan pamanda Abu Thalib yang emoh mengucapkan syahadat hingga akhir hayatnya kan ?? malah kematian sang pamanda diperingati sebagai Aamul Huzni = tahun kesusuahan. Lantas mengapa umat islam indonesia yang mayoritas sunni tidak meneladani sikap Allah dan para nabi dan rasul-Nya ??? Memang ada ayat suci al qur'an berbunyi, assyiddaa'u 'alal kuffar = bersikap keras pada orang kafir, yang jadi pertanyaan apakah sembarang orang kafir harus disikapi keras ???, bukankah hanya kafir harby saja yang boleh diperangi ??? lha kalau sembarang orang kafir diperangi wah, tetangga kita orang non muslim pastilah tidak aman dari kita, apa ya begitu cara implementasi dari ayat suci tsb ??? lha buktinya Nabi Muhammad bisa hidup berdampingan dengan damai bersama kaum yahudi dan nasrani serta atheist di madinah, begitu mereka memusuhi ya lain lagi kan ceritanya ?? Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pribadi merasa kecewa dengan Abah HMNA. Bahwa Abah telah menilai saya dan mbak Anita begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Atas dasar apa? Mungkin saya nggak akan terlalu kecewa kalau saja Abah sebelumnya juga menilai bahwa FPI dkk itulah yang impulsif dan menghakimi, bahkan melakukan tindakan kriminal merangsek kampung orang. Kenapa sekarang saya yang dituduh impulsif menghakimi fatwa MUI? Padahal postingan-postingan saya seputar Ahmadiyah cuma mendukung yang dikatakan mbak Anita, dan memberi masukan kepada MUI untuk mengeluarkan fatwa yang obyektif seadanya sesuai kiprah nyata organisasi itu. Tanpa label 'sesat' dan semacam itu. Apalagi MUI Bogor mengendorsenya lagi sesudah kejadian FPI itu. Perhatikan, semua ini saya kaitkan dengan peristiwa merangsek, mengusir dan mengultimatum kelompok Ahmadiyah tsb. BUKAN perbedaan pandangan kita terhadap Ahmadiyah. Saya nggak terlalu paham Ahmadiyah, walaupun sesekali baca tentang mereka. Soalnya merasa nggak punya temen/kenalan orang Ahmadiyah. Yang jelas, Ahmadiyah itu bukannya kelompok cult bunuh diri seperti Wacko yang dirangsek oleh operasi tentara Amerika itu. So yang terpenting bagi saya dalam diskusi WM ini, apakah kita semua bersepakat bahwa tindakan FPI dkk itu kriminal dan harus dituntut??? Kita bukanlah mereka, dan kita membuat garis tegas disini. Soal diskusi ttg Ahmadiyah ini-itu sih lain lagi. Karena itu saya jadi sedih sendiri, kenapa sekarang saya yang malah dituduh impulsif dan menghakimi MUI?.:-(( Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass. wr.wb. Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input: Wassalam HMNA Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED]
[wanita-muslimah] Re: Beragama Yes! Korupsi Yes! = Sistem Buatan Manusia Merusak Manusia
Apa maksud abah HMNA, sistem yang tidak mengindahkan spirit ilahi akan merusak manusia ??? Sistem untuk manusia ya tentunya manusia sendiri yang mengcreat, berinovasi dan berkreasi. Allah cuma menyuguhkan sunnatullah dan qudratullah, selebihnya sebagai khalifah ya bebas berkreasi dengan segala resikonya. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Sistem Buatan Manusia Merusak Manusia Yang perlu kita renungkan bersama yaitu sistem buatan manusia dapat merusak manusia baik secara perorangan, maupun kelompok. Yang selama ini dianggap bersih, karena memang ia bersih, setelah ia masuk ke dalam sistem ia menjadi rusak terlibat dalam penyogokan. Bahkan secara kelompok sistem yang bernama Departemen Agama merusak kelompok manusia yang beragama itu sendiri. Mengapa? Karena Departemen Agama, walalupun mengurus yang berhubungan dengan agama, namun Departemen Agama merupakan sub-sistem dari sistem buatan manusia, yaitu sistem sejenis negara sekuler. Walahu a'lamu bisshawab. Wassalam HMNA - Original Message - From: Ambon To: Wanita Muslimah Sent: Thursday, June 23, 2005 04:19 Subject: [wanita-muslimah] Beragama Yes! Korupsi Yes! MEDIA INDONESIA Kamis, 23 Juni 2005 Beragama Yes! Korupsi Yes! Abd Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah DALAM Islam, ada doktrin yang menegaskan, jangan campur adukkan kebenaran dengan kebatilan; bila kebenaran sudah datang, kebatilan akan hilang alias tunggang-langgang. Di manakah letaknya kebenaran, di manakah bercokolnya kebatilan? Dan, apakah sekarang ini belum ada kebenaran sama sekali sehingga kebatilan korupsi semakin menjadi-jadi? Korupsi yang bersarang di lembaga-lembaga agama, terutama di tubuh Departemen Agama, telah menjungkirbalikkan logika formal kita. Menurut logika, dalam institusi tempat bersemainya doktrin kebenaran agama, seharusnya tak akan muncul kebatilan, atau minimal kebatilan akan tereduksi. Tetapi, ketika di ruang-ruang tempat kebenaran agama bergema itu justru bersemai kejahatan, lantas logika apa lagi yang bisa kita pakai memahami negeri ini. Tentu bukan logikanya yang salah, yang salah ialah cara kita memandang kebenaran. Kebenaran lebih sering dilihat hanya secara legal- formal, bukan secara substansial. Cara pandang seperti ini bahkan menemukan momentumnya sejalan dengan berseminya euforia demokrasi. Inilah salah satu kelemahan demokrasi, yakni terbukanya ruang bagi kemungkinan pemaksaan kehendak mayoritas terhadap minoritas. Formalisme beragama di negeri ini dianut oleh sebagian besar rakyat. Sementara substansialisasi nilai-nilai keberagamaan hanya diinginkan sebagian kecil saja--terutama dari kalangan cerdik pandai yang berwawasan luas. Survei yang beberapa waktu lalu dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, membuktikan bahwa formalisasi agama menjadi tuntutan sebagian besar warga masyarakat, meskipun formalisasi itu belum mengarah pada pembentukan negara Islam. Cara memandang kebenaran agama yang cenderung formalistik, telah memberikan wewenang kepada lembaga-lembaga formal keagamaan untuk mengelola kegiatan-kegiatan spiritual yang diharapkan mampu memperluas ruang batin kita dalam menerima kebenaran hakiki, yang kemudian diaktualisasikan dalam amalan-amalan kebajikan yang menyejukkan. Kegiatan spiritual seyogianya tak harus diberikan kewenangannya pada lembaga-lembaga formal keagamaan, karena hakikat kebenaran pada dasarnya bukan terletak pada balutan formal institusional. Dalam Islam, bukankah kita diajarkan untuk tidak mengukur derajat ketakwaan seseorang dari tampilannya, tapi dari amal kebajikannya. Kebenaran harus diambil, dari mana pun datangnya. Artinya, kebenaran agama yang hakiki bukan terletak pada balutan formalnya, melainkan pada kualitas substansinya. Agama menjadi suaka Maraknya korupsi di lembaga-lembaga keagamaan, terutama Depag, memang belum tentu disebabkan karena cara pandang kita yang keliru mengenai kebenaran agama. Tetapi, kalau kita cermati, cara pandang yang keliru itu, sangat potensial melahirkan gejala disfungsi agama. Karena kebenaran agama dianggap mutlak keberadaannya di lembaga- lembaga formal keagamaan, tidak jarang lembaga ini dijadikan suaka bagi mereka yang pandai melanggar dan memanipulasi kebenaran agama. Lembaga keagamaan dijadikan tameng untuk melindungi dirinya dari sorotan masyarakat. Supaya lebih meyakinkan, penampilan para pencari suaka kebenaran itu pun diatur, disesuaikan dengan semangat Islam misalnya dengan memakai kopiah, sorban, memelihara jenggot, dan tidak lupa menenteng tasbih. Di muka umum, jari-jemarinya cekatan menggeser biji
[wanita-muslimah] Re: Pancasila
Kayaknya pak Chodjim dan pak Dadang ini gemar saling bercanda nih. Ya yang namanya ideologi entah itu duniawiah ataupun ukhrowiyah ketika hadir di hadapan kita berupa text sudah barang tentu butuh tafsir. Kalau qur'an ada dan butuh tafsirnya, why not dengan pancasila ??? mosok pancasila gak butuh tafsir ??? hanya langsung dilaksanakan saja. Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan begitu menurut pak Chodjim. Ya memang Pancasila tidak selayaknya disandingkan atau disejajarkan dengan qur'an, tetapi mengapa ada semacam ambiguitas dalam mensikapi keduanya ??? kalau qur'an sah-sah saja ditafsirkan, namun pancasila gak perlu ditafsirkan langsung saja dilaksanakan. Penerapan pancasila langsung diterapkan ya jadinya model orde baru itu yang menyengsarakan rakyatnya sendiri. Korupsi no satu dan lain-lain gelar buruk disandang bangsa kita. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, Kang dadang ini canda. Sampeyan tidak menanggapi, tapi bertanya atau minta tanggapan saya terhadap multi tafsir Pancasila.. :-) Sebagaimana yang saya paparkan dalam menanggapi Mbak Ning, Pancasila jangan ditafsir-tafsir lagi. Pancasila itu sila-sila yang jelas-jelas ada di Pembukaan UUD 45. Jadi, kalau kita ingin hidup bernegara sebagaimana dalam tujuan yang dikandung dalam UUD '45, maka Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan. Kalau masih ditafsirkan itu belum jelas. Maka, yang namanya berdasarkan Ketuhanan YME, ya kita harus sama- sama mengimplementasikan agama kita masing-masing. Perikemanusiaan yang adil dan beradab ya harus diwujudkan dalam pembentukan isi UUD, UU atau peraturan yang memenuhi rasa keadilan dan keadaban. Jadi, bukan tafsiran yang diperlukan, tapi pelaksanaan atau penerapannya. Begitu pula yang lain-lainnya. Kalau ditafsirkan akan menjadi Trisila atau 36 butir atau yang lainnya lagi. Kalau masih ditafsirkan ia tidak perlu ditempatkan sebagai pembukaan UUD. Dan, inilah yang terjadi di Indonesia, dan jangan diulang kembali. Ditempatkan dalam pembukaan itu artinya semua isi UUD, UU atau Peraturan di Indonesia harus dijiwai dan dilandasi filosofi PANCASILA. Jadi, bukan Pansilanya yang ditafsirkan tapi apakah perumusan UUD/UU/Peraturan itu sudah sejiwa dengan Pancasila. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Dadang Fahmi (QA) Sent: Thursday, June 16, 2005 2:16 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Pancasila Saya hanya menanggapi satu masalah saja, untuk ditanggapi oleh sdr. Achmad bagaimana dengan Pancasila itu sendiri yang multitafsir termasuk UU dan UUD yang tternyata juga tidak tunggal pemahamannya? Terima kasih. -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: 16 Juni 2005 13:25 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: RE: [wanita-muslimah] Interaksi sesama Umat Islam Mbak Ning, Saya coba menanggapi tulisan sampeyan dengan senarai berikut. 1) Menegakkan Syariah Di sini harus dibedakan antara penegakan syariah agama sebagai individu atau umat dan penegakan syariah dalam kerangka politik-kekuasaan. Sebenarnya yang tidak didukung atau menurut Mbak Ning dijegal, itu pada tataran politik-kekuasaan. Dalam hal ini, mengusung penegakan syariat itu untuk kepentingan golongan bukan sebagaimana yang disyariatkan oleh Allah. Beberapa tahun yang lalu pernah dibahas di milis ini. Ketika kita mengusung penegakan syariat dalam kancah politik-kekuasaan, akan timbul persoalan yaitu syariat menurut pandangan siapa. Karena, syariat sendiri tidak tunggal pemahamannya! Ambil saja satu contoh, poligami. Nanti akan lahir keputusan syariat yang melarang atau membolehkan poligami secara ketat atau membolehkan secara longgar. Misalnya, ada yang menafsirkan wa itu atau, sehingga dalam poligami maksimum empat perempuan. Ada yang menafsirkan wa itu dan, sehingga maksimum 9 istri, dan ada yang menafsirkan wa sebagai kelipatan sehingga maksimum 24 istri. Dan, yang lebih parah, boleh poligami berapa saja karena wa di situ bukan pembatasan. Kacau kan hasilnya? Saya pribadi termasuk orang yang tidak setuju terhadap pengusungan syariat sebagai UU, UUD. Saya selalu tekankan bahwa kita harus bisa menempatkan nilai-nilai Islam dalam UU maupun UUD tanpa label syariat Islam. Ini tentu saja merupakan konsekuensi logis dari pilihan saya terhadap Pancasila sebagai landasan hidup bernegara. 2) Saya setuju terhadap pandangan sampeyan tentang ikatan emosi antara in-group dan out-group. Hanya saja, tidak perlu menampakkan garis pemisah dalam interaksi sesama warga muslim dan warga Indonesia. Inilah sikap hidup toleransi dan solidaritas dalam berbangsa. 3) Ya, bahkan di Jawa ada ungkapan bahwa setiap saat kita itu harus eling lan waspada. :-) 4) Akal memang tool
[wanita-muslimah] Re: Pancasila
Pak Chodjim, Saya sepakat, bahwa pancasila bukan petunjuk seperti qur'an, dan saya sepakat bahwa suatu perjanjian yang melibatkan para pihak (seperti KKB atau CLA, termasuk perjanjian hudaibiyah) tidak perlu tafsir. Karena seluruh para pihak dianggap mengerti dan memahami isi perjanjian. Karena itu sebisa mungkin suatu perjanjian akan menghindari klausul- klausul yang tidak jelas agar dalam implementasi tidak muncul multi interpretasi, sehinggal timbul sengketa (konflik). Namun suatu tafsir menjadi tetap diperlukan manakala ada klausul yang tercantum di perjanjian tersebut bersifat umum. Dan penafsiran yang muncul menjadi seyogyanya disepakati bersama dalam kerangka konsensus nasional. Contohnya sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan yang mahaesa. Kan boleh saja yang muslim punya interpretasi alias tafsir sendiri dengan menafsirkannya sebagai tauhid, yang kristen, hindu, budha dll juga berhak kan menafsirkannnya menurut iman dan keyakinannya sendiri-sendiri asalkan semua penganut agama sepakat masih dalam komitmen wadah negara RI hidup berdampingan secara damai sebagai konsekuensi Pancasila adalah kesepakatan bersama. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Mu'iz, sebagaimana yang saya paparkan bahwa pancasila itu perjanjian/kesepakatan untuk mewujudkan negara yang namanya Negara Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat yang berdasarkan. (titik-titik) yang disebut Pancasila itu. Pancasila bukan buku petunjuk seperti Alquran tapi sekadar perjanjian/kesepakatan. Ini seperti Perjanjian Hudaybiah atau Piagam Madinah. Kalau sebuah perjanjian/piagam masih ditafsir-tafsirkan maka akan timbul pengkhianatan/pelanggaran tapi orang yang mengkhianati/melanggar itu mengatakan tidak mengkhianati/melanggar berdasarkan tafsirannya. Makanya, ketika Umar marah kepada Rasul terhadap isi perjanjian Hudaybiah, Nabi Muhammad menegaskan lagi bahwa dirinya seorang Rasul Allah. Artinya, Muhammad tak akan menyetujui suatu perjanjian kalau itu bukan atas bimbingan Allah. Dan, Nabi menyadari sepenuhnya bahwa bukan Muhammad dan pengikutnya yang akan melanggar tapi kaum musyrik Quraisy yang akan melanggar isi perjanjian itu. Orang Quraisy pun berusaha menafsirkan perjanjian Hudaybiah itu, tapi ditolak Nabi Muhammad. Mengapa? Karena, kalau masih ditafsirkan itu artinya BELUM SEPAKAT terhadap isi perjanjian. Cobalah, Mas Mu'iz mempelajari Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau CLA (Collective Labor Agreement). Apa ya pihak buruh atau manajemen menafsir-nafsirkan lagi? Kalau masih ditafsir- tafsirkan lagi ya akan berantakan. Makanya ada aturan main bahwa perbaikan atau pembaruan perjanjian bisa dilakukan, misalnya, 2 tahun setelah kesepakatan ini ditandatangani. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of muizof Sent: Tuesday, June 21, 2005 4:07 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Pancasila Kayaknya pak Chodjim dan pak Dadang ini gemar saling bercanda nih. Ya yang namanya ideologi entah itu duniawiah ataupun ukhrowiyah ketika hadir di hadapan kita berupa text sudah barang tentu butuh tafsir. Kalau qur'an ada dan butuh tafsirnya, why not dengan pancasila ??? mosok pancasila gak butuh tafsir ??? hanya langsung dilaksanakan saja. Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan begitu menurut pak Chodjim. Ya memang Pancasila tidak selayaknya disandingkan atau disejajarkan dengan qur'an, tetapi mengapa ada semacam ambiguitas dalam mensikapi keduanya ??? kalau qur'an sah-sah saja ditafsirkan, namun pancasila gak perlu ditafsirkan langsung saja dilaksanakan. Penerapan pancasila langsung diterapkan ya jadinya model orde baru itu yang menyengsarakan rakyatnya sendiri. Korupsi no satu dan lain-lain gelar buruk disandang bangsa kita. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, Kang dadang ini canda. Sampeyan tidak menanggapi, tapi bertanya atau minta tanggapan saya terhadap multi tafsir Pancasila.. :-) Sebagaimana yang saya paparkan dalam menanggapi Mbak Ning, Pancasila jangan ditafsir-tafsir lagi. Pancasila itu sila-sila yang jelas-jelas ada di Pembukaan UUD 45. Jadi, kalau kita ingin hidup bernegara sebagaimana dalam tujuan yang dikandung dalam UUD '45, maka Pancasila harus dijadikan acuan dan bukan ditafsirkan. Kalau masih ditafsirkan itu belum jelas. Maka, yang namanya berdasarkan Ketuhanan YME, ya kita harus sama- sama mengimplementasikan agama kita masing-masing. Perikemanusiaan yang adil dan beradab ya harus diwujudkan dalam pembentukan isi UUD, UU atau peraturan yang memenuhi rasa keadilan dan keadaban. Jadi, bukan tafsiran yang diperlukan, tapi pelaksanaan atau penerapannya. Begitu pula yang lain-lainnya. Kalau ditafsirkan akan menjadi Trisila atau 36 butir atau yang lainnya lagi
[wanita-muslimah] pro pak Aman Fatha cs : makna jin menurut qur'an Re: Interaksi sesama Umat Islam
Ok. Pak Chodjim, mumpung kontak dengan narasumbernya (penulis tafsir qs annas), saya coba ganti thread berkaitan akal dan wahyu yang disinggung sampeyan. Mengapa pak Chodjim menawarkan tafsiran mengenai jin dalam surat annas sambil dikaitkan dengan qs al ahqaf, berbeda dengan penafsiran referensi tafsir klasik yang semuanya menafsirkan bahwa jin adalah makhluq halus semata, bunyi textual rasulullah berdakwah kepada golongan jin ditafsirkan oleh pak Chodjim tidak selalu golongan makhluq halus, tetapi golongan yahudi non arab, jadi golongan manusia juga adanya. Hal yang sama juga demikian penafsiran pak Chodjim tentang jin ifrit yang disebutkan dalam surat Anaml (dialog Nabi/raja sulaiman dengan peserta tender istana) ditafsirkankan kaum manusia yang memiliki keahlian arsitektur. Apa benar sih tradisi atau kultur arab selalu menyebut orang asing itu dengan jin ??? mungkin pak Aman Fatha atau teman-teman di tim teng dapat nimbrung nih. wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Mu'iz, Saya cuma menulis di bawah ini akal di atas wahyu. Lebah yang menempatkan akalnya di bawah wahyu... karena lebah tidak berakal.. :-) Salam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of muizof Sent: Thursday, June 16, 2005 11:43 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Interaksi sesama Umat Islam Pak Chodjim, wah lagi bahas wahyu dan akal, gak boleh merendahkan akal di bawah wahyu dan gak boleh meninggikan akal di atas wahyu. Kalau baca tafsir sampeyan tentang qs annas yang mengartikan jin tidak selalu makhluq halus itu termasuk menempatkan posisi akal di mana pak Chodjim ??? Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Ning, Jauh-jauh agama Islam sudah mengingatkan bahwa kita tak boleh taashub, kita tak boleh berbangga diri terhadap golongan. Surat Alhujurat merupakan surat pendek yang isinya mengingatkan kita agar kita tidak berbangga terhadap golongan. Dalam ayat itu ditegaskan bahwa sesama orang mukmin (sesama orang Islam) itu bersaudara. Kita dilarang merendahkan golongan lain, kita dilarang menggunjing orang/golongan lain. Makanya, saya justru bersedih ketika muncul golongan-golongan dalam Islam dan memberikan stigma umat yang selamat bagi golongannya sendiri saja. Islam menegaskan sebarkan salam. Islam mememerintahkan untuk menjauhi prasangka. Inilah yang sekarang malah dihidup-hidupkan melalui girah partai. Betul-betul dengan girah partai itu, Alquran ditinggalkan. Wajar jika Rasul mengeluh kepada Tuhan sebagaimana QS 25:30 bahwa kaumnya telah meninggalkan Alquran. Sudah waktunya kita merasa bersaudara, meski berbeda pandangan. Sesama muslim kita ini hanya berbeda pandangan dalam mengkaji Alquran dan Hadis. Mengapa bisa berbeda pandangan? Karena kita semua menggunakan akal dalam menganalisis kandungan Alquran dan Hadis. Tak seorang pun di dunia ini yang tidak menggunakan akalnya dalam memahami Alquran. Jadi, semua orang --sekali lagi semua orang- - telah menempatkan akalnya di atas wahyu. Tak seorang pun yang menempatkan akalnya di bawah wahyu. Memang banyak orang yang bilang bahwa dirinya tidak mau menempatkan akalnya di atas wahyu. Tapi, itu hanya omongan, bukan realita. Kalau ada manusia yang menempatkan akalnya di bawah wahyu, maka itu sebenarnya hanya dimiliki oleh anak balita yang akalnya belum bekerja. Cobalah balita diajari membaca terjemahan Alquran, lalu disuruh membaca. Lalu, tanya apa artinya. Tentu, ia akan geleng kepala dan bilang bahwa ia belum mengerti arti ayat yang dibacanya. Ini wajar, karena anak tersebut belum menggunakan akalnya atau akalnya belum nyampe atau masih di bawah wahyu. Lha, kalau ada orang yang berpaham literal atau harfiah, maka sebenarnya ia telah menempatkan akalnya di atas wahyu. Hanya saja..., kualitas akalnya ya segitu... hanya pada level harfiah. Lha, kalau tidak menggunakan akalnya sama sekali yang binatang, dan binatang semacam lebah disebut menerima wahyu. Makanya lebah bisa membuat rumahnya yang poligon dan sebangun itu tanpa belajar arsitektur. Ya, karena lebah menempatkan akalnya di bawah wahyu sehingga rumahnya dibangun tanpa belajar matematika dan teori bangunan. Karena umumnya kita ini tidak menerima wahyu, maka kita harus memberdayakan setinggi mungkin akal kita sehingga kita bisa memahami kandungan dari wahyu. Jadi, akal di atas wahyu, bukan akal di bawah wahyu. Kalau tak berakal = binatang. Baca Alquran, mengapa orang- orang kafir itu disamakan dengan binatang ternak atau lebih rendah. Karena mereka tidak menggunakan akalnya. Dan, orang yang tidak mempergunakan akalnya akan ditimpa kemurkaan Tuhan (QS 10:100). Nah, dengan mempergunakan akal kita, kita bisa tersenyum kepada saudara- saudara kita sesama agama