[wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sang Matahari [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang-orang yang menentang ide syariah, seolah-olah ingin membenturkan demokrasi dengan Islam. Dan seolah-olah kebebasan berbicara hanya ada dalam demokrasi. Sungguh, Islam pun menjamin kebebasan berbicara warganya termasuk protes, aksi, mengkritik penguasa, dll asal tak melanggar syariat Islam. Orang ateis, zindiq, non muslim bahkan bebas berdiskusi dengan orang muslim. DP: Hadits yg menghalalkan darah mereka yg 'menghina' Nabi Muhammad mencerminan bahwa kebebasan bicara yg sesungguhnya tidak dikenal dalam SI. Saya memahami, wajar demokrasi begitu diagungkan oleh masyarakat melebih syariat Islam, dan kewajiban melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebab, demokrasi sudah diajarkan pada kita sejak kita lahir, sekolah hingga dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun pendidikan agama, moral sesuai ajaran agama, konsep sistem aturan syariah Islam tidak diajarkan dalam hidup kita. DP: Yg mengajarnya juga sering tidak paham apa itu Islam. Jadi ya tentu saja yg belajar jadinya tidak mengenal Islam dg sebenarnya sehingga jadinya mereka enggak yakin dg keunggulan Islam. Kurikulum pendidikan kita pun hanya membatasi 2 jam pelajaran per minggu ditambah pula, pelajaran agama yang diajarkan hanya dibatasi dengan pendidikan terkait individu saja, yakni shalat, nikah, haji, dll, sehingga wajar dalam memori umat Islam Indonesia, termasuk saya dahulu, yang tergambar dalam benak saya soal agama. hanyalah soal individu, sejarah Islam pun saya tak begitu tahu. Lebih-lebih pembahasan khilafah. Adakah pemilihan kurikulum pendidikan ini merupakan kesengajaan? DP: Yg program agamanya lebi penuh ternyata menciptakan alumni yg kompetitif secara global. Contoh ada beberapa alumni SMA Kanisius termasuk milyarder di AS karena keberhasilannya dalam industri IT di Silicon Valley. Lulusan pesantren dari Ngruki terkenal di dunia dg 'keberhasilan yg berbeda'. Salah di mana ini? yah, didalam pidatonya Hafidz Abdurrahman mengatakan, Bentuk Pelarangan aktivitas HT merupakan bentuk kekalahan intelektual yang sangat memalukan. Maka, pembukaman aktivitas HT di daerah timur tengah dan dibeberapa negara, termasuk yang sedang dilakukan oleh orang-orang tertentu di negeri ini dengan membenturkan ide syariat Islam dan khilafah dengan demokrasi, serta bahwa khilafah menghancurkan NKRI merupakan bentuk kekalahan intelektual. Karena berupaya membungkam orang berdiskusi. DP Saya tidak pernah setuju dg bentuk pelarangan ajaran apapun termasuk komunisme/Marxisme. Benar melarang orang lain berpendapat merupakan bentuk kekalahan intelektual. Kalau ide syariat Islam dan khilafah dianggap utopia, mimpi, tidak realistis, khayalan, lalu orang yang menanggapinya disebut apa?Kenapa orang susah payah menentang, menolaknya, jika benar itu khalayan biarkan saja. Toh, bukankah tidak disangkal pun tidak akan terjadi kenyataan bukan? DP: Dianggap kayalan karena masih berupa wacana, slogan2 dan belum ada kelembagaan yg lengkap. Tanpa kelembagaan suatu ideologi cuma khayalan. Demokrasi di Barat sangat lengkap kelembagaannya dan itupun masih terus diperbaiki. Lalu media massa speerti TV Al Jazeera, TV Turki, TV Perancis, Media masa Australia, BCC, AFP, FOX, TV Inggris, Amerika dll media masa nasional dalam dan luar negeri disebut memberitakan ide khayalan jugakah? ^_^ Seharusnya kita tahu, ide syariah islam dan khilafah merupakan ancaman besar bagi neoliberalisme, kapitalisme, sekularisme, pluralisme agama, dll serta dominasi negara adidaya imperialis saat ini. Maka akan banyak pihak menentangnya. Bagi pejuangnya pun dikatakan radikal dan fundamental. ini baru ide, bagaimana jika terjadi kenyataan. DP: Yg paling terasa mengancam ialah tidak dikenalnya kesetaraan dalam keanggotaan masyarakat, tidak dikenalnya HAM, dan tidak dikenalnya kepemimpinan yg bertanggung jawab kepada pemilihnya melainkan kepada Tuhan sehingga pertanggungjawabannya cuma virtual, tidak dikenalnya sistem pengadilan yg terbuka, tidak dikenalnya prinsip praduga tak bersalah, tidak dikenalnya pers bebas, tidak dikenalnya penggantian kepepimpinan secara damai, tidak dikenalnya pembatasan masa jabatan kepemimpinan dsb sehingga bagi mereka yg mencintai kebebasan ya pasti akan terancam dg sistem yg tidak menghargai kebebasan individu. Baca opini jurbir HTI di koran Tempo hari ini ya.syukron wallahu'alambishawab
Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
Mirip seperti fenomena penulisan sejarah, sejarah adalah milik pihak penguasa, atau sejarah tergantung pada siapa yang berkuasa. Dengan demikian, bagi mereka yang sudah terbenam dalam pada benaknya bahwa khilafah=evil dan demokrasi=good ya sudah harga mati, not open for discussion. Mirip dengan thread Ahmadiyah yang sempat meninggalkan beberapa 'korban jiwa.' Tapi saya kira tetap saja teman-teman yang memang yakin dengan konsep khilafah untuk terus menyampaikan dalil-dalilnya terutama dalam konteks nasional nkri, dan buat teman2 lain yang tidak setuju dengan khilafah untuk juga menyampikan dalil-dalil yang makin objektif dan fokus serta accountable, tidak emotional atau meta-ilmiah. Dengan demikian akan ada satu titik ketika masing-masing pihak akan makin terasah untuk bisa lebih berdialog dan jauh dari saling menghujat (bukan berarti saat ini sudah/sedang saling hujat loohhh). Saya lihat buat teman2 HT atau yang mendukung konsep khilafah, mungkin bisa lebih ringkas dan tajam dalam memberikan penjelasan tentang ini karena saya lihat bisa jadi mereka yang mentah2 menolak khilafah itu karena sekadar tidak tahu saja. Kan manusia itu cenderung menolak sesuatu yang aneh atau asing, sesuatu yang masih ghaib atau khayalan. Dan memang sayangnya, saat ini khilafah adalah sebuh relic saja, tidak lebih. Adapun bukti keberhasilannya, sejauh yang saya tahu, berhenti di masa pra Utsmaniyah (, yaitu di Ibnu Khaldun (1332 M/732 H 1406 M/808 H) dengan magnum opus-nya Muqoddimah, ditulis pada th 1377 M. Hanya satu karya yang muncul di masa Khilafah Utsmaniyah, yaitu sebuah buku pedoman perundang-undangan khilafah Utsmaniyah, the Canon/al-Qanun karya Sultan Sulaiman I (l.1494 M - w.1566 M) yang berkuasa selama 46 th (15201566 M). Keberhasilan di sini maksudnya karya ilmiah otentik, krn jauh lebih banyak berupa 'hasiyah' atau commentaries/syarh atas karya2 besar. Sejumlah penemuan2 besar berupa artefak atau benda lain itu lain masalah, krn tidak semua karya para ulama dan penguasa dapat diwujudkan sec fisik. Ada sebuah karya kontemporer menarik seputar khilafah, di link http://www.storyofpakistan.com/articletext.asp?artid=A033 dan juga kaitannya di link http://ourworld.compuserve.com/homepages/sangat/khilafat.htm salam, satriyo On 8/27/07, Sang Matahari [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan cara selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam, adakah orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah diperoleh khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam pelaksanaan khilafah setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda membaca kontribusi besarnya bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu membaca referensi penulis yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah tak tertegak. Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya sama sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok Anda saja yaitu Ahmadiyah Di negara khilafah, boleh tidak seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan dengan demokrasi. Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu? Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana. Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak? Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja (bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu diragukan? Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak tapi dunia tak mau mengakuinya? Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya? Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu. Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah karena hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang mengambang, dan utopis. miftahalzaman [EMAIL PROTECTED] miftahalzaman%40yahoo.com wrote: Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia. Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400 tahun, khilafah atau sultan atau
Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
Sumbangan sebuah bangsa, apakah di bawah monarki, kekhalifahan, republik, diktator, atau apapun sangat tergantung kepada kebijakan (kemampuan memimpin) pimpinan negaranya. Sumbangan cendekiawan di bawah kekhalifahan Abassyah di Baghdad adalah karena policy khalifah dalam memacu pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam jaman khalifah Utsmani (Turki) tidak banyak sumbangannya terhadap peradaban dunia. Sumbangan China dalam peradaban dunia juga demikian. China mulai mundur ketika kaisarnya menganggap bahwa ekspedisi Zeng Ho hanya menghabiskan uang negara. Falsafah etika dan moralitas yang digali kembali di jaman kekhalifahan Baghdad meredup dan kemudian justru muncul di Eropa Barat setelah setelah renaisan. Hitler berhasil membangkitkan semangat nasionalisme Jerman yang merasa tertindas setelah kalah dalam PD I dan cendekiawannya banyak memberi sumbangan kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Rusia yang dipimpin diktator komunis pun dapat maju dan berhasil meluncurkan manusia ke ruang angkasa sebelum Amerika Jepang dikenal bangkit karena kebijaksanaan kaisar Meiji. Indonesia makin terpuruk karena dipimpin oleh pemimpin yang tidak punya visi dengan parlemen yang juga korup sehingga kemajuannya tersalip bukan saja oleh Malaysia tetapi juga Vietnam. Pertumbuhan demokrasi bukan dari revolusi Perancis yang berdarah-darah, yang kemudian kekuasaan raja yang absolut dan korup diganti oleh kekuasaan diktator yang juga mengutamakan kepentingan kelompoknya. Pertumbuhan demokrasi bermula dari jaman Yunani kuno. Memang juga kemudian berdarah-darah akibat perebutan kekuasaan di antara para pemimpinnya. Juga dalam sistem khilafah perebutan kekuasaan yang berdarah-darah itu juga terjadi. Pertumbuhan demokrasi di beberapa negara tidak sampai berdarah-darah, seperti di Inggeris, Eropa Barat, dan Amerika. Perang saudara yang terjadi di AS bukan akibat demokrasi, tetapi akibat perbenturan kepentingan antara kelompok Utara dan kelompok Selatan. Demokrasi di AS dimulai dari deklarasi yang dikumandangkan oleh Thomas Jefferson. KM ---Original Message--- From: Sang Matahari Date: 27/08/2007 9:39:33 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan cara selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam, adakah orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah diperoleh khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam pelaksanaan khilafah setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda membaca kontribusi besarnya bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu membaca referensi penulis yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah tak tertegak. Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya sama sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok Anda saja yaitu Ahmadiyah Di negara khilafah, boleh tidak seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan dengan demokrasi. Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu? Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana. Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak? Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja (bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu diragukan? Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak tapi dunia tak mau mengakuinya? Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya? Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu. Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah karena hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang mengambang, dan utopis. miftahalzaman [EMAIL PROTECTED] wrote: Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia. Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400 tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan kekurangannya, secara praktis telah berhasil
[wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
Satriyo, Bisa juga yang menolak khilafah itu karena betul2 tahu mengenai cacat2 khilafah :-) Silakan nikmati paper sederhana yang saya tulis 2 tahun lalu mengenai sejarah khilafah, mulai dari zaman Nabi sampai ambruknya Dinasti Utsmaniyyah. http://www.esnips.com/doc/018abae3-c7c4-40e6-9c77-f0df07425348/SejarahKhilafah salam, bimo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: karena saya lihat bisa jadi mereka yang mentah2 menolak khilafah itu karena sekadar tidak tahu saja. Kan manusia itu cenderung menolak sesuatu yang aneh atau asing, sesuatu yang masih ghaib atau khayalan.
Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan cara selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam, adakah orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah diperoleh khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam pelaksanaan khilafah setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda membaca kontribusi besarnya bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu membaca referensi penulis yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah tak tertegak. Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya sama sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok Anda saja yaitu Ahmadiyah Di negara khilafah, boleh tidak seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan dengan demokrasi. Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu? Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana. Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak? Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja (bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu diragukan? Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak tapi dunia tak mau mengakuinya? Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya? Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu. Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah karena hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang mengambang, dan utopis. miftahalzaman [EMAIL PROTECTED] wrote: Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia. Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400 tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan kekurangannya, secara praktis telah berhasil menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah Islam sedemikian sehingga kerahmatan Islam yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan. Kutipan dari Koran Tempo diatas adalah dari jubir HTI yang disarankan untuk dibaca. Kita merasa perlu memberikan tanggapan terhadap HT justru oleh sebab seperti yang tampak dalam kutipan tersebut, yaitu mitos khayalan tentang kekhalifahan. Tanggapan ini lebih perlu lagi karena mitos khayal ini dijual oleh HT kepada massa dengan kehendak agar mitos khayal tersebut dijadikan sebuah realita melalui political power. Seandainya HT memperjuangkan syariah Islam tidak disertai embel-embel mitos khilafah, mungkin kita bisa lebih menerima karena HT akan tampak lebih realistis. Namun yang terjadi tidak demikian. Sudah yang mau dibangun itu tidak realistis dan tidak perlu, modalnya ternyata juga mitos hasil pelintiran dan pengaburan sejarah. Jadi dobel deh kelirunya. Pertanyaan seputar teknis penunjukan khalifah, ibukota, beserta alasan-alasannya dan sebagainya seharusnya sudah dapat diantisipasi oleh HT sebab otomatis pertanyaan seperti itu pasti akan timbul. Tidak bisa lantas menghindar dengan berdalih bahwa konsep khilafah dan keimanan umat secara umum belum benar-benar terbangun. Kalau demikian buat apa capek-capek promosi khilafah sementara yang dipromosikan belum matang betul alias masih rentan terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti itu? Paling tidak, dengan cara tersebut strategi promosi HT keliru. Terlalu pagi berpromosi tentang khilafah, sementara 'iman umat belum terbangun', sementara orang-orang yang mengerti sejarah dan tidak bisa dibohongi masih pada hidup dan masih bisa menggunakan pemikirannya secara baik. Setahu saya, paling tidak secara konseptual temen-temen Tarbiyah itu salah satu tujuan jangka panjangnya juga membangun khilafah islamiyyah (apapun artinya itu). Tetapi apakah mereka gunakan itu sebagai propaganda? Tidak. Bisa jadi karena disadari konsep seperti itu untuk ukuran sekarang tidak realistis, walaupun cuma dijual sebagai jargon, apalagi belum-belum sudah dipromosikan sebagai political system. Sama sekali questionable. Tambah tidak
[wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia. Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400 tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan kekurangannya, secara praktis telah berhasil menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah Islam sedemikian sehingga kerahmatan Islam yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan. Kutipan dari Koran Tempo diatas adalah dari jubir HTI yang disarankan untuk dibaca. Kita merasa perlu memberikan tanggapan terhadap HT justru oleh sebab seperti yang tampak dalam kutipan tersebut, yaitu mitos khayalan tentang kekhalifahan. Tanggapan ini lebih perlu lagi karena mitos khayal ini dijual oleh HT kepada massa dengan kehendak agar mitos khayal tersebut dijadikan sebuah realita melalui political power. Seandainya HT memperjuangkan syariah Islam tidak disertai embel-embel mitos khilafah, mungkin kita bisa lebih menerima karena HT akan tampak lebih realistis. Namun yang terjadi tidak demikian. Sudah yang mau dibangun itu tidak realistis dan tidak perlu, modalnya ternyata juga mitos hasil pelintiran dan pengaburan sejarah. Jadi dobel deh kelirunya. Pertanyaan seputar teknis penunjukan khalifah, ibukota, beserta alasan-alasannya dan sebagainya seharusnya sudah dapat diantisipasi oleh HT sebab otomatis pertanyaan seperti itu pasti akan timbul. Tidak bisa lantas menghindar dengan berdalih bahwa konsep khilafah dan keimanan umat secara umum belum benar-benar terbangun. Kalau demikian buat apa capek-capek promosi khilafah sementara yang dipromosikan belum matang betul alias masih rentan terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti itu? Paling tidak, dengan cara tersebut strategi promosi HT keliru. Terlalu pagi berpromosi tentang khilafah, sementara 'iman umat belum terbangun', sementara orang-orang yang mengerti sejarah dan tidak bisa dibohongi masih pada hidup dan masih bisa menggunakan pemikirannya secara baik. Setahu saya, paling tidak secara konseptual temen-temen Tarbiyah itu salah satu tujuan jangka panjangnya juga membangun khilafah islamiyyah (apapun artinya itu). Tetapi apakah mereka gunakan itu sebagai propaganda? Tidak. Bisa jadi karena disadari konsep seperti itu untuk ukuran sekarang tidak realistis, walaupun cuma dijual sebagai jargon, apalagi belum-belum sudah dipromosikan sebagai political system. Sama sekali questionable. Tambah tidak realistis lagi. HT seharusnya menyadari ini. Dikatakan Orang-orang yang menentang ide syariah, seolah-olah ingin membenturkan demokrasi dengan Islam.. Tak jelas bagi saya apa maksudnya bentur-membentur tersebut. Tapi kalimat di atas menyiratkan makna sebenarnya Islam tidak bertentangan dengan demokrasi. Seharusnyalah demikian. Tetapi bukankah promosi HT sendiri yang dengan gamblang menolak demokrasi? Jadi maksudnya bagaimana, kok tidak konsisten? Kalau dikatakan bahwa Islam menjamin kebebasan berbicara tapi disertai embel-embel asal sesuai syariah, maka makna kebebasan itu menjadi tereduksi sedemikian rupa sehingga ia tidak bebas lagi karena embel-embel tersebut mengandung implikasi mereka yang merasa dirinya paling ngerti syariah adalah yang berhak menentukan batas-batas kebebasan itu. Di mana sih di dunia ini negara yang mengklaim menggunakan Islam sebagai dasar yang benar-benar memiliki kebebasan berbicara? Di sini tak perlu jadi negara Islam saja, beropini tertentu di koran sudah ada yang memfatwa mati. Apa ini yang dimaksud kebebasan berbicara? Lagipula, demokrasi tidak sekedar kebebasan berbicara saja, tetapi juga kesempatan yang sama di sektor publik bagi semua warga negara. Di negara khilafah, boleh tidak seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan dengan demokrasi. Kalaupun dikatakan demokrasi lebih banyak dididikkan daripada sejarah Islam dan kekhalifahan, jelas karena demokrasi adalah realita dan sejarah Islam serta kekhalifahan ... yah namanya juga sejarah ... adalah masa lampau. Nah sudah tahu masa lampau kenapa mau dihadirkan lagi zombie tersebut? Dipertanyakan Adakah pemilihan kurikulum pendidikan ini merupakan kesengajaan?, yah tentu saja sengaja dong. Ngapain lebih banyak mendidikkan sejarah masa lampau daripada mendidikkan realitas masa kini yang tentu saja lebih berguna bagi kehidupan. Kita kan hidup di masa kini, bukan di masa lampau. Tapi agaknya pertanyaan tersebut lebih dimaksudkan untuk mengatakan, memang itu semua disengaja untuk menghancurkan Islam, dsb. dsb., pertanyaan yang sangat tipikal a la HT yang suka curiga sana-sini, konspirasi dimana-mana dsbnya. Soal ancam-mengancam, ide syariah Islam dan khilafah bukan ancaman utama bagi apapun, melainkan ancaman utama bagi kejujuran dalam melihat realita, baik realita di zaman