[wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT

2007-09-04 Terurut Topik Dan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sang Matahari 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

   Orang-orang yang menentang ide syariah, seolah-olah ingin 
membenturkan demokrasi dengan Islam. Dan seolah-olah kebebasan 
berbicara hanya ada dalam demokrasi. Sungguh, Islam pun menjamin 
kebebasan berbicara warganya termasuk protes, aksi, mengkritik 
penguasa, dll asal tak melanggar syariat Islam.  Orang ateis, zindiq, 
non muslim bahkan bebas berdiskusi dengan orang muslim.

DP: Hadits yg menghalalkan darah mereka yg 'menghina' Nabi Muhammad 
mencerminan bahwa kebebasan bicara yg sesungguhnya tidak dikenal dalam 
SI. 

   Saya memahami, wajar demokrasi begitu diagungkan oleh masyarakat 
melebih syariat Islam, dan kewajiban melaksanakan perintah Allah dan 
menjauhi larangan-Nya, sebab, demokrasi sudah diajarkan pada kita 
sejak kita lahir, sekolah hingga dalam kehidupan sehari-hari kita. 
Namun pendidikan agama, moral sesuai ajaran agama, konsep sistem 
aturan syariah Islam tidak diajarkan dalam hidup kita. 

DP: Yg mengajarnya juga sering tidak paham apa itu Islam.  Jadi ya 
tentu saja yg belajar jadinya tidak mengenal Islam dg sebenarnya 
sehingga jadinya mereka enggak yakin dg keunggulan Islam.

   Kurikulum pendidikan kita pun hanya membatasi 2 jam pelajaran per 
minggu ditambah pula, pelajaran agama yang diajarkan hanya dibatasi 
dengan pendidikan terkait individu saja, yakni shalat, nikah, haji, 
dll, sehingga wajar dalam memori umat Islam Indonesia, termasuk saya 
dahulu, yang tergambar dalam benak saya soal agama. hanyalah soal 
individu, sejarah Islam pun saya tak begitu  tahu. Lebih-lebih 
pembahasan khilafah. Adakah pemilihan kurikulum pendidikan ini 
merupakan kesengajaan?

DP: Yg program agamanya lebi penuh ternyata menciptakan alumni yg 
kompetitif secara global.  Contoh ada beberapa alumni SMA Kanisius 
termasuk milyarder di AS karena keberhasilannya dalam industri IT di 
Silicon Valley.  Lulusan pesantren dari Ngruki terkenal di dunia dg 
'keberhasilan yg berbeda'.  Salah di mana ini?


   yah, didalam pidatonya Hafidz Abdurrahman mengatakan, Bentuk 
Pelarangan aktivitas HT merupakan bentuk kekalahan intelektual yang 
sangat memalukan. Maka, pembukaman aktivitas HT di daerah timur 
tengah dan dibeberapa negara, termasuk yang sedang dilakukan oleh 
orang-orang tertentu di negeri ini dengan membenturkan ide syariat 
Islam dan khilafah dengan demokrasi, serta bahwa khilafah 
menghancurkan NKRI merupakan bentuk kekalahan intelektual. Karena 
berupaya membungkam orang berdiskusi.

DP Saya tidak pernah setuju dg bentuk pelarangan ajaran apapun 
termasuk komunisme/Marxisme.  Benar melarang orang lain berpendapat 
merupakan bentuk kekalahan intelektual.

   Kalau ide syariat Islam dan khilafah dianggap utopia, mimpi, tidak 
realistis, khayalan, lalu orang yang menanggapinya disebut apa?Kenapa 
orang susah payah menentang, menolaknya, jika benar itu khalayan 
biarkan saja. Toh, bukankah tidak disangkal pun tidak akan terjadi 
kenyataan bukan?

DP: Dianggap kayalan karena masih berupa wacana, slogan2 dan belum ada 
kelembagaan yg lengkap.  Tanpa kelembagaan suatu ideologi cuma 
khayalan.  Demokrasi di Barat sangat lengkap kelembagaannya dan itupun 
masih terus diperbaiki.

Lalu media massa speerti TV Al Jazeera, TV Turki, TV Perancis, 
Media masa Australia, BCC, AFP, FOX, TV Inggris, Amerika dll media 
masa nasional dalam dan luar negeri disebut memberitakan ide khayalan 
jugakah? ^_^ 

   Seharusnya kita tahu, ide syariah islam dan khilafah merupakan 
ancaman besar bagi neoliberalisme, kapitalisme, sekularisme, 
pluralisme agama, dll serta dominasi negara adidaya imperialis saat 
ini.  Maka akan banyak pihak menentangnya. Bagi pejuangnya pun 
dikatakan radikal dan fundamental. ini baru ide, bagaimana jika 
terjadi kenyataan.

DP: Yg paling terasa mengancam ialah tidak dikenalnya kesetaraan dalam 
keanggotaan masyarakat, tidak dikenalnya HAM, dan tidak dikenalnya 
kepemimpinan yg bertanggung jawab kepada pemilihnya melainkan kepada 
Tuhan sehingga pertanggungjawabannya cuma virtual, tidak dikenalnya 
sistem pengadilan yg terbuka, tidak dikenalnya prinsip praduga tak 
bersalah, tidak dikenalnya pers bebas, tidak dikenalnya penggantian 
kepepimpinan secara damai, tidak dikenalnya pembatasan masa jabatan 
kepemimpinan dsb sehingga bagi mereka yg mencintai kebebasan ya pasti 
akan terancam dg sistem yg tidak menghargai kebebasan individu.

   Baca opini jurbir HTI di koran Tempo hari ini  ya.syukron 
wallahu'alambishawab





Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT

2007-08-27 Terurut Topik lasykar5
Mirip seperti fenomena penulisan sejarah, sejarah adalah milik pihak
penguasa, atau sejarah tergantung pada siapa yang berkuasa.

Dengan demikian, bagi mereka yang sudah terbenam dalam pada benaknya bahwa
khilafah=evil dan demokrasi=good ya sudah harga mati, not open for
discussion. Mirip dengan thread Ahmadiyah yang sempat meninggalkan beberapa
'korban jiwa.'

Tapi saya kira tetap saja teman-teman yang memang yakin dengan konsep
khilafah untuk terus menyampaikan dalil-dalilnya terutama dalam konteks
nasional nkri, dan buat teman2 lain yang tidak setuju dengan khilafah untuk
juga menyampikan dalil-dalil yang makin objektif dan fokus serta
accountable, tidak emotional atau meta-ilmiah.

Dengan demikian akan ada satu titik ketika masing-masing pihak akan makin
terasah untuk bisa lebih berdialog dan jauh dari saling menghujat (bukan
berarti saat ini sudah/sedang saling hujat loohhh).

Saya lihat buat teman2 HT atau yang mendukung konsep khilafah, mungkin bisa
lebih ringkas dan tajam dalam memberikan penjelasan tentang ini karena saya
lihat bisa jadi mereka yang mentah2 menolak khilafah itu karena sekadar
tidak tahu saja. Kan manusia itu cenderung menolak sesuatu yang aneh atau
asing, sesuatu yang masih ghaib atau khayalan. Dan memang sayangnya, saat
ini khilafah adalah sebuh relic saja, tidak lebih. Adapun bukti
keberhasilannya, sejauh yang saya tahu, berhenti di masa pra Utsmaniyah (,
yaitu di Ibnu Khaldun (1332 M/732 H – 1406 M/808 H) dengan magnum opus-nya
Muqoddimah, ditulis pada th 1377 M. Hanya satu karya yang muncul di masa
Khilafah Utsmaniyah, yaitu sebuah buku pedoman perundang-undangan khilafah
Utsmaniyah, the Canon/al-Qanun karya Sultan Sulaiman I (l.1494 M - w.1566 M)
yang berkuasa selama 46 th (1520–1566 M). Keberhasilan di sini maksudnya
karya ilmiah otentik, krn jauh lebih banyak berupa 'hasiyah' atau
commentaries/syarh atas karya2 besar. Sejumlah penemuan2 besar berupa
artefak atau benda lain itu lain masalah, krn tidak semua karya para ulama
dan penguasa dapat diwujudkan sec fisik.

Ada sebuah karya kontemporer menarik seputar khilafah, di link
http://www.storyofpakistan.com/articletext.asp?artid=A033 dan juga kaitannya
di link http://ourworld.compuserve.com/homepages/sangat/khilafat.htm

salam,
satriyo

On 8/27/07, Sang Matahari [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan
 cara selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam,
 adakah orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah
 diperoleh khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan
 sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam
 pelaksanaan khilafah setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda
 membaca kontribusi besarnya bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu
 membaca referensi penulis yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah
 tak tertegak.

 Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang
 berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya
 sama sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll

 Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok
 Anda saja yaitu Ahmadiyah  Di negara khilafah, boleh tidak
 seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin
 Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan
 partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan
 ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan
 dengan demokrasi.

 Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu?
 Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir
 atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana.
 Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak?
 Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja
 (bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu
 diragukan?
 Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak
 tapi dunia tak mau mengakuinya?

 Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa
 Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya?

 Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah
 berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu.

 Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha
 mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung
 dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa
 demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah
 karena hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang
 mengambang, dan utopis.







 miftahalzaman [EMAIL PROTECTED] miftahalzaman%40yahoo.com wrote:
 Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan
 syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia.
 Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400
 tahun, khilafah atau sultan atau 

Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT

2007-08-27 Terurut Topik Kartono Mohamad
Sumbangan sebuah bangsa, apakah di bawah monarki, kekhalifahan, republik,
diktator, atau apapun sangat tergantung kepada kebijakan (kemampuan
memimpin) pimpinan negaranya. Sumbangan cendekiawan di bawah kekhalifahan
Abassyah di Baghdad adalah karena policy khalifah dalam memacu pengembangan
ilmu pengetahuan. Dalam jaman khalifah Utsmani (Turki) tidak banyak
sumbangannya terhadap peradaban dunia. Sumbangan China dalam peradaban dunia
juga demikian. China mulai mundur ketika kaisarnya menganggap bahwa
ekspedisi Zeng Ho hanya menghabiskan uang negara. Falsafah etika dan
moralitas yang digali kembali di jaman kekhalifahan Baghdad meredup dan
kemudian justru muncul di Eropa Barat setelah setelah renaisan. Hitler
berhasil membangkitkan semangat nasionalisme Jerman yang merasa tertindas
setelah kalah dalam PD I dan cendekiawannya banyak memberi sumbangan kepada
perkembangan ilmu pengetahuan. Rusia yang dipimpin diktator komunis pun
dapat maju dan berhasil meluncurkan manusia ke ruang angkasa sebelum Amerika
 Jepang dikenal bangkit karena kebijaksanaan kaisar Meiji.
Indonesia makin terpuruk karena dipimpin oleh pemimpin yang tidak punya visi
 dengan parlemen yang juga korup sehingga kemajuannya tersalip bukan saja
oleh Malaysia tetapi juga Vietnam.
Pertumbuhan demokrasi bukan dari revolusi Perancis yang berdarah-darah, yang
kemudian kekuasaan raja yang absolut dan korup diganti oleh kekuasaan
diktator yang juga mengutamakan kepentingan kelompoknya.
Pertumbuhan demokrasi bermula dari jaman Yunani kuno. Memang juga kemudian
berdarah-darah akibat perebutan kekuasaan di antara para pemimpinnya. Juga
dalam sistem khilafah perebutan kekuasaan yang berdarah-darah itu juga
terjadi. Pertumbuhan demokrasi di beberapa negara tidak sampai
berdarah-darah, seperti di Inggeris, Eropa Barat, dan Amerika. Perang
saudara yang terjadi di AS bukan akibat demokrasi, tetapi akibat perbenturan
kepentingan antara kelompok Utara dan kelompok Selatan. Demokrasi di AS
dimulai dari deklarasi yang dikumandangkan oleh Thomas Jefferson.
KM
 
---Original Message---
 
From: Sang Matahari
Date: 27/08/2007 9:39:33
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT
 
Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan cara
selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam, adakah
orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah
diperoleh khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan
sumbangsihnya bagi peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam
pelaksanaan khilafah setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda
membaca kontribusi besarnya bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu
membaca referensi penulis yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah
tak tertegak.

Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang
berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya
sama sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll

Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok
Anda saja yaitu Ahmadiyah  Di negara khilafah, boleh tidak
seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin
Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan
partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan
ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan
dengan demokrasi.

Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu?
Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir
atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana.
Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak?
Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja
(bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu
diragukan?
Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak tapi
dunia tak mau mengakuinya?

Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa
Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya?

Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah
berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu. 

Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha
mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung
dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa
demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah
karena hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang
mengambang, dan utopis.







miftahalzaman [EMAIL PROTECTED] wrote:
Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan
syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia.
Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400
tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah
yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala
dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan
kekurangannya, secara praktis telah berhasil

[wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT

2007-08-27 Terurut Topik Bimo Ario Tejo
Satriyo,

Bisa juga yang menolak khilafah itu karena betul2 tahu mengenai cacat2
khilafah :-)

Silakan nikmati paper sederhana yang saya tulis 2 tahun lalu mengenai
sejarah khilafah, mulai dari zaman Nabi sampai ambruknya Dinasti
Utsmaniyyah.

http://www.esnips.com/doc/018abae3-c7c4-40e6-9c77-f0df07425348/SejarahKhilafah

salam,
bimo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
karena saya
 lihat bisa jadi mereka yang mentah2 menolak khilafah itu karena sekadar
 tidak tahu saja. Kan manusia itu cenderung menolak sesuatu yang aneh
atau
 asing, sesuatu yang masih ghaib atau khayalan. 



Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT

2007-08-26 Terurut Topik Sang Matahari
Jika ada pihak lain yang ingin mengaburkan keberadaan khilafah dengan cara 
selalu mengungkapkan penyimpangan-penyimpangan khilafah masa silam, adakah 
orang yang mengatakan itu juga jujur kegemilangan apa saja yang telah diperoleh 
khilafah yang atk bisa ditandingi peradaban manapun dan sumbangsihnya bagi 
peradaban dunia. Memang benar ada penyimpangan dalam pelaksanaan khilafah 
setelah masa Khulafaur rasyidin, namun pernah anda membaca kontribusi besarnya 
bagi dunia. tentu saja tidak, karena Anda selalu membaca referensi penulis yang 
tak menginginkan syariat Islam dan khilafah tak tertegak.
   
  Tidakkah juga kita mau belajar tentang sejarah lahirnya demokrasi yang 
berdarah-darah tiada henti hingga kini bahkan belum menemukan formulanya sama 
sekali.Monteusque, Voltaire, Marchiavelli..dll
   
  Jika Anda seorang muslim sejati, kenapa Anda hanya memperjuangkan kelompok 
Anda saja yaitu Ahmadiyah  Di negara khilafah, boleh tidak
seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin
Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan
partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan
ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan
dengan demokrasi.

  Ketika demokrasi itu berada dimanakah posisi syariat Islam itu?
  Demokrasi macam apakah ketika FIS menang telak di Aljazair, namun dianulir 
atas nama demokrasi oleh Amerika, Perancis dan militer sana.
  Demokrasi macam apakah, pemilu buatan Amerika di Afghanitan dan Irak? 
Demokrasi macam apakah Partai Refah yang menginginkan kehidupan Islami saja 
(bukan negara Islam), ditekan terus di Turki, dan kemenangannya selalu 
diragukan?
  Demokrasi macam apa yang Anda inginkan jika Hammas menang pemilu telak tapi 
dunia tak mau mengakuinya?
   
  Saya ingin bertanya pada Anda, menurut Ilmu politik dan kamus bahasa 
Indonesia dan english apakah demokrasi itu sebenarnya?
   
  Demokrasi bukanlah toleransi, bukanlah berarti gotong royong, bukanlah 
berarti musyawarah mufakat dan demokrasi bukanlah pemilu. 
   
  Orang-orang yang tak menginginkan syariat Islam dan khilafah berusaha 
mengangkat tema kontradiksi bahwa demokrasi jauh lebih mulia dan agung 
dibanding syariat Islam. Itu adalah tantangan bagi kami menjelaskan bahwa 
demokrasi tak seindah yang dibayangkan. Demokrasi indah bak madu adalah karena 
hasil promosi, dan propaganda tiada henti dengan kosnep yang mengambang, dan 
utopis.
   
   
   
   
   
  

miftahalzaman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan
syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia.
Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400
tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah
yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala
dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan
kekurangannya, secara praktis telah berhasil
menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan
syariah Islam sedemikian sehingga kerahmatan Islam
yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan.

Kutipan dari Koran Tempo diatas adalah dari jubir HTI yang disarankan
untuk dibaca. Kita merasa perlu memberikan tanggapan terhadap HT
justru oleh sebab seperti yang tampak dalam kutipan tersebut, yaitu
mitos khayalan tentang kekhalifahan. Tanggapan ini lebih perlu lagi
karena mitos khayal ini dijual oleh HT kepada massa dengan kehendak
agar mitos khayal tersebut dijadikan sebuah realita melalui political
power. Seandainya HT memperjuangkan syariah Islam tidak disertai
embel-embel mitos khilafah, mungkin kita bisa lebih menerima karena HT
akan tampak lebih realistis. Namun yang terjadi tidak demikian. Sudah
yang mau dibangun itu tidak realistis dan tidak perlu, modalnya
ternyata juga mitos hasil pelintiran dan pengaburan sejarah. Jadi
dobel deh kelirunya.

Pertanyaan seputar teknis penunjukan khalifah, ibukota, beserta
alasan-alasannya dan sebagainya seharusnya sudah dapat diantisipasi
oleh HT sebab otomatis pertanyaan seperti itu pasti akan timbul. Tidak
bisa lantas menghindar dengan berdalih bahwa konsep khilafah dan
keimanan umat secara umum belum benar-benar terbangun. Kalau demikian
buat apa capek-capek promosi khilafah sementara yang dipromosikan
belum matang betul alias masih rentan terhadap pertanyaan-pertanyaan
seperti itu? Paling tidak, dengan cara tersebut strategi promosi HT
keliru. Terlalu pagi berpromosi tentang khilafah, sementara 'iman umat
belum terbangun', sementara orang-orang yang mengerti sejarah dan
tidak bisa dibohongi masih pada hidup dan masih bisa menggunakan
pemikirannya secara baik. Setahu saya, paling tidak secara konseptual
temen-temen Tarbiyah itu salah satu tujuan jangka panjangnya juga
membangun khilafah islamiyyah (apapun artinya itu). Tetapi apakah
mereka gunakan itu sebagai propaganda? Tidak. Bisa jadi karena
disadari konsep seperti itu untuk ukuran sekarang tidak realistis,
walaupun cuma dijual sebagai jargon, apalagi belum-belum sudah
dipromosikan sebagai political system. Sama sekali questionable.
Tambah tidak 

[wanita-muslimah] Re: Pengalaman dengan HT

2007-08-24 Terurut Topik miftahalzaman
Khilafah adalah sistem politik Islam untuk menerapkan
syariat Islam dan menyatukan umat Islam seluruh dunia.
Dalam sejarahnya yang membentang lebih dari 1.400
tahun, khilafah atau sultan atau imam (tiga istilah
yang mengandung pengertian yang sama) dengan segala
dinamikanya, termasuk dengan kelemahan dan
kekurangannya, secara praktis telah berhasil
menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan
syariah Islam sedemikian sehingga kerahmatan Islam
yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan.

Kutipan dari Koran Tempo diatas adalah dari jubir HTI yang disarankan
untuk dibaca. Kita merasa perlu memberikan tanggapan terhadap HT
justru oleh sebab seperti yang tampak dalam kutipan tersebut, yaitu
mitos khayalan tentang kekhalifahan. Tanggapan ini lebih perlu lagi
karena mitos khayal ini dijual oleh HT kepada massa dengan kehendak
agar mitos khayal tersebut dijadikan sebuah realita melalui political
power. Seandainya HT memperjuangkan syariah Islam tidak disertai
embel-embel mitos khilafah, mungkin kita bisa lebih menerima karena HT
akan tampak lebih realistis. Namun yang terjadi tidak demikian. Sudah
yang mau dibangun itu tidak realistis dan tidak perlu, modalnya
ternyata juga mitos hasil pelintiran dan pengaburan sejarah. Jadi
dobel deh kelirunya.

Pertanyaan seputar teknis penunjukan khalifah, ibukota, beserta
alasan-alasannya dan sebagainya seharusnya sudah dapat diantisipasi
oleh HT sebab otomatis pertanyaan seperti itu pasti akan timbul. Tidak
bisa lantas menghindar dengan berdalih bahwa konsep khilafah dan
keimanan umat secara umum belum benar-benar terbangun. Kalau demikian
buat apa capek-capek promosi khilafah sementara yang dipromosikan
belum matang betul alias masih rentan terhadap pertanyaan-pertanyaan
seperti itu? Paling tidak, dengan cara tersebut strategi promosi HT
keliru. Terlalu pagi berpromosi tentang khilafah, sementara 'iman umat
belum terbangun', sementara orang-orang yang mengerti sejarah dan
tidak bisa dibohongi masih pada hidup dan masih bisa menggunakan
pemikirannya secara baik. Setahu saya, paling tidak secara konseptual
temen-temen Tarbiyah itu salah satu tujuan jangka panjangnya juga
membangun khilafah islamiyyah (apapun artinya itu). Tetapi apakah
mereka gunakan itu sebagai propaganda? Tidak. Bisa jadi karena
disadari konsep seperti itu untuk ukuran sekarang tidak realistis,
walaupun cuma dijual sebagai jargon, apalagi belum-belum sudah
dipromosikan sebagai political system. Sama sekali questionable.
Tambah tidak realistis lagi. HT seharusnya menyadari ini.

Dikatakan Orang-orang yang menentang ide syariah, seolah-olah ingin
membenturkan demokrasi dengan Islam.. Tak jelas bagi saya apa
maksudnya bentur-membentur tersebut. Tapi kalimat di atas menyiratkan
makna sebenarnya Islam tidak bertentangan dengan demokrasi.
Seharusnyalah demikian. Tetapi bukankah promosi HT sendiri yang dengan
gamblang menolak demokrasi? Jadi maksudnya bagaimana, kok tidak
konsisten? Kalau dikatakan bahwa Islam menjamin kebebasan berbicara
tapi disertai embel-embel asal sesuai syariah, maka makna kebebasan
itu menjadi tereduksi sedemikian rupa sehingga ia tidak bebas lagi
karena embel-embel tersebut mengandung implikasi mereka yang merasa
dirinya paling ngerti syariah adalah yang berhak menentukan
batas-batas kebebasan itu. Di mana sih di dunia ini negara yang
mengklaim menggunakan Islam sebagai dasar yang benar-benar memiliki
kebebasan berbicara? Di sini tak perlu jadi negara Islam saja,
beropini tertentu di koran sudah ada yang memfatwa mati. Apa ini yang
dimaksud kebebasan berbicara? Lagipula, demokrasi tidak sekedar
kebebasan berbicara saja, tetapi juga kesempatan yang sama di sektor
publik bagi semua warga negara. Di negara khilafah, boleh tidak
seorang perempuan penganut Ahmadiyah menjadi pemimpin? Di buletin
Al-Islam dulu saja saya pernah baca: non-muslim dilarang mendirikan
partai. Bagaimana ini? Tidak perlu sekolah empat tahun di jurusan
ilmu politik saja kita sudah tahu bahwa jelas hal ini bertentangan
dengan demokrasi.

Kalaupun dikatakan demokrasi lebih banyak dididikkan daripada sejarah
Islam dan kekhalifahan, jelas karena demokrasi adalah realita dan
sejarah Islam serta kekhalifahan ... yah namanya juga sejarah ...
adalah masa lampau. Nah sudah tahu masa lampau kenapa mau dihadirkan
lagi zombie tersebut? Dipertanyakan Adakah pemilihan kurikulum
pendidikan ini merupakan kesengajaan?, yah tentu saja sengaja dong.
Ngapain lebih banyak mendidikkan sejarah masa lampau daripada
mendidikkan realitas masa kini yang tentu saja lebih berguna bagi
kehidupan. Kita kan hidup di masa kini, bukan di masa lampau. Tapi
agaknya pertanyaan tersebut lebih dimaksudkan untuk mengatakan, memang
itu semua disengaja untuk menghancurkan Islam, dsb. dsb., pertanyaan
yang sangat tipikal a la HT yang suka curiga sana-sini, konspirasi
dimana-mana dsbnya.

Soal ancam-mengancam, ide syariah Islam dan khilafah bukan ancaman
utama bagi apapun, melainkan ancaman utama bagi kejujuran dalam
melihat realita, baik realita di zaman