[yonsatu] Re: Silaturahmi alumni Menwa yg ada di Jakarta

2004-04-05 Terurut Topik Priyo Pribadi Soemarno
Andreas ,
Pertemuan tgl 8 April dijadi'in saja , minimal konsolidasi untuk tugas2 
panitia yang seharusnya di sebar , dibagi diantara rekan lainnya , 
sehingga ada kesan kegotong-royongan dan kompak .
Please call  apabila acaranya confirm .
PriyoPS

-Original Message-
From: julius caesar [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 30 Mar 2004 03:57:42 -0800 (PST)
Subject: [yonsatu] Re: Silaturahmi alumni Menwa yg ada di Jakarta

 
 Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekan ANDREAS Yth.,
 
 Nampaknya hubungan dengan Bapak Gubernur DKI sudah sedemikian dekatnya
 , sehingga beliau berkenan untuk mengumpulkan kita2 , sisa laskar
 Kampus untuk bersilaturahmi ,..
 
 Beliau adalah anggota kehormatan Mahawarman, sewaktu menjabat Danrem
 061/Suryakencana, jadi beliau sangat perhatian dengan Menwa, permintaan
 ini diajukan waktu saya mendampingi Menwa Mahajaya menghadap beliau
 selaku  pimpinan DKI Jakarta, lalu dipertegas waktu upacara peringatan
 HUT Mahajaya.
 
 
 Apakah acara pokoknya adalah pembentukan Yayasan , atau kah memang ada 
 maksud untuk sekalian merayakan HUT MENWA (13 Juni 2004 , 46 Tahun) .
 Lantas kalau dikaitkan juga dengan Seminar , apakah ANDREAS sudah 
 menyiapkan OC dan SC nya untuk bekerja bersama-sama mewujudkannya ??
 
 
 Acara pokoknya adalah silaturahmi Alumni Menwa se - Jakarta, namun saya
 dapat usulan dari teman-teman dan senior Alumni lain untuk memanfaatkan
 waktu tersebut untuk sekalian bikin seminar setengah hari. Waktu tgl 11
 s/d 13 juni sengaja saya pilih karena telah mempertimbangkan pemilu 5
 April dan sekaligus merangkainya dengan HUT Menwa.  
 
  OC dan SC akan resmi dibentuk setelah Yayasan diadakan penyesuaian
 aktenya, pada dasarnya acara ini diselenggarakan oleh Yayasan WCDS dan
 para Pembina/Pengawas jadi SC dan Pengurus jadi OC namun mengingat
 kesibukan masing-masing maka kita akan tunjuk EO dan minta bantuan
 anggota Menwa Mahajaya  Mahawarman + Mahabanten yg aktif untuk
 pelaksana acara dan juga bekerja sama dengan IKA Alumni Jakarta sebagai
 yg punya teritorial mengingat acara ini difasilitasi oleh Gub DKI
 Jakarta.
 
 Kalau boleh saya simpulkan , sebetulnya dalam rangkaian acara yang
 telah 
 anda sebutkan tadi , ada beberapa mata acara yang sangat memerlukan 
 persiapan dengan baik,betul sekali Mas, makanya saya agak
 kerepotan karena kebanyakan hanya dukung secara pasif 
 
 
 *) Pembentukan Yayasan , organisasi , visi-misi , program serta para
 sponsornya . ini sudah ada sejak 1996, sekarang hanya
 pergantian pengurus dan penyesuaian dengan UU ttg Yayasan yg baru, yg
 diperlukan adalah cari sponsor untuk pendukung acara ini dan sekaligus
 untuk kas yayasan, rencananya saya akan minta dukungan beberapa
 perusahaan besar untuk membantu, disamping itu juga dimohon kesedian
 sumbangan para Alumni dan publik yg simpati untuk ikut mendukung.
 Rekening yayasan akan dibuatkan yg baru setelah aktenya selesai, karena
 rekening lama tidak aktif dan telah ditutup karena pengurusnya tidak
 aktif.
 
 
 *) Seminar tentang perang informasi?? (apakah akan ada tambahan topik
 lainnya ?? .. ini usulan dari Mas Budiono,  karena
 waktunya sempit (1/2 hari) maka topiknya hanya perang informasi dan
 ekonomi saja, dan bentuknya bukan seminar tapi diskusi panel.
 
 
 *) Silaturahmi dengan pak Gubernur DKI . ... ini memang awalnya
 adalah usulan beliau dan beliau bersedia memfasilitasinya, saya sudah
 konfirm dua kali ttg kesediaan beliau dan saran beliau adalah jangan
 sampai bentrok dengan kegiatan Pemilu (khusunya legislatif) 2004
 
 
 Apakah pak Andreas sudah menyiapkan Team kecil yang akan bekerja untuk 
 merealisasikan rencana tersebut ?...  sedang dibentuk dan senang
 sekali kalau bisa dibantu sama Mas Priyo dkk, untuk pelaksanaanya saya
 tunjuk Event Organiser yg profesional, kebetulan suaminya juga Alumni
 Menwa UI
 
  Waktunya tinggal 2 bulan lho , belum 
 lagi kepotong PEMILU , belum lagi kalau diundur ,...dll, dlsbnya 
 
 .. menurut EO yg saya ajak kerja sama bisa dilaksanakan dan saya
 sudah pernah kerjasama dengan EO tersebut untuk bikin acara seminar
 tingkat Asia di Bali dengan mengundang 4 Menteri sebagai pembicara
 waktu pelaksanaan hanya 3 bulan diakhir tahun jadi efektifnya hanya dua
 bulan, mudah-mudahan bisa terkejar, mohon doa restu dan bantuannya.
 
 
 Andreas , saya sekedar sumbang saran , semoga semuanya sudah
 diantisipasi 
 oleh Andreas dengan Team nya . 
 
 .. terima kasih Mas atas saran dan masukkannya, syukur kalau
 bisa bantu lebih banyak lagi secara aktif. Saat ini  saya butuh data
 Alumni yg bisa kita undang, target saya minimal 500 orang, mohon
 bantuan.
 
 
 Oh ya bagaimana dg rencana kumpul untuk bahas ROTC dan RUU Cadnas? kata
 Mas Budiono, yg atur waktunya adalah Mas Priyo
 
 
 Salam Widya Castrena Dharma Siddha .
 
  
 
 
 
 -
 Do you Yahoo!?
 Yahoo! Finance Tax Center - File online. File on time.
 
 --[YONSATU - 

[yonsatu] Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik hermansyah
Content-Type: text/plain; charset=us-ascii
Rekan Doedoeng,

Terlampir, saya kirim ulang attachmentnya.  Mudah2an kali ini bisa tembus 
(ke milis 'anggota', karena ke milis 'yonsatu' memang nggak diperbolehkan 
oleh moderator mengirim attachment).

Freedom to belief itu, menurut saya lebih mudah diterima oleh orang2 yang 
berpikiran terbuka.  Freedom to believe juga menjadi salah satu prinsip 
pemerintahan sekular.

Bahwasanya ada lembaga maupun perorangan dari negara2 maju tsb melakukan 
kristenisasi ke negara2 berkembang, menurut saya karena mereka sudah tidak 
mendapat perhatian lagi dari mayoritas masyarakat mereka sendiri.  Dilain 
pihak, cita2 setiap pemeluk agama yang merasa terpanggil kan menyebar 
luaskan keyakinannya itu kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. 
Maka, karena di negeri sendiri sudah tidak ada lagi yag mau mendengarkan, 
ya tentu keinginan mereka akan semakin kuat saja untuk pergi ke negara2 
lain yang mau menerima kedatangan mereka. 

Selanjutnya kan tinggal tergantung pemerintah dan masyarakat yang mereka 
datangi itu.  Kalau mereka dalam melakukan syiar agama mereka itu 
melanggar hukum yang berlaku, ya diseret saja ke meja hijau, kan?.  Atau, 
kalau kita nggak berminat mendengar syiar agama mereka, ya bilang saja 'no 
interest', simple kan?  Kalau mereka masih maksa juga, ya, itu tadi, 
kembalikan lagi aja ke hukum yang berlaku.

Tingkah laku mereka nggak ada hubungannya dengan freedom to believe yang 
menjadi pijakan moral mayoritas masyarakat di negara asal mereka.  Mereka 
hanyalah segelintir orang yang taat pada agama mereka dan yang merasa 
terpanggil untuk melakukan syiar agama mereka keseluruh pelosok bumi. 

Yaa, silakan saja, selama tidak melanggar HAM dan melanggar hukum yang 
berlaku, iya kan?

Salam hangat,
HermanSyah XIV.











Doedoeng Z. Arifin [EMAIL PROTECTED]
04/02/2004 20:24
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2


AWW.

Pak, mungkin bisa menjelaskan mengapa mereka (lembaga maupun perorangan) 
di
negara maju tersebut gencar melakukan kristenisasi ke negara berkembang
(misalnya Indonesia) kalau memang mereka meyakini freedom to belief?

BTW, artikelnya manna?

Wassalam. DZArifin






-- Binary/unsupported file stripped by Listar --
-- Type: application/octet-stream
-- File: IRENEHANDONO.pdf


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Silaturahmi alumni Menwa yg ada di Jakarta

2004-04-05 Terurut Topik Imam Soeseno
Setuju
Saya juga mau ikutan hadir...
Perlu bawa nasi padang sendiri2?
Hahahha.

Salam,
Imam

At 16:19 05/04/2004, you wrote:
Andreas ,
Pertemuan tgl 8 April dijadi'in saja , minimal konsolidasi untuk tugas2
panitia yang seharusnya di sebar , dibagi diantara rekan lainnya ,
sehingga ada kesan kegotong-royongan dan kompak .
Please call  apabila acaranya confirm .
PriyoPS

-Original Message-
From: julius caesar [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 30 Mar 2004 03:57:42 -0800 (PST)
Subject: [yonsatu] Re: Silaturahmi alumni Menwa yg ada di Jakarta

 
  Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan ANDREAS Yth.,
 
  Nampaknya hubungan dengan Bapak Gubernur DKI sudah sedemikian dekatnya
  , sehingga beliau berkenan untuk mengumpulkan kita2 , sisa laskar
  Kampus untuk bersilaturahmi ,..
 
  Beliau adalah anggota kehormatan Mahawarman, sewaktu menjabat Danrem
  061/Suryakencana, jadi beliau sangat perhatian dengan Menwa, permintaan
  ini diajukan waktu saya mendampingi Menwa Mahajaya menghadap beliau
  selaku  pimpinan DKI Jakarta, lalu dipertegas waktu upacara peringatan
  HUT Mahajaya.
 
 
  Apakah acara pokoknya adalah pembentukan Yayasan , atau kah memang ada
  maksud untuk sekalian merayakan HUT MENWA (13 Juni 2004 , 46 Tahun) .
  Lantas kalau dikaitkan juga dengan Seminar , apakah ANDREAS sudah
  menyiapkan OC dan SC nya untuk bekerja bersama-sama mewujudkannya ??
 
 
  Acara pokoknya adalah silaturahmi Alumni Menwa se - Jakarta, namun saya
  dapat usulan dari teman-teman dan senior Alumni lain untuk memanfaatkan
  waktu tersebut untuk sekalian bikin seminar setengah hari. Waktu tgl 11
  s/d 13 juni sengaja saya pilih karena telah mempertimbangkan pemilu 5
  April dan sekaligus merangkainya dengan HUT Menwa.
 
   OC dan SC akan resmi dibentuk setelah Yayasan diadakan penyesuaian
  aktenya, pada dasarnya acara ini diselenggarakan oleh Yayasan WCDS dan
  para Pembina/Pengawas jadi SC dan Pengurus jadi OC namun mengingat
  kesibukan masing-masing maka kita akan tunjuk EO dan minta bantuan
  anggota Menwa Mahajaya  Mahawarman + Mahabanten yg aktif untuk
  pelaksana acara dan juga bekerja sama dengan IKA Alumni Jakarta sebagai
  yg punya teritorial mengingat acara ini difasilitasi oleh Gub DKI
  Jakarta.
 
  Kalau boleh saya simpulkan , sebetulnya dalam rangkaian acara yang
  telah
  anda sebutkan tadi , ada beberapa mata acara yang sangat memerlukan
  persiapan dengan baik,betul sekali Mas, makanya saya agak
  kerepotan karena kebanyakan hanya dukung secara pasif
 
 
  *) Pembentukan Yayasan , organisasi , visi-misi , program serta para
  sponsornya . ini sudah ada sejak 1996, sekarang hanya
  pergantian pengurus dan penyesuaian dengan UU ttg Yayasan yg baru, yg
  diperlukan adalah cari sponsor untuk pendukung acara ini dan sekaligus
  untuk kas yayasan, rencananya saya akan minta dukungan beberapa
  perusahaan besar untuk membantu, disamping itu juga dimohon kesedian
  sumbangan para Alumni dan publik yg simpati untuk ikut mendukung.
  Rekening yayasan akan dibuatkan yg baru setelah aktenya selesai, karena
  rekening lama tidak aktif dan telah ditutup karena pengurusnya tidak
  aktif.
 
 
  *) Seminar tentang perang informasi?? (apakah akan ada tambahan topik
  lainnya ?? .. ini usulan dari Mas Budiono,  karena
  waktunya sempit (1/2 hari) maka topiknya hanya perang informasi dan
  ekonomi saja, dan bentuknya bukan seminar tapi diskusi panel.
 
 
  *) Silaturahmi dengan pak Gubernur DKI . ... ini memang awalnya
  adalah usulan beliau dan beliau bersedia memfasilitasinya, saya sudah
  konfirm dua kali ttg kesediaan beliau dan saran beliau adalah jangan
  sampai bentrok dengan kegiatan Pemilu (khusunya legislatif) 2004
 
 
  Apakah pak Andreas sudah menyiapkan Team kecil yang akan bekerja untuk
  merealisasikan rencana tersebut ?...  sedang dibentuk dan senang
  sekali kalau bisa dibantu sama Mas Priyo dkk, untuk pelaksanaanya saya
  tunjuk Event Organiser yg profesional, kebetulan suaminya juga Alumni
  Menwa UI
 
   Waktunya tinggal 2 bulan lho , belum
  lagi kepotong PEMILU , belum lagi kalau diundur ,...dll, dlsbnya
 
  .. menurut EO yg saya ajak kerja sama bisa dilaksanakan dan saya
  sudah pernah kerjasama dengan EO tersebut untuk bikin acara seminar
  tingkat Asia di Bali dengan mengundang 4 Menteri sebagai pembicara
  waktu pelaksanaan hanya 3 bulan diakhir tahun jadi efektifnya hanya dua
  bulan, mudah-mudahan bisa terkejar, mohon doa restu dan bantuannya.
 
 
  Andreas , saya sekedar sumbang saran , semoga semuanya sudah
  diantisipasi
  oleh Andreas dengan Team nya .
 
  .. terima kasih Mas atas saran dan masukkannya, syukur kalau
  bisa bantu lebih banyak lagi secara aktif. Saat ini  saya butuh data
  Alumni yg bisa kita undang, target saya minimal 500 orang, mohon
  bantuan.
 
 
  Oh ya bagaimana dg rencana kumpul untuk bahas ROTC dan RUU Cadnas? kata
  Mas Budiono, yg atur waktunya adalah Mas Priyo
 
 
  

[yonsatu] Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
Kalau kita balik lagi per definisi dari pemerintahan sekular, maka dia akan 
mengenyampingkan masalah agama dalam setiap urusan yang sifatnya hubungan antara WN 
dan negara..jadi justru di sini sama sekali tidak diomongin soal agama dalam 
kehidupan bernegara mereka.agama bukan 'bisnis' pemerintah...
 
Bagaimana halnya dengan konsep 'freedom to believe', ini lebih merupakan refleksi dari 
penerapan hak-hak azasi dari masing-masing WNtermasuk di dalamnya tentu Freedom to 
life, freedom to speak dll dll dll
Soal kemudahan menerima itu tergantung dari cultural adaptation dari masing-masing 
warga negara, jadi tidak bisa digeneralisir seperti disebutkan 
sebelumnya.karena banyak warga negara intelektual dari negara maju sering 
berpendapat 'mempertanyakan' atau bahkan meremehkan konsep beragama seseorangyang 
notabene bertentangan dengan konsep freedom to believe itu.lha wong anak saya cium 
tangan saja dikritik abis-abisan he  he  he  dikiranya itu sesuatu yang 
feodal...tapi sebaliknya mereka berpikir bahwa cium pipi itu adalah hal yang 
menjadi etika (dan kita harus menyesuaikan diri dengannya! kalau mau dibilang 
orang yang beradab.). 
Jadi di satu sisi mereka mempertanyakan, tapi di lain pihak mereka 'memaksakan' konsep 
sehari-hari mereka.
 
Mungkin masih ada syndrome sebagai negara penakluk kali ya...
Mungkin ini ada yang bisa dipakai pedoman : 
bagiku agamaku, dan bagimu agamamu.
Jadi kalau negara gak maju-maju, jangan salahkan agama...tapi salahkan para 
pemimpin dan koruptor itu.
 
 
salam,
 
 
 
 

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Freedom to belief itu, menurut saya lebih mudah diterima oleh orang2 yang 
berpikiran terbuka. Freedom to believe juga menjadi salah satu prinsip 
pemerintahan sekular.



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: tanggapan buat mas Yanto R. Sumantri

2004-04-05 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Wed, 3 Mar 2004 14:11:21 +0100 [EMAIL PROTECTED] (HC) wrote:

[ maaf saya meresponse thread lama, lagi banyak kerjaan keluar kantor   
  shg nggak sempat g]

 Mas Hudaya, dari tanggapan anda yang panjang lebar itu, anda
 menyimpulkan:
 Jadi...menurut saya sih , akar dari semua ini permasalahan ini adalah
 KEMISKINAN  yang berakibatKEBODOHAN.
 
 Saya bertanya2 dalam hati, mana yang datang duluan ya?  Miskin dulu
 lalu jadi bodoh, atau bodoh dulu, lalu jadi miskin?
 
 Kalau kita lihat sejarah peradaban umat manusia, maka rasanya kita
 bisa menarik kesimpulan bahwa yang duluan itu adalah 'bodoh', baru
 kemudian 'miskin'.

[]
 
 Sampai pada pencarian gua berikutnya, kami ternyata menemukan gua yang
 berdekatan dengan gua sebuah keluarga purba lainnya.  Bentuk fisik
 mereka sama dengan kami.  Mereka punya kepala, mata, telinga, mulut, 
 tangan dan kaki.  Tapi, baju kulit mereka lebih berbentuk baju, karena
 dijahit dengan serat2 tumbuhan.  Mereka ternyata juga bisa membuat api
 untuk memanggang binatang buruan mereka sekaligus digunakan untuk
 penghangat dan penerangan didalam gua mereka.  Karena harta benda kami
 tidak secanggih mereka, maka mereka mengolok-ngolok kami ketika
 mengetahui bahwa kami harus tidur berdempet-dempet dengan gelap
 didalam gua agar tidak kedinginan, dan harus menggigit serta mengunyah
 daging mentah dengan bersusah payah, karena dagingnya tidak dibakar.
 
 Saya merasa sedih dengan olokan mereka itu.  Tiba2 saya mendapat ilham
 untuk mengekspresikan kesedihan saya ini.  Saya menemukan kata
 'bodoh'. 

Bukan, bukan soal bodoh ... ini masalah pencerahan, masalah kebutuhan
mendasar dari manusia (lihat hukum maslow).
Setiap hari buah apel jatuh dari pohonnya di banyak bagian dunia yg lain
... tp kenapa hanya Newton yg menyadarinya sehingga menimbulkan
inspirasi munculnya hukum mekanika yg kita kenal sekarang.

 Dari cerita 'pencetus' agama2 besar itu, kita lihat bahwa munculnya
 agama seiring dengan adanya kebodohan, kemiskinan dan penindasan di
 dalam masyarakat.

Tidak demikian, bukan soal bodoh atau miskin Muhammad diturunkan ke
dunia melainkan soal akhlak. Jadi hanya kata penindasan diatas yg
tepat.
Berbeda dg pendahulunya, Muhammad membawakan aturan soal bagaimana
berhubungan antar manusia disamping hubungan antara manusia dg khaliknya
(spt pendahulunya juga), hablum minnallah, hablum minnanas. Itu sebabnya
Islam tidak perlu sekular, mengadobsi hukum duniawi yg sdh ada (mis.
hukum romawi jamannya Isa as).
 
 Tapi, manusia berkembang terus. Ilmu pengetahuan berkembang terus,
 apakah hal itu diinspirasi oleh agama maupun tidak.  Bahkan di negara2
 maju, agama (Kristen) yang tadinya memboncengi kekuasaan negara, kini
 berdiri terpisah dari pemerintahan.  Pemisahan ini muncul semata2
 karena masyarakatnya ingin merdeka dari segala sesuatu yang bersifat
 dogmatis, yang berbau keyakinan, yang tidak bisa dijelaskan oleh akal.

Islam tidak bertentangan atau melarang Ilmu Pengetahuan, justru umat
dianjurkan utk menuntut ilmu pengetahuan selama hayat dikandung badan,
semakin tinggi ilmu pengetahuan umat maka dia akan makin mengerti konsep
Islam, Allah menjamin tidak ada satupun ayat quran yg bertentangan dg
Ilmu Pengetahuan. Umat yg tidak mau belajar Ilmu pengetahuan menjadi
taqlid, dilarang oleh Islam.

 Disisi lain, kita melihat bahwa cukup banyak negara yang menerapkan 
 penyatuan antara agama dengan kekuasaan pemerintahan.  Ini terutama 
 terjadi pada negara2 Islam.  Keputusan pemerintah harus mengacu kepada
 ayat suci.  Keputusan tertinggi bukanlah keputusan pemerintah akan
 tetapi keputusan khalifah, atau pemimpin umat.  

Tidak benar, itu sih pemerintahan abosolut yg berkedok Islam.
Islam mengenal yg namanya Ijtihad, tidak harus mengikuti omongan
khalifah apalagi kalau salah. Konsep dosa di Islam adalah utk diri
sendiri, siapapun tidak bisa menanggung dosa orang lain sekalipun itu
khalifah, setiap perbuatan dosa akan ditanggung oleh diri sendiri bukan
orang lain.

 Sehari2 yang
 dibicarakan hanya ayat2 suci dan sejarah nabi.  Manusia tidak boleh
 ini, tidak boleh itu, harus begini, harus begitu, karena Tuhan
 menyuruh demikian.  Akibatnya, negara2 dengan sistem pemerintahan dan
 sifat masyarakat yang seperti ini nggak maju2, karena yang dibicarakan
 hanya sekitar itu-itu saja dan kreatifitas mereka terkekang.  Hukum
 dunia kalau perlu tidak usah diurusi, karena hukum Tuhan melalui kitab
 suci toch sudah sempurna.  Walhasil, sekalipun mereka hanya jalan
 ditempat misalnya, tingkat kemajuan dan kepintaran mereka akan semakin
 jauh tertinggal dari hari ke hari, dibandingkan dengan negara2 sekuler
 yang berkembang terus itu. Pengecualian hanya ada pada Arab Saudi,
 yang masyarakatnya relatif 'bodoh' tapi kaya karena minyak dan Kaabah.

Kalau Islam yg begitu memang tidak pernah maju dan itu menyalahi kaidah
Islam yg *mengharuskan* Islam dipelajari dg hati dan akal. Tidak cukup
dg hati juga tidak cukup dg akal saja; harus keduanya jalan selaras.
 
 Karena negara2 maju itu lebih 

[yonsatu] Re: Sorga/Neraka

2004-04-05 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Thu, 26 Feb 2004 16:57:30 +0700 Abas F Soeriawidjaja (AFS) wrote:

 Soal korupsi dan tindakan melanggar hukum lainnya, menurut statistik
 tidak ada hubungannya dengan agama.

Hmm... saya tdk sepenuhnya setuju walau tidak menentang juga.

 Secara relatif proportional, tingkat korupsi makin parah terjadi di
 negara-negara miskin.
 Makin miskin sebuah negara, relatif makin tinggi tingkat korupsi nya
 dan tentunya proporsional dengan tingkat pelanggaran hukum lainnya.

Kelihatannya di negara yg akhlaknya bobrok maka hukum maslow lbh
berperan dpd yg lain.



-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah[EMAIL PROTECTED]

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
nah di sini peliknya.seperti apa sih konsep dengan leluasa mendukung 
itu..tidak turut campur, melindungi, memberikan batasan atau yang 
bagaimana?
sebagai catatan, agama itu sesuatu yang sangat intrisik, jadi pada satu titik akan 
menyinggung kehidupan bernegara juga.nah di sini baru akan kelihatan bagaimana hal 
tersebut diterapkan..
 
kok beraninya mengkritik ?..
itulah yang mengherankan saya, yang bertanya dari guru sekolah anak-anak sampai 
teman-teman di kantorjadi skopenya cukup luas, walau secara kuantitas tidak banyak 
sekali.khan gak semua kenal saya he  he  ...
waktu mereka mempertanyakan, saya jawab saja mengapa anda bertanya begitu ..? 
nah di situ mereka akan bilang panjang lebar bahwa tidak baik anak dididik begitu 
karena itu feodal etc etc..tapi waktu aku tanya kenapa anak anda dididik untuk 
mencium pipi anda .? apa bedanya...? keluarlah segala macam argumentasinyahe 
he  he  
 
itulah yang mengherankan saya, banyak yang sudah beradab dan ber-intelektual, tapi 
masih pakai kaca mata kuda juga.jadi kemajuan suatu negara (secara 
ekonomi)kadang tidak mencerminkan kemajuan peradaban mereka. 
contoh yang sering terjadi adalah soal table manner...ini secara manis bahkan 
diilustrarikan di film pretty woman..coba saja anda makan pakai tangan di resto 
eropa, wah akan dilihatin orang seruangan he  he  he  he.
 
kelihatan betul betapa soal beradab itu referensinya sering biashanya karena beda 
kebiasaan/tradisi, seseorang bisa menjadi tidak beradab bagi orang lain...itulah 
makanya seringkali pembahasan soal cultural adaptation menjadi mentok, karena 
referensinya seringkali bias dan sepihak..
 
kalau orang bule boleh berciuman secara bebas di pinggir jalan ( di negaranya sendiri 
atau di pinggir pantai Kuta)..., kenapa kita gak bebas untuk makan dengan tangan di 
restoran eropa?
 
 
salam,
 
 
Noor Syarifuddin/XIX
 
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Iya, karena agama bukan bisnis pemerintah itulah, maka sang pemerintah 
bisa dengan leluasanya mendukung konsep 'freedom to believe' itu.


Lho kok mereka berani kritik habis2an? Siapa mereka itu? Apakah anda 
nggak terlalu mengeneralisir?

Ah, masak sih? Menurut saya hanya orang2 yang pakai 'kaca mata kuda' saja 
yang akan mengatakan demikian, dan rasanya saya kok ragu kalau masyarakat 
yang sistem pendidikannya sudah sangat maju ternyata masih bisa 
menciptakan masyarakat yang ber kacamata kuda juga. Kalau segelintir 
orang yang begitu sih wajar-wajar aja, tapi kalau mayoritas begitu, 
menurut saya rasanya nggak mungkin deh.



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Mon, 5 Apr 2004 05:09:03 -0700 (PDT) noor syarifuddin (NS) wrote:

[ ... ]

 kelihatan betul betapa soal beradab itu referensinya sering
 biashanya karena beda kebiasaan/tradisi, seseorang bisa menjadi
 tidak beradab bagi orang lain...itulah makanya seringkali
 pembahasan soal cultural adaptation menjadi mentok, karena
 referensinya seringkali bias dan sepihak..

Again, good words.
Tinggi/rendah, panjang/pendek, kaya/miskin adalah subjective. Perlu ada
titik acu untuk menentukannya. Terkadang kita juga perlu bertanya
apakah acuan itu valid ?, apakah tujuan itu memang berharga utk kita
capai ?.

Tp kita juga jangan lupa dg pribahasa dimana bumi dipijak, disitu
langit dijunjung, kalau kita melupakan itu maka segala tindakan kita
menjadi tampak nyeleneh dimata masyarakat sekitar ... walaupun
kebanyakan orang genius dan pembaharu umumnya berkelakuan spt itu ...
jadi nggak usah takut nyeleneh lah yauw kan Anda memang agent of change
:-))

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah[EMAIL PROTECTED]

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik hermansyah
Dengan leluasa maksudnya, tanpa ada rasa takut dicap murtad oleh agama, 
atau kekhawatiran di dipersoalkan oleh para ulama.  Tugas pemerintah 
adalah melindungi dan menjamin terselenggaranya freedom to believe ini.
Kalau kritik mengeritik didalam forum, nggak bisa anda generalisir dong. 
Itu kan hanya pendapat orang perorang, bukan institusi, kelompok 
masyarakat, apalagi negara. 

Kalau anda mau makan pake tangan di restoran barat, boleh boleh saja. Wong 
tangan itu kan tangan anda sendiri, dan makanan itu kan anda beli pake 
uang dari kantong sendiri.  Kalau diliatin orang, cuek aja, toch mereka 
cuman ngeliat, nggak marah2in anda. Melihat kan gratis. Sama seperti kita 
melihat mereka berciuman di bus halte atau di pantai kuta, he he he.

Hanya memang di restoran2 tertentu, ada persyaratan pakaian.  Biasanya 
kalau sudah pakai persyaratan pakaian, maka makanpun harus pake sendok 
garpu dan pisau.  Jadi, table mannernya, ya apa boleh buat, musti ikutin 
caranya orang barat. Kalau kita nggak mau nurut, ya dipersilakan keluar, 
monggooo.  Tapi, itu kan hak restoran.  Kalau kita nggak setuju sama 
aturan mereka, ya cari restoran yang lain aja.  Kan masih banyak restoran 
yang nggak punya aturan makan seperti itu?  Simpel kan?

Menurut saya, masalah kultural bisa diatasi kalau kita mau mencoba 
menghargai orang lain seperti apa adanya, tanpa prejudice, apalagi 
bersikap paranoide.  Untuk itu, kita perlu membiasakan diri untuk berpikir 
logis, nggak melulu mengandalkan perasaan dan keyakinan. Orang2 yang 
merasa super, punya table manner, dlsb., sudah bukan jamannya lagi 
sekarang.  Wong, di masyarakatnya sendiri mereka sudah nggak dianggep kok. 
Saya kira film Pretty woman yang anda sebut itu, mencerminkan hal 
ini,...apa sih salahnya orang makan pakai tangan sendiri?  Apa musti pakai 
tangan orang lain, ha ha ha.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.






noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED]
04/05/2004 14:09
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini 
bikin RI 
nggak maju2


nah di sini peliknya.seperti apa sih konsep dengan leluasa mendukung 
itu..tidak turut campur, melindungi, memberikan batasan atau yang 
bagaimana?
sebagai catatan, agama itu sesuatu yang sangat intrisik, jadi pada satu 
titik akan menyinggung kehidupan bernegara juga.nah di sini baru akan 
kelihatan bagaimana hal tersebut diterapkan..
 
kok beraninya mengkritik ?..
itulah yang mengherankan saya, yang bertanya dari guru sekolah anak-anak 
sampai teman-teman di kantorjadi skopenya cukup luas, walau secara 
kuantitas tidak banyak sekali.khan gak semua kenal saya he  he 
...
waktu mereka mempertanyakan, saya jawab saja mengapa anda bertanya begitu 
..? 
nah di situ mereka akan bilang panjang lebar bahwa tidak baik anak 
dididik begitu karena itu feodal etc etc..tapi waktu aku tanya 
kenapa anak anda dididik untuk mencium pipi anda .? apa bedanya...? 
keluarlah segala macam argumentasinyahe he  he 
 
itulah yang mengherankan saya, banyak yang sudah beradab dan 
ber-intelektual, tapi masih pakai kaca mata kuda juga.jadi kemajuan 
suatu negara (secara ekonomi)kadang tidak mencerminkan kemajuan 
peradaban mereka. 
contoh yang sering terjadi adalah soal table manner...ini secara manis 
bahkan diilustrarikan di film pretty woman..coba saja anda makan pakai 
tangan di resto eropa, wah akan dilihatin orang seruangan he  he  he 
he.
 
kelihatan betul betapa soal beradab itu referensinya sering biashanya 
karena beda kebiasaan/tradisi, seseorang bisa menjadi tidak beradab bagi 
orang lain...itulah makanya seringkali pembahasan soal cultural 
adaptation menjadi mentok, karena referensinya seringkali bias dan 
sepihak..
 
kalau orang bule boleh berciuman secara bebas di pinggir jalan ( di 
negaranya sendiri atau di pinggir pantai Kuta)..., kenapa kita gak bebas 
untuk makan dengan tangan di restoran eropa?
 
 
salam,
 
 
Noor Syarifuddin/XIX




--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: [anggota] Ganti Judul Dan Potong 'Buntut' !! -Betul sekali

2004-04-05 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Sat, 03 Apr 2004 18:32:14 +0700 Koni Nusetyo Ekantono (KNE) wrote:

 Setahu saya, sejak saya bergabung di milis ini, Maka ini adalah
 teguran yang manis dari seorang Mas kepada saudara-saudaranya...
 supaya rajin- rajin mengganti judul pada subject... Sudak Tiga Kali ya
 Mas...

Pak Joni Saleh adalah salah satu Moderator milis [EMAIL PROTECTED]
 
 Nah saya pikir ada baik nya para sadulur mau mengganti judul...
 soalnya pusing. apalagi rata-rata 40 milis perhari enggak
 dibukak seminggu... saya ngalami harus mbaca seribu milis nah kalau 50
 % judulnya sama. apanya enggak mabok dan tambah mabok...
 Itu lho milah-milahnya.

Himbauan bagus... dan perlu terus menerus dilakukan tidak cukup sekali
saja karena  kita bukan keledai :-)

Di Milis teknis yg saya juga jadi moderator, lama sekali saya mengubah
kebiasaan buruk para member, misalkan :

- thread hijacking
  Kalau akan membuat thread/subject baru maka tidak dg cara mereply mail
  dari milis lalu menghapus/ganti subject dan body text. Selalu lakukan 
  compose new message.

- trimming quote
  bahasa Indonesianya hapus text dari message yg di reply yg tidak akan
  dijawab/response (out of context.

- No top posting
  Jawaban diberikan dibawah quote, ini sesuai dg alami orang membaca
  y.i. baca pertanyaan dulu baru membaca jawaban, bukan dibalik.

- No HTML format
  Selalu gunakan format plain-text bukan HTML, krn format HTML itu tidak
  standard sehingga apa yg terlihat keren di layar monitor sender tidak 
  akan seperti itu tampilannya di layar recipient (yg menerima mail).

  Hakekat dari komunikasi adalah message kita terbaca oleh recipient,   
  buat apa message dihias keren-2x kalau tidak bisa dibaca yg menerima
  mail kita. Plain-text adalah basic format yg selalu disupport oleh
  email client yg pernah dibuat orang dan akan dibuat orang di masa 
  depan.

Akan tetapi hal itu saya terapkan di milis teknis yg notabene membernya
para postmaster utk masing-2x domain, mereka itu umumnya sekaligus
bertindak selaku helpdesk di lingkungan masing-2x. 
Untuk milis paguyuban tentu saja pertimbangannya lain :-)

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah[EMAIL PROTECTED]

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
saya setuju bahwa mereka akan leluasa tanpa dicap murtad atau menyalahi aturan 
agamanamun kelihatannya hal ini akan valid selama tidak ada persentuhan 
kepentingannamun seperti saya sebut sebelumnya, bahwa konsep agama itu sangat 
intrisik, jadi perbenturan kepentingan pada suatu titik akan terjadi.
 
Hal ini terbukti di perancis waktu mereka bermaksud mengeluarkan uu pelarangan 
simbol-simbol agama bagi anak sekolah atau pegawai pemerintah (dan katanya parlemen 
belanda juga akan mengikutinya).
nah di sini bagaimana sebenarnya konsep negara sekuler dan freedom to believe itu 
diuji.di satu sisi apa urusannya pemerintah mengeluarkan uu tsb, toh agama 
bukan 'bisnis' pemerintah.hal kedua, kalau itu diterapkan, maka konsep freedom to 
believe jadi gak relevan lagi dongkarena WN tidak lagi bebas untuk 'act as their 
believe'...
 
saya setuju, itu soal pilihan...jadi di situlah sebenarnya kemauan untuk 'accept 
the difference' itu yang pentingdan kita maupun mereka termasuk saya.masih 
punya kelemahan untuk menerapkan hal tsb dalam kehidupan sehari-hari...
 
kenapa itu terjadi..?..ya karena dalam hidup kita terbiasa dengan point of reference 
yang selalu menjadi acuan atau orietasi hidup kita, jadi kalau ada point of reference 
yang beda kita perlu waktu dan energi untuk re-orientasi.dan seringkali itu tidak 
mudah, karena menurut orang fisika, kita tahu ada suatu 'kelembaman' yang harus 
dilawan.hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif jugasemakin 
di'paksa' maka kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang 
harus dikeluarkan.
 
salam,
 
noor syarifuddin/xix
 
btw, ini mengganggu yang lain gak yauw.kok jadi keterusan he  he  he  he 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dengan leluasa maksudnya, tanpa ada rasa takut dicap murtad oleh agama, 
atau kekhawatiran di dipersoalkan oleh para ulama. Tugas pemerintah 
adalah melindungi dan menjamin terselenggaranya freedom to believe ini.
Kalau kritik mengeritik didalam forum, nggak bisa anda generalisir dong. 
Itu kan hanya pendapat orang perorang, bukan institusi, kelompok 
masyarakat, apalagi negara. 

Kalau anda mau makan pake tangan di restoran barat, boleh boleh saja. Wong 
tangan itu kan tangan anda sendiri, dan makanan itu kan anda beli pake 
uang dari kantong sendiri. Kalau diliatin orang, cuek aja, toch mereka 
cuman ngeliat, nggak marah2in anda. Melihat kan gratis. Sama seperti kita 
melihat mereka berciuman di bus halte atau di pantai kuta, he he he.

Hanya memang di restoran2 tertentu, ada persyaratan pakaian. Biasanya 
kalau sudah pakai persyaratan pakaian, maka makanpun harus pake sendok 
garpu dan pisau. Jadi, table mannernya, ya apa boleh buat, musti ikutin 
caranya orang barat. Kalau kita nggak mau nurut, ya dipersilakan keluar, 
monggooo. Tapi, itu kan hak restoran. Kalau kita nggak setuju sama 
aturan mereka, ya cari restoran yang lain aja. Kan masih banyak restoran 
yang nggak punya aturan makan seperti itu? Simpel kan?

Menurut saya, masalah kultural bisa diatasi kalau kita mau mencoba 
menghargai orang lain seperti apa adanya, tanpa prejudice, apalagi 
bersikap paranoide. Untuk itu, kita perlu membiasakan diri untuk berpikir 
logis, nggak melulu mengandalkan perasaan dan keyakinan. Orang2 yang 
merasa super, punya table manner, dlsb., sudah bukan jamannya lagi 
sekarang. Wong, di masyarakatnya sendiri mereka sudah nggak dianggep kok. 
Saya kira film Pretty woman yang anda sebut itu, mencerminkan hal 
ini,...apa sih salahnya orang makan pakai tangan sendiri? Apa musti pakai 
tangan orang lain, ha ha ha.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Sudah siapkah kita berubah ? [ was Re: Re: Freedom to believe]

2004-04-05 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Mon, 5 Apr 2004 06:16:31 -0700 (PDT) noor syarifuddin (NS) wrote:

[ ... ]

 kenapa itu terjadi..?..ya karena dalam hidup kita terbiasa dengan
 point of reference yang selalu menjadi acuan atau orietasi hidup kita,
 jadi kalau ada point of reference yang beda kita perlu waktu dan
 energi untuk re-orientasi.dan seringkali itu tidak mudah, karena
 menurut orang fisika, kita tahu ada suatu 'kelembaman' yang harus
 dilawan.hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif
 jugasemakin di'paksa' maka kelembaman itu akan semakin besar dan
 semakin besar pula energi yang harus dikeluarkan.

Ah lagi-2x kata-2x yg bagus.
Dalam bahasa Psikologi perubahan akan menimbulkan nyeri psikologis,
dan hal ini sangat disadari oleh seorang Salesperson dan Orator, shg dia
mengatur kata-2x nya sedemikian rupa agar tidak mentrigger nyeri
psikologis ini saat ingin mengubah pendapat orang lain.

Seorang sales akan menunggu dg sabar sampai customernya berada di
quadrant yg siap utk berubah, barulah melakukan serangan. Itu
sebabnya sales/orator yg baik perlu jadi pendengar yg baik, bukan yg
pintar bicara yg jadi hal utama.

Sehebat apapun argumentasi Anda, sebagus apapun bukti yg Anda kemukakan
kalau lawan bicara Anda tidak siap menerima, Anda pasti gagal meyakinkan
dia dijamin :-)

Pertanyaannya sekarang sudah siapkah rakyat Indonesia untuk berubah ?.

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah[EMAIL PROTECTED]

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe

2004-04-05 Terurut Topik hermansyah
noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
namun seperti saya sebut sebelumnya, bahwa konsep agama itu sangat 
intrisik, jadi perbenturan kepentingan 
pada suatu titik akan terjadi.
di satu sisi apa urusannya pemerintah mengeluarkan uu tsb, toh agama 
bukan 'bisnis' pemerintah.

Yah, disinilah repotnya kalau kita dalam membahas sesuatu selalu mengacu 
kepada agama secara explicit, karena dengan begitu suatu ketika pasti 
titik singgung itu akan tersentuh juga.  Pemerintahan sekular justru ingin 
menghindari hal itu terjadi, sekalipun mereka tidak menutup kemungkinan 
bahwa agama dijadikan sebagai sumber inspirasi mereka juga dalam mengambil 
sikap dan keputusan.  Namun, ini tidak eksplisit dilakukan, melainkan 
lebih bersifat sebagai panduan moral.

Masalah pemerintah Perancis yang memberlakukan UU larangan mengenakan 
atribut keagamaan disekolah2 negeri, justru menurut mereka untuk 
menghindari timbulnya pelecehan agama2 tertentu yang dapat menimbulkan 
konflik antar umat.  Bahkan organisasi islam terbesar Perancis mendukung 
UU itu (lupa namanya).

.dan seringkali itu tidak mudah, karena menurut orang fisika, kita 
tahu ada suatu 'kelembaman' yang 
harus dilawan.hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif 
jugasemakin di'paksa' maka 
kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang 
harus dikeluarkan.

Kalau ini menurut saya tergantung habitat kita bagaimana.  Kalau habitat 
kita memang moment inertianya besar sekali, misalnya terbiasa dengan sikap 
hidup yang dogmatis, maka yang anda bilang itu memang suatu realita yang 
tak bisa dihindari.  Tapi, kita kan sekarang sedang berada dalam abad 
dimana konsep 'learning society' sedang tumbuh berkembang, jadi mudah2an 
tingkat agilitas kita bisa meningkat, responsif dan mudah beradaptasi 
terhadap kebutuhan jaman demi kedamaian, keadilan dan kesejahteraan 
seluruh umat manusia.

Senang bisa bertukar pikiran dengan anda, mbak Noor.
Salam hangat,
HermanSyah XIV.
 




noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED]
04/05/2004 15:16
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Freedom to believe


saya setuju bahwa mereka akan leluasa tanpa dicap murtad atau menyalahi 
aturan agamanamun kelihatannya hal ini akan valid selama tidak ada 
persentuhan kepentingannamun seperti saya sebut sebelumnya, bahwa 
konsep agama itu sangat intrisik, jadi perbenturan kepentingan pada suatu 
titik akan terjadi.
 
Hal ini terbukti di perancis waktu mereka bermaksud mengeluarkan uu 
pelarangan simbol-simbol agama bagi anak sekolah atau pegawai pemerintah 
(dan katanya parlemen belanda juga akan mengikutinya).
nah di sini bagaimana sebenarnya konsep negara sekuler dan freedom to 
believe itu diuji.di satu sisi apa urusannya pemerintah 
mengeluarkan uu tsb, toh agama bukan 'bisnis' pemerintah.hal kedua, 
kalau itu diterapkan, maka konsep freedom to believe jadi gak relevan lagi 
dongkarena WN tidak lagi bebas untuk 'act as their believe'...
 
saya setuju, itu soal pilihan...jadi di situlah sebenarnya kemauan 
untuk 'accept the difference' itu yang pentingdan kita maupun 
mereka termasuk saya.masih punya kelemahan untuk menerapkan hal tsb 
dalam kehidupan sehari-hari...
 
kenapa itu terjadi..?..ya karena dalam hidup kita terbiasa dengan point of 
reference yang selalu menjadi acuan atau orietasi hidup kita, jadi kalau 
ada point of reference yang beda kita perlu waktu dan energi untuk 
re-orientasi.dan seringkali itu tidak mudah, karena menurut orang 
fisika, kita tahu ada suatu 'kelembaman' yang harus dilawan.hal yang 
kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif jugasemakin di'paksa' 
maka kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang 
harus dikeluarkan.
 
salam,
 
noor syarifuddin/xix
 
btw, ini mengganggu yang lain gak yauw.kok jadi keterusan he  he  he 
he 




--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
sayangnya peribahasa itu eksis cuman di negara kita he  he  he  he  jadi kita selalu 
berusaha menyesuaikan diri, di lain pihak mereka selalu berkelakuan seperti di negeri 
mereka..karena mereka gak punya peribahasa semacam itu he  he  he  he  
 
 
salam,

Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tp kita juga jangan lupa dg pribahasa dimana bumi dipijak, disitu
langit dijunjung, kalau kita melupakan itu maka segala tindakan kita
menjadi tampak nyeleneh dimata masyarakat sekitar ... walaupun
kebanyakan orang genius dan pembaharu umumnya berkelakuan spt itu ...
jadi nggak usah takut nyeleneh lah yauw kan Anda memang agent of change
:-))



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Freedom to believe

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
saya setuju bahwa pemerintah sekular selalu menghindari agama secara ekplisit..
tapi toh kerap hal itu susah dihindari.bahkan seorang George W Bush pun sampai 
terpeleset kepada hal tsb waktu dia mencoba menjustifikasi serangannya ke Irak.itu 
ketika dia pakai term 'crusade..'
 
soal UU di perancis, kelihatannya antar mereka sendiri masih sering debat...dan uu itu 
sendiri ditentang oleh hampir semua kalangan agama: kristen, islam maupun 
yahudibahkan orang sigh. memang imam besar mesjid paris pernah ngomong bahwa 
menurut dia '.kita harus menghormati peraturan yang berlaku di negeri tempat kita 
tinggal.', tapi itu bukan suatu endorsment terhadap uu tsb.
 
kalau disebutkan uu tsb menjadi pelindung supaya tidak terjadi pelecehan 
agama...pertanyaannya tentu berkembang : kenapa terjadi pelecehan agama di negara 
sekular yang menerapkan konsep 'freedom to believe'..? 
 
soal kapasitas beradaptasisaya kira orang indonesia di satu sisi punya kapasitas 
yang cukup besar (walapun kalau jalan-jalan ke luar negeri masih sering bawa rice 
cooker dan popmie he  he  he  )
karena apa? kita masih mengidolakan bahwa yang berasal dari negara maju/barat itu 
pasti lebih 'baik' dan layak ditirumakan di KFC akan lebih gengsi daripada 
makan di Ny Suhartietc...kadang-kadang kita bahkan kehilangan identitas diri 
karena begitu mudahnya menerima hal baru.
coba kita bandingkan dengan tingkat adaptasi orang bule, mereka sukar sekali khan 
berlaku seperti kita di negeri kitaitulah kenapa di jakarta ada american club, 
bristish school, french school dll. yang mereka inginkan adalah bukan beradaptasi 
tapi mengubah lingkungan tempat tinggal mereka sesuai dengan budaya mereka 
sehari-hari.karena kuatnya identitas diri mereka
 
 
 
salam,
 
noor syarifuddin/xix
ps. saya mahawarman lho bukan mahawarmin
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Yah, disinilah repotnya kalau kita dalam membahas sesuatu selalu mengacu 
kepada agama secara explicit, karena dengan begitu suatu ketika pasti 
titik singgung itu akan tersentuh juga. Pemerintahan sekular justru ingin 
menghindari hal itu terjadi, sekalipun mereka tidak menutup kemungkinan 
bahwa agama dijadikan sebagai sumber inspirasi mereka juga dalam mengambil 
sikap dan keputusan. Namun, ini tidak eksplisit dilakukan, melainkan 
lebih bersifat sebagai panduan moral.
Masalah pemerintah Perancis yang memberlakukan UU larangan mengenakan 
atribut keagamaan disekolah2 negeri, justru menurut mereka untuk 
menghindari timbulnya pelecehan agama2 tertentu yang dapat menimbulkan 
konflik antar umat. Bahkan organisasi islam terbesar Perancis mendukung 
UU itu (lupa namanya).

.dan seringkali itu tidak mudah, karena menurut orang fisika, kita 
tahu ada suatu 'kelembaman' yang 
harus dilawan.hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif 
jugasemakin di'paksa' maka 
kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang 
harus dikeluarkan.

Kalau ini menurut saya tergantung habitat kita bagaimana. Kalau habitat 
kita memang moment inertianya besar sekali, misalnya terbiasa dengan sikap 
hidup yang dogmatis, maka yang anda bilang itu memang suatu realita yang 
tak bisa dihindari. Tapi, kita kan sekarang sedang berada dalam abad 
dimana konsep 'learning society' sedang tumbuh berkembang, jadi mudah2an 
tingkat agilitas kita bisa meningkat, responsif dan mudah beradaptasi 
terhadap kebutuhan jaman demi kedamaian, keadilan dan kesejahteraan 
seluruh umat manusia.

Senang bisa bertukar pikiran dengan anda, mbak Noor.
Salam hangat,
HermanSyah XIV.





noor syarifuddin 
04/05/2004 15:16
Please respond to yonsatu


To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject: [yonsatu] Re: Freedom to believe


saya setuju bahwa mereka akan leluasa tanpa dicap murtad atau menyalahi 
aturan agamanamun kelihatannya hal ini akan valid selama tidak ada 
persentuhan kepentingannamun seperti saya sebut sebelumnya, bahwa 
konsep agama itu sangat intrisik, jadi perbenturan kepentingan pada suatu 
titik akan terjadi.

Hal ini terbukti di perancis waktu mereka bermaksud mengeluarkan uu 
pelarangan simbol-simbol agama bagi anak sekolah atau pegawai pemerintah 
(dan katanya parlemen belanda juga akan mengikutinya).
nah di sini bagaimana sebenarnya konsep negara sekuler dan freedom to 
believe itu diuji.di satu sisi apa urusannya pemerintah 
mengeluarkan uu tsb, toh agama bukan 'bisnis' pemerintah.hal kedua, 
kalau itu diterapkan, maka konsep freedom to believe jadi gak relevan lagi 
dongkarena WN tidak lagi bebas untuk 'act as their believe'...

saya setuju, itu soal pilihan...jadi di situlah sebenarnya kemauan 
untuk 'accept the difference' itu yang pentingdan kita maupun 
mereka termasuk saya.masih punya kelemahan untuk menerapkan hal tsb 
dalam kehidupan sehari-hari...

kenapa itu terjadi..?..ya karena dalam hidup kita terbiasa dengan point of 
reference yang selalu menjadi 

[yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
saya setuju memang ini soal keberanian menegur bukan soal peribahasa he  he  he 
kita itu seringkali terlalu tinggi toleransinyaatau gak punya keberanian 
untuk menegur (syndrome minder sebagai keturuan ilandeer kali yahe  he  he  ), 
jadi ya mereka keep going sesuka mereka.
 
 
salam,
 
noor syarifuddin/xix

Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mestinya sih tidak ... masalahnya bukan disitu melainkan keberanian
menegur atau mempertanyakan sesuatu yg nyeleneh dilingkungan mereka
sendiri. Pendatang blm tentu tahu etika yg berlaku shg perlu diberitahu,
jangan pakai adat jawa yg konyol mbok yo mestine ngerti dewe mrkkan
bukan paranormal :-)



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Sudah siapkah kita berubah ? [ was Re: Re: Freedom to believe]

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
ini suatu pertanyaan besar..dan susah untuk menjawabnya.
yang perlu diingat suatu perubahan pasti akan ada efeknya, entah negatif maupun 
positif.dan di situlah ketegaran kita diuji.
 
contoh kecil:
selama ini harga BBM stabil dan murah karena disubsidi pemerintah (dari duit 
utang).
nah ketika subsidi dikurangi supaya keuangan negara lebih mandiri dan tidak tergantung 
utang terus, wah banyak yang protes tuhpadahal yang musti dilakukan adalah kita 
merespon dengan melakukan penghematan, mengurangi pemakaian kendaran, mengurangi 
pemakaian listrik yang gak perlu etc..
 
jadi siapkah kita berubah..?  
jawabannya ada pada diri kita masing-masingtapi sebagai alumni diksar ya 
jawabannya ya harus siap kerjakan.kalau gak kena hukum PKD lho
 
 
salam,
 
noor syarifuddin/xix

Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pertanyaannya sekarang sudah siapkah rakyat Indonesia untuk berubah ?.



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Sudah siapkah kita berubah ? [ was Re: Re: Freedom to believe]

2004-04-05 Terurut Topik Syafril Hermansyah
On Mon, 5 Apr 2004 07:58:12 -0700 (PDT) noor syarifuddin (NS) wrote:

 jadi siapkah kita berubah..?  
 jawabannya ada pada diri kita masing-masingtapi sebagai alumni
 diksar ya jawabannya ya harus siap kerjakan.kalau gak kena hukum
 PKD lho

Jadi pemimpin yg otoriterkah yg kita perlukan ?
Tentu saja pemimpin yg punya visi dan misi yg baik, yg negarawan bukan
yg memikirkan diri sendiri akan tetapi caranya bertindak otoriter.  

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah[EMAIL PROTECTED]

List Administrator/Moderators yonsatu/[EMAIL PROTECTED]


--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Langit dijunjung (Re: Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini bikin RI nggak maju2)

2004-04-05 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
 Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Tp kita juga jangan lupa dg pribahasa di mana bumi dipijak,
  di situ langit dijunjung, kalau kita melupakan itu maka segala
  tindakan kita menjadi tampak nyeleneh di mata masyarakat
  sekitar

--

- Original Message -
From: noor syarifuddin
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: 05 April 2004 21:02
Subject: [yonsatu] Re: Freedom to believe was...Re: Re: Yang begini ini
bikin RI nggak maju2

 sayangnya peribahasa itu eksis cuman di negara kita he  he  he  he
 jadi kita selalu berusaha menyesuaikan diri, di lain pihak mereka
 selalu berkelakuan seperti di negeri mereka..
 karena mereka gak punya peribahasa semacam itu he he he he

 salam,

---

Nggak juga Noor, peribahasa: In Rome do as the Romans do merupakan suatu
peribahasa yang cukup meng-internasional.
Karena diungkapkan dalam bah. Inggris yang luas dipakai di dunia, tetapi
tidak mengambil subyek orang Inggris sendiri, melainkan orang Romawi yang
'langit dijunjungnya' (peradabannya) dikenal luas di dunia.

Wasalam.




--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net 
   


[yonsatu] Re: Ada peribahasa yang sama artinya

2004-04-05 Terurut Topik noor syarifuddin
wah terima kasih banyak mbak Yustina koreksinyajuga untuk pak/mas/pakde ABS
 
 
salam,

Yustina Hornik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hallo Noor Syarifuddin,
Maaf, saya tidak bermaksud ikut polemik, tapi cuma sedikit koreksi. Di P'cis ada 
peribahasa yang senada : A Rome tu fais comme les Romains yang artinya sama persis 
seperti Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung
Salam,
Yustina


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today

--[YONSATU - ITB]-  
Arsip   : http://yonsatu.mahawarman.net  atau   
  http://news.mahawarman.net   
News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman 
Other Info  : http://www.mahawarman.net