Gimana kalo kita mulia dengan pantun Malaysia berjudul Rasa Sayange? He he he.
Bung Andi, pertanyaan Anda pada awal reply Anda ini lucuu. Ada yang
berguna atau enggak, ya tanyalah pada diri sendiri. Kalo soal berbalas pantun,
dan saya ditanya mau atau enggak, ya mau aja sih. Wong saya
Lagi-lagi si andi ini menunjukkan betapa miskin kemampuannya memahami suatu
diskusi. Lha yang mau menyimpulkan isi kepala orang itu sopo lho? Isi kepalamu
milikmu sendiri, dan aku gak mau repot-repot mengudek-udeknya. Teratrik aja
nggak kok.
Semua responsi, kesimpulan, pernyataan yang
Apa yang point yang berguna yang bisa saya tanggapi dari posting
Anda, Pak Manneke? Masa saya mau berbalas pantun dengan Anda
mengenai kepribadian saya? Bagaimana kemampuan saya memahami
diskusi, apakah saya berempati kepada perempuan atau tidak,
bagaimana attitude saya, sikap saya terhadap
Ooooh, Aristoteles? Dialah salah satu pionir yang mengawali terjadinya
diskriminasi perempuan dengan dalil tentang logika yang antik yang
ditelurkannya itu. Justru kita yang masih hidup kini yang mesti mengutuki
Aristoteles, karena gara-gara pemikirannya dulu, peempuan kini setengah mati
wah...mba Mariana, saya setuju euy...
memang masalh bikin iklan mah bukan urusan penonton. itu mah bagaimana tim
kreatif.dan mungkin juga berhubungan dengan komersialitas,sehingga membuat
beberapa orang mungkin hanya berpiir ttg keuntungan. tapi itu manusiawi.
ada tanggungjawab juga
sebenarnya maksudnya begini,..
kalau dari sisi marketing diakui memang kalau sekedar menuliskan angka itu
jadi kurang menarik atau attentionable.
makanya ditambahkan dengan gambar seorang wanita yang cantik pula. tapi ini
kan sopan2 aja.. jadi ya gak ada masalah sebenarnya.
mungkin kalau terlalu
Menurut saya kalau ukurannya menaruh perempuan di situ untuk
daya tarik malah jadi gak sopan mas. Piss juga. Daya tarik untuk
siapa? Laki-laki? Perempuannya gimana? Emang yang pake XL laki doang?
Buktinya banyak orang yang tidak tertarik tuh? Jadi iklan ini berarti
gagal memancing daya tarik, yang
See? Apalagi coba kalau bukan melecehkan? Verbal gitu loh...
PEnting sekali nih difoto supaya bisa didokumentasi bagaimana iklan
itu melanggengkan pelecehan terhadap perempuan.
Mariana
Monday, September 24, 2007, 11:43:05 AM, you wrote:
Hari Sabtu lalu menjelang waktu berbuka puasa, di
Tepat sekal
Iklan itu emang udah bener-bener melecehkan perempuan! Dari sisi subyek
manapun, makin jelass kalo perempuan terus menjadi obyek!
azizah
dee geel [EMAIL PROTECTED] wrote:
Setuju banget...
klo itu iklan emang asumsinya
Starweekly
yang berada di: Djalan Pintu Besar 86-88 Djakarta-Kota :)
salam,
Ade Purnama
- Original Message -
From: bodo_kerlchen
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, September 19, 2007 9:42 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: IKlan XL merendahkan Martabat
Nambahin sedikit Sdr. Wielsma. Soal pernyataan si andi bahwa laki-laki selalu
dicitrakan sebagai tukang ngebut dan kriminal, tampaknya si andi ini lupa bahwa
perempuan juga selalu mengalami kriminalisasi. Misalnya, dalam fenomena
pelacuran, selalu yang dijadikan penjahat adalah pekerja seksnya,
Kita nggak ada persaingan bisnis apapun Pak, lagipula kita bukan orang
bisnis (selain karena nggak ngerti bisnis juga).
Ini murni bukan menunjuk langsung ke perusahaan XL tapi sekali
lagi CITRAAN dalam iklan XL. Kalau XL iklannya tidak seperti itu tak
perlu kita cerewet kayak gini.
Beberapa
Hingga hari ini di Indonesia masih ada wilayah yang menyebut
wanita/perempuan dengan kata betina lafal tepatnya betino. Ini adalah
kata dalam bahasa daerah Palembang.
Regards,
Paulus T.
On 9/24/07, Ade Purnama [EMAIL PROTECTED] wrote:
Prends !!!
ini berita saya kutip dari Majalah Star Weekly
Thanks a lot sir!
manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Nambahin sedikit Sdr.
Wielsma. Soal pernyataan si andi bahwa laki-laki selalu dicitrakan sebagai
tukang ngebut dan kriminal, tampaknya si andi ini lupa bahwa perempuan juga
selalu mengalami kriminalisasi. Misalnya, dalam
Mbak/Mas Wielsma,
Masalah apakah Anda merasa bahwa masyarakat itu didominasi oleh laki-
laki adalah hak Anda berpendapat begitu. Itu yang saya bilang
ideologi Anda, pandangan politik Anda. Karena Anda berpandangan
begitu, maka masalah iklan XL pun Anda pandang dari ideologi
tersebut, yaitu
Bung Andi,
saya setuju dengan pendapat anda. Seakan-akan dengan melihat iklan itu semua
laki-laki jadi ngeres. Sorry, tidak serendah itu kita-kita. Yang menuntut iklan
ini dicabut jangan-jangan hanya persaingan bisnis. Saya ngak tahu ya. Saya
bukan bergerak di industri ini.
si_andi
boleh donk saya ikut memeriahkan diskusi ini. pertama saya bukan
bermaksud untuk memojokkan atau membela phak manapun. saya hanya
mencoba memberikan beberapa opini saya sejauh itu yang saya pahami.
dalam perihal ini, saya juga memberikan pola ideologi saya dalam
teropong sosialitas-intelektual.
wow keren banget, teori keseimbangannya.
Tapi sayang keseimbangannya tidak bisa didiamkan saja dengan sendiri seperti
teori evolusi. kelompok yang sadar akan ketidakseimbangan tersebut harus terus
menyuarakan dan memberikan kesadaran bagi orang - orang yang masih tidur dan
keenakan dengan
He he he, seru juga, ya, diskusi kita ttg iklan yg diawali o/Pro-XL. Ada yg
nanggapin dengan seru, ada yg iseng, ada yg jahil plus ada juga yg serius
banget en nambahin pengetahuan kita. Cool! Tapi, kan, perdebatan kita tetap
dalam semangat persaudaraan (Paling nggak sedokuran setanah
Terima kasih penjelasannya Mbak/Mas.
Bagi saya argumennya jelas dan masuk akal, sebab hingga kini saya
hanya menerima penjelasan seperti toto dan empu itu yang menurut
saya pribadi kurang mendasar. Tapi karena hubungan emosional saya
terhadap penggunaan bahasa Indonesia tidak ingin saya patahkan,
Jadi apa intinya dong, Bung Andi? Jangan demen lari-lari aja ah. teknik
berdebat saya kaya gimana sih? Seolah miliser di FPK ini juga tak tahu teknik
berdebat Anda kaya apa. Stay focused, man. Kita bicara stereotipe perempuan
dalam iklan Pro XL, bukan? makanya, jangan maen petak umpet melulu.
Tapi kalau gak salah, memang yang dikatakan pak Yunus itu benar sebagai
alasan salah satu para aktivis menggunakan terminologi perempuan.
===
Kok jadi soal terminologi sih? Perempuan untuk menyebut lawan jenis dari
laki-laki. Perempuan lebih umum sedangkan wanita menyebut pada yang telah
Naah itu sudah ada kemajuan: jadi kita sedang bicara stereotipe
perempuan dalam iklan Pro XL. Terus gimana, Pak? Anda juga setuju
hasil karya itu dicabut dari peredaran karena ada yang kebetulan
urat tersinggungnya lebih halus dari yang lain? Sekali-sekali punya
pendapat sendiri yang bisa
Bung Andi,
Yang ini tidak lucu lagi, ini ngelantur namanya (setuju dengan Manneke)!
Jangan main tabrak lari dong. Jangan bikin ini persoalan perempuan dan
laki-laki perse, apalagi sekedar pesoalan statistik belaka. Ada masalah gender
dalam persolan ini. Iklan XL hanya satu titik saja dari
Anyhow .. penggunaan bahasa erat hubungannya dengan emosi si
pengguna. Saya telah terbiasa sejak kecil menggunakan dan mendengar
kata wanita pada manusia dewasa, dan perempuan pada anak-anak dan
kadang pun pada binatang yang dekat dengan kehidupan manusia,
misalnya binatang rumah berkaki empat.
Halo teman-teman...Ikutan ngerumpi yaaahhh
Soal istilah PEREMPUAN dan WANITA, dari yang pernah saya dengar memang punya
perbedaan konotasi. Konon, WANITA itu berasal dari kata 'banita' (entah dari
bahasa apa) yang artinya budak perempuan. Saya juga pernah dengar asal kata
WANITA yang
Ikutan komentar ya!
Ini bukan sekedar masalah terminologi, tetapi lebih pada masalah ideologi.
Kata perempuan (saya lebih senang memakai kata ini) dalam wacana gerakan
feminis Indonesia, lebih merupakan bentuk ungkapan penolakan terhadap
stereotype yang terlanjur melekat pada kata wanita.
dalam penerbitan media, para pengelolanya cenderung pakai kata 'wanita', ya:
majalah wanita femina, majalah wanita dewi, tabloid wanita nova [lengkap dengan
slogannya: 'siapa bilang wanita tak butuh berita'], dan seterusnya.
juga ada rubrik wanita-wanita dalam tayangan televisi.
Bung Andi, maaf, Anda tidak menjawab pertanyaan saya, tetapi ngelantur ke
topik-topik lain. Stay focused, man. Dan mari kita bedakan stereotipe dan
kenyataan. Ngebut, kriminalitas, penjahat? Gak susah kan cari statistik
berdasar gender untuk liat mana yang nayat mana yang citraan? Tapi, please
Memang semua bermula dari persepsi masing-masing, tapi persepsi yang
seperti apa. Banyak juga adegan kekerasan di media yang bagi banyak
persepsi orang itu tidak apa-apa. Tapi demi pencerahan, apakah akan
kita biarkan saja? Ingat, jawabannya bukan memberangus. Jawabannya
juga bukan ditujukan
Sejak kapan sih kata WANITA diganti PEREMPUAN ? terus argumenya apa ? ADA YG
BISA MENOLONG ? Karena agak bingung. Thanks
To: [EMAIL PROTECTED]: [EMAIL PROTECTED]: Tue, 18 Sep 2007 10:57:19
-0700Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: IKlan XL merendahkan Martabat Kaum
Perempuan ?!?!?--si andi
kapan sih kata WANITA diganti PEREMPUAN ? terus argumenya apa ? ADA
YG BISA MENOLONG ? Karena agak bingung. Thanks
To: [EMAIL PROTECTED]: [EMAIL PROTECTED]:
Tue, 18 Sep 2007 10:57:19 -0700Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: IKlan
XL merendahkan Martabat Kaum Perempuan ?!?!?--si andi
Huah
, September 19, 2007 11:05 AM
To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: IKlan XL merendahkan Martabat Kaum
Perempuan ?!?!?--si andi
Sejak kapan sih kata WANITA diganti PEREMPUAN ? terus argumenya apa ? ADA YG
BISA MENOLONG ? Karena agak bingung. Thanks
@yahoogroups.comforum-pembaca-kompas%40yahoogroups.com
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: IKlan XL merendahkan Martabat Kaum
Perempuan ?!?!?--si andi
Sejak kapan sih kata WANITA diganti PEREMPUAN ? terus argumenya apa ? ADA
YG
BISA MENOLONG ? Karena agak bingung. Thanks
[Non-text portions
Jelas gak susah, Pak. Sama gampangnya dengan memeriksa statistik
jender mana yang stereotip dan mana yang kenyataan dalam frasa Rp 1
per detik di tubuh wanita itu. Tapi bukan itu intinya, kan?
Juga kalau saya tidak terlanjur kenal baik teknik berdebat Anda
tentu saya sudah kalang kabut ke
Kebanyakan laki-laki sih santai saja ditulisi Rp 1 per detik. Kata si andi.
Apa betul ini, Bung Andi? Ada contoh iklan laki-laki seperti ini? Tolong dong
beri tahu saya. Lalu juga, kategori kebanyakan itu datanya dari mana?
Selamat menuntut!!
manneke
si_andi [EMAIL PROTECTED]
Saya juga mau ikutan nuntut loh..
Saya menuntut iklan susu Weight Gain yang dengan tag line nya Krempeng,
mana keren.
Akibat iklan ini terbentuk image bahwa kalau mau keren tidak boleh
kerempeng. Jadinya banyak pejabat yang korupsi biar keren (gemuk).
Dan tuntutan lain adalah, tidak semua yang
-Original Message-
From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Paulus Tanuri
Sent: Monday, September 17, 2007 5:39 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: IKlan XL merendahkan Martabat Kaum
Perempuan ?!?!?--si
ayo-ayo yang kerjaannya model-model creative director
atau apalah namanya itu, ngasih pendapat dong. Gimana
caranya proses stimulasi otak lewat visualisasi dalam
sebuah iklan berjalan?
Wanita merasa dieksploitasi? Bukannya udah lumayan
banyak tuh iklan yang seperti itu?
Inget iklan yang pompa
Ralat sedikit. Yang pakai tag line itu bukan Weight Gain, tapi L-Men. Lama
gak nonton tipi jadi lupa.
Kalau gak diralat saya takut dituntut weight gain dengan tuduhan pencemaran
nama baik pula ..
Mas Aquino, idenya boleh juga sih bikin club kerempeng tapi keren.
Yang berotot belum tentu berbobot.
Yah kami lelaki yang non politis-ideologis ini sudah biasa, Pak,
dalam iklan distereotipkan sebagai makhluk yang pikirannya seks
melulu (sampai kejedug liat cewek pakai seamless bra-nya Triumph),
juga dicap sebagai pelaku kriminal dan tukang ngebut. Sudah biasaaa.
Pernah lihat iklan yang tokoh
41 matches
Mail list logo