Bung Djie.
Saya banyak menarik pelajaran dari cerita yang bung tulis, yang merupakan
pengalaman yang sudah berlalu maupun yang sedang dihadapi sekarang. Saya
sendiri berkesan, bahwa dalam hidup ini, kita perlu menerima apa yang kita
alami sebagaimana adanya, tentu disertai dengan
Op za 28 mrt. 2020 om 15:59 schreef kh djie :
> Zus Maslam,
> Tepat sekali zus menggunakan istilah Tepo Seliro. Dalam berbagai
> ajaran Timur maupun Barat dan agama ada tentang Tepo Seliro.
> Saya kira Tepo Seliro lebih dari yang orang Barat sebut sebagai empathy ?
> Ada ajaran yang
Zus Maslam,
Tepat sekali zus menggunakan istilah Tepo Seliro. Dalam berbagai
ajaran Timur maupun Barat dan agama ada tentang Tepo Seliro.
Saya kira Tepo Seliro lebih dari yang orang Barat sebut sebagai empathy ?
Ada ajaran yang mengatakan:'Janganlah lakukan apa yang kamu
tidak inginkan orang lain
Bung Djie,
Saya senang membaca tulisan bung di bawah, sarat dengan nasehat yang
bermanfaat, sama dengan kalau saya mendapat kiriman pitutur Jawa. Pengalaman
mengikuti Gelora ini, kadang-kadang kalau sudah nyebelin terlintas satu nasehat
Jawa ,,mbok yo tepo sliro” artinya kurang lebih, ,,yah
Bung Manap,
Terimakasih untuk ceritanya. Saya termasuk orang yang beruntung
masih bisa bertemu dengan teman2 kuliah dua tahun sekali. Hanya
tahun ini terpaksa reunienya diundur karena Coronavirus.
Waktu reunie terakhir tahun 2018 di Shanghai, saya ingatkan teman
sebelah saya kalau kita itu mulai
Yalah bung Chan. Lebih baik diakhiri saja segala tetek bengek yang tidak
perlu malahan mendatangkan kesusahan pikiran bagi diri sendiri. Memang bagi
saya, sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat kalau kita membandingkan Uni
Sovyet yang megah, yang didirikan oleh Lenin dan dilanjutkan
Direnungkan kembali iyaaa, juga. Kalau sudah SETUJ dengan saran bung
Manap dan bung Djie, kemarin itu, mestinya ejek mengejek juga BISA
DIHENTIKAN! Agar GELLRA45 kita ini bisa benar-benar menjadi wadah yang
nyaman untuk ngobrol, berdiskusi secara sehat, ...! Saya harus
memelopori dan mulai
Kakek centeng remo ini selalu menggunakan kesempatan yang sekecil apapun untuk
menyerang, karena dalam perdebatan langsung yang serius tentang kaum
remo-imperialis Tiongkok, sudah sejak bertahun-tahun tidak bisa membantah
argumentasi yang diajukan oleh beberapa pendebat, BUKAN HANYA
SETUJU, ... dengan saran-saran yang diberikan bung Manap dan bung
Djie! Hendaknya milis GELORA45 ini bisa dijadikan wadah untuk ngobrol,
diskusi secara sehat, TIDAK saling maki-memaki, dengan penuh kebencian,
! apalagi diantara kita banyak yang sudah lanjut usia! Sampaikanlah
pendapat
Bung Manap,
Ya, sebaiknya begitu sehingga diskusi dapat dilakukan.
Di zaman dulu, Aristoteles pernah menyampaikan Golden Means nya,
dengan berbagai contoh jangan terlalu extreem di ujung satu, maupun
ujung yang lain.
Jangan buang2 uang (extreem). Jangan terlalu kikir(extreem). Harus berani
keluar
Ya bung Chan.
Bung tau sendiri kalau saya sudah cukup lama berada dalam Gelora 45 ini.
Bahkan sudah sejak HKSIS dulu. Sejak dulu saya sudah berpendirian bahwa saya
senang membaca berbagai pendapat dari siapapun datangnya, asal tidak dibimbing
oleh rasa kebencian.
Misalnya, saya
Rindu ucapkan ..
Rindu katakan.
.
Dapatkah kumbang mencapai rembulan...?
https://www.youtube.com/watch?v=i5Iv_p2hrIk
Op vr 27 mrt. 2020 om 04:35 schreef ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:
>
>
> Bung Manap, ...
Bung Manap, ... menghadapi nenek dalam tempurung yang selalu hidup dalam
mimpinya sendiri itu! Begitulah dalam menanggapi setiap tulisan, selalu
dengan bayangan apa yang dimimpikannya sendiri saja! Yaa,... bagaimana
bisa nyambung? Yang dibandingkan orang Sovyet dimasa lalu yang
merindukan
Ya, sudahlah. Tidak perlu masalah sekecil ini, yang semula bagi saya hanya
sekedar lucu-lucuan dijadikan bahan perdebatan. Bukan orang type saya yang
suka bertengkar dengan soal-soal sepele seperti ini.
Cukup saya akhiri sampai disini.
Den torsdag 26 mars 2020 13:40:22 CET, S
Lho di mana salah pahamnya Wong jelas-jelas meletakkan "kerinduan" , yang
satu kepada Soviet Unie, dan yang satunya lagi kepada ORBA dalam satu konteks
dan satu level!!! Justru orang dungu kalau tidak mengerti itu!
On Thursday, March 26, 2020, 01:40:22 PM GMT+1, S Manap
Jangan salah paham dalam menanggapi tulisan/pendapat orang. Yang
dipersoalkan itu kerinduan orang. Yang satu merindukan jaman Uni Sovyet. Sedang
yang satu lagi yang merindukan jama Orde Baru.
Terlalu dungu kalau ada orang yang membandingkan jaman Svyet Uni dan jaman
Orde Baru,
Enak zamanku. Opo2 murah.
Yo, nyowo yo murah.
Utange gede banget, oro iso mbayar, krismon
Op do 26 mrt. 2020 om 13:20 schreef S Manap rana...@yahoo.se [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:
>
>
>
>
>Di Rusland banyak orang menindukan kehidupan di jaman Sovyet Uni yang
>
Aneh, kok orang "kiri"bisa membandingkan Soviet Unie dengan ORBA Suharto yang
telah membantai jutaan rakyat tak berdosa!! Ah, sudah tentu mereka yang
anti-Stalin bisa juga langsung berargumentasi Stalin juga telah membunuh jutaan
orang di gulak. Itulah argumentasinya orang-orang anti-komunis!!
Di Rusland banyak orang menindukan kehidupan di jaman Sovyet Uni yang
sudah lama berlalu. Di Indonesia banyak orang yang merindukan kehidupan "yang
enak" dijaman Orba/Soeharto berkuasa. "Enak hidup di jamanku" kata Soeharto.
Ya, sama-sama rindulah. Tentunya banyak yang masih ingat
19 matches
Mail list logo