Re: [iagi-net-l] Breaking News - Fenomena Alam baru dari Gunung Kidul
Mengapa muncul mata-air baru ? http://rovicky.wordpress.com/2006/12/11/mengapa-muncul-mata-air-baru/ Ditulis oleh Rovicky on Desember 11th, 2006 water.gifBeberapa hari ini kita sering mendengar berita munculnya mata air - mata air disekitar lokasi gempa Jogja. Bahkan ada yang memunculkann gas-gas yang dapat dibakar. Gejala apa lagi nih ? Untuk semburan-semburan gas ini kita kesampingkan sebentar ya. Kita lihat apa yang terjadi pada mata-air yang bermunculan saat ini. Munculnya mata air tentusaja disebabkan karena muka airtanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah. Munculnya mata air ini mirip seperti sumur artesis, yaitu sumur yang dibuat menembus lapisan air yang bertekanan. Dari mana sumber tekanannya. Salah satu penjelasan yang termudah adalahadalah seperti yang terlihat dibawah ini. Gempa jogja terjadi pada bulan May 2005 2006. Tentunya bulan-bulan ini adalah bulan-bulan musim kemarau. Hujan sangat jarang, walaupun ada hujan deras malam hari pada hari terjadi gempa. Namun setelah itu hujan berenti dan memasuki musim kemarau. Banyak yang mengeluhkan sumur mengering, semua menduga akibat gempa. Dan sayapun menduga hal yang sama. Tetapi bagaimana terjadinya "hilangnya" air tanah ini ? Gambar dibawah menjalaskan tiga fase-fase sebelum gempa, ketika atau setelah gempa, dan ketiga saat ini. mata-air-baru Gempa akan membentuk crack atau rekahan-rekahan. Proses pembentukan rekahan tentunya sudah tahukan ? itu sederhana dan semua juga yakin dan melihat retakan-retakan ditanah, kan ?. Pada saat gempa terjadi goyangan-goyangan yang dibeberapa tempat justru terlihat air yang menyembur. Namun setelah goyangan gempa reda banyak dilaporkan sumur-sumur kering, dan mata air yang sudah tidak mengeluarkan air lagi. Sejak bulan May itu, hujan sudah tidak (jarang) turun sejak itu. Bahkan mata-air (sumur) banyak yang menjadi kering.Hal ini muungkin disebabkan karena ada crack atau rekahan yang membuat air tanah dangkal "jatuh" ke lapisan dibawahnya, terjadi equilibrium dimana ada air yang masuk ke zona lain yang bertekanan lebih rendah (tinggi muka airnya lebih rendah). Lihat gambar nomor 2. Bulan-bulan selanjutnya adalah musim kering. Air semakin sulit tentusaja. banyak yang mengeluhkan sumurnya kering. Saat ini (bulan Desember ini) mulai lagi turun hujan, proses pengisian air mulai terjadi lagi, air masuk kedalam tanah. Beberapa rekahan membentuk "lubang" yang mungkin menjadi penghubung ke permukaan. Sehingga kalau ada "bakal" mata air yang tadinya kosong karena tidak ada air, maka akan muncul kali ini. Mata air mata air baru ini menurut saya masih proses yang berkaitan dengan dengan terjadinya gempa bumi, tetapi bukan berarti (tidak harus diartikan) gempa itu sedang berlanjut terus. Gempanya sendiri sudah berhenti tetapi air-air bermunculan akibat rekahan-rekahan baru yang rterbentuk pada gempa kemarin. Mengapa mata air ini ada yang hangat (panas) ? Sangat mungkin kondisi hidrologi yang terjadi di Jogja dan sekitarnya berubah menjadi sistem hidrologi yang baru. Mungkin saja yang lama ada justru mati, atau yang tadinya kecil menjadi besar, dan bahkan muncul mata-air baru. Kalau mata air ini terhubung dengan sumber air atau lapisan yang jauuh lebih dalam, tentunya air yang keluar merupakan tanah sangat dalam yang biasanya dan akan terasa hangat karena adanya gradient geothermal. Secara normal semakin masuk kedalam bumi, suhu akan bertambah 3 derajat celsius setiap 100 meter (30 oC/km). sumber : http://rovicky.wordpress.com/2006/12/11/mengapa-muncul-mata-air-baru/ On 12/12/06, Fajar Lubis <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Fenomena kemunculan mataair baru.. dari laporan penelitian yang ada, bukan hal yang baru pasca suatu gempa yang besar. Apalagi mengingat gempa Yogya kemarin terjadi pada saat musim kemarau dan saat ini Indonesia telah memasuki musim hujan... maka mungkin untuk sementara waktu masyarakat akan tetap dikejutkan oleh kemunculan sumber -sumber air yang baru. Yang baru itu..kalau pemerintah setempat sungguh-sungguh merekam pola perubahan ini dan mengaplikasikannya untuk rencana tata ruang yang lebih aman dan nyaman untuk masyarakatnya. Salam, Fajar (1141) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau ini apalagi , kemerin Minngu sore di Klaten juga muncul semburan ( Suara Merdeka 11-12-2006) ISM Sawah Mendadak Memunculkan Sumber Air - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas
Re: [iagi-net-l] Breaking News - Fenomena Alam baru dari Gunung Kidul
Fenomena kemunculan mataair baru.. dari laporan penelitian yang ada, bukan hal yang baru pasca suatu gempa yang besar. Apalagi mengingat gempa Yogya kemarin terjadi pada saat musim kemarau dan saat ini Indonesia telah memasuki musim hujan... maka mungkin untuk sementara waktu masyarakat akan tetap dikejutkan oleh kemunculan sumber -sumber air yang baru. Yang baru itu..kalau pemerintah setempat sungguh-sungguh merekam pola perubahan ini dan mengaplikasikannya untuk rencana tata ruang yang lebih aman dan nyaman untuk masyarakatnya. Salam, Fajar (1141) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau ini apalagi , kemerin Minngu sore di Klaten juga muncul semburan ( Suara Merdeka 11-12-2006) ISM Sawah Mendadak Memunculkan Sumber Air - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.
Re: [iagi-net-l] Breaking News - Fenomena Alam baru dari Gunung Kidul
Fenomena tersebut saat ini sedang dikaji oleh Tim Geologi UGM (seharian tadi sudah turun lapangan), yang pada prinsipnya untuk mengurangi ketegangan dan ketakutan warga tentang hal tersebut. Karena, sejak LUSI mulai susah dijinakkan, kami yang sering mengadakan sosialisasi / penyuluhan kebencanaan geologi ke kampung-kampung di Sleman, Bantul, G.Kidul, juga Kulonprogo, bahkan kemarin di Ponorogo, selalu ada pertanyaan : apakah semburan lumpur bercampur gas seperti di Porong bisa muncul di wilayah perbuktian di DIY yang sekarang ini banyak retakan-retakan baru, pasca gempa besar 27 mei lalu? Lha penyuluhan masalah gempa dan longsor, juga banjir lahar, ternyata pertanyaannya banyak ke arah Lumpur di Porong itu. Ya..ternyata rasa ingin tahu warga jogja sangat tinggi, apa itu LUSI. Sehingga ketika retakan-retakan baru di beberapa wilayah highland Yogyakarta terancam longsor (baik yang sudah berbakat longsor atau resiko longsor paska geteran gempabumi 27Mei), lalu sebagian muncul asap, maka banyak warga yang takut tapi juga jadi tontonan. Tapi itulah fenomena alam yang akan memberikan banyak pelajaran bagi kita semua... Salam Agus Hendratno --- Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Friday, 08 December 2006, Berita Utama (Hlm Luar) > RATUSAN WARGA SAKSIKAN FENOMENA ALAM GUNUNGKIDUL; > Bukit Boyo Semburkan Api > > WONOSARI (KR) - Munculnya semburan api dan asap > belerang (sulfur) di bukit > Boyo, Buyutan, Ngalang, Gedangsari menjadi perhatian > banyak orang. Apalagi > bau asap belerang sangat menyengat, sehingga membuat > masyarakat semakin > yakin adanya gunung api 'tiban', meski belum ada > penelitian yang > membuktikan. > > Sampai Kamis (7/12), ratusan orang terus berdatangan > menyaksikan fenomena > alam yang dinilai ganjil dan terjadi tujuh bulan > pasca gempa 27 Mei lalu. > Tak hanya warga sekitar, tetapi juga dari Klaten dan > Yogya. Lokasi semburan > api dan asap di bukit Boyo itu berada di kawasan > perbatasan Gunungkidul > dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang dicurigai > sebagai patahan (sesar) > Nglanggeran dan lempeng Semilir atau lebih dikenal > sebagai Patahan Opak. > > Sebagaimana dikatakan Ngatijo (40) warga Dusun > Buyutan, Ngalang kepada KR di > lokasi kejadian, semburan api dan asap belerang ini > terjadi sekitar tiga > hari yang lalu. > > Pemilik tanah Ny Adi Wiyono (48) terperangah setelah > menyaksikan ladang > perbukitan miliknya yang ditanami tanaman keras dan > merupakan lahan > pertanian itu mendadak bersuhu panas. Tak hanya > cuaca di sekitarnya. Tetapi > dalam radius seratus meter, tanah-tanah di > sekitarnya juga berubah panas. > Bahkan puluhan tanaman keras seperti pohon sono > keling, clerecede, mangga > dan lainnya mati dalam kondisi merangas. > > Sekitar lokasi semburan, bukit yang semula berbentuk > pegunungan, pada bagian > puncak bukit longsor dan ambles akibat tanahnya > panas. Beberapa warga yang > datang ke lokasi ragu-ragu menginjakkan kaki tanpa > alas. Sedangkan longsoran > bukit yang berada tepat pada titik semburan itu > masih terus terjadi. > Terlebih dalam dua hari kemarin kawasan sekitar > bukit Boyo diguyur hujan > deras. Erosi tanah yang terbawa arus air dari atas > bukit menutup lubang > semburan. Tetapi sekalipun asap tidak lagi terlihat > pada siang hari, bau > belerang masih saja menyengat dalam radius dua ratus > meter. > > Sejauh ini, belum diketahui apakah kejadian di bukit > Boyo tersebut merupakan > kemunculan aktivitas baru vulkanik. Baik itu > kemungkinan munculnya gunung > api baru, atau pun adanya proses aktivitas magma > dari gunung api lama. > > Namun menurut pengajar Fakultas Geografi yang juga > Mantan Ketua Pusat Studi > Bencana Alam (PSBA) UGM, Dr Sudibyakto, perlu > penelitian lebih lanjut > mengenai aktivitas ini. Apalagi pasca gempa bumi > telah menimbulkan kejadian > baru yang di luar kebiasaan. > > Menurut Sudibyakto, sebelum munculnya aktivitas di > bukit Boyo, sebelumnya > juga muncul kejadian pasca gempa bumi, seperti bunyi > dentuman di Kali Oyo, > sumur-sumur yang mengering, longsornya bukit-bukit > di pantai selatan dan > lainnya. > > "Perlu diketahui, di beberapa belahan bumi, selalu > muncul fenomena alam. Ini > perlu dicermati lebih jauh," ujar Sudibyakto. > > Serpihan Batu > > Dari pantauan, lengkah-lengkah bukit tempat semburan > asap ini, memasuki hari > kedua kemarin mulai gosong. Bahkan serpihan batu > semakin banyak dan juga > ditemukan pasir yang diduga berasal dari dalam > tanah.Untuk mencapai lokasi > ini memang cukup sulit. Secara geografis, kawasan > bukit Boyo merupakan > daerah perbukitan dan terletak arah barat laut kota > Wonosari sekitar 15 > kilometer. Dari arah Yogya, sampai di simpang tiga > Sambipitu ke arah kiri > menuju arah Kecamatan Gedangsari. Dari jalan raya > Sambipitu-Nglipar jaraknya > kurang lebih empat kilometer. > > Beberapa warga sekitar lokasi mengaku pasca gempa > lalu, intensitas gempa > terutama di sekitar lokasi ini cukup banyak > dibanding daerah lain. Hal ini > memang
[iagi-net-l] Breaking News - Fenomena Alam baru dari Gunung Kidul
Friday, 08 December 2006, Berita Utama (Hlm Luar) RATUSAN WARGA SAKSIKAN FENOMENA ALAM GUNUNGKIDUL; Bukit Boyo Semburkan Api WONOSARI (KR) - Munculnya semburan api dan asap belerang (sulfur) di bukit Boyo, Buyutan, Ngalang, Gedangsari menjadi perhatian banyak orang. Apalagi bau asap belerang sangat menyengat, sehingga membuat masyarakat semakin yakin adanya gunung api 'tiban', meski belum ada penelitian yang membuktikan. Sampai Kamis (7/12), ratusan orang terus berdatangan menyaksikan fenomena alam yang dinilai ganjil dan terjadi tujuh bulan pasca gempa 27 Mei lalu. Tak hanya warga sekitar, tetapi juga dari Klaten dan Yogya. Lokasi semburan api dan asap di bukit Boyo itu berada di kawasan perbatasan Gunungkidul dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang dicurigai sebagai patahan (sesar) Nglanggeran dan lempeng Semilir atau lebih dikenal sebagai Patahan Opak. Sebagaimana dikatakan Ngatijo (40) warga Dusun Buyutan, Ngalang kepada KR di lokasi kejadian, semburan api dan asap belerang ini terjadi sekitar tiga hari yang lalu. Pemilik tanah Ny Adi Wiyono (48) terperangah setelah menyaksikan ladang perbukitan miliknya yang ditanami tanaman keras dan merupakan lahan pertanian itu mendadak bersuhu panas. Tak hanya cuaca di sekitarnya. Tetapi dalam radius seratus meter, tanah-tanah di sekitarnya juga berubah panas. Bahkan puluhan tanaman keras seperti pohon sono keling, clerecede, mangga dan lainnya mati dalam kondisi merangas. Sekitar lokasi semburan, bukit yang semula berbentuk pegunungan, pada bagian puncak bukit longsor dan ambles akibat tanahnya panas. Beberapa warga yang datang ke lokasi ragu-ragu menginjakkan kaki tanpa alas. Sedangkan longsoran bukit yang berada tepat pada titik semburan itu masih terus terjadi. Terlebih dalam dua hari kemarin kawasan sekitar bukit Boyo diguyur hujan deras. Erosi tanah yang terbawa arus air dari atas bukit menutup lubang semburan. Tetapi sekalipun asap tidak lagi terlihat pada siang hari, bau belerang masih saja menyengat dalam radius dua ratus meter. Sejauh ini, belum diketahui apakah kejadian di bukit Boyo tersebut merupakan kemunculan aktivitas baru vulkanik. Baik itu kemungkinan munculnya gunung api baru, atau pun adanya proses aktivitas magma dari gunung api lama. Namun menurut pengajar Fakultas Geografi yang juga Mantan Ketua Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Dr Sudibyakto, perlu penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas ini. Apalagi pasca gempa bumi telah menimbulkan kejadian baru yang di luar kebiasaan. Menurut Sudibyakto, sebelum munculnya aktivitas di bukit Boyo, sebelumnya juga muncul kejadian pasca gempa bumi, seperti bunyi dentuman di Kali Oyo, sumur-sumur yang mengering, longsornya bukit-bukit di pantai selatan dan lainnya. "Perlu diketahui, di beberapa belahan bumi, selalu muncul fenomena alam. Ini perlu dicermati lebih jauh," ujar Sudibyakto. Serpihan Batu Dari pantauan, lengkah-lengkah bukit tempat semburan asap ini, memasuki hari kedua kemarin mulai gosong. Bahkan serpihan batu semakin banyak dan juga ditemukan pasir yang diduga berasal dari dalam tanah.Untuk mencapai lokasi ini memang cukup sulit. Secara geografis, kawasan bukit Boyo merupakan daerah perbukitan dan terletak arah barat laut kota Wonosari sekitar 15 kilometer. Dari arah Yogya, sampai di simpang tiga Sambipitu ke arah kiri menuju arah Kecamatan Gedangsari. Dari jalan raya Sambipitu-Nglipar jaraknya kurang lebih empat kilometer. Beberapa warga sekitar lokasi mengaku pasca gempa lalu, intensitas gempa terutama di sekitar lokasi ini cukup banyak dibanding daerah lain. Hal ini memang masuk akal, kata Kabid IPPE Bappeda Gunungkidul Birowo Adie MT. Karena di sekitar bukit Boyo adalah merupakan titik patahan atau lempeng formasi Nglanggeran dengan lempeng Semilir. Pasca gempa tektonik lalu intensitas gesekan yang kemudian dirasakan warga sekitar sebagai gempa susulan lalu rutinitasnya meningkat. Karena di dalam bumi terdapat endapan vulkanik menjadi salah satu penyebab keluarnya api maupun asap belerang tersebut. Wakil Ketua Komisi C DPRD Gunungkidul Sukardi ketika dihubungi dalam kesempatan terpisah usai mengadakan kunjungan di lokasi kejadian meminta pemerintah kabupaten segera melakukan langkah-langkah positif menyusul ditemukannya semburan api dan asap belerang ini. Dalam hal ini pemerintah kabupaten agar berkoordinasi dengan Fakultas Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) untuk segera melakukan penelitian. Hasil penelitian itu cukup penting untuk mengetahui layak tidaknya kawasan ini dihuni masyarakat. Mengingat sekitar lokasi semburan merupakan daerah pemukiman. (Bmp/Ewi/Jon)-n.