[media-dakwah] Bukan Salah Awang (Hujan..)

2007-02-07 Terurut Topik Ica Harahap
  Bukan Salah Awang
  16 Jan 06 07:11 WIB
   
   
  Oleh Bayu Gawtama
   
   
  Anwar namanya, tapi teman-temannya biasa memanggilnya Awang. 
  Mendung adalah senyumnya, hujanlah yang dinantinya setiap hari. 
  Bila langit bersinar, justru wajahnya murung. Allah, turunkan hujan dong, 
  harapnya. Awang bukan sedang sholat meminta hujan, apalagi pawang hujan. 
  Bocah kurus berusia 9 tahun itu kerap menanti hujan karena baginya, hujan 
  berarti rezeki. Rezeki yang sesungguhnya, sebab sekurangnya 20 ribu rupiah 
  bisa dibawa pulang untuk membantu ibu belanja sehari-hari.
   
  Sore menjelang maghrib itu, Awang terlihat murung. Hujan turun 
  sangat sebentar, hanya cukup membasahi jalanan kota yang berdebu dan 
  lumayan bikin kotor pajalan kaki yang bersandal jepit. Ia pun belum sempat 
  menggigil seperti hari-hari sebelumnya setelah beberapa jam menawarkan 
  jasa payung kepada pejalan kaki yang membutuhkannya. Ya, Awang memang 
  pengojek payung. Kegemarannya setiap hari adalah menatap langit. Mendung 
  adalah senyumnya, terik matahari akan membuatnya murung.
   
  Awang tidak sendirian. Belasan anak di sekitar Pasar Ciputat punya hobi 
  yang sama; menatap langit dan kalau perlu ribuan kali meminta kepada 
  Sang Pemilik hujan agar hari itu hujan diturunkan. “Kalau perlu hujan 
  jangan berhenti seharian, biar uang yang Awang dapat lebih banyak. 
  Pasti ibu senang,” ujar Awang polos.
   
  Anak sekecil itu bahkan tahu waktu-waktunya hujan turun, termasuk 
  di bulan apa biasanya curah hujan lebih besar dan lebih lama. Desember 
  dan Januari adalah bulan panen baginya. Maka tak heran, jauh-jauh hari 
  ia sudah meminta dibelikan payung oleh ibunya. Karena tahu yang diminta 
  Awang akan berbuah rezeki, sang ibu pun tak keberatan merogok kocek 
  lebih dalam untuk membeli payung.
   
  Lain Awang lain masyarakat kebanyakan di ibukota dan berbagai daerah 
  rawan bencana lainnya di Indonesia. Mereka berharap hujan jangan turun, 
  kalau pun turun hanya sekelebatan saja, sekadar membasahi jalan. Atau 
  gerimis saja boleh lah. Maklum, hujan berkepanjangan sama dengan bencana. 
  Hujan semalaman tak berhenti, bikin jantung para pejabat setempat berdegub 
  keras lantaran daerahnya akan tergenang air. Hujan deras terus menerus 
  membuat masyarakat panik, sebab tahun lalu hujan yang sama telah pernah 
  menghabiskan harta benda, ternak, ladang, bahkan menelan korban jiwa. 
  Dan ketika hujan turun, doa mereka pun sama, “Ya Allah, jangan biarkan 
  bencana menimpa kami lagi”.
   
  Sesungguhnya hujan itu rezeki Allah. Tidak hanya bagi pengojek payung 
  seperti Awang dan teman-temannya. Rezeki juga bagi para petani yang 
  membutuhkan cukup air untuk mengairi sawah dan ladangnya. Di masa lalu, 
  tak satu pun orang takut akan datangnya hujan, bahkan ketika hujan tak datang 
  pun ramai masyarakat melakukan sholat untuk meminta hujan. Di masa silam, 
  anak-anak kecil bermain riang saat hujan turun, dan tak sedikit pun orang tua 
  ketakutan anaknya akan terseret banjir. Paling mungkin sekadar flu, itu pun 
  masih bisa di atasi.
   
  Saat ini, hujan berarti bencana. Tak lagi rezeki. Hujan turun terus menerus, 
  harta benda berharga pun siap dikemas. Anak-anak tak diizinkan jauh dari 
  orang tua, khawatir banjir datang tiba-tiba dan menyeret serta mereka. 
  Tak cuma hujan, langit hitam di langit bisa jadi pertanda bahaya, was-was 
  dan kepanikan berlebihan muncul di benak warga. Maklum, kehilangan harta 
  benda dan anggota keluarga di musim banjir tahun lalu belum terlupakan. 
  Kini, bencana yang sama siap mengepung mereka, seolah bencana tak ada 
habisnya.
   
  Bagi Awang, hujan adalah rezeki. Jangan salahkan Awang yang terus berdoa 
  agar Allah menurunkan hujan. Karena di masa lalu pun hujan deras tak pernah 
  ditakuti, hujan seharian tak menimbulkan kepanikan. Jika saat ini hujan 
justru 
  berakibat bencana, jelas harus ada yang bertanggungjawab. Dan yang pasti 
bukan 
  Awang.
   
  ***
   
  Bocah berbadan kurus itu tersenyum lebar. Hujan lebat turun kembali, 
  payungnya pun mengembang sudah. Kaki kecilnya mengibas jalan berair 
  dan siap mengais rezeki. Yang pasti, ia begitu sumringah, tak peduli 
  banyak orang selainnya yang ketakutan.
  
 
-
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] banjir lumpuhkan jakarta

2007-02-07 Terurut Topik zahra rabiah
Banjir melumpuhkan Jakarta
   
  Pemandangan 5 tahun lalu terulang lagi. Wajah Jakarta yang megah, dengan 
kesibukan lebih mempercantik diri yang tidak pernah usai, akhirnya harus 
berhenti. Berhari-hari seluruh warga disibukkan dengan air yang menggenangi 
bukan hanya jalan, tapi juga rumah mereka. Kesedihan tampak dimana-mana. M 
ereka harus rela berada dijalan-jalan, mengungsi, karena rumah mereka terendam 
air bukan hanya semata kaki atau selutut tapi lebih dari 2 meter.
   
  Tidak terketukkah hati kita melihat saudara-saudara kita yang tertimpa 
bencana?
  Mereka bukan saja kehilangan harta benda yang mungkin hilang karena banjir, 
tapi mereka harus rela hidup dalam tenda-tenda seadanya, dengan berharap 
makanan dari dapur-dapur umum belum lagi kesehatan mereka terancam karena hujan 
 deras hampir tiap hari mengguyur…….
   
  Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dengan perannya yang tak pernah berhenti 
dalam penanganan bencana di berbagai daerah tidak berpangku tangan dengan 
kondisi yang menyedihkan tersebut. BSMI tetap memberikan kontribusinya dengan 
segala kemampuan yang ada dari membuka posko banjir di kantor pusat yang dihuni 
oleh para pengungsi, membuka dapur umum, melakukan evakuasi terhadap korban 
banjir di berbagai daerah dengan perahu karet, pelayanan kesehatan di klinik 
BSMI serta melakukan mobile Clinic ke berbagai daerah yang terisolir karena 
jalur transportasi terputus.
   
  Mari salurkan bantuan anda melalui rekening BSMI
   
  Bank Syariah Mandiri Cab, Tg Priok
  No. Rek 0200038569
  An Bulan Sabit Merah Indonesia
   
  Atau datang langsung ke Kantor Pusat BSMI dengan alamat
  Jl. Dewi Sartika No.19   
  Cililitan, Jakarta Timur 
  Telp. 021 808 76 527
   
  Dengan memforward email ini ke seluruh rekan-rekan anda berarti anda telah 
membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah

 
-
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.  

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] al-Saabooni and his book Safwat al-Tafaaseer

2007-02-07 Terurut Topik Abdul Khaliq

39771: al-Saabooni and his book Safwat al-Tafaaseer 

-
(Go here for Reference  More Islamic Questions  Answers:  
http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542)
- 

Question: 

What is your opinion of the book Safwat al-Tafaaseer by Shaykh al-Saabooni? 
Some of the religiously-committed youth criticize us for reading this book, and 
say that the `aqeedah of Shaykh al-Saabooni is Mu'tazili or Ash'ari, and his 
Tafseer (commentary) on the Qur'aan is likewise. I do not know anything about 
this Shaykh, so I started to read this book because it is straightforward and 
written in an attractive style. What is your opinion on this book and its 
author? What are the books that you recommend for every Muslim (who is not 
specialized in the sciences of sharee'ah) to read concerning his `aqeedah and 
his everyday acts of worship and interactions with others?. 

Answer: 

Praise be to Allaah. 

Firstly: 

Professor Muhammad `Ali al-Saabooni is one of the professors in the College of 
Sharee'ah in Makkah al-Mukarramah. He was active in the fields of Qur'aan 
sciences and Tafseer (commentary), then he wrote a number of books on Tafseer 
and Qur'aanic sciences, most of which are summaries of longer books such as 
Mukhtasar Tafseer Ibn Katheer, Mukhtasar Tafseer al-Tabari, al-Tibyaan fi 
`Uloom al-Qur'aan, Rawaa'i' al-Bayaan fi Tafseer Ayaat al-Ahkaam, Qabs min Noor 
al-Qur'aan, and Safwat al-Tafaaseer, which is the book under discussion here. 

This is a concise tafseer of which its author said: it is comprehensive, based 
on both narrated reports and rational argument, based on the most authentic 
well known tafseers such as al-Tabari, al-Kashshaaf, Ibn Katheer, al-Bahr 
al-Muheet and Rooh al-Ma'aani. It is written in a simple style that is easy to 
understand, paying attention to literary style and linguistic form. 

He says in the introduction: 

I have called my book Safwat al-Tafaaseer (The Best of Tafseers) because it 
combines the best of the major detailed tafseers in a brief, organized and 
clear fashion. 

The book was published in three volumes, in 1400 AH. 

With regard to the `aqeedah of the author, his beliefs are Ash'ari, which makes 
his books and summaries subject to criticism and rejection. This also makes him 
misquote some hadeeth texts by not quoting them in full, and distort some of 
his quotations from other scholars, as we shall see below. 

Shaykh Safar al-Hawaali said: 

With regard to al-Saabooni, it does not bother me to say that what he has 
written about the `aqeedah of the salaf and that of the Ash'aris conflicts with 
the basic principles that every researcher who studies `aqeedah should know, 
and his style is also far removed from the authenticated academic style and 
from rationality. 

Manhaj al-Ashaa'irah fi'l-`Aqeedah, p. 2 

He was refuted by many scholars such as Shaykh `Abd al-`Azeez ibn Baaz, Shaykh 
al-Albaani, Shaykh Saalih al-Fawzaan, Shaykh Bakr Abu Zayd, Shaykh Muhammad 
Jameel Zayno and others. 

With regard to his book Safwat al-Tafaaseer, it is one of those books of his 
which were most emphatically refuted by the scholars. There follows a list of 
some of those who refuted it, along with the titles of their books: 

1. al-Radd `ala Akhta' Muhammad `Ali al-Saabooni fi Kitaabihi Safwat 
al-Tafaaseer wa Mukhtasar Tafseer Ibn Jareer, by Shaykh Muhammad Jameel Zayno, 
teacher of Tafseer in Daar al-Hadeeth, Makkah. 

2. Tanbeehaat Haammah `ala Kitaab Safwat al-Tafaaseer by Shaykh Muhammad Jameel 
Zayno. 

3. Mulaahazaat `ala Kitaab Safwat al-Tafaaseer by Shaykh Sa'd Zallaam, Dean of 
the School of Arabic Language in Egypt. 

4. Mulaahazaat `ala Safwat al-Tafaaseer by Shaykh `Abd-Allaah ibn Jibreen. 

5. Mulaahazaat `Aammah `ala Kitaab Safwat al-Tafaaseer by Shaykh Saalih 
al-Fawzaan. 

6. al-Tahzeer min Mukhtasaraat al-Saabooni fi'l-Tafseer by Shaykh Bakr Abu 
Zayd; this is included in his major book al-Rudood. 

These criticisms led the Ministry of Awqaaf in the Kingdom of Saudi Arabia to 
ban this book and confiscate it, as stated in the Decree of the Ministry of 
Hajj and Awqaaf no. 945/2/S, dated 16/4/1408 AH, from the General Headquarters 
of Awqaaf and Mosques in the Riyaadh area, pertaining to the confiscation of 
the book Safwat al-Tafaaseer and banning circulation thereof until its errors 
with regard to `aqeedah have been corrected. 

Shaykh Bakr Abu Zayd said: 

The title Safwat al-Tafaaseer (The Best of Tafseers) is deceiving and 
confusing. How can it be described as the best when it mixes good and bad, when 
it mixes the tafseers of the Salafis Ibn Jareer and Ibn Katheer with the 
tasfeers of the Mu'tazili al-Zamakhshari, the Raafidis al-Radiy and al-Tubrusi, 
the Ash'ari al-Raazi and the fanatical Ash'ari grave-worshipper al-Saawi and 
others? Especially when this mixing is done by one who does not know what he is 
doing and is like one who tries to climb a wall without a ladder. Otherwise 
scholars may benefit from the prominent mufassireen 

[media-dakwah] TAKFIR

2007-02-07 Terurut Topik jasmine wife
  THE STREET MIMBAR Khutbah (5 January 2007)
  e-mail: [EMAIL PROTECTED] webpage: www.geocities.com/khutbahs
  http://groups.yahoo.com/group/the_street_mimbar/
  Suggestions  Criticisms: PLEASE E-MAIL 
  It is in such a manner that We make plain our signs so that the course of the
  criminals may become clear.

  Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Raheem. 
  Alhumdulillah. Peace and blessings on Muhammad, his Noble Companions and 
Family. 
  Brothers and Sisters, Muslims whose relationship with Allah Azza Wa Jall is 
one of responsibilities and duties and one of tasks and obligations
   
  audio on http://www.islamiccenterdc.com/khutbassermons.htm?archived=1page=6 
(6-16-2006)
   
  CONSOLIDATING THE MUSLIM RANK AND FILE PART 38
  TAKFIR
   
  Bridging then with now and looking at our own selves hundreds of years ago 
and nowadays is what is required of us in order not to lose the valuable 
experience that we have been honored to have. We have had serious trials and 
errors, we've made serious mistakes and we've also had accomplishments and 
achievements to our credit and merit. One of the issues that we have in our 
past that has the potential of coming back and haunting us in our present is 
the issue of what is called kufr or takfir. Before we try to take a calculated 
look at this issue, we should remind ourselves that this concept is a Qur'anic 
concept. It's not an accusation to begin with and it is not the improvisation 
of a group of people as it may have been intended at times to be. The word kufr 
and its multiple derivatives in the Qur'an are plentiful. There are many ayaat 
in the Qur'an that mention this word in context- this is the key to 
understanding it- in context. This is by no means an exhaustive
 attempt, but we will attempt to try to have a sense of what this idea or 
definition is so that it cannot be abused by individuals and utilized by 
political powers as it has the potential of becoming if we ourselves are not 
there to absorb and to behave according to its meanings. Allah states in the 
very 1st ayaat of Surah Al-Baqarah- and His words are the eternal truth- this 
is just one context of the many other contexts in the Qur'an. It's as if it was 
meant for us to begin this elementary understanding of two opposite concepts. 
We cannot understand kufr in the absence of our understanding of imaan. 
Therefore, in a sense, the definition in the last two ayaat that were quoted is 
a further definition, even though it is a contrarian follow up to the 
definition of Imaan. Let's take these ayaat- we're not going to leave you in a 
mental wilderness. These are the beginning ayaat of the 2nd Surah in the 
Qur'an. 
  The letters ALIF-LAAM-MEEM; constitute that Holy writ about which there is no 
doubt, a source of guidance for those who are conscious of Allahs power 
presence in human affairs (Surah Al-Baqarah verse 1-2)
  A further description of this group of people who are on guard against Allahs 
ever present power in our daily and lively affairs is
  those who are committed to the un-palpable or that which is beyond human 
senses and those who have institutionalized or standardized in society this 
relationship with Allah through the daily observance of Allah through the daily 
observance of Allah… (Surah Al-Baqarah verse 3)
  This is another meaning for As-Salaah. As-Salaah is no longer an individual 
trait. Allah did not say Alladhina Yusallun. He said Alladhina Yuqimun 
As-Salaah. Iqamah As-Salaah needs a combined human effort and it intends for a 
social dimension. 
  … and out of that which We provided them with, they give or disperse (Surah 
Al-Baqarah verse 3)
  Anything that comes their way, they in turn distribute it. It is very 
important to follow these meanings of Imaan that are going to help us 
understand the meanings of kufr. 
  And those who are committed to that which has been bestowed upon you (O 
Prophet) and that which has been bestowed upon those who have come before you 
from on high and they are certain of the approaching life- of the final life. 
It is they who are on a course of guidance from their sustainer and it is they 
who are successful or felicitous (Surah Al-Baqarah verse 4-5)
   
  Now, we have a definition for what is now to follow.
  As a matter of fact, those who are in denial, it is the same whether you 
caution or relay an ultimatum to them or whether you do not do so, they will 
not commit themselves to Allah. (Surah Al-Baqarah verse 6)
  Brothers and sisters- let us go through this in a way that we will understand 
each other. We're not just here to pontificate. This is a matter of you and us 
understanding what Allah is explaining to us. When Allahs Prophet (sallalahu 
alaihi wa sallam) came to the people in Makkah, these people had no Islamic 
feature or character to them. They had no conviction or commitment that is 
drawn from the book of Allah into their social order, but, when Allahs Prophet 
spoke to them at the beginning of this divine 

[media-dakwah] Bantuan Korban Banjir melalui YISC Al-Azhar

2007-02-07 Terurut Topik HUMAS YISC
YISC AL AZHAR
  YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB
  
   
  Bismillahirrahmanirrahim
  Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
   
  “Tingkatkan Kepedulian Sosial Kita”
   
  Mari Membantu Masyarakat Jakarta Korban Banjir
   
   
  Dalam rangka membantu korban Banjir di Jakarta kam,i Youth Islamic Study Club 
Al Azhar (YISC) mengundang khalayak umum dan civitas YISC untuk menyalurkan 
dananya untuk korban banjir di jakarta yang akan disalurkan melalui YISC 
Al-Azhar yaitu ke rekening BCA No. 1662081251 a.n. Herlin Yulianti Cabang 
Cimanggis. 
   Diinformasikan pula pada hari AHAD tgl. 4 YISC bekerjasama dengan LAZ Al 
Azhar telah memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah Lenteng Agung 
berupa bantuan Logistik seperti selimut, makanan kering, indomie dll.
  Semoga ALLAH membalas seluruh amalan sosial kita.

  Demikian kami sampaikan, partisipasi Bapak/Ibu/Saudara sangat kami harapkan. 
Atas perhatiannya diucapkan Terima Kasih. 
   
   
  Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
  HUMAS YISC
  ===
   
  Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar
  Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan
  Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc.or.id

 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Banjir DI Jakarta

2007-02-07 Terurut Topik krangkungan_membangun
Jakarta banjir hampir menggenangi semua rumah, semua jalan. Banjir di 
Jakarta dari dulu tidak pernah selesai bagaimana agar masyarakat 
Jakarta hidup dengan aman, nyaman dan selamat dari ganguan apapun 
termasuk banjir. Semua lapisan masyarakat di Jakarta merasakan begitu 
susahnya dan repotnya dengan banjir. Sudah tiga hari banjir di Jakarta 
membuat sibuk semua orang disana, saya hanya bisa lihat dari telivisi 
begitu banyak air dimana-mana hingga rumah hanya kelihatan atapnya 
saja. Masalah penganan korban banjir yang masih lambat, hingga 
masyarakat menggunakan perahu dengan drum atau ban dalam. Saya 
perhatikan masyarakat korban banjir di Jakarta, Tanggerang dan Bekasi 
sekarang ini lebih banyak memerlukan logistik makanan, minuman, makanan 
bayi, pakian bersih, peralatan ibadah, tenda dan obat-obatan. Kita yang 
masih muda-muda harus peduli dengan saudara kita yang terkena bencana 
di Jakarta dan sekitarnya untuk membantu meringankan beban mereka dari 
banjir yang kemungkinan masih lama surutnya. Karena saya tinggal jauh 
dari Jakarta hanya bisa berdoa dan semoga banjir cepat surut hingga 
tidak menimbulkan banyak korban jiwa dan harta.



[media-dakwah] arti jihad

2007-02-07 Terurut Topik ribut
Asalamua'alaikum Wr.WB.


1. Ada pandangan sebagian orang yang mengatakan bahwa jihad itu identik
dengan peperangan apa betul itu 
2. saya minta penjelasan arti jihad dari jihad yang terkecil sampai jihad yang  
terbesar


Wasalam




[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Etika minum

2007-02-07 Terurut Topik radhix
Asww. 
Saya pernah dengar khusus Air Zam-zam katanya minumnya justru disunahkan
berdiri.
Benarkah hal ini. Dan adakah hadits yang mendukungnya. Dimohon
penjelasannya.
Terima Kasih.
wasww
(radhix) 




-Original Message:-
From: andaya_s[EMAIL PROTECTED] mailto:andaya_s%40pgn.co.id co.id
To: pgn_party-dodo_ mailto:pgn_party-dodo_darsono-group%40pgn.co.id
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Mon, 05 Feb 2007
Subject: Etika minum

Efek Minum Berdiri 

Pada (20/8/06) saya ikut kajian kesehatan akupuntur yang diadakan salah
satu ahli akupuntur.

Saya baru sadar, mengapa Rasulullah melarang ummatnya minum berdiri
seperti yg disebutkan dalam hadist agar tidak minum berdiri.
 
Ini dibuktikan dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk
akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler
(berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.
Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan
yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri. Air yang kita minum
tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih.

Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan
disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter.
Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu
penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.

Cara mengatasinya:
1. biasakan minum duduk. 
2. banyak minum air putih.

Sekarang, apakah kita masih mau minum berdiri?



 


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Enjoining what is good and forbidding what is evil, and the verse, Take care of your ownselves

2007-02-07 Terurut Topik Abdul Khaliq

38701: Enjoining what is good and forbidding what is evil, and the verse, Take 
care of your ownselves 

-
(Go here for Reference  More Islamic Questions  Answers:  
http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542)
- 

Question: 

How can we refute, with strong and definitive evidence, those who quote the 
verse (interpretation of the meaning): O you who believe! Take care of your 
ownselves when they are enjoined to do that which is good and told not to do 
that which is evil?. 


Answer: 

Praise be to Allaah. 

This verse from Soorat al-Maa'idah is one that is misunderstood by some people. 
They think that it means that it is not obligatory to enjoin what is good and 
forbid what is evil, and they sometimes quote it to those who are enjoining 
them to do something good or telling them not to do something evil. 

In his commentary on the verse (interpretation of the meaning): 

O you who believe! Take care of your ownselves. If you follow the (right) 
guidance [and enjoin what is right (Islamic Monotheism and all that Islam 
orders one to do) and forbid what is wrong (polytheism, disbelief and all that 
Islam has forbidden)] no hurt can come to you from those who are in error 

[al-Maa'idah 5:105] 

The scholar Muhammad al-Ameen al-Shanqeeti said: 

The ignorant person may imagine, from the apparent meaning of this verse, that 
it is not obligatory to enjoin what is good and forbid what is evil, but the 
same aayah also indicates that if a person does his best (to enjoin what is 
good and forbid what is evil), and there is no response, then this is what this 
verse refers to. That is where Allaah says If you follow the (right) 
guidance, because whoever does not enjoin what is good is not following right 
guidance. Those who said this include Hudhayfah and Sa'eed ibn al-Musayyib, as 
quoted by al-Aloosi in his Tafseer; Ibn Jareer, as quoted by al-Qurtubi from 
Sa'eed ibn al-Musayyib; and Abu `Ubayd al-Qaasim ibn Salaam. Ibn Jareer also 
quoted something similar from a group of the Sahaabah including Ibn `Umar and 
Ibn Mas'ood. 

Some of the scholars said that If you follow the (right) guidance means if 
you tell them but they do not listen; and some of them said that enjoining what 
is good is included in the meaning of guidance in this verse. This is very 
clear to any fair-minded person. 

Further evidence that the one who does not enjoin what is good is not following 
true guidance is the fact that Allaah swears that such a person is lost, as He 
says (interpretation of the meaning): 

By Al`Asr (the time). 

Verily, man is in loss, 

Except those who believe (in Islamic Monotheism) and do righteous good deeds, 
and recommend one another to the truth [i.e. order one another to perform all 
kinds of good deeds (AlMa`roof) which Allaah has ordained, and abstain from all 
kinds of sins and evil deeds (AlMunkar) which Allaah has forbidden], and 
recommend one another to patience (for the sufferings, harms, and injuries 
which one may encounter in Allaah's Cause during preaching His religion of 
Islamic Monotheism or Jihad) 

[al-`Asr 103:1-3] 

The truth of the matter is that it is obligatory to enjoin what is good and 
forbid what is evil, and once he has done his duty, the one who enjoins good 
cannot be harmed by the misguidance of those who have gone astray. This is 
indicated by several verses such as (interpretation of the meaning): 

And fear the Fitnah (affliction and trial) which affects not in particular 
(only) those of you who do wrong 

[al-Anfaal 8:25] 

and the ahaadeeth which indicate that if people do not enjoin what is good and 
forbid what is evil, then Allaah will include them in His punishment. For 
example: 

It was narrated that Abu Bakr al-Siddeeq (may Allaah be pleased with him) said: 
O people, you recite this verse (interpretation of the meaning): 

O you who believe! Take care of your ownselves. If you follow the (right) 
guidance [and enjoin what is right (Islamic Monotheism and all that Islam 
orders one to do) and forbid what is wrong (polytheism, disbelief and all that 
Islam has forbidden)] no hurt can come to you from those who are in error 

[al-Maa'idah 5:105] 

But I heard the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) 
say, `If the people see an evildoer and do not take him by the hand [to put a 
stop to his evil], soon Allaah will punish all of them. Narrated by Abu 
Dawood, 4338; al-Tirmidhi, 2168; and al-Nasaa'i _ with a saheeh isnaad. Also 
classed as saheeh by al-Albaani in Saheeh al-Tirmidhi, no. 2448. 

From Adwa' al-Bayaan, 2/169. 

And Allaah knows best.
-
(Go here for Reference  More Islamic Questions  Answers:  
http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542)
-






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:

[media-dakwah] i need your vote

2007-02-07 Terurut Topik cristina emilia stefan
as-salam alaikum dear brothers and sisters

i need your vote for my Jilbab

please vote at 

http://www.urbanjilbabcompetition.com/view_big_pop.aspx?id=137

Note: 1 heart equals 1 point

thank you, sister Aishah.



[media-dakwah] Repetition and word order in the Qur'aan And commentary on the phrase And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another

2007-02-07 Terurut Topik Abdul Khaliq

22471: Repetition and word order in the Qur'aan And commentary on the phrase 
And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another 

-
(Go here for Reference  More Islamic Questions  Answers:  
http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542)
- 

Question: 

In Soorat al-Baqarah we see that Allaah says (interpretation of the meaning): 

O Children of Israel! Remember My Favour which I bestowed upon you and that I 
preferred you to the `Aalameen [mankind and jinn (of your time period, in the 
past)]. 

And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another, nor will 
intercession be accepted from him nor will compensation be taken from him nor 
will they be helped 

[al-Baqarah 2:47-48] 

Then later on He says (interpretation of the meaning): 
O Children of Israel! Remember My Favour which I bestowed upon you and that I 
preferred you to the `Aalameen [mankind and jinn (of your time period, in the 
past)]. 

And fear the Day (of Judgement) when no person shall avail another, nor shall 
compensation be accepted from him, nor shall intercession be of use to him, nor 
shall they be helped 

[al-Baqarah 2:122-123] 

and we see that the words intercession (shafaa'ah) and compensation (`adl) are 
reversed, even thought both passages are speaking of the Children of Israel. 


Answer: 

Praise be to Allaah. 

The answer to this question includes a number of points: 

1 _ The Tafseer (commentary) on the verse (interpretation of the meaning): 

And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another, nor will 
intercession be accepted from him nor will compensation be taken from him nor 
will they be helped 

[al-Baqarah 2:48] 

and the similar verse (interpretation of the meaning): 

And fear the Day (of Judgement) when no person shall avail another, nor shall 
compensation be accepted from him, nor shall intercession be of use to him, nor 
shall they be helped 

[al-Baqarah 2:123] 

Ibn Katheer (may Allaah have mercy on him) said (1/256): 

Because Allaah reminds them of His blessing first _ i.e., in the verse 
(interpretation of the meaning): O Children of Israel! Remember My Favour 
which I bestowed upon you, and fulfil (your obligations to) My Covenant (with 
you) so that I fulfil (My Obligations to) your covenant (with Me), and fear 
none but Me [al-Baqarah 2:40] _ He then followed that with a warning of His 
wrath on the Day of Resurrection, and said: And fear a Day meaning, fear the 
Day of Resurrection, when a person shall not avail another meaning, no person 
will be able to help another, as Allaah says (interpretation of the meaning): 

And no bearer of burdens shall bear another's burden 

[Faatir 35:18] 

Every man that Day will have enough to make him careless of others 

[`Abasa 80:37] 

O mankind! Be afraid of your Lord (by keeping your duty to Him and avoiding 
all evil), and fear a Day when no father can avail aught for his son, nor a son 
avail aught for his father 

[Luqmaan 31:33] 

This is a most eloquent statement that neither father nor son will be able to 
do anything for the other. 

The phrase nor will intercession be accepted from him means, from the 
kaafirs, as Allaah says (interpretation of the meaning): 

So no intercession of intercessors will be of any use to them 

[al-Muddaththir 74:48] 

The phrase nor will compensation be taken from him means, no ransom will be 
accepted from him, as Allaah says (interpretation of the meaning): 

Verily, those who disbelieved, and died while they were disbelievers, the 
(whole) earth full of gold will not be accepted from anyone of them even if 
they offered it as a ransom 

[Aal `Imraan 3:91] 

Verily, those who disbelieve, if they had all that is in the earth, and as 
much again therewith to ransom themselves thereby from the torment on the Day 
of Resurrection, it would never be accepted of them, and theirs would be a 
painful torment 

[al-Maa'idah 5:36] 

So this Day no ransom shall be taken from you (hypocrites), nor of those who 
disbelieved (in the Oneness of Allaah Islamic Monotheism). Your abode is the 
Fire. That is your mawla (friend — proper place), and worst indeed is that 
destination 

[al-Hadeed 57:15] 

So Allaah tells us that if they did not believe in His Messenger and follow him 
and the message with which he was sent, and they persisted in their kufr until 
they meet Allaah on the Day of Resurrection in that state, then the blood ties 
of a relative or the intercession of a person of status will not benefit them, 
nor will any ransom be accepted from them, even if it were an earthful of gold. 

And the words nor will they be helped mean that on that Day no one will take 
pity on them and try to help them and save them from the punishment of Allaah, 
and as stated above, Allaah will not accept any ransom or intercession on the 
behalf of those who disbelieved in Him. No one will be able to save them from 
His punishment and no one will be able to offer them protection, 

[media-dakwah] Mathematics of Life.

2007-02-07 Terurut Topik AbdulMalik_AdminJambi
 




[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Bukan Sekedar Memberi

2007-02-07 Terurut Topik Ica Harahap
  Bukan Sekedar Memberi
  7 Apr 06 08:16 WIB
   
   
  Oleh I.S Astuti
   
   
  Kita sesungguhnya patut bersyukur jika di tengah semakin tingginya 
  individualisme masyarakat, di tengah gencarnya arus hedonisme dunia, 
  ternyata “memberi” masih berada dalam daftar aktivitas kita sehari-hari. 
  Entah sekedar memberikan salam atau memberikan sebagian harta benda. 
  Akan tetapi, mungkin kita tak pernah mengukur bagaimana derajat 
  pemberian kita. Dengan kata lain, mungkin kita terlupa bahwa ternyata 
  kita seringkali hanya sekedar memberi, memberikan apa yang sudah 
  tidak lagi kita inginkan, memberikan apa yang sudah tak lagi kita butuhkan. 
  Sungguh terpaut jauh dengan kualitas pemberian oleh para sahabat 
  pendahulu Islam.
   
  Dahulu Fatimah r.a rela memberikan kalung yang dimilikinya kepada 
  seorang fakir yang datang kepadanya. Kita tentu juga tidak asing lagi 
  bagaimana QS. Al-Hasyr:9 melukiskan kemuliaan kaum Anshar yang 
  dengan senang hati memberikan pertolongan terbaik kepada kaum muhajirin. 
  Bercermin pada kehidupan para sahabat, betapa kita melihat untaian kisah 
  indah mereka yang bisa menjadi para pemberi kaliber dunia, yang bukan saja 
  bisa memberi di saat senggang dan sempit, tetapi juga bisa memberikan bagian
  terbaik dari diri mereka.
   
  Sungguh besar kemuliaan yang terpancar dari pemberian mereka. 
  Memberikan yang terbaik adalah manifestasi keikhlasan dan pengorbanan. 
  Memberikan yang terbaik berarti juga wujud keyakinan kita kepada janji 
  Allah dalam QS. Al-Baqarah: 272 bahwa tak akan pernah dirugikan sedikitpun 
  orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah. Memberikan yang terbaik 
  pun berarti mensyukuri nikmat Allah SWT serta mengoptimalkan segala 
  kemampuan dan potensi diri untuk bisa memberikan manfaat buat orang lain. 
  Dan tentu, memberikan yang terbaik adalah bukti nyata cinta seorang muslim 
  kepada saudaranya. Lihatlah, betapa semua keutamaan ini tercermin dalam 
  kualitas pemberian mereka yang begitu tinggi.
   
  Sementara bagi kita agaknya jerat-jerat kehidupan dunia mungkin masih 
  begitu kuat membekap sehingga kita lebih sering memberi sekedarnya, 
  memberikan seperlunya. Sepertinya, logika akhirat para sahabat itu masih 
  di luar rasio kita sehingga teramat susah bagi kita untuk bisa meniru 
perilaku 
  generasi terbaik itu. Akan tetapi, bukanlah hal yang mustahil bagi kita untuk 
  bisa mengambil sedikit dari keteladanan para sahabat, sehingga kita bisa 
  mempersembahkan setiap hal terbaik yang ada dalam diri kita.
   
  Bukanlah mustahil jika suatu saat kita tak lagi sibuk mencari-cari uang 
recehan 
  tatkala ada pengemis meminta, sementara berlembar-lembar ribuan masih 
terselip 
  di dompet kita. Semoga kita bukanlah orang yang sibuk membongkar pakaian 
  usang di pojok lemari ketika banjir melanda saudara kita. semoga kita 
bukanlah 
  orang yang hanya membagi makanan kepada tetangga saat makanan bersisa. 
  Semoga kita bukan lagi termasuk orang yang menjawab salam seadanya, 
  bukan lagi termasuk orang yang berkata seadanya tanpa hendak berpikir 
  mendalam ketika ada seseorang meminta pendapat kita. Sungguh patut kita 
  renungkan perkataan Fudhail bin Iyadh yang mengatakan sudah selayaknyalah 
  kita bersyukur ketika masih ada seseorang yang meminta kepada kita, ketika 
  kita masih bisa memberikan manfaat buat orang lain. Ataukah memang 
  sesungguhnya kita termasuk orang yang tidak pernah bersyukur?
  
 Bumi Pesagi 2006, [EMAIL PROTECTED] 
  
 
-
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Jakarta Terendam

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Jakarta Terendam

Hujan merendam Jakarta, semuanya jadi susah. harapan dan putus asa 
membaur menjadi satu. Awalnya jumat malam saya dikantor, seorang teman 
dari Kampung Melayu mengabarkan rumahnya terendam. saya segera menuju 
Kampung Melayu. Basah kuyup terguyur air hujan. Sampai malam bersama 
warga mendirikan tenda. Orang-orang berdatangan, ikut membantu dapur 
umum. Semua berkumpul menyatu. menyatukan hati. tidak lagi melihat kaya 
atau miskin. semuanya sependeritaan. 

Teman bertutur, Dengan banjir kita disatukan dalam kebahagiaan dan 
penderitaan. Saya memanggut memahaminya. Sungguh indah hidup ini jika 
kita selalu mengambil hikmah disetiap peristiwa.

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com



[media-dakwah] Buku: Berpikir Diagonal - 42 Karakteristik Untuk Sukses Anda

2007-02-07 Terurut Topik Ikhwan Sopa
Buku: Berpikir Diagonal - 42 Karakteristik Untuk Sukses Anda

Ceritanya, beberapa tahun yang lalu Saya mulai menulis sebuah buku. 
Buku pengembangan diri yang Islami. Sampai saat ini, Saya belum juga 
merampungkannya. Buku itu baru setengah jadi, dan judulnya Berpikir 
Diagonal: 42 Karakteristik yang menjamin Sukses Hidup Anda.

Saya berpikir untuk sesegera mungkin menyebarkan manfaatnya - Insya 
Allah, jika buku itu memang bermanfaat. Siapa tahu umur Saya tidak 
akan pernah cukup untuk menyelesaikannya. Dan biarlah, Anda semua 
yang menyelesaikannya, memberinya kesimpulan.

Isinya, adalah tentang bagaimana Saya sebagai seorang muslim, mencoba 
memaknai peranan sebagai Khalifah di muka bumi, dan pada saat yang 
sama tetap menjadi Abdullah, yang tidak kehilangan potensi untuk bisa 
bertemu dengan-Nya dan Rasul-Nya.

Titik awal dari perjalanan hidup setiap muslim, ada pada VISI setiap 
muslim yaitu:

KEBAIKAN DI DUNIA DAN AKHIRAT, TERPELIHARA DARI SIKSA NERAKA.

Atas dasar visi itulah, setiap muslim - menurut Saya - harus bergerak 
dan menjelajahi muka bumi. Menjelajah dan menggapai sukses di muka 
bumi, menggapai sukses di akhirat, dengan berpola pikir dan bertindak 
secara diagonal yang seimbang, antara dunia dan akhirat.

Anda bisa mendownloadnya di sini:

http://www.indodigest.com/indonesia-news-438.html

Silahkan membacanya, silahkan mengambil manfaat. Ambil yang positif, 
tinggalkan yang negatif. Lebih dari itu, jika Saya yang bodoh, 
pandir, dan perlu bimbingan ini perlu dikoreksi, silahkan hubungi 
Saya di:

[EMAIL PROTECTED]
HP: 021-70096855
YM: ikhwansopa

TIPS:

Buku setengah jadi ini terdiri dari 5 file ditambah 1 file bonus. 
Dibuat dalam format MSWORD. Di dalamnya ada grafik dan diagram. Jadi, 
bacalah dalam MSWORD dengan mode View - Print Layout.

Semoga bermanfaat,

Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.
http://milis-bicara.blogspot.com



Re: [media-dakwah] Re: keturunan nabi

2007-02-07 Terurut Topik Hendra Arif
Yang saya alami sekarang ini juga aneh dengan keturunan Nabi. Mereka bangga 
dengan keturunan Nabi. Saya (golongan bukan habib) mendapatkan istri anak 
Habib, dan biasanya anak habib harus mendapatkan keturunan habib juga. dari 
situ ada kejanggalan. semua manusia dilahirkan dengan derajat yang sama. 
Katanya Habib itu sudah pasti ahlisunnah waljamaah. tapi saya lihat dari 
kelakuan sehari2 seorang habib jauh dari seharusnya seorang habib. Shalat 
jarang utk berjamaah, menganggap yang lain itu salah apalagi dengan 
Muhammadiyah. mereka benci sekali dengan muhammadiyah. padahal dlm hati saya, 
islam itu semua ahli sunnah tidak keluar dari alquran dan hadist.

  - Original Message - 
  From: Hasbiyanto 
  To: suhana032003 ; media-dakwah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 02, 2007 7:05 AM
  Subject: [media-dakwah] Re: keturunan nabi


  Saya sangat setuju, bahwa keturunan orang sholeh belum pasti masuk
  surga, sepanjang umat melakukan dosa syirik. Sama dengan berita didaerah
  di Indonesia ini. Kalau sudah ketemu yang katanya  Habaib atau Habib
  wah bukan main bangganya. Bahkan tangan Habaib tadi sampai di cium-2
  segala. Di daerah saya tinggal, sangat ironis lagi, saya punya teman
  yang katanya keturunan Habaib, tapi tidak pernah sholat, tidak puasa,
  tapi tetap saja di sanjung-2 dan dipuji-2 dan sangat dihormati...
  MasyaAlloh. Kalau saya sih sorry sajalah, walaupun katanya keturunan
  Habib, tapi kalau kelakuannya kurang terpuji, ya sebaiknya menjauh
  saja.

  Wassalam,

   suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 2/1/2007 3:03 PM 
  masalah keturunannya Rasulullah, akupun pernah dibacakan hadist oleh
  salah seorang guru hadistku yg kira2 begini bunyinya : kalau salah
  harap dikoreksi, aku hanya menghafal sedikit bunyinya.

  sesungguhnya imam mahdi itu adalah dari keturunanku yaitu suku
  quraish, namanya spt namaku dan nama ayahnya spt nama ayahku dan
  waktu itu aku dengarkan cerita riwayat hadist itu yg mengatakan tidak
  akan aman bumi ini sebelum diselesaikan oleh keturunanku 

  waktu itu aku sempat tanyakan ke guruku yg sudah spt ayahku untuk
  menanyakan kebenarannya. tapi..beliau hanya menjawab..

  andai ada..lalu kamu mau apa?mau kenalan?atau mau bangga menjadi
  keturunannya?apa kamu pikir, hanya bermodalkan darah keturunan lalu
  terjamin keselamatannya dan kesholehannya??kalau benar..hubungan darah
  orang sholeh itu menjamin kesholehan keturunannya, lalu gimana dgn
  keturunan nabi nuh dan nabi luth?dan orang yg tidak mempunyai darah
  keturunan orang sholeh, lalu mau kamu judge bahwa dia mewarisi ketidak
  sholehan orang tuanya? kalau benar spt itu..bagaimana dengan Nabi
  Ibrahim?

  jadi intinya..andai ada or tidakpun, harusnya tidak perlu menjadi
  bahan perdebatan, dan yg merasa sebagai keturunannya tidak perlulah
  merasa bangga dan yg bukan keturunannya pun tidak perlulah merasa
  minder dan merasa tidak bisa sholah..:) tetap berpeganglah pada
  al-qur'an dan hadist, bahwa berita ttg imam mahdi yg dikatakan sebagai
  keturunan Rasul itu memang ada.

  yg kedua..

  rasanya orang2 salaf, tidak pernah mengajarkan bahwa para habib adalah
  orang kedua yg terjamin masuk syurga setelah Nabi. kalau benar yg pak
  qosim katakan bahwa itu ajaran orang salaf, rasanya nda akan mereka
  (orang2 salaf) bicara tanpa dalil al-qur'an dan hadist. jadi..tolong
  tunjukan dalil hadist dan al-qur'an yg mengatakan bahwa para habaib
  adalah orang ke dua yg di jamin masuk syurga oleh Allah. dan dalil
  bahwa para habaib mengandung keberkahan yg ada pada dirinya, dlsbnya.

  salam
  hana

  --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Abu Qosim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Dulu pernah saya dengar keturunan Nabi saw, dalam arti keturunan Ali
  bin Abi 
   Talib-Fatimah, sebetulnya tidak ada, karena
   terbunuh semua oleh orang2 yang anti kepada ahlulbait.
   Nabi Muhamammad saw tidak punya anak laki2, satu2nya anak laki nama
  Ibrahim
   dari jariah bernama Maria meninggal sewaktu masih kecil.
   Secara umum nama orang apalagi dalam budaya Arab selalu mengatakan
  Fulan BIN
   (anak dari) ayahnya, bukan bin ibunya, kecuali Nabi Isa karena tidak
  ada
   bapaknya. Hasan dan Husain bin Ali bin Abi Talib, bukan Hasan dan
  Husain bin
   Fatimah binti Muahammad saw. Jadi kalau ada yang mengaku keturunan
  Nabi saw
   apakah ini benar2 betul?
   Tidak adanya garis langsung kepada Nabi saw sepertinya adalah
  pengaturan
   dari Allah swt, yaitu agar tidak ada orang yang merasa lebih dari
  pada orang
   lainnya, hanya karena keturunannya, dan nyatanya itu terjadi.
   Saya besar dalam lingkungan Muhamadiyah, yang tidak mengkultuskan
  habaib,
   malah barangkali tidak percaya adanya habaib (CMIIW para sahabat
  dari
   Muhamadiyah). Setelah tua dan saya berada dalam lingkungan Ahli
  Sunah
   waljamaah baru jelas betapa kedudukan habaib sangat istimewa, dangan
   kepercayaan yang entah dari mana sbb.
   * Bangsa Arab adalah yang paling mulia karena disana dilahirkan Nabi
   Muhammad saw.
   * Pangkat 

[media-dakwah] ISLAM: Solution to Climate Change/Global Warming

2007-02-07 Terurut Topik Briefcast Editor
Dear friend, 
Peace be on you. 

Hope this mail finds you in happy times. 

You might be aware that climate experts have issued a
definitive warning in Paris early February on the
subject of climate change
(http://www.cnn.com/2007/TECH/science/02/02/climate.change.report/index.html).
The study is the latest of a series of major reports
warning of the impact of global warming based on
research from 2,500 scientists from more than 130
countries. 

The report stated that 11 out of the past 12 years
have ranked amongst some of the warmest on record. It
further stated that 80% of the global warmth was
absorbed by the oceans, which in turn is causing the
polar ice to melt and raise the world's sea level. The
report forecasts that global temperatures will rise 3
to 7 degrees Fahrenheit by 2100 and the oceans sea
levels will increase between 7 to 23 inches by the end
of the century. 

We believe Islam has an answer to the issues facing
our planet. In this background, please find attached a
presentation on the solution to climate change.

You can download the presentation from
http://www.geocities.com/moreonislam/islamandtheenvironment.pps


Thanks and Regards, 
Editor. 

* If you find our presentations valuable, please can
you host it on your website or distribute it in your
forum/group?

PS: 
1. Advertisements shown at the bottom of the email are
dynamically added by MSN.com upon submitting the
email. 

2. This presentation is best viewed with PowerPoint
Viewer 2003 which you can download for free from
http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?FamilyID=428d5727-43ab-4f24-90b7-a94784af71a4displaylang=en


=

Please browse other More On Islam Briefcast
presentations: 

http://www.geocities.com/moreonislam/hajjpilgrimagetomakkah.pps

http://www.geocities.com/moreonislam/sayingnoprophetyusufmodel.pps

http://www.geocities.com/moreonislam/poperemarksandthetruth.pps

http://www.geocities.com/moreonislam/ramadanforbodyandsoul.pps

http://www.geocities.com/moreonislam/prophetmuhammadandyou.pps


=


 

Never Miss an Email
Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile.  Get started!
http://mobile.yahoo.com/services?promote=mail

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Petisi Bencana Banjir Jakarta - Undangan

2007-02-07 Terurut Topik Petisi Banjir
UNDANGAN MENDUKUNG PETISI BANJIR JAKARTA
6 Februari 2007

Mengundang rekan-rekan sekalian untuk bergabung bersama kami dalam menuntut 
pertanggung jawaban PEMDA DKI Jakarta, dalam hal ini Gubernur Sutiyoso dan 
Wakil Gubernur Fauzi Bowo, atas kelalaian dan ketidak kompetenan yang 
bersangkutan maupun organisasi PEMDA DKI Jakarta dalam mengantisipasi dan 
menanggulangi bencana banjir yang melanda Ibukota Jakarta baru-baru ini. 

Ketidak kompetenan dan kelalaian pimpinan/organisasi PEMDA DKI Jakarta ini 
telah memperbesar kerugian materiil dan non-materiil yang tidak terkirakan 
akibat Bencana Banjir ini.  Untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, sudah 
waktunya kita menuntut sekaligus membiasakan tradisi pertanggung jawaban publik 
dari pejabat-pejabat Publik kita, dengan harapan mereka mau lebih serius dan 
bertanggung jawab dalam menanggung amanah Publik yang dipercayakan pada mereka. 

Tuntutan terhadap PEMDA DKI Jakarta ini disusun dalam bentuk petisi dan dikemas 
lewat medium internet.  Bagi rekan-rekan yang setuju dan mendukung tuntutan 
silahkan kunjungi situsi web berikut: http://www.petisinasional.org/banjir

Petisi ini disusun tanpa pretensi apapun selain menuntut kepada para pejabat 
Publik kita untuk berani bertanggung jawab terhadap amanah Publik yang mereka 
pegang, dan bukannya malah sibuk main lempar kesalahan. Kalau mereka tidak 
berani melakukan pertanggung jawaban Publik, maka mereka memang sudah 
sepantasnya untuk tidak lagi memegang jabatan Publik. Ini pesan kita pada 
mereka.

Kami tunggu peran serta dan keberanian Anda sendiri. Sekali lagi, kunjungi 
http://www.petisinasional.org/banjir dan tunjukan peran serta Anda. 

Salam,

Petisi Nasional untuk Bencana Banjir Jakarta




[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Mudah Gembira

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Mudah Gembira

Pada diri orang yang mudah gembira, dia akan sulit menderita. Tubuh 
kita selalu mengikuti hati kita. Jika hati kita mudah gembira akan 
menjauhkan diri dari penderitaan. banyak orang yang jika saya hari 
ini sudah tersenyum berapa kali. Susah menjawabnya sebab senyuman 
mampir menjadi barang langka, tapi tidak bagi orang yang mengerti 
cara menikmati hidup maka dia akan mudah tersenyum pada siapapun.

Seorang terpelajar dengan kehidupannya yang sederhana ditengah 
usianya yang setengah abad makin tambah kesibukkan dengan berbagai 
aktifitas masih juga energik. Saya tanyakan bagaimana resep menjaga 
staminanya. Dia katakan, Jika kita mudah bahagia, semua kegiatan 
selalu menyenangkan. Semakin bertambah usia, semakin menikmati hidup. 
maka terjauh dari segala penyakit dan penderitaan.

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com






Re: [media-dakwah] RE: [DUSTA] Terorisme Ajaran Islam, Menolaknya Kafir...!

2007-02-07 Terurut Topik bambang guridno
Afwan akh, kalo dikaitkan dengan surah berikut bagaimana ?
 
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan 
siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya 
itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.  ( An Nahl 126 )

Apabila orang-2 amerika dan israel menghancurkan rumah-2 penduduk yang tidak 
berdosa, memperkosa kaum perempuan mereka, membantai dengan tanpa malu-malu, 
mengusir kaum muslimin dari tempat tinggal mereka ? apakah tidak boleh kita 
membalas mereka ? ataukah kita hanya menunggu kaum muslimin dibantai tanpa 
adanya perlawanan sedangkan Alloh menyuruh membalas asalkan setimpal dan tidak 
melampaui batas ? apakah kaum muslim itu kaum yang cengeng ? yang diinjak-2 
diam saja ? lala-2 yang saat rumahnya dihancurkan / dirusak maka mereka akan 
mempertahankan diri dan membalas agar perusak segera pergi, trus salahkah bila 
sebagian kaum muslimin membalaskan derita sebagian kaum yang tertindas ? 
sekarang kita berada pada posisi yang mana ? membela amerika dan israel dalam 
membantai kaum muslimin di somalia, palestina, chechnya, Afghanista, dan lain-2 
dan mengolok-2 mujahiddin yang melawan mereka ataukah kita berdiri dalam 
melawan amerika ?
 
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena 
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha 
Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung 
halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan 
kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian 
manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara 
Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, 
yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong 
orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi 
Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di 
muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh 
berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah 
kembali segala urusan. ( Al Hajj 39 ~ 41 )
 
Wallohu A'lam bishowab
 
bambang
 
 
  - Original Message - 
  From:   Tampubolon,   Mohammad-Riyadi 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, January 30, 2007 6:05   PM
  Subject: [media-dakwah] RE: [DUSTA]   Terorisme Ajaran Islam, Menolaknya 
Kafir...!
  


alaykumussalam warohmatuLlohi wabarokaatuh

ini merupakan syubhat..   irhab bukanlah terorisme.. penyampaian haq
ditengah
kebatilan memang   menimbulkan kekhawatiran di hati manusia yang mengidap
penyakit hati..   tetapi teror yang menghilangkan nyawa anak cucu adam
bukan
lah rahmatan   lil alamin.. saya pribadi sangat meragukan buku   terjemahan
tsb..
kemungkinannya adalah plintiran dan penyesatan untuk   mencoreng nama
Syekh Al-'Alamah 'Abdul Qadir bin 'Abdul Aziz, karena   [terjemahan]
tulisan
dan pendapat beliau yang pernah saya baca sangat   santun dan sejuk..

kalau melihat dari tulisan 'asy syahid' tentu sudah   jelas dari mana
berita ini..

waLlohu 'alam bish   showab..



From:   [EMAIL PROTECTED]   [mailto:[EMAIL PROTECTED]   On
Behalf Of talazum_2006
Sent: Tuesday, January 30, 2007 2:45 PM
To:   [EMAIL PROTECTED]
Subject:   [INSISTS] Terorisme Ajaran Islam, Menolaknya   Kafir...!

Ass.wr.wb!

Masalah terorisme ramai lagi   diperbincangkan pasca konflik Poso, 22 
Januari 2007. Tidak sedikit kaum   muslimin yang anti atau mengecam 
terorisme. Benarkah Islam menolak   terorisme ? Dapatkan jawaban 
ilmiah (menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah) dari   buku ini :

TERORISME AJARAN ISLAM BARANG SIAPA MENOLAKNYA   KAFIR
Syekh Al-'Alamah 'Abdul Qadir bin 'Abdul Aziz

Judul Asli :   Al-Irhaabu minal Islaami Faman Ankaro Dzalika Faqod
Kafaro

Alih   Bahasa : Asy-Syahid (Insya Allah) Ustadz Herniyanto
Publisher : Al-Qoidun   Group,Jama'ahSimpatisan  Pendukung Mujahidin

Download di sini   : http://gurobabersatu.blogspot.com
http://gurobabersatu.blogspot.com   

Wassalam.

[Non-text portions of this message have been   removed]



   #ygrp-mlmsg {FONT-SIZE: small; FONT-FAMILY: 
arial,helvetica,clean,sans-serif}#ygrp-mlmsg TABLE { }#ygrp-mlmsg SELECT {  
 FONT: 99% arial,helvetica,clean,sans-serif}INPUT {  FONT: 99% 
arial,helvetica,clean,sans-serif}TEXTAREA {   FONT: 99% 
arial,helvetica,clean,sans-serif}#ygrp-mlmsg PRE {FONT: 100% monospace}CODE 
{ FONT: 100% monospace}#ygrp-mlmsg * {LINE-HEIGHT: 1.22em}#ygrp-text {  
  FONT-FAMILY: Georgia}#ygrp-text P { MARGIN: 0px 0px 1em}#ygrp-tpmsgs 
{  CLEAR: both; FONT-FAMILY: Arial}#ygrp-vitnav {  FONT-SIZE: 77%; MARGIN: 
0px; PADDING-TOP: 10px; FONT-FAMILY: Verdana}#ygrp-vitnav A {   PADDING-RIGHT: 
1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 0px; PADDING-TOP: 0px}#ygrp-actbar {
 CLEAR: both; MARGIN: 25px 0px; COLOR: #666; WHITE-SPACE: nowrap; TEXT-ALIGN: 

[media-dakwah] Ojek Payung

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Ojek Payung

Jakarta hujan seharian, dimana-mana kebanjiran. Banyak orang menjadi 
kesusahan. Turun dari angkot terpaksa diri untuk berteduh. Hujan 
semakin tidak reda, hujan malah menjadi-jadi. Anak-anak berlarian 
menawarkan payung. salah satunya menghampiri saya, berapa sampai 
halte itu? tanya saya. dua rebu, om.. jawab bocah itu. 

Sesampai halte, saya ambil lembar seribuan dua. Saya serahkan uang 
itu padanya. Bocah kecil dengan kaosnya yang basah kuyup dengan wajah 
memelas. Om, tambahin dong seribu lagi..? Ketika saya serahkan lagi 
satu lembar seribuan, wajah bocah kecil itu berubah ceria, berteriak 
sambil melambaikan tangannya. Makasih, om..  Itulah Jakarta 
ditengah hujan dan banjir masih ada keceriaan

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blosgpot.com






[media-dakwah] OOT Keikhlasan Hati orang Kecil

2007-02-07 Terurut Topik lina alwi
Hari Senin pagi 5 Februari 2007, perjalanan dari Lebak Bulus ke kawasan Blok M 
relatif lebih lancar daripada biasanya. Mungkin karena sebagian orang masih 
mendapat kesulitan untuk keluar rumah menuju kantor, akibat banjir besar yang 
melanda Jakarta sejak hari Kamis yang lalu.
   
  Biasanya, saya berangkat dari rumah ke kantor melalui jalan Tebah, di 
belakang Pasar Mayestik lalu masuk ke jl Bumi dan Jalan Kerinci lalu keluar di 
Jalan Pakubuwono VI. Namun pagi ini, saya sengaja melintasi jalan Pati Unus 
untuk berbelok ke arah Jl. Paukubuwono VI karena ingin membeli pisang terlebih 
dahulu.
   
  Di depan rumah makan Warung Daun ada penjaja pisang barangan. Di situlah saya 
biasa membeli pisang setiap minggu. Perempuan penjajanya sudah tahu bahwa saya 
akan membeli 3 sisir pisang. Satu sisir matang dan 2 sisir lainnya mengkal atau 
terkadang masih kehijauan. begitu juga rencananya pagi ini. Saat saya 
menghentikan mobil, dengan sigap dia memilih-milih pisang dan menyodorkannya 
kepada saya. Saya mengeluarkan uang selembar 50 ribu. Itulah lembaran yang ada 
di dalam dompet di samping beberapa lebar ribuan di dalam kotak uang untuk 
pembayar ongkos parker, yang tak cukup untuk membayar 3 sisir pisang. Agak ragu 
perempuan itu menatap saya ;
   
  “Ibu … apa bisa diberikan uang pas saja?” tanyanya.
  Saya melihat isi dompet dan tas... ternyata sama sekali tidak ada. Maklum 
awal bulan begini, isi dompet sedang sekarat. Kosong setelah digunakan 
kewajiban rutin, dari belanja bulanan, membayar gaji pembantu sampai dengan 
uang sekolah anak.
  ”Aduh maaf ... nggak ada uang pas...!”
  ”Saya tukar di warung dulu ya bu...” pintanya, meminta kesediaan saya 
menunggu. Saya melirik di sekitar jalan raya tersebut. Tidak ada warung sama 
sekali. Tentu saya harus menunggunya agak lama, sampai dia kembali dengan uang 
tukarannya. Dan saya merasa enggan menunggunya. Apalagi jalan Pakubuwono VI di 
pagi hari cukup ramai.
  ”Kalau nggak ada kembalinya, saya ambil dua sisir saja ya ... saya punya uang 
kecil untuk itu...”, usul saya menutupi keengganan menunggunya mencari tukaran 
uang. Cepat saya hitung uang receh di mobil yang terdiri dari uang kertas dan 
koin. Semuanya berjumlah enam belas ribu. Masih kurang dua ribu.
  ”Nah... lihat deh, uang saya nggak cukup. Saya ambil dua sisir saja ya...”
  ”Jangan bu  , ambil saja semuanya. Ibu kan besok lewat lagi, jadi besok 
saja bayar kekurangannya!” begitu katanya, seraya mengembalikan lembar uang 50 
ribu kepada saya.
  ”Aduh ... saya belum tentu lewat sini lagi lho besok. Jadi biar saya ambil 2 
sisir saja. Saya bisa mampir kapan-kapan kesini.”
  ”Nggak apa-apa bu ... kapan ibu lewat saja, bayarnya..”, sahutnya.
  Saya mengambil lembaran uang tersebut dan segera berlalu darinya. Di belakang 
sudah banyak mobil menunggu.
   
  Tiba di kantor, sambil menunggu komputer menyala baru saya sadari, betapa 
lugu dan naifnya penjaja pisang itu. Dia rela mengambil resiko ”kehilangan” 
keuntungan sebesar dua ribu rupiah. Bayangkan seandainya saya tidak lagi lewat 
tempatnya berjualan. Dua ribu memang kecil nilainya dibandingkan dengan 
pengembalian uang sebesar 32 ribu yang harus diberikannya kepada saya. Tetapi 
saya yakin, uang dua ribu itu begitu besar artinya bagi seorang penjaja pisang 
di pinggir jalan. Toh dia rela dan ikhlas ”kehilangan” sementara uang tersebut 
dan begitu mempercayai saya, perempuan yang kebetulan secara rutin membeli 
dagangannya. Sementara saya, tidak ikhlas menunggunya menukarkan uang atau 
bersikap seperti yang dilakukannya Apalah susahnya mengatakan 
  ”Ambil saja dulu uang itu. Besok saya lewat lagi dan kembalikan saja uang 
saya, besok”
  Ternyata saya sama sekali  tidak memiliki keikhlasan dan kepercayaan 
kepadanya seperti apa yang diperlihatkannya kepada saya. Malu rasanya menyadari 
hal itu. Padahal dulu, sebelum pindah ke Lebak Bulus, saya selalu mempercayai 
penjaja sayur yang biasa datang ke rumah atau pembantu rumah. Setiap hari, saya 
selalu meletakkan uang di kotak yang tersimpan di atas lemari es, untuk belanja 
sehari-hari, yaitu sayuran dan bumbu dapur serta ongkos transport Muslimin ke 
sekolah. Tanpa sekalipun meminta rincian pengeluaran. Saya mempercayai mereka 
sepenuhnya. Kalau pembantu mengadu bahwa Muslimin mengambil uang lebih dari 
jatahnya, saya dengan enteng berkata :
  ”Biar saja... uang itu tidak akan membuat Muslimin menjadi kaya raya mendadak 
atau saya menjadi jatuh miskin. Yang pasti, orang yang mengambilnya tidak akan 
mendapat berkah Allah SWT”
   
  Sekarang, saat tinggal di Lebak Bulus, saya menitipkan uang belanja sayuran 
kepada ibu saya. Entah bagaimana beliau mengurusnya. Saya tidak lagi menaruh 
uang di atas kulkas untuk belanja. Mungkinkah karena hal kecil itu saya menjadi 
kehilangan sensitifitas untuk mempercayai orang kecil? Astaghfirullah ... 
betapa picik dan sombongnya saya Ampun Tuhan. Sungguh saya menyesal 
hari ini... saya sudah terjerat pada fenomena low trust society  tidak 

[media-dakwah] Why did Allaah create the heavens and the earth in six days when He is able to have created it in less time?

2007-02-07 Terurut Topik Abdul Khaliq

20613: Why did Allaah create the heavens and the earth in six days when He is 
able to have created it in less time? 

-
(Go here for Reference  More Islamic Questions  Answers:  
http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542)
- 

Question: 

If Allah intends a thing, his only word is BE and it is. can you please 
explain why he took 6 days to create the heavens and earth?. 


Answer: 

Praise be to Allaah. 

One of the firm beliefs held by people of deep faith and complete Tawheed is 
that the Lord, may He be exalted, is able to do all things, and His power is 
without limits. He has absolute power, perfect will and ultimate control of all 
affairs. If He wills a thing, it happens as He wills it at the time when He 
wills it, and in the manner that He wills. 

There are many definitive texts in the Book of our Lord and in the Sunnah of 
His Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) which affirm this and 
state it clearly, with no ambiguity. It is sufficient here for us to quote some 
of the verses that indicate this, such as the verses (interpretation of the 
meaning): 

The Originator of the heavens and the earth. When He decrees a matter, He only 
says to it : `Be!' — and it is 

[al-Baqarah 2:117] 

Al-Haafz Ibn Katheer said in his commentary on this verse (Tafseer 1/175): 
Here Allaah explains the completeness of His power and the greatness of His 
authority, and that if He wills and decrees something, He simply says to it, 
`Be!' _ just once _ and it is, i.e., it comes into existence as He willed it. 
This is like the verse in which Allaah says (interpretation of the meaning): 

`Verily, His Command, when He intends a thing, is only that He says to it, 
Be! — and it is!' 

[Ya-Seen 36:82]. 

And Allaah says (interpretation of the meaning): 

When He has decreed something, He says to it only: `Be!' — and it is 

[Aal `Imraan 3:47] 

It is He Who gives life and causes death. And when He decides upon a thing He 
says to it only: `Be' — and it is 

[Ghaafir 40:68] 

And Our Commandment is but one as the twinkling of an eye 

[al-Qamar 54:50] 

Al-Haafiz Ibn Katheer said in his commentary on this verse (4/261): Here 
Allaah tells us how His will is executed in His creation, and how His decree is 
implemented. `And Our Commandment is but one' means, We only issue a command 
once, and We do not need to repeat it a second time, and what We command 
happens in the twinkling of an eye, it is not delayed for an instant. How well 
the poet put it: 

`When Allaah wills something, all He says to it is Be!, once, and it is.' 

And there are many other verses which speak of this matter and explain it. 

Once this is established, then why did Allaah create the heavens and the earth 
in six days? 

Firstly: 

It is narrated in more than one verse of the Book of our Lord that Allaah 
created the heavens and the earth in six days. For example, Allaah says 
(interpretation of the meaning): 

Indeed, your Lord is Allaah, Who created the heavens and the earth in Six 
Days, and then He rose over (Istawa) the Throne (really in a manner that suits 
His Majesty) 

[al-A'raaf 7:54] 

Secondly: 

There is nothing that Allaah does but there is great wisdom in it. This is one 
of the meanings of Allaah's name al-Hakeem (The Most Wise). Allaah may or may 
not show this wisdom to us, and those who have deep knowledge may understand 
it, to the exclusion of others. 

But the fact that we may not know or understand this wisdom should not make us 
deny it or object to the rulings of Allaah, or try to ask too much about this 
wisdom that Allaah has hidden from us. Allaah says (interpretation of the 
meaning): 

He [Allaah] cannot be questioned as to what He does, while they will be 
questioned 

[al-Anbiya' 21:23] 

Some scholars have attempted to explain the reason why the heavens and the 
earth were created in six days: 

1 _ Imam al-Qurtubi (may Allaah have mercy on him) said in al-Jaami' li Ahkaam 
al-Qur'aan, commenting on al-A'raaf 7:54 (4/7/140): 

Allaah mentions this period _ i.e. six days _ although if He had wanted to 
create it in an instant, He could have done so, because He is Able to say to it 
`Be!' and is. But He wanted to: 

- Teach His slaves kindness and deliberation in their affairs. 

- Manifest His power to the angels step by step. 

- And there is another reason: He wanted to create it in six days because 
Allaah has decreed a course for everything, for which reason He He delays the 
punishment for the sinners, because everything has an appointed time with Him. 

2 _ Ibn al-Jawzi said in his tafseer called Zaad al-Maseer (3/162), commenting 
on the verse in Soorat al-A'raaf: 

If it is said, why did He not create it in an instant when He is Able to do 
so? There are five answers to this question: 

(i) He wanted to create something each day to show His power to the angels and 
those who witnessed it. This was suggested by Ibn al-Anbaari. 

(ii) He was preparing things for Adam and his 

[media-dakwah] Fwd: Pembelian Buku untuk G1000B Gelombang Kelima

2007-02-07 Terurut Topik suhana032003
--- In [EMAIL PROTECTED], Budi Ari [EMAIL PROTECTED]
wrote:

   Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
  

  Berikut daftar pembelian buku G1000B gelombang kelima tanggal 27
Januari 2007 :
  


 Buku Pintar Aqidah Ahlus Sunnah (HC), Syaikh al Allamah Hafizh
bin Ahmad al Hikami, Pustaka at Tibyan, sebanyak 2 buah @ Rp. 45.000,- 
  
 Beginilah Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam Berwudhu, Syaikh al
Utsaimin, Darus Sunnah, sebanyak 2 buah @ Rp. 14.000,-
  
 Sifat Shalat Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh Muhammad
Nashiruddin al Albani, Pustaka Sumayyah, sebanyak 2 buah @ Rp. 25.000,-
  
 Panduan Zakat, Syaikh Sayyid Sabiq, Pustaka Ibnu Katsir, sebanyak
2 buah @ Rp. 48.500,-
  
 Meneladani Shaum Rasulullah ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh
Salim dan Syaikh Ali Hasan, Pustaka Imam Syafi'i, sebanyak 2 buah @
Rp. 26.000,-
  
 Al Masaa-il Jilid 1, Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darus
Sunnah, sebanyak 2 buah @ Rp. 65.000,00
  
 Doa dan Wirid (HC), Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka
Imam Syafi'i, sebanyak 2 buah @ Rp. 48.000,-

  

  Total Pembelian tanggal 27 Januari 2007 adalah Rp. 543.000,-, karena
diberikan discount hinggal 37,5 % maka jumlah yang dibayarkan adalah
Rp. 339.000,-
  

  Pembelian Tanggal 6 Februari 2007 :
  


 Ibadah Haji Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh al Albani,
Griya Ilmu, sebanyak 1 buah @ Rp. 17.500,-
  
 Haji Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh al Albani, al
Qawam, sebanyak 1 buah @ Rp. 15.000,-

  

  Maka dari itu total pembelian tanggal 27 Januari 2007 dan 6 Februari
2007 adalah sebesar Rp. 371.500,-
  

  Kepada muhsinin dan donatur kami ucapkan jazakallaHu khairan, semoga
Allah Ta'ala memberikan balasan kebaikan dengan balasan yang banyak.
  

  Tim Pembelian dan Distribusi
  G1000B
  Budi Aribowo
  

  


Allah Ta'ala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu
bagi siapa yang dikehendaki-Nya.  Barangsiapa mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (QS. An Nisaa' : 48)
   
  Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal
dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun,
maka pasti dia masuk surga' (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada
Kitab Shahih Bukhari]





 
-
Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your
question on Yahoo! Answers.

--- End forwarded message ---




Re: [media-dakwah] Tanya Jawab : Menikah secara tidak jujur

2007-02-07 Terurut Topik lasykar5
untuk kasus yang tergolong klise ini apakah yang 'salah' itu 'hanya' si
suami atau termasuk juga para istri, kelaurga besar dan masyarakat pada
umumnya? intinya, mengapa berpoligami tanpa keterbukaan? mengapa merasa
bersalah?

semoga ybs dapat menemukan hikmah di balik semua ini dan tidak harus
menceraikan siapapun krn toh selama ini ybs bisa memanage antara kedua
istrinya ...

lalu kenapa jawaban yang disampaikan kepada ybs sekilas nampak malah
membenarkan ybs 'salah' ...? apakah ada pihak lain lagi yang dihubungi oleh
ybs?

kasus yang menarik ...krn melibatkan 3 pihak yang semuanya harus jujur dan
mau mengembalikan pada aturan Allah swt ...

salam,
satriyo


On 2/7/07, suryati [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Menikah secara tidak jujur

 Assalamu'alaikum wr. wb.

 Ibu Anita yang dirahmati Allah. Saya ingin berkonsultasi dengan ibu
 mengenai masalah Rumah Tangga saya. Perkenankan saya memperkenalkan diri
 saya terlebih dahulu
 Saya seorang pria berusia 36 tahun menikah dengan 2 anak. 1, 5 tahun yang
 lalu saya berkenalan dengan Seorang Wanita yang bernama (A). Dari hari ke
 hari dan bulan kami semakin akrab dan (A) sudah tidak bersuami.

 Akhirnya rasa sayang, simpati dan cinta itu tumbuh dari hati saya,
 sayangnya saya tidak jujur dengan (A) mengenai status dan keadaan saya.
 Mengapa saya bisa sayang, simpati dan jatuh cinta oleh (A):

 Dia lalu mengingatkan saya hal-hal tentang agama
 Dia selalu mengingatkan saya sholat 5 waktu.
 Sikap mandiriannya dan iklas tanpa mengharapkan apa-apa kecuali balasan
 dari Allah
 Ibu Anita yang dirahmati Allah SWT, akhirnya saya menikahi (A) secara
 agama dan hukum tanpa sepengetahuan orang tua dan isteri saya untuk
 menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak diinginkan.

 Setelah menikah dengan (A) saya berusaka membagi dan mengatur waktu antara
 dia dan isteri saya dengan berbagai alasan. Allah Maha Besar untuk
 menunjukan yang benar itu benar, akhirnya rahasia itu terbongkar oleh isteri
 saya melalui Surat Dokter atas nama (A).
 Ibu Anita yang dirahmati Allah, saya tidak bisa menghindar dan tertangkap
 basah. Saya memohon ampun serta mengakui semua kesalahan dan jelaskan bahwa
 saya dengan (A) telah menikah Resmi bukan Sirih. Tanpa sepengetahuan saya,
 isteri saya berusaha bertemu dan bicara dari hati ke hati dengan (A), pada
 waktu itu (A) belum mengetahui masalah ini. Setelah (A) mengetahui status
 saya dia shock.

 Sekarang saya sedang cooling down dan kembali ke rumah dengan isteri saya,
 tapi untuk mendapatkan isteri saya kembali pulang ke rumah, ke luarganya
 menekan saya menandatangi Surat Pernyataan dan menyelesaikan masalah saya
 dengan (A), sedangkan (A) memberi saya waktu 3 bulan untuk memberikan
 keputusan yang terbaik bagi dirinya.
 Ibu Anita yang dirahmati Allah SWT, pertanyaan saya adalah:

 1. Nasi sudah menjadi bubur, haruskah saya menceraikan salah satu dari
 isteri saya yang sudah sama sama saya Zholimi.
 2. Salahkah saya jika saya tidak ingin bercerai dan menyia-nyiakan
 keduanya, karena sudah menyakiti hati mereka dengan cara tidak jujur.
 3. Apa yang harus saya lakukan dengan tekanan dari ke luarga isteri dan
 batas waktu 3 bulan untuk (A).

 Saya berharap melalui konsultasi ini saya memeroleh dorongan moral untuk
 masalah yang sedang saya hadapi secara bijaksana dan tanpa menyakiti
 keduannya Teriama kasih sebelumnya atas jawaban Ibu.

 Wassalam,

 Kelly
 Kly
 Jawaban Assalammu'alaikum wr. wb.
 Bapak Kly yang dirahmati Allah,
 Saya pahami kebingungan bapak saat ini yang merasa kesulitan untuk
 memutuskan sesuatu yang terbaik bagi ke luarga dan orang-orang yang bapak
 cintai. Dan itu sudah menjadi resiko dari pilihan bapak ketika melangkah
 memutuskan untuk melakukan poligami secara diam-diam maka hal seperti ini
 pasti terjadi. Namun saya menghargai niat baik bapak yang hendak menebus
 kesalahan dan berusaha untuk bisa memberikan sikap terbaik bagi situasi ini
 yang tidak menyakitkan kedu isteri bapak

 Jika bapak berharap untuk tidak menyakiti keduanya rasanya sulit karena
 keduanya pasti sudah merasakan derita dari kebohonganyang telah bapak
 lakukan.Hanya kedua isteri bapak kelihatannyasama-sama mampu mengendalikan
 dirinya sehinggamasih memberikan kesempatan bagi diri bapak untuk memikirkan
 sikap bapak berikutnya. Jika bapak menghendaki untuk menyelamatkan kedua
 pernikahan.nampaknya sulit, karena Ke luarga isteri pertama bapak sudah
 memberikan pilihan pada bapak agar memilih salah satunya.
 Memahami situasi penuh tekanan ini, nampaknya memang dibutuhkan ketenangan
 hati dan pikiran bagi semua pihak agar segalanya dapat diselesaikan dengan
 baik. Dalam hal ini saya menyarankan senantiasa kedekatan kepada Allah
 melalui ibadah dan doa, semoga Allah meluruskan niat dan mengembalikan lagi
 semuanya ke jalan yang terbaik.

 Sedangkan permasalahan kelanjutan rumah tangga bapak, sebenarnya akan
 kembali berpulang kepada yang menjalaninya. Sanggupkah isteri-isteri bapak
 tersebut menjalani kehidupan berpoligami atau mereka memilih untuk bercerai
 

[media-dakwah] [OOT] Jual PC Pentium IV

2007-02-07 Terurut Topik ziad
DA,
Permisi sebentar saya mau numpang jualan pc.

Spec:

   - Motherboard MSI Micro ATX for AMD including On-Board Sound Card
   - Processor AMD Ahtlon XP Model 2600
   - DDRAM 512 MB
   - Hard-Disk 80 GB SATA
   - DVD ROM + CDRW (Combo) SATA (Black)
   - VGA Card ATI 9200 RAM 128 MB (AGP Slot)
   - Sound Card Creative Sound Blaster Live Digital (PCI Slot)
   - RJ-45 Port LAN Connection
   - Casing Simbada Black
   - Keyboard Logitech Dual Languange Black (Arabic  English)
   - Mouse Logitech Optical Black
   - Acer LCD 15

3jt saja. Ada yang mau? Foto barang menyusul ;-)
Yg berminat pm aja ke email ini.
Thx.


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Fwd: [...] Menghindari Kejumudan Pemikiran

2007-02-07 Terurut Topik lasykar5
Asw,

Dari milis sebelah. Mohon maaf jika tidak berkenan. Semoga bermanfaat ...

Wsw,

satriyo

=


*Menghindari Kejumudan Pemikiran*

Kamis, 01 Pebruari 2007

*Cintaku pada kebenaran melebihi cintaku pada guru, ujar Aristoteles
ketika berbeda pendapat dengan gurunya. Agak beda dengan pengagum Nurcholis
Madjid sekarang ini*



*Oleh: Syamsuddin Arif, Phd *

* *

**



Wacana pembaruan Islam kembali mencuat dengan munculnya serangkaian
artikel di media massa yang menyoal, mengukuhkan, bahkan mengaburkan pokok
permasalahan. Tulisan ini mencoba menjernihkan isu pembaruan Islam dengan
menelusuri akar-akar semangat tajdid dalam tradisi dan sejarah Islam.



Bertolak dari sabda Nabi Muhammad saw bahwa senantiasa akan muncul dalam
setiap kurun waktu seratus tahun seorang pembaharu agama yang diutus Allah
untuk umat ini (HR Abu Dawud), banyak orang berupaya mengidentifikasi tokoh
yang dikaguminya sebagai mujaddid. Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Imam
as-Syafi'i sering disebut-sebut sebagai penyandang gelar sang pembaharu.
Lalu di era modern sebagian orang menyematkan predikat tersebut kepada Syekh
Muhammad Abduh. Tentu dalam hal ini semuanya tak lebih spekulasi belaka.



Dua pertanyaan penting mendesak untuk dijawab. Pertama, untuk apa dan
mengapa perlu ada pembaruan? Kedua, apakah yang perlu diperbarui dari agama
ini? Tajdid tidaklah sama dengan mengada-ada (ibtida'). Seorang mujaddid
tidak mengubah apalagi sampai membongkar fondasi dan struktur bangunan
agama. Laksana gedung, agama ditempati dan dipelihara, lalu secara berkala
dibersihkan agar tidak tampak usang dan kembali seperti kondisi semula:
kokoh, indah dan nyaman bagi penghuni maupun pengunjung.



Seorang pembaharu adalah renovator, bukan innovator. Renewer atau
reformer dan bukan deformer. Ia tidak mengubah-suai dengan mengurangi
atau menambah-nambah, membuat agama baru atau mendirikan agama dalam agama.
Ia hanya memperjelas yang kabur dan menjernihkan yang keruh, mengangkat yang
terabaikan dan memurnikan yang tercemar. Baik dengan meneguhkan (itsbat)
ataupun menyanggah (radd), mengurai (syarh) ataupun menoreh (jarh),
menyuarakan kritik (naqd) maupun negasi (naqdh). Upaya inilah yang dilakukan
oleh ulama semisal Ibn Taymiyyah (w. 728/1328), tokoh yang menjadi subjek
kajian Cak Nur dalam disertasi doktornya di Universitas Chicago.



Kita ketahui Ibn Taymiyyah hidup saat imperium Islam di Timur Tengah dan
sekitarnya mengalami krisis multi dimensi. Serangan kaum Salib dan ancaman
tentara Tatar, perang saudara dan konflik antar mazhab serta maraknya
aliran-aliran sesat, jelas banyak memengaruhi pemikiran dan perjalanan hidup
beliau. Ibn Taymiyyah berusaha menerobos melawan arus. Tercermin dalam
karya-karyanya seperti al-Furqan bayna Awliya' ar-Rahman wa Awliya
as-Syaitan (Perbedaan antara wali Tuhan dan wali setan), Ibn Taymiyyah
mengecam keras sakralisasi mazhab dan pengkudusan tokoh. Ia juga menolak
dikotomi yang mempertentangkan akal dengan wahyu atau menceraikan politik
dari agama.



Akibatnya mudah ditebak, ia berkali-kali diadili dan dibui hingga wafat pun
dalam penjara. Para cendekiawan sezaman dan sesudahnya banyak yang
berseberangan dengannya, namun tidak sedikit pula yang mengagumi kiprah dan
sumbangsihnya. Pandangan-pandangan Ibn Taymiyyah dalam masalah teologi,
tafsir maupun fikih menuai kritik tajam dari para ulama besar semisal
Al-'Izz ibn Jama'ah, As-Subki, Ibn Hajar al-Haytami, dan Abu Hayyan
al-Andalusi.



Sikap serupa seyogyanya kita kedepankan ketika mendiskusikan gagasan-gagasan
almarhum Cak Nur. Cendekiawan yang kerap dijuluki lokomotif gerakan
pembaruan Islam di Indonesia itu tentu tidak berkenan jika orang lain
mendewakan dirinya atau mendogmakan pikiran-pikirannya. Kritik bukan berarti
benci. Sebaliknya, apresiasi tak perlu bertukar jadi venerasi. Seperti kata
Aristoteles ketika berbeda pendapat dengan gurunya: amicus Plato sed magis
amica veritas, cintaku pada kebenaran melebihi cintaku pada guru.
Gagasan-gagasan Cak Nur mungkin tegak dan mungkin tumbang, mungkin timbul
dan mungkin tenggelam laiknya pikiran manusia.



Panggung sejarah intelektual Islam sungguh tak pernah sepi dari polemik dan
kontroversi. Betapa sengit perdebatan sejak kurun pertama hijriah bisa kita
simak misalnya dalam kitab Maqalat al-Islamiyyin yang ditulis Imam al
Asy'ari (w. 324/935) dan kitab al Farq baynal Firaq oleh al Baghdadi (w.
429/1037). Direkam dengan sangat rinci bagaimana silang pendapat terjadi
antara tokoh-tokoh Mu'tazilah, Rafidhah, Murji'ah dan Ahlus Sunnah. Jelas
tergambar tidak hanya kemajemukan tapi juga kedewasaan para cendekiawan pada
waktu itu dalam berpendirian dan berargumentasi secara santun lagi rasional.




Di abad selanjutnya Imam Ghazali (w. 555/) mengguncang dunia
perfilsafatan dengan kitabnya Tahafut al Falasifah. Dengan piawai
disingkapnya pelbagai kerancuan dan percanggahan dalam pemikiran al Farabi
dan Ibn Sina, dua sosok paling berpengaruh pada zamannya. Menurut beliau,
ada tiga nuktah ajaran 

[media-dakwah] Persahabatan Yang Tulus

2007-02-07 Terurut Topik Dzulqornain Baniz
MediaMuslim.Info - 'Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa setiap kali 
disampaikan kepada Rasulloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuatu  yang kurang 
berkenan dari seseorang, beliau tidak mengatakan: Apa  maunya si 'Fulan' 
berkata demikian! Namun beliau mengatakan: Apa  maunya 'mereka' berkata 
demikian! (HR: At-Tirmidzi)
  Anas bin Malik radhiallaahu anhu menceritakan bahwa pernah suatu kali 
seorang lelaki datang menemui Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam dengan 
bekas celupan berwarna kuning pada pakaiannya (bekas za'faran). Biasanya 
Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam  sangat jarang menegur sesuatu yang 
dibencinya pada seseorang di  hadapannya langsung. Setelah lelaki itu pergi, 
beliau pun berkata, yang  artinya: Alangkah bagusnya bila kalian perintahkan 
lelaki itu untuk menghilangkan bekas za'faran itu dari bajunya. (HR: Abu Daud 
 Ahmad) 

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu berkata bahwa Rasululloh shallallahu 
'alaihi wasallam pernah bersabda, yang artinya: Inginkah  aku kabarkan 
kepadamu oang yang diselamatkan dari api Neraka, atau  dijauhkan api Neraka 
darinya? Yaitu setiap orang yang ramah, lemah  lembut dan murah hati. (HR: 
At-Tirmidzi) 

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu'alaihi Wasallam, 
Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)
  Sumber: www.mediamuslim.info
  
  
 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] OOT : Service Gratis Honda

2007-02-07 Terurut Topik suryati
dari milist sebelah
   
  siapa tahu ada yang mau..silahkan menghubungi
   
  ..
   
  SERVICE GRATIS HONDA !!!

Honda turut prihatin atas musibah banjir di wilayah DKI Jakarta dan
Tangerang. Khusus untuk pemilik sepeda motor Honda yang motornya bermasalah
karena banjir, WAHANA HOPE (Honda Peduli) dan AHM akan memberikan layanan
Service Gratis pada :

Tanggal : Sabtu-Minggu 10-11 Pebruari 2007
Waktu : Pukul 08.00 - 16.00
Lokasi : - Mall Taman Palem, Jl. Raya Kamal Outer Ring Road,
Cengkareng, Jakarta Barat (Carrefour)
- Seberang Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta Timur
- Plaza Shinta Cimone, Jl. Teuku Umar, Cimone, Tangerang

Fasilitas : - Gratis Oli, Busi dan Jasa Servis
- Diskon sampai 40 % untuk penggantian parts yang harus
diganti karena terkena banjir

Note : jumlah sepeda motor terbatas, tahun produksi 2000 keatas.

Terima kasih

 - - - - - -
Wiyarto Mulyono
Customer Care Department
PT Wahana Makmur Sejati
Main Dealer Motor Honda Jakarta Tangerang
Jl. Gunung Sahari No. 32
Jakarta 10720

Telp : (021) 628 1700 ext 373
Hotline : (021) 601 2044
Bebas Pulsa : 0 800 188 1700
Fax : (021) 601 2278




Yathie 
(Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena PERSAHABATAN itu 
memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam kehidupan)

 
-
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]