[media-dakwah] Bukan Salah Awang (Hujan..)
Bukan Salah Awang 16 Jan 06 07:11 WIB Oleh Bayu Gawtama Anwar namanya, tapi teman-temannya biasa memanggilnya Awang. Mendung adalah senyumnya, hujanlah yang dinantinya setiap hari. Bila langit bersinar, justru wajahnya murung. Allah, turunkan hujan dong, harapnya. Awang bukan sedang sholat meminta hujan, apalagi pawang hujan. Bocah kurus berusia 9 tahun itu kerap menanti hujan karena baginya, hujan berarti rezeki. Rezeki yang sesungguhnya, sebab sekurangnya 20 ribu rupiah bisa dibawa pulang untuk membantu ibu belanja sehari-hari. Sore menjelang maghrib itu, Awang terlihat murung. Hujan turun sangat sebentar, hanya cukup membasahi jalanan kota yang berdebu dan lumayan bikin kotor pajalan kaki yang bersandal jepit. Ia pun belum sempat menggigil seperti hari-hari sebelumnya setelah beberapa jam menawarkan jasa payung kepada pejalan kaki yang membutuhkannya. Ya, Awang memang pengojek payung. Kegemarannya setiap hari adalah menatap langit. Mendung adalah senyumnya, terik matahari akan membuatnya murung. Awang tidak sendirian. Belasan anak di sekitar Pasar Ciputat punya hobi yang sama; menatap langit dan kalau perlu ribuan kali meminta kepada Sang Pemilik hujan agar hari itu hujan diturunkan. Kalau perlu hujan jangan berhenti seharian, biar uang yang Awang dapat lebih banyak. Pasti ibu senang, ujar Awang polos. Anak sekecil itu bahkan tahu waktu-waktunya hujan turun, termasuk di bulan apa biasanya curah hujan lebih besar dan lebih lama. Desember dan Januari adalah bulan panen baginya. Maka tak heran, jauh-jauh hari ia sudah meminta dibelikan payung oleh ibunya. Karena tahu yang diminta Awang akan berbuah rezeki, sang ibu pun tak keberatan merogok kocek lebih dalam untuk membeli payung. Lain Awang lain masyarakat kebanyakan di ibukota dan berbagai daerah rawan bencana lainnya di Indonesia. Mereka berharap hujan jangan turun, kalau pun turun hanya sekelebatan saja, sekadar membasahi jalan. Atau gerimis saja boleh lah. Maklum, hujan berkepanjangan sama dengan bencana. Hujan semalaman tak berhenti, bikin jantung para pejabat setempat berdegub keras lantaran daerahnya akan tergenang air. Hujan deras terus menerus membuat masyarakat panik, sebab tahun lalu hujan yang sama telah pernah menghabiskan harta benda, ternak, ladang, bahkan menelan korban jiwa. Dan ketika hujan turun, doa mereka pun sama, Ya Allah, jangan biarkan bencana menimpa kami lagi. Sesungguhnya hujan itu rezeki Allah. Tidak hanya bagi pengojek payung seperti Awang dan teman-temannya. Rezeki juga bagi para petani yang membutuhkan cukup air untuk mengairi sawah dan ladangnya. Di masa lalu, tak satu pun orang takut akan datangnya hujan, bahkan ketika hujan tak datang pun ramai masyarakat melakukan sholat untuk meminta hujan. Di masa silam, anak-anak kecil bermain riang saat hujan turun, dan tak sedikit pun orang tua ketakutan anaknya akan terseret banjir. Paling mungkin sekadar flu, itu pun masih bisa di atasi. Saat ini, hujan berarti bencana. Tak lagi rezeki. Hujan turun terus menerus, harta benda berharga pun siap dikemas. Anak-anak tak diizinkan jauh dari orang tua, khawatir banjir datang tiba-tiba dan menyeret serta mereka. Tak cuma hujan, langit hitam di langit bisa jadi pertanda bahaya, was-was dan kepanikan berlebihan muncul di benak warga. Maklum, kehilangan harta benda dan anggota keluarga di musim banjir tahun lalu belum terlupakan. Kini, bencana yang sama siap mengepung mereka, seolah bencana tak ada habisnya. Bagi Awang, hujan adalah rezeki. Jangan salahkan Awang yang terus berdoa agar Allah menurunkan hujan. Karena di masa lalu pun hujan deras tak pernah ditakuti, hujan seharian tak menimbulkan kepanikan. Jika saat ini hujan justru berakibat bencana, jelas harus ada yang bertanggungjawab. Dan yang pasti bukan Awang. *** Bocah berbadan kurus itu tersenyum lebar. Hujan lebat turun kembali, payungnya pun mengembang sudah. Kaki kecilnya mengibas jalan berair dan siap mengais rezeki. Yang pasti, ia begitu sumringah, tak peduli banyak orang selainnya yang ketakutan. - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] banjir lumpuhkan jakarta
Banjir melumpuhkan Jakarta Pemandangan 5 tahun lalu terulang lagi. Wajah Jakarta yang megah, dengan kesibukan lebih mempercantik diri yang tidak pernah usai, akhirnya harus berhenti. Berhari-hari seluruh warga disibukkan dengan air yang menggenangi bukan hanya jalan, tapi juga rumah mereka. Kesedihan tampak dimana-mana. M ereka harus rela berada dijalan-jalan, mengungsi, karena rumah mereka terendam air bukan hanya semata kaki atau selutut tapi lebih dari 2 meter. Tidak terketukkah hati kita melihat saudara-saudara kita yang tertimpa bencana? Mereka bukan saja kehilangan harta benda yang mungkin hilang karena banjir, tapi mereka harus rela hidup dalam tenda-tenda seadanya, dengan berharap makanan dari dapur-dapur umum belum lagi kesehatan mereka terancam karena hujan deras hampir tiap hari mengguyur . Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dengan perannya yang tak pernah berhenti dalam penanganan bencana di berbagai daerah tidak berpangku tangan dengan kondisi yang menyedihkan tersebut. BSMI tetap memberikan kontribusinya dengan segala kemampuan yang ada dari membuka posko banjir di kantor pusat yang dihuni oleh para pengungsi, membuka dapur umum, melakukan evakuasi terhadap korban banjir di berbagai daerah dengan perahu karet, pelayanan kesehatan di klinik BSMI serta melakukan mobile Clinic ke berbagai daerah yang terisolir karena jalur transportasi terputus. Mari salurkan bantuan anda melalui rekening BSMI Bank Syariah Mandiri Cab, Tg Priok No. Rek 0200038569 An Bulan Sabit Merah Indonesia Atau datang langsung ke Kantor Pusat BSMI dengan alamat Jl. Dewi Sartika No.19 Cililitan, Jakarta Timur Telp. 021 808 76 527 Dengan memforward email ini ke seluruh rekan-rekan anda berarti anda telah membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah - Looking for earth-friendly autos? Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] al-Saabooni and his book Safwat al-Tafaaseer
39771: al-Saabooni and his book Safwat al-Tafaaseer - (Go here for Reference More Islamic Questions Answers: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542) - Question: What is your opinion of the book Safwat al-Tafaaseer by Shaykh al-Saabooni? Some of the religiously-committed youth criticize us for reading this book, and say that the `aqeedah of Shaykh al-Saabooni is Mu'tazili or Ash'ari, and his Tafseer (commentary) on the Qur'aan is likewise. I do not know anything about this Shaykh, so I started to read this book because it is straightforward and written in an attractive style. What is your opinion on this book and its author? What are the books that you recommend for every Muslim (who is not specialized in the sciences of sharee'ah) to read concerning his `aqeedah and his everyday acts of worship and interactions with others?. Answer: Praise be to Allaah. Firstly: Professor Muhammad `Ali al-Saabooni is one of the professors in the College of Sharee'ah in Makkah al-Mukarramah. He was active in the fields of Qur'aan sciences and Tafseer (commentary), then he wrote a number of books on Tafseer and Qur'aanic sciences, most of which are summaries of longer books such as Mukhtasar Tafseer Ibn Katheer, Mukhtasar Tafseer al-Tabari, al-Tibyaan fi `Uloom al-Qur'aan, Rawaa'i' al-Bayaan fi Tafseer Ayaat al-Ahkaam, Qabs min Noor al-Qur'aan, and Safwat al-Tafaaseer, which is the book under discussion here. This is a concise tafseer of which its author said: it is comprehensive, based on both narrated reports and rational argument, based on the most authentic well known tafseers such as al-Tabari, al-Kashshaaf, Ibn Katheer, al-Bahr al-Muheet and Rooh al-Ma'aani. It is written in a simple style that is easy to understand, paying attention to literary style and linguistic form. He says in the introduction: I have called my book Safwat al-Tafaaseer (The Best of Tafseers) because it combines the best of the major detailed tafseers in a brief, organized and clear fashion. The book was published in three volumes, in 1400 AH. With regard to the `aqeedah of the author, his beliefs are Ash'ari, which makes his books and summaries subject to criticism and rejection. This also makes him misquote some hadeeth texts by not quoting them in full, and distort some of his quotations from other scholars, as we shall see below. Shaykh Safar al-Hawaali said: With regard to al-Saabooni, it does not bother me to say that what he has written about the `aqeedah of the salaf and that of the Ash'aris conflicts with the basic principles that every researcher who studies `aqeedah should know, and his style is also far removed from the authenticated academic style and from rationality. Manhaj al-Ashaa'irah fi'l-`Aqeedah, p. 2 He was refuted by many scholars such as Shaykh `Abd al-`Azeez ibn Baaz, Shaykh al-Albaani, Shaykh Saalih al-Fawzaan, Shaykh Bakr Abu Zayd, Shaykh Muhammad Jameel Zayno and others. With regard to his book Safwat al-Tafaaseer, it is one of those books of his which were most emphatically refuted by the scholars. There follows a list of some of those who refuted it, along with the titles of their books: 1. al-Radd `ala Akhta' Muhammad `Ali al-Saabooni fi Kitaabihi Safwat al-Tafaaseer wa Mukhtasar Tafseer Ibn Jareer, by Shaykh Muhammad Jameel Zayno, teacher of Tafseer in Daar al-Hadeeth, Makkah. 2. Tanbeehaat Haammah `ala Kitaab Safwat al-Tafaaseer by Shaykh Muhammad Jameel Zayno. 3. Mulaahazaat `ala Kitaab Safwat al-Tafaaseer by Shaykh Sa'd Zallaam, Dean of the School of Arabic Language in Egypt. 4. Mulaahazaat `ala Safwat al-Tafaaseer by Shaykh `Abd-Allaah ibn Jibreen. 5. Mulaahazaat `Aammah `ala Kitaab Safwat al-Tafaaseer by Shaykh Saalih al-Fawzaan. 6. al-Tahzeer min Mukhtasaraat al-Saabooni fi'l-Tafseer by Shaykh Bakr Abu Zayd; this is included in his major book al-Rudood. These criticisms led the Ministry of Awqaaf in the Kingdom of Saudi Arabia to ban this book and confiscate it, as stated in the Decree of the Ministry of Hajj and Awqaaf no. 945/2/S, dated 16/4/1408 AH, from the General Headquarters of Awqaaf and Mosques in the Riyaadh area, pertaining to the confiscation of the book Safwat al-Tafaaseer and banning circulation thereof until its errors with regard to `aqeedah have been corrected. Shaykh Bakr Abu Zayd said: The title Safwat al-Tafaaseer (The Best of Tafseers) is deceiving and confusing. How can it be described as the best when it mixes good and bad, when it mixes the tafseers of the Salafis Ibn Jareer and Ibn Katheer with the tasfeers of the Mu'tazili al-Zamakhshari, the Raafidis al-Radiy and al-Tubrusi, the Ash'ari al-Raazi and the fanatical Ash'ari grave-worshipper al-Saawi and others? Especially when this mixing is done by one who does not know what he is doing and is like one who tries to climb a wall without a ladder. Otherwise scholars may benefit from the prominent mufassireen
[media-dakwah] TAKFIR
THE STREET MIMBAR Khutbah (5 January 2007) e-mail: [EMAIL PROTECTED] webpage: www.geocities.com/khutbahs http://groups.yahoo.com/group/the_street_mimbar/ Suggestions Criticisms: PLEASE E-MAIL It is in such a manner that We make plain our signs so that the course of the criminals may become clear. Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Raheem. Alhumdulillah. Peace and blessings on Muhammad, his Noble Companions and Family. Brothers and Sisters, Muslims whose relationship with Allah Azza Wa Jall is one of responsibilities and duties and one of tasks and obligations audio on http://www.islamiccenterdc.com/khutbassermons.htm?archived=1page=6 (6-16-2006) CONSOLIDATING THE MUSLIM RANK AND FILE PART 38 TAKFIR Bridging then with now and looking at our own selves hundreds of years ago and nowadays is what is required of us in order not to lose the valuable experience that we have been honored to have. We have had serious trials and errors, we've made serious mistakes and we've also had accomplishments and achievements to our credit and merit. One of the issues that we have in our past that has the potential of coming back and haunting us in our present is the issue of what is called kufr or takfir. Before we try to take a calculated look at this issue, we should remind ourselves that this concept is a Qur'anic concept. It's not an accusation to begin with and it is not the improvisation of a group of people as it may have been intended at times to be. The word kufr and its multiple derivatives in the Qur'an are plentiful. There are many ayaat in the Qur'an that mention this word in context- this is the key to understanding it- in context. This is by no means an exhaustive attempt, but we will attempt to try to have a sense of what this idea or definition is so that it cannot be abused by individuals and utilized by political powers as it has the potential of becoming if we ourselves are not there to absorb and to behave according to its meanings. Allah states in the very 1st ayaat of Surah Al-Baqarah- and His words are the eternal truth- this is just one context of the many other contexts in the Qur'an. It's as if it was meant for us to begin this elementary understanding of two opposite concepts. We cannot understand kufr in the absence of our understanding of imaan. Therefore, in a sense, the definition in the last two ayaat that were quoted is a further definition, even though it is a contrarian follow up to the definition of Imaan. Let's take these ayaat- we're not going to leave you in a mental wilderness. These are the beginning ayaat of the 2nd Surah in the Qur'an. The letters ALIF-LAAM-MEEM; constitute that Holy writ about which there is no doubt, a source of guidance for those who are conscious of Allahs power presence in human affairs (Surah Al-Baqarah verse 1-2) A further description of this group of people who are on guard against Allahs ever present power in our daily and lively affairs is those who are committed to the un-palpable or that which is beyond human senses and those who have institutionalized or standardized in society this relationship with Allah through the daily observance of Allah through the daily observance of Allah (Surah Al-Baqarah verse 3) This is another meaning for As-Salaah. As-Salaah is no longer an individual trait. Allah did not say Alladhina Yusallun. He said Alladhina Yuqimun As-Salaah. Iqamah As-Salaah needs a combined human effort and it intends for a social dimension. and out of that which We provided them with, they give or disperse (Surah Al-Baqarah verse 3) Anything that comes their way, they in turn distribute it. It is very important to follow these meanings of Imaan that are going to help us understand the meanings of kufr. And those who are committed to that which has been bestowed upon you (O Prophet) and that which has been bestowed upon those who have come before you from on high and they are certain of the approaching life- of the final life. It is they who are on a course of guidance from their sustainer and it is they who are successful or felicitous (Surah Al-Baqarah verse 4-5) Now, we have a definition for what is now to follow. As a matter of fact, those who are in denial, it is the same whether you caution or relay an ultimatum to them or whether you do not do so, they will not commit themselves to Allah. (Surah Al-Baqarah verse 6) Brothers and sisters- let us go through this in a way that we will understand each other. We're not just here to pontificate. This is a matter of you and us understanding what Allah is explaining to us. When Allahs Prophet (sallalahu alaihi wa sallam) came to the people in Makkah, these people had no Islamic feature or character to them. They had no conviction or commitment that is drawn from the book of Allah into their social order, but, when Allahs Prophet spoke to them at the beginning of this divine
[media-dakwah] Bantuan Korban Banjir melalui YISC Al-Azhar
YISC AL AZHAR YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Tingkatkan Kepedulian Sosial Kita Mari Membantu Masyarakat Jakarta Korban Banjir Dalam rangka membantu korban Banjir di Jakarta kam,i Youth Islamic Study Club Al Azhar (YISC) mengundang khalayak umum dan civitas YISC untuk menyalurkan dananya untuk korban banjir di jakarta yang akan disalurkan melalui YISC Al-Azhar yaitu ke rekening BCA No. 1662081251 a.n. Herlin Yulianti Cabang Cimanggis. Diinformasikan pula pada hari AHAD tgl. 4 YISC bekerjasama dengan LAZ Al Azhar telah memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah Lenteng Agung berupa bantuan Logistik seperti selimut, makanan kering, indomie dll. Semoga ALLAH membalas seluruh amalan sosial kita. Demikian kami sampaikan, partisipasi Bapak/Ibu/Saudara sangat kami harapkan. Atas perhatiannya diucapkan Terima Kasih. Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh HUMAS YISC === Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc.or.id - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Banjir DI Jakarta
Jakarta banjir hampir menggenangi semua rumah, semua jalan. Banjir di Jakarta dari dulu tidak pernah selesai bagaimana agar masyarakat Jakarta hidup dengan aman, nyaman dan selamat dari ganguan apapun termasuk banjir. Semua lapisan masyarakat di Jakarta merasakan begitu susahnya dan repotnya dengan banjir. Sudah tiga hari banjir di Jakarta membuat sibuk semua orang disana, saya hanya bisa lihat dari telivisi begitu banyak air dimana-mana hingga rumah hanya kelihatan atapnya saja. Masalah penganan korban banjir yang masih lambat, hingga masyarakat menggunakan perahu dengan drum atau ban dalam. Saya perhatikan masyarakat korban banjir di Jakarta, Tanggerang dan Bekasi sekarang ini lebih banyak memerlukan logistik makanan, minuman, makanan bayi, pakian bersih, peralatan ibadah, tenda dan obat-obatan. Kita yang masih muda-muda harus peduli dengan saudara kita yang terkena bencana di Jakarta dan sekitarnya untuk membantu meringankan beban mereka dari banjir yang kemungkinan masih lama surutnya. Karena saya tinggal jauh dari Jakarta hanya bisa berdoa dan semoga banjir cepat surut hingga tidak menimbulkan banyak korban jiwa dan harta.
[media-dakwah] arti jihad
Asalamua'alaikum Wr.WB. 1. Ada pandangan sebagian orang yang mengatakan bahwa jihad itu identik dengan peperangan apa betul itu 2. saya minta penjelasan arti jihad dari jihad yang terkecil sampai jihad yang terbesar Wasalam [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Etika minum
Asww. Saya pernah dengar khusus Air Zam-zam katanya minumnya justru disunahkan berdiri. Benarkah hal ini. Dan adakah hadits yang mendukungnya. Dimohon penjelasannya. Terima Kasih. wasww (radhix) -Original Message:- From: andaya_s[EMAIL PROTECTED] mailto:andaya_s%40pgn.co.id co.id To: pgn_party-dodo_ mailto:pgn_party-dodo_darsono-group%40pgn.co.id [EMAIL PROTECTED] Sent: Mon, 05 Feb 2007 Subject: Etika minum Efek Minum Berdiri Pada (20/8/06) saya ikut kajian kesehatan akupuntur yang diadakan salah satu ahli akupuntur. Saya baru sadar, mengapa Rasulullah melarang ummatnya minum berdiri seperti yg disebutkan dalam hadist agar tidak minum berdiri. Ini dibuktikan dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya. Cara mengatasinya: 1. biasakan minum duduk. 2. banyak minum air putih. Sekarang, apakah kita masih mau minum berdiri? [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Enjoining what is good and forbidding what is evil, and the verse, Take care of your ownselves
38701: Enjoining what is good and forbidding what is evil, and the verse, Take care of your ownselves - (Go here for Reference More Islamic Questions Answers: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542) - Question: How can we refute, with strong and definitive evidence, those who quote the verse (interpretation of the meaning): O you who believe! Take care of your ownselves when they are enjoined to do that which is good and told not to do that which is evil?. Answer: Praise be to Allaah. This verse from Soorat al-Maa'idah is one that is misunderstood by some people. They think that it means that it is not obligatory to enjoin what is good and forbid what is evil, and they sometimes quote it to those who are enjoining them to do something good or telling them not to do something evil. In his commentary on the verse (interpretation of the meaning): O you who believe! Take care of your ownselves. If you follow the (right) guidance [and enjoin what is right (Islamic Monotheism and all that Islam orders one to do) and forbid what is wrong (polytheism, disbelief and all that Islam has forbidden)] no hurt can come to you from those who are in error [al-Maa'idah 5:105] The scholar Muhammad al-Ameen al-Shanqeeti said: The ignorant person may imagine, from the apparent meaning of this verse, that it is not obligatory to enjoin what is good and forbid what is evil, but the same aayah also indicates that if a person does his best (to enjoin what is good and forbid what is evil), and there is no response, then this is what this verse refers to. That is where Allaah says If you follow the (right) guidance, because whoever does not enjoin what is good is not following right guidance. Those who said this include Hudhayfah and Sa'eed ibn al-Musayyib, as quoted by al-Aloosi in his Tafseer; Ibn Jareer, as quoted by al-Qurtubi from Sa'eed ibn al-Musayyib; and Abu `Ubayd al-Qaasim ibn Salaam. Ibn Jareer also quoted something similar from a group of the Sahaabah including Ibn `Umar and Ibn Mas'ood. Some of the scholars said that If you follow the (right) guidance means if you tell them but they do not listen; and some of them said that enjoining what is good is included in the meaning of guidance in this verse. This is very clear to any fair-minded person. Further evidence that the one who does not enjoin what is good is not following true guidance is the fact that Allaah swears that such a person is lost, as He says (interpretation of the meaning): By Al`Asr (the time). Verily, man is in loss, Except those who believe (in Islamic Monotheism) and do righteous good deeds, and recommend one another to the truth [i.e. order one another to perform all kinds of good deeds (AlMa`roof) which Allaah has ordained, and abstain from all kinds of sins and evil deeds (AlMunkar) which Allaah has forbidden], and recommend one another to patience (for the sufferings, harms, and injuries which one may encounter in Allaah's Cause during preaching His religion of Islamic Monotheism or Jihad) [al-`Asr 103:1-3] The truth of the matter is that it is obligatory to enjoin what is good and forbid what is evil, and once he has done his duty, the one who enjoins good cannot be harmed by the misguidance of those who have gone astray. This is indicated by several verses such as (interpretation of the meaning): And fear the Fitnah (affliction and trial) which affects not in particular (only) those of you who do wrong [al-Anfaal 8:25] and the ahaadeeth which indicate that if people do not enjoin what is good and forbid what is evil, then Allaah will include them in His punishment. For example: It was narrated that Abu Bakr al-Siddeeq (may Allaah be pleased with him) said: O people, you recite this verse (interpretation of the meaning): O you who believe! Take care of your ownselves. If you follow the (right) guidance [and enjoin what is right (Islamic Monotheism and all that Islam orders one to do) and forbid what is wrong (polytheism, disbelief and all that Islam has forbidden)] no hurt can come to you from those who are in error [al-Maa'idah 5:105] But I heard the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) say, `If the people see an evildoer and do not take him by the hand [to put a stop to his evil], soon Allaah will punish all of them. Narrated by Abu Dawood, 4338; al-Tirmidhi, 2168; and al-Nasaa'i _ with a saheeh isnaad. Also classed as saheeh by al-Albaani in Saheeh al-Tirmidhi, no. 2448. From Adwa' al-Bayaan, 2/169. And Allaah knows best. - (Go here for Reference More Islamic Questions Answers: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542) - Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * Your email settings:
[media-dakwah] i need your vote
as-salam alaikum dear brothers and sisters i need your vote for my Jilbab please vote at http://www.urbanjilbabcompetition.com/view_big_pop.aspx?id=137 Note: 1 heart equals 1 point thank you, sister Aishah.
[media-dakwah] Repetition and word order in the Qur'aan And commentary on the phrase And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another
22471: Repetition and word order in the Qur'aan And commentary on the phrase And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another - (Go here for Reference More Islamic Questions Answers: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542) - Question: In Soorat al-Baqarah we see that Allaah says (interpretation of the meaning): O Children of Israel! Remember My Favour which I bestowed upon you and that I preferred you to the `Aalameen [mankind and jinn (of your time period, in the past)]. And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another, nor will intercession be accepted from him nor will compensation be taken from him nor will they be helped [al-Baqarah 2:47-48] Then later on He says (interpretation of the meaning): O Children of Israel! Remember My Favour which I bestowed upon you and that I preferred you to the `Aalameen [mankind and jinn (of your time period, in the past)]. And fear the Day (of Judgement) when no person shall avail another, nor shall compensation be accepted from him, nor shall intercession be of use to him, nor shall they be helped [al-Baqarah 2:122-123] and we see that the words intercession (shafaa'ah) and compensation (`adl) are reversed, even thought both passages are speaking of the Children of Israel. Answer: Praise be to Allaah. The answer to this question includes a number of points: 1 _ The Tafseer (commentary) on the verse (interpretation of the meaning): And fear a Day (of Judgement) when a person shall not avail another, nor will intercession be accepted from him nor will compensation be taken from him nor will they be helped [al-Baqarah 2:48] and the similar verse (interpretation of the meaning): And fear the Day (of Judgement) when no person shall avail another, nor shall compensation be accepted from him, nor shall intercession be of use to him, nor shall they be helped [al-Baqarah 2:123] Ibn Katheer (may Allaah have mercy on him) said (1/256): Because Allaah reminds them of His blessing first _ i.e., in the verse (interpretation of the meaning): O Children of Israel! Remember My Favour which I bestowed upon you, and fulfil (your obligations to) My Covenant (with you) so that I fulfil (My Obligations to) your covenant (with Me), and fear none but Me [al-Baqarah 2:40] _ He then followed that with a warning of His wrath on the Day of Resurrection, and said: And fear a Day meaning, fear the Day of Resurrection, when a person shall not avail another meaning, no person will be able to help another, as Allaah says (interpretation of the meaning): And no bearer of burdens shall bear another's burden [Faatir 35:18] Every man that Day will have enough to make him careless of others [`Abasa 80:37] O mankind! Be afraid of your Lord (by keeping your duty to Him and avoiding all evil), and fear a Day when no father can avail aught for his son, nor a son avail aught for his father [Luqmaan 31:33] This is a most eloquent statement that neither father nor son will be able to do anything for the other. The phrase nor will intercession be accepted from him means, from the kaafirs, as Allaah says (interpretation of the meaning): So no intercession of intercessors will be of any use to them [al-Muddaththir 74:48] The phrase nor will compensation be taken from him means, no ransom will be accepted from him, as Allaah says (interpretation of the meaning): Verily, those who disbelieved, and died while they were disbelievers, the (whole) earth full of gold will not be accepted from anyone of them even if they offered it as a ransom [Aal `Imraan 3:91] Verily, those who disbelieve, if they had all that is in the earth, and as much again therewith to ransom themselves thereby from the torment on the Day of Resurrection, it would never be accepted of them, and theirs would be a painful torment [al-Maa'idah 5:36] So this Day no ransom shall be taken from you (hypocrites), nor of those who disbelieved (in the Oneness of Allaah Islamic Monotheism). Your abode is the Fire. That is your mawla (friend — proper place), and worst indeed is that destination [al-Hadeed 57:15] So Allaah tells us that if they did not believe in His Messenger and follow him and the message with which he was sent, and they persisted in their kufr until they meet Allaah on the Day of Resurrection in that state, then the blood ties of a relative or the intercession of a person of status will not benefit them, nor will any ransom be accepted from them, even if it were an earthful of gold. And the words nor will they be helped mean that on that Day no one will take pity on them and try to help them and save them from the punishment of Allaah, and as stated above, Allaah will not accept any ransom or intercession on the behalf of those who disbelieved in Him. No one will be able to save them from His punishment and no one will be able to offer them protection,
[media-dakwah] Mathematics of Life.
[Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Bukan Sekedar Memberi
Bukan Sekedar Memberi 7 Apr 06 08:16 WIB Oleh I.S Astuti Kita sesungguhnya patut bersyukur jika di tengah semakin tingginya individualisme masyarakat, di tengah gencarnya arus hedonisme dunia, ternyata memberi masih berada dalam daftar aktivitas kita sehari-hari. Entah sekedar memberikan salam atau memberikan sebagian harta benda. Akan tetapi, mungkin kita tak pernah mengukur bagaimana derajat pemberian kita. Dengan kata lain, mungkin kita terlupa bahwa ternyata kita seringkali hanya sekedar memberi, memberikan apa yang sudah tidak lagi kita inginkan, memberikan apa yang sudah tak lagi kita butuhkan. Sungguh terpaut jauh dengan kualitas pemberian oleh para sahabat pendahulu Islam. Dahulu Fatimah r.a rela memberikan kalung yang dimilikinya kepada seorang fakir yang datang kepadanya. Kita tentu juga tidak asing lagi bagaimana QS. Al-Hasyr:9 melukiskan kemuliaan kaum Anshar yang dengan senang hati memberikan pertolongan terbaik kepada kaum muhajirin. Bercermin pada kehidupan para sahabat, betapa kita melihat untaian kisah indah mereka yang bisa menjadi para pemberi kaliber dunia, yang bukan saja bisa memberi di saat senggang dan sempit, tetapi juga bisa memberikan bagian terbaik dari diri mereka. Sungguh besar kemuliaan yang terpancar dari pemberian mereka. Memberikan yang terbaik adalah manifestasi keikhlasan dan pengorbanan. Memberikan yang terbaik berarti juga wujud keyakinan kita kepada janji Allah dalam QS. Al-Baqarah: 272 bahwa tak akan pernah dirugikan sedikitpun orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah. Memberikan yang terbaik pun berarti mensyukuri nikmat Allah SWT serta mengoptimalkan segala kemampuan dan potensi diri untuk bisa memberikan manfaat buat orang lain. Dan tentu, memberikan yang terbaik adalah bukti nyata cinta seorang muslim kepada saudaranya. Lihatlah, betapa semua keutamaan ini tercermin dalam kualitas pemberian mereka yang begitu tinggi. Sementara bagi kita agaknya jerat-jerat kehidupan dunia mungkin masih begitu kuat membekap sehingga kita lebih sering memberi sekedarnya, memberikan seperlunya. Sepertinya, logika akhirat para sahabat itu masih di luar rasio kita sehingga teramat susah bagi kita untuk bisa meniru perilaku generasi terbaik itu. Akan tetapi, bukanlah hal yang mustahil bagi kita untuk bisa mengambil sedikit dari keteladanan para sahabat, sehingga kita bisa mempersembahkan setiap hal terbaik yang ada dalam diri kita. Bukanlah mustahil jika suatu saat kita tak lagi sibuk mencari-cari uang recehan tatkala ada pengemis meminta, sementara berlembar-lembar ribuan masih terselip di dompet kita. Semoga kita bukanlah orang yang sibuk membongkar pakaian usang di pojok lemari ketika banjir melanda saudara kita. semoga kita bukanlah orang yang hanya membagi makanan kepada tetangga saat makanan bersisa. Semoga kita bukan lagi termasuk orang yang menjawab salam seadanya, bukan lagi termasuk orang yang berkata seadanya tanpa hendak berpikir mendalam ketika ada seseorang meminta pendapat kita. Sungguh patut kita renungkan perkataan Fudhail bin Iyadh yang mengatakan sudah selayaknyalah kita bersyukur ketika masih ada seseorang yang meminta kepada kita, ketika kita masih bisa memberikan manfaat buat orang lain. Ataukah memang sesungguhnya kita termasuk orang yang tidak pernah bersyukur? Bumi Pesagi 2006, [EMAIL PROTECTED] - Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Jakarta Terendam
Jakarta Terendam Hujan merendam Jakarta, semuanya jadi susah. harapan dan putus asa membaur menjadi satu. Awalnya jumat malam saya dikantor, seorang teman dari Kampung Melayu mengabarkan rumahnya terendam. saya segera menuju Kampung Melayu. Basah kuyup terguyur air hujan. Sampai malam bersama warga mendirikan tenda. Orang-orang berdatangan, ikut membantu dapur umum. Semua berkumpul menyatu. menyatukan hati. tidak lagi melihat kaya atau miskin. semuanya sependeritaan. Teman bertutur, Dengan banjir kita disatukan dalam kebahagiaan dan penderitaan. Saya memanggut memahaminya. Sungguh indah hidup ini jika kita selalu mengambil hikmah disetiap peristiwa. Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com
[media-dakwah] Buku: Berpikir Diagonal - 42 Karakteristik Untuk Sukses Anda
Buku: Berpikir Diagonal - 42 Karakteristik Untuk Sukses Anda Ceritanya, beberapa tahun yang lalu Saya mulai menulis sebuah buku. Buku pengembangan diri yang Islami. Sampai saat ini, Saya belum juga merampungkannya. Buku itu baru setengah jadi, dan judulnya Berpikir Diagonal: 42 Karakteristik yang menjamin Sukses Hidup Anda. Saya berpikir untuk sesegera mungkin menyebarkan manfaatnya - Insya Allah, jika buku itu memang bermanfaat. Siapa tahu umur Saya tidak akan pernah cukup untuk menyelesaikannya. Dan biarlah, Anda semua yang menyelesaikannya, memberinya kesimpulan. Isinya, adalah tentang bagaimana Saya sebagai seorang muslim, mencoba memaknai peranan sebagai Khalifah di muka bumi, dan pada saat yang sama tetap menjadi Abdullah, yang tidak kehilangan potensi untuk bisa bertemu dengan-Nya dan Rasul-Nya. Titik awal dari perjalanan hidup setiap muslim, ada pada VISI setiap muslim yaitu: KEBAIKAN DI DUNIA DAN AKHIRAT, TERPELIHARA DARI SIKSA NERAKA. Atas dasar visi itulah, setiap muslim - menurut Saya - harus bergerak dan menjelajahi muka bumi. Menjelajah dan menggapai sukses di muka bumi, menggapai sukses di akhirat, dengan berpola pikir dan bertindak secara diagonal yang seimbang, antara dunia dan akhirat. Anda bisa mendownloadnya di sini: http://www.indodigest.com/indonesia-news-438.html Silahkan membacanya, silahkan mengambil manfaat. Ambil yang positif, tinggalkan yang negatif. Lebih dari itu, jika Saya yang bodoh, pandir, dan perlu bimbingan ini perlu dikoreksi, silahkan hubungi Saya di: [EMAIL PROTECTED] HP: 021-70096855 YM: ikhwansopa TIPS: Buku setengah jadi ini terdiri dari 5 file ditambah 1 file bonus. Dibuat dalam format MSWORD. Di dalamnya ada grafik dan diagram. Jadi, bacalah dalam MSWORD dengan mode View - Print Layout. Semoga bermanfaat, Ikhwan Sopa Trainer E.D.A.N. http://milis-bicara.blogspot.com
Re: [media-dakwah] Re: keturunan nabi
Yang saya alami sekarang ini juga aneh dengan keturunan Nabi. Mereka bangga dengan keturunan Nabi. Saya (golongan bukan habib) mendapatkan istri anak Habib, dan biasanya anak habib harus mendapatkan keturunan habib juga. dari situ ada kejanggalan. semua manusia dilahirkan dengan derajat yang sama. Katanya Habib itu sudah pasti ahlisunnah waljamaah. tapi saya lihat dari kelakuan sehari2 seorang habib jauh dari seharusnya seorang habib. Shalat jarang utk berjamaah, menganggap yang lain itu salah apalagi dengan Muhammadiyah. mereka benci sekali dengan muhammadiyah. padahal dlm hati saya, islam itu semua ahli sunnah tidak keluar dari alquran dan hadist. - Original Message - From: Hasbiyanto To: suhana032003 ; media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 02, 2007 7:05 AM Subject: [media-dakwah] Re: keturunan nabi Saya sangat setuju, bahwa keturunan orang sholeh belum pasti masuk surga, sepanjang umat melakukan dosa syirik. Sama dengan berita didaerah di Indonesia ini. Kalau sudah ketemu yang katanya Habaib atau Habib wah bukan main bangganya. Bahkan tangan Habaib tadi sampai di cium-2 segala. Di daerah saya tinggal, sangat ironis lagi, saya punya teman yang katanya keturunan Habaib, tapi tidak pernah sholat, tidak puasa, tapi tetap saja di sanjung-2 dan dipuji-2 dan sangat dihormati... MasyaAlloh. Kalau saya sih sorry sajalah, walaupun katanya keturunan Habib, tapi kalau kelakuannya kurang terpuji, ya sebaiknya menjauh saja. Wassalam, suhana032003 [EMAIL PROTECTED] 2/1/2007 3:03 PM masalah keturunannya Rasulullah, akupun pernah dibacakan hadist oleh salah seorang guru hadistku yg kira2 begini bunyinya : kalau salah harap dikoreksi, aku hanya menghafal sedikit bunyinya. sesungguhnya imam mahdi itu adalah dari keturunanku yaitu suku quraish, namanya spt namaku dan nama ayahnya spt nama ayahku dan waktu itu aku dengarkan cerita riwayat hadist itu yg mengatakan tidak akan aman bumi ini sebelum diselesaikan oleh keturunanku waktu itu aku sempat tanyakan ke guruku yg sudah spt ayahku untuk menanyakan kebenarannya. tapi..beliau hanya menjawab.. andai ada..lalu kamu mau apa?mau kenalan?atau mau bangga menjadi keturunannya?apa kamu pikir, hanya bermodalkan darah keturunan lalu terjamin keselamatannya dan kesholehannya??kalau benar..hubungan darah orang sholeh itu menjamin kesholehan keturunannya, lalu gimana dgn keturunan nabi nuh dan nabi luth?dan orang yg tidak mempunyai darah keturunan orang sholeh, lalu mau kamu judge bahwa dia mewarisi ketidak sholehan orang tuanya? kalau benar spt itu..bagaimana dengan Nabi Ibrahim? jadi intinya..andai ada or tidakpun, harusnya tidak perlu menjadi bahan perdebatan, dan yg merasa sebagai keturunannya tidak perlulah merasa bangga dan yg bukan keturunannya pun tidak perlulah merasa minder dan merasa tidak bisa sholah..:) tetap berpeganglah pada al-qur'an dan hadist, bahwa berita ttg imam mahdi yg dikatakan sebagai keturunan Rasul itu memang ada. yg kedua.. rasanya orang2 salaf, tidak pernah mengajarkan bahwa para habib adalah orang kedua yg terjamin masuk syurga setelah Nabi. kalau benar yg pak qosim katakan bahwa itu ajaran orang salaf, rasanya nda akan mereka (orang2 salaf) bicara tanpa dalil al-qur'an dan hadist. jadi..tolong tunjukan dalil hadist dan al-qur'an yg mengatakan bahwa para habaib adalah orang ke dua yg di jamin masuk syurga oleh Allah. dan dalil bahwa para habaib mengandung keberkahan yg ada pada dirinya, dlsbnya. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Abu Qosim [EMAIL PROTECTED] wrote: Dulu pernah saya dengar keturunan Nabi saw, dalam arti keturunan Ali bin Abi Talib-Fatimah, sebetulnya tidak ada, karena terbunuh semua oleh orang2 yang anti kepada ahlulbait. Nabi Muhamammad saw tidak punya anak laki2, satu2nya anak laki nama Ibrahim dari jariah bernama Maria meninggal sewaktu masih kecil. Secara umum nama orang apalagi dalam budaya Arab selalu mengatakan Fulan BIN (anak dari) ayahnya, bukan bin ibunya, kecuali Nabi Isa karena tidak ada bapaknya. Hasan dan Husain bin Ali bin Abi Talib, bukan Hasan dan Husain bin Fatimah binti Muahammad saw. Jadi kalau ada yang mengaku keturunan Nabi saw apakah ini benar2 betul? Tidak adanya garis langsung kepada Nabi saw sepertinya adalah pengaturan dari Allah swt, yaitu agar tidak ada orang yang merasa lebih dari pada orang lainnya, hanya karena keturunannya, dan nyatanya itu terjadi. Saya besar dalam lingkungan Muhamadiyah, yang tidak mengkultuskan habaib, malah barangkali tidak percaya adanya habaib (CMIIW para sahabat dari Muhamadiyah). Setelah tua dan saya berada dalam lingkungan Ahli Sunah waljamaah baru jelas betapa kedudukan habaib sangat istimewa, dangan kepercayaan yang entah dari mana sbb. * Bangsa Arab adalah yang paling mulia karena disana dilahirkan Nabi Muhammad saw. * Pangkat
[media-dakwah] ISLAM: Solution to Climate Change/Global Warming
Dear friend, Peace be on you. Hope this mail finds you in happy times. You might be aware that climate experts have issued a definitive warning in Paris early February on the subject of climate change (http://www.cnn.com/2007/TECH/science/02/02/climate.change.report/index.html). The study is the latest of a series of major reports warning of the impact of global warming based on research from 2,500 scientists from more than 130 countries. The report stated that 11 out of the past 12 years have ranked amongst some of the warmest on record. It further stated that 80% of the global warmth was absorbed by the oceans, which in turn is causing the polar ice to melt and raise the world's sea level. The report forecasts that global temperatures will rise 3 to 7 degrees Fahrenheit by 2100 and the oceans sea levels will increase between 7 to 23 inches by the end of the century. We believe Islam has an answer to the issues facing our planet. In this background, please find attached a presentation on the solution to climate change. You can download the presentation from http://www.geocities.com/moreonislam/islamandtheenvironment.pps Thanks and Regards, Editor. * If you find our presentations valuable, please can you host it on your website or distribute it in your forum/group? PS: 1. Advertisements shown at the bottom of the email are dynamically added by MSN.com upon submitting the email. 2. This presentation is best viewed with PowerPoint Viewer 2003 which you can download for free from http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?FamilyID=428d5727-43ab-4f24-90b7-a94784af71a4displaylang=en = Please browse other More On Islam Briefcast presentations: http://www.geocities.com/moreonislam/hajjpilgrimagetomakkah.pps http://www.geocities.com/moreonislam/sayingnoprophetyusufmodel.pps http://www.geocities.com/moreonislam/poperemarksandthetruth.pps http://www.geocities.com/moreonislam/ramadanforbodyandsoul.pps http://www.geocities.com/moreonislam/prophetmuhammadandyou.pps = Never Miss an Email Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile. Get started! http://mobile.yahoo.com/services?promote=mail [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Petisi Bencana Banjir Jakarta - Undangan
UNDANGAN MENDUKUNG PETISI BANJIR JAKARTA 6 Februari 2007 Mengundang rekan-rekan sekalian untuk bergabung bersama kami dalam menuntut pertanggung jawaban PEMDA DKI Jakarta, dalam hal ini Gubernur Sutiyoso dan Wakil Gubernur Fauzi Bowo, atas kelalaian dan ketidak kompetenan yang bersangkutan maupun organisasi PEMDA DKI Jakarta dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana banjir yang melanda Ibukota Jakarta baru-baru ini. Ketidak kompetenan dan kelalaian pimpinan/organisasi PEMDA DKI Jakarta ini telah memperbesar kerugian materiil dan non-materiil yang tidak terkirakan akibat Bencana Banjir ini. Untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, sudah waktunya kita menuntut sekaligus membiasakan tradisi pertanggung jawaban publik dari pejabat-pejabat Publik kita, dengan harapan mereka mau lebih serius dan bertanggung jawab dalam menanggung amanah Publik yang dipercayakan pada mereka. Tuntutan terhadap PEMDA DKI Jakarta ini disusun dalam bentuk petisi dan dikemas lewat medium internet. Bagi rekan-rekan yang setuju dan mendukung tuntutan silahkan kunjungi situsi web berikut: http://www.petisinasional.org/banjir Petisi ini disusun tanpa pretensi apapun selain menuntut kepada para pejabat Publik kita untuk berani bertanggung jawab terhadap amanah Publik yang mereka pegang, dan bukannya malah sibuk main lempar kesalahan. Kalau mereka tidak berani melakukan pertanggung jawaban Publik, maka mereka memang sudah sepantasnya untuk tidak lagi memegang jabatan Publik. Ini pesan kita pada mereka. Kami tunggu peran serta dan keberanian Anda sendiri. Sekali lagi, kunjungi http://www.petisinasional.org/banjir dan tunjukan peran serta Anda. Salam, Petisi Nasional untuk Bencana Banjir Jakarta [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Mudah Gembira
Mudah Gembira Pada diri orang yang mudah gembira, dia akan sulit menderita. Tubuh kita selalu mengikuti hati kita. Jika hati kita mudah gembira akan menjauhkan diri dari penderitaan. banyak orang yang jika saya hari ini sudah tersenyum berapa kali. Susah menjawabnya sebab senyuman mampir menjadi barang langka, tapi tidak bagi orang yang mengerti cara menikmati hidup maka dia akan mudah tersenyum pada siapapun. Seorang terpelajar dengan kehidupannya yang sederhana ditengah usianya yang setengah abad makin tambah kesibukkan dengan berbagai aktifitas masih juga energik. Saya tanyakan bagaimana resep menjaga staminanya. Dia katakan, Jika kita mudah bahagia, semua kegiatan selalu menyenangkan. Semakin bertambah usia, semakin menikmati hidup. maka terjauh dari segala penyakit dan penderitaan. Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com
Re: [media-dakwah] RE: [DUSTA] Terorisme Ajaran Islam, Menolaknya Kafir...!
Afwan akh, kalo dikaitkan dengan surah berikut bagaimana ? Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. ( An Nahl 126 ) Apabila orang-2 amerika dan israel menghancurkan rumah-2 penduduk yang tidak berdosa, memperkosa kaum perempuan mereka, membantai dengan tanpa malu-malu, mengusir kaum muslimin dari tempat tinggal mereka ? apakah tidak boleh kita membalas mereka ? ataukah kita hanya menunggu kaum muslimin dibantai tanpa adanya perlawanan sedangkan Alloh menyuruh membalas asalkan setimpal dan tidak melampaui batas ? apakah kaum muslim itu kaum yang cengeng ? yang diinjak-2 diam saja ? lala-2 yang saat rumahnya dihancurkan / dirusak maka mereka akan mempertahankan diri dan membalas agar perusak segera pergi, trus salahkah bila sebagian kaum muslimin membalaskan derita sebagian kaum yang tertindas ? sekarang kita berada pada posisi yang mana ? membela amerika dan israel dalam membantai kaum muslimin di somalia, palestina, chechnya, Afghanista, dan lain-2 dan mengolok-2 mujahiddin yang melawan mereka ataukah kita berdiri dalam melawan amerika ? Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. ( Al Hajj 39 ~ 41 ) Wallohu A'lam bishowab bambang - Original Message - From: Tampubolon, Mohammad-Riyadi To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 6:05 PM Subject: [media-dakwah] RE: [DUSTA] Terorisme Ajaran Islam, Menolaknya Kafir...! alaykumussalam warohmatuLlohi wabarokaatuh ini merupakan syubhat.. irhab bukanlah terorisme.. penyampaian haq ditengah kebatilan memang menimbulkan kekhawatiran di hati manusia yang mengidap penyakit hati.. tetapi teror yang menghilangkan nyawa anak cucu adam bukan lah rahmatan lil alamin.. saya pribadi sangat meragukan buku terjemahan tsb.. kemungkinannya adalah plintiran dan penyesatan untuk mencoreng nama Syekh Al-'Alamah 'Abdul Qadir bin 'Abdul Aziz, karena [terjemahan] tulisan dan pendapat beliau yang pernah saya baca sangat santun dan sejuk.. kalau melihat dari tulisan 'asy syahid' tentu sudah jelas dari mana berita ini.. waLlohu 'alam bish showab.. From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of talazum_2006 Sent: Tuesday, January 30, 2007 2:45 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [INSISTS] Terorisme Ajaran Islam, Menolaknya Kafir...! Ass.wr.wb! Masalah terorisme ramai lagi diperbincangkan pasca konflik Poso, 22 Januari 2007. Tidak sedikit kaum muslimin yang anti atau mengecam terorisme. Benarkah Islam menolak terorisme ? Dapatkan jawaban ilmiah (menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah) dari buku ini : TERORISME AJARAN ISLAM BARANG SIAPA MENOLAKNYA KAFIR Syekh Al-'Alamah 'Abdul Qadir bin 'Abdul Aziz Judul Asli : Al-Irhaabu minal Islaami Faman Ankaro Dzalika Faqod Kafaro Alih Bahasa : Asy-Syahid (Insya Allah) Ustadz Herniyanto Publisher : Al-Qoidun Group,Jama'ahSimpatisan Pendukung Mujahidin Download di sini : http://gurobabersatu.blogspot.com http://gurobabersatu.blogspot.com Wassalam. [Non-text portions of this message have been removed] #ygrp-mlmsg {FONT-SIZE: small; FONT-FAMILY: arial,helvetica,clean,sans-serif}#ygrp-mlmsg TABLE { }#ygrp-mlmsg SELECT { FONT: 99% arial,helvetica,clean,sans-serif}INPUT { FONT: 99% arial,helvetica,clean,sans-serif}TEXTAREA { FONT: 99% arial,helvetica,clean,sans-serif}#ygrp-mlmsg PRE {FONT: 100% monospace}CODE { FONT: 100% monospace}#ygrp-mlmsg * {LINE-HEIGHT: 1.22em}#ygrp-text { FONT-FAMILY: Georgia}#ygrp-text P { MARGIN: 0px 0px 1em}#ygrp-tpmsgs { CLEAR: both; FONT-FAMILY: Arial}#ygrp-vitnav { FONT-SIZE: 77%; MARGIN: 0px; PADDING-TOP: 10px; FONT-FAMILY: Verdana}#ygrp-vitnav A { PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 0px; PADDING-TOP: 0px}#ygrp-actbar { CLEAR: both; MARGIN: 25px 0px; COLOR: #666; WHITE-SPACE: nowrap; TEXT-ALIGN:
[media-dakwah] Ojek Payung
Ojek Payung Jakarta hujan seharian, dimana-mana kebanjiran. Banyak orang menjadi kesusahan. Turun dari angkot terpaksa diri untuk berteduh. Hujan semakin tidak reda, hujan malah menjadi-jadi. Anak-anak berlarian menawarkan payung. salah satunya menghampiri saya, berapa sampai halte itu? tanya saya. dua rebu, om.. jawab bocah itu. Sesampai halte, saya ambil lembar seribuan dua. Saya serahkan uang itu padanya. Bocah kecil dengan kaosnya yang basah kuyup dengan wajah memelas. Om, tambahin dong seribu lagi..? Ketika saya serahkan lagi satu lembar seribuan, wajah bocah kecil itu berubah ceria, berteriak sambil melambaikan tangannya. Makasih, om.. Itulah Jakarta ditengah hujan dan banjir masih ada keceriaan Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blosgpot.com
[media-dakwah] OOT Keikhlasan Hati orang Kecil
Hari Senin pagi 5 Februari 2007, perjalanan dari Lebak Bulus ke kawasan Blok M relatif lebih lancar daripada biasanya. Mungkin karena sebagian orang masih mendapat kesulitan untuk keluar rumah menuju kantor, akibat banjir besar yang melanda Jakarta sejak hari Kamis yang lalu. Biasanya, saya berangkat dari rumah ke kantor melalui jalan Tebah, di belakang Pasar Mayestik lalu masuk ke jl Bumi dan Jalan Kerinci lalu keluar di Jalan Pakubuwono VI. Namun pagi ini, saya sengaja melintasi jalan Pati Unus untuk berbelok ke arah Jl. Paukubuwono VI karena ingin membeli pisang terlebih dahulu. Di depan rumah makan Warung Daun ada penjaja pisang barangan. Di situlah saya biasa membeli pisang setiap minggu. Perempuan penjajanya sudah tahu bahwa saya akan membeli 3 sisir pisang. Satu sisir matang dan 2 sisir lainnya mengkal atau terkadang masih kehijauan. begitu juga rencananya pagi ini. Saat saya menghentikan mobil, dengan sigap dia memilih-milih pisang dan menyodorkannya kepada saya. Saya mengeluarkan uang selembar 50 ribu. Itulah lembaran yang ada di dalam dompet di samping beberapa lebar ribuan di dalam kotak uang untuk pembayar ongkos parker, yang tak cukup untuk membayar 3 sisir pisang. Agak ragu perempuan itu menatap saya ; Ibu apa bisa diberikan uang pas saja? tanyanya. Saya melihat isi dompet dan tas... ternyata sama sekali tidak ada. Maklum awal bulan begini, isi dompet sedang sekarat. Kosong setelah digunakan kewajiban rutin, dari belanja bulanan, membayar gaji pembantu sampai dengan uang sekolah anak. Aduh maaf ... nggak ada uang pas...! Saya tukar di warung dulu ya bu... pintanya, meminta kesediaan saya menunggu. Saya melirik di sekitar jalan raya tersebut. Tidak ada warung sama sekali. Tentu saya harus menunggunya agak lama, sampai dia kembali dengan uang tukarannya. Dan saya merasa enggan menunggunya. Apalagi jalan Pakubuwono VI di pagi hari cukup ramai. Kalau nggak ada kembalinya, saya ambil dua sisir saja ya ... saya punya uang kecil untuk itu..., usul saya menutupi keengganan menunggunya mencari tukaran uang. Cepat saya hitung uang receh di mobil yang terdiri dari uang kertas dan koin. Semuanya berjumlah enam belas ribu. Masih kurang dua ribu. Nah... lihat deh, uang saya nggak cukup. Saya ambil dua sisir saja ya... Jangan bu , ambil saja semuanya. Ibu kan besok lewat lagi, jadi besok saja bayar kekurangannya! begitu katanya, seraya mengembalikan lembar uang 50 ribu kepada saya. Aduh ... saya belum tentu lewat sini lagi lho besok. Jadi biar saya ambil 2 sisir saja. Saya bisa mampir kapan-kapan kesini. Nggak apa-apa bu ... kapan ibu lewat saja, bayarnya.., sahutnya. Saya mengambil lembaran uang tersebut dan segera berlalu darinya. Di belakang sudah banyak mobil menunggu. Tiba di kantor, sambil menunggu komputer menyala baru saya sadari, betapa lugu dan naifnya penjaja pisang itu. Dia rela mengambil resiko kehilangan keuntungan sebesar dua ribu rupiah. Bayangkan seandainya saya tidak lagi lewat tempatnya berjualan. Dua ribu memang kecil nilainya dibandingkan dengan pengembalian uang sebesar 32 ribu yang harus diberikannya kepada saya. Tetapi saya yakin, uang dua ribu itu begitu besar artinya bagi seorang penjaja pisang di pinggir jalan. Toh dia rela dan ikhlas kehilangan sementara uang tersebut dan begitu mempercayai saya, perempuan yang kebetulan secara rutin membeli dagangannya. Sementara saya, tidak ikhlas menunggunya menukarkan uang atau bersikap seperti yang dilakukannya Apalah susahnya mengatakan Ambil saja dulu uang itu. Besok saya lewat lagi dan kembalikan saja uang saya, besok Ternyata saya sama sekali tidak memiliki keikhlasan dan kepercayaan kepadanya seperti apa yang diperlihatkannya kepada saya. Malu rasanya menyadari hal itu. Padahal dulu, sebelum pindah ke Lebak Bulus, saya selalu mempercayai penjaja sayur yang biasa datang ke rumah atau pembantu rumah. Setiap hari, saya selalu meletakkan uang di kotak yang tersimpan di atas lemari es, untuk belanja sehari-hari, yaitu sayuran dan bumbu dapur serta ongkos transport Muslimin ke sekolah. Tanpa sekalipun meminta rincian pengeluaran. Saya mempercayai mereka sepenuhnya. Kalau pembantu mengadu bahwa Muslimin mengambil uang lebih dari jatahnya, saya dengan enteng berkata : Biar saja... uang itu tidak akan membuat Muslimin menjadi kaya raya mendadak atau saya menjadi jatuh miskin. Yang pasti, orang yang mengambilnya tidak akan mendapat berkah Allah SWT Sekarang, saat tinggal di Lebak Bulus, saya menitipkan uang belanja sayuran kepada ibu saya. Entah bagaimana beliau mengurusnya. Saya tidak lagi menaruh uang di atas kulkas untuk belanja. Mungkinkah karena hal kecil itu saya menjadi kehilangan sensitifitas untuk mempercayai orang kecil? Astaghfirullah ... betapa picik dan sombongnya saya Ampun Tuhan. Sungguh saya menyesal hari ini... saya sudah terjerat pada fenomena low trust society tidak
[media-dakwah] Why did Allaah create the heavens and the earth in six days when He is able to have created it in less time?
20613: Why did Allaah create the heavens and the earth in six days when He is able to have created it in less time? - (Go here for Reference More Islamic Questions Answers: http://books.google.co.uk/books?vid=ISBN1861791542) - Question: If Allah intends a thing, his only word is BE and it is. can you please explain why he took 6 days to create the heavens and earth?. Answer: Praise be to Allaah. One of the firm beliefs held by people of deep faith and complete Tawheed is that the Lord, may He be exalted, is able to do all things, and His power is without limits. He has absolute power, perfect will and ultimate control of all affairs. If He wills a thing, it happens as He wills it at the time when He wills it, and in the manner that He wills. There are many definitive texts in the Book of our Lord and in the Sunnah of His Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) which affirm this and state it clearly, with no ambiguity. It is sufficient here for us to quote some of the verses that indicate this, such as the verses (interpretation of the meaning): The Originator of the heavens and the earth. When He decrees a matter, He only says to it : `Be!' — and it is [al-Baqarah 2:117] Al-Haafz Ibn Katheer said in his commentary on this verse (Tafseer 1/175): Here Allaah explains the completeness of His power and the greatness of His authority, and that if He wills and decrees something, He simply says to it, `Be!' _ just once _ and it is, i.e., it comes into existence as He willed it. This is like the verse in which Allaah says (interpretation of the meaning): `Verily, His Command, when He intends a thing, is only that He says to it, Be! — and it is!' [Ya-Seen 36:82]. And Allaah says (interpretation of the meaning): When He has decreed something, He says to it only: `Be!' — and it is [Aal `Imraan 3:47] It is He Who gives life and causes death. And when He decides upon a thing He says to it only: `Be' — and it is [Ghaafir 40:68] And Our Commandment is but one as the twinkling of an eye [al-Qamar 54:50] Al-Haafiz Ibn Katheer said in his commentary on this verse (4/261): Here Allaah tells us how His will is executed in His creation, and how His decree is implemented. `And Our Commandment is but one' means, We only issue a command once, and We do not need to repeat it a second time, and what We command happens in the twinkling of an eye, it is not delayed for an instant. How well the poet put it: `When Allaah wills something, all He says to it is Be!, once, and it is.' And there are many other verses which speak of this matter and explain it. Once this is established, then why did Allaah create the heavens and the earth in six days? Firstly: It is narrated in more than one verse of the Book of our Lord that Allaah created the heavens and the earth in six days. For example, Allaah says (interpretation of the meaning): Indeed, your Lord is Allaah, Who created the heavens and the earth in Six Days, and then He rose over (Istawa) the Throne (really in a manner that suits His Majesty) [al-A'raaf 7:54] Secondly: There is nothing that Allaah does but there is great wisdom in it. This is one of the meanings of Allaah's name al-Hakeem (The Most Wise). Allaah may or may not show this wisdom to us, and those who have deep knowledge may understand it, to the exclusion of others. But the fact that we may not know or understand this wisdom should not make us deny it or object to the rulings of Allaah, or try to ask too much about this wisdom that Allaah has hidden from us. Allaah says (interpretation of the meaning): He [Allaah] cannot be questioned as to what He does, while they will be questioned [al-Anbiya' 21:23] Some scholars have attempted to explain the reason why the heavens and the earth were created in six days: 1 _ Imam al-Qurtubi (may Allaah have mercy on him) said in al-Jaami' li Ahkaam al-Qur'aan, commenting on al-A'raaf 7:54 (4/7/140): Allaah mentions this period _ i.e. six days _ although if He had wanted to create it in an instant, He could have done so, because He is Able to say to it `Be!' and is. But He wanted to: - Teach His slaves kindness and deliberation in their affairs. - Manifest His power to the angels step by step. - And there is another reason: He wanted to create it in six days because Allaah has decreed a course for everything, for which reason He He delays the punishment for the sinners, because everything has an appointed time with Him. 2 _ Ibn al-Jawzi said in his tafseer called Zaad al-Maseer (3/162), commenting on the verse in Soorat al-A'raaf: If it is said, why did He not create it in an instant when He is Able to do so? There are five answers to this question: (i) He wanted to create something each day to show His power to the angels and those who witnessed it. This was suggested by Ibn al-Anbaari. (ii) He was preparing things for Adam and his
[media-dakwah] Fwd: Pembelian Buku untuk G1000B Gelombang Kelima
--- In [EMAIL PROTECTED], Budi Ari [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Berikut daftar pembelian buku G1000B gelombang kelima tanggal 27 Januari 2007 : Buku Pintar Aqidah Ahlus Sunnah (HC), Syaikh al Allamah Hafizh bin Ahmad al Hikami, Pustaka at Tibyan, sebanyak 2 buah @ Rp. 45.000,- Beginilah Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam Berwudhu, Syaikh al Utsaimin, Darus Sunnah, sebanyak 2 buah @ Rp. 14.000,- Sifat Shalat Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, Pustaka Sumayyah, sebanyak 2 buah @ Rp. 25.000,- Panduan Zakat, Syaikh Sayyid Sabiq, Pustaka Ibnu Katsir, sebanyak 2 buah @ Rp. 48.500,- Meneladani Shaum Rasulullah ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh Salim dan Syaikh Ali Hasan, Pustaka Imam Syafi'i, sebanyak 2 buah @ Rp. 26.000,- Al Masaa-il Jilid 1, Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, Darus Sunnah, sebanyak 2 buah @ Rp. 65.000,00 Doa dan Wirid (HC), Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Syafi'i, sebanyak 2 buah @ Rp. 48.000,- Total Pembelian tanggal 27 Januari 2007 adalah Rp. 543.000,-, karena diberikan discount hinggal 37,5 % maka jumlah yang dibayarkan adalah Rp. 339.000,- Pembelian Tanggal 6 Februari 2007 : Ibadah Haji Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh al Albani, Griya Ilmu, sebanyak 1 buah @ Rp. 17.500,- Haji Nabi ShallallaHu `alaiHi wa sallam, Syaikh al Albani, al Qawam, sebanyak 1 buah @ Rp. 15.000,- Maka dari itu total pembelian tanggal 27 Januari 2007 dan 6 Februari 2007 adalah sebesar Rp. 371.500,- Kepada muhsinin dan donatur kami ucapkan jazakallaHu khairan, semoga Allah Ta'ala memberikan balasan kebaikan dengan balasan yang banyak. Tim Pembelian dan Distribusi G1000B Budi Aribowo Allah Ta'ala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (QS. An Nisaa' : 48) Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga' (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari] - Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question on Yahoo! Answers. --- End forwarded message ---
Re: [media-dakwah] Tanya Jawab : Menikah secara tidak jujur
untuk kasus yang tergolong klise ini apakah yang 'salah' itu 'hanya' si suami atau termasuk juga para istri, kelaurga besar dan masyarakat pada umumnya? intinya, mengapa berpoligami tanpa keterbukaan? mengapa merasa bersalah? semoga ybs dapat menemukan hikmah di balik semua ini dan tidak harus menceraikan siapapun krn toh selama ini ybs bisa memanage antara kedua istrinya ... lalu kenapa jawaban yang disampaikan kepada ybs sekilas nampak malah membenarkan ybs 'salah' ...? apakah ada pihak lain lagi yang dihubungi oleh ybs? kasus yang menarik ...krn melibatkan 3 pihak yang semuanya harus jujur dan mau mengembalikan pada aturan Allah swt ... salam, satriyo On 2/7/07, suryati [EMAIL PROTECTED] wrote: Menikah secara tidak jujur Assalamu'alaikum wr. wb. Ibu Anita yang dirahmati Allah. Saya ingin berkonsultasi dengan ibu mengenai masalah Rumah Tangga saya. Perkenankan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu Saya seorang pria berusia 36 tahun menikah dengan 2 anak. 1, 5 tahun yang lalu saya berkenalan dengan Seorang Wanita yang bernama (A). Dari hari ke hari dan bulan kami semakin akrab dan (A) sudah tidak bersuami. Akhirnya rasa sayang, simpati dan cinta itu tumbuh dari hati saya, sayangnya saya tidak jujur dengan (A) mengenai status dan keadaan saya. Mengapa saya bisa sayang, simpati dan jatuh cinta oleh (A): Dia lalu mengingatkan saya hal-hal tentang agama Dia selalu mengingatkan saya sholat 5 waktu. Sikap mandiriannya dan iklas tanpa mengharapkan apa-apa kecuali balasan dari Allah Ibu Anita yang dirahmati Allah SWT, akhirnya saya menikahi (A) secara agama dan hukum tanpa sepengetahuan orang tua dan isteri saya untuk menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah menikah dengan (A) saya berusaka membagi dan mengatur waktu antara dia dan isteri saya dengan berbagai alasan. Allah Maha Besar untuk menunjukan yang benar itu benar, akhirnya rahasia itu terbongkar oleh isteri saya melalui Surat Dokter atas nama (A). Ibu Anita yang dirahmati Allah, saya tidak bisa menghindar dan tertangkap basah. Saya memohon ampun serta mengakui semua kesalahan dan jelaskan bahwa saya dengan (A) telah menikah Resmi bukan Sirih. Tanpa sepengetahuan saya, isteri saya berusaha bertemu dan bicara dari hati ke hati dengan (A), pada waktu itu (A) belum mengetahui masalah ini. Setelah (A) mengetahui status saya dia shock. Sekarang saya sedang cooling down dan kembali ke rumah dengan isteri saya, tapi untuk mendapatkan isteri saya kembali pulang ke rumah, ke luarganya menekan saya menandatangi Surat Pernyataan dan menyelesaikan masalah saya dengan (A), sedangkan (A) memberi saya waktu 3 bulan untuk memberikan keputusan yang terbaik bagi dirinya. Ibu Anita yang dirahmati Allah SWT, pertanyaan saya adalah: 1. Nasi sudah menjadi bubur, haruskah saya menceraikan salah satu dari isteri saya yang sudah sama sama saya Zholimi. 2. Salahkah saya jika saya tidak ingin bercerai dan menyia-nyiakan keduanya, karena sudah menyakiti hati mereka dengan cara tidak jujur. 3. Apa yang harus saya lakukan dengan tekanan dari ke luarga isteri dan batas waktu 3 bulan untuk (A). Saya berharap melalui konsultasi ini saya memeroleh dorongan moral untuk masalah yang sedang saya hadapi secara bijaksana dan tanpa menyakiti keduannya Teriama kasih sebelumnya atas jawaban Ibu. Wassalam, Kelly Kly Jawaban Assalammu'alaikum wr. wb. Bapak Kly yang dirahmati Allah, Saya pahami kebingungan bapak saat ini yang merasa kesulitan untuk memutuskan sesuatu yang terbaik bagi ke luarga dan orang-orang yang bapak cintai. Dan itu sudah menjadi resiko dari pilihan bapak ketika melangkah memutuskan untuk melakukan poligami secara diam-diam maka hal seperti ini pasti terjadi. Namun saya menghargai niat baik bapak yang hendak menebus kesalahan dan berusaha untuk bisa memberikan sikap terbaik bagi situasi ini yang tidak menyakitkan kedu isteri bapak Jika bapak berharap untuk tidak menyakiti keduanya rasanya sulit karena keduanya pasti sudah merasakan derita dari kebohonganyang telah bapak lakukan.Hanya kedua isteri bapak kelihatannyasama-sama mampu mengendalikan dirinya sehinggamasih memberikan kesempatan bagi diri bapak untuk memikirkan sikap bapak berikutnya. Jika bapak menghendaki untuk menyelamatkan kedua pernikahan.nampaknya sulit, karena Ke luarga isteri pertama bapak sudah memberikan pilihan pada bapak agar memilih salah satunya. Memahami situasi penuh tekanan ini, nampaknya memang dibutuhkan ketenangan hati dan pikiran bagi semua pihak agar segalanya dapat diselesaikan dengan baik. Dalam hal ini saya menyarankan senantiasa kedekatan kepada Allah melalui ibadah dan doa, semoga Allah meluruskan niat dan mengembalikan lagi semuanya ke jalan yang terbaik. Sedangkan permasalahan kelanjutan rumah tangga bapak, sebenarnya akan kembali berpulang kepada yang menjalaninya. Sanggupkah isteri-isteri bapak tersebut menjalani kehidupan berpoligami atau mereka memilih untuk bercerai
[media-dakwah] [OOT] Jual PC Pentium IV
DA, Permisi sebentar saya mau numpang jualan pc. Spec: - Motherboard MSI Micro ATX for AMD including On-Board Sound Card - Processor AMD Ahtlon XP Model 2600 - DDRAM 512 MB - Hard-Disk 80 GB SATA - DVD ROM + CDRW (Combo) SATA (Black) - VGA Card ATI 9200 RAM 128 MB (AGP Slot) - Sound Card Creative Sound Blaster Live Digital (PCI Slot) - RJ-45 Port LAN Connection - Casing Simbada Black - Keyboard Logitech Dual Languange Black (Arabic English) - Mouse Logitech Optical Black - Acer LCD 15 3jt saja. Ada yang mau? Foto barang menyusul ;-) Yg berminat pm aja ke email ini. Thx. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Fwd: [...] Menghindari Kejumudan Pemikiran
Asw, Dari milis sebelah. Mohon maaf jika tidak berkenan. Semoga bermanfaat ... Wsw, satriyo = *Menghindari Kejumudan Pemikiran* Kamis, 01 Pebruari 2007 *Cintaku pada kebenaran melebihi cintaku pada guru, ujar Aristoteles ketika berbeda pendapat dengan gurunya. Agak beda dengan pengagum Nurcholis Madjid sekarang ini* *Oleh: Syamsuddin Arif, Phd * * * ** Wacana pembaruan Islam kembali mencuat dengan munculnya serangkaian artikel di media massa yang menyoal, mengukuhkan, bahkan mengaburkan pokok permasalahan. Tulisan ini mencoba menjernihkan isu pembaruan Islam dengan menelusuri akar-akar semangat tajdid dalam tradisi dan sejarah Islam. Bertolak dari sabda Nabi Muhammad saw bahwa senantiasa akan muncul dalam setiap kurun waktu seratus tahun seorang pembaharu agama yang diutus Allah untuk umat ini (HR Abu Dawud), banyak orang berupaya mengidentifikasi tokoh yang dikaguminya sebagai mujaddid. Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Imam as-Syafi'i sering disebut-sebut sebagai penyandang gelar sang pembaharu. Lalu di era modern sebagian orang menyematkan predikat tersebut kepada Syekh Muhammad Abduh. Tentu dalam hal ini semuanya tak lebih spekulasi belaka. Dua pertanyaan penting mendesak untuk dijawab. Pertama, untuk apa dan mengapa perlu ada pembaruan? Kedua, apakah yang perlu diperbarui dari agama ini? Tajdid tidaklah sama dengan mengada-ada (ibtida'). Seorang mujaddid tidak mengubah apalagi sampai membongkar fondasi dan struktur bangunan agama. Laksana gedung, agama ditempati dan dipelihara, lalu secara berkala dibersihkan agar tidak tampak usang dan kembali seperti kondisi semula: kokoh, indah dan nyaman bagi penghuni maupun pengunjung. Seorang pembaharu adalah renovator, bukan innovator. Renewer atau reformer dan bukan deformer. Ia tidak mengubah-suai dengan mengurangi atau menambah-nambah, membuat agama baru atau mendirikan agama dalam agama. Ia hanya memperjelas yang kabur dan menjernihkan yang keruh, mengangkat yang terabaikan dan memurnikan yang tercemar. Baik dengan meneguhkan (itsbat) ataupun menyanggah (radd), mengurai (syarh) ataupun menoreh (jarh), menyuarakan kritik (naqd) maupun negasi (naqdh). Upaya inilah yang dilakukan oleh ulama semisal Ibn Taymiyyah (w. 728/1328), tokoh yang menjadi subjek kajian Cak Nur dalam disertasi doktornya di Universitas Chicago. Kita ketahui Ibn Taymiyyah hidup saat imperium Islam di Timur Tengah dan sekitarnya mengalami krisis multi dimensi. Serangan kaum Salib dan ancaman tentara Tatar, perang saudara dan konflik antar mazhab serta maraknya aliran-aliran sesat, jelas banyak memengaruhi pemikiran dan perjalanan hidup beliau. Ibn Taymiyyah berusaha menerobos melawan arus. Tercermin dalam karya-karyanya seperti al-Furqan bayna Awliya' ar-Rahman wa Awliya as-Syaitan (Perbedaan antara wali Tuhan dan wali setan), Ibn Taymiyyah mengecam keras sakralisasi mazhab dan pengkudusan tokoh. Ia juga menolak dikotomi yang mempertentangkan akal dengan wahyu atau menceraikan politik dari agama. Akibatnya mudah ditebak, ia berkali-kali diadili dan dibui hingga wafat pun dalam penjara. Para cendekiawan sezaman dan sesudahnya banyak yang berseberangan dengannya, namun tidak sedikit pula yang mengagumi kiprah dan sumbangsihnya. Pandangan-pandangan Ibn Taymiyyah dalam masalah teologi, tafsir maupun fikih menuai kritik tajam dari para ulama besar semisal Al-'Izz ibn Jama'ah, As-Subki, Ibn Hajar al-Haytami, dan Abu Hayyan al-Andalusi. Sikap serupa seyogyanya kita kedepankan ketika mendiskusikan gagasan-gagasan almarhum Cak Nur. Cendekiawan yang kerap dijuluki lokomotif gerakan pembaruan Islam di Indonesia itu tentu tidak berkenan jika orang lain mendewakan dirinya atau mendogmakan pikiran-pikirannya. Kritik bukan berarti benci. Sebaliknya, apresiasi tak perlu bertukar jadi venerasi. Seperti kata Aristoteles ketika berbeda pendapat dengan gurunya: amicus Plato sed magis amica veritas, cintaku pada kebenaran melebihi cintaku pada guru. Gagasan-gagasan Cak Nur mungkin tegak dan mungkin tumbang, mungkin timbul dan mungkin tenggelam laiknya pikiran manusia. Panggung sejarah intelektual Islam sungguh tak pernah sepi dari polemik dan kontroversi. Betapa sengit perdebatan sejak kurun pertama hijriah bisa kita simak misalnya dalam kitab Maqalat al-Islamiyyin yang ditulis Imam al Asy'ari (w. 324/935) dan kitab al Farq baynal Firaq oleh al Baghdadi (w. 429/1037). Direkam dengan sangat rinci bagaimana silang pendapat terjadi antara tokoh-tokoh Mu'tazilah, Rafidhah, Murji'ah dan Ahlus Sunnah. Jelas tergambar tidak hanya kemajemukan tapi juga kedewasaan para cendekiawan pada waktu itu dalam berpendirian dan berargumentasi secara santun lagi rasional. Di abad selanjutnya Imam Ghazali (w. 555/) mengguncang dunia perfilsafatan dengan kitabnya Tahafut al Falasifah. Dengan piawai disingkapnya pelbagai kerancuan dan percanggahan dalam pemikiran al Farabi dan Ibn Sina, dua sosok paling berpengaruh pada zamannya. Menurut beliau, ada tiga nuktah ajaran
[media-dakwah] Persahabatan Yang Tulus
MediaMuslim.Info - 'Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa setiap kali disampaikan kepada Rasulloh Shallallahu alaihi wa sallam sesuatu yang kurang berkenan dari seseorang, beliau tidak mengatakan: Apa maunya si 'Fulan' berkata demikian! Namun beliau mengatakan: Apa maunya 'mereka' berkata demikian! (HR: At-Tirmidzi) Anas bin Malik radhiallaahu anhu menceritakan bahwa pernah suatu kali seorang lelaki datang menemui Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam dengan bekas celupan berwarna kuning pada pakaiannya (bekas za'faran). Biasanya Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam sangat jarang menegur sesuatu yang dibencinya pada seseorang di hadapannya langsung. Setelah lelaki itu pergi, beliau pun berkata, yang artinya: Alangkah bagusnya bila kalian perintahkan lelaki itu untuk menghilangkan bekas za'faran itu dari bajunya. (HR: Abu Daud Ahmad) Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu berkata bahwa Rasululloh shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, yang artinya: Inginkah aku kabarkan kepadamu oang yang diselamatkan dari api Neraka, atau dijauhkan api Neraka darinya? Yaitu setiap orang yang ramah, lemah lembut dan murah hati. (HR: At-Tirmidzi) (Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu'alaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim) Sumber: www.mediamuslim.info - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] OOT : Service Gratis Honda
dari milist sebelah siapa tahu ada yang mau..silahkan menghubungi .. SERVICE GRATIS HONDA !!! Honda turut prihatin atas musibah banjir di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Khusus untuk pemilik sepeda motor Honda yang motornya bermasalah karena banjir, WAHANA HOPE (Honda Peduli) dan AHM akan memberikan layanan Service Gratis pada : Tanggal : Sabtu-Minggu 10-11 Pebruari 2007 Waktu : Pukul 08.00 - 16.00 Lokasi : - Mall Taman Palem, Jl. Raya Kamal Outer Ring Road, Cengkareng, Jakarta Barat (Carrefour) - Seberang Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur - Plaza Shinta Cimone, Jl. Teuku Umar, Cimone, Tangerang Fasilitas : - Gratis Oli, Busi dan Jasa Servis - Diskon sampai 40 % untuk penggantian parts yang harus diganti karena terkena banjir Note : jumlah sepeda motor terbatas, tahun produksi 2000 keatas. Terima kasih - - - - - - Wiyarto Mulyono Customer Care Department PT Wahana Makmur Sejati Main Dealer Motor Honda Jakarta Tangerang Jl. Gunung Sahari No. 32 Jakarta 10720 Telp : (021) 628 1700 ext 373 Hotline : (021) 601 2044 Bebas Pulsa : 0 800 188 1700 Fax : (021) 601 2278 Yathie (Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena PERSAHABATAN itu memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam kehidupan) - Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]