Re: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGI........Timah (T

2007-02-15 Terurut Topik Eddy S. Purnomo

Akur Pak Oen, tapi tolong bilangin sama sopirnya, nyetirnya jangan ugal-ugalan. 
Kalo bisa nyetirnya yang rada elegan gitu. Heu..he...he..


  - Original Message - 
  From: oentoeng_q 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 15, 2007 2:34 PM
  Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda 
STRATEGITimah (T


  Begitulah P. James...
  Yang jelas mulai hari ini saya ingin melihat perlombaan BALAPAN 
  antara PGAS, ANTM sama TINS.
  Dan jangan LUPA SOPIR-nya sekarang lagi di megang KEMUDI di ANTM!!!

  Ini cuman mau nunjukkinwho is the Market Movers?
  Apapun sahamnya yg penting SOPIRNYA
  Ya nggak bozz???

  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, James Arifin 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Berita tiap hari keluar untuk convince common people to buy TINS 
  sehingga
   Bandar bisa offload barangnya, masalahnya bila demand tidak ada 
  maka
   alternatifnya adalah create demand, dan salah satu cara create 
  demand adalah
   dengan mengeluarkan berita  so Sell on News
   
   On 2/15/07, alfanendya [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
PT Koba Tin Rugikan Negara Lebih Rp 15 Triliun
Dua Kolektor Susul Mathias
Kamis, 15 Feb 2007 01:59
   
PANGKALPINANG -- Setelah tiga jajaran direksi PT Koba Tin 
  dijadikan
tersangka, kini dua kolektor yang biasa memasok pasir timah ke 
  Koba Tin
bakal menyusul. Saat ini penyidik dari Bareskrim Mabes Polri 
  terus
mengintensifkan pemeriksaan saksi-saksi.
Dalam jumpa pers, Yusuf didampingi Kabareskrim Mabes Polri 
  Komjen Bambang
Hendarso, Deputi Operasional (Deops) Irjen FX SUnarno dan Kadiv 
  Humas Irjen
Pol Sisno Adiwinoto. Tampak pula Direktur V Tipiter Brigjen Pol 
  Drs Tukarno,
Kapolda Kepulauan Babel Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo MSi, Wadir 
  V Tipiter
Kombes Drs Hadyatmoko serta Direktur dari Departemen Energi 
  Sumber Daya
Mineral dan Direktur Departemen Kehutanan.
   
Dalam keterangan resmi kemarin, Yusuf menegaskan bahwa PT Koba 
  Tin diduga
melakukan tindak pidana pertambangan dengan cara membuat 
  perjanjian imbal
jasa dengan 42 kolektor. Perusahaan tersebut juga diduga telah 
  melakukan
penambangan di luar kontrak karya. Dimana dalam modus 
  operandinya, PT Koba
Tin menerima pasir timah dari kolektor yang diambil dari luar 
  kontrak karya
yang dimiliki PT Koba Tin.
   
Dalam praktiknya, lanjut Yusuf, PT Koba Tin membuat perjanjian 
  dengan
pihak kedua dan kontraktor dengan mendapat imbal jasa untuk 
  melakukan
penambangan di wilayah kontrak karya PT Koba Tin. Namun kata 
  Yusuf,
perjanjian yang dibuatnya itu hanya formalitas.
   
Pihak kedua melakukan penambangan tanpa izin di luar kontrak 
  karya PT
Koba Tin dan hasilnya diterima PT Koba Tin dengan memberikan 
  imbal jasa
berupa uang. Disamping itu PT Koba Tin dengan sengaja tidak 
  melaksanakan isi
perjanjian, ungkap Yusuf.
   
Dalam kasus ini, menurut Yusuf, PT Koba Tin telah melanggar 
  pasal 31 (1)
UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, dan 
  pasal 480 KUHP
tentang penadahan. Bahkan dikemukakan Yusuf, penyidik Bareskrim 
  telah
periksa 16 orang saksi dari PT Koba Tin, 19 orang kolektor, 
  sembilan orang
dari tambang ilegal, satu orang dari PT Timah dan mendengar 
  keterangan ahli
dari Departemen ESDM dan Departemen Kehutanan.
   
Yusuf mengatakan, dalam kasus ini tidak menutup kemungkinan akan
dikembangkan dugaan tindak pidana mengenai lingkungan hidup.
   
Sementara Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Bambang Hendarso
mengungkapkan, bentuk barang yang sudah dioperasikan PT Koba Tin 
  dan saat
ini sedang diamankan nilainya sekitar Rp 1,2 triliun.
   
Dari perhitungan sementara oleh Irwasum, kerugian negara akibat
penambangan ilegal PT Koba Tin mencapai Rp 12 triliun-Rp 15 
  triliun.
   
Kerugian negara dalam tiga tahun yang dijalankan ini diduga 
  dilakukan
dengan modus, pada tahun I masih berjalan sesuai dengan normal. 
  Namun bila
dua tahun saja, kerugian diperhitungkan hampir antara Rp 12 
  triliun - Rp 15
triliun, ungkapnya.
   
Jumlah kerugian tersebut menurut Bambang, baru dihitung dalam 
  asumsi dari
perhitungan barang yang berhasil disita, kerja sama dengan 
  kolektor, yang
berhasil dijual tanpa melalui prosedur yang benar sehingga 
  royalti tidak
diselesaikan. Sedangkan harga timah sampai Rabu (14/2) sudah 
  mencapai
13.000 US dolar permetrik ton. Sebelumnya hanya 8.000 US dolar 
  permetrik
ton.
   
Bambang juga mengemukakan bahwa 42 kolektor PT Koba Tin tidak 
  sesuai
dengan ketentuan perjanjian dalam kontrak karya.
Pasir timah yang masuk dari sekitar 42 kolektor yang ilegal 
  sebanyak
3.000 ton perbulan. Sedangkan pasir timah yang diambil dari 
  wilayah
kontrak karya PT Koba Tin dalam satu bulan hanya sebanyak 200 
  ton, jelas
Bambang.
   
Wadir V 

Re: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGI........Timah (T

2007-02-14 Terurut Topik Karno Edy
COGSnya $8ribu, kalo ditambah biaya2 lainnya : penjualan, administrasi etc 
berapa .. akhirnya operating profit berapa ?
Waktu ane masih kerja di prsh sekuritas TINS sempat dikabarkan mau bangkrut 
karena harga timah melempem, cost bisa lebih tinggi dari harga jual pada 3 s/d 
5 ribu/ton. (waktu itu energi masih murah, ane hitung2 TINS BEP kalo harga 
timah 4000/ton).
Sekarang harga timah maupun TINS naik banyak.

Hitungannya gak masuk akal, means harga timah naik 50% EPS naik 175%? 
Kemungkinan : Setiap kenaikan harga timah sekian $, profit TINS akan naik 
sekian juta rupiah.

Cheers,
Karno

- Original Message - 
  From: alfanendya 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 15, 2007 8:06 AM
  Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda 
STRATEGITimah (T


  Kan ada yang namanya Break Even Point Om :-).  Delivered cost per tonne 
(COGS) sekitar $8 ribu/ton. Menurut DBS, setiap kenaikan 5% harga timah akan 
menyebabkan EPS naik 17,5%.  Sekarang 3 month LME tin di 12.700.


  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Karno Edy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Kalo bicara laporan tahun 2006, ane optimis EPSnya gak akan nyampe separo 
dari EPSnya ANTM
   
   Ane bilang gak efisien kenapa ? Ini soal perbandingan kinerja sama-sama 
sebelum tambang liar diterbitkan. Rata-rata harga jual naik tapi laba bersih 
turun banyak (bandingkan setengah tahun 2006 dgn 2005)
   
   Sekarang setelah tambang liar ditertibkan ane percaya ada perbaikan 
kinerja. 
   Tapi soal harga di pasar, murni kerjaan market maker. Timah awal 2005 aja 
sudah 7500 s/d 8000an sampe sekarang baru naik 60%an. Bandingkan nickel yg naik 
200%an. Tapi TINS jumlah sahamnya sedikit lebih gampang digoreng. Setengah 
tahun sudah naik 300 %an.
   
   Good luck.
   
   
   
   
   - Original Message - 
   From: Investor Bonex 
   To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, February 14, 2007 5:17 PM
   Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda 
STRATEGITimah (TINS IJ, BUY --- TP 11.000)
   
   
   
   Thanks All...
   
   Jika dulu harganya 55 rb dan sekarang sekitar segitu, dari sisi COGS Timah 
tetap dunk, artinya gain yg diterima PT Timah adalah murni dari kenaikan harga 
di market.
   
   Menurut ogut, saat ini sepertinya Bandar2 yg ngumpulin di harga 2000 dan 
4000 lagi pingin pelesiran, so muatan harus di turunkan dulu biar agak ringan. 
Nunggu lapkeu 4Q, seberapa effisien PT Timah beroperasi, thus dari situ baru 
ketahuan going NORTH or SOUTH...
   
   Jst my 2 cent
   
   alfanendya [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Menurut PT Timah, para penambang inkonvensional (TI) masih bisa untung
   walau mereka jual tin ore ke PT Timah seharga 4 ribu $/MT. Jadi tin
   ore memang akan mengarah ke situ harganya.
   
   --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, HERDIYANTO WIJAYA
   herdiyanto_wijaya@ wrote:
   
Kalau di pasaran waktu itu berkisar Rp 55.000/kilo (kadar 70% - 74%)



Thx.



From: obrolan-bandar@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Investor Bonex
Sent: Wednesday, February 14, 2007 2:31 PM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGITimah (TINS
IJ, BUY --- TP 11.000)



Sebelum terjadi penutupan smelter (kira2 pertengahan 2006), kira2 Timah
beli dari tengkulak pasir timah di harga brp per kilonya ?



thanks

laven_28 laven_28@ wrote:

Klo ngomong efisiensi,Harga pokok p.t. timah skrang hampir sama 
dengan harga beli pasir timah dari tambang rakyat
soalnya di Babel, sekarang p.t. Timah kebanyakan cuman beli
pasir 
timah, lebih murah ketimbang pake alat beratnya dia, solar
mahal.
Tambang rakyat itu kebanyakan di areal KPnya dia...
Harga belinya paling murah 39rb, paling mahal 59rb (pasir timah 
kering) perkilo..
Sebelum-sebelumnya, dia mesti saingan ama si koba dan si
smelter..
Skrg saingan udah gak ada...
Skrg juga Colector2 yg sebelumnya pada jualan ke si Koba, skrg 
semuanya mesti jual ke si timah

   
   
   
   
   
   
   
--
   Bored stiff? Loosen up...
   Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
  


   

Re: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGI........Timah (T

2007-02-14 Terurut Topik Frederick Schubert
i do really enjoy reading discussions on TINS you guys are good 
analysts.
  hehehehehe

Karno Edy [EMAIL PROTECTED] wrote:
COGSnya $8ribu, kalo ditambah biaya2 lainnya : penjualan, 
administrasi etc berapa .. akhirnya operating profit berapa ?
  Waktu ane masih kerja di prsh sekuritas TINS sempat dikabarkan mau bangkrut 
karena harga timah melempem, cost bisa lebih tinggi dari harga jual pada 3 s/d 
5 ribu/ton. (waktu itu energi masih murah, ane hitung2 TINS BEP kalo harga 
timah 4000/ton).
  Sekarang harga timah maupun TINS naik banyak.
   
  Hitungannya gak masuk akal, means harga timah naik 50% EPS naik 175%? 
  Kemungkinan : Setiap kenaikan harga timah sekian $, profit TINS akan naik 
sekian juta rupiah.
   
  Cheers,
  Karno
   
  - Original Message - 
From: alfanendya 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 15, 2007 8:06 AM
  Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda 
STRATEGITimah (T
  

Kan ada yang namanya Break Even Point Om :-).  Delivered cost per tonne 
(COGS) sekitar $8 ribu/ton. Menurut DBS, setiap kenaikan 5% harga timah akan 
menyebabkan EPS naik 17,5%.  Sekarang 3 month LME tin di 12.700.


--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Karno Edy [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo bicara laporan tahun 2006, ane optimis EPSnya gak akan nyampe separo 
 dari EPSnya ANTM
 
 Ane bilang gak efisien kenapa ? Ini soal perbandingan kinerja sama-sama 
 sebelum tambang liar diterbitkan. Rata-rata harga jual naik tapi laba bersih 
 turun banyak (bandingkan setengah tahun 2006 dgn 2005)
 
 Sekarang setelah tambang liar ditertibkan ane percaya ada perbaikan kinerja. 
 Tapi soal harga di pasar, murni kerjaan market maker. Timah awal 2005 aja 
 sudah 7500 s/d 8000an sampe sekarang baru naik 60%an. Bandingkan nickel yg 
 naik 200%an. Tapi TINS jumlah sahamnya sedikit lebih gampang digoreng. 
 Setengah tahun sudah naik 300 %an.
 
 Good luck.
 
 
 
 
 - Original Message - 
 From: Investor Bonex 
 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, February 14, 2007 5:17 PM
 Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda 
 STRATEGITimah (TINS IJ, BUY --- TP 11.000)
 
 
 
 Thanks All...
 
 Jika dulu harganya 55 rb dan sekarang sekitar segitu, dari sisi COGS Timah 
 tetap dunk, artinya gain yg diterima PT Timah adalah murni dari kenaikan 
 harga di market.
 
 Menurut ogut, saat ini sepertinya Bandar2 yg ngumpulin di harga 2000 dan 4000 
 lagi pingin pelesiran, so muatan harus di turunkan dulu biar agak ringan. 
 Nunggu lapkeu 4Q, seberapa effisien PT Timah beroperasi, thus dari situ baru 
 ketahuan going NORTH or SOUTH...
 
 Jst my 2 cent
 
 alfanendya [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Menurut PT Timah, para penambang inkonvensional (TI) masih bisa untung
 walau mereka jual tin ore ke PT Timah seharga 4 ribu $/MT. Jadi tin
 ore memang akan mengarah ke situ harganya.
 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, HERDIYANTO WIJAYA
 herdiyanto_wijaya@ wrote:
 
  Kalau di pasaran waktu itu berkisar Rp 55.000/kilo (kadar 70% - 74%)
  
  
  
  Thx.
  
  
  
  From: obrolan-bandar@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Investor Bonex
  Sent: Wednesday, February 14, 2007 2:31 PM
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
  Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGITimah (TINS
  IJ, BUY --- TP 11.000)
  
  
  
  Sebelum terjadi penutupan smelter (kira2 pertengahan 2006), kira2 Timah
  beli dari tengkulak pasir timah di harga brp per kilonya ?
  
  
  
  thanks
  
  laven_28 laven_28@ wrote:
  
  Klo ngomong efisiensi,Harga pokok p.t. timah skrang hampir sama 
  dengan harga beli pasir timah dari tambang rakyat
  soalnya di Babel, sekarang p.t. Timah kebanyakan cuman beli
  pasir 
  timah, lebih murah ketimbang pake alat beratnya dia, solar
  mahal.
  Tambang rakyat itu kebanyakan di areal KPnya dia...
  Harga belinya paling murah 39rb, paling mahal 59rb (pasir timah 
  kering) perkilo..
  Sebelum-sebelumnya, dia mesti saingan ama si koba dan si
  smelter..
  Skrg saingan udah gak ada...
  Skrg juga Colector2 yg sebelumnya pada jualan ke si Koba, skrg 
  semuanya mesti jual ke si timah
  
 
 
 
 
 
 
 --
 Bored stiff? Loosen up...
 Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.



  

 

 
-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

Re: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGI........Timah (T

2007-02-14 Terurut Topik James Arifin

baiknya jangan terlalu greedy yah ... wong resistennya sudah jelas2
ditontonin ... kok maksa ... hehehh ... tunggu aja di 7900-8100 (rekomendasi
Danareksa hari ini) atau sekalian tungguin di gap besarnya di 5900.

On 2/15/07, agoes_htm [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Thanks atas semua analisanya.Saya hanya ingin menambahkan saja.

Saya jadi teringat sama PGAS tahun lalu.. dimana harganya juga naik
trus mulai dari awal tahun dimana PGAS juga salah satu BUMN.
65% saham Timah dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan merupakan satu-
satunya perusahaan yang memiliki izin untuk ekspor ke negara Asia
Tenggara.

Berdasarkan data perusahaan konsultasi besi yang berbasis di London,
CRU, Timah dan Koba Tin merupakan perusahaan enam besar dunia untuk
sektor pertambangan timah pada 2005.
Jika Timah memenuhi target produksi tahun ini, maka BUMN itu akan
mengambil alih posisi Kunming yang merupakan produsen terbesar dunia
yang berbasis di China, ujarnya.

Ditambah lagi PT Koba Tin berhenti operasi, otomatis Timah menjadi
pemain monopoli.. dengan hal ini kejadian TINS akan sama dengan PGAS
tahun lalu..

Tembus ke level 11 ribuan bukan hal yang mustahil.

Peace

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com,
laven_28 [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 COGS nya Tins kagak perlu pake hitung2an...harga beli pasir timah
 udah ditentukan paling mahal 60rb (SN72), itu tinggal dilebur udah
 jadi Balok siap export paling tambah costnya kagak lebih dari 10%..

 sekedar info, P.t. Kobatin setiap bulannya dapet 3000 ton pasir
 timah dari colector2...dari KPnya dia cuman 200an ton sebulan...
 makanya dia kagak bisa operasi skrg.. (skrg dia cuma bisa jalan 1
 tanur aja dari 4 tanur yg ada)..

 Jadi yang 3000 ton perbulan itu bakal timah yang ambil dengan harga
 yang sudah FIX tersebut..









 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com,
Frederick Schubert
 pemainbesar@ wrote:
 
  i do really enjoy reading discussions on TINS you guys are
 good analysts.
  hehehehehe
 
  Karno Edy karno.edy@ wrote:
  COGSnya $8ribu, kalo ditambah biaya2 lainnya :
 penjualan, administrasi etc berapa .. akhirnya operating profit
 berapa ?
  Waktu ane masih kerja di prsh sekuritas TINS sempat dikabarkan
 mau bangkrut karena harga timah melempem, cost bisa lebih tinggi
 dari harga jual pada 3 s/d 5 ribu/ton. (waktu itu energi masih
 murah, ane hitung2 TINS BEP kalo harga timah 4000/ton).
  Sekarang harga timah maupun TINS naik banyak.
 
  Hitungannya gak masuk akal, means harga timah naik 50% EPS naik
 175%?
  Kemungkinan : Setiap kenaikan harga timah sekian $, profit TINS
 akan naik sekian juta rupiah.
 
  Cheers,
  Karno
 
  - Original Message -
  From: alfanendya
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 15, 2007 8:06 AM
  Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman
beda
 STRATEGITimah (T
 
 
  Kan ada yang namanya Break Even Point Om :-). Delivered cost
 per tonne (COGS) sekitar $8 ribu/ton. Menurut DBS, setiap kenaikan
 5% harga timah akan menyebabkan EPS naik 17,5%. Sekarang 3 month
 LME tin di 12.700.
 
 
  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.com,
Karno Edy karno.edy@
 wrote:
  
   Kalo bicara laporan tahun 2006, ane optimis EPSnya gak akan
 nyampe separo dari EPSnya ANTM
  
   Ane bilang gak efisien kenapa ? Ini soal perbandingan kinerja
 sama-sama sebelum tambang liar diterbitkan. Rata-rata harga jual
 naik tapi laba bersih turun banyak (bandingkan setengah tahun 2006
 dgn 2005)
  
   Sekarang setelah tambang liar ditertibkan ane percaya ada
 perbaikan kinerja.
   Tapi soal harga di pasar, murni kerjaan market maker. Timah
awal
 2005 aja sudah 7500 s/d 8000an sampe sekarang baru naik 60%an.
 Bandingkan nickel yg naik 200%an. Tapi TINS jumlah sahamnya sedikit
 lebih gampang digoreng. Setengah tahun sudah naik 300 %an.
  
   Good luck.
  
  
  
  
   - Original Message -
   From: Investor Bonex
   To: obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, February 14, 2007 5:17 PM
   Subject: OFF LOAD BARANG.Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman
beda
 STRATEGITimah (TINS IJ, BUY --- TP 11.000)
  
  
  
   Thanks All...
  
   Jika dulu harganya 55 rb dan sekarang sekitar segitu, dari sisi
 COGS Timah tetap dunk, artinya gain yg diterima PT Timah adalah
 murni dari kenaikan harga di market.
  
   Menurut ogut, saat ini sepertinya Bandar2 yg ngumpulin di harga
 2000 dan 4000 lagi pingin pelesiran, so muatan harus di turunkan
 dulu biar agak ringan. Nunggu lapkeu 4Q, seberapa effisien PT Timah
 beroperasi, thus dari situ baru ketahuan going NORTH or SOUTH...
  
   Jst my 2 cent
  
   alfanendya alfanendya@ wrote:
   Menurut PT Timah, para penambang inkonvensional (TI) masih bisa
 untung
   walau mereka jual tin ore ke PT Timah seharga 4 ribu $/MT. Jadi
 tin
   ore memang akan mengarah ke situ harganya.
  
   --- In 

Re: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGI........Timah (T

2007-02-14 Terurut Topik James Arifin

Berita tiap hari keluar untuk convince common people to buy TINS sehingga
Bandar bisa offload barangnya, masalahnya bila demand tidak ada maka
alternatifnya adalah create demand, dan salah satu cara create demand adalah
dengan mengeluarkan berita  so Sell on News

On 2/15/07, alfanendya [EMAIL PROTECTED] wrote:


  PT Koba Tin Rugikan Negara Lebih Rp 15 Triliun
Dua Kolektor Susul Mathias
Kamis, 15 Feb 2007 01:59

PANGKALPINANG –– Setelah tiga jajaran direksi PT Koba Tin dijadikan
tersangka, kini dua kolektor yang biasa memasok pasir timah ke Koba Tin
bakal menyusul. Saat ini penyidik dari Bareskrim Mabes Polri terus
mengintensifkan pemeriksaan saksi-saksi.
Dalam jumpa pers, Yusuf didampingi Kabareskrim Mabes Polri Komjen Bambang
Hendarso, Deputi Operasional (Deops) Irjen FX SUnarno dan Kadiv Humas Irjen
Pol Sisno Adiwinoto. Tampak pula Direktur V Tipiter Brigjen Pol Drs Tukarno,
Kapolda Kepulauan Babel Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo MSi, Wadir V Tipiter
Kombes Drs Hadyatmoko serta Direktur dari Departemen Energi Sumber Daya
Mineral dan Direktur Departemen Kehutanan.

Dalam keterangan resmi kemarin, Yusuf menegaskan bahwa PT Koba Tin diduga
melakukan tindak pidana pertambangan dengan cara membuat perjanjian imbal
jasa dengan 42 kolektor. Perusahaan tersebut juga diduga telah melakukan
penambangan di luar kontrak karya. Dimana dalam modus operandinya, PT Koba
Tin menerima pasir timah dari kolektor yang diambil dari luar kontrak karya
yang dimiliki PT Koba Tin.

Dalam praktiknya, lanjut Yusuf, PT Koba Tin membuat perjanjian dengan
pihak kedua dan kontraktor dengan mendapat imbal jasa untuk melakukan
penambangan di wilayah kontrak karya PT Koba Tin. Namun kata Yusuf,
perjanjian yang dibuatnya itu hanya formalitas.

Pihak kedua melakukan penambangan tanpa izin di luar kontrak karya PT
Koba Tin dan hasilnya diterima PT Koba Tin dengan memberikan imbal jasa
berupa uang. Disamping itu PT Koba Tin dengan sengaja tidak melaksanakan isi
perjanjian, ungkap Yusuf.

Dalam kasus ini, menurut Yusuf, PT Koba Tin telah melanggar pasal 31 (1)
UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, dan pasal 480 KUHP
tentang penadahan. Bahkan dikemukakan Yusuf, penyidik Bareskrim telah
periksa 16 orang saksi dari PT Koba Tin, 19 orang kolektor, sembilan orang
dari tambang ilegal, satu orang dari PT Timah dan mendengar keterangan ahli
dari Departemen ESDM dan Departemen Kehutanan.

Yusuf mengatakan, dalam kasus ini tidak menutup kemungkinan akan
dikembangkan dugaan tindak pidana mengenai lingkungan hidup.

Sementara Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Bambang Hendarso
mengungkapkan, bentuk barang yang sudah dioperasikan PT Koba Tin dan saat
ini sedang diamankan nilainya sekitar Rp 1,2 triliun.

Dari perhitungan sementara oleh Irwasum, kerugian negara akibat
penambangan ilegal PT Koba Tin mencapai Rp 12 triliun-Rp 15 triliun.

Kerugian negara dalam tiga tahun yang dijalankan ini diduga dilakukan
dengan modus, pada tahun I masih berjalan sesuai dengan normal. Namun bila
dua tahun saja, kerugian diperhitungkan hampir antara Rp 12 triliun - Rp 15
triliun, ungkapnya.

Jumlah kerugian tersebut menurut Bambang, baru dihitung dalam asumsi dari
perhitungan barang yang berhasil disita, kerja sama dengan kolektor, yang
berhasil dijual tanpa melalui prosedur yang benar sehingga royalti tidak
diselesaikan. Sedangkan harga timah sampai Rabu (14/2) sudah mencapai
13.000 US dolar permetrik ton. Sebelumnya hanya 8.000 US dolar permetrik
ton.

Bambang juga mengemukakan bahwa 42 kolektor PT Koba Tin tidak sesuai
dengan ketentuan perjanjian dalam kontrak karya.
Pasir timah yang masuk dari sekitar 42 kolektor yang ilegal sebanyak
3.000 ton perbulan. Sedangkan pasir timah yang diambil dari wilayah
kontrak karya PT Koba Tin dalam satu bulan hanya sebanyak 200 ton, jelas
Bambang.

Wadir V Tipiter Kombes Drs Hadyatmoko menambahkan, hingga saat ini ada
satu dari empat tanur milik PT Koba Tin tetap beroperasi. Tanur ini
dibolehkan beroperasi karena bahan bakunya diperoleh dari tambang legal.
Sedangkan tanur lainnya yang bahan bakunya diduga dari luar kontrak karya
sudah tidak ada kegiatan sejak disegel beberapa waktu lalu.

Hanya satu tanur yang beroprasi, dan tiga tanur lainnya berhenti dengan
sendirinya karena bahan bakunya sudah tidak ada, katanya.

Sedangkan Kapolda Babel Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo mengatakan saat ini
penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap mitra PT Koba Tin termasuk
para kolektor pasir timah.
Penyidik masih periksa sebanyak dua orang kolektor dari 48 saksi, jelas
Imam yang belum mau menyampaikan nama kolektor yang akan ditetapkan sebagai
tersangka.

Imam menambahkan, mereka yang melakukan usaha pertambangan timah ada
kewajiban untuk mereklamasi lahan yang menjadi Kuasa Penambangan (KP)-nya.

Kalau nanti tidak bisa melaksanakan reklamasi, bisa dikenakan masalah
lingkungan hidup. Dan ini akan dikembangkan oleh penyidik, tandas Imam.

*Melibatkan Dephut*

Dalam penyidikan kasus pertambangan di Babel, ada beberapa 

Re: OFF LOAD BARANG.....Re: [obrolan-bandar] Re: Cuman beda STRATEGI........Timah (T

2007-02-14 Terurut Topik Rei
Setuju pak, sopir-nya yang terpenting. Kalo saya nggak bisa nyetir, pake mobil 
Bentley juga percuma! Ngomong2 ada bocoran pak antm mau disetir sampai mana?  
Seru, euy!
   
  Salam,
Rei

oentoeng_q [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Begitulah P. James...
Yang jelas mulai hari ini saya ingin melihat perlombaan BALAPAN 
antara PGAS, ANTM sama TINS.
Dan jangan LUPA SOPIR-nya sekarang lagi di megang KEMUDI di ANTM!!!

Ini cuman mau nunjukkinwho is the Market Movers?
Apapun sahamnya yg penting SOPIRNYA
Ya nggak bozz???

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, James Arifin 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Berita tiap hari keluar untuk convince common people to buy TINS 
sehingga
 Bandar bisa offload barangnya, masalahnya bila demand tidak ada 
maka
 alternatifnya adalah create demand, dan salah satu cara create 
demand adalah
 dengan mengeluarkan berita  so Sell on News
 
 On 2/15/07, alfanendya [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  PT Koba Tin Rugikan Negara Lebih Rp 15 Triliun
  Dua Kolektor Susul Mathias
  Kamis, 15 Feb 2007 01:59
 
  PANGKALPINANG –– Setelah tiga jajaran direksi PT Koba Tin 
dijadikan
  tersangka, kini dua kolektor yang biasa memasok pasir timah ke 
Koba Tin
  bakal menyusul. Saat ini penyidik dari Bareskrim Mabes Polri 
terus
  mengintensifkan pemeriksaan saksi-saksi.
  Dalam jumpa pers, Yusuf didampingi Kabareskrim Mabes Polri 
Komjen Bambang
  Hendarso, Deputi Operasional (Deops) Irjen FX SUnarno dan Kadiv 
Humas Irjen
  Pol Sisno Adiwinoto. Tampak pula Direktur V Tipiter Brigjen Pol 
Drs Tukarno,
  Kapolda Kepulauan Babel Brigjen Pol Drs Imam Sudjarwo MSi, Wadir 
V Tipiter
  Kombes Drs Hadyatmoko serta Direktur dari Departemen Energi 
Sumber Daya
  Mineral dan Direktur Departemen Kehutanan.
 
  Dalam keterangan resmi kemarin, Yusuf menegaskan bahwa PT Koba 
Tin diduga
  melakukan tindak pidana pertambangan dengan cara membuat 
perjanjian imbal
  jasa dengan 42 kolektor. Perusahaan tersebut juga diduga telah 
melakukan
  penambangan di luar kontrak karya. Dimana dalam modus 
operandinya, PT Koba
  Tin menerima pasir timah dari kolektor yang diambil dari luar 
kontrak karya
  yang dimiliki PT Koba Tin.
 
  Dalam praktiknya, lanjut Yusuf, PT Koba Tin membuat perjanjian 
dengan
  pihak kedua dan kontraktor dengan mendapat imbal jasa untuk 
melakukan
  penambangan di wilayah kontrak karya PT Koba Tin. Namun kata 
Yusuf,
  perjanjian yang dibuatnya itu hanya formalitas.
 
  Pihak kedua melakukan penambangan tanpa izin di luar kontrak 
karya PT
  Koba Tin dan hasilnya diterima PT Koba Tin dengan memberikan 
imbal jasa
  berupa uang. Disamping itu PT Koba Tin dengan sengaja tidak 
melaksanakan isi
  perjanjian, ungkap Yusuf.
 
  Dalam kasus ini, menurut Yusuf, PT Koba Tin telah melanggar 
pasal 31 (1)
  UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, dan 
pasal 480 KUHP
  tentang penadahan. Bahkan dikemukakan Yusuf, penyidik Bareskrim 
telah
  periksa 16 orang saksi dari PT Koba Tin, 19 orang kolektor, 
sembilan orang
  dari tambang ilegal, satu orang dari PT Timah dan mendengar 
keterangan ahli
  dari Departemen ESDM dan Departemen Kehutanan.
 
  Yusuf mengatakan, dalam kasus ini tidak menutup kemungkinan akan
  dikembangkan dugaan tindak pidana mengenai lingkungan hidup.
 
  Sementara Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Bambang Hendarso
  mengungkapkan, bentuk barang yang sudah dioperasikan PT Koba Tin 
dan saat
  ini sedang diamankan nilainya sekitar Rp 1,2 triliun.
 
  Dari perhitungan sementara oleh Irwasum, kerugian negara akibat
  penambangan ilegal PT Koba Tin mencapai Rp 12 triliun-Rp 15 
triliun.
 
  Kerugian negara dalam tiga tahun yang dijalankan ini diduga 
dilakukan
  dengan modus, pada tahun I masih berjalan sesuai dengan normal. 
Namun bila
  dua tahun saja, kerugian diperhitungkan hampir antara Rp 12 
triliun - Rp 15
  triliun, ungkapnya.
 
  Jumlah kerugian tersebut menurut Bambang, baru dihitung dalam 
asumsi dari
  perhitungan barang yang berhasil disita, kerja sama dengan 
kolektor, yang
  berhasil dijual tanpa melalui prosedur yang benar sehingga 
royalti tidak
  diselesaikan. Sedangkan harga timah sampai Rabu (14/2) sudah 
mencapai
  13.000 US dolar permetrik ton. Sebelumnya hanya 8.000 US dolar 
permetrik
  ton.
 
  Bambang juga mengemukakan bahwa 42 kolektor PT Koba Tin tidak 
sesuai
  dengan ketentuan perjanjian dalam kontrak karya.
  Pasir timah yang masuk dari sekitar 42 kolektor yang ilegal 
sebanyak
  3.000 ton perbulan. Sedangkan pasir timah yang diambil dari 
wilayah
  kontrak karya PT Koba Tin dalam satu bulan hanya sebanyak 200 
ton, jelas
  Bambang.
 
  Wadir V Tipiter Kombes Drs Hadyatmoko menambahkan, hingga saat 
ini ada
  satu dari empat tanur milik PT Koba Tin tetap beroperasi. Tanur 
ini
  dibolehkan beroperasi karena bahan bakunya diperoleh dari 
tambang legal.
  Sedangkan tanur lainnya yang bahan bakunya diduga dari luar 
kontrak karya
  sudah tidak ada kegiatan sejak disegel beberapa waktu lalu.
 
  Hanya satu tanur yang beroprasi, dan tiga