[PPIBelgia] re: tanya residence permit
Dear Temans di Belgia, Saya akan berencana pulang ke Indonesia liburan musim panas ini. Saya ingin menanyakan apakah dengan residence permit, saya bisa balik lagi ke Belgia meskipun visa saya di passport sudah habis masa berlakunya. Logikanya sih bisa, tapi bagaimana pengalaman dari teman-teman semua? Terima kasih semua, Renar
Re: [PPIBelgia] re: tanya residence permit
Halo Renar,, mo balik ke Louvain nih?? hahahha Bisa, saya dulu liburan summer tahun 2007, visa nya khan utk thun 2006. Jadi sudah sangat expired. Dengan menunjukkan residnce permit, saya ngga perlu visa lagi utk kembali ke Belgia. Demikian, mungkin ada teman² yg lain ,yg punya cerita berbeda?? salam AGUNG WAHYUDI --- From: Renar Berandi renar...@yahoo.com To: PPIBelgia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 8, 2009 9:22:01 AM Subject: [PPIBelgia] re: tanya residence permit Dear Temans di Belgia, Saya akan berencana pulang ke Indonesia liburan musim panas ini. Saya ingin menanyakan apakah dengan residence permit, saya bisa balik lagi ke Belgia meskipun visa saya di passport sudah habis masa berlakunya. Logikanya sih bisa, tapi bagaimana pengalaman dari teman-teman semua? Terima kasih semua, Renar
Re: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI
seyogyanya pemerintah kita lebih pro aktif dalam upayanya menyelamatkan budaya bangsa.karena hal ini akan berpengaruh besar terhadap masa depan bangsa kita.budaya kita sangat unik dan menarik.pemerintah seharusnya sadar akan hal itu... From: Sulistiono Kertawacana sulistiono.kertawac...@alumni.ui.ac.id Sent: Monday, June 8, 2009 8:06:35 AM Subject: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI Posted by: Abdul Rohim peduli_klaten@ yahoo.compeduli_klaten Sun Jun 7, 2009 3:31 pm (PDT) *Malaysia melakukan perburuan naskah Melayu kuno asal Kepulauan Riau, untuk menguatkan identitas kemelayuannya. * D ALAM tiga tahun terakhir sekitar 60 naskah Melayu kuno sudah beralih tangan ke Malaysia. Upaya perburuan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut. Budayawan asal Provinsi Riau, Al Azhar, mengutarakan naskah Melayu kuno yang berpindah tangan ke Malaysia sebagian besar berasal dari abad ke-19 Masehi. Naskah-naskah tersebut berwujud kitab tafsir, Alquran kuno, syair, memoar, atau catatan harian para pujangga Melayu. Menurut dia, yang melakukan perburuan adalah para akademisi Malaysia. Naskahnaskah tersebut tidak tersimpan di museum. Dengan kata lain, naskah Melayu kuno didapatkan dari perorangan. “Para akademisi dari perguruan tinggi terkemuka di Malaysia berburu naskah Melayu kuno itu. Sebagian besarnya di daerah Kepulauan Riau seperti di Pulau Lingga, Bintan, dan Penyengat. Sementara itu di Riau daratan sendiri sejauh pantauan saya belum ada,� kata Al Azhar kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Riau, kemarin. Ia mengaku beberapa kali bertemu dengan para pemburu naskah tersebut. “Bahkan sempat beberapa kali melihat mereka bertransaksi mendapatkan naskah tersebut. Nilainya bisa jutaan rupiah. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa,� ujar Ketua Harian Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau. Naskah Melayu kuno tersebut merupakan warisan budaya dan terbuka untuk diteliti oleh para akademisi dari berbagai belahan dunia mana pun yang tertarik mengetahui khazanah Melayu. Tapi, ini tidak berarti para akademisi dari Malaysia berhak memiliki naskah itu. Malaysia, kata Al Azhar, begitu ngotot dengan naskah itu untuk memperkuat identitas Melayunya. Sesuai dengan slogan mereka Trully Asia, Malaysia benar-benar ingin mewujudkan negeri tersebut sebagai pusat Melayu di dunia. Capai ratusan Budayawan dan peneliti itu berpendapat Indonesia hendaknya mengambil kembali naskah yang sudah berada di Malaysia tersebut. Karena di setiap naskah-naskah tersebut pasti ada kolofon di halaman terakhir yang menggambarkan identitas penulis, tempat, dan tanggal pembuatan naskah kuno tersebut. Cara lain, dengan melihat catatan akuisisi naskah tersebut hingga di perpustakaan universitas Malaysia. “Sekarang tinggal bagaimana keseriusan pemerintah kita untuk menyelamatkan naskahnaskah tersebut. Karena pemerintah kita masih terfokus membicarakan budaya ini sebagai identitas belaka, dan Malaysia sudah menganggap hal ini sebagai komoditas,� tandas Al Azhar. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepri Arifin Nasir mengakui banyak beralihnya naskah Melayu kuno. Bahkan, jumlahnya mencapai ratusan. ‘’Tidak ada sarana dan prasarana untuk menyimpan benda-benda sejarah itu,’’ ujarnya. Ia mengatakan banyak naskah kuno yang berada di tangan masyarakat yang terancam hilang dan itu belum terdata. Naskah-naskah kuno yang beralih tangan tersebut tidak hanya ke Malaysia, tetapi juga ke Singapura. Menurut dia, tidak ada anggaran juga memperparah kondisi hilangnya sejarah budaya Melayu yang ada di Kepri. Satu-satunya tempat penyimpanan karya sastra Melayu yang tertinggal berada di Pulau Penyengat. ‘’Akan tetapi, kondisinya Pulau Penyengat tidak bisa menjamin bahwa barang-barang peninggalan budaya Melayu itu tidak lari ke pihak asing.’’ Sementara itu, Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Joko Widodo merasa dipermalukan dengan kasus yang terus bermunculan di Museum Radya Pustaka. Kasus terakhir, yang membuat dirinya seperti ditampar adalah ketika koleksi wayang purwa yang ada di museum tertua Indonesia itu ternyata juga telah berganti palsu, sedangkan yang asli juga hilang. (BY/HK/ WJ/N-1 http://anax1a. pressmart. net/mediaindones ia/MI/MI/ 2009/06/03/ ArticleHtmls/ 03_06_2009_ 008_004.shtml? Mode=0 -- Kind regards, Sulistiono Kertawacana http://sulistionoke rtawacana. blogspot. com/
Re: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI
Bisa kita forward engga yah ke milis Dep Pariwisata dan Budaya Indonesia, sayang kalau identitas Indonesia kita hilang dicuri Malaysia Regards Rizki Darmawan 32-474557871 --- On Mon, 6/8/09, Sulistiono Kertawacana sulistiono.kertawac...@alumni.ui.ac.id wrote: From: Sulistiono Kertawacana sulistiono.kertawac...@alumni.ui.ac.id Subject: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI To: Date: Monday, June 8, 2009, 1:06 PM Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI Posted by: Abdul Rohim peduli_klaten@ yahoo.com peduli_klaten Sun Jun 7, 2009 3:31 pm (PDT) *Malaysia melakukan perburuan naskah Melayu kuno asal Kepulauan Riau, untuk menguatkan identitas kemelayuannya. * D ALAM tiga tahun terakhir sekitar 60 naskah Melayu kuno sudah beralih tangan ke Malaysia. Upaya perburuan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut. Budayawan asal Provinsi Riau, Al Azhar, mengutarakan naskah Melayu kuno yang berpindah tangan ke Malaysia sebagian besar berasal dari abad ke-19 Masehi. Naskah-naskah tersebut berwujud kitab tafsir, Alquran kuno, syair, memoar, atau catatan harian para pujangga Melayu. Menurut dia, yang melakukan perburuan adalah para akademisi Malaysia. Naskahnaskah tersebut tidak tersimpan di museum. Dengan kata lain, naskah Melayu kuno didapatkan dari perorangan. “Para akademisi dari perguruan tinggi terkemuka di Malaysia berburu naskah Melayu kuno itu. Sebagian besarnya di daerah Kepulauan Riau seperti di Pulau Lingga, Bintan, dan Penyengat. Sementara itu di Riau daratan sendiri sejauh pantauan saya belum ada,� kata Al Azhar kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Riau, kemarin. Ia mengaku beberapa kali bertemu dengan para pemburu naskah tersebut. “Bahkan sempat beberapa kali melihat mereka bertransaksi mendapatkan naskah tersebut. Nilainya bisa jutaan rupiah. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa,� ujar Ketua Harian Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau. Naskah Melayu kuno tersebut merupakan warisan budaya dan terbuka untuk diteliti oleh para akademisi dari berbagai belahan dunia mana pun yang tertarik mengetahui khazanah Melayu. Tapi, ini tidak berarti para akademisi dari Malaysia berhak memiliki naskah itu. Malaysia, kata Al Azhar, begitu ngotot dengan naskah itu untuk memperkuat identitas Melayunya. Sesuai dengan slogan mereka Trully Asia, Malaysia benar-benar ingin mewujudkan negeri tersebut sebagai pusat Melayu di dunia. Capai ratusan Budayawan dan peneliti itu berpendapat Indonesia hendaknya mengambil kembali naskah yang sudah berada di Malaysia tersebut. Karena di setiap naskah-naskah tersebut pasti ada kolofon di halaman terakhir yang menggambarkan identitas penulis, tempat, dan tanggal pembuatan naskah kuno tersebut. Cara lain, dengan melihat catatan akuisisi naskah tersebut hingga di perpustakaan universitas Malaysia. “Sekarang tinggal bagaimana keseriusan pemerintah kita untuk menyelamatkan naskahnaskah tersebut. Karena pemerintah kita masih terfokus membicarakan budaya ini sebagai identitas belaka, dan Malaysia sudah menganggap hal ini sebagai komoditas,� tandas Al Azhar. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepri Arifin Nasir mengakui banyak beralihnya naskah Melayu kuno. Bahkan, jumlahnya mencapai ratusan. ‘’Tidak ada sarana dan prasarana untuk menyimpan benda-benda sejarah itu,’’ ujarnya. Ia mengatakan banyak naskah kuno yang berada di tangan masyarakat yang terancam hilang dan itu belum terdata. Naskah-naskah kuno yang beralih tangan tersebut tidak hanya ke Malaysia, tetapi juga ke Singapura. Menurut dia, tidak ada anggaran juga memperparah kondisi hilangnya sejarah budaya Melayu yang ada di Kepri. Satu-satunya tempat penyimpanan karya sastra Melayu yang tertinggal berada di Pulau Penyengat. ‘’Akan tetapi, kondisinya Pulau Penyengat tidak bisa menjamin bahwa barang-barang peninggalan budaya Melayu itu tidak lari ke pihak asing.’’ Sementara itu, Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Joko Widodo merasa dipermalukan dengan kasus yang terus bermunculan di Museum Radya Pustaka. Kasus terakhir, yang membuat dirinya seperti ditampar adalah ketika koleksi wayang purwa yang ada di museum tertua Indonesia itu ternyata juga telah berganti palsu, sedangkan yang asli juga hilang. (BY/HK/ WJ/N-1 http://anax1a. pressmart. net/mediaindones ia/MI/MI/ 2009/06/03/ ArticleHtmls/ 03_06_2009_ 008_004.shtml? Mode=0 -- Kind regards, Sulistiono Kertawacana http://sulistionoke rtawacana. blogspot. com/
Re: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI
sy setuju mas.di forward aja agar mereka sedikit melek... From: Rizki Darmawan rizk...@yahoo.com To: PPIBelgia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 8, 2009 1:31:16 PM Subject: Re: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI Bisa kita forward engga yah ke milis Dep Pariwisata dan Budaya Indonesia, sayang kalau identitas Indonesia kita hilang dicuri Malaysia Regards Rizki Darmawan 32-474557871 --- On Mon, 6/8/09, Sulistiono Kertawacana sulistiono.kertawac a...@alumni. ui.ac.id wrote: From: Sulistiono Kertawacana sulistiono.kertawac a...@alumni. ui.ac.id Subject: [PPIBelgia] Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI To: Date: Monday, June 8, 2009, 1:06 PM Malaysia Kuasai 60 Naskah Kuno RI Posted by: Abdul Rohim peduli_klaten@ yahoo.compeduli_klaten Sun Jun 7, 2009 3:31 pm (PDT) *Malaysia melakukan perburuan naskah Melayu kuno asal Kepulauan Riau, untuk menguatkan identitas kemelayuannya. * D ALAM tiga tahun terakhir sekitar 60 naskah Melayu kuno sudah beralih tangan ke Malaysia. Upaya perburuan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut. Budayawan asal Provinsi Riau, Al Azhar, mengutarakan naskah Melayu kuno yang berpindah tangan ke Malaysia sebagian besar berasal dari abad ke-19 Masehi. Naskah-naskah tersebut berwujud kitab tafsir, Alquran kuno, syair, memoar, atau catatan harian para pujangga Melayu. Menurut dia, yang melakukan perburuan adalah para akademisi Malaysia. Naskahnaskah tersebut tidak tersimpan di museum. Dengan kata lain, naskah Melayu kuno didapatkan dari perorangan. “Para akademisi dari perguruan tinggi terkemuka di Malaysia berburu naskah Melayu kuno itu. Sebagian besarnya di daerah Kepulauan Riau seperti di Pulau Lingga, Bintan, dan Penyengat. Sementara itu di Riau daratan sendiri sejauh pantauan saya belum ada,� kata Al Azhar kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Riau, kemarin. Ia mengaku beberapa kali bertemu dengan para pemburu naskah tersebut. “Bahkan sempat beberapa kali melihat mereka bertransaksi mendapatkan naskah tersebut. Nilainya bisa jutaan rupiah. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa,� ujar Ketua Harian Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau. Naskah Melayu kuno tersebut merupakan warisan budaya dan terbuka untuk diteliti oleh para akademisi dari berbagai belahan dunia mana pun yang tertarik mengetahui khazanah Melayu. Tapi, ini tidak berarti para akademisi dari Malaysia berhak memiliki naskah itu. Malaysia, kata Al Azhar, begitu ngotot dengan naskah itu untuk memperkuat identitas Melayunya. Sesuai dengan slogan mereka Trully Asia, Malaysia benar-benar ingin mewujudkan negeri tersebut sebagai pusat Melayu di dunia. Capai ratusan Budayawan dan peneliti itu berpendapat Indonesia hendaknya mengambil kembali naskah yang sudah berada di Malaysia tersebut. Karena di setiap naskah-naskah tersebut pasti ada kolofon di halaman terakhir yang menggambarkan identitas penulis, tempat, dan tanggal pembuatan naskah kuno tersebut. Cara lain, dengan melihat catatan akuisisi naskah tersebut hingga di perpustakaan universitas Malaysia. “Sekarang tinggal bagaimana keseriusan pemerintah kita untuk menyelamatkan naskahnaskah tersebut. Karena pemerintah kita masih terfokus membicarakan budaya ini sebagai identitas belaka, dan Malaysia sudah menganggap hal ini sebagai komoditas,� tandas Al Azhar. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepri Arifin Nasir mengakui banyak beralihnya naskah Melayu kuno. Bahkan, jumlahnya mencapai ratusan. ‘’Tidak ada sarana dan prasarana untuk menyimpan benda-benda sejarah itu,’’ ujarnya. Ia mengatakan banyak naskah kuno yang berada di tangan masyarakat yang terancam hilang dan itu belum terdata. Naskah-naskah kuno yang beralih tangan tersebut tidak hanya ke Malaysia, tetapi juga ke Singapura. Menurut dia, tidak ada anggaran juga memperparah kondisi hilangnya sejarah budaya Melayu yang ada di Kepri. Satu-satunya tempat penyimpanan karya sastra Melayu yang tertinggal berada di Pulau Penyengat. ‘’Akan tetapi, kondisinya Pulau Penyengat tidak bisa menjamin bahwa barang-barang peninggalan budaya Melayu itu tidak lari ke pihak asing.’’ Sementara itu, Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Joko Widodo merasa dipermalukan dengan kasus yang terus bermunculan di Museum Radya Pustaka. Kasus terakhir, yang membuat dirinya seperti ditampar adalah ketika koleksi wayang purwa yang ada di museum tertua Indonesia itu ternyata juga telah berganti palsu, sedangkan yang asli juga hilang. (BY/HK/ WJ/N-1 http://anax1a. pressmart. net/mediaindones ia/MI/MI/ 2009/06/03/ ArticleHtmls/ 03_06_2009_ 008_004.shtml? Mode=0 -- Kind regards, Sulistiono Kertawacana http://sulistionoke rtawacana. blogspot. com/
Re: [PPIBelgia] re: tanya residence permit
bisa. Bayu. --- On Mon, 6/8/09, wahyudiAgung agung...@yahoo.com wrote: From: wahyudiAgung agung...@yahoo.com Subject: Re: [PPIBelgia] re: tanya residence permit To: PPIBelgia@yahoogroups.com Date: Monday, June 8, 2009, 9:40 AM Halo Renar,, mo balik ke Louvain nih?? hahahha Bisa, saya dulu liburan summer tahun 2007, visa nya khan utk thun 2006. Jadi sudah sangat expired. Dengan menunjukkan residnce permit, saya ngga perlu visa lagi utk kembali ke Belgia. Demikian, mungkin ada teman² yg lain ,yg punya cerita berbeda?? salam AGUNG WAHYUDI --- From: Renar Berandi renar...@yahoo. com To: ppibel...@yahoogrou ps.com Sent: Monday, June 8, 2009 9:22:01 AM Subject: [PPIBelgia] re: tanya residence permit Dear Temans di Belgia, Saya akan berencana pulang ke Indonesia liburan musim panas ini. Saya ingin menanyakan apakah dengan residence permit, saya bisa balik lagi ke Belgia meskipun visa saya di passport sudah habis masa berlakunya. Logikanya sih bisa, tapi bagaimana pengalaman dari teman-teman semua? Terima kasih semua, Renar
Re: [PPIBelgia] re: tanya residence permit
Terima kasih Mas Agung, Yoi. tugas udah selesai di Swedia. Balik lagi ke tempat berbukit-bukit di Louvain. Thanks yo. Semoga bisa ketemu di louvain september nanti. :)) Cheer, Renar From: wahyudiAgung agung...@yahoo.com To: PPIBelgia@yahoogroups.com Sent: Monday, June 8, 2009 2:40:07 PM Subject: Re: [PPIBelgia] re: tanya residence permit Halo Renar,, mo balik ke Louvain nih?? hahahha Bisa, saya dulu liburan summer tahun 2007, visa nya khan utk thun 2006. Jadi sudah sangat expired. Dengan menunjukkan residnce permit, saya ngga perlu visa lagi utk kembali ke Belgia. Demikian, mungkin ada teman² yg lain ,yg punya cerita berbeda?? salam AGUNG WAHYUDI --- From: Renar Berandi renar...@yahoo. com To: ppibel...@yahoogrou ps.com Sent: Monday, June 8, 2009 9:22:01 AM Subject: [PPIBelgia] re: tanya residence permit Dear Temans di Belgia, Saya akan berencana pulang ke Indonesia liburan musim panas ini. Saya ingin menanyakan apakah dengan residence permit, saya bisa balik lagi ke Belgia meskipun visa saya di passport sudah habis masa berlakunya. Logikanya sih bisa, tapi bagaimana pengalaman dari teman-teman semua? Terima kasih semua, Renar
RE: Re: [PPIBelgia] diskusi PPI..?
Dear temans, Seperti yang dijanjikan sebelumnya, ini konsep proposal yang saya tawarkan: Tambahan: Saya telah minta bantuan P. Sigit untuk sampaikan ke pimpinan KBRI. Pak Dubes tampaknya cukup antusias kepada acara kita. Kabarnya selama ini belum pernah ada acara bersama antara PPI dan KBRI (Betul ya pak Abas?) jadi KBRI akan mendukung. Saya pikir cukup tepat kiranya kalau Pak Dubes membuka acara ini dan memberikan semacam pembukaan singkat. Proposal dibawah ini tidak kaku, jadi silahkan dirubah2. Ini hanya gambaran besar yang kita akan lakukan. Mohon bantuan teman2 untuk mereview proposal ini dan melengkapi/mengurangi hal2 yang belum dimasukkan. Jika disetujui, akan kita bentuk semacam panitia kecil untuk persiapan teknis acara ini. Ditunggu pendapatnya. Tema Mengkaji arah kebijakan politik dan ekonomi Indonesia dan menggali/menggarap potensinya demi Indonesia yang lebih baik. Judul (usulan 1) ARAH DEMOKRASI INDONESIA (usulan 2) MASA DEPAN DEMOKRASI INDONESIA (usulan 3) . (usulan 4) ... Latar Belakang Sudah saatnya PPI Belgia sebagai sebuah entitas akademis Indonesia di Belgia dengan berbagai latar belakang ilmu dan disiplin serta multiperspektif memberikan pemikirannya mengenai arah dan kebijakan politik dan ekonomi Indonesia kepada negara sebagai bentuk sumbangsihnya terhadap bangsa. PPI Belgia sebagai entitas yang independen menyampaikan pemikiran yang kritis, cerdas dan membangun terhadap perkembangan politik dan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, pandangan dan rekomendasi/sikap PPI Belgia akan dilihat sebagai masukan bernilai bagi para pemimpin Indonesia dan meningkatkan kepahaman kondisi kebijakan politik dan ekonomi Indonesia pada masyarakat Indonesia di Belgia. Tujuan .. memberikan kepahaman kepada masyarakat Indonesia di Belgia mengenai kondisi politik ekonomi Indonesia secara umum .. menyampaikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah dengan kritik yang membangun .. membangun awareness-raising terhadap terhadap PPI dan kegiatan-kegiatannya, supaya PPI lebih dikenal masyarakat dan kegiatan-kegiatannya didukung dan mendapatkan partisipasi positif masyarakat Indonesia di Belgia Format Diskusi Diskusi akan berupa class-room format dengan dua-tiga panelis dan satu moderator yang terdiri dari dua sesi. Sesi pertama membicarakan arah dan kebijakan politik dan ekonomi Indonesia saat ini dengan segala keberhasilan maupun kekurangannya serta bagaimana menggarap kebijakan politik dan ekonomi yang lebih baik. Sesi kedua membicarakan kandidat calon pemimpin tertinggi bangsa dan bagaimana menurut PPI Belgia dilihat dari kondisi dalam negeri, persepsi asing mengenai Indonesia, kondisi ekonomi dunia. Panelis Panelis dan Moderator dapat terdiri dari kalangan PPI, paling tidak dua panelis pertama terdiri dari elemen PPI, dan 1 orang dari masyarakat umum dan 1 moderator dari masyarakat umum/KBRI. Sesi I - Panelis I : PPI Panelis II : PPI Panelis III: Masyarakat/Wartawan/KBRI Moderator: Masyarakat/KBRI Sesi Q A Rehat Makan Siang Sesi II - Panelis I :PPI Panelis II :Masyarakat/KBRI Moderator : Masyarakat/KBRI Sesi Q A Peserta Diskusi/Undangan Peserta diskusi adalah masyarakat Indonesia di Belgia. Catatan: mengingat begitu beragamnya kepahaman politik dan ekonomi masyarakat Indonesia di Belgia, maka pemaparan para panelis seyogyanya bersifat umum walaupun tidak meninggalkan elemen akademis tetapi tetap mudah dicerna masyarakat awam. Tempat/Waktu Kegiatan Tempat dapat dilakukan di KBRI Brussel, Leuven, Gent atau Antwerpen. Sebagai pertimbangan: berdasarkan statistik, jumlah masyarakat Indonesia terbanyak di Belgia adalah di Antwerpen, sedangkan jumlah pelajar/mahasiswa Indonesia terbanyak adalah di Gent dan Leuven. Total Waktu Kegiatan : maksimum 4 jam Kegiatan dilakukan pada akhir minggu ketiga bulan Juni 2009. Proposal Tanggal kegiatan: 21 Juni 2009. Kegiatan dapat dilakukan misalnya dari jam 10 s.d jam 14.00 atau mulai jam 14.00 s.d jam 18.00 Anggaran KBRI akan membantu pembiayaan konsumsi dan sewa tempat sebesar 50-60% dari total biaya. Sisanya diharapkan dapat diupayakan untuk diusahakan secara mandiri. Penyelenggaraan acara seperti persiapan logistik, booking tempat, penyebaran undangan diusahakan secara mandiri. Untuk itu diperlukan semacam susunan petugas yang harus direncanakan dengan baik. Bayu. From: PPIBelgia@yahoogroups.com [mailto:ppibel...@yahoogroups.com] On Behalf Of Herbhayu AN Sent: Wednesday, June 03, 2009 2:53 PM To: PPIBelgia@yahoogroups.com Subject: RE: Re: [PPIBelgia] diskusi PPI..? Oke Pak Abas, kita akan persiapkan rapih dengan bantuan teman-teman. Namun kali ini nggak usah debat ya Pak ya.. hehehe.. hanya diskusi terbuka saja, namun tentu saja isu yang dibahas