Dalam menilai Soeharto, saya pikir subyektifitas harus ditaruh
diurutan belakang, kita harus lebih melihat realita yg ada dan telah
terjadi.
Kita tidak bisa melihat hal ini dari aspek hukum semata, tapi aspek
politis yg musti kita dahulukan. Mencari keadilan dan mendifinisikan
kebenaran
Mr. King of Tort,
Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg
pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang
menderita dan mendendam pada Suharto?
Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!!
maaf sdikit nimbrung Mas/Pak...
kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan
sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa
pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, jaman
soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling
cuma
Lah yo maklum toh Mbak / Ibu.
musim pancaroba kan selalu lebih gak enak daripada musim hujan utawa panas,
banyak yang masuk angin.
Setelah puluhan taun hidup dalam sistem campuran 3K
(Komunis-Kapitalis-Kerajaan) apa yah langsung bisa sistem demokrasi, sistem
rule of law,
Dulu
Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita,
betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba
membenahi segala sesuatunya dari situ.
Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu
sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta
Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita,
betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba
membenahi segala sesuatunya dari situ.
Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu
sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta
6 matches
Mail list logo