Assalamualaikum ww
Alah sobana langkok apo nan lah dicuraikan dek Dt. Endang kito ko dalam
manjawek tanyo sanak kito Mohyidin ko, raso2 indak ado bana ka tukuak
tambahnyo lai doh kecuali mungkin hanya sedikit sakadar panguek sajo
Mamak dan dunsanak yang dirahmati Allah
Satu lagi nan mambuek
dengan
baik.
Konsep, nilai dan lembaga muafakat ini sesungguhnya memerlukan pencernaan
ilmiyyah nampaknya.
Terima kasih sekali lagi kepada datuk Endang.
--- On Fri, 3/13/09, Datuk Endang datuk_end...@yahoo.com wrote:
From: Datuk Endang datuk_end...@yahoo.com
Subject: [...@ntau-net] Re
Engku Jamaluddin yth, saya tertarik dengan kesimpulan awal engku yang
mengatakan bahwa asas berdemokrasi ala Minang itu hidup dan menghidupkan; dan
saya sandingkan dengan pituah : singkek bauleh, panjang bakarek, senteng
babilai, kurang takuak manakuak. Secara khusus komentar dan kesimpulan
Engku Jamaludin yth.
Tanpa maksud mendahului dari yang diharapkan, saya mencoba menjawab beberapa
pertanyaan engku, mudah-mudahan dapat dilengkapi oleh yang lain lebih lanjut.
Secara umum ada referensi yang tepat menjawab seluruh pertanyaan engku, yaitu
buku Seluk-Beluk Adat Minangkabau karya
Engku Jamaluddin yth, saya coba lanjutkan lagi:
2. Pasal tentang kekuasaan politik yang mengikat semua negeri (Alam
Minangkabau) sebagaimana kita ketahui tidak disebutkan dalam bab Cupak Usali,
dan tidak tertulis di dalam tambo. Hal ini dikarenakan tidak tercapai kata
sepakat antara Dt.