On 2/17/06, Anang Syarifudin [EMAIL PROTECTED] wrote:
saya juga tidak tau, selama inipun saya juga sering bilang RTFM kl ada yg
nanya ke saya (tanya risiyanto :) ), tapi saya open mind dan melihat
kenyataan dunia It di indonesia ya cuman begini2 saja.
Hm. Ya cuman begini2 aja karena pada
ada yg double track ccie, ada yg jadi developer juniper, kde, dll tapi
cuman jadi catatan kecil doang
Catatan kecil itu maksudnya bagaimana? Dan catatan besar itu yang seperti apa?
best of the best buat siapa ? hanya bagi yg bersangkutan doang, gak ada
efeknya buat yg laen
Ini
ok saya sedikit memberikan pengalaman saya waktu dateng ke US (hawaii)
dan merasa bedanya antara orang indonesia dan orang india dalam
memberikan bantuan, untuk hal yg sangat remeh, akomodasi/tempat tinggal
sementara.
orang pertama yg membantu saya dan akhirnya memberikan sofa nya untuk
saya
best of the best buat siapa ? hanya bagi yg bersangkutan doang, gak ada
efeknya buat yg laen
Ini membingungkan karena tidak deskriptif. Kalau saya 'coding for fun'
untuk KDE, bukankan untuk nantinya berguna untuk usernya? Tentunya
kalau ada yang mau menggunakan (kalau tidak, ya tidak
win_hadi wrote:
ok saya sedikit memberikan pengalaman saya waktu dateng ke US (hawaii)
dan merasa bedanya antara orang indonesia dan orang india dalam
memberikan bantuan, untuk hal yg sangat remeh, akomodasi/tempat tinggal
sementara.
orang pertama yg membantu saya dan akhirnya memberikan
menurut saya, developer KDE spt anda yg katakan hanya just for fun
akan sangat bagus sekali bila tetap terus menerus tanpa henti
mempromosikan bagaimana menyenangkannya Qt/KDE programming, dalam bhs
indonesia tentunya, shg jumlah developer baik yg fun ato terpaksa
karena pekerjaan/tugasnya
Ronny Haryanto wrote:
Resources banyak, dr mulai internet, buku, perpustakaan, lab komp,
dsb. jadi yg model2 how to itu udah gak perlu diulang lagi oleh si A
atau si B utk ngajarin. Tapi saya yakin kalo ada pertanyaan2 YANG
SPESIFIK mengenai sesuatu yg sedang dipelajari itu si A dan si B
Zaki Akhmad wrote:
m.c. ptrwn wrote:
Makanya untuk anak muda Indonesianya , biar Indonesia bisa kaya' India
beberapa puluh tahun lagi , buruan aja tiru cara India: Join persh RD:
Infineon, Nvidia , Marvell , Genentech , Cisco , Google , Microsoft ,
atau startup Kung Pau Networks* etc
On 2/17/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ronny Haryanto wrote:
Resources banyak, dr mulai internet, buku, perpustakaan, lab komp,
dsb. jadi yg model2 how to itu udah gak perlu diulang lagi oleh si A
atau si B utk ngajarin. Tapi saya yakin kalo ada pertanyaan2 YANG
SPESIFIK
On Fri, Feb 17, 2006 at 10:22:23PM +0700, Affan Basalamah wrote:
Kalau dulu saya ngertinya Layer itu gara2 mantengin gateway radio
paket 1200 bps yang isinya trafik orang langganan milis pau-mikro ;)
Baru akhirnya ngeh ama layer 2, layer 3, layer 4 ama layer 5-7, memang
kayak kue lapis.
Kalo
Ronny Haryanto wrote:
On Fri, Feb 17, 2006 at 10:22:23PM +0700, Affan Basalamah wrote:
n.
Dan saya suka analogi yg dipake di buku networkingnya Tanenbaum, yg
ada org mau kirim pesan dg suatu bahasa, kemudian diterjemahkan oleh
sekretarisnya ke bahasa yg netral, dibungkus amplop diterusin ke
Ronny Haryanto wrote:
On Fri, Feb 17, 2006 at 02:14:23PM +0700, Anang Syarifudin wrote:
Kalo maunya diajarin terus ya susah. Belajar dan diajari itu lain.
Biasanya yg belajar itu lebih gak gampang lupa dan mengerti lebih
dalam.
Belajar itu inisiatif, diajari itu menunggu.
kalo saya
hasilnya setelah 8 tahun:
-Yang inovator boleh dibilang sudah enak lah sehari-harinya, temen
saya bunyak banget yang di model ini .
- Yang Mr. komplainer , sampai sekarang masih tetap jadi mr. complainer
,stuck aja terus dipekerjaan lamanya .. he he ...
sorry bukan nyindir lho
On 2/16/06, Fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
Di sini perlunya orang2 pintar teknologi yg ada di luar negeri spt Carlos,
dll. Saya kurang sepakat dg rekan2 di sini yg berpendapat bahwa orang indo
yg di luar lagi 'keenakan' di luar jadi lupa pulkam. :) Bagi saya, biarkan
saja mereka kerja di
baskara wrote:
On 2/16/06, Fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
Di sini perlunya orang2 pintar teknologi yg ada di luar negeri spt Carlos,
dll. Saya kurang sepakat dg rekan2 di sini yg berpendapat bahwa orang indo
yg di luar lagi 'keenakan' di luar jadi lupa pulkam. :) Bagi saya, biarkan
On 2/16/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
baskara wrote:
On 2/16/06, Fatih [EMAIL PROTECTED] wrote:
Di sini perlunya orang2 pintar teknologi yg ada di luar negeri spt Carlos,
dll. Saya kurang sepakat dg rekan2 di sini yg berpendapat bahwa orang indo
yg di luar lagi
Affan Basalamah wrote:
On 2/16/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oh ya, orang India yang kesini juga kebanyakan average koq , kenapa
mereka bisa ikut maju ya karena senior-seniornya dan orang tuanya bisa
memberi support dan direksi sehingga mereka ikut terangkat.
Sementara kalau
Affan Basalamah wrote:
Sementara kalau orang Indon jadi senioro, dia akan bilang :
DASAR KLEAN LEMAH-LEMAH!!!
MENTAL TEMPE!!!
MANA SPIRITNYA ???
*lho kok jadi iklan??*
pantes Endonesia gak maju-maju.
Ah, Mas Affan bisa aja. Daripada main seniro-seniro-an disini, mending
ngajarin saya
m.c. ptrwn wrote:
Makanya untuk anak muda Indonesianya , biar Indonesia bisa kaya' India
beberapa puluh tahun lagi , buruan aja tiru cara India: Join persh RD:
Infineon, Nvidia , Marvell , Genentech , Cisco , Google , Microsoft ,
atau startup Kung Pau Networks* etc , terserah tergantung
On 2/16/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
2. Sharing dan tolong menolongnya tergolong rendah dibandingIndia/China , sering kali tolong menolong dan sharingnya masih terbatasantara kenal dekat/tidak dan masalah sara. (sory kalauover-generalisasi).
Saya rasa sekarang ini sudah mulai banyak
On 2/17/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ah, Mas Affan bisa aja. Daripada main seniro-seniro-an disini, mendingngajarin saya mainan router, subnet, IPv6, 167.205.*.*, cripping kabelUTP, ngapalin urutan warna straight.
Bener, saya ngerasain yg terjadi sekarang blom ada transfer ilmu secara
On 2/17/06, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo di kita banyak juga generasi muda yang pilih masuk jadi pegawai negeri
/ BUMN dengan alasan :
1. Gaji tetap
2. Ada pensiun
3. [Kayaknya] gak mungkin dipecat (kecuali bener-bener ngawur)
4. KERJAANNYA SANTAI (rutinitas 8-4),
On 2/16/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sementara kalau orang Indon jadi senioro, dia akan bilang :DASAR KLEAN LEMAH-LEMAH!!!MENTAL TEMPE!!!MANA SPIRITNYA ???*lho kok jadi iklan??*pantes Endonesia gak maju-maju.Affan, tein2 kan sponsornya juniper tuh, nanti bilang sama orang juniper
On 2/17/06, Anang Syarifudin [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 2/17/06, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ah, Mas Affan bisa aja. Daripada main seniro-seniro-an disini, mending
ngajarin saya mainan router, subnet, IPv6, 167.205.*.*, cripping kabel
UTP, ngapalin urutan warna straight.
On 2/17/06, Anang Syarifudin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bener, saya ngerasain yg terjadi sekarang blom ada transfer ilmu secara
real dari rekan2 kita yg ada di luar negeri. baru sebatas niat saja dan
kompor2 doang.
Mau model seperti apa? Disuapin?
Model supply dan demand aja, ada masalah -
Zaki Akhmad wrote:
m.c. ptrwn wrote:
Makanya untuk anak muda Indonesianya , biar Indonesia bisa kaya' India
beberapa puluh tahun lagi , buruan aja tiru cara India: Join persh RD:
Infineon, Nvidia , Marvell , Genentech , Cisco , Google , Microsoft ,
atau startup Kung Pau Networks*
Wah. Maaf, Gmail bertingkah. Isi emailnya jadi tertruncate =(. Ini
yang selanjutnya:
Share saja sebanyak banyaknya teknis termasuk hal2 yg menurut anda sepele
sekalipun, mungkin bagi anda ah gini aja diajarin, tapi yg kita
hadapi kan dari semua level, dan target kita quantity juga.
boy avianto wrote:
On 2/17/06, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo di kita banyak juga generasi muda yang pilih masuk jadi pegawai negeri
/ BUMN dengan alasan :
1. Gaji tetap
belum tahu gaji di luar apalagi gaji expert IT sich :-)
2. Ada pensiun
kalo di valley, kerja di
dikshie wrote:
On 2/16/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sementara kalau orang Indon jadi senioro, dia akan bilang :
DASAR KLEAN LEMAH-LEMAH!!!
MENTAL TEMPE!!!
MANA SPIRITNYA ???
*lho kok jadi iklan??*
pantes Endonesia gak maju-maju.
Affan, tein2 kan sponsornya
On 2/17/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
dikshie wrote:
On 2/16/06, Affan Basalamah [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sementara kalau orang Indon jadi senioro, dia akan bilang :
DASAR KLEAN LEMAH-LEMAH!!!
MENTAL TEMPE!!!
MANA SPIRITNYA ???
*lho kok jadi iklan??*
pantes
On 2/17/06, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wah. Maaf, Gmail bertingkah. Isi emailnya jadi tertruncate =(. Ini Ah. Gini aja diajarin. Search di Google kan bisa... Nah lo? Menurut saya sih bukan masalah sharingnya nih, tapi mental dasarnya
dulu, mau sekedar disuapi atau …… mencari
On 2/17/06, Anang Syarifudin [EMAIL PROTECTED] wrote:
… mencari dulu?
Inisiatif itu penting loh =).
well, saya rasa semua yg ada disini juga melakukan itu, selama ini memang
begitu sistemnya
hasilnya apa ? ya segini2 aja, jumlah expert it di negeri ini juga gak
banyak.
memang saya
On Fri, Feb 17, 2006 at 02:14:23PM +0700, Anang Syarifudin wrote:
well, saya rasa semua yg ada disini juga melakukan itu, selama ini
memang begitu sistemnya hasilnya apa ? ya segini2 aja, jumlah expert
it di negeri ini juga gak banyak.
Let's see how easy it is to pull a number out of thin
On 2/17/06, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apakah anda yakin dengan metode suapan bisa jauh lebih baik daripadametode 'otodidak' plus guidance? Saya kok ragu ya?Baca replynya Affan deh, metode 'pendidikan'nya ya yang seperti itu,efeknya adalah yang 'jadi orang' adalah yang memang benar-benar
34 matches
Mail list logo