[teknologia] Re: Term n privacy sebuah blog
Herman Saksono wrote: Carlos Akan tetapi,#1 (ini ada hubungan sangat erat dengan korporat blogging) ini tidak membantu jika seseorang membocorkan rahasia perusahaan atau negara yang diketahuinya Wah tentu saja itu sangat tidak etis. Yang saya maksud misalnya saya memposting tulisan kalau saya anggota sekte pemuja Windows, misalnya, tentunya saya tidak mengharapkan orang mengira bahwa perusahaan saya juga pemuja Windows (ini silogisme yang terbalik :P ). Hehehe... :) kalau yang itu ya ndak papa dan sangat lumrah dong Mas Herman. Carlos
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/16/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayang sekali, saya baru mengerti ternyata Matematika dan Menghitung itu berbeda ketika saya kuliah Kalkulus di tingkat pertama kuliah. Ah, sudah terlambat sekali saya! Kala SMA saya termasuk yang jarang belajar kalau mau ujian Matematika. Tapi kalau ujian Biologi, saya bakal mencari segala macam cara supaya hafalan sebanyak itu bisa masuk di kepala minimal sehari ketika ujian berlangsung. Ah, saya masih susah sekali (atau malas?) untuk menghafal. Justru itu kan asyiknya matematika dan fisika (ini yang saya alami selama di SMA). Tidak perlu terlalu banyak menghapal seperti halnya biologi dan kimia. Kembali ke kuliah Kalkulus. Ketika ujian Kalkulus, saya bingung. Kok ujian Matematika tidak perlu membawa kalkulator? Kok tidak ada angka-angka dalam ujian? Mengapa soal Kalkulus beda sekali dengan soal Matematika waktu saya SMA? Hmm... menurut saya, waktu SMA pun gejala pengurangan angka di pelajaran matematika sudah terasa kok. Buku Matematika terbitan Balai Pustaka yang saya gunakan di SMA dulu sudah mengurangi satu bagian besar: Aritmatika dan diganti dengan pengantar kalkulus. Demikian juga aljabar sudah bermain dengan simbol. Yang benar-benar saya rasakan hilang pada saat kuliah adalah Geometri, karena sudah diganti dengan metode analitik. Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? -- amal
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya, 1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina) mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika). intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks - frustasi - jarang yang tertarik dengan matematika. di Indonesia, pada masa penjajahan dikenalkan pelajaran mencongak, yang pada perkembangannya dianggap 'bodoh' (matematika kok dihapal, katanya) dan diganti dengan kurikulum matematika yang ada sekarang (jaman saya lah .. kurang tahu kurikulum yang 'sekarang' itu gimana). anggapan bahwa mencongak ~ idiot ya karena (barangkali) semakin banyak orang waktu itu yang ngangsu kaweruh di AS sana :-) saya kurang tahu pasti apakah dengan perubahan kurikulum matematika di AS sana, diikuti juga di sini sekarang. tapi kalau saya lihat, banyak materi kursus matematika (kumon, opotumon, simpoa, sumpia, lumpia dll) boleh dibilang adalah cara belajar matematika yang dulu disebut dengan mencongak (kurang tahu pasti, tolong yang lebih ngerti tunjuk jari). barangkali masih ada 'bakul' di pasar yang tanpa kalkulator bisa menjumlahkan dengan sangat cepat ... Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
adi wrote: On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? Dari sisi makro ada,termasuk didalamnya pengembangan matematika dan science: Kalau dianalis mendalam dari sisi sejarah,pendidikan semasa kolonial Inggris terhadap India menjadikan proses transformasi mereka dari negara terjajah ke negara independen terjadi jauh lebih mulus dibanding Indonesia(thd Belanda).Pemimpin mereka (Gandhi,Nehru) sudah memikirkan bahwa India harus mengembangkan SDM lokal untuk berkompetisi secara global,ini mengakibatkan ilmu science dan matematika itu terangkat. Kalau Indonesia melihat ke belakang,jaman Indonesia merdeka selain Bung Karno sibuk ngurusi tekanan dari Belanda yang tidak rela Indonesia lepas dari pelukannya juga sibuk mengurusi pertengkaran elit politik yang gak selesai2 sampai tahun 1965 (sampai skrg pertengkaran elit politik ini masih ditiru,termasuk di Internet hehehe).Jadi waktu itu Indonesia belum sempat menempatkan ekonomi dan peningkatan SDM sebagai prioritas #1.AACW. dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya, 1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina) mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika). intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks - frustasi - jarang yang tertarik dengan matematika. Sepakat. Ada tambahan lain dari sisi makro: Ini pernah dianalisis sama peneliti kenapa top student(termasuk matematika) di sekolah pra-universitas di AS hampir semuanya anak anak orang Asia : 1. Peran dari orang tua ternyata sangat penting untuk force agar anak belajar science,sepertinya masih orang asia saja yang bener2 memaksakan anaknya agar bener2 suka belajar science. 2. Di lingkungan publik school di AS,karena value dan moral yang makin rendah tiap tahunnya,belajar engineering/matermatika dianggap tidak cool/geeks kata teman2 mereka (tentunya yang non-asia). 3. Dari konsensus,pendidikan public school pra-university kebanyakan mementingkan kreativitas,PR kurang dipentingkan,apa-apa demi kreativitas,akhirnya ini menyebabkan anak2 dengan kemampuan average atau dibawah average gagal untuk menjadi lebih pintar (dari pendidikan di sekolahnya). Untuk menjawab hal ini, ada yang namanya sekolah private di AS.Ini sekolahnya bayar. Nah yang private school ini isinya 95% orang Asia dan mengikuti metode pengajaran mirip2 dengan sekolah di Asia.Dari grading sistem yang saya tahu,top-top sekolah di AS dimiliki private school (baca: daerah dimana orang Asia tinggal).Kebetulan anak kami saya sekolahkan di private school juga. FYA,Private-school ini termasuk didalamnya private-school yang sekuler atau religion-based(seperti di Indonesia).Di valley,ada beberapa religion-based school yang sangat baik (metodenya menggabungkan what's good from the west and what's good from the east),bahkan ada satu dua yang mengkhususkan agar anak didiknya Hafiz Alquran.Thanks to Indian Moslem and people from Pakistan. Carlos
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Rie, Kalau mau mengajarkan anak tentang matematik dari dasar ada buku yang sangat menarik untuk di terapkan, mengajarakan matematik harus dimulai dari bayi, pada saat usia bayi 0 - 12 perkembangan otak bayi sangat berkembang dengan pesat. coba liat link buku ini, kebetulan saya punya dan sedang menerapkan ini. http://www.amazon.com/gp/product/0895295954/104-9478118-9175936?v=glancen=283155 atau link yang satu lagi dari Gleen Doman institute http://www.iahp.org/H.228.0.html Kalau saya ngobrol dengan teman teman di Paris, menurut mereka matematik sangat menyenangkan karena mereka bilang cara mengajar matematik di metode pendidikan perancis ngga menghafal rumus. regards Adjie Memang betul.. Dan karena saya sudah terlambat, saya ingin sekali membuat anak saya lebih menyukai matematik dimulai sejak awal. Sayang saya gak tau gimana pendidikan di Indonesia bisa membantu (pengalaman waktu kecil gak suka matematik karena gurunya gak pinter ngajar). Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar, dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ? regards, -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Term n privacy sebuah blog
Zak, sudah baca buku ini belum : The Internet, Democracy and Democratization (Democratization Studies) (Hardcover) by Peter Ferdinand (Editor) http://www.amazon.com/gp/product/071465065X/103-4593369-5745455?n=283155 sekilas diceritakan proses demokratisasi di Indonesia dan peran Internet. Ada nama2 Onno Purbo,Rahmat Samik, APJII dan Budi Rahardjo dibuku tersebut. Sounds familiar ? intip isi buku ini dari google booksearch Dan Maap ya kalau yang sudah tahu :) Belum tahu Bang Carlos!!! Saya sudah buka link amazon-nya. Tertarik sih, tapi buku-buku dengan harga segitu bukan konsumsi saya euy. Terpaksa harus puas dengan cuma mengintip dari books.google.com doang deh. Tapi nanti saya bisa dimarahin buku-buku saya yang lain Bang Carlos. Masih terlalu banyak tumpukan buku di meja yang belum juga dibaca-baca. :D BTW, terimakasih untuk informasinya, Bang Carlos.
[teknologia] Re: Term n privacy sebuah blog
On 12/18/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Belum tahu Bang Carlos!!!Saya sudah buka link amazon-nya. Tertarik sih, tapi buku-buku denganharga segitu bukan konsumsi saya euy. Terpaksa harus puas dengan cumamengintip dari books.google.com doang deh.Tapi nanti saya bisa dimarahin buku-buku saya yang lain Bang Carlos.Masih terlalu banyak tumpukan buku di meja yang belum juga dibaca-baca.:DBTW, terimakasih untuk informasinya, Bang Carlos. Bagaimana dengan e-booknya? Saya rasa saya bisa mencarikannya. Ilegal memang, but do we have other choice (saya yakin ini akan menimbulkan kontroversi :-)).-- Oskar Syahbana http://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
- Original Message - From: Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] To: teknologia teknologia@googlegroups.com Sent: Saturday, December 17, 2005 6:40 PM Subject: [teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika? adi wrote: On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? Dari sisi makro ada,termasuk didalamnya pengembangan matematika dan science: Kalau dianalis mendalam dari sisi sejarah,pendidikan semasa kolonial Inggris terhadap India menjadikan proses transformasi mereka dari negara terjajah ke negara independen terjadi jauh lebih mulus dibanding Indonesia(thd Belanda).Pemimpin mereka (Gandhi,Nehru) sudah memikirkan bahwa India harus mengembangkan SDM lokal untuk berkompetisi secara global,ini mengakibatkan ilmu science dan matematika itu terangkat. Kalau Indonesia melihat ke belakang,jaman Indonesia merdeka selain Bung Karno sibuk ngurusi tekanan dari Belanda yang tidak rela Indonesia lepas dari pelukannya juga sibuk mengurusi pertengkaran elit politik yang gak selesai2 sampai tahun 1965 (sampai skrg pertengkaran elit politik ini masih ditiru,termasuk di Internet hehehe).Jadi waktu itu Indonesia belum sempat menempatkan ekonomi dan peningkatan SDM sebagai prioritas #1.AACW. British berhasil membuat India yang dulunya negara Industri balik menjadi negara yang hancur Industrinya, untuk kepentingan Industri Inggris (terutama tekstil). Jadi dari awal sebelum Inggris datang, India memang sudah punya pengalaman untuk jadi negara Industri yang sukses sejak jaman dulu sekaleee. Sekarang itu IMHO, hanya masalah napak tilas. Swadesi dalam skala India adalah skala Sistem Industri (ngurusin ratusan juta orang) dan itu sudah pernah tercapai dulu kala. Dari sisi pembangunan kebangsaan, India sudah jadi bangsa yang lebih utuh dari bangsa Indonesia yang terpecah-pecah. Alexander the Great berhasil ditahan di India as a nation. Oleh karena itu, Bung Karno dulu memprioritaskan pembangunan kebangsaan sebagai modal dasar. Tanpa hal ini (karena pengalaman kita yang minim untuk membuat sesuatu yang massive dan membutuhkan koordinasi yang kompleks) membuat sesuatu yang besar adalah hal yang nyaris tidak mungkin terjadi. Sayangnya, sekarang kita mudah diobok-obok. Salam Ary