[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-19 Terurut Topik Zaki Akhmad


wongcilik wrote:
 menarik sekali diskusi ini, sepertinya sudah mengarah ke perkembangan anak,
 berkaitan dengan metode glenn doman, teori Multiple Intelegence dari Howard
 gardner dan metode2 lainnya yg dinamakan sebagai pseudosciense yg belum
 terbukti secara empiris.

Whuah, menarik sekali, sampai saya kehidupan saya jadi ketarik sama
milis teknologia ini.

Melanjutkan dengan teori Multiple Intelligence, saya coba sebutkan dulu
apa-apa saja sih kecerdasan multipel itu. Seiingat saya ada tujuh.
CMIIW, benarkan kalau saya salah ya:
1) Kecerdasan Linguistik
2) Kecerdasan Musik
3) Kecerdasan Numerik
4) Kecerdasan Fisik
5) Kecerdasan Spasial
6) Kecerdasan Interpersonal
7) Kecerdasan Intrapersonal

Mengenai detail, apa-apa saja yang dimaksud dengan masing-masing
kecerdasan itu, coba cari sendiri di buku-buku terkait ya.

Saya lanjutkan dengan pertanyaan lagi saja ya, diskusi AADM Ada Apa
Dengan Matematika ini.

Apakah masing-masing 7 kecerdasan diatas saling meniadakan? Atau justru
saling melengkapi? Mungkinkah seseorang memiliki 7 kecerdasan diatas
yang seimbang? Bagaimana apabila dibantah dengan teori, Jack of all
trade master of none? Lalu, bagaimana dengan teori yang mengatakan
setiap orang itu unik (dalam artian pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing)?

Apakah seseorang yang jago matematika menjadi tidak bisa menggambar?
Lalu apakah berlaku juga sebaliknya? Bisa menggambar jadi tidak bisa
matematika?

Sekarang kalau kita mau studi kasus ke Apple vs Microsoft. Produk Apple
dianalogikan dengan mobil Eropa sementara Microsoft dianalogikan dengan
mobil Jepang. Dua-dua-nya sama-sama mobil. Tapi beda kelasnya. Produk
Apple memadukan unsur-unsur seni, teknologi, desain yang dibangun
diatas pondasi sains yang kuat.

Naisbitt bilang, manusia modern itu High Tech sekaligus High Touch.
Manusia modern hidup dalam teknologi tinggi. Sebagai manusia, manusia
tidak akan bisa lari dari fitrahnya: membutuhkan makna dalam hidupnya.
Disambungin ke Apple dan Microsoft, Apple lebih mampu menjawab
kebutuhan High Tech High Touch-nya manusia.

BTW, terimakasih atas tanggapan dari Mas Baskara, Bang Carlos, Wong
Cilik, Pak Amal, Adi, Rofiq, dan kawan-kawan teknologia lainnya.

Sudah dulu deh, besok masih ada UAS :D 
Terimakasih
Zaki Akhmad



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-19 Terurut Topik Adjie

Cuma mau menambahkan sedikit mengenai Multiple Intelligence,  spt nya
ada yang kurang  walaupun seseorang mempunyai IQ yang tinggi dan
kemampuan dalam  Emotional Intelligence  akan lebih lengkap kalau
pendidikan kepada anak juga menerapkan SQ atau Spiritual
Intelligence...

rgds

Adjie


 Whuah, menarik sekali, sampai saya kehidupan saya jadi ketarik sama
 milis teknologia ini.

 Melanjutkan dengan teori Multiple Intelligence, saya coba sebutkan dulu
 apa-apa saja sih kecerdasan multipel itu. Seiingat saya ada tujuh.
 CMIIW, benarkan kalau saya salah ya:
 1) Kecerdasan Linguistik
 2) Kecerdasan Musik
 3) Kecerdasan Numerik
 4) Kecerdasan Fisik
 5) Kecerdasan Spasial
 6) Kecerdasan Interpersonal
 7) Kecerdasan Intrapersonal

 Mengenai detail, apa-apa saja yang dimaksud dengan masing-masing
 kecerdasan itu, coba cari sendiri di buku-buku terkait ya.

 Saya lanjutkan dengan pertanyaan lagi saja ya, diskusi AADM Ada Apa
 Dengan Matematika ini.

 Apakah masing-masing 7 kecerdasan diatas saling meniadakan? Atau justru
 saling melengkapi? Mungkinkah seseorang memiliki 7 kecerdasan diatas
 yang seimbang? Bagaimana apabila dibantah dengan teori, Jack of all
 trade master of none? Lalu, bagaimana dengan teori yang mengatakan
 setiap orang itu unik (dalam artian pasti memiliki kelebihan dan
 kekurangannya masing-masing)?

 Apakah seseorang yang jago matematika menjadi tidak bisa menggambar?
 Lalu apakah berlaku juga sebaliknya? Bisa menggambar jadi tidak bisa
 matematika?

 Sekarang kalau kita mau studi kasus ke Apple vs Microsoft. Produk Apple
 dianalogikan dengan mobil Eropa sementara Microsoft dianalogikan dengan
 mobil Jepang. Dua-dua-nya sama-sama mobil. Tapi beda kelasnya. Produk
 Apple memadukan unsur-unsur seni, teknologi, desain yang dibangun
 diatas pondasi sains yang kuat.

 Naisbitt bilang, manusia modern itu High Tech sekaligus High Touch.
 Manusia modern hidup dalam teknologi tinggi. Sebagai manusia, manusia
 tidak akan bisa lari dari fitrahnya: membutuhkan makna dalam hidupnya.
 Disambungin ke Apple dan Microsoft, Apple lebih mampu menjawab
 kebutuhan High Tech High Touch-nya manusia.

 BTW, terimakasih atas tanggapan dari Mas Baskara, Bang Carlos, Wong
 Cilik, Pak Amal, Adi, Rofiq, dan kawan-kawan teknologia lainnya.

 Sudah dulu deh, besok masih ada UAS :D
 Terimakasih
 Zaki Akhmad




[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-19 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

Adjie wrote:
 Cuma mau menambahkan sedikit mengenai Multiple Intelligence,  spt nya
 ada yang kurang  walaupun seseorang mempunyai IQ yang tinggi dan
 kemampuan dalam  Emotional Intelligence  akan lebih lengkap kalau
 pendidikan kepada anak juga menerapkan SQ atau Spiritual
 Intelligence...

 rgds

 Adjie


Benar Mas Adjie :)

Salah satu keluhan para -alim ulama- (maaf jika agak sara sedikit)
adalah banyak orang tua yang sangat bangga jika anaknya berhasil dan
mempunyai cita2 tinggi dalam hal 'dunia',sementara spiritual lifenya
dalam hal 'after-life' kurang mendapat perhatian.

Ada ceramah dari Sh. di Pakistan yg kurang lebih begini (tarik napas
sedikit bacanya).
ini kisah nyata,jadi ada orang tua punya dua anak,satu pintar jasmani
rohani,yang satunya lagi pintar tapi buta.Nah sama ortunya,anak yang
cacat mata ini disekolahkan ke sekolah agama,ternyata anak cacat ini
pintar,setelah bertahun2 ternyata ada obat agar kebutaanya bisa
disembuhkan,singkat cerita anak buta ini sembuhlah dari
kecacatanya,tapi keesokan harinya,langsung anak ini disekolahkan ke
sekolah kedokteran. Langsung, Pak alim ulama ini menangis dan berkata
inilah salah satu kegagalan sebagian ummat,karena selalu menganggap
pendidikan dunia dan 'dunia' sebagai tujuan,dan 'after-life'/sekolah2
religius dianggap sebagai sekolah pinggiran atau bukan hal2 yang
penting.

Carlos



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik Anang Syarifudin
On 12/18/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
3. Dari konsensus,pendidikan public school pra-university kebanyakanmementingkan kreativitas,PR kurang dipentingkan,apa-apa demikreativitas,akhirnya ini menyebabkan anak2 dengan kemampuan averageatau dibawah average gagal untuk menjadi lebih pintar (dari pendidikan
di sekolahnya).

Nah untuk yang ini cukup menarik. Sekarang ini
trend-nya sekolah2 top di Indonesia (SD/SMP/SMA
swasta unggulan) banyak menerapkan metode ini, mereka
mementingkan kreativitas, PR, nilai ujian, ranking, dll warisan jaman
lampau tidak dipentingkan. Anak digali potensinya menurut bakatnya,
kemampuan sains tidak dipaksakan, kalau anaknya memang lebih berminat
ke seni misalnya.

Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu
bilang kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih
kreatif, lebih berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis.

Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat
metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan
kurang value.

gimana sebenarnya ?
(untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk cari tau)

Anang



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik Arie Reynaldi Z

  Nah untuk yang ini cukup menarik.  Sekarang  ini  trend-nya  sekolah2 top
 di  Indonesia  (SD/SMP/SMA swasta unggulan)  banyak menerapkan  metode ini,
 mereka mementingkan kreativitas, PR, nilai ujian, ranking, dll warisan jaman
 lampau tidak dipentingkan. Anak digali potensinya menurut bakatnya,
 kemampuan sains tidak dipaksakan, kalau anaknya memang lebih berminat ke
 seni misalnya.
Sekarang sekolah unggulan udah kayak jamur.. namanya unggulan, buat
jadi kita tertarik sih.. tapi belum tau gimana isinya.

  Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang
 kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih
 berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis.

  Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat
 metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang
 value.
  gimana sebenarnya ?
  (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk
 cari tau)

Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo
dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat,
PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ?
oot dari matematik ya ? :)

--
Arie Reynaldi Zanahar
reymanx at gmail.com
http://www.reynaldi.or.id


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 12/19/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo
 dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat,
 PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ?
 oot dari matematik ya ? :)


Masak iya?
Memang sih, zaman saya sekolah dulu PR diberikan tapi rasanya tidak
sampai seabreg dan menyebabkan masalah bagi anak didik seperti yang
saya dengar saat ini di beberapa sekolah.

Atau, karena sekolah dasar saya dulu jauh di kampung? ;)

--
amal


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

   Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang
  kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih
  berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis.
 
   Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat
  metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang
  value.
   gimana sebenarnya ?
   (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk
  cari tau)

 Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo
 dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat,
 PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ?
 oot dari matematik ya ? :)


Gak OOT doong Rie,justru ini mungkin point paling penting kenapa India
dan China bisa menghasilkan scientist jauh lebih banyak daripada
AmrikatSerikat.

Dari konsensus yang saya ketahui,sistem pendidikan kreativitas itu
hanya baik jika anak didik-nya pintar alias jenius karena mereka bisa
mengembangkan talentnya lebih lanjut.

Tapi jika anak didiknya average/tidak terlalu ber-talenta hasilnya
ternyata kurang berhasil membawa anak tersebut menjadi lebih
pintar.Sedangkan sistem lama berhasil mengangkat anak2 average menjadi
lebih pintar dan berpengetahuan.Respond kawan diatas(yg di AS) cukup
make sense sebenarnya(masalah anak jadi semua gue,value,etc)

Btw, Mungkin ini gak nyambung yaa,tapi dari pengalaman saya,dari semua
software engineer yang saya temui di Valley 85.70% berasal dari
Asia,dan saya lihat kualitas mayoritas mereka rata-rata B (alias pintar
tapi tidak genius),sedangkan developer lokal dari Amrik secara
kuantitas jumlanya jauh lebih sedikit (14.30%) tapi secara kualitas
teknis mereka rata-rata AA+.Nah ini mungkin ada hubungan sebagai
evolusi dari metode pendidikan diatas.


Carlos



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik rofiq

On 12/19/05, Anang Syarifudin [EMAIL PROTECTED] wrote:



  Nah untuk yang ini cukup menarik.  Sekarang  ini  trend-nya  sekolah2 top
 di  Indonesia  (SD/SMP/SMA swasta unggulan)  banyak menerapkan  metode ini,
 mereka mementingkan kreativitas, PR, nilai ujian, ranking, dll warisan jaman
 lampau tidak dipentingkan. Anak digali potensinya menurut bakatnya,
 kemampuan sains tidak dipaksakan, kalau anaknya memang lebih berminat ke
 seni misalnya.

  Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang
 kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih
 berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis.

  Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat
 metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang
 value.

  gimana sebenarnya ?
  (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk
 cari tau)

Kalo dari pengalaman sbg anak he he, yg penting itu orang tua. Saya
bisa lihat bahwa orang2 yg bisa dibilang karirnya sukses, orangtuanya
punya kemauan kuat untuk mendidik anaknya dan juga berperan sebagai
guru dirumah. Terlalu bergantung ke sistem pendidikan kurikulum nggak
baik, dan juga harus selalu kritis, soalnya ponakan saya kemarin
keluar dari sekolah unggulan (private) karena nggak cocok model
belajarnya.


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

 Kalo dari pengalaman sbg anak he he, yg penting itu orang tua. Saya
 bisa lihat bahwa orang2 yg bisa dibilang karirnya sukses, orangtuanya
 punya kemauan kuat untuk mendidik anaknya dan juga berperan sebagai
 guru dirumah. Terlalu bergantung ke sistem pendidikan kurikulum nggak
 baik, dan juga harus selalu kritis, soalnya ponakan saya kemarin
 keluar dari sekolah unggulan (private) karena nggak cocok model
 belajarnya.

Persis,ini seperti 3 hal di email saya sebelumnya kalau peran orang tua
masih nomor satu.

Bayangin, di AS anak didiknya cenderung average (dan konsumtif/
materialisme), pendidikan kreativisme tanpa melihat kemampuan anak dan
orang tua gak mau tahu(atau single parent), ditambah pemujaan material
berlebihan yang ditonton anak2 melalui
televisi akhirnya tidak mengherankan jika sebagian second-grade school
di AS lebih fokus pada metal detector daripada pendidikan (seperti
yang ditulis di buku).


Carlos



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Terurut Topik wongcilik

menarik sekali diskusi ini, sepertinya sudah mengarah ke perkembangan anak,
berkaitan dengan metode glenn doman, teori Multiple Intelegence dari Howard
gardner dan metode2 lainnya yg dinamakan sebagai pseudosciense yg belum
terbukti secara empiris.

ga ada salahnya saya posting tulisan dari ibu julia, maaf ibu julia
tulisannya saya posting disini.

salam,
wongcilik

Dear semuanya,

Metoda ini sudah seliweran bertahunan di milis-milis, tanpa ada yang
protes. kalau ada yang protes, yang jualan marah dan
ngajak berkelahi.

Untuk bisa tahu apakah metoda ini bermanfaat atau tidak, seharusnya
kita mempelajari saja pola tumbuh kembang dan prinsip prinsip
perkembangan otak dari sumber yang baik. Saya anjurkan sumber yang
baik adalah: dari Zero To Three org.
http://www.zerotothree.org/ztt_parents.html
Selain ia juga membahasa berbagai ilmu di luaran (masayarakat yang
membingungkan saat ini) betul atau tidak, mereka juga mengeluarkan
majalah, buku-buku, dan ada radio web yang bisa kita dengarkan.

Sp's,
Sebetulnya gak susah kok dimana kita bisa berdiri kokoh mengasuh
anak kita, tidak dibingungkan dengan berbagai publikasi yang
menyesatkan.
Kalau saja kita selalu berpatokan bahwa tumbuh kembang anak-anak
selalu dipengaruhi oleh masalah nature biologis (genetik) dan
nurture pengasuhan.
Nature biologis akan senantiasa menjadi blue print anak itu tumbuh,
dan nurture (pengasuhan) yang baik akan memaksimalkan potensinya.
Sehingga ia akan menjadi anak sebagaimana dirinya. Bukan seperti
yang dicita-citakan oleh kita yang justru cita-cita itu seringkali
menyimpang dari karakteristik dan pola tumbuh kembangnya, itu kalau
kita tidak memperhatikan nature biologisnya.

Ambil contoh, seperti halnya ingin membuat anak menjadi jenius
dengan musik mozart yang dipublish bisa meningkatkan sel sel otak
tanpa batas. Itu kan engga mungkin karena faktor genetik akan
mengendalikan besar, pola dan kecepatan tumbuh kembang.

Glenn Doman dari Human Potensial Institute adalah seorang pencipta
ide dari kelompok yang justru tidak melihat faktor nature biologis.
Sehingga sajian materinya selalu menggiurkan. Mereka, dengan caranya
mencoba seorang anak mempunyai memori yang hebat,memori yang tahan
lama (long term tanpa bisa hilang lagi), detil dan tepat, memori
fotografis namanya. Itu tah engga normal. Seseorang yang mempunyai
memori demikian, sebetulnya akan menjadi anak yang sangat sulit
dalam hidupnya.
Saya sudah banyak mendongeng tentang memori fotografis di blog ini.
http://si-entong.blogspot.com/2004/08/memori-fotografis-1.html

Sekalipun anak itu jenius, memori fotografisnya akan hilang juga,
karena ia mampu berfikir kreatif dan analisis. Jika seorang anak
yang mempunyai memori fotografis tapi tidak diikuti dengan kemampuan
kreativitas dan analisis, ia akan menjadi anak tidak normal.

Jadi kita musti hati hati ya Bapak Ibu...Kita curahkan waktu dan
perhatian kita dalam pola tumbuh kembang yang baik, dalam jalur
normal.

Salam,
Julia Maria van Tiel

dan juga :

 Jika mau mendongengkan siapa Glenn Doman, panjang dan menarik juga.
Di Amerika ia dikelompokkan sebagai orang yang melakukan quackery
dan health fraudulent (penipuan dalam bidang kesehatan), karena
memperdagangkan programnya untuk menyembuhkan (katanya) anak-anak
cacat mental, mental retarded, dan brain damage (yang sebetulnya
long live disabilities yah!). Menurutnya bisa disembuhkan. Sehingga
banyak orang tua mengambil anaknya dari pendidikan sekolah khusus
yang mengajarkan kemandirian dan sosialisasi (menyiasati kemampuan
si anak agar ia mampu menyandang gangguan tsb dan mampu hidup di
tengah-tengah masyarakat). Anaknya dibawa ke Glenn Doman, tidak
boleh sekolah karena harus ditreat 40 jam seminggu (menyita waktu
ya?). Hasilnya? Abusing terhadap mental anak menjadi stress, waktu
anak tersia-sia untuk mempelajari kemandirian, dan menyikat habis
duit orang tuanya, orang tuanya berkelahi kiri kanan dengan saudara,
dlst.
Glenn Doman sekarang sudah tua, usahanya diteruskan oleh putrinya
Jannet Doman tetapi tetap membawa nama bapaknya. Usahanya engga lagi
ke arah anak-anak cacat, tapi mengikuti trend terakhir menjadi The
Prodigy Makers (pembuat super baby jenius) dengan dasar teorinya
yang justru bertentangan dengan berbagai temuan ilmiah. Para The
Prodigy Makers ini juga selalu dicaci maki oleh berbagai fihak
termasuk Zero to three org, karena membuat bingung para orang tua
dengan berbagai teorinya yang kelihatan ilmiah tetapi ngawur. Lebih
seru lagi kalau bisa membaca bukunya Edward F Zigler dengan judul
The First Three Years  Beyonds. Disana banyak deh ditampilkan
berbagai masalah dan dilema pengasuhan anak batita. Rusuhnya banyak.

Munculnya The Prodigy Makers ini karena adanya program pemerintah US
Early Head Start yaitu penyantunan anak-anak berkebutuhan khusus
(special needs) dari keluarga miskin. Oleh pemerintah anak-anak ini
diberi full screening dan berbagai intervensi dini, maksudnya agar
nanti saat usia 5 tahun ia sudah siap secara fisik dan psikis
(mental, emosional, 

[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-17 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 12/16/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sayang sekali, saya baru mengerti ternyata Matematika dan Menghitung
 itu berbeda ketika saya kuliah Kalkulus di tingkat pertama kuliah. Ah,
 sudah terlambat sekali saya! Kala SMA saya termasuk yang jarang belajar
 kalau mau ujian Matematika. Tapi kalau ujian Biologi, saya bakal
 mencari segala macam cara supaya hafalan sebanyak itu bisa masuk di
 kepala minimal sehari ketika ujian berlangsung. Ah, saya masih susah
 sekali (atau malas?) untuk menghafal.

Justru itu kan asyiknya matematika dan fisika (ini yang saya alami
selama di SMA). Tidak perlu terlalu banyak menghapal seperti halnya
biologi dan kimia.

 Kembali ke kuliah Kalkulus. Ketika ujian Kalkulus, saya bingung. Kok
 ujian Matematika tidak perlu membawa kalkulator? Kok tidak ada
 angka-angka dalam ujian? Mengapa soal Kalkulus beda sekali dengan soal
 Matematika waktu saya SMA?

Hmm... menurut saya, waktu SMA pun gejala pengurangan angka di
pelajaran matematika sudah terasa kok. Buku Matematika terbitan Balai
Pustaka yang saya gunakan di SMA dulu sudah mengurangi satu bagian
besar: Aritmatika dan diganti dengan pengantar kalkulus. Demikian juga
aljabar sudah bermain dengan simbol.

Yang benar-benar saya rasakan hilang pada saat kuliah adalah Geometri,
karena sudah diganti dengan metode analitik.

 Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
 Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis,
 apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
 gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan
 Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
 dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D

Wah, masak karena faktor penjajahan?
Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar,
namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

--
amal


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-17 Terurut Topik adi

On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
  Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
  Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis,
  apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
  gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan
  Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
  dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D
 
 Wah, masak karena faktor penjajahan?
 Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar,
 namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya,
 1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang
selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan
menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina)
mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika).

intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan
berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan
ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses
analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara
analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks - frustasi - jarang
yang tertarik dengan matematika.

di Indonesia, pada masa penjajahan dikenalkan pelajaran mencongak, yang
pada perkembangannya dianggap 'bodoh' (matematika kok dihapal, katanya)
dan diganti dengan kurikulum matematika yang ada sekarang (jaman saya
lah .. kurang tahu kurikulum yang 'sekarang' itu gimana). anggapan bahwa
mencongak ~ idiot ya karena (barangkali) semakin banyak orang waktu itu
yang ngangsu kaweruh di AS sana :-) saya kurang tahu pasti apakah dengan
perubahan kurikulum matematika di AS sana, diikuti juga di sini
sekarang. tapi kalau saya lihat, banyak materi kursus matematika (kumon,
opotumon, simpoa, sumpia, lumpia dll) boleh dibilang adalah cara belajar
matematika yang dulu disebut dengan mencongak (kurang tahu pasti, tolong
yang lebih ngerti tunjuk jari).

barangkali masih ada 'bakul' di pasar yang tanpa kalkulator bisa
menjumlahkan dengan sangat cepat ...

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

-- 
Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-17 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

adi wrote:
 On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
   Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
   Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis,
   apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
   gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan
   Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
   dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D
 
  Wah, masak karena faktor penjajahan?
  Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar,
  namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

Dari sisi makro ada,termasuk didalamnya pengembangan matematika dan
science:

Kalau dianalis mendalam dari sisi sejarah,pendidikan semasa kolonial
Inggris terhadap India menjadikan proses transformasi mereka dari
negara terjajah ke negara independen terjadi jauh lebih mulus dibanding
Indonesia(thd Belanda).Pemimpin mereka (Gandhi,Nehru) sudah memikirkan
bahwa India harus mengembangkan SDM lokal untuk berkompetisi secara
global,ini mengakibatkan ilmu  science dan matematika itu terangkat.

Kalau Indonesia melihat ke belakang,jaman Indonesia merdeka selain Bung
Karno sibuk ngurusi tekanan dari Belanda yang tidak rela Indonesia
lepas dari pelukannya juga sibuk mengurusi pertengkaran elit politik
yang gak selesai2 sampai tahun 1965 (sampai skrg pertengkaran elit
politik ini masih ditiru,termasuk di Internet hehehe).Jadi waktu itu
Indonesia belum sempat menempatkan ekonomi dan peningkatan SDM sebagai
prioritas #1.AACW.






 dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya,
  1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang
 selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan
 menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina)
 mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika).

 intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan
 berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan
 ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses
 analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara
 analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan
 permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks - frustasi - jarang
 yang tertarik dengan matematika.

Sepakat.

Ada tambahan lain dari sisi makro:

Ini pernah dianalisis sama peneliti  kenapa top student(termasuk
matematika) di sekolah pra-universitas di AS hampir semuanya anak anak
orang Asia  :

1. Peran dari orang tua ternyata sangat penting untuk force agar anak
belajar science,sepertinya masih orang asia saja yang bener2 memaksakan
anaknya agar bener2 suka belajar science.

2. Di lingkungan publik school di AS,karena value dan moral yang
makin rendah tiap tahunnya,belajar engineering/matermatika dianggap
tidak cool/geeks kata teman2 mereka (tentunya yang non-asia).

3. Dari konsensus,pendidikan public school pra-university kebanyakan
mementingkan kreativitas,PR kurang dipentingkan,apa-apa demi
kreativitas,akhirnya ini menyebabkan anak2 dengan kemampuan average
atau dibawah average gagal untuk menjadi lebih pintar (dari pendidikan
di sekolahnya).

Untuk menjawab hal ini, ada yang namanya sekolah private di AS.Ini
sekolahnya bayar.
Nah yang private school ini isinya 95% orang Asia dan mengikuti metode
pengajaran mirip2 dengan sekolah di Asia.Dari grading sistem yang saya
tahu,top-top sekolah di AS dimiliki  private school (baca: daerah
dimana orang Asia tinggal).Kebetulan anak kami saya sekolahkan di
private school juga.

FYA,Private-school ini termasuk didalamnya private-school yang sekuler
atau  religion-based(seperti di Indonesia).Di valley,ada beberapa
religion-based school yang sangat baik (metodenya menggabungkan what's
good from the west and what's good from the east),bahkan ada satu dua
yang mengkhususkan agar anak didiknya Hafiz Alquran.Thanks to Indian
Moslem and people from Pakistan.


Carlos



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-17 Terurut Topik Adjie

Rie,

Kalau mau mengajarkan anak tentang matematik dari dasar ada buku yang
sangat menarik untuk di terapkan, mengajarakan matematik harus dimulai
dari bayi, pada saat usia bayi 0 - 12 perkembangan otak bayi sangat
berkembang dengan pesat.

coba liat link  buku ini, kebetulan saya punya dan sedang menerapkan ini.

http://www.amazon.com/gp/product/0895295954/104-9478118-9175936?v=glancen=283155


atau link yang satu lagi dari  Gleen Doman  institute

http://www.iahp.org/H.228.0.html

Kalau saya ngobrol dengan teman teman di Paris, menurut mereka
matematik sangat menyenangkan karena mereka bilang cara mengajar
matematik di metode pendidikan perancis ngga menghafal rumus.

regards

Adjie

 Memang betul.. Dan karena saya sudah terlambat, saya ingin sekali
 membuat anak saya lebih menyukai matematik dimulai sejak awal. Sayang
 saya gak tau gimana pendidikan di Indonesia bisa membantu (pengalaman
 waktu kecil gak suka matematik karena gurunya gak pinter ngajar).
 Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar,
 dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari
 sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan
 pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ?

 regards,

 --
 Arie Reynaldi Zanahar
 reymanx at gmail.com
 http://www.reynaldi.or.id



[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-17 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto


- Original Message -
From: Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED]
To: teknologia teknologia@googlegroups.com
Sent: Saturday, December 17, 2005 6:40 PM
Subject: [teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?



 adi wrote:
  On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi
historis,
apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda
(dan
Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D
  
   Wah, masak karena faktor penjajahan?
   Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar,
   namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

 Dari sisi makro ada,termasuk didalamnya pengembangan matematika dan
 science:

 Kalau dianalis mendalam dari sisi sejarah,pendidikan semasa kolonial
 Inggris terhadap India menjadikan proses transformasi mereka dari
 negara terjajah ke negara independen terjadi jauh lebih mulus dibanding
 Indonesia(thd Belanda).Pemimpin mereka (Gandhi,Nehru) sudah memikirkan
 bahwa India harus mengembangkan SDM lokal untuk berkompetisi secara
 global,ini mengakibatkan ilmu  science dan matematika itu terangkat.

 Kalau Indonesia melihat ke belakang,jaman Indonesia merdeka selain Bung
 Karno sibuk ngurusi tekanan dari Belanda yang tidak rela Indonesia
 lepas dari pelukannya juga sibuk mengurusi pertengkaran elit politik
 yang gak selesai2 sampai tahun 1965 (sampai skrg pertengkaran elit
 politik ini masih ditiru,termasuk di Internet hehehe).Jadi waktu itu
 Indonesia belum sempat menempatkan ekonomi dan peningkatan SDM sebagai
 prioritas #1.AACW.


British berhasil membuat India yang dulunya negara Industri balik menjadi
negara yang hancur Industrinya,
untuk kepentingan Industri Inggris (terutama tekstil). Jadi dari awal
sebelum Inggris datang, India memang sudah punya pengalaman untuk jadi
negara Industri yang sukses sejak jaman dulu sekaleee. Sekarang itu IMHO,
hanya masalah napak tilas. Swadesi dalam skala India adalah skala Sistem
Industri (ngurusin ratusan juta orang) dan itu sudah pernah tercapai dulu
kala.

Dari sisi pembangunan kebangsaan, India sudah jadi bangsa yang lebih utuh
dari bangsa Indonesia yang terpecah-pecah. Alexander the Great berhasil
ditahan di India as a nation. Oleh karena itu, Bung Karno dulu
memprioritaskan pembangunan kebangsaan sebagai modal dasar. Tanpa hal ini
(karena pengalaman kita yang minim untuk membuat sesuatu yang massive dan
membutuhkan koordinasi yang kompleks) membuat sesuatu yang besar adalah hal
yang nyaris tidak mungkin terjadi.

Sayangnya, sekarang kita mudah diobok-obok.

Salam
Ary




[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-16 Terurut Topik baskara

On 12/17/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kenapa Matematika penting?

Selamat. Ternyata Anda lebih dahulu menyadari daripada saya. :-)
Saya baru mengenalnya 3 tahun terakhir ini setelah lulus S2. :P


 Ternyata Matematika sangat penting.
Di dunia programming, juga ada. Yang jelas, sampai
 sekarang saya belum tahu bagaimana caranya membaca buku The Art of
 Programming-nya Knuth. *sigh kuadrat :D*

You can see the big picture of everything when you understand maths. ;-)
Untuk yang landasan matematikanya kurang, bukunya Knuth memang sulit
dibaca. Apalagi buku Introduction to the Analysis of Algorithm-nya
Flajolet  Sedgewick.
Buku untuk pemula yang enak dibaca saya sarankan Introduction to
Algorithms-nya Cormen. Lalu buku2 practical programming dari
Sedgewick, semacam Algorithms in Java, Algorithms in C, Algorithms in
C++ (pilih bahasa yang disukai).

Sebenarnya saat kuliah S1 dan S2 dulu kadar matematikanya banyak
sekali. Hampir semua kuliah isinya analisis matematik. Hanya saja
memang saat itu masih terpaku dengan menghafal. Untuk sebuah
kondisi, kita pakai rumus ini, kondisi lain pakai yang ini, dst.


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-16 Terurut Topik Felix Halim

On 12/16/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kenapa Matematika penting?

Nonton film numb3rs dech, matematika digunakan untuk ngebantu FBI
untuk ngesolve crimes:

Synopsis filmnya:
We All Use Math Everyday.. Inspired by actual cases and
experiences, NUMB3RS depicts the confluence of police work and
mathematics in solving crime. An FBI agent recruits his mathematical
genius brother to help solve a wide range of challenging crimes in Los
Angeles from a very distinctive perspective.

http://www.tv.com/numb3rs/show/25043/summary.html?q=numb3rs


NSA recuits best mathematicians around the world:

http://www.topcoder.com/tc?module=Staticd1=tournamentsd2=tco06d3=nsa


 Di dunia programming, juga ada.

Kalau mau latihan Mathematics + Programming, ini ada site yang
challenging banget, cobain Project Euler nya deh... bertandinglah
dengan yang lain:

http://mathschallenge.net/


Felix Halim


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-16 Terurut Topik Arie Reynaldi Z

 On 12/17/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kenapa Matematika penting?

 Selamat. Ternyata Anda lebih dahulu menyadari daripada saya. :-)
 Saya baru mengenalnya 3 tahun terakhir ini setelah lulus S2. :P
Dan saya baru sadar akhir2 ini, setelah itu teknologia... :D

 
  Ternyata Matematika sangat penting.

Memang betul.. Dan karena saya sudah terlambat, saya ingin sekali
membuat anak saya lebih menyukai matematik dimulai sejak awal. Sayang
saya gak tau gimana pendidikan di Indonesia bisa membantu (pengalaman
waktu kecil gak suka matematik karena gurunya gak pinter ngajar).
Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar,
dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari
sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan
pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ?

regards,

--
Arie Reynaldi Zanahar
reymanx at gmail.com
http://www.reynaldi.or.id


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-16 Terurut Topik Muhamad Carlos Patriawan

 Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar,
 dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari
 sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan
 pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ?

Problem orang tua di Indonesia sama dengan problem orang
Amerika,anak-anaknya secara general ndak suka ilmu science dan
matematika.

Dari yang saya tahu,secara rata rata tingkat kemampuan ilmu
science/matematika tertinggi dimiliki oleh lagi-lagi India dan
Singapura (dan taiwan/china?).Tapi 'technical how-to-nya' kenapa mereka
jago dari kecil saya nggak tahu,saya hanya tahu *hobinya* mereka
*swaktu dewasa* adalah senang sekali 'baca source code'.Dari situ
mungkin bisa disimpulkan kalau dari kecil anak harus dididik punya
curiosity yang tinggi dan bukan jadi konsumen.CMIIW.

Mungkin ini PR bagus untuk bloggers yang mengenyam pendidikan di
Singapura atau India,apa rahasia mereka mendidik supaya anak2nya
menggemari science.

Anyway: Speech by Thomas Friedman of The New York Times
When we were young kids growing up in America, we were told to eat
our vegetables at dinner and not leave them. Mothers said, 'think of
the starving children in India and finish the dinner.' And now I tell
my children: 'Finish your math homework. Think of the children in
India who would make you starve, if you don't.'


Carlos