[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
wongcilik wrote: menarik sekali diskusi ini, sepertinya sudah mengarah ke perkembangan anak, berkaitan dengan metode glenn doman, teori Multiple Intelegence dari Howard gardner dan metode2 lainnya yg dinamakan sebagai pseudosciense yg belum terbukti secara empiris. Whuah, menarik sekali, sampai saya kehidupan saya jadi ketarik sama milis teknologia ini. Melanjutkan dengan teori Multiple Intelligence, saya coba sebutkan dulu apa-apa saja sih kecerdasan multipel itu. Seiingat saya ada tujuh. CMIIW, benarkan kalau saya salah ya: 1) Kecerdasan Linguistik 2) Kecerdasan Musik 3) Kecerdasan Numerik 4) Kecerdasan Fisik 5) Kecerdasan Spasial 6) Kecerdasan Interpersonal 7) Kecerdasan Intrapersonal Mengenai detail, apa-apa saja yang dimaksud dengan masing-masing kecerdasan itu, coba cari sendiri di buku-buku terkait ya. Saya lanjutkan dengan pertanyaan lagi saja ya, diskusi AADM Ada Apa Dengan Matematika ini. Apakah masing-masing 7 kecerdasan diatas saling meniadakan? Atau justru saling melengkapi? Mungkinkah seseorang memiliki 7 kecerdasan diatas yang seimbang? Bagaimana apabila dibantah dengan teori, Jack of all trade master of none? Lalu, bagaimana dengan teori yang mengatakan setiap orang itu unik (dalam artian pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing)? Apakah seseorang yang jago matematika menjadi tidak bisa menggambar? Lalu apakah berlaku juga sebaliknya? Bisa menggambar jadi tidak bisa matematika? Sekarang kalau kita mau studi kasus ke Apple vs Microsoft. Produk Apple dianalogikan dengan mobil Eropa sementara Microsoft dianalogikan dengan mobil Jepang. Dua-dua-nya sama-sama mobil. Tapi beda kelasnya. Produk Apple memadukan unsur-unsur seni, teknologi, desain yang dibangun diatas pondasi sains yang kuat. Naisbitt bilang, manusia modern itu High Tech sekaligus High Touch. Manusia modern hidup dalam teknologi tinggi. Sebagai manusia, manusia tidak akan bisa lari dari fitrahnya: membutuhkan makna dalam hidupnya. Disambungin ke Apple dan Microsoft, Apple lebih mampu menjawab kebutuhan High Tech High Touch-nya manusia. BTW, terimakasih atas tanggapan dari Mas Baskara, Bang Carlos, Wong Cilik, Pak Amal, Adi, Rofiq, dan kawan-kawan teknologia lainnya. Sudah dulu deh, besok masih ada UAS :D Terimakasih Zaki Akhmad
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Cuma mau menambahkan sedikit mengenai Multiple Intelligence, spt nya ada yang kurang walaupun seseorang mempunyai IQ yang tinggi dan kemampuan dalam Emotional Intelligence akan lebih lengkap kalau pendidikan kepada anak juga menerapkan SQ atau Spiritual Intelligence... rgds Adjie Whuah, menarik sekali, sampai saya kehidupan saya jadi ketarik sama milis teknologia ini. Melanjutkan dengan teori Multiple Intelligence, saya coba sebutkan dulu apa-apa saja sih kecerdasan multipel itu. Seiingat saya ada tujuh. CMIIW, benarkan kalau saya salah ya: 1) Kecerdasan Linguistik 2) Kecerdasan Musik 3) Kecerdasan Numerik 4) Kecerdasan Fisik 5) Kecerdasan Spasial 6) Kecerdasan Interpersonal 7) Kecerdasan Intrapersonal Mengenai detail, apa-apa saja yang dimaksud dengan masing-masing kecerdasan itu, coba cari sendiri di buku-buku terkait ya. Saya lanjutkan dengan pertanyaan lagi saja ya, diskusi AADM Ada Apa Dengan Matematika ini. Apakah masing-masing 7 kecerdasan diatas saling meniadakan? Atau justru saling melengkapi? Mungkinkah seseorang memiliki 7 kecerdasan diatas yang seimbang? Bagaimana apabila dibantah dengan teori, Jack of all trade master of none? Lalu, bagaimana dengan teori yang mengatakan setiap orang itu unik (dalam artian pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing)? Apakah seseorang yang jago matematika menjadi tidak bisa menggambar? Lalu apakah berlaku juga sebaliknya? Bisa menggambar jadi tidak bisa matematika? Sekarang kalau kita mau studi kasus ke Apple vs Microsoft. Produk Apple dianalogikan dengan mobil Eropa sementara Microsoft dianalogikan dengan mobil Jepang. Dua-dua-nya sama-sama mobil. Tapi beda kelasnya. Produk Apple memadukan unsur-unsur seni, teknologi, desain yang dibangun diatas pondasi sains yang kuat. Naisbitt bilang, manusia modern itu High Tech sekaligus High Touch. Manusia modern hidup dalam teknologi tinggi. Sebagai manusia, manusia tidak akan bisa lari dari fitrahnya: membutuhkan makna dalam hidupnya. Disambungin ke Apple dan Microsoft, Apple lebih mampu menjawab kebutuhan High Tech High Touch-nya manusia. BTW, terimakasih atas tanggapan dari Mas Baskara, Bang Carlos, Wong Cilik, Pak Amal, Adi, Rofiq, dan kawan-kawan teknologia lainnya. Sudah dulu deh, besok masih ada UAS :D Terimakasih Zaki Akhmad
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Adjie wrote: Cuma mau menambahkan sedikit mengenai Multiple Intelligence, spt nya ada yang kurang walaupun seseorang mempunyai IQ yang tinggi dan kemampuan dalam Emotional Intelligence akan lebih lengkap kalau pendidikan kepada anak juga menerapkan SQ atau Spiritual Intelligence... rgds Adjie Benar Mas Adjie :) Salah satu keluhan para -alim ulama- (maaf jika agak sara sedikit) adalah banyak orang tua yang sangat bangga jika anaknya berhasil dan mempunyai cita2 tinggi dalam hal 'dunia',sementara spiritual lifenya dalam hal 'after-life' kurang mendapat perhatian. Ada ceramah dari Sh. di Pakistan yg kurang lebih begini (tarik napas sedikit bacanya). ini kisah nyata,jadi ada orang tua punya dua anak,satu pintar jasmani rohani,yang satunya lagi pintar tapi buta.Nah sama ortunya,anak yang cacat mata ini disekolahkan ke sekolah agama,ternyata anak cacat ini pintar,setelah bertahun2 ternyata ada obat agar kebutaanya bisa disembuhkan,singkat cerita anak buta ini sembuhlah dari kecacatanya,tapi keesokan harinya,langsung anak ini disekolahkan ke sekolah kedokteran. Langsung, Pak alim ulama ini menangis dan berkata inilah salah satu kegagalan sebagian ummat,karena selalu menganggap pendidikan dunia dan 'dunia' sebagai tujuan,dan 'after-life'/sekolah2 religius dianggap sebagai sekolah pinggiran atau bukan hal2 yang penting. Carlos
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/18/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: 3. Dari konsensus,pendidikan public school pra-university kebanyakanmementingkan kreativitas,PR kurang dipentingkan,apa-apa demikreativitas,akhirnya ini menyebabkan anak2 dengan kemampuan averageatau dibawah average gagal untuk menjadi lebih pintar (dari pendidikan di sekolahnya). Nah untuk yang ini cukup menarik. Sekarang ini trend-nya sekolah2 top di Indonesia (SD/SMP/SMA swasta unggulan) banyak menerapkan metode ini, mereka mementingkan kreativitas, PR, nilai ujian, ranking, dll warisan jaman lampau tidak dipentingkan. Anak digali potensinya menurut bakatnya, kemampuan sains tidak dipaksakan, kalau anaknya memang lebih berminat ke seni misalnya. Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis. Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang value. gimana sebenarnya ? (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk cari tau) Anang
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Nah untuk yang ini cukup menarik. Sekarang ini trend-nya sekolah2 top di Indonesia (SD/SMP/SMA swasta unggulan) banyak menerapkan metode ini, mereka mementingkan kreativitas, PR, nilai ujian, ranking, dll warisan jaman lampau tidak dipentingkan. Anak digali potensinya menurut bakatnya, kemampuan sains tidak dipaksakan, kalau anaknya memang lebih berminat ke seni misalnya. Sekarang sekolah unggulan udah kayak jamur.. namanya unggulan, buat jadi kita tertarik sih.. tapi belum tau gimana isinya. Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis. Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang value. gimana sebenarnya ? (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk cari tau) Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat, PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ? oot dari matematik ya ? :) -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/19/05, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat, PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ? oot dari matematik ya ? :) Masak iya? Memang sih, zaman saya sekolah dulu PR diberikan tapi rasanya tidak sampai seabreg dan menyebabkan masalah bagi anak didik seperti yang saya dengar saat ini di beberapa sekolah. Atau, karena sekolah dasar saya dulu jauh di kampung? ;) -- amal
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis. Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang value. gimana sebenarnya ? (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk cari tau) Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat, PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ? oot dari matematik ya ? :) Gak OOT doong Rie,justru ini mungkin point paling penting kenapa India dan China bisa menghasilkan scientist jauh lebih banyak daripada AmrikatSerikat. Dari konsensus yang saya ketahui,sistem pendidikan kreativitas itu hanya baik jika anak didik-nya pintar alias jenius karena mereka bisa mengembangkan talentnya lebih lanjut. Tapi jika anak didiknya average/tidak terlalu ber-talenta hasilnya ternyata kurang berhasil membawa anak tersebut menjadi lebih pintar.Sedangkan sistem lama berhasil mengangkat anak2 average menjadi lebih pintar dan berpengetahuan.Respond kawan diatas(yg di AS) cukup make sense sebenarnya(masalah anak jadi semua gue,value,etc) Btw, Mungkin ini gak nyambung yaa,tapi dari pengalaman saya,dari semua software engineer yang saya temui di Valley 85.70% berasal dari Asia,dan saya lihat kualitas mayoritas mereka rata-rata B (alias pintar tapi tidak genius),sedangkan developer lokal dari Amrik secara kuantitas jumlanya jauh lebih sedikit (14.30%) tapi secara kualitas teknis mereka rata-rata AA+.Nah ini mungkin ada hubungan sebagai evolusi dari metode pendidikan diatas. Carlos
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/19/05, Anang Syarifudin [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah untuk yang ini cukup menarik. Sekarang ini trend-nya sekolah2 top di Indonesia (SD/SMP/SMA swasta unggulan) banyak menerapkan metode ini, mereka mementingkan kreativitas, PR, nilai ujian, ranking, dll warisan jaman lampau tidak dipentingkan. Anak digali potensinya menurut bakatnya, kemampuan sains tidak dipaksakan, kalau anaknya memang lebih berminat ke seni misalnya. Ada pendapat teman saya yg anaknya disekolahin di sekolah spt itu bilang kalau itu bagus, dan ternyata anaknya sekarang jadi lebih kreatif, lebih berani mengungkapkan pendapat, dan lebih kritis. Tetapi ada juga teman saya yg lain (kebetulan pernah ke US) berpendapat metode ini sebenarnya menyesatkan juga, karena anak jadi semaunya dan kurang value. gimana sebenarnya ? (untung anak saya masih belom sekolah, jadi masih ada banyak waktu untuk cari tau) Kalo dari pengalaman sbg anak he he, yg penting itu orang tua. Saya bisa lihat bahwa orang2 yg bisa dibilang karirnya sukses, orangtuanya punya kemauan kuat untuk mendidik anaknya dan juga berperan sebagai guru dirumah. Terlalu bergantung ke sistem pendidikan kurikulum nggak baik, dan juga harus selalu kritis, soalnya ponakan saya kemarin keluar dari sekolah unggulan (private) karena nggak cocok model belajarnya.
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Kalo dari pengalaman sbg anak he he, yg penting itu orang tua. Saya bisa lihat bahwa orang2 yg bisa dibilang karirnya sukses, orangtuanya punya kemauan kuat untuk mendidik anaknya dan juga berperan sebagai guru dirumah. Terlalu bergantung ke sistem pendidikan kurikulum nggak baik, dan juga harus selalu kritis, soalnya ponakan saya kemarin keluar dari sekolah unggulan (private) karena nggak cocok model belajarnya. Persis,ini seperti 3 hal di email saya sebelumnya kalau peran orang tua masih nomor satu. Bayangin, di AS anak didiknya cenderung average (dan konsumtif/ materialisme), pendidikan kreativisme tanpa melihat kemampuan anak dan orang tua gak mau tahu(atau single parent), ditambah pemujaan material berlebihan yang ditonton anak2 melalui televisi akhirnya tidak mengherankan jika sebagian second-grade school di AS lebih fokus pada metal detector daripada pendidikan (seperti yang ditulis di buku). Carlos
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
menarik sekali diskusi ini, sepertinya sudah mengarah ke perkembangan anak, berkaitan dengan metode glenn doman, teori Multiple Intelegence dari Howard gardner dan metode2 lainnya yg dinamakan sebagai pseudosciense yg belum terbukti secara empiris. ga ada salahnya saya posting tulisan dari ibu julia, maaf ibu julia tulisannya saya posting disini. salam, wongcilik Dear semuanya, Metoda ini sudah seliweran bertahunan di milis-milis, tanpa ada yang protes. kalau ada yang protes, yang jualan marah dan ngajak berkelahi. Untuk bisa tahu apakah metoda ini bermanfaat atau tidak, seharusnya kita mempelajari saja pola tumbuh kembang dan prinsip prinsip perkembangan otak dari sumber yang baik. Saya anjurkan sumber yang baik adalah: dari Zero To Three org. http://www.zerotothree.org/ztt_parents.html Selain ia juga membahasa berbagai ilmu di luaran (masayarakat yang membingungkan saat ini) betul atau tidak, mereka juga mengeluarkan majalah, buku-buku, dan ada radio web yang bisa kita dengarkan. Sp's, Sebetulnya gak susah kok dimana kita bisa berdiri kokoh mengasuh anak kita, tidak dibingungkan dengan berbagai publikasi yang menyesatkan. Kalau saja kita selalu berpatokan bahwa tumbuh kembang anak-anak selalu dipengaruhi oleh masalah nature biologis (genetik) dan nurture pengasuhan. Nature biologis akan senantiasa menjadi blue print anak itu tumbuh, dan nurture (pengasuhan) yang baik akan memaksimalkan potensinya. Sehingga ia akan menjadi anak sebagaimana dirinya. Bukan seperti yang dicita-citakan oleh kita yang justru cita-cita itu seringkali menyimpang dari karakteristik dan pola tumbuh kembangnya, itu kalau kita tidak memperhatikan nature biologisnya. Ambil contoh, seperti halnya ingin membuat anak menjadi jenius dengan musik mozart yang dipublish bisa meningkatkan sel sel otak tanpa batas. Itu kan engga mungkin karena faktor genetik akan mengendalikan besar, pola dan kecepatan tumbuh kembang. Glenn Doman dari Human Potensial Institute adalah seorang pencipta ide dari kelompok yang justru tidak melihat faktor nature biologis. Sehingga sajian materinya selalu menggiurkan. Mereka, dengan caranya mencoba seorang anak mempunyai memori yang hebat,memori yang tahan lama (long term tanpa bisa hilang lagi), detil dan tepat, memori fotografis namanya. Itu tah engga normal. Seseorang yang mempunyai memori demikian, sebetulnya akan menjadi anak yang sangat sulit dalam hidupnya. Saya sudah banyak mendongeng tentang memori fotografis di blog ini. http://si-entong.blogspot.com/2004/08/memori-fotografis-1.html Sekalipun anak itu jenius, memori fotografisnya akan hilang juga, karena ia mampu berfikir kreatif dan analisis. Jika seorang anak yang mempunyai memori fotografis tapi tidak diikuti dengan kemampuan kreativitas dan analisis, ia akan menjadi anak tidak normal. Jadi kita musti hati hati ya Bapak Ibu...Kita curahkan waktu dan perhatian kita dalam pola tumbuh kembang yang baik, dalam jalur normal. Salam, Julia Maria van Tiel dan juga : Jika mau mendongengkan siapa Glenn Doman, panjang dan menarik juga. Di Amerika ia dikelompokkan sebagai orang yang melakukan quackery dan health fraudulent (penipuan dalam bidang kesehatan), karena memperdagangkan programnya untuk menyembuhkan (katanya) anak-anak cacat mental, mental retarded, dan brain damage (yang sebetulnya long live disabilities yah!). Menurutnya bisa disembuhkan. Sehingga banyak orang tua mengambil anaknya dari pendidikan sekolah khusus yang mengajarkan kemandirian dan sosialisasi (menyiasati kemampuan si anak agar ia mampu menyandang gangguan tsb dan mampu hidup di tengah-tengah masyarakat). Anaknya dibawa ke Glenn Doman, tidak boleh sekolah karena harus ditreat 40 jam seminggu (menyita waktu ya?). Hasilnya? Abusing terhadap mental anak menjadi stress, waktu anak tersia-sia untuk mempelajari kemandirian, dan menyikat habis duit orang tuanya, orang tuanya berkelahi kiri kanan dengan saudara, dlst. Glenn Doman sekarang sudah tua, usahanya diteruskan oleh putrinya Jannet Doman tetapi tetap membawa nama bapaknya. Usahanya engga lagi ke arah anak-anak cacat, tapi mengikuti trend terakhir menjadi The Prodigy Makers (pembuat super baby jenius) dengan dasar teorinya yang justru bertentangan dengan berbagai temuan ilmiah. Para The Prodigy Makers ini juga selalu dicaci maki oleh berbagai fihak termasuk Zero to three org, karena membuat bingung para orang tua dengan berbagai teorinya yang kelihatan ilmiah tetapi ngawur. Lebih seru lagi kalau bisa membaca bukunya Edward F Zigler dengan judul The First Three Years Beyonds. Disana banyak deh ditampilkan berbagai masalah dan dilema pengasuhan anak batita. Rusuhnya banyak. Munculnya The Prodigy Makers ini karena adanya program pemerintah US Early Head Start yaitu penyantunan anak-anak berkebutuhan khusus (special needs) dari keluarga miskin. Oleh pemerintah anak-anak ini diberi full screening dan berbagai intervensi dini, maksudnya agar nanti saat usia 5 tahun ia sudah siap secara fisik dan psikis (mental, emosional,
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/16/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayang sekali, saya baru mengerti ternyata Matematika dan Menghitung itu berbeda ketika saya kuliah Kalkulus di tingkat pertama kuliah. Ah, sudah terlambat sekali saya! Kala SMA saya termasuk yang jarang belajar kalau mau ujian Matematika. Tapi kalau ujian Biologi, saya bakal mencari segala macam cara supaya hafalan sebanyak itu bisa masuk di kepala minimal sehari ketika ujian berlangsung. Ah, saya masih susah sekali (atau malas?) untuk menghafal. Justru itu kan asyiknya matematika dan fisika (ini yang saya alami selama di SMA). Tidak perlu terlalu banyak menghapal seperti halnya biologi dan kimia. Kembali ke kuliah Kalkulus. Ketika ujian Kalkulus, saya bingung. Kok ujian Matematika tidak perlu membawa kalkulator? Kok tidak ada angka-angka dalam ujian? Mengapa soal Kalkulus beda sekali dengan soal Matematika waktu saya SMA? Hmm... menurut saya, waktu SMA pun gejala pengurangan angka di pelajaran matematika sudah terasa kok. Buku Matematika terbitan Balai Pustaka yang saya gunakan di SMA dulu sudah mengurangi satu bagian besar: Aritmatika dan diganti dengan pengantar kalkulus. Demikian juga aljabar sudah bermain dengan simbol. Yang benar-benar saya rasakan hilang pada saat kuliah adalah Geometri, karena sudah diganti dengan metode analitik. Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? -- amal
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya, 1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina) mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika). intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks - frustasi - jarang yang tertarik dengan matematika. di Indonesia, pada masa penjajahan dikenalkan pelajaran mencongak, yang pada perkembangannya dianggap 'bodoh' (matematika kok dihapal, katanya) dan diganti dengan kurikulum matematika yang ada sekarang (jaman saya lah .. kurang tahu kurikulum yang 'sekarang' itu gimana). anggapan bahwa mencongak ~ idiot ya karena (barangkali) semakin banyak orang waktu itu yang ngangsu kaweruh di AS sana :-) saya kurang tahu pasti apakah dengan perubahan kurikulum matematika di AS sana, diikuti juga di sini sekarang. tapi kalau saya lihat, banyak materi kursus matematika (kumon, opotumon, simpoa, sumpia, lumpia dll) boleh dibilang adalah cara belajar matematika yang dulu disebut dengan mencongak (kurang tahu pasti, tolong yang lebih ngerti tunjuk jari). barangkali masih ada 'bakul' di pasar yang tanpa kalkulator bisa menjumlahkan dengan sangat cepat ... Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
adi wrote: On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? Dari sisi makro ada,termasuk didalamnya pengembangan matematika dan science: Kalau dianalis mendalam dari sisi sejarah,pendidikan semasa kolonial Inggris terhadap India menjadikan proses transformasi mereka dari negara terjajah ke negara independen terjadi jauh lebih mulus dibanding Indonesia(thd Belanda).Pemimpin mereka (Gandhi,Nehru) sudah memikirkan bahwa India harus mengembangkan SDM lokal untuk berkompetisi secara global,ini mengakibatkan ilmu science dan matematika itu terangkat. Kalau Indonesia melihat ke belakang,jaman Indonesia merdeka selain Bung Karno sibuk ngurusi tekanan dari Belanda yang tidak rela Indonesia lepas dari pelukannya juga sibuk mengurusi pertengkaran elit politik yang gak selesai2 sampai tahun 1965 (sampai skrg pertengkaran elit politik ini masih ditiru,termasuk di Internet hehehe).Jadi waktu itu Indonesia belum sempat menempatkan ekonomi dan peningkatan SDM sebagai prioritas #1.AACW. dulu, di milis numerical analysts (AS), hmm.. sekitar tahun berapa ya, 1996 kali, mereka mensyukuri perubahan kurikulum matematika, yang selama ini (sebelum 1996, kalau betul tahun segitu) dianggap salah, dan menjadi biang keladi banyaknya orang luar amerika (india, cina) mendominasi gelar profesor di bidang matematika (dan statistika). intinya, sebelum perubahan itu, matematika diajarkan sebagai kemampuan berhitung yang bisa dipikir tanpa dihapal, yang ternyata belakangan ditemukan bahwa proses mengingat jauh lebih cepat dibanding proses analitik di otak (hint: cache :-). karena terlalu berdasar pada cara analitik itu tadi, maka 'orang amerika' menjadi lambat menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematis yang kompleks - frustasi - jarang yang tertarik dengan matematika. Sepakat. Ada tambahan lain dari sisi makro: Ini pernah dianalisis sama peneliti kenapa top student(termasuk matematika) di sekolah pra-universitas di AS hampir semuanya anak anak orang Asia : 1. Peran dari orang tua ternyata sangat penting untuk force agar anak belajar science,sepertinya masih orang asia saja yang bener2 memaksakan anaknya agar bener2 suka belajar science. 2. Di lingkungan publik school di AS,karena value dan moral yang makin rendah tiap tahunnya,belajar engineering/matermatika dianggap tidak cool/geeks kata teman2 mereka (tentunya yang non-asia). 3. Dari konsensus,pendidikan public school pra-university kebanyakan mementingkan kreativitas,PR kurang dipentingkan,apa-apa demi kreativitas,akhirnya ini menyebabkan anak2 dengan kemampuan average atau dibawah average gagal untuk menjadi lebih pintar (dari pendidikan di sekolahnya). Untuk menjawab hal ini, ada yang namanya sekolah private di AS.Ini sekolahnya bayar. Nah yang private school ini isinya 95% orang Asia dan mengikuti metode pengajaran mirip2 dengan sekolah di Asia.Dari grading sistem yang saya tahu,top-top sekolah di AS dimiliki private school (baca: daerah dimana orang Asia tinggal).Kebetulan anak kami saya sekolahkan di private school juga. FYA,Private-school ini termasuk didalamnya private-school yang sekuler atau religion-based(seperti di Indonesia).Di valley,ada beberapa religion-based school yang sangat baik (metodenya menggabungkan what's good from the west and what's good from the east),bahkan ada satu dua yang mengkhususkan agar anak didiknya Hafiz Alquran.Thanks to Indian Moslem and people from Pakistan. Carlos
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Rie, Kalau mau mengajarkan anak tentang matematik dari dasar ada buku yang sangat menarik untuk di terapkan, mengajarakan matematik harus dimulai dari bayi, pada saat usia bayi 0 - 12 perkembangan otak bayi sangat berkembang dengan pesat. coba liat link buku ini, kebetulan saya punya dan sedang menerapkan ini. http://www.amazon.com/gp/product/0895295954/104-9478118-9175936?v=glancen=283155 atau link yang satu lagi dari Gleen Doman institute http://www.iahp.org/H.228.0.html Kalau saya ngobrol dengan teman teman di Paris, menurut mereka matematik sangat menyenangkan karena mereka bilang cara mengajar matematik di metode pendidikan perancis ngga menghafal rumus. regards Adjie Memang betul.. Dan karena saya sudah terlambat, saya ingin sekali membuat anak saya lebih menyukai matematik dimulai sejak awal. Sayang saya gak tau gimana pendidikan di Indonesia bisa membantu (pengalaman waktu kecil gak suka matematik karena gurunya gak pinter ngajar). Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar, dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ? regards, -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
- Original Message - From: Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] To: teknologia teknologia@googlegroups.com Sent: Saturday, December 17, 2005 6:40 PM Subject: [teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika? adi wrote: On Sat, Dec 17, 2005 at 10:51:19PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis, apakah India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D Wah, masak karena faktor penjajahan? Kalau Inggris menjajah lebih baik dibanding Belanda, memang benar, namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika? Dari sisi makro ada,termasuk didalamnya pengembangan matematika dan science: Kalau dianalis mendalam dari sisi sejarah,pendidikan semasa kolonial Inggris terhadap India menjadikan proses transformasi mereka dari negara terjajah ke negara independen terjadi jauh lebih mulus dibanding Indonesia(thd Belanda).Pemimpin mereka (Gandhi,Nehru) sudah memikirkan bahwa India harus mengembangkan SDM lokal untuk berkompetisi secara global,ini mengakibatkan ilmu science dan matematika itu terangkat. Kalau Indonesia melihat ke belakang,jaman Indonesia merdeka selain Bung Karno sibuk ngurusi tekanan dari Belanda yang tidak rela Indonesia lepas dari pelukannya juga sibuk mengurusi pertengkaran elit politik yang gak selesai2 sampai tahun 1965 (sampai skrg pertengkaran elit politik ini masih ditiru,termasuk di Internet hehehe).Jadi waktu itu Indonesia belum sempat menempatkan ekonomi dan peningkatan SDM sebagai prioritas #1.AACW. British berhasil membuat India yang dulunya negara Industri balik menjadi negara yang hancur Industrinya, untuk kepentingan Industri Inggris (terutama tekstil). Jadi dari awal sebelum Inggris datang, India memang sudah punya pengalaman untuk jadi negara Industri yang sukses sejak jaman dulu sekaleee. Sekarang itu IMHO, hanya masalah napak tilas. Swadesi dalam skala India adalah skala Sistem Industri (ngurusin ratusan juta orang) dan itu sudah pernah tercapai dulu kala. Dari sisi pembangunan kebangsaan, India sudah jadi bangsa yang lebih utuh dari bangsa Indonesia yang terpecah-pecah. Alexander the Great berhasil ditahan di India as a nation. Oleh karena itu, Bung Karno dulu memprioritaskan pembangunan kebangsaan sebagai modal dasar. Tanpa hal ini (karena pengalaman kita yang minim untuk membuat sesuatu yang massive dan membutuhkan koordinasi yang kompleks) membuat sesuatu yang besar adalah hal yang nyaris tidak mungkin terjadi. Sayangnya, sekarang kita mudah diobok-obok. Salam Ary
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/17/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Kenapa Matematika penting? Selamat. Ternyata Anda lebih dahulu menyadari daripada saya. :-) Saya baru mengenalnya 3 tahun terakhir ini setelah lulus S2. :P Ternyata Matematika sangat penting. Di dunia programming, juga ada. Yang jelas, sampai sekarang saya belum tahu bagaimana caranya membaca buku The Art of Programming-nya Knuth. *sigh kuadrat :D* You can see the big picture of everything when you understand maths. ;-) Untuk yang landasan matematikanya kurang, bukunya Knuth memang sulit dibaca. Apalagi buku Introduction to the Analysis of Algorithm-nya Flajolet Sedgewick. Buku untuk pemula yang enak dibaca saya sarankan Introduction to Algorithms-nya Cormen. Lalu buku2 practical programming dari Sedgewick, semacam Algorithms in Java, Algorithms in C, Algorithms in C++ (pilih bahasa yang disukai). Sebenarnya saat kuliah S1 dan S2 dulu kadar matematikanya banyak sekali. Hampir semua kuliah isinya analisis matematik. Hanya saja memang saat itu masih terpaku dengan menghafal. Untuk sebuah kondisi, kita pakai rumus ini, kondisi lain pakai yang ini, dst.
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/16/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Kenapa Matematika penting? Nonton film numb3rs dech, matematika digunakan untuk ngebantu FBI untuk ngesolve crimes: Synopsis filmnya: We All Use Math Everyday.. Inspired by actual cases and experiences, NUMB3RS depicts the confluence of police work and mathematics in solving crime. An FBI agent recruits his mathematical genius brother to help solve a wide range of challenging crimes in Los Angeles from a very distinctive perspective. http://www.tv.com/numb3rs/show/25043/summary.html?q=numb3rs NSA recuits best mathematicians around the world: http://www.topcoder.com/tc?module=Staticd1=tournamentsd2=tco06d3=nsa Di dunia programming, juga ada. Kalau mau latihan Mathematics + Programming, ini ada site yang challenging banget, cobain Project Euler nya deh... bertandinglah dengan yang lain: http://mathschallenge.net/ Felix Halim
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
On 12/17/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Kenapa Matematika penting? Selamat. Ternyata Anda lebih dahulu menyadari daripada saya. :-) Saya baru mengenalnya 3 tahun terakhir ini setelah lulus S2. :P Dan saya baru sadar akhir2 ini, setelah itu teknologia... :D Ternyata Matematika sangat penting. Memang betul.. Dan karena saya sudah terlambat, saya ingin sekali membuat anak saya lebih menyukai matematik dimulai sejak awal. Sayang saya gak tau gimana pendidikan di Indonesia bisa membantu (pengalaman waktu kecil gak suka matematik karena gurunya gak pinter ngajar). Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar, dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ? regards, -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id
[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?
Sekarang udah mulai banyak buku / majalah untuk si kecil buat belajar, dan sepertinya agak susah membuat mereka suka matematik hanya dari sekola. Ada ide lain ? Seperti tips n trick dari para pakar (bukan pakar yang itu.. ) supaya anak2 kita suka matematik ? Problem orang tua di Indonesia sama dengan problem orang Amerika,anak-anaknya secara general ndak suka ilmu science dan matematika. Dari yang saya tahu,secara rata rata tingkat kemampuan ilmu science/matematika tertinggi dimiliki oleh lagi-lagi India dan Singapura (dan taiwan/china?).Tapi 'technical how-to-nya' kenapa mereka jago dari kecil saya nggak tahu,saya hanya tahu *hobinya* mereka *swaktu dewasa* adalah senang sekali 'baca source code'.Dari situ mungkin bisa disimpulkan kalau dari kecil anak harus dididik punya curiosity yang tinggi dan bukan jadi konsumen.CMIIW. Mungkin ini PR bagus untuk bloggers yang mengenyam pendidikan di Singapura atau India,apa rahasia mereka mendidik supaya anak2nya menggemari science. Anyway: Speech by Thomas Friedman of The New York Times When we were young kids growing up in America, we were told to eat our vegetables at dinner and not leave them. Mothers said, 'think of the starving children in India and finish the dinner.' And now I tell my children: 'Finish your math homework. Think of the children in India who would make you starve, if you don't.' Carlos