[wanita-muslimah] Power of Peace

2009-06-29 Terurut Topik muhamad agus syafii
Power of Peace

By: agussyafii

Power of Peace adalah tema program on air di Radio Bahana, biasanya saya 
sebagai narasumber program 'Power of Peace.' setiap Rabu malam. Selain bekerja 
di Mubarok Institute, mengajar anak-anak Amalia, juga sesekali sebagai 
narasumber di sebuah seminar maupun pelatihan merupakan kegiatan dalam 
keseharian yang saya jalani. Namun kegiatan sebagai narasumber program radio 
merupakan kebahagiaan tersendiri buat saya. Selain bisa berbagi ilmu namun juga 
bisa belajar banyak kearifan dari orang lain.

Pernah suatu ketika pada program 'Power of Peace' mengambil tema Keajaiban 
Hidup. Tak lama kemudian ada salah satu pendengar setia Radio Bahana yang 
menelpon saya menanyakan alamat rumah. Ternyata setelah kami berbincang Sang 
Bapak mengidap penyakit kanker darah. Katanya setelah medengar program acara 
'Power of Peace' membuat hidupnya lebih bersemangat. Sakitnya membukakan pintu 
pencerahan untuk lebih bersemangat berbuat baik kepada orang-orang 
disekelilingnya.

Semua pertanyaan sangat menarik. tentang makna hidup. Bagaimana cara hidup 
berbahagia, ada juga salah seorang penelpon yang bertanya, 'Mas Agus Syafii, 
saya seorang ayah yang hidup bahagia dengan istri yang cantik dan dua putri 
yang mungil, tetapi saya telah berselingkuh dan istri saya tidak tahu. apakah 
itu salah mas agus?'  Saya katakan pada sang penelpon jika perbuatan itu tidak 
salah, bapak pasti tidak akan menelpon saya.

Banyak orang yang bertanya seperti itu. Mereka tahu bahwa perbuatan itu salah 
namun dengan bertanya kepada narasumber agar mendapatkan pembenaran terhadap 
apa yang dilakukan. Kita tahu perbuatan yang benar dan perbuatan yang salah. 
Sekalipun tanpa bertanya kepada orang lain. Kita hanya membutuhkan pembenaran 
dari sikap kita.

Itulah Power of Peace bagaikan telaga ditengah padang pasir, tempat singgah 
masyarakat perkotaan ditengah kemacetan yang haus mencari spiritualitas. Jangan 
lupa untuk selalu mendengarkan Radio Bahana ya..101.8 FM Jakarta


Wassalam,
Agussyafii

---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, 
tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan 
mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI 
),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program 
kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok 
ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari 
dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: mitos - kisah adam dan pasangannya

2009-06-29 Terurut Topik Mia
Nah jelaslah bahwa Pak Muiz memang nggak mentafsirkan kisah Adam dan 
pasangannya secara harafiah, melainkan konseptual.  Inilah yang saya maksud 
sebagai mengulik mitos jaman dulu, yang pastinya abadi terus - kalau kita nggak 
melakukan secara konseptual , kita mereduksinya menjadi pemahaman teks seperti 
yang dilakukan para fundamentalis.

Misalnya Pak Muiz mengartikan legitimasi politik, itu kan artinya memahaminya 
sebagai suatu konsep.  Walaupun... ehem, kalau saya pikir sih pada jaman dulu 
nggak perlu pake simbol adam setan, tanah dan api untuk memberikan pelajaran 
legitimasi sami'na wa ato'na - wong memang legitimasi politik pada waktu itu 
inheren secara komunal (Arab baduy) ataupun feodal (Persia), nyebut raja atau 
kepala suku saja sudah cukup, cerita raja anu ini banyak di Quran.  Tantangan 
pada waktu itu bagi Quran adalah, bagaimana menjabarkan potensi (dan resiko) 
psikologis yang individual,  sekaligus secara bersama-sama. kolektif sebagai 
ummah.  Ini kan poin-poin yang sulit. Kalau poin2 yang sulit pada waktu itu 
dijabarkan secara mitologi persona, maupun mitologi unsur alami, bukannya 
dijabarin seperti yang di milis ini.

Seperti misalnya, Pak Muiz implikasikan juga, Quran mau nggak mau mesti 
membicarakan 'sains jaman dulu', tentang sifat air, tanah, api, angin, dsb. 
Tradisi dan sejarah Cina kental dengan filosofi sifat2 ini - supaya 
komunikatif, nyambung dengan pengetahuan komunitas di jaman itu.  

Nonton pilem Quest for fire kah? (pilem itu kan salah satu kitab suci jaman 
sekarang). Manusia tahu tanah sejak lahir, kalo air kita rada2 lupa..:-( wong 
insangnya dah nggak ada..sedangkan api?  Wah, kita tahu api, maksudnya asal 
usul membuat api dan menggunakannya diceritakan di pilem itu.  So bayangkan 
kelompok yang bisa menguasai api, berkuasa kan?  Persis seperti mafia minyak 
jaman sekarang ini. Artinya Pak Muiz, kebisaan isteri bapak memasak dengan api 
itu, bukan sifat alam per se...tapi hasil dari peradaban kita Quest for fire - 
ada sifat kekhalifahan kita (Adam, penguasa bumi), yang mampu memenej unsur api 
ini, salah satunya untuk masak.

Api kalah oleh tanah, itu maksudnya sifat kekhalifahan Adam yang mestinya bisa 
memenej unsur alam seperti api ini, artinya, ya nggak boleh sombong atau 
semena2 (iblis atau api ingkar sama Adam, adam artinya tanah, adamah).  
Kepandaian kita memenej alam nggak boleh disertai keingkaran, kalo semena2 
melanggar rambu2 bumi jadi kuwalat, (kalo kuwalat keliatan aibnya, terbuka 
auratnya).  Misalnya,  kepandaian kita membuat energi dari fossil, ternyata 
bikin kita sombong, lupa diri, sehingga hanya mengandalkan minyak fossil itu 
saja, menyebabkan perang, bahkan merusak bumi. Penguasa minyak di bumi ini 
kebanyakan pada sombong, jadinya kualat deh. Repotnya kalo mereka kena kualat, 
kita kecipratan juga - makanya renewable energy jadi top of the list sekarang.

Maka disebutlah sifat sombong takabur itu sifat iblis, yang ada dalam diri kita 
sendiri. Kita punya sifat kekhalifahan, tapi juga punya bakat kesombongan.

Dan kemudian Pak Muiz menjabarkan kehidupan jannah-dunia sebagai siklus 
kehidupan dari prenatal ke natal.  Boleh juga pak Muiz, makanya dr. Donnie 
demen...wong setannya dah ketahuan..yaitu akibat sex bebas..wakakakakak...Sex 
mesti bebas dong, kalo nggak gimana jadinya..hihihi..

Tapi kalo menurut Karen Armstrong janna itu asalnya dari bahasa Sanskrit, 
mengacu pada suatu keadaan 'enak' dalam arti kayak niwana gitu, pokoknya nggak 
bisa dijabarkan, dan lepas dari konsep waktu. Dan menurut pembahasan semantik, 
Quran memakai banyak terminologi 'asing'.  Kalau hanya mau menjabarkan jannah 
di proses  kehamilan, kenapa pake unsur2 adam, api, malaikat,  - kan dari dulu 
perempuan dah hamil 9 bulan, bilang saja hamil, kan air mani juga disebutkan 
oleh Quran.

(Kalau kita baca buku the Great Transformation, asal usul keseluruhan ajaran 
Semit termasuk Islam, berasal dari lebih 5000-an tahun lalu dari bangsa Arya, 
Rusia Selatan, yang kemudian menyebar ke India, Greek dan Persia (Iran Iraq 
sekarang).  Sebelum jaman itu, katanya jaman 'enak' dimana kehidupan so 
malas2an, pokoke enak, aman dan damai, sampai kuda dijadikan alat transportasi. 
 Dengan kuda, mereka menjadi lebih expansif, produktif, dan kekerasan dan 
penjarahan dianggap norma.  Kalau kita mau mengumpamakan jaman itu sebagai 
jaman enak (janna), boleh saja toh - sehubungan dengan kesejarahan bahwa agama 
kita ini erat dengan penyebaran bangsa Arya. (catatan, yang disebut Arya itu 
bukan nama etnis kesukuan, tapi cara hidup bermasyarakat yang egaliter 
pastoral).

Bagaimana kita menyikapi kisah Adam dan pasangannya ini memang diwarnai dengan 
warna pesimis optimis.  Pada jaman Yudeo Kristen, itu kan jaman dulu sebelum 
Nabi Muhammad, manusia lebih pesimis terhadap alam, karena kepandaian kita 
memenej alam blum secanggih sekarang.  Ditambah lagi sebagian pentafsiran yang 
harafiah dari pihak mereka, jadilah dosa warisan, misoginis atau sex itu tabu.  
Islam datang 

[wanita-muslimah] Re: mitologi - kisah adam dan pasangannya

2009-06-29 Terurut Topik Mia
Nggak ada masalah dengan Quran secara apa adanya. Tapi yang bikin masalah kita, 
kalau kita nggak sabaran mengulitinya, melewati poin2 yang halus, apalagi 
mendesakkan keyakinan dan opini kita jadi fiqh, wah itu mereduksi mitos menjadi 
berhala. 

Mungkin sulit dipercaya, tapi berdebat seperti ini secara tertulis atau pun 
lisan, seseorang bisa mencapai ectasy (kekhusu'an).  Di tradisi pesantren 
sebenarnya dipraktekkan ini tapi sepertinya kita nggak bisa ke situ, mungkin 
tradisi jawa kita nggak boleh diijinkan terlalu banyak berkata barangkali. 

Sebenarnya ada jalan lain untuk menghayati Quran dengan lebih langsung, yang 
mungkin sesuai dengan kemampuan verbal dan logika kita.  Kalau logika kita 
nggak cukup dan nggak sabaran untuk memahami makna di balik mitos, kita bisa 
konsentrasi dengan membaca ayat2 Quran keras2 dan melagukannya, atau 
ngedengerin.  Paling tidak itu jadi pengalaman batin tersendiri.  Dan itu pasti 
ada efeknya.  Tradisi di Indonesia banyak melakukan ini, tapi bablas, jadinya 
mistik.

Kelompok fundamentalis bisa tampil dengan dua cara itu, tapi saya selalu 
bertanya-tanya, apa sesungguhnya dalam pikiran mereka? Kalau sesudah zikir dan 
solat bersama, lalu kiyainya pidato, dan pidatonya itu politik yang menghujat2, 
itu apa dalam pikirannya?

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Mu'iz qual...@... wrote:

 Terima kasih kembali mbak Mia,
 
 memang yang ingin saya sampaikan adalah problem fiktisasi tokoh adam itu, 
 dalam hal deskripsi kisah inilah kelebihan al qur'an, sanggup menyodorkan 
 bahasa yang bersayap penuh inspiratif, multi tafsir, sehingga selalu cocok 
 segala zaman.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 




Re: [wanita-muslimah] Re: mitologi - kisah adam dan pasangannya

2009-06-29 Terurut Topik Abdul Mu'iz
Subhanallah, rupanya mbak Mia tidak hanya cerdas mengelaborate kisah adam 
dalam qur'an, tetapi mampu membantu mencapai orgasm intelektual pembaca :) 
he he he, orgasm itu sama dengan khusyu' kan mbak :)

Wassalam
Abdul Mu'iz

At 06:53 AM 6/29/2009 +, you wrote:


Nggak ada masalah dengan Quran secara apa adanya. Tapi yang bikin masalah 
kita, kalau kita nggak sabaran mengulitinya, melewati poin2 yang halus, 
apalagi mendesakkan keyakinan dan opini kita jadi fiqh, wah itu mereduksi 
mitos menjadi berhala.

Mungkin sulit dipercaya, tapi berdebat seperti ini secara tertulis atau 
pun lisan, seseorang bisa mencapai ectasy (kekhusu'an). Di tradisi 
pesantren sebenarnya dipraktekkan ini tapi sepertinya kita nggak bisa ke 
situ, mungkin tradisi jawa kita nggak boleh diijinkan terlalu banyak 
berkata barangkali.

Sebenarnya ada jalan lain untuk menghayati Quran dengan lebih langsung, 
yang mungkin sesuai dengan kemampuan verbal dan logika kita. Kalau logika 
kita nggak cukup dan nggak sabaran untuk memahami makna di balik mitos, 
kita bisa konsentrasi dengan membaca ayat2 Quran keras2 dan melagukannya, 
atau ngedengerin. Paling tidak itu jadi pengalaman batin tersendiri. Dan 
itu pasti ada efeknya. Tradisi di Indonesia banyak melakukan ini, tapi 
bablas, jadinya mistik.

Kelompok fundamentalis bisa tampil dengan dua cara itu, tapi saya selalu 
bertanya-tanya, apa sesungguhnya dalam pikiran mereka? Kalau sesudah zikir 
dan solat bersama, lalu kiyainya pidato, dan pidatonya itu politik yang 
menghujat2, itu apa dalam pikirannya?

salam
Mia

--- In 
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah@yahoogroups.com, 
Abdul Mu'iz qual...@... wrote:
 
  Terima kasih kembali mbak Mia,
 
  memang yang ingin saya sampaikan adalah problem fiktisasi tokoh adam itu,
  dalam hal deskripsi kisah inilah kelebihan al qur'an, sanggup menyodorkan
  bahasa yang bersayap penuh inspiratif, multi tafsir, sehingga selalu cocok
  segala zaman.
 
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
 




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Air Matanya Telah Mengering

2009-06-29 Terurut Topik muhamad agus syafii
Air Matanya Telah Mengering

By: agussyafii

Air matanya sudah lama tidak bisa mengalir. Sejak kehidupan yang dialaminya 
kekecewaan yang selalu didapatkan. Adiknya yang dibantu malah merebut pasarnya. 
istri yang dicintainya meninggalkannya justru ditengah dirinya terpuruk. 
untungnya anak-anaknya masih setia menemaninya. Mas Izul suka sekali berkumpul 
dengan anak-anak Amalia. terkadang hari jumat ikut yasinan bersama kami. 
Katanya, air mata saya telah lama mengering. Hanya kepada Sang Khaliqlah saya 
memohon pertolongan.

Mas Izul begitu kuat dan tegar. Bila bukan karena keyakinannya dia sudah jatuh 
tersungkur. Malam itu Mas Izul bercerita. Dirinya jatuh sakit. Dari hasil 
pemeriksaan ternyata dia mengalami pembengkakan empedu dan harus dirawat 
dirumah sakit. untuk dirawat. Ditengah ketidak berdayaannya, dengan berbaring. 
Saya melaksanakan sholat fardhu. dilanjutkan dengan berzikir dan berdoa. 

Memohon kepada Alloh SWT agar diberikan kesempatan untuk menebus semua 
dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Saya tidak bisa meninggalkan warisan apapun 
kepada anak-anak. Saya hanya memohon diperkenankan oleh Alloh SWT memberikan 
waktu agar saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan saya.  Agar bisa 
membimbing anak-anak.

Sungguh luar biasa. Setelah berdoa tubuh saya agak pulih. Namun kesembuhannya 
harus ditebusnya dengan menghadapi  tiga kali pisau bedah para dokter. Operasi 
demi operasi harus dilaluinya. Sampai kemudian Mas Izul sembuh total.  Malam 
itu Mas Izul menangis dengan derai air mata. katanya sungguh nikmat orang bisa 
menangis. dirinya sudah lupa kapan terakhir menangis. Air matanya wujud 
kebahagiaan dirinya. 'Air mata ini sebagai tanda saya tidak pernah menyesali 
penderitaan yang telah saya lalui. Cobaan itu justru membuat saya semakin 
nikmat menghadapi hidup. Sesungguhnya Alloh SWT tidak memberikan cobaan diluar 
batas kemampuan hambaNya untuk menerima.'

'Untuk saya Alloh SWT memberi cobaan, tetapi didalamnya Alloh juga memberikan 
hikmah yang teramat besar agar saya memahami makna hidup ini. Tutur Mas Izul 
dalam kebahagiaan itu. Malam itu Mas Izul sudah bisa menangis lagi setelah lama 
air matanya mengering dalam duka. Dalam nestapa banyak karunia hidup yang 
diterima dari Sang Khaliq. Suara anak-anak Amalia terdengar nyaring membaca 
surat Yaasin. Dan kami memanjatkan doa kebahagiaan untuk semua insan.


Wassalam,
Agussyafii

---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, 
tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan 
mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI 
),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program 
kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok 
ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari 
dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: mitologi - kisah adam dan pasangannya

2009-06-29 Terurut Topik sunny
Koq pakai orgasm?

  - Original Message - 
  From: Abdul Mu'iz 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 29, 2009 9:29 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: mitologi - kisah adam dan pasangannya





  Subhanallah, rupanya mbak Mia tidak hanya cerdas mengelaborate kisah adam 
  dalam qur'an, tetapi mampu membantu mencapai orgasm intelektual pembaca :) 
  he he he, orgasm itu sama dengan khusyu' kan mbak :)

  Wassalam
  Abdul Mu'iz

  At 06:53 AM 6/29/2009 +, you wrote:

  Nggak ada masalah dengan Quran secara apa adanya. Tapi yang bikin masalah 
  kita, kalau kita nggak sabaran mengulitinya, melewati poin2 yang halus, 
  apalagi mendesakkan keyakinan dan opini kita jadi fiqh, wah itu mereduksi 
  mitos menjadi berhala.
  
  Mungkin sulit dipercaya, tapi berdebat seperti ini secara tertulis atau 
  pun lisan, seseorang bisa mencapai ectasy (kekhusu'an). Di tradisi 
  pesantren sebenarnya dipraktekkan ini tapi sepertinya kita nggak bisa ke 
  situ, mungkin tradisi jawa kita nggak boleh diijinkan terlalu banyak 
  berkata barangkali.
  
  Sebenarnya ada jalan lain untuk menghayati Quran dengan lebih langsung, 
  yang mungkin sesuai dengan kemampuan verbal dan logika kita. Kalau logika 
  kita nggak cukup dan nggak sabaran untuk memahami makna di balik mitos, 
  kita bisa konsentrasi dengan membaca ayat2 Quran keras2 dan melagukannya, 
  atau ngedengerin. Paling tidak itu jadi pengalaman batin tersendiri. Dan 
  itu pasti ada efeknya. Tradisi di Indonesia banyak melakukan ini, tapi 
  bablas, jadinya mistik.
  
  Kelompok fundamentalis bisa tampil dengan dua cara itu, tapi saya selalu 
  bertanya-tanya, apa sesungguhnya dalam pikiran mereka? Kalau sesudah zikir 
  dan solat bersama, lalu kiyainya pidato, dan pidatonya itu politik yang 
  menghujat2, itu apa dalam pikirannya?
  
  salam
  Mia
  
  --- In 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah@yahoogroups.com, 
  Abdul Mu'iz qual...@... wrote:
   
Terima kasih kembali mbak Mia,
   
memang yang ingin saya sampaikan adalah problem fiktisasi tokoh adam itu,
dalam hal deskripsi kisah inilah kelebihan al qur'an, sanggup menyodorkan
bahasa yang bersayap penuh inspiratif, multi tafsir, sehingga selalu cocok
segala zaman.
   
Wassalam
Abdul Mu'iz
   
  
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Harga LNG Tangguh Masih Bisa Dinegosiasikan

2009-06-29 Terurut Topik sunny
Refleksi :  Mungkin sengaja harga penjualan direndahkan agar pembuat  kontrak 
mendapat kick-back. Kalau dinegsosiasi kembali harga LNG mungkin sekali uang 
dibawah  meja yang telah dibayar kepada pembuat kontrak pihak NKRI harus 
diungkapkan agar bisa dibuat kontrak baru.  Untuk ini  akan bisa terbongkar 
siapa-siapa menerima uang bawah meja. Rupanya banyak orang  penting nan 
berkuasa terkait dalam pembagian rejeki haram LNG harga murah dan oleh karena 
tidak ada yang berani maju mengnegosiasi. Dirgahuyu harga mati NKRI!


http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=8846

2009-06-27 
Harga LNG Tangguh Masih Bisa Dinegosiasikan


sp/ignatius liliek

Purnomo Yusgiantoro

[JAKARTA] Pembeli LNG Tangguh, K-Power dan Posco, menyetujui harga gas bumi 
yang berasal dari Lapangan Tangguh ditinjau ulang pada masa yang akan datang. 
Comfort letter telah disampaikan kedua pembeli itu kepada Pemerintah Indonesia.

Kan dulu harga LNG Tangguh ke Fujian dan Posko rendah, kemudian kami 
negosiasikan dengan Fujian, akhirnya bisa naik dan bisa dinegosiasikan lagi. 
Tiap empat tahun kami review lagi. Sekarang, Korea mengikuti atau menyesuaikan 
dengan Fujian, ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo 
Yusgiantoro di Jakarta, Jumat (26/6). 

Dituturkan, pembeli Korea telah menyampaikan side letter bahwa mereka siap 
melakukan amendemen atau peninjauan harga mengikuti Fujian. 

Dengan demikian, jika pemerintah berhasil melakukan negosiasi harga baru dengan 
Fujian, otomatis harga jual LNG ke Korea ikut berubah. Berbeda dengan Fujian, 
penyesuaian harga jual LNG ke Korea akan lebih fleksibel tidak harus empat 
tahun sekali. 

Kontrak harga jual ke K-Power dan Posco, papar Purnomo, telah berhasil 
dinegosiasi ulang sampai ke tingkat harga minyak sebesar US$ 38 per barel. 
Harga jual LNG Tangguh ke K-Power dan Posco sebesar US$ 3,3 per MMBTU. 

Sementara itu, mengenai renegosiasi kontrak harga jual LNG Tangguh ke Fujian, 
pemerintah masih terus mengupayakan kenaikan batas atas di atas harga minyak 
US$ 38 per barel.

Dikatakan Purnomo, mengingat kontrak ke Fujian merupakan kontrak jangka 
panjang, maka dimungkinkan adanya perubahan isi kontrak dengan persetujuan 
kedua belah pihak, antara lain peninjauan ulang har-ga gas bumi setiap empat 
tahun.

Pengamat perminyakan, Kurtubi mendesak pemerintah segera menyelesaikan 
negosiasi harga LNG Tangguh ke Fujian. Pasalnya, harga minyak sudah kembali 
bergerak naik ke level US$ 70 per barel. 

Renegosiasi harga LNG Tangguh harus diteruskan dan didorong, tidak boleh 
dihentikan. Publik perlu diberitahu kenapa tim renegosiasi hingga kini enggak 
ada hasil, ujarnya. 

Menurutnya, potensi kerugian negara sangat besar karena harga minyak dunia akan 
terus naik dalam 25 tahun ke depan. Dengan harga minyak mentah US$ 70 per 
barel, saat ini LNG badak dijual ke Jepang sekitar US$ 9 per MMBTU. Sementara 
harga jual LNG Tangguh ke Fujian, Tiongkok hanya US$ 3,35 per MMBTU. Lebih 
baik dialihkan untuk keperluan dalam negeri, katanya. 

Jadwal pengapalan ekspor LNG Tangguh masih belum jelas. Dirjen Migas Evita 
Le-gowo mengatakan, 28 Juni lapangan gas Tangguh akan mulai berproduksi. 

Mulai produksi tanggal 28 Juni, itu baru masuk ke tangki penyimpanan, saya 
belum tahu kapan akan dikirim. Belum tahu pengapalannya kapan, karena tanker 
harus dicek keamanannya, persiapannya masih akan lama, ujar Evita. 

Menteri Energi danß Sumber Daya Mineral akan melakukan sidak ke lapangan gas 
Tangguh untuk melihat sejauh mana persiapan produksi Tangguh. 

Mesti disiapkan dulu supaya cukup baik. Kami lihat juga apakah sistem sudah 
bekerja dengan cukup baik, kata Purnomo. [D-11]



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
ha ha  ada2 aja nih ...
menurut saya sudah pas itu kata di sana ...
di sana maksudnya kata tunjuk untuk indonesia yang sudah disebutkan di
bait sebelumnya
kalau di sini menunjukkan tempat tertentu dan terbatas pada kondisi
tertentu serta jadi tidak nyambung dengan bait sebelumnya
kalau dengan kata di sana, indonesia raya bisa dinyanyikan di mana2,
bisa dinyanyikan di luar negeri kalau misalnya ada perayaan kemenangan
tim indonesia atau ada kepala negara indonesia ke luar negeri

salam,
--
wikan

2009/6/29 sunny am...@tele2.se:


 Suara Merdeka

 Lagu Indonesia Raya Versi Baru
 Ditulis Oleh Muhajir Arrosyid

 27-06-2009,
 Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku.
 Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku.
 Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku.
 Marilah kita berseru Indonesia bersatu!


Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik sunny
Yang ciptakan lagu adalah seorang feminis, makanya ditulis pandu ibuku. Kalau 
 bukan feminis  pasti ditulis panji ayahku  :-))



  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 29, 2009 11:44 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru





  ha ha  ada2 aja nih ...
  menurut saya sudah pas itu kata di sana ...
  di sana maksudnya kata tunjuk untuk indonesia yang sudah disebutkan di
  bait sebelumnya
  kalau di sini menunjukkan tempat tertentu dan terbatas pada kondisi
  tertentu serta jadi tidak nyambung dengan bait sebelumnya
  kalau dengan kata di sana, indonesia raya bisa dinyanyikan di mana2,
  bisa dinyanyikan di luar negeri kalau misalnya ada perayaan kemenangan
  tim indonesia atau ada kepala negara indonesia ke luar negeri

  salam,
  --
  wikan

  2009/6/29 sunny am...@tele2.se:
  
  
   Suara Merdeka
  
   Lagu Indonesia Raya Versi Baru
   Ditulis Oleh Muhajir Arrosyid
  
   27-06-2009,
   Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku.
   Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku.
   Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku.
   Marilah kita berseru Indonesia bersatu!


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
gerakan kepanduan kan sudah ditiadakan
diganti namanya jadi pramuka
jadi ditulisnya sekarang pramuka ibuku
:)

salam,
--
wikan

2009/6/29 sunny am...@tele2.se:


 Yang ciptakan lagu adalah seorang feminis, makanya ditulis pandu ibuku.
 Kalau bukan feminis pasti ditulis panji ayahku :-))


Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik Irwan Kurniawan
'pramuka bundaku' kalee..
sekarang kan yg ngetop kata bunda.. :-p

-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com


Pada 29 Juni 2009 17:25, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.commenulis:



 gerakan kepanduan kan sudah ditiadakan
 diganti namanya jadi pramuka
 jadi ditulisnya sekarang pramuka ibuku
 :)


 salam,
 --
 wikan

 2009/6/29 sunny am...@tele2.se ambon%40tele2.se:
 
 
  Yang ciptakan lagu adalah seorang feminis, makanya ditulis pandu ibuku.
  Kalau bukan feminis pasti ditulis panji ayahku :-))



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Perjuangan Melawan Lupa

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.tempointeraktif.com/hg/kolom/2009/06/25/kol,20090625-90,id.html


Perjuangan Melawan Lupa
Kamis, 25 Juni 2009 | 16:25 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta: Calon wakil presiden Prabowo Subianto membantah jika 
disebut pernah memiliki kewarganegaraan Yordania. Sebuah tim hukum kabarnya 
sudah dibentuk oleh kubu Mega-Pro untuk mengadukan saya ke polisi. Tapi apa 
saja bisa mereka lakukan, kecuali menuduh saya melakukan fitnah dan kampanye 
hitam. Saya hanya ingin orang-orang Indonesia tidak mudah melupakan sejarah. 
Apa yang saya lakukan di dalam talk show malam itu adalah bertanya. Dengan 
menyitir berita di sebuah harian nasional tentang pemberian kewarganegaraan 
Yordania kepada Prabowo. Tujuannya mempersoalkan: mengapa dia absen dari Tanah 
Air saat Presiden B.J. Habibie memerintahkan pemeriksaan atas dugaan 
keterlibatannya di dalam kerusuhan Mei 1998? 

Lagi pula ini adalah masa kampanye. Ini waktunya setiap calon pemimpin 
mengatakan apa saja yang bisa membuat mereka kelihatan lebih unggul dari yang 
lain. Tapi ini juga masa bagi pemilih untuk menilai para calon pemimpin. 
Politik adalah cara untuk mewujudkan kepentingan publik. Kita semua harus 
terlibat aktif di dalam wacana publik untuk memastikan: para pemimpin yang 
kelak terpilih adalah yang memenuhi standar tertinggi. Bukankah kepada mereka 
kita akan mempercayakan hidup kita sebagai warga negara?

Sebenarnya, pada kurun waktu 1998-2000, pemberian kewarganegaraan Yordania 
kepada Prabowo sudah menjadi percakapan publik. Media massa, di dalam dan luar 
negeri, gencar memberitakan. Tapi semua itu adalah bagian dari keprihatinan 
umum atas ketidakmampuan pemerintah menghadirkan Prabowo untuk diperiksa. Lagi 
pula berpindah kewarganegaraan adalah hak individual yang dijamin kebebasannya 
oleh banyak konstitusi. Soalnya mendadak sontak berbeda karena hari ini Prabowo 
mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Konstitusi kita mewajibkan setiap 
calon presiden dan wakilnya tidak pernah mendapatkan kewarganegaraan lain. Maka 
sekarang ada dua hal yang harus kita uji dari cawapres Prabowo: komitmennya 
kepada perlindungan hak-hak asasi manusia dan kejujurannya kepada konstitusi. 

Bagi saya, apakah Prabowo pernah memiliki kewarganegaraan Yordania adalah 
sebuah misteri. Prabowo mengakui ditawari oleh sahabatnya, Pangeran Abdullah, 
namun menolak. Misterinya, tidak ada satu pun media di dalam dan luar 
negeri--sekurangnya yang saya periksa--menulis Prabowo ditawari 
kewarganegaraan Yordania. Semuanya menulis diberi. Berusaha menjawab 
teka-teki itu, sebuah harian nasional melakukan investigasi. Laporannya 
mengejutkan: kewarganegaraan Yordania sesungguhnya hanya bisa diberikan bila 
diminta. Lebih jauh, kewarganegaraan Yordania diberikan serentak kepada Prabowo 
dan beberapa individu kebangsaan lain setelah sidang Dewan Kabinet pada akhir 
November 1998 memeriksa permohonan mereka. Hasilnya kemudian dikukuhkan oleh 
dekrit kerajaan pada 10 Desember 1998 dan diberitakan oleh koran Yordania, 
Al-Ra'i, keesokan harinya.

Kantor berita Xinhua pada 23 Desember 1998 bahkan menulis begini: According to 
reports from Amman, the office of Prime Minister Fayez Tarawneh has confirmed 
that Prabowo's bid for citizenship had been endorsed by a Royal Decree on 
December 10. Laporan itu secara tidak langsung dikonfirmasi oleh Hashim 
Djojohadikusumo. Dia bilang, saudaranya telah diberi kewarganegaraan Yordania, 
namun tidak akan menyerahkan kewarganegaraan Indonesianya. Hashim menyebut 
pemberian itu sebagai penghargaan internasional.

Yordania adalah negara monarki. Namun, undang-undang kewarganegaraannya 
memiliki aturan yang jelas mengenai prosedur pemberian kewarganegaraan. Itu 
hanya bisa diberikan atas permintaan. Syaratnya, si pemohon sudah tinggal 
sekurangnya empat tahun di Yordania. Namun, kuasa raja bisa mengabaikan syarat 
tinggal empat tahun itu. Yordania juga tidak mengakui dwikewarganegaraan.

Pada sisi lain, dan ini kontroversinya, Menteri Luar Negeri Ali Alatas 
dilaporkan pernah meminta penjelasan tentang pemberian kewarganegaraan Prabowo 
kepada pemerintah Yordania. Menurut dia, Kementerian Dalam Negeri Yordania 
tidak menemukan file Prabowo dalam registrasi kewarganegaraan dan paspor. Duta 
Besar Yordania di Indonesia juga menyatakan serupa. Pertanyaannya: bagaimana 
keterangan Kementerian Dalam Negeri dan Duta Besar Yordania bisa bertolak 
belakang dengan keterangan kantor Perdana Menteri?

Prabowo sendiri sudah meninggalkan Indonesia sejak Agustus 1998, lima hari 
setelah keluar keputusan DKP yang menghukumnya dengan menghentikannya dari 
dinas militer. Ia tidak pernah kembali ke Indonesia sampai November tiga tahun 
kemudian. Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo dalam beberapa wawancara 
mengakui sejak itu Prabowo berada di Amman. Sang patriot tidak pulang ke Tanah 
Air ketika negara memerlukan kehadirannya untuk diperiksa sebagai tindak lanjut 
temuan Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998.

Demi ketaatan pada konstitusi, 

Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik Dwi Soegardi
'pandu' kan maksudnya guide, scout
walaupun organisasinya sudah ganti,
tapi makna dalam lagu kan tetap.

masih untung tidak ada yang mengusulkan
Indonesia Bersatu menjadi Indonesia Berfederasi. :D


2009/6/29 Irwan Kurniawan irwank...@gmail.com:
 'pramuka bundaku' kalee..
 sekarang kan yg ngetop kata bunda.. :-p

 --
 Wassalam,

 Irwan.K
 Better team works could lead us to better results
 http://irwank.blogspot.com


 Pada 29 Juni 2009 17:25, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.commenulis:



 gerakan kepanduan kan sudah ditiadakan
 diganti namanya jadi pramuka
 jadi ditulisnya sekarang pramuka ibuku
 :)


 salam,
 --
 wikan

 2009/6/29 sunny am...@tele2.se ambon%40tele2.se:
 
 
  Yang ciptakan lagu adalah seorang feminis, makanya ditulis pandu ibuku.
  Kalau bukan feminis pasti ditulis panji ayahku :-))



 [Non-text portions of this message have been removed]



 

 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

 Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links






[wanita-muslimah] Re: Debat Doha: Perempuan Bebas Pilih Suami

2009-06-29 Terurut Topik Dwi Soegardi
Meninjau kembali Debat Doha yang terakhir, Mei 2009 yang lalu,
dengan tema: Apakah Muslimah bebas memilih calon suaminya?

- video dapat dilihat di youtube http://www.youtube.com/watch?v=m9CHEhZL0OA
(cukup lama debatnya, lebih dari 45 menit videonya)
sekalipun debat cukup hangat antara pihak yang pro (aktivis perempuan
Asra Nomani)
dan yang anti (ulama konservatif Yasir Qadhi), argumen kedua belah pihak
masih kurang menggigit.
Pada tataran praktis, menikah dibatasi oleh hal-hal: agama, adat, sosio-ekonomi,
sampai politik. Dalam debat ini, fokusnya terutama perempuan muslimah
masih lebih banyak batasannya
dibanding laki-laki dalam memilih pasangan, antara lain yang paling
ditentang oleh kaum konservatif
adalah menikah dengan nonmuslim dan menikah sesama jenis.

- Mayoritas audiens debat mendukung mosi dengan suara 62:38. Tampaknya
audiens yang mayoritas
berusia muda mempunyai pandangan yang lebih terbuka dan bebas.

- Polling/survey dilakukan dengan responden di dunia Arab, di luar
audiens Debat Doha, pada awal Juni,
hasilnya menunjukkan lebih dari 85% responden menolak mosi Debat Doha, terutama
kalangan perempuan tidak setuju bahwa muslimah bebas memilih calon
suami nonmuslim
dengan alasan adanya larangan yang tercantum dalam al-Quran.
Hanya sebagian kecil, 25%, yang berpendapat adanya ketidakadilan bahwa
laki-laki muslim
dibolehkan menikah dengan perempuan nonmuslim.

http://www.thedohadebates.com/news/item.asp?n=4800

Arabs reject Doha Debate vote on Muslim marriage

Wednesday, June 17 2009

ARABS REJECT DOHA DEBATE VOTE ON MUSLIM MARRIAGE

Doha, Qatar, June 17, 2009:   Arabs across the Middle East have voiced
serious opposition to a recent vote at the Doha Debates that Muslim
women should be free to marry the man of their choice.

An opinion poll, commissioned by the Qatar-based debating forum,
revealed over 85 percent of Arabs against the proposition, with the
strongest objections coming from women.

The finding stands in stark contrast to the result of the last debate,
held on May 25th in Doha, when 62 percent of the mainly-Arab audience
voted to remove all restrictions on a Muslim woman's choice of
husband.

In the poll carried out by YouGov, 89 percent of women said it was
prohibited for Muslim women to marry outside their religion, with the
majority citing the Koran as the reason for their conviction.

More than 800 respondents from North Africa, the Gulf, Levant and Iraq
took part in the online survey between June 4-9.

A large majority opposed arranged marriages, while a quarter thought
it was unfair that Muslim men could marry outside their faith at the
same time as women were facing restrictions.

On Mon, May 25, 2009 at 10:47 PM, Dwi Soegardisoega...@gmail.com wrote:

 Debat Doha (http://www.dohadebates.com) adalah forum debat bebas bagi
 masyarakat umum di dunia Arab membahas masalah-masalah di wilayah
 tersebut.
 Topik-topik yang pernah dibahas antara lain:
 - Apakah negara-negara Arab perlu menyerahkan Presiden Sudan untuk
 diadili di Mahkamah Internasional?
 - Apakah Islam politik ancaman bagi Barat?
 - Apakah perkembangan demokrasi terhambat di Arab?

 Debat-debat ini dapat dilihat videonya maupun didengarkan mp3nya.

 Untuk bulan ini topiknya adalah Apakah muslimah berhak memilih siapa
 yang akan dinikahinya?
 Hasilnya forum menyetujui dengan suara 62:38.



 http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=293103version=1template_id=36parent_id=16

 Muslim women should be ‘free to choose a husband’

 The panel last night: Asra Nomani; Mohammed al-Habash; Tim Sebastian;
 Thuraya al-Rayed and Yasir Qadhi

 By Peter Townson

 The Motion ‘This House believes that Muslim women should be free to
 marry anyone they choose’, was passed resoundingly by 62% to 38% at
 the final episode of the fifth series of the Doha Debates last night.

 A lively audience questioned the panellists on a highly emotional
 issue, with a number of young Qatari women arguing staunchly for their
 right to make a choice about who they should marry.

 First to speak for the motion was journalist and author Asra Nomani,
 who spoke about her personal experiences as a young Muslim woman who
 was pushed into a loveless marriage.

 “I wish we could have been having this conversation 25 years ago,” she
 said, “and I want to ensure that no other young Muslim women have to
 go through the suffering that I went through”.

 “Religion is not supposed to bring about suffering,” she argued,
 “marriage is about love, passion and kinship and all our daughters of
 Islam deserve this”.

 She was followed by the Muslim American cleric and dean of Academic
 Affairs at Al Maghrib Institute, Yasir Qadhi, who stated that to
 support the motion was both illogical and impractical. “To be a Muslim
 means to submit,” he argued, saying “it is illogical to say you are a
 Muslim and then try and destroy the rules upon which the religion is
 based”.

 He also argued that it is also impractical for people from different
 religions to 

Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
lho sekarang kan sudah era otonomi daerah
jadi kita ganti lagunya menjadi Indonesia Berotda

:)

salam,
--
wikan

2009/6/29 Dwi Soegardi soega...@gmail.com:


 'pandu' kan maksudnya guide, scout
 walaupun organisasinya sudah ganti,
 tapi makna dalam lagu kan tetap.

 masih untung tidak ada yang mengusulkan
 Indonesia Bersatu menjadi Indonesia Berfederasi. :D


[wanita-muslimah] ruu rahasia negara

2009-06-29 Terurut Topik noni marlini
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/29/20501056/Tanggapi.RUU.Rahasia.Negara.Dong
 
Tanggapi RUU Rahasia Negara Dong!
 
Senin, 29 Juni 2009 | 20:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Seluruh elemen masyarakat sipil diminta berhati-hati dan 
waspada terhadap kemungkinan besar lolos dan disahkannya Rancangan 
Undang-Undang Rahasia Negara (RUU RN), sebelum masa pemerintahan atau masa 
kerja legislatif periode tahun 2004-2009 sekarang berakhir. Menurut Anggota 
Komisi I dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Djoko Susilo, Senin (29/6), 
sangat disayangkan masih banyak kalangan masyarakat sipil, seperti media massa, 
jurnalis, organisasi profesi wartawan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), 
bersikap adem ayem dan seolah sama sekali tidak ngeh. Jangan sampai setelah 
ada kasus seperti Prita kemarin, orang baru terbelalak dan terkaget-kaget, lalu 
mengajukan penolakan keras, pesannya.
Padahal saat UU ITE itu diproses, orang tidak ada yang memperhatikan sehingga 
aturan itu bisa dengan mudah lolos, ujar Djoko.
Seperti pernah juga diwartakan Kompas, beberapa waktu lalu peristiwa gugatan 
pidana yang menimpa seorang ibu rumah tangga, Prita Mulyasari, sempat memicu 
kontroversi. Prita digugat pidana dengan menggunakan Pasal 27 Undang-Undang 
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik setelah menulis 
surat elektronik berisi pendapat pribadinya terkait ketidakpuasannya atas 
pelayanan RS Omni Internasional. Tidak urung, kasus Prita yang belakangan 
dinyatakan bebas dari gugatan hukum itu, menarik perhatian dan malah menjadi 
bahan kampanye para kandidat calon presiden dan wakil presiden. Jangan sampai 
seperti itu. Orang terbelalak, lho kok sepertinya UU begitu (UU ITE) saja bisa 
bermasalah. Masyarakat berpikir, kok sepertinya tidak pernah tahu dari mana 
asalnya atau kapan membahasnya? Kalau kondisinya adem ayem terus begini, saya 
perkirakan RUU RN bakal lolos disahkan sebentar lagi, kritik Djoko.
Kesan dikebut dan seolah kejar setoran atas proses pembahasan RUU RN itu juga 
diakui Djoko. Sayangnya, masyarakat tidak banyak yang menyuarakan penolakan 
keras agar produk RUU itu bisa ditunda pengesahannya.
Djoko menambahkan, masyarakat patut lebih berhati-hati mengingat ada banyak 
pasal dalam RUU RN, yang pada praktiknya nanti justru lebih membebani subyek 
hukum, dalam hal ini masyarakat, ketimbang ke pengelola dalam hal ini 
pemerintah.
Bahkan, tambah Djoko, dalam sejumlah pasalnya dimungkinkan seseorang atau 
korporasi dijatuhi hukuman pidana atau denda berat lantaran sekadar menerima 
atau memperoleh sesuatu yang dikategorikan rahasia negara. Jadi, seperti 
wartawan atau media massa, dengan hanya mendapatkan informasi berkategori 
rahasia negara saja tanpa perlu memublikasikannya, mereka bisa dipidana dengan 
RUU RN itu. Tapi pengelola rahasia negara malah hampir tidak akan kena 
masalah, ujar Djoko.
Kondisi seperti itu sangat membahayakan, terutama terkait upaya pemberantasan 
korupsi atau kasus-kasus lain seperti terkait masalah hak asasi manusia (HAM). 
Belum lagi, menurut Djoko, setelah disahkan, produk UU itu nantinya akan diatur 
kembali pelaksanaannya lewat sebuah Peraturan Pemerintah (PP), yang diibaratkan 
Djoko seperti memberi cek kosong kepada pemerintah, yang bisa diisi apa pun.
 


  Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers! http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Musim Panas di Fontainebleau

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/06/29/LU/mbm.20090629.LU130726.id.html

Musim Panas di Fontainebleau

Dengan beasiswa Kamar Dagang Indonesia, Jusuf Kalla ikut kursus manajemen di 
Prancis. Menjadi salah satu alumnus yang dibanggakan.
Henri-Claude de Bettignies berada di Singapura ketika di sebuah koran dia 
menemukan berita tentang Jusuf Kalla. Bekas muridnya di Institut Européen 
d'Administration des Affaires (INSEAD) itu terpilih menjadi Wakil Presiden 
Indonesia. Buru-buru dia berkemas dan terbang ke Jakarta. 

Kalla ingat betul, De Bettignies muncul di ruang tamunya hanya dua hari setelah 
dia pindah ke rumah di Jalan Diponegoro. Dia tamu asing saya yang pertama 
setelah jadi wapres, ceritanya kepada Tempo di atas pesawat Boeing Business 
Jet 737-700, yang tengah terbang menuju Denpasar dari Papua, Sabtu dua pekan 
lalu. 

Pertemuan itu berlangsung singkat. De Bettignies menyampaikan rasa bangganya 
karena ada alumnus INSEAD yang menjadi wakil presiden. 

Bersama 20-an eksekutif muda lainnya, Kalla mendapat beasiswa dari Kamar Dagang 
Indonesia untuk kursus management of change di INSEAD, Fontainebleau, Prancis. 
Semua biaya ditanggung, sekolahnya, asramanya, kata Kalla. Rombongan itu 
dipimpin Soedjai Kartasasmita, kini Ketua Gabungan Perusahaan Perkebunan 
Indonesia. Dari Makassar ikut juga pengusaha Syamsul Bahri. 

Mereka tiba di Fontainebleau di ujung musim semi 1977. Udara Prancis mulai 
gerah. Meski terletak di tengah hutan, kota sekitar 60 kilometer di tenggara 
Paris itu tak pernah sepi. Maklum, panorama yang indah dan kekayaan sejarah 
menjadikan Fontainebleau salah satu tujuan wisata. 

Di ujung kota satelit itulah kampus INSEAD berada, persis di depan Chateau de 
Fontainebleau-bekas istana paling megah di Prancis. Dari chateau itu, pada 
1814, Napoleon Bonaparte berangkat menuju pengasingan di Elba, diantar lambaian 
tangan pengawalnya. 

Rombongan pengusaha Indonesia itu tinggal di asrama mahasiswa, sebuah chateau, 
satu orang satu kamar. Setiap Jumat, beramai-ramai mereka ke Paris, menginap 
dua malam, baru kembali ke asrama Ahad sore. Kami masih muda waktu itu, kata 
Kalla. Dia mengaku suka jalan-jalan keliling kota, mengunjungi tempat terkenal, 
nonton film, dan mencicipi makanan-makanan khas. 

Menurut Soedjai, mereka lebih banyak belajar soal kepemimpinan dan manajemen. 
Programnya serius, meski cuma satu setengah bulan, katanya. Ada sedikit 
teori, banyak bedah kasus dan diskusi. Setiap akhir pekan, peserta kursus 
diminta mewawancarai dua mahasiswa master of business administration (MBA). 
Hasilnya dijadikan bahan presentasi dalam diskusi pekan berikutnya. 

De Bettignies, yang kala itu baru dua tahun menjadi profesor, mengajarkan 
etika, corporate social responsibility, manajemen sumber daya manusia, dan 
transformasi perusahaan. 

Menurut Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, alumnus INSEAD 1979, 
materi kuliah di institut bisnis terkemuka itu sebenarnya tidak terlalu 
istimewa. Saya pernah ikut pelatihan di Universitas Indonesia dan Institut 
Teknologi Bandung. Enggak beda jauh, katanya. 

Yang membuat sekolah ini istimewa, kata Jero, siswanya orang-orang pilihan. 
Untuk program eksekutif, misalnya, INSEAD hanya menerima manajer atau direktur 
di perusahaan ternama. Kalla, misalnya, telah menjadi pengusaha sukses di 
Sulawesi ketika mendapat beasiswa dari Kamar Dagang. 

Barangkali itu sebabnya institut pelopor pendidikan MBA di Eropa yang mengusung 
moto sekolah bisnis untuk dunia ini punya segudang alumnus ternama. Di 
antaranya Pangeran Jean dari Luksemburg; Pangeran Friso dan Constantijn dari 
Belanda; bos Kodak, Antonio M. Perez; pemimpin L'Oreal, Lindsay Owen-Jones. 

Toh, Kalla mengaku suka INSEAD. Dia terkesan dengan metode belajar praktis yang 
lebih banyak diisi diskusi dan bedah kasus. 

Lima tahun lalu, setelah terpilih jadi wakil presiden, Kalla pun masuk daftar 
alumnus bintang sekolah bisnis ternama itu. Sebenarnya itu kursus singkat 
saja. Tapi, karena ada ijazah, lalu orang cantumkan sebagai pendidikan, 
katanya terbahak.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Membaiknya Ekonomi Mitra Dagang Topang Pertumbuhan Indonesia

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2009/06/29/brk,20090629-184394,id.html

Membaiknya Ekonomi Mitra Dagang Topang Pertumbuhan Indonesia
Senin, 29 Juni 2009 | 19:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia menilai gejala pemulihan ekonomi di 
negara-negara mitra dagang akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 
kuartal kedua 2009, namun hingga saat ini bank sentral belum memiliki hasil 
perhitungan yang lengkap soal proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2009. 

Meski demikian berbagai analisa menunjukkan pertumbuhan ekonomi global, 
terutama regional seperti Cina, India, dan Korea Selatan, diperkirakan 
menunjukkan tren peningkatan. Kami prediksikan sumber pertumbuhan kita juga 
akan disumbar eksternal, terutama dari ekspor, kata Deputi Gubernur Bank 
Indonesia, Hartadi A. Sarwono di sela rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan 
Perbankan, di Jakarta, Senin (29/6). 

Dia belum bisa memperkirakan seberapa besar pencapaian pertumbuhan ekonomi 
kuartal kedua. Tapi dia hanya sependapat dengan perkiraan pemerintah dan Badan 
Pusat Statistik yang sebelumnya mengungkapkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 
akan sedikit menurun karena tingginya basis perhitungan pertumbuhan periode 
yang sama tahun lalu.

Kuartal kedua biasanya turun secara musiman, tapi seberapa besar penurunannya 
akan kami lihat. Terutama jika terhadap kuartal per kuartal pasti akan 
meningkat, tapi kalau kalau dibandingkan tahun lalu akan turun, katanya.

Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi tahunan pada kuartal 
pertama 2009 mencapai 4,4 persen. Pertumbuhan itu diperkirakan akan melamban 
pada kuartal selanjutnya, meski pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi 
kuartal kedua akan mendekati 4 persen dan mencapai 4,3 persen pada akhir 2009. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal 
kedua ini akan sangat dipengaruhi kinerja ekspor dan impor yang diperkirakan 
akan membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh negatif mendekati 
minus 20 persen. Demikian pula dari sisi investasi yang diperkirakan tak 
seburuk kuartal pertama 2009. 

AGOENG WIJAYA


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru

2009-06-29 Terurut Topik sunny
Sudah ada yang mengusulkan untuk dikembali ke negara federasi, salah seorang 
diantaranya Pamungkas. 

  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 29, 2009 3:10 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Lagu Indonesia Raya Versi Baru





  'pandu' kan maksudnya guide, scout
  walaupun organisasinya sudah ganti,
  tapi makna dalam lagu kan tetap.

  masih untung tidak ada yang mengusulkan
  Indonesia Bersatu menjadi Indonesia Berfederasi. :D

  2009/6/29 Irwan Kurniawan irwank...@gmail.com:
   'pramuka bundaku' kalee..
   sekarang kan yg ngetop kata bunda.. :-p
  
   --
   Wassalam,
  
   Irwan.K
   Better team works could lead us to better results
   http://irwank.blogspot.com
  
  
   Pada 29 Juni 2009 17:25, Wikan Danar Sunindyo 
wikan.da...@gmail.commenulis:
  
  
  
   gerakan kepanduan kan sudah ditiadakan
   diganti namanya jadi pramuka
   jadi ditulisnya sekarang pramuka ibuku
   :)
  
  
   salam,
   --
   wikan
  
   2009/6/29 sunny am...@tele2.se ambon%40tele2.se:
   
   
Yang ciptakan lagu adalah seorang feminis, makanya ditulis pandu ibuku.
Kalau bukan feminis pasti ditulis panji ayahku :-))
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
   Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
   Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
  
   Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
  
  
  
  


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Rs.50m bounty on Mehsud's head

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.arabnews.com/?page=4section=0article=124103d=29m=6y=2009

Monday 29 June 2009 (06 Rajab 1430)
   
 

  Rs.50m bounty on Mehsud's head
  Azhar Masood | Arab News 

  ISLAMABAD: Pakistan yesterday offered a Rs.50 million reward for 
information leading to the capture, dead or alive, of Baitullah Mehsud, a top 
leader of the Tehrik-e-Taleban Pakistan (TTP).

  Mehsud set up the TTP umbrella group of militants in 2007 and has 
steadily extended his influence into North Waziristan and Bajaur districts and 
nearby cities of Tank and Dera Ismail Khan.

  Two national Urdu-language newspapers and local papers in the northwest 
city of Peshawar carried an advert offering the 50-million-rupee ($615,300) 
reward for Mehsud, and other amounts for 10 of his senior militants.

  The government has announced a cash reward for anybody providing 
authentic information leading to the capture of these (11), dead or alive, 
said the advertisement. It then lists the wanted men, along with their bounties.

  Innocent people are being killed because of the bloody activities of 
these so-called defenders of Islam, the advert says. Fighter jets and 
helicopter gunships have been pounding Mehsud's hide-outs for weeks, ahead of 
an expected ground offensive following a similar operation to root out Taleban 
in and around northwest Swat Valley launched in late April.

  Fayyaz Tooro, home secretary of the North West Frontier Province, said it 
was the first time Pakistan had slapped a figure on Al-Qaeda-linked Mehsud.

  This list has been issued by the Interior Ministry and has been 
published for the first time in close cooperation with security agencies, which 
provided invaluable information to the government, Tooro said.

  Mehsud already has a $5 million bounty on his head offered by the United 
States, with the US State Department branding the warlord a key Al-Qaeda 
facilitator in the tribal areas of South Waziristan.

  Pakistan blames Mehsud for a wave of deadly attacks killing hundreds of 
people here in a two-year insurgency and has vowed to unseat him from his 
fiefdom in the peaks of South Waziristan.All but two of the 10 other wanted men 
hail from the tribal belt, with bounties of between 10 and 15 million rupees 
each for close aides Maulvi Faqir Mohammad and Qari Hussain, and Taleban 
spokesman Hakimullah Mehsud.

  Analysts and security sources have said that the military will likely try 
to fan rivalries among the Mehsud tribe to gain allies before any operation 
into the hostile, mountainous territory along the Afghan border.

  That strategy was dealt a blow on Tuesday when Qari Zainuddin - a rising 
tribal leader who had defected from Mehsud's Tehreek-e-Taliban Pakistan - was 
assassinated in an attack claimed by the TTP.

  Pakistan's northwestern tribal belt has become a stronghold for Taleban 
and Al-Qaeda extremists who fled Afghanistan after a US-led invasion toppled 
the Taleban regime in late 2001. 

  At least six soldiers were killed yesterday when their convoy came under 
attack about 45 km west of Miranshah, the main town in North Waziristan, an 
official said.

  - With input from agencies
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Between Tel Aviv, Tehran

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=124110d=29m=6y=2009pix=opinion.jpgcategory=Opinion

Monday 29 June 2009 (06 Rajab 1430)

  Between Tel Aviv, Tehran
  Uri Avnery | Arab News
 

  Hundreds of thousands of Iranian citizens pour into the 
streets in order to protest against their government! What a wonderful sight! 
Gideon Levy wrote in Haaretz that he envies the Iranians.

  And indeed, anyone who tries these days to get Israelis in 
any numbers into the streets could die of envy. It is very difficult to get 
even hundreds of people to protest against the evil deeds or policies of our 
government - and not because everybody supports it. At the height of the war 
against Gaza, half a year ago, it was not easy to mobilize 10,000 protesters. 
Only once a year does the peace camp succeed in bringing a hundred thousand 
people to the square - and then only to commemorate the assassination of 
Yitzhak Rabin.

  The atmosphere in Israel is a mixture of indifference, 
fatigue and a loss of the belief in the ability to change reality, as a 
Supreme Court justice put it this week. A very dramatic change is needed in 
order to get masses of people to demonstrate for peace. 

  For Mir Hossein Mousavi hundreds of thousands have 
demonstrated, and hundreds of thousands have demonstrated for Mahmoud 
Ahmadinejad. That says something about the people and about the regime.

  Of course, the Iranian regime is not democratic in the way we 
understand democracy. There is a supreme guide who fixes the rules of the game. 
Religious bodies rule out candidates they do not like. Parliament cannot adopt 
laws that contradict religious law. 

  All this is not entirely foreign to Israelis. To understand 
Iran, we have only to look at one of the important Israeli parties: Shas. They, 
too, have a supreme guide, Rabbi Ovadia Yosef, who decides everything. And in 
comparison with the frequent outbursts of Rabbi Ovadia, Mahmoud Ahmadinejad is 
a model of moderation.

  Elections differ from country to country. It is very 
difficult to compare the fairness of elections in one country with those in 
another.

  At one end of the scale were the elections in the good old 
Soviet Union. 

  At the other end of the scale there should stand that bastion 
of democracy, the US. But in elections there, only nine years ago, the results 
were decided by the Supreme Court. The losers, who had voted for Al Gore, are 
convinced to this very day that the results were fraudulent.

  Our own elections are clean, more or less, even if after 
every election people claim that in the Orthodox Jewish quarters the dead also 
voted. Three and a half million inhabitants of the occupied Palestinian 
territories also held democratic elections in 2006, which former President 
Jimmy Carter described as exemplary, but Israel, the US and Europe refused to 
accept the results, because they did not like them.

  So it seems that democracy is a matter of geography.

  Were the election results in Iran falsified? Practically no 
one of us - in Tel Aviv, Washington or London - can know, because none of us 
really knows what is happening in that country. We can only try to apply our 
common sense, based on the little information we have.

  Clearly, hundreds of thousands of voters honestly believe 
that the results were faked. Otherwise, they would not have taken to the 
streets. But this is a quite normal among losers. 

  Some time ago, Germany's excellent 3Sat television channel 
broadcast an arresting report about Tehran. The crew drove through the main 
street from the north of the city to the south, stopping frequently along the 
way, entering people's homes, visiting mosques and nightclubs.

  I learned that Tehran is largely similar to Tel Aviv at least 
in one respect: In the north there reside the rich and the well-to-do, in the 
south the poor and underprivileged. The northerners imitate the US, go to 
prestigious universities and dance in the clubs. The women are liberated. The 
southerners stick to tradition, revere the ayatollahs and detest the shameless 
and corrupt north.

  Mousavi is the candidate of the north, Ahmadinejad of the 
south. The villages and small towns - which we call the periphery - identify 
with the south and are alienated from the north. 

  The sole Western outfit that conducted a serious public 
opinion poll in Iran prior to the elections came up with figures that proved 
very close to the official results. It is hard to imagine huge forgeries, 
concerning many millions of votes, when thousands of polling station personnel 
are involved. In other words: it is entirely 

[wanita-muslimah] Madoff Is Sentenced to 150 Years for Ponzi Scheme

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.nytimes.com/2009/06/30/business/30madoff.html?_r=1ref=global-homepagewanted=print

June 30, 2009
Madoff Is Sentenced to 150 Years for Ponzi Scheme 
By JACK HEALY
For one brief moment on Monday morning, Bernard L. Madoff stood up in a federal 
courtroom in Manhattan and turned to face the people who lost their life 
savings to his huge Ponzi scheme. I'm sorry, he told them. I know that 
doesn't help you. 

What did help some of the victims - if anything could - was the sentence Mr. 
Madoff received minutes later: 150 years in prison for operating one of the 
largest frauds in Wall Street history, an operation that ensnared millionaires, 
private foundations, a Nobel Prize laureate and hundreds of small investors who 
lost their life savings to an investment guru they had trusted completely.

In pronouncing the sentence - the maximum he could have handed down - Judge 
Denny Chin turned aside Mr. Madoff's own assertions of remorse and rejected the 
suggestion from Mr. Madoff's lawyers that there was a sense of mob vengeance 
surrounding calls for a long prison term. Mr. Madoff's crimes, the judge said, 
were extraordinarily evil.

Objectively speaking, the fraud here was staggering, Judge Chin said. It 
spanned more than 20 years.

The sentencing came at the end of an emotional 90-minute hearing in which 
victims of the $65 billion fraud urged the judge to show no mercy and described 
how their lives had been upended by Mr. Madoff. They told of working three jobs 
to get by, losing their retirement, waking up one day to the shock of learning 
that their savings and investments had vanished.

After the victims spoke, Mr. Madoff himself stood up from the defense table to 
acknowledge the damage he had inflicted and express regret.

I'm responsible for a great deal of suffering and pain, I understand that, 
the 71-year-old financier told the court. I live in a tormented state now, 
knowing all of the pain and suffering that I've created. I've left a legacy of 
shame, as some of my victims have pointed out, to my family and my 
grandchildren.

Prosecutors said Mr. Madoff deserved the maximum term - representing a life 
sentence and more for the disgraced financier - for perpetrating one of the 
biggest investment frauds in Wall Street history. Mr. Madoff's own lawyers said 
he should receive only 12 years.

Mr. Madoff wore a charcoal gray suit, cream shirt and a knit tie and sat at a 
polished wood table, surrounded by his lawyers. Prosecutors sat opposite them, 
and the viewing gallery was crowded with onlookers.

The hearing opened shortly after 10 a.m. with statements from victims of the 
Madoff scheme, who stood at a lectern and told wrenching stories of how they 
had lost everything, and were now working several jobs and living 
hand-to-mouth. 

They fought through tears, connected Mr. Madoff to villains from Dante's 
Inferno, spoke of their feelings of betrayal and mistrust, and described how 
their families had lost money that would have gone to caring for disabled 
relatives.

How could someone do this to us? said Dominic Ambrosino, a retired New York 
City corrections officer who said he lost his life savings with Mr. Madoff and 
was the first victim to speak. We worked honestly and so hard.

Another victim, Sharon Lissauer, who said she invested all of her savings with 
Mr. Madoff, told the court: He should spend his whole life in jail. He's 
ruined so many people's lives. He killed my spirit and shattered my dreams.

After Mr. Madoff's victims finished speaking, his lawyer, Ira Lee Sorkin, stood 
up and said the government's request for a 150-year sentence bordered on 
absurd. He called Mr. Madoff a deeply flawed individual, but a human being 
nonetheless.

Vengeance is not the goal of punishment, Mr. Sorkin said.

Even with a lesser term, Mr. Sorkin added, Mr. Madoff expects to live out his 
years in prison.

But in meting out the maximum sentence, Judge Chin pointed out that no friends, 
family or other supporters had submitted any letters on Mr. Madoff's behalf, 
attesting to the strength of his character or good deeds he had done.

Even Mr. Madoff's wife, Ruth, whose own awareness of his business dealings has 
been a major unanswered question, issued a statement on Monday distancing 
herself from him.

All those touched by this fraud feel betrayed, disbelieving the nightmare they 
woke to, she said. I am embarrassed and ashamed. Like everyone else, I feel 
betrayed and confused. The man who committed this horrible fraud is not the man 
whom I have known for all these years.

She was not in court for the sentencing hearing.

Mr. Madoff was expected to return to his cell at the Metropolitan Correctional 
Center in Lower Manhattan while federal prison officials determine where he 
will serve his sentence. The judge indicated that Mr. Madoff would be 
imprisoned somewhere in the Northeast.

The hearing on Monday marked a climactic moment in the criminal case against 
Mr. Madoff, whose name 

[wanita-muslimah] War Hero in Vietnam Forces Government to Listen

2009-06-29 Terurut Topik sunny
Refleksi : Siapa diantara jenderal-jenderal TNI yang berbicara menentang 
kerusakan lingkungan?


http://www.nytimes.com/2009/06/29/world/asia/29iht-viet.html?ref=asia


War Hero in Vietnam Forces Government to Listen 
By SETH MYDANS
Published: June 28, 2009 
HANOI, Vietnam - Vietnam's great war hero, Gen. Vo Nguyen Giap, has stood up to 
defend his country once again, this time against what he says would be a huge 
mistake by the government - a vast mining operation run by a Chinese company.

Skip to next paragraph 
Enlarge This Image
 
Kham/Reuters
General Vo Nguyen Giap, who led Vietnam to victory over both France and the 
United States. 

Now 97, the commander who led his country to victory over both France and the 
United States has emerged as the most prominent voice in a broad popular 
protest that is challenging the secretive workings of the country's Communist 
leaders.
In an unusual step, the government has taken note of the criticisms in recent 
weeks and appears to be making at least gestures of response, saying it will 
review the project's environmental impact and slow its full implementation.

The project, approved by the Communist Party's decision-making Politburo in 
late 2007, calls for an investment of $15 billion by 2025 to exploit reserves 
of bauxite - the key mineral in making aluminum - that by some estimates are 
the third largest in the world.

The state-owned Chinese mining group Chinalco has already put workers and 
equipment to work in the remote Central Highlands under contract to Vinacomin, 
the Vietnamese mining consortium that is aiming for up to 6.6 million tons of 
aluminum production by 2015.

General Giap and other opponents say the project will be ruinous to the 
environment, displace ethnic minority populations and threaten national 
security with an influx of Chinese workers and economic leverage.

The controversy draws together several issues in today's Vietnam - its 
emulation of China's environmentally destructive model of industrial 
development, a tentatively evolving relationship between the closed government 
system and its citizens, and a visceral distrust among many Vietnamese of their 
big neighbor to the north.

As the outlines of the project have emerged, a loose coalition of scientists, 
academics, environmentalists, war veterans and the leaders of unofficial 
Buddhist and Catholic groups have come together to challenge what Prime 
Minister Nguyen Tan Dung has called a major policy of the party and the 
state. Their voices have been amplified in the echo chamber of political 
blogs, a new voice in public discourse here.

There's cross-fertilization and cross-cutting occurring on some of these 
issues, said Carlyle A. Thayer, a specialist on Vietnam at the Australian 
Defense Force Academy in Canberra. Groups that pushed a political agenda and 
got nowhere are now lending support for these things that are not political 
issues. 

Apart from environmentalism and economics, the theme that runs through the 
blogs and public opinion on the street is a deep-rooted fear of China. Vietnam 
was a tributary state of China for 1,000 years and was invaded by China in 
1979, and the two countries continue to joust for sovereignty in the South 
China Sea.

In a petition to the National Assembly in April, 135 scholars and intellectuals 
opposed the plan, saying, China has been notorious in the modern world as a 
country causing the greatest pollution and other problems. 

Reflecting the old school of those in power, the chairman of state-owned 
Vinacomin, Doan Van Kien, dismissed critics in an interview, saying they have 
different opinions because they don't have enough information.

The comment clearly was meant as a criticism of the project's opponents, not of 
the government that has withheld information from the public.

Mr. Kien insisted that any environmental damage would be contained, that the 
local population would be adequately cared for and that the Chinese would not 
be taking over the Central Highlands. Construction will end in two years, he 
said, and only a small number of Chinese workers will remain to run the 
operations.

With the pressure on, the government opened itself to its critics in April, 
convening a seminar at which scientists and economists voiced strong opposition 
to what one of them said could become a major disaster. Responding at the 
seminar, Deputy Prime Minister Hoang Trung Hai assured critics that the 
government would not consider developing the mines without regard to the larger 
impact and would readjust the projects in an effort to protect the environment.

The government now says it will begin with only two of the four planned mining 
operations, and it is allowing a debate in the National Assembly.

I think the Politburo is listening to ideas regarding a review of the bauxite 
project, said Nguyen Trung, a former ambassador to Thailand. The government 
should find another method of developing the Central Highlands. It 

[wanita-muslimah] 'Europe's Last Pagans' Worship in Marii-El Grove

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.themoscowtimes.com/article/600/42/379152.htm



   
Nikolaus Von Twickel / MT
Worshippers standing opposite a spruce where men were conducting 
prayers in a sacred grove near the village of Marisola in the Marii-El 
republic.  
  'Europe's Last Pagans' Worship in Marii-El Grove

  30 June 2009By Nikolaus von Twickel / The Moscow Times MARISOLA, Marii-El 
Republic -- More than 50 worshippers gathered in a sacred grove on a hot June 
afternoon outside the village of Marisola. The crowd, mostly women dressed in 
national costumes and colorful headscarves, stood on a glade opposite a spruce 
where men were busy conducting prayers. 

  The congregation kneeled while the men under the spruce, dressed in 
suits, white felt hats and linen towels cast over their shoulders, said prayers 
in a low, monotone murmur. 

  They prayed to Osh Kughu Yumo -- Mari for Great White God -- who was 
being revered that day as Agavairem, which means both deity of creative energy 
and the feast marking the end of spring labor. 

  The women lined up in the grass in front of piles of thick homemade 
pancakes, white cheese, dumplings and brown kvas, the fermented rye drink. Pots 
and kitchenware were adorned with burning candles, as was a makeshift table in 
front of the spruce. 

  The extraordinary ceremony testified to the little-known fact that an 
animist faith has survived centuries of Christian and Muslim hegemony in this 
obscure region 800 kilometers east of Moscow. 

  The Mari, a Finnic people of roughly half a million whose language sounds 
a bit like a strange mixture of Finnish and Turkish, are said to be Europe's 
last pagans. Yet their priests, called kart in Mari, reject that notion. 

  We are not pagans. We call our faith the Mari Traditional Religion, and 
we are registered officially in the republic, said Vyacheslav Mamayev, who 
oversaw the ceremony as the chief kart of the local Sernur district. 

 

Nikolaus von Twickel / MT 
Pokrovka Church's Father Sergy   
   


  He went on to explain that for the Mari, God has nine substances, or 
hypostases, ranging from the life-giving Ilyan Yumo to the birth goddess 
Shochinava. 

  Asked about the theological foundation of his faith, Mamayev smiled and 
said, Everything works through nature. 

  Indeed, like most animist religions, the Mari faith traditionally knows 
no written scriptures and no sacred edifices. Prayers are chiefly held in 
sacred groves, where some feasts include the ritual slaughter of animals as 
sacrifice. 

  Nature is our temple, said Zoya Dudina as she walked with worshippers 
on a winding path through high grass after the ceremony in the grove had ended. 

  Dudina, a poet and intellectual from the republican capital, Ioshkar-Ola, 
expressed pride that her people had regained the possibility to practice their 
traditional faith. 

  In Soviet times, she said, villagers would sneak out to the sacred groves 
after midnight, hoping that nobody would report their forbidden prayers. 

  Indeed, unnoticed by much of the outside world, the Mari faith has made a 
remarkable recovery since the end of Soviet Union. 

  In Marii-El, the Mari Traditional Religion, dubbed MTR, is recognized as 
one of three traditional faiths, along with Christianity and Islam. 

  The Mari High Kart Alexander Tanygin regularly attends official 
ceremonies alongside local Christian and Muslim leaders. 

  About 15 percent of the people of Marii-El consider themselves adherents 
of MTR, according to a survey conducted in 2004 by Sociologists of the Mari 
Institute for Language, Literature and History. Because Maris make up just 45 
percent of a population of 700,000, this figure means that probably more than a 
third of them follow the old religion. 

 

Nikolaus von Twickel / MT 
Karts Vitaly Gusyev, left, and Pyotr Vasilyev speaking during the 
ceremony.   
   


  Even local Orthodox clergy acknowledge the traditional faith's dominance 
in the republic's northern rural districts. 

  This is certainly the weakest parish in all of Marii-El, said Father 
Sergy of Marisola's Pokrovka Church. 

  Of the local population of 2,500, only 10 to 15 believers attend his 
services regularly, he said, standing outside his small 19th-century church. 

  In the local district center of Sernur, the Eparchy of Marii-El is 
building a new church, but construction, which began in 2003, has stalled 
because of a lack of funds. 

  Yet Father Sergy, a gaunt man with a scrubby beard and a kind voice, made 
it clear that he bore no grudge against the pagans. We have friendly 
relations. We are not foes, he said. 

  He noted that about 1,500 locals were baptized, although he added that he 
considered practicing traditionalists to be lost souls. They have no hope of 

[wanita-muslimah] Protesters Confront Soldiers After Coup in Honduras

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.nytimes.com/2009/06/30/world/americas/30honduras.html?ref=global-home


Protesters Confront Soldiers After Coup in Honduras 

By MARC LACEY and ELISABETH MALKIN
Published: June 29, 2009 
TEGUCIGALPA, Honduras - One day after the country's president, Manuel Zelaya, 
was abruptly awakened, ousted and deported by the army here, hundreds of 
protesters massed at the presidential offices in an increasingly tense face-off 
with hundreds of camouflage-clad soldiers carrying riot shields and automatic 
weapons. 

Skip to next paragraph 
Enlarge This Image
 
Oswaldo Rivas/Reuters
Soldiers guarded the presidential house in Tegucigalpa, Honduras, on Monday. 
More Photos » 

Readers' Comments
  Share your thoughts.
  a.. Post a Comment »
  b.. Read All Comments (238) »
The protesters, many wearing masks and carrying wooden or metal sticks, yelled 
taunts at the soldiers across the fences ringing the compound and braced for 
the army to try to dispel them. We're defending our president, said one 
protester, Umberto Guebara, who appeared to be in his 30s. I'm not afraid. I'd 
give my life for my country. 

Leaders across the hemisphere joined in condemning the coup. Mr. Zelaya, who 
touched down Sunday in Costa Rica, still in his pajamas, insisted, I am the 
president of Honduras.

The Honduran Congress late Sunday officially voted Mr. Zelaya out of office, 
replacing him with the president of Congress, Roberto Micheletti, who said 
Monday that he would resist pressure from other nations demanding the 
reinstatement of the ousted president, news agencies reported.

In Washington, Secretary of State Hillary Clinton, the last senior member of 
the administration to visit Honduras, just three weeks ago, said that the 
United States was working toward full restoration of democratic order in 
Honduras. 

She said that the situation in Honduras has evolved into a coup. But when 
pressed by a reporter, she refused to say explicitly that the United States was 
demanding that Mr. Zelaya be returned to power, although senior administration 
officials pointed out that the United States had signed on to an Organization 
of American States statement on Sunday that included such a demand.

We haven't laid out any demands that we're insisting on, because we're working 
with others on behalf of our ultimate objectives, which are shared broadly, 
Mrs. Clinton said. But, she added: We think that the arrest and expulsion of a 
president is certainly cause for concern that has to be addressed. And it's not 
just with respect to whether our aid continues, but whether democracy in 
Honduras continues.

Administration officials have been in a difficult position, with close ties to 
the very Honduran military leaders who instigated the coup, opening up the 
United States to accusations that it may have turned a blind eye to the pending 
coup.

Obama administration officials denied that they looked the other way; a senior 
administration official said that in the days leading up to the coup, Obama 
officials were on the phone to some of their counterparts in Tegucigalpa 
advising the military not to go through with it. Administrations officials have 
also dismissed allegations by Hugo Chavez, the Venezuelan president, that the 
coup had been orchestrated by the United States. 

Though political tensions had been building within the Honduran government for 
weeks, the final move to oust the president came unexpectedly, and confusion 
reigned among many Hondurans about what exactly had happened overnight. People 
crowded around newspaper stands and spoke among themselves about whether the 
power shift was temporary, what it meant and how the underlying conflict would 
be resolved. 

I'm not sure who our president is anymore, said an elderly man in the border 
town of El Amatillo. 

Mr. Zelaya, 56, a rancher who often appears in cowboy boots and a western hat, 
has the support of labor unions and the poor. But he is a leftist aligned with 
President Hugo Chávez of Venezuela, and the middle class and the wealthy 
business community fear he wants to introduce Mr. Chávez's brand of socialist 
populism into the country, one of Latin America's poorest. His term was to end 
in January.

The Honduran military offered no public explanation for its actions, but the 
country's Supreme Court issued a statement saying that the military had acted 
to defend the law against those who had publicly spoken out and acted against 
the Constitution's provisions. 

Mr. Zelaya's ouster capped a showdown with other branches of government over 
his efforts to lift presidential term limits in a referendum that was to have 
taken place Sunday. Critics said the vote was part of an illegal attempt by Mr. 
Zelaya to defy the Constitution's limit of a single four-year term for the 
president.

Early this month, the Supreme Court declared the referendum unconstitutional, 
and Congress followed suit last week. In the last few weeks, supporters and 
opponents of the 

[wanita-muslimah] Pesawat Avia Star Hilang Kontak

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=29459

30 Juni 2009 04:53:27



Pesawat Avia Star Hilang Kontak



Saat Terbang dari Yahukimo Menuju Wamena 
JAYAWIJAYA - Pesawat Twin Otter PK-BRO DHC 6 milik PT Avia Star yang berangkat 
dari Bandar Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua sekitar pukul 15.30 WIT menuju 
Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya dilaporkan telah hilang kontak dengan 
menara pemandu Bandara Wamena, Senin (29/6) sekitar pukul 16.01 WIT, yang 
diperkirakan lima menit sebelum mendarat di Bandara Wamena. 


Pesawat yang berangkat dari Bandara Dekai sekitar pukul 15.30 WIT tersebut 
tidak membawa penumpang namun hanya membawa cargo (barang campuran) ditambah 1 
orang pilot atas nama Capten Frans Novel, Copil Dedi Sudrajat dan Mekanik Ahmad 
Chaeroni. Tentang pesawat Avia Star yang kehilangan kontak itu, dibenarkan oleh 
Plh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, AKBP Nurhabri. Pesawat Avia 
Star sempat kontak dengan petugas pemandu di Bandara Wamena pada pukul 15.54 
sampai pukul 16.00 WIT, lalu tiba-tiba kehilangan kontak, ujar Nurhabri. 


Diperkirakan pesawat seharusnya tiba di Bandara Wamena sekitar 30 menit setelah 
berangkat dari Bandara Dekai pada pukul 15.30 WIT, namun hingga sekitar pukul 
16.01 WIT, kemudian sampai dengan pukul 16.45 WIT hilang kontak bahkan tidak 
ada kejelasan tentang keberadaan pesawat tersebut. 
Para cru Avia Star Wamena dan masyarakat sempat memadati Bandara Wamena untuk 
mengetahui informasi bahkan pencarian sempat dilakukan oleh Hellimission 
sekitar pukul 17.00 WIT hingga 17.35 WIT namun belum ada tanda-tanda dari 
pesawat Avia Star tersebut.


Sampai berita ini ditulis, tidak jelas apakah pesawat tersebut jatuh atau 
mendarat darurat di lain tempat. Apalagi siang hingga sore kemarin cuaca sangat 
tidak mendukung yaitu berkabut dan gerimis untuk dilakukan pencarian sehingga 
sesuai rencana besok (hari ini-red) akan dilakukan pencarian. 
Pesawat tersebut diperkirakan kehilangan kontak di sekitar wilayah Kampung 
Tangma dan Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua. Menurut informasi yang dihimpun 
Cenderawasih Pos di lapangan, belum bisa dipastikan apakah pesawat tersebut 
mengalami kecelakaan (jatuh) sebab ada kemungkinan pesawat mendarat darurat di 
lapangan terbang (Lapter) karena memang cuaca sangat buruk sehingga bisa jadi 
pilot mendarat darurat diberbagai lapter yang berada di sekitar rute pesawat.


Kita belum bisa pastikan apakah memang pesawat tersebut mengalami kecelakaan 
(jatuh) karena bisa saja karena cuaca buruk kemudian pesawat mendarat darurat 
di lapter yang berada di lintasan rute pesawat. Untuk itu, besok kami baru 
lakukan pencarian,ungkap salah seorang yang namanya enggan di korankan. Pihak 
Hellimission yang sempat melakukan pencarian dengan helikopter saat 
dikonfimasi, enggan berkomentar banyak namun sempat terdengar bahwa tidak ada 
tanda-tanda keberadaan pesawat tersebut. (nal) 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] TKW, Soal Harga Diri Bangsa!

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009063004584217

  Selasa, 30 Juni 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
TKW, Soal Harga Diri Bangsa! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  BARULAH, setelah tubuh Siti Hajar sering disiram air panas oleh majikan 
terungkap, pemerintah menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja wanita 
(TKW) pembantu rumah tangga (babu) ke Malaysia mulai pekan lalu! ujar Umar. 
Itu berlaku hingga perjanjian dengan Malaysia diperbarui untuk perlindungan 
terbaik bagi TKW!

  Meski terlambat, kebijakan itu seharusnya dibuat sejak kasus Nirmala 
Bonat, langkah itu tetap layak dipuji! sambut Amir. Betapa, pemerintah 
terlihat mulai memperhatikan soal harga diri bangsa yang telah lama terabaikan 
terkait nasib buruk TKW!

  Dengan itu pemerintah telah berubah, dari lebih mengutamakan devisa TKW, 
jadi lebih utama lagi harga diri atau martabat bangsa! timpal Umar. Tanpa 
peduli devisa Rp90 triliun setahun hasil ekspor bangsa bisa terganggu kebijakan 
tersebut, perbaikan nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri harus 
menjadi prioritas pemerintah!

  Untuk perbaikan nasib TKI dari semua sisi, harus dipastikan lewat 
pemberlakuan semua aturan ILO (Organisasi Buruh Sedunia) dalam perjanjian kerja 
antarnegara--semua hak pekerja diakui: standar gaji, keselamatan kerja, jam 
kerja dan lembur, dan hari libur! tegas Amir. Itu memang tak bisa dipaksakan! 
Ada prakondisi yang harus disiapkan di dalam negeri, fokus pada peningkatan 
posisi tawar TKI. Ini PR bupati-wali kota, mempersiapkan warganya menjadi 
pekerja di luar negeri, sebagai bentuk konkret menciptakan kesempatan kerja!

  Kegiatan pemda mengelola persiapan TKI itu juga bisa jadi sumber PAD, 
selain kemudian menikmati perputaran uang kiriman TKI kepada keluarganya 
sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi daerah! sambut Umar. Bisa menjadi sumber 
PAD, karena selama ini PJTKI mengalokasi dana perekrutan dan pelatihan calon 
TKI. Dana itu, lewat kontrak PJTKI dengan pemda atau BUMD yang dibentuk untuk 
itu, akan bisa membiayai kegiatan penyiapan TKI oleh bupati-wali kota! Besar 
dana itu lumayan, agen pencari calon TKI ke desa-desa selama ini bisa mendapat 
200 ringgit Malaysia (sekitar Rp5,5 juta) per TKI. Itu di luar biaya pelatihan!

  Banyak kebaikan dengan pengelolaan persiapan TKI oleh pemda! tegas 
Amir. Seperti, bisa dijamin TKW yang dipersiapkan tidak terjebak trafficking 
atau dijadikan pekerja ilegal, lebih mudah melengkapi surat-surat yang 
diperlukan! Kepala daerah juga memikul tanggung jawab sebanding atas nasib 
warganya yang bekerja di luar negeri, tak seperti selama ini, cuma kebagian 
repotnya jika warganya jadi korban!

  Dengan perjanjian kerja standar ILO dan kualitas TKI dijamin kepala 
daerah, tegaknya harga diri dan martabat bangsa tersistem, bukan lagi semata 
tergantung kebaikan majikan! timpal Umar. Lebih dari itu, juga dijamin dalam 
kontrak, usai penempatan setiap TKI bebas berhubungan dengan kepala daerahnya, 
agar kontrol atas nasib TKI berjalan setiap waktu! **
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Derita TKW, Harga Diri Bangsa

2009-06-29 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009063005182667

  Selasa, 30 Juni 2009 
 
  OPINI 
 
 
 
Derita TKW, Harga Diri Bangsa 

  Ahmad Hasan

  Peneliti di Lembaga Kajian Kutub Yogyakarta

  Kasus penyiksaan yang menimpa salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) 
yang bekerja di Malaysia bernama Siti Hajar terasa menyesakkan dada. Perempuan 
yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga asal Garut Jawa Barat itu disiksa 
majikannya selama 34 bulan. Ironisnya lagi, gaji yang seharusnya didapatkannya 
tidak diberikan oleh majikannya sama sekali.

  Seperti diberitakan berbagai media, Siti disiksa majikannya bernama 
Michelle dengan disiram air panas dan dipukul dengan benda keras hingga 
tubuhnya babak belur. Kasus penyiksaan yang menimpa Siti merupakan sebuah 
fenomoena gunung es. Artinya, kasus ini hanyalah sedikit dari sekian banyak 
kasus yang sama yang belum terungkap ke permukaan. Bisa jadi, kasus seperti ini 
di lapangan lebih banyak. Tetapi tidak terekam media.

  Derita yang dialami Siti sebagai salah satu TKW semakin melukai hati 
nurani kita. Padahal ia adalah salah satu pejuang negara atas jerih payahnya 
berkorban untuk keluarga dan negaranya. Siti adalah potret seorang perempuan 
yang gagah berani demi menyukupi kehidupan keluarganya. Ia juga pahlawan 
bangsa yang turut menyumbangkan pemasukan bagi devisa negara.

  Kasus Siti tentu bukan tanpa sebab. Sebagaimana kasus-kasus lainnya, 
kasus ini adalah cermin lemahnya perlindungan hukum bagi TKW yang bekerja di 
negeri jiran. KBRI WNI Malaysia yang diharapkan bisa melindungi para TKW, 
ternyata kecolongan dengan adanya kasus Siti ini. itulah sebabnya, pihak 
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) selayaknya wawas diri untuk mencari 
solusi terhadap kasus yang menimpa Siti. Pasalnya, kasus ini bila tidak segera 
ditangani akan menambah deretan panjang kasus penyiksaan sebagaimana yang 
dialami Siti.

  Diakui atau tidak, regulasi dan proteksi yang dilakukan KBRI selama ini 
masih sebatas elitis. KBRI belum bisa bekerja secara masif untuk melindungi 
para TKW, termasuk terhadap Siti. Tidak heran bila kasus penyiksaan yang 
menimpa para TKW terus terjadi. Apa yang dialami Siti patut menjadi koreksi 
bagi KBRI untuk terus melakukan pembelaan terhadap TKW.

  Mengusik Harga Diri Bangsa

  Kasus yang menimpa Siti merefleksikan betapa harga diri bangsa ini 
terinjak-injak. Sebagai seorang TKW yang sudah membantu kebutuhan akan tenaga 
kerja di Malaysia, Siti seharusnya mendapatkan perhargaan yang layak 
sebagaimana semestinya. Namun, fakta yang terjadi ternyata sebaliknya. Siti 
justru ditekan dan diperas habis tenaganya. Sementara kesejahteraan yang 
seharusnya didapatkan sama sekali tidak diperhatikan. Ini tentu sebuah fakta 
yang amat ironis.

  Siti adalah salah satu pekerja wanita yang bernasib buruk di negeri 
jiran. Apa yang dialami Siti sangat menyentuh perasaan kita. Ia menjadi korban 
kebiadaban majikan yang amat tidak manusiawi. Maka, kasus itu amat mengusik 
harga diri kita. Pasalnya, tindakan kekerasan apa pun alasannya bertentangan 
dengan prinsip hak asasi manusia itu sendiri.

  Kasus kekerasan yang dilakukan terhadap Siti melanggar prinsip hak asasi 
manusia, khususnya berkenaan dengan prinsip keadilan. Bagaimana tidak, Siti 
yang seharusnya memperoleh upah yang layak dan diberi perlindungan dan 
kenyamanan oleh majikan ternyata berlaku sebaliknya. Ia malahan disiksa dan 
disiram air panas di hampir sekujur tubuhnya secara tidak manusiawi. Ini tentu 
sebuah tindakan ketidakdilan yang tidak bisa dibenarkan.

  Berangkat dari kondisi itu, kirannya diperlukan beberapa langkah agar 
kasus yang sama tidak terjadi di masa-masa mendatang. Pertama, KBRI Malaysia 
perlu segera melakukan kebijakan yang nyata, khususnya berkenaan dengan 
perlindungan hukum bagi Siti. Belajar dari kasus Siti, KBRI selayaknya tanggap 
dan sigap dalam menangani berbagai permasalahan yang menyangkut kepentingan TKW 
sehingga kasus yang sama tidak terjadi lagi di masa-masa mendatang.

  Perlu diketahui, bahwasanya TKW menyumbang devisa yang amat besar bagi 
negara. Maka, ia ibarat aset yang amat berharga. Bisa dibayangkan seandainya 
tidak ada TKW yang mau bekerja di negeri lain, maka pengangguran akan 
meningkat. Ia akan menjadi beban negara yang menyusahkan. Sehingga, mau tidak 
mau, KBRI Malaysia harus segera berevaluasi diri dan memperbaiki sistem 
kinerjanya sehingga bisa bekerja secara masif.

  Kedua, pemerintah hendaknya memperhatikan nasib kesejahteraan para TKW 
dengan bekerja sama secara bilateral dengan Pemerintah Malaysia. Kerja sama 
bilateral ini amat penting sehingga ada tanggung jawab bersama yang saling 
menguntungkan kedua belah pihak. Indonesia sebagai pengirim TKW, sedangkan 
Malaysia sebagai penerima jasa TKW bisa sama-sama bernapas lega.

  Akhirnya, semoga saja kasus Siti bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak. 
Para TKW selayaknya memiliki bekal 

[wanita-muslimah] Reuters, Mon Jun 29, 2009 4:14pm EDT - Will two flus mix in Indonesia? Experts worry

2009-06-29 Terurut Topik Dharmawan Ronodipuro
http://www.reuters.com/resources/images/logo_reuters_media_us.gif

http://www.reuters.com/resources/images/spacer.gif

Print javascript:window.print();  | Close this window
javascript:%20window.close(); 


Will two flus mix in Indonesia? Experts worry


Mon Jun 29, 2009 4:14pm EDT

* H5N1 circulates freely in Indonesia

* Flu viruses cause more deaths in poorer countries

By Olivia Rondonuwu

JAKARTA (Reuters) - Indonesia's first cases of the new H1N1 flu have raised
concerns that if the virus spreads it could combine with the entrenched and
deadly H5N1 avian influenza to create a more lethal strain of flu.

Even if this worst-case scenario did not occur, experts say populous,
developing countries such as Indonesia, India or Egypt, where healthcare
systems can be rudimentary, will suffer more deaths from the new virus.

Indonesian Health Minister Siti Fadillah Supari, who confirmed six new H1N1
cases on Sunday, said she was concerned about H1N1, widely known as swine
flu, marrying with H5N1 avian flu.

Influenza viruses not only mutate quickly and unpredictably, but they can
swap genes, especially if a person or animal becomes infected with two
strains at once. The new H1N1 strain is itself a mixture of various strains,
genetic tests show.

H5N1 bird flu has been circulating in Asia for years and has hit Indonesia
harder than any other country. Although it only rarely infects people, it
has killed 262 out of 433 infected globally since 2003, with 141 of those
cases in Indonesia.

We are scared because we are the warehouse of the world's most virulent
H5N1, Supari said.

I am worried if the viruses encounter each other in the field, C.A. Nidom,
the head of the Avian Influenza lab at Airlangga University in Surabaya,
said.

The World Health Organization declared a pandemic of H1N1 swine flu earlier
this month and said the virus causes a moderately severe flu, spreading very
easily from person to person. H5N1 spreads mostly from a bird to a person
and stops there, but is far deadlier.

The mortality rate for H1N1 is 0.2 percent, according to a study in the New
England Journal of Medicine, while for H5N1 it is just over 60 percent.

SERIOUS THREAT

Scientists say usually as a virus becomes more transmissible from one human
to another it also becomes less deadly, although this is not guaranteed.

But Kamaruddin Zarkasie of Indonesia's Bogor Agriculture University said he
felt the risk the two viruses might combine was only a random possibility.

Even if they do not, H1N1 may be a serious threat, other experts said.

Ben Cowling, public health expert at the University of Hong Kong, said
people with serious infections who would be admitted to hospitals in
developed countries and survive might die in poorer countries.

It would be reasonable to say the mortality rate in underdeveloped settings
is likely to be more comparable to the ICU (admission) rate in developed
settings, or five times higher than the mortality rate in developed
settings, Cowling said.

In poorer parts of India and China ... people are nutritionally less able
to fight infection and they don't have the drugs that we have in major
cities, said Robert Booy, head of clinical research at the University of
Sydney's National Center for Immunization Research  Surveillance.

H1N1 has killed more than 300 people and there have been at least 67,000
confirmed cases worldwide.

(Additional reporting by Karima Anjani and Tan Ee Lyn in Hong Kong; Editing
by Ed Davies and Maggie Fox)

C Thomson Reuters 2009. All rights reserved. Users may download and print
extracts of content from this website for their own personal and
non-commercial use only. Republication or redistribution of Thomson Reuters
content, including by framing or similar means, is expressly prohibited
without the prior written consent of Thomson Reuters. Thomson Reuters and
its logo are registered trademarks or trademarks of the Thomson Reuters
group of companies around the world.

Thomson Reuters journalists are subject to an Editorial Handbook which
requires fair presentation and disclosure of relevant interests.

 


  --


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.375 / Virus Database: 270.13.0/2209 - Release Date: 06/29/09 
14:43:00


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Debat Doha: Perempuan Bebas Pilih Suami

2009-06-29 Terurut Topik jano ko
Ada berita :
 
Pada tataran praktis, menikah dibatasi oleh hal-hal: agama, adat, sosio-ekonomi,
sampai politik. Dalam debat ini, fokusnya terutama perempuan muslimah
masih lebih banyak batasannya
dibanding laki-laki dalam memilih pasangan, antara lain yang paling
ditentang oleh kaum konservatif
adalah menikah dengan nonmuslim dan menikah sesama jenis.

---
 
Janoko :
 
Enggak usah binguunnn, kembalikan saja ke HAM, hargai Islam, beres, enggak 
repot dan damai.
 
Salam
 
Janoko ( bukan pelawak )
 
-o0o-

--- On Mon, 29/6/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com wrote:


From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Debat Doha: Perempuan Bebas Pilih Suami
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, keluarga-sejaht...@yahoogroups.com, 
majelism...@yahoogroups.com
Date: Monday, 29 June, 2009, 8:40 PM


Meninjau kembali Debat Doha yang terakhir, Mei 2009 yang lalu,
dengan tema: Apakah Muslimah bebas memilih calon suaminya?

- video dapat dilihat di youtube http://www.youtube.com/watch?v=m9CHEhZL0OA
(cukup lama debatnya, lebih dari 45 menit videonya)
sekalipun debat cukup hangat antara pihak yang pro (aktivis perempuan
Asra Nomani)
dan yang anti (ulama konservatif Yasir Qadhi), argumen kedua belah pihak
masih kurang menggigit.
Pada tataran praktis, menikah dibatasi oleh hal-hal: agama, adat, sosio-ekonomi,
sampai politik. Dalam debat ini, fokusnya terutama perempuan muslimah
masih lebih banyak batasannya
dibanding laki-laki dalam memilih pasangan, antara lain yang paling
ditentang oleh kaum konservatif
adalah menikah dengan nonmuslim dan menikah sesama jenis.

- Mayoritas audiens debat mendukung mosi dengan suara 62:38. Tampaknya
audiens yang mayoritas
berusia muda mempunyai pandangan yang lebih terbuka dan bebas.

- Polling/survey dilakukan dengan responden di dunia Arab, di luar
audiens Debat Doha, pada awal Juni,
hasilnya menunjukkan lebih dari 85% responden menolak mosi Debat Doha, terutama
kalangan perempuan tidak setuju bahwa muslimah bebas memilih calon
suami nonmuslim
dengan alasan adanya larangan yang tercantum dalam al-Quran.
Hanya sebagian kecil, 25%, yang berpendapat adanya ketidakadilan bahwa
laki-laki muslim
dibolehkan menikah dengan perempuan nonmuslim.

http://www.thedohadebates.com/news/item.asp?n=4800

Arabs reject Doha Debate vote on Muslim marriage

Wednesday, June 17 2009

ARABS REJECT DOHA DEBATE VOTE ON MUSLIM MARRIAGE

Doha, Qatar, June 17, 2009:   Arabs across the Middle East have voiced
serious opposition to a recent vote at the Doha Debates that Muslim
women should be free to marry the man of their choice.

An opinion poll, commissioned by the Qatar-based debating forum,
revealed over 85 percent of Arabs against the proposition, with the
strongest objections coming from women.

The finding stands in stark contrast to the result of the last debate,
held on May 25th in Doha, when 62 percent of the mainly-Arab audience
voted to remove all restrictions on a Muslim woman's choice of
husband.

In the poll carried out by YouGov, 89 percent of women said it was
prohibited for Muslim women to marry outside their religion, with the
majority citing the Koran as the reason for their conviction.

More than 800 respondents from North Africa, the Gulf, Levant and Iraq
took part in the online survey between June 4-9.

A large majority opposed arranged marriages, while a quarter thought
it was unfair that Muslim men could marry outside their faith at the
same time as women were facing restrictions.

On Mon, May 25, 2009 at 10:47 PM, Dwi Soegardisoega...@gmail.com wrote:

 Debat Doha (http://www.dohadebates.com) adalah forum debat bebas bagi
 masyarakat umum di dunia Arab membahas masalah-masalah di wilayah
 tersebut.
 Topik-topik yang pernah dibahas antara lain:
 - Apakah negara-negara Arab perlu menyerahkan Presiden Sudan untuk
 diadili di Mahkamah Internasional?
 - Apakah Islam politik ancaman bagi Barat?
 - Apakah perkembangan demokrasi terhambat di Arab?

 Debat-debat ini dapat dilihat videonya maupun didengarkan mp3nya.

 Untuk bulan ini topiknya adalah Apakah muslimah berhak memilih siapa
 yang akan dinikahinya?
 Hasilnya forum menyetujui dengan suara 62:38.



 http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=293103version=1template_id=36parent_id=16

 Muslim women should be ‘free to choose a husband’

 The panel last night: Asra Nomani; Mohammed al-Habash; Tim Sebastian;
 Thuraya al-Rayed and Yasir Qadhi

 By Peter Townson

 The Motion ‘This House believes that Muslim women should be free to
 marry anyone they choose’, was passed resoundingly by 62% to 38% at
 the final episode of the fifth series of the Doha Debates last night.

 A lively audience questioned the panellists on a highly emotional
 issue, with a number of young Qatari women arguing staunchly for their
 right to make a choice about who they should marry.

 First to speak for the motion was journalist and author Asra Nomani,
 who spoke about her personal experiences as a young Muslim woman who
 was 

[wanita-muslimah] Kiat Ampuh untuk Memperoleh Kedamaian

2009-06-29 Terurut Topik syamsuri149
Di zaman yang mengagungkan hidup kemewahan, kepintaran, iptek dan sejenisnya 
kesederhanaan dipandang sebagai kebodohan. Padahal, tanpa kesederhanaan 
kedamaian akan sulit datang.

Soal harta dan dunia, manusia tak akan merasa puas, seperti orang minum air 
laut. Semakin banyak ia minum akan semakin haus. Kehausan terhadap dunia 
menyebabkan manusia tidak menemukan kedamaian dan kebahagian. Hidupnya sengsara 
dan hatinya gelisah.

Orang yang tak mampu mengendalikan dirinya, bagaikan berlari mengejar 
bayangannya sendiri. Semakin dikejar semakin lari. Kita diam ia diam juga. 
Energi habis bukan untuk mencapai tujuan hidupnya, tetapi habis untuk mengejar 
tuntutan nafsunya yang tak terkendali.

Kedamaian dalam hal ini, menjadi bayangan yang lari setiap kejar. Padahal ia 
ada di sini, dalam cara kita hidup dan mensyukuri kehidupan.

Sayangnya, di zaman yang mengagungkan kemewahan, kepintaran, kecerdasan, iptek 
dan sejenisnya, kesederhanaan dan kedamaian dipandang sebagai kebodohan dan 
ketidaktahuan dalam menikmati. Ada juga yang menyebutkan dengan rugi besar 
ada peluang kaya tidak diambil. Ada juga yang mengatakan kasihan punya harta 
tidak digunakan untuk senang-senang, padahal hartanya tidak dibawa mati.

Bagi para pencari kedamaian teladani presiden Iran Ahmadenajat, hidup yang 
sangat sederhana. Padahal ia punya kedudukan yang tinggi, punya peluang besar 
untuk mendapatkan kekayaan, tapi ia memilih hidup sederhana. Mengapa? Karena ia 
menteladani pemimpin spiritualnya, memilih kedamaian di dunia dan kebahagiaan 
di akhirat.

Download gratis Amalan praktis dan doa2 pilihan, di halaman Produk Islami/eBook 
Islami:
http://www.tokoku99.com
di website ini juga ada free eBook dan software

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://syamsuri149.wordpress.com