Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-14 Terurut Topik L.Meilany
Paranoia juga mulanya timbul dari yg pro RUUAPP :-D
Yg pro RUUAPP paranoid juga, lantaran tanpa adanya UUAPP, moral bangsa ini akan 
hancur.
Gitu katanya

Moral itu kan urusan masing2 pribadi.
Kalo  pembahasan  RUU APP sudah menyangkut bisnis porno, lha knapa dibeli kan 
hukum ekonomi :
ada demand ada supply.

Yg anti  RUUAPP, paranoid karena UU APP itu 'remang2' nggak jelas
Cuma sekedar persepsi, anggapan tafsiran dari para pembuatnya

Padahal [menurut saya] :
RUU APP lebih menunjukkan sikap paranoid dari mereka
yang merasa tidak mampu memberikan pendidikan moral, akhlak  [ baca: agama] 
sehingga
mereka merasa sangat perlu menjaga - represif, dan bukan di awalnya - preventif.

Jadi sebenernya sapa gitu yg mula2  paranoid?
:-)))

salam 
l.meilany


- Original Message - 
  From: [EMAIL PROTECTED] 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 10, 2006 2:42 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


  - Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40 PM -

  Jumat, 10 Maret 2006

  Paranoia Penolak RUU APP 


  Irfan Junaidi
  Wartawan Republika 

  Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan 
  Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal. 
  Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan Sedunia 
  yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model menggelar aksi 
  di bundaran HI

  Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung dalam 
  kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran Tempo 
  berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi, penyingkatan 
  RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini, sangat 
  terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP, 
  aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga menganggap 
  RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari sebelumnya, 
  7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi penolakan 
  dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan Djoko 
  Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta mantan 
  ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU APP di 
  Bali. 

  Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan. Kebanyakan 
  media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap kelompok 
  penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi kelompok 
  pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan, dan tidak 
  berimbang.

  Alasan Penolakan
  Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para penolak RUU 
  APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat mengekang 
  kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban. Larangan 
  membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada perempuan.

  Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang dipilih 
  tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4 hingga 
  Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''. Artinya, 
  laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi pasal-pasal 
  itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika aturan itu 
  disebut merugikan perempuan.

  Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di sebagian 
  wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian adatnya 
  memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir, warga di 
  kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan menjadi 
  UU.

  Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun 
  mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat masyarakat adat 
  Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya 
  berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang berjalan selama 
  ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut dihitung. 
  Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'?

  Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan pornoaksi 
  cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP memang 
  mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan marak 
  seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang menyempurnakannya.

  Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara terhadap 
  ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar. RUU APP 
  seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh perempuan an 
  sich. 

  Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang memasuki ruang 
  publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'', 
  ''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf RUU 
  tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak boleh 
  dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu memasuki 
  ruang publik.

  Yang kelima adalah alasan

Re: Balasan: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-14 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :
Bumi ini milik Allah.
Banyak ortu islam warga indonesia tinggal di negara yg kehidupan, 
budayanya sangat - sangat bebas.
Tantangannya lebih besar daripada hidup dindonesia, karena mereka disana 
minoritas.

Di indonesia sebenarnya banyak orang yg munafik.
Kita selalu mengatasnamakan agama tapi sebaliknya kita juga menikmati hal2 yg 
dianggap vulgar, cabul  
Orangtua tidak memberi contoh bisanya cuma melarang dan melarang.
Anak2 disuruh berlaku sopan, manis tapi orangtuanya juga berlaku kasar, marah2.
Di sekolah, madrasah cuma diajarin sholat dan mengaji. Tapi sebaliknya guru 
ngajinya juga berbuat tak 
senonoh pada muridnya.

Bolak balik kalo dicokok polisi kenapa melakukan itu, yg dijadikan kambing 
hitam selalu :
 lantaran terpengaruh  sehabis nonton video porno 
Lha knapa dong nonton video porno, memangnya hukumnya wajib

Kalo kata ustad Arifin Ilham bilang, selain sholat, ngaji juga harus bisa 
mengendalikan diri juga sering2 
berpuasa untuk menahan godaan supaya jadi orang tua yg baik, jadi guru 
yg bisa diteladani.
Supaya kalo punya uang bisa dibelikan makanan bukan untuk sewa video porno 
lantas ditonton diam2 didalam 
kamar bersama isteri. 
Biar gitu anak2 juga tahu..
:-)) 

salam 
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Bejo Paijo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 13, 2006 6:59 AM
  Subject: Balasan: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


  Tolong Mbak Aisha dan teman-temannya yang nggak setuju RUU APP. Kasih jalan 
keluar dong. Jangan cuma omdo. Jangan juga bawa-bawa nama orang-orang terkenal 
untuk memperkuat pendapat. Yang kita lihat pendapatnya bukan orangnya. 
Saya khawatir dengan dekadensi moral di Indonesia. Saya juga punya anak. 
Tolong buat yang kontra dengan RUU APP. Mungkin anda-anda, termasuk Mbak Aisha 
sudah sangat expert dalam mendidik anak, tapi bagi saya yang baru jadi orang 
tua, terus terang saya khawatir dengan anak saya besok. Mungkin Mbak Aisha akan 
berkelit kalau soal moral anak, itu tergantung orang tuanya. Itu betul tapi 
lingkungan juga bukan faktor yang bisa  diabaikan. Jangan karena kelihatannya 
yang jadi korban adalah perempuan lalu ramai-ramai feminis pada kontra RUU APP. 
Kita nggak bisa tutup mata, kalau yang suka pamer aurat itu perempuan. Coba 
Mbak Aisha lihat di TV, di mall.

  Aisha [EMAIL PROTECTED] menulis:
Pak MHoel Mulyadi,
  Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum
  jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju
  saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di
  kamar tidur saat mandi atau berganti baju.

  Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya
  tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang
  dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2
  juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah
  istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap
  kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang
  punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah
  perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP
  ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi
  yang justru melecehkan perempuan.

  Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah
  kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya
  dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak
  terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu
  banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru
  ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi
  pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa
  persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya
  tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu.

  Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd
  porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya
  kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang
  memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat
  palsu - lha  bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya
  kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada
  UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya
  menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya
  begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis. Jika aparat
  keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno,
  gambar porno, vcd porno, dll.

  Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang
  memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan

RE: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-14 Terurut Topik achmad.chodjim
Bagi orang yang normal --yang mengerti tata krama kehidupan dan sopan santun-- 
tentu harapan Mas Wida adalah harapan semua orang. Tetapi, dalam menaruh 
harapan itu, hendaknya tidak memberikan kesempatan aktivitas politik bagi 
orang-orang yang hendak mengatasnamakan RUU APP bagi orang-orang tertentu yang 
hendak menghancurkan NKRI.

Banyak masalah besar yang harus diselesaikan oleh kita bila kita tetap setia 
pada Reformasi, yaitu pemberantasan KKN (yang dulu ditayangkan di tv-tv), 
efesiensi BUMN, penegakan hukum di segala bidang, perlindungan bagi warga 
negara di segala bidang, pemberantasan kemiskinan, penyehatan lingkungan dan 
masyarakat, dll.

Maka, untuk pornografi di segala jenis harus diberantas dulu dengan aturan yang 
sudah ada. Kita jangan terkecoh oleh sistem pengalihan fokus. Alih-alih tidak 
sanggup memberantas KKN, lalu dilemparkan isu baru termasuk RUU APP. Alih-alih 
tidak bisa melindungi warganya, maka dibuat perda yang sifatnya menindas gender 
tertentu.

Wassalam,
chodjim
 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 13, 2006 8:30 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw:
Paranoia Penolakan RUU APP


Bagi saya, saya merindukan lingkungan yang bersih dari pornografie. VCD 
porno, tabloid porno, majalah porno, situs porno, tayangan porno, dlsb. 
Itu saja. Tentu saja saya juga ingin bahaya perkosaan -bagaimanapun 
penyebabnya- bisa hilang.



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-14 Terurut Topik Ari Condro
kita sibuk dengan anti pornografi dan ada yg memanfaatkan kesempatan dalam
kesempitan :D  nampaknya memang semacam inilah kita digiring dari satu isu
ke isu lain tanpa ada yang dituntaskan dan dikontrol pelaksanaannya.

salam,
Ari Condro

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia


* HAMID AWALUDIN HARUS JELASKAN USULAN PEMBEBASAN TOMMY SOEHARTO


Perkara pemberian remisi kepada Tommy Soeharto berubah menjadi masalah
nasional, setelah menteri hukum dan HAM, Hamid Awaludin mengusulkan untuk
membebaskan narapidana paling beken di Indonesia ini, mulai Agustus 2006.
Menurut Mohammad Arfiandi Fauzan, sekjen PBHI, menyatakan seakan ada
perlakuan khusus yang diberikan kepada Tommy karena sang menteri sendiri
yang mengajukan remisi tersebut. Sekarang tugas Komisi III DPR
mempertanyakan langkah Menteri Hamid Awaludin. Ikuti keterangannya kepada
Radio Nederland:


Mohammad Arfiandi Fauzan [MAF]: Saya kira begini, ada memang perlakuan
khusus kepada seorang narapidana yang menjalani hukuman. Tapi
sepengetahuan saya semestinya dia harus menjalani dua pertiga dahulu, dari
masa tahanannya. Nah seingat saya, Tommy kan dikenakan hukuman lebih dari
10 tahun. Bahkan kalau tidak salah 14 tahun. Jadi juga saya mempertanyakan
kenapa bisa begitu. Karena remisi itu bisa diberikan kalau sudah masa
tahanan lebih dari setengah atau dua pertiga begitu.

Radio Nederland [RN]: Menurut data-data, Agustus 2006 nanti Tommy akan
menjalani 2/3 dari masa hukumannya. Baru saat itu dia sebenarnya berhak
mengajukan usulan pelepasan atau pembebasan ini, sebenarnya?

MAF: Ya betul, betul. Artinya memang harus dipertanyakan kenapa? Apalagi
kan ini yang seolah-olah bernafsu adalah menteri hukum dan HAM, Hamid
Awaludin. Semestinya kita harus mempertanyakan ini benar, bahwa ada apa?
Karena sepengetahuan kita memang kan Tommy sekarang berada di dalam
tahanan. Dan di dalam tahanan itu kan memang di bawah pengawasan
departemen hukum dan HAM. Tetapi yang harus diingat, hak untuk meminta
remisi itu bukan disuarakan oleh seorang menteri. Tetapi disuarakan oleh
yang bersangkutan langsung, dengan meminta permohonan kepada departemen
kehakiman dan baru kemudian ditanggapi.

Dan kalaulah memang itu ingin dikabulkan harus ada alasan-alasan yang
logis, sebagaimana disebutkan misalnya antara lain berkelakukan baik.
Artinya saya ingin mengatakan, menteri seharusnya tidak ambil bagian dalam
menyuarakan hal ini. Walaupun meski kemudian dia memberikan pertimbangan.
Karena kita tahu peradilan di Indonesia sudah satu atap di bawah Mahkamah
Agung. Untuk urusan remisi itu bukan lagi menteri kehakiman, tapi di
Mahkamah Agung.

Ada pengistimewaan di dalam menjalani proses itu yang diberikan kepada
Tommy Soeharto. Itu yang harus kita persoalkan.

RN: Pengaruh Tommy atau pengaruh Cendana itu masih dibilang sangat kuat di
Indonesia ...

MAF: Wah iya sangat kuat begitu. Bisa anda bayangkan sampai hari ini
negara ini sudah mengeluarkan sebuah ketetapan MPR yang harus memeriksa
korupsi-korupsi yang dilakukan oleh Soeharto dan keluarganya. Termasuk
kroni-kroninya. Tetapi ternyata itu tidak berjalan.

RN: Sekarang banyak juga yang mendesak agar Hamid Awaludin ini diperiksa ...

MAF: Seharusnya mitra kerja departemen kehakiman, dalam hal itu Komisi III
DPR memanggil Hamid Awaludin. Dengan inisiatif seolah-olah Hamid Awaludin
mengatas-namakan kepentingan Tommy. Kan jelas sekali, seharusnya remisi
itu belum disuarakan tetapi buru-buru sudah disuarakan hari ini. saya kira
sudah selayaknya Komisi III DPR memanggil yang bersangkutan. Dan jika
memang ditemukan ada hal-hal yang aneh dibalik ini, ya tidak menutup
kemungkinan, kenapa tidak diambil sebuah langkah hukum. Atau mengambil
langkah politik dengan merekomendasikan kepada presiden untuk meninjau
kembali status yang bersangkutan.

RN: Kenapa Pak Hamid Awaludin bisa sampai berani mengajukan hal ini?

MAF: Yah latar belakang politik mungkin yah. Kenapa hanya bagi seorang
Tommy, yang bersangkutan berani mengambil peran sedemikian jauh. Sedangkan
bagi terpidana-terpidana lainnya misalnya, dia tidak pernah memperhatikan
hal ini. Kenapa harus membela kepentingan Tommy Soeharto dalam pengajuan
remisinya. Bahkan seolah-olah menjadi corong atau bahkan terkesan sudah
menjadi penasihat hukum Tommy begitu.

RN: Hamid Awaludin ini dianggap kubunya Jusuf Kalla ya pak?

MAF: Betul. Dan kita tahu bahwa dia adalah orang Golkar. Apa yang tidak
bisa dilakukan oleh Golkar. Memberi penghargaan kepada mantan Presiden
Soeharto yang sama sekali tidak tersentuh oleh hukum dan seolah-olah ingin
mendesain bahwa yang bersangkutan berjasa. Padahal banyak kepentingan
orang untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hampir selama 32 tahun.
Golkar berani. Apalagi hanya sekadar untuk isu remisi dan memainkan Hamid
Awaludin begitu.

Demikian sekjen PBHI, Mohammad Arfiandi Fauzan.

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
Bagi orang yang normal --yang mengerti tata krama kehidupan dan sopan
santun-- tentu harapan Mas Wida adalah 

Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-12 Terurut Topik Wida . Kusuma
Saya setuju mbak Aisha. RUU APP ini banyak diinterpretasikan macam-macam. 
Ada yang coba-coba SI. Undang-undang Taliban. Deskriminasi perempuan. 
Mengalihkan perhatian rakyat dari isu2 pemerintah, dll.

Bagi saya, saya merindukan lingkungan yang bersih dari pornografie. VCD 
porno, tabloid porno, majalah porno, situs porno, tayangan porno, dlsb. 
Itu saja. Tentu saja saya juga ingin bahaya perkosaan -bagaimanapun 
penyebabnya- bisa hilang.

Mbak Aisha dan rekan-rekan ada yang punya anak gadis? Saya punya tiga 
mbak. Yang paling besar baru kelas 5 SD. Tentu saja saya takut terjadi 
apa-apa pada mereka. Saya takut mereka kena musibah perkosaan. Saya takut 
mereka melihat hal-hal porno. Saya takut mereka terlibat perzinaan dengan 
pacarnya kelak. Dlsb. Nah punyakah kita kekhawatiran itu?

Baru-baru ini, ada sebuah Geng gadis sekelas anak saya yang ketahuan 
sering nonton VCD porno di salah satu rumah. Awalnya dari seorang anak 
yang sering nonton akibat pembantunya sering nonton VCD porno itu di 
rumah. Ketahuannya geng ini karena ada yang mengadu ke salah satu ortunya. 
Setelah itu dilakukan geledah tas dan ditemukan VCD serem itu. Banyangkan, 
kelas 5 SD! Setelah itu kedua ortunya yang berkerja dipanggil ke sekolah 
untuk diberitahu. Mereka bahkan kemudian bertengkar di depan kepala 
sekolah! Saling menyalahkan. Syukur saja geng anak saya tidak sampai 
seperti itu. (Geng = kelompok / group main)

Belum lagi ada seorang anak laki-laki yang kemudian aneh sikapnya. Setelah 
ditanya kemudian diketahui ia banyak diberi komik porno (kecil tapi 
vulgar) dari tukang ojek. Tapi dia harus beli.

Baru-baru ini anak saya memberi tahu istri saya bahwa dia sudah mulai 
tertarik kepada anak laki-laki di kelasnya. Nah lho! Baru kelas 5 kok 
sudah mulai tertarik? Saya mungkin baru SMP tertarik lawan jenis. Lalu 
bagaimana jika anak gadis saya itu kelak pacaran di luar sepengetahuan 
saya dan istri saya? Akan seperti apa budaya pornografie 5 tahun 
mendatang?

Itulah kekhawatiran saya, dan saya yakin banyak ortu lain mempunyai 
kekhawatiran serupa. Itulah sebabnya saya berjuang untuk RUU APP. Biarlah 
RUU ini didiskusikan kembali pasal-pasalnya, dimodifikasi, asalkan ia bisa 
keluar dan membabat habis pornografie itu. Atau memaksanya mundur 5 tahun 
ke belakang.

Kita memang sedang berhadapan dengan bisnis pornografie. Bisnis tidak 
mengenal moral. Baginya yang penting uang. Toh di Barat sana tidak 
masalah. Ya memang! Tetapi di sini, zina itu masih tetap dosa! Apakah 
moral ini hendak dihancurkan juga? Kita harus hati-hati thdp bisnis 
semacam ini. Ya pasti akan laku. Siapa yang tidak ingin melihat hal 
seperti itu jika tidak kuat imannya? Tetapi saksikanlah setiap bisnis 
maksiat. Jika sudah besar nanti, akan sulit kita menghentikannya. Kita 
akan dihadapkan oleh masalah pengangguran dlsb. Akhirnya usaha penegakkan 
moral akan menjadi jauh lebih susah, karena akan dilawan sendiri oleh para 
pekerja bisnis maksiat itu. Jadi, jangan biarkan ia tumbuh besar. Potong 
ia sedari kecil. Kelak pisau kita tidak akan kuat lagi untuk menebang 
pohon raksasa.

Salam,




Aisha [EMAIL PROTECTED] 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/12/2006 08:49 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP






Pak MHoel Mulyadi,
Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum
jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju
saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di
kamar tidur saat mandi atau berganti baju.

Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya
tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang
dijual dipinggir jalan dengan harga murah.  Yang demo yang belum jadi ibu2
juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta 
Nuriyah
istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi 
tetap
kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu 
yang
punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah
perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP
ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi
yang justru melecehkan perempuan.

Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah
kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya
dengan melakukan berbagai hal ke perempuan.  Sekarang misalnya banyak
terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu
banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru
ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka 
jadi
pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? 
Berapa
persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya
tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu.

Sekarang misalnya

Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-12 Terurut Topik Mhoel

Bisa bukti kan gw pendukung SI?
Inilah penggagas Prostitusi Islami yang sukses jadi mucikari

- Original Message -
From: He-Man [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 10, 2006 11:14 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP




 Wow pendukung SI sekaligus RUU APP doyan ama selangkangan..
 Pantes aja ngebet banget pengen liat demo telanjang...

 Bener-bener hari yang indah buat pendukung SI , yang dua ketauan ngibul
 yang satu bikin pengakuan doyan keluar malam buat cari selangkangan.

 Dasar anak kantoran..pasti tiap hari kau pake sepatu mengkilap , berdasi ,
 pakai parfum , rambut disisir rapi dan dipotong pendek dll.

 Jadi jangan bicara masalah kehidupan keras deh bikin gw ngakak aja..

 Harusnya ente tanya ke anak-anak PKS itu kenapa sejak insiden Pusdai
 mereka gak berani lagi deketin gw ,mereka pikir semua anak masjid itu
 selemah mereka jadi bisa diintimidasi dengan hanya jumlah..

 - Original Message -
 From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Friday, March 10, 2006 8:03 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


 
  Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS,
  Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe.
  Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini
 soal
  selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia
gw.
  Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami.  Tapi, masih gunain nurani
Gw.
  Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka
  menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara
sendiri
  sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau
  ter-ejakulasi kah dengan baik?
 
  Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya.
  Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini

  Tampilin postingan gw ini apa adanya...
 
  Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja!
 





 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
 Yahoo! Groups Links








 email protected and scanned by AdvascanTM - keeping email useful -
www.advascan.com










 Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
  using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.







Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-12 Terurut Topik Wida . Kusuma
Please Stop. Ini sudah tidak sehat. Kita diskusi, bukan membahas personal. 
Bahas pendapatnya, tidak perlu membahas yang mengeluarkan pendapat.

Salam,




Mhoel [EMAIL PROTECTED] 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/13/2006 09:42 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP







Bisa bukti kan gw pendukung SI?
Inilah penggagas Prostitusi Islami yang sukses jadi mucikari

- Original Message -
From: He-Man [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 10, 2006 11:14 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP




 Wow pendukung SI sekaligus RUU APP doyan ama selangkangan..
 Pantes aja ngebet banget pengen liat demo telanjang...

 Bener-bener hari yang indah buat pendukung SI , yang dua ketauan ngibul
 yang satu bikin pengakuan doyan keluar malam buat cari selangkangan.

 Dasar anak kantoran..pasti tiap hari kau pake sepatu mengkilap , berdasi 
,
 pakai parfum , rambut disisir rapi dan dipotong pendek dll.

 Jadi jangan bicara masalah kehidupan keras deh bikin gw ngakak aja..

 Harusnya ente tanya ke anak-anak PKS itu kenapa sejak insiden Pusdai
 mereka gak berani lagi deketin gw ,mereka pikir semua anak masjid itu
 selemah mereka jadi bisa diintimidasi dengan hanya jumlah..

 - Original Message -
 From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Friday, March 10, 2006 8:03 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


 
  Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS,
  Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe.
  Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini
 soal
  selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia
gw.
  Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami.  Tapi, masih gunain nurani
Gw.
  Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang 
suka
  menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara
sendiri
  sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih 
horny-kah?Atau
  ter-ejakulasi kah dengan baik?
 
  Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya.
  Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan 
ini

  Tampilin postingan gw ini apa adanya...
 
  Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja!
 





 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 

 Yahoo! Groups Links








 email protected and scanned by AdvascanTM - keeping email useful -
www.advascan.com










 Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
  using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.







Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  

Yahoo! Groups Links



 





[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web

Balasan: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-12 Terurut Topik Bejo Paijo
Tolong Mbak Aisha dan teman-temannya yang nggak setuju RUU APP. Kasih jalan 
keluar dong. Jangan cuma omdo. Jangan juga bawa-bawa nama orang-orang terkenal 
untuk memperkuat pendapat. Yang kita lihat pendapatnya bukan orangnya. 
  Saya khawatir dengan dekadensi moral di Indonesia. Saya juga punya anak. 
Tolong buat yang kontra dengan RUU APP. Mungkin anda-anda, termasuk Mbak Aisha 
sudah sangat expert dalam mendidik anak, tapi bagi saya yang baru jadi orang 
tua, terus terang saya khawatir dengan anak saya besok. Mungkin Mbak Aisha akan 
berkelit kalau soal moral anak, itu tergantung orang tuanya. Itu betul tapi 
lingkungan juga bukan faktor yang bisa  diabaikan. Jangan karena kelihatannya 
yang jadi korban adalah perempuan lalu ramai-ramai feminis pada kontra RUU APP. 
Kita nggak bisa tutup mata, kalau yang suka pamer aurat itu perempuan. Coba 
Mbak Aisha lihat di TV, di mall.

Aisha [EMAIL PROTECTED] menulis:
  Pak MHoel Mulyadi,
Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum
jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju
saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di
kamar tidur saat mandi atau berganti baju.

Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya
tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang
dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2
juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah
istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap
kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang
punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah
perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP
ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi
yang justru melecehkan perempuan.

Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah
kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya
dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak
terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu
banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru
ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi
pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa
persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya
tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu.

Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd
porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya
kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang
memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat
palsu - lha  bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya
kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada
UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya
menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya
begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis. Jika aparat
keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno,
gambar porno, vcd porno, dll.

Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang
memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan
dangdut di tv dengan dancer yang nyaris bajunya itu sekedar bikini dengan
gerakan2 heboh - saya penasaran karena teman2 mengatakan acara yang ada Dewi
Persik itu dancernya heboh banget. Terus teman2 juga ngasih tahu acara malam
di Lativi yang pemotretan model2 yang bajunya minim, kenapa yang seperti ini
tidak diperjuangkan FPI, dll? Acara2 seperti ini kan bisa dijerat dengan UU
yang ada, atau di UU Pers, UU Penyiaran? Kuncinya adalah apakah aparat
kepolisian mau nggak bergerak untuk menertibkan?

Bukan perempuannya yang 'diserang' tapi produsen acara atau produk2 porno
itu. Dan kembali lagi di Indonesia ini kan agamanya bukan hanya satu - agama
Islam selain banyaknya suku2, termasuk suku2 yang budayanya beda2 seperti
kasus Bali dan Papua, malah di pulau Jawa saja kan ada tari2an yang memakai
baju kemben.

Ada orang2 yang mengatakan bahwa ribut2 pornografi ini justru karena para
pemimpin telah gagal mensejahterakan rakyatnya dan moralitas yang semakin
buruk. Mensejahterakan rakyat - membuat lapangan kerja bagi rakyat miskin
yang tidak mampu lagi makan layak, sulit menyekolahkan anak, sulit berobat
jika sakit, dll itu pekerjaan sulit dan lama, lebih gampang bikin RUU APP.
Padahal banyak masalah pornografi itu karena kemiskinan, kebodohan, dll.
Kenapa DPR tidak membuat UU yang bisa membasmi korupsi misalnya dengan
pembuktian terbalik (bukan aparat yang menyelidiki bukti2 kekayaan koruptor
tapi koruptornya yang harus menjelaskan dan memberi bukti darimana sumber
kekayaannya), atau UU supaya pendidikan bener, UU supaya layanan 

Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-11 Terurut Topik Aisha
Pak MHoel Mulyadi,
Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum
jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju
saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di
kamar tidur saat mandi atau berganti baju.

Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya
tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang
dijual dipinggir jalan dengan harga murah.  Yang demo yang belum jadi ibu2
juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah
istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap
kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang
punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah
perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP
ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi
yang justru melecehkan perempuan.

Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah
kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya
dengan melakukan berbagai hal ke perempuan.  Sekarang misalnya banyak
terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu
banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru
ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi
pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa
persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya
tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu.

Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd
porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya
kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang
memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat
palsu - lha  bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya
kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada
UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya
menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya
begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis.  Jika aparat
keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno,
gambar porno, vcd porno, dll.

Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang
memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan
dangdut di tv dengan dancer yang nyaris bajunya itu sekedar bikini dengan
gerakan2 heboh - saya penasaran karena teman2 mengatakan acara yang ada Dewi
Persik itu dancernya heboh banget. Terus teman2 juga ngasih tahu acara malam
di Lativi yang pemotretan model2 yang bajunya minim, kenapa yang seperti ini
tidak diperjuangkan FPI, dll? Acara2 seperti ini kan bisa dijerat dengan UU
yang ada, atau di UU Pers, UU Penyiaran? Kuncinya adalah apakah aparat
kepolisian mau nggak bergerak untuk menertibkan?

Bukan perempuannya yang 'diserang' tapi produsen acara atau produk2 porno
itu. Dan kembali lagi di Indonesia ini kan agamanya bukan hanya satu - agama
Islam selain banyaknya suku2, termasuk suku2 yang budayanya beda2 seperti
kasus Bali dan Papua, malah di pulau Jawa saja kan ada tari2an yang memakai
baju kemben.

Ada orang2 yang mengatakan bahwa ribut2 pornografi ini justru karena para
pemimpin telah gagal mensejahterakan rakyatnya dan moralitas yang semakin
buruk. Mensejahterakan rakyat - membuat lapangan kerja bagi rakyat miskin
yang tidak mampu lagi makan layak, sulit menyekolahkan anak, sulit berobat
jika sakit, dll itu pekerjaan sulit dan lama, lebih gampang bikin RUU APP.
Padahal banyak masalah pornografi itu karena kemiskinan, kebodohan, dll.
Kenapa DPR tidak membuat UU yang bisa membasmi korupsi misalnya dengan
pembuktian terbalik (bukan aparat yang menyelidiki bukti2 kekayaan koruptor
tapi koruptornya yang harus menjelaskan dan memberi bukti darimana sumber
kekayaannya), atau UU supaya pendidikan bener, UU supaya layanan kesehatan
bener, dll.

salam
Aisha
--
From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]
Seharusnya yang  ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja
saat demo dan berorasi, sebagai simbol apa yng mereka inginkan sebenarnya.
Biar masyarakat awam gampang menilai dan membedakan apa sih sebenarnya yang
diributkan itu. Soalnya kalo ngomong byk distorsinya. Tapi malah mereka demo
dengan pakaian sopan2 sesuai UU APP nya...

Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP 

Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-10 Terurut Topik Mhoel

Seharusnya yang  ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja
saat demo dan berorasi, sebagai simbol apa yng mereka inginkan sebenarnya.
Biar masyarakat awam gampang menilai dan membedakan apa sih sebenarnya yang
diributkan itu. Soalnya kalo ngomong byk distorsinya. Tapi malah mereka demo
dengan pakaian sopan2 sesuai UU APP nya...

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 10, 2006 2:42 PM
Subject: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP



 - Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40 PM -

 Jumat, 10 Maret 2006

 Paranoia Penolak RUU APP


 Irfan Junaidi
 Wartawan Republika

 Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan
 Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal.
 Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan Sedunia
 yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model menggelar aksi
 di bundaran HI

 Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung dalam
 kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran Tempo
 berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi, penyingkatan
 RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini, sangat
 terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP,
 aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga menganggap
 RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari sebelumnya,
 7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi penolakan
 dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan Djoko
 Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta mantan
 ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU APP di
 Bali.

 Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan. Kebanyakan
 media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap kelompok
 penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi kelompok
 pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan, dan tidak
 berimbang.

 Alasan Penolakan
 Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para penolak RUU
 APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat mengekang
 kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban. Larangan
 membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada perempuan.

 Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang dipilih
 tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4 hingga
 Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''. Artinya,
 laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi pasal-pasal
 itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika aturan itu
 disebut merugikan perempuan.

 Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di sebagian
 wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian adatnya
 memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir, warga di
 kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan menjadi
 UU.

 Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun
 mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat masyarakat adat
 Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya
 berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang berjalan selama
 ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut dihitung.
 Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'?

 Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan pornoaksi
 cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP memang
 mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan marak
 seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang menyempurnakannya.

 Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara terhadap
 ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar. RUU APP
 seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh perempuan an
 sich.

 Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang memasuki ruang
 publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'',
 ''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf RUU
 tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak boleh
 dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu memasuki
 ruang publik.

 Yang kelima adalah alasan yang sangat klasik: membuat kreasi seni dan
 budaya menjadi kering. Dalam persepsi saya, argumentasi ini sungguh
 merendahkan derajat para seniman dan budayawan. Secara tidak langsung,
 argumentasi ini menganggap kreativitas seniman dan budayawan hanya mampu
 berada di area sensual. Karenanya, hasil karya mereka menjadi kering
 ketika area itu dibatasi.

 Seniman dan budayawan yang menjadikan sensualitas sebagai 'tumpuan
 hidupnya' memang pantas risau dengan adanya RUU APP. Sebaliknya, mereka
 yang ruang kreasinya lebih luas dari sekadar

Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-10 Terurut Topik He-Man

Itu kan pengennya ente aja , soalnya yang demo artis dan foto model yang
cantik-cantik, dasar otak mesum.. :-P

Kalo ente pengen dan doyan liat artis yang demo sambil bugil ikutan aja 
perkumpulan penyayang binatang PeTA ditanggung bakal :-)

- Original Message - 
From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 10, 2006 3:57 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


 
 Seharusnya yang  ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja
 saat demo dan berorasi



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-10 Terurut Topik Mhoel

Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS,
Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe.
Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal
selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw.
Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami.  Tapi, masih gunain nurani Gw.
Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka
menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri
sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau
ter-ejakulasi kah dengan baik?

Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya.
Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini
Tampilin postingan gw ini apa adanya...

Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja!

- Original Message -
From: He-Man [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 10, 2006 7:08 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP




 Itu kan pengennya ente aja , soalnya yang demo artis dan foto model yang
 cantik-cantik, dasar otak mesum.. :-P

 Kalo ente pengen dan doyan liat artis yang demo sambil bugil ikutan aja
 perkumpulan penyayang binatang PeTA ditanggung bakal :-)

 - Original Message -
 From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Friday, March 10, 2006 3:57 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP


 
  Seharusnya yang  ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja
  saat demo dan berorasi









Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-10 Terurut Topik He-Man

Wow pendukung SI sekaligus RUU APP doyan ama selangkangan..
Pantes aja ngebet banget pengen liat demo telanjang...

Bener-bener hari yang indah buat pendukung SI , yang dua ketauan ngibul
yang satu bikin pengakuan doyan keluar malam buat cari selangkangan.

Dasar anak kantoran..pasti tiap hari kau pake sepatu mengkilap , berdasi ,
pakai parfum , rambut disisir rapi dan dipotong pendek dll.

Jadi jangan bicara masalah kehidupan keras deh bikin gw ngakak aja..

Harusnya ente tanya ke anak-anak PKS itu kenapa sejak insiden Pusdai
mereka gak berani lagi deketin gw ,mereka pikir semua anak masjid itu
selemah mereka jadi bisa diintimidasi dengan hanya jumlah..

- Original Message -
From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, March 10, 2006 8:03 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP



 Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS,
 Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe.
 Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini
soal
 selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw.
 Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami.  Tapi, masih gunain nurani Gw.
 Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka
 menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri
 sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau
 ter-ejakulasi kah dengan baik?

 Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya.
 Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini
 Tampilin postingan gw ini apa adanya...

 Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja!





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-10 Terurut Topik Ari Condro
Di bawah ini, nasihat oom babat, buat yg lagi panas panasan diskusi.
artikel selengkapnya (bagi yg tertarik saya kirim juga setelah ini).

salam,
Ari Condro



In the meantime, kurasa tidak ada jeleknya sama sekali airing debates spt yg
sekarang di milis2 ini. Setidaknya airing the debates membuka katup diskusi
agar tidak tertutup menjadi diskusi antar radikal yg saling memanaskan emosi
tanpa masukan baru apa2.

Dan ingat juga, sama spt halnya paham komunisme, hal yg paling besar
mengurangi radikalisme adalah kemakmuran rakyat banyak. Itu sebabnya short
term Malaysia mungkin akan lebih beruntung daripada Indonesia. Fanatisme
besar2an muncul jika perut lapar dan mata merah.

Aku really suggest kalian2 yg tidak benar2 dalam kategori 'perut lapar'
tidak perlu pura2 lapar untuk justifikasi ngamuk. Jujur saja. Tulis apa yg
benar2 kalian pikir tanpa retorika sloganistis yg keterlaluan. Bagi kalian2
yg benar2 kelaparan, dengan sedih harus dinyatakan bahwa tidak banyak yg
bisa kulakukan untuk membantu kalian -- mungkin nasehat bagaimana jika
mengurangi akses ke milis2 debat dan lebih ke job-hunting? biarkan hal2
makro itu lewat. Sekedar nasehat saja. Secara prinsip semua orang
bertanggung jawab atas dirinya sendiri2.





- Original Message -
From: Mhoel [EMAIL PROTECTED]

Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS,
Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe.
Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal
selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw.
Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami.  Tapi, masih gunain nurani Gw.
Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka
menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri
sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau
ter-ejakulasi kah dengan baik?

Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya.
Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini
Tampilin postingan gw ini apa adanya...






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP

2006-03-09 Terurut Topik Wida . Kusuma
- Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40 PM -

Jumat, 10 Maret 2006

Paranoia Penolak RUU APP 


Irfan Junaidi
Wartawan Republika 

Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan 
Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal. 
Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan Sedunia 
yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model menggelar aksi 
di bundaran HI

Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung dalam 
kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran Tempo 
berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi, penyingkatan 
RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini, sangat 
terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP, 
aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga menganggap 
RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari sebelumnya, 
7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi penolakan 
dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan Djoko 
Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta mantan 
ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU APP di 
Bali. 

Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan. Kebanyakan 
media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap kelompok 
penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi kelompok 
pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan, dan tidak 
berimbang.

Alasan Penolakan
Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para penolak RUU 
APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat mengekang 
kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban. Larangan 
membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada perempuan.

Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang dipilih 
tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4 hingga 
Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''. Artinya, 
laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi pasal-pasal 
itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika aturan itu 
disebut merugikan perempuan.

Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di sebagian 
wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian adatnya 
memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir, warga di 
kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan menjadi 
UU.

Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun 
mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat masyarakat adat 
Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya 
berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang berjalan selama 
ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut dihitung. 
Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'?

Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan pornoaksi 
cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP memang 
mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan marak 
seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang menyempurnakannya.

Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara terhadap 
ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar. RUU APP 
seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh perempuan an 
sich. 

Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang memasuki ruang 
publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'', 
''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf RUU 
tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak boleh 
dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu memasuki 
ruang publik.

Yang kelima adalah alasan yang sangat klasik: membuat kreasi seni dan 
budaya menjadi kering. Dalam persepsi saya, argumentasi ini sungguh 
merendahkan derajat para seniman dan budayawan. Secara tidak langsung, 
argumentasi ini menganggap kreativitas seniman dan budayawan hanya mampu 
berada di area sensual. Karenanya, hasil karya mereka menjadi kering 
ketika area itu dibatasi.

Seniman dan budayawan yang menjadikan sensualitas sebagai 'tumpuan 
hidupnya' memang pantas risau dengan adanya RUU APP. Sebaliknya, mereka 
yang ruang kreasinya lebih luas dari sekadar sensualitas, tentu tidak 
perlu khawatir.

Bukan baru kali ini pornografi dan seni dibentur-benturkan. Ini adalah 
alasan yang sangat klasik. Atas nama seni, orang boleh telanjang di muka 
umum. Mereka yang mempersepsi ketelanjangan itu sebagai pornografi 
kemudian dianggap berpikiran ngeres (kotor) dan disalahkan. Sebaliknya, 
orang yang tampil tanpa busana malah dibela karena dianggap berani 
memperjuangkan kebebasan berekspresi. Aneh! Sedang alasan keenam adalah 
batasan pornografi dan pornoaksi tidak jelas. Ini bentuk pengaburan 
belaka. Draf