Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Paranoia juga mulanya timbul dari yg pro RUUAPP :-D Yg pro RUUAPP paranoid juga, lantaran tanpa adanya UUAPP, moral bangsa ini akan hancur. Gitu katanya Moral itu kan urusan masing2 pribadi. Kalo pembahasan RUU APP sudah menyangkut bisnis porno, lha knapa dibeli kan hukum ekonomi : ada demand ada supply. Yg anti RUUAPP, paranoid karena UU APP itu 'remang2' nggak jelas Cuma sekedar persepsi, anggapan tafsiran dari para pembuatnya Padahal [menurut saya] : RUU APP lebih menunjukkan sikap paranoid dari mereka yang merasa tidak mampu memberikan pendidikan moral, akhlak [ baca: agama] sehingga mereka merasa sangat perlu menjaga - represif, dan bukan di awalnya - preventif. Jadi sebenernya sapa gitu yg mula2 paranoid? :-))) salam l.meilany - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 2:42 PM Subject: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP - Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40 PM - Jumat, 10 Maret 2006 Paranoia Penolak RUU APP Irfan Junaidi Wartawan Republika Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal. Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan Sedunia yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model menggelar aksi di bundaran HI Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung dalam kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran Tempo berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi, penyingkatan RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini, sangat terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP, aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga menganggap RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari sebelumnya, 7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi penolakan dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan Djoko Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta mantan ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU APP di Bali. Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan. Kebanyakan media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap kelompok penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi kelompok pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan, dan tidak berimbang. Alasan Penolakan Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para penolak RUU APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat mengekang kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban. Larangan membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada perempuan. Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang dipilih tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4 hingga Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''. Artinya, laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi pasal-pasal itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika aturan itu disebut merugikan perempuan. Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di sebagian wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian adatnya memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir, warga di kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan menjadi UU. Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat masyarakat adat Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang berjalan selama ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut dihitung. Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'? Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan pornoaksi cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP memang mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan marak seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang menyempurnakannya. Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara terhadap ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar. RUU APP seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh perempuan an sich. Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang memasuki ruang publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'', ''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf RUU tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak boleh dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu memasuki ruang publik. Yang kelima adalah alasan
Re: Balasan: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Nimbrung : Bumi ini milik Allah. Banyak ortu islam warga indonesia tinggal di negara yg kehidupan, budayanya sangat - sangat bebas. Tantangannya lebih besar daripada hidup dindonesia, karena mereka disana minoritas. Di indonesia sebenarnya banyak orang yg munafik. Kita selalu mengatasnamakan agama tapi sebaliknya kita juga menikmati hal2 yg dianggap vulgar, cabul Orangtua tidak memberi contoh bisanya cuma melarang dan melarang. Anak2 disuruh berlaku sopan, manis tapi orangtuanya juga berlaku kasar, marah2. Di sekolah, madrasah cuma diajarin sholat dan mengaji. Tapi sebaliknya guru ngajinya juga berbuat tak senonoh pada muridnya. Bolak balik kalo dicokok polisi kenapa melakukan itu, yg dijadikan kambing hitam selalu : lantaran terpengaruh sehabis nonton video porno Lha knapa dong nonton video porno, memangnya hukumnya wajib Kalo kata ustad Arifin Ilham bilang, selain sholat, ngaji juga harus bisa mengendalikan diri juga sering2 berpuasa untuk menahan godaan supaya jadi orang tua yg baik, jadi guru yg bisa diteladani. Supaya kalo punya uang bisa dibelikan makanan bukan untuk sewa video porno lantas ditonton diam2 didalam kamar bersama isteri. Biar gitu anak2 juga tahu.. :-)) salam l.meilany - Original Message - From: Bejo Paijo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, March 13, 2006 6:59 AM Subject: Balasan: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Tolong Mbak Aisha dan teman-temannya yang nggak setuju RUU APP. Kasih jalan keluar dong. Jangan cuma omdo. Jangan juga bawa-bawa nama orang-orang terkenal untuk memperkuat pendapat. Yang kita lihat pendapatnya bukan orangnya. Saya khawatir dengan dekadensi moral di Indonesia. Saya juga punya anak. Tolong buat yang kontra dengan RUU APP. Mungkin anda-anda, termasuk Mbak Aisha sudah sangat expert dalam mendidik anak, tapi bagi saya yang baru jadi orang tua, terus terang saya khawatir dengan anak saya besok. Mungkin Mbak Aisha akan berkelit kalau soal moral anak, itu tergantung orang tuanya. Itu betul tapi lingkungan juga bukan faktor yang bisa diabaikan. Jangan karena kelihatannya yang jadi korban adalah perempuan lalu ramai-ramai feminis pada kontra RUU APP. Kita nggak bisa tutup mata, kalau yang suka pamer aurat itu perempuan. Coba Mbak Aisha lihat di TV, di mall. Aisha [EMAIL PROTECTED] menulis: Pak MHoel Mulyadi, Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di kamar tidur saat mandi atau berganti baju. Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2 juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi yang justru melecehkan perempuan. Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu. Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat palsu - lha bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis. Jika aparat keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno, gambar porno, vcd porno, dll. Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan
RE: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Bagi orang yang normal --yang mengerti tata krama kehidupan dan sopan santun-- tentu harapan Mas Wida adalah harapan semua orang. Tetapi, dalam menaruh harapan itu, hendaknya tidak memberikan kesempatan aktivitas politik bagi orang-orang yang hendak mengatasnamakan RUU APP bagi orang-orang tertentu yang hendak menghancurkan NKRI. Banyak masalah besar yang harus diselesaikan oleh kita bila kita tetap setia pada Reformasi, yaitu pemberantasan KKN (yang dulu ditayangkan di tv-tv), efesiensi BUMN, penegakan hukum di segala bidang, perlindungan bagi warga negara di segala bidang, pemberantasan kemiskinan, penyehatan lingkungan dan masyarakat, dll. Maka, untuk pornografi di segala jenis harus diberantas dulu dengan aturan yang sudah ada. Kita jangan terkecoh oleh sistem pengalihan fokus. Alih-alih tidak sanggup memberantas KKN, lalu dilemparkan isu baru termasuk RUU APP. Alih-alih tidak bisa melindungi warganya, maka dibuat perda yang sifatnya menindas gender tertentu. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 13, 2006 8:30 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Bagi saya, saya merindukan lingkungan yang bersih dari pornografie. VCD porno, tabloid porno, majalah porno, situs porno, tayangan porno, dlsb. Itu saja. Tentu saja saya juga ingin bahaya perkosaan -bagaimanapun penyebabnya- bisa hilang. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
kita sibuk dengan anti pornografi dan ada yg memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan :D nampaknya memang semacam inilah kita digiring dari satu isu ke isu lain tanpa ada yang dituntaskan dan dikontrol pelaksanaannya. salam, Ari Condro WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia * HAMID AWALUDIN HARUS JELASKAN USULAN PEMBEBASAN TOMMY SOEHARTO Perkara pemberian remisi kepada Tommy Soeharto berubah menjadi masalah nasional, setelah menteri hukum dan HAM, Hamid Awaludin mengusulkan untuk membebaskan narapidana paling beken di Indonesia ini, mulai Agustus 2006. Menurut Mohammad Arfiandi Fauzan, sekjen PBHI, menyatakan seakan ada perlakuan khusus yang diberikan kepada Tommy karena sang menteri sendiri yang mengajukan remisi tersebut. Sekarang tugas Komisi III DPR mempertanyakan langkah Menteri Hamid Awaludin. Ikuti keterangannya kepada Radio Nederland: Mohammad Arfiandi Fauzan [MAF]: Saya kira begini, ada memang perlakuan khusus kepada seorang narapidana yang menjalani hukuman. Tapi sepengetahuan saya semestinya dia harus menjalani dua pertiga dahulu, dari masa tahanannya. Nah seingat saya, Tommy kan dikenakan hukuman lebih dari 10 tahun. Bahkan kalau tidak salah 14 tahun. Jadi juga saya mempertanyakan kenapa bisa begitu. Karena remisi itu bisa diberikan kalau sudah masa tahanan lebih dari setengah atau dua pertiga begitu. Radio Nederland [RN]: Menurut data-data, Agustus 2006 nanti Tommy akan menjalani 2/3 dari masa hukumannya. Baru saat itu dia sebenarnya berhak mengajukan usulan pelepasan atau pembebasan ini, sebenarnya? MAF: Ya betul, betul. Artinya memang harus dipertanyakan kenapa? Apalagi kan ini yang seolah-olah bernafsu adalah menteri hukum dan HAM, Hamid Awaludin. Semestinya kita harus mempertanyakan ini benar, bahwa ada apa? Karena sepengetahuan kita memang kan Tommy sekarang berada di dalam tahanan. Dan di dalam tahanan itu kan memang di bawah pengawasan departemen hukum dan HAM. Tetapi yang harus diingat, hak untuk meminta remisi itu bukan disuarakan oleh seorang menteri. Tetapi disuarakan oleh yang bersangkutan langsung, dengan meminta permohonan kepada departemen kehakiman dan baru kemudian ditanggapi. Dan kalaulah memang itu ingin dikabulkan harus ada alasan-alasan yang logis, sebagaimana disebutkan misalnya antara lain berkelakukan baik. Artinya saya ingin mengatakan, menteri seharusnya tidak ambil bagian dalam menyuarakan hal ini. Walaupun meski kemudian dia memberikan pertimbangan. Karena kita tahu peradilan di Indonesia sudah satu atap di bawah Mahkamah Agung. Untuk urusan remisi itu bukan lagi menteri kehakiman, tapi di Mahkamah Agung. Ada pengistimewaan di dalam menjalani proses itu yang diberikan kepada Tommy Soeharto. Itu yang harus kita persoalkan. RN: Pengaruh Tommy atau pengaruh Cendana itu masih dibilang sangat kuat di Indonesia ... MAF: Wah iya sangat kuat begitu. Bisa anda bayangkan sampai hari ini negara ini sudah mengeluarkan sebuah ketetapan MPR yang harus memeriksa korupsi-korupsi yang dilakukan oleh Soeharto dan keluarganya. Termasuk kroni-kroninya. Tetapi ternyata itu tidak berjalan. RN: Sekarang banyak juga yang mendesak agar Hamid Awaludin ini diperiksa ... MAF: Seharusnya mitra kerja departemen kehakiman, dalam hal itu Komisi III DPR memanggil Hamid Awaludin. Dengan inisiatif seolah-olah Hamid Awaludin mengatas-namakan kepentingan Tommy. Kan jelas sekali, seharusnya remisi itu belum disuarakan tetapi buru-buru sudah disuarakan hari ini. saya kira sudah selayaknya Komisi III DPR memanggil yang bersangkutan. Dan jika memang ditemukan ada hal-hal yang aneh dibalik ini, ya tidak menutup kemungkinan, kenapa tidak diambil sebuah langkah hukum. Atau mengambil langkah politik dengan merekomendasikan kepada presiden untuk meninjau kembali status yang bersangkutan. RN: Kenapa Pak Hamid Awaludin bisa sampai berani mengajukan hal ini? MAF: Yah latar belakang politik mungkin yah. Kenapa hanya bagi seorang Tommy, yang bersangkutan berani mengambil peran sedemikian jauh. Sedangkan bagi terpidana-terpidana lainnya misalnya, dia tidak pernah memperhatikan hal ini. Kenapa harus membela kepentingan Tommy Soeharto dalam pengajuan remisinya. Bahkan seolah-olah menjadi corong atau bahkan terkesan sudah menjadi penasihat hukum Tommy begitu. RN: Hamid Awaludin ini dianggap kubunya Jusuf Kalla ya pak? MAF: Betul. Dan kita tahu bahwa dia adalah orang Golkar. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Golkar. Memberi penghargaan kepada mantan Presiden Soeharto yang sama sekali tidak tersentuh oleh hukum dan seolah-olah ingin mendesain bahwa yang bersangkutan berjasa. Padahal banyak kepentingan orang untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hampir selama 32 tahun. Golkar berani. Apalagi hanya sekadar untuk isu remisi dan memainkan Hamid Awaludin begitu. Demikian sekjen PBHI, Mohammad Arfiandi Fauzan. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] Bagi orang yang normal --yang mengerti tata krama kehidupan dan sopan santun-- tentu harapan Mas Wida adalah
Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Saya setuju mbak Aisha. RUU APP ini banyak diinterpretasikan macam-macam. Ada yang coba-coba SI. Undang-undang Taliban. Deskriminasi perempuan. Mengalihkan perhatian rakyat dari isu2 pemerintah, dll. Bagi saya, saya merindukan lingkungan yang bersih dari pornografie. VCD porno, tabloid porno, majalah porno, situs porno, tayangan porno, dlsb. Itu saja. Tentu saja saya juga ingin bahaya perkosaan -bagaimanapun penyebabnya- bisa hilang. Mbak Aisha dan rekan-rekan ada yang punya anak gadis? Saya punya tiga mbak. Yang paling besar baru kelas 5 SD. Tentu saja saya takut terjadi apa-apa pada mereka. Saya takut mereka kena musibah perkosaan. Saya takut mereka melihat hal-hal porno. Saya takut mereka terlibat perzinaan dengan pacarnya kelak. Dlsb. Nah punyakah kita kekhawatiran itu? Baru-baru ini, ada sebuah Geng gadis sekelas anak saya yang ketahuan sering nonton VCD porno di salah satu rumah. Awalnya dari seorang anak yang sering nonton akibat pembantunya sering nonton VCD porno itu di rumah. Ketahuannya geng ini karena ada yang mengadu ke salah satu ortunya. Setelah itu dilakukan geledah tas dan ditemukan VCD serem itu. Banyangkan, kelas 5 SD! Setelah itu kedua ortunya yang berkerja dipanggil ke sekolah untuk diberitahu. Mereka bahkan kemudian bertengkar di depan kepala sekolah! Saling menyalahkan. Syukur saja geng anak saya tidak sampai seperti itu. (Geng = kelompok / group main) Belum lagi ada seorang anak laki-laki yang kemudian aneh sikapnya. Setelah ditanya kemudian diketahui ia banyak diberi komik porno (kecil tapi vulgar) dari tukang ojek. Tapi dia harus beli. Baru-baru ini anak saya memberi tahu istri saya bahwa dia sudah mulai tertarik kepada anak laki-laki di kelasnya. Nah lho! Baru kelas 5 kok sudah mulai tertarik? Saya mungkin baru SMP tertarik lawan jenis. Lalu bagaimana jika anak gadis saya itu kelak pacaran di luar sepengetahuan saya dan istri saya? Akan seperti apa budaya pornografie 5 tahun mendatang? Itulah kekhawatiran saya, dan saya yakin banyak ortu lain mempunyai kekhawatiran serupa. Itulah sebabnya saya berjuang untuk RUU APP. Biarlah RUU ini didiskusikan kembali pasal-pasalnya, dimodifikasi, asalkan ia bisa keluar dan membabat habis pornografie itu. Atau memaksanya mundur 5 tahun ke belakang. Kita memang sedang berhadapan dengan bisnis pornografie. Bisnis tidak mengenal moral. Baginya yang penting uang. Toh di Barat sana tidak masalah. Ya memang! Tetapi di sini, zina itu masih tetap dosa! Apakah moral ini hendak dihancurkan juga? Kita harus hati-hati thdp bisnis semacam ini. Ya pasti akan laku. Siapa yang tidak ingin melihat hal seperti itu jika tidak kuat imannya? Tetapi saksikanlah setiap bisnis maksiat. Jika sudah besar nanti, akan sulit kita menghentikannya. Kita akan dihadapkan oleh masalah pengangguran dlsb. Akhirnya usaha penegakkan moral akan menjadi jauh lebih susah, karena akan dilawan sendiri oleh para pekerja bisnis maksiat itu. Jadi, jangan biarkan ia tumbuh besar. Potong ia sedari kecil. Kelak pisau kita tidak akan kuat lagi untuk menebang pohon raksasa. Salam, Aisha [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/12/2006 08:49 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Pak MHoel Mulyadi, Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di kamar tidur saat mandi atau berganti baju. Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2 juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi yang justru melecehkan perempuan. Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu. Sekarang misalnya
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Bisa bukti kan gw pendukung SI? Inilah penggagas Prostitusi Islami yang sukses jadi mucikari - Original Message - From: He-Man [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 11:14 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Wow pendukung SI sekaligus RUU APP doyan ama selangkangan.. Pantes aja ngebet banget pengen liat demo telanjang... Bener-bener hari yang indah buat pendukung SI , yang dua ketauan ngibul yang satu bikin pengakuan doyan keluar malam buat cari selangkangan. Dasar anak kantoran..pasti tiap hari kau pake sepatu mengkilap , berdasi , pakai parfum , rambut disisir rapi dan dipotong pendek dll. Jadi jangan bicara masalah kehidupan keras deh bikin gw ngakak aja.. Harusnya ente tanya ke anak-anak PKS itu kenapa sejak insiden Pusdai mereka gak berani lagi deketin gw ,mereka pikir semua anak masjid itu selemah mereka jadi bisa diintimidasi dengan hanya jumlah.. - Original Message - From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 8:03 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS, Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe. Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw. Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami. Tapi, masih gunain nurani Gw. Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau ter-ejakulasi kah dengan baik? Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya. Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini Tampilin postingan gw ini apa adanya... Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja! Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links email protected and scanned by AdvascanTM - keeping email useful - www.advascan.com Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Please Stop. Ini sudah tidak sehat. Kita diskusi, bukan membahas personal. Bahas pendapatnya, tidak perlu membahas yang mengeluarkan pendapat. Salam, Mhoel [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/13/2006 09:42 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Bisa bukti kan gw pendukung SI? Inilah penggagas Prostitusi Islami yang sukses jadi mucikari - Original Message - From: He-Man [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 11:14 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Wow pendukung SI sekaligus RUU APP doyan ama selangkangan.. Pantes aja ngebet banget pengen liat demo telanjang... Bener-bener hari yang indah buat pendukung SI , yang dua ketauan ngibul yang satu bikin pengakuan doyan keluar malam buat cari selangkangan. Dasar anak kantoran..pasti tiap hari kau pake sepatu mengkilap , berdasi , pakai parfum , rambut disisir rapi dan dipotong pendek dll. Jadi jangan bicara masalah kehidupan keras deh bikin gw ngakak aja.. Harusnya ente tanya ke anak-anak PKS itu kenapa sejak insiden Pusdai mereka gak berani lagi deketin gw ,mereka pikir semua anak masjid itu selemah mereka jadi bisa diintimidasi dengan hanya jumlah.. - Original Message - From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 8:03 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS, Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe. Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw. Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami. Tapi, masih gunain nurani Gw. Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau ter-ejakulasi kah dengan baik? Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya. Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini Tampilin postingan gw ini apa adanya... Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja! Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links email protected and scanned by AdvascanTM - keeping email useful - www.advascan.com Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web
Balasan: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Tolong Mbak Aisha dan teman-temannya yang nggak setuju RUU APP. Kasih jalan keluar dong. Jangan cuma omdo. Jangan juga bawa-bawa nama orang-orang terkenal untuk memperkuat pendapat. Yang kita lihat pendapatnya bukan orangnya. Saya khawatir dengan dekadensi moral di Indonesia. Saya juga punya anak. Tolong buat yang kontra dengan RUU APP. Mungkin anda-anda, termasuk Mbak Aisha sudah sangat expert dalam mendidik anak, tapi bagi saya yang baru jadi orang tua, terus terang saya khawatir dengan anak saya besok. Mungkin Mbak Aisha akan berkelit kalau soal moral anak, itu tergantung orang tuanya. Itu betul tapi lingkungan juga bukan faktor yang bisa diabaikan. Jangan karena kelihatannya yang jadi korban adalah perempuan lalu ramai-ramai feminis pada kontra RUU APP. Kita nggak bisa tutup mata, kalau yang suka pamer aurat itu perempuan. Coba Mbak Aisha lihat di TV, di mall. Aisha [EMAIL PROTECTED] menulis: Pak MHoel Mulyadi, Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di kamar tidur saat mandi atau berganti baju. Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2 juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi yang justru melecehkan perempuan. Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu. Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat palsu - lha bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis. Jika aparat keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno, gambar porno, vcd porno, dll. Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan dangdut di tv dengan dancer yang nyaris bajunya itu sekedar bikini dengan gerakan2 heboh - saya penasaran karena teman2 mengatakan acara yang ada Dewi Persik itu dancernya heboh banget. Terus teman2 juga ngasih tahu acara malam di Lativi yang pemotretan model2 yang bajunya minim, kenapa yang seperti ini tidak diperjuangkan FPI, dll? Acara2 seperti ini kan bisa dijerat dengan UU yang ada, atau di UU Pers, UU Penyiaran? Kuncinya adalah apakah aparat kepolisian mau nggak bergerak untuk menertibkan? Bukan perempuannya yang 'diserang' tapi produsen acara atau produk2 porno itu. Dan kembali lagi di Indonesia ini kan agamanya bukan hanya satu - agama Islam selain banyaknya suku2, termasuk suku2 yang budayanya beda2 seperti kasus Bali dan Papua, malah di pulau Jawa saja kan ada tari2an yang memakai baju kemben. Ada orang2 yang mengatakan bahwa ribut2 pornografi ini justru karena para pemimpin telah gagal mensejahterakan rakyatnya dan moralitas yang semakin buruk. Mensejahterakan rakyat - membuat lapangan kerja bagi rakyat miskin yang tidak mampu lagi makan layak, sulit menyekolahkan anak, sulit berobat jika sakit, dll itu pekerjaan sulit dan lama, lebih gampang bikin RUU APP. Padahal banyak masalah pornografi itu karena kemiskinan, kebodohan, dll. Kenapa DPR tidak membuat UU yang bisa membasmi korupsi misalnya dengan pembuktian terbalik (bukan aparat yang menyelidiki bukti2 kekayaan koruptor tapi koruptornya yang harus menjelaskan dan memberi bukti darimana sumber kekayaannya), atau UU supaya pendidikan bener, UU supaya layanan
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Pak MHoel Mulyadi, Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di kamar tidur saat mandi atau berganti baju. Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2 juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi yang justru melecehkan perempuan. Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu. Sekarang misalnya ada kegiatan polisi yang membersihkan tabloid dan vcd porno di pinggir2 jalan, kenapa yang dibersihkan di hilirnya? logikanya kalau mau memberantas - dari hulunya donk, tangkap penerbit atau yang memproduksinya. Alasan polisi - sering penerbitnya gak jelas atau beralamat palsu - lha bukannya ada intel? itu tugas polisi kan? mereka punya kewenangan untuk melacak jalur distribusi produk2 pornografi itu? Sudah ada UU-nya kan? Masalahnya terlihat bahwa aparat keamanan yang tidak berdaya menghadapi bisnis pornografi ini ya? Entah karena kemampuan melacaknya begitu lemah atau karena disuap, kita tidak tahu persis. Jika aparat keamanan bekerja dengan benar, tidak akan marak tabloid, cerita porno, gambar porno, vcd porno, dll. Tayangan di tv, kenapa gak dibikin peraturan lebih khusus tentang memproduksi tayangan yang dianggap porno? Saya juga pernah melihat tayangan dangdut di tv dengan dancer yang nyaris bajunya itu sekedar bikini dengan gerakan2 heboh - saya penasaran karena teman2 mengatakan acara yang ada Dewi Persik itu dancernya heboh banget. Terus teman2 juga ngasih tahu acara malam di Lativi yang pemotretan model2 yang bajunya minim, kenapa yang seperti ini tidak diperjuangkan FPI, dll? Acara2 seperti ini kan bisa dijerat dengan UU yang ada, atau di UU Pers, UU Penyiaran? Kuncinya adalah apakah aparat kepolisian mau nggak bergerak untuk menertibkan? Bukan perempuannya yang 'diserang' tapi produsen acara atau produk2 porno itu. Dan kembali lagi di Indonesia ini kan agamanya bukan hanya satu - agama Islam selain banyaknya suku2, termasuk suku2 yang budayanya beda2 seperti kasus Bali dan Papua, malah di pulau Jawa saja kan ada tari2an yang memakai baju kemben. Ada orang2 yang mengatakan bahwa ribut2 pornografi ini justru karena para pemimpin telah gagal mensejahterakan rakyatnya dan moralitas yang semakin buruk. Mensejahterakan rakyat - membuat lapangan kerja bagi rakyat miskin yang tidak mampu lagi makan layak, sulit menyekolahkan anak, sulit berobat jika sakit, dll itu pekerjaan sulit dan lama, lebih gampang bikin RUU APP. Padahal banyak masalah pornografi itu karena kemiskinan, kebodohan, dll. Kenapa DPR tidak membuat UU yang bisa membasmi korupsi misalnya dengan pembuktian terbalik (bukan aparat yang menyelidiki bukti2 kekayaan koruptor tapi koruptornya yang harus menjelaskan dan memberi bukti darimana sumber kekayaannya), atau UU supaya pendidikan bener, UU supaya layanan kesehatan bener, dll. salam Aisha -- From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] Seharusnya yang ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja saat demo dan berorasi, sebagai simbol apa yng mereka inginkan sebenarnya. Biar masyarakat awam gampang menilai dan membedakan apa sih sebenarnya yang diributkan itu. Soalnya kalo ngomong byk distorsinya. Tapi malah mereka demo dengan pakaian sopan2 sesuai UU APP nya... Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Seharusnya yang ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja saat demo dan berorasi, sebagai simbol apa yng mereka inginkan sebenarnya. Biar masyarakat awam gampang menilai dan membedakan apa sih sebenarnya yang diributkan itu. Soalnya kalo ngomong byk distorsinya. Tapi malah mereka demo dengan pakaian sopan2 sesuai UU APP nya... - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 2:42 PM Subject: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP - Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40 PM - Jumat, 10 Maret 2006 Paranoia Penolak RUU APP Irfan Junaidi Wartawan Republika Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal. Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan Sedunia yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model menggelar aksi di bundaran HI Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung dalam kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran Tempo berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi, penyingkatan RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini, sangat terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP, aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga menganggap RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari sebelumnya, 7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi penolakan dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan Djoko Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta mantan ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU APP di Bali. Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan. Kebanyakan media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap kelompok penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi kelompok pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan, dan tidak berimbang. Alasan Penolakan Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para penolak RUU APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat mengekang kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban. Larangan membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada perempuan. Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang dipilih tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4 hingga Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''. Artinya, laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi pasal-pasal itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika aturan itu disebut merugikan perempuan. Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di sebagian wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian adatnya memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir, warga di kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan menjadi UU. Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat masyarakat adat Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang berjalan selama ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut dihitung. Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'? Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan pornoaksi cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP memang mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan marak seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang menyempurnakannya. Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara terhadap ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar. RUU APP seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh perempuan an sich. Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang memasuki ruang publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'', ''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf RUU tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak boleh dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu memasuki ruang publik. Yang kelima adalah alasan yang sangat klasik: membuat kreasi seni dan budaya menjadi kering. Dalam persepsi saya, argumentasi ini sungguh merendahkan derajat para seniman dan budayawan. Secara tidak langsung, argumentasi ini menganggap kreativitas seniman dan budayawan hanya mampu berada di area sensual. Karenanya, hasil karya mereka menjadi kering ketika area itu dibatasi. Seniman dan budayawan yang menjadikan sensualitas sebagai 'tumpuan hidupnya' memang pantas risau dengan adanya RUU APP. Sebaliknya, mereka yang ruang kreasinya lebih luas dari sekadar
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Itu kan pengennya ente aja , soalnya yang demo artis dan foto model yang cantik-cantik, dasar otak mesum.. :-P Kalo ente pengen dan doyan liat artis yang demo sambil bugil ikutan aja perkumpulan penyayang binatang PeTA ditanggung bakal :-) - Original Message - From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 3:57 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Seharusnya yang ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja saat demo dan berorasi Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS, Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe. Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw. Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami. Tapi, masih gunain nurani Gw. Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau ter-ejakulasi kah dengan baik? Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya. Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini Tampilin postingan gw ini apa adanya... Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja! - Original Message - From: He-Man [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 7:08 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Itu kan pengennya ente aja , soalnya yang demo artis dan foto model yang cantik-cantik, dasar otak mesum.. :-P Kalo ente pengen dan doyan liat artis yang demo sambil bugil ikutan aja perkumpulan penyayang binatang PeTA ditanggung bakal :-) - Original Message - From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 3:57 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Seharusnya yang ikut menentang UU APP disuruh buka celana dan baju saja saat demo dan berorasi Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin accept no liability for any loss or damage arising from the use of this E-Mail or attachments. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Wow pendukung SI sekaligus RUU APP doyan ama selangkangan.. Pantes aja ngebet banget pengen liat demo telanjang... Bener-bener hari yang indah buat pendukung SI , yang dua ketauan ngibul yang satu bikin pengakuan doyan keluar malam buat cari selangkangan. Dasar anak kantoran..pasti tiap hari kau pake sepatu mengkilap , berdasi , pakai parfum , rambut disisir rapi dan dipotong pendek dll. Jadi jangan bicara masalah kehidupan keras deh bikin gw ngakak aja.. Harusnya ente tanya ke anak-anak PKS itu kenapa sejak insiden Pusdai mereka gak berani lagi deketin gw ,mereka pikir semua anak masjid itu selemah mereka jadi bisa diintimidasi dengan hanya jumlah.. - Original Message - From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, March 10, 2006 8:03 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS, Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe. Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw. Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami. Tapi, masih gunain nurani Gw. Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau ter-ejakulasi kah dengan baik? Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya. Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini Tampilin postingan gw ini apa adanya... Baru tahu gw Loe lulusan PeTA..pantas aja! Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Di bawah ini, nasihat oom babat, buat yg lagi panas panasan diskusi. artikel selengkapnya (bagi yg tertarik saya kirim juga setelah ini). salam, Ari Condro In the meantime, kurasa tidak ada jeleknya sama sekali airing debates spt yg sekarang di milis2 ini. Setidaknya airing the debates membuka katup diskusi agar tidak tertutup menjadi diskusi antar radikal yg saling memanaskan emosi tanpa masukan baru apa2. Dan ingat juga, sama spt halnya paham komunisme, hal yg paling besar mengurangi radikalisme adalah kemakmuran rakyat banyak. Itu sebabnya short term Malaysia mungkin akan lebih beruntung daripada Indonesia. Fanatisme besar2an muncul jika perut lapar dan mata merah. Aku really suggest kalian2 yg tidak benar2 dalam kategori 'perut lapar' tidak perlu pura2 lapar untuk justifikasi ngamuk. Jujur saja. Tulis apa yg benar2 kalian pikir tanpa retorika sloganistis yg keterlaluan. Bagi kalian2 yg benar2 kelaparan, dengan sedih harus dinyatakan bahwa tidak banyak yg bisa kulakukan untuk membantu kalian -- mungkin nasehat bagaimana jika mengurangi akses ke milis2 debat dan lebih ke job-hunting? biarkan hal2 makro itu lewat. Sekedar nasehat saja. Secara prinsip semua orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri2. - Original Message - From: Mhoel [EMAIL PROTECTED] Tidak sia-sia namamu, HEI-MENS, Seperti darah kotor perempuan, sesuai dengan kelakuan Loe. Kerjaan Loe khan lebih banyak nuduhnya. Tukang stigma. Sampai hari ini soal selangkangan bukan hal yang susah didapat, Om. Dunia malam masih dunia gw. Iman Gw masih lemah. Tutur gw blom islami. Tapi, masih gunain nurani Gw. Masih sadar apa yang layak, apa yang enggak. Tidak seperti Loe yang suka menstigma jelek ke ajaran Loe sendiri. Yang memperlakukan saudara sendiri sebagai musuh abadi. Gimana dendam Loe dengan PKS? Masih horny-kah?Atau ter-ejakulasi kah dengan baik? Karena Loe juga merangkap sbg Moderator di sini, tolong fair ya. Jangan seperti BANCI Taman Lawang dengan tidak meloloskan postingan ini Tampilin postingan gw ini apa adanya... Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
- Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 03/10/2006 02:40 PM - Jumat, 10 Maret 2006 Paranoia Penolak RUU APP Irfan Junaidi Wartawan Republika Jalan yang harus dilalui Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) untuk menjadi undang-undang (UU) masih terjal. Kelompok penolaknya makin giat menggelar kampanye. Hari Perempuan Sedunia yang jatuh 8 Maret menjadi momen kampanye. Artis dan model menggelar aksi di bundaran HI Pada tanggal itu pula, budayawan --yakni orang yang berkecimpung dalam kebudayaan-- ternama Goenawan Mohamad, menulis artikel di Koran Tempo berjudul 'RUU Porno': Arab atau Indonesia?. Saya mempersepsi, penyingkatan RUU APP menjadi 'RUU Porno' bukan tanpa motif. Lewat artikel ini, sangat terkesan budayawan tersebut menganggap dengan disahkannya RUU APP, aktivitas seni dan budaya akan kekeringan kreativitas. Dia juga menganggap RUU APP merupakan bentuk adopsi nilai-nilai dunia Arab. Sehari sebelumnya, 7 Maret, di Taman Budaya Yogyakarta, juga berlangsung aksi penolakan dihadiri seniman seperti Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, dan Djoko Pekik. Sikap mereka sama dengan mantan presiden Megawati, serta mantan ketua umum Golkar Akbar Tanjung, yang menyatakan penolakan RUU APP di Bali. Barisan penolak tak muncul tiba-tiba, tapi sudah dipersiapkan. Kebanyakan media mainstream termasuk dalam barisan ini. Akomodasi terhadap kelompok penolak RUU APP sangatlah berlebih. Media yang memberi ruang bagi kelompok pendukung RUU APP disebut sebagai media sektarian, menyesatkan, dan tidak berimbang. Alasan Penolakan Sedikitnya ada enam jenis alasan yang kerap dikemukakan para penolak RUU APP. Pertama, mereka menganggap aturan tersebut sebagai alat mengekang kebebasan kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai korban. Larangan membuka segala hal sensual, seolah-olah hanya disasarkan kepada perempuan. Padahal, jika diamati pasal demi pasal, jelas sekali kata yang dipilih tidak menunjuk pada jenis kelamin tertentu. Mulai dari Pasal 4 hingga Pasal 33, hampir semuanya diawali dengan kata ''setiap orang''. Artinya, laki-laki maupun perempuan bisa terkena implikasi. Substansi pasal-pasal itu juga tidak menunjuk kelompok gender tertentu. Rancu jika aturan itu disebut merugikan perempuan. Alasan kedua, aturan itu bertentangan dengan adat istiadat di sebagian wilayah. Bali dan Papua kerap dijadikan modelnya, karena pakaian adatnya memang tidak menutup aurat secara sempurna. Mereka khawatir, warga di kedua wilayah tersebut bakal dijerat hukum jika RUU APP disahkan menjadi UU. Sungguh logika ini sangat dipaksakan. Logika yang sangat awam pun mengetahui bahwa aturan itu disiapkan bukan untuk menjerat masyarakat adat Bali yang hanya mengenakan kemben, maupun warga Papua yang hanya berkoteka. Lagi pula, dalam diskursus soal pornografi yang berjalan selama ini, masyarakat dari kedua wilayah tersebut tidak pernah ikut dihitung. Mengapa tiba-tiba mereka dijadikan 'tameng'? Dasar penolakan ketiga menyebutkan bahwa urusan pornografi dan pornoaksi cukup diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Jika KUHP memang mencukupi, tentulah fenomena pornografi dan pornoaksi tidak akan marak seperti sekarang. Karena itulah perlu aturan yang menyempurnakannya. Alasan keempat menuding RUU APP sebagai bentuk intervensi negara terhadap ruang privat warga negaranya. Alasan ini kerap sekali terdengar. RUU APP seolah-olah dianggap hanya mengatur masalah pakaian dan tubuh perempuan an sich. Sensualitas yang dibatasi RUU APP adalah sensualitas yang memasuki ruang publik. Karena itu, istilah ''dipertontonkan di muka umum'', ''disiarkan/menyiarkan'', ''menyebarkan'', bertebaran dalam draf RUU tersebut. Sensualitas yang berada di ruang privat, memang tidak boleh dijangkau negara. Urusannya menjadi lain jika sensualitas itu memasuki ruang publik. Yang kelima adalah alasan yang sangat klasik: membuat kreasi seni dan budaya menjadi kering. Dalam persepsi saya, argumentasi ini sungguh merendahkan derajat para seniman dan budayawan. Secara tidak langsung, argumentasi ini menganggap kreativitas seniman dan budayawan hanya mampu berada di area sensual. Karenanya, hasil karya mereka menjadi kering ketika area itu dibatasi. Seniman dan budayawan yang menjadikan sensualitas sebagai 'tumpuan hidupnya' memang pantas risau dengan adanya RUU APP. Sebaliknya, mereka yang ruang kreasinya lebih luas dari sekadar sensualitas, tentu tidak perlu khawatir. Bukan baru kali ini pornografi dan seni dibentur-benturkan. Ini adalah alasan yang sangat klasik. Atas nama seni, orang boleh telanjang di muka umum. Mereka yang mempersepsi ketelanjangan itu sebagai pornografi kemudian dianggap berpikiran ngeres (kotor) dan disalahkan. Sebaliknya, orang yang tampil tanpa busana malah dibela karena dianggap berani memperjuangkan kebebasan berekspresi. Aneh! Sedang alasan keenam adalah batasan pornografi dan pornoaksi tidak jelas. Ini bentuk pengaburan belaka. Draf