[wanita-muslimah] Seri 672. Mengapa ke Turki?

2010-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
672. Mengapa ke Turki?

Kalau Seri 670 ditimba dari Pidato Sambutan Gubernur Sulsel dalam Upacara 
Pembukaan Kongres III Ummat Islam, maka Seri 672 ini ditimba dari Pidato Ketua 
Lajnah Tanfidziyah KPPSI Sulsel, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar. Ia menyinggung 
bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyediakan anggaran, sekitar 
Rp250-juta, untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke berbagai negara 
antara lain seperti Pakistan dan Turki. Menurut Abd Aziz lebih baik dana itu 
dialihkan saja untuk membiayai kajian-kajian tentang berbagai problema sosial 
dalam masyarakat yang dilakukan oleh lembaga NGO independen seperti UMI dan 
KPPSI sendiri. Ia juga mempertanyakan mengapa Turki yang dipilih untuk studi 
banding tersebut. 

Dalam Seri ini difokuskan seperti pada judul: Mengapa ke Turki?. Ya, mengapa 
untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam terpilih antara lain 
direncanakan ke Turki? Apa alasan para penasihat Pemerintah Provinsi Sulawesi 
Selatan memilih Turki? 

***

Sultan Abdul Hamid II dilahirkan pada hari Rabu, 16 Sya'ban 1258  (21 September 
1842). Pada 11 Sya'ban 1293 H [31 Agustus 1876 M] Sultan Hamid diangkat menjadi 
Khalifah. Dia menjadi pemimpin dari Khilafah dengan wilayah yang sangat luas 
dalam situasi yang tegang dan genting, baik di dalam maupun di luar negeri. 
Khalifah mempunyai visi sejarah yang mendalam. Dia melewatkan waktu tiga puluh 
tahun yang penuh dengan tantangan konspirasi ke dalam dan keluar, peperangan, 
revolusi, dan perubahan-perubahan. 

Khalifah Abdul Hamid mempunyai visi membangkitkan rasa kesatuan dalam kalangan 
negeri-negeri Islam di seluruh dunia. Untuk itu Khalifah membangun jaringan 
transportasi, yaitu jalur kereta api Hijaz dari Dimasyk ke Madinah, dari Aqabah 
ke Maan. Untuk memperlancar komunikasi, Khalifah juga membangun sistem telegraf 
dalam jalur Yaman, Hijaz, Syria, Iraq and Turki. Lalu kemudian Khalifah 
menghubungkannya dengan sistem telegraf Iran dan India. Biaya proyek itu telah 
dapat ditebus hanya dalam jangka 2 tahun, karena sistem transportasi dan 
komunikasi itu dipakai secara intensif oleh para jama'ah haji. Khalifah 
melakukan kampanye gagasan tentang kesatuan ummat Islam meliputi bagian selatan 
Rusia, India dan Afrika. Khalifah juga mengundang para terpelajar dari 
Indonesia, India dan Afrika untuk datang menuntut ilmu dalam wilayah Khilafah 
Islamiyah. 

Melihat itu konspirasi negeri-negeri barat bereaksi dengan cepat mengepung dan 
mengoyak Khilafah Islamiyah. Konspirasi itu menghasut dan membantu 
pemberontakan Tunisia (1877), empat tahun kemudian (1881) Tunisia diduduki 
Perancis, dalam tahun 1882 Inggris menduduki Mesir lalu meluas ke India dan 
Sudan dan Rusia menduduki Asia Tengah. Khilafah Islamiyah tinggal menunggu 
waktu saja dihabisi oleh konspirasi negeri barat.

Akhirnya tiba jualah waktu itu. Gerakan Turki Muda sudah demikian kuat, 
sehingga dapat menekan Majelis Syura untuk mencopot Khalifah Abdul Hamid dari 
kedudukannya. Hari Selasa 6 Rabiul Akhir 1327 (27 April 1909) Majelis Syura 
memutuskan untuk menurunkan Khalifah Abdul Hamid dari tahtanya. Empat orang 
diutus kepadanya untuk menyampaikan keputusan itu: Arif Hikmat, Aram Affandi 
(orang Armenia), As'ad Tabtani dan Qrasow (Yahudi). Kehadiran Qrasow dalam 
utusan itu menunjukkan, bahwa dalam konspirasi itu, aktif pula peranan Yahudi.

Setelah PD-I wilayah Khilafah Islamiyah tercabik-cabik. Orang Arab di Hijaz 
memberontak dibantu oleh Inggris dan Perancis, terulang peristiwa Tunisia, 
orang Arab dikhianati dan diduduki oleh Inggris, dan memberikan Palestina 
kepada orang Yahudi. Andaikata saja mereka mendengarkan Abdul Hamid.

Hingga akhir Perang Kemerdekaan Turki melawan negeri-negeri Eropa yang 
menduduki negeri Ottoman setelah PD I, Mustafa Kemal dari Gerakan Turki Muda 
kelihatannya seperti seorang Muslim yang taat. Dia shalat bersama-sama ummat 
Islam di masjid-masjid. Bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at di beberapa 
masjid. Dia bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah. Dia 
memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia menyebutkan 
Al Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata Al Quran itu adalah 
konstitusi. Dan dia juga mengatakan itu semuanya pada pembukaan Majelis Agung 
Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan. 
Sehingga ummat Islam mempercayainya. Dan dia mendapatkan kekuasaan penuh selama 
Perang Kemerdekaan. Setelah Turki memperoleh kemerdekaannya, dia dipilih oleh 
Majelis sebagai Presiden Turki. Gerakan Turki Muda memperoleh kekuasaan. Pada 
mulanya Mustafa Kemal hanya memotong debat dalam Majelis dan mengatakan 
Khalifah hanya sekadar sebagai figur saja yang tidak punya kekuasaan. Namun 
setelah ia merasa kuat, ia membatalkan Khilafah pada 3 Maret 1924. Maka 
berakhirlah sudah kesatuan kepemimpinan bagi ummat Islam yang telah berlangsung 
selama 1300 tahun. 

Tidak selang 

Re: [wanita-muslimah] Seri 672. Mengapa ke Turki?

2010-07-13 Terurut Topik donnie damana


Lah banyak yang bisa dipelajari, seperti iklannya mastercard:

bisa liat Topkapi palace, bisa belajar bagaimana pusat pemerintahan itu 
dibangun plus dengan haremnya, bisa belajar bagaimana suksesi kekalifahan 
otoman dilakukan.  (Nggak pake 4 model suksesi yang pak uztads sudah sebutkan). 
masuk istana topkapi bayar 12 euro, kalo mau masuk kompleks haremnya harus 
nambah 5 euro. kalo mau pake electronic guide juga mesti sewa lagi

bisa ke haga sofia atau ke blue mousqe. Kalau Ke Haga Sofia bisa belajar bahwa 
arsitektur masjid itu sebenarnya mencontek arsitektur gereja, dan disana juga 
bisa belajar bagaimana mengubah bangunan gereja menjadi masjid. tiket masuk 10 
euro

bisa belajar membangun  jembatan yang menghubungkan dua benua (asia eropa), 
minimal menyeberanginya. Biayanya mah tergantung seberapa pintar nego sama 
sopir taksi

Bisa belajar tentang budaya jaman kekhalifahan ottoman, terutama tari perut 
(makan malam sambil berlayar di selat bhosporus disuguhi tarian perut yang 
mbaknya minta saweran ditempelkan dibelahan dadanya seharga 85 euro)

 Tapi belajar untuk bisa menyadari bahwa kekhalifahan adalah sebuah masa lalu.. 
priceless :D

:D

On Jul 13, 2010, at 6:39 PM, H. M. Nur Abdurahman wrote:

 BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
 WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
 [Kolom Tetap Harian Fajar]
 672. Mengapa ke Turki?
 
 Kalau Seri 670 ditimba dari Pidato Sambutan Gubernur Sulsel dalam Upacara 
 Pembukaan Kongres III Ummat Islam, maka Seri 672 ini ditimba dari Pidato 
 Ketua Lajnah Tanfidziyah KPPSI Sulsel, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar. Ia 
 menyinggung bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyediakan anggaran, 
 sekitar Rp250-juta, untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke 
 berbagai negara antara lain seperti Pakistan dan Turki. Menurut Abd Aziz 
 lebih baik dana itu dialihkan saja untuk membiayai kajian-kajian tentang 
 berbagai problema sosial dalam masyarakat yang dilakukan oleh lembaga NGO 
 independen seperti UMI dan KPPSI sendiri. Ia juga mempertanyakan mengapa 
 Turki yang dipilih untuk studi banding tersebut. 
 
 Dalam Seri ini difokuskan seperti pada judul: Mengapa ke Turki?. Ya, 
 mengapa untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam terpilih antara lain 
 direncanakan ke Turki? Apa alasan para penasihat Pemerintah Provinsi Sulawesi 
 Selatan memilih Turki? 
 
 ***
 
 Sultan Abdul Hamid II dilahirkan pada hari Rabu, 16 Sya'ban 1258 (21 
 September 1842). Pada 11 Sya'ban 1293 H [31 Agustus 1876 M] Sultan Hamid 
 diangkat menjadi Khalifah. Dia menjadi pemimpin dari Khilafah dengan wilayah 
 yang sangat luas dalam situasi yang tegang dan genting, baik di dalam maupun 
 di luar negeri. Khalifah mempunyai visi sejarah yang mendalam. Dia melewatkan 
 waktu tiga puluh tahun yang penuh dengan tantangan konspirasi ke dalam dan 
 keluar, peperangan, revolusi, dan perubahan-perubahan. 
 
 Khalifah Abdul Hamid mempunyai visi membangkitkan rasa kesatuan dalam 
 kalangan negeri-negeri Islam di seluruh dunia. Untuk itu Khalifah membangun 
 jaringan transportasi, yaitu jalur kereta api Hijaz dari Dimasyk ke Madinah, 
 dari Aqabah ke Maan. Untuk memperlancar komunikasi, Khalifah juga membangun 
 sistem telegraf dalam jalur Yaman, Hijaz, Syria, Iraq and Turki. Lalu 
 kemudian Khalifah menghubungkannya dengan sistem telegraf Iran dan India. 
 Biaya proyek itu telah dapat ditebus hanya dalam jangka 2 tahun, karena 
 sistem transportasi dan komunikasi itu dipakai secara intensif oleh para 
 jama'ah haji. Khalifah melakukan kampanye gagasan tentang kesatuan ummat 
 Islam meliputi bagian selatan Rusia, India dan Afrika. Khalifah juga 
 mengundang para terpelajar dari Indonesia, India dan Afrika untuk datang 
 menuntut ilmu dalam wilayah Khilafah Islamiyah. 
 
 Melihat itu konspirasi negeri-negeri barat bereaksi dengan cepat mengepung 
 dan mengoyak Khilafah Islamiyah. Konspirasi itu menghasut dan membantu 
 pemberontakan Tunisia (1877), empat tahun kemudian (1881) Tunisia diduduki 
 Perancis, dalam tahun 1882 Inggris menduduki Mesir lalu meluas ke India dan 
 Sudan dan Rusia menduduki Asia Tengah. Khilafah Islamiyah tinggal menunggu 
 waktu saja dihabisi oleh konspirasi negeri barat.
 
 Akhirnya tiba jualah waktu itu. Gerakan Turki Muda sudah demikian kuat, 
 sehingga dapat menekan Majelis Syura untuk mencopot Khalifah Abdul Hamid dari 
 kedudukannya. Hari Selasa 6 Rabiul Akhir 1327 (27 April 1909) Majelis Syura 
 memutuskan untuk menurunkan Khalifah Abdul Hamid dari tahtanya. Empat orang 
 diutus kepadanya untuk menyampaikan keputusan itu: Arif Hikmat, Aram Affandi 
 (orang Armenia), As'ad Tabtani dan Qrasow (Yahudi). Kehadiran Qrasow dalam 
 utusan itu menunjukkan, bahwa dalam konspirasi itu, aktif pula peranan Yahudi.
 
 Setelah PD-I wilayah Khilafah Islamiyah tercabik-cabik. Orang Arab di Hijaz 
 memberontak dibantu oleh Inggris dan Perancis, terulang peristiwa Tunisia, 
 orang Arab dikhianati dan diduduki oleh Inggris, dan memberikan Palestina 
 kepada orang Yahudi. Andaikata saja mereka 

Re: [wanita-muslimah] Seri 672. Mengapa ke Turki?

2010-07-13 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
saya mau tanya
1. Apakah Pak Nur mau jadi khalifah?
2. Kalau Pak Nur jadi khalifah, kira2 nanti bakalan kayak Mustafa Kemal gak ya?

salam,
--
Wikan

2010/7/13 H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id



 BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

 WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
 [Kolom Tetap Harian Fajar]
 672. Mengapa ke Turki?

 Kalau Seri 670 ditimba dari Pidato Sambutan Gubernur Sulsel dalam Upacara 
 Pembukaan Kongres III Ummat Islam, maka Seri 672 ini ditimba dari Pidato 
 Ketua Lajnah Tanfidziyah KPPSI Sulsel, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar. Ia 
 menyinggung bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyediakan anggaran, 
 sekitar Rp250-juta, untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke 
 berbagai negara antara lain seperti Pakistan dan Turki. Menurut Abd Aziz 
 lebih baik dana itu dialihkan saja untuk membiayai kajian-kajian tentang 
 berbagai problema sosial dalam masyarakat yang dilakukan oleh lembaga NGO 
 independen seperti UMI dan KPPSI sendiri. Ia juga mempertanyakan mengapa 
 Turki yang dipilih untuk studi banding tersebut.

 Dalam Seri ini difokuskan seperti pada judul: Mengapa ke Turki?. Ya, 
 mengapa untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam terpilih antara lain 
 direncanakan ke Turki? Apa alasan para penasihat Pemerintah Provinsi Sulawesi 
 Selatan memilih Turki?


Re: [wanita-muslimah] Seri 672. Mengapa ke Turki?

2010-07-13 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Tambahan:
1. 
Kelupaan = http://waii-hmna.blogspot.com/2005/04/672-mengapa-ke-turki.html

2. 
The Fatwa of the Otoman senate:
 
On Tuesday the 27th of April 1909, the 240 members of the Otoman senate agreed 
under the pressure of the National Young Turks to remove Abdul Hameed from 
power. Senator Sheikh Hamdi Afandi Mali wrote the Fatwa of the removal. The 
Otoman Senate approved it. Here is the translation of that Fatwa: 

If the Imam of the Muslims took the important religous issues from the 
legislative books and collected those books, wasted the money of the state and 
engaed in agreements that contradicted the Islamic Law, killed, arrested, 
exiled the people for no reason, then promised not to do it again and still did 
it to harm the conditions of muslims all around the Islamic world then this 
leader is to be removed from office. If his removal will bring better 
conditions than his staying, then he has the choice of resigning or being 
removed from office.

Afterwards the Head Of The Ministers Council, Tawfiq Pasha was called to tell 
Abdul Hameed about the decision. He refused to do so. So they sent him a group 
of four people : Aref Hikmat, Aram Afandi (Armenian), As'ad Tobatani and 
Emanuel Qrasow (Jewish). As they entered his office, they found him standing 
calmly, Aref Hikmat read the Fatwa to him, then As'ad Tobatani came forward and 
said The nation has removed you from your office., Abdul Hameed became angry 
and said The nation has removed me from my office, that is okay ... but why 
did you bring the Jew to the Quarters of the Khilafa? and he pointed to 
Qrasow. Obviously that was the point of payback, Abdul Hameed rejected selling 
Palestine to the Jews, and now they show him that they were a part of his 
removal. A chalenge in the face of Abdul Hameed and the face of the Islamic 
Nation.

***

Black campaign on Sultan Abdul Hameed II:

After Abdul Hameed's removal from office many writers started attacking him and 
his person, one of these people was John Haslib, his book The Red Sultan 
became very famous, and was translated into many languages such as Arabic and 
Turkish. A Turkish book titled iki me vrin perde arkasi - yazan : nafiz tansu 
by Ararat Yayinevi was also a part of hateful propaganda that drawes the 
Ottoman state sinking deeper and deeper only to be saved by the Young Turks who 
removed Abdul Hameed. Another one is by the famous Arab Christian writter 
Georgy Zaydan in his book Stories Of The Islamic History - The Ottoman 
revolution. These books are nothing but a bunch of lies written by people who 
hate Islam and muslims deeply. It presents Sultan Abdul Hameed as a man sunk 
into pleasures of life such as women and alcohol, and a vicious merciless 
tyrant towards his political enemies and his people. These lies did not stand 
because the truth always prevails.

Sheikh Of Islam Mohammad Dia' Aldin Afandi's commentary:

The Fatwa is very strange and any person can see that the conditions set in it 
do not fit Abdul Hameed's deeds and actions. Such an achivement of Abdul Hameed 
would give the impression that he could not spend on development, but that is 
untrue. Abdul Hameed established fax lines between Yemen, Hijaz, Great Syria, 
Iraq and Turkey. Then he connected it to the fax lines of Iran and India. He 
managaed to earn back the cost of the project withen only two years because of 
the extensive use of these lines by the Hujjaj (the people who go to Mecca to 
do the pilgramage). It is important to mention that the debts of the Ottoman 
state, when Abdul Hameed came to power, were 2,528 Million Ottoman golden 
Leeras. When he was removed from power they were only 106 Million Leera. Which 
means he cut the debt to about 1/20 of its original value. The Young Turks, who 
came after Abdul Hameed, raised it back by 1300%. 

We kindly ask the Muslim reader to read Alfatihah on the soul of Sultan Abdul 
Hameed and the Muslims who dedicated their lives for the well being of Islam 
and the whole Islamic Nation. We hope we have been able to present you with 
something that will make you see things more clearly and strengthen your belief 
in the Islamic Dream and remove any misunderstandings or misconceptions if you 
have had any. Unite to the bond of Islam, may God bless the Islamic Nation and 
have mercy on the soul of Sultan Abdul Hameed and the rest of the sincere 
Muslims. 


- Original Message - 
From: H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 14, 2010 00:39
Subject: [wanita-muslimah] Seri 672. Mengapa ke Turki?

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
672. Mengapa ke Turki?

Kalau Seri 670 ditimba dari Pidato Sambutan Gubernur Sulsel dalam Upacara 
Pembukaan Kongres III Ummat Islam, maka Seri 672 ini ditimba dari Pidato Ketua 
Lajnah Tanfidziyah KPPSI Sulsel, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar. Ia menyinggung 
bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan