Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
bagaimana dengan HTI yang nyata2 bertujuan mengganti NKRI dan mengganti dasar negara Pancasila? bukankah mereka nyata2 bermaksud makar terhadap pemerintah Indonesia yang sah? salam, -- Wikan 2010/7/5 H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id Abdul Muiz wrote: Biarlah yang muda berpikir kritis dan logis bahwa yang namanya ide atau faham pasti ada irisan positifnya dengan faham lain. Biarlah generasi mudah belajar sendiri memilah dan memilih mengembangkan nalarnya apalagi sudah memiliki aqidah yang kuat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. HMNA: Supaya anak muda dapat bernalar harus pula disuguhkan kepada mereka bahan-bahn untuk dapat berpikir kritis. Bahan-bahan itu antara lain marxisme, trik-trik neo-marxisme dan aqidah. Dan yang perlu diwaspadai, ialah tidak semua bahkan kebanyakan generasi muda kontemporer terbius oleh narkoba hura-hura.
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
pendukung Ahmadiyah. Kami memiliki bukti video bahwa di antara para pendukung Ahmadiyah yang tergabung dalam AKKBB ini ada yang membawa senjata api dan bahkan sempat diletuskan. Selain itu mereka juga menghina, menjelek-jelekkan bahkan memaki-maki kami terlebih dulu, tegas Munarman dalam konferensi pers di markas FPI, Jakarta Senin (2/6). Saya juga tegaskan bahwa itu bukanlah FPI, namun beberapa laskar ormas Islam yang tergabung di bawah KLI yang dikomandani saya sendiri, tegas Munarman. Pernyataan senada dilontarkan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto. Mereka mengumpat dan memaki-maki, mereka katakan Laskar Kafir, Laskar Syetan dan sebagainya. Ada bukti video yang memperlihatkan seorang peserta aksi berkaos putih dengan sebuah pita merah putih di lengan kirinya sempat mengeluarkan sebuah senjata api dan menembakkannya, kata Yusanto. Saidiman, Korlap AKKBB, yang aktivis JIL Utan Kayu menyebut Islam anjing!. Lihat beritanya = http://hidayatullah.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=6944Itemid=1 *** Lambatnya pemerintah dalam menyelesaikan kasus Ahmadiyah menjadi pangkal konflik sosial yang terjadi. Kekerasan yang dilakukan oleh beberapa laskar ormas Islam yang tergabung di bawah KLI--jadi bukan FPI, yang berhari-hari menjadi bulan-bulanan mas media neolib--harus dilihat sebagai reaksi atas ketidak-tegasan pemerintah terhadap Ahmadiyah. Ala kulli hal, Pemerintah dihimbau untuk segera mengambil keputusan tegas mengenai keberadaan aliran-aliran sesat agama di dalam agama di Indonesia seperti Ahmadiyah. Karena jika hal itu tidak dilakukan, maka konflik horisontal akibat reaksi atas tindak kekerasan non-fisik (simbolik), tidak mustahil akan berulang terus. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 8 Juni 2008 [H.Muh.Nur Abdurrahman] http://waii-hmna.blogspot.com/2008/06/831-as-tak-pantas-ikut-campur-urusan.html - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 05, 2010 14:45 Subject: Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota bagaimana dengan HTI yang nyata2 bertujuan mengganti NKRI dan mengganti dasar negara Pancasila? bukankah mereka nyata2 bermaksud makar terhadap pemerintah Indonesia yang sah? salam, -- Wikan 2010/7/5 H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id - Original Message - From: al...@yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 05, 2010 21:28 Subject: Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota Jadi kesimpulannya HMNA ulama makar yang mendukung teroris? Kapan ditertibkan ulama kayak gini? Salam Mia [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
Sepertinya yang dipermasalahkan bung Wikan adalah kesamaan antara PKI dengan HTI/FPI, yaitu semuanya ingin mengganti dasar negara NKRI dari Pancasila menjadi Komunis (untuk PKI), dan Islam (untuk FPI dan HTI). Lebih lagi HTI ingin menjadikan Indonesia sebagai bagian (jajahan?) dari negara Islam yang dipimpin seorang khalifah. Tetapi jawaban pak HMNA ke arah yang lain. KM Original Message From: mnur.abdurrah...@yahoo.co.id Date: 05/07/2010 14:41 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subj: Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota Wrote: Wikan Danar Sunindyo bagaimana dengan HTI yang nyata2 bertujuan mengganti NKRI dan mengganti dasar negara Pancasila? bukankah mereka nyata2 bermaksud makar terhadap pemerintah Indonesia yang sah? ## HMNA: Ente belum baca postingan saya? Baiklah, ini saya sampaikan sekali lagio Catatan Jubir HTI: The Jakarta Post dan Bias Media (iasma) Menurut para pakar komunikasi, apa yang iasma pada media massa cetak, atau yang kita lihat di media elektronik, sesungguhya adalah realitas tangan kedua (second-hand reality). Maksudnya, apa yang iasma atau kita lihat dan kita dengar itu bukanlah realitas sesungguhnya melainkan formulasi atas realitas yang ada, yang dihasilkan melalui proses-proses olah jurnalistik baik dalam penulisan, pengambilan gambar, editing, sorting (penyaringan) dan sebagainya. Semua itu tentu sangat bergantung pada person- person yang melakukan tugas itu. Oleh karena itu, meski dalam teori pers harus bersikap netral, dalam kenyataannya pemberitaan media iasm selalu mengalami bias. Seberapa bias dan kemana pembiasan itu terjadi sangatlah dipengaruhi oleh iasma dan kepentingan dari media tersebut. Semakin besar ketidakselarasan iasma dan kepentingan media terhadap obyek pemberitaan, maka kemungkinan terjadinya bias akan semakin besar. Itu terjadi pada banyak media, di antaranya ias The Jakarta Post. Lihatlah bagaimana ias ini menulis soal syariah, Khilafah dan kegiatan gerakan Islam, termasuk Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dalam kasus gugatan kelompok AKKBB terhadap UU Nomer 1 PNPS Tahun 1965 misalnya, ias The Jakarta Post (TJP) pada tanggal 2 Februari 2010 memberitakan penolakan yang dilakukan oleh HTI dengan judul, Militant Groups Ready to Defend Controversial Law. TJP menulis, The Islamic Defenders Front (FPI) and Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) said they would defend the controversial blasphemy law(*), calling the move to scrap the 45-year-old law as an attempt to liberalize and destroy Islam. The two radical groups have met with Religious Affairs Minister Suryadharma Ali to lend their support to the government to fight against the plan of human rights groups to have the law reviewed by the Constitutional Court. Penggunaan istilah 'militant groups' atau 'radical groups' tentu sangat tendensius karena istilah ini memberikan konotasi yang buruk; seolah HTI adalah kelompok yang anti dialog dan cenderung pada kekerasan. Lagi pula yang menolak bukan hanya HTI. Banyak ormas Islam lain seperti NU dan Muhammadiyah yang juga menolak, tetapi tak terlalu ditonjolkan. Bukan hanya menyebut HTI sebagai kelompok iasma atau kelompok radikal, TJP juga menyebarkan kabar insinuatif yang mengatakan bahwa HTI turut serta dalam pertemuan dengan Menteri Agama. Meski ias ini hanya mengutip kuasa ias kelompok AKB, Uli Parulian, tidak tampak usaha TJP untuk melakukan pengecekan kepada HTI. TJP pada 4 Februari 2010 menulis: Uli Parulian Sihombing, a lawyer for the review petitioners, deplored the meeting between the religious minister and the militant groups. A minister should not conduct such a meeting. The worst thing is, we are also informed that the meeting used state funds, he told the Post. Lebih keji lagi, TJP juga menulis kabar fitnah, bahwa demo AKKBB(**) pada Juni 2008 lalu diserang oleh anggota HTI: In 2008, a pro-Ahmadiyah group called the National Alliance for the Freedom of Faith and Religion, was attacked by FPI and Hizbut Tahrir members, who strongly supported the government's move to ban Ahmadiyah. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Untuk menambah kuatnya opini terhadap buruknya tindakan HTI dan berbagai ormas Islam yang menolak judicial review terhadap UU Nomer 1 PNPS Tahun 1965, TJP memuat sejumlah komentar dari Pembaca yang tentu saja kebanyakan mendukung kelompok AKKBB itu. Di antaranya: Way to go, NGO! Crush the law (Hancurkan UU itu), it's so out-of-date (Itu UU kuno). (Jeffrey, Jakarta). This is the problem when religious entities obtain political power (Inilah problem ketika kelompok agama mendapatkan kekuasaan politik. (Sheldon Archer, Probolinggo, East Java). This is a battle between an ultra-conservative theocratic dictatorship versus a liberal democracy which upholds human rights and freedom even for the minorities (Ini
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
kalau melihat dari sejarah masa lalu indonesia ada dua elemen ekstrim yang ingin merongrong keberadaan negara kesatuan republik indonesia yang pertama, ekstrim kanan ... kelompok agama, yang berusaha memanfaatkan doktrin-doktrin agama untuk melakukan kekerasan dan pembenaran atas tindakannya dan mengubah dasar negara Indonesia menjadi dasar agama yang kedua, kelompok ekstrim kiri, kelompok komunis yang berusaha untuk mewujudkan paham komunisme di indonesia pada satu level tertentu kedua2-nya bisa sama-sama militan kalau dulu kita baca koran dari arsip sejarah banyak kelompok2 yang berafiliasi PKI yang melakukan aksi sepihak, melakukan perampasan tanah, penyerbuan terhadap basis-basis agama kini yang terjadi sebaliknya, kelompok2 berbasis agama melakukan aksi-aksi sepihak, penyerangan dan perusakan terhadap fasilitas kelompok/organisasi lain yang dinilai tidak sejalan dengan mereka sementara pemerintah sendiri melalui penegak-penegak hukumnya tidak bisa melakukan apa2 apa ini kondisi ibukota sedang hamil tua? indonesia dikondisikan sebagai ajang battlefield di mana ideologi2 bertemu dan berkonflik salam, -- Wikan 2010/7/5 kmj...@indosat.net.id kmj...@indosat.net.id Sepertinya yang dipermasalahkan bung Wikan adalah kesamaan antara PKI dengan HTI/FPI, yaitu semuanya ingin mengganti dasar negara NKRI dari Pancasila menjadi Komunis (untuk PKI), dan Islam (untuk FPI dan HTI). Lebih lagi HTI ingin menjadikan Indonesia sebagai bagian (jajahan?) dari negara Islam yang dipimpin seorang khalifah. Tetapi jawaban pak HMNA ke arah yang lain. KM
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
Bicara tentang komunisme (PKI). Pada tahun 1928 di Makassar diadakan kongres bersama antara Serikat Islam dan PKI. - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 05, 2010 10:23 AM Subject: Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota kalau melihat dari sejarah masa lalu indonesia ada dua elemen ekstrim yang ingin merongrong keberadaan negara kesatuan republik indonesia yang pertama, ekstrim kanan ... kelompok agama, yang berusaha memanfaatkan doktrin-doktrin agama untuk melakukan kekerasan dan pembenaran atas tindakannya dan mengubah dasar negara Indonesia menjadi dasar agama yang kedua, kelompok ekstrim kiri, kelompok komunis yang berusaha untuk mewujudkan paham komunisme di indonesia pada satu level tertentu kedua2-nya bisa sama-sama militan kalau dulu kita baca koran dari arsip sejarah banyak kelompok2 yang berafiliasi PKI yang melakukan aksi sepihak, melakukan perampasan tanah, penyerbuan terhadap basis-basis agama kini yang terjadi sebaliknya, kelompok2 berbasis agama melakukan aksi-aksi sepihak, penyerangan dan perusakan terhadap fasilitas kelompok/organisasi lain yang dinilai tidak sejalan dengan mereka sementara pemerintah sendiri melalui penegak-penegak hukumnya tidak bisa melakukan apa2 apa ini kondisi ibukota sedang hamil tua? indonesia dikondisikan sebagai ajang battlefield di mana ideologi2 bertemu dan berkonflik salam, -- Wikan 2010/7/5 kmj...@indosat.net.id kmj...@indosat.net.id Sepertinya yang dipermasalahkan bung Wikan adalah kesamaan antara PKI dengan HTI/FPI, yaitu semuanya ingin mengganti dasar negara NKRI dari Pancasila menjadi Komunis (untuk PKI), dan Islam (untuk FPI dan HTI). Lebih lagi HTI ingin menjadikan Indonesia sebagai bagian (jajahan?) dari negara Islam yang dipimpin seorang khalifah. Tetapi jawaban pak HMNA ke arah yang lain. KM === Email scanned by PC Tools - No viruses or spyware found. (Email Guard: 7.0.0.18, Virus/Spyware Database: 6.15360) http://www.pctools.com === [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
coba kita buktikan klaim HT mau menyelamatkan Indonesia Indonesia saat ini berdasar Pancasila, khalifah berdasar syariat Islam, berarti membubarkan NKRI yang berdasar Pancasila Indonesia saat ini menggunakan konstitusi nasional, khalifah menggunakan syariat Islam, berarti NKRI mau dibubarkan Indonesia saat ini adalah negara yang berdaulat, khalifah bermaksud menyatukan negara2 dalam kekuasaannya, berarti NKRI akan dihapus dan dijadikan bagian dari kekhalifahan jadi jelas2 yang dilakukan HT adalah upaya makar, penggantian ideologi, dasar negara dan pembubaran negara terhadap NKRI yang sah apakah HT bisa menolong Indonesia mengingat khalifah sendiri tidak ada bagaimana mungkin kita meminta pertolongan pada sesuatu yang tidak ada? sekarang tanyakan siapa pendukung khilafah? mereka adalah orang2 yang ambisius yang mau menggunakan dogma agama untuk kepentingan politiknya apa iya mereka mau memperjuangkan islam, mengingat cara2-nya menggunakan taktik a la machiavelli yang menghalalkan segala cara, mengedepankan nafsu politik ketimbang akhlak kepada sesama muslim serta berencana melakukan bughot/pemberontakan terhadap pemimpin/pemerintah yang sah salam -- Wikan 2010/7/5 H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id KM wrote: Sepertinya yang dipermasalahkan bung Wikan adalah kesamaan antara PKI dengan HTI/FPI, yaitu semuanya ingin mengganti dasar negara NKRI dari Pancasila menjadi Komunis (untuk PKI), dan Islam (untuk FPI dan HTI). Lebih lagi HTI ingin menjadikan Indonesia sebagai bagian (jajahan?) dari negara Islam yang dipimpin seorang khalifah. Tetapi jawaban pak HMNA ke arah yang lain. ## HMNA: Sebenarnya yang paling absah untuk menjawab bung Wikan adalah HTI sendiri. Itulah sebabnya yang saya posting adalah: Catatan Jubir HTI: The Jakarta Post dan Bias Media (iasma).. Apa Pak KM sudah baca baik-baik postingan itu? Sebab dalam Catatan Jubir HTI: The Jakarta Post dan Bias Media (iasma) sudah terjawab yang dipermasalahkan bung Wikan adalah kesamaan antara PKI dengan HTI. (Semua postingan saya mengenai FPI juga sebenarnya sudah terjawab yang dipermasalahkan tersebut). Baiklah, saya copy paste dari bawah: Di bagian lain, Bram juga menuduh, dengan mengutip Ed Husain (yang pernah hanya beberapa saat ikut halqah bersama HT Britain), bahwa HT banyak menggunakan metode Lenin dan Trotsky. Mungkin karena pemikiran Lenin sudah puluhan tahun dilarang di sini, maka tidak seorang pun ias menunjukkan ada pengaruh Lenin dalam metode HT. Hanya karena HT mengemas ide Lenin dalam jargon Islam, tidak berarti Leninisme tidak ada. Baik Ahmadiyah maupun HT keduanya memang mengajak orang untuk mempercayai Islam yang menjadi versinya. Bedanya, Ahmadiyah lebih concern pada aspek spiritual, sedangkan HT pada aspek politik. Ahmadiyah akan bahagia melihat Republik Indonesia menjadi lebih damai dan sejahtera, sedangkan HT akan merasa senang bila berhasil menghancurkan Republik Indonesia dan menegakkan Khilafah. Jadi mana yang lebih berbahaya untuk iasm ini? Tulisan Bram itu jelas salah besar, sangat tendensius dan provokatif. Metode perjuangan HT murni dipetik dari metode dakwah Rasulullah saw. Tidak sedikitpun tercampuri metode di luar Islam, apalagi dari tokoh komunis seperti Lenin.Bagaimana pula ias menyimpulkan bahwa HT ingin menghancurkan Indonesia? HT, melalui penerapan syariah di bawah naungan Khilafah yang tengah diperjuangkannya itu, justru ingin menyelamatkan Indonesia. Justru sekularisme dengan Kapitalisme itulah yang sesungguhnya telah menghancurkan Indonesia sebagaimana tampak dewasa ini dengan maraknya berbagai persoalan tengah melanda negeri ini dalam seluruh aspek seperti kemiskinan, kerusakan moral, korupsi, ketidakadilan dan sebagainya. Tulisan ngawur seperti itu tidak akan mungkin muncul di ias yang banyak dibaca oleh para ekspatriat dan diplomat asing di Jakarta kecuali bahwa pengelola ias ini memang berideologi iasm dan anti ide-ide Islam yang dikembangkan oleh HT, serta bertujuan mengembangkan kebencian pada kelompok dan ide politik Islam. Di sinilah bias itu terjadi, dan akan terus terjadi, karena itu memang telah menjadi tugas suci mereka. Waspadalah!
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
Lihat postingan saya tentang Khilafah dan Khalifah HMNA - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 05, 2010 20:46 Subject: Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota coba kita buktikan klaim HT mau menyelamatkan Indonesia Indonesia saat ini berdasar Pancasila, khalifah berdasar syariat Islam, berarti membubarkan NKRI yang berdasar Pancasila Indonesia saat ini menggunakan konstitusi nasional, khalifah menggunakan syariat Islam, berarti NKRI mau dibubarkan Indonesia saat ini adalah negara yang berdaulat, khalifah bermaksud menyatukan negara2 dalam kekuasaannya, berarti NKRI akan dihapus dan dijadikan bagian dari kekhalifahan jadi jelas2 yang dilakukan HT adalah upaya makar, penggantian ideologi, dasar negara dan pembubaran negara terhadap NKRI yang sah apakah HT bisa menolong Indonesia mengingat khalifah sendiri tidak ada bagaimana mungkin kita meminta pertolongan pada sesuatu yang tidak ada? sekarang tanyakan siapa pendukung khilafah? mereka adalah orang2 yang ambisius yang mau menggunakan dogma agama untuk kepentingan politiknya apa iya mereka mau memperjuangkan islam, mengingat cara2-nya menggunakan taktik a la machiavelli yang menghalalkan segala cara, mengedepankan nafsu politik ketimbang akhlak kepada sesama muslim serta berencana melakukan bughot/pemberontakan terhadap pemimpin/pemerintah yang sah salam -- Wikan
Re: Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
bapak posting terlalu banyak, entah yang mana yang bapak maksud salam, -- Wikan 2010/7/5 H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id Lihat postingan saya tentang Khilafah dan Khalifah HMNA
Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme = Re: mesttinya ranggas = Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota
Abdul Muiz wrote: Biarlah yang muda berpikir kritis dan logis bahwa yang namanya ide atau faham pasti ada irisan positifnya dengan faham lain. Biarlah generasi mudah belajar sendiri memilah dan memilih mengembangkan nalarnya apalagi sudah memiliki aqidah yang kuat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. HMNA: Supaya anak muda dapat bernalar harus pula disuguhkan kepada mereka bahan-bahn untuk dapat berpikir kritis. Bahan-bahan itu antara lain marxisme, trik-trik neo-marxisme dan aqidah. Dan yang perlu diwaspadai, ialah tidak semua bahkan kebanyakan generasi muda kontemporer terbius oleh narkoba hura-hura. BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 341. Partai-Partai Politik yang Berdasar Marxisme yang Pernah Ada di Republik Indonesia Seri 338 tgl. 6 September 1998 yang berjudul: Bingkai Reformasi mendapat tanggapan melalui deringan-deringan telepon. Ini sehubungan dengan penggalan tulisan seperti berikut: Reformasi bukanlah revolusi. Reformasi tidaklah menebas secara penuh serta membuang sama sekali semua nilai, produk zaman yang silam. Reformasi ialah meneruskan yang baik, meluruskan yang menyimpang, memperbaiki yang salah, menambah yang kurang dan membuang yang lebih dalam bingkai nilai yang telah disepakati secara nasional. Yang ditanggapi ialah meneruskan yang baik dari produk zaman yang silam. Mereka bertanya, yang manakah yang baik yang harus diteruskan dari Orde Baru. Sedianya Seri ini bernomor-urut 339, untuk menjawab tanggapan deringan itu. Namun sengaja ditunda dua nomor dengan pertimbangan tanggal 27 September 1998 hari ini lebih dekat ke hari pemberontakan Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia, 33 tahun yang lalu. Ada baiknya generasi muda sekarang ini diberikan informasi tentang partai-partai politik yang seasas dengan PKI, yang mungkin kurang diketahui oleh generasi muda kita itu tentang partai-partai politik yang berdasar Marxisme yang pernah hidup dalam negara Republik Indonesia. Kembali kepada deringan telepon tadi, saya jawab dengan ayat yang telah saya kutip dalam Seri 338: WLA YRJMNAKM SYNAN QWMN 'ALY ALA T'ADLWA A'ADLWA HW AQRB LLTQWY (S. Al MAaDT, 8), dibaca: wala- yarjimannakum syana.a-nu qawmin 'ala- allaa- ta'dilu- i-dilu- huwa aqrabu littaqwa- (s. alma-idah), artinya: Janganlah karena kebencianmu atas suatu golongan sehingga kamu tidak berlaku adil, berlaku adillah karena keadilan itu lebih dekat kepada ketaqwaan (5:8). Janganlah karena ketidak senangan kepada Orde Baru membuat orang tidak berlaku adil. Jangan sampai kebaikan seseorang ditutupi oleh rasa benci. Kalau kita mau adil, haruslah dengan jujur mengakui bahwa ada jasa Pak Harto bersama-sama dengan masyarakat yang anti komunis menyelamatkan Republik Indonesia dari cengkeraman komunisme. Inilah yang dimaksud dengan meneruskan yang baik dari produk zaman yang silam. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Anti komunis, itulah gading Soeharto, KKN itulah belang Soeharto. Itu baru namanya adil, menimbang sama rata, menimbun sama tinggi, menggali sama dalam, menempatkan sesuatu pada tempatnya, mengeluarkan sesuatu dari yang bukan tempatnya. Ketetapan MPR mengenai Marxisme dilarang di Indonesia harus tetap dipertahankan oleh bangsa Indonesia, oleh karena Das Kapitalnya Karl Marx walaupun memang mengenai ekonomi, akan tetapi berlandaskan atas filsafat historische materialisme, teori pertentangan kelas yang dialektis, radikalisme, dan sikap atheis yang memandang agama itu candu bagi rakyat. (Insya-Allah akan dikuliti nanti Marxisme dalam kolom ini). Maka perlu sekali Orde Reformasi menolak sekeras-kerasnya unjuk-rasa yang menyamaratakan untuk membebaskan semua napol, yang tidak memilah mana napol yang komunis, mana napol uang bukan komunis. Berikut ini partai-partai politik yang berdasarkan Marxisme: Partai Komunis Indonesia periode I, dipimpin oleh Muso, dihancurkan oleh Divisi Siliwangi setelah pemberontakan Madiun 1948. Pusatnya di Moscow ibu kota Uni Sovyet. Disebut Marxisme Leninisme, karena diterapkan oleh Lenin. Menerima Marxisme sebagai dogma. Partai Komunis Indonesia periode II, dipimpin oleh Aidid, dihancurkan setelah pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Pusatnya di Peking (sekarang dieja Beijing), ibu kota Republik Rakyat Cina. Disebut Marxisme Maoisme, karena diterapkan oleh Mao Tse Tung (sekarang dieja Mao Tse Dong). Menerima Marxisme sebagai dogma. Partai Murba didirikan oleh Tan Malaka. Pernah memberontak dipimpin oleh Chairul Saleh, yang dikenal sebagai gerombolan pengacau Merapi-Merbabu komplex. Disebut Marxisme Trotzkisme, karena diterapkan oleh Trotzky. Juga menerima Marxisme sebagai dogma. Berbeda dengan Marxisme Leninisme dan Marxisme Maoisme yang menempuh gerakan terpusat secara internasional, maka Marxisme Trotzkisme bersifat gerakan nasional,