[zamanku] Gerakan 30 September dan Amerika Serikat

2008-09-23 Terurut Topik Umar Said
Tulisan ini juga disajikan dalam website http://kontak.club.fr/index.htm


Gerakan 30 September dan Amerika Serikat



Buku sejarawan dari University of British Columbia (Kanada), John Roosa,
“Dalih pembunuhan massa, GERAKAN 30 SEPEMBER DAN KUDETA SUHARTO
“mengungkapkan secara bagus sekali, berbagai bahan dan latar belakang
tentang peristiwa 65 yang berkaitan dengan masalah (antara lain): Bung
Karno, Suharto, PKI, Amerika Serikat, Angkatan Darat, situasi internasional
dll.



Yang berikut di bawah ini adalah cuplikan dari buku itu, yang mengangkat --
dengan tajam dan jelas sekali – ketersangkutan kepentingan Amerika Serikat
dengan jatuhnya Sukarno dan hancurnya PKI karena pengkhianatan Suharto
bersama tentara di bawahnya. Dari cuplikan ini kelihatanlah secara gamblang
bahwa pembangkangan Suharto terhadap Bung Karno dan dilumpuhkannya kekuatan
kiri di Indonesia merupakan kejadian penting sekali di skala dunia pada
waktu itu, yang menggembirakan para penguasa Amerika Serikat.



Kalau dilihat perkembangan  dalam negeri (di Indonesia) dan luar negeri
(internasional) selama beberapa puluh tahun yang lalu sampai sekarang, maka
nyatalah bahwa  -pada garis besarnya -- politik Bung Karno yang
anti-imperialisme (terutama AS) adalah benar. Sikap politik Bung Karno waktu
itu,  yang didukung oleh golongan kiri di Indonesia maupun di berbagai
negeri Asia, Afrika dan Amerika Latin, ternyata sekarang dibenarkan oleh
gerakan menentang neo-liberalisme dan politik AS dimana-mana.



Dari situasi politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan di Indonesia sejak
pemerintahan Orde Baru di bawah Suharto juga menunjukkan bahwa persekutuan
Suharto dengan Amerika Serikat dalam menggulingkan presiden Sukarno dan
menghancurkan PKI (dengan dukungan dari sebagian golongan reaksioner,
termasuk terutama sekali sebagian dari golongan Islam) adalah kesalahan
besar. Ternyata dengan jelas sekali sekarang bahwa musuh dari bangsa atau
rakyat Indonesia sejak dulu sama sekali bukanlah Bung Karno dan PKI,
melainkan imperialisme AS dengan neo-liberalismenya.



Cuplikan dari buku John Roosa tentang peran AS sekitar tahun-tahun 1965
memberikan bahan-bahan yang menarik bagi renungan kita bersama tentang
kejahatan persekongkolan AS dengan tentara waktu itu.



A.  Umar Said



==  ==   ==



Cuplikan dari buku John Roosa bagian “Gerakan 30 September dan Amerika
Serikat” :



Gerakan 30 September merupakan peristiwa signifikan dan bukan hanya bagi
Indonesia. Dutabesar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia pada 1965, Marshal
Green, berpendapat bahwa G-30-S merupakan salah satu saat paling berbahaya
bagi AS semasa perang dingin. Ia menafsirkan gerakan itu sebagai “usaha
kudeta komunis “, yang jika berhasil, dapat mengubah Indonesia menjadi
negara komunis yang bersekutu dengan Uni Soviet dan/atau Tiongkok.



Dalam wawancara di televisi pada 1997 ia menyatakan, “Saya kira (G-30-S) ini
merupakan peristiwa yang sangat penting di dunia, dan saya tak yakin pers
dan masyarakat umum pernah menganggapnya demikian. Dan saya tidak
beranggapan, bahwa saya berkata begitu semata-mata karena saya ada di sana
waktu itu : Saya kira benar – bahwa inilah bangsa yang sekarang merupakan
bangsa terbesar keempat di dunia ini.akan menjadi komunis, dan memang
nyaris demikian “.



Serangan Suharto terhadap kaum komunis dan perebutan kekuasaan presiden yang
dilancarkannya berakhir pada pembalikan sepenuhnya peruntungan AS di
Indonesia. Hampir dalam semalam pemerintah Indonesia berubah dari kekuatan
yang di tengah-tengah perang dingin dengan garang menyuarakan netralitas dan
anti-imperialisme menjadi rekanan pendiam dan patuh kepada tatanan dunia AS.
Sebelum G-30-S terjadi, kedutaan AS telah memulangkan hampir semua personil
mereka dan menutup konsulat-konsulatnya di luar Jakarta, karena
gelombang-gelombang demonstrasi militan yang dipimpin PKI.



Presiden Sukarno kelihatannya menutup mata dan merestui aksi-aksi itu dengan
tidak memberikan perlindungan keamanan yang cukup bagi konsulat-konsulat AS.
Sementara serangan terhadap fasilitas-fasilitas pemerintah AS sudah begitu
mengkhawatirkan, kaum buruh mengambil alih perkebunan-perkebunan dan
sumber-sumber minyak  milik perusahaan-perusahaan AS, dan pemerintah
Indonesia mengancam akan menasionalisasi perusahaan-perusahaan tersebut.
Sejumlah pejabat pemerintah AS sempat mempertimbangkan pemutusan hubungan
diplomatik sama sekali.



Tampaknya Washinghon harus melupakan Indonesia dan menganggapnya sebagai
bagian dari dunia komunis. Sebuah laporan intelijen tingkat tinggi yang
disiapkan awal September 1965 mengatakan bahwa, “Indonesia di bawah Sukarno
dalam hal-hal penting tertentu sudah bertindak seperti sebuah negara
komunis, dan lebih secara terbuka memusuhi AS ketimbang kebanyakan
negara-negara komunis.”



Laporan itu memperkirakan bahwa pemerintah Indonesia, dalam wakltu dua atau
tiga tahun akan sepenuhnya didominasi PKI. Lepasnya Indonesia dari pengaurh
AS akan menjadi kehilangan besar, yang jauh lebih 

PKI Madiun Re: [zamanku] Gerakan 30 September dan Amerika Serikat

2008-09-23 Terurut Topik Hati Nurani
Kalau Pemberontakan PKI 300 September adalah rekayasa pihak luar, apakah 
PEMBERONTAKAN PKI MADIUN tahun 1947 juga Rekayasa pihak luar ??
 
Pemberontakan PKI MADIUN jelas-jelas ULAH PKI, dan PKI adlah satu-satunya 
PARTAI yang sering melakukan PEMBERONTAKAN, ketika Bangsa Indonesia sedang 
menghadapi Diplomasi dengan BELANDA.
 
Orang sering memutar-balik Fakta G30S PKI, tetapi lupa, bahwa sebelumnya PKI 
sudah pernah memberontak. 
 
PKI inilah yang memecah Perjuangan SYAREKAT ISLAM menghadapi penjajah sehingga 
muncul SI MERAH DAN SI PUTIH.
 
PKI adalah PARTAI yang lebih sering menusuk sendiri bangsa Indonesia.
 
Salam,


--- On Mon, 9/22/08, Umar Said [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Umar Said [EMAIL PROTECTED]
Subject: [zamanku] Gerakan 30 September dan Amerika Serikat
To: Zamanku zamanku@yahoogroups.com
Date: Monday, September 22, 2008, 7:33 PM







Tulisan ini juga disajikan dalam website http://kontak. club.fr/index. htm 

    
    Gerakan 30 September dan Amerika Serikat
 
Buku sejarawan dari University of British Columbia (Kanada), John Roosa,  
“Dalih pembunuhan massa, GERAKAN 30 SEPEMBER DAN KUDETA SUHARTO “mengungkapkan 
secara bagus sekali, berbagai bahan dan latar belakang tentang peristiwa 65 
yang berkaitan dengan masalah (antara lain): Bung Karno, Suharto, PKI, Amerika 
Serikat, Angkatan Darat, situasi internasional dll.
 
Yang berikut di bawah ini adalah cuplikan dari buku itu, yang mengangkat -- 
dengan tajam dan jelas sekali – ketersangkutan kepentingan Amerika Serikat 
dengan jatuhnya Sukarno dan hancurnya PKI karena pengkhianatan Suharto bersama 
tentara di bawahnya. Dari cuplikan ini kelihatanlah secara gamblang bahwa 
pembangkangan Suharto terhadap Bung Karno dan dilumpuhkannya kekuatan kiri di 
Indonesia merupakan kejadian penting sekali di skala dunia pada waktu itu, yang 
menggembirakan para penguasa Amerika Serikat.
 
Kalau dilihat perkembangan  dalam negeri (di Indonesia) dan luar negeri 
(internasional) selama beberapa puluh tahun yang lalu sampai sekarang, maka 
nyatalah bahwa  -pada garis besarnya -- politik Bung Karno yang 
anti-imperialisme (terutama AS) adalah benar. Sikap politik Bung Karno waktu 
itu,  yang didukung oleh golongan kiri di Indonesia maupun di berbagai negeri 
Asia, Afrika dan Amerika Latin, ternyata sekarang dibenarkan oleh gerakan 
menentang neo-liberalisme dan politik AS dimana-mana.  
 
Dari situasi politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan di Indonesia sejak 
pemerintahan Orde Baru di bawah Suharto juga menunjukkan bahwa persekutuan 
Suharto dengan Amerika Serikat dalam menggulingkan presiden Sukarno dan 
menghancurkan PKI (dengan dukungan dari sebagian golongan reaksioner, termasuk 
terutama sekali sebagian dari golongan Islam) adalah kesalahan besar. Ternyata 
dengan jelas sekali sekarang bahwa musuh dari bangsa atau rakyat Indonesia 
sejak dulu sama sekali bukanlah Bung Karno dan PKI, melainkan imperialisme AS 
dengan neo-liberalismenya.
 
Cuplikan dari buku John Roosa tentang peran AS sekitar tahun-tahun 1965 
memberikan bahan-bahan yang menarik bagi renungan kita bersama tentang 
kejahatan persekongkolan AS dengan tentara waktu itu.
 
A.  Umar Said
 
==  ==   == 
 
Cuplikan dari buku John Roosa bagian “Gerakan 30 September dan Amerika Serikat” 
:
 
Gerakan 30 September merupakan peristiwa signifikan dan bukan hanya bagi 
Indonesia. Dutabesar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia pada 1965, Marshal 
Green, berpendapat bahwa G-30-S merupakan salah satu saat paling berbahaya bagi 
AS semasa perang dingin. Ia menafsirkan gerakan itu sebagai “usaha kudeta 
komunis “, yang jika berhasil, dapat mengubah Indonesia menjadi negara komunis 
yang bersekutu dengan Uni Soviet dan/atau Tiongkok.
 
Dalam wawancara di televisi pada 1997 ia menyatakan, “Saya kira (G-30-S) ini 
merupakan peristiwa yang sangat penting di dunia, dan saya tak yakin pers dan 
masyarakat umum pernah menganggapnya demikian. Dan saya tidak beranggapan, 
bahwa saya berkata begitu semata-mata karena saya ada di sana waktu itu : Saya 
kira benar – bahwa inilah bangsa yang sekarang merupakan bangsa terbesar 
keempat di dunia ini.akan menjadi komunis, dan memang nyaris demikian “.
 
Serangan Suharto terhadap kaum komunis dan perebutan kekuasaan presiden yang 
dilancarkannya berakhir pada pembalikan sepenuhnya peruntungan AS di Indonesia. 
Hampir dalam semalam pemerintah Indonesia berubah dari kekuatan yang di 
tengah-tengah perang dingin dengan garang menyuarakan netralitas dan 
anti-imperialisme menjadi rekanan pendiam dan patuh kepada tatanan dunia AS. 
Sebelum G-30-S terjadi, kedutaan AS telah memulangkan hampir semua personil 
mereka dan menutup konsulat-konsulatny a di luar Jakarta, karena 
gelombang-gelombang demonstrasi militan yang dipimpin PKI.
 
Presiden Sukarno kelihatannya menutup mata dan merestui aksi-aksi itu dengan 
tidak memberikan perlindungan keamanan yang cukup bagi konsulat-konsulat AS.  
Sementara serangan terhadap fasilitas-fasilitas