Re: [zamanku] Nabi Muhammad SAW Nabi terakhir...

2010-01-02 Terurut Topik teddy sunardi
Bung Mohamad soleh, kita harus respek dan toleran kepada agama lainnya.
Setiap agama memiliki nabi terakhir. Apakah bilamana ada planet lain yang
memiliki penduduk pula tidak boleh mengakui nabi terakhirnya? Saya kira nabi
terakhir menurut pandangan Islam memang Muhammad tapi hal ini tidak boleh
kita paksakan kepemeluk agama lainnya karena jangan lupa Islam memiliki
Allah beberapa yang lainnya mempunyai serta mengakui dewa-dewa, apakah
mereka harus mengakui nabinya Islam? Islam bukanlah peraturan perundang2an
yang patut diakui dan ditaati oleh pemeluk agama yang lainnya seperti
misalnya daging babi dalam Islam atau Yahudi haram/tidak kosher (padahal
diciptakan pula oleh Tuhan - ciptaannya sendiri kemudian diharamkan...)
sedangkan orang beragama lain atau atheis bebas makan apa saja. Kita sebagai
manusia harus bersikap universalis dan toleransi dengan agama lain, jangan
memaksakan kehendak dan peraturan agama kita kepada orang lain karena jangan
lupa tidak ada didunia ini kecap nomor dua, semua kecap pasti nomor satu.
Untuk itu supaya mengurangi peperangan, debat kusir, non-tolerancy terhadap
agama lainnya baiknya hal-hal yang berbau agama anda simpan saja dalam hati
anda persis seperti yang saya lakukan sehingga sahabat, handai taulan saya
banyak karena tidak ingin membicarakan hal intim ini. Karena bagi saya agama
adalah hal yang sangat intim sekali seperti kita kalau sedang mandi tentunya
idak mau supaya ada yang melihat kita. Biarkan setiap orang mempertanggung
jawabkan dirinya langsung keatas (atau kemana saja sesuai yang dia percaya).
salam hangat

Teddy

2009/12/31 Mohamad Soleh aye.m.so...@gmail.com



 Bung, Leonardo Rimba

 Nabi Muhamad SAW adalah Nabi terakhir, ada dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab :
 40

 Artinya : Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki
 di antara kalian, tapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi. Dan
 Allah Maha Mengetahui segala Sesuatu


 Seorang muslim amat sangat memegang teguh apa yang ada dalam Al-Quran,
 sebagai Ucapan Allah SWT (Kallamullah). Sehingga satu saja ada ayat yang
 sangat jelas dan gamblang tentang suatu masalah sudah cukup untuk
 membuktikan bahwa Allah SWT, memang mengharuskan seorang muslim memegang hal
 tersebut...demikian saudara Leo.


 Demikian terima kasih..



 m. soleh

 Dibawah ini apa yang ditulis saudara Leonardo


 Friends,

 Menurut pendapat saya penggunaan istilah 'nabi penutup' merupakan contoh
 pembodohan massal yg terakhir dan sempurna. Siapa yg mengatakan orang itu
 sebagai nabi penutup? Yg mengatakan adalah orang itu sendiri atau
 pengikutnya bukan? Pedahal masih banyak nabi-nabi lainnya. Setiap jaman dan
 masyarakat selalu mempunyai nabi-nabi yg terakhir. Kata 'terakhir' juga
 perlu dimengerti sebagai kiasan belaka.

 Tentu saja orang bisa berargumen bahwa Allah ta'alla (dalam tanda kutip)
 bilang bahwa orang itu adalah nabi penutup. Tetapi Allah ta'alla yg mulutnya
 sering kita sumpalkan dengan kata-kata kita sendiri itu siapa? Allah ta'alla
 itu konsep buatan kita saja bukan? Kita bilang itu Tuhan dan namanya Allah.
 Lalu kita keluarkanlah kata-kata yg menurut kita berasal dari Alllah dan
 disampaikan melalui Jibril. Pedahal kata-kata itu ke luar dari mulut kita
 sendiri saja ketika kita sedang trance dan merasa ada ruh yg menggerakkan
 mulut kita.

 Merasa digerakkan oleh ruh bisa diterangkan dari sudut pandang psikologi.
 Tidak ada yg aneh, sebenarnya. Itu fenomenon biasa saja. Yg aneh itu adalah
 orang-orang yg mempraktekkan kultus individu terhadap apa yg diakuinya
 sebagai nabi penutup. Kristen dan Islam sama-sama terjangkit kultus
 individu. Mengkultuskan manusia biasa yg kebetulan memiliki kemampuan
 bernubuah atau berbicara atas nama Allah.

 Pedahal berbicara atau menulis atas nama Allah atau Tuhan lainnya merupakan
 hal yg biasa dalam budaya Timur Tengah. Namanya bernubuah. Dan manusianya
 disebut nabi. Nabi itu profesi dan bukan gelar. Kalau profesinya bernubuah
 atau mengucapkan apa yg akan terjadi di masa depan, maka kita bilang orang
 itu seorang nabi. Ada juga nabi amatir, yaitu orang yg bernubuah tanpa
 mengumpulkan infak walaupun bukan berarti nubuahnya tidak bermutu. Mutu
 nubuahnya bisa saja lebih bagus walaupun orangnya tidak mengumpulkan
 pengikut dan membuka kotak sumbangan.

 Etnik non Yahudi di Timur Tengah biasanya punya nabi yg bernubuah untuk
 dewa dewi yg merupakan konsep kelas bawah. Ada dewi bulan, ada dewa
 matahari, macam-macam. Dan yg ternyata lebih bisa bertahan sampai sekarang
 adalah konsep dari orang Yahudi tentang Yehovah Elohim. Kata gantinya adalah
 Eloah. Dan dari sini muncul permainan kata Ilah dan Al Iilah. Akhirnya
 lahirlah nama 'Allah'. Konsep saja bukan?

 Tetapi ini konsep yg dikaburkan habis-habisan, dikaburkan juga oleh orang
 spiritual dari aliran Sufi. Dasarnya adalah ketakutan. Takut bahwa orang
 banyak akan membuat keonaran kalau memahami bahwa Allah itu cuma konsep
 thok. Pedahal ada keonaran apa? Apakah orang akan membuat keonaran ketika
 tahu bahwa 

Re: [zamanku] Nabi Muhammad SAW Nabi terakhir...

2010-01-02 Terurut Topik Si Kebenaran


Nabi terakhir adalah yg datang pd hari kiamat yaitu Imam Mahdi  itu adalah Isa 
binti Maryam...



--- On Thu, 31/12/09, Mohamad Soleh aye.m.so...@gmail.com wrote:

From: Mohamad Soleh aye.m.so...@gmail.com
Subject: [zamanku] Nabi Muhammad SAW Nabi terakhir...
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Thursday, 31 December, 2009, 4:34 PM







 



  



  
  
  Bung, Leonardo Rimba

Nabi Muhamad SAW adalah Nabi terakhir, ada dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab : 40

Artinya : Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di 
antara kalian, tapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi. Dan Allah Maha 
Mengetahui segala Sesuatu



Seorang muslim amat sangat memegang teguh apa yang ada dalam Al-Quran, sebagai 
Ucapan Allah SWT (Kallamullah) . Sehingga satu saja ada ayat yang sangat jelas 
dan gamblang tentang suatu masalah sudah cukup untuk membuktikan bahwa Allah 
SWT, memang mengharuskan seorang muslim memegang hal tersebut...demikian 
saudara Leo. 



Demikian terima kasih..



m. soleh

Dibawah ini apa yang ditulis saudara Leonardo

 



  



  
  
  Friends,

Menurut
pendapat saya penggunaan istilah 'nabi penutup' merupakan contoh
pembodohan massal yg terakhir dan sempurna. Siapa yg mengatakan orang
itu sebagai nabi penutup? Yg mengatakan adalah orang itu sendiri atau
pengikutnya bukan? Pedahal masih banyak nabi-nabi lainnya. Setiap jaman
dan masyarakat selalu mempunyai nabi-nabi yg terakhir. Kata 'terakhir'
juga perlu dimengerti sebagai kiasan belaka.

Tentu saja orang
bisa berargumen bahwa Allah ta'alla (dalam tanda kutip) bilang bahwa
orang itu adalah nabi penutup. Tetapi Allah ta'alla yg mulutnya sering
kita sumpalkan dengan kata-kata kita sendiri itu siapa? Allah ta'alla
itu konsep buatan kita saja bukan? Kita bilang itu Tuhan dan namanya
Allah. Lalu kita keluarkanlah kata-kata yg menurut kita berasal dari
Alllah dan disampaikan melalui Jibril. Pedahal kata-kata itu ke luar
dari mulut kita sendiri saja ketika kita sedang trance dan merasa ada
ruh yg menggerakkan mulut kita.

Merasa
digerakkan oleh ruh bisa diterangkan dari sudut pandang psikologi.
Tidak ada yg aneh, sebenarnya. Itu fenomenon biasa saja. Yg aneh itu
adalah orang-orang yg mempraktekkan kultus individu terhadap apa yg
diakuinya sebagai nabi penutup. Kristen dan Islam sama-sama terjangkit
kultus individu. Mengkultuskan manusia biasa yg kebetulan memiliki
kemampuan bernubuah atau berbicara atas nama Allah.

Pedahal
berbicara atau menulis atas nama Allah atau Tuhan lainnya merupakan hal
yg biasa dalam budaya Timur Tengah. Namanya bernubuah. Dan manusianya
disebut nabi. Nabi itu profesi dan bukan gelar. Kalau profesinya
bernubuah atau mengucapkan apa yg akan terjadi di masa depan, maka kita
bilang orang itu seorang nabi. Ada juga nabi amatir, yaitu orang yg
bernubuah tanpa mengumpulkan infak walaupun bukan berarti nubuahnya
tidak bermutu. Mutu nubuahnya bisa saja lebih bagus walaupun orangnya
tidak mengumpulkan pengikut dan membuka kotak sumbangan. 

Etnik
non Yahudi di Timur Tengah biasanya punya nabi yg bernubuah untuk dewa
dewi yg merupakan konsep kelas bawah. Ada dewi bulan, ada dewa
matahari, macam-macam. Dan yg ternyata lebih bisa bertahan sampai
sekarang adalah konsep dari orang Yahudi tentang Yehovah Elohim. Kata
gantinya adalah Eloah. Dan dari sini muncul permainan kata Ilah dan Al
Iilah. Akhirnya lahirlah nama 'Allah'. Konsep saja bukan?

Tetapi
ini konsep yg dikaburkan habis-habisan, dikaburkan juga oleh orang
spiritual dari aliran Sufi. Dasarnya adalah ketakutan. Takut bahwa
orang banyak akan membuat keonaran kalau memahami bahwa Allah itu cuma
konsep thok. Pedahal ada keonaran apa? Apakah orang akan membuat
keonaran ketika tahu bahwa ada Allah yg hidup di dalam kesadarannya?
Dan ternyata itu sama. Ternyata di setiap orang itu ada Allah, apapun
latar belakangnya, apapun kepercayaannya.

Tetapi,
sekali lagi, konsep 'nabi penutup' itu membuat orang benar-benar
terpuruk secara spiritual. The reasoning goes, kalau nabi penutup
begitu memuakkan kelakuannya, maka tentu saja orang-orang yg bukan nabi
bisa lebih bebas. Seperti itu jalan pikirannya bukan? Setidaknya kita
akan tahu bahwa kita tidak akan seperti si nabi penutup yg jelas-jelas
menginjak-injak HAM (Hak Azasi Manusia).

Tetapi sebenarnya
konsep nabi penutup juga telah banyak ditinggalkan. Orang akhirnya akan
mengerti juga bahwa konsep itu diciptakan oleh kelas guru agama/guru
spriitual demi merekrut pengikut sebanyak-banyaknya. Demi uang dan
kedudukan saja. So, go to hell with konsep nabi penutup, amin.

Kita sekarang sudah
tahu bahwa nabi-nabi tidak akan pernah habis-habisnya lahir ke dunia
ini, bahkan sampai sekarang. Karl Marx dan Sigmund Freud adalah para
nabi menurut tradisi Yahudi yg selalu ada di setiap jaman. Kanun berupa
Tanakh (kitab suci Yahudi) sudah ditutup dua ribu tahun yg lalu oleh
para pemuka agama Yahudi, tetapi manusia tidak kekurangan nabi-nabi
dari tradisi Yahudi. Yg terakhir dan masih terus diingat orang