Precedence: bulk Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom E-mail: [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp Xpos, No 15/II/25 April-1 Mei 99 ------------------------------ MARIO DIBURU KOPASSUS (POLITIK): Baramuli akan pecat Mario Carrascalao dari Dewan Pertimbangan Agung (DPA) karena "mengungsi tanpa izin". Mario kabur karena diburu Kopassus. Arnold Baramuli, Ketua DPA bikin "resah" lagi. Kali ini ia tak sendirian. Didukung Letjen (Purn) Achmad Tirtosudiro, Wakil Ketua DPA, ia akan memecat Mario Carrascalao, anggota DPA, yang menyelamatkan diri ke Portugal. "Mario pergi tanpa izin dan menetap di negeri asing. Ia akan dipecat," demikian Baramuli. Achmad Tirtosudiro pun mengatakan demikian. Bagi Mario dipecat dari DPA bukanlah hal yang luar biasa, dibandingkan dengan keselamatan keluarganya. Sepekan lalu, begitu terbetik kabar, seratusan lebih milisi pro tentara Indonesia, tiba di Jakarta untuk membunuhnya, Mario, bersama seorang anaknya, Vivi Carrascalao dan Ny Helena Carrascalao, istrinya hengkang ke Macau. Milisi yang dikirim ke Jakarta ini milisi pilihan yang dilatih khusus oleh Kopassus. Komandannya pun bukan orang main-main, namanya: Lafaek Saburai. Orang ini adalah komandan partisan, milisi pro integrasi di waktu awal integrasi, yang disegani, baik oleh Kopassus, maupun oleh tentara Fretilin. Ia adalah salah seorang pengawal Prabowo Subianto, ketika mantan Danjen Kopassus itu bertugas di Timor Timur. Selain Lafaek, tim pemburu ini terdapat Manuel de Sousa, komandan Besi Merah Putih yang dikenal kejam itu dan Hercules, bos preman binaan Kopassus. Menghadapi gerombolan ini, tentu saja Mario keder dan kabur. Langkah Mario ini tak bisa diterima Baramuli dan Achmad Tirtosudiro. Baramuli mengatakan, Mario tak perlu mencari perlindungan di Portugal karena pihak keamanan Indonesia masih mampu melindunginya, apalagi ia anggota DPA, sebuah lembaga tinggi negara yang bertugas menasehati Presiden. Namun, Mario punya alasan sendiri. Ia tak percaya lagi aparat keamanan Indonesia. Baramuli harus tahu, sepekan sebelumnya, rumah keluarganya di Dili diserbu sepasukan TNI dan puluhan milisi bersenjata api. Puluhan pengungsi yang berlindung di situ tewas, termasuk keponakannya Manuel Jr. Carrascalao dan melukai sejumlah keluarga Carrascalao lainnya. Kalau TNI ikut menyerbu rumah keluarganya dan bahkan membunuh salah satu anggota keluarganya, bagaimana ia bisa mempercayakan keselamatan keluarganya pada pihak keamanan Indonesia? "Salah satu pilihan bagi Mario adalah kabur dari Indonesia," ujar seorang tokoh Timtim di Jakarta. Intel Kopassus yang di Timtitm bernama Satgas Intelijen (SGI), memang terlibat dalam perburuan para tokoh pro kemerdekaan yang kini tinggal di Pulau Jawa. Kopassus pula yang membentuk milisi-milisi dan mempersenjatai mereka. Kopassus juga menyediakan markas mereka di Dili untuk markas milisi-milisi ini. Naskah perdamaian memang sudah ditandatangani antara tokoh-tokoh pro integrasi dan pro kemerdekaan. Namun, bagi Kopassus naskah itu bukanlah halangan untuk terus bertindak. Buktinya, dua hari setelah komunike perdamaian yang diprakarsai Panglima TNI, Jendral Wiranto itu ditandatangani, milisi-milisi binaan Kopassus ini bergerak dan membantai lagi. Milisi-milisi dan intel-intel Kopassus pun masih bergerak. Beberapa hari terakhir ini, sejak empat wartawan Suara Timor Timur yang dikejar-kejar hendak dibunuh menghilang, intel-intel Kopassus menyambangi rumah-rumah wartawan dan karyawan Suara Timor Timur di Dili. Mereka mencari empat wartawan yang dianggap pro kemerdekaan tadi. Ihwal keterlibatan Kopassus dalam memicu konflik bersenjata yang telah menelan banyak korban ini dibenarkan David Diaz Ximenes, Pelaksana Harian CNRT kepada Xpos. Menurut David yang diwawancarai Xpos dari tempat persembunyiannya di sebuah pos Falintil di hutan Timor Timur mengatakan Kopassus memperalat dan mempersenjatai orang-orang Timtim pro integrasi untuk membunuhi saudara-saudara mereka sendiri. Ruwetnya persoalan, tak digubrisnya Wiranto oleh intel-intel Kopassus, tentu saja membuat Mario kecut. Jadi, bisa dipahami jika Mario tak mau menyerahkan pengamanan nyawa dirinya dan keluarganya pada tentara Indonesia. Namun Mario tak punya keinginan untuk menetap di Portugal. "Saya hanya akan tinggal untuk sementara waktu di Portugal," ujar Mario kepada BBC. Ini artinya, Baramuli tak punya alasan untuk memecat Mario. Baramuli, sebagai pimpinan DPA, seharusnya justru prihatin ada angotanya yang terancam dibunuh, bukan malah mengeluarkan pernyataan hendak memecat. Ini menunjukkan bahwa ia bukanlah seorang pemimpin yang baik karena tak mampu melindungi keselamatan anak buahnya. Baramuli memang belum tahu rasanya diancam hendak dibunuh. Sebagai kroni Soeharto, ia beruntung karena selamat berkat kedudukannya sebagai anggota Komnas HAM. Namun, kelak jika Golkar tumbang, bersama-sama Habibie, dan jika partai reformis yang menang dalam pemilu Juni nanti, ia bakal tahu bagaimana rasanya terancam. Ia punya banyak dosa yang harus dipertanggungjawabkan di depan pengadilan, kelak. (*) --------------------------------------------- Berlangganan mailing list XPOS secara teratur Kirimkan alamat e-mail Anda Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda ke: [EMAIL PROTECTED] ---------- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html