wahh..terima kasih sekali untuk Sodara Aslim Nurhasan,

Seneng rasanya ada sodara di Sumbar, salah satu tanah asal silat 
yang terkenal...apalagi belum2 kami sudah diterima dengan baik dan 
bahkan sudah bersedia untuk mendampingi jika bertandang ke tempat 
yang ngetop dengan rumah gadangnya ini..
Tentu saja kami (juga FP2STI, iya kan Mas EKo?) sangat menerima 
uluran persahabatan dari ranah minang ini...
Mohon didoakan semoga kami bisa juga mengagendakan untuk 
bersilaturahmi ke ranah minang...

Banyak lho anggota milis ini yang ingin sekali menyaksikan sendiri 
berbagai macam kekakyaan budaya silek dari minang: mulai dari silek 
tuo ....hingga randai-nya. Aku sendiri juga belum pernah liat he 
he..dan pengen banget liat dan menikmati keragaman budaya dari pulai 
sumatra ini..

salam kenal 
Ian s



--- In [EMAIL PROTECTED], ASLIM NURHASAN 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> AWW.....
> Mohon maaf, ikut nimbrung.
> 
> Di Batusangkar, masih ada beberapa Guru Silek Kumango, Silek 
Lintau, Silek Sungai Patai, Silek Tuo, dan lainnya.
> 
> LIMPAPEH bukan perguruan silat, namun Perguruan Silek Kumango 
(PERSIKUM) di Batusangkar merupakan salah satu komponen utama dalam 
LIMPAPEH; Guru Gadang Silek Kumango, Lazuardi Malin Maradjo (Abak Ar 
Malin) serta muridnya, Lesmandri, yang mengembangkan Tari 
Kontemporer Minangkabau dari Silek Kumango, adalah pendiri dan 
pengurus LIMPAPEH.
> 
> Alhamdulillah, LIMPAPEH bersama PERSIKUM sudah mulai berhasil 
menjadikan silek sebagai muatan lokal di SMA Unggulan Batusangkar. 
Mudah2an dalam waktu dekat masuk SD, SMP, dan STAIN. Berikutnya akan 
dicicil ke 75 Nagari di Kabupaten Tanah Datar.
> 
> Jika berkenan ke Batusangkar atau SUMBAR, insyaALLAH LIMPAPEH bisa 
menjadi pendamping.
> 
> WWW
>  
> ----------------------------------------------------------
> Aslim Nurhasan ST SATI; Limpapeh Luhak nan Tuo
> Yayasan Seni, Budaya, dan Kesejahteraan Anak Nagari Minangkabau
> [EMAIL PROTECTED], 0811103234, 081808850951
> 
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: Ian Samsudin <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, April 10, 2007 9:40:43 AM
> Subject: [silatindonesia] Wisata Budaya dan Religi Kumango
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
>     
>             Sahabat silat, 
> 
>    
> 
>   sebuah konsep tentang wisata budaya dan religi tanah datar...
> 
>   Kapan nih kita berkunjung ke Kumango ato silek tuo hehe ....
> 
>   akan dijamu oleh Uda Alda, lengkap dengan makanan padangnya :)
> 
>   tapi kumpulnya di padang ya...
> 
>    
> 
>   Eh kalo gak salah di Sumbar ada PASTI (ato apa ya namanya?)--
semacan forum untuk silat tradisi ..
> 
>   mungkin Kang O'ong bisa menambahkan. .
> 
>    
> 
>    
> 
>   salam
> 
>   Ian s
> 
>   ==
> 
>    
> 
>   Kumango:
> 
>             Sebuah Alternatif Konsep Pengembangan Wisata Budaya 
dan Religi Di Kabupaten Tanah Datar 
> 
>    
> 
>    
> 
>    
> 
>   Kesadaran pentingnya pengembangan sektor Kepariwisataan sebagai 
salah satu upaya menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidaklah 
mudah untuk dilaksanakan, dan banyak faktor pendukung yang sangat 
menentukan keberhasilannya. Pemerintah daerah, masyarakat, dan juga 
stake holder sebagai pelaksana di lapangan diharapkan saling 
bersinergis. Dikarenakan tiga hal tersebut merupakan faktor penting 
sebagai pendukung terwujudnya keberhasilan kepariwisataan yang 
memadai. 
> 
>    
> 
>   Pertama, faktor masyarakat pendukung kebudayaan. Berangkat dari 
budaya tradisi (khususnya budaya intangible), yang menjadi bagian 
masyarakat sebagai pola budaya tradisi, apakah mereka siap 
mengupayakan produktifitas karya-karyanya sebagai daya tarik 
pariwisata. Kebudayaan itu hidup dan berkembang secara alamiah atas 
dasar kesadaran dan tanggungjawab masyarakat sendiri. 
> 
>   Kedua, kesiapan sumberdaya manusia (SDM) bidang akomodasi 
mengaju pada slogan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, 
indah, ramah tamah, dan kenangan), apakah juga sudah dilakukan 
dengan benar. Mengingat akomodasi adalah merupakan salah satu bagian 
penting dalam pengembangan pariwisata. Apakah masyarakat perhotelan 
dan rumah makan serta lainnya, sumberdaya manusianya siap melayani 
wisatawan dengan slogan Sapta Pesona. 
> 
>   Ketiga, peran swasta (stake holder) pebisnis perhotelan, rumah 
makan, dan lainnya, sebagai salah satu faktor yang juga penting 
dalam upaya mendukung kepariwisataan. Apakah juga berani menghadapi 
tantangan saat ini. Artinya tanpa pemodal yang mau menanamkan 
investasinya pada sektor pariwisata, perhotelan, rumah makan, dan 
lainnya kepariwisataan tidak dapat berjalan semestinya. 
> 
>    
> 
>   Ketiga faktor tersebut merupakan satu kesatuan dan saling 
mendukung untuk mencapai keberhasilan pengembangan kepariwisataan. 
Namun, apabila kepariwisataan dikelola secara serius, tentunya teori 
tersebut sangat menunjang untuk diimplementasikan. 
> 
>   Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah potensial 
sebagai daerah tujuan wisata. Keanekaragaman budaya baik tinggalan 
budaya bendawi (tangible) berupa peninggalan sejarah, benda cagar 
budaya, dan lain-lain, maupun tinggalan budaya non bendawi 
(intangible) , dan masih terus dilestarikan oleh masyarakat 
pendukungnya, serta alamnya yang indah, merupakan modal pendukung 
kepariwisataan di Kabupaten Tanah Datar. Kecenderungan diberbagai 
tempat wisata, konsep pengembangan wisata budaya belum dikelola 
secara menyeluruh. Objek yang ramai pengunjung sementara ini 
dianggap potensial untuk dipromosikan sebagai salah satu tawaran 
wisata yang menarik. Namun hal itu bukan satu-satunya cara 
pengembangan. Konsep pengembangan yang memadai sebaiknya melihat 
potensi yang dapat diterapkan berdasarkan kesinambungan, 
pemberdayaan masyarakat pendukungnya, dan pelestarian budayanya. 
> 
>    
> 
>   Berbicara pariwisata budaya dan religi terlebih dahulu 
menentukan apa yang bisa diangkat sebagai objek tujuan, tanpa 
mempengaruhi objek tersebut. Artinya, biarkan saja budaya masyarakat 
mengalir dengan sendirinya tanpa harus direkayasa. Apalagi dibuat 
instan untuk suatu kebutuhan. Itu diperlukan apabila budaya 
masyarakat sudah berjalan dengan baik, serta didukung terus menerus 
oleh masyarakat pendukungnya. Contohnya kepariwisataan di Bali. 
Masyarakat Bali melestarikan budayanya, tanpa harus direkayasa, dan 
sekarang sudah menjadi bagian dari industri pariwisata di Bali. 
Namun perlu diingat, bahwa Tanah Datar bukanlah Bali. Secara alamiah 
di Bali antara alam, budaya dan agama menyatu sebagai bentangan 
budaya (culture landscape) dan religi yang saling mendukung. Seperti 
tradisi ritual upacara pembakaran mayat (ngaben), prosesi tersebut 
menyatukan adat, budaya dan agama. 
> 
>    
> 
>   Pemerintah tinggal mengakomodasi keinginan masyarakat melalui 
berbagai fasilitas pendukung. Apabila ada fasilitas, juga dipikirkan 
suasana seperti apa yang diinginkan masyarakat tradisi sebagai 
pendukung kebudayaannya, tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya. 
Suatu contoh di Tanah Datar, apabila masyarakat menghendaki 
dibangunnya tempat sasaran silat tradisional, kemudian kita juga 
minimal mengadaptasi bangunan diupayakan sesuai dengan kondisi yang 
dinginkan, bukan asal dibangun. 
> 
>   Melainkan bagaimana menata lingkungannya. Sehingga kita sering 
mendapatkan bangunan yang terbengkalai karena secara fungsi tidak 
layak dijadikan untuk kegiatan tersebut. Hal ini terjadi pada sebuah 
bangunan gelanggang atau medan nan bapaneh di samping lapangan Bukik 
Gombak. Di sana dulu berdiri sebuah bangunan, maksud dan tujuannya 
untuk kegiatan adat tradisi, dan berkesenian. Namun kemudian 
bangunan tersebut roboh dimakan usia karena tidak dipergunakan oleh 
masyarakat pendukungnya. 
> 
>    
> 
>   Pada judul tulisan ini "Kumango" Sebuah Alternatif Konsep 
Pengembangan Wisata Budaya dan Religi, merupakan sebuah penawaran 
yang perlu dikaji, dan direnungkan kembali sebagai alternatif 
pengembangan pariwisata. Membicarakan Kumango sangat menarik untuk 
dibahas. Pertama, Kumango ditinjau sebagai potensi daerah (wilayah) 
perlu dikembangankan sebagai daerah tujuan wisata religi. Mengingat 
di Nagari Kumango terdapat Surau Syekh Kumango. Tabek, dahulunya 
kolam tempat untuk menyembuhan penyakit, dan Makam Syekh Kumango 
(Syekh Abdurrahman Alkalidi). Merupakan salah satu tokoh, dan 
seorang Syekh di Tanah Datar. Sampai saat ini masyarakat 
pendukungnya masih ada, bahkan juga tersebar sampai ke Malaysia. 
(Informasi ini diperoleh dari masyarakat di sekitar Makam Syekh 
Kumango). Nagari Kumango berada di Kecamatan Sungaitarab Kabupaten 
Tanah Datar. Kuranglebih 3 km ke arah utara dari jalan utama 
Batusangkar- Bukittinggi. Tinggalan budaya tersebut merupakan modal 
dasar pengembangan
> 
>  pariwisata sejarah maupun religi. Menurut informasi masyarakat di 
sekitar Surau dan Makam bila pada hari besar Islam Makam dan Surau 
banyak dikunjungi peziarah, bahkan banyak yang datang peziarah dari 
Malaysia. 
> 
>    
> 
>   Kedua, Kumango sebagai cikal bakal pengembangan budaya non 
bendawi (intangible) , berupa seni beladiri silat tradisional 
kumango, dan tari kontemporer. Di sisi lain, Syekh Kumango adalah 
tokoh yang mendirikan dan menciptakan jurus silat Kumango. Bentuk 
pengelolaan yang dikembangkan muridnya sampai sekarang masih 
dilestarikan di Kota Batusangkar dan tempat lainnya, bahkan van den 
Boorn (Muhammad Abdul Latif) alamat Geulstraat 18, 6163 he Geleen, 
Nederland salah seorang murid dari Lazuardi Malin Marajo (Da Ar 
Malin), dibantu oleh salah satu murid tuonya Lesmandri dari generasi 
sekarang, mendirikan sasaran silat kumango di Negeri Belanda dengan 
jumlah murid kurang lebih 30orang berkebangsaan Belanda keturunan 
Marokko. 
> 
>   Dengan perguruan silat kumango ada dimana-mana, ini membuktikan 
bahwa masyarakat pendukungnya masih ada, dan terus melestarikannya. 
Artinya benang merahnya masih menyambung, antara Syekh Kumango 
sebagai tokoh (bukti tinggalanya Makam, Surau, dan Tabek) dengan 
kekinian, dan merupakan upaya pelestarian budaya tradisi , oleh 
perguruan seni beladiri silat kumango, dan sanggar Tari Limpapeh 
yang mengambil unsur silat kumango sebagai inspirasi geraknya. Kedua 
aktifitas tersebut sekarang masih terus dilakukan bersama oleh 
masyarakat pendukungnya. 
> 
>    
> 
>   Dari pembahasan potensi tentang Kumango yang perlu diperhatikan 
adalah, sebuah objek wisata mestinya mempunyai kesan yang mendalam 
baik berupa unsur penokohan, religi, sejarah, ilmu pengetahuan, 
budaya, dan unsur lainnya yang secara faktual masih dapat kita 
saksikan dan rasakan, sebagai tinggalan budaya yang masih hidup dan 
dilestarikan. Sehingga pemahaman konsep dari hilir ke hulu dan dari 
hulu ke hilir masih bisa dibuktikan, dan karena itulah wisatawan 
mencarinya. Dengan kata lain, bila wisatawan ingin melihat bukti 
sejarah dan kereligian Syekh Kumango, mereka bisa di bawa ke daerah 
atau Nagari Kumango. Di mana Makam, Surau, dan Tabek Syekh Kumango 
berada. Begitu juga sebaliknya, apabila wisatawan ingin melihat 
karya-karya Syekh Kumango yang sampai sekarang masih dilestarikan 
oleh murid-muridnya. Wisatawan bisa kita bawa ke pusat seni budaya 
tradisi (art center) di kota Batusangkar. Disana ada Sanggar 
Limpapeh atau sanggar lainnya yang terus aktif berkarya, dan juga
> 
>  Perguruan Silat Kumango. Minimal wisatawan mempunyai kesan masa 
lalu, masa kini, dan masa akan datang sebagai sebuah kesan kenangan 
yang mendalam. 
> 
>    
> 
>   • Konsep pengembangan tinggalan budaya bendawi (tangible). 
> 
>   Di Nagari Kumango terdapat Makam, Surau, dan Tabek Syekh Kumango 
sebagai tinggalan budayanya. Ketiga tinggalan budaya tersebut perlu 
dibuatkan deskripsi tentang sejarah Syekh Kumango sebagai tokoh 
agama (berangkat dari sebutan Syekh), Surau, dan Tabek, dan juga 
bila perlu dilakukan pemugaran (Makam, Surau, dan Tabek) serta 
penataan lingkungan.( sarana dan prasarana: jalan lingkungan, MCK, 
dan lainnya). Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan bijaksana, 
artinya tidak meninggalan kaidah dan prinsip-prinsip arkelogis, 
historis, dan arsitektural. Dibuatkan pula site museum (tempat benda-
benda tinggalan Syekh Kumango yang masih ada), atau duplikatnya. Hal 
ini dimaksudkan untuk menyimpan benda tinggalan budaya, dan tidak 
menghilangkan bukti-bukti sejarah dikarenakan mengandung nilai-nilai 
budaya yang tinggi. Kemudian dilakukan upaya pelestarian melalui 
pemugaran yang benar, dan dilakukan pengelolaan dengan memberdayakan 
masyarakat di lingkungan Nagari Kumango. Membentuk sebuah
> 
>  yayasan pengelola agar secara menejemen dapat lebih berkembang 
dengan sistem dan mekanisme yang baik. Biarkan masyarakat 
pendukungnya yang membuat, pemerintah dalam hal ini dinas terkait 
mengupayakan dan menempatkan diri sebagai fasilitator dan motifator. 
Sehingga masyarakat mendapatkan nilai lebih dari sebuah konsep 
pengembangan pariwisata, karena dengan melibatkannya diharapkan 
masyarakat merasa memiliki. Sehingga diharapkan menumbuhkan upaya 
pelestarian yang berkesinambungan oleh partisipasi masyarakat 
sendiri. Artinya kita mengajak masyarakat untuk ikut terlibat dalam 
pelestarian, pengelolaan, dan pengembangan sumberdaya budaya dan 
religi (partisipatoris) 
> 
>    
> 
>   • Konsep Pengembangan Tinggalan Budaya Non Bendawi. 
> 
>   Konsep pengembangan tinggalan budaya non bendawi (intangible) 
adalah merupakan upaya membuat wadah atau tempat pusat seni budaya 
anak nagari (art center), sebagai sarana latihan dan pengembangan 
seni beladiri silat kumango, dan seni beladiri lainnya, dan tari 
tardisional serta tari kontemporer. Di dalam kompleks (art center) 
terdapat sasaran silat, tempat latihan tari, surau, galeri, ruang 
informasi seni dan budaya tanah datar, tempat pemutaran film 
(kegiatan seni: tari, tinggalan benda cagar budaya, pakaian tradisi, 
dll), museum prasasti (duplikat), dan lain-lainnya. Masyarakat 
pendukung inilah yang nantinya melestarikan budaya tradisi non 
bendawi yang harus diperhatikan. Sebab bila hal ini diabaikan maka, 
konsep pengembangan pariwisata yang berbasis budaya akan kehilangan 
makna yang sesungguhnya. Wisatawan tidak hanya butuh yang dilihat 
saja, tetapi juga membutuhkan suasana keterlibatan langsung berbaur 
dengan masyarakat tradisi. Baik melalui belajar silat, maupun
> 
>  belajar menari. Bila mungkin terdapat makanan khas, souvenir yang 
merupakan ciri khas daerah Tanah Datar di lingkungan art center. 
Sehingga slogan Sapta Pesona menjadi bermakna manakala slogan 
tersebut dapat kita terjemahkan melalui upaya nyata. 
> 
>    
> 
>   " Merujuk pada Slogan Sapta Pesona ke 7 (Kenangan). Kenangan 
adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan atau perasaan 
seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. 
Kenangan yang indah dan menyenangkan tentunya akan memberikan 
kepuasan batin tersendiri bagi para wisatawan. Untuk itu bagi orang-
orang yang berkecimpung di industri pariwisata dalam menawarkan 
wisata dan pelayanan kepada wisatawan, selalu dituntut untuk 
memperdulikan kesenangan menyeluruh dari manusia dan kenangan 
seluruh manusia. Menawarkan wisata sebenarnya tidak hanya menawarkan 
hotel dan tontonan atau benda kenangan, melainkan menawarkan kenang-
kenangan dalam arti terdalam. Mutu wisata tidak diukur pertama-tama 
dengan keindahan hotelnya atau jumlah uang atau omzet 
perdagangannya, melainkan jawaban atas pertanyaan,"kenang- kenangan 
batin macam apakah yang membekas pada wisatawan?" Jawabnya, tentunya 
kita harus membangun konsep pengembangan pariwisata yang 
berorientasi pada pemikiran
> 
>  dari Hilir ke Hulu, dan dari Hulu ke Hilir sebagai upaya 
pengembangan kepariwisataan berbasis kebudayaan dan religi di masa 
yang akan datang. Kumango, mungkin sebuah alternatif pengembangan 
pariwisata budaya dan religi. Mengingat banyak aspek pendukung telah 
dipunyai sebagai daerah tujuan wisata yang mengaju pada konsep 
pelestarian budaya tradisi, dan pengembangannya yang terus menerus 
dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Sekarang tinggal bagaimana 
kita  penulis bekerja di Balai Pelestarian Peninggalan? 
mengupayakannya. (?) sumber: Purbakala Batusangkar Wilprov. 
Sumbar,Riau, dan Kep.Riaudan aktif di Sanggar Limpapeh Kepustakaan: 
> 
> 
> 
> dari http://www.tanahdat ar.go.id/ modules.php? name=News& 
file=article& sid=79 sep
> 
> 
> 
> ------------ --------- --------- ---
> 
> Looking for earth-friendly autos? 
> 
>  Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.  
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>   
> 
>     
>     
> 
> 
> 
> 
> <!--
> 
> #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
> #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
> #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, 
clean, sans-serif;}
> #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
> #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
> #ygrp-text{
> font-family:Georgia;
> }
> #ygrp-text p{
> margin:0 0 1em 0;}
> #ygrp-tpmsgs{
> font-family:Arial;
> clear:both;}
> #ygrp-vitnav{
> padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
> #ygrp-vitnav a{
> padding:0 1px;}
> #ygrp-actbar{
> clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-
align:right;}
> #ygrp-actbar .left{
> float:left;white-space:nowrap;}
> .bld{font-weight:bold;}
> #ygrp-grft{
> font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
> #ygrp-ft{
> font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
> padding:5px 0;
> }
> #ygrp-mlmsg #logo{
> padding-bottom:10px;}
> 
> #ygrp-vital{
> background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
> #ygrp-vital #vithd{
> font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-
transform:uppercase;}
> #ygrp-vital ul{
> padding:0;margin:2px 0;}
> #ygrp-vital ul li{
> list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
> }
> #ygrp-vital ul li .ct{
> font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-
align:right;padding-right:.5em;}
> #ygrp-vital ul li .cat{
> font-weight:bold;}
> #ygrp-vital a {
> text-decoration:none;}
> 
> #ygrp-vital a:hover{
> text-decoration:underline;}
> 
> #ygrp-sponsor #hd{
> color:#999;font-size:77%;}
> #ygrp-sponsor #ov{
> padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
> #ygrp-sponsor #ov ul{
> padding:0 0 0 8px;margin:0;}
> #ygrp-sponsor #ov li{
> list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
> #ygrp-sponsor #ov li a{
> text-decoration:none;font-size:130%;}
> #ygrp-sponsor #nc {
> background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
> #ygrp-sponsor .ad{
> padding:8px 0;}
> #ygrp-sponsor .ad #hd1{
> font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-
size:100%;line-height:122%;}
> #ygrp-sponsor .ad a{
> text-decoration:none;}
> #ygrp-sponsor .ad a:hover{
> text-decoration:underline;}
> #ygrp-sponsor .ad p{
> margin:0;}
> o {font-size:0;}
> .MsoNormal {
> margin:0 0 0 0;}
> #ygrp-text tt{
> font-size:120%;}
> blockquote{margin:0 0 0 4px;}
> .replbq {margin:4;}
> -->
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>        
> 
_____________________________________________________________________
_______________
> Bored stiff? Loosen up... 
> Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
> http://games.yahoo.com/games/front
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke