On 4/26/05, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Ayo.
> Kebanyakan ide-ide baru yang dikembangkan adalah dengan basis
> informasi yang diberikan oleh user. Saya agak sedikit miris
> dengan hal ini karena ini menyangkut privacy.
> 
> Kalau inovasi yang agak lain gimana?

tentang inovasi dan mimpi2:

1. ini akan tetap menjadi mimpi kalau gak dikerjakan. Atau orang
amerika/jepang yang akan mengerjakannya dan orang indonesia tinggal
pake. Emang enak jadi orang Indonesia.

2. kalau perorangan mengerjakan, biasanya gagal. karna inovasi itu
biasanya sulit, butuh kerjasama dengan orang lain. Aku punya beberapa
skunk project, biasanya berhenti di tengah jalan, kehabisan bahan
bakar. Karna harus bagi waktu dengan kerjaan kantor dan emang sulit
kalau yg ngerjakan 1 orang.

3. kalau mau hire orang, butuh uang, resource. Masalahnya perorangan
biasanya gak ada uang. Kalau hire beberapa orang mungkin masih
sanggup, dan cari orang yg skillful itu susah, biasanya mereka sudah
lari ke MNC. Kalau hire orang biasa2, siap2 aja makan hati. 1 line
code pun bisa2 gak jadi.


Nah, aku coba mikir2 apa yang dibaca Pak Budi dulu di buku tentang
silicon valley bahwa secara budaya, di california itu ada budaya
sharing (hippie).

Di Jepang startup itu kurang bisa jalan, karna gak ada budaya sharing
itu. Di Jepang yg bisa jalan itu  korporasi, mereka itu diam2 bekerja,
nanti tiba2 muncul productnya.

Beda dengan amerika, budaya sharing knowledgenya emang dahsyat. Ini
bisa dilihat dari blog2 mereka. So many ideas di blog itu. Trus mereka
suka mengadakan conference. They fight each other, kill each other.
mungkin karna ini start up bergairah di amerika. Mereka tumbuh dengan
cara itu.

Skrg di Indonesia gimana? gue sih mimpinya bikin Indonesia jadi the
biggest knowledge sharing system on planet. enak yah bermimpi. :)

-- 
Pakcik
http://www.izenk.com

Kirim email ke