At 7:47 PM +0700 9/5/05, adi wrote:
On Mon, Sep 05, 2005 at 11:07:52AM +0700, N e o wrote:
akan muncul demo, mungkin menuntut hitung2-an kenapa harus dinaikkan.
..
ini mungkin bukan demo, tapi bakalan dilobby secara gencar oleh para
kaum berduit langsung di level pemerintah/DPR.
..
akan muncul protes keras bukan saja dari sopir, tapi dari pemilik
perusahaan. the haves ini yang lebih kuat pengaruhnya ke pembuat
peraturan.
...
he..he.. yang dicari solusi, bukan kesulitan melaksanakan solusi :-)
analoginya mungkin seperti ini:
1. ada fakta kalau tanaman di pot kering
2. solusinya, ya siram tanaman tersebut
3. ternyata alat buat menyiram air tersebut bocor, jadi mau seribu
kali bolak-balik menyiram, tanaman tersebut akan tetap kekeringan.
maksud saya bukan mengeluhkan tentang kesulitan melaksanakan solusi,
cuma hanya menyampaikan pandangan bahwa ada masalah lain yang tidak
terlihat yang kalau tidak ikut dipikirkan, solusi awal tidak akan
pernah menjadi jawaban.
contoh aja nih, soal lelang tender pembuatan karcis busway II dan
III, yang jadi 'masalah' karena banyak yang merasa tender tersebut
sudah 'disetir'. ya orang kalau periuk nasinya diobok-obok orang lain
akan cari segala macam cara untuk mempertahankan periuk nasinya.
makanya saya termasuk yang tidak setuju soal pajak kendaraan
berdasarkan nilai kekayaan, bukan berdasarkan nilai kendaraan ataupun
kombinasi antara keduanya, karena itu bukan solusi win-win.
mungkin yang perlu dipikirkan adalah bagaimana agar orang-orang lama
yang berkutat di bidang transportasi jakarta bisa 'diformat' ulang,
supaya mereka bisa ikut menyelesaikan masalah, dan tidak lagi menjadi
sumber masalah.
tambahin lagi: pajak udah dinaikin, fasilitas transportasi umum
tidak juga diperbaiki karena dikorup.
itu masuk analogi di atas, hehe.
--
I solemnly swear that I'm up to no good
http://data.startrek.or.id
http://kiozk.com