baskara wrote:
Di Jepang juga kesannya sama. :-)
Tapi, memang susah mengatur rasa masakan Indonesia. Kalau memakai rasa
aslinya, terlalu pedas. Itu komentar teman lab saya yang transit di
Jakarta saat liburan tahun baru lalu.
Katanya, "Terlalu pedas, tapi Fanta-nya lebih enak daripada yang di Jepang." :))
Masakan Thailand, meskipun di menunya diberi tanda gambar cabe 5 biji
(dari skala 1-5), setelah saya cicipi, tidak pedas2 amat. Masakan
minang masih lebih hot. :-)
Pernah dulu ngajakin istri makan tom-yum di resto Thailand. Karena
keseringan dapet yang kurang pedes, saya harus katakan "Extra, extra,
extra, extra, extra hot! Don't Forget! Very, very, very, very, very
hot!" Trus sama orangnya dijawab "Hahahahaha, you must be Indonesian :-)"
Menurut saya, kekurangan masakan Indonesia di LN = bumbu. Susah
mencari bawang merah, terasi, dan keluarga bumbu lainnya, dengan harga
yang relatif murah. Kalau dimasak dengan bumbu lengkap, saya yakin
orang2 di luar akan selalu minta tambah. he3x. *ngelirik andhi yang
pernah jadi sponsor masak*
Terasi, disebut juga Belacan, itu suka ada di toko Vietnam/Korea/Indo/Asia.
Tapi buat nyari bawang merah, yang suka disebut brambang merah, sampai
sekarang belum bisa dapet. Jadi makan soto ayam bawang gorennya harus
import dari Indo.