--- Firdaus Tjahyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> On 3/12/06, James A <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > --- Firdaus Tjahyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > > On 3/11/06, James A <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > >
> > > > Lha wong dulu aja gak kebayang kalau nantinya ada kemungkinan pakai
> > kemben
> > > > jawa saat perayaan hari
> > > > Kartini bakalan ditangkap polisi kok :P
> > >
> > >
> > > aneh, pikiran yang sangat picik & sempit
> > > budaya luar yg negatif kok diikutin buat nutupin jiwa yg terjajah sama
> > > belanda ya
> > > baca dong thread2 sebelumnya
> > > aneh orang yg nggak bangga sama budayanya sendiri
> > >
> >
> > Budaya luar yang mana? Saya baca berkali-kali tulisan saya itu kok tidak
> > mengerti yang dimaksud
> > dengan budaya luar, mohon pencerahan.
> 
> 
> maksud saya ya pornografi & pornoaksi itu

Coba kasih contoh, negara mana yang dibilang bahwa pornografi dan pornoaksi itu 
adalah budaya
mereka ? Apa ada yang meng-klaim demikian ? Atau itu asumsi Anda saja ?

Kalau yang dikatakan Pak Budi R. , Majalah Playboy ini budaya luar, ya itu 
betul karena memang
asal muasalnya bukan dari Indonesia.

Apakah saya mendukung pornografi? NGGA! Itu memang harus diberantas. Yang saya 
tolak itu RUU APP
itu karena isinya TIDAK HANYA melarang pornografi dan pornoaksi, tapi sudah 
mengimbas ke hal lain
yang tidak jelas, pengatusan hak pribadi warganegara, memicu konflik antar 
budaya (kenyataan yang
terjadi begitu), kecurigaan antar agama (iya kan), dst.

Coba pahami sedikit apa yang saya maksud.

> maksud saya ya baca thread2 sebelumnya cerita2 om carlos, fatih dll yg
> cerita gimana orang india, china dkk bisa sukses di SV nah itu yg mesti kita
> ikutin bukannya pornografi & pornoaksi yg kita ikutin

Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya mengikuti / mendukung pornografi & 
pornoaksi.

Atau justru Anda yang berpikiran sempit ? 

> Apakah kemben budaya luar ?
> 
> ya jelas bukan nah itu masalahnya pikiran anda terlalu sempit memandang
> masalah ini
> nggak mungkin lah budaya2 indonesia dari zaman baheula yg seperti itu
> dilarang
> nggak mungkin lah istri anda pake kemben ditangkap
> anda mandi sama istri di suatu perayaan budaya dibali ditangkap
> anda sama istri berkoteka di papua  lalu ditangkap

Nah itulah, namanya juga produk hukum ! Jangan sampai terjadi grey area yang 
tidak jelas begitu.

Apakah Anda sudah pernah membaca isi RUU APP itu sendiri (sebelum revisi) ? Dan 
mengerti artinya ?

Apakah Anda tidak pernah mendengar dan membaca kekuatiran saudara2 kita di Bali 
dan Papua itu ?
Apakah dengan demikian Anda mengatakan bahwa mereka semua itu berpikiran sempit 
?

Mereka hanya menyuarakan isi hati, menuntut apa yang menjadi hak mereka 
(melestarikan budaya nenek
moyang yang umurnya sudah ratusan tahun).

Pantaskah kalau mereka merasa kuatir dengan RUU APP itu ?

Wacana ini masih terus berkembang dengan di-revisinya RUU APP itu (baca 
detik.com kemarin, ada 11
pasal yang dihilangkan, salah duanya adalah pasal berciuman dan berpakaian). 
Cuma saya belum
mendapat copy lengkap revisi nya, jadi belum tahu seperti apa.

> Apakah Hari Kartini budaya luar ?
> 
> ya nggak lah saya aneh anda mengajukan pertanyaan tsb?
> saya yakin Ibu Kartini, Dewi Sartika, Rasuna Said, C. Martha Tiahahu sedih
> sama  pekerjaan2 artis2 diatas
> seharusnya indonesia menghasilkan wanita2 seperti JK. rowling, Carly
> Fiolita, Betty Alisyahbana dkk.

Kalau membaca, tolong dimengerti kalimatnya dengan jelas :)

Mungkin ini salah saya tidak mencantumkan kutipan dari RUU APP yang saya maksud 
mengandung potensi
konflik dengan pemakai kemben. Anyway, sudah saya cantumkan di email saya yang 
lain.

JA

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke