> > bbrp kalangan menduga, kurang suksesnya 'propaganda' migrasi > > ke linux disebabkan karena penegakan HAKI yang hangat-hangat > > tahi ayam, pilih kasih, dan sengaja dimanfaatkan oleh oknum > > dst..dst.. sebenarnya (menurut saya) kurang sukses ya karena > > memang: pertama, tidak/belum ada pusat layanan migrasi yang > > dedicated, kedua karena tidak ada support (kalau pemain sedikit > > rata-rata orang enggan migrasi dan milih tetap ke yang sudah > > mapan seperti sekarang). > Soal biaya support memang agak heran :-) ada badan pemerintah rela beli > lisensi hingga 1 M utk 100 komputer padahal relatif tanpa support (dg asumsi > pengguna di badan tersebut bisa mensupport sendiri), sedangkan ndak rela > keluar 500 juta utk layanan support tapi pakai Linux.
Bisnis linux di Indonesia kurang berhasil, mungkin karena yang menjalankan rata-rata orang teknis yang gak terlalu paham masalah bisnis (management, marketing, etc). Kalau diminta bikin aplikasi SCM, CRM, etc pake SAP, Oracle, di atas linux ato embeded system, pasti bisa. Tapi disuruh bikin strategi jualan, ya mbuh.. :) Belum lagi masalah komitmen, perusahaannya bisa ada dalam 1-2 tahun kedepan gak ? Boro-boro ngasih support, bisa nafas 2-3 bulan aja udah sukur.. :D Mungkin kolaborasi dengan rekan2 dari bidang studi management pemasaran, dan lain-lain, untuk dapat membuat suatu model bisnis Linux yang jalan di Indonesia. Indonesia uangnya banyak.. Jangan takut duitnya abis.. kalo kita pinter 'tipu-tipu' dikit, jalan deh usahanya.. asal legal aja.. :-) *yang gak legal aja sukses.. jual DVD bajakan*. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---