tos harepan sadayana umat manusa, perkawis turats atawa koleksi katimuran teh kacida berhargana!...
 
punten rada nyalenggor ka katuhu...
 
dina munasabah ieu, koleksi2 buku2 arab/ timur seuer di perpustakaan nagara eropa...
 
mugia weh sapakat kabeh budayawan dina pentingna kamanusaan ( balik deui buku2 koleksi).....
 


Waluya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Tulisan Ua Sasmita dina Kompas edisi Jabar dinten ieu, Kemis 6/4/2006 :


Kenapa Dibawa Tuan Snouck...?

Orientalis adalah orang yang mempelajari dan mengetahui dengan mendalam
budaya timur. Salah seorang orientalis yang cukup terkenal adalah Prof Dr
C Snouck Hurgronje. Ia pernah tinggal di Mekkah dengan mengaku sebagai
Muslim, dan namanya pun sempat diganti dengan Abdul Ghaffar. Ia juga
sempat tinggal di Tatar Sunda dan di wilayah Aceh.

Tulisan ini bukan mengulas ke-orientalis-annya, tetapi tentang koleksi
naskah Sunda. Keberadaan naskah Sunda pada awal abad ke 20 berjumlah
ribuan, sekarang tersimpan di Museum Nasional, museum- museum di Jawa
Barat, perorangan, dan di negeri Belanda.

Berbekal buku Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan (Edi S Ekajati
dkk, 1998), saya mencoba menghitung naskah koleksi Snouck Hurgronje yang
ada di negeri Belanda. Ternyata, koleksinya sebanyak 371 naskah dari 785
naskah Sunda yang diperkirakan ada, atau 47 persen. Salah satu koleksinya
adalah naskah Siksa Kandang Karesiyan dengan nomor kode Lor.8450 (Lor,
Lieden Oriental Department), huruf Sunda kuno, bahasa Sunda kuno.

Untuk mendapatkan naskah-naskah tersebut, Snouck bisa membeli atau diberi.
Selama berada di Tatar Sunda, ia sangat dekat dengan para menak atau
bangsawan, juga dengan para penghulu dan pemuka agama. Snouck malah dua
kali menikahi gadis Sunda. Dari masing-masing istri ia mempunyai
keturunan. Pernikahan pertama dengan Sangkana, anak Haji Muhammad Taib,
penghulu besar Ciamis tahun 1889. Sangkana meninggal setelah keguguran
anaknya yang kelima.

Pernikahan kedua dengan Siti Sadiah, anak dari Haji Muhammad Sueb, yang
terkenal dengan sebutan Kalipah Apo, di Bandung tahun 1898. Snouck
Hurgronje pulang ke Belanda saat anaknya dari Siti Sadiah berumur 18
bulan, sambil memboyong naskah koleksinya. Ia tidak pernah kembali lagi ke
Indonesia.

Setelah di Belanda, ia tetap mendapat kiriman naskah dari teman- teman di
Tatar Sunda. Snouck meninggal tahun 1936, dan menulis surat wasiat yang
tidak boleh dibuka selama 100 tahun setelah kematiaanya. Surat wasiatnya
sampai kini tersimpan di KITLV, Institut Kerajaan Belanda tentang Kajian
Geografi, Bahasa, dan Antropologi. Kelak, tahun 2036, surat wasiat itu
baru boleh dibuka.

Kolektor lain

Kolektor naskah Sunda lainnya adalah KF Holle, juragan perkebunan teh
Waspada di Cikajang, Garut, tahun 1856. Jumlah naskah koleksinya kurang
lebih 168. Koleksinya itu tidak dibawa ke negeri Belanda, tetapi berada di
Indonesia dan tersimpan di Musieum Nasional Jakarta. Salah satu koleksinya
adalah Carita Perang Cina di Purwakarta, nomor kode SD.108 (SD, Sunda)
huruf Sunda dan Latin, bahasa Sunda.

KF Holle fasih berbahasa Sunda. Oleh orang Garut ia dipanggil Tuan Hola.
Ia menganjurkan para menak Sunda yang melek huruf agar menulis cerita
dalam bahasa Sunda. R Haji Muhamad Musa, penghulu Garut yang paling
produktif menerima anjuran Holle, menuliskan karya yang terkenal, yaitu
Wawacan Panji Wulung.

Masih banyak kolektor naskah Sunda lain yang berasal dari Belanda, antara
lain CM Pleyte, JLA Brandes, dan Th Pigeaud.

Sekarang menemukan naskah Sunda sudah sangat susah. Menurut informasi dari
pedagang buku lama, para pemburu buku bahasa Sunda lama semakin banyak,
bukan saja oleh orang Sunda, tetapi juga orang asing.

Kalau benar, berita ini cukup menggembirakan karena buku-buku lama bahasa
Sunda dibaca lagi, kearifan lokal diungkap lagi.

Snouck Hurgronje telah "menyelamatkan" naskah Sunda yang begitu banyak
untuk disimpan di negeri Belanda. Pasalnya, apabila tetap berada di tempat
si empunya, bisa jadi tidak pernah dibaca untuk dipelajari. Jangan-jangan
malah dijadikan benda keramat. Tetapi, alangkah jauhnya kalau ingin
melihat atau meneliti naskah Sunda, oleh orang Sunda dari Tatar Sunda.
Mudah-mudahan saja salah satu isi dari surat wasiat yang akan dibuka tahun
2036 adalah mengembalikan naskah-naskah Sunda ke Tatar Sunda.

Mamat Sasmita Penggiat Rumah Baca Buku Sunda



Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke