Islam sebagaimana makna asalnya ditujukan sebagai "dien", jalan kepatuhan ruhani. Maka, dinyatakan dalam Alquran "laa ikraha fi al-diin", tiada paksaan dalam agama. Jadi, duniawi itu dalam Islam hanyalah sebentuk refleksi keruhanian. Oleh karena itu, dinyatakan dalam Al-Qashash [28]:77 bahwa yang harus dicari oleh umat Muhammad itu adalah "daar al-aakhirah". Hanya saja, dalam mengejar "daar al-aakhirah" itu tidak boleh melupakan nasibnya di dunia.
Dengan asas itu, jelas Islam bukanlah idiologi meski ada umat Islam yang hendak menjadikan idiologi. Siapa di antara umat Islam yang menginginkan Islam sebagai idiologi? Mereka adalah yang mengejar kehidupan dunia. Jadi, mereka membalik makna ayat menjadi "Cari nasibmu di dunia, tapi jangan lupa kampung akhirat, yaa.." :) Nah, manipulasi ayat itulah yang menyebabkan kehidupan umat Islam di dunia ini justru AMBURADUL. Wasalam, chodjim ----- Original Message ----- From: deka shofi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 30, 2007 9:57 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ideologi transnasional berbahaya, yang mana? Emang Ideologi seperti apa yang dipunyai Jepang ? Untuk apa sih capek-capek buat ideologi baru lagi..... Setahu saya ideologi di dunia ada 3 : Kapitalis, Sosialis/Komunis, dan Islam. Sejarah telah memberi pelajaran pada kita ideologi mana yang terbaik buat manusia dan alam dan ideologi mana yang malah menghancurkan manusia ???? Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kita tidak bisa mensensor ideologi yg dapat kita lakukan ialah membentuk ideologi nasionalis Indonesia yg kokoh sehingga tidak terpengaruh thd ideologi asing. Dalam era informasi global sensor2 macam ini selain tidak ada gunanya juga buang2 waktu. Mana filsuf bangsa kita sendiri yg bisa menyusun ideologi kita sendiri? Koq Jepang bisa kita enggak? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Buat temen-temen yang tidak bisa akses web, saya unduhkan artikel lengkapnya: > > Ideologi Transnasional Berbahaya, yang Mana? > > > Menarik mencermati pendapat Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, bahwa gerakan politik transnasional telah membuat NKRI menjadi tempat `bal-balan" (main bola) pihak asing yang menghasilkan konflik lintas agama, interen Islam dan separatisme dan lain-lain di Indonesia (Republika, 7 Juli 2007). Lebih lanjut ia menyatakan, gerakan politik semacam ini telah menurunkan kredibilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam menjaga kedaulatan dan perlindungan rakyat (NU Online, 9 Juli 2007). > Sebelumnya pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang, Jawa Timur itu mengusulkan agar pemerintah 'memotong' masuknya ideologi transnasional itu, sebab katanya, liberalisme dari Barat maupun Islam ideologis dari Timur sama-sama merusak. > --------------------------------- Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]