Soal kedekatan iya tapi tentu saja sikonnya beda. Di Pakistan sedang 
bergejolak,perang melawan penjajahan Inggris. Apakah di Arab spt itu 
juga? Apakah terus kerajaan Saudi menghapus jihad? Apakah terus si 
Saud mengaku sbg nabi? or Mahdi? or Isa as sekaligus?

Andaikan Ahmadiyah berdekatan dengan Inggris untuk membangun kejayaan 
Pakistan ato kemerdekaan Pakistan sih oke2 saja. Namun kan Ahmadiyah 
menyatakan dirinya sebagai gerakan dakwah, bukan gerakan politik. 
Jadi, sebagai gerakan dakwah dia berdekatan dgn Inggris tuk apa? Mau 
menyebarkan akidah Ahmadiyah yang mengaku MGA sbg nabi? 
he..he..Inggris gak bakal peduli mo nabinya sapa di dalam Islam. Yang 
penting "elu tunduk ama gw!"

Ada lg yang saya mau komentarin ttg yg diceritakan olh mas Ase soal 
Muhammadiyah, NU, Belanda dll itu semakin menunjukkan bahwa pada 
prakteknya agama gak bisa dipisah dari negara di bumi Indonesia ini 
ato juga di bumi negara Islam. Kalo saya pikir malah jangan 
dipisahkan tapi diberi tempatnya masing2 dalam bernegara...:-). 
Ditempatkan pada tempatnya krn agama Islam itu sangat luas 
dimensinya. Adil kan? Sekularisasi yes, sekularisme no...:-)

Masalahnya lagi, pemerintah sendiri yg suka nyampur2in alias tidak 
melakukan sekularisasi (penempatan yg proporsional)

Lah kok jadi gene?

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> namanya juga nimbrung mas ...
> mau dibahas silakan, nggak juga gak papa
> ceritanya kan lagi pada menyalahkan kedekatan ahmadiyah dengan 
inggris tho?
> lah sebenarnya Abdul Aziz bin Saud ceritanya juga dekat dengan 
inggris
> untuk mendirikan kerajaannya yang sekarang namanya Arab Saudi, alias
> Arabnya si Saud
> 
> soal penjajahan itu boleh dikatakan debatable
> kalau dari satu perspektif, mungkin orang bisa bilang
> bahwa India dan Pakistan waktu itu dijajah sama Inggris, maka 
harusnya
> India dan Pakistan melawan Inggris
> di sisi lain, mungkin ada yang bilang bahwa India & Pakistan itu
> "dibebaskan" oleh Inggris
> ya mungkin waktu itu Mirza Ghulam Ahmad berpikir bahwasanya 
pemerintah
> Inggris adalah pemerintah yang baik yang tidak memusuhi Islam, maka
> dia mengeluarkan fatwa bahwa tidak boleh memusuhi pemerintah Inggris
> 
> demikian juga soal Ibnu Saud yang merasa dijajah oleh Kekhalifahan 
Turki
> kalau dari perspektif Islam, harusnya dia gak boleh dong memberontak
> pada Khalifah Islam
> nyatanya malah dia kerjasama sama Inggris  buat mengusir tentara 
Turki
>  yang dalam perspektifnya Inggris adalah "pembebas"
> 
> jadi siapa yang "islam" siapa yang "kafir"?
> siapa yang "pembebas" siapa yang "penjajah"?
> 
> salam,
> --
> wikan
> 
> On 6/20/08, wawan wawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > sik .. sik ...
> >  mengko disik tho mas ...
> >
> >  ini yg dibahas bukannya penghapusan jihad ke  penjajah ?
> >  atau lagi bahas apa sih ?
>


Kirim email ke