Dimana-mana, perguruan tinggi itu memang mahal.
Kalo di Eropa, negara masih kuat mbayarin, lha wong orangnya juga nggak banyak.
Tapi sekarang juga di sana sudah mulai disuruh mbayar, kecuali negara yang 
masih kaya...
Kalo Amerika, sangking banyaknya orang, ya beasiswa juga terbatas.
Coba lihat tuition-fee di Amerika, bisa buat miskin keluarga...bener nggak mas 
Dwi?

IMHO, masyarakat kita itu masih banyak yang gila gelar dan tidak realistis.
Yang dikejar dalam bersekolah itu gelar bukan kompetensi.
Hubungan antara kompetensi perguruan tinggi S1, S2, S3 dengan D1, D3, D4, SP1, 
SP2 juga nggak jelas, juga antara SMA dan SMK. 

Ada kerjaan engineering/konsultan kalo perusahaan asing yang dikirim keluaran 
D3 dengan license, tapi kalo dari lokal malah yang dipake wajib S3. Makanya 
rebutan pada sekolah sarjana...;-)

Pemerintah sudah mulai dijalan yang benar dengan menggalakkan SMK, Beruf 
Schule...
Setelah itu seharusnya memang memperbanyak politeknik D1, D3, D4 
(Fachhochschule...) supaya pada jelas ketrampilannya apa dan langsung bisa 
kerja...

Yang sekolah sarjana sih sedikit saja...
nggak usah banyak-banyak asal berkualitas...



  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, January 05, 2009 1:16 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Anak Miskin Terancam Tak Bisa Kuliah


  kalo gagal, yah kerja dulu saja. ntar kalau sudah ada duit baru kuliah
  lagi. banyak kok kampus swasta murah meriah sekarang ini. kelas ruko sih.
  tapi di amerika saja banyak kan yg lulus sma langsung kerja serabutan.
  ntar dia kuliah ya ambil yg kelas ruko dulu.
  kayaknya itu suatu hal yg biasa deh

  2009/1/5 EW <vsavitr...@yahoo.com>

  > Kisah seperti ini selalu menyentuh dan mengundang rasa prihatin.
  >
  > Saya harap ada yang berkenan mencerahkan pertanyaan berikut:
  > Apakah Dian, dan mahasiswa-mahasiswa lainnya yang senasib dengannya,
  > kiranya bisa melanjutkan pendidikannya bila orangtuanya mengajukan
  > tanda bukti gakin?
  > Apa sajakah syarat-syarat untuk memperoleh tanda bukti gakin?
  >
  > Salam,
  > Evie
  >
  >
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
  > "Ari Condro" <masar...@...> wrote:
  > >
  > > Dian arifianto usianya sdh 22 tahun tapi belum lulus. Apa gak aneh ?
  > Itu sudah 5 tahun kuliah lho. Kok bisa gitu sih ?
  > >
  > > -----Original Message-----
  > > From: "Sunny" <am...@...>
  > >
  > > http://www.gatra.com/artikel.php?id=121570
  > > Anak Miskin Terancam Tak Bisa Kuliah
  > >
  > > Dian Arifianto, 22 tahun, harus mengubur impiannya menjadi ahli
  > kesehatan masyarakat. Kemiskinan membuat mahasiswa angkatan tahun 2005
  > ini angkat kaki dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
  > Airlangga, Surabaya. Orangtuanya yang bekerja sebagai buruh pabrik
  > kayu bergaji Rp 1 juta sebulan tak sanggup membayar biaya kuliahnya
  > yang mencapai Rp 800.000 plus sumbangan wajib sebesar Rp 1,5 juta per
  > semester.
  > >
  > > Padahal, Dian lumayan pandai. Sejak SMP hingga SMA, ia tidak pernah
  > keluar dari urutan 10 besar di sekolah. ......
  >
  > 
  >

  -- 
  salam,
  Ari

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke